BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1
State of the Art
Table 2.1 State of The Art No. 1
Judul Penelitian &
Teori &
Peneliti/Lembaga
Metodologi
Hasil
Respon Khalayak
Teori S-R
Dari hasil penelitian dapat
terhadap perubahan
Teori Individual
dilihat score terkecil adalah
format program “Suara
Differences
235 pada variabel respon
Anda” di TVONE (Tissa Kuantitatif
dimensi afektis sub dimensi
Rakhma, 2013)
jumlah berita. Dengan
Universitas Bina
pernyataan bahwa jumlah
Nusantara
berita criminal lebih banyak sehingga lebih menarik dibandingkan dengan sebelumnya. Sedangkan score tertinggi adalah 290 pada variabel respon dimensi kognitif subdimensi komentator. Dengan pernyataan bahwa komentator saat ini lebih bervariasi diabandingkan sebelumnya.
2
Sikap Masyarakat
Teori S-O-R
Hasil penelitian secara
Surabaya terhadap
Pendekatan
umum menunjukkan bahwa
Tayangan Talkshow
Penelitian
mayoritas pemirsa acara
@Show_Imah di Trans
Kuantitatif
@Show_Imah di Trans TV
TV (Livia Paranita,
Jenis Penelitian
yang menjadi responden
7
8
No.
Judul Penelitian &
Teori &
Peneliti/Lembaga
Metodologi
Hasil
2014) Universitas
Deskriptif dengan
penelitian ini memiliki
Kristen Petra Surabaya
distribusi frekuensi
sikap yang positif pada acara ini. Hanya sebagian kecil yang menunjukkan sikap negatif. Responden mayoritas menunjukkan rasa suka terhadap beberapa komponen acara @Show_Imah di Trans TV (aspek afektif). Ditinjau dari sisi pendidikan, hanya subjek dengan latar belakang pendidikan S1 yang memiliki sikap negatif terhadap acara @Show_Imah di Trans TV.
3
Sikap Masyarakat
Teori S-O-R
Dari 100 responden
Surabaya terhadap
Pendekatan
masyarakat Surabaya,
tayangan Talk Show
Penelitian
sebagian besar responden
“Hitam Putih” di Trans 7
Kuantitatif
menerima acara Hitam
(Eddy Susanto, 2014)
Jenis Penelitian
Putih dengan jumlah
Universitas Kristen Petra
Deskriptif dengan
responden sebanyak 65
Surabaya
Tabulasi Silang
orang atau 65% bersikap positif karena memiliki host yang memiliki kemampuan membaca pikiran dengan latar belakang psikologis, sedangkan sebagian kecil responden bersikap negatif terhadap Tayangan Talk
9
No.
Judul Penelitian &
Teori &
Peneliti/Lembaga
Metodologi
Hasil Show “Hitam Putih” di Trans degan jumlah responded sebanyak 15 orang atau 15% dan netralnya ada 20%.
4
Media Influences on
Teori Peluru
Jumlah penonton terbesar
social outcomes: The
Pendekatan
dapat dilihat melalui
impact of MTV’s 16 and
Kuantitatif
presentase jumlah jenis
pregnant on teen
Jenis Penelitian
kelamin. Yaitu wanita
childnearing (Mellisa S.
Deskripstif
sebesar 59%. Melihat
Kaerney, 2014),
hasilnya, 82% remaja
University of maryland
merasa mendapat edukasi melalui media massa televisi, efek afeksi sebesar 78% berperan besar dalam kasus ini, dapat dikatakan acara ini berhasil memberi pengaruh afektif kepada masyarakat melalui media massa.
5
The ‘Event as Event’ and
S-O-R
Media memiliki pengaruh
‘the Event as News’: The
Pendekatan
khusus bagi masyarakat.
signifinance of
Kualitatif
Penonton yang menonton
‘Consonance’ for Media
Jenis Penelitian
erita perang memiliki efek
Effect Research
Eksplanatif
keprihatinan yang lebih
(Elisabeth Noelle
Online Survei
tinggi disbanding orang
Neumann, 2014),
yang tidak menonton sama
University of Harvard)
sekali. Disimpulkan bahwa tayangan berita di jam prime time lebih memiliki efek yang besar.
10 2.2
Landasan Teori 2.2.1 Komunikasi Massa Pelajar yang terdapat di sekolah SMA Tarakanita 2 termasuk dalam khalayak banyak. Karena objek penelitiannya banyak, maka teori yang digunakan yang menjadi dasar penelitian ini adalah teori komunikasi massa. Di dalam buku psikologi komunikasi (Rakhmat, 2008; 189) terdapat beberapa pengertian mengenai komunikasi massa, yaitu: a. Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. b. Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. c. Komunikasi massa kita artikan setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada public yang tersebar. d. Komunikasi massa dibedakan dari jenis komunikasi lainnya dengan suatu kenyataan bahwa komunikasi kelompok massa dialamatkan kepada sejumlah populasi dari berbagai kelompok, dan bukan hanya satu atau beberapa individu atau sebagian khusus populasi. Komunikasi massa juga mempunyai anggapan tersirat akan adanya alat-alat khusus untuk menyampaikan komunikasi agar supaya komunikasi itu dapat mencapai pada saat yang sama semua orang yang mewakili berbagai lapisan masyarakat e. Bentuk baru komunikasi dapat dibedakan dari corak-corak yang lama karena memiliki karakteristik utama sebagai berikut : diarahkan pada khalayak yang relatif besar, heterogen, dan anonim; pesan disampaikan secara terbuka, seringkali dapat mencapai kebanyakan khalayak secara serentak, bersifat sekilas; komunikator cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang kompleks yang melibatkan biaya besar. f. Jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronis sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.
11 2.2.1.1 Fungsi Komunikasi Massa Di dalam sebuah jenis komunikasi, pastinya memiliki fungsi masing-masing yang sesuai dengan bagaimana komunikasi itu terbentuk. Komunikasi massa memiliki fungsi (dalam Ardianto, 2007 ; 14), yaitu: a) Surveillance (pengawasan) Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama:
warning
peringatan)
dan
or
beware
surveillance
(pengawasan
instrumental
surveillance
(pengawasan
instrumental). Fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika media massa menginformasikan tentang ancaman dari angina topan,
meletusnya
gunung
merapi,
kondisi
yang
memprihatinkan, tayangan inflasi, atau adanya serangan militer. Peringatan ini dengan serta merta dapat menjadi ancaman.Fungsi
pengawasan
instrumental
adalah
penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari. b) Interpretation (penafsiran) Fungsi penafsiran hampir mirip dengan fungsi pengawasan. Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Organisasi atau industri media memilih dan memutuskan peristiwa-peristiwa yang dimuat atau ditayangkan. c) Linkage (pertalian) Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu. d) Transmission of values (penyebaran nilai-nilai) Fungsi ini juga disebut socialization (sosialisasi). Sosialisasi mengacu kepada cara, di mana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media massa yang mewakili gambaran masyarakat itu ditonton, didengar, dan dibaca. Media massa
12 memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak dan apa yang mereka harapkan. e) Entertainment Televisi adalah media massa yang mengutamakan sajian hiburan. Hampir tiga perempat bentuk siaran televisi setiap hari merupakan tayangan hiburan.Begitu pun radio siaran, siarannya banyak memuat acara hiburan.
Selain itu, ada juga fungsi komunikasi massa lainnya, yaitu: a) Fungsi informasi Fungsi memberikan informasi ini diartikan bahwa media massa adalah penyebar informasi bagi pembaca, pendengar atau pemirsa. Berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayak media
massa
yang
bersangkutan
sesuai
dengan
kepentingannya. Khalayak sebagai mahluk sosial akan selalu merasa haus akan informasi yang terjadi. b) Fungsi pendidikan Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya (mass education). Karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik. Salah satu cara mendidik yang dilakukan media massa adalah melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang berlaku kepada pemirsa atau pembaca. Media massa melakukannya melalui drama, cerita, diskusi, dan artikel. c) Fungsi memengaruhi Fungsi memengaruhi dari media massa secara implisit terdapat pada tajuk/editorial, features, iklan, artikel, dan sebagainya. Khalayak dapat terpengaruh oleh iklan-iklan yang ditayangkan televisi ataupun surat kabar.
2.2.1.2 Karakteristik Komunikasi Massa Komunikasi massa berbeda dengan komunikasi antarpersona dan komunikasi kelompok. Perbedaannya terdapat dalam komponenkomponen yang terlibat di dalamnya, dan proses berlangsungnya
13 komunikasi tersebut (Ardianto,2007;6). Karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut : a) Komunikator terlembagakan Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Kita
sudah
memahami bahwa
komunikasi massa
itu
menggunakan media massa, baik media cetak maupun elektronik. Dengan mengingat kembali pendapat Wright, bahwa komunikasi massa itu melibatkan lembaga, dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. b) Pesan bersifat umum Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum. c) Komunikannya anonim dan heterogen Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen. Pada komunikasi antarpersona, komunikator akan mengenal komunikannya, mengetahui identitasnya, seperti: nama, pemdidikan, pekerjaan, tempat tinggal, bahkan mungkin mengenal
sikap
dan
perilakunya.
Sedangkan
dalam
komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Di samping anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda,
yang dapat dikelompokkan
berdasarkan faktor: usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama, dan tingkat ekonomi d) Media massa menimpulkan keserempakan Kelebihan
komunikasi
massa
dibandingkan
dengan
komunikasi lainnya, adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula.
14 e) Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan Dimensi isi menunjukkan muatan atau isi komunikasi, yaitu apa
yang
dikatakan,
sedangkan
dimensi
hubungan
menunjukkan bagaimana cara mengatakannya, yang juga mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu. Dalam komunikasi antarpersona yang diutamakan adalah unsur
hubungan.Semakin
saling
mengenal
antarpelaku
komunikasi, maka komunikasinya semakin efektif. f) Komunikasi massa bersifat satu arah Karena
komunikasinya
melalui
media
massa,
maka
komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antarpersona. Dengan kata lain, komunikasi massa itu bersifat satu arah. g) Simulasi alat indra terbatas Pada komunikasi antarpersona yang bersifat tatap muka, maka seluruh alat indra perilaku komunikasi, komunikator dan komunikan, dapat digunakan secara maksimal. Kedua belah pihak dapat melihat, mendengar secara langsung, bahkan mungkin merasa. Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis media massa. h) Umpan balik tertunda (delayed) dan tidak langsung (indirect) Dalam proses komunikasi massa, umpan balik bersifat tidak langsung
(indirect)
dan
tertunda
(delayed).
Artinya,
komunikator komunikasi massa tidak dapat segera mengetahui bagaimana
reaksi
khalayak
terhadap
pesan
yang
disampaikannya. Proses penyampaian feedback lewat telepon, e-mail,
atau
surat pembaca
menggambarkan
feedback
komunikasi massa bersifat indirect. Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk menggunakan telepon, menulis surat pembaca, mengirim e-mail menunjukkan bahwa feedback komunikasi massa bersifat tertunda (delayed)
15 2.2.1.3 Unsur-unsur Komunikasi Massa Melihat dari pengertian komunikasi massa, maka proses komunikasi massa melibatkan lebih banyak komponen dibandingkan dengan bentuk komunikasi lainnya (Ardianto, 2007;31). Komponenkomponen komunikasi massa yaitu: a) Communicator (komunikator) Proses
komunikasi
massa
diawali
oleh
komunikator
(communicator). Komunikator dalam media massa berbeda dengan dengan komunikator dalam komunikasi antarpersona. Pengirim pesan dalam komunikasi massa bukan seorang individu melainkan suatu institusi, gabungan dari berbagai pihak. b) Codes and content Codes
adalah
sistem
simbol
yang
digunakan
untuk
menyampaikan pesan komunikasi, misalnya: kata-kata lisan, tulisan, foto, musik, dan film (moving pictures). Content atau isi media merajuk pada makna dari sebuah pesan, bisa berupa informasi mengenai perang Irak atau sebuah lelucon yang dilontarkan oleh seorang comedian. Dalam komunikasi massa, codes dan content berinteraksi sehingga codes yang berbeda dari jenis media yang berbeda, dapat memodifikasi persepsi khalayak atas pesan, walaupun content-nya sama. c) Gatekeeper Gatekeeper seringkali diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai penjaga gawang. Gawang yang dimaksud dalam hal ini adalah gawang dari sebuah media massa, agar media massa tersebut tidak “kebobolan”. Kebobolan dalam pengertian media massa tersebut tidak diajukan ke pengadilan oleh pembacanya karena menyampaikan berita yang tidak akurat, menyinggung reputasi seseorang mencemarkan nama baik seseorang, dan lain-lain. d) Regulator Dalam proses komunikasi massa, regulasi media massa adalah suatu proses yang rumit dan melibatkan banyak pihak. Peran
16 regulator hampir sama dengan gatekeeper, namun regulator bekerja di luar institusi media yang menghasilkan berita. Regulator bisa menghentikan aliran berita dan menghapus suatu informasi, tapi ia tidak dapat menambah atau memulai informasi, dan bentuknya lebih seperti sensor e) Media Media massa teridiri dari: (1) media cetak, yaitu surat kabar dan majalah; (2) media elektronik, yaitu radio siaran, televisi, dan media online (internet) f) Audience (Audiens) Marshall McLuhan menjabarkan audience sebagai sentral komunikasi massa yang secara konstan dibombardir oleh media. Media mendistribusikan informasi yang merasuk pada masing-masing
individu.
Audiens
hampir
tidak
bisa
menghindar dari media massa, sehingga beberapa individu menjadi anggota audiens yang besar, yang menerima ribuan pesan media massa. g) Filter Pada setiap pembahasan komponen komunikasi massa, kita harus mempertimbangkan masalah budaya, karena seringkali proses komunikasi massa menghadapi hambatan berupa perbedaan budaya . Audiens media massa jumlahnya banyak, tersebar, dan heterogen. Masing-masing audiens mempunyai lingkup pengalaman (field of experience) dan kerangka acuan (frame of reference) yang berbeda-beda, sehingga pemaknaan terhadap pesan pun berbeda, sehingga mereka akan merespons pesan secara berbeda pula. h) Feedback (Umpan balik) Komunikasi adalah proses dua arah antara pengirim dan penerima pesan. Proses komunikasi belum lengkap apabila audiens tidak mengirimkan respons atau tanggapan kepada komunikator terhadap pesan yang disampaikan. Respons atau tanggapan ini disebut feedback. Agar responsnya dapat sampai kepada komunikator, audiens media massa harus memberikan
17 feedback seperti menulis surat pembaca, menelepon redaktur media massa tersebut, berhenti berlangganan suatu media cetak, mematikan televisi, dan lain-lain.
2.2.1.4 Efek Komunikasi massa merupakan sejenis kekuatan sosial yang dapat menggerakan proses sosial ke arah suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Analisis sosial adalah peristiwa sosial yang terjadi akibat komunikasi massa dengan penggunaan media massa yang sangat unik serta kompleks (Ardianto, Komala, Karlinah, 2007). a. Efek kognitif Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Menurut McLuhan, media massa adalah perpanjangan alat indra kita. Dengan media massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita lihat atau belum pernah kita kunjungi secara langsung. Realitas yang ditampilkan oleh media adalah realitas yang sudah diseleksi. b. Efek afektif Efek ini akarnya lebih tinggi lagi daripada efek kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan sekadar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya. Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi intensitas rangsangan emosional pesan media massa, antara lain: 1. Suasana emosional Film
sedih akan sangat mengharukan apabila
seseorang menontonnya dalam keadaan sedang mengalami kekecewaan. Adegan-adegan lucu akan menyebabkan seseorang tertawa bila menontonnya dalam keadaan senang.
18 2. Skema kognitif Skema kognitif merupakan nasah yang ada dalam pikiran seseorang yang menjelaskan tentang alur peristiwa. Kita sudah mengetahui bahwa pada film laga “sang jagoan” pasti akan menang. 3. Suasana terpaan Seseorang akan merasa takut ketika menyaksikan film horror jika menontonnya sendiri di rumah tua. Apalagi jika saat itu turun hujan lebat diiringi suara petir. 4. Predisposisi individual Mengacu pada karakteristik khas individu. Orang yang melankolis cenderung menanggapi tragedi lebih emosional daripada orang periang. Orang yang periang dan mempunyai sifat terbuka akan senang bila melihat adegan-adegan lucu atau flm-film komedi daripada orang yang melakolis. 5. Faktor identifikasi Menunjukan sejauhmana seseorang merasa terlibat dengan adegan tokoh yang ditonjolkan dalam media massa. Dengan identifikasi, penonton, pembaca, atau pendengar menempatkan posisinya dalam posisi tokoh. Ia merasakan apa yang dirasakan oleh tokoh tersebut. c. Efek Behavioral (konatif) Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan.
2.2.2 Media Massa Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni media massa cetak dan media elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi kriteria sebagai media massa adalah surat kabar dan majalah. Sedangkan media elektronik yang memenuhi kriteria media massa adalah radio siaran dan televisi (Ardianto, 2007; 103)
19 2.2.2.1 Karakterisik televisi Dalam radio siaran, surat kabar dan majalah hanya salah satu alat indera yang mendapat stimulus (Ardianto,2007;137). Melihat hal tersebut, terdapat beberapa perbedaan dengan karakteristik televisi sebagai berikut: a) Audiovisual Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat (audiovisual).Jadi, apabila khalayak radio siaran hanya mendengar kata-kata, musik dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak.Namun demikian, tidak berarti gambar lebih penting daripada katakata.Keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis. b) Berpikir dalam gambar Pihak yang bertanggung jawab atas kelancaran acara televisi adalah pengarah acara. Bila ia membuat naskah acara atau membaca naskah acara, ia harus berpikir dalam gambar (think in picture). Begitu pula bagi seorang komunikator yang akan menyampaikan informasi, pendidikan atau persuasi, sebaiknya ia dapat melakukan berpikir di dalam gambar. Sekalipun ia tidak membuat naskah, ia dapat menyampaikan keinginannya kepada pengarah acara tentang penggambaran atau visualisasi dari acara tersebut. c) Pengoperasian lebih kompleks Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang.Untuk menayangkan acara siaran berita yang dibawakan oleh dua orang pembaca berita saja dapat melibatkan sepuluh orang. Bila menyangkut acara drama musik yang lokasinya di luar studio, akan lebih banyak lagi melibatkan orang kerabat kerja televisi (crew). Peralatan yang digunakannya pun lebih banyak dan untuk mengoperasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang yang terampil dan terlatih. Dengan demikian media televisi lebih mahal daripada surat kabar, majalah dan radio siaran.
20 2.2.2.2 Faktor-faktor yang perlu diperhatikan Pesan yang akan disampaikan melalui media televisi memerlukan pertimbangan agar pesan tersebut dapat diterima oleh khalayak sasaran (Ardianto, 2007;140). Faktor-faktor yang perlu diperhatikan yaitu: a) Pemirsa Dalam setiap bentuk komunikasi, melalui media apapun, komunikator akan menyesuaikan pesan dengan latar belakang komunikannya. Namun untuk komunikasi melalui media elektronik, terlebih khusus televisi, faktor pemirsa perlu mendapat perhatian lebih.Dalam hal ini komunikator harus memahami kebiasaan dan minat pemirsa baik yang termasuk kategori anak – anak, remaja, dewasa maupun orang tua; kebiasaan wanita bekerja dengan kebiasaan ibu rumah tangga. Hal ini berkaitan dengan materi pesan dan jam penayangan. b) Waktu Setelah komunikator mengetahui minat dan kebiasaan tiap kategori pemirsa, langkah selanjutnya adalah menyesuaikan waktu
penayangan
dengan
minat
dan
kebiasaan
pemirsa.Faktor waktu menjadi bahan pertimbangan, agar setiap acara dapat ditayangkan secara proporsional dan dapat diterima oleh khalayak sasaran. c) Durasi Durasi berkaitan dengan waktu, yaitu jumlah menit dalam setiap tayangan acara.Durasi masing-masing acara disesuaikan dengan jenis acara dan tuntutan skrip atau naskah.Yang penting, dengan durasi tertentu, tujuan acara tercapai. Suatu acara tidak akan mencapai sasaran karena durasi terlalu singkat atau terlalu lama. d) Metode Penyajian Fungsi utama televisi menurut khalayak pada umumnya adalah untuk menghibur, selanjutnya adalah informasi.Tetapi tidak berarti fungsi mendidik dan membujuk dapat diabaikan. Fungsi nonhiburan dan noninformasi harus tetap ada karena
21 sama pentingnya bagi keperluan kedua pihak, komunikator dan komunikan. Masalahnya sekarang adalah bagaimana caranya agar fungsi mendidik dan membujuk tetap ada, namun tetap diminati pemirsa.Caranya adalah dengan dengan mengemas pesan sedemikian rupa, menggunakan metode penyajian
tertentu
dimana
pesan
nonhiburan
dapat
mengundang unsur hiburan.
2.2.2.3 Jenis Program Televisi Terdapat beberapa jenis program yang terbagi menjadi dua bagian besar (Morissan, 2008;218), yaitu: a) Program Informasi Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audiens.Daya tarik program ini adalah informasi, dan informasi itulah yang “dijual” kepada audiens.Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu berita keras (hard news) dan berita lunak (soft news). 1) Berita keras (hard news) Segala informasi penting dan/atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak audiens secepatnya.Dalam hal ini berita keras dapat dibagi ke dalam beberapa bentuk berita yaitu: 1. Straight news Suatu berita yang singkat (tidak detail) dengan
hanya
menyajikan
informasi
terpenting saja yang mencakup 5W+1H terhadap
suatu
peristiwa
yang
diberitakan.Berita jenis ini sangat terikat waktu karena informasinya sangat cepat basi jika terlambat disampaikan kepada audiens.
22 2. Feature Feature
adalah
berita
ringan
namun
menarik. Pengertian “menarik” di sini adalah informasi yang lucu, unik, aneh, menimbulkan kekaguman dan sebagainya. Pada dasarnya berita seperti ini termasuk dalam soft news, namun karena durasinya singkat, ia menjadi bagian dari program berita. Namun adakalanya suatu feature terkait dengan suatu peristiwa penting disebut news feature, yaitu sisi lain dari suatu berita straight news yang biasanya lebih menekankan pada sisi human interest dari suatu berita. 3. Infotainment Berita
yang
menyajikan
informasi
mengenai kehidupan orang-orang yang dikenal
masyarakat
(celebrity).
Infotainment adalah salah satu bentuk berita keras karena memuat informasi yang harus segera ditayangkan.
2) Berita lunak (soft news) Segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Program yang masuk ke dalam kategori berita lunak ini adalah: 1. Current Affair Program yang menyajikan informasi yang terkait dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan mendalam
23 2. Magazine Program
yang
menampilkan
informasi
ringan namun mendalam atau dengan kata lainmagazine adalah feature dengan durasi yang lebih panjang. 3. Dokumenter Program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran
dan
pendidikan
namun
disajikan dengan menarik. 4. Talk show Program yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara (host)
b) Program Hiburan Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audiens dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan permainan. Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah : 1) Drama Pertunjukan yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa tokoh
yang
diperankan
oleh
pemain
yang
melibatkan konflik dan emosi. Program televisi yang termasuk dalam program drama adalah: 1. Sinetron Drama
yang
menyajikan
cerita
dari
berbagai tokoh secara bersamaan.Akhir cerita sinetron cenderung selalu terbuka dan sering
kali
cenderung selama
tanpa dibuat
masih
menyukainya.
penyelesaian.Cerita berpanjang-panjang
ada
audiens
yang
24 2. Film Televisi sering menayangkan film sebagai salah satu jenis program yang masuk dalam kelompok atau kategori drama. Adapun yang dimaksud dalam film di sini adalah film
layar
lebar
yang
dibuat
oleh
perusahaan-perusahaan film.Film baru bisa ditayangkan di televisi setelah terlebih dahulu dipertunjukan di bioskop.
2) Permainan Suatu bentuk program yang melibatkan sejumlah orang baik secara individu ataupun kelompok (tim) yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu. Program permainan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: 1. Quiz show Bentuk program permainan yang paling sederhana di mana sejumlah peserta saling bersaing
untuk
menjawab
sejumlah
pertanyaan. 2. Ketangkasan Peserta
dalam
menunjukkan
permainan
ini
harus
fisik
atau
melewati
suatu
kemampuan
ketangkasannya
untuk
halangan atau rintangan atau melakukan suatu
permainan
yang
membutuhkan
perhitungan dan strategi 3. Reality show Program ini mencoba menyajikan suatu situasi seperti konflik, persaingan, atau hubungan sebenarnya.
berdasarkan Jadi,
realitas
menyajikan
sebagaimana apa adanya.
yang situasi
25 3) Musik Program musik dapat ditampilkan dalam dua format, yaitu videoklip atau konser.Program musik berupa konser dapat dilakukan di lapangan (outdoor)
ataupun
di
dalam
studio
(indoor).Program musik di televisi saat ini sangat ditentukan dengan kemampuan artis menarik audiens.Tidak saja dari kualitas suara namun juga berdasarkan bagaimana mengemas penampilannya agar menjadi lebih menarik.
4) Pertunjukan Program yang menampilkan kemampuan seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi baik di studio ataupun di luar studio, di dalam ruangan ataupun di luar ruangan. Dapat dikatakan program pertunjukan adalah jenis program yang paling banyak di produksi sendiri oleh stasiun televisi.
2.2.2.4 News Department News Department (Departmen pemberitaan) stasiun televisi merupakan bagian yang paling sering menggunakan studio dan segala peralatannya. Stasiun televisi membutuhkan sumber daya manusia yang cukup banyak, begitu pula dalam organisasi redaksi pemberitaan yang semuanya bekerja sebagai satu tim. Struktur organisasi bagian pemberitaan stasiun televisi, biasanya terdiri dari sejumlah jabatan (Morissan, 2008 ; 321), yaitu: a) Direktur pemberitaan Seseorang yang independen bahkan ia harus independen dari pemilik stasiun TV itu sendiri b) Produser Eksekutif Pada program informasi, produser eksekutif bertanggung jawab terhadap penampilan jangka panjang suatu program secara keseluruhan
26 c) Produser Produser bertanggung jawab terhadap suatu program berita. Produser akan memutuskan berita-berita apa saja yang akan disiarkan dalam program beritanya, berapa lama durasi suatu berita dapa disiarkan, dan format berita apa yang akan digunakan.
Singkatnya,
produser
bertugas
membentuk
program beritanya. d) Produser acara Bertanggung jawab untuk mempersiapkan penayangan suatu program berita. Produser acara harus mempersiapkan susunan berita (rundown) yang berisikan berbagai format berita yang akan ditampilkan pada program berita. e) Produser lapangan Produser lapangan bertugas melakukan koordinasi pada saat peliputan dan sesuai namanya, produser lapangan akan lebih banyak berada di lokasi. Fungsi produser lapangan menjadi penting, ketika stasiun televisi melakukan liputan langsung (live) f) Asisten Produser Tugas asisten produser antara lain membantu reporter mempersiapkan paket berita jika reporter berada dalam keadaan waktu yang mendesak atau jika reporter tidak sempat menyelesaikan paket beritanya. Asisten produser juga bertugas mengumpulkan gambar yang dikirim oleh reporter dari lapangan melalui saluran satelit. g) Presenter Menjadi suatu citra dari stasiun televisi. Salah satu alasan utama mengapa orang lebih suka mengikuti program berita yang satu dibanding yang lain ialah karena penyiarnya. Krdibilitas presenter dapat menjadi aset penting suatu televisi Di Negara maju, memilih prnyiar berita adalahh sama pentingnya dengan memilih acara yang akan diproduksi
27 2.2.3 Teori khusus 2.2.3.1 Respon Respon berasal dari kata response, yang berarti balasan atau tanggapan (reaction). Respon adalah istilah psikologi yang digunakan untuk menamakan reaksi terhadap rangsang yang diterima oleh panca indra. Hal yang menunjang dan melatarbelakangi ukuran sebuah respon adalah sikap, persepsi, dan partisipasi. Respon pada prosesnya didahului sikap seseorang karena sikap merupakan kecendrungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku jikamenghadapi suatu rangsangan tertentu. Jadi, berbicara mengenai respon atau tidak respon terlepas dari pembahasan sikap. Respon juga diartikan sebagai suatu tingkah laku atau sikap yang berwujud baik sebelum pemahaman yang mendetail, penelitian, pengaruh atau penolakan, suka atau tidak suka serta pemanfaatan pada suatu fenomena tertentu (Sobur, 2013).
2.2.3.2 Teori S-O-R Dalam buku Hidajanto dan Andi dijelaskan bahwa teori stimulus respon adalah teori tertua dalam teori komunikasi linear. Teori stimulus repson pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimulus tertentu. Maka dari itu, individu dapat menjelaskan suatu kaitan antara pesan pada media dan juga reaksi yang timbul dari audiens. Dalam teori ini ada elemen utamanya yaitu: 1. Pesan (stimulus) 2. Seorang penerima atau receiver (organisme) 3. Efek (respons)
Hidajanto dan Andi juga memperjelas bahwa “pronsip stimulus respon ini merupakan dasar dari teori jarum hipodermis atau teori peluru. Disebut demikian karena teori ini meyakini bahwa kegiatan
mengirimkan
pesan
sama
halnya
dengan
tindakan
menyuntikan obat yang langsung masuk kedalam jiwa penerima
28 pesan, atau seperti peluru yang ditembakan dan langsung masuk kedalam tubuh” (Djamal & Fachruddin, 2011). model ini berasumsi bahwa komponen-komponen komunikasi (komunikator, pesan, media) mempunyai pengaruh yang luar biasa dalam mengubah sikap dan perilaku khalayak. Disebut peluru karena seakan-akan komunikasi ditembakkan kepada khalayak dan khalayak tidak bisa menghindar. (Rakhmat, 2009) Teori S-O-R ini semua berasal dari psikologi. Objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen: sikap, opini, prilaku, kognisi afeksi dan konasi. Menurut stimulus respon ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Menurut Denis Mc Quail dan Sven Windahl (1984), prinsip dasar teori stimulus respon yaitu: “efek merupakan reaksi tertentu terhadap stimulus (rangsang) tertentu, sehingga orang dapat menduga atau memperkirakan adanya hubungan erat antara isi pernyataan dengan reaksi audiens” (Vera, 2010).Mengutip pendapat Carl Hovland, Janis dan Kelly yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting yaitu: perhatian, pengertian, dan penerimaan. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap. Dibalik konsepsi seperti itu, kita dapat melihat adanya dua pemikiran utama (Vera, 2010), yaitu : 1. Masyarakat modern terdiri dari kumpulan individu-individu yang
terpecah-pecah
dan
bertindak
sesuai
dengan
kepentingan-kepentingan sendiri, hanya sedikit dipengaruhi oleh ikatan-ikatan dan kendala-kendala sosial.
29 2. Media massa terlibat dalam kampanye memobilisir tingkah laku sesuai keinginan lembaga-lembaga yang memiliki kekuatan, baik privat maupun umum.
2.2.3.3 Teori Individual Differences 1. Teori ini dijelaskan oleh Melvin DeFleur dalam bukunya Theories of Mass Comunication. Teori ini menjelaskan bahwa setiap individu mempunyai potensi berbeda-beda, serta pengalaman dan lingkungan yang berbeda. Setiap individu secara
selektif
memilih
pesan
yang
sesuai
dengan
kepentingannya, sehingga tanggapan dan pemberian makna pada pesan komunikasi ditentukan oleh tatanan psikologisnya. Dengan kata lain, perbedaan telah menyebabkan pengaruh media massa berbeda tiap individu (Ardianto, 2007). 2. Perspektif perbedaan individual memandang bahwa sikap dan organisasi personal-psiklogis individu akan menentukan bagaimana individu memilih stimuli dari lingkungan, dan bagaimana ia memberi makna pada stimuli tersebut (Rakhmat, 2006). 3. Teori perbedaan individual ini mengandung rangsanganrangsangan khusus yang menimbulkan interaksi yang berbeda dengan watak-watak perorangan anggota khalayak. Oleh karena terdapat perbedaan individual pada setiap pribadi anggota khalayak itu. Maka secara alamiah dapat diduga akan muncul efek yang bervariasi sesuai dengan perbedaan individual itu. Tetapi dengan berpegang tetap pada pengaruh variabel-variabel kepribadian (yakni menganggap khalayak memiliki ciri-ciri kepribadian yang sama) teori tersebut tetap akan memprediksi keseragaman tanggapan terhadap pesan tertentu (jika variabel antara bersifat seragam) (Effendy, 2003). 4. Perspektif kategori sosial berasumsi bahwa dalam masyarakat terdapat kelompok-kelompok sosial, yang reaksinya pada stimuli cenderung sama. Seperti golongan berdasarkan usia,
30 jenis kelamin, pendidikan, tingkat pendapatan, dan keyakinan beragam menampilkan kategori respons (Rakhmat, 2006).
2.3
Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran