FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN UNTUK MEMBAYAR PAJAK DENGAN KESADARAN MEMBAYAR PAJAK SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Empiris Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Pekerjaan Bebas Yang Terdaftar Di KPP Pratama Payakumbuh) Arfin Syahri¹, Popi Fauziati ², Nurhuda.N ³ Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta E-mail :
[email protected]
ABSTRACT This research aims to know the influential factors of willing to pay tax with their awareness of paying it as intervening variable particularly in Payakumbuh City. This research used variable independent:a good perception of the effectiveness of the taxation system, tax fiscal service. Intervening variable was the awareness of paying the tax. While, dependent variable was willing to pay the tax. This research used primary data by using questionnaire media. Respondents were all individual tax payer who have free line job in Payakumbuh city. Method of taking sample in this research used random sampling. The data analysis for this research used SPSS Program. The results of this data processing showed that: (1) a good perception of the effectiveness of the taxation system has significant influence toward the awareness of paying the tax. (2) tax financial service have significant influence toward the awareness of paying the tax (3) the awareness of paying the tax have significant influence toward tax payers’ willing to pay their tax. Key words:
willing to pay tax, awareness to pay tax, a good perception of the effectiveness of the taxation system, tax fiscal service
PENDAHULUAN Latar Belakang Pada hakikatnya tujuan utama dari pajak adalah memakmurkan dan menyejahterakan masyarakat tanpa terkecuali, baik rakyat yang tinggal di perkotaan maupun di pedesaan, bahkan rakyat yang tinggal di pulau-pulau kecil dan terpencil. Hal ini terlihat dari pengertian dan mekanisme dari pajak itu sendiri. Bahwa saat kita membayar pajak berapapun jumlahnya, tidaklah terhenti sampai di situ. Justru, itulah awal proses yang bermanfaat untuk kehidupan banyak orang, yakni melalui penyediaan barang-barang dan jasa publik (public goods and services) yang dibutuhkan masyarakat. Sebagaimana termasuk pada Pasal 1 Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan di mana pajak adalah
"kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan UndangUndang, dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Salah satu penerimaan pajak yang sangat potensial yang dipungut pemerintah secara langsung adalah pajak penghasilan yaitu beban pajak tersebut menjadi tanggung jawab wajib pajak yang bersangkutan dalam arti tidak dapat dilimpahkan kepada pihak lain. Secara umum semua orang memiliki potensi sebagai penerima penghasilan, entah masih anak-anak, bahkan bayi dan balita, remaja, dewasa dan orang-orang yang sudah tua, termasuk yang lanjut usia sekalipun (Judisseno, 2005).
Salah satu penyumbang pajak untuk negara Indonesia berasal dari Sumatera Barat. Berikut dapat dilihat Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak Kanwil DJP Sumatera Barat dan Jambi Tahun 2011-2012 dimana persentase pencapaian pajak pada Kanwil DJP Sumatera Barat dan Jambi pada tahun 2012 mengalami penurunan untuk rencana sebesar 3,16% sedangkan realisasi mengalami peningkatan sebesar 5,59%. Begitu juga dengan persentase pencapaian pajak pada KPP Pratama Payakumbuh pada tahun 2012 juga mengalami penurunan untuk rencana sebesar 17,73%. Sedangkan realisasi juga mengalami penurunan sebesar 14,78 %. Sementara jika dilihat dari kontribusi pajak KPP Pratama Payakumbuh terhadap kanwil DJP sumatera barat dan jambi mengalami fluktuasi baik dari rencana maupun realisasi per jenis pajak. Hasil selengkapnya tentang kontribusi rencana dan realisasi penerimaan pajak KPP Pratama Payakumbuh terhadap Kanwil DJP Sumatera Barat dan Jambi dapat dilihat rencana kontribusi pajak pengasilan kota Payakumbuh pada tahun 2011 sebesar 2,96% naik pada tahun 2012 menjadi 3,37%, sementara untuk realisasi kontribusi pajak penghasilan kota Payakumbuh pada tahun 2011 sebesar 3,24% turun pada tahun 2012 menjadi 7,67%. Hal ini berbanding terbalik dengan rencana kontribusi pajak PPN dan PpnBM kota Payakumbuh pada tahun 2011 sebesar 2,46% turun pada tahun 2012 menjadi 1,48%, sementara untuk realisasi kontribusi pajak PPN dan PpnBM kota Payakumbuh pada tahun 2011 sebesar 1,71%, mengalami peningkatan pada tahun 2012 menjadi 2,14%. Kemudian jika dilihat dari rencana kontribusi pajak PBB dan BPHTB kota Payakumbuh pada tahun 2011 sebesar 4,16% turun pada tahun 2012 menjadi 1,11%, diikuti juga penurunan realisasi kontribusi pajak pada tahun 2011 sebesar 5,87% menjadi 1,19% pada tahun 2012. Sedangkan jika dilihat untuk rencana kontribusi pajak lainnya dan PIB kota Payakumbuh pada tahun 2011 sebesar 1,83% naik pada tahun 2012 menjadi 4,50%, sementara untuk realisasi kontribusi pajak lainnya dan PIB kota
Payakumbuh pada tahun 2011 sebesar 4,37% naik pada tahun 2012 menjadi 4,98%. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa seharusnya pajak penghasilan bisa memberikan kontribusi yang lebih banyak dibandingkan jenis pajak lainnya. Namun pajak penghasilan baik rencana maupun realisasi keduanya samasama mengalami penurunan. Nugroho dan Zulaikha, (2012) mengatakan faktor-faktor yang mempengaruhi berkurangnya kesadaran membayar pajak antara lain kurangnya persepsi atas efektivitas sistem perpajakan yang buruk, kemudian pelayanan fiskus yang buruk, sehingga dengan berkurangnya kesadaran membayar pajak juga berpengaruh kepada kemauan untuk membayar pajak. Pada penelitian meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas yang terdaftar di KPP Pratatama Payakumbuh. Penelitian yang dilakukan merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya. Perbedaannya adalah jika penelitian sebelumnya, dilakukan pada tahun 2012 sedangkan penelitian ini dilakukan pada tahun 2014. Pada penelitian ini terdapat pengurangan variabel yaitu pengetahuan dan pemahaman akan peraturan perpajakan disebabkan karena sebagian wajib pajak telah mengerti tentang peraturan perpajakan yang ada dan jika penelitian sebelumnya dilakukan di Semarang sedangkan penelitian ini dilakukan di Payakumbuh. Undang-undang tentang perpajakan dengan jelas mencantumkan kewajiban para wajib pajak, jika tidak memenuhi kewajiban tersebut maka sanksi yang dikenakan jelas. Tetapi di lapangan dapat terjadi seorang wajib pajak yang berskala besar dapat melakukan kesepakatan dengan oknum petugas pajak untuk melakukan pengurangan jumlah nominasi pajak sang wajib pajak.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian, maka dapat ditarik permasalahanpermasalahan yang timbul dalam penelitian ini. Adapaun pertanyaan yang timbul adalah sebagai berikut : 1. Apakah persepsi atas efektifitas sistem perpajakan berpengaruh terhadap kesadaran membayar pajak? 2. Apakah pelayanan fiskus yang berkualitas berpengaruh terhadap kesadaran membayar pajak? 3. Apakah kesadaraan membayar pajak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak? TINJAUAN PUSTAKA Persepsi atas efektifitas sistem perpajakan Persepsi dapat dinyatakan sebagai suatu proses pengorganisasian, penginteprestasian terhadap stimulus oleh organisasi atau individu sehingga merupakan suatu yang berarti dan merupakan aktifitas integrated dalam diri individu. Sedangkan efektifitas memiliki pengertian suatu pengukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kualitas, kuantitas, dan waktu) telah tercapai. Persepsi wajib pajak terhadap kinerja penerimaan pajak, Maria Karanta,et,al Suryadi (2006) menyatakan bahwa persepsi masyarakat terhadap kinerja Badan Perpajakan Nasional Swedia, ini dilihat dari: kesadaran prosedur yang bermanfaat bagi wajib pajak, kebutuhan bagi wajib pajak, perlakuan yang adil, keahlian aparat dalam mendeteksi kesalahan,serta dalam mengoreksi laporan pajak. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa persepsi wajib pajak yang positif dapat mempengaruhi perilaku wajib pajak dalam membayar pajak. Widayati dan Nurlis (2010) hal-hal yang mengindikasikan efektifitas sistem perpajakan yang saat ini dapat dirasakan oleh wajib pajak antara lain : (1) Adanya sistem pelaporan melalui eSPT dan e-filling. Wajib pajak dapat melaporkan pajak secara lebih mudah dan cepat.
(2) Pembayaran melalui e-banking yang memudahkan Wajib Pajak dapat melakukan pembayaran dimana saja dan kapan saja. (3) Penyampaian SPT melalui drop box yang dapat dilakukan di berbagai tempat, tidak harus di KPP tempat Wajib Pajak terdaftar. (4) Peraturan perpajakan dapat diakses secara lebih cepat melalui internet, tanpa harus menunggu adanya pemberitahuan dari KPP tempat Wajib Pajak terdatar. (5) Pendaftaran NPWP yang dapat dilakukan secara online melalui eregistration dari website pajak. Hal ini akan memudahkan Wajib Pajak untuk memperoleh NPWP secara lebih cepat. Persepsi wajib pajak terhadap sistem perpajakan di Indonesia berkaitan dengan media yang digunakan dalam membayar pajak. Jika wajib pajak merasa bahwa sistem parpajakan yang ada adalah terpercaya, handal dan akurat, maka wajib pajak akan memiliki pandangan yang positif untuk sadar membayar pajak. Namun jika sistem perpajakan yang ada tidak memuaskan bagi wajib pajak, maka hal itu dapat turut mempengaruhi kesadaran wajib pajak. Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah: H1: Persepsi atas efektifitas sistem perpajakan berpengaruh terhadap kesadaran membayar pajak. Pengaruh pelayanan fiskus yang berkualitas terhadap kesadaran membayar pajak Pelayanan yang baik merupakan salah satu faktor penting dalam menciptakan kepuasan kepada pelanggan. Suatu layanan dapat dikatakan baik apabila usaha yang dijalankan sesuai dengan apa yang diharapkan. Pelayanan yang berkualitas adalah pelayanan yang dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dan tetap dalam batas memenuhi standar pelayanan yang dapat
dipertanggungjawabkan serta harus dilakukan secara terus-menerus. Pelayanan yang diberikan oleh fiskus selama proses perpajakan berkaitan dengan sikap Wajib Pajak. Proses perpajakan melibatkan fiskus dan Wajib Pajak membuat pelayanan yang diberikan oleh fiskus turut membentuk sikap (atitude)WajibPajak dalam mengikuti proses perpajakan. Semakin baik pelayanan fiskus maka Wajib Pajak akan memilkik sikap yang positif terhadap proses perpajakan. Namun jika pelayanan fiskus tidak baik, hal itu akan membuat Wajib Pajak enggan untuk membayar pajak sesuai ketentuan yang berlaku. Nugroho dan Zulaikha, (2012) menyimpulkan bahwa pelayanan fiskus berpengaruh postif terhadap kesadaran membayar pajak, kemudian variabel kesadaran membayar pajak berpengaruh positif terhadap kemauan membayar pajak. . Suryadi (2006) menekankan pada pentingnya kualitas aparat pajak dalam memberikan pelayan kepada Wajib Pajak. Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah: H2: Pelayanan fiskus yang berkualitas berpengaruh terhadap kesadaran membayar pajak. Pengaruh kesadaran membayar pajak dengan kemauan membayar pajak Kesadaran membayar pajak memiliki arti keadaan dimana seseorang mengetahui, memahami, dan mengerti tentang cara membayar pajak. Nugroho dan Zulaikha, (2012) menyimpulkan dari data yang dianalisis, hasil uji yang di lakukan diperoleh kesimpulan Kerangka Pemikiran Metode penelitian menggunakan dua persamaan. Pada persamaan pertama persepsi atas efektifitas sistem perpajakan, pelayanan fiskus yang berkualitas terhadap kesadaran membayar pajak. Kemudian pada persamaan
bahwa pengetahuan dan pemahaman akan pertaturan perpajakan, pelayanan fiskus yang berkulaitas, dan persepi atas efektifitas sistem perpajakan berpengaruh postif terhadap kesadaran membayar pajak, kemudian variabel kesadaran membayar pajak berpengaruh positif terhadap kemauan membayar pajak. Penelitian Chatarina (2004) menyimpulkan bahwa sikap aparat pajak tidak mempengaruhi kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak, namun sikap aparat pajak bersama-sama dengan pembelajaran pajak dan sosialisasi perpajakan secara signifikan mempengaruhi kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak. Tedi Permadi, Nasir dan Yuneita (2013) studi kemauan membayar pajak pada wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas (Kasus Pada KPP Pratama Tampan Pekanbaru) .Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan : (1) Variabel kesadaran membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan pajak serta norma moral secara parsial berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak pada wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. (2) Variabel persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan serta variabel tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum secara parsial tidak berpengaruh terhadap kemuan membayar pajak pada wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah: H3: Kesadaran membayar pajak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak.
kedua kesadaran membayar pajak terhadap kemauan membayar pajak. Pada bagian ini akan ditampilkan ringkasan gambar kerangka pemikiran yang akan ditunjukan pada gambar 1 berikut ini :
Persepsi atas efektifitas sistem perpajakan
H1 Kesadaran membayar pajak
H3
Kemauan membayar pajak
H2
Pelayanan fiskus yang berkualitas
Gambar 1 Kerangka Pemikiran
METODA PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wajib pajak orang pribadi (WPOP) yang terdaftar di KPP Pratama Payakumbuh yang berjumlah 22.368 orang per 20 Maret 2014. Kemudian sampel dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi (WPOP) yang melakukan perkerjaan bebas yang terdaftar di KPP Pratama Payakumbuh.
Maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 responden. Teknik pemilihan sampel yang digunakan adalah random sampling, yaitu cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi. Teknik Pengumpulan Data
Sarwono, (2012) mengatakan dalam menghitung ukuran sampel yang akan digunakan pada penelitian ini menggunakan rumus slovin sebagai berikut : 𝑛=
𝑁 1 + 𝑁(𝑒)2
Dimana : n = ukuran sampel N = populasi 𝑒 = tingkat ketepatan yang diinginkan = 100% - 90% = 10% atau (0,1) Berdasarkan pada rumus tersebut, maka perhitungan untuk jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 𝑁 1 + 𝑁(𝑒)2 22.368 𝑛= 1 + 22.368(0,1)2 𝑛 = 99,55 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑛=
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner. Sugiyono (2003) mengatakan kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Variabel dan Skala Pengukuran Konsep-konsep yang akan diukur dalam penilitian ini adalah ketiga faktor kemauan membayar pajak (Willingness to Pay Tax). Operasional variabel dalam penilitian ini diukur dengan menggunakan beberapa indikator empirik yang telah disiapkan. Pertanyaan-pertanyaan yang akan dicantumkan dalam kuesioner akan dikembangkan sesuai dengan indikator
empirik yang digunakan pengukuran konsep.
dalam
Variabel-variabel yang tersebut adalah: 1. Persepsi atas efektifitas perpajakan
diukur sistem
a. Pembayaran pajak melalui eBanking b. Penyampaian SPT melalui e-SPT dan e-Filling c. Penyampaian SPT melalui drop box d. Update peraturan pajak terbaru secara online melalui internet. e. Pendaftaran NPWP melalui eregister Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert yaitu skala yang didesain untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju (sering) atau tidak setuju (tidak sering) dengan pernyataan pada skala 4 atau interval 1 sampai 4. Interval 1 sampai 4 tersebut terdiri dari ; 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = setuju, 4 = sangat setuju. 2. Pelayanan Fiskus a. Fiskus diharapkan memiliki kompetensi Skill, Knowledge, Experience dalam hal kebijakan perpajakan, administrasi pajak, dan perundang-undangan. b. Fiskus memiliki motivasi tinggi sebagai pelayan publik. c. Perluasan Tempat Pelayanan Terpadu (TPT). d. TPT dapat memudahkan pengawasan terhadap proses pelayanan yang diberikan kepada wajib pajak. e. Sistem informasi perpajakan dan sistem administrasi perpajakan merupakan sistem layanan prima kepada wajib pajak menjadi semakin nyata. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert yaitu skala yang
didesain untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju (sering) atau tidak setuju (tidak sering) dengan pernyataan pada skala 4 atau interval 1 sampai 4 (Sekaran, 2006). Interval 1 sampai 4 tersebut terdiri dari ; 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = setuju, 4 = sangat setuju. 3. Kesadaran membayar pajak a. Pajak merupakan bentuk partisipasi dalam menunjang pembangunan negara b. Penundaan pembayaran pajak dan pengurangan beban pajak sangat merugikan negara c. Pajak ditetapkan dengan undangundang dan dapat dipaksakan d. Membayar pajak tidak sesuai dengan yang seharusnya dibayar akan merugikan negara. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert yaitu skala yang didesain untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju (sering) atau tidak setuju (tidak sering) dengan pernyataan pada skala 4 atau interval 1 sampai 4. Interval 1 sampai 4 tersebut terdiri dari ; 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = setuju, 4 = sangat setuju. 4. Kemauan Membayar Pajak a. Konsultasi sebelum melakukan pembayaran pajak b. Dokumen yang diperlukan dalam membayar pajak c. Informasi mengenai cara dan tempat pembayaran pajak d. Informasi mengenai batas waktu pembayaran pajak e. Membuat alokasi dana untuk membayar pajak Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert yaitu skala yang didesain untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju (sering) atau tidak setuju (tidak sering) dengan pernyataan pada skala 4 atau interval 1 sampai 4. Interval 1 sampai 4 tersebut terdiri dari ; 1 = sangat
tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = setuju, 4 = sangat setuju. Metode Analisa Data Dalam melakukan pengujian statistik, maka penulis melakukan pengujian data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan tahapan pengujian meliputi: Uji Kualitas Data Uji Validitas Ghozali, (2013) mengatakan uji ini dapat dilihat dari nilai Kaiser Meyer Olkin Measure Of Sampling Adequency (KMO – MSA) dari variabel jika berada diatas 0,5 hal ini memberikan arti bahwa item-item dari variabel tersebut valid untuk di uji (Ghozali, 2013). Sebaliknya jika factor loading kurang dari 0,4 berarti item tersebut tidak valid.
Analisa Regresi Linear Sederhana Didalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih yang menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Analisis yang digunakan dalam penilitian ini adalah analisa regresi linear sederhana dengan melihat pengaruh hubungan persepsi atas efektifitas sistem perpajakan dan pelayanan fiskus yang berkualitas terhadap kesadaran membayar pajak, dan kesadaran membayar pajak terhadap kemauan membayar pajak (Ghozali, 2013). Persamaan regresi yang terdapat dalam penelitian ini adalah : Y = α + β1 X1 + e
(1)
Z = α + β1 X1 + e
(2)
Y = α + β3 Z + e
Uji Reliabilitas
Y = α + β2 X2 + e
(3)
Sekaran (2011) ) mengatakan bahwa alfa cronbach untuk pengukuran adalah 0,82.Semakin dekat koefisien keandalan dengan 1,0 semakin baik. Secara umum, keandalan kurang dari 0,60 dianggap buruk, keandalan dalam kisaran 0,70 bisa diterima, dan lebih dari 0,80adalah baik. Dengan demikian, keandalan konsistensi internal (internal consistensy) pengukuran yang digunakan dalam studi ini dapat dianggap baik.
Z = α + β2 X2 + e
(4)
Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Untuk mengetahui pola distribusi dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini maka digunakan bantuan uji non parametrik One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Normalnya sebuah item ditentukan dari nilai asymp sig (2 tailed) yang dihasilkan dalam pengujian yang harus > alpha 0,05 (Ghozali, 2013).
Y = α + β3 Z + e Keterangan : Y = Kemauan membayar pajak α = Konstanta β1, β2 β3 = koefisien regresi X1 = Persepsi atas efektifitas sistem perpajakan X2 = pelayanan fiskus yang berkualitas Z = Kesadaran membayar pajak e = error term
Pengujian Hipotesis
Uji t Statistik
Uji Koefisien Determinasi (R Square)
Uji statistik t dilakukan untuk menguji tingkat signifikan pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen secara persial (terpisah).Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Kriteria Pengujian (Ghozali, 2011): a. Bila signifikan < α maka Ha diterima yang berarti bahwa semua variabel independen secara pasial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen atau sebaliknya. b. Bila signifikan > α maka Ha ditolak yang berarti bahwa semua variabel independen secara pasial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen atau sebaliknya.
Menurut Ghozali (2011) menyatakan banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R Square pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R Square nilai Adjusted R Square dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model. Dalam kenyataan nilai adjusted R Square dapat bernilai negatif, walaupun yang dikehendaki harus bernilai positif. Jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted R Square negatif, maka nilai adjusted Square dianggap bernilai nol. Uji F Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat(Ghozali, 2011).Kriteria pengujian : a. Dengan α= 5 % bila signifikan < α maka Ha diterima yang berarti bahwa semua variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen atau sebaliknya. b. Dengan α= 5 % bila signifikan > α maka Ha ditolak yang berarti bahwa semua variabel independen secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen atau sebaliknya.
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Berdasarkan proses pentabulasian data yang telah dilakukan dapat diklasifikasikan responden yang berpartisipasi di dalam penelitian terbanyak berjenis kelamin pria yaitu sebanyak 43 orang (64,2%), berusia 25 – 35 tahun sebanyak 26 orang (38,3%) dengan bidang usaha perdagangan sebanyak 34 orang (50,7%) serta pendapatan / tahun, yaitu berkisar 100250 Juta sebanyak 44 orang (65,7%). Uji Validitas danReliabilitas Uji Validitas Selanjutnya factor loading kurang dari 0,4 berarti item tersebut tidak valid. Hasil uji validitas tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1 Hasil Pengujian Validitas Data Variabel KMO Faktor Loading persepsi atas efektifitas sistem perpajakan 0,619 0,444 – 0,872 (x1) pelayanan fiskus (x2) 0,519 0,572 – 0,952 kesadaran membayar pajak (z) 0,599 0,659 – 0,911 kemauan membayar pajak (y) 0,729 0,598 – 0,770 Sumber : data primer diolah, 2014 Pada tabel 1 terlihat bahwa seluruh variabel yang digunakan item pertanyaannya semuanya memiliki factor loading > 0,40 dan nilai Kaiser Meyer Olkin Measure Of Sampling Adequency (KMO – MSA) seluruh variabel > 0,5, oleh sebab itu seluruh variabel tersebut yang terdiri dari persepsi atas efektifitas sistem perpajakan, pelayanan
Valid Valid Valid
fiskus, kesadaran membayar pajak, dan kemauan membayar pajak memiliki item pertanyaan yang dinyatakan valid dan dapat terus digunakan dalam pengujian reliabilitas. Pengujian Reliabilitas Data Berikut ini disajikan ringkasan hasil uji reliabilitas untuk setiap variabel :
Tabel 2 Hasil Pengujian Reliabilitas Data No Variabel Cronbach Alpha 1. Persepsi atas efektifitas sistem 0,618 perpajakan (x1) 2. pelayanan fiskus (x2) 0,605 3. kesadaran membayar pajak (z) 0,604 4 kemauan membayar pajak (y) 0,762 Sumber : data primer diolah, 2014 Berdasarkan tabel 2 rangkuman hasil uji reliabilitas diatas, nilai cronbach alpha untuk seluruh variabel yang digunakan adalah besar dari 0.60 dan ini menunjukkan seluruh item pernyataan dinyatakan reliabel atau handal
Valid
Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Berdasarkan hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov Smirnov ditemukan hasil sebagai berikut:
Tabel 3 Hasil Pengujian Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Variabel Asymp. Sig. (2-tailed) Cut Off Keterangan persepsi atas efektifitas sistem 0,395 0,05 Normal perpajakan (x1) pelayanan fiskus (x2) 0,220 0,05 Normal kesadaran membayar pajak (z) 0,098 0,05 Normal kemauan membayar pajak (y) 0,401 0,05 Normal Sumber : data primer diolah, 2014
Dengan pengujian One Sample Kolmogorov Smirnov Test dapat diketahui bahwa data kuesioner yang penulis kumpulkan berdistribusi normal. Hasil ini dapat dilihat dari nilai Asymp.Sig. (2-tailed) seluruh variabel besar dari 0,05 yang terdiri dari persepsi atas efektifitas sistem perpajakan, pelayanan fiskus, kesadaran membayar pajak, dan kemauan membayar pajak. Ini menunjukkan bahwa secara umum data yang ditemukan sudah memenuhi asumsi kenormalan data sehingga pengujian statistik parametrik dapat dilakukan untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah diajukan dalam penelitian ini.
Pengujian Hipotesis Pengaruh Persepsi Atas Efektifitas Sistem Perpajakan Terhadap Kesadaran Membayar Pajak Uji Koefisien Determinasi (R Square) Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011). Selanjutnya dari hasil pengolahan data (data primer) yang dapat dilihat pada tabel 4 diperoleh hasil penelitian bahwa:
Tabel 4 Hasil Pengujian Untuk Uji Koefisien Determinasi (R Square) Persamaan I Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate a 1 0,311 0,096 0,083 1,60638 Sumber : data primer diolah, 2014 Dari hasil pengolahan data (data Primer) yang dapat dilihat pada tabel 4 diperoleh hasil bahwa R square adalah sebesar 0.096 hal ini berarti 9,6% dari kesadaran membayar pajak yang dapat dijelaskan oleh persepsi atas efektifitas sistem perpajakan sedangkan sisanya sebesar 90,4% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Pengujian Uji Parsial & t-statistik Pembahasan Hipotesis Pertama
dan
Untuk membuktikan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial atau individu.
Tabel 5 Hasil Pegujian Hipotesis Untuk Uji Parsial Dengan t-statistik Persamaan I Sig Alpha Keterangan Variabel Koefisien regresi Konstanta 8,773 Persepsi atas efektifitas sistem 0,05 0,221 0,011 H1 Diterima perpajakan (x1) Sumber : data primer diolah, 2014 Persamaan Regresi: membayar pajak, berarti H1 diterima pada Z = 8,773 + 0,221 X1 penelitian ini. Hipotesis pertama bertujuan untuk melihat pengaruh persepsi atas efektifitas sistem perpajakan terhadap kesadaran membayar pajak. Berdasarkan tabel 5 diatas dapat dilihat bahwa nilai signifikannya 0,011 < alpha 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa persepsi atas efektifitas sistem perpajakan berpengaruh terhadap kesadaran
Persepsi dapat dinyatakan sebagai suatu proses pengorganisasian, penginteprestasian terhadap stimulus oleh organisasi atau individu sehingga merupakan suatu yang berarti dan merupakan aktifitas integrated dalam diri individu. Sedangkan efektifitas memiliki pengertian suatu pengukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kualitas, kuantitas, dan waktu) telah
tercapai. Persepsi wajib pajak terhadap kinerja penerimaan pajak, Maria Karanta,et,al Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Nugroho dan Zulaikha (2012), dimana berdasarkan hasil uji yang dilakukan diperoleh bahwa persepsi atas efektifitas sistem perpajakan berpengaruh postif terhadap kesadaran membayar pajak.
Uji Koefisien Determinasi (R Square) Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011). Selanjutnya dari hasil pengolahan data (data primer) yang dapat dilihat pada tabel 6 diperoleh hasil penelitian bahwa :
Pengaruh Pelayanan Fiskus Yang Berkualitas Terhadap Kesadaran Membayar Pajak Tabel 6 Hasil Pengujian Untuk Uji Koefisien Determinasi (R Square) Persamaan II Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 0,589a 0,347 0,337 1,36559 Sumber : data primer diolah, 2014 Dari hasil pengolahan data (data Primer) yang dapat dilihat pada tabel 6 diperoleh hasil bahwa R square adalah sebesar 0.347 hal ini berarti 34,7% dari kesadaran membayar pajak yang dapat dijelaskan oleh pelayanan fiskus sedangkan sisanya sebesar 65,3% dijelaskan oleh faktor-
faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Pengujian Hipotesis Kedua Untuk membuktikan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial atau individu.
Tabel 7 Hasil Pegujian Hipotesis Untuk Uji Parsial Dengan t-statistik Persamaan II Sig Alpha Keterangan Variabel Koefisien regresi Konstanta 3,982 Pelayanan fiskus yang berkualitas (x2) 0,536 0,000 0,05 H1 Diterima Sumber : data primer diolah, 2014 diharapkan. Pelayanan yang berkualitas Persamaan Regresi: adalah pelayanan yang dapat memberikan Z = 3,982 + 0,536 X2 kepuasan kepada pelanggan dan tetap dalam batas memenuhi standar pelayanan yang dapat Hipotesis kedua bertujuan untuk dipertanggungjawabkan serta harus dilakukan melihat pengaruh pelayanan fiskus terhadap secara terus-menerus (Supadmi, 2009). kesadaran membayar pajak. Berdasarkan tabel 7 diatas dapat dilihat bahwa nilai Kepuasan wajib pajak dalam signifikannya 0,000 < alpha 0,05 sehingga mendapatkan pelayanan fiskus diduga akan dapat disimpulkan bahwa pelayanan fiskus berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak berpengaruh terhadap kesadaran membayar di dalam membayar pajak. Suryadi (2006) pajak, berarti H2 diterima pada penelitian ini. menekankan pada pentingnya kualitas aparat pajak dalam memberikan pelayanan kepada Pelayanan yang berkualitas wajib pajak. merupakan salah satu faktor penting dalam menciptakan kepuasan kepada pelanggan. Ada beberapa indikator bahwa Suatu layanan dapat dikatakan baik apabila pelayanan fiskus yang berkualitas dapat usaha yang dijalankan sesuai dengan apa yang mempengaruhi kemauan untuk membayar
pajak. Pertama, fiskus diharapkan memiliki kompetensi dalam arti memiliki keahlian, pengetahuan dan pengalaman dalam hal perpajakan, administrasi pajak dan perundang-undangan perpajakan. Kedua, fiskus harus memiliki motivasi yang tinggi sebagai pelayan publik. Ketiga, Kantor Pelayanan Pajak (KPP) diharapkan perluasan tempat pelayanan terpadu (TPT). TPT dapat memudahkan pengawasan terhadap proses proses pelayanan yang diberikan kepada wajib pajak (Widayati dan Nurlis, 2010 ). Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Nugroho dan Zulaikha (2012), dimana berdasarkan hasil uji yang dilakukan
menunjukkan pelayanan fiskus yang berkualitas berpengaruh positif terhadap kesadaran membayar pajak. Pengaruh Kesadaran Membayar Pajak Terhadap Kemauan Membayar Pajak Uji Koefisien Determinasi (R Square) Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011). Selanjutnya dari hasil pengolahan data (data primer) yang dapat dilihat pada tabel 8 diperoleh hasil penelitian bahwa:
Tabel 8 Hasil Pengujian Untuk Uji Koefisien Determinasi (R Square) Persamaan III Model R R Square 1 0,275a 0,076 Sumber : data primer diolah, 2014
Adjusted R Square 0,062
Std. Error of the Estimate 2,29862
Dari hasil pengolahan data (data Primer) yang dapat dilihat pada tabel 8 diperoleh hasil bahwa R square adalah sebesar 0.076 hal ini berarti 7,6% dari kemauan membayar pajak yang dapat
dijelaskan oleh kesadaran membayar pajak sedangkan sisanya sebesar 92,4% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
a. Pengujian Uji Parsial & t-statistik dan Pembahasan Hipotesis Ketiga
Untuk membuktikan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial atau individu.
Tabel 9 Hasil Pegujian Hipotesis Untuk Uji Parsial Dengan t-statistik Persamaan III Sig Alpha Keterangan Variabel Koefisien regresi Konstanta 9,634 kesadaran membayar pajak (z) 0,390 0,024 0,05 H3 Diterima Sumber : data primer diolah, 2014 Persamaan Regresi: Y = 9,634 + 0,390 Z Berdasarkan tabel 9 diatas dapat dilihat bahwa nilai signifikannya 0,024 < alpha 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa kesadaran membayar pajak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak, berarti H3 diterima pada penelitian ini. Kesadaran bahwa pajak merupakan bentuk partisipasi dalam menunjang
pembangunan negara. Dengan menyadari hal ini, wajib pajak mau membayar pajak karena merasa tidak dirugikan dari pemungutan pajak yang dilakukan. Pajak disadari digunakan untuk pembangunan negara guna meningkatkan kesejahteraan warga negara (Vanessa dan Priyo 2009).
Uji Variabel Intervening Untuk melihat kesadaran membayar pajak meintervening hubungan antara persepsi atas efektifitas sistem perpajakan dan
pelayanan fiskus terhadap kemauan membayar pajak dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 2 Hasil Pengaruh Uji Variabel Intervening 0,277 (sig = 0,024) Persepsi atas efektifitas sistem perpajakan
0,221 (sig=0,011)
0,390 (sig=0,024)
Kesadaran membayar pajak
Kemauan membayar pajak
0,536(sig=0,000) Pelayanan fiskus yang berkualitas
0,342(sig=0,030)
Berdasarkan gambar 2 dapat diuraikan hasil pengujian sebagai berikut : Pengaruh persepsi atas efektifitas atas sistem perpajakan terhadap kemauan membayar pajak dengan kesadaran membayar pajak sebagai variabel intervening Berdasarkan gambar 2 diatas dapat dilihat pengaruh langsung dan tidak langsung persepsi atas efektifitas sistem perpajakan terhadap kemauan membayar pajak sebagai berikut : Pengaruh langsung persepsi atas efektifitas sistem perpajakan ke kemauan membayar pajak (x1 ke y) Pengaruh tak langsung persepsi atas efektifitas sistem perpajakan ke kesadaran membayar pajak ke kemauan membayar pajak (x1 ke z ke y)
= 0,277
= 0,221 x 0,390 = 0,086
Berdasarkan hasil disimpulkan bahwa kesadaran membayar pajak tidak bisa meintervening hubungan antara persepsi atas
efektifitas sistem perpajakan terhadap kemauan membayar pajak, disebabkan karena pada persamaan secara tidak langsung nilai koefisien regresinya sebesar 0,086 lebih kecil dibandingkan hubungan secara langsung sebesar 0,277 meskipun semuanya dalam keadaan signifikan. Hal ini juga mengindikasikan bahwa meskipun wajib pajak memiliki penghasilan, mengetahui hak dan kewajibannya dalam perpajakan, serta mengetahui sanksi pajak namun kebanyakan wajib pajak tersebut mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP disebabkan kebutuhan mereka akan NPWP itu sendiri, bukan karena kesadaran untuk membayar pajak sehingga kesadaran membayar pajak tidak bisa digunakan sebagai perantara untuk mempengaruhi persepsi atas efektifitas sistem perpajakan. Pengaruh pelayanan fiskus terhadap kemauan membayar pajak dengan kesadaran membayar pajak sebagai variabel intervening Berdasarkan gambar 2 diatas dapat dilihat pengaruh langsung dan tidak langsung pelayanan
fiskus terhadap kemauan membayar pajak sebagai berikut :
Pelayanan fiskus ke kemauan membayar pajak Pengaruh tak langsung Pelayanan fiskus ke kesadaran membayar pajak ke kemauan membayar pajak
persamaan secara tidak langsung nilai koefisien regresinya lebih kecil dibandingkan hubungan secara langsung meskipun semuanya dalam keadaan signifikan.
= 0,342 Keterbatasan Penelitian = 0,536 x 0,390 = 0, 209
Berdasarkan hasil disimpulkan bahwa kesadaran membayar pajak tidak bisa meintervening hubungan antara pelayanan fikus terhadap kemauan membayar pajak, disebabkan karena pada persamaan secara tidak langsung nilai koefisien regresinya sebesar 0,209 lebih kecil dibandingkan hubungan secara langsung sebesar 0,342 meskipun semuanya dalam keadaan signifikan. Hal ini juga mengindikasikan bahwa meskipun pelayanan yang diberikan petugas wajib pajak baik, namun kebanyakan wajib pajak bukan lagi mempertimbangkan pelayanan yang diberikan kantor pajak dalam kesadarannya membayar pajak karena pelayanan yang baik memang harus diberikan oleh setiap kantor pajak, sehingga pelayanan fiskus tidak mampu menjadi perantara yang lebih baik secara tidak langsung untuk meningkatkan pengaruh pelayanan fiskus terhadap kemauan membayar pajak, disebabkan hasil yang diperoleh lebih baik pelayanan fiskus mempengaruhi kemauan membayar pajak secara langsung. PENUTUP Kesimpulan Dari hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Persepsi atas efektifitas sistem perpajakan berpengaruh terhadap kesadaran membayar pajak 2. Pelayanan fiskus berpengaruh terhadap kesadaran membayar pajak 3. Kesadaran membayar pajak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak. 4. Kesadaran membayar pajak tidak bisa meintervening hubungan antara pengetahuan dan pemahaman akan peraturan perpajakan dan pelayanan fikus terhadap kemauan membayar pajak, disebabkan karena pada
Penelitian ini memiliki sejumlah keterbatasan yang perlu diperhatikan bagi penelitian yang akan datang, yaitu sebagai berikut: 1. Kemungkinan timbulnya ketidakjelasan terhadap respon dari responden, karena adanya ketidakseriusan responden dalam menjawab semua pertanyaan yang ada dalam kuesioner serta kesalahan interpretasi oleh responden mengenai maksud pertanyaan yang sesungguhnya, sehingga menyebabkan variabel tidak terukur secara sempurna. 2. Masih terdapat variabel independen lain yang mempengaruhi variasi dalam variabel kesadaran membayar pajak dan kemauan membayar pajak yang belum tergali pada penelitian ini seperti persepsi atas efektivitas sistem perpajakan. Saran Saran-saran yang dapat disampaikan oleh penulis sebagai hasil dari penelitian, pembahasan, kesimpulan serta keterbatasan di atas adalah: 1. Memperbesar jumlah sampel penelitian 2. Melakukan pengujian lebih lanjut dengan menambahkan variabel lain yang mempengaruhi kesadaran membayar pajak dan kemauan membayar pajak, misalnya persepsi atas efektifitas sistem perpajakan. DAFTAR PUSTAKA Chatarina. 2004. Analisis terhadap Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesadaran Wajib Pajak dalam Membayar Pajak. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
-------------------.2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS21 Update PLS Regresi. Edisi 7.Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Vanessa Tatiana, Priyo Hari. 2009 .Dampak sunset policy terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan membayar pajak.Makalah Simposium Nasional IndonesiaPerpajakan II. Madura.
Judisseno, Rimsky. K. 2004. Perpajakan Edisi Revisi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Widayati dan Nurlis. 2010.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Untuk Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Pekerjaan Bebas( Studi Kasus Pada Kpp Pratama Gambir Tiga). Proceeding Simposium Nasional Akuntansi XII. Halaman 1-23. Purwokerto.
Nugroho, Rahman adi dan Zulaikha. 2012. Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar Pajak Dengan Kesadaran Membayar Pajak Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Pekerjaan Bebas Yang Terdaftar Di KPP Pratama Semarang Tengah Satu).diponegoro journal of accounting Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 1-11. Semarang. Permadi Tedi, Azwir Nasir dan Yuneita Anisma. 2013. Studi kemauan membayar pajak pada wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas (Kasus Pada KPP Pratama Tampan Pekanbaru).Jurnal Ekonomi Volume 21, Nomor 2 Juni 2013, Halaman 1-18. Pekanbaru. Sarwono, Jonathan. 2012. Metode Riset Skripsi Pendekatan Kuantitatif (Menggunakan Prosedur SPSS) tuntunan Praktis Dalam Menyusun Skripsi. Jakarta : Elex Media Komputindo. Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Buku I dan II.Edisi 4.Jakarta : Salemba Empat. -----------------. 2011. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Buku II.Edisi 4.Jakarta :Salemba Empat. Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Kelima. Bandung : Alfabeta. Suryadi.2006. Model Hubungan Kausal Kesadaran, Pelayanan, Kepatuhan Wajib Pajak Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Penerimaan Pajak: Suatu Survey Diwilayah Jatim. Jurnal Keuangan Publik. Vol.4 No.1: 105-121.Jawa Timur.