BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
2.1
Penelitian Sebelumnya (State of the Art) Jurnal Strategi Komunikasi Dalam Sosialisasi Pemilu 2014 (Studi Kasus
KPU Kota Surakarta Dalam Pemilu Legislatif 2014). Astriani Liana Putri Sri Hastjarjo dimuat dalam Universitas Sebelas Maret, Surakarta 2014 menjelaskan Strategi komunikasi yang dilakukan oleh KPU Kota Surakarta di dominasi oleh strategi komunikasi interpersonal, berupa komunikasi publik terhadap masyarakat sasaran melalui berbagai saluran seperti dengan memanfaatkan relawan demokrasi, struktur penyelenggara maupun sosialisasi di ruang publik. Selain itu, juga dilakukan strategi komunikasi melalui media, seperti media cetak dan elektronik lokal serta media sosial dan pemasangan baliho sebagai sosialisasi melalui media luar ruang. Strategi komunikasi yang terakhir adalah strategi komunikasi budaya dengan menggunakan metode kirab budaya. (Hastjarjo, 2014). Jurnal karangan Astriani Liana Sri Hastjarjo memandang aktifitas sosialisasi dari sebuah teori strategi komunikasi yang menjelaskan strategi ini dilakukan dengan komunikasi interpersonal yang melalui berbagai saluran. Sedangkan di dalam penelitian yang dilakukan dalam karya tulis ini, sosialisasi pemilu legislatif ini terfokus kepada masyarakat Surakarta. Jurnal Strategi Humas Dikti Dalam Mensosialisasikan Program Beasiswa Pendidikan Misi Untuk Pemerataan Akses Pendidikan yang ditulis oleh Winda Cahyani dimuat dalam Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Jakarta membahas fenomena bidik misi menggunakan strategi public relations, yang sekaligus membentuk keunikan dalam penelitian yang dilakukan dalam karya tulis ini karena membahas mengenai strategi public relations yang digunakan bukan hanya seminar tetapi juga pihak dikti menggunakan event serta mengadakan talkshow di stasiun televisi swasta. Dalam Penelitian ini strategi public relations yang digunakan adalah dengan mengadakan seminar. Seminar yang dilakukan masuk ke dalam salah satu dari tujuh strategi public relations. Selain itu pihak dikti mengadakan talkshow di beberapa stasiun televisi swasta. Hal ini dilakukan humas dikti kepada masyarakat khususnya kepada siswa dan siswi sebagai bentuk pendekatan komunikasi dan ini merupakan 7
8
salah satu strategi untuk pemerataan akses pendidikan yang dibuat pemerintah melalui program barunya bidik misi. (Cahyani, 2014). Jurnal The Relative Influence of Consumer Socialization Agents on Children and Adolescents: Examining the Past and Modeling the Future, yang ditulis oleh Monali Hota, Robyn McGuiggan,dimuat dalam University of Western Sydney, Australia 2006 membahas fenomena anak-anak belajar untuk menjadi konsumen serta memahami perbedaan antara budaya supaya dapat mengembangkan pemahaman mereka. Agen sosialisasi konsumen adalah kunci yang memiliki dampak relatif pada anak-anak dan remaja yang memanifestasikan dirinya melalui tingkat pengaruh, proses yang di gunakan dan hasil-hasil dari sosialisasi. Selanjutnya, budaya tampaknya juga menentukan peran relatif agen sosialisasi konsumen individu dan saru proses dengan proses yang lain. Ini tampaknya dibenarkan sebagai budaya yang merupakan salah satu variabel yang membuat lingkungan sosial di mana anak-anak belajar untuk menjadi konsumen dan memahami perbedaan antara budaya dapat memberikan kesempatan untuk mengembangkan pemahaman yang lebih besar pengaruh sosialisasi faktor seperti struktur keluarga atau rekan hubungan. (Hota, McGuiggan, 2006). Jurnal Introduction to the Special Section: Consumer Culture, Identity and Processes of Socialization ditulis oleh Francesca Setiffi dimuat dalam Department of Political Science, Law and International Studies, University of Padova, Italy, 2014. Membahas mengenai menetapkan tempat konsumsi antara proses pendidikan dan sosialisasi pertama itu penting mengenali hubungan antara konsumsi, identitas dan memahami pengaruh yang dilakukan media masa. Dalam rangka untuk menetapkan tempat untuk konsumsi antara proses pendidikan dan sosialisasi pertama kita harus mengenali hubungan antara konsumsi, identitas dan memahami pengaruh yang dilakukan oleh media massa atas pembelian barang dan jasa. Kita sering belajar perilaku konsumsi secara implisit melalui berbagai lembaga primer dan sekunder sosialisasi. Meskipun ada pertumbuhan badan penelitian internasional tentang pendidikan konsumen pendekatan sosiologis yang membahas pendidikan dan sosialisasi konsumen masih kurang. (Setiffi, 2014) Jurnal Learning about Climate: An Exploration of the Socialization of Climate Change, yang di tulis oleh Debbie Hopkins dimuat dalam University of Otago, Dunedin, New Zealand, 2013. Menggambarkan sebuah istilah sedangkan
9
istilah "perubahan iklim" sangat diakui oleh masyarakat umum nonscientific, pemahaman manifestasinya bervariasi, kontras, dan kompleks. Dikatakan bahwa ini adalah karena perubahan iklim telah menjadi fisik dan fenomena sosial secara bersamaan. Dengan demikian, perubahan iklim menjadi disosialisasikan melalui interpretasi nonscientific. Penelitian telah dianggap peran sumber independen informasi yang digunakan untuk menginformasikan masyarakat, mulai dari sumber media untuk pengalaman pribadi. Namun, sedikit pertimbangan yang telah dibuat dari interaksi antara sumber informasi dan bagaimana sumber-sumber ini dirasakan oleh masyarakat nonscientific dalam hal kepercayaan. Hasil penelitian ini juga menghasilkan informasi berharga bagi perusahaan consultan dalam merancang sosialisasi dan edukasi mengenai perubahan iklim, khususnya
peran
sumber
independen
informasi
yang
digunakan
untuk
menginformasikan masyarakat, mulai dari sumber media untuk pengalaman pribadi sedangkan Yayasan Perspektif baru merupakan sebuah wadah yang menjembatani. (Hopkins, 2013) Penelitian ini merujuk pada beberapa penelitian terdahulu guna memperkaya penelitian ini. Adapun penelitian-penelitian terdahulu yang digunakan dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 State of the Art
NO
Judul dan Peneliti
Tempat dan Tahun
Metode
Peneliti
Penelitian Kualitatif
Objek Penelitian
Strategi Komunikasi
Universitas Sebelas
Seluruh
Dalam Sosialisasi
Maret, Surakarta.
masyarakat
Pemilu 2014
2014
Kota Surakarta
(Studi Kasus KPU
dengan
Kota Surakarta
memanfaatkan
Dalam Pemilu
ruang publik
Legislatif 2014).
dan strategi
Astriani Liana Putri
melalui media
Sri Hastjarjo
10
Strategi Humas Dikti Universitas
Kualitatif
Siswa dan
Dalam
Pembangunan
siswi di jakarta
Mensosialisasikan
Nasional Veteran,
pendekatan
Program Beasiswa
Jakarta.
komunikasi
Pendidikan Misi
2010
yang
Untuk Pemerataan
digunakan
Akses Pendidikan.
merupakan
Winda Cahyani
strategi pemerataan akses pendidikan yang dibuat Pemerintah.
The Relative
University of
Kualitatif
Anak-anak dan
Influence of
Western Sydney,
remaja sebagai
Consumer
Australia.
agen
Socialization Agents
2006
sosialisasi,
on Children and
menjadi
Adolescents:
konsumen,
Examining the Past
memahami
and Modeling the
perbedaan
Future
antar budaya,
Monali Hota, Robyn
di sydney.
McGuiggan, Introduction to the
Department of
Kualitatif
Special Section:
Political Science,
pengaruh
Consumer Culture,
Law and
media massa
Identity and
International
atas pembelian
Processes of
Studies, University
barang dan
Socialization.
of Padova, Italy.
jasa
Francesca Setiffi
2014
Konsumen,
11
Learning about
University of Otago,
Kualitatif
Climate: An
Dunedin, New
kan
Exploration of the
Zealand,
masyarakat
Socialization of
2013
mengenai
Climate Change,
menginformasi
perubahan iklim menjadi
Debbie Hopkins
disosialisasika n melalui interpretasi nonscientific di New Zealand.
2.2
Landasan Konseptual
Landasan konseptual akan membahas mengenai teori – teori yang berkaitan dengan bidang penelitian yang menjadi fokus pembahasan dalam penulisan skripsi ini.
2.2.1 Komunikasi
Manusia sebagai makhluk sosial sangat membutuhkan interaksi dengan orang lain, interaksi yang dilakukan berupa komunikasi. Komunikasi merupakan cara untuk mendapatkan dan memberikan informasi. Komunikasi dilakukan oleh dua orang atau lebih yaitu dengan adanya komunikator untuk 16 menyampaikan pesan atau informasi, dan komunikan untuk menerima pesan atau informasi yang disampaikan komunikator. Menurut Richard West dan Lynn H. Turner komunikasi adalah proses sosial dimana individuindividu
menggunakan
simbol-simbol
untuk
menciptakan
dan
menginterpretasikan dalam lingkungan mereka. (West, Turner, 2009). Menurut De Vito, Komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan diantara dua orang atau kelompok dengan orang dengan
12
beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika (Suharsono, Dwiantara, 2013). Dari pengertian yang sudah dijabarkan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan modal utama yang dimaksud adalah semua makhluk sosial butuh berinteraksi dengan orang lain. Pada dasarnya komunikasi dilakukan oleh dua orang atau lebih serta terdapat proses pengiriman dan penerimaan pesan serta terdapat umpan balik.
2.2.2 Elemen Komunikasi Bila melihat yang terjadi ketika seseorang terlibat dalam komunikasi, kita menemukan bahwa terdapat dua bentuk umum tindakan yang terjadi: 1. Penciptaan pesan atau, lebih tepatnya, penciptaan pertunjukan (display) dan 2. Penafsiran pesan atau penafsiran pertunjukan. Menurut Joseph Dominick dalam buku yang ditulis oleh Morissan (Morissan, 2013) setiap peristiwa komunikasi akan melibatkan delapan elemen komunikasi yang meliputi: sumber, enkoding, pesan, saluran, dekoding, penerima, umpan balik, dan gangguan. Untuk lebih jelasnya, akan dibahas elemen komunikasi ini satu persatu. (Morissan, 2013) 1.
Sumber (komunikator)
Proses komunikasi dimulai atau berawal dari sumber (source) atau pengirim pesan yaitu dimana gagasan, ide atau pikiran berasal yang kemudian akan disampaikan kepada pihak lainnya yaitu penerima pesan. Sumber atau pengirim pesan seringkali disebut dengan “komunikator”. Sumber atau komunikator bisa jadi adalah individu, kelompok atau bahkan organisasi. 2. Enkoding Enkoding dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan sumber untuk menerjemahkan pikiran dan ide-idenya ke dalam suatu bentuk yang dapat diterima oleh indra pihak penerima.
13
3. Pesan Ketika kita berbicara, maka kata-kata yang kita ucapkan adalah pesan (messages). Ketika kita menulis surat maka yang dituliskan di atas kertas adalah pesan. Jika tengah menonton televisi maka program yang tengah disaksikan atau dengar adalah pesan. Pesan memiliki wujud yang dapat dirasakan atau diterima oleh indra. 4. Saluran Saluran atau channel adalah jalan yang dilalui pesan untuk sampai kepada penerima. 5. Dekoding Kegiatan penerimaan pesan diawali dengan proses dekoding yang merupakan kegiatan yang berlawanan dengan proses enkoding. Dekoding
adalah
kegiatan
untuk
menerjemahkan
atau
menginterpretasikan pesan-pesan fisik ke dalam suatu bentuk yang memiliki arti bagi penerima. 6. Penerima (komunikan) Penerima atau receiver atau disebut juga audiensi adalah sasaran atau target dari pesan. Penerima sering pula disebut dengan “komunikan”. Penerima dapat berupa satu individu, satu kelompok, lembaga atau bahkan suatu kumpulan besar manusia yang tidak saling mengenal. 7. Umpan balik Umpan balik atau feedback adalah tanggapan atau respons dari penerima pesan yang membentuk dan mengubah pesan berikut yang akan disampaikan sumber. Umpan balik menjadi tempat perputaran arah dari arus komunikasi. Artinya sumber pertama kemudian menjadi penerima, sementara penerima pertama menjadi sumber baru. 8. Gangguan Elemen terakhir dalam komunikasi adalah gangguan atau
noise.
Gangguan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang mengintervensi proses pengiriman pesan. Gangguan yang sangat kecil mungkin dapat diabaikan, namun terlalu banyak gangguan dapat menghambat pesan untuk mencapai tujuannya. Setidaknya terdapat tiga jenis gangguan yaitu: gangguan semantik, gangguan mekanik, dan gangguan lingkungan.
14
Dalam hal menyampaikan pesan baik secara lisan maupun tulisan, segala bentuk komunikasi akan meliputi ke delapan elemen tersebut. Demikian pula dengan penyampaian pesan melalui press release. Pesan yang disampaikan dari perusahaan kepada publik tentunya harus melalui suatu perantara
yaitu media, setelah itu
barulah dapat dilihat apa tanggapan dari publik mengenai pesan yang telah disampaikan melalui press release. Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa elemen komunikasi sangat penting untuk diperhatikan karena segala bentuk komunikasi pasti meliputi elemen-elemen tersebut, penyampaian pesan dari suatu lembaga atau perusahaan harus melalui perantara sebagai jembatan.
2.2.3 Public Relations
Kemajuan yang semakin pesat membuat manusia terbagi dalam kelompok-kelompok yang memilki tujuan dan kepentingan masing-masing. Untuk mengatasi masalah ini maka lahir lah public elations yang beguna untuk menjalin hubungan yang baik diantara setiap kelompok, sehingga 17 setiap kelompok dapat mencapai tujuannya msing-masing tanpa bertentangan dengan kelompok lain. Public Relations Society of America (PRSA) dalam buku pengantar Public Relations Teori dan Praktis Public Relations membantu suatu organisasi dan publiknya untuk beradaptasi satu sama lain. Public Relations adalah upaya organisasi untuk meraih kerja sama dengan sekelompok orang. public relations membantu organisasi berinteraksi dan berkomunikasi secara efektif dengan publik utama mereka (Butterick, 2012). Menurut Dr. Rex F. Harlow mengartikan public relations adalah fungsi manajemen yang membantu pembentukan dan pemeliharaan komunikasi dua arah, saling pengertian dan kerja sama antar perusahaan dengan publiknya (Firsan, 2011). Menurut beberapa teori tersebut dapat disimpulkan public relations adalah aktivitas manajeman komunikasi yang bertugas untuk menjalin kerja sama dengan sekelompok orang serta menjalin komunikasi dan hubungan
15
yang baik antara perusahaan dengan publik dan juga organisasi untuk mencapai tujuan yang spesifik.
2.2.4 Fungsi Public Relations
Delapan fungsi public relations menurut PRSA (Lattimore, Heiman, Toth, 2010), 1. Pemrograman (Programming) Pemograman berarti menganalisis masalah dan peluang; mengindentifikasi tujuan dan publik (atau kelompok orang yang
dukungan
merekomendasikan
dan dan
pengertian 18
dibutuhkan)
merencanakan
serta
kegiatan.
Kegiatannya termasuk pembuatan anggaran dan pemberian tanggung jawab kepada yang cocok, termasuk kepada personel yang tidak bekerja sebagai public relations. 2. Hubungan (Relationship) Seorang public relations yang sukses adalah mereka yang mengembangkan
kemampuan
dalam
mengumpulkan
informasi dari manajemen, kolega didalam organisasi mereka dan sumber-sumber eksternal. 3. Penulisan dan Pengeditan (Writing and Editing) Karena pekejaan public relations sering berusaha untuk berhubungan dengan berbagai kelompok masyarakat, bahasa tulis sering menjadi alat yang penting dalam membuat laporan, merilis berita, buklet, pidato, newsletter, dan komunikasi manajemen lainnya yang terarah, baik kepada personel organisasi maupun kepada pihak luar organisasi. Karena itu sebuah gaya penulisan yang jelas adalah sebuah keharusan
dalam
public
relations
agar
pesan
terkomunikasikan secara efektif. 4. Informasi (Information). Tugas penting dari public relations adalah berbagi informasi dengan surat kabar yang sesuai, siaran radio, dan editor
penerbitan
perdagangan
untuk
memasukkan
16
kepentingan mereka dalam publikasi sebuah berita atau fitur dari sebuah organisasi. 5. Produksi (Production) Beragam
publikasi,
laporan
khusus,
film
dan
pemograman multimedia merupakan cara-cara yang penting dalam berkomunikasi. Praktisi public relations tidak perlu ahli dalam seni, tata letak, tipografi dan fotografi, tetapi dia harus memiliki latar belakang yang cukup dalam pengetahuan teknis agar mereka dapat merencanakan dengan cerdas dan menyupervisi kegunaan berbagai bentuk media komunikasi tersebut. 6. Event Special (Special Events) Konferensi berita, pameran konvensi dam pertunjukan khusus, perayaan fasilitas baru dan perayaan tahunan, perograman lomba dan pemberian penghargaan, tur dan rapat khusus adalah beberapa event spesial yang dapat digunakan untuk dapat memperoleh perhatian dan penerimaan publik. Kegiatan-kegiatan ini membutuhkan perencanaan dan 19 kordinasi yang matang, perhatian terhadap detail, serta persiapan buklet khusus, publisitas, dan laporan. 7. Berbicara (Speaking) Semua pekerjaan public relations sering membutuhkan komunikasi tatap muka mencari platform yang cocok, menyampaikan pidato, dan mempersiapkan pidato untuk orang lain. Mereka yang memiliki kemampuan berbicara di depan umum (public speaking) akan merasakan manfaatnya dalam situasi seperti ini. 8. Riset dan Evaluasi (Research and Evaluation) Pada fungsi public relations semua pekerjaan public relations didukung dan didasari oleh risetriset tentang isu-isu, organisasi, masyarakat, kompetisi, kesempatan dan ancaman. Public Relations melakukan riset melalui wawancara, percakapan informal, serta memeriksa kembali bahan-bahan pepustakaan, database, dan situs Web. Temuan-temuan dalam
17
riset itu berpengaruh pada tujuan dan strategi program public relations yang kemudian menjadi dasar bagi evaluasi perencanaan, implementasi dan efektivitas program.
2.2.5 Langkah Strategi Public Relations
Scott M cutlip dan Aleen H. Center (Ruslan, 2010) mengatakan bahwa empat langkah dalam strategi public relations dalam proses perencanaan kegiatan dalam melaksanakan strategi. 1. Penelitian dan Mendengarkan (Research-listening) Dalam tahap ini, penelitian yang dilakaukan berkaitan dengan opini, sikap dan reaksi dari mereka yang berkepentingan dengan aksi dan kebijaksanaan-kebijaksanaan suatu organisasi. Setelah itu baru dilakukan pengevaluasian fakta-fakta, dan informasi yang masuk untuk menentukan keputusan barikutnya. Pada tahap ini akan ditetapkan suatu fakta dan informasi yang berkaitan langsung dengan kepentingan organisasi, yaitu What’s Our Problem? (Apa yang menjadi problem kita). 2. Perencanaan dan mengambil keputusan (Planning-Decision) Dalam tahap ini sikap, opini, ide-ide dan reaksi yang berkaitan dengan kebijaksanaan serta penetapan program kerja organisasi yang sejalan dengan kepentingan atau keinginan – keinginan pihak yang berkepentingan mulai diberikan : Here’s what we can do? (Apa yang dapat kita kerjakan). 3. Mengkomunikasikan dan Pelaksanaan (Communication-Action) Dalam tahap ini informasi yang berkenaan dengan langkahlangkah yang akan dilakukan dijelaskan sehingga mampu menimbulkan kesankesan yang secara efektif dapat mempengaruhi pihak-pihak yang dianggap penting dan berpotensi untuk memberikan dukungan sepenuhnya : Here’s what we did and why? (Apa yang telah kita lakukan dan mengapa begitu).
18
4. Mengevaluasi (Evaluation) Pada
tahap
ini
pihak
Public
Relations/Humas
mengadakan penilaian terhadap hasil-hasil dari programprogram kerja atau aktivitas Humas yang telah dilaksanakan. Termasuk mengevaluasi keefektivitasan dari teknik-teknik manajemen dan komunikasi yang telah dipergunakan : How did we do? (Bagaimana yang telah kita lakukan). Dapat disimpulkan bahwa setiap langkah strategi public relations harus berkesinambungan dengan langkah-langkah yang ada di atas. Dengan demikian agar fakta-fakta yang didapat, apa yang ingin dikerjakan, serta dilakukan sampai akhir evaluasi berjalan dengan lancar.
2.2.6 Sosialisasi dan Edukasi
2.2.6.1 Sosialisasi
Menurut M.J Herskovits sosialisasi adalah suatu proses dimana seorang anak menyesuaikan diri dengan norma – norma dalam keluarganya sehingga suatu pembentukan dapat diberikan sejak sedini mungkin agar mendapat penyesuaian yang maksimal sama juga dengan perihal sosialisasi global warming oleh Perspektif Baru. (Soekanto, 2007). Dalam Jurnal Sosialisasi dan Dampak Budaya Organisasi disebutkan bahwa sosialisasi dapat dilihat dari dua sudut pandang. Pertama, dari sudut pandang ‘karyawan’, dan Kedua, dari sudut manajemen organisasi’(Hardjana, 2010). sosialisasi berarti proses pembelajaran dari karyawan baru ataupun dari golongan baru yang memang perlu untuk mengetahui tentang nilai-nilai dan perilaku yang dianggap layak untuk mencapai sukses sebagai anggota organisasi serta dianggap layak untuk mengentahui sebuah informasi yang diterima. Dapat disimpulkan bahwa sosialisasi pada dasarnya dapat dibentuk dengan sedini mungkin dan kapanpun sebelum terlambat
19
bisa dari keluarga ataupun dengan suatu lembaga yang memberikan informasi dengan lengkap dan dianggap mampu untuk mencapai sebuah informasi yang didapat nantinya.
2.2.6.2 Edukasi
Dengan
kemampuan
membangun
kredibilitas,
dengan
sendirinya public relations sebetulnya tidak hanya mengirimkan pesan dan mengatasi hambatan-hambatan penyampaian pesan, tapi juga melalui proses edukasi yang mampu mengubah persepsi dan bahkan perilaku audiensi target sesuai dengan pandangan organisasi. Sehingga hal ini juga yang mempengaruhi Perspektif Baru untuk mengedukasi target audiens agar dapat mempengaruhi dan membuat perubahan setidaknya mengerti apa yang sudah diberikan mengenai suatu informasi mengenai global warming (Wasesa, 2010). Definisi di atas menunjukkan bahwa edukasi adalah suatu proses perubahan perilaku secara terencana pada diri individu, kelompok, atau masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat. Edukasi merupakan proses belajar dari tidak tahu tentang nilai kesehatan menjadi tahu dan dari tidak mampu mengatasi kesehatan sendiri menjadi mandiri.
2.2.7 Pemasaran Sosial (Social Marketing)
Melihat banyaknya suatu bidang aplikasi misalnya, olahraga pemasaran, bisnis atau pemasaran industri, tidak hanya untuk keuntungan pemasaran. Namun, pemasaran sosial lebih dari sekedar penerapan pemasaran untuk masalah sosial. Titik kunci perbedaan untuk semua cabang lain dari pemasaran, adalah bahwa tujuan pemasaran sosial berhubungan dengan kesejahteraan masyarakat, sedangkan untuk semua orang, tujuan pemasaran berhubungan dengan kesejahteraan pemasaran (penjualan dan keuntungan, dan lain-lain) jika kesejahteraan masyarakat bukanlah tujuan, maka itu bukan pemasaran sosial (Donovan dan Henley, 2010).
20
Dapat disimpulkan juga bahwa pemarasan sosial bukanlah perihal mengenai sebuah proses marketing yang mementingkan jual beli. Tetapi juga bertujuan memberikan pemasaran yang berhubungan dengan kesejahteraan sosial bisa menggunakan media apapun.
2.2.8 Pertukaran Sosial (Sosial Exchange Theory)
Dalam bentuk yang paling sederhana pertukaran sosial terdiri dari satu orang mulai interaksi dengan orang lain memungkinkan terjadi komunikasi dua arah, dan kemudian orang lain merespon. Tindakan awal orang pertama menjadi dalam bentuk pertanyaan atau pendapat, permintaan. perintah, kritik, atau sejenisnya. Atau pembukaan yang menjadi non verbal-isyarat, ekspresi wajah, persembahan hadiah. Maka orang lain menjawab dengan tindakan awal yang sudah di berikan sebelumnya (Thomas dan Iding, 2012). Setelah melihat teori diatas disimpulkan bahwa pertukaran sosial terjadi tetap dengan peran komunikasi yang terjadi dua arah serta memberikan informasi yang didapat dan diteruskan dengan jawaban awal seperti yang diberikan.
21
2.3
Kerangka Konsep
Public Relations
Fasilitator Komunikasi
Sosialisasi dan Edukasi
Global Warming
Dalam penelitian ini sebagai bentuk public relations yang berada dipaling puncak menyatakan menyatakan bahwa jelas sekali peran disini menunjukan bahwa lembaga Yayasan Perspektif Baru serta pihak public relations mempunyai rencana terstruktur sebagai fasilitator komunikasi yang menjembatani akses menuju ke sosialisasi dan edukasi ini sebelum akhirnya terlaksana. Global warming merupakan tema yang diangkat agar para audiens mengenali bahaya dari global warming. Dalam Penelitian ini akan dilihat bagaimana mahasiswa sebagai target dalam sosialisasi dan edukasi ini berhasil dari strategi komunikasi yang di gunakan. Terakhir sampai pada tahap global warming yaitu berupa goal yang dicapai yaitu bagaimana proses dari sosialisasi dan edukasi.
22