BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
2.1
Penelitian Sebelumnya Dalam tugas akhir ini, tim produksi membuat sebuah program news magazine yang berjudul fashion update. Diberi nama magazine karena topik dan tema yang disajikan mirip dengan topik yang ada dalam suatu majalah (magazine). Magazine adalah sebuah program yang menampilkan informasi ringan namun mendalam dan lebih menekankan pada aspek menarik suatu informasi.Dari konsep kamera, seorang camera person dalam program fashion update ini menggunakan tiga kamera yang berbeda, agar tayangan yang ditampilkannya nanti tidak monoton dan dibuat semenarik mungkin dengan angle yang berbeda. Dalam bagian ini, penulis akan membahas perbandingan tugas karya akhir yang dibuat dengan program sebelumnya yang sudah tayang di televisi swasta nasional yang di bedakan dari waktu tayang dan isi program.
Tabel 2.1 Perbandingan program Fashion Update dengan Program Lain No
Judul Program
Isi Program
Perbedaan dengan Program yang Dibuat
1.
iLook Net TV Hari Sabtu Minggu10.30 – 11.00
iLook
merupakan Memiliki persamaan dari
sebuah program acara keduanya yang merupakan lebih program
magazineyang
magazine
yaitu
berbagai sebuah program acara yang
membahas
berbagai pernak-pernik lebih mengutamakan halyang
berhubungan hal
setiap
Ada
fashiom beberapa perbedaan yang di
dengan Program
menariknya.
tayang buat
ini
Fashion
dan dengan
sabtu
iLook,
Update seperti
minggu yang berdurasi keberadaan syuting, iLook 30 menit. Acara inijuga hanya memberikan
didalam
studio
tips-tips sedangkan fashion update
seputar make up, nail, mempunya beberapa liputan rambut
dan
juga di luar studio. Dari segi
fashion atasan/bawahan pembahasan, pria dan wanita.
iLookmemberikan tips and trick tentangfashion, akan akan
membahas
updatelebih
fashion luas
mengenaitrend update top six
fashion
men/women.Dan
untuk
komentar fesyen itu sendiri yang dipergunakan dalam program
iLook
hanya
komentar
host
yang
berperan
sebagai
model,
sedangkan updatememinta
fashion komentar
dari
beberapa
sumber
lainnya. 2.
Food&Fashion TransTV
Program
yang Perbedaan yang di tujukan
berdurasikaan 30 menit dalam ini,
Farah
program
Quinn food&fashion trans tv ini
Jumat 09.00 –
sebagai
09.30
mengajak untuk jalan- fashion saja. Pembahasan jalan
host
dan
makanan
akan akan
mencari mengenai
khas
tradisional
membahas
segmen
fashion
baik program di trans tv ini, host
maupun mengunjungi sebuat butik
modern, dan melihat ataupun cara Selain program Quinn
dalam
tempat
pembuatannya. perbelanjaan itu ini juga
dalam membeli
untuk
dan
Farah mengenakan
langsung baju
yang
akan diinginkan sesuai dengan
memberikan informasi tema atau topik yang saat seputar fashion.
itu sedang di bahas. Fashion update semua
lebih
membahas
tentang
gaya
berpakaian yang sedang up to date dan juga mempunyai segmen komentar fashion dari beberapa orang yang berhubungan fashion.
dengan
2.2
Teori atau Konsep yang Berkaitan dengan Pembuatan Tugas Akhir 2.2.1 Proses Produksi Televisi Dalam sebuah proses produksi televisi, menurut Herbert Zettl dalam buku yang berjudul Television Production Handbook, Eleventh Edition, terlepas dari bagian nonteknis atau teknis, atau apakah bekerja dengan tim besar produksi atau sendiri, maka akan terlibat dalam tiga fase produksi yaitu: praproduksi, produksi, dan pascaproduksi. 2.2.1.1Pra-Produksi Pra-produksi mencakup semua persiapan dan kegiatan sebelum benar-benar pindah ke studio atau di lapangan pada hari pertama produksi.Ini biasanya terjadi dalam dua tahap.Tahap 1 terdiri dari semua kegiatan yang diperlukan untuk mengubah ide dasar menjadi konsep yang bisa diterapkan atau script.Pada tahap 2 semua rincian produksi yang diperlukan, seperti lokasi, kru, dan peralatan untuk kamera tunggal atau multicamera produksi, yang bekerja keluar. 2.2.1.2Produksi Setelah membuka pintu studio untuk latihan atau melakukan sesi video rekaman, atau memuat camcorder ke dalam van untuk menembak lapangan, saat itulah sedang berada dalam proses produksi. Kecuali untuk latihan, produksi melibatkan peralatan
dan
biasanya
sudah
ada
orang-orang
yang
mengoperasikan peralatan. Dan mengandung semua yang ada di dalam sebuah acara televisi atau video-recorded. Kegiatan ini disebut juga dengan shooting atau peliputan. Tahap produksi shooting ini dapat dilakukan di dalam studio maupun diluar studio. Berlangsungnya sebuah produksi acara sangat bergantung pada tim produksi itu sendiri. Selain itu, proses produksi program televisi juga bergantung pada
seseorang atau beberapa orang yang mejadi talent atau host untuk memandu jalannya acara.Dan juga melibatkan beberapa narasumber yang memang berpengalaman di bidang fashion untuk mengomentari gaya berpakaian cuplikan sebuah film. 2.2.1.3 Pasca Produksi Kegiatan utama pasca produksi terdiri dari video dan audio editing. Hal ini juga dapat mencakup koreksi warna klip video (sehingga baju merah dari seorang aktor tampak sama dari satu tembakan ke depan), pemilihan musik kembali tanah yang sesuai, dan penciptaan efek audio khusus. Bila menggunakan kamera film-gaya tunggal, yang berarti bahwa adegan dibangun dengan merekam satu tembakan demi satu dengan hanya satu kamera, kegiatan pascaproduksi bisa memakan waktu lebih lama dari produksi aktual.
2.2.2 Angle Kamera
Gambar 2.1. Sumber: www.google.com
Menurut Gerzon, dalam pemilihan sudut kamera dengan tepat akan mempertinggi visualisasi dramatic dari suatu cerita. Penentuan sudut pandang kamera menjadi faktor yang sangat penting dalam membangun
cerita
yang
berkesinambungan.
Menurut
Panca
Javandalasta (Javandalasta, 2011) dalam buku yang berjudul 5 hari mahir bikin film, menjelaskan tipe angle kamera yang dibagi menjadi 2 jenis, antara lain: 1. Angle Kamera Objektif : Kamera dari sudut pandang penonton outsider, tidak dari sudut pandang pemain tertentu. Beberapa sudut obyektif yang dipakai pada saat pengambilan gambar, antara lain: - Bird EyeView Pengambilan
gambar
dilakukan
dari
atas
dari
ketinggian tertentu sehingga memperlihatkan lingkungan yang sedemikian luas dengan benda-benda lain di bawah terlihat
kecil.
Pengambilan
gambar
biasannya
menggunakan helikopter maupun dari gedung-gedung tinggi. - High Angle Kamera ditempatkan dengan sudut lebih tinggi daripada subjek, untuk menampilkan kedudukan subjek yang lebih rendah dari pada penonton, dan mempunyai arti dramatic yaitu kecil dan kerdil. - Low Angle Pengambilan gambar diambil dari bawah objek, yaitu kamera ditempatkan dengan sudut lebih rendah daripada subjek, untuk menampilkan kedudukan subjek yang lebih tinggi dari pada penonton. - Eye level Angle Objek
ditempatkan
sejajar
dengan
mata
objek.
Pengambilan gambar dari sudut eye level hendak menunjukan bahwa kedudukan subjek dengan penonton sejajar. - Frog Eye View Sudut pengambilan gambar diambil sejajar permukaan tempat objek berdiri, seolah olah memperlihatkan objek menjadi besar.
2.
Angle Kamera Subyektif :Kamera dari sudut pandang penonton yangdilibatkan, misalnya melihat ke penonton, atau dari sudut pandang pemain lainnya dalam suatu adegan. Angle kamera subyektif dilakukan denganbeberapa cara: - Kamera
berlaku
sebagai
mata
penonton
untuk
menempatkan mereka dalam adegan, sehingga dapat menimbulkan efek dramatic - Kamera berganti-ganti tempat dengan seseorang yang berada dalam gambar. Penonton bisa menyaksikan suatu hal atau kejadian melalui mata pemain tertentu. Penonton akan mengalami sensasi yang sama dengan pemain tertentu. - Kamera bertindak sebagai mata dari penonton yang tidak kelihatan.
2.2.3 Teknik Pengambilan Gambar 2.2.3.1 Teknik Pengambilan Gambar Keseluruhan Teknik pengambilan gambar merupakan hal yang patut diperhatikan didalam melakukan sebuah perekaman gambar. Diki Umbara menyatakan teknik pengambilan merupakan teknik mengumpulkan materi (gambar) guna membangun suatu cerita. Pengambilan gambar dapat terlaksana dengan baik dan benar apabila dipahami untuk apa gambar diambil, berapa besar ukurannya, bagaimana spesifikasinya, momen mana yang bersesuaian, arah dan tujuan pergerakan, penentuan pesan dan kesan yang ada didalam sebuah gambar. Seorang camera person juga harus berperan sebagai director of photography . Peran DOP sendiri memiliki aspek didalamnya untuk mengatur komposisi dan semuateknis pengendalian kamera. Dalam produksi fashion update, camera person juga akan berperan sebagai DOP.Camera person juga akan sering melakukan diskusi dengan produser mengenai
angle kamera, warna, pencahayaan, blocking, dan pergerakan pada kamera. Seorang camera person juga harus memiliki rasa sensitifitas yang baik didalam membangun sebuah cerita. Visual story telling menjadi suatu konsep yang dapat dipergunakan oleh camera person pada saat pengambilan gambar. Point of view menjadi kata kunci didalam visual story telling. Camera person akan mendeskripsikan sebuah alur cerita melalui sebuah gambar. Dengan kata lain setiap gambar dapat bercerita walaupun tanpa adanya narasi pendukung (Blain Brown, 2012).
2.2.3.2 Teknik Pengambilan Gambar Secara Terperinci Menurut buku dasar-dasar produksi televisi yang diciptakan oleh Andi Fachruddin, pengambilan gambar terbagi menjadi sembilan.
Didalam
pengambilan
gambar,
kita
harus
mengetahui dahulu seperti apa bentuk gambar yang ingin kita ambil. Pengambilan gambar akan membentuk gambaran subjek di pikiran masyarakat. Sembilan teknik pengambilan gambar yaitu: 1. Extreme long shot (ELS) :
Gambar 2.2 Sumber gambar: www.google.com
Ukuran gambar ELS merupakan kekuatan yang ingin menetapkan suatu (peristiwa, pemandangan) yang sangat-sangat jauh dan panjang dan luas berdimensi
lebar. Biasa digunakan untuk komposisi gambar indah pada sebuah panorama.
2. Very Long Shot (VLS) :
Gambar 2.3 Sumber gambar: www.google.com
Gambar-gambar opening scene atau bridging scene dimana pemirsa divisualkan adegan kolosal, kota metropolitan dan sebagainya. Posisi kamera diletakkan beragam
seperti
top
angle
dari
helikopter,
menggunakan crane atau jimmy jib. Tidak cocok dengan handheld atau dipanggul di bahu. 3. Long shot (LS) :
Gambar 2.4 Sumber gambar: www.google.com
Keseluruhan gambaran dari pokok materi dilihat dari kepala ke kaki atau gambar manusia sepenuhnya. Dikenal dengan landscape format.
4. Medium Long Shot (MLS) :
Gambar 2.5 Sumber gambar: www.google.com
Memotong pokok materi dari lutut sampai puncak kepala pokok materi. Dari Long Shot ditarik garis imajiner lalu di zoom in sehingga lebih padat dan menjadi MLS. Angle ini dipakai untuk memperkaya keindahan gambar. 5. Medium Shot (MS) :
Gambar 2.6 Sumber gambar: www.google.com
Gambar dari pinggul pokok materi sampai pada kepala pokok materi. Komposisi gambar terbaik untuk
wawancara. Pemirsa dapat melihat dengan jelas ekspresi dan emosi.
6. Medium Close Up (MCU) :
Gambar 2.7 Sumber gambar: www.google.com
Dari dada pokok materi sampai puncak kepala. Potret setengah badan dengan keleluasaan background yang masih bisa dinikmati. Memperdalam gambar dengan menunjukkan profil dari objek yang direkam. 7. Close Up (CU) :
Gambar 2.8 Sumber gambar: www.google.com
Bagian ini meliput wajah yang keseluruhan dari pokok materi. Objek menjadi titik perhatian utama dalam pengambilan gambar dan latar belakang hanya terlihat sedikit. Fokus kepada wajah, digunakan sebagai
komposisi
gambar
yang
paling
baik
untuk
menggambarkan emosi atau reaksi seseorang. 8. Big Close Up (BCU) :
Gambar 2.9 Sumber gambar: www.google.com
Lebih tajam dari Close Up, mampu mengungkapkan kedalaman pandangan mata, kebencian raut muka dan emosional wajah. Tanpa intonasi/narasi sudah biasa mewujudkan arti reaksi spontanitas atau refleks seseorang. 9. Extreme Close Up (ECU) :
Gambar. 2.10 Sumber gambar : www.google.com
Kekuataannya ada pada kedekatan dan ketajaman yang hanya fokus pada satu objek. Sering digunakan untuk memperhebat emosi dari suatu pertunjukkan musik atau situasi yang dramatis. Kesulitannya adalah dalam menciptakan depth of field, karena jarak objek dan jangkauan lensa kamera terlalu dekat.
2.2.4 Pergerakan Kamera Pergerakan yang bervariatif sangat dibutuhkan pada setiap acara televisi hingga menghasilkan kualitas sebuah program
yang
memuaskan kreatornya. Seorang kameramen harus memahami tentang pergerakan kamera. Semakin banyak pergerakan kamera yang sesuai ketentuan maka akan menjadikan gambar lebih menarik dan mudah dimengerti penontonnya. Beberapa jenis pergerakan kamera menurut Andi Fachruddin adalah : 1. Crub/truck
Gambar 2.11 Sumber gambar: www.google.com
Pergerakan seluruh badan kamera secara horizontal ke kiri dan kanan dengan sasaran menunjukkan keberadaan objek agar mempertahankan komposisi awal dan menunjukkan perubahan latar belakang. 2.
Swing
Gambar 2.12 Sumber gambar: Buku Dasar-dasar produksi televisi
Pergerakan seluruh badan kamera ke kiri dan kanan membentuk oval, tujuannya adalah untuk menunjukkan keberadaan objek dengan mempertahankan komposisi awal. 3.
Zoom In dan Zoom Out
Gambar 2.13 Sumber gambar: www.google.com
Zoom in adalah pengambilan gambar dengan pergerakan lensa yang menunjukkan gambar lebih luas menuju objek gambar yang lebih sempit. Zoom out yaitu saat pergerakan lensa kamera mundur agar gambar yang awalnya menunjukan objek lebih luas, terlihat lebih dekat atau lebih detail. 4.
Pan left and right Panning
adalah
pergerakan
kamera
menyamping/horizontal. Pan left yaitu pergerakan saat kamera bergerak memutar ke kiri dan pan right adalah saat kamera bergerak memutar ke kanan. 5.
Tilt up Pergerakan vertikal yang bergerak dari bawah ke atas. Tujuan pergerakan ini biasnya untuk menyajikan ketinggian suatu objek.
6.
Tilt down Pergerakan kamera secara vertikal saat mengambil gambar yang bergerak dari atas ke bawah. Biasanya tujuan pengambilan gambar ini untuk menunjukkan keberadaan suatu objek yang berada dibawah.
Gambar 2.14 Sumber gambar: www.google.com
2.2.5 Komposisi Gambar Komposisi gambar adalah pengaturan/penataan dan penempatan unsur-unsur gambar ke dalam frame (bingkai gambar). Komposisi gambar harus memerhatikan faktor keseimbangan, keindahan, ruang dan warna dari unsur-unsur gambar serta daya tarik tersendiri (Fachruddin, 2012). Unsur-unsur gambar dalam komposisi : -
Tokoh/manusia (obyek), termasuk perlengkapan kostum dan make up
-
Lokasi gedung, dekorasi dan properti
-
Warna, cahaya, dan lainnya.
Sedangkan framing merupakan penempatan unsur-unsur gambar ke dalam frame yang bertujuan menempatkan objek pada komposisi yang baik, serta terpenuhinya unsur keseimbangan frame kiri dan kanan, atas dan bawah. 1. Trianggulasi Pusat perhatian ditempatkan pada puncak suatu segitiga. Bagian-bagian lainnya ditempatkan pada pangkal dasar suatu koomposisi. Keseimbangan sisi kiri dan kanan objek serta atas
dengan background yang mengesankan objek menjadi elegan dan enak dipandang.
2.
The Rule of Thirds (The Golden Mean) Pedoman dalam penempatan unsur-unsur gambar dalam frame yang dibagi atas tiga bagian secara vertikal dan tiga bagian secara horizontal. Perpotongan garis vertikal dan horizontal
merupakan
titik
perhatian
pemirsa
dalam
menyaksikan suatu adegan. Interest point of object (pusat perhatian) sebaiknya ditempatkan pada titik-titik perpotongan tersebut. 3. Walking Room/lead room) Ruang yang menunjukkan arah jalan objek sampai tepi frame, ruang depan lebih luas dua kali dibanding ruang belakang (30-50%). Teknik pengambilan gambar dengan memberikan sisa jarak ketika seseorang bergerak ke arah tertentu. Tanpa memperhatikan walking room, objek gambar orang akan tampak terhalangi atau terhenti di layar televisi. 4. Looking Room/ Nose Room Jarak pandang objek ke depan dengan perbandingan dua bagian depan satu bagian belakang (30-50%). Ketika objek gambar melihat atau menunjuk ke suatu arah, harus tersedia ruang kosong pada arah yang dituju. Pengambilan gambar tanpa looking room akan terlihat janggal dan tidak seimbang. 5. Head Room Teknik pengambilan gambar ini, ruang dari atas kepala sampai tepi atas frame, ruang bagian ini seperempat dari kepala objek. Ruang kosong yang berada di atas kepala harus seimbang
dengan
tepi
layar
televisi.
Namun
kalau
kebanyakan, maka gambar tampak tidak seimbang dan objek tampak tenggelam di layar televisi, gambar akan tidak nyaman dilihat.
6. Aerial Shot Pengambilan
gambar
daratan
dari
udara
dengan
meletakkan posisi kamera pada pesawat udara. Fungsi pengambilan gambar ini untuk melihat suasana di bawah daratan secara menyeluruh dan leluasa. 7. Over the Shoulder Shot Kamera berada di salah satu pelaku, di belakang objek yang membelakangi dan tampak di dalam frame. Sementara objek utama lebih difokuskan tampak menghadap kamera dengan latar depan bahu lawan main. 8. Establishing Shot Pengambilan gambar yang menampilkan keseluruhan objek ditambah dengan ruang di sekitarnya sebagai pemandangan atau suatu tempat untuk memberi orientasi dimana peristiwa atau bagimana kondisi adegan itu terjadi. 9. Point of View Teknik pengambilan gambar yang menghasilkan arah pandang pelaku atau objek utama dalam frame. 10. Canted Shot Kamera dalam posisi miring ke kiri atau kanan dengan statis, sehingga menggambarkan frame menjadi diagonal dengan kesan atraktif objek yang dituju. Biasanya digunakan pada tayangan MTV, saat opening oleh presenter. 11. Crazy Shot Menggerakan kamera ke kiri dan kanan secara dinamis. Tidak lazim pada program formal dan normal. Jenis ini sering digunakan sebagai cara untuk menggairahkan gambar yang disesuaikan dengan ritmenya. Sering digunakan dalam proses pembuatan video klip.
12. Subjective Shot dan Objective Shot Teknik pengambilan gambar yang secara psikologis melibatkan penonton sebagai pelaku dalam scene tersebut. 13. Type of Shot Produksi program televisi yang akan disesuaikan dengan format program yang telah ditetapkan sbelumnya. Hal ini akan mempermudah proses penyampaian pesan, menghibur dan memberikan makna yang afektif pada pemirsa televisi, sehingga tipe pengambilan gambar menjadi dasar pembuatan program acara tv adalah sebagai berikut : -
Simple shot : proses pengambilan gambar yang menggunakan pengambilan statis, tanpa pergerakan dengan cut to cut. Biasanya digunakan untuk merekam penyiar berita.
-
Complex shot : proses yang bervariasi dengan kombinasi antara
statis
dengan
pergerakan
lensa,
sehingga
menghasilkan komposisi gambar yang indah dan enak ditonton. Biasanya digunakan dalam program fashion show, kuis, dan lainnya. -
Developing shot: proses dengan menggunakan seluruh pergerakan kamera dengan berbagai angle, sehingga terbentuk pengambilan gambar yang dramatis.
14. Object in Frame Pengambilan gambar orang oleh kamera dalam satu frame dengan mengabaikan shot size orang tersebut. Pengambilan gambar ini dibagi atas one shot, two shot, three shot, group shot. -
One Shot, hanya terdapat satu orang dalam frame.
-
Two Shot, terdapat dua orang dalam satu frame.
-
Three Shot, ada tiga orang yang berada dalam satu frame.
-
Group Shot, merupakan proses pengambilan gambar yang terdapat sekelompok orang yang berada dalam satu frame.
2.2.6 Lensa Bagian terpenting dalam sebuah kamera adalah lensa. Perubahan yang terjadi dalam sebuah lensa sangat berpengaruh dengan apa yang akan dilihat oleh audience. Setiap jenis lensa akan mempengaruhi sudut pandang kamera (angle of view) dan juga mempengaruhi focal lenght. Ada beberapa jenis lensa yang akan dijelaskan (Umbara, 2009), yaitu: 1. Lensa Normal Lensa normal atau yang sering disebut dengan lensa standar memilik focal length antara 35mm – 70mm. Yang paling umum dari lensa standar adalah lensa yang memiliki focal length 50mm ( seperti lensa Fix canon 50mm f1.8). Karena lensa yang focal length nya 50mm, pandangannya sama dengan mata manusia. 2. Lensa Tele Lensa tele memiliki focal lenght yang panjang. Dengan menggunakan
lensa
ini,
subjek
terasa
dekat
sehingga
kedalamannya menjadi kurang. Keuntungan lensa ini, kita bisa merekam gambar dari posisi yang cukup jauh namun dapat menghasilkan gambar seperti kita sedang merekam dalam jarak dekat. Lensa ini memiliki ukuran 70 mm ke atas. 3. Lensa Wide Seperti namanya, lensa kamera wide angle ini memiliki daya tangkap yang lebar. Fungsi dari lensa kamera wide angle adalah untuk mengambil gambar pemandangan, arsitektur, terkadang juga digunakan untuk mengambil gambar sekumpulan orang banyak. Kita tidak perlu mundur mengambil jarak karena dengan posisi dekat, bisa terlihat seluruh bagian. Lensa ini mempunyai ukuran sudut pandang sekitar 45 sampai 90 derajat (focal lenght 10mm sampai 5mm).
4. Lensa Zoom Lensa zoom ini adalah penggabungan dari lensa sudut pandang lenar hingga lensa tele. Ukuran lensa tidak bisa ditentukan, misalnya 80-200 mm. Lensa ini cukup fleksibel dan memiliki range lensa yang cukup lebar. Lensa zoom banyak digunakan sebab pemakai tinggal memutar ukuran lensa sesuai yang dibutuhkannya.
2.2.7 Tata Cahaya Dalam satu objek harus mendapatkan pencahayaan dasar yaitu basic laighting/three point lighting. Tiga arah pencahayaan itu yaitu; dari arah belakang yang disebut dengan back lighting, dari arah depan serong kurang lebih 30º ke kiri atau kanan yang disebut key light dan dari arah depan serong kurang lebih 30º ke kanan atau kiri yang disebut fill light (Djamal, 2014).
Gambar 2.15 Sumber gambar: www.google.com Penjelasan mengenai pencahayaan dasar atau biasa disebut dengan three point light menurut Hidajanto Djamal dari buku yang berjudul Seluk Buluk Operasional Stasium Penyiaran & Produksi Kreatif, yaitu: 1. Back light Berfungsi untuk membuat objek menjadi muncul (tidak seolah menempel pada latar belakang) dan nampak berada dalam satu ruang. Jenis lampu yang digunakan adalah dari tipe fresnel spotlight dan mempunyai daya sebesar 5 kWatt.
10
2. Key light Berfungsi untuk membuat detail objek menjadi nampak, seperti mata, hidung dan mulut, kalau misalnya objek tersebut seorang host/presenter. Jenis lampu yang digunakan adalah dari tipe fresnel soptlight dengan daya 1
5 kWatt.
3. Fill light Berfungsi untuk mengurangi ketajaman bayangan akibat key light, sehingga detail objek menjadi lebih natural dilihat oleh kamera. Jenis lampu yang digunakan adalah tipe soft light yang mempunyai daya antara 1
5 kWatt.
2.2.8 Microphone Microphone merupakan alat untuk menangkap gelombang suara. Contoh
serta
penggunaan
microphone,
sebagai
berikut
(Fachruddin,2012 ): 1. Hand held mic, dipakai untuk aktivitas wawancara ENG (eelectronic news gathering) 2. Dynamic mic,. Kelebihan : tidak datar,murah,tidak perlu power sendiri. Kelemahan : kurang sensitif, besar dan berat, respons yang lambat,bukan pilihan yang baik untuk kualitas maksimal. 3. Condenser mic. Kelebihan: sensitif, kualitas audio yang baik,kecil.
Kelemahan:
self
noice
,
ringkih,
mahal,
dipengaruhi kondisi cuaca. 4. Personal mica tau clip on, mic berukuran kecil ini dipakai oleh presenter TV, dijepit di busana sekitar dada ( 35 cm dari mulut). Saat memakai clip on , perhiasan metalik harus dijauhkan karena dapat menimbulkan noise. Selain itu pergerakan yang berlebihan harus diindari. 5. Headset mic. Mic ini biasa dipakai oleh komentator program TV sport. Pada headset-nya terdapat dua sumber suara yang berbeda, yaitu audio program director.
dancue ( aba-aba) dari
6. Wireless mic.
Mic tanpa kabel ini dapat mengatasi
permasalahan yang biasa dijumpai pada mic dengan kabel, yaitu : - Konektor harus terhindar dari air, jika terpaksa upayakan untuk menutupi area yang mungkin terkena air dengan plastic electrical tape. - Meletakkan posisi kabel sejalur dengan kabel listrik akan menimbulkan hum. Mic wireless dynamic atau condenser terhubung dengan miniature FM (frequency modulated) radio transmitter, sebagai alat converter sinyal audio kesinyal frekuensi audio dan memancarkan ke area yang sesuai dengan toleransinya. Ada dua tipe wireless mic : - Self contained ( all in one ) . Unit mic, transmitter, baterai, dan antena menjadi satu kesatuan. - Two
piece
wireless.
Transmitting
unitnya
biasa
disangkutkan di pinggang. Problem wireless mic biasanya adalah gangguan sinyal. 7. Shootgun mic. Mic ini dipakai untuk mengatasi permasalahan acoustic ruang seperti refleksi dari tembok yang tidak punya peredam dan lantai yang tidak berkarpet. Mic ini menangkap suara directional (satu arah) sehingga harus diarahkan dengan benar.
2.2.9 Teknik Shooting Wawancara Faktor terpenting yang perlu diperhatikan juru kamera dan reporter ketika mengambil gambar untuk wawancara di luar studio yaitu mencakup: faktor latar belakang, komposisi gambar, sumber cahaya, gangguan suara, posisi dan gerakan kamera, mata narasumber, ukuran gambar, gambar penyela, establishing shot, trik dua kamera, dan durasi wawancara. Berikut dijelaskan faktor yang perlu diperhatikan saat wawancara (Morissan,2008) :
1. Latar belakang Dimanapun wawancara itu dilakukan gunakanlah latar belakang yang sesuai atau ada hubungannya dengan profesi narasumber atau topik wawancara. Hindari latar belakang yang datar karena gambar akan tampak membosankan dan narasumber akan tampak seperti pesakitan yang sedang difoto untuk dokumentasi kepolisian. 2. Sumber cahaya Hindari latar belakang yang terang atau cerah.Jika latar belakang narasumber merupakan tempat keluarnya sumber cahaya, maka latar belakang semacam itu harus dihindari. Jangan memilih lokasi di mana matahari berada di depan atau berhadapan dengan lensa kamera karena efeknya akan membuat gambar narasumber menjadi gelap (backlight). 3. Gangguan suara Pilihlah lokasi yang tidak terlalu bising, namun jika hal itu tidak dapat dihindari letakkan mikrofon lebih dekat ke mulut narasumber. Ajaklah narasumber berbicara dengan mikrofon dalam keadaan hidup sebelum wawancara dimulai agar juru kamera dapat memeriksa level suara yang diterima oleh kamera. 4. Komposisi gambar Jika lokasi yang tepat sudah ditentukan, maka aturlah komposisi gambar yang baik yaitu menentukan letak menghasilkan pengambilan gambar yang baik, maka pertamatama komposisikan latar belakangnya di dalam frame kamera. Kunci bagi komposisi gambar yang baik dengan latar belakang yang berhubungan adalah menyesuaikan jarak antara kamera dan narasumber. 5. Ukuran gambar Ukuran pengambilan gambar standar untuk wawancara adalah medium close up (MCU). Ukuran gambar ini cukup
bagi penonton untuk melihat wajah narasumber di layar televisi, sementara pada saat yang sama member ruang bagi tulisan di bagian bawah layar yang menjelaskan nama dan gelar narasumber. 6. Faktor Mata Pada saat wawancara, mata narasumber adalah bagian wajah yang paling penting dari wajah seseorang, karena itu posisi mata pada layar televisi sangat menentukan.Jangan pernah menempatkan mata pada bagian tengah layar. Juru kamera harus meletakkan posisi mata pada posisi sepertiga dari bagian atas frame pada garis golden mean. 7. Posisi dan Gerakan Kamera Kamera harus berada sedekat mungkin di samping bahu reporter sementara narasumber berada di depan reporter. Garis antara mata narasumber dan mata reporter disebut garis mata (eyeline). Garis mata terbaik diperoleh ketika reporter berada sedekat mungkin disamping lensa kamera. Semakin jauh posisi berdiri reporter dari lensa kamera, maka akan semakin jelek garis matanya. Juru kamera harus selalu menggunakan tripod ketika
merekam
wawancara.
Tripod
berguna
untuk
menegakkan kamera agar dapat merekam gambar secara stabil. Pengambilan gambar yang bergoyang atau narasumber yang terlihat miring akan sangat mengganggu penonton yang melihatnya. Pengambilan gambar yang bergoyang saat wawancara menunjukkan juru kamera yang tidak professional. Tripod boleh tidak digunakan pada saat wawancara door step atau mencoba untuk melakukan wawancara pada kondisi yang tidak tertib seperti kerusuhan atau unjuk rasa. 8. Establishing Shot Setelah wawancara dan gambar-gambar penyela selesei direkam, reporter dan juru kamera hendaknya tidak lupa mengambil sekuen gerak dari narasumber (Establishing Shot).
Juru kamera dapat mengambil sekuen gerak narasumber sebelum dan setelah wawancara misalnya gambar narasumber yang tengah melakukan aktivitas (petani sedang bekerja di sawah, akademis sedang membaca atau mengajar). 9. Trik Dua Kamera Supaya gambar tidak hanya terarah kepada wajah narasumber karena kamera yang tersedia hanya satu, maka diperlukan trik seolah-olah terdapat dua kamera yang juga mengarah ke arah wajah reporter. Trik ini disebut dengan reverse atau reaction shot. Untuk dapat melakukan trik ini, setelah wawancara selesei dan narasumber pergi, juru kamera akan meminta reporter untuk mengulangi pertanyaannya sekali lagi namun kali ini kamera mengambil wajah reporter dari arah atau posisi narasumber. 10. Gambar Penunjang Dalam suatu wawancara panjang sisipkan gambar-gambar penyela agar wawancara tidak membosankan. Gambar-gambar penyela yang dapat dipakai adalah segala gambar yang terkait dengan topik yang dibicarakan.
2.3
Teori atau Konsep yang menjadi kaitan antara Tugas Akhir dengan Penontonya 2.3.1 Tugas dan Tanggung Jawab Camera Person Camera person sangat bertanggung jawab atas komposisi gambar serta pergerakan kamera yang diambil. Berikut adalah tugas dan tanggung jawab cameramen secara umum (Umbara, 2008): 1. Berdiskusi dengan produser serta sutradara, membahas mengenai rencana produksi 2. Mempelajari naskah/script 3. Menginterprestasikan diinterprestasi
bagaimana
sebuah
adegan/scene
bisa
4. Memberi masukan bagaimana agar bisa mendapatkan gambar yang baik 5. Memilih peralatan kamera serta penunjangnya 6. Bekerjasama dengan sutradara 7. Melakukan pengambilan gambar atau shooting
2.3.2 Semiotika Fashion Emitologi kata fashion berasal dari bahasa latin ‘factio’ yang memiliki arti membuat atau melakukan (Bernard, 2007). Fashion merupakan sesuatu yang dilakukan seseorang, tidak seperti dewasa ini, yang memaknai fashion sebagai sesuatu yang dikenakan orang. Dari arti kata ‘fashion’ dalam kamus oxford, memiliki arti hampir sama dengan fashion, antara lain:
Sinonim kata ‘fashion’ Fashion :Style, Way, Maner, Forge, Mode Fashion merupakan gaya atau kebiasaan dalam berpakaian yang terbaru. Style adalah bentuk yang konsisten atas gaya berbusana tertentu. Way adalah bagaimana kita berpakaian. Maner merupakan cara bertindakatau berprilaku dalam berpakaian. Forge merupakan komponen-komponen dalam fashion. Sedangkan mode adalah bentuk yang terbaru dalam pakaian (trend baru), misalnya potongan rambut, aksesoris, tas, maupun baju. Mode merupakan suatu cara aksi yang dirangsang oleh perkembangan industrikonsumen.
Selanjutnya,
fashion adalah satu cara tindakan sosial, baik sirkular maupun tradisional (Chaney, 2009). Fashion juga dapat didefinisikan sebagai gaya atau kebiasaan yang paling lazim dalam berpakaian. Fashion adalah semacem kode berpakaian “makro” yang menetapkan standar gaya menurut usia, genre, kelas sosial, dan seterusnya (Danesi, 2010). Meskipun fashion
menampilkan gaya tertentu yang sangat beragam, namun tidak setiap gaya akan menjadi fashion.
2.3.3 Semiotika Pakaian Pakaian merupakan sesuatu yang kita kenakan ditubuh dan merupakan tanda dari diri, dan didefinisikan sebagai tanda yang memperluas makna dasar tubuh dalam konteks budaya (Danesi, 2010). Oleh karena itu, pakaian dan tubuh yang ditutupi olehnya disusupi oleh signifikansi moral, sosial, dan etis. Memahami fenomena fashion dalam kehidupan masyarakat, brown berpendapat dalam bukunya fashion and textiles, the essential carreers guide bahwafashion merupakan salah satu kebutuhan untuk membedakan seseorang dengan yang lainnya dan kebutuhan seseorang untuk bergabung dengan kelompoknya. Selain itu, kebutuhan untuk berkelompok tersebut juga mengungkapkan bahwa kelompok mereka berbeda dengan kelompok lain, karena mereka memiliki style fashion tersendiri yang menjadi ciri khas. Jika kita melihat perkembangan dunia fashion pada masa dahulu, fashion hanya berlaku pada masyarakat kelas atas karena fashion mengeluarkan biaya yang besar. Kelas masyarakat menengah kebawah
dengan
keterbatasan
ekonominya,
berusaha
untuk
mencontoh fashion kelas atas dengan biaya yang minim. Sehingga, masyarakat kelas bawah turut menciptakan trend fashion tersendiri dalam dunia fashion.
2.3.4 Teori Fashion Berbicara mengenai fashion, yang terpikir dalam pikiran kita adalah pasti tentang sebuah busana atau pakaian. Dan berbicara tentang pakaian adalah berbicara mengenai sesuatu yang sangat dekat dengan diri kita. Seperti yang di kutip oleh Idi Subandi Ibrahim (peneliti media dan kebudayaan pop dalam pengantar buku Malcolm Barnard,fashion dan komunikasi: 2007): Thomas Carlyle mengatakan, “pakaian adalah perlambang jiwa”.
Masih menurut Idi: “pakaian tak bisa di pisahkan dari perkembangan sejarah kehidupan dan budaya manusia”. Dalam bahasan ini, fashion tidak akan berada jauh dari konsep konsumerisme. George Simmel menekankan tentang interaksi pertukaran
dalam
ekonomi.
Menurutnya
model
baru
dalam
mengkonsumsi muncul berkat kemunculan uang dan masyarakat perkotaan.Pertumbuhan kelas sosial urban dan model baru konsumsi tersebut terkait dengan modifikasi barang konsumsi. Pertumbuhan imajinasi mengenai barang konsumsi muncul dari penilaian pada barang tersebut. Puncak imajinasi itu berperan pada munculnya masyarakat urban yang berorientasi pada pemasaran mode (fashion), (Chaney, 2006).