BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Sebelumnya Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya NO.
PENELITIAN /
TEORI
METODELOGI
PENELITI / INSTANSI 1.
Pengaruh Presenter Ala
-
Chef (Farah Quin)
Uses
and
Gratification
-
Survei
-
Populasi : STP
Terhadap Pembelajaran
Trisakti Tanah
Untuk Calon Koki Baru
Kusir, Bintaro,
(Studi Kasus Pada
angkatan 2011
Mahasiswa STP Trisakti) /
(276 orang)
Irma Rahim / BINUS
-
University / 2012 2.
Sampel : 73 orang
Pengaruh Informasi Lalu - Agenda Setting
- Survei
Lintas pgrogram AMKM
- Populasi : Kepala
Sonora 92.0 FM Jakarta
keluarga
Terhadap Minat Pendengar
Citra
/
Extention RT 09 / RW
Adhinata
/
BINUS
University /
Wilayah Garden
2
08 dan RT 010 / RW 08 (125 orang) - Sampel : 95 orang
3.
Pengaruh
Fashion
Style - Stimulus – Organism - Survei
Dalam Tayangan Gossip -Response Theory
- Populasi : Siswi
Girl
SMA Al – Azhar 3,
di
Terhadap
Warner Remaja
TV Putri
Jakarta (255 Siswi)
(Studi Kasus SMA Al –
- Sampel : 71 orang
9
10 NO.
PENELITIAN /
TEORI
METODELOGI
PENELITI / INSTANSI Azhar 3, Jakarta) / Nabila Mecadinisa
/
BINUS
University / 2012 4.
Call-In Talk Radio: A Uses -
Uses
and - Survei
and Gratification Study of Gratification Liftener, Nonlisteners, and Callers / Jessica Staples / University of Delaware / 1998 5.
Preferences of FM Radio - Functional approach Listeners in Cagayan De to oro
City
Based
on Communication
Kuantitatif
Mass Deskriptif - Survei
Functional Approaches of Theory Broadcast Media / Maria Elene C Reyes, Louise S Balaba, Kamille Kaye R Lesondra, Francini Leah P Libot,
Stephanie
Jean
S.Salvador / 2012 6.
Pengaruh
Program - Uses and
-Survei
“Sarapan Pagi Dika Tata” Gratification di
Urbanrkm
99.5
FM
Terhadap Minat Pendengar Untuk
Mendengarkan
Program Ini.
2.2 Landasan Teori 2.2.1 Komunikasi Massa Menurut (Nurudin, 2007:4), pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Massa disini menunjuk pada hasil produk teknologi modern sebagai saluran dalam komunikasi
11 massa. Massa dalam arti komunikasi massa merujuk pada penerima pesan yang berkaitan dengan media massa. Dengan kata lain, massa yang dalam seikap dan perilakunya berkaitan dengan peran media massa. Istilah lain definisi komunikasi Massa menurut Gerbner (1967) dalam Ardianto Komunikasi Massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. (Ardianto, 2009:3)
2.2.1.1 Ciri – Ciri Komunikasi Massa Menurut Effendy ada beberapa ciri – ciri komunikasi massa yang dapat dijadikan acuan dalam mengidentifikasi komunikasi massa. (Effendy, 2004:22) 1. Komunikator terlembagakan Media massa sebagai saluran komunikasi merupakan lembaga, yakni suatu institusi atau organisasi. Oleh karena itu, komunikatornya melembaga atau dalam bahasa asing disebut institutionalized communicator atau organized communicator. Sebagai konsekuensi dari sifat komunikator yang melembaga itu, peranannya dalam proses komunikasi ditunjang oleh orang – orang lain.
2. Komunikan dalam Komunikasi Massa bersifat heterogen Komunikasi atau khalayak yang merupakan kumpulan anggota masyarakat yang terlibat dalam proses komunikasi massa sebagai sasaran yang dituju komunikator bersifat heterogen. Dalam keadaannya yang terpencar – pencar, dimana satu sama lainnya tidak saling mengenal serta tidak memiliki kontak pribadi, masing – masing berbeda dalam hal: jenis kelamin, usia, agama, ideologi, pekerjaan, pendidikan, pengalaman dan kebudayaan. Heterogenis itulah yang menjadi kesulitan komunikator dalam menyebarkan pesan melalui media massa, karena setiap individu dari khalayak tersebut menghendaki agar keinginannya dipenuhi. Bagi para pengelola, media massa adalah suatu hal yang tidak mungkin dipenuhinya. Satu – satunya cara untuk dapat
mendekati
keinginan
seluruh
khalayak
sepenuhnya
ialah
mengelompokkan mereka menurut jenis kelamin, usia, agama, ideologi, pekerjaan,
pendidikan,
pengalaman
sebagaimana dikemukakan diatas.
dan
kebudayaan
berdasarkan
12
3. Pesan yang disampaikan bersifat umum Pesan yang disebarkan melalui media massa bersifat umum (public) karena ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum. Pesan tidak ditujukan kepada perseorangan atau kepada sekelompok orang tertentu. Media massa tidak akan menyiarkan suatu pesan yang tidak menyangkut kepentingan umum.
4. Komunikasi berlangsung satu arah Tidak terdapat arus balik dari komunikan ke komunikator. Dengan kata lain, wartawan sebagai komunikator tidak mengetahui tanggapan para pembacanya terhadap pesan atau berita yang disiarkan. Demikian pula penyiar radio, penyiar televisi, atau sutradara film, tidak mengetahui tanggapan khalayak yang dijadikan sasarannya. Yang dimaksud dengan ‘tidak mengetahui’ dalam penjelasan diatas adalah tidak mengetahui pada waktu proses komunikasi itu berlangsung.
5. Komunikasi Massa menimbulkan keserempakan Media massa memiliki kemampuan utnuk menimbulkan keserempakan pada khalayak dalam menerima pesan – pesan yang disebarkan. Komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lain adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapai relatif banyak dan tidak terbatas, bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak di waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama.
2.2.1.2 Fungsi – Fungsi Komunikasi Massa Komunikasi Massa memiliki beberapa fungsi. (Cangara, 2007:62-63) 1. Informasi: kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan data, opini dan komentar, fakta dan pesan, sehingga orang dapat mengetahui keadaan yang terjadi diluar dirinya, apakah itu dalam lingkungan daerah, nasional, ataupun internasional.
13 2. Memajukan Kebudayaan: media massa menyebarluaskan hasil – hasil kebudayaan melalui pertukaran program siaran radio dan televisi, atau bahkan media cetak seperti buku dan penerbitan – penerbitan lainnya. Pertukaran ini memungkinkan besarnya peningkatan daya kreatifitas untuk memajukan kebudayaan nasional setiap negara.
3. Bahan Diskusi: menyediakan informasi sebagai bahan diskusi agar dapat mencapai persetujuan dalam hal perbedaan pendapat mengenail hal – hal yang menyangkut orang banyak.
4. Pendidikan: membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara luas, baik untuk pendidikan formal disekolah maupun diluar sekolah. Juga meningkatkan
kualitas
penyajian
materi
yang
baik,
menarik,
dan
mengesankan.
5. Motivasi: mendorong orang untuk mengikuti kemajuan orang lain melalui apa yang mereka baca, lihat, dan dengar lewat media massa.
6. Sosialisasi: menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan bagaimana orang bersikap sesuai nilai – nilai yang ada, serta bertindak sebagai anggota masyarakat secara efektif.
7. Integrasi: banyak bangsa di dunia saat ini diguncang oleh kepentingan – kepentingan tertentu karena perbedaan etnis dan ras. Komunikasi seperti satelit dapat dimanfaatkan untuk menjebatani perbedaan – perbedaan tersebut dalam menumpuk dan memperkokoh persatuan bangsa.
8. Hiburan: media massa telah menyita banyak waktu luang untuk semua golongan usia dengan fungsinya sebagai alat hiburan dalam rumah tangga. Sifat estetika yang dituangkan dalam bentuk lagu, lirik, dan bunyi maupun gambar dan bahasa membawa orang pada situasi menikmati hiburan seperti halnya kebutuhan pokok lain.
14 2.2.1.3 Elemen – elemen komunikasi massa Nurudin dalam Pengantar Komunikasi Massa menjelaskan beberapa elemen Komunikasi Massa. (Nurudin, 2007: 97-99, 106) 1. Komunikator Komunikator dalam komunikasi massa bukanlah individu, melainkan kumpulan orang yang bekerja sama satu sama lain. Meskipun ada yang dominan, pada akhirnya ia tetap akan terbatasi perannya oleh aturan kumpulan orang. Kumpulan orang ini dapat disebut sebagai organisasi, lembaga, institusi, atau jaringan. Komunikator dalam hal ini, sifatnya mencari keuntungan. Orientasi keuntungan ini menjadi dasar pembentukan organisasi.
2. Isi Berita dan informasi merupakan hal pokok yang harus dimiliki oleh media massa. Namun, masing – masing media massa mempunyai kebijakan sendiri – sendiri dalam pengelolaan isinya, sebab masing – masing media melayani masyarakat yang beragam juga menyangkut individu atau kelompok sosial.
3. Audience Menurut Hiebert dan kawan – kawan dalam (Nurudin , 2007:106), audience memiliki beberapa karekteristik: 1. Audience cendenrung berisi individu – individu yang cenderung berbagi pengalaman dan dipengaruhi hubungan sosial di antar mereka. 2. Audience cenderung besar,yang berarti tersebar ke berbagai wilayah jangkauan sarana komnuikasi massa. 3. Audience cenderung heterogen; berasal dari berbagai lapisan dan kategori sosial. 4. Audience cenderung anonim; audience tidak mengenal satu sama lain. 5. Audience secara fisik dipisahkan dari komunikator ; Audience dipisahkan oleh ruang dan waktu.
4. Umpan balik Ada dua umpan balik dalam komunikasi , yakni umpan balik langsung (immediated feedback) dan tidak langsung (delayed feedback). Umpan balik langsung terjadi jika komunikator dan komunikan berhadapan langsung atau ada
15 kemungkinan dapat berbicara langsung. Namun dalam komunikasi massa biasanya terjadi tidak secara langsung, antara komunikator dengan komunikan tidak terjadi kontak langssung yang memungkinkan mereka mengadakan reaksi langsung satu sama lain. Umpan balik tidak langsung bisa ditunjukkan dalam letter to editor / surat pembaca / pembaca menulis.
5. Gangguan Gangguan juga terbagi menjadi dua , yakni gangguan saluran dan gangguan semantik. Gangguan saluran dalam komunikasi massa dapat berupa kesalahan cetak, kata yang hilang, atau paragraf yang hilang dari surat kabar, gambar yang tidak jelas di pesawat televisi, gangguan gelombang radio, atau langganan majalah yang tidak datang. Sedangkan gangguan semantik berupakan gangguan dalam proses komunikasi yang diakibatkan oleh pengirim atau penerima pesan itu sendiri. Gangguan ini dapat berupa kendala bahasa, perbedaan pendidikan, status sosial ekonomi, tempat tinggal, jabatan, umur, pengalaman, dan minat.
6. Gatekeeper Gatekeeper merupakan individu – individu atau kelompok orang yang memantau arus informasi dalam sebuah saluran komunikasi massa.
2.2.1.4 Unsur – unsur Komunikasi Massa Komunikasi massa terdiri dari unsur – unsur sumber (source), pesan (message), saluran (channel), penerima (receive) serta efek (effect). Menurut Harold Laswell dalam Ardianto Komunikasi Massa, unsur – unsur tersebut digunakan untuk memahami komunikasi masa. Unsur – unsur yang diformulasikan Laswell dalam bentuk pertanyaan berikut ini: • Who • Says What • In Which Channel • To Whom • With What Effect
16
1. Unsur Who (sumber atau komunikator) Sumber utama dalam komunikasi massa adalah lembaga atau organisasi atau orang yang bekerja dalam fasilitas lembaga atau organisasi. Yang dimaksud dengan lembaga atau organisasi perusahaan, surat kabar, stasiun radio, televisi, studio film, penerbit buku atau majalah. Pada dasarnya, komunikator adalah orang yang menyampaikan pesan dalam proses komunikasi massa, bisa perorangan atau mewakili suatu lembaga, organisasi maupun instansi.
2. Unsur Says What (pesan) Pernyataan umum, dapat berupa ide, informasi, opini, pesan dan sikap, yang sangat berat kaitannya dengan masalah analisis pesan.
3. Unsur In Which Channel (melalui saluran apa) Media komunikasi atau saluran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan komunikasi.
4. Unsur To Whom (kepada siapa) Komunikan atau audience yang menjadi sasaran komunikasi. Kepada siapa pernyataan tersebut ditujukan, berkaitan dengan masalah penerima pesan.
5. Unsur With What Effect (dengan efek apa) Hasil yang dicapai dari usaha penyampaian pernyataan umum itu pada sasaran yang dituju. Efek adalah perubahan – perubahan yang terjadi di dalam diri audience sebagai akibat dari keterpaan pesan – pesan media.
2.2.2 Media Massa Media massa adalah alat yang digunakan utnuk menyampaikan pesan kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat – alat komunikasi seperti surat kabar, radio siaran, televisi, majalah, komputer, dan internet. 2.2.2.1 Jenis Media Massa Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, media massa cetak dan elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi kriteria sebagai media massa adalah surat kabar dan majalah. Sedangkan media elektronik yang memenuhi
17 kriteria media massa adalah radio siaran, televisi, film, media on-line (internet). Setiap media cetak memiliki karakteristik yang khas. (Ardianto, 2009:103)
1. Media Massa cetak a. Surat Kabar Dari beberapa fungsi media massa, fungsi yang paling menonjol pada surat kabar adalah informasi. Hal ini sesuai dengan tujuan utama khalayak membaca surat kabar, yaitu keingintahuan akan setiap peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Karenanya sebagian besar rubrik surat kabar terduru dari berbagai jenis berita. (Ardianto, 2009:111) b. Majalah Majalah adalah salah satu media cetak yang berisikan rubrik – rubrik menarik sesuai dengan target audience dari majalah tersebut. Menurut Magazine Publisher of Amerika, sekitar 15.000 majalah diterbitkan di Amerika, namun jumlahnya mulai menurun. Banyak majalah yang kehilangan usaha dibandingkan dengan munculnya majalah baru. Untuk menjaga dan meningkatkan keuntungan, majalah menaikkan harga majalah berlangganan dan satuan. Mereka juga berjuang untuk menjaga pendapatan melalui ikla. Beberapa majalah telah meluncurkan beberapa edisi online internet, dan sebagian kecil (seperti majalah) hanya diterbitkan berlangganan online. Berlangganan majalah dan kios surat kabar telah menurun, pendapatan majalah diperkirakan turun selama decade mendatang. (Biagi,2010:9) Tipe suatu majalah ditentukan oleh sasaran khalayak yang dituju. Sejak awal redaksi sudah menentukan siapa yang akan menjadi pembacanya, apakah anak – anak, remaja, wanita dewasa, pria dewasa atau untuk pembaca umum dari remaja sampai dewasa. Bisa juga sasaran pembacanya adalah kalangan profesi tertentu, seperti pelaku bisnis, atau pembaca dengan hobi tertentu seperti bertani, beternak, memasak. (Ardianto, 2009:119)
2. Media Massa elektronik
18 a. Televisi Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara. Baik itu monochrome
(hitam-putih)
maupun
berwarna.
Kata
“televise”
merupakan gabungan dari kata tele “jauh” dari bahasa Yunani dan kata visio “penglihatan” dari bahasa Latin, seingga televise dapat diartikan sebagai alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media visual atau penglihatan. Televisi mengalami perkembangan dramatis, terutama melalui pertumbuhan televisi kabel. Transmisi televisi kabel menjangkau seluruh pelosok negeri dengan bantuan satelit dan diterima langsung pada layar televisi di rumah dengan menggunakan wire. Secara bertahap, layar televisi berkembang dari diagonal 7 inci, kemudian 12, 17, 21, 24 sampai 39 inci. Penonton televise kini lebih selektif. Jam tayang telvisi bertambah, dan penerimaan programnya mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. (Ardianto dkk, 2004:134)
b. Film Fungsi film menurut Effendy, adalah tujuan khalayak menonton film terutama adalah ingin memperoleh hiburan. Akan tetapi, dalam film dapat
terkandung
fungsi
informatif
maupun
edukatif,
bahkan
persuasive. Hal ini pun sejalan dengan misi perfilman nasional sejak tahun 1979, bahwa selain film nasional dapat digunakan sebagai media hiburan, film nasional dapat digunakan sebagai media edukasi untuk pembinaan generasi muda dalam rangka nation character building. (Ardianto, 2009: 6-11) Adapun definisi Film menurut UU 8/1992, adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang-dengar yang dibuar berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan/ atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan/atau ditanyangkan dengan system proyeksi mekanik, elektronik, dan/atau lainnya.
19
c. Radio Sekitar 1300 stasiun pemancar radio di Amerika Serikat terbagi rata antara stasiun AM dan FM. Sekitar 2100 stasiun merupakan stasiun swasta, kebanyakan adalah FM. Radio satelit seperti Sirius dan XM menghasilkan pendapatan dari yang berlangganan, menawarkan hamper tak terbatas pada jenis muki dan pilihan siaran atau program tanpa iklan. Hasilnya pendapatan dari iklan penyiaran radio melalui gelombang radio menurun dikarenakan harga iklan yang kecil dan ditentukan oleh pendengar sehingga semakin mengecil. (Biagi,2010:12)
2.2.3 Radio 2.2.3.1 Karakteristik Radio Radio memiliki karakteristik yang berbeda dengan media masa lainnya. Media radio memiliki karakteristik sebagai berikut (McLeish, 2005 : 5-9) 1. Radio build pictures (Radio membangun gambar) Radio disebut juga sebagai blind medium. Dimana blind yang dimaksud disini adalah pendengar tidak dapat melihat langsung sosok dari sumber suara saat mendengarkan radio, namun suara – suara tersebut dapat membangun
gambar
(sosok)
di
dalam
benak
pendengar
saat
mendengarkan. Pendengar akan otomatis bervisualisasi dan membangun gambar sendiri dalam benaknya.
2. Radio as background (Radio sebagai latar belakang) Radio dapat didengarkan kapan saja dan dimana saja. Dalam mendengarkan radio, tidak diperlukan waktu khusus. Radio dapat didengarkan saat sedang melakukan beragam aktifitas, misal memasak, berkendara, bahkan membaca koran. 3. Radio lacks space (Radio memiliki ruang yang sedikit) Dibandingkan dengan koran, radio memiliki ruang yang lebih sedikit. Hal ini diutarakan melalui perbandingannya di media cetak, dimana media cetak biasanya berisikan 30-40 kolom untuk dapat memuat informasi bagi pembaca, di radio, informasi dikemas dalam hitungan menit.
20 4. Radio can surprise (Radio dapat mengejutkan) Tidak seperti CD atau buku yang dipilih oleh pendengar atau pembaca, yang secara sengaja dipilih berdasarkan selera saat itu, music dan informasi di radio dipilih untuk pendengar dan dapat seketika merubah emosi kita secara mengejutkan.
Disisi lain, Romli dalam bukunya Broadcsting Journalism menyatakan ada 5 karakteristik radio, yaitu (2004:23):
1. Identik dengan musik Radio adalah sarana hiburan termurah dan tercepat sehingga menjadikan radio sebagai media utama untuk mendengarkan musik. Dalam hal music, radio memiliki daya seketika mengejutkan atau memberi kejutan, karena pendengar biasanya tidak mengetahui lagu apa yang disajikan, hal ini berbeda dengan memutar kaset yang sudah bisa ditebak urutan lagunya.
2. Mengandung gangguan Seperti timbul tenggelam (fading) dan gangguan teknis “channel noise factor”.
3. Theater Of Mind Radio menciptakan gambar (makes pictures) dalam imajinasi pendengar dengan kekuatan kata dan suara. Siaran radio merupakan seni memainkan imajinasi pendengar hanya bisa membayangkan dalam imajinasinya apa yang dikemukakan penyiar, bahkan sosok penyiar itu sendiri.
4. Auditori Radio adalah “suara”, untuk didengar, karena isi siarannya bersifat “sepintas lalu” dan tidak dapat diulang. Pendengar tidak mungkin “menoleh ke belakang” sebagaimana pembaca koran yang bisa kembali kepada tulisan yang sudah dibaca atau mengulang kembali bacaan
21
5. Transmisi Proses penyebar luasnya atau disampaikannya pesan kepada pendengar melalui pemancaran (transmisi).
2.2.3.2 Keunggulan Radio Menurut Romli (2004:23-24), radio memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan dengan media lain. Keunggulan radio adalah :
1. Cepat dan langsung Radio
memiliki
kecepatan
melebihi
koran
ataupun
TV
dalam
menyampaikan informasi kepada publik tanpa melalui proses yang rumit dan membutuhkan waktu yang lebih banyak seperti siaran TV atau sajian media cetak. Hanya melalui presenter, radio dapat secara langsung menyampaikan berita atau melaporkan peristiwa yang ada di lapangan.
2. Dekat Suara penyiar hadir dirumah atau di dekat pendengar. Pembicaraannya langsung menyentuh aspek pribadi (Interpersonal Communication). Radio merupakan media yang dekat dengan pendengarnya (personal).
3. Murah Dibandingkan dengan berlangganan media cetak atau harga pesawat televisi, radio cenderung jauh lebih murah, pendengarnya pun tidak dipungut biaya sepeser pun untuk mendengarkan radio.
4. Tanpa batas Siaran radio menembus batas – batas geografis, SARA (Suku, Agama, Ras, Antar golongan), dan kelas sosial. Hanya ‘tunarungu’ yang tidak mampu mengkonsumsi atau menikmati siaran radio.
5. Bisa mengulang
22 Radio memiliki kesementaraan alami (transient nature) sehingga berkemampuan mengulang informasi yang sudah disampaikan secara cepat.
6. Sederhana Radio tidak rumit, tidak banyak pernik, baik bagi pengelola maupun pendengar.
7. Hangat Panduan kata – kata, musik, dan efek suara dalam siaran radio mampu mempengaruhi
emosi pendengar. Pendengar akan bereaksi atas
kehangatan suara penyiar dan seringkali berpikir bahwa penyiar adalah teman bagi mereka.
8. Akrab Radio adalah alat yang akrab dengan pemiliknya. Jarang sekali pendegar duduk dalam satu grup untuk mendengarkan radio, seperti di mobil, di dapur, di kamar tidur, dan sebagainya.
9. Fleksibel Siaran radio bisa dinikmati sambil mengerjakan hal lain atau tanpa mengganggu aktifitas lain, seperti memasak, berkendara, belajar, dan membaca koran atau buku. 2.2.3.3 Kelemahan Radio Dibalik kekuatan, radio juga memiliki kelemahan, yaitu: 1. Beralur Linear Program disajikan dan dinikmati pendengar berdasarkan uruan
yang
sudah ada, tidak lincat – loncat. Berbeda dengan surat kabar, pembaca bisa langsung ke halaman tengah, akhirm atau langsung ke rubric yang disukai.
2. Batasan waktu
23 Waktu siaran radio relatif terbatas, hanya 24 jam sehari, berbeda dengan surat kabar yang bisa menambah jumlah halaman dengan bebas. Waktu 24 jam sehari tidak bisa ditambah menjadi 25 jam atau bahkan lebih.
3. Mengandung gangguan Seperti timbul – tenggelam (fading) dan gangguan teknis ‘channel noise factor’.
4. Global Sajian informasi radio bersifat global, tidak detail, karena angka – angkanya pun dibulatkan. Misal, penyiar akan menyebutkan ‘seribu orang lebih’ untuk angka 1053 orang.
5. Selintas Siaran radio cepat hilang dan mudah dilupakan. Pendengar tidak bisa mengulang apa yang didengarnya, tidak bisa seperti pembaca koran yang bisa mengulang untuk membaca dari awal tulisan.
2.2.3.4 Media Penyiaran Radio Komunikasi yang dilakukan tergolong komunikasi massa. Meskipun demikian, ‘gaya’ komunikasi di radio harus berupa komunikasi personal atau antar pribadi (interpersonal communication), hal ini dikarenakan pendengar radio yang meskipun banyak, harus dianggap hanya seorang individu layaknya teman dekat. Salah satu prinsip siaran adalah “berbicara kepada seorang pendengar yang ada di depan kita”. (Romli,2004:21) Radio, tepatnya broadcasting radio merupakan salah satu jenis media massa, yakni sarana atau saluran komunikasi massa (channel of mass communication) seperti halnya surat kabar, majalah, atau televise. Ciri khas utama radio adalah auditif, yakni dikonsumsi telinga atau pendengar. (Romli, 2004:19)
2.2.3.5 Sequence Diantara jenis – jenis program, sequence atau magazine adalah program yang dapat dengan mudah menjadi membosankan. Walaupun demikian, sequence atau
24 program stripping merupakan sebuah program berdurasi 2 hingga 4 jam, disiarkan daily seperti morning show atau drive – time, adanya musik, dengan jangkauan audiens yang luas, dan menekankan pada presentasi atau pengemasan program. Dalam membuat sequence, yang harus diperhatikan oleh produser adalah keseimbangan antara konsistensi dengan variasi, harus selalu baru, update, dan dapat pula mengandung unsur kejutan. Dengan demikian, program Sarapan Pagi Dika Tata tergolong sebagai sebuah sequence, karena program ini disiarkan selama 4 jam, dan selalu mempertahankan konsistensi program mulai dari judul hingga dengan pembagian setiap segmennya. Program ‘Sarapan Pagi Dika Tata’ terbagi menjadi 5 segmen, yaitu : 1. Check – In Segmen check-in ini adalah segmen yang memberikan informasi tentang kondisi jalan. Segmen ini berkaitan dengan caller. Prosesnya adalah produser akan melemparkan topik bahwa beberapa menit lagi akan ada segmen Check-In, dan pendengar dapat mengirimkan nomor telepon melalui direct message twitter atau pesan singkat (sms). Setelah diterima, produser akan menghubungi pendengar tersebut, dan pendengar kemudian akan langsung berinteraksi dengan penyiar untuk melakukan proses taping Check-In.
2. Brimob (Berita Morning Boo) Brimob adalah segmen berisikan berita – berita terkini. Mulai dari berita unik , hingga fakta – fakta unik.
3.
Spelling Bee Segmen ini dikemas dengan cara kedua penyiar akan memberikan satu kata
untuk satu sama lain dan di eja hanya dalam waktu 7 detik. Kata yang dipilih bisa kata bahasa Indonesia atau bahasa Inggris.
4.
Belajar Bahasa
Belajar bahasa adalah segmen dimana produser akan memberikan dua sampai tiga kalimat untuk diucapkan oleh kedua penyiar. Bahasa yang dipilih adalah bahasa asing, seperti bahasa Cina, Jerman, Korea, Perancis, Afrika, dsb. Segmen ini diperuntukkan menambah wawasan pendengar dalam berkomunikasi dengan bahasa asing.
25
5.
Susu Kocok (Susun Kalimat Cucok) Susun Kalimat Cucok adalah sebuah segmen yang melibatkan pendengar
melalui twitter dan sms. Dalam segmen ini, penyiar akan memberikan sebuah kalimat yang belum lengkap, sehingga kalimat akan diselesaikan oleh pendengar. Misal “Hari ini gue mau ……” akan dilemparkan via twitter, kemudian pendengar akan mengisi titik – titik tersebut. Pendengar yang memiliki jawaban paling unik dan lucu, akan dibacakan oleh penyiar.
a. Elemen Programming Radio Menurut Michael C Keith (2010 : 21), dalam sebuah program, terdiri dari beberapa elemen yang dapat membangun program tersebut menjadi program yang ideal.
1. Music Musik merupukan elemen utama dalam perencanaan program di stasiun radio yang memiliki music-based format. Lain halnya dengan stasin radio yang memiliki news / talk – based format, dimana stasiun radio tersebut tidak akan mementingkan elemen music dalam programnya. Merancang daftar putar lagu (playlist) untuk sebuah stasiun bukanlah hal yang mudah, hal ini dikarenakan setiap musik memiliki kategori – kategori tersendiri. Dalam penentuan pemakaian format top 40, bukan berarti hanya mengambil lagu – lagu yang sedang laris dipasaran, lalu diputar secara acak. Hal – hal seperti tempo musik, aransemen, dan juga lirik, perlu diperhitungkan.
2. Spot Spot terdiri dari 2 jenis, yaitu spot komersial atau yang biasa disebut dengan spot iklan, dan spot promosi. Bagi setiap stasiun radio, semakin banyak spot komersial akan semakin untung, karena spot komersial sama dengan “income”. Namun, banyak aspek yang harus diperhitungkan
26 dalam spot, seperti maksimum jumlah spot perjam dan penempatan spot – spot tersebut, hal ini menyangkut kenyamanan pendengar, karena pendengar dapat mengeluh apabila terlalu banyak spot yang muncul dalam satu jam siaran.
3. Contests & Promotions Untuk beberapa jenis stasiun radio, contest and promotions adalah unsur yang sangat penting, dan disukai oleh pendengar karena program ini dapat menghibur dan menarik. Unsur ini disukai pendengar, karena adanya faktor hadiah yang diberikan oleh radio berdasarkan dengan format – format yang ada. Namun, di satu sisi, kontes on-air dan promosi tidak boleh menyerupai lotere, dimana pendengar harus berinvestasi untuk menang.
4. Features Features merupakan gambaran yang biasanya diberikan oleh stasiun radio agar berbeda dari jenis stasiun radio lainnya. Seringkali di tampilkan dalam acara atau program yang sifatnya khusus.
5. Public Affairs Public Affairs bukanlah jenis segmen entertainment, karena dalam hal ini, radio tersebut hanya diperlukan oleh pemerintahan. Dalam 25% siaran, termasuk untuk kepentingan publik dengan kreatifitasnya, dan program ini dapat menjadi salah satu program unggulan yang dapat meningkatkan jumlah pendengarnya.
6. Weather / Traffic Di negara Amerika dan negara – negara yang memiliki 4 musim, laporan cuaca sangatlah penting. Pendengar selalu menunggu perkiraan cuaca, karena cuaca dapat berubah dengan drastis dalam satu hari, khususnya bila musim gugur dan musim salju. Banyak stasiun radio ataupun TV
27 yang
mempekerjakan
individu
yang
mempunyai
latar
belakang
pendidikan Meteorologi & Geofisika untuk menggarap program ini.
7. Announcing Penyiar merupakan bagian dari programming. Mereka menjadi salahs tu elemen yang dijual atau disajikan kepad pendengar. Di Amerika, Rick Dess dari KISS FM dan Don Imus dari WNBC mampu mendongkrak rating radio tersebut, karena kesetian pendengar yang besar terhadap penyiar. Terdapat 3 tipe penyiar yaitu: a. Light: tipe penyiar yang bekerja pada radio yang menitik beratkan pada music dibandingkan bicara, misal pada radio yang berformat easy listening sehinga mereka memang kurang dapat berbicara. b. Medium: tipe penyiar yang memiliki cukup kemampuan dalam kegiatan on-air, tetapi tidak memiliki kemampuan yang kuat dalam kegiatan off-air. c. Heavy: tipe penyiar yang memiliki kemampuan berpenampilan baik dalam on-air maupun off-air. Tipe penyiar ini merupakan produk dari stasiun radio tersebut, dan tipe penyiar inilah yang dipromosikan melalui media cetak dan televisi.
8. Call Letters Penggunaan media online sudah sangatlah banyak, terutama dengan berbagai macam kemudahan 0- kemudahan yang ditawarkan saat ini. Penyiar menyebutkan panggilan – panggilan masuk tersebut kepada pendengar,
agar
pendengar
dapat
mengetahui
siapa
sja
yang
mendengarkan program tersebut dan pendengar punya kesempatan untuk langsung memberikan respon apapun terkait dengan program tersebut.
9. News Pada kebanyakan stasiun radio yang berformat musik, berita merupakan elemen kedua yang cukup banyak menyita waktu siar (airtime). Berita tidaklah begitu penting bagi stasiun radio yang berformat CHR (Contemporary Hits Radio) atau AOR (Album Oriented Rock), di sisi
28 lain, beritalah yang menjadi sangat penting, karena diperaya bahwa anak muda memang menyukai atau memperhatikan berita – berita aktual.
10. Jingles Setiap radio memiliki jingle khusus, karena harus mampu menciptakan suatu posisi yang bagus untuk menempatkan dan memilih jingle yang tepat dengan program. Dalam hal ini, perlu diperhitungkan pula penempatam berbicara penyiar yang hanya 5 menit dengan muik, sehingga pendengar tidak mudah bosan. Apabila lagu sedikit lama dan panjang, maka penyiar harus menjembatani music tersebut dengan berbicara hanya 10 – 30 detik saja.
11. Sport Sport adalah program yang paling popular dan diminati banyak orang karena penonton dapat menyaksikan gambar penanyangannya di televise. Namnun, sebelum televise dapat menyiarkan siaran langsung, sport adalah program yang paling popular dan diminati oleh pendengar radio.
Audience Audience harus dikenali dan dipahami dengan baik, karena pada dasarnya audience adalah pasar, dan program yang disajikan adalah produk yang ditawarkan. Ketika seseorang memiliki rencana untuk membuka media penyiaran di suatu wilayah atau daerah, maka ia harus memiliki strategi yang disusun sejak awal. Maka dari itu, pemilik dan pengelola media penyiaran harus memiliki strategi pemasaran untuk dapat merebut pasar yaitu audience. (Morissan, 2005:173).
2.2.4 Uses and Gratification Theory Herbert Blumer dan Elihu Katz adalah orang pertama yang mengenalkan teori ini. Teori Uses and gratification ini dikenalkan pada tahun 1974 dalam bukunya The Uses on Mass Communication: Current Perspectives and Gratification Research.
29 Teori Uses and Gratification milik Blumer dan Katz ini mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna media adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik di dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Artinya, teori uses and gratification mengasumsikan bahwa pengguna memiliki pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya. Teori Uses and Gratification lebih menekankan pada pendekatan manusiawi dalam melihat media massa. Artinya manusia itu memiliki otonomi, wewenang untuk memperlakukan media. Blumer an Katz percaya bahwa tidak hanya ada satu jalan lagi bagi khalayak untuk menggunakan media. Sebaliknya mereka percaya bahwa ada banyak alasan khalayak untuk menggunakan media. Menurut pendapat teori ini, konsumen media mempunyai kebebasan untuk memutuskan bagaimana (lewat media mana) mereka menggunakan media dan bagaimana media itu akan memberikan dampak pada dirinya. Upaya yang untuk memenuhi kebutuhan sangat bergantung pada tersedia atau tidaknya media dan kemudahan memanfaatkannya. Interaksi orang dengan media dapat dipahami melalui pemanfaatan media oleh orang itu (uses) dan kepuasan yang diperoleh (gratification). (West & Turner, 2008 : 101103)eori Uses and Gratifications beroperasi dalam beberapa cara , dapat dilihat dalam bagan dibawah ini:
30 Gambar 2.1 Bagan Uses and Gratification Theory (Nurudin, 2007:191-194)
Sumber pemuasan kebutuhan yang berhubungan dengan non media:
1. Keluarga, Kebutuhan Khalayak: Lingkungan Sosial:
1. Kognitif 2. Afektif
1.Ciri – ciri
3. Integratif
demografis 2. Afiliasi kelompok 3. Ciri - ciri
teman - teman 2. Komunikasi Interpersonal 3. Hobi 4. Tidur
Pemuasan Media (Fungsi):
Personal 4.Integratif Sosial
Penggunaan Media Massa:
Lingkungan
5.Pelepasan Ketegangan
1. Pengamatan
1. Jenis-jenis media Surat Kabar, Majalah, Radio,
2. Diversi / Hiburan 3. Identitas Personal 4. Hubungan Sosial
TV dan Film. 2. Isi media 3. Terpaan media 4. Konteks sosial dan terpaan media
2.2.4.1 Asumsi Teori Uses and Gratification Teori Uses and Gratification memberikan sebuah kerangka untuk memahami kapan dan bagaimana konsumen media individu menjadi lebih atau kurang aktif dalam konsekuensi dari keterlibatan yang meningkat atau menurun. Oleh karena itu, ada 5 asumsi dasar Teori Uses and Gratification (West & Turner, 2008:104) : 1. Khalayak aktif dan penggunaan medianya berorientasi pada tujuan.
2. Insiatif dalam menghubungkan kepuasan kebutuhan pada pilihan media tertentu terdapat pada anggota khalayak.
31
3. Media berkompetisi dengan sumber lainnya untuk kepuasan kebutuhan.
4. Orang mempunyai cukup kesadaran diri akan penggunaan media mereka, minat, dan motif sehingga dapat memberikan sebuah gambaran yang akurat mengenai kegunaan tersebut kepada para peneliti.
5.
Penilaian mengenai nilai isi media hanya dapat dinilai oleh khalayak. Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah orang – orang yang sudah dewasa dan dapat mengambil sikap mana media atau program yang memang menurut objek penelitian sebagai audience dapat memenuhi kebutuhan mereka masing – masing, maka audience memiliki peran yang aktif. Dan oleh sebab itu pula, penelitian ini dilandasi oleh teori uses and gratification.
2.2.5 Minat 2.2.5.1 Definisi Minat Menurut Sarwono, dalam bukunya “Psikologi Sosial” menyebutkan bahwa minat dapat diartikan sebagai berikut: 1. Perasaan yang menyatakan bahwa suatu aktifitas pekerjaan atau objek itu berharga dan sangat berarti bagi individu.
2. Satu keadaan motivasi atau satu set motivasi yang menuntut tingkah laku menuju satu arah tertentu.
3. Suatu sikap yang berlangsung terus menerus yang memberikan adanya pola perhatian seseorang sehingga membuat dirinya selektif terhadap objek minatnya. (Sarwono, 2003:52) 2.2.5.2 Faktor Timbulnya Minat Didasari oleh teori ‘accept rejection’ yang dikemukakan oleh Fyre, bahwa keberadaan minat berdasarkan pada orientasi suka dan tidaknya individu terhadap objek, subjek atau aktifitas orientasi. Ini pada gilirannya
32 akan mempengaruhi penerimaan individu, jika individu suka terhadap subjek atau aktifitas tersebut, maka individu akan menerima, dan menolaknya jika individu tidak suka terhadap objek, subjek, atau aktifitas tersebut. Penentuan minat didasarkan pada reaksi invidu (menolak atau menerima). Jika menerima berarti berminat, jika menolak berarti tidak berminat. (Sarwono, 2003:71)
Faktor timbulnya minat menurut Crow and Crow (1982), terdiri dari 3 faktor (Sarwono, 2003: 76) :
1. Faktor dorongan dari dalam, yaitu rasa ingin tahu atau dorongan untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda. Dorongan ini dapat membuat sesorang untuk memiliki minat dalam mempelajari ilmu mekanik, melakukan penelitian ilmiah, atau aktifitas lain yang menantang.
2. Faktor motif sosial, yakni minat dalam upaya mengembangkan diri dari dalam ilmu pengetahuan yang mungkin diilhami oleh hasrat untuk mendapatkan kemampuan bekerja atau adanya hasrat untuk memperoleh penghargaan dari keluarga atau teman.
3. Faktor emosional, yakni minat yang berkaitan dengan perasaan dan emosi.
33 2.3 Kerangka Pemikiran Gambar 2.2 Kerangka Berpikir Program Sarapan Pagi Dika Tata
Uses and Gratification Theory (Kebutuhan Khalayak
Minat
34