BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Penelitian Terdahulu (State of The Art) Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya No 1
Judul, Jurnal, dan Penulis Conceptualizing an Improved Public Relations Strategy: A Case for Stakeholder Relationship Marketing in Division I-A (Intercollegiate Athletics).
Metode
Lokasi
Deskripsi
Metode kualitatif, dengan teknik investigasi atau observasi.
President of Northwestern University, Illinois.
Penelitian ini membahas tentang eksplorasi konsep strategi public relations yang diaplikasikan pada Divisi I-A (Intercollegiate Athletics) organisasi atletik di sebuah universitas. Strategi PR yang digunakan dalam organisasi ini menggunakan kombinasi antara informasi publik dan agensi pers, tujuannya adalah agar strategi PR dapat memberikan dampak yang lebih besar terhadap organisasi, semisal meningkatkan penghasilan, meningkatkan prestise universitas.
Jurnal: Journal of Business and Public Affairs. Vol. 1 (1) Tahun 2007 Penulis: Jackowski.
2
Mick
Identifying Marketing Public Relations Strategies Implemented In Private Universities For Increasing Students Intake In Central Java – Indonesia.
Analisis dari penelitian ini menyimpulkan bahwa PR di organisasi dapat lebih efektif jika menggunakan model komunikasi dua arah.
Metode Universitas kualitatif Terbuka, Jawa dengan Tengah. teknik wawancara, dan studi literatur.
Jurnal: Journal of Arts, Science & Commerce. Vol. 4
9
Kompetisi perguruan tinggi swasta semakin lebih sulit dan ketat. Setiap lembaga perlu memberikan yang terbaik untuk menarik siswa untuk mendaftar di lembaga mereka. Untuk mempertahankan daya saing mereka di antara perguruan tinggi swasta, Biro Hubungan Masyarakat akan mencoba upaya terbaik untuk mengimplementasikan strategi yang mereka pikir sebagai salah
10 (2), April 2013. International Refereed Research Journal
satu yang paling efektif dalam menghasilkan bunga untuk mahasiswa baru. Penelitian ini mencoba untuk menyelidiki apa strategi Pemasaran Hubungan Masyarakat diterapkan di perguruan tinggi swasta untuk meningkatkan asupan siswa. Selain itu juga menyelidiki apa program komunikasi yang dilakukan oleh Biro Humas dalam menarik calon mahasiswa untuk mendaftar di perguruan tinggi mereka.
Penulis: Lina Sinatra Wijaya, dan Krismayati
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar universitas telah menerapkan semua strategi dalam perencanaan hubungan pemasaran umum yaitu, pelaksanaan dan evaluasi. Selain itu mereka juga melakukan berbagai program pemasaran dan hubungan masyarakat mulai dari presentasi di sekolah, hingga berpartisipasi dalam pameran sekolah. 3
Exploring Strategy: What Public Relations Strategy Means in Practice Jurnal: Asia Pacific Public Relations Journal, Vol. 6 (2), pp. 1-10, 2006. Penulis:Xavier, Robina J., Johnston, Kim A., & Patel, Amisha M.
Metode kualitatif dengan teknik eksploratif.
Institute Australia Golden
of Dalam Public Relations. Strategi memainkan peran penting dalam menentukan bagaimana organisasi menanggapi dan mengelola hubungan lingkungan dan tuntutan. Studi eksplorasi ini bertujuan untuk memberikan landasan empiris untuk praktisi agar memahami strategi PR dalam kampanye, dengan menganalisis Sasaran Penghargaan Public Relations s Institute of Australia Golden dari tahun 1997 sampai 2001. Komponen umum deskripsi strategi diidentifikasi dan implikasi untuk penelitian lebih lanjut dipraktekan dan dibahas.
11 4
Strategi Marketing Public Relations (MPR) dalam Menarik Minat Konsumen (Studi Pada Divisi PR Pit Stop Pool and Kafe Malang) Penelitian Skripsi: Department of Communication Science Universitas Muhamadiyah Malang.
Penelitian Pit Stop Pool ini and Kafe, menggunak Malang. an metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis. Penelitian menggunak an teknik wawancara mendalam.
Bahwa strategi pemasaran PR disusun oleh tim pemasaran dari Pit Stop Pool and Kafe menjadi bauran strategi tepat. Dalam menggambar minat konsumen berjalan dengan baik dengan menggunakan bauran komunikasi pemasaran dan didukung oleh media yang ada. Terlihat bahwa lingkungan perusahaan dinilai cukup kondusif. Rekomendasi untuk perusahaan ini adalah posisi hubungan masyarakat dan pemasaran Pit Stop Pool and Café. Malang baik ada kejelasan tugas dan wewenang sehingga tidak ada tumpang tindih dalam menjalankan tugas dan evaluasi.
Tahun: 2009 Penulis: Erlan Adi Putra
5
Marketing Metode Communication Kualitatif dan Brand Awareness Jurnal: Jurnal Humaniora. Vol. 3 (1), April 2012. Penulis: Dominikus Tulasi
Pit Stop Pool and Kafe ? Malang merupakan hotspot baru yang memiliki konsep penggabungan antara unsur olahraga dan hiburan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengevaluasi bagaimana strategi yang digunakan oleh Pemasaran Hubungan Masyarakat (MPR) Pit Stop Renang Kafe Malang dalam menarik minat konsumen, di mana hal ini untuk menghadapi persaingan hiburan yang cukup ketat upaya di Malang.
Universitas Bina Nusantara, Jakarta.
Tujuan utama dari komunikasi pemasaran adalah untuk meningkatkan ekuitas merek sebagai cara perpindahan pelanggan untuk mengambil tindakan yang menguntungkan terhadap merek. Sebenarnya, meningkatkan ekuitas dan memengaruhi perilaku pelanggan tergantung pada penggunaan yang efektif dari semua elemen bauran
12 pemasaran. Sementara, kesadaran merek berkaitan dengan apakah nama merek itu terlintas dalam pikiran ketika konsumen berpikir tentang kategori produk tertentu, dan kemudahan dari merek tersebut. Kesadaran merek merupakan dimensi dasar dari ekuitas merek. Dari perspektif seorang konsumen, suatu merek tidak memiliki ekuitas, kecuali konsumen ini setidaknya menyadari merek ini. Mencapai kesadaran merek adalah tantangan awal untuk merekmerek baru, sementara mempertahankan kesadaran merek tingkat tinggi adalah tugas yang berkelanjutan untuk semua merek mapan. 6
Practical Public Metode Relations Strategy Kualitatif for Local Government (US - Georgian based) Journal: Scientific Journal in Humanities. Vol. 1 (2), 2012. Penulis: Nickolas George Makharashvili
US - Georgian Bangunandemokrasitelah Based menjadiprosesyang nyata danhidupdi Georgiasebagai akibatdariperubahan yang dibawaoleh"Rose Revolution" tahun 2003.PemerintahGeorgiasaat ini mengupayakanreformasiluasdala m sistemekonomi, politikdan sosialyang mengaturnegara, danmenghadapitantanganuntuk mengkomunikasikanreformasi inikepada publikdengan cara yang berartidan positif. Situasi initelah menempatkankebutuhanuntuk membuatpengelolaan yang berkelanjutanuntukHubunganma syarakatmenciptakanmanajemen yang berkelanjutanyang mendesakdalam agendapemerintah.
13 2.2
Landasan Konseptual
2.2.1 Komunikasi Kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial manusia dan masyarakat. Aktivitas komunikasi dapat dilihat pada setiap aspek kehidupan sehari-hari. Bisa dipastikan sebagian besar dari kegiatan kehidupan sehari- hari mengunakan komunikasi baik komunikasi verbal maupun nonverbal. Namun, apa yang dimaksud dengan komunikasi itu sendiri. Wilbur Schramms dalam Suprapto, (2006) menyatakan komunikasi sebagai suatu proses berbagi (sharing process). Penguraiannya sebagai berikut:“Komunikasi berasal dari kata-kata (bahasa) Latin communis yang berarti umum (common) atau bersama.
Apabila
kita
berkomunikasi,
sebenarnya
kita
sedang
berusaha
menumbuhkan suatu kebersamaan (commonnes) dengan seseorang. Yaitu kita berusaha berbagai informasi, ide atau sikap. Seperti dalam uraian ini, misalnya saya sedang berusaha berkomunikasi dengan para pembaca untuk menyampaikan ide bahwa hakikat sebuah komunikasi sebenarnya adalah usaha membuat penerima atau pemberi komunikasi memiliki pengertian (pemahaman) yang sama terhadap pesan tertentu”. Dapat disimpulkan dari Suprapto adalah komunikasi disini adalah kegiatan saling berbagi. Yanga asal kata komunikasi berasal dari bahasa latin. Yang dimana komunikasi seperti yang diberikan contohnya diatas adalah komunikasi bisa berupa verbal maupun non verbal. Komunikasi adalah suatu interaksi yang di lakukan oleh suatu individu. Lewat komunikasi orang berusaha mendefinisikan sesuatu. Fank Dance (dalam Mulyana, 2009) menemukan tiga dimensi konseptual penting yang mendasari definisi – definisi komunikasi yaitu: 1. Dimensi pertama adalah tingkat observasi, atau derajat keabstrakannya. 2. Dimensi kedua adalah kesengajaan. Sebagian definisi mencangkup hanya pengiriman dan penerimaan pesan yang disengaja sedangkan sebagian definisi lainnya tidak menuntut syarat. 3. Dimensi ketiga adalah penilaian normatif. Sebagian definisi meskipun secara implisit, menyertakan keberhasilan atau kecermatan sebagian lainnya tidak seperti itu.
14 Sedangkan menurut paragraf di atas yang berisikan dimensi sebagai dasar komunikasi menunjukan bahwa komunikasi merupakan suatu interaksi yang dilakukan oleh suatu individu dimana individu tersebut berusaha untuk mendefinisikan sesuatu ataupun menyampaikan suatu informasi. Sedangkan menurut John B. Hoben (dalam Mulyana, 2009) “Komunikasi adalah pertukaran verbal pikiran atau gagasan”. Asumsi di balik definisi tersebut adalah bahwa suatu pikiran atau gagasan secara berhasil di pertukarkan. Seperti yang disampaikan teori di atas adalah memkasudkan komunikasi merupakan proses penymapain informasi yang dilakukan secara verbal atau langsung. Adapun menurut Mulyana (2009) kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti “sama”, communico, communication, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) paling sering disebut sebagai asal kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Dari yang di sampaikan Mulyana komunikasi bermakna sama seperti yang disampaikan oleh oleh para ahli lainya. Komunikasi disini berati membuat sama. Membuat sama yang artinya menyampaikan informasi yang dimana informasi tersebut dapat ditangkap sama maksud dan tujuanya oleh orang lain. Joseph A. Devito (dalam Suprapto, 2006) mengemukakan komunikasi sebagai transaksi. “Transaksi yang dimaksudkannya bahwa komunikasi merupakan suatu proses dimana komponen-komponennya saling terkait dan bahwa para komunikatornya beraksi dan bereaksi sebagai suatu kesatuan dan keseluruhan. Dalam setiap proses transaksi,setiap elemen berkaitan secara integral dengan elemen lain” Dari yang disampaikan oleh Joseph dapat di simpulkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses transaksi informasi yang dimana para komunikatornya bereaksi dan beraksi. Berati komunikatornya adalah memberikan respon dan menerima respon dalam proses komunikasi tersebut. Sedangkan Larry A Samovar, Richard E Porter dan Nemi C Janin (dalam Purwasito, 2008) mendefinisikan komunikasi sebagai berikut : “Communication is defined as a two way on going, berhaviour affecting process inwhich one person (a
15 source) intentionally encodes and transmits a message throught a channel to an intended audience (receiver) in order to induce a particular attitudeor behaviour. Sedangkan apa yang dimasudkan oleh Larry adalah kegiatan antara 2 orang yang dimana yang satu menyampaikan informasi yang satu menjadi penerima dalam proses komunikasi. Marhaeni Fajar (2009) mengemukakan bahwa komunikasi mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Thomas M Scheidel dalam Fajar (2009)mengemukakan bahwa kita berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas diri untuk membangun kontak sosial dengan orang sekitar dan mempengaruhi orang lain, merasa berpikir atau berperilaku sesuai yang kita inginkan. Menurut Scheidel pun tujuan utama komunikasi untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologis kita. Yang disampaikan oleh Marhaeni fajar di atas maksudnya adalah komunikasi merupakan suatu kegiatan yang di tujukan untuk membangun kontak social dengan orang lain dan juga menyampaikan informasi ke orang lain yang ditujukan untuk mempengrauhi orang lain dengan informasi yang kita sampaikan. Begitu juga dengan Katherine Miller (2005) yang memaparkan beberapa pendapat para pakar, mengenai definisi komunikasi, berikut beberapa paparan komunikasi menurut para ahli a) Hovland, Janis, dan Kelley:“Komunikasi merupakan suatu proses dimana seorang individu (komunikator) mengirimkan sebuah pesan stimulus, untuk merubah tingkah laku individu lain (audience). b) Gerbner:“Komunikasi merupakan seuatu interaksi sosial yang menggunakan simbol dan sistem pesan.” Em Griffin (2009) juga turut mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses yang saling berhubungan untuk membentuk dan menafsirka suatu pesan untuk mendapatkan tanggapan. Melihat definisi dari para pakar di atas, dapat di simpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses pengiriman pesan dari komunikator, kepada komunikan, dengan menggunakan saluran tertentu, dengan harapan mendapat mempengaruhi sang komunikan, yang lalu akan memberi feedback. Secara sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. Oleh sebab itu, komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan yang lainnya
16 (communication depends on our ability to understand one another) dikutip dari West and Turner(2007). Disampaikan oleh West and Tunner yang ada di atas adalah komunikasi dapat di terjadi bila kegiatan penyampain informasi tersebut terjadi pada kedua komponen komunikasi yaitu speaker dan listener dimana pembicara menyampaikan pesan dan pendengar menerima pesan tersebut dan dapat mengerti pesan tersebut Dari sekian banyak teori tentang komunikasi yang di paparkan di 2.1 dapat peneliti simpulkan bahwa komunikasi merupakan proses penyampaian informasi dari speaker ke listener yang dilakukan secara verbal maupun non verbal. Yang dimana dari kegiatan komunikasi itu diharapkan agar pesan yang disampaikan dapat teserap baik informasinya sesuai dengan apa yang ingin disampaikan.
2.2.2 Prinsip–Prinsip Komunikasi 1) Prinsip 1 Komunikasi adalah Proses Simbolik Salah satu kebutuhan pokok manusia, seperti dikatakan Susanne K Langer (dalam Mulyana,2009) adalah kebutuhan simbolisasi atau penggunaan lambang.Manusia memang satu-satunya hewan yang menggunakan lamabang, dan itulah yang membedakan manusia dengan mahluk lainnya. Ernest Cassirer sebagaimana dikutip Mulyana (2009) mengatakan bahwa keunggulan manusia atas mahluk lainnya adalah keistimewa mereka sebagai animal symbolicum. Lambang atau simbol adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjukan sesuatu lainnya, berdasarkan kesepakatan sekelompok orang. Lambang juga meliputi katakata (verbal), perilaku non verbal, dan objek yang maknanya disepakati bersama. 2) Prinsip 2 : Setiap Perilaku Mempunyai Potensi Komunikasi Segala sesuatu dari semua prilaku tidak berarti itu adalah komunikasi. Potensi komunikasi dapat di lihat dari non verbal atau verbal. Seperti contohnya orang yang makan di suatu restoran tidak mengucapkan sepatah kata pun ia menampilkan prilaku potensialnnya karena ia tidak berbicara bisa saja dya sedang marah, atau bisu. 3) Prinsip 3 : Komunikasi Punya Demensi isi dan Dimensi Hubungan Dimensi isi disandi secara verbal, sementara dimensi hubungan disandi secara nonverbal. Dimensi isi menunjukan muatan (isi) komunikasi, yaitu
17 apa yang dikatakan. Sedangkan dimensi hubungan menunjukan bagaimana cara mengatakannya yang juga mengisyaratkan bagimana hubungan para peserta komunikasi itu, dan bagimana seharusnya pesan itu ditafsirkan. Pengaruh pesan juga akan berbeda bila disajikan dengan media yang berbeda. 4) Prinsip
4
:
Komunikasi Berlangsung
dalam
Berbagai
Tingkat
Kesengajaan Komunikasi
dilakukan
dalam
berbagai
tingkat
kesengajaan,dari
komunikasi yang tidak disengaja sama sekali. Kesengajaan bukanlah syarat untuk terjadinya komunikasi. Biasanya kita tidak menyadari bahwakita sedang menyampaikan pesan potensial ini bisa ditafsirkan orang lain. Dalam komunikasi sehari-hari, terkadang kita mengucapkan pesan verbal yang tidak sengaja tetapi bahasa non verbal lebih banyak kita sampaikan. 5) Prinsip 5: Komunikasi Terjadi dalam Konteks Ruang dan Waktu Waktu juga mempengaruhi makna terhadap suatu pesan. Contohnya seperti telephone tengah malam di bandingkan dengan telephone siang hari, pada malam hari mungkin telephone tersebut darurat. Kehadiran orang lain, sebagai konteks sosial juga akan mempengaruhi orang-orang yang berkomunikasi. Pengaruh konteks waktu dan konteks sosial terlihat pada suatu keluarga yang tidak pernah terseyum atau menyapa siapapun pada hari-hari biasa, tetapi mendadak menjadi ramah pada hari lebaran. 6) Prinnsip 6 : Komunikasi Melibatkan Prediksi Peserta Komunikasi Komunikasi juga terikat oleh aturan atau tatakrama. Orang-orang memilih strategi tertentu berdasarkan bagaimana orang yang menerima pesan akan merespon. Prediksi ini tidak selalu disadari, dan sering berlangsung cepat. Prinsip ini mengasumsikan bahwa hingga derajat tertentu ada keteraturan pada perilaku komunikasi manusia. Dengan kata lain, perilaku manusia, minimal secara persial, dapat diramalkan. 7) Prinsip 7: Komunikasi bersifat Sistemik Dalam transaksi komunikasi itu:sistem internal dan sistem eksternal. Sistem internal adalah seluruh sistem nilai yang dibawa oleh individu ketika ia berpartisipasi dalam komunikasi, yang ia cerap selama sosialisasinya dalam berbagai lingkungan sosialnya. Dalam, konteks ini,
18 setiap individu adalah suatu sistem internal. Jumlah sistem internal ini adalah sebanyak individu yang ada. Berbeda dengan sistem internal, sistem eksternal terdiri dari unsur-unsur dalam lingkungan di luar individu, termasuk kata-kata yang ia pilih untuk berbicara, isyarat fisik peserta komunikasi, kegaduhan di sekitarnya, penataan ruangan, cahaya, dan temperatur ruangan. Elemen-elemen ini adalah stimuli publik yang terbuka bagi setiap peserta komunikasi dalam setiap transaksi komunikasi. 8) Prinsip 8 : Semakin Mirip Latar Belakang-budaya Semakin efektifitaslah komunikasi Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai dengan harapan para pesertanya(orang-orang yang sedang berkomunikasi) Dalam kenyataan, tidak pernah ada dua manusia yang persis sama, meskipun mereka kembar yang di lahirkan dan diasuh dalam keluarga yang sama. Namun kesamaan dalam hal-hal tertentu yang menjadi tertarik karena kesamaan tersebut. 9) Prinsip 9 : Komunikasi Bersifat Nonsekuensial Kincaid dan Schramm (dalam Mulyana,2009) yang mereka sebut model komunikasi antar manusia yang memusat. Tubbs (dalam Mulyana, 2009)yang menggunakan komunikator 1 dan komunikator 2 untuk kedua pihak yang berkomunikasi tersebut 10) Prinsip 10 : Komunikasi bersifat Prosesual, dinamis, dan transaksional Seperti juga waktu dan eksistensi, komunikasi tidak mempunyai awal dan tidak mempunyai akhir, melainkan merupakan proses yang sinambung. Shaw (dalam Mulyana, 2009) berkata, “Satu-satunya orang yang perilakunya waras adalah penjahitku : ia melakukan pengukuran yang baru setiap kami bertemu, sementara orang lain mengukurku dengan pengukur lama dan mengharapkan pengukuran lama itu sesuai untukku.” Dunia berubah lebih cepat daripada kata-kata namun kita tetap menggunakan kata-kata yang agak usang dan tidak lagi menggambarkan dunia tempat kita tinggal 11) Prinsip 11 : Komunikasi Bersifat Irreversible Dalam komunikasi, sekali kita mengirimkan pesan, kita tidak dapat mengendalikan
pengaruh
pesan
tersebut bagi
khalayak,
apalagi
19 menghilangkan efek pesan tersebut sama sekali.Sifat Irreversible ini adalah implikasi dari komunikasi sebagai proses yang selalu berubah. Prinsip ini menyadarkan kita bahwa kita harus hati-hati untuk menyampaikan pesan kepada orang lain, efeknya tidak bisa ditiadakan sama sekali, meskipun kita berupaya meralatnya 12) Prinsip 12 : Komunikasi Bukan Panasea untuk Menyelesaikan Berbagai Masalah. Banyak persoalan dan konflik antarmanusia disebabkan oleh masalah komunikasi. Namun komunikasi bukanlah sesuatu obat dari segala masalah untuk menyelesaikan persoalan atau konflik tersebut mungkin berkaitan dengan masalah struktural. Agar komunikasi efektif, kendala struktural ini harus juga diatasi
2.2.3 Unsur-Unsur Komunikasi Berdasarkan definisi Lasswell di atas, dapat di turunkan lima unsur komunikasi yang saling bergantung satu sama lain (Mulyana,2009), yaitu : a) Sumber (source) Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkonsumsi yang biasa disebut sebagai komunikator. Bisa jadi seorang individu, kelompok, organisasi, perusahaan atau bahkan suatu negara. Untuk menyampaikan apa yang ada dalam hati dan pikirannya, sumber harus mengubahnya menjadi seperangkat simbol verbal atau nonverbal. Proses inilah yang di sebut penyandian (encoding). b) Pesan (message) Pesan adalah apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal dan atau nonverbal yang mewakili perasaan dan pikiran sumber. Pesan memiliki tiga komponen: makna, simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna dan bentuk atau organisasi pesan. Pesan memiliki dua macam simbol, yang pertama adalah kata-kata, yang dapat merepresentasikan objek, ide, gagasan, dan perasaan, baik lewat ucapan maupun tulisan. Pesan juga dapat dirumuskan secara nonverbal, seperti melalui tindakan, atau bahasa tubuh (gesture).
20 c) Saluran atau Media Saluran atau media adalah alat atau wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima pesan. Saluran bisa bermacam-macam tergantung dari kebutuhan dan bentuk pesan yang akan disalurkan. d) Penerima (reciever) Sering juga disebut sebagai sasaran, tujuan, komunikan, penyandibalik (decoder), khalayak, atau pendengar, yakni orang yang menerima pesan dari sumber atau komunikator. e) Efek (effect) Yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut. Misalnya penambahan pengetahuan, terhibur, perubahan sikap, perubahan keyakinan dan perubahan perilaku.
Sumber : Mulyana, 2009. Gambar 2.1 Model Komunikasi
Bila dibandingkan dengan model-model yang lebih baru, unsur-unsur komunikasi ini masih belum lengkap. Unsur lain yang sering di tambahkan adalah noise atau gangguan dalam komunikasi, serta feedback atau respon balik dari penerima pesan.
2.2.4 Fungsi Komunikasi Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson mengemukakan bahwa komunikasi mempunyai dua fungsi umum. Pertama, untuk kelangsungan hidup diri sendiri yang meliputi : keselamatan fisik, meningkatkan kesadaran pribadi, menampilkan diri kita sendiri kepada orang lain dan mencapai ambisi pribadi. Kedua, untuk kelangsungan hidup
masyarakat,
tepatnya
untuk
memperbaiki
hubungan
mengembangkan keberadan suatu masyarakat (Mulyana, 2009).
sosial
dan
21 Kita juga akan membahas empat fungsi komunikasi yang dikemukakan oleh William I. Gorden (dalam Mulyana,2009).
2.2.4.1 Fungsi Komunikasi Sosial Komunikasi penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang menghibur dan memupuk hubungan dengan orang lain.
2.2.4.2 Fungsi Komunikasi Ekspresif Komunikasi ekspresif dapat dilakukan oleh baik sendiri ataupun dalam kelompok. Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan untuk mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk
menyampaikan
perasaan-perasaan
(emosi)
kita.
Emosi
tersebut
dikomunikasikan terutama melalui pesan-pesan nonverbal.
2.2.4.3 Fungsi Komunikasi Ritual Komunikasi ritual biasanya dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas umumnya memiliki ritual-ritual atau simbol-simbol tersendiri yang sudah mewakili komunitas mereka. Dalam komunitas tersebut, orang mengucapkan kata-kata atau menampilkan perilaku-perilaku simbolik. Seperti contoh supporter Persija yang biasa disebut The Jak atau Jakmania. Jakmania sangat identik dengan warna jingga. Seorang Jakmania yang akan mendukung Persija, tentu secara simbolik akan menggunakan berbagai atribut berwarna jinga. Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen mereka kepada tradisi keluarga, komunitas, suku bangsa, negara, ideologi atau agama mereka.
2.2.4.4 Fungsi Komunikasi Instrumental Komunikasi
instrumental
mempunya
beberapa
tujuan
umum:
menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan, dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan, dan juga menghibur. Bila diringkas, maka kesemua tujuan tersebut dapat disebut membujuk (bersifat persuasif).
22 Alhasil, meskipun kita dapat membedakan fungsi-fungsi komunikasi itu, suatu peristiwa komunikasi sesungguhnya seringkali mempunyai fungsi-fungsi yang tumpang tindih, meskipun salah satu fungsinya sangat menonjol dan mendominasi
2.2.5 Public Relations Menurut E.Marston “Public Relations is planned, persuasive communication designed to influence significant public” Kasali, (2005). Kata kunci dari definisi ini adalah “planned”, “persuasive communication” dan “significant public”. Dari yang disampaikan tersebut dapat dilihat apa yang harus dilakukan seorang Public Relations yang terpenting salah satunya adalah melakukan perencanaan. Adapun Seitel (2007) mengungkapkan bahwa “Public Relations (PR) is the practice of managing the spread of information between an individual or an organization (such as a business, government agency, or a nonprofit organization) and the public. Public Relations may include an organization or individual gaining exposure to their audiences using topics of public interest and news items that do not require direct payment.” Sedangkan menurut Seitel seperti yang kita lihat dalam paragraf di atas Public Relations merupakan kegiatan atau memiliki tugas untuk menyebarkan informasi antara peorangan ataupun juga suatu organisasi. Dapat disimpulkan PR dapat menggunakan suatu individu ataupun organisasi dalam proses menyampaikan suatu informasi tanpa harus menggunakan media yang berbayar. Public Relations perlu direncanakan dalam suatu pendekatan manajemen kepada target-target publik tertentu. Public Relations melakukan komunikasi dengan membujuk (persuasive). Oleh karena itu sering disebut secara sepihak bahwa Public Relations adalah profesi membujuk (persuaders). Kata kunci significant public mengacu pada khalayak sasaran pekerjaan Public Relations yang disebut “stakeholders”. Dari definisi yang lebih spesifik dan kongret dikemukakan oleh Marsaton “Public Relations adalah seni untuk membuat perusahaan anda disukai dan dihormati oleh para karyawan, konsumen dan para penyalurnya” (Kasali,2005). Dilihat dari paragraf di atas dapat disimpulkan bahwa Public Relations merupakan merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan dengan membujuk dan orang yang melakukan kegiatan tersebut adalah persuaders. 2.2.6 Fungsi Public Relations Fungsi kegiatan Public Relations yang utama adalah melaksanakan upayaupaya untuk menumbuhkan, memelihara dan membangun citra. Dalam hali ini, citra
23 yang positif dan menguntungkan tentunya, menyangkut citra mengenai suatu organisasi atau perusahaan beserta produk-produknya. Pakar Public Relations Internasional, Cutlif & Center, serta Canfield yang dikutip oleh Ruslan (2012)dalam bukunya Manajemen Public Relations danMedia Komunikasi, merumuskan lima fungsi Public Relations sebagai berikut: 1. Menunjang akitivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi melekat pada manajemen lembaga organisasi). 2. Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan publiknya yang merupakan khalayak sasaran baik internal maupun eksternal. 3. Mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap badan/organisasi yang diwakilinya, atau sebaliknya. 4. Melayani kepentingan publiknya dan memberikan sumbang saran kepada pemimpin manajemen demi tujuan dan manfaat bersama. 5. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus informasi, publikasi, demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak. Dapat kita lihat dari teori yang berada di paragraf di atas seorang Public Relations disini memiliki fungsi secara internal maupun eksternal. Sehingga fungsi seorang Public Relations sangatlah penting dalam suatu organisasi maupun perusahaan. Apabila dilaksanakandengan baik dan sungguh-sungguh Public Relations akan menjadi dukungan yang nyata terhadappencapaian tujuan suatu organisasi atau perusahaan beserta manajemennya. Dapatdisimpulkan bahwa tujuan dari Public Relationss adalah pencapaian citra yangpositif yang telah ditetapkan atau yang diharapkan menyangkut upayamemperbaiki serta mengembalikan citra yang positif. Dalam implementasinyafungsi Public Relations untuk membangun pendapat umum dan menumbuhkembangkan pengertian dan persepsi khalayak.
2.2.7 Strategi Public Relations Dalam menumbuhkan atau membangun Brand Awareness diperlukan adanya strategi yang terencana dengan matang. Strategi itu sendiri menurut Adnanputra (2005), mengatakan bahwa arti strategi adalah bagian terpadu dari suatu rencana, sedangkan rencana merupakan produk dari suatu perencanaan, yang pada akhirnya perencanaan adalah suatu fungsi dasar dari proses manajemen. Strategi yakni proses penentuan “Apa dan bagaimana” yang digunakan dalam perencanaan untuk
24 mencapai tujuan perusahaan. Berdasarkan pola strategi Public Relations tersebut, maka menurut Ahmad, batasan pengertian tentang strategi Public Relations adalah: “Alternatif optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan Public Relations dalam kerangka suatu rencana Public Relations.” Bahwa pada prinsipnya, strategi merupakan suatu proses, makatentu saja terikat atau terdiri dari rangkaian tahap-tahap. Oleh karena itu, Tahap tersebut disederhanakan oleh Samuel C. Certo dan J. Paul Peter berdasarkan gambar berikut (Zulkiflimansyah, 2007: 15-17):
Sumber: Zulkiflimansyah, 2007. Gambar 2.2 Proses Manajemen Strategi
Ruth Yearley, Planning Director dari Biro Konsultan Public Relations s Ketchum London dalam Konferensi Chartered of Public Relations s (CIPR) “Perfecting PR Strategy” di London pada tahun 2007, sebagaimana dikutip oleh Prayudi (2012) mengatakan : “Kami melihat strategi sebagai sebuah penjelasan intelektual yang membantu tim dan semua orang yang terlibat dalam program Public Relations s mengerti apa yang harus mereka capai dan bagaimana mereka akan mencapainya. Strategi merupakan pijakan bagi seluruh program dan tempat untuk selalu kembali untuk melihat bahwa kita berada pada jalur yang benar dan mengerti mengapa kita melakukan apa yang kita lakukan.” Seperti yang dikatakan Prayudi di atas strategi merupakan suatu penjelasan intelektual yang dimana peneliti juga setuju dikatakan dengan startegi dapat membantu tim dan semua orang yang terlibat dalam progam Public Relations .
25 Dengan strategi dapat dilihat apakah kegiatan tersebut berjalan dengan benar ataupun tidak. Strategi Public Relations atau yang lebih dikenal dengan bauran Public Relations , menurut Ruslan (2013: 13) adalah sebagai berikut: 1. Publications, setiap fungsi dan tugas Public Relations
adalah
menyelengarakan publikasi atau menyebarluaskan informasi melalui berbagai media tentang aktivitas atau kegiatan perusahaan atau organisasi yang pantas untuk diketahui oleh publik. Dalam hal ini, tugas Public Relations adalah menciptakan berita untuk mencari publisitas melalui kerjasama dengan pihak pers/wartawan dengan tujuan menguntukan citra lembaga atau organisasi yang diwakilinya. 2. Event, Merancang sebuah event yang bertujuan untuk memperkenalkan produk dan layanan perusahaan, mendekatkan diri ke publik dan lebih jauh lagi dapat mempengharui opini publik. Berikut beberapa jenis event; •
Calander event, meliputi kegiatan rutin yang diselenggarakan pada waktu tertentu, seperti menyambut hari raya Idul Fitri, Natal dan Tahun baru serta hari ulang tahun dan sebagainya.
•
Special events, event atau acara ajang yang sifatnya khusus dana dilaksanakan pada moment tertentu diluar acara rutin dari program kerja PR, seperti peluncuran produk baru, pembukaan kantor, pabrik baru, jalan baru, gedung baru, dan sebagainya.
•
Momment event: event atau acara yang bersifat momentum atau lebih khusus lagi, misalnya menyambut pesta perak, pesta emas, pesta berlian, hingga menghadapi millennium.
3. News (menciptakan berita), berupaya menciptkan berita melalui press release, news letter, buletin dan lain-lain. Untuk itulah seorang PR harus mempunyai kemampuan menulis untuk menciptakan publisitas. 4. Community involvement (kepedulian pada komunitas), kerterlibatan tugas sehari-hari seorang PR adalah mengadakan kontak siosial dengan kelompok masyaraka tertentu guna menjaga hubungan baik dengan pihak organisasi atau lembaga yang diwakilinya. 5. Inform or image (memberitahukan atau meraih citra), ada dua fungsi utama dari PR, yaitu memberikan informasi kepada public atau menarik perhatian, sehingga diharapkan dapat memperoleh tanggapan berupa citra
26 positif. 6. Lobbying and negotiation, keterampilan untuk melobi melalui pendekatan pribadi dan kemampuan bernegosiasi sangat diperlukan bagi seorang PR. Tujuan lobi adalah untuk mencapai kesepakatan atau memperoleh dukungan dari indibidu dan lembaga yang berpengaruh terhadapan kelangsuangan bisnis perusahaan. 7. Social Responsibility, memiliki tanggung jawab social dalam aktifitas PR menunjukan bahwa perusahaan memiliki keperdulian terhdap masyarakat. Hal ini akan meningkatkan citra perusahaan di mata publik. Saat ini banyak perusahaan menjadikan kegiatan social sebagai aktifitas yang harus dilakukan. Bentukanya beragam seperti peduli banjir, memberikan beasiswa, santunan anak yatim, pengobatan gratis, dan masih banyak kegiatan lainnya. Dapat dilihat dari yang disampaikan Ruslan di atas 7 bauran tersebut juga dapat dijadikan sebagai salah satu pedoman dalam membuat atau menganalisa strategi Public Relations secara umum atau mendalam. Menurut teori ini diharapkan dapat membantu dalam pembahasan yang ada di selanjutnya.
2.2.8 Brand American
Marketing
Association
dalam
Kotler
&
Keller
(2009)
mendefinisikan merek sebagai nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau kombinasinya, yang dimaksud untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari salah satu penjual atau kelompok penjual dan mendiferensiasikan mereka dari para pesaing. Menurut Kotler dan Amstrong (2009) bahwa merek (Brand) adalah sebuah nama, istilah, tanda, lambang atau desain, atau kombinasi semua ini, yang menunjukkan identitas pembuat atau penjual produk atau jasa. Konsumen memandang merek sebagai bagian penting dari produk, dan penetapan merek bisa menambah nilai bagi suatu produk. Menurut Kotller & Keller (2009) merek mengidentifikasi sumber atau pembuatan produk dan memungkinkan konsumen – bisa individual atau organisasi – untuk menuntut tanggung jawab atas kinerjanya kepada pabrikan atau distributor tertentu. Merek juga melaksanakan fungsi yang berharga bagi perusahaan. model resonansi merek juga memandang pembangunan merek sebagi sederet langkah yang menapak naik, dari bawah ke atas. Tahapan pertama Memastikan teridentifikasinya
27 merek oleh pelanggan dan memastikan asosiasi merek dalam pikiran pelanggan dengan satu kelas produk atau kebutuhan pelanggan tertentu. Kedua menanamkan merk secara total ke pikiran konsumen setelah itu di tahap ketiga mendapat respon pelanggan dengan penilainya, setelah itu di akhir urutan tersebut terdapat loyalitas antara pelanggan dengan merk secara aktif dan intens. Definisi dari Brand dapat disimpulkan bahwa merek merupakan suatu lambang atau tanda untuk mencirikhaskan suatu produk. Selain itu Brand bisa menjadi tolak ukur suatu perusahaan untuk melihat posisi perusahaanya di masyarakat itu berada di posisi seperti apa dan berada dimana.
2.2.9 Brand association Aaker (dalam Kartajaya, 2010) mendefinisikan brand asosiasi sebagai segala sesuatu yang terhubung di ingatan pelanggan terhadap suatu merek. Brand asosiasi juga memberikan banyak nilai terhadap perusahaa, antara lain 1) Memudahkan pelanggan untuk mendapatkan infomasi tentang merek. 2) Mempengaruhi interpretasi pelanggan atas fakta mengenai merek 3) Membedakan merek dari merek pesaing 4) Memperkuat posisi merek di pasar 5) Alasan pelanggan untuk menggunakan merek 6) Dasar untuk melakukan perluasan merek
2.2.10 Brand Awareness Kartajaya (2010) mendefinisikan Brand Awareness sebagai kemampuan dari pelanggan potensial untuk mengenali atau mengingat bahwa mereka termasuk ke dalam kategori produk tertentu. Kemampuan pelanggan untuk mengenali atau mengingat merek suatu produk berbeda tergantung tingkat komunikasi merek atau persepsi pelangganterhadap merek produk yang ditawarkan. Berikut adalah tingkatan Brand Awareness : 1) Unaware of Brand Pada tahap ini, pelanggan merasa ragu atau tidak yakin apakah sudah mengenal merek yang disebutkan atau belum. Tingkatan ini yang harus dihindari oleh perusahaan. 2) Brand Recognition
28 Pada tahap ini, pelanggan mampu mengidentifikasi merek yang disebutkan 3) Brand Recall Pada tahapan ini, pelanggan mampu mengingat merek tanpa diberikan stimulus 4) Top of Mind Pada tahapan ini pelanggan mengingat merek sebagai yang pertama kali muncul di pikiran saat berbicara mengenai kategori produk tertentu.
Upaya meraih kesadaran merek, baik dalam tingkat pengenalanmaupun pengingatan kembali, melibatkan dua kegiatan, yaitu berusaha memperoleh identitas merek dan berusaha mengkaitkannya dengan kelas produk tertentu. Kartajaya (2010) untuk meningkatkan suatu Brand Awareness masyarakat terhadap perushaan, maka suatu perusahaan harus melakukan beberpa aktivitas berikut: 1) Membuat pesan yang singkat agar masyarakat menjadi cepat ingat terhadap pesan yang disampaikan. Masyarakat menjadi sulit melupakan dengan pesan yang disampaikan 2) Menggunakan tagline yang pendek untuk mendukung jingle yang menarik. Dengan adanya tagline membuat masyrakat semakin mudah mengingat perusahaan, disebabkan tagline tersebut akan menjadi cirikhas suatu perusahaan. Dengan kata lain tagline mewakili identitas suatu perusahan. 3) Mengembangkan symbol yang memiliki kertekaitan erat dengan merek, contohnya simbol MTV yang memiliki singkatan dan karakter simbol kuat terhadap merek progam televisi yang berisikan musik-musik. 4) Menggunakan publisitas sebagai pelengkap iklan. Hal ini bukan saja sebagai media promosi, tetapi untuk mengkomunikasikan pesan dan proses penciptaan citra suatu perusahaan. Dapat dilihat dengan adanya publisitas akan membantu perusahaan untuk melakukan kegiatan promosi maupun menyampaikan pesan. Bukan hanya bergantung dengan iklan yang ada tetapi juga melakukan kegiatan publikasi yang menggunakan kemampuan perusahaan itu sendiri sangatlah membantu dalam proses kegiatan promosi seperti media flyer maupun buletin.
29 5) Memanfaatkan kesempatan untuk menjadi sponsor acara dengan cara melakukan saling betukar dalam melakukan kegiatan sponsor tersebut. Dengan adanya kegiatan sponsor akan sangat mempermudah perusahaan dalam mengenalkan perusahaanya ke masyarakat luas. Disebabkan kegiatan tersebut perushaan bisa mempromosikan perusahaanya kepada masyarakat yang datang ke acara tersebut. 6) Mempertimbangkan untuk menempatkan merek pada produk lain, namun sebaiknya tidak terlalu banyak menempatkan merek pada produk lain karena akan sulit bagi perusahaan untuk mengelolahnya. Dengan adanya penempatan merek pada produk lain secara tidak langsung perusahaan dapat mendapatkan banyak keuntungan dalam kegiatan promosi dan menunjukan suatu ciri khas dari suatu perusahaan 7) Menggunakan icon untuk membantu pelanggan sadar akan merek, contohnya icon Kolonel Sanders untuk restoran KFC dan Ronald Mcdonald untuk restoring Mcdonalds. Dengan adanya icon akan memudahkan
perusahaan
untuk
membuat
masyarakat
mengingat
perusahaan tersebut. Dalam arti ini icon akan mewakili perusahaan.
2.2.11 Social Media Media sosial merupakan saran untuk berbagi informasi teks, gambar, suara dan video. Antara sesama pengguna sosial media lainya.
Kegiatan petukaran
informasi itu sendiri dapat terjadi antara perusahaan ke masyarakat ataupun sebaliknya Kotler dan Keller (2009). Media sosial telah menjadi bagian dari kehidupan manusia modern saat ini. Dalam satu konten di kompas, 26 Desember 2011(dalam Romli, 2012) dipekirakan 3S akan menjadi tren dalam masyarakat. 3S adalah social, share dan speed. Yang berati share adalah berbagi informasi melalui tulisan, foto dan video maupun lainya. Social yang berate bagaimana orang terhubung dengan orang lain dan saling berbagi. Speed yang berati bagaimana jejaring sosial memiliki kecepatan dalam menyebarkan informasi, kecepatan yang melebihi wartawan dalam menuliskan berita. Kini di zaman
seperti
ini
kecepatan
informasi
di
media
sosial
nampaknya
sudahmenggantikan peranan media massa konvensional dalam menyebarkan berita.Kalangan
media
konvensional
pun
menggunakan
media
untukmenyebarkan informasi yang dibuat para wartawannya (Romli, 2012).
sosial
30
2.3 Kerangka Pemikiran Publication Event
Strategi Public Relations
Community Involvement Inform or Image Brand Awareness News
Lobbying and negotition
Social Responblity
Media sosial
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran
Nuage Pool and Garden Lounge adalah obyek penelitian dalam penelitian ini, peneliti melakukan pembahasan di bidang Stragi Public Relationsdengan hasil yang diharapkan adalah Brand Awareness.Kerangka pemikiran diatas dipadukan dengan teori Pencils dan juga media sosial sebagai pelengkap.