BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Sebelumnya (State of the Art) No.
Judul Penelitian &
Teori
Metodologi
Hasil
Peneliti / Lembaga 1.
PENGARUH
Teori
PROGRAM
digunakan
“LENTERA
adalah
INDONESIA” NET
yang Positifistik Kuantitatif
teori Eksplanatif
DI Uses
TERHADAP Effect
Hasil dari penelitian ini
adalah
bahwa
adanya pertumbuhan
and
minat
dan
mahasiswa
mengajar akibat
MINAT
teori
dari
pengaruh
MAHASISWA
Individual
menonton
UNTUK
Differences
“Lentera Indonesia”
program
MENGAJAR – Shopi
dimana
Urwatul
presenter dan setting
Wustqo
(2014)
unsur
lokasi yang paling berpengaruh besar.
2.
Teori yang Positifistik digunakan PRESENTER Kuantitatif dalam “HALLO KAMPUS” penelitian Eksplanatif adalahTeori CAHAYA TV Uses and Gratification BANTEN dan Teori TERHADAP MINAT Minat MENONTON PENGARUH
MAHASISWA Jessica (2014)
–
Harnanda
Hubungan variabel
antara presenter
program acara Hallo Kampus minat
dengan menonton
mahasiswa
bersifat
signifikan,
searah,
dan kuat. Variabel presenter
program
acara Hallo Kampus memiliki signifikan 66,4%
pengaruh sebesar
3.
PENGARUH GAYA Teori
yang Positifistik
Hasil
penelitian
PENYAMPAIAN
digunakan
Kuantitatif
menyebutkan bahwa
PRESENTER
dalam
Eksplanatif
terdapat
hubungan
TALKSHOW
penelitian ini
yang
signifikan
“HITAM PUTIH” DI adalah
teori
antara
Minat,
teori
penyampaian Deddy
TRANS7
TERHADAP MINAT Stimulus Respon,
MENONTON PERIODE
dan
21 teori Motivasi
gaya
Corbuzier
sebagai
presenter
program
“Hitam
Putih”
MARET 2012 – Clara
dengan
minat
Alvionita (2012)
menonton mahasiswa
Bina
Nusantara.
Deddy
Corbuzier memiliki gaya
penyampaian
yang
khas
memiliki
dan
koefisien
korelasinya yang
0,763
berada
di
interval 0,60-0,799. 4.
THE
PERSUASIVE Teori
yang Positifistik Eksplanatif
EFFECT OF HOST digunakan AND
AUDIENCE adalah
REACTION SHOTS efek IN
Alexandra
dan minat
Journal Communication Eropa
dan
Hendriks non-verbal,
(2006) Vol. 52 (3)
of
pengaruh
yang
signifikan
publik
– komunikasi Nabi., verbal
L.
memiliki
media, Path Analysis terhadap
TELEVISION teori
TALKSHOW Robin
teori Kuantitatif
Host atau presenter
teori
menyaksikan program acara
respon untuk
5.
THE
IMPACT
OF Teori
yang Positifistik
Terdapat
hubungan
TELEVISION
digunakan
Kuantitatif
yang
cukup
ADVERTISEMENTS
dalam
Eksplanatif
signifikan
antara
ON CHILDREN IN penelitian ini
iklan
THE PROCESS OF adalah
terhadap
teori
di
televisi keputusan
FAMILY
konten
membeli. Iklan di
PURCHASE
program dan
televisi
DECISION – Kumar teori Sunita (2013) Vol. 3
minat
mempengaruhi anak-
dari
segi
anak
untuk
afektif
dan
mengajak orang tua
International Journal kognitif
membuat keputusan
of
membeli.
Marketing
and
Technology
2.2 Teori Umum Dibutuhkan pemahaman mengenai aspek-aspek yang digunakan dalam menganalisa penelitian ini. Landasan-landasan teori yang dikemukakan oleh para ahli melalui buku komunikasi dijadikan acuan untuk membahas serta mendukung penelitian ini. Definisi, karakteristik, fungsi, bentuk, dan efek dari beberapa aspek penelitian seperti teori komunikasi, teori komunikasi massa, media massa, televisi, program, dan sebagainya termasuk ke dalam teori umum. Sedangkan pemahaman mengenai teori minat dan teori stimulus-respon termasuk ke dalam teori khusus. 2.2.1 Ilmu Komunikasi Komunikasi
mengandung
makna
bersama-sama
(common).
Istilah
komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin, yaitu communicatio yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya communis, yang bermakna umum atau bersama-sama (Wiryanto, 2006:5). Para ahli mendefinisikan komunikasi menurut sudut pandang mereka masingmasing.Seperti yang dikutip Wiryanto dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Ilmu Komunikasi”, Sarah Trenholm dan Arthur Jensen mendefinisikan komunikasi demikian: ”A process by which a source transmits a message to a receiver through
some channel.” (Komunikasi adalah suatu proses di mana sumber mentransmisikan pesan kepada penerima melalui beragam saluran). Hoveland mendefinisikan komunikasi, demikian: ”The process by which an individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal symbols) to modify, the behaviour of other individu”. (Komunikasi adalah proses di mana individu mentransmisikan stimulus untuk mengubah perilaku individu yang lain.) Everett M. Rogers dan Lawrence Kincaid menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain, yang pada gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam. Menurut Harold D. Lasswell cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan berikut: Who Says what In which Channel To Whom With What Effect? (Siapa mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa dengan efek bagaimana?) Definisi-definisi sebagaimana dikemukakan di atas, tentu belum mewakili semua definisi yang telah dibuat oleh para ahli. Namun, paling tidak kita telah memperoleh gambaran tentang apa yang dimaksud komunikasi, sebagaimana yang diungkapkan oleh Shannon dan Weaver, bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi. Jadi, secara garis besar dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah sebuah proses seseorang yang mentransmisikan pesan kepada orang lain melalui sebuah saluran dan menghasilkan efek tertentu. 2.2.1.1 Karakteristik Komunikasi Dikutip dari beberapa sumber di internet, terdapat beberapa karakteristik komunikasi, diantaranya: 1. Komunikasi adalah suatu proses. Komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan. 2. Komunikasi adalah upaya yang disengaja dan memiliki tujuan (dilakukan dalam keadaan sadar). 3. Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerjasama dari para pelaku yang terlibat.
4. Komunikasi bersifat simbolis. Artinya adalah dalam berkomunikasi kita selalu menggunakan simbol-simbol dalam menyampaikan message atau pesan, simbol-simbol tersebut dapat berupa simbol verbal maupun simbol non-verbal. 5. Komunikasi bersifat transaksional, karena dalam berkomunikasi selalu terjadi transaksi atau pertukaran pesan dan makna. 6. Komunikasi menembus ruang dan waktu. Dalam berkomunikasi dibutuhkan channel atau media agar terjadinya proses tersebut. Media yang digunakan saat ini membantu manusia untuk berkomunikasi dengan orang lain yang notabene berada di tempat dan kawasan waktu yang berbeda.
2.2.2 Komunikasi Massa 2.2.2.1 Definisi Komunikasi Massa Dalam buku “Pengantar Ilmu Komunikasi”, Wiryanto mendefinisikan bahwa komunikasi merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human communication). Ia lahir seiring dengan penggunaan alat-alat mekanik yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi. Sebagian atau sejumlah besar dari peralatan mekanik itu dikenal sebagai alat-alat komunikasi massa atau lebih populer dengan nama media massa, yang meliputi alat-alat saluran, dimana sumber (komunikator) mampu mencapai jumlah penerima (komunikan) secara luas, serentak, dengan kecepatan yang relatif tinggi. Komunikasi massa diadopsi dari istilah bahasa Inggris, mass communication, sebagai kependekan dari mass media communication. Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated. Disimpulkan bahwa komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar dan majalah) atau elektronik (radio dan televisi) yang dikelola oleh suatu lembaga dimana pesanpesannya bersifat umum dan disampaikan secara cepat, serentak, dan selintas, khususnya media elektronik. 2.2.2.2 Fungsi Komunikasi Massa Dikutip dalam buku “Pengantar Komunikasi Massa” (Nurudin, 2013), fungsi komunikasi massa adalah:
a. Informasi Fungsi informasi merupakan fungsi paling penting yang terdapat dalam komunikasi massa. Komponen paling penting untuk mengetahui fungsi informasi ini adalah berita-berita yang disajikan. Fakta-fakta yang dicari wartawan di lapangan kemudian dituangkannya dalam tulisan yang juga merupakan informasi. Fakta yang dimaksud adalah adanya kejadian yang benar-benar terjadi di masyarakat. b. Hiburan Fungsi hiburan untuk media elektronik menduduki posisi yang paling tinggi dibandingkan dengan fungsi-fungsi yang lain. Masalahnya, masyarakat kita masih menjadikan televisi sebagai media hiburan. Hal ini mendudukkan televisi sebagai alat utama hiburan (untuk melepas lelah). Oleh karena itu, jam-jam prime time (pukul 19.00 sampai 21.00) akan disajikan acara-acara hiburan, entah sinetron, kuis, atau acara jenaka lainnya.Sangat sulit untuk diterima penonton seandainya pada jam prime time televisi menyiarkan acara Dialog Politik. Jelas acara itu akan menimbulkan penolakan masyarakat. c. Persuasi Fungsi persuasif komunikasi massa tidak kalah pentingnya dengan fungsi informasi dan hiburan. Bagi Josep A. Devito fungsi persuasi dianggap sebagai fungsi yang paling penting dari komunikasi massa. Persuasi bisa datang dari berbagai macam bentuk: Pertama, mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang; Kedua, mengubah sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang; Ketiga, menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu; dan Keempat, memperkenalkan etika, atau menawarkan sistem nilai tertentu. d. Pengawasan Bagi Laswell, komunikasi massa mempunyai fungsi pengawasan. Artinya, menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadiankejadian yang ada di sekitar kita. Fungsi pengawasan bisa dibagi menjadi dua, yakni warning or beware surveillance atau pengawasan peringatan dan instrumental surveillance atau pengawasan instrumental. Fungsi peringatan dapat dilihat dari pemberitaan tentang munculnya badai, topan, gelombang laut yang mengganas, angin rebut disertai hujan lebat, dan sebagainya. Fungsi pengawasan peringatan juga meliputi informasi tentang suatu wabah penyakit
yang mulai menyebar akan adanya serangan militer yang dilakukan Negara lain. Sementara itu, fungsi pengawasan yang kedua yaitu pengawasan instrumental. Aktualisasi dari fungsi ini adalah penyebaran informasi yang berguna bagi masyarakat. Harga kebutuhan sehari-hari merupakan informasi penting yang sangat dibutuhkan masyarakat. 2.2.2.3 Unsur-unsur Komunikasi Massa Komunikasi massa terdiri dari unsur-unsur sumber (source), pesan (message), saluran (channel), penerima (receiver) serta efek (effect). Menurut Harold D. Laswell, unsur-unsur tersebut untuk memahami komunikasi massa. 1. Unsur Who (Sumber) Sumber utama dalam komunikasi massa adalah lembaga, organisasi, atau perusahaan surat kabar, stasiun radio, televisi, penerbit atau majalah. Prinsip kerja organisasi tidak berbeda dengan komunikator individual. Organisasi juga bertindak selaku decoder, intepreter, dan encoder. 2. Unsur Says What (Pesan) Organisasi memiliki rasio keluaran tinggi yang didasarkan pada masukannya. Oleh sebab itu, organisasi sanggup melakukan encode ribuan atau jutaan pesan yang sama pada saat yang bersamaan. Jadi, pesan-pesan komunikasi massa dapat diproduksi dalam jumlah yang sangat besar dan dapat menjangkau audience yang sangat banyak. 3. Unsur In Which Channel (Saluran) Unsur ini menyangkut semua peralatan mekanik yang digunakan untuk menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi massa. Tanpa saluran tersebut pesan yang dikomunikasikan tidak dapat menyebar secara cepat, luas, dan simultan. Media yang memiliki kemampuan tersebut adalah surat kabar, majalah, radio, film, dan televisi. Ciri-ciri dari masing-masing media adalah membawakan pesan komunikasi, fungsi, dan peranannya dalam kehidupan sosial, psikologis masyarakat, serta efek yang ditimbulkannya. 4. Unsur To Whom (Penerima) Unsur To Whom adalah yang menyangkut sasaran-sasaran komunikasi massa. Ia adalah orang yang membaca surat kabar, yang membuka halaman-halaman majalah, yang sedang mendengarkan radio, yang sedang menikmati film bioskop atau film televisi, dan orang yang sedang browsing internet.
5. Unsur With What Effect (Unsur Efek) Efek adalah perubahan-perubahan yang terjadi di dalam diri audience sebagai akibat dari keterpaan pesan-pesan media. David Barlo mengklasifikasikan efek atau perubahan ini ke dalam tiga kategori, yaitu: perubahan dalam ranah pengetahuan, sikap dan perilaku nyata. Perubahan perilaku biasanya didahului oleh perubahan sikap, dan perubahan sikap diawali dengan perubahan pengetahuan. Efek diketahui melalui tanggapan khalayak yang digunakan sebagai umpan balik bagi komunikator yang bersangkutan. Efek pesan media massa dapat mengubah kognitif, afektif, dan konatif khalayak. Efek kognitif dapat mengubah nilai yang saat ini ada dan telah dipelihara di dalam masyarakat. Nilai tersebut terbentuk berdasarkan pengetahuan masyarakat yang dimiliki sebelumnya. Proses afektif seseorang berhubungan dengan emosi dan perasaan. Efek afektif lebih banyak berhubungan dengan ketidakpekaan, ketakutan, dan kegelisahan, moral, dan alienasi yang dialami individu. Adapun efek perilaku berhubungan denganhasil perluasan efek kognitif dan afektif. Ketiga efek psikologis tersebut kemudian mempengaruhi perubahan fungsi-fungsi informasi di masyarakat dan kadar perubahan stabilitas struktur masyarakat (Wiryanto, 2006:70-78). 2.2.2.4 Proses Komunikasi Massa Menurut Wiryanto dalam buku “Pengantar Ilmu Komunikasi”, proses komunikasi massa dapat dibahas dengan model Source-Message-Channel-ResponseEffect (S-M-C-R-E) atau dapat mengikuti formula Harold D. Lasswell “Who Says What In Which Channel To Whom and With What Effect?”. Dalam pembahasan ini akan dititikberatkan kepada bagaimana media komunikasi itu mencapai dan mempengaruhi khalayaknya. Model ini mengikuti formula C-R-E. Pusat perhatian kita tujukan kepada arus komunikasi massa, mulai dari pesan-pesan yang disampaikan melalui media massa, sampai kepada tanggapan atau efek pesan dari anggota-anggota di dalam mass audience. Bagan model C-R-E dapat dilihat dibawah ini: Gambar 2.1 Model C-R-E Pesan-pesan Media Massa
Ultimate Audience Efek
Dari bagan tersebut di atas tampak pengertian proses dalam arti yang sempit. Proses hanya menggambarkan aliran pesan media kepada khalayak. Dengan bantuan model ini kita akan memusatkan perhatian kepada aliran pesan-pesan komunikasi massa sejak disebarluaskan melalui media massa, hingga mencapai dan memperoleh efek dari khalayak massa yang terakhir. 2.2.2.5 Efek Komunikasi Massa Dari berbagai pesan media massa yang diberikan kepada masyarakat terdapat efek-efek yang muncul. Media massa secara pasti mempengaruhi pemikiran dan tindakan khalayak. Efek pesan yang muncul dari sebuah informasi atau pesan yang disampaikan oleh media massa, yaitu (Vera, 2010:49-52): 1. Efek Kognitif Akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Dalam dampak kognitif ini akan dibahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan
mengembangkan
keterampilan
kognitifnya.
Dampak
Prososial Kognitif adalah bagaimana media massa memberikan manfaat yang dikehendaki oleh masyarakat.
2. Efek Afektif Jika dampak kognitif sampai pada tahap pengetahuan maka dampak afektif sudah melibatkan perasaan atau emosi. Dampak ini kadarnya lebih tinggi daripada dampak kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan hanya sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan lain sebagainya.
3. Efek Konatif Efek behavioral adalah efek yang timbul dalam diri khalayak berupa perilaku, tindakan atau kegiatan dalam kehidupan masyarakat itu sendiri, seperti gaya hidup. Tetapi ada beberapa kondisi yang meyebabkan dampak pesan media massa sampai pada tahap konatif, antara lain: 1. Exposure (jangkauan pengenaan) Jika sebagian besar khalayak telah ter-expose oleh media massa.
2. Kredibilitas Jika pesan media massa mempunyai kredibilitas yang tinggi dimata khalayak dalam arti kebenarannya dapat dipercaya. 3. Konsonansi Jika isi informasi yang disampaikan oleh beberapa media massa, baik materi, arah serta orientasinya maupun dalam hal waktu, frekuensi dan cara penyajian serupa. 4. Signifikansi Jika materi pesan media massa signifikan dalam arti berkaitan secara langsung dengan kepentingan dan kebutuhan khalayak. 5. Sensitif Jika materi dan penyajian pesan media massa menyentuh hal-hal yang sensitif. 6. Situasi Kritis Jika ada ketidakstabilan struktural yang menyebabkan masyarakat berada dalam situasi kritis. 7. Dukungan Komunikasi Antar Pribadi Jika informasi melalui media massa menjadi topik pembicaraan, karena didukung oleh komunikasi antar pribadi.
2.2.3 Televisi 2.2.3.1 Pengertian Televisi Dikutip dari wikipedia, televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom (hitam-putih) maupun berwarna. Kata "televisi" merupakan gabungan dari kata tele ("jauh") dari bahasa Yunani dan visio ("penglihatan") dari bahasa Latin, sehingga televisi dapat diartikan sebagai “alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media visual/penglihatan.”Penggunaan kata "Televisi" sendiri juga dapat merujuk kepada "kotak televisi", "acara televisi", ataupun "transmisi televisi". Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia 'televisi' secara tidak formal sering disebut dengan TV (dibaca: tivi, teve ataupun tipi)
Televisi merupakan media komunikasi yang menyediakan berbagai informasiyang update, dan menyebarkannya kepada khalayak umum. Dalam Baksin (2006: 16) mendefinisikan bahwa: “Televisi merupakan hasil produk teknologitinggi (hi-tech) yang menyampaikan isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak. Isi pesan audiovisual gerak memiliki kekuatan yang sangat tinggi untukmempengaruhi mental, pola pikir, dan tindak individu”. Saat ini, televisi merupakan salah satu media komunikasi elektronik yang bisa juga disebut media massa. Televisi dimiliki hampir seluruh masyarakat di dunia, khususnya Indonesia. Oleh sebab itu, televisi memiliki sifat penyebaran informasi yang cepat, luas, dan serentak. Efektifitas televisi dalam mempengaruhi perilaku penonton sangat tinggi sebagai dampak dari sangat banyaknya penonton yang menyaksikan program televisi. Peran komunikasi juga sangat besar dalam membentuk pola pikir, pengembangan wawasan, dan pendapat umum termasuk pendapat umum untuk menyukai produk-produk industri tertentu, disebabkan program acara yang disajikan semakin lama semakin menarik, meskipun memerlukan biaya yang relatif tinggi. Sehingga tidak mengherankan kalau khalayak penonton betah duduk berlama-lama didepan televisi. 2.2.3.2 Fungsi Televisi Menurut Ardianto dan Komala dalam bukunya yang berjudul “Komunikasi Massa Suatu Pengantar (2005:128), menjelaskanbahwa: Fungsi televisi hampir sama atau tidak jauh berbeda dengan media massa lainnya seperti surat kabar maupun radio, yaitumemberi informasi, mendidik, menghibur, dan membujuk. Akantetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi”. Onong Uchjana menambahkan bahwa fungsi televisi dibagi menjadi 3 yaitu: penerangan, pendidikan,dan hiburan. 1. Penerangan (a) Immediacy yang berarti langsung dan dekat. Fungsi ini ditujukan terutama kepada pemirsa, dimana pemirsa bisa langsung menyaksikan kejadian yang sedang terjadi, sekalipun kejadian tersebut beradajauh dari rumah. (b) Realism dimana pemirsa bisa lihat dan mendengarkan sendiri secara langsung melalui perantaraan kamera dan microphone, sesuai kenyataannya.
2. Pendidikan Sebagai media elektronik banyak menayangkan program-program yang mengandung pendidikan seperti fregmen, ceramah, sandiwara, film, dan sebagainya. 3. Hiburan Beberapa jenis hiburan yang bisa ditayangkan oleh televisi antara lain adalah musik, kuis, variety show, talkshow, dan sebagainya. 2.2.3.3 Karakteristik Televisi Menurut Ardianto (2005:128-130), televisi mempunyai karakteristik sebagai berikut: a. Audio Visual: Televisi memiliki kelebihan untuk didengar sekaligus dapat dilihat (audio visual), maka khalayak televisi (audience) dapat melihat gambar yang bergerak. Harus ada kesesuaian yang harmonis antara gambar dan kata-kata. b. Berpikir dalam gambar: Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar. Pertama adalah visualisasi, yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Tahap kedua yaitu penggambaran, yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu. c. Pengoperasian lebih kompleks: Pengoperasian televisi siaran lebih kompleks dan lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yang digunakan pun lebih banyak dan untuk mengoperasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang yang terampil dan terlatih. Menurut Anton Mabruri, dalam bukunya Penulisan Naskah TV (2009:4), menyatakan bahwa televisi memiliki karakteristik yaitu antara lain : 1. Pesan yang disampaikan untuk khalayak luas 2. Heterogen dan tidak mengenal batas geografis ataupun kultural 3. Bersifat umum 4. Tidak ditujukan untuk pribadi
5. Cepat, selintas 6. Berjalan satu arah 7. Terorganisasi 8. Periodik dan terarah serta mencakup berbagai aspek kehidupan 2.2.3.4 Program Acara Televisi Pengertian program acara televisi yaitu kata “program” itu sendiri berasal dari bahasa Inggris proggrame atau program yang berarti acara atau rencana. Undang-undang penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara, tetapi menggunakan istilah “siaran” yang didefinisikan sebagai pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Namun kata “program” lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia daripada kata “siaran” untuk mengacu kepada pengertian acara. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiensnya (Morissan, 2008:200). Morissan (2005:100) mengelompokkan berbagai jenis program menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya, yaitu: 1. Program Informasi (berita) yang dibagi kedalam dua jenis, yaitu: a. Berita keras (hard news) yang merupakan laporan berita terkini yang harus segera disiarkan. b. Berita lunak (soft news) yang merupakan kombinasi dari fakta, gossip, dan opini seperti halnya talkshow. 2. Program Hiburan (entertaiment) yang dibagi kedalam tiga kelompok, yaitu: a. Musik b. Drama permainan (game show) c. Pertunjukkan (variety show) Dengan demikian disimpulkan bahwa pengertian program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiencenya. Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audience tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran tersebut. Dan seperti yang dijelaskan Morissan bahwa terdapat dua bagian besar jenis program yang dapat
memenuhi kebutuhan audience, yaitu berita dan hiburan. Program hiburan relatif lebih banyak diminati daripada program berita, namun kembali ke konsep dasar bahwa setiap program memiliki target dan segmentasi penonton masing-masing. Sebagai contoh, remaja akan lebih tertarik menonton program hiburan dibanding program berita, dan sebaliknya seorang pengusaha berusia sekitar 40 tahun akan lebih tertarik menonton program berita dibanding program hiburan seperti kontes dangdut, film kartun, dan sebagainya. Namun, sebagian besar stasiun televisi di Indonesia berlomba-lomba menampilkan program hiburan pada jam tayang prime-time untuk menarik minat penonton guna menghasilkan rating dan share yang tinggi dan pada akhirnya bertujuan untuk menarik minat pengiklan untuk beriklan di media tersebut. Program menjadi ujung tombak dari stasiun televisi tersebut karena penonton secara langsung melihat program-program yang disajikan setiap hari dan program mempunyai arti yang sangat penting dalam menginterpretasikan identitas sebuah stasiun televisi. Oleh sebab itu, beragam cara dilakukan untuk mengembangkan ide kreatif untuk program tersebut. Kreatifitas dalam membuat program sangat dibutuhkan agar program menjadi menarik dan menjadi gunjungan masyarakat. Adapun untuk mengembangkan kreatifitas program diperlukan beberapa trik untuk pengarah acara atau sutradara agar berhasil, yakni: 1. Target Penonton Kajilah secara teliti target penonton yang ingin dituju. Apakah sudah sesuai, karena harus berpatokan pada usia, jenis kelamin, dan status sosialnya. Apabila telah mengetahui karakter penonton, maka dengan mudah menciptakan program yang akan disukai sesuai targetnya. 2. Bahasa Naskah harus menjadi perhatian khusus pada saat akan mengeksekusi program. Harus ada komunikasi/diskusi yang matang dengan penulis naskah. Bahasa naskah harus sesuai dengan target penonton, setelah dibaca dan dikaji. Apabila menurut bagian program atau pengarah acara tidak tepat maka harus ada perubahan yang didiskusikan dengan penulis naskah.
3. Format Acara harus detail apakah berita, fiksi, atau nonfiksi. Agar tidak ada kesalahpahaman dengan kru pada saat produksi untuk menarik selerapenonton agar tidak pindah ke channel lain. Ide-ide kreatif yang dibubuhi pada setiap format program bisa saja digunakan, namun tetap harus detail. 4. Punching Line adalah kejutan-kejutan dalam dialog naskah, yang sengaja dimainkan oleh pemain agar penonton yang mulai jenuh, terbangun dan mulai bergairah kembali. Hal itu tentunya disesuaikan dengan flow dan ritme dari segmen ke segmen. Bentuknya bisa komedi, celetukan, pertanyaan, ungkapan peribahasa dan lain sebagainya. 5. Gimmick dan funfare adalah untuk menarik selera penonton agar tidak pindah ke lain channel dengan menggunakan gimmick-gimmick dalam segmen-segmen tertentu. Bentuknya bisa berupa soundeffect, musik ilustrasi, mimik, ekspresi dan akting pemain, teknik editing, pergerakan kamera, dan lain sebagainya. 6. Cliff hanger adalah sebuah scene atau shot yang diambangkan menjelang commercial break. Tujuannya agar penonton tidak berpindah channel, karena adegan selanjutnya yang menegangkan atau menentukan terpotong sehingga membuat penasaran. 7. Tune, bumper in dan bumper out adalah identitas dari program yang kita buat. Tune akan memberikan kesan pertama kali penonton menyukai atau tidak program yang kita buat. Bumper yang hanya sekilas juga harus dibuat semenarik mungkin agar penonton tidak jenuh dan selalu teringat karena memiliki ciri khas tersendiri. 8. Penataan Artistik harus menjadi perhatian utama dalam program selain berita/jurnalistik. Setiap personil bagian program harus giat melakukan update informasi tentang gaya, tren, warna baru, dan teknik-teknik penataan artistik dari berbagai belahan dunia. 9. Musik dan fashion dari berbagai bentuk program stasiun televisi terkemuka patut diperhatikan. Karena kalangan remaja sebagai ukuran barometer untuk mengikuti potongan rambut favorit, cara berpakaian, ilustrasi musik, dan efek-efek. 10. Logo dan Music Track untuk menciptakan kemudahan daya ingat bagi penonton pada suatu program. Jangan terlalu sulit membuat sebuah logo
sehingga penonton tidak mengerti. Selanjutnya musik sebagai identitas program agar enak dinikmati, yang sebaiknya jangan terlalu banyak lirik. Kecuali lagu atau album musik yang sudah populer. 11. Rehearsal (latihan) adalah syarat mutlak untuk mendapatkan program yang berkualitas mendekati yang ditargetkan. Karena seluruh kru dan pemain yang mendukung program tersebut akan bertemu untuk bersamasama melakukan latihan produksi sesuai skenario yang ditetapkan sebelum produksi yang sebenarnya dilaksanakan. Dapat diartikan bahwa faktor-faktor diatas merupakan bagian dari program acara televisi yang merupakan strategi dalam menciptakan program tayangan yang berkualitas, program tayangan yang dapat menarik minat audiens dan tentunya berujung pada menarik minat pengiklan untuk beriklan. 2.2.3.4.1 Konten Program Acara Televisi Dalam sebuah program acara televisi terdapat beberapa konten program yang diantaranya adalah narasi, narasumber, lokasi, dan materi acara. A. Narasi Naskah merupakan ide atau gagasan dalam bentuk susunan kalimat dan dari susunan kalimat tadi bisa diketahui maksud dan tujuannya, karena, di dalamnya terdapat informasi / pesan yang ingin disampaikan (Darwanto, 2007:2002). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam naskah antara lain: a. Jelas Kejelasan menempati prioritas utama dalam penelitian naskah. Kata dan kalimat yang disusun harus “sekali ucap langsung dimengerti”. Narator hanya memiliki satu kesempatan untuk berkomunikasi dengan penonton. Berbeda dengfan pembaca koran yang dapat membaca artikel berulangulang sampai dapat memahami secara jelas. b. Ringkas Naskah harus disusun dengan kalimat-kalimat ringkas sebagaimana kalimat yang biasa diucapkan saat bercakap-cakap.
c. Sederhana Kata-kata yang digunakan harus sederhana dan umum digunakan dalam percakapan keseharian. Sekuat mungkin menghindari istilah asing, gaya bahasa birokrasi, bahasa hukum atau jargon. d. Aktif Menggunakan kalimat aktif, bukan kalimat pasif. e. Imajinatif Naskah harus mampu mengembangkan imajinasi penonton dengan kekuatan audio dan visual. f. Hindari Akronim Jika harus menggunakannya, beri keterangan sesudah atau sebelum diucapkan. g. Global Penonton hanya perlu inti berita dan waktu narator pun terbatas sehingga sedapat mungkin menghindari detail yang tidak perlu. h. Bercerita Naskah harus “berbicara”, yakni “menceritakan” orang berbicara apa, dimana, bagaimana, kenapa, dan sebagainya.
B. Narasumber Seorang ahli, Bagong Suyatna, memberikan pengertian narasumber sebagai informan dalam mengambil data yang akan digali dari orang-orang tertentu yang memiliki nilai dalam menguasai persoalan yang ingin diteliti dan mempunyai keahlian dalam berwawasan cukup. Program ini talkshow memiliki narasumber yang berasal dari berbagai kalangan, seperti komunitas, selebriti, masyarakat, dan sebagainya. Mereka memiliki kaitan erat dengan topik yang akan dibahas. C. Materi Acara Berdasarkan materi isinya berita dapat dikelompokkan ke dalam berita pernyataan, pendapat, ide/gagasan, berita ekonomi, berita keuangan, berita politik, berita sosial masyarakat, berita olahraga, berita hiburan, berita tentang aspek-aspek ketertarikan manusiawi atau minat insani (Sumadiria, 2010 : 67).
Materi acara dalam program Ini Talkshow adalah sebuah topik yang dibahas bersama dengan narasumber yang berkaitan erat dengan topik tersebut dan tidak lepas juga dari pembahasan mengenai kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh narasumber. Kegiatan yang dilakukan oleh narasumber disini mengacu kepada kegiatan-kegiatan para selebriti seperti pembuatan album baru bagi sebuah band, penghargaan yang baru diterima, kehidupan pribadi selebriti, dan sebagainya. Salah satu materi acara dalam program Ini Talkshow yang menjadi salah satu strategi program tersebut adalah gimmick lagu makanan.Gimmick yang digunakan dalam program acara televisi merupakan salah satu ide kreatif dalam menarik minat penonton, dan dalam hal ini gimmick lagu makanan dalam program Ini Talkshow menjadi salah satu daya tarik program ini dalam menarik minat penonton. Terbukti dengan antusias penonton dalam merespon gimmick lagu makanan sehingga diadakan kompetisi membuat video klip menggunakan lagu makanan yang ada di program ini. Program ini termasuk program hiburan yang bergenre komedi namun dibalut dengan talkshow. D. Lokasi Lokasi siaran langsung (live event) merupakan salah satu jenis program acara pada stasiun televisi. Siaran langsung dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Siaran langsung dari studio yang menggunakan sistem jaringan yang terhubung langsung dengan bagian penyiaran (materi control on air) naik melalui cable coaxial sebagai standar normal pengiriman yang lebih bagus. b. Siaran langsung dari luar studio yang menggunakan jasa satelit yang sebenarnya tidak berbeda dengan sistem siaran menggunakan gelombang pendek (microwave) untuk penyiarannya setelah masuk mastercontrol. Dan program Ini Talkshow menggunakan sistem siaran langsung dari studio karena latar tempat yang digunakan bercerita tentang tamu (narasumber) yang datang ke rumah Sule (host). Meskipun lokasi shooting langsung dari studio, tetapi siaran program Ini Talkshow tidak setiap hari merupakan siaran live. Program tersebut terjadwal dalam seminggu ada yang merupakan siaran live dan ada siaran tapping.
2.2.3.5 Presenter Presenter atau yang disebut sebagai komunikator merupakan bagian yang paling dominan dalam keseluruhan proses komunikasi untuk mencapai efektivitas. Mereka yang menyusun dan melontarkan pesan atau pernyataan umum kepada khalayak. Kedudukan dan fungsi presenter dalam upaya menciptakan efektivitas dalam proses komunikasi adalah penting sekali, karena daripadanya terletak efektif atau tidaknya pesan –pesan yang disampaikan. Unsur komunikator harus pula disesuaikan dengan kebutuhan khalayak dan termasuk dalam keseluruhan strategi komunikasi. Presenter yang berbeda dalam menyampaikan pesan yang sama dalam suasana yang sama pula dapat menimbulkan efek yang berbeda. Tidak semua presenter mempunyai daya tarik yang sama. Khalayak memiliki presenter kesayangan dan kepercayaan. Unsur komunikator kadang lebih kuat pengaruhnya daripada pesan yang disampaikan, dengan kata lain siapa yang menyampaikan pesan, jauh lebih penting dan berpengaruh dari apa yang disampaikan. Khalayak sangat menghargai presenter yang berkompeten, yang dikenal, yang dikagumi, dan yang cukup disegani oleh masyarakat. Presenter yang mampu menciptakan efektivitas, harus memenuhi syarat tertentu terutama kepercayaan. Artinya khalayak menilainya sebagai pihak yang terpercaya. Kepercayaan itu tergantung pada: 1. Kemampuan dan keahlian mengenai pesan yang disampaikan. 2. Kemampuan dan ketrampilan menyajikan pesan dalam arti memilih tema, metode dan media, sesuai dengan situasi. 3. Memiliki kepribadian dan budi pekerti yang baik dan disegani oleh masyarakat. 4. Memiliki keakraban atau hubungan baik dengan khalayak. Dalam hal ini, Sule dan Andre sebagai host dan co-host program Ini Talkshow dibantu oleh para peran pendukung yang juga berperan dalam alur cerita program interaktif ini seperti Neng Maya, Mang Saswi, Mami Yurike, Pak RT Bolot, Security Parto, keponakan dari Sule yaitu Haruka, dan koordinator penonton Yudjeng. Dengan peran yang mereka bawakan, yang juga merupakan bagian dari presenter program Ini Talkshow, mereka dapat menarik minat penonton untuk mengikuti alur cerita yang mereka bawakan. Keterlibatan mereka dalam sebuah acara
menarik minat penonton. Berdasarkan beberapa informasi diatas, dapat disimpulkan bahwa satu point penting lainnya adalah presenter sebuah program tidak harus selalu berwawasan luas, good looking, formal dan sebagainya, tetapi presenter tersebut harus bisa menarik minat audien untuk menontonnya.
2.3 Teori Khusus 2.3.1 Teori Stimulus Respon Prinsip stimulus-respon pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimuli tertentu. Dengan demikian seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan suatu kaitan erat antara pesan-pesan media dan reaksi audience. Prinsip stimulus respon ini merupakan dasar dari teori jarum hipodermik, teori klasik mengenai proses terjadinya efek media massa yang sangat berpengaruh. Dalam teori ini, isi media dipandang sebagai obat yang disuntikkan ke dalam pembuluh darah atau audience, yang kemudian diasumsikan akan bereaksi seperti yang diharapkan. Istilah model jarum hipodermik dalam komunikasi massa diartikan sebagai media massa yang dapat menimbulkan efek yang kuat, langsung, terarah, dan segera. Efek yang segera dan langsung itu sejalan dengan pengertian Stimulus-Respon yang mulai dikenal sejak penelitian dalam psikologi tahun 1930-an. Model jarum suntik pada dasarnya adalah aliran satu tahap (one step flow), yaitu media massa langsung kepada khalayak sebagai mass audience. Model ini mengasumsikan media massa secara langsung, cepat, dan mempunyai efek yang amat kuat atas mass audience. Media massa ini sepadan dengan teori StimulusResponse (S-R) yang mekanistis dan sering digunakan pada penelitian psikologi antara tahun 1930 dan 1940. Teori S-R mengajarkan, setiap stimulus akan menghasilkan respons secara spontan dan otomatis seperti gerak refleks. Seperti bila tangan kita terkena percikan api (S) maka secara spontan, otomatis dan reflektif kita akan menyentakkan tangan kita (R) sebagai tanggapan yang berupa gerakkan menghindar. Tanggapan di dalam contoh tersebut sangat mekanistis dan otomatis, tanpa menunggu perintah dari otak. Teori peluru atau jarum hipodermik mengasumsikan bahwa media memiliki kekuatan yang sangat perkasa dan komunikan dianggap pasif atau tidak tahu apa-apa.
Teori ini mengasumkan bahwa seorang komunikator dapat menembakkan peluru komunikasi yang begitu ajaib kepada khalayak yang tidak berdaya (pasif). Menurut Elihu Katz, model ini berasumsi bahwa media massa sangat ampuh dan mampu memasukkan ide-ide pada benak komunikan yang tak berdaya. Asumsi yang kedua berbicara bahwa khalayak yang tersebar diikat oleh media massa, tetapi di antara khalayak tidak saling berhubungan. Model Hypodermic Needle tidak melihat adanya variable-variable antara yang bekerja diantara permulaan stimulus dan respons akhir yang diberikan oleh mass audience. Elihu Katz dalam bukunya, “The Diffusion of New Ideas and Practices” menunjukkan aspek-aspek yang menarik dari model hypodermic needle ini yaitu: a.
Media
massa
memiliki
kekuatan
yang
luar
biasa,
sanggup
menginjeksikan secara mendalam ide-ide ke dalam benak orang yang tidak berdaya. b.
Mass audience dianggap seperti atom-atom yang terpisah satu sama lain, tidak saling berhubungan dan hanya berhubungan dengan media massa. kalau individu mass audience berpendapat sama tentang suatu persoalan, hal ini bukan karena mereka berhubungan atau berkomunikasi satu dengan yang lain, melainkan karena mereka memperoleh pesan-pesan yang sama dari suatu media (Schramm, 1963). Model Hypodermic Needle cenderung sangat melebihkan peranan komunikasi massa dengan media massanya. Para ilmuwan sosial mulai berminat terhadap gejalagejala tersebut dan berusaha memperoleh bukti-bukti yang valid melalui penelitian-penelitian ilmiah.
Teori Peluru yang dikemukakkan Schramm pada tahun 1950-an ini kemudian dicabut kembali tahun 1970-an, sebab khalayak yang menjadi sasaran media massa itu ternyata tidak pasif. Pernyataan Schramm ini didukung oleh Lazarsfeld dan Raymond Bauer. Lazarfeld mengatakan bahwa jika khalayak diterpa peluru komunikasi, mereka tidak jatuh terjerembab, karena kadang-kadang peluru itu tidak menembus. Ada kalanya efek yang timbul berlainan dengan tujuan si penembak. Sering kali pula sasaran senang untuk ditembak. Sedangkan Bauer menyatakan bahwa khalayak
sasaran tidak pasif. Mereka secara aktif mencari yang diinginkannya dari media massa, mereka melakukan interpretasi sesuai dengan kebutuhan mereka. 2.3.2 Pengaruh Pengaruh adalah salah satu elemen dalam komunikasi yang sangat penting untuk mengetahui berhasil atau tidaknya komunikasi yang kita inginkan. Pengaruh dapat dikatakan mengena jika perubahan yang terjadi pada penerima sama dengan tujuan yang diinginkan oleh komunikator, atau seperti pernyataan yang dibuat oleh Jamias (1989), yakni pengaruh sangat ditentukan oleh sumber, pesan, media, dan penerima. Pengaruh dapat terjadi dalam bentuk perubahan pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan perilaku (behaviour). Pada tingkat pengetahuan pengaruh bisa terjadi dalam bentuk perubahan persepsi dan perubahan pendapat (Cangara, 2008 : 165). 2.3.3 Teori Minat 2.3.3.1 Definisi Minat Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, minat diartikan sebagai, ketertarikan, kecenderungan hati yang dimiliki oleh individu secara mendalam untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan (Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2008). Dalam sebuah proses komunikasi melalui media massa, komunikator dikatakan berhasil apabila mampu menarik minat audiens untuk mendengar/menonton. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas (Slameto, 2010:180). Minat berhubungan dengan aspek kognitif, afektif, dan motorik yang merupakan sumber motivasi untuk melakukan apa yang diinginkan.
Minat merupakan aspek psikologis seseorang yang mengetahui atau sadar akan suatu objek kemudian menimbulkan rasa suka atau tertarik dan mampu mempengaruhi tindakan orang tersebut. Minat memiliki hubungan yang erat dengan dorongan dalam diri individu yang kemudian menimbulkan keinginan untuk berpartisipasi atau terlibat pada suatu yang diminatinya. Seseorang yang memiliki minat pada suatu obyek maka akan cenderung merasa senang bila berkecimpung di dalam obyek tersebut sehingga cenderung akan memperhatikan. Perhatian yang diberikan tersebut dapat diwujudkan dengan rasa ingin tahu dan kemudian mempelajari obyek tersebut. 1.
Kognitif Teori ini menekankan proses berpikir sebagai dasar yang menentukan semua tingkah laku. Manusia dipandang sebagai suatu akal pikiran yang mencoba memecahkan masalah disekitarnya secara rasional (Ahmadi, 2007:212).
2.
Afektif Komponen yang terdiri dari seluruh perasaan atau emosi seseorang terhadap objek, terutama penilaian komponen ini bersifat sederhana, namun
merupakan
penentu
pembentuk
perilaku
utama,
yang
menyebabkan perubahan sikap menjadi lebih sulit (Sarwono,2006). 3.
Konatif Merupakan kesiapan orang dalam bereaksi atau kecenderungan untuk bertindak terhadap objek dengan kata lain bertingkah laku. Perilaku nyata dapat mengontrol komponen afektif dan kognitif yang berarti individu dapat berperilaku dengan cara tertentu dan sikap mereka mungkin sejalan
Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat dirangkum bahwa minat mengandung unsur-unsur sebagai berikut: 1.
Minat adalah suatu gejala psikologis
2.
Adanya pemusatan perhatian, perasaan, dan pikiran dari subyek karena tertarik.
3.
Adanya perasaan senang terhadap obyek yang menjadi sasaran.
2.3.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Minat Faktor timbulnya minat menurut Makmun seperti yang dikutip dari Crow and Crow (1973), terdiri dari tiga faktor: 1. The factor inner urge Rasa ingin tahu atau dorongan untuk menghasilkan sesuatu yang berbeda. Dorongan ini dapat membuat seseorang berminat untuk mempelajari sesuatu yang baru. 2. The factor of social motive Minat seseorang terhadap obyek atau sesuatu hal. Disamping itu juga dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam diri manusia dan oleh motif sosial misalnya seseorang berminat pada prestasi yang tinggi agar dapat status sosial yang tinggi pula. 3. Emotional factor Faktor perasaan dan emosi ini mempunyai pengaruh terhadap objek, misalnya perjalanan sukses yang dipakai individu dalam suatu kegiatan tertentu, dapat pula membangkitkan perasaan senang dan dapat menambah semangat atau kuatnya minat dalam kegiatan tersebut. Sebaliknya kegagalan yang dialami akan membuat minat seseorang semakin berkurang. 2.3.3.3 Sifat-sifat Minat a. Minat memiliki sifat dan karakter khusus, sebagai berikut (Jahja, 2011:63-64): b. Minat bersifat pribadi, ada perbedaan antara minat seseorang dengan orang lain. c. Minat menimbulkan efek diskriminatif. d. Erat hubungannya dengan motivasi, mempengaruhi, dan dipengaruhi motivasi. e. Minat merupakan sesuatu yang dipelajari, bukan bawaan lahir dan dapat berubah tergantung dengan kebutuhan, pengalaman dan mode.
2.4 Kerangka Pemikiran Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Gimmick lagu
Minat Menonton
makanan (X)
(Y)
Berdasarkan kerangka berpikir diatas, dapat dilihat bahwa penelitian ini berfokus pada pengaruh gimmick lagu makanan dalam program Ini Talkshow terhadap minat menonton penonton program Ini Talkshow. Gimmick yang merupakan bagian dari program Ini Talkshow dilihat dari sudut pandang Isi Program yang mencakup presenter yang membawakan, narasumber yang turut berpartisipasi, serta gimmick itu sendiri yang masuk ke dalam kategori materi acara dimana gimmick tersebut merupakan strategi tim produksi program Ini Talkshow dalam menarik minat penonton. Strategi gimmick yang dijadikan materi acara yakni gimmick lagu makanan digunakan untuk membuat sebuah tayangan menjadi bervariasi dan kreatif, terlebih strategi tersebut belum pernah digunakan di program lain, sehingga materi acara tersebut diduga dapat menarik minat penonton. Selain itu, penelitian ini juga berfokus pada frekuensi, intensitas, dan durasi gimmick tersebut dijalankan untuk menyampaikan pesan kepada audien. Serangkaian proses komunikasi melalui isi media dan penggunaan media tersebut akan menghasilkan efek tertentu kepada khalayak yang meliputi efek kognitif, efek afektif, dan efek konatif. Penelitian ini tidak menggunakan sub-dimensi narasi, lokasi dan hubungan terhadap media karena program Ini Talkshow tidak memiliki unsur narasi sebagai isi program dan lokasi yang digunakan program Ini Talkshow tidak mengalami perubahan. Gimmick dalam program Ini Talkshow juga tidak berfokus pada hubungan terhadap media karena hubungan gimmick tersebut sudah tercakup sebagai materi acara. Namun, dalam penggunaan dalam media¸ gimmick tersebut dapat memberikan efek kepada khalayak melalui frekuensi, intensitas, dan durasi.