BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Sebelumnya Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Judul Skripsi
Pengarang
Metode
Teori
Hasil
Pengaruh Siti Terpaan iklan Mahmudoh di televisi terhadap kesadaran merk (studi kasus terpaan iklan “Kartu AS versi Smash” di televisi terhadap kesadaran merk pada mahasiswa jurusan ilmu komunikasi untirta angkatan 20062010)
Kuantitatif
Hierarki ELF
Iklan “Kartu AS versi Smash” menunjukan cukup tinggi frekuensi durasi dan intensitas dalam komunikasi mahasiswa ion ilmu untirta
Persepsi dan minat menonton program acara debat partai di Tvone di kalangan mahasiswa komunikasi FISIP UNS
Apa saja yang menjadi kegiatan public relations PT Victory Internationa Futures sebagai upaya membangun brand
Teori Lasswell
Minat mahasiswa dalam menyaksikan acara dialog interaktif seputar pemilu kurang karena jika dlihat dari seringnya menyaksikan acara debat partai di tvone para informan banyak yang menjawab kadangkadang atau tidak
MY. ADI SAPUTRA
7
8 awarenes?
Pengaruh Yonita Prateka Sari terpaan informasi melalui internet tentang pariwisata terhadap minat komunitas penggemar traveling berkunjung ke Yogyakarta (Studi Eksplanatif pada website www.jogjatrip. com di kalangan anggota komunitas backpacker malang raya)
Kuantitatif
terlalu sering ratarata dari mereka lebih memilih acara hiburan
Teori S-O-R
Tingkat terpaan informasi media internet mempengaruhi tingkat minat penggemar traveling berkunjung ke Yogyakarta. Dibuktikan dari nilai signifikansi yang diperoleh adalah 0.001, dengan nilai R sebesar 0,572 dan mempunyai pengaruh dalam taraf sedang
Effects of a motivational climate intervention for coaches on young atheletes sport performance anxiety
Ronald E. Quantitative Achievement community goal theory, Smith, Frank motivational L. Smoll, climate and Sean P. Cumming
The athletes in the intervention condition perceived their coaches as being more masteryinvolving on the motivational climate scale for youth sports when compared to athletes in an untreated control condition.
Television viewing does
Jessie J.M.
The results showed that higher levels of
Quantitative motivational
9 not have to be sedentary; motivationto participate in a tv exercise program
Meis
intrinsic motivation (i.e. enjoying the NOM-tv exercise, feeling competent to perform this activity, and willingness to put effort into the exercise) were the most important predictive factors of more frequent participation in the NOM-tv exercise
2.2 Landasan Teori 2.2.1 Definisi Komunikasi Kata komunikasi berasal dari bahasa latin communication yang berarti “pemberitahuan” atau “pertukaran pikiran”, jadi secara garis besar dalam suatu proses komunikasi haruslah terdapat unsure-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran dan pengertian antara komunikator (penyebar pesan) dan komunikan (penerima pesan). (Suprapto,2009:5). Menurut Effendy (Effendy, 2011:9), komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communicatio dengan kata sifat dari communis yang berarti sama. Sama yang dimaksud disini adalah sama makna. Jadi komunikasi akan terjadi atau berlangsung jika ada kesamaan makna antara individu-individu yang terlibat mengenai pokok pembicaraan.
2.2.2 Komunikasi Massa Menurut Meletzke, komunikasi massa diartikan sebagai setiap bentuk yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang tersebar. Istilah tersebar menunjukam bahwa komunikan sebagai pihak penerima pesan tidak berada di satu tampat, tetapi tersebar di berbagai tempat.(Ardianto, dkk, 2012:4). Sedangkan definisi komunikasi massa menurut Joseph A. DeVito seperti yang dikutip (Effendy, 2002:21), ialah sebagai berikut: Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan pada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya,
10 yang disalurkan oleh pemancar audio dan atau visual. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa adalah pesan yang disampaikan melalui media massa yang ditujukan pada sejumlah besar orang. Dalam hal ini penulis menggunakan dan menitikberatkan pada komunikasi massa dengan menggunakan media massa, khususnya media massa televisi.
2.2.3 Media Massa Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak, sedangkan pengertian media massa sendiri adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi (Cangara, 2003:134)
2.2.3.1 Efek Media Massa Seperti yang diungkapkan oleh Donald K. Robert (Rakhmat, 2005:218), efek media massa hanyalah “perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa”. Apabila fokus pada pesan, maka efek haruslah berkaitan dengan pesan yang disampaikan media massa. Menurut Steven M. Chaffee, efek media massa dapat dilihat dari tiga pendekatan. Pendekatan pertama adalah efek dari media massa yang berkaitan dengan pesan atau pun media itu sendiri. Pendekatan kedua adalah dengan melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak komuniikasi massa yang berupa perubahan sikap, perasaan, dan perilaku atau dengan istilah lain dikenal sebagai perubahan kognitif, afektif, dan behavioral. (Ardianto, dkk, 2012: 50) a.
Efek Kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini akan dibahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan ketrampilan kognitifnya.
b.
Efek afektif ini kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan sekedar memberi tahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu. Khalayak diharapakan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira dan sebagainya.
11 c.
Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Adegan kekerasan televisi bisa membuat orang menjadi beringas atau siaran ketrampilan keluarga yang banyak disiarkan menyebabkan ibu-ibu rumah tangga memiliki ketrampilan baru
2.2.4 Bentuk Media Massa Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni media massa cetak dan media elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi kriteria sebagai media massa adalah surat kabar dan majalah. Sedangkan media elektronik yang memenuhi kriteria media massa adalah radio siaran, televisi, film, media online/internet (Ardianto, 2007:103).
2.2.5 Televisi Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. 99% orang Amerika memilih televise dirumahnya. Tayangan televisi mereka dijejali hiburan, berita dan juga iklan. Mereka meghabiskan
waktu
menonton
televisi
sekitar
tujuh
jam
dalam
sehari
(Ardianto,2007:134) Berdasarkan pendapat diatas, maka penulis menarik kesimpulan bahwa televisi memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap audience, dalam mempengaruhi sikap, persepsi, dan juga pandangan penonton. Dengan berbagai macam jenis program yang ditayangkan televisi guna menyampaikan pesan kepada khalayak yang nantinya akan menimbulkan pesan yang tidak mudah dilupakan oleh penonton. Bila dikaitkan dengan masalah pokok penulis, maka televisi memiliki fungsi mempengaruhi sikap, pandangan, presepsi, dan perasaan khalayak atau penonton. Beberapa media penyiaran menunjukan kecenderungan untuk mengabaikan waktu siaran pada dini hari yaitu waktu setelah tengah malam. Sebagian media penyiaran bahkan tidak mengudara pada waktu dini hari dengan asumsi tidak ada audien ditengah malam buta. Anggapan ini bisa jadi keliru. Jangankan dikota besar, bahkan dikota kecil sekalipun terbukti tetap ada orang yang ingin menonton televisi atau mendengarkan radio pada waktu dini hari. Ingatlah bahwa setiap waktu siaran termasuk dini hari selalu tersedia audien (Morissan, 2011:348).
12 2.2.6 Program Pengertian program dalam konteks broadcasting merupakan suatu acara atau paket sajian berisi muatan kata-kata terucap dan tertulis, gambar statis dan bergerak, lagu dan musik, efek suara, serta cahaya, yang bertujuan disuguhkan atau disampaikan melalui media elektronik (radio dan televisi) kepada khalayak. Radio siaran hanya berisi bahasa tuturan kata-kata penyiar/reporter/narrator/narasumber, musik dan lagu, efek suara, yang disusun dan dikemas sedemikian rupa dalam bentuk program agar menarik minat untuk didengar. Secara etimologi, kata program berasal dari bahasa Inggris programme atau program (Amerika), yang mengandung pengertian acara, rencana, atau rancangan. Dalam UU Penyiaran Indonesia (Bab I Ketentuan Umum Pasal 1), tidak menggunakan istilah program tapi dengan kata siaran, yang mengandung pengertian sebagai pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara dan gambar atau yang berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak yang dapat diterima melalui perangkat penerima siaran. Dapat disimpulkan, secara umum, setiap produksi pesan yang akan disampaikan dari komunikator kepada komunikan, hendaknya perlu juga direncanakan agar pesan dapat diterima efektif sesuai dengan motif dan tujuannya, sehingga diharapkan tak berdampak buruk. (Triartanto,2010:99- 100) Morrisan (2005) mengutip Prigle-Starr-McCavitt menjelaskan the programming of most stations is dominated by one principal content element or sound known as format (Sebagian besar programa stasiun radio didominasi oleh unsur isi dan suara yang dikenal dengan sebutan format). Format radio lebih menonjol pada acara musik atau hiburan karena banyak peminat. Sehingga
bentuk
informasi
dewasa
ini
dikemas
dalam
bentuk
hiburan.
(Olii,2006:185) Setiap program yang hendak dirancang dan dibuat harus mengacu terhadap format stasiun. Format stasiun adalah pola atau bentuk dominan yang menunjukkan cirri dan identitas tertentu dari stasiun radio yang bersangkutan. Ambil contoh, radio Elshinta di Jakarta, porsi dominan programnya adalah berita dan siaran obrolan. Itu artinya Elshinta mempunyai format stasiun News and Talk. Lalu I-Radio (Jakarta) format stasiunnya adalah musik Pop Indonesia, karena sebagian besar durasi waktunya memutar lagu-lagu Indonesia. (Triartanto,2010:107)
13 2.2.7 Program Acara Pengertian program acara televisi yaitu kata “program” itu sendiri berasal dari bahasa Inggris proggrame atau program yang berarti acara atau rencana. Undang undang penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara, tetapi menggunakan istilah “siaran” yang didefinisikan sebagai pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Namun kata “program” lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia daripada kata “siaran” untuk mengacu kepada pengertian acara. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiencenya (Morissan, 2008:200). Apabila dikaitkan dengan penelitian ini maka alasan tayangan dengan jenis program magazine Sportvaganza ini disebut program karena acara ini disiarkan oleh stasiun televisi yaitu TRANS TV dan juga tayangan ini akan memenuhi kebutuhan audience dengan cara memberikan mereka informasi mengenai olahraga.
2.2.8 Media Exposure Menurut Effendy (1989 : 124) terpaan adalah : 1. Keadaan terkena pada khalayak oleh pesan-pesan yang disebarkan oleh media massa. 2. Keadaan terkena emulsi film oleh cahaya yang tersorot kepadanya.
Berdasarkan defisi tersebut dapat disimpulkan defisi terpaan ialah suatu keadaan dimana khalayak/pembaca terkena pesan komunikasi yang terdapat disuatu media massa. Sedangkan menurut Damiati Mahmud (1990: 40) terpaan adalah proses penerimaan stimulus-stimulus melalui alat indera seperti perasaan, pendengaran dan pengelihatan. Dari pengertian di atas, penulis memahami bahwa terpaan adalah proses penerimaan stimulus-stimulus melalui alat indera seperti perasaan, pendengaran, dan pengelihatan. Pendapat lain yang diungkapkan Rosengren (dalam Kriyantono, 2007:205) yaitu terpaan media dapat dioperasionalisasikan menjadi jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai jenis media, isi media yang dikonsumsi, dan berbagai hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media keseluruhan.
14 Dari beberapa definisi di atas, penulis dapat berkesimpulan bahwa terpaan adalah suatu keadaan dimana khalayak atau pembaca terkena pesan komunikasi yang terdapat pada suatu media massa melalui alat inderanya seperti perasaan, pendengaran dan pengelihatan.
2.2.9 Program Magazine Majalah udara atau yang sering disebut air magazine merupakan bentuk program yang didalamnya menyajikan informasi yang topik atau temanya hampir mirip seperti majalah cetak. Magazine adalah program yang berisikan informasi ringan namun dibahas secara mendalam, dengan kata lain magazine sejenis feature dengan durasi yang lebih lama sekitar kurang lebih 30 menit. (Morissan, 2011) Menurut Naratama, magazine show adalah format acara TV yang mempunyai format menyerupai majalah (media cetak), yang di dalamnya terdiri dari berbagai macam rubrik dan tema yang disajikan dalam reportase aktual dan timeless sesuai dengan minat dan tendensi dari target penontonnya. Maka dari itu, ada beberapa prinsip mengenai jenis program magazine, yaitu: (Rukmananda, 2004)
Pilihan sifat informasi: -
Memiliki informasi yang berciri atau khas serta sifat faktual karena jarang ada informasi fiski atau fiktifnya.
Tujuan pembuatan program: -
Tujuannya sangat terfokus pada suatu bidang misalnya majalah udara pendidikan, majalah udara sport.
Target audiencenya: -
Majalah udara juga dikategorikan sesuai dengan target audiencenya. Misalnya majalah udara anak, majalah udara orang tua, majalah udara wanita, majalah udara remaja, majalah udara olahraga.
Dalam penelitian ini, fokus program televisi yang digunakan adalah program magazine dimana Sportvaganza menampilkan informasi ringan namun mendalam atau dengan kata lain magazine adalah feature dengan durasi yang lebih panjang.Hal tersebut dikarenakan program ini memiliki informasi yang khusus dan mencakup
15 keseluruhan dari olahraga. Selain itu, informasinya yang spesifik maka fokus bidang yang dibahas pun jelas yaitu program Sportvaganza dan minat untuk menari lebih condong masuk dalam kategori audienceremaja, karena yang kita ketahui bahwa dance mayoritas lebih berkaitan dengan remaja.
2.2.10 Olahraga Olahraga merupakan kegiatan yang hampir sama tuanya dengan kehidupan manusia itu sendiri. Olahraga dari kgiatan yang sangat sederhana hingga pada akhirnya menjadi sebuah kegiatan yang tidak hanya sebagai bentuk kegiatan untuk olah jasmani (fisik) dan olahraga (psikis)tetapi juga sbagai bentuk apresiasi budaya dan perlombaan. Olahraga dalam perkembangannya tidak hanya sebagai olah fisik semata tetapi juga olah kanuragan, keterampilan dan untuk kekuatan baik fisik maupun psikis (akal). Sejarah olahraga mengalami perkembangan dari zaman ke zaman sejak zaman Yunani hingga saat ini (Atmasubrata, 2012:5). Seiring dengan perkembangan penelitian dunia olahraga sudah maju, maka diperoleh beberapa hasil yang memberikan manfaat yang seluas-luasnya bagi yang melakukan aktivitas olahraga baik secara fisik maupun mental. Meskipun olahraga mempunyai manfaat yang sangat penting bagi banyak orang namun tidak semua orang manusia melakukan olahraga. Untuk itu maka sejak usia dini harus dibiasakan untuk gemar berolahraga dengan memberikan gerak sebanyak-banyaknya, variasi gerak yang cukup sehingga mereka akan suka dengan dunia olahraga (Mutohir, Muhyi, dan Fenanlampir:2011). Berita dan olahraga adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi berdasarkan informasi dan fakta atas kejadian dan peristiwa yang berlangsung pada kehidupan masyarakat sehari-hari yang bersifat timeless atau time concern. Format ini memerlukan nilai-nilai faktual dan aktual yang disajikan dengan ketepatan dan kecepatan waktu dimana dibutuhkan sifat liputan yang independent (Mabruri, 2013:12).
2.2.11 Teori Uses and Effect Sendjaja
(2004:5.41-5.42)
dalam
bukunya
“Teori
Komunikasi”,
mengungkapkan mengenai teori uses and effect, Pemikiran yang pertama kali dikemukakan oleh Sven Windhal (1979) ini merupakan sintesis antara pendekatan uses and gratification dan teori tradisional mengenai efek. Konsep ”use”
16 (penggunaan) merupakan bagian yang sangat penting atau pokok dalam pemikiran ini. Karena pengetahuan mengenai penggunaan media dan penyebabnya, akan memberikan jalan bagi pemahaman dan perkiraan tentang hasil dari suatu proses komunikasi massa. Penggunaan media massa dapat memiliki banyak arti. Ini dapat berarti ”exposure” yang semata-mata menunjuk pada tindakan mempersepsi. Dalam konteks lain, pengertian tersebut dapat menjadi suatu proses yang lebih kompleks, dimana isi tertentu dikonsumsi dalam kondisi tertentu, untuk memenuhi fungsi tertentu dan terkait harapan-harapan tertentu untuk dapat dipenuhi. Fokus dari teori ini lebih kepada pengertian yang kedua. Dalam uses and gratification, penggunaan media pada dasarnya ditentukan oleh kebutuhan dasar individu. Sementara pada uses and effect, kebutuhan hanya salah satu dari faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penggunaan media. Karakteristik individu, harapan dan persepsi terhadap media, dan tingkat akses terhadap media, akan membawa individu kepada keputusan untuk menggunakan atau tidak menggunakan isi media massa (Sendjaja, 2004: 5.41-5.42). Dalam penelitian kali ini, peneliti hanya akan menganalisis efek yang ditimbulkan oleh karakteristik isi media. Peneliti hanya akan menganalisis efek yang ditimbulkan dari Program “SPORTVAGANZA”, yaitu berupa minat Mahasiswa STIP semester 8 jurusan Nautika angkatan LIII pada minat olahraganya.
17
Audience dan karakteristik intra/ekstra individu termasuk kebutuhan dan kepentingan
Akses Kepada harapan dan persepsi terhadap media, isi, dan komunikator
Keputusan untuk menggunakan alternatif fungsional
Keputusan untuk menggunakan media dan isi Penggunaan media: Jumlah isi yang digunakan, jenis isi yang digunakan, hubungan dengan isi yang digunakan, cara konsumsi
Media dan karakteristik isi
Hasil pada tataran individu
Efek:
Konsekuensi:
Conseffects:
Terutama disebabkan oleh media atau karaketristik isi
Terutama disebabkan oleh penggunaan media
Disebabkan sekaligus oleh isi dan penggunaan media
Hasil pada tataran lainnya
Gambar 2.1 Model Teori Uses and Effect
18 2.2.12 Frekuensi, Durasi, dan Intensitas Untuk mengukur pengaruh program Sportvaganza terhadap minat menonton maka peneliti mengunakan indikator frekuensi , durasi dan intensitas. (Adriyanto dan Erdinaya 2009:15) Ketiga pola ini sering dilakukan untuk mengukur terpaan media, pengukuran frekuensi program mingguan (berapa kali dalam sebulan). Sedangkan pengukuran variabel durasi penggunaan media dihitung berapa lama khalayak tergantung pada suatu media (berapa menit khalayak mengikuti program). Kemudian hubungan khalayak dan program berkaitan dengan perhatian atau atensi. Frekuensi, merupakan pengguaan media mengumpulkan data khalayak tentang berapa kali dalam sebulan seseorang menonton Program Sportvaganza. Durasi merupakan data berapa lama mendengarkan seseorang menonton Program Sportvaganza serta intensitas yaitu seberapa besar perhatian pada Program Sportvaganza.
2.2.13 S-O-R Teori S-O-R adalah singkatan dari Stimulus-Organism-Response yang awalnya beasal dari psikologi. Kalau akhirnya kemudian menjadi teori komunikasi tentunya tidak mengherankan karena pada dasarnya objek material dari ilmu Psikologi dan ilmu Komunikasi adalah sama yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponenkomponen seperti: sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi (Effendi, 2003: 254). Model ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan proses aksi-reaksi. Artinya model ini mengasumsi bahwa kata-kata verbal, isyarat non verbal, symbolsimbol tertentu akan merangsang orang lain memberikan respon dengan cara tertentu. Pola S-O-R ini dapat berlangsung secara positif atau negatif; misal jika orang tersenyum akan dibalas tersenyum ini merupakan reaksi positif, namun jika tersenyum dibalas dengan palingan muka maka ini merupakan reaksi negatif. Model inilah yang kemudian mempengaruhi suatu teori klasik komunikasi yaitu Hypodermic needle atau teori jarum suntik. Asumsi dari teori inipun tidak jauh berbeda dengan model S-O-R, yakni bahwa media secara langsung dan cepat memiliki efek yang kuat terhadap komunikan. Artinya media diibaratkan sebagai jarum suntik besar yang memiliki kapasitas sebagai perangsang (S) dan menghasilkan tanggapan (R) yang kuat pula.
19 Jadi unsur model ini adalah : a.
Pesan (Stimulus,S)
b.
Komunikan (Organism,O)
c.
Efek (Response, R) Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah hanya jika
stimulus yang menerpa melebihi semula. Prof.Dr.mar’at dalam bukunya “Sikap Manusia, Perubahan serta Pengukurannya”, mengutip pendapat Hovland, Janis dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting, yaitu perhatian, pengertian dan penerimaan. Respon atau perubahan sikap bergantung pada proses terhadap individu. Stimulus yang merupakan pesan yang disampaikan kepada komunikan dapat diterima atau ditolak, komunikasi yang terjadi dapat berjalan apabila komunikan memberikan perhatian terhadap stimulus yang disampaikan kepadanya. Sampai pada proses komunikan tersebut memikirkannya sehingga timbul pengertian dan penerimaan atau mungkin sebaliknya. Perubahan sikap dapat terjadi berupa perubahan kognitif, afektif atau behavioral.Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan
perilaku
tergantung kepada kualitas
rangsang (stimulus)
yang
berkomunikasi dengan organisme.
Artinya kualitas dari sumber komunikasi (source) misalnya kreadibilitas, kepemimpinan, gaya bicara sangat menentukan keberhasilan perubahan prilaku seseorang, kelompok maupun masyarakat. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28642/3/Chapter%20II.pdf (diakses pada 06 juli 2014 pada pukul 22.36)
2.2.14 Minat Minat bukanlah sesuatu yang dibawa sejak lahir, minat merupakan suatu hasil belajar, mempengaruhi proses belajar selanjutnya, serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Proses belajar dipengaruhi oleh minat karena dengan adanya
20 minat, seseorang akan memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tertentu. Perhatian yang lebih besar ini membuat seseorang lebih giat dan mudah untuk mempelajari sesuatu.Minat merupakan motivator yang kuat untuk melakukan suatu aktivitas (Sandjaja, 2004:2). Jadi,minat khalayak dalam penulisan ini adalah perhatian atau kecenderungan yang terarah secara tertentu terhadap setiap episode dalam Program Sportvaganza yang pada akhirnya mampu menimbulkan keinginan audience untuk melakukan olahraga. Faktor timbulnya minat, menurut Crow and Crow (1982), terdiri dari tiga faktor (Sarwono, 2003: 76) : 1. Faktor dorongan dari dalam, yaitu rasa ingin tahu atau dorongan untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda. Dorongan ini dapat membuat seseorang berminat untuk mempelajari ilmu mekanik, melakukan penelitian ilmiah, atau aktifitas lain yang menantang. 2. Faktor motif sosial, yakni minat dalam upaya mengembangkan diri dari dan dalam ilmu pengetahuan, yang mungkin diilhami oleh hasrat untuk mendapatkan kemampuan dalam bekerja, atau adanya hasrat untuk memperoleh penghargaan dari keluarga atau teman. 3. Faktor emosional, yakni minat yang berkaitan dengan perasaandan emosi. Misalnya, keberhasilan akan menimbulkan perasaan puas dan dapat meningkatkan minat, sedangkan kegagalan dapat menghilangkan minat seseorang.
2.2.15 Kerangka Pemikiran
Pengaruh Program
Minat Olahraga (Studi
Sportvaganza
Kasus Mahasiswa STIP semester 8 jurusan Nautika angkatan LIII
Variabel X
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
Variabel Y
21 2.2.16 Operasional Konsep Operasionalisasi variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:58). Penelitian ini menggunakan tayangan program Sportvaganza trans tv yang terdiri Program Sportvaganza (X) dan minat olahraga (Y). Definisi dan penjelasan tentang variabel X dan variabel Y dapat dilihat pada tabel berikut ini :
22 Tabel 2.2 : Tabel Operasional Konsep Variabel
Dimensi
Kebutuhan / kepentingan
Indikator - Program sportvaganza merupakan program yang dibutuhkan - Program sportvaganza memberikan informasi penting mengenai dunia olahraga - Naskah yang disampaikan memiliki unsur pengetahuan - Materi sportvaganza selalu menarik untuk ditonton - Sportvaganza selalu menghadirkan informasi yang berbeda disetiap segmennya - Materi yang disampaikan dapat memberikan inspirasi baru untuk melakukan olahraga
Isi konten Program Acara
Sportvaganza
(Variabel X)
Frekuensi
Intensitas
- Menonton sportvaganza - Menonton program sportvaganza disetiap episodenya - Menonton program sportvaganza dari awal hingga akhir acara - Program sportvaganza sebaiknya lebih dari 30 menit - Durasi pada setiap segmen perlu ditambah - Program sportvaganza cukup dengan durasi 30 menit - Sangat antusias dengan program acara sportvaganza - Selalu menonton program sportvaganza tanpa mengganti channel pada saat combreak - Selalu menonton sportvaganza untuk refrensi olahraga
Skala
Likert
1.Sangat Tidak Setuju
2.Tidak Setuju
3.RaguRagu
4.Setuju
23 Variabel
Dimensi
Faktor dorongan dari dalam
Minat Olahraga Faktor motif sosial (Variabel Y)
Faktor emosional
Indikator - Dengan adanya program sportvaganza minat untuk melakukan olahraga terpacu - Saya merasa bahwa tayangan program sportvaganza dapat menghilangkan kejenuhan - Program sportvaganza menjadi refrensi untuk melakukan olahraga - Setelah menonton sportvaganza olahraga yang dilakukan menjadi lebih variatif - Tayangan sportvaganza memberikan unsur ilmu pengetahuan mengenai olahraga yang akan dilakukan - Timbul rasa kecewa bila melewati sportvaganza - Merasa lebih bersemangat untuk mencoba hal baru mengenai olahraga yang ditayangkan sportvaganza
Skala
Likert
1.Sangat Tidak Setuju
2.Tidak Setuju
3.RaguRagu
4.Setuju
24 2.2.17 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan (Sugiyono, 2009:96). Hipotesis dalam penelitian adalah: H0 : Program Sportvaganza (X) tidak berpengaruh signifikan terhadap minat olahraga
(Y) kasus pada mahasiswa STIP semester 8 jurusan Nautika angkatan
LIII H1 : Program Sportvaganza (X) berpengaruh signifikan terhadap minat olahraga (Y) kasus pada mahasiswa STIP semester 8 jurusan Nautika angkatan LIII