BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Sebelumnya ( State Of The Art )
Tabel 2.1 State of the art
Nama
Teori
Erik P. Bucy & -Teori Komunikasi Maria Elizabeth -Televisi Grabe (2007). Department of Telecommunicat ions, Indiana University.
Metodologi
Hasil
Kuantitatif
2008 Pemilihan Presiden AS adalah peristiwa diseluruh dunia yang diperoleh signifikan publik dan perhatian media baik di luar perbatasan Amerika Serikat, dalam hal ini belajar, kami menilai dampak liputan media Calon Presiden Obama dan Mc Cain pada dinamika opini publik di Belanda.
Kuantitatif
Penelitian ini mengalisis kredibilitas dirasakan dari kandidat terkemuka untuk presiden pada tahun 2008: Hillary Rodham Clinton, Barack Obama, John Edwards, John McCain, dan Rudy Giuliani. Para tokoh politik yang dinilai pada kompetensi dirasakan kepercayaan, goodwill, likeableness, dan deceptiveness.
Taking Television Seriously: A Sound and Image Bite Analysis of Presidental Campign Coverage, 1992-2004 Jason J. Teven (2008). California State University, Fullerton.
-Perceived Credibility -Political Communication -Stimulus
An Examination of Perceived Credibility of the 2008 Presidential Candidates: Relationships with Believability, Likeability and
Deceptiveness Ahmad Reza Uses and Effect Parenrengi – 2009070173 (2013) Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi – Interstudi Pengaruh Presenter Program “Just Alvin” di Metro Tv terhadap persepsi khalayak tentang program.
Sudrajat 2009070040 (2013)
– Uses gratificaton
Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi – Interstudi Pengaruh program “Indonesia Lawak Klub” di Trans7 terhadap minat penonton Haura Amanda Uses – 2010070005 Gratification (2014) Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi – Interstudi Pengaruh presenter
Kuantitatif
Variabel presenter pada program “Just Alvin” di Metro Tv terbukti memiliki -Teknik hubungan yang sangat kuat pengumpula serta pengaruh yang n data: signifikan terhadap persepsi kuesioner khalayak tentang program. dam diolah menggunak an Statistical Package for Soscial Science (SPSS). -Jenis penelitian: eksplanatif and - Kuantitatif Program “Indonesia Lawak Klub” belum bisa memenuhi kebutuhan Metode khalayak sehingga khalayak penelitian: belum bisa memberikan Survei gratifikasi berupa minat penonton. Jenis penelitian : eksplanatif
and -Kuantitatif
Meskipun Presenter Program “Show Imah” sangat menarik dan -Teknik memiliki hasil data pengumpula univariat yang baik, namun n data: belum bisa memenuhi Survei kepuasan khalayak sehingga timbul tidak hanya berupa pengaruh di presenter -Jenis semata, tapi dari variabel penelitian: lain yang tidak diteliti
program Show Imah di Trans TV terhadap loyalitas penonton
2.2 Landasan Teori
eksplanatif
dalam penelitian ini.
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna. (Effendy, 2007:9) Onong Uchjana Effendy mengungkapkan bahwa Carl I. Hovland mendefinisikan komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap (Effendy, 2007:10) Paradigman Laswell (Effendy, 2007:10) menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni: -
Komunikator (communicator, source, sender)
-
Pesan (Message)
-
Media (channel , media)
-
Komunikan (communicant, communicate receiver, recipient)
-
Efek (effect, impact, influence
Berdasarkan paradigma tersebut, komunikasi berarti proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Penerapan paradigma Laswell dalam penelitian ini membawa penjelasan tentang unsur komunikasi yang terdapat dalam acara Indonesia Morning Show di NET., seperti dibawah ini: -
Komunikator = NET. TV
-
Pesan
= Acara Indonesia Morning Show di NET.
-
Media
= Televisi
-
Komunikan
= Warga Cikini Jalan Cilosari RT 007 / RW 04
-
Efek
= Minat penonton
2.2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa merupakan sejenis kekuatan sosial yang dapat menggerakkan proses sosial ke arah suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner dalam Rakhmat, (2009 : 188) adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Definisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Ardianto, (2007: 2) proses komunikasi dibagi menjadi dua katagori, yakni komunikasi antarpersonal dan komunikasi massa. Karakteristik komunikasi antarpersonal
sebagai suatu proses adalah komunikator dan komunikannya tatap muka (face to face communication) dan di antara mereka terjadi saling berbagi ide, informasi dan berbagai sikap.
2.2.1.1 Karakteristik Komunikasi Massa Komunikasi massa memiliki beberapa karakteristik yang dikemukakan oleh para ahli seperti menurut Wright dalam Ardianto, (2007: 4) komunikasi dapat dibedakan dari corakcorak
yang
lama
karena
memiliki
karakteristik
utama
yaitu:
1.
Diarahkan kepada khalayak yang relatif besar, heterogen dan anonim
2.
Pesan disampaikan secara terbuka
3.
Pesan diterima secara serentak pada waktu yang sama dan bersifat sekilas (khusus untuk media elektronik)
4.
Komunikator cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang kompleks yang melibatkan biaya besar.
2.2.1.2 Fungsi Komunikasi Massa Fungsi komunikasi massa dikemukakan oleh Effendy dalam Ardianto, (2007 : 18) secara umum yaitu: 1. Fungsi Informasi Fungsi memberikan informasi ini diartikan bahwa media massa adalah penyebar informasi bagi pembaca, pendengar atau pemirsa. Berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai dengan kepentingannya.
2. Fungsi Pendidikan Media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik seperti melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang berlaku kepada pemirsa, pendengar atau pembaca. 3. Fungsi Memengaruhi Media massa dapat memengaruhi khalayaknya baik yang bersifat pengetahuan (cognitive), perasaan (affective), maupun tingkah laku (conative).
2.3 Televisi 2.3.1 Definisi Televisi Menurut Elvinaro Ardianto (2007:125) mengemukakan bahwa: Televisi adalah salah satu jenis media massa elektronik yang bersifat audio visual, direct dan dapat membentuk sikap. Televisi berasal dari kata tele dan vision, yang mempunyai arti masing-masing jauh (tele) dari bahasa Yunani dan tampak (vision) dari bahasa Latin. Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat jarak jauh beragam tayangan mulai dari hiburan sampai ilmu pengetahuan ada dalam televisi, adanya beragam channel televisimembuat masyarakat memiliki banyak pilihan untukmenyaksikan tayangan berkualitas.
2.3.1.1 Fungsi Televisi Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar dan radio siaran), yakni memberi informasi, mendidik, menghibur, dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi. Pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi. (Ardianto, 200:137)
2.3.1.2 Kekuatan Televisi Ada empat kekuatan televisi, yaitu: 1. Menguasai jarak dan waktu, karena teknologi televisi menggunakan elektromagnetik, kabel-kabel, dan fiber yang dipancarkan transmisi melalui satelit. 2. Sasaran yang dicapai untuk menjangkau massa cukup besar, nilai aktualitas terhadap suatu liputan atau pemberitaan cukup cepat. 3. Daya rangsang terhadap media televisi cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh kekuatan suara dan gambarnya yang bergerak (ekspresif). 4. Informasi berita-berita yang disampaikan lebih singkat, jelas, dan sistematis. (Syahputra, 2006:70) 2.3.1.3 Kelemahan Televisi Sedangkan kelemahan televisi, yaitu: 1. Media televisi terikat waktu tontonan 2. Televisi tidak bisa melakukan kritik sosial dan pengawasan sosial secara langsung dan vulgar. 3. Pengaruh televisi lebih cenderung menyentuh aspek psikologis massa.
4. Bersifat “Transitory”, karena sifat ini tidak dapat di memori oleh pemirsanya. Lain halnya dengan media cetak, informasi dapat disimpan dalam bentuk kliping (Syahputra, 2006:31).
2.3.1.4 Karakteristik Televisi Karakteristik Televisi di dalam buku Elvinaro (2007:137-139) terdapat tiga macam karakteristik televisi, yaitu: 1. Audiovisual Televisi memiliki kelebihan dibandingkan dengan media penyiaran lainnya, yakni dapat didengar sekaligus dilihat. Jadi apabila khalayak radio siaran hanya mendengar kata-kata, musik dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak. Maka dari itu televisi disebut sebagai media massa elektronik audiovisual. Namun demikian, tidak berarti gambar lebih penting dari kata-kata, keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis. 2. Berpikir dalam gambar Ada dua tahap yang dilakukan proses berpikir dalam gambar. Pertama adalah visualisasi (visualization) yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Kedua, penggambaran (picturization) yakni kegiatan
merangkai
gambar-gambar
individual
sedemikian
rupa
sehingga
kontinuitasnya mengandung makna tertentu. 3. Pengoprasian lebih kompleks Dibandingkan dengan radio siaran, pengoprasian televisi siaran jauh lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yang digunakan pun lebih banyak dan untuk mengoprasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang yang terampil dan terlatih.
2.4 Program Televisi 2.4.1 Definisi Program Televisi Kata “program” berasal dari bahasa Inggris programme atau program yang berarti acara atau rencana. Secara teknis penyiaran televisi, program televisi (television programming) diartikan sebagai penjadwalan atau perencanaan siaran televisi dari hari ke hari (horizontal programming) dan dari jam ke jam (vertical programming) setiap harinya. Media televisi hanya mengistilahkan programming atau pemprograman (Soenarto, 2007:1).
2.4.1.1 Jenis Program Televisi Televisi merupakan sarana hiburan yang cukup komplit untuk masyarakat modern, informasi yang disajikannya pun beragam dari mulai formal sampai yang unik. Hampir semua hal dibahas dalam televisi, namun tetap saja ada badan pengawasan yang mengawasi dan peraturan yang membatasi informasi yang disebarkan. Hal itu untuk mencegah adanya pengaruh negatif atau bahkan penyimpangan yang disebabkan oleh media televisi. Meskipun terbatas namun para pekerja seni tidak pernah kehabisan akal untuk menciptakan program yang dinamis dan spektakuler.
Pada umunya program televisi dibagi menjadi 2 jenis, yaitu : (Morissan, 2011) 1. Program Informasi (Jurnalistik) Program informasi di televisi sudah pasti berisikan informasi yang banyak untuk memenuhi rasa ingin tahu khalayak. Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audiens. Program informasi merupakan hasil karya dari peliputan yang dilakukan oleh jurnalis atau reporter. Program jurnalistik sendiri terbagi menjadi 2 bentuk yaitu, hard news dan soft news a. Hard News Hard news adalah informasi yang bersifat penting dan aktual dimana tenggang waktunya sangat cepat dan singkat sehingga harus disebarkan secepatnya kepada khalayak luas. Hard news dibagi menjadi beberapa bentuk berita, yaitu : (Morissan, 2011) - Straight News Straight news berarti berita “langsung”, yaitu berita singkat yang mencakup unsur 5W+1H tentang suatu peristiwa. Berita ini sangat terikat waktu karena berita langsung biasanya merupakan berita yang penting dan hangat. Contohnya seperti Headline News atau sekilas info. -
Feature Berupa berita ringan namun menarik, “menarik” dalam hal ini adalah informasi yang
lucu, unik, aneh, menimbulkan kekaguman, dan rasa penasaran. -
Infotainment “Infotainment” berasal dari 2 kata, yaitu information yang berarti informasi dan
entertainment yang berarti hiburan, namun infotainment bukanlah berita hiburan.
Infotainment lebih kepada informasi mengenai kehidupan seputaran orang-orang terkenal atau public figure.
b.
Soft News Jenis informasi yang menarik yang disampaikan secara mendalam namun bersifat
timeless atau jangka waktunya lebih lama. Soft news dibagi menjadi beberapa kategori, antara lain : (Morissan, 2011) -
Current Affair Program yang menyajikan informasi yang terkini yang sedang hangat dibicarakan
namun diulas secara lengkap dan mendalam. -
Magazine Atau yang sering disebut air magazine merupakan bentuk soft news yang didalamnya
menyajikan informasi yang topik atau temanya hampir mirip seperti di majalah cetak. Magazine adalah program yang berisikan informasi ringan namun dibahas secara mendalam dengan kata lain magazine sejenis feature dengan durasi yang lebih lama sekitar kurang lebih 30 menit. -
Dokumenter Program soft news yang didalamnya berisikan informasi yang mendidik yang
disajikan secara mendetail dan menarik.
-
Talk show Program yang didalamnya menampilkan perbincangan antara pemandu acara (host)
dengan beberapa orang mengenai suatu topik tertentu.
2.
Program Hiburan (Entertainment)
Program hiburan adalah bentuk acara yang ditujukan untuk menghibur khalayak atau audiens dari jaringan televisi. Adapun bentuk hiburan yang disajikan antara lain adalah musik, drama, permainan, sampai talent show. Program yang termasuk dalam kategori hiburan antara lain : (Morissan, 2011) a. Drama “Drama” berasal dari kata Yunani yang berarti bertindak atau berbuat (action) dengan kata lain semacam pertunjukan yang berisikan kisah kehidupan seseorang atau tokoh yang diperankan oleh pelaku seni (artis).
b. Permainan Game show merupakan program yang didalamnya terdapat peserta individu maupun tim yang berkompetisi untuk mendapatkan sesuatu. Selain peserta yang mendaftar program game show juga dapat melibatkan audiens yang ada, misalnya untuk suatu kuis berhadiah. Program permainan dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu : quiz show, ketangkasan dan reality show. c. Musik Program musik merupakan program yang menyajikan hiburan berupa musik langsung (konser) ataupun videoklip. d. Pertujukan / performance Program didalamnya menampilkan kemampuan orang. Contoh musik, komedi, masak, sampai sulap.
2.5 Berita 2.5.1 Definisi Berita Berita adalah laporan tentang fakta, yang dapat menarik perhatian pembaca, karena sesuatu yang luar biasa, penting, mencakup sisi human interest seperti humor, emosi dan ketegangan (Menurut Assegaf, dalam Sumadiria 2005:64-65). Dalam Berita Harus terdapat unsur-unsur 5W 1H yaitu: 1. What - apa yang terjadi di dalam suatu peristiwa? 2. Who - siapa yang terlibat di dalamnya? 3. Where - di mana terjadinya peristiwa itu? 4. When - kapan terjadinya? 5. Why - mengapa peristiwa itu terjadi? 6. How - bagaimana terjadinya? 7. What next - terus bagaimana? Sedangkan menurut The New Glorier Webster International Dictionary, berita adalah: 1. Informasi hangat tentang sesuatu yang telah terjadi, atau tentang sesuatu yang belum diketahui sebelumnya. 2. Berita adalah informasi yang disajikan oleh media semisal surat kabar, radio dan televisi. 3. Berita adalah sesuatu atau seseorang yang dipandang oleh media merupakansubjek yang layak untuk diberitakan.
(Hikmat, Purnama Kusumaningrat, 200:39). 2.6 Indonesia Morning Show Indonesia Morning Show merupakan sebuah program gelar wicara yang memberikan beragam informasi terkini mulai dari hard news, light news, entertainment, dan olahraga. Indonesia Morning Show merupakan program yang memiliki format acara light news. Program Indonesia Morning Show tayang pada hari Senin – Minggu pukul 06.00 – 07.30 Waktu Indonesia Barat. Dalam program Indonesia Morning Show terdapat 12 segmen dan 8 sub segmen. Komposisinya sebagai berikut: -
Berita Nasional 1. Politik 2. Hukum dan Kriminal 3. Bisnis dan Keuangan 4. Sosial 5. Budaya 6. Pendidikan
-
Infotainment
-
Mancanegara
-
Olahraga
-
Surat kabar
-
Perkiraan cuaca
-
Laporan lalu lintas
Pembawa acara dalam program ini ada tiga yang selalu setiap Senin – Jumat menyapa pemirsa, yaitu Adrian Maulana, Marissa Anita, dan Shahnaz Soehartono. Masing-masing pembawa acara memiliki cara tersendiri untuk menyampaikan sebuah informasi kepada penonton. Pada program Indonesia Morning Show, pembawa acara sengaja menyampaikan sebuah informasi dengan gaya komunikasi yang santai namun tetap fokus terhadap berita yang disampaikannya. Terdapat tiga pembawa acara yang tetap dalam program ini karena, konsep Indonesia Morning Show ingin tampil berbeda dengan program pesaing lainnya. Ketiga pembawa acara tersebut sengaja diberikan konsep seperti duduk dimeja bundar sambil mendiskusikan topik berita yang sedang mereka sampaikan kepada pemirsa. Ketiga pembawa acara Indonesia Morning Show saat mereka sedang asik berdiskusi, sesekali mereka meminum teh / kopi yang ada di hadapan mereka. Dengan konsep seperti itu, memberikan
kesan bahwa program Indonesia Morning Show merupakan sebuah program berita yang cara penyampaiannya dikonsepkan seperti gelar wicara yang santai.
2.7 Minat Menurut Sardiman (2011:76), minat diartikan sebagai “suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau artisementara situasi yang dihubungkan dengan keinginankeinginan ataukebutuhan-kebutuhannya sendiri”. Oleh karena itu, apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yangdilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri.
2.7.1 Faktor-faktor yang mepengaruhi minat Crow & Crow (dalam Nurkancana, 2007:25) menjabarkan bahwa minat dapat menunjukkan kemampuan untuk memperhatikan seseorang, suatu barang atau kegiatan atau sesuatu yang mampu memberi pengaruh terhadap pengalaman yang telah distimuli oleh kegiatan itu sendiri. Minat dapat menjadi sebab suatu kegiatan dan hasil dari turut sertanya dalam kegiatan tersebut. Lebih lanjut Crow & Crow menyebutkan bahwa minat memiliki hubungan yang erat dengan dorongan-dorongan, motif-motif, dan respon emosional. Berikut ini adalah penjelasannya: 1. Faktor dorongan dalam, dorongan dari individu itu sendiri, sehingga timbul minat untuk melakukan aktivitas atau tindakan tertentu untuk memenuhinya. Misalnya untuk dorongan makan menimbulkan minat untuk mencari makan. 2. Faktor motivasi sosial, faktor ini merupakan faktor untuk melakukan aktivitas agar dapat diterima dan diakui oleh lingkungannya. Minat ini merupakan semacam kompromi pihak individu dengan lingkungan sosialnya. Misalnya minat pada studi karena ingin mendapatkan penghargaan dari orang tuanya. 3. Faktor emosional, minat erat hubungannya dengan emosi karena faktor ini selalu menyertai seseorang dalam berhubungan dengan objeknya minatnya. Kesuksesan seseorang dalam melakukan sesuatu disebabkan karena aktivitas tersebut menimbulkan perasaan suka atau puas, sedangkan kegagalan akan menimbulkan perasaan tidak senang dan mengurangi minat seseorang terhadap kegiatan tersebut.
2.8 Pembawa Acara / Presenter 2.8.1 Definisi Pembawa Acara / Presenter Host atau pembawa acara menurut arti katanya, seorang yang mengantar suatu sajian. Sajian tersebut macam-macam, seperti musik, aneka program, feature, magazine, dan kuis. Menurut Wibowo (2007:123) Presenter adalah seseorang yang bekerja dengan mengandalkan suara dan kemampuan berbahasa dilengkapi dengan keterampilan dalam membawakan suatu acara. Untuk itu, ia selalu menjaga agar suara dan kemampuan berbahasanya tetap terjaga. Setiap orang dapat berbicara, tetapi seorang presenter harus dapat berbicara secara lebih baik, lebih jelas dan lebih indah atau memukau.
2.8.1.1 Jenis Presenter Televisi a. Continuity Presenter Presenter jenis ini adalah mereka yang bertugas mengantarkan acara-acara televisi kepada pemirsa. Mereka biasanya akan sedikit mengulas materi acara yang segera hadir, dengan tujuan mengajak dan menambah pemirsa agar tidak berganti channel ke stasiun televisi lainnya (Baksin, 2006:154). a. Host Host secara umum diartikan sebagai orang yang memegang sebuah acara tertentu. Keberadaan host biasanya identik dengan acara yang dibawakannya. Dengan demikian, selain jenis acara, figur host yang bersangkutan juga memegang peranan penting. Kehadiran seorang host yang berkarakter akan menjadi daya tarik sebuah acara (Baksin, 2006:155). b. Anchor JB Wahyudi menyatakan bahwa pada radio dan televisi, faktor penyaji berita memegang peranan penting dalam penyampaian naskah berita kepada khalayak secara jelas dan komunikatif (Baksin, 2006:156).
2.8.1.2 Sifat dan Karakter Presenter Dalam buku (Sukses Menjadi Pembawa Acara, Rien Arman Depari, 2014:8-12) seseorang dinilai cepat menjadi pembawa acara / MC apabila mampu menemukan sifat dan karakter yang membangun kepribadiannya dan sanggup mengembangkan hal-hal berikut ini dalam hidupnya:
a. Ekstrovert Yaitu orang-orang yang suka mengekspresikan apa yang dipikirkan, mudah mengungkapkan suatu kisah atau cerita, bahkan perasaannya kepada orang lain. Tipikal orang seperti ini mudah berbicara tentang apapun kepada orang lain ( orang yang sangat terbuka ). b. Generalis Yaitu orang yang memiliki banyak pengetahuan umum, yang akan memungkinkan dia untuk untuk “bicara apa saja”. Penting bagi seorang Pembawa Acara memiliki wawasan yang luas, minimal mengetahui hal-hal yang sedang up to date di masyarakat. c. Fleksibel Yaitu orang yang luwes, mudah menyesuaikan diri dengan situasi. Strategi seorang pembawa acara, harus memahami bahwa setiap acara tidak selalu dilaksanakan di gedung atau di hotel dalam ruangan yang memakai pendingin ruangan/AC. Tentu saja dapat berlangsung di tempat terbuka, bahkan di lapangan luas di bawah terik matahari yang menyengat. Disinilah seorang Pembawa Acara harus bersikap fleksibel, tidak memilih-milih lokasi karena hal ini bagian dari profesionalisme pekerjaan anda.. d. Friendly Yaitu orang yang mudah bergaul dan karena sifatnya itu ia disenangi banyak orang. Sifat ini bisa dianggap sebagai pembawaan karakter seseorang. Pertemanan dan pergaulan yang baik sering disebut sebagai network alias jaringan, yang sangat mungkin membuat seorang Pembawa Acara mendapatkan banyak “order” dari jaringan pertemanan itu sendiri.
2.9 Teori Khusus 2.9.1 Teori Uses and Effect Referensi dari buku Teori Komunikasi karya Sasa Djuarsa Senjaya dkk, (2007:43). Pertama kali dikemukakan Sven Windahl (1979), merupakan sintesis antara pendekatan uses and gratifications dan teori tradisional mengenai efek. Konsep use (penggunaan) merupakan bagian yang sangat penting atau pokok dari pemikiran ini. Karena pengetahuan mengenai penggunaan media akan memberikan jalan bagi pemahaman dan perkiraan tentang hasil dari suatu proses komunikasi massa. Penggunaan media dapat memiliki banyak arti. Ini dapat berarti exposure yang semata-mata menunjuk pada tindakan mempersepsi. Dalam konteks lain, pengertian tersebut dapat menjadi suatu proses yang lebih kompleks, dimana isi terkait
harapan-harapan tertentu untuk dapat dipenuhi, fokus dari teori ini lebih kepada pengertian yang kedua. Dalam uses and gratification penggunaan media pada dasarnya ditentukan oleh kebutuhan dasar individu, sementara pada uses and effects kebutuhan hanya salah satu dari faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penggunaan media. Karakteristik individu, harapan dan persepsi terhadap media dan tingkat akses kepada media akan membawa individu kepada satu keputusan untuk menggunakan atau tidak menggunakan isi media massa. Hasil dari proses komunikasi massa akan membawa pada bagian penting berikutnya dari teori ini. Hubungan antara penggunaan dan hasilnya, memilih beberapa bentuk yang berbeda, yaitu: a. Pada kebanyakan teori efek tradisional, karekteristik isi media menentukan sebagian besar dari hasil. Penggunaan media hanya dianggap sebagai faktor perantara, hasil dari proses tersebut dinamakan efek. b. Dalam berbagai proses, hasil lebih merupakan akibat penggunaan daripada karakteristik isi media. Di samping dapat pula memilih konsekuensi psikologis seperti ketergantungan pada media tertentu. c. Ada dua proses yang bekerja secara serempak yang bersama-sama menyebabkan terjadinya suatu hasil yang kita sebut ’conseffects’ (gabungan antara konsekuensi dan efek). Proses pendidikan biasanya menyebabkan hasil yang disebabkan oleh isi yang mendorong pembelajaran dan sebagian lain merupakan hasil dari suatu proses penggunaan media yang secara otomatis mengakumulasi dan menyimpan pengetahuan (Senjaya dkk, 2007).
Alasan penulis menggunakan teori Uses and Effect adalah penonton merupakan pengguna informasi yang disampaikan oleh komunikator, komunikator dalam penelitian ini adalah Pembawa Acara Indonesia Morning Show. Jadi hubungan teori Uses and Effect dengan penelitian penulis adalah ketika penonton menerima pesan yang disampaikan oleh pembawa acara, maka akan menimbulkan efek tersendiri setelah penonton menerima isi pesan yang diterimanya. Hal tersebut membuktikan bahwa sebagai seorang penonton, kita hanya mendengar dan melihat apa yang disampaikan oleh pembawa acara tanpa mengetahui kebenarannya. Maka dari itu, penulis ingin meneliti lebih jauh menggunakan teori Uses and Effect seperti apa efek yang dirasakan penonton saat menyaksikan dan menyimak informasi yang disampaikan oleh pembawa acara. Apakah penonton mempercayakan kebutuhan
informasinya melalui pembawa acaranya ataukah hanya ingin memenuhi kebutuhan informasinya saja.
2.10 Kerangka Pemikiran Pembawa acara Indonesia Morning Show
Minat Penonton
di NET. TV
Variabel Y
Variabel X
-
Efek
-
Ekstrovert
-
Konsekuensi
-
Generalis
-
Konsekuensi dan efek
-
Fleksibel
Teori Uses and Effect
-
Friendly (Teori Komunikasi, Senjaya
(Sukses Menjadi Pembawa Acara,
S. Djuarsa dkk, 2007)
Depari, Rien Arman, 2014:8-12)
2.11 Operasional Konsep Penelitian ini menggunakan pembawa acara Indonesia Morning Show di NET. TV yang terdiri sebagai komunikator pada variabel (X) dan minat penontn sebagai variabel (Y). Definisi operasional dari variabel tersebut sebagaimana tertera pada tabel di bawah ini. Berdasarkan variabel dari definisi operasional akan dibuat suatu daftar pertanyaan (kuesioner) untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini.
Variabel X
Dimensi
Indikator
Skala
(Independen) Pembawa Acara Indonesia Morning Show Ekstrovert, yaitu
1. Perilaku
orang yang suka
pembawa acara
mengekspresikan
dalam
Skala Likert 1= Sangat Tidak
apa
yang
menyampaikan
dipikirkan,
sebuah
mudah
informasi
mengungkapkan
kepada
suatu kisah atau
penonton
cerita,
bahkan
2. Pembawa acara
Setuju (STS) 2=
Tidak
Setuju
(TS) 3= Ragu-ragu (RR) 4= Setuju (S)
perasaannya
selalu tidak
5= Sangat Setuju
kepada
kehabisan kata-
(SS)
orang
lain.
kata pada saat berargumentasi dengan narasumber
Generalis, yaitu orang
yang
memiliki banyak
yang
sangat luas
mengetahui halhal apa saja
akan memungkinkan dia untuk untuk “bicara
pembawa acara
2. Pembawa acara
pengetahuan umum,
1. Pengetahuan
apa
yang sedang menjadi isue hangat di kalangan
saja”.
penonton, dan berusaha untuk mencari kebenarannya melalui pertanyaan yang diberikan kepada narasumber. Fleksibel,
yaitu
orang
yang
1. Pembawa acara selalu pandai
luwes,
mudah
menyesuaikan
menyesuaikan
cara
diri
berkomunikasi
dengan
situasi.
terhadap lawan bicaranya 2. Pembawa acara selalu terlihat dapat menyesuaikan diri dimanapun lokasi acara program Indonesia Morning Show 3. Pembawa acara mampu bersikap netral saat dihadapkan dengan pihakpihak yang sedang mengalami konflik
Friendly,
yaitu
1. Keakraban
orang
yang
seorang
mudah
bergaul
dan
karena
sifatnya
itu
disenangi banyak orang.
ia
pembawa acara dengan narasumber dan penonton 2. Pembawa acara berhasil merangkul dan mengajak orang
sekitar untuk melakukan hal yang sifatnya membangun
Variabel Y
Dimensi
Indikator
Skala
(Dependen) Minat Penonton Efek,
Hasil
yang
akan Skala Likert
diperoleh
penonton 1= Sangat setelah menonton dan Setuju (STS)
Tidak
mendapatkan beragam yang
informasi
2= Tidak Setuju (TS)
disampaikan 3= Ragu-ragu (RR)
oleh pembawa acara 4= Setuju (S) Indonesia Morning 5= Sangat Setuju Show (SS) Konsekuensi
Penonton
memiliki
kecenderungan kepercayaan
yang
tinggi terhadap hal apa
saja
yang
disampaikan
oleh
pembawa
acara
Indonesia
Morning
Show Efek Konsekuensi
dan Penonton menjadi
akan penonton
setia
program
Indonesia
Morning
Show
dan
tidak
menghiraukan program acara sejenis lainnya. Hal tersebut dikarenakan
akibat
rasa kekaguman yang terlalu
tinggi
terhadap
pembawa
acaranya,
sehingga
apapun
yang
dikatakan
oleh
pembawa
acara,
penonton
selalu
mempercayainya.
Karakteristik Responden
-
Jenis kelamin
-
Usia