BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
2.1
Penelitian Sebelumnya (State of the Art) Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu, Jurnal Lokal
Peneliti & No Tahun 1 Lusiana Indira Isni (2012)
2
Sebastian Lintang Kusuma Sumirat & Ike Devi Sulistyan ingtyas
Judul Penelitian
Tujuan
Metode
Hasil Penelitian
Media Relation dan Kepuasan Wartawan Atas Layanan Kehumasan di Kabupaten Brebes.
Penelitian ini ditujukan guna mengetahui pengaruh yang ditimbulkan dari media relation terhadap Kepuasan Wartawan akan Layanan Kehumasa
Hasil penelitian menunjukkan nilai koefisien determinasi (R2) yang menunjukkan besarnya efek kredibilitas Public Relations, profesionalisme Public Relations, tingkat hubungan interpersonal antara wartawan dan Public Relations pada kepuasan wartawan atas pelayanan Public Relations adalah 81,1%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kepuasan wartawan sangat dipengaruhi oleh kredibilitas Public Relations, profesionalisme Public Relations, dan hubungan interpersonal antara Public Relations dan wartawan.
Proses Evaluasi Program Media Relations Pada Aktivitas Press Conference di PT. Televisi Transformasi Indonesia (TransTV)
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hasil proses evaluasi yang dilakukan oleh TRANS TVpada program media relations khususnya pada
Penelitian ini merupakan peneitian ekspanatori (explanatory research) dengan metode survey, dimana pengumpulan data atau informasi dan fakta lapangan secara langsung melalui kuesioner dan wawancara. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif
7
Praktisi Public Relations TRANS TV melakukan evaluasi aktivitas press conference secara informal dan formal. Evaluasi informal yang dilakukan oleh praktisi Public Relations menilai suasana dan overview tingkat kehadiran wartawan media. Sedangkan evaluasi formal menilai pengeluaran keuangan aktivitas terhadap budget hingga proses media monitoring yang nantinya berakhir pada pembuatan laporan
8
No
Peneliti & Tahun
Judul Penelitian
Tujuan
Metode
aktivitas press conference bulan Maret 2013.
3
Yusrina
Peranan Citra Perusahaan Terhadap Kepercayaan Nasabah Bank BRI Cabang Banda Aceh
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh citra perusahaan terhadap kepercayaan nasabah kepada Bank BRI Cabang Banda Aceh pada Aktivitas 2 Desember 2013.
Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif
Hasil Penelitian pertanggungjawaban kepada jajaran top management perusahaan. Pada akhirnya, proses evaluasi yang telah dilaksanakan oleh praktisi Public Relations TRANS TV harus dilakukan berdasarkan teori evaluasi program kehumasan untuk membuktikan pelaksanaan aktivitas press conference dan melihat perubahan-perubahan yang terjadi sebelum dan setelah pekaksanaan aktivitas press conference. Hasil penelitian citra berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepercayaan nasabah BRI Cabang Banda Aceh. Sehingga dapat ditarik kesimpulan tinggi rendahnya kepercayaan nasabah terhadap Bank BRI Cabang Banda Aceh sangat ditentukan oleh baik buruknya citra perusahaan tersebut. Karena itu, Pimpinan BRI Cabang Banda Aceh dinilai perlu meningkatkan citra perusahaan tersebut dimata nasabahnya.
9 Tabel 2.2. Penelitian Terdahulu, Jurnal Internasional No 4
5
Peneliti & Tahun Ehsan Khodara hmi (2009)
Owusu Alfred & Julia Agyapon g Poku (2013)
Judul Penelitian
Tujuan
Metode
Hasil Peneitian
Media relations
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi semua aspek penting dari hubungan media diteliti oleh pihak lain dan menulis tinjauan literatur singkat dalam rangka memfasilitasi prosedur pengumpulan data untuk penelitian masa depan di bidangnya.
Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa banyak perusahaan kecil dan organisasi menengah tidak benar-benar berencana untuk hubungan media mereka dan memiliki pengetahuan konsep terbatas. Namun organisasi yang lebih besar memiliki pemahaman yang baik tentang hubungan media dan menggunakannya sebagai alat Public Relations yang kuat. Hanya beberapa dari mereka mengintegrasikan hubungan media dengan komponen lain dari PUBLIC RELATIONS dan ini dapat memungkinkan beberapa spekulasi.
News Coverage and Its Impact on The Corporate Reputation of Organisati
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peliputan berita oleh wartawan dan media berdampak pada reputasi
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan kemudahan untuk membaca literatur review tentang hubungan media dan menjelaskan istilah-istilah dengan contohcontoh yang sesuai. Hal ini dilakukan dengan membaca artikel lain dari penelitian sebelumnya dan terakhir isu-isu kontemporer dalam hal hubungan media yang dihadapi bisnis dan bagaimana mereka mengelola seluruh proses. Penelitian ini menggunakan data kuantitatif dan kualitatif. Penelitian dilakukan di Kumasi Metropolis pada Juli 2012. Fokus
Hasil Penelitian menunjukkan di mana peliputan berita oleh wartawan dan berbagai media masa memiliki pengaruh pada reputasi perusahaan dari suatu organisasi. Media merupakan salah satu media terbesar di mana arus
10
No
Peneliti & Tahun
Judul Penelitian ons in Ghana.
2.2
Tujuan perusahaan organisasi di Ghana.
Metode
Hasil Peneitian
untuk penelitian ini adalah terutama pada jurnalis dan media rumah. Sehubungan dengan waktu cara simple random sampling digunakan untuk mencapai tujuan penelitian penelitian. Penelitian ini mengadopsi dikelola sendiri kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data.
informasi. Di Ghana, media ini bahkan disebut sebagai lengan keempat pemerintahan setelah legislatif, eksekutif dan yudikatif.
Landasan Teori
2.2.1 Public Relations 2.2.1.1 Definisi Public Relations Perkembangan Public Relations modern bisa dilacak ke tahun 1921. Fraser P. Seitel menyebut Ivy Ledbetter Lee sebagai A Father of Modern Public Relations (Bapak Public Relations Modern). Ivy Lee tahun 1921 secara regular menerbitkan buletin (salah satu bentuk house journal) yang berjudul Public Relations di New York. Banyak pakar humas yang mempublikasikan karya tulis baik yang seangkatan dengan Ivy Lee maupun setelah itu atau sebagai generasi penerusnya. Semua yang mereka tulis umumnya tentang pengembangan konsepsi Ivy L. Lee yang disesuaikan dengan kondisi masyarakat, termasuk kemajuan di bidang teknologi (Soemirat & Ardianto, 2010:11)
11 Dalam perkembangan di era globalisasi sekarang ini, bidang Public Relations menjadi salah satu peran kuat dalam perolehan dan penyebaran informasi. Pada saat perusahaan mengalami krisis, Public Relations memiliki peran penting dalam menghubungkan masyarakat dan organisasi. Berikut ini adalah definisi Public Relations menurut beberapa ahli. Definisi Public Relations menurut Harlow adalah fungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya, menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerja sama; melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan atau permasalahan, membantu manajemen untuk mampu menanggapi opini publik; mendukung manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak sebagai system peringatan dini dalam mengantisipasi kecenderungan penggunaan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama. (Darmastuti, 2012: 27). Definisi Public Relations oleh The Institute of Public relations (IPR) organisasi professional Public relations di Inggris adalah ‘the planned and sustained effort to establish and maintain goodwill and understanding between an organisation and its publics’ (usaha terencana dan berkelanjutan untuk membentuk dan menjaga dukungan dan kesepahaman antara organisasi dengan khalayaknya). Sementara organisasi public relations di Amerika, The Public relations Society of America (PRSA) menekankan bahwa tugas PR adalah “helping an organization to interact, communicate with and win the co-operation of its public: (membantu organisasi berinteraksi, berkomunikasi dan mendapatkan dukungan kerjasama dari publiknya). (Chris Hackley, 2005:150). Denny Griswold, editor Public Relations news, pada tahun 1948 menyatakan tentang batasan Public Relations sebagai berikut: Public Relations is the management functions which evaluates public attitudes, identifies the policies and procedures of an individual organization with the public interest and plans excutes a program action to earn public understanding and acceptance (Public Relations adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi publik, memperkenalkan berbagai kebijakan dan prosedur dari suatu individu atau organisasi berdasarkan kepentingan publik, dan membuat perencanaan, dan melaksanakan suatu program kerja dalam upaya memperoleh pengertian dan pengakuan publik). (Soemirat & Ardianto, 2010:12).
12 Dari definisi para ahli tentang Public Relations diatas, dapat disimpulkan bahwa Public Relations berfungsi menghubungkan masyarakat dan organisasi yang melakukan usahanya secara terencana dan berkelanjutan yang bertujuan untuk berinteraksi, berkomunikasi dan mendapatkan dukungan pengertian, pengakuan dan kerjasama dari publik yang terdiri dari stakeholders dan khalayak umum.
2.2.1.2 Tugas dan Fungsi Public Relations Dalam buku Kriyantono yang berjudul Public Relations Writing Teknik Produksi Media Public Relations Dan Publisitas Korporat, fungsi atau peranan adalah harapan publik terhadap apa yang seharusnya dilakukan oleh Public Relations sesuai dengan kedudukannya sebagai seorang Public Relations. Jadi, Public Relations dikatakan berfungsi apabila dia mampu melakukan tugas dan kewajibannya dengan baik, berguna atau tidak dalam menunjang tujuan perusahaan dan menjamin kepentingan publik. (Kriyantono, 2012:21-22) Namun, menurut Umam dan Nurjaman (2012:115), secara garis besar fungsi Public Relations adalah: a.
Memelihara komunikasi yang harmonis antara perusahaan dengan publiknya (maintain good communication)
b.
Melayani kepentingan publik dengan baik (serve public’s interest).
c.
Memelihara perilaku dan moralitas perusahaan dengan baik (maintain good morals & manners). Pada tataran ini, ada beberapa tugas yang dilakukan oleh seorang Public
Relations, yaitu: a. Seorang Public Relations akan melibatkan manajemen problem atau masalah. b. Membantu manajemen untuk selalu mendapat informasi dan merespons pendapat umum. c. Mendefinisi dan menekankan tanggung jawab menajemen dalam melayani kepentingan masyarakat. d. Membantu manajemen mengikuti dan memanfaatkan perubahan dengan efektif. e. Berfungsi sebagai sistem peringatan awal untuk membantu mengantisipasi kecenderungan dan menggunakan riset serta komunikasi yang masuk akal dan etis sebagai sarana utamanya.
13 2.2.1.3 Ruang Lingkup Pekerjaan Public Relations Kriyantono menjabarkan ruang lingkup perkerjaan Public Relations. Secara sederhana pekerjaan yang biasa dilakukan Public Relations dapat disingkat menjadi PENCILS, yaitu: a. Publication & publicity, yaitu mengenalkan perusahaan kepada publik. Misalnya membuat tulisan yang disebarkan ke media, newsletter, artikel dan lainnya. b. Events, menggorganisasi event atau kegiatan sebagai upaya membentuk citra. c. News, pekerjaan seorang Public Relations adalah menghasilkan produk-produk tulisan yang sifatnya menyebarkan informasi kepada publik, seperti press release, newsletter, berita, dan lain-lain. Karena itu, dituntut menguasai teknikteknik menulis (Public Relations writing). d. Community Involvement, Public Relations mesti membuat program-program yang ditujukan untuk menciptakan keterlibatan komunitas atau masyarakat sekitarnya. e. Identity-Media, merupakan pekerjaan Public Relations dalam membina hubungan dengan media (pers). Sangat penting untuk memperoleh publisitas media. Media adalah mitra kerja abadi Public Relations. Media butuh Public Relations sebagai sumber berita dan Public Relations butuh media sebagai saran penyebar informasi serta pembentuk opini publik. f. Lobbying, Public Relations sering melakukan upaya persuasai dan negosiasi dengan berbagai pihak. Keahlian ini tampak dibutuhkan misalnya, pada saat terjadi krisis manajemen untuk mencapai kata sepakat di antara pihak yang bertikai. g. Social investment, pekerjaan Public Relations untuk membuat program-program yang bermanfaat bagi kepentingan dan kesejahteraan social. Termasuk di sini adalah program corporate social responsibility (Kriyantono, 2012:23-25).
Dalam penelitian ini, ruang lingkup pekerjaan Public Relations yang digunakan dalam menjalin hubungan baik dengan media (Identity-Media) yaitu, publication & publicity dimana seorang Public Relations memperkenalkan perusahaan melalui kegiatan media relations dengan menghasilkan produk-produk tulisan maupun lisan (News) yang sifatnya menyebarkan informasi kepada publik melalui media.
14 2.2.1.4
Khalayak Public Relations Berdasarkan diktat Public Relations, lembaga pendidikan Public Relations,
Interstudi School of Public Relations (dalam Soemirat dan Ardianto, 2010:16-18), terdapat tujuh macam publik yang dapat dibedakan dalam ruang lingkup masingmasing dan dilihat dari kepentingannya. Publik tersebut adalah: 1. Masyarakat di sekitarnya: Tipe masyarakat didalamnya akan bergantung dari macam usaha yang ada. Misalnya usaha hotel, pasar swalayan, rumah sakit, dan jasa akan berbeda satu sama lain komunitas sekitarnya. 2. Karyawan perusahaan: Di sini akan terlihat banyak ragamnya ditinjau dari kedudukan, masalah-masalah status ekonomi, usia, dan karakter demografi lainnya. 3. Pers, Radio, Televisi: Pers dapat dibagi dalam pers nasional, regional, lokal, dagang, dan profesional. Setiap surat kabar/majalah mempekerjakan para wartawan yang mmepunyai kepentingan yang sangat berbeda. 4. Konsumen dan pemasok: Di sektor tertentu pemasok dan pelanggan tergantung satu sama lain, dan kadang jatuh bangun bersama. 5. Investor: Kelompok pemegang saham pun akan sangat berbeda. Kadangkala sebuah perusahaan besar membagi investor menjadi beberapa kelompok dan mengembangkan cara berkomunikasi dengan setiap kelompok. 6. Distributor adalah suatu publik yang pekerjaannya menangani barang-barang konsumen dalam partai besar dan hadir di antara pembuat barang dan para pembelinya. 7. Pemuka pendapat (opinion leader): siapa saja yang dapat mengajukan pendapatnya yang dapat membantu usaha itu sendiri berkembang atau justru merusaknya. Berdasarkan penjelasan tujuh macam khalayak dalam Public Relations di atas, maka penelitian ini akan mengkaji lebih dalam mengenai publik pers, atau media massa pers karena sesuai dengan penelitian yang ingin dilakukan yaitu press conference yang dilakukan oleh PT Panorama Tours Indonesia yang ditujukan kepada media massa pers, agar dipilih dan layak untuk menjadi sebuah berita.
15 2.2.2 Media Relations 2.2.2.1 Definisi Media Relations Media relations menempati posisi penting dalam pekerjaan seorang Public relations karena media massa menjadi penjaga gawang (gatekeepers) dan mengontrol informasi yang mengalir ke masyarakat dalam suatu sistem sosial. Media Relations menurut Frank Jefkins adalah usaha untuk mencari publikasi atau penyiaran yang maksimum atas suatu pesan atau informasi humas dalam rangka menciptakan pengetahuan dan pemahaman bagi khalayak dari organisasi perusahaan yang bersangkutan (Darmastuti, 2012:42). Lesly menjelaskan media relations sebagai berhubungan dengan media komunikasi untuk melakukan publisitas atau merespon kepentingan media terhadap organisasi. Apa yang diuraikan Lesly ini lebih pada sisi manfaat yang diperoleh organisasi dan kegiatan yang dilakukan organisasi dalam menjalankan media relation. Manfaat tersebut berupa publisitas. Sedangkan kegiatan yang bisa menopang publisitas itu adalah merespon kepentingan media. Dengan demikian, media relations bisa diartikan, “merupakan bagian dari kegiatan Public Relations yang membina dan mengembangkan hubungan baik dengan media massa sebagai sarana komunikasi antara organisasi dan publik-publik-nya untuk mencapai tujuan organisasi. (Darmastuti, 2012:42) Menurut Ruslan, press relations adalah suatu kegiatan khusus dari pihak Public Relations untuk melakukan komunikasi penyampaian pesan, atau informasi tertentu mengenai aktivitas yang bersifat kelembagaan, perusahaan atau institusi, produk dan hingga kegiatan bersifat individual lainnya yang perlu dipublikasikan melalui kerja sama dengan pihak pers atau media massa untuk menciptakan publisitas dan citra positif (Ruslan, 2010:169) Berdasarkan teori yang telah dikemukakan di atas, media relations adalah usaha yang dilakukan oleh Public Relations dalam menjalin atau membina hubungan baik dengan media sebagai sarana komunikasi untuk mempermudah melakukan publikasi baik melalui media cetak maupun media elektronik dalam menyampaikan informasi kepada publik mengenai aktivitas perusahaan untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.
16 2.2.2.2 Tujuan Media Relations Tujuan pokok hubungan dengan media massa (pers) adalah menciptakan pengetahuan dan pemahaman kepada khalayak, bukan sekedar menyiarkan pemberitaan sesuai dengan keinginan perusahaan. Justru yang terpenting adalah membuat masyarakat mengetahui dan memahami perusahaan atau organisasi yang diberitakan. (Darmastuti, 2012:43)
2.2.2.3 Prinsip Media Relations Beberapa prinsip umum untuk membina hubungan pers yang baik menurut Jeffkins (dalam Soemirat dan Ardianto 2010:124-125), adalah: 1) By servicing the media yaitu memberikan pelayanan kepada media. Misalnya Public Relations harus mampu menciptakan kerjasama dengan media. Public Relations harus menciptakan suatu hubungan timbal balik. 2) By establishing a reputation for reliability yaitu menegakkan suatu reputasi agar dapat dipercaya. Misalnya selalu menyiapkan bahan-bahan informasi akurat di mana dan kapan saja diminta. Wartawan selalu ingin tahu sumber berita paling baik unutk mendapatkan informasi yang akurat dan hubungan timbal balik terjalin semakin erat. 3) By supplying good copy yaitu memasok naskah informasi yang baik. Misalnya memberikan naskah yang baik, menarik perhatian, penggandaan gambar/foto, pembuatan teks gambar/foto dengan baik. Juga pengiriman news release yang baik sehingga hanya sedikit memerlukan penulisan ulang atau penyuntingan. 4) By Coorperations in prividing material yaitu melakukan kerjasama yang baik dalam menyediakan bahan informasi. Misalnya merancang wawancara pers dengan seseorang yang dibutuhkan pers ketika itu. 5) By Providing verification facilities yaitu penyediaan fasilitas yang memadai. Misalnya memberikan fasilitan yang dibutuhkan wartawan sewaktu menggali berita. 6) By building personal relationship with the media yaitu membangun hubungan secara personal dengan media. Hal ini yang mendasari keterbukaan dan saling menghormati profesi masing-masing. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa seluruh kegiatan yang diselenggarakan oleh PT Panorama Tours Indoensia, yang melibatkan sejumlah wartawan dari berbagai media, menuntut Public Relations untuk memahami prinsip
17 dari media relations karena setiap wartawan memiliki tujuannya masing-masing, sehingga pihak Public Relations harus bersikap profesional. Dalam pekerjaannya seorang Public Relations membutuhkan pers untuk mencapai tujuan perusahaan yang mereka wakili dalam hal publikasi dan begitu juga sebaliknya wartawan membutuhkan informasi yang dapat diangkat sebagai sebuah berita yang dianggap memiliki nilai jual.
2.2.2.4 Kegiatan Media Relations Ada sejumlah kegiatan media relations (dalam bentuk acara-acara media relations [event] dan tulisan media relations). Kegiatan tersebut antara lain adalah: a. Press releases b. Press calls c. Media briefing d. Media events (luncheons, a local fair you sponsor) e. Radio, television, newspaper, and magazine interviews f. Radio talk shows g. Appearances on radio and television talk shows h. Development of your organization’s own radio or television program i. Meeting with editors j. Placing opinion pieces in the local newspaper k. Press kit l.
Public service announcements
m. In-house publications, newsletters n. Electronic communications o. Banners p. Website (Darmastuti, 2012:179-186) Seperti yang sudah disebutkan, berdasarkan pendapat Sarah Silver, acara-acara media relations (event) itu adalah: a. Press conference (press conferences) Press conference merupakan sebuah pertemuan para jurnalistik yang sengaja berkumpul untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan topik-topik yang sedang hangat dibicarakan. Bisa juga press conference ini sengaja dilakukan oleh perusahaan untuk menjelaskan permasalahan-permasalahan yang ada di perusahaan tersebut kepada jurnalis.
18 b. Resepsi pers (press reception) Resepsi pers merupakan acara kumpul-kumpul para jurnalis dalam kondisi yang santai dan menyenangkan. Acara ini biasanya dilakukan secara informal dalam satu acara yang sudah direncanakan dan lebih terorganisasi. Dalam acara resepsi pers ini, para pemburu berita diundang untuk meliput suatu acara, mendengarkan keterangan-keterangan resmi, atau sekedar bercakap-cakap dengan tujuan supaya terbangun kedekatan antara pemburu berita ini dengan pihak perusahaan atau organisasi yang berperan sebagai penyelenggara acara ini. c. Kunjungan pers (facility Pers) Untuk memperjelas berita yang dibuat, sering kali sebuah perusahaan atau organisasi mengundang wartawan atau pekerja media untuk mengunjungi perusahaan atau organisasi mereka. d. Press calls Merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seorang prkatisi Public Relations dari suatu perusahaan atau organisasi untuk menyampaikan suatu informasi atau berita kepada pekerja media dengan menggunakan telepon. e. Media briefing Merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seorang prakisi Public Relations untuk memberikan penjelasan singkat kepada para jurnalis sebelum suatu kegiatan dilakukan. Tujuannya, supaya setiap wartawan yang terlibat dalam acara tersebut mengetahui tata cara dan aturan-aturan yang berlaku selama acara itu dilakukan, dengan harapan supaya kegiatan peliputan yang dilakukan oleh wartawan tidak mengganggu acara yang diadakan. f. Media event Media event yang dimaksud di sini adalah kegiatan yang dilakukan dengan mengundang media massa (baik cetak maupun elektronik) ketika perusahaan itu menjadi sponsor dalam launching suatu produk. g. Radio, Television, Newspaper, and Magazine Interviews. Selain beberapa kegiatan yang dilakukan oleh Public Relations seperti disebutkan sebelumnya, ada beberapa acara-acara pers yang bisa dilakukan oleh Public Relations sebagai kegiatan media relations. Acara-acara tersebut adalah interview di radio, televisi, koran, maupun majalah. Yang dimaksud dengan interview adalah media massa tersebut melakukan interview dengan beberapa narasumber
19 (dari perusahaan tersebut) tentang suatu topik atau permasalahan yang sedang hangat pada saat ini. h. Radio talk shows and television talk shows Merupakan diskusi interaktif yang diadakan antara pihak radio atau televisi dengan narasumber dari perusahaan atau organisasi tertentu. i. Development of your organizations own radio or television program Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengembangkan program-program televisi atau program radio dari organisasi atau perusahaan itu sendiri. j. Meeting with editors Bertemu dengan editor menjadi satu hal penting. Sayangnya, kegiatan ini sering kali kurang mendapat perhatian karena selama ini penekanan praktisi Public Relations hanya pada penulisan release atau press conference. Kegiatan media relations dalam bentuk tulisan: a. Press Release Warren K. Age dkk. Dalam bukunya An Introduction to Mass Communications memberikan definisi tentang pers release sebagai berikut, “ A press release is a piece of newswritten by organization whose activities it describes”. Dalam pengertian yang diberikan oleh Warren ini, press release merupakan sebuah berita yang disusun oleh sebuah organisasi yang menggambarkan kegiatannya. b. Placing Opinion Pieces in the Local Newspaper Placing opinion pieces in the local newspaper merupakan kegiatan yang dilakukan dengan menempatkan opini-opini yang dimiliki oleh perusahaan atau organisasi yang menjadi bagian dari kegiatan media relations pada surat kabar lokal yang ada di daerah tersebut. Tujuannya adalah untuk membangun opini masyarakat tentang organisasi atau perusahaan tersebut sesuai yang dikehendaki oleh perusahaan atau organisasi itu. c. Letters to the Editor of the Local Newspaper Membuat surat atau tulisan-tulisan yang dikirimkan kepada editor merupakan satu kegiatan yang dapat dilakukan oleh Public Relations. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang dapat digunakan sebagai peluang bagi Public Relations untuk membuat publisitas. Publisitas dapat dilakukan oleh Public Relations dengan menggunakan banyak cara, mulai dari membuat release, membuat opini, memberikan masukan ke
20 editor, hingga membuat surat pembaca. Bahkan, membuat tulisan-tulisan lain juga memungkinkan, seperti tulisan dalam bentuk feature. d. Public Service Announcements Bentuk tulisan lain dalam kegiatan media relations adalah pemberitahuanpemberitahuan layanan publik. Pemberitahuan-pemberitahuan layanan publik ini merupakan bentuk tanggung jawab sosial suatu perusahaan kepada masyarakat. e. In-house Publications, Newsletter Kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh seorang Public Relations bukan hanya komunikasi eksternal, tetapi juga komunikasi internal. Oleh karena itu, kegiatan dalam penulisan untuk pers bukan hanya dilakukan untuk pihak eksternal, tetapi juga untuk pihak internal. Komunikasi untuk pihak internal dapat dilakukan dengan membuat in-house publications seperti house journal maupun dengan membuat newsletter. f. Electronic Communications Perkembangan teknologi informasi menjadi peluang bagi seorang praktisi Public Relations dalam melakukan kegiatan media relations. Dengan perkembangan teknologi komunikasi ini, kegiatan media relations bisa dilakukan dengan menggunakan media elektronik, termasuk internet. g. Banners Banners merupakan media komunikasi tertulis yang dapat dilakukan oleh Public Relations untuk mempublikasikan perusahaan atau organisasi tempat Public Relations itu berada. h. Websites Salah satu media komunikasi tulis yang paling efektif yang dapat digunakan oleh praktisi Public Relations dalam menyampaikan informasi tentang perusahaan tempat Public Relations itu berada adalah websites. Websites yang menarik akan membuat pengunjung web menyukai web tersebut dan semakin dalam mengakses informasi yang disajikan oleh perusahaan tersebut. Dalam penelitian ini, memfokuskan press conference sebagai salah satu bentuk kegiatan media relations. Kegiatan ini dilakukan oleh Public Relations PT Panorama Tours Indonesia yang ditujukan kepada media massa untuk dipilih dijadikan sebuah berita yang memiliki nilai berita sehingga terjadinya publisitas.
21 2.2.2.5 Membina Media Relations yang Positif Kegiatan media relations akan membawa efek yang sangat besar apabila dilakukan dengan menggunakan prinsip kerja yang tepat. Semakin baik kualitas hubungan antara Public Relations dan media, maka semakin besar peluang informasi dimuat. Pada dasarnya sinergi antara Public Relations dan media bersifat simbiosis mutualisme, dimana media membutuhkan bahan-bahan informasi dari Public Relations dan sebaliknya Public Relations membutuhkan media sebagai sarana penyebaran informasi (Kriyantono, 2012:71). Hubungan dengan media dan pers (Media & Press Relations) merupakan alat, pendukung atau media kerjasama untuk kepentingan proses publikasi dan publisitas berbagai kegiatan program kerja atau untuk kelancaran aktifitas komunikasi humas dengan pihak publik (Ruslan, 2010:167). Media berfungsi sebagai sarana penyebarluasan informasi tentang perusahaan kepada khalayak. Public Relations harus memandang media sebagai mitra kerja yang saling mendukung, media adalah partner kerja Public Relations. Public Relations bertanggung jawab menyampaikan dan menerima informasi dari khalayak, sedangkan media bertanggung jawab menjalankan hak publik untuk memperoleh informasi.
2.2.2.6 Memahami Kebutuhan Media Public Relations dituntut memahami kebutuhan media dengan selalu menyampaikan informasi yang jujur. Memahami kebutuhan media berarti Public Relations menghargai profesi media. Pada akhirnya akan terjalin relasi emosional yang akan menunjang tugas Public Relations dalam membangun citra melalui media. (Kriyantono, 2012:83-84)
2.2.3 Press Conference 2.2.3.1 Definisi Press Conference Menurut Jekfins konferensi pers merupakan sebuah pertemuan para jurnalistik yang sengaja berkumpul untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan topik-topik yang sedang hangat dibicarakan. (Darmastuti, 2012:181) Salah satu kegiatan media relations yang paling sering dilakukan oleh Public Relations adalah press conference. Keberhasilan press conference ini sangat
22 dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya adalah persiapan dalam melakukan press conference tersebut (Darmastuti, 2012:186)
2.2.3.2 Merencanakan Sebuah Press Conference Dalam penyelenggaraan press conference, press release sangat dibutuhkan untuk melengkapi press conference. Oleh karena itu, press release perlu dipersiapkan dan disebarkan pada saat press conference. Supaya penyelenggaraan press conference dapat berhasil, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang praktisi Public Relations. Hal-hal tersebut adalah: a. Kontak media Sekitar dua atau tiga hari sebelum press conference, seorang Public Relations harus merencanakan untuk menghubungi sumber-sumber berita yang potensial untuk dapat meng-cover kegiatan yang akan dibuatnya dengan tujuan untuk menjelaskan materi-materi yang akan disampaikan. Supaya informasi yang berasal dari seorang Public Relations bisa cepat sampai ke sumber-sumber berita maka seorang Public Relations harus menyerahkannya dengan menggunakan e-mail. Selain itu, praktisi Public Relations tersebut harus menghubungi wartawan dengan menggunakan e-mail, telepon, ataupun dengan fax minimal 48 jam sebelum kegiatan tersebut dilakukan. b. Format Format merupakan sesuatu yang sangat pentig dalam konferesi pers. Oleh karena itu, menyediakan tempat yang sangat nyaman dalam suatu press conference untuk mendukung topik dari press conference itu sendiri menjadi suatu hal yang sangat penting. c. Visual Visual juga sangat membantu pada saat press conference. Dengan menggunakan visualisasi, press conference menjadi lebih menarik. Jika suatu perusahaan atau organisasi memiliki logo maka kegiatan press conference ini bisa dimulai dengan mem-blow-up logo dengan menampilkannya di atas podium. Jika seorang Public Relations mempunyai video klip atau slogan, moto atau logo, maka mereka bisa membuat salinannya dan membagikannya kepada media massa (baik cetak maupun eketronik).
23 d. Waktu Umumnya press conference diadakan pukul 10.00-11.00 siang atau antara pukul 13.30 sampai 15.00. e. Pembicara Batasi jumlah pembicara supaya wartawan memiliki waktu yang cukup untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Sebagai aturannya, cobalah batasi pembicaranya sekitar 2 atau 3 orang dan pilihlah dua diantaranya untuk menjawab pertanyaan yang diajukan wartawan. f. Press kit Press kit terdiri dari alat-alat yang dibutuhkan dalam press conference yang meliputi berita dan pesan-pesan yang akan disampaikan. Press kit akan digunakan oleh para wartawan untuk meng-cover konferensi dan orang-orang yang tidak kelihatan di dalam acara tersebut. Press kit meliputi: 1) Pernyataan pembicara press conference yang menjadi kepala berita dalam tulisan tersebut 2) Press release 3) Deskripsi tentang pertanyaan-pertanyaan yang ditujuan pada kebijakan yang dibuat 4) Penambahan kontak pers pada kasus tersebut 5) Pengesahan dari orang-orang yang berkompeten dan organisasi lain 6) Tampilan logo dan identitas dari sponsor dalam press conference yang dituliskan dalam latar belakangnya g. Follow up Untuk melakukan follow up, ada beberapa hal yang harus dimiliki oleh seorang Public Relations. Oleh karena itu, seorang Public Relations harus memiliki lembar tanda tangan dari para wartawan yang datang dalam press conference yang diadakan. Kemudian tindaklanjuti dalam waktu yang singkat dengan menelpon wartawan atau editor secara khusus. h. Evaluasi Evaluasi sangat penting untuk me-review apakah press conference itu berjalan dengan baik dan bermanfaat. Buatlah jadwal sebuah evaluasi dengan staf kunci secepat untuk mendiskusikan pengaturan event sebagai cara untuk melihat reaksi para peserta press conference melalui pertanyaan mereka, apakah mereka mengulas event tersebut atau justru mencela. Sesi evaluasi ini
24 menjadi satu kesempatan untuk melihat cara yang dapat diterapkan pada press conference berikutnya. (Darmastuti, 2012:188-190) Pada penelitian ini, dimensi variabel press conference diambil dari hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan press conference. Namun, dalam penelitian ini tidak sepenuhnya menggunakan dari kedelapan hal-hal yang sudah dijelaskan. Seperti pada poin yang kedelapan “evaluasi” karena evaluasi yang dimaksud disini adalah untuk me-review apakah press conference itu berjalan dengan baik dan bermanfaat yang dilakukan oleh seorang Public Relations maupun staf kunci perusahaan (internal perusahaan). Pada penelitian ini, yang menjadi sumber informasi adalah rekan kerja PT Panorama Tours Indonesia yaitu para media, sehingga pertanyaan ini tidak tepat digunakan sebagai pertanyaan yang akan diberikan kepada media karena evaluasi adalah bagian dari target pembenahan internal bukan target eksternal perusahaan. Perusahaan tidak melakukan evaluasi eksternal karena, perusahaan menganggap selama ini berita yang di publikasikan oleh perusahaan bukan berita negatif dan menganggap media adalah pihak netral.
2.2.4 Citra 2.2.4.1 Definisi Citra Citra adalah image: the impression, the feeling, the conception which the public has of a company; a consciously created impression of an object, person or organization (Citra adalah perasaan, gambaran diri publik terhadap perusahaan, organisasi atau lembaga; kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi). Citra dengan sengaja diciptakan agar bernilai positif. Citra itu sendiri merupakan salah satu aset terpenting dari suatu perusahaan atau organisasi. Istilah lain citra adalah favourable opinion (opini publik yang menguntungkan). (Ardianto, 2013:62). Menurut Siswanto Sutojo, citra didefinisikan sebagai pancaran atau reproduksi jati diri atau bentuk orang perseorangan, benda atau organisasi. Citra sebagai persepsi masyarakat terhadap jati diri perusahaan atau organisasi. Persepsi seseorang terhadap perusahaan didasari atas apa yang mereka ketahui atau mereka kira tentang perusahaan yang bersangkutan. (Ardianto, 2013:60). Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa citra merupakan sebuah gambaran atau kesan, perasaan dan pandangan publik tentang perusahaan dan
25 merupakan opini publik yang diupayakan agar favourable atau menguntungkan bagi perusahaan.
2.2.4.2 Jenis Citra Dalam buku Public Relations pengantar komperhensif. Ada beberapa jenis citra, di antaranya: a.
Citra bayangan (mirror image). Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota organisaasi, biasanya adalah pemimpinnya, mengenai anggapan pihak luar tentang organisasinya. Dalam kalimat lain, citra bayangan adalah citra yang dianut oleh orang dalam mengenai pandangan luar terhadap organisasinya.
b.
Citra yang berlaku (current image). Kebalikan dari citra bayangan, citra yang berlaku ini adalah suatu citra atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Namun sama halnya dengan citra bayangan, citra tidak berlaku selamanya, bahkan jarang, sesuai dengan kenyataan karena semata-mata terbentuk dari pengalaman atau pengetahuan orang-orang luar yang biasanya serba terbatas.
c.
Citra yang diharapkan (wish image) Citra harapan adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen. Citra ini juga tidak sama dengan citra yang sebenarnya. Biasanya citra yang diharapkan itu lebih baik atau lebih menyenangkan daripada citra yang ada; walaupun dalam keadaan tertentu, citra yang terlalu baik juga bisa merepotkan.
d.
Citra perusahaan (corporate image) Citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, bukan sekadar citra atas produk atau pelayanannya. Citra perusahaan ini terbentuk dari banyak hal, seperti sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang, keberhasilan dan stabilitas keuangan, kualitas produk, keberhasilan ekspor, hubungan industri yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja, kesediaan turut memikul tanggung jawab sosial dan komitmen mengadakan riset.
e.
Citra majemuk (multiple image) Banyaknya jumlah pegawai (individu), cabang, atau perwakilan dari sebuah perusahaan atau organisasi dapat memunculkan suatu citra yang belum tentu
26 sama dengan citra organisasi atau perusahaan tersebut secara keseluruhan. Jumlah citra yang dimiliki suatu perusahaan boleh dikatakan sama banyaknya dengan jumlah pegawai yang dimilikinya (Ardianto, 2013:62-63)
2.2.5 Citra Perusahaaan 2.2.5.1
Definisi Citra Perusahaan Citra perusahaan adalah bagaimana pihak lain memandang sebuah
perusahaan. Setiap perusahaan memunyai citra sebanyak jumlah orang yang memandangnya. Berbagai citra perusahaan datang dari pelanggan, staf perusahaan, pesaing, distributor, pemasok, asosiasi pedagang, dan publik lainnya yang memunyai pandangan terhadap perusahaan. Tugas perusahaan dalam membentuk citranya adalah dengan mengidentifikasi citra seperti apa yang ingin dibentuk di mata publik atau masyarakatnya. (Soemiarat dan Ardianto, 2010: 113). Setiap perusahaan memiliki citra di mata masyarakat, tetapi setiap perusahaan memiliki tingkat citra yang berbeda. Ada perusahaan yang memiliki citra yang positif dan ada juga perusahaan yang memiliki citra yang negatif. Citra yang positif akan menguntungkan perusahaan dalam bersaing dengan perusahaan lain, sementara citra negatif yang dimiliki suatu perusahaan akan melemahkan perusahaan untuk bersaing dengan perusahaan lain.
2.2.5.2 Manfaat Citra Perusahaan Menurut Siswanto Sutojo (dalam Ardianto, 2013: 63) citra perusahaan yang baik dan kuat memunyai manfaat: 1. Daya saing jangka menengah dan panjang yang mantap. Perusahaan berusaha memenangkan persaingan pasar dengan menyusun strategi pemasaran taktis. 2. Menjadi perisai selama masa krisis. Sebagian besar masyarakat dapat memahami atau memaafkan kesalahan yang dibuat perusahaan dengan citra baik, yang menyebabkan mereka mengalami krisis. 3. Menjadi daya tarik eksekutif handal, yang mana eksekutif handal adalah aset perusahaan. 4. Meningkatkan efektivitas strategi pemasaran. 5. Menghemat biaya operasional karena citra baik.
27 Dalam jurnal “Peranan Citra Perusahaan Terhadap Kepercayaan Nasabah Bank BRI Cabang Banda Aceh”, pentingnya citra perusahaan dikemukakan Gronross yang dikutip oleh (Sutisna, 2001:332) sebagai berikut: 1. Menceritakan harapan bersama kampanye pemasaran eksternal. Citra positif memberikan kemudahan perusahaan untuk berkomunikasi dan mencapai tujuan secara efektif sedangkan citra negatif sebaliknya. 2. Sebagai
penyaring
yang
mempengaruhi
persepsi
pada
kegiatan
perusahaan. Citra positif menjadi pelindung terhadap kesalahan kecil, kualitas teknis atau fungsional sedangkan citra negatif dapat memperbesar kesalahan tersebut. 3. Sebagai fungsi dari pengalaman dan harapan konsumen atas kualitas pelayanan perusahaan. 4. Mempunyai pengaruh penting terhadap manajemen atau dampak internal. Citra perusahaan yang kurang jelas dan nyata mempengaruhi sikap karyawan perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa dengan adanya citra perusahaan yang positif maka akan memudahkan kampanye pemasaran dalam mengkomunikasikan suatu produk atau perusahaan PT Panorama Tours Indonesia. Selain itu, citra perusahaan yang positif juga akan memudahkan bagi perusahaan ketika mengalami masa krisis, secara tidak langsung masyarakat memiliki persepsi yang baik terhadap perusahaan sehingga ketika ada permasalahan kecil, masyarakat akan mengabaikan atau tersaring karena telah memiliki citra yang positif.
2.2.5.3 Jenis Citra Perusahaan Menurut Siswanto Sutojo ada tiga jenis citra yang dapat ditonjolkan perusahaan: 1. Citra ekslusif, yaitu citra yang dapat ditonjolkan pada perusahaanperusahaan besar. Yang dimkasud dengan eksklusif adalah kemampuan menyajikan berbagai macam manfaat terbaik kepada konsumen dan pelanggan. 2. Citra inovatif, yaitu citra yang menonjol karena perusahaan tersebut pandai menyajikan produk baru yang model dan desainnya tidak sama dengan produk sejenis yang beredar di pasaran.
28 3. Citra murah meriah, yaitu citra yang ditonjolkan oleh perusahaan yang mampu menyajikan produk dengan mutu yang baik, tapi harganya murah. (Ardianto, 2013:65) Berdasarkan beberapa jenis citra perusahaan yang telah dipaparkan, maka PT Panorama Tours Indonesia tergolong dalam jenis citra inovatif. Karena salah satu kunci keberhasilan PT Panorama Tours Indonesia yaitu dengan selalu mengahdirkan produk-produk yang berbeda dengan perusahaan pelayanan jasa tours dan travel lainnya.
2.2.5.4 Elemen-Elemen Pengukuran Citra Perusahaan Menurut Suwandi (dalam Yusrina, 2013:207) Elemen-elemen untuk mengukur citra perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Personality Keseluruhan karakteristik perusahaan yang dipahami publik sasaran yang dinilai media seperti perusahaan yang dapat dipercaya, perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial. 2. Reputation Hal yang telah dilakukan perusahaan dan diyakini publik sasaran yang dinilai media berdasarkan pengalaman sendiri maupun pihak lain. 3. Value Nilai – nilai yang dimiliki suatu perusahaan dengan kata lain budaya perusahaan seperti sikap manajemen yang peduli terhadap pelanggan, karyawan cepat tanggap terhadap permitaan maupun keluhan pelanggan. 4. Corporate Komponen-komponen yang mempermudah pengenalan publik sasaran terhadap perusahaan seperti logo, warna, dan slogan.
29 2.3
Kerangka Pemikiran Press Conference (X)
Citra Perusahaan (Y)
(sumber: Darmastuti, 2012)
(sumber : Yusrina, 2013)
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran sumber : diolah dari hasil penulis
30