BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
2.1
Penelitian Sebelumnya (State Of The Art) Table 2.1 kajian pustaka
No.
Nama
Teori
Metode
Hasil penelitian
Penelitian 1.
RINOWATI N.A Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro.
Strategi
Kualitatif
Penelitian ini mencoba
Produksi
Deskriptif
untuk mengetahui bagaimana eksistensi TV lokal dan dalam hal ini adalah TVKU. Dan
EKSISTENSI
untuk mengamati
TELEVISI LOKAL
eksistensi televisi lokal
(Kasus: Eksistensi TVKU Dalam
maka dapat dilakukan dengan
Kompetisi Industri
memperhatikan tiga
Penyiaran)
aspek utama yang
2013
memberikan pengaruh cukup kuat pada kehidupan televisi, yaitu: audience, content dan capital (Kriyantono, 2006:275) Audience (khalayak) dapat diartikan sebagai
segmentasi khalayak yang akan dituju oleh media. Ini menunjukkan bahwa media harus sadar siapa khalayaknya. Berbicara content (isi) yakni ketika media bicara tentang jenis/ragam/format isi media yang disajikan pada khalayaknya. Dan yang tak kalah penting adalah tahap-tahap produksi sampai penyiaran 2
KINERJA
Strategi
Kualitatif
Berdasarkan
TELEVISI
produksi
Deskriptif
permasalahan bahwa
REPUBLIK
ketidak mampuan
INDONESIA
direksi / pimpinan atau
(TVRI)
karyawan dalam
KALIMANTAN
manajemen yang
BARAT SEBAGAI
disebabkan tidak
LEMBAGA
adanya wewenang, dan
PENYIARAN
tidak terpenuhinya
PUBLIK (LPP)
kondisi minimal yang
TRI WAHYUNI
ditentukan untuk beroperasi secara
E21110033
penuh serta kurangnya modal awal dan kurangnya persiapan atau tidak direncanakan secara cermat dalam melaksanakan pekerjaan. Dalam strategi produksi kinerja pegawai sudah cukup baik hal ini dilihat dari kualitas pekerjaan yang cukup baik disebabkan pimpinan yang tegas dalam menindak bagi pegawai yang menyimpang / melanggar aturan.Pegawai bekerja sesuai dengan tupoksi yang jelas. Efisiensi kerja cukup baik karna pegawai sudah cukup berpengalaman, karna terbatasnya sarana dan prasarana serta kewenangannya yang kurang dari pusat membuat kurang optimalnya
kerja.Akuntabilitas atau kemampuan pegawai cukup baik dikarnakan pegawai bekerja disesuaikan dengan bidang ahlinya sehingga profesional. 3
STRATEGI PENGEMBANGAN PROGRAM DALAM FILM TELEVISI “BIOSKOP INDONESIA” DI PT. TELEVISI
Teori Strategi
Penelitian
Produksi
Kualitatif Deskriptif
Strategi pengembangan yang dilakukan oleh FTV Bioskop Indonesia dilakukan
TRANSFORMASI
dalam setiap proses
INDONESIA
produksi.
Ruben Adrian
Setiap aspek produksi
Septiadi
dari pra, proses syuting
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
dan paska produksi pengembangan strategi dilakukan dengan tetap mengacu kepada konsep dari utama setiap cerita yang
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
di sajikan. Setiap orang yang ada di dalam proses produksi
2010
memegang peranan penting dalam menjalin komunikasi
antara satu dengan yang lain untuk mewujudkan strategi pengembangan tersebut. Munculnya rating dan share merupakan sebuah nilai ukur keberhasilan program dalam sebuah TV, termasuk FTV Bioskop Indonesia. 4.
STEVEN
Teori
Penelitian
AS industri penerima
KLEPPER and
Strategi
Kualitatif
televisi berevolusi
KENNETH L.
produksi
Deskriptif
menjadi oligopoli yang
SIMONS
didominasi oleh perusahaan-perusahaan yang memproduksi
DOMINANCE BY
radio sebelum TV.
BIRTHRIGHT:
Data pada pengalaman
ENTRY OF PRIOR
semua produsen radio
RADIO PRODUCERS AND COMPETITIVE
AS dan pada panjang kelangsungan hidup dan tingkat inovasi dari semua peserta US TV
RAMIFICATIONS
dikumpulkan untuk
IN THE U.S.
menganalisis
TELEVISION
bagaimana pengalaman
RECEIVER
radio dipengaruhi entri,
INDUSTRY
kinerja perusahaan, dan evolusi struktur pasar dalam industri
Department of
TV. Konsisten dengan
Social and Decision
model evolusi industri
Sciences, Carnegie
oligopolistik,
Mellon University,
perusahaan radio yang
Pittsburgh, Pennsylvania, U.S.A
lebih berpengalaman lebih mungkin untuk memasuki manufaktur TV, memiliki tingkat inovasi yang lebih tinggi, dan pada gilirannya memiliki pangsa pasar yang lebih besar dan hidup lebih lama, menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dan evolusi TV struktur pasar industri yang kritis dibentuk oleh pengalaman perusahaan 'sebelum masuk. Hak Cipta 2000 John Wiley & Sons, Ltd
5.
Theorizing the
Strategi
Penelitian
Lingkungan program
Strategic
Produksi
Kualitatif
televisi yang muncul
Deskriptif
adalah suatu hal yang
Architecture of a Television Industry Volume 16, Issue 1, 2003
mendorong maju tahap baru pembangunan dalam memproduksi tayangan di media televisi. Sama seperti pengenalan acara-acara hiburan menambahkan variety show, kemampuan sempitcasting untuk siaran televisi, kedatangan peralatan bertekhnologi untuk memproduksi tayangan televisi dan fungsi yang lebih ditingkatkan seperti interaktivitas dan personalisasi peralatan pendukung untuk produksi. jurnal ini memperkenalkan kelengkapan fasilitas produksi yang menggambarkan kualitas untuk hasil dari produksi dan juga karakteristik unik dari
masing-masing produk.
Diperlukan adanya suatu teori dan gagasan dalam penyelesaian suatu permasalahan agar dapat diterima kebenarannya oleh masyarakat.Fungsi dari teori adalah sebagai alat untuk mencapai satuan pengetahuan yang sistematis dan untuk bimbingan penelitian.
2.2 Landasan Teori 2.2.1 Komunikasi Manusia selalu berusaha berkomunikasi antara satu dengan yang lain dan mereka berinteraksi dalam keperluan melengkapi dan menyempurnakan pengetahuan
yang
mereka miliki guna beradaptasi dengan lingkungan. Semakin sering berkomunikasi, maka semakin sering mereka mendapatkan sesuatu yang baru dalam membangkitan rasa keingintahuannya. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication, berasal dari kata latin communicatio yang bersumber dari kata communis berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendi, 2004:9). Komunikasi secara mudah diartikan sebagai proses transfer pesan melalui sarana atau
media
komunikasi
kepada
komunikan
yang
dituju.
Menurut
Hovland
“Communication is the process to the modify the behavior of other individuals”. Komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain (Effendi, 2004:10). Everett M. Rogers seorang pakar Sosiologi yang telah banyak memberi perhatian
pada riset
komunikasi, khususnya dalam hal penyebaran inovasi membuat definisi bahwa: “Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.” (Cangara, 2008:20). Definisi tersebut kemudian dikembangkan lagi oleh Rogers bersama D. Lawrence Kincaid sehingga melahirkan suatu definisi baru yang menyatakan bahwa: “Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran
informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.” (Cangara, 2008:20). Definisi-definisi yang dikemukakan diatas tentunya belum mewakili semua definisi komunikasi yang telah dibuat oleh banyak pakar, namun sedikit banyaknya kita telah dapat memperoleh gambaran seperti apa yang diungkapkan oleh Shanon dan Weaver bahwa komunikasi adalah bentuk interkasi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahsa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi. Berdasarkan definisi tersebut, peneliti memahami bahwa berkomunikasi dapat mengubah sikap, pendapat dan perilaku seseorang. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan dan pesan yang disampaikan melalui lambing tertentu, mengandung arti dan dilakukan oleh penyampai pesan dan ditujukan pada penerima pesan. (Widjaja, 2002:13) Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui media tertentu untuk menghasilkan efek/ tujuan dengan mengharapkan feedback atau umpan balik. Penyampaian pesan dapat berupa gagasan dan harapan yang disampaikan melalui simbol kepada khalayak. 2.2.2
Komponen Komunikasi
Seperti yang kita ketahui , komunikasi mempunyai beberapa komponen yang mendukung terjadinya sebuah proses komunikasi. Adapun komponen-komponen tersebut adalah : a. Komunikator/Penyampai pesan/Sumber/Source Semua proses komunikasi berasal dari sumber, yang dapat berupa perorangan (komunikasi individual atau antar perorangan) atau seorang dengan beberapa orang di suatu lembaga atau organisasi atau orang yang dilembagakan (komunikasi dengan media massa). Dalam penelitian ini, yang menjadi pihak pengirim pesan adalah produser program musik‘Dahsyat’ di RCTI.
b. Pesan/Message
Unsur pesan meliputi semua materi atau isi yang dikomunikasikan antara pihak-pihak yang terlibat dalam proses komunikasi, baik yang disampaikan secara verbal maupun non verbal baik secara langsung maupun tidak langsung (misalnya melalui media massa). Pesan dapat berupapesan verbal (bahasa/katakata lisan atau tertulis), pesan non verbal (isyarat, gambar, warna) dan pesan paralinguistik (kualitas suara,tekanan suara, kecepatan suara, vokalisasi). Sajian musik dan humor menjadi pesan dalam program Dahsyat di RCTI.
c. Saluran/Media/Channel Unsur saluran merupakan sarana tempat pesan yang disampaikan sehingga bisa diterima dan dimaknai oleh komunikan. Misalnya: media massa (surat kabar, majalah, televisi, radio dll.) telepon ataupun surat. Melalui stasiun televisi RCTI, acara‘Dahsyat’ ditampilkan kepada audiens.
d. Komunikan/Penerima pesan/Receiver Unsur penerima merupakan sasaran dari komunikasi, bisa terdiri dari seseorang atau beberapa orang atau suatu lembaga/organisasi.Pada penelitian ini, pihak masyarakat penonton ‘Dahsyat’ yang menjadi komunikan atau penerima pesan tersebut. e. Tujuan/Destination/Efect Efek merupakan hasil dari suatu kegiatan komunikasi, merupakan tujuan dari peserta-peserta di dalam proses komunikasi. Tujuan dari penayangan program iniagar masyarakat memahami pesan tersebut dan mempersepsikan tayangan hiburanmusik untuk selalumenikmatinya. Tujuan acara musik ‘Dahsyat’ adalah untuk mengapresiasikan industri musik dalam mempublikasikan karya-karya musik lewat program Dahsyat di RCTI.
f. Umpan Balik/Feedback Feedback merupakan tanggapan atas pesan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator.Umpan balik yang diberikan adalah dengan terus menyaksikan setiap episode ‘Dahsyat’ di RCTI.
g. Gangguan/Noise Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat pesan yang diterima komunikan berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan.
2.2.3
Fungsi dan Tujuan Komunikasi
Harold D.Laswell, salah seorang peletak dasar ilmu komunikasi, menyebutkan tiga fungsi dasar yang menjadi penyebab, mengapa manusia perlu berkomunikasi(Cangara, 2008:59): a. Dasar manusia untuk mengontrol lingkungannya. Melalui komunikasi manusia dapat mengetahui peluang-peluang yang ada untuk dimanfaatkan, dipelihara dan menghindar pada hal-hal yang mengancam alam sekitarnya. Melalui komunikasi, manusia dapat mengetahui suatu kejadian atas peristiwa. Bahkan melalui komunikasi manusia dapat mengembangkan pengetahuannya, yakni belajar dari pengalamnnya maupun melalui informasi yang mereka terima dari lingkungan sekitarnya.
b. Upaya manusia untuk dapat melestarikanbudayanya. Proses kelanjutan suatu masyarakat
sesunggguhnya
tergantung
bagaimana
masyarakat
itu
bisa
beradaptasi dengan lingkungannya. Penyesuaian disini bukan saja terletak pada kemampuan manusia memberi tanggapan terhadap budaya yang dapat mempengaruhi perilaku manusia tetapi juga lingkungan masyarakat tempat manusia hidup dalam tantangan. Dalam lingkungan seperti itu diperlukan penyesuaian, agar manusia dapat terus melestarikan kesenian dan budaya yang turun-temurun.
c. Upaya untuk melakukan transformasi warisan sosialisasi. Suatu masyarakat yang ingin memperthankan keberadaannya, maka anggota masyarakatnya dituntut untuk melakukan pertukaran nilai, perilaku dan peranan.
Dari penjelasan diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa fungsi utama komunikasi adalah sebagai mediasi antara individu atau kelompok, dimana komunikator menyampaikan informasi kepada komunikan dan terdapat umpan balik dari komunikan terhadap komunikator. Komunikasi merupakan kebutuhan dasar bagi setiap masing-masing induvidu ataupun kelompok.Menurut peneliti, fungsi komunikasi adalah sebagai media penghubung, komunikasi merupakan media untuk saling memberikan informasi dalam rangka pemenuhan kebutuhan.Sifat komunikasi tersebut bisa secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi memiliki tujuan-tujuan, yaitu (Severin & Tankard, 2005:13) : - Mengubah sikap (to change the attitude) - Mengubah opini atau pendapat (to change the point) - Mengubah perilaku (to change the behaviour) - Mengubah masyarakat (to change the society)
2.2.4
Bentuk-bentuk Komunikasi
Proses komunikasi dapat digolongkan dalam beberapa bentuk (Mulyana, 2006:72), yaitu: 1. Komunikasi Intrapribadi (Intrapersonal communication) Komunikasi yang dilakukan dengan diri sendiri, baik kita sadari maupun tidak disadari. Komunikasi ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses komunikasi dua orang, tiga orang, dan sebagainya, karena sebelum berkomunikasi dengan orang lain, biasanya individu berkomunikasi terlebih dahulu dengan diri sendiri. (mempersepsikan dan memastikan makna suatu pesan dari orang lain).
2. Komunikasi Interpribadi (Interpersonal communication) Proses pertukanan informasi antara seseorang dengan orang lain atau lebih. Komunikasi ini adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seorang komunikator kepada perilakunya, karena yang terlibat dalam komunikasi ini hanya dua orang, maka jenis komunikasi ini sering disebut komunikasi diadik.
Efektifitas dalam komunikasi ini paling tinggi karena sifatnya yang timbal balik dan terkonsentrasi.
3. Komunikasi kelompok (Group communication) Komunikasi antara seseorang dengan sekelompok orang dalam situasi tatap muka.
4. Komunikasi publik (Public communucation) Komunikasi antara seseorang dengan sejumlah besar orang atau khalayak, yang tidak dapat dikenali satu persatu. Komunikasi ini sering disebut dengan pidato, ceramah, kuliah dan lain-lain. Pada umumnya, komunikasi publik bersifat formal dan lebih sulit, karena menuntut persiapan pesan yang cermat, keberanian dan kemampuan dalam menghadapi sejumlah besar orang atau khalayak.
5. Komunikasi media massa (Mass Media Communication) Atau disebut juga sebagai komunikasi massa dimana komunikasi berlangsung dengan adanya media sebagai perantara. Dalam penelitian ini, komunikasi massa yang menjadi fokus bagi peneliti karena yang menjadi objek penelitian adalah sebuah program yang disiarkan di televisi.
2.2.5
Komunikasi Massa
Komunikasi Massa adalah salah satu konteks komunikasi antar manusia yang sangat besar peranannya dalam perubahan sosial atau masyarakat. Sebagai salah satu konteks komunikasi, komunikasi massa adalah pemanfaatan media sebagai alat komunikasi antar manusia. Mulyana (2005:75) berpendapat bahwa, Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (majalah, surat kabar) atau elektronik (radio, televisi) yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang tersebar di banyak tempat, anonim dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara tepat, serentak, dan selintas khususnya media elektronik.
Komunikasi massa adalah studi ilmiah tentang media massa beserta pesan-pesan yang dihasilkan, pembaca /pendengar /penonton yang akan coba diraihnya, dan efeknya terhadap mereka (Nurudin, 2007:2). Menurut Jay Black dan Frederick C. Whitney, dikatakan bahwa komunikasi massa adalah sebuah proses dimana pesan-pesan yang diproduksi secara massal /tidak sedikit itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim dan heterogen (Nurudin, 2007:12). Menurut Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble, sesuatu dapat didefinisikan sebagai komunikasi massa jika mencakup hal-hal sebagai berikut (Nurudin, 2007:8): 1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media modern pula antara lain surat kabar, majalah, televisi, radio atau gabungan diantara media tersebut. 2. Pesan adalah milik publik. Yang artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh orang banyak. Oleh karena itu, diartikan sebagai milik publik. 3. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya merupakan organisasi formal seperti jaringan, ikatan atau perkumpulan. Dengan kata lain komunikator tidak berasal dari seseorang tetapi lembaga. 4. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper. Artinya pesan-pesan yang disebarkan atau dipancarkan, dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa. 5. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda.
Media massa dan jumlah komunikan telah menjadi bagian tererat dalam komunikasi massa. Komunikasi massa melibatkan komunikan dalam jumlah yang besar dengan tingkat geografis yang luas namun memiliki minat yang sama terhadap suatu isu. Media massa memiliki peranan sebagai penyalur pesan dan informasi. Oleh karena itu, agar pesan dapat diterima serentak pada waktu yang sama, digunakan media massa, seperti surat kabar, radio atau televisi. Menurut McQuail (dalam Prakosa, 2006:8-9) mengemukakan fungsi komunikasi massa dalam dua kategori, yaitu fungsi komunikasi massa untuk masyarakat dan fungsi
komunikasi massa untuk individu. McQuail (dalam Prakosa, 2006;9), menyatakan bahwa fungsi komunikasi massa untuk masyarakat meliputi : 1. Informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam masyarakat dunia, memudahkan inovasi, adaptasi, dan kemajuan. 2. Korelasi;
menjelaskan,
mengomentari
makna
peristiwa
dan
informasi,
melakukan sosialisasi.
3. Kesinambungan; mengeksperikan budaya dominan dan mengakui keberadaan kebudayaan khusus (subculture) serta perkembangan budaya baru, meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai.
4. Hiburan; meredakan ketegangan sosial, pengalihan perhatian, dan sarana relaksasi.
5. Mobilisasi; mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik, perang, perkembangan ekonomi, pekerjaan, dan kadang juga di bidang agama.
Sedangkan fungsi komunikasi massa untuk individu meliputi : 1. Informasi; mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaiatan dengan lingkungan terdekat, masyarakat, dan dunia. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat. Belajar, pendidikan diri sendiri. Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan. 2. Identitas pribadi; menemukan penunjang nilai-nilai pribadi, meningkatkan pemahaman tentang diri-sendiri. 3. Integritas dan interaksi sosial; memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain, menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial. 4. Hiburan; melepaskan diri dari permasalahan, bersantai, memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis, mengisi waktu.
Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi) yang dikelola oleh suatu lembaga
atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang tersebar di banyak tempat, anonim dan heterogen. Menurut Bungin (2006:7), media massa adalah media komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara massal dan dapat diakses oleh masyarakat secara massal. Khalayak adalah massa yang menerima informasi massa yang disebarkan oleh media massa, mereka ini terdiri dari publik pendengar atau pemirsa sebuah media massa. Khayalak memiliki sifat-sifat sebagaimana yang ada pada konsep massa. Menurut Nurudin (2007:3-4), Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Massa dalam arti komunikasi massa lebih menunjukkan pada penerima pesan yang berkaitan dengan media massa. Dengan kata lain, massa yang dalam sikap dan perilakunya berkaitan dengan peran media massa. Oleh karena itu, massa di sini menunjuk kepada khalayak, audience, penonton, pemirsa, atau pembaca. Menurut Suprapto (2009:20-21), Media membujuk kita untuk memperoleh lebih banyak barang, mengubah atau meninggalkan selera kebudayaan kita,mengubah polapola rekreasi, keluarga, dan membujuk kita agar menerima suatu pembaharuan. Pengaruh media tersebut banyak kaitannya dengan aspek-aspek lain,seperti sifat komunikator, stuktur isi media atau sifat audience.Sampai seberapa jauh aspek-aspek ini turut berperan dalam menentukan tanggapan audience yang berhadapan dengan media. Pendapat mengenai komunikasi massa ini ialah komunikasi massa sangat diperlukan sekali dalam dunia komunikasi terutama dalam komunikasi melalui media-media massa, karena saat ini perkembangan media massa sangat pesat sehingga penulis menyadari betul peran dari komunikasi massa yang sangat penting. Berdasarkan beberapa pengertian yang dipaparkan di atas, penulis memahami bahwa Komunikasi massa berfungsi menyiarkan informasi, gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan media. Komunikasi massa memiliki komunikan yang bersifat heterogen. Dimana satu sama lainnya tidak saling mengenal dan tidak memiliki kontak pribadi, masing-masing berbeda dalam berbagai hal: jenis kelamin, usia, agama, ideologi, pekerjaan,pendidikan, pengalaman, kebudayaan, pandangan hidup, keinginan, cita-cita dan sebagainya.
2.2.6 Variety show Program variety show adalah acara televisi yang mengkombinasikan berbagai format lainnya seperti talk how, magazine show, kuis, game show, music, drama, dan situasi komedi. Variasi acara tersebut dipadukan dalam sebuah pertunjukan dalam bentuk siaran langsung maupun rekaman (Naratama, 2004). Dalam penelitian ini peneliti akan fokus kepada format program hiburan. Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audiens dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan permainan. Salah satunya adalah variety show. Variety show merupakan suatu sajian hiburan yang dikemas dalam aneka suguhan, terutama untuk pentas musik dan sketsa komedi yang biasa dipandu oleh pembawa acara. Konsep perpaduan menayangkan aneka tontonan ini jika dikemas dengan baik akan mampu menghadirkan suasana yang berbeda bagi penontonnya. Dan oleh karena itu karakter serta fungsi dari variety show inilah yang membuat model ini banyak digunakan oleh stasiun televisi. Karena variety show sebagai tayangan yang menghibur dengan kemasan yang ringan dapat memenuhi permintaan pemirsa. Menurut Harold R Hickman, variety show memiliki banyak ide-ide yang dapat disukai oleh banyak penonton. Dan variety show sendiri semua dapat dikolaborasikan menjadi satu program. Musik, komedi, talk show, dansa semua dapat dicampur menjadi satu program dengan benang merah untuk mengikat semuanya secara bersama-sama. Program ini menjadi alternatif bagi stasiun televisi karena selain biaya operasionalnya lebih murah, jika acara tersebut sukses, pencitraan stasiun tv yang bersangkutan juga ikut terangkat
2.2.7 Rating and Share Rating adalah evaluasi atau penilaian terhadap sesuatu. Rating merupakan data kepermisaan televisi. Data merupakan hasil pengukuran secara kuantitatif. Jadi rating bisa dikatakan sebagai rata-rata pemirsa pada suatu program tertentu yang dinyatakan sebagai persentase dari kelompok sampel atau potensi total. Pengertian yang lebih mudah, rating adalah jumlah orang yang menonton suatu program televisi terhadap populasi televisi
yang di presentasekan. Apabila
dirumuskan menjadi : Data kepermisaan TV itu dihasilkan berdasarkan survey kepermisaan TV (TV Audience Measurement/TAM). Di Indonesia survey kepermisaan televisi kini di selenggarakan oleh AGB Nielsen Media Research (AGB NMR). Sebenarnya ada
perusahaan lain yang bergerak di bidang yang sama, tetapi para stokeholders dari data kepermisaan TV itu, seperti pengelola stasiun televisi, pengiklan, media dan lainnya yang berlangganan rating tersebut, lebih mempercayakan terhadap hasil data kuantitatif yang dihasilakn oleh AGB NMR. AGB NMR mengacu pada pandangan global “Global Guidelines for TV Audience Measurement (GGTAM)” yang dibuat oleh Audience Research Method (ARM)Group. (http//www.agbniel.net,2009 ). Rating dari sebuah acara dicatat perubahannya setiap beberapa detik selama durasi acara tersebut berlangsung. Setiap acara televisi, tidak selalu stabil penilaian ratingnya. Rating akan turun apabila penonton mulai merasa bosan dengan adeganadegan tertentu, begitu juga sebaliknya rating akan naik bila penontontiba-tiba mengganti channel untuk melihat acara tersebut, semakin banyaknya stasiun televisi di Indonesia. Adalah hal yangmustahil bagi setiap stasiun televisi untuk mendapat share sebesar 100%. Peringkat program atau rating menjadi hal yang sangat penting bagi pengelola stasiunpenyiaran komersial. Perusahaan atau lembaga rating,menyediakan jasa kepada jasa kepada stasiun penyiaran dengan mengeluarkan laporan rutin mengenai program apa saja yang sudah ditinggalkan audiennya. Rating merupakan hal yang penting karena pemasang iklan selalu mencari stasiun penyiaran atau program siaran yang paling banyak ditonton atau didengar orang ( Morrisan, 2008 : 342 ). MenurutHead Sterling, bagaimanapun menariknya suatu programsiaran televisi, tidaklah mungkin mampu menarik seluruh
rumah
tangga
untuk
menyaksikan
program itu (Morrisan, 2008 : 347 ).
2.3 Landasan Konseptual 2.3.1 Teori produksi program televisi Stasiun televisi menyajikan beragam acara setiap harinya. Mulai dari acara yang bersifat informasi dan hiburan. Pada dasarnya program dibuat untuk tayangan di televisi agar dapat menarik perhatian pemirsa dan tidak menyimpang dari aturan yang ada.
Dalam merencanakan produksi program televisi, seorang produser professional akan dihadapkan pada hal yang memerlukan pemikiran secara mendalam. (Fred Wibowo, 2007:23) Materi produksi, dapat berupa apa saja tergantung pada produksi apa yang akan dilakukan. Materi produksi bisa berupa kejadian, pengalam, hasil karya, benda, binatang, dan manusia. Hal-hal tersebut merupakan bahan yang dapat diolah menjadi produksi yang bermutu. Sarana produksi (equipment), adalah penunjang terwujudnya ide menjadi konkrit, yaitu berupa hasil produksi. Untuk mewujudkan hasil yang maksimal membutuhkan peralatan berkualitas standar yang mampu menghasilkan gambar dan suara yang bagus. Tahapan pelaksanaan produksi. Dalam suatu program televisi yang melibatkan banyak peralatan, manusia dan dengan sendirinya membutuhkan biaya yang besar juga memerlukan tahapan pelaksanaan produksi yang jelas dan efesien. Setiap tahap harus memilki kejelasan dalam pelaksanaannya. Menurut buku “Televisi sebagai Media Pendidikan” sesuai dengan SOP (Standard Operation Prosedure) untuk memproduksi suatu acara televisi terdapat beberapa tahapan diantaranya: (Darwanto, 2011:165)
A. Tahap Pra Produksi Pada tahapan ini merupakan proses awal dari seluruh kegiatan produksi program siaran, karena tahapan ini merupakan tahapan planning production atau pre production planning. Bermula dari timbulnya ide atau gagasan dan berdasarkan ide atau gagasan tersebut produser mulai melakukan berbagai kegiatan untuk mengumpulkan data yang kemudian disusun menjadi naskah atau treatment. Baik buruknya proses produksi akan sangat ditentukan oleh perencanaan di atas kertas. Perencanaan di atas kertas yang nantinya akan diproduksi di lapangan. Apa yang direncanakan di atas kertas itulah yang akan dibuatkan audiovisualnya sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Hal-hal yang termasuk dalam kegiatan praproduksi antara lain: 1. Penuangan ide (gagasan) ke dalam bentuk tulisan script atau skenario. 2. Pengumpulan data.
3. Membuat Stroryboard, Treatmen dan naskah. 4. Menyususn jadwal. 5. Peninjauan lokasi pengambilan gambar. 6. Meeting dengan crew. 7. Persiapan produksi dengan menyusun production book dan perencanaan lain yang mendukung proses produksi dan pasca produksi. (Morrisan, 2013:309)
B.
Tahap Produksi Pada tahap ini, prinsipnya menvisualisasikan konsep naskah atau run down agar
dapat dinikmati pemirsa, dimana sudah melibatkan bagian lain yang bersifat teknis. Karena konsep tersebut agar dapat dilihat harus menggunakan peralatan yang sudah pasti ada orang (operator) terhadap peralatan tersebut agar dapat beroperasi atau lebih dikenal dengan production service. Dalam pelaksanaan produksi, sutradara menentukan jenis shoot yang akan diambil di dalam adegan (scene). Pedoman dalam melaksanakan produksi adalah treatmen (pengembangan dari sinopsis), shooting list, story board, dan naskah. Biasanya sutradara mempersiapkan suatu daftar shoot (shooting list) dari setiap adegan. Sering terjadi satu kalimat dalam skenario (naskah film cerita atau film cerita) dipecah menjadi beberapa shoot diantaranya, Long Shoot (LS), Total Shoot (TS), CloseUp (CU), dll. Shooting list adalah daftar gambar yang akan diambil sesuai dengan urutan pada treatment secara detail. Treatment merupakan pengembangan dari sinopsis yang dibuat produser. Selain itu, pedoman lainnya yaitu story board berupa gambaran tentang visual yang akan diambil berdasarkan shooting list, dibuat dalam kotak-kotak sesuai dengan jenis shoot yang direncanakan. (Darwanto, 2011: 171)
C.
Pasca Produksi Tahap pasca produksi adalah semua kegiatan setelah pengambilan gambar sampai
materi itu dinyatakan selesai dan siap disiarkan atau diputar kembali. Kegiatan yang termasuk dalam pasca produksi antara lain penyuntingan (editing), memberi ilustrasi, musik, efek, dan lain-lain.
Dimaksudkan sebagai tahap penyelesaian akhir atau penyempurnaan dari suatu produksi. Tahap penyelesaian tersebut meliputi: 1. Melaksanakan Editing Baik Video Maupun Audio Editing adalah proses pemotongan dan penggabungan gambar dari awal hingga akhir sehingga membentuk suatu alur atu runtutan acara yang utuh sesuai naskah. Konstinuitas gambar merupakan hasil dari pemilihan gambar yang menghasilkan dari beberapa kamera di mana selanjutnya disusun dalam sequences sehingga mampu menunjukkan satu gambar yang baik. Gambar yang dihasilkan sesuai dan logis sehingga dapat dinikmati pemirsa. Sebuah acara dapat diproduksi dengan hanya menggunakan satu kamera, tapi berkat keterampilan dalam editting, penonton dapat menyaksikan hasil yang sungguh menarik. Melalui editing peristiwa waktu dan tempat yang berbeda dapat disuguhkan hanya dalam satu bagian saja. Dari editing dapat memperjelas informasi dan dapat menciptakan hubungan yang mungkin maupun tidak mungkin. Editing juga berarti dapat melakukan pemilihan gambar yang diinginkan dari hasil penyusunannya. Dari penyusunan tersebut dapat mempengaruhi reaksi dan interpretasi penonton terhadap gambar atau video hasil editting yang telah disusun.
2. Pengisian Grafis Pemangku Gelar Tahap ini merupakan proses penambahan grafis nama atau gelar pada artis yang diinginkan. Dalam pengisian grafis pemangku gelar ini editting dapat menempatkan grafis pada adegan yang diinginkan.
3. Melakukan Evaluasi Hasil Akhir dari Produksi Evaluasi dilakukan untuk memperbaiki kinerja kerabat kerja. Dalam evaluasi ini hasil produksi masih bisa diberikan catatan berupa masalah sound efect dan editing gambar. (Ibid:180)
Menurut Fred Wibowo dalam buku Teknik Produksi Program Televisi tahap pasca produksi memiliki tiga tahapan yaitu: (Fred Wibowo, 2007 : 42-43) a. Editing Off Line
Setelah produksi selesai dikerjakan script boy / girl membuat catatan kembali dari semua hasil shooting berdasarkan shooting list yang telah dibuat. Setelah semua adegan di catat dari hasil shooting, kemudian produser akan membuat editing kasar yang disebut editing off line sesuai dengan ide yang ada dalam sinopsis dan treatmen yang telah disusun. Materi hasil shooting langsung dipilih dan disambungkan sehingga menjadi hasil rekaman yang kasar. Sesudah editing kasar dilakukan, hasilnya dilihat dengan seksama. Apabila masih memerlukan penambahan atau diedit kembali, maka dapat langsung dilakukan sampai hasilnya benar-benar bagus. Hasil editing off line ini akan memudahkan editor dalam proses pengeditan.
b. Editing On Line Berdasarkan naskah editing, editor mengedit hasil shooting asli. Sambungan sambungan setiap adegan dibuat tepat berdasarkan catatan dalam naskah editting. Demikian pula dengan sound asli dimasukkan denghan level sempurna. Setelah editing on line selesai proses selanjutnya adalah mixing.
c. Mixing Mixing adalah proses penggabungan antara narasi yang sudah direkam dan ilustrasi musik yang sudah direkan dengan video atau hasil shooting yang sudah diedit. Keseimbangan antara sound effect, suara asli, suara narasi dan musik harus dibuat sedemikian rupa agar tidak terjadi penumpukan suara yang akan saling mengganggu. Proses mixing merupakan proses yang cukup rumit dalam tahap post production. Setelah proses editing selesai maka akan dilakukan preview untuk menghindari kesalahan dalam rekaman, sehingga hasil produksi siap untuk ditayangkan.
2.3.2 Strategi Menurut Morissan (2009:136). Strategi adalah program umum untuk pencapaian tujuan-tujuan organisasi dalam pelaksanaan misi. Kata ”program” dalam definisi tersebut menyangkut suatu peranan aktif, sadar dan rasional yang dimainkan oleh manager dalam perumusan strategi organisasi. Strategi memberikan pengarahan terpadu
bagi organisasi dan berbagai tujuan organisasi, dan memberikan pedoman pemanfaatan sumber daya organisasi yang digunakan untuk mencapai tujuan. Menurut Arifin (1984:10), sesungguhnya suatu strategi ialah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan, guna mencapai tujuan. Jadi, merumuskan strategi komunikasi, berarti memperhitungkan kondisi dan situasi (ruang dan waktu) yang dihadapi dan yang akan mungkin dihadapi dimasa depan, guna mencapai efektifitas. Dengan strategi komunikasi ini, berarti dapat ditempuh beberapa cara memakai komunikasi secara sadar untuk menciptakan perubahan pada diri khalayak dengan mudah dan tepat. Menurut Effendy (1995:32), strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan, tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja bagaimana taktik operasionalnya. Perencanaan program pada dasarnya bertujuan memproduksi atau membeli program yang akan ditawarkan kepada audien. Dengan demikian, audien atau penonton adalah pasar karenanya setiap media penyiaran yang ingin berhasil harus terlebih dahulu memiliki suatu rencana pemasaran strategis (strategic marketing plan) yang berfungsi sebagai panduan dalam menggunakan sumber daya yang dimiliki. Strategi pemasaran ditentukan berdasarkan analisis situasi, yaitu suatu studi terinci mengenai kondisi pasar audien yang mencakup segmentasi audien dan tingkat persaingan yang ada (Morissan, 2009:236). Dari pengertian di atas dapat penulis menyimpulkan bahwa semua tujuan strategi tidak dapat dipisahkan karena semua itu saling berkaitan untuk mencapai kualitas dari hasil yang berkaitan untuk mencapai kualitas maupun kuantitas dari hasil yang ingin dicapai dari sebuah tujuan. Menurut Morissan (2009:308), beberapa strategi lainnya adalah dengan tetap mempertahankan program-program yang berhasil pada posisinya yang sekarang. Audiens umumnya sudah terbiasa dengan jadwal program yang menjadi kegemarannya. Perubahan jadwal program itu dapat kehilangan audiensnya. Perencanaan strategis (strategic planning) adalah proses pemilihan tujuantujuan organisasi, penetuan strategi, kebijaksanaan dan program strategis yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut dan penetapan metode yang diperlukan untuk menjamin bahwa strategi dan kebijaksanaan telah diimplementasikan. Dalam hal ini, perencanaan strategis stasiun penyiaran meliputi kegiatan: (Morissan, 2009:136). 1. Membuat keputusan mengenai sasaran dan tujuan program penyiaran. 2. Melakukan identifikasi dan sasaran (target) audiens.
Strategi adalah rencana jangka panjang dengan diikuti tindakan-tindakan yang ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu, yang umumnya adalah ”kemenangan”. Strategi dibedakan dengan taktik yang memiliki ruang lingkup yang lebih sempit dan waktu
yang
lebih
singkat,
walaupun
pada
umumnya
orang
sering
kali
mencampuradukkan ke dua kata tersebut:
1. Pengertian Umum Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.
2. Pengertian Khusus Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dam terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan.
Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan di mulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies). Produser dan tim produksi harus mengembangkan konten agar terus bereksistensi sampai di tahun ke tujuh program Dahsyat RCTI. Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa strategi adalah suatu perencanaan yang dilakukan produser dan tim produksi, yang dijadikan pedoman atau taktik dalam tindakan operasional untuk mencapai tujuan tertentu. Jika dikaitkan dengan masalah penelitian, maka strategi yang dimaksud adalah suatu perencanaan yang
dilakukan oleh produser dalam mengembangkan konten program Dahsyat RCTI di tahun ketujuh untuk mempertahankan eksistensi.
2.3.3 Mempertahankan Eksistensi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991) eksistensi merupakan adanya keberadaan. Hal ini menunjukan sesuatu yang diakui keberadaannya, pada saat ini program musik Dasyat RCTI telah berada di masyarakat kurang lebih selama 7 tahun. Maka keberadaaan yang dimaksud adalah suatu program yang dapat terus hadir dan semakin terus meningkatkan kualitasnya, eksistensi sebuah program tayangan di tentukan oleh kemampuannya menjaga kredibilitas dan meningkatkan corporate imagenya. Menurut Abidin Zaenal (2007:16) eksistensi adalah : “Eksistensi adalah suatu proses yang dinamis, suatu, menjadi atau mengada. Ini sesuai dengan asal kata eksistensi itu sendiri, yakni exsistere, yang artinya keluar dari, melampaui atau mengatasi.Jadi eksistensi tidak bersifat kaku dan terhenti, melainkan lentur atau kenyal dan mengalami perkembangan atau sebaliknya kemunduran, tergantung pada kemampuan dalam mengaktualisasikan potensi-potensinya”. Jean Paul Sartre sebagai seorang filosof dan penulis Prancis mendefinisikan, “Eksistensi kita mendahului esensi kita”, kita memiliki pilihan bagaimana kita ingin menjalani hidup kita dan membentuk serta menentukan siapa diri kita.Esensi manusia adalah kebebasan manusia.Di mana hal yang ada pada tiap diri manusia membedakan kita dari apapun yang ada di alam semesta ini.Kita sebagai manusia masing-masing telah memiliki “modal” yang beraneka ragam, namun tetap memiliki kesamaan tugas untuk membentuk diri kita sendiri. Berbeda dengan Binswanger, lebih menekankan kepada sifat-sifat yang melekat pada eksistensi manusia itu sendiri. Selain itu hal lain yang dibicarakan oleh Boss adalah spasialitas eksistensi (keterbukaan dan kejelasan merupakan spasialitas (tidak diartikan dalam jarak) yang sejati dalam dunia manusia), temporalitas eksistensi (waktu (bukan jam) yang digunakan/dihabiskan, badan (ruang lingkup badaniah dalam pemenuhan eksistensi manusia), eksistensi dalam manusia milik bersama (manusia selalu berkoeksistensi atau tinggal bersama orang lain dalam dunia yang sama), dan suasana
hati atau penyesuaian (apa yang diamati dan direspon seseorang tergantung pada suasana hati saat itu). Dasar untuk mendapatkan pengakuan terhadap sebuah eksistensi tayangan program adalah tergantung dari tingginya rating and shareatau jumlah masyarakat yang menonton di televisi, dan tayangan yang berkualitas dan berbobot akan menciptakan pengakuan eksistensi dari program tayangan tersebut. Menurut Morissan (2009:342), peringkat program atau rating menjadi halyang sangat penting bagi pengelola stasiun penyiaran komersial. Perusahaan ataulembaga rating, menyediakan jasa kepada stasiun penyiaran dengan mengeluarkanlaporan rutin mengenai program apa saja yang sudah ditinggalkan audiennya. Ratingmerupakan hal yang penting karena pemasang iklan selalu mencari stasiun penyiaranatau program siaran yang paling banyak ditonton atau di dengar orang. Menurut Head-Sterling (dalam Morissan, 2009:347), bagaimanapunmenariknya suatu program siaran televisi, tidaklah mungkin mampu menarik seluruhrumah tangga untuk menyaksikan program itu.
2.4 Kerangka Pemikiran
Produser
Tahap Produksi
Tim Kreatif Dahsyat
Program Dahsyat
• konten • Host
Keterangan: Berdasarkan kerangka pemikiran diatas penelitian ini mencoba mendeskripsikan langkah dan tahapan yang muncul sehingga membentuk rancangan yang sesuai untuk dapat diteliti kemudian dianalisis.
Dalam hal ini bentuk analisa yang diteliti yaitu program tayangan televisi dalammengembangkan konten dan tetap menjaga eksistensi sampai di tahun ke tujuh program Dahsyat di RCTI, dari penelitian ini meliputi pengembangan,strategi produser dan tim kreatif dalam membuat konten-konten yang dapat menjadikan informasi kepada penononton untuk memberikan tayangan hiburan yangrating and share nya mendapatkan nilai yang tinggi, tujuan RCTI dalam mempertahankan eksistensi program Dahsyat agar masyarakat mendapatkan hiburan musik dan komedi realita diwaktu senggang dan mengetahui perkembangan musik lokal yang sedang populer. Format yang digunakan dalam tayangan ini yaitu dengan pembawa acara dan bintang tamu yang sedang populer dan banyak diminati oleh penonton, serta tayanganDahsyat RCTI dapat menyampaikan suatu pesan kepada masyarakat tentang hiburan dan musik sehingga masyarakat dapat tetap menyaksikan tayangan tersebut melalui media televisi dengan konten yang lebih menarik.