BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
2.1
Penelitian Sebelumnya Penelitian ini didasari atas beberapa penelitian sebelumnya yang dapat
diuraikan sebagai berikut:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Judul/Peneliti/Lembaga
Teori
Metodelogi
Hasil
Children’s and Parents’
-socio-
The computed
Perception towards TV
demographic
-Kuantitatif
means showed
Programs
profile
- survey
in Tables 1-4
and the Practice of
-perceptions
-Regresi
support the
Parental Mediation/
of
findings that
Flordeliz Lualhati Abanto
TV programs
there are no
(2004)
-practice of
significant
parental
differences
mediation
between the
-TV exposure
parents and children in terms of how they perceive TV programs and practice parental mediation.
Pengaruh Program Acara
-
Terbukti
"Koki Cilik" Di Trans7
Observationa -Kuantitatif
variabel
Terhadap Minat Anak
l learning
- Korelasi
Tayangan
Untuk Belajar Memasak
-
- Regresi
Program Koki
(Studi Pada Murid Kelas 4,
Disinhibitory
Cilik di Trans
5, 6 Sdn 11 Pagi Kebon
effect
7 mempunyai 7
8 Jeruk)/ Ketut Resky
-Vicarious
pengaruh
Satyawati/Binus
reinforcemen
sebesar 47.3%
Universuty
t
atau bisa
-Self-efficacy
dibilang mempunyai pengaruh yang cukup signifikan terhadap minat anak untuk belajar memasak pada SDN 11 Pagi Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Factors Affecting Students’
-Quality
Media Massa
Quality Of Academic
performance
-Kuantitatif
televisi dapat
Performance: A Case Of
-
-Korelasi
mempengaruh
Secondary
Achievement
-Regresi
i nilai belajar
School Level/ M.S. Farooq, A.H. Chaudhry, M. Shafiq,
socioeconom
G. Berhanu (2011)
ic -status
anak remaja
demographic factors -gender -academic achievement. Sebagai salah
Pengaruh Acara Mimbar
-Acara
Agama Di Radio Asri
Mimbar
-Kuantitatif
satu media
Terhadap Pelaksanaan
Agama
-Korelasi
komunikasi
Ibadah Remaja Di
-Minat
-Regresi
massa, radio
9 Kecamatan Sragen
-Teori Jarum
terbukti
Kabupaten Sragen/ Sari
Hipodermik
mempunyai
Dewi (2004)
beberapa kelebihan, yang ini sangat tepat untuk digunakan sebagai media dakwah. Dari hasil penelitian, acara mimbar agama di radio ASRI Sragen adalah masuk dalam kategori cukup baik,
Pengaruh Minat Menonton
-Minat
Ditemukan
Tayangan Film
-Film religi
-Kuantitatif
bahwa
Religiterhadap Akhlak
-Korelasi
program acara
Siswa Di Smp Yayasan
-Regresi
televisi dapat
Pendidikanislam Al-
mempengaruh
Hidayah Cipayung-
i minat siswa
Ciputat/ Umi Kalsum,
dalam
(2006)
beribadah Sumber: Studi Pustaka, 2014
Dari
beberapa
penelitian
di
atas,
temuan-temuan
yang
dijelaskan
membuktikan bahwa memang konsep penelitian ini telah sesuai dengan penelitian sebelumnya. Terdapat beberapa kesamaan antara penelitian saat ini dengan penelitian terdahulu dimana ditemukan bahwa memang media massa televisi sangat tepat untuk digunakan dalam mengukur pengaruh efeknya terhadap perilaku dan minat
10 melakukan suatu hal tertentu. Namun juga terdapat perbedaan seperti metode penelitian serta teori-teori yang digunakan, karena teori yang digunakan memang harus disesuaikan dengan objek penelitian yang ada. Pengamatan dilakukan terhadap Ibu Rumah Tangga, karena pihak yang umumnya dekat dengan anak yaitu ibunya dan seorang ibu adalah pihak yang paling merasakan adanya perubahan sikap, tindakan, pola pikir dan mental anaknya. Upin dan Ipin “Episode Ramadhan Kembali Lagi” bukan program religi, namun penulis beranggapan bahwa program ini dapat berpengaruh terhadap minat anak-anak dalam beribadah.
2.2.
Landasan Teori
2.2.1
Komunikasi Massa Komunikasi Massa menurut Effendy, Onong Uchjana (2008:50) adalah
bentuk komunikasi yang menggunakan media massa modern sebagai perantara dan ditujukan kepada massa yang abstrak, yakni sejumlah orang yang tidak nampak oleh si penyampai pesan. Dengan demikian, maka jelas bahwa komunikasi massa atau komunikasi melalui media massa bersifat “satu arah”. Saat pesan disebarkan oleh komuniikator, tdak diketahui apakah pesan tersebut diterima atau dimengerti oleh komunikan. Penjelasan komunikasi massa selanjutnya juga diuraikan dalam teori Lasswell yang menggambarkan proses komunikasi massa dengan sebuah pertanyaan: “siapa berkata apa melalui saluran apa kepada siapa dengan efek apa?” yang selanjutnya divisualisasikan dengan gambar berikut:
Siapa
Berkata
Melalui
Kepada
Dengan
apa
saluran
siapa
efek
apa Komunikator
Pesan
Media
apa Penerima
Gambar 2.1. Visualisasi Teori Lasswell
Efek
11 Visualisasi teori Lasswell digunakan sebagai landasan penelitian ini dimana komunikator dalam penelitian ini adalah dengan pesan berbentuk verbal dan nonverbal, menggunakan media televisi hingga diterima oleh individu dan efek yang ditimbulkan pada penelitian ini adalah minat beribadah.
2.2.2. Fungsi Komunikasi Massa Apabila komunikasi massa dipandang dari arti yang lebih luas tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan, tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar-menukar data, fakta, dan akan fungsinya dalam setiap sistem sosial adalah sebagai berikut: (Widjaja, 2002: 64) 1. Informasi Pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran, berita, data, gambar, fakta dan pesan, opini, dan komentar yang dibutuhkan agar orang dapat mengerti dan beraksi secara jelas terhadap kondisi internasional, lingkungan, dan orang lain, dan agar dapat mengambil keputusan yang tepat. 2. Sosialisasi Penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan
orang
bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif yang menyebabkan ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif dalam masyarakat. 3. Motivasi Menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihannya dan keinginannya serta kegiatan individu dan kelompok yang akan
dikejar.
4. Perdebatan dan diskusi Menyediakan dan saling tukar menukar antara fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau penyelesaian perbedaan pendapat mengenai masalah publik. 5. Pendidikan Pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak, pendidikan keterampilan, dan kemahiran yang diperlukan pada semua bidang 6. Memajukan Kehidupan
kehidupan.
12 Penyebarluasan melestarikan
hasil
warisan
kebudayaan
dan
masa
perkembangan
lalu,
seni
dengan
maksud
kebudayaan,
membangun imajinasi dan mendorong kreatifitas serta kebutuhan estetika-nya. 7. Hiburan Penyebar luasan sinyal, symbol, suara dan citra dari drama, tari, kesenian, musik, dsb, untuk rekreasi dan kesenangan kelompok dan individu. 8. Integrasi Menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan dividu kesempatan memperoleh berbagai pesan yang diperlukan mereka agar dapat saling kenal dan mengerti serta menghargai kondisi, pandangan, dan keinginan orang lain. Dalam karya ini, fokus penelitian lebih diarahkan pada fungsi komunikasi massa sebagai pendidikan dan sosialisasi terutama mendidik anak dalam beribadah serta sosialisasi etika baik dan sopan santun pada masa Ramadhan.
2.2.3. Efek Komunikasi Massa Steven H. Chaffe menyebutkan ada lima hal tentang efek komunikasi massa dan keberadaaannya sebagai benda fisik, yaitu (Rakmat 2003 : 220-222) : 1. Efek Ekonomi Kehadiran media massa menggerakkan berbagai usaha produksi, distribusikonsumsi “ jasa” media massa. Kehadiran surat kabar berarti menghidupkan pabrik pensulapan kertas Koran, menyuburkan pengusaha percetakan dan grafika, serta memberi pekerjaan pada wartawan, ahli perancang grafis, pengedar, pengecer, pencari iklan dan sebagainya. 2. Efek Sosial Berkenaan dengan perubahan struktur atau interaksi sosial akibat kehadiran media massa. Sudah diketahui bahwa kehadiran televisi menghabiskan status sosial pemiliknya. Di pedesaan, televisi lebih membentuk jaringan-jaringan interaksi sosial yang baru. Pemilik televisi sekarang menjadi pusat jaringan sosial, yang menghimpun disekitarnya, tetangga dan penduduk desa sosiologi.
13 3. Efek pada penjadwalan kegiatan Masuknya televisi ke kehidupan masyarakt mengakibatkan beberapa kegiatan sehari-sehari dikurangi dan beberapa kegiatan lainnya dihentikan sama sekali, karena waktunya dipakai untuk menonton televisi. 4. Efek pada penyaluran/penghilangan perasaan tertentu Orang menggunakan media unruk memuaskan kebutuhan psikologis. Sering terjadi orang juga menggunakan media untuk mengluangkan rasa tidak enak. Misalnya kesepian, marah, kecewa, dan sebagainya. Media digunakan hanya sekedar untuk menenangkan kembali perasaannya. 5. Efek pada perasaan orang terhadap media Kita memiliki perasaan positif atau negative pada media tertebtu. Timbulnya perasaan senang atau percaya pada media massa tertentu mungkin erat kaitannya dengan pengalaman individu bersama media tersebut. Dalam penelitian ini, efek yang diduga terjadi sebagai akibat dari program Upin dan Ipin episode “Ramadhan Kembali Lagi” adalah efek pada perasaan orang terhadap media, terutama perasaan orang tua terhadap anaknya yang memiliki keterikatan dengan media televisi.
Dalam Ardiyanto dan Erdinaya ( 2004 : 52 ) terdapat tiga efek pesan komunikasi massa, yaitu : 1. Efek Kognitif Membahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. 2. Efek Afektif Tujuan dari komunikasi bukan hanya sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu. Khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya. 3. Efek Konatif/Behavioral
14 Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan.
Dalam karya ini dampak yang paling mungkin terjadi dari tayangan program Upin dan Ipin episode “Ramadhan Kembali Lagi” adalah dampak konatif atau behavioral dikarenakan adanya perubahan sikap anak menjadi lebih rajin beribadah merupakan salah satu dampak yang berbentuk perilaku, tindakan atau kegiatan.
2.2.3
Media Massa Media massa (mass media) merupakan berbagai macam media atau wahana
komunikasi massa seperti pers yang secara sempit diartikan sebagai surat kabar, sedangkan secara luas sebagai media pemberitahuan, media-media cetak pada umumnya seperti majalah dan jurnal, dan berbagai media elektronik seperti radio, bioskop dan televisi yang mampu menjangkau masyarakat luas (Jeffkins, 2004: 420). Sebuah penelitian di Australia melaporkan bahwa khalayak yang saat ini berusia 35 tahun ke bawah tidak lagi memiliki kebiasaan mengkonsumsi media massa seperti yang dimiliki oleh orangtua mereka. Contoh yang jelas bisa dilihat dari kebiasaan membaca surat kabar. Generasi yang lebih tua biasa membaca surat kabar dari awal sampai akhir secara metodis, sedangkan generasi yang lebih muda akan langsung membaca bagian (rubrik) yang mereka sukai, dan mengabaikan isi yang lain. Generasi baru ini juga tidak lagi membeli surat kabar setiap hari, namun hanya pada akhir pekan atau pada hari-hari tertentu. Alasan bagi kebiasaan baru tersebut antara lain: keterbatasan waktu, tidak mau memboroskan kertas koran (demi kelestarian lingkungan), merasa sudah cukup dengan mengikuti headline berita dari TV kabel atau internet di tempat kerja (Petre dan Harrington, 1996:127).
2.3.1 Jenis Media Massa Adapun bentuk media massa antara lain media elektronik (radio, televisi), media cetak (surat kabar, majalah, tabloid), buku, film dan internet (Bungin, 2008:85). Media massa dalam konteks jurnalistik pada dasarnya terbatas pada tiga jenis media (Yunus, 2010: 27), yaitu: 1. Media cetak, yang terdiri dari surat kabar, tabloid, majalah, buletin atau jurnal dan sebagainya.
15 2. Media elektronik, yang terdiri dari radio dan televisi. 3. Media online, yaitu media internet seperti website, blog dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini, fokus media massa adalah pada media elektronik yaitu televisi.
2.4
Televisi
2.4.1
Pengertian Televisi Televisi menurut Zoebazary (2010:255) merupakan alat penangkap siaran
berbentuk visual dan audio dan menggunakan sistem broadcasting. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani yaitu tele yang berarti jauh dan vision yang berarti melihat. Jadi secara harafiah, televisi berarti “melihat jauh”, karena penikmat televisi sendiri berada jauh dari studio tv sendiri. Sedangkan menurut Badjuri (2010:39), televisi adalah media pandang sekaligus media pendengar (audio-visual), yang dimana orang tidak hanya memandang gambar yang ditayangkan televisi, tetapi sekaligus mendengar atau mencerna narasi dari gambar tersebut. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa televisi adalah sebuah media massa yang menyediakan audio dan visual bagi individu yang melihat televisi tersebut.
2.4.2
Karakteristik Televisi Menurut Ardianto (2007:137) terdapat tiga macam karakteristik televisi,
yaitu: 1. Audiovisual Televisi memiliki kelebihan dibandingkan dengan media penyiaran lainnya, yakni dapat didengar (audio) sekaligus dilihat (visual). Jadi apabila khalayak radio siaran hanya mendengar kata-kata, musik dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak. Maka dari itu, televisi dsebut sebagai media massa elektronik audio visual. Namun demikian, tidak berarti gambar lebih penting dari kata-kata. Keduanya ada kesesuaian secara harmonis 2. Berpikir dalam gambar Ada dua tahap yang dilakukan proses berpikir dalam gambar. Pertama adalah visualisasi (visualization) yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung
16 gagasan yang menjadi gambar secara individual. Kedua, penggambaran (picturization)
yakni
kegiatan
merangkai
gambar-gambar
individual
sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu. 3. Pengoperasian lebih kompleks Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran jauh lebih kompleks dan lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yang digunakan pun lebih banyak dan untuk mengoperasikannya lebuh rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang yang terampil dan terlatih.
2.4.3
Program Televisi Secara teknis, program televisi dapat diartikan sebagai penjadwalan atau
perencanaan siaran televisi dari hari ke hari (horizontal programming) dan dari jam ke jam (vertical programming) setiap harinya. (Soenarto, 2007:1) Sedangkan menurut Rukmananda (2004:63), mengatakan bahwa program televisi sebagai sebuah perencanaan dasar dari strategi atau konsep acara televisi yang selanjutnya menjadi landasan kreativitas dan desain produk yang akan terbagi dalam berbagai kriteria utama yang disesusaikan dengan tujuan dan target pemirsa tersebut. Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa program televisi sangat berpengaruh pada keberhasilan sebuah acara televisi yang akan diproduksi. Program acara televisi juga menentukan siapa target yang akan menonton acara televisi tersebut dan bagaimana cara menyajikannya agar dapat diterima dan dinikmati oleh penonton yang menjadi target acara tersebut. Seperti yang sudah diketahui, banyak sekali program program di televisi yg sudah ditayangkan. Program program tersebut dibagi kedalam dua jenis (Morrisan, 2008:208) , yaitu: 1. Program informasi Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audien. daya tarik program ini adalah informasi, dan informasi itulah yang dijual kepada audien, dengan demikian program informasi tidak hanya melulu program berita di mana presenter atau penyiar membacakan berita tetapi segala bentuk penyajian informasi termasuk juga talk show (perbincangan), misalnya wawamcara dengan artis, orang terkenal atau dengan siapa saja.
17 program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu berita keras (hard news) dan berita lunak (soft news)
2. Program hiburan Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audien dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan permainan. komponen program hiburan, yaitu: •
Drama Program drama adalah pertunjukan (show) yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang (tokoh) yang diperankan oleh pemain (artis) yang melibatkan konflik dan emosi. program televisi yang termasuk dalam program drama adalah sinema elektronik (sinetron) dan film.
•
Permainan Permainan atau game show merupakan suatu bentuk program yang melibatkan sejumlah orang baik secara individu ataupun kelompok (tim) yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu. Program permainan biasanya membutuhkan biaya produksi yang relatif rendah namun dapat menjadi acara televisi yang sangat digemari. Program permainan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: quiz show, ketangkasan, reality show
•
Musik Program musik dapat ditampilkan dalam dua format, yaitu videoklip atau konser. program musik berupa konser dapat dilakukan di lapangan (outdoor) ataupun di dalam studio (indoor)
•
Pertunjukan Pertunjukan
adalah
program
yang
menampilkan
kemampuan
(performance) seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi baik di studio ataupun di luar studio, di dalam ruangan (indoor) ataupun di luar ruangan (outdoor).
(Morrisan, Manajemen Media Penyiaran
Strategi Mengelola Radio & Televisi, 2011) Program Upin dan Ipin episode “Ramadhan Kembali Lagi” termasuk dalam program
18 drama animasi dikarenakan alur cerita yang mengedepankan kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa karakter yang diperankan oleh pemain (artis) yang melibatkan konflik dan emosi.
2.5.
Film Animasi Animasi menurut M. Tholib (2007) merupakan sebuah teknik menampilkan
gambar berurut sedemikian rupa sehingga penonton merasakan adanya ilusi gerakan pada gambar yang ditampilkan. Secara umum ilusi gerakan merupakan perubahan yang dideteksi secara visual oleh mata penonton sehingga tidak harus perubahan yang terjadi merupakan perubahan posisi sebagao makna dari istilah “gerakan”. Perubahan seperti perubahan warna pun dapat dikatakan sebuah animasi. Film Animasi adalah film yang dibuat dengan memanfaatkan gambar (lukisan) maupun benda-benda mati yang lain, seperti boneka, meja, dan kursi yang bisa dihidupkan dengan teknik animasi. Selanjutnya, menurut Encyclopedia Americana vol. V1,1976, animasi adalah: “Animated, a motion picture consisting of series of invidual hand-drawn sketches, in which the positions or gestures of the figures are varied slightly from one sketch to another. Generally, the series is film and, when projected on screen, suggest that figures are moving” atau dapat disimpulkan bahwa animasi adalah gambar yang bergerak dan membentuk gestur dan ditampilkan menggunakan proyektor.
2.6.
Teori Respon
Respon berasal dari kata response, yang berarti balasan atau tanggapan (reaction). Respon adalah istilah psikologi yang digunakan untuk menamakan reaksi terhadap rangsang yang di terima oleh panca indra. Hal yang menunjang dan melatarbelakangi ukuran sebuah respon adalah sikap, persepsi, dan partisipasi. Respon pada prosesnya didahului sikap seseorang karena sikap merupakan kecendrungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku jikamenghadapi suatu rangsangan tertentu. Jadi, berbicara mengenai respon atau tidak respon terlepas dari pembahasan sikap. Respon juga diartikan sebagai suatu tingkah laku atau sikap yang berwujud baik sebelum pemahaman yang mendetail, penelitian, pengaruh atau penolakan, suka atau tidak suka serta pemanfaatan pada suatu fenomena tertentu (Sobur, 2003:451).
19 Secara umum dapat dikatakan bahwa terdapat tiga faktor yang mempengaruhi respon seseorang, yaitu : 1. Diri orang yang bersangkutan yang melihat dan berusaha memberikan interpretasi tentang apa yang dilhatnya itu, ia dipengaruhi oleh sikap, motif, kepentingan, dan harapanya. 2. Sasaran respon tersebut, berupa orang, benda, atau peristiwa. Sifat-sifat sasaran itu biasanya berpengaruh terhadap respon orang melihatnya. Dengan kata lain, gerakan, suara, ukuran, tindakan-tindakan, dan ciri- ciri lain dari sasaran respon turut menentukan cara pandang orang. 3. Faktor situasi, respon dapat dilhat secara kontekstual yang berarti dalam situasi mana respon itu timbul mendapat perhatian. Situasi merupakan faktor yang turut berperan dalam pembentukan atau tangapan seseorang.
2.7.
Faktor Timbulnya Minat Berdasarkan teori “Acceptance Rejection” yang dikemukakan oleh
Fryer, bahwa keberadaan minat itu berdasarkan pada orientasi suka atau tidaknya individu tersebut terhadap objek, subjek atau aktivitas. Orientasi ini akan mempengaruhi penerimaan individu. Jika individu suka terhadap objek, subjek atau aktivitas tersebut, maka individu tersebut akan menerimanya, jika sebaliknya individu tidak menyukainya maka ia akan menolaknya. Jika ia menerima berarti ia berminat dan jika ia menolak berarti ia tidak berminat (Sarwono S.W, 2003: 71)
Faktor timbulnya minat, Menurut Crow and Crow (1982), terdiri dari tiga faktor (Sarwono S.W, 2003: 76)
a) Faktor Dorongan dari dalam, yaitu rasa ingin tahu atau Dorongan untuk menghasilkan sesuatu yang berbeda. Dorongan ini membuat seseorang berminat untuk mempelajari ilmu mekanik, melakukan penelitian ilmiah, atau aktifitas lain yang menantang.
b) Faktor motif sosial, yakni minat dalam upaya mengembangkan diri dari dan dalam ilmu pengetahuan, yang mungkin diilhami oleh hastar untuk mendapatkan kemampuan dalam bekerja, atau adanya hasrat
20 untuk memperoleh penghargaan dari keluarga atau teman.
c) Faktor emosional, yakni minat yang berkaitan dengan perasaan dan emosi. Misalnya, keberhasilan dan menimbulkan perasaan puas dan menigkatkan minat, sedangkan kegagalan dapat menghilangkan minat seseorang.
2.8.
Konsep Ibadah Ibadah diambil dari bahasa Arab yang artinya adalah menyembah.
Konsep ibadah memiliki makna yang luas yang meliputi seluruh aspek kehidupan baik sosial, politik maupun budaya. Ibadah merupakan karakteristik utama dalam sebuah agama, karena pusatnya ajaran agama terletak pada pengabdian seorang hamba pada Tuhannya. Dalam karya ini minat beribadah yang dimaksud mengenai kegiatankegiatan yang dilakukan pada bulan Ramadhan yaitu rajin melaksanakan sholat taraweh, menjadi antusias ketika bangun sahur dan berbuka puasa, serta diajarkan untuk selalu tetap bersyukur.
2.9. Uses and Effect Pemikiran ini pertama kali dikemukakan oleh Sven Windhal (1979) ini merupakan sintesis antara pendekatan uses and gratification dan teori tradisional mengenai efek. Konsep ”use” (penggunaan) merupakan bagian yang sangat penting atau pokok pemikiran ini. Karena pengetahuan mengenai penggunaan media dan penyebabnya, akan memberikan jalan bagi pemahaman dan perkiraan tentang hasil dari suatu proses komunikasi massa (Sendjaja, 2004: 41). Penggunaan media massa dapat memiliki banyak arti. Ini dapat berarti ”exposure” yang semata-mata menunjuk pada tindakan mempersepsi. Dalam konteks lain, pengertian tersebut dapat menjadi suatu proses yang lebih kompleks, yaitu isi tertentu dikonsumsi dalam kondisi tertentu, untuk memenuhi fungsi tertentu dan terkait harapan-harapan tertentu untuk dapat dipenuhi. Fokus dari teori ini lebih kepada pengertian yang kedua (Sendjaja, 2004: 41). Dalam uses and gratification, penggunaan media pada dasarnya ditentukan oleh kebutuhan dasar individu. Sementara pada uses and effect,
21 kebutuhan hanya salah satu dari faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penggunaan media. Karakteristik individu, harapan dan persepsi terhadap media, dan tingkat akses terhadap media, akan membawa individu kepada keputusan untuk menggunakan atau tidak menggunakan isi media massa (Sendjaja, 2004: 41-42). Penggunaan metode Uses and Effect dalam karya ini disimpulkan bahwa memang penggunaan media merupakan salah satu faktor kebutuhan individu, dan dengan penggunaan media yang terus menerus dilakukan oleh individu tersebut sehingga dapat menimbulkan efek media yang terkait dengan apa yang diketahui dari isi media tersebut dan efek terbesar yang akan muncul ialah minat beribadah anak.
22 2.9.
Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran Sumber: Peneliti, 2014