BAB 2 ARAH PENGEMBANGAN SEKTOR SANITASI Bagian ini akan menjelaskan secara singkat tentang gambaran umum situasi sanitasi Kabupaten Gunungkidul saat ini, Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten yang akan memberikan arahan tentang pembangunan sanitasi kabupaten lima tahun kedepan, Kebijakan umum sanitasi kabupaten saat ini dan arah ke depan serta tujuan dan sasaran pembangunan sektor sanitasi.
2.1. GAMBARAN UMUM KABUPATEN GUNUNGKIDUL 2.1.1. Kondisi Geografis Secara administratif, Kabupaten Gunungkidul masuk di dalam Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yang berbatasan dengan Kabupaten Klaten, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah di sebelah utara, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah di sebelah timur, Samudera Indonesia di sebelah selatan dan Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta di sebelah barat. Kabupaten Gunungkidul mempunyai 18 kecamatan dan 144 desa/kelurahan, 1431 dusun/padukuhan, 1583 RW, dan 6844 RT. Kecamatan Semanu merupakan kecamatan terluas dengan luas sekitar 108,39 km2 atau sekitar 7,30 persen luas Kabupaten Gunungkidul. Berikut ini pembagian administrasi wilayah Kabupaten Gunungkidul. Tabel 2.1 Pembagian Administratif Wilayah Kabupaten Gunungkidul No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
Kecamatan Panggang Paliyan Tepus Rongkop Semanu Ponjong Karangmojo Wonosari Playen Patuk Nglipar Ngawen Semin Gedangsari Saptosari Girisubo Tanjungsari Purwosari Total
Luas Wilayah (Km2 ) 99,80 58,07 104,91 83,46 108,39 104,49 80,12 75,51 105,26 72,04 73,87 46,59 78,92 68,14 87,83 94,57 71,63 71,76 1.485,36
Jumlah Desa 6 7 5 8 5 11 9 14 13 11 7 6 10 7 7 8 5 5 144
Jumlah Dusun/Padukuhan 44 50 85 101 106 119 104 104 101 72 53 66 116 60 67 82 71 32 1.431
2.1.2 Kependudukan Jumlah penduduk Kabupaten Gunungkidul menurut hasil perhitungan sementara Sensus Penduduk (SP) 2010 berjumlah 674,4 ribu jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 326,2 ribu jiwa dan perempuan sebanyak 348,2 ribu jiwa. Dari hasil SP 2010 tersebut, hampir separuh penduduk Kabupaten Gunungkidul berada di 6 Kecamatan yaitu Wonosari (11,67 %), Playen (8,06 %), Semanu (7,66 %), Ponjong (7,37 %), Semin (7,25 %) dan Karangmojo (7,22 %). Sex Rasio penduduk Kabupaten Gunungkidul hasil SP 2010 adalah sebesar 93,69 yang berarti jumlah penduduk laki-laki 6,3 persen lebih sedikit di bandingkan jumlah penduduk perempuan. Kecamatan dengan sex ratio paling tinggi adalah kecamatan Gedangsari yaitu sebesar 96,14 sedangkan yang paling rendah adalah kecamatan Tepus yaitu sebesar 90,92. Tabel 2.2 Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2010 No
Kecamatan
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
Panggang
12.746
13.757
26.503
2
Purwosari
9.246
10.071
19.317
3
Paliyan
13.983
15.108
29.091
4
Saptosari
16.523
17.728
34.251
5
Tepus
15.181
16.697
31.878
6
Tanjungsari
12.330
13.315
25.645
7
Rongkop
12.964
13.915
26.879
8
Girisubo
10.511
11.610
22.121
9
Semanu
24.920
26.751
51.671
10
Ponjong
24.057
25.625
49.682
11
Karangmojo
23.477
25.200
48.677
12
Wonosari
38.476
40.247
78.723
13
Playen
26.301
28.083
54.384
14
Patuk
14.820
15.553
30.373
15
Gedangsari
17.228
17.920
35.148
16
Nglipar
14.422
15.268
29.690
17
Ngawen
15.345
16.159
31.504
18
Semin
23.697
25.174
48.871
326.227
348.181
674.408
Kabupaten Gunungkidul
Sumber : BPS Kabupaten Gunungkidul, 2010
2.1.3 Laju Pertambahan dan Kepadatan Penduduk Jumlah penduduk Kabupaten Gunungkidul hasil SP 2010 sebanyak 674,4 ribu jiwa, sedangkan jumlah penduduk hasil SP 2000 sebesar 670,4 ribu jiwa. Dengan demikian, dalam kurun waktu tahun 2000 – 2010, laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Gunungkidul sebesar 0,06 persen per tahun. Pertumbuhan penduduk ini tergolong rendah.
Tabel 2.3 Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Gunungkidul No
Kecamatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Panggang Purwosari Paliyan Saptosari Tepus Tanjungsari Rongkop Girisubo Semanu Ponjong Karangmojo Wonosari Playen Patuk Gedangsari Nglipar Ngawen Semin
Jumlah Penduduk Berdasarkan Sensus Penduduk Tahun 1980 1990 2000 2010 26.503 29.034 25.626 26.203 19.317 18.950 17.673 18.074 29.091 28.339 27.768 29.291 34.251 34.683 36.844 34.666 31.878 34.431 32.440 33.135 25.645 25.156 25.134 25.674 26.879 27.651 26.766 28.406 22.121 25.284 21.803 23.141 51.671 48.245 48.957 52.454 49.682 51.237 49.227 50.038 48.677 52.185 50.519 48.709 78.723 65.474 70.753 73.886 54.384 52.271 51.302 52.244 30.373 27.572 27.258 28.211 35.148 35.075 35.371 36.158 29.690 30.277 30.189 29.146 31.504 27.579 28.895 30.768 48.871 48.046 48.844 50.229
Kab. Gunungkidul
661.489
655.369
670.433
674.408
Sumber: Gunung Kidul dalam Angka tahun 2009 Laporan Eksekutif Hasil Sensus Penduduk 2010 Kabupaten Gunungkidul
Jika dilihat laju pertumbuhan penduduk per kecamatan yang tertinggi adalah Kecamatan Patuk yaitu sebesar 0,75 persen per tahun sedangkan yang terendah adalah Kecamatan Rongkop yaitu sebesar -0,51 persen per tahun. Tingginya laju pertumbuhan penduduk di Kecamatan Patuk dikarenakan kecamatan Patuk berbatasan dengan Kabupaten Bantul dan wilayah tersebut paling dekat dengan Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta, sedangkan Kecamatan Rongkop yang laju pertumbuhannya -0,51 persen per tahun dikarenakan banyaknya penduduk yang keluar dari Kecamatan Rongkop untuk bekerja maupun melanjutkan pendidikan di daerah lain. Dengan luas wilayah 1.485,36 kilometer persegi yang didiami 674,4 ribu jiwa maka rata-rata kepadatan penduduk Gunungkidul adalah sebesar 454 jiwa/km2. Kecamatan yang paling tinggi kepadatannya adalah Kecamatan Wonosari sebesar 1.042 jiwa/km2 sedangkan Kecamatan yang paling rendah kepadatannya adalah Kecamatan Girisubo sebesar 234 jiwa/km2. Tabel 2.4 Kepadatan Penduduk Kabupaten Gunungkidul Kecamatan Panggang Purwosari Paliyan Saptosari
Luas Wilayah (km2)
Banyaknya Penduduk (jiwa)
Kepadatan Penduduk per km2
99.80 71.76 58.07 87.83
26503 19317 29091 34251
266 269 501 390
Tepus 104.91 Tanjungsari 71.63 Rongkop 83.46 Girisubo 94.57 Semanu 108.39 Ponjong 104.49 Karangmojo 80.12 Wonosari 75.51 Playen 105.26 Patuk 72.04 Gedangsari 68.14 Nglipar 73.87 Ngawen 46.59 Semin 78.92 Kab.Gunungkidul 1485.36 Sumber: BPS Kabupaten Gunungkidul, 2010
2.2.
SKENARIO
PENGEMBANGAN
31878 25645 26879 22121 51671 49682 48677 78723 54384 30373 35148 29690 31504 48871 674408
WILAYAH
304 358 322 234 477 475 608 1043 517 422 516 402 676 619 454
KABUPATEN
GUNUNGKIDUL 2.2.1 Visi dan Misi Visi pembangunan Kabupaten Gunungkidul adalah: “Mewujudkan Gunungkidul yang lebih maju, makmur dan sejahtera”. Sedangkan Misi Kabupaten Gunungkidul adalah : 1.
Peningkatan pemanfaatan air sebagai sumber kemakmuran
2.
Pemanfaatan sumber daya alam untuk menggerakan perekonomian daerah secara lestari.
3.
Peningkatan pengelolaan pariwisata .
4.
Pengembangan sumber daya manusia yang terampil, profesional dan peduli.
5.
Peningkatan iklim usaha yang kondusif.
6.
Peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan bebas dari KKN.
7.
Peningkatan peluang investasi dan penggalangan sumber-sumber pendanaan.
2.2.2. Fungsi dan Peran Kota Berdasarkan ketentuan yang ditetapkan dalam kebijakan Pembangunan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DIY dan Program Pembangunan Daerah (Propeda) Provinsi DIY; wilayah Provinsi DIY dibagi menjadi 4 (empat) kawasan pengembangan, yaitu Kawasan Pengembangan Wilayah Barat, Wilayah Tengah, Wilayah Timur dan Pesisir. Dalam hal ini Kabupaten Gunungkidul termasuk dalam sebagian Kawasan Pengembangan Wilayah Timur. Kota Wonosari berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) untuk mendorong pertumbuhan wilayah belakangnya. Peran kota Wonosari adalah
sebagai pusat pelayanan, pusat pemerintahan dan pusat kegiatan ekonomi untuk mendorong pertumbuhan wilayah belakangnya. Konsekuensi logis yang terjadi dalam sistem pusat pelayanan pengembangan dari alternatif Struktur Tata Ruang (terpilih) yang dapat dikembangkan, maka sistem pusat pelayanan yang diarahkan untuk kota-kota di Kabupaten Gunungkidul sebagai berikut: Tabel 2.5 Herarkhi dan Fungsi Kota No. 1
Kota Wonosari,
Hierarki I
Semin Playen Nglipar 3 Rongkop Karangmojo Semanu 4 Gedangsari Patuk Ngawen Ponjong Girisubo Tepus Saptosari Paliyan Purwosari Panggang Tanjungsari Sumber: RTRW Kabupaten Gunungkidul
II
PKL II pengembangan simpul pelayanan perkotaan untuk Gunungkidul bagian barat dan timur.
II
PKL II pengembangan pusat pelayanan perdesaan dan wilayah untuk Gunungkidul bagian selatan-barat, selatan-tengah dan selatan-timur. PKL III pengembangan wilayah perdesaan
2
III
Fungsi PKL I untuk regional Kabupaten Gunungkidul
RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH PROVINSI DIY KARTOMANTUL Greater Jogja Metropolitan area. fungsi dan peran sbg Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
KOTA SLEMAN 4
fungsi dan Peran sbg Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
2
3 5
fungsi dan peran sbg Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
1
KOTA WATES Fungsi & peran sbg Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
KOTA BANTUL
KOTA WONOSARI 6
fungsi dan Peran Sbg Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
KEGIATAN INDUSTRI SENTOLO PUSAT PENGEMBANGAN WISATA PESISIR
8 7
PUSAT PENGEMBANGAN WILAYAH
SUB PUSAT PENGEMBANGAN WILAYAH
1 KAWASAN CAGAR BUDAYA KABUPATEN SLEMAN 2 KAWASAN PERKOTAAN INTENSITAS KAWASAN CAGAR PERKAMPUNGAN 3 TINGGI PERDESAAN 4 KAWASAN PENGEMBANGAN WILAYAH PUSAT KAWASAN PENDIDIKAN 5 PERKOTAAN
KOTA-KOTA SATELIT
6 PUSAT WISATA PANTAI / LAUT WISATA INTERNATIONAL GEOWISATA 7 PUSAT PUSAT PENGOLAHAN HASIL 8 KARST LAUT
TINGGI
Gambar 2.1. Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi DIY
2.2.3. Arahan Pengembangan Struktur Kota 2.2.3.1 Hirarkhi Kota Hirarkhi kota-kota di wilayah Kabupaten Gunungkidul ditentukan berdasarkan tingkat pelayanan, jangkauan pelayanan dan fungsi kota yang terdiri dari : a. Hirarkhi I
: Wonosari,
b. Hirarkhi II
: Semin, Playen, dan Nglipar
c. Hirarkhi III
: Gedangsari, Patuk, Ngawen, Ponjong, Girisubo, Tepus, Saptosari, Paliyan, Purwosari, Panggang, dan Tanjungsari.
44 0 0 0 0
45 0 0 0 0
46 0 0 0 0
47 0 0 0 0
Ke Klaten
KAB. KLATEN Ke B ayat
#
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL
KAB. SUKOHARJO
Ta n ce p
#
S er u t
#
S am p a n g
KAB. SLEMAN
48 0 0 0 0 9140000
9140000
43 0 0 0 0
PENINJAUAN KEMBALI (REVIEW) RTRW KABUPATEN GUNUNGKIDUL
Ke Sukoha rjo
#
S am b i re j o
Te g a lr e jo
W a tu g a ja h
#
Ju ra n g je r o
#
Ke Y ogyak arta
GEDANGSARI
Te rb a h
#
P atu k
S um b e r e jo #
#
Na ta h
B ej i
B en d u n g
#
S al a m
B ul u re j o
#
K ed u n g P o h
P uta t
P en g k o l
Ng le g i
##
#
#
B ej i
W a tu si g a r
NGLIPAR
# #
K ed u n g K e r is
K ar a n g sa r i
K al ite k uk
K ato n g a n
III
#
B un d e r
SEMIN
K em e j in g
#
#
II
#
Ng a la n g
#
#
P en g k o k
Keterangan :
#
9130000
II
#
Ke W onogiri
Re jo s a ri
#
S em o ya
9130000
Ca n d ir e jo
III
#
K am p u n g P ila n g r e jo
Ng la n g g e ra n
PATUK
PETA HIERARKI KOTA-KOTA
#
NGAWEN
III
# #
#
Ha r g om u#l yo
# o r o- o r o Ng
#
Me r te lu
#
% S em i n
Jalan Nasional
Ng li p a r
G a d in g
Jalan Propinsi Jalan Kabupaten
#
#
Ja tia yu G a ri
#
B an a r a n
G e ta s
I
Ng a w u B an d u n g
Ng u n u t # De n g o k
##
# K ep e k W a r e ng
Ke Parangt ritis
#
PURWOSARI #
III
K ar a n g d uw e t
Ng e p o sa r i
#
KAB. WONOGIRI
#
#
B ed o yo
#
Ke Pracim antoro
W unung #
#
III
#
G ir is ek a r
Mo n g g o l
#
P uc a n g an o m
G ir in g
#
#
SAPTOSARI
Ng lo r o
Ca n d ir e jo
Ha r g os a ri
#
G ir iw u n gu
#
K em i ri
#
II
#
Da d a p a yu
#
K ep e k
# #
#
K ar a n g wu n i
#
II
S em u g i h #
#
TANJUNGSARI
P eti r
G ir ik ar to
# #
U
Ng e sti re j o
#
#
#
#
#
TEPUS
#
S um b e r wu n g u
P la n ja n B an j a re j o
K an i g o ro
Gesing
Ke Pracim antoro
RONGKOP
#
#
K ra m b il sa wi t
9110000
G ir im u ly o
G ir ip u r wo
Mu l o
Je tis #
9110000
Hierarki Pusat Pelayanan III
K ar a n g a se m
#
#
G o m ba n g
K ar a n g a se m
#
S em a n u
SEMANU
P ac a re j o #
#
G ir ic ah y a
Girijati
Hierarki Pusat Pelayanan II #
P on j o n g
#
Mu l us a n
Hierarki Pusat Pelayanan I
K en te n g
S id o re j o
#
I
S od o
#
III
PANGGANG
III PONJONG
Du w e t
#
Pusat Pelayanan
S um b e r g ir i
# #
P ul u ta n
# G ir is uk o
G e n# ja h a n
K ar a n g re j ek
#
#
P am p a n g
#
#
B en d u n g a n
PALIYAN #
#
G ir ij ati
I
#
Ng ip a k
K el o r
B al e h a rj o
II
#
S el#a n g
G ro g o l
G ir ih a r jo G ir iti rto
W i la d e g
#
S ir am a n
Batas Desa/Kelurahan
#
#
#
WONOSARI
#
B an y us o co
#
#%
Ke Eromo ko
#
Ta m b a kr om o #
K ar a n g m oj o
#
W o n o sa r i
9120000
9120000
KARANGMOJO
Lo g a n d e n g #
P le m b u tan
I
#
P la ye n
PLAYEN
#
Batas Kecamatan
G e d an g r e jo
#
P iya# m a n
#
B le b e ra n
S aw a h a n
Um b u lr e jo
B ej ih a r jo
K ar a n g te ng a h #
#
Ke Imogi ri
#
Ng a w is
#
#
G ir ia si h
Batas Propinsi Batas Kabupaten
# #
Ke D lingo
Ibukota Kecamatan Ibukota Kabupaten
P un d u n g sa r i
Ng le r i
KAB. BANTUL
Ibukota Desa
S id o h a rj o
III
P ri ng o m b o
#
G ir ip a n g g un g #
K em a d a n g
Me l ika n #
0
5
10 Km B oto d a ya a n
#
Propinsi D .I. Yogyakarta
#
Te p u s
9100000
Ko ta Yo gya ka rta
Sepanjang Drini
#
Ka b. Ku lon Progo Ka b. Ba ntul
Ng li n d u r
III
# #
Krakal
SAM UD E R
#
#
Sund ak
#
B al o n g
Ke Pracim antoro #
#
GIRISUBO
AH IND IA
mu
aH
in d
P uc u n g
SUMBER Wediombo
S on g b a n yu
ia
43 0 0 0 0
Ke Pracim antoro
Til e n g
Ka b. Gun ung kid ul
der
#
Je p itu
Siung
Sa
#
Je ru k wu d e l
K ar a n g a we n
P ur w o da d i
9100000
Baron Ngrenehan Kukup
Ka b. Sle man
B oh o l
#
Ngobaran
Ngung ap
44 0 0 0 0
45 0 0 0 0
46 0 0 0 0
Sadeng
47 0 0 0 0
48 0 0 0 0
PETA DASAR
P eta R u p a B u m i In d o ne s ia , ska l a 1 : 2 5 .0 0 0 , ta h un 1 9 9 9
TEMATIK
B ap p e d a K a b u pa te n G u n u n g ki du l
KODE
:
AK - 03B
NOMOR
:
45
JUMLAH
:
Gambar 2.2. Rencana Struktur Kabupaten Gunungkidul
2.2.3.2. Pembagian Kawasan Pengembangan Kabupaten Gunungkidul Dalam pengembangan wilayahnya Kabupaten Gunungkidul dibagi kedalam 6 wilayah pengembangan sebagai mana tercantum dalam tabel berikut. Tabel 2.6. Satuan Kawasan Pengembangan No. 1
2
Satuan Kawasan Pengembangan Baturagung Barat
Baturagung Timur
Cakupan Wilayah
Luas Wilayah (Ha)
Gedangsari Barat Patuk Nglipar Barat Playen Barat Wonosari Barat
6.215,3 7.054,9 2.881,8 2.051,6 458,0
Gedangsari Timur
838
Karangmojo Utara Ngawen Nglipar Timur Ponjong Utara Semin Wonosari Utara
1.704 5.033 4.413 2.374 8.070,3 4,3
3
4
5
6
Ledok Wonosari
Karst Gunung Sewu Barat
Karst Gunung Sewu Tengah
Karst Gunung Sewu Timur
Karangmojo Selatan Nglipar Selatan Paliyan Utara Panggang Playen Timur Ponjong Selatan Semanu Barat Tanjungsari Utara Wonosari Tengah Paliyan Barat
6.144,3 13,2 2.908,0 319,8 8.545,0 2.588,3 7.074,4 53,0 6.511,7 479
Panggang Barat
8.919
Playen Barat
65
Purwosari
6.902
Saptosari Barat
682
Paliyan Selatan Panggang Timur Saptosari Timur
2.646 258 8.314
Semanu Selatan
1.154
Tanjungsari Selatan
7.349
Tepus Barat
7.277
Wonosari Selatan
514
Girisubo Karangmojo Selatan
9.293 116
Ponjong Selatan
5.864
Rongkop
8.059
Semanu Tenggara
1.967
Tepus Timur
3.292
2.3. GAMBARAN UMUM SITUASI SANITASI Paparan tentang gambaran umum situasi sanitasi kota merupakan ringkasan dari Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gunungkidul yang menggambarkan tentang kondisi sanitasi kabupaten saat ini. Terdiri dari gambaran umum sub sektor air limbah domestik, sub sektor persampahan, sub sektor drainase lingkungan dan sektor air bersih.
2.3.1. Sektor Air Limbah Kondisi umum penanganan limbah cair rumah tangga di Kabupaten Gunungkidul adalah mempergunakan sistem setempat (onsite system) berupa septic tank, namun juga dijumpai penggunaan cubluk di beberapa tempat. Sampai saat ini Kabupaten Gunungkidul belum memiliki sistem pengolahan air limbah terpusat berupa IPAL maupun IPLT dikarenakan kondisi daerah yang tidak
memungkinkan untuk dibangun sistem ini. Walaupun demikian, dibeberapa lokasi sudah dibangun sistem komunal untuk melayani satu kawasan pemukiman, pondok pesantren maupun industri tahu melalui program sanitasi berbasis masyarakat (Sanimas) dan IPAL komunal. Permasalahan yang dihadapi oleh Kabupaten Gunungkidul dalam pengelolaan air limbah adalah : a. Belum ada peraturan daerah yang mengatur secara khusus penanganan air limbah di Kabupaten Gunungkidul b. Kabupaten Gunungkidul belum memiliki master plan pengelolaan air limbah c. Kabupaten Gunungkidul belum memiliki IPLT d. Konstruksi septic tank yang ada di Kabupaten Gunungkidul sebagian besar belum memenuhi kriteria teknis yang ada e. Sebagian besar masyarakat di Kabupaten Gunungkidul belum memahami dan menyadari pentingnya pengelolaan air limbah
2.3.2. Sektor Persampahan Penanganan limbah padat/persampahan di Kabupaten Gunungkidul sudah menjangkau beberapa wilayah di sekitar ibu kota kabupaten yaitu kota Wonosari. Volume sampah yang dihasilkan di Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2009 sebanyak 103 m3/hari. Dari volume sampah sebanyak itu, sekitar 72% diangkut ke TPA yang berada di Dusun Wukirsari, Desa Baleharjo, Kecamatan Wonosari. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 28% di kelola sendiri oleh masyarakat dengan dipilah untuk dimanfaatkan kembali, dibakar maupun ada juga yang dibuang di sungai. Permasalahan yang dihadapi Kabupaten Gunungkidul dalam pengelolaan sampah adalah : a.
Kabupaten Gunungkidul belum memiliki master plan pengelolaan sampah
b.
Kesadaran masyarakat dalam memilah sampah masih rendah
c.
Jumlah armada pengangkutan terbatas, sehingga belum mampu mengangkut semua sampah
d.
Sistem pengambilan sampah masih bersifat langsung ke rumah-rumah dan belum dilakukan pemilahan
e.
Jenis TPA yang dipakai masih mempergunakan sistem open dumping
f.
Luas lahan TPA sekarang ini sudah tidak mencukupi
2.3.3. Sektor Drainase Lingkungan Sistem drainase di Kabupaten Gunungkidul memanfaatkan topografi yang cukup terjal dan berbukit-bukit. Dengan kondisi seperti itu, air hujan yang jatuh dapat mengalir dengan lancar menuju
14 sungai yang ada di Kabupaten Gunungkidul. Selain itu kondisi tanah di wilayah ini yang sebagian berupa karst menyebabkan air hujan mudah terserap ke dalam tanah melalui pori-pori maupun celah di dalam tanah. Untuk memaksimalkan penyerapan air hujan maka dibangun embung, sumur resapan dan biopori terutama untuk wilayah padat penduduknya. Permasalahan pengelolaan drainase yang dihadapi Kabupaten Gungkidul adalah :
Belum ada peraturan daerah yang mengatur tentang pengelolaan drainase di Kabupaten Gunungkidul
Kabupaten Gunungkidul belum memiliki master plan pengelolaan drainase
Saluran drainase yang ada belum melayani seluruh wilayah
Pemeliharaan saluran drainase belum dilaksanakan dengan baik
2.3.4. Sektor Air Bersih Kabupaten Gunungkidul merupakan daerah yang setiap tahunnya mengalami bencana kekeringan hidrolis akibat keterbatasan akses terhadap air bersih. Pada tahun 2006 tercatat 57 desa di Kabupaten Gunungkidul merupakan daerah rawan air dan bertambah luas pasca gempa bumi pada tahun 2006 dengan adanya desa baru yang meminta droping air karena ada beberapa mata air yang tidak lagi berfungsi di wilayah Patuk dan Gedangsari. Pada saat sekarang, cakupan pelayanan dari PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul adalah 64,39% atau sekitar 467.186 jiwa yang terdapat di 17 Kecamatan, 99 Desa, 791 Padukuhan. Padahal dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Gunungkidul 2005-2010, target pemenuhan kebutuhan air bersih sebesar 85% untuk perkotaan dan 65% untuk pedesaan. Selain mempergunakan sistem Penampungan Air Hujan (PAH), masyarakat juga dilibatkan dalam pembangunan penyediaan air bersih melalui Sistem Penyediaan Air Minum Pedesaan (SPAMDES) yang tergabung dalam PAMASKARTA (Paguyuban Air Minum Masyarakat Yogyakarta). Di Kabupaten Gunungkidul terdapat sekitar 97 Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang tergabung dengan SPAMDES dengan jumlah layanan 17.868 KK atau 63.829 jiwa. Permasalahan yang dihadapi di dalam penyediaan air bersih di Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut : a.
Jumlah sumber air seperti mata air dan sungai sangat terbatas, hal ini disebabkan kondisi daerah berupa pegunungan karst yang menyebabkan air mudah meresap dalam tanah dan membentuk sungai bawah tanah sehingga menyulitkan masyarakat untuk mengambil air.
b.
Letak pemukiman yang berjauhan dan kondisi daerah yang berbukit-bukit menyulitkan di dalam distribusi air bersih (jaringan perpipaan, mobil tangki air, pembangunan PAH) dan untuk pembuatan sistem perpipaan akan memerlukan investasi yang besar.
c.
Sistem pengaliran air bersih dengan mempergunakan pompa menyebabkan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk operasional PDAM Tirta Handayani
d.
Debit sumber air baku pada musim kemarau mengalami penurunan yang cukup banyak sehingga sebagian pelanggan PDAM dan PAMASKARTA yang tidak teraliri air bersih sedangkan untuk masyarakat yang tidak memiliki sumber air, mereka terpaksa harus membeli air untuk kebutuhan sehari-hari.
e.
Kualitas air baku yang ada secara umum belum memenuhi persyaratan kualitas air bersih
2.4
VISI DAN MISI SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL Visi misi sanitasi telah dirumuskan untuk memberi arahan bagi pengembangan sanitasi
Kabupaten Gunungkidul dalam rangka mencapai visi misi kabupaten. Sandingan visi, misi kabupaten dan visi misi sanitasi dapat dilihat dalam table berikut. Visi dan Misi Kabupaten Gunungkidul Visi Mewujudkan Gunungkidul yang lebih maju, makmur dan sejahtera.
Visi dan Misi Sanitasi Visi Terwujudnya sanitasi yang baik menuju Gunungkidul yang lebih sehat.
Misi 1. Peningkatan pemanfaatan air sebagai sumber kemakmuran 2. Pemanfaatan sumber daya alam untuk menggerakan perekonomian daerah secara lestari. 3. Peningkatan pengelolaan pariwisata . 4. Pengembangan sumber daya manusia yang terampil, profesional dan peduli. 5. Peningkatan iklim usaha yang kondusif. 6. Peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan bebas dari KKN. 7. Peningkatan peluang investasi dan penggalangan sumber-sumber pendanaan
Misi 1. Meningkatkan kemandirian dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sanitasi 2. Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana sanitasi 3. Meningkatkan cakupan dan kualitas layanan sanitasi 4. Mengembangkan jejaring kerja dan kemitraan dalam pengelolaan sanitasi 5. Membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat
2.5.
KEBIJAKAN UMUM DAN STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN TAHUN 2011-2015. Mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2010-2014 maka arah kebijakan umum dan strategi pembangunan sektor sanitasi mengacu kepada arah kebijakan umum dan strategi pembangunan Kabupaten Gunungkidul sebagai berikut:
2.5.1
Kebijakan Umum terkait pembangunan sektor sanitasi
a. Bidang Sosial Budaya 1. Kebijakan dalam urusan pendidikan diarahkan pada meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana pendidikan sanitasi 2. Kebijakan dalam urusan kesehatan diarahkan pada meningkatkan upaya lingkungan yang sehat dan perilaku hidup bersih dan sehat, 3. Kebijakan dalam urusan kesehatan diarahkan pada meningkatkan kapasitas sistem, organisasi dan individu dalam meningkatkan kesehatan masyarakat Kabupaten Gunungkidul 4. Kebijakan dalam urusan kesehatan diarahkan pada meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat 5. Kebijakan dalam urusan kesehatan diarahkan pada meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembiayaan kesehatan, sehingga masyarakat mampu dapat mensubsidi masyarakat yang kurang mampu 6. Kebijakan dalam urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak diarahkan pada meningkatkan pengarusutamaan gender (PUG) dalam pembangunan sanitasi 7. Kebijakan dalam urusan pemberdayaan masyarakat desa/kelurahan diarahkan pada memfasilitasi pengembangan masyarakat dan lembaga kelurahan dalam melaksanakan pembangunan sanitasi b. Bidang Ekonomi 1. Kebijakan dalam urusan penanaman modal diarahkan pada meningkatkan dukungan dari sisi SDM maupun infrastruktur sanitasi 2. Kebijakan dalam urusan penanaman modal diarahkan pada meningkatkan promosi potensi dan peluang investasi di sektor sanitasi c.
Bidang Tata Ruang, Sarana dan Prasarana 1. Kebijakan dalam urusan penataan ruang diarahkan pada meningkatkan keterlibatan para pelaksana pembangunan dalam rencana pemanfaatan tata ruang sebagai dasar pelaksanaan pembangunan sanitasi
d. Bidang Perumahan 1. Kebijakan dalam urusan perumahan diarahkan pada meningkatkan penataan lingkungan kawasan kumuh perumahan Kabupaten Gunungkidul e.
Bidang Pekerjaan Umum 1. Kebijakan dalam urusan pekerjaan umum diarahkan pada mewujudkan keterpaduan perencanaan pembangunan saluran drainase kota dengan perencanaan penataan ruang kota
2. Kebijakan dalam urusan pekerjaan umum diarahkan pada meningkatkan dan memperhatikan relevansi kondisi kontur dalam perencanaan saluran drainase/gorong yang masih kurang diperhatikan 3. Kebijakan dalam urusan pekerjaan umum diarahkan pada meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan saluran drainase/gorong-gorong perkotaan dengan meningkatkan ketegasan sanksi dalam mengoptimalkan fungsi saluran drainase 4. Kebijakan dalam urusan pekerjaan umum diarahkan pada meningkatkan kualitas dan kuantitas saluran drainase perkotaan di wilayah Kabupaten Gunungkidul 5. Kebijakan dalam urusan pekerjaan umum diarahkan pada mewujudkan sistem jaringan dan manajemen pengolahan air baku secara terpadu 6. Kebijakan dalam urusan pekerjaan umum diarahkan pada meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam pembangunan prasarana air minum 7. Kebijakan dalam urusan pekerjaan umum diarahkan pada meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana sanitasi kota melalui rencana induk sistem sanitasi Kabupaten Gunungkidul 8. Kebijakan dalam urusan pekerjaan umum diarahkan pada meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam pembangunan sarana pengelolaan air limbah dalam skala komunitas 9. Kebijakan dalam urusan pekerjaan umum diarahkan pada meningkatkan kapasitas air minum. f.
Bidang Komunikasi dan Informatika 1. Kebijakan dalam urusan komunikasi dan informatika diarahkan pada meningkatkan kerjasama pemerintah daerah dengan mass media dalam rangka penyebarluasan informasi pembangunan sanitasi.
2.3.2 a.
Arah Strategi terkait pembangunan sektor sanitasi
Strategi Bidang Sosial Budaya 1. Meningkatkan mutu pelayanan sanitasi dan pemberdayaan masyarakat 2. Memanfaatkan peluang pendanaan anggaran sanitasi dari Pemerintah Pusat dan Provinsi maupun dari banyak pihak yang peduli 3. Membebaskan biaya pelayanan sanitasi bagi masyarakat tidak mampu/miskin
b.
Strategi Ekonomi 1.
c.
Memfasilitasi iklim kondusif untuk investasi sektor sanitasi
Strategi Sarana dan Prasarana 1.
Memelihara kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pelayanan publik
2.
Mengoptimalkan potensi hubungan kerjasama antar daerah dalam memanfaatkan sumber daya alam untuk peningkatan pelayanan publik.
2.6.
SASARAN UMUM DAN ARAHAN TAHAPAN PENCAPAIAN Tujuan umum pembangunan sektor sanitasi Kabupaten Gunungkidul tahun 2010 – 2014
adalah untuk mendukung pencapaian Visi dan Misi Sanitasi Kota yang juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan arah dan tujuan pembangunan Kabupaten Gunungkidul sebagaimana tertuang dalam dokumen RPJMD Kabupaten Gunungkidul. a.
Tujuan Sektor Sanitasi -
Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sanitasi terutama dalam perihal air limbah, persampahan, drainase dan air bersih
b.
-
Tersedianya sarana dan prasarana sanitasi yang mampu menjangkau seluruh masyarakat
-
Peningkatan cakupan layanan sanitasi di seluruh wilayah kabupaten
-
Mengembangkan keterlibatan sektor swasta dalam pengelolaan sanitasi
-
Merubah perilaku masyarakat Gunungkidul untuk hidup bersih dan sehat.
Sasaran Sektor Sanitasi -
Tersedianya perencanaan pengelolaan sektor sanitasi skala kabupaten yang terintegrasi dan berkelanjutan.
-
Meningkatnya cakupan layanan sektor sanitasi melalui peningkatan sarana prasarana sanitasi yang memadai.
-
Meningkatnya kemandirian dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sektor sanitasi
-
Meningkatnya jejaring kerja dan kemitraan dalam pengelolaan sanitasi
-
Meningkatnya peran serta masyarakat dan pemangku kepentingan kota dalam peningkatan efektivitas pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
c.
Arahan pentahapan pencapaian sektor sanitasi
Arahan pentahapan pencapaian pembangunan sektor sanitasi disusun berdasarkan pilihan sistem dan penetapan zona sanitasi dengan mempertimbangkan: -
Arah pengembangan kota yang merupakan perwujudan dari visi dan misi Kabupaten Gunungkidul dalam jangka panjang
-
Kepadatan penduduk Kabupaten Gunungkidul
-
Kawasan beresiko sanitasi
-
Kondisi fisik wilayah (topografi dan struktur tanah)