PENGARUH PEMERIKSAAN INTERIM, LINGKUP AUDIT, INDEPENDENSI, PENGALAMAN DAN KEAHLIAN AUDIT TERHADAP PERTIMBANGAN OPINI AUDIT PADA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN PERWAKILAN PROVINSI SUMATERA BARAT DI PADANG Abdullah, Ethika, Popi Fauziati Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta Email: abdullah.abdul91yahoo.co.id
Abstract Audit opinion is a formal opinion, or disclaimer thereof, issued by an independent external auditor as a result of an internal or external audit or evaluation performed on an auditte. An auditor issues opinion on financial report throught several steps which include planning, implementing, and reporting whereas the audit report must be proven by exact evidence. The purpose of this research is to test the effect interim auditing, audit scope, audit’s idependence, audits experience and audits expertise to audit opinion using multiple regression analysis. Audit Board of Republic Indonesia, West Sumatera Representative, is the object of this research. This research is an empirical research, questionnaire and list of questions are used to collect all data. The responders include auditors in Audit Board of Republic Indonesia, West Sumatera Representative. This research six variables, including five independent variables (interim auditing, audit scope, audits independence, audits experience and audits expertise) and one dependent variable which are audit opinion consideration. The conclusion of this research explains how interim auditing affects audit opinion consideration, on the other hand, variables such as audit scope, audits independence, audits experience and audits expertise are no effect to audit opinion consideration. The determination coefficient score shows intering auditing, audit scope, audits independence, audits experience and audits expertise altogether affect dependent variable (audit opinion consideration) as 36,70%, while the other 63,30% affected by other factors. Keyword: interim auditng, audit scope, audits independence, audits experience audits expertise, and audit opinion consideration menyatakan sebuah pendapatnya sesuai dengan PENDAHULUAN
bukti yang ada dan kondisi dilapangan. Opini
Opini audit merupakan pendapat yang
audit dijadikan sebagai indikator akuntabilitas
diberikan oleh auditor independen atas kewajaran
pemerintah, dimana opini audit merupakan suatu
laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya
tolak ukur dari hasil penyelenggaraan suatu
(auditee). Auditor memberikan opini audit atas
kegiatan pemerintahan dalam suatu periode
kewajaran laporan keuangan melalui berbagai
akuntansi yang disusun dalam satu tahun
tahapan ada tahapan perencanaan, tahapan
anggaran
pelaksanaan dan tahapan pelaporan dimana
pemerintah kepada pihak yang berkepentingan.
1.
dalam tahap laporan tersebut auditor harus
sebagai
pertanggungjawaban
Kell dan Boynton (2001) dalam Akbar (2012) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan auditor menerbitkan qualified opinion, adverse opinion, dan disclaimer opinion (penyimpangan dari laporan standar) adalah sebagai berikut :
keahlian audit mempengruhi pertimbangan opini audit pada BPK Perwakilan Provinsi Sumatera Barat?.
Penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan manfaat serta masukan kepada penelitian, auditor dan penelitian berikutnya
1. A Scope Limitation. 2. Non conformity with GAAP (other than requaired nonconformity with promulgated GAAP in usual circumstances). 3. Inconsistency in accounting principles not accounted for in conformity with GAAP. 4. Inadequate disclosure. 5. Uncertainty not accounted for in conformity with GAAP. 6. Subtantial doubt about on entity's going concern status not accounted for in conformity with GAAP. 7. Circumtance pertaining to opinion based in part on report of another auditor.
sebagai tambahan referensi. 2.
LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1.
Pemeriksaan Interim Siegel dan Shim (2000) dalam BPK (2010)
melihat
pemeriksaan
menguji kembali penelitin yang dilakukan oleh Akbar (2012) yang meneliti adanya pengaruh pelaksanaan Pemeriksaan Interim, Pembatasan Lingkup Audit, dan Independensi terhadap pertimbangan Opini Auditor dan Penelitian Adrian (2013) Skeptisme Profesional, Etika, Pengalaman, dan Keahlian Audit berpengaruh terhadap Pertimbangan Opini Audit. Penelitian yang menjadi acuan utama penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Akbar (2012), adapun perbedaan dari penelitian sebelumnya yaitu dengan menambah 2 variabel independen yaitu variabel pengalaman dan keahlian audit yang telah diteliti oleh Adrian (2013). Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: Apakah pemeriksaan interim, lingkup audit, independensi, pengalaman dan
dari
dua
pendekatan, yaitu: 1. Pemeriksaan keuangan terhadap laporan keuangan interim (audit of an interim period),
Tujuan dari penelitian ini untuk
interim
misalnya
Triwulanan
atau
Laporan
Keuangan
Laporan
Keuangan
Semesteran. 2. Bagian dari suatu proses pemeriksaan keuangan terhadap laporan keuangan tahunan yang dilakukan selama periode akuntansi masih berjalan. Pemeriksaan yang dilakukan dapat
meliputi
persediaan,
atau
konfirmasi, kegiatan
cek
fisik
pemeriksaan
lainnya yang nantinya akan digabungkan dengan tahap akhir pemeriksaan keuangan secara
menyeluruh
terhadap
laporan
keuangan tahunan yang diperiksa. (Part of an audit carried out while the accounting period of the full audit is still in process. During interim audit work periods, the work scheduled may be confirmations, inventory observation, or other audit steps that will be concluded during the final phase of the annual audit.)
Lingkup Audit
auditing
Peraturan BPK RI Nomor 1 (2007)
Profesional Akuntan Publik. Untuk praktik
Lingkup pemeriksaan adalah batas pemeriksaan
sebagai auditor independen seseorang harus
dan harus terkait langsung dengan tujuan
memenuhi
pemeriksaan. Misalnya, lingkup pemeriksaan
pengalaman kerja tertentu. Auditor independen
menetapkan
harus
2.2.
parameter
pemeriksaan
seperti
yang
tercantum
persyaratan
independen
tidak
dalam
pendidikan
memihak
Standar
dan
kepada
periode yang direviu, ketersediaan dokumen atau
kliennya. Pihak yang memanfaatkan jasa auditor
catatan yang diperlukan, dan lokasi pemeriksaan
independen terutama adalah pihak selain klien,
di lapangan yang akan dilakukan. Bayangkara
oleh karena itu independensi auditor dalam
(2011) Ruang lingkup audit menunjukan berbagai
melaksanakan keahliannya merupakan hal pokok,
aspek dari program/aktivitas yang diaudit dan
meskipun auditor tersebut dibayar oleh kliennya
periode waktu dari program/aktivitas yang
karena jasa yang diberikannya tersebut. Adapun
diaudit oleh auditor.
tanggung jawab auditor independen adalah
2.3.
Independensi
mengaudit
Mulyadi (2013) Independensi merupakan
mengumpulkan bukti-bukti yang kompeten dan
standar umum yang kedua mengatur sikap mental
mencukupi untuk memberikan pendapat tentang
independen auditor dalam menjalankan tugasnya.
laporan keungan klien, Sumiyana (2014).
Independensi bearti sikap mental yang bebas dari
2.4.
laporan
keuangan
klien
serta
Pengalaman
pengaruh , tidak dikendalikan oleh pihak lain,
Mulyadi (2013) Pengalaman auditor
tidak tergantung pada orang lain. Independensi
dimaksud adalah akumulasi gabungan dari
juga bearti adanya kejujuran dalam diri auditor
semua yang diperoleh melalui interaksi dan
dalam mempertimbangkan fakta dan adanya
ada 3 faktor dalam Pengalaman auditor yaitu:
pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya.
Independensi
merupakan
(1) Pelatihan Profesi, (2) Pendidikan, (3) Lama Kerja.
kemampuan auditor untuk mengambil sudut
Tubbs (1992) dalam Adrian (2013) auditor
pandang tidak biasa dalam penampilan dari jasa
yang berpengalaman memiliki keunggulan dalam
professional, independensi penampilan adalah
hal mendeteksi kesalahan, memahami kesalahan
kemampuan auditor untuk mempertahankan
secara akurat, dan mencari penyebab kesalahan.
sudut pandang yang tidak bias di mata orang lain.
Sedangkan menurut Murphy dan Wrigth (1984)
Mulyadi
(2013)
Auditor
independen
dalam Adrian (2013) memberikan bukti empiris
adalah akuntan publik yang melaksanakan
bahwa seseorang yang berpengalaman dalam
penugasan audit atas laporan keuangan historis,
suatu bidang subtantif memiliki lebih banyak hal
yang menyediakan jasa audit atas dasar standar
yang tersimpan dalam ingatannya.
2.5.
Keahlian Audit
2.6.
Pertimbangan Opini Audit
Dalam melaksanakan audit untuk sampai pada suatu pernyataan pendapat, auditor harus
Pertimbangan opini audit yaitu proses pertimbangan
opini
mempengaruhi senantiasa bertindak sebagai seorang ahli dalam bidang
akuntansi
dan
bidang
auditing.
Pencapaian keahlian tersebut dimulai dengan
audit
yang
dapat
auditor
dalam
memberikan/menyatakan pendapat atas hasil akhir
dari
tahapan
audit.
Adapun
dasar
pertimbangan opini audit, Yulianto (2010) yaitu kecukapan bukti, salah saji, dan materialitas.
pendidikan formalnya, yang diperluas melalui pengalaman-pengalaman
selanjutnya
dalam
praktik audit. Untuk memenuhi persyaratan
1. Kecukupan Bukti SPKN
mensyaratkan
senantiasa
auditor
menggunakan
untuk
kemahiran
profesionalnya secara cermat dan seksama sebagai seorang professional, auditor harus menjalani pelatihan teknis yang cukup. Pelatihan ini harus secara memadai mencakup aspek teknis
(due professional care) dalam pelaksanaan pemeriksaan
serta
penyusunan
laporan.
Selanjutnya, dalam pelaksanaan tugasnya, pemeriksa juga wajib mengumpulkan bukti
maupun pendidikan umum (SA Seksi 210) Menurut Jaafar dan Sumiyati (2005), Hasyim (2013) pengertian keahlian audit meliputi
yang
kompeten
melalui
inspeksi,
pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit
keahlian
mengenai
pemeriksaan
maupun
penguasaan masalah yang diperiksanya ataupun pengetahuan yang dapat menunjang tugas
2. Salah Saji SPKN menyatakan bahwa pemeriksaan keuangan keyakinan
pemeriksaan.
Keahlian
tersebut
mencakup:
merencanakan pemeriksaan, menyusun Program Kerja
Pemeriksaan
(PKP),
melaksanakan
bertujuan yang
untuk
memberikan
memadai
(reasonable
assurance) apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Standar ini secara
Program Kerja Pemeriksaan, menyusun Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP), menyusun Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP), mendistribusikan
implisit menyatakan bahwa pemeriksaan keuangan adalah sebuah proses pengumpulan dan evaluasi bukti agar auditor dapat menilai apakah laporan keuangan secara keseluruhan
Laporan Hasil Pemeriksaan, memonitor Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP).
bebas dari salah saji yang material. 3. Materialitas
Hal ketiga yang perlu dipertimbangkan
2. Opini WTP DPP
auditor dalam menyimpulkan opini atas
Jika pada dasarnya pemeriksa memberikan
laporan keuangan, di samping kecukupan
Pendapat WTP, tetapi dalam keadaan tertentu
bukti dan salah saji, adalah materialitas.
mengharuskan
Materialitas merupakan konsep sentral dalam
bahasan penjelasan, yaitu (1) Pendapat
audit keuangan karena menjadi tolok ukur
pemeriksa
dalam menentukan derajat salah saji yang
pemeriksa lain; (2) Menyimpang dari PABU,
terjadi dalam pelaporan keuangan. Sebuah
namun diatur oleh regulator tertentu; (3)
salah saji dapat dikatakan material apabila
Inkonsitensi
kesalahan
dapat
Penekanan atas suatu hal. Paragraf penjelasan
mempengaruhi keputusan yang diambil oleh
tersebut tidak mengurangi makna dari opini
pengguna laporan.
WTP yang telah diberikan oleh pemeriksa.
penyajian
tersebut
Undang-undang Nomor 15 Tahun
pemeriksa
sebagian
yang
menambahkan
didasarkan
dapat
pada
diterima;
(4)
3. Opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP)
2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Opini
Wajar
Dengan
Tanggung Jawab Keuangan Negara, terdapat
menyatakan
tipe-tipe opini
menyajikan secara wajar, dalam semua hal
dalam menilai kewajaran atas laporan keuangan
yang material, posisi keuangan, hasil usaha,
yang disajikan sebagai berikut:
dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan
1. Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
prinsip akuntansi yang berlaku umum di
bahwa
Pengecualian,
laporan
keuangan
Opini Wajar Tanpa Pengecualian menyatakan
Indonesia, kecuali untuk dampak hal-hal yang
bahwa laporan keuangan menyajikan secara
berhubungan
wajar, dalam semua hal yang material, posisi
Opini WDP diberikan apabila pemeriksa
keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas
menaruh
tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang
bersangkutan dengan keuangan atau dalam
berlaku umum di Indonesia. Opini WTP hanya
keadaan bahwa laporan keuangan tersebut
dapat diberikan bila pemeriksa berpendapat
secara keseluruhan adalah wajar, kecuali
bahwa berdasarkan audit yang sesuai dengan
untuk hal-hal tertentu akibat faktor tertentu
standar, penyajian laporan keuangan telah
yang menyebabkan kualifikasi pendapat.
sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berlaku
Terdapat dua hal yang mengakibatkan opini
Umum (PABU), konsisten dan mengandung
WDP yaitu adanya pembatasan ruang lingkup
penjelasan atau pengungkapan yang memadai
dan salah saji karena pelanggaran PABU yang
sehingga tidak menyesatkan pemakainya,
material.
serta tidak terdapat ketidakpastian yang luar biasa (material).
dengan
keberatan
4. Opini Tidak Wajar (TW)
yang
atau
dikecualikan.
pengecualian
Opini Tidak Wajar menyatakan bahwa laporan
pemeriksaan
keuangan
tidak
pertimbangan opini audit. Komarawijaya (2011)
menyajikan secara wajar posisi keuangan,
membuktikan adanya pengaruh pelaksanaan
hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai
pemeriksaan interim terhadap pertimbangan
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
opini audit. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
di Indonesia. Opini ini diberikan pemeriksa
Suhartini
karena pengecualian atau kualifikasi terhadap
pemeriksaan
kewajaran penyajian bersifat sangat material
terhadap
(yang dapat
Berdasarkan penelitian pendahuluan diatas maka
dilihat dari nilai yang terpengaruh, dan atau
dapat diturunkan hipotesis penelitian sebagai
banyak akun yang tidak wajar, dan atau
berikut :
banyaknya laporan yang terpengaruh).
H1:
secara
keseluruhan
5. Pernyataan Menolak Memberikan Opini Pernyataan
Menolak
menyatakan
bahwa
interim
(2009)
berpengaruh
terhadap
mengemukakan
interim
berpengaruh
pertimbangan
Pemeriksaan
bahwa
opini
interim
positif auditor.
berpengaruh
terhadap pertimbangan opini audit
Memberikan
Opini
pemeriksa
tidak
2.7.2. Lingkup
Audit
terhadap
Pertimbangan Opini Audit
menyatakan pendapat atas laporan keuangan.
Hasil penelitian Komarawijaya (2011),
Opini ini dapat diterbitkan apabila pemeriksa
Akbar (2012), Suhartini dan Ariyanto (2012), dan
tidak yakin atau ragu akan kewajaran laporan
Hasyim (2013) bahwa lingkup audit berpengaruh
keuangan karena pemeriksa tidak dapat
terhadap
melaksanakan audit sesuai standar sebagai
Penelitian ini tidak sejalan dengan Siregar (2012)
akibat pembatasan ruang lingkup audit,
yang pembuktian bahwa lingkup audit tidak
pemeriksa berkedudukan tidak independen
berpengaruh terhadap pertimbangan opini audit.
terhadap pihak yang diauditnya dan adanya
Berdasarkan penelitian pendahuluan diatas maka
ketidakpastian
dapat diturunkan hipotesis penelitian sebagai
luar
biasa
yang
sangat
mempengaruhi kewajaran laporan keuangan. 2.7.
2.7.1. Pemeriksaan
Interim
berikut : H2:
Pengembangan Hipotesis terhadap
pertimbangan opini audit. Hasil
Lingkup Audit berpengaruh terhadap pertimbangan opini audit
2.7.3. Independensi terhadap Pertimbangan
Pertimbangan Opini Audit
Opini Audit Hasil menunjukan
penelitian bahwa
Akbar
(2012)
pemeriksaan
interim
berpengaruh terhadap pertimbangan opini audit. Hal ini sejalan dengan penelitian Suhartini dan Ariyanto (2012) yang menunjukan bahwa
Penelitian yang dilakukan oleh Ariyanto (2010), Komarawijaya (2011) Siregar (2012), Akbar (2012) dan Hasyim (2013) bahwa independensi
berpengaruh
terhadap
pertimbangan opini audit. Hasil Penelitian ini
tidak sejalan dengan Saifuddin (2004) bahwa independensi
terhadap
Dalam penelitian ini terdapat 6 variabel
pertimbangan opini audit. Berdasarkan penelitian
yaitu 5 variabel independen dan 1va riabel
pendahuluan diatas maka dapat diturunkan
dependen. Variabel independen dalam penelitian
hipotesis penelitian sebagai berikut :
ini adalah pemeriksaan interim, lingkup audit,
H3:
tidak
Independensi
berpengaruh
2.7.6. Kerangka Konseptual
berpengaruh
terhadap
independensi, pengalaman dan keahlian audit.
pertimbangan opini audit
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
2.7.4. Pengalaman terhadap Pertimbangan
pertimbangan opini audit atas laporan keuangan.
Opini Audit
Hubungan antar variabel-variabel tersebut dapat
Koroy (2005) dalam Susetyo (2009),
digambarkan dalam kerangka konseptual sebagai
Puspa (2006) dalam Susetyo (2009), Adrian
berikut:
(2013) dan Rharasati dan Saputra (2013) terdapat pengaruh
pengalaman
audit
terhadap
pertimbangan opini audit. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Muttaqin (2008) bahwa pengalaman
tidak
berpengaruh
Model Penelitian Gambar 1. Pemeriksaan Interim (X1) Lingkup Audit
terhadap
pertimbangan opini audit. Berdasarkan penelitian
Independensi
pendahuluan diatas maka dapat diturunkan
Pengalaman
hipotesis penelitian sebagai berikut :
Pertimbangan Opini Audit
Keahlian Audit
(X5)
H4: Pengalaman audit berpengaruh terhadap pertimbangan opini audit. 2.7.5. Keahlian
Audit
Variabel Independen
terhadap
Pertimbangan Opini Audit Penelitian Mayang (2003), Adrian (2013)
3.
METODE PENELITIAN
3.1.
Populasi dan Sampel Populasi dan sampel dalam penelitian ini
dan Hasyim (2013) bahwa keahlian audit berpengaruh
terhadap
opini
audit.
Hasil
penelitian tidak sejalan dengan Muttaqin (2008) dan Siregar (2012) bahwa keahlian audit tidak berpengaruh pada pertimbangan pemberian opini audit. Berdasarkan penelitian pendahuluan diatas maka dapat diturunkan hipotesis penelitian sebagai berikut : H5:
Keahlian audit berpengaruh terhadap
pertimbangan opini audit
Variabel Dependen
adalah auditor pada Kantor BPK Perwakilan Provinsi Sumatera Barat. Jumlah auditor pada BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatera Barat adalah 75 orang. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah semua populasi. 3.2.
Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data pada penelitian
ini adalah dengan menggunakan kuesioner atau daftar pertanyaan yang diajukan pada responden.
Kuesioner diberikan secara langsung ke alamat
pertimbangan objektif tidak memihak dalam diri
responden pada Kantor BPK Perwakilan Provinsi
auditor dalam merumuskan dan menyatakan
Sumatera Barat.
pendapatnya Mulyadi (2013).
3.3.
Pengalaman adalah suatu kegiatan
Definisi Operasional dan Pengukuran yang
Variabel 3.3.1 Variabel Dependen (Variabel terikat) Variabel dependen dalam penelitian ini
dilakukan
melaksanakan
berurang-ulang
tugas
kemampuannya
yang
sehingga
dalam
sesuai
dengan
semakin
sering
adalah pertimbangan opini audit. Pertimbangan
seseorang melakukan kegiatan yang berulang
Opini audit merupakan hal-hal yang dapat
tersebut
mempengaruhi
dalam
pemahamannya dan tersimpan dalam memorinya
memberikan/menyatakan pendapat atas hasil
sehingga dijadikan sebagai pengalaman, semakin
akhir
dasar
banyak pengalaman seseorang maka akan bagus
pertimbangan opini audit yaitu kecukapan bukti,
pengingatan terhadap suatu kejadian yang sama.
salah saji, dan materialitas.
Keahlian Audit merupakan keahlian mengenai
3.3.2 Variabel Independen (Variabel Bebas)
pemeriksaan,
dari
auditor
tahapan
audit.
Adapun
Variabel independen penelitian meliputi pemeriksaan
interim,
lingkup
audit,
maka
semakin
penguasaan
bertambah
masalah
yang
diperiksanya dan pengetahuan yang dapat menunjang
tugas
pemeriksaan.
Dalam
independensi, pengalaman dan keahlian audit.
melaksanakan audit untuk sampai pada suatu
Pemeriksaan
audit
pernyataan pendapat, auditor harus senantiasa
pendahuluan yang dilakukan sebelum audit atas
bertindak sebagai seorang ahli dalam bidang
laporan keuangan terinci dilakukan. Lingkup
akuntansi dan bidang auditing. Pencapaian
Audit merupakan batasan yang ditetapkan oleh
keahlian tersebut dimulai dengan pendidikan
pemeriksa dalam melakukan pemeriksaan baik
formalnya, yang diperluas melalui pengalaman
dalam
pengalaman selanjutnya dalam praktik audit.
Interim
merupakan
memperoleh
bukti
maupun
program/aktivitas yang diperiksa sesuai dengan tujuan pemeriksaan. Pembatasan lingkup audit diindikasikan pembatasan
oleh yang
dua
indikator
dilakukan
oleh
3.4
Teknik Pengujian Data Untuk melihat kualitas data yang
yaitu
digunakan pada penelitian ini penulis melakukan
klien,
beberapa pengujian yaitu: uji validitas,
pembatasan yang disebabkan keadaan diluar
reliabelitas, normalitas, multikolinieritas, dan
kekuasaan klien. Independensi berarti sikap
heterokedastisitas. Untuk pengujian hipotesis
mental
digunakan regresi linier berganda. Dengan
yang
bebas
dari
pengaruh,
tidak
dikendalikan oleh pihak lain. Independensi juga
melakukan uji koefisien determinasi (R²), uji F
berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam
dan uji t.
mempertimbangkan
fakta
dan
adanya
4.
c.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Karakteristik
Responden
Berdasarkan
Pendidikan Terakhir dapat dilihat bahwa
4.1 Tingkat Pengembalian Data Responden Berdasarkan tabel 1 di atas terlihat bahwa
yang
paling
banyak
menjawab
yaitu
jumlah kuesioner yang disebarkan adalah 75
responden yang pendidikan terakhirnya S1
kuesioner. Dari jumlah kuesioner yang disebar
sebanyak 34 orang (48,57%). Sedangkan
kuesioner yang kembali adalah 70 kuesioner
sisanya adalah responden yang pendidikan
(93%). Dari 70 kuesioner semuanya pertanyaan
terakhirnya S2 sebanyak 33 orang (47,14%)
diisi dengan lengkap sehingga dapat diolah.
dan D3 sebanyak 3 orang (4,29%).
4.2 Gambaran Umum Responden Dari jumlah kuesioner yaitu 70 dapat dilihat karakteristik responden yang menjadi sampel penelitian dimana responden dikelompokan berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan, dan pengalaman audit. Karakteristik responden dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut: a.
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur dapat
diketahui
bahwa
karakteristik
responden yang menjawab kuesioner paling banyak adalah responden berusia 30-40 tahun
sebanyak
50
orang
(71,43%).
Sedangkan sisanya adalah responden berusia < 30 sebanyak 18 orang (25,71%) dan responden berusia > 40 sebanyak 2 orang
d.
Karakteristik
Responden
Berdasarkan
Pengalaman Audit dapat dilihat bahwa yang dominan menjawab yaitu responden yang memiliki pengalaman audit kurang dari 10 kali
sebanyak
44
orang
(62,86%).
Responden yang memiliki pengalaman audit lebih dari 10 kali adalah sebanyak 26 orang (37,14%). 4.3 Statistik Deskriptif Berdasarkan perhitungan statistik untuk tiap-tiap variabel umumnya semua responden menjawab pada skala 3,86 sampai dengan 4,27 bearti responden cenderung setuju dengan pernyataan yang diberikan. Dan berdasarkan hasil validitas dan uji realiabelitas untuk setiap
(2,86%).
variabel menunjukkan seluruh tem pertanyaan b.
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
valid dan handal. Sedangkan berdasarkan hasil
Kelamin dapat diketahui bahwa karakteristik
pengujian Asumsi Klasik yang dilakukan semua
responden yang menjawab kuesioner paling
data memenuhi syarat yang telah ditentukan
banyak adalah responden yang berjenis
sehingga tahap pengujian selanjutnya yaitu uji
kelamin
hipotesis dapat dilakukan.
(51,43%).
laki-laki
sebanyak
Sedangkan
36
sisanya
orang adalah
responden perempuan sebanyak 34 orang (48,57%).
4.4 Hasil Pengujian Koefesien Determinasi (R2)
Hasil pengujian hipotesis menggunakan
Berdasarkan tabel 2 di atas terlihat bahwa
koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 1 di
nilai
bawah ini :
pengujian adalah sebesar 0,000 didalam tahap
Determinasi (R2) R Square
,606a
Adjusted R
Std. Error
Square
of the
< alpha 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan
,367
,318
interim,
terhadap pertimbangan opini audit.
nilai R2 adalah 0,367 atau 36,70%
4.6 Hasil Pengujian t-Statistik
artinya
Dari hasil pengujiaan yang telah dilakukan
variabel independen yaitu pemeriksaan interim,
diperoleh ringkasan hasil seperti terlihat pada
lingkup audit, independensi, pengalaman dan
tabel 3 di bawah ini
keahlian audit mampu menjelaskan variabel
Tabel 3
dependen yaitu pertimbangan opini audit sebesar
Hasil Pengujian t-statistik
36,70% sedangkan sisanya 63,30% dipengaruhi
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam B
penelitian ini.
(Constant)
telah dilakukan untuk uji F diperoleh ringkasan hasil seperti terlihat pada tabel 2 di bawah ini :
1
T
Sig.
Beta
5,070
,514
,134
Lingkupaudit
,107
Independensi
,046
Pengalaman Keahlianaudit
rim
Berdasarkan hasil pengolahan data yang
Std. Error
10,142
Pemeriksaaninte
4.5 Hasil Uji F-Statistik
2,000
,050
,458
3,849
,000
,201
,068
,531
,597
,124
,044
,370
,712
,130
,326
,103
,399
,691
,123
,319
,099
,385
,702
Sumber Data : Olahan Kuesioner
Tabel 2
Berdasarkan tabel 3 di atas dapat dilihat
Hasil Pengujian F-Statistik
bahwa hipotesis pertama dapat diterima karena
ANOVAa Df
Mean
Squares Regression
audit,
secara bersama-sama berpengaruh signifikan
Berdasarkan tabel 1 diatas, diketahui
Sum of
lingkup
independensi, pengalaman dan keahlian audit
2,712
Sumber Data : Olahan Kuesioner
Model
didalam
memperlihatkan bahwa signifikan sebesar 0,000
Estimate 1
dihasilkan
alpha sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh
Hasil Pengujian Koefesien
R
yang
pengujiaan data digunakan tingkat kesalahan atau
Tabel 1
Model
signifikan
F
Sig.
7,434
,000b
Square
273,446
5
54,689
1 Residual
470,854
64
7,357
Total
744,300
69
a. Dependent Variable: pertimbangan opini b. Predictors: (Constant), independensi, keahlian audit, interim, lingkup audit, pengalaman
Sumber Data : Olahan Kuesioner
tingkat signifikasi pemeriksaan interim adalah sebesar 0,000<0,05. Hipotesis kedua tidak dapat diterima karena tingkat signifikasi lingkup audit adalah sebesar 0,597>0,05, Hipotesis ketiga tidak dapat
diterima
independensi
karena
adalah
tingkat sebesar
signifikasi 0,712>0,05.
Hipotesis keempat tidak dapat diterima karena tingkat signifikasi pengalaman adalah sebesar
0,691>0,05. Dan hipotesis kelima tidak dapat
berpengaruh terhadap pertimbangan opini audit.
diterima karena tingkat signifikasi keahlian audit
Jadi hipotesis 2 (H2) dalam penelitian ini ditolak.
adalah sebesar 0,702>0,05.
Hal ini sejalan dengan penelitian Siregar (2012)
Berdasarkan tabel 3 di atas juga dapat
dan
tidak
mendukung
hasil
penelitian
dibuat sebuah persamaan regresi yang akan
Komarawijaya (2011), Akbar (2012), Suhartini
melengkapi
dan Ariyanto (2012), Hasyim (2013). Terbatas
hasil
yang
dikemukan
dalam
penelitiaan ini yaitu:
atau sangat tidak terbatasnya lingkup audit tidak X1
=10,142+0,514
+
X2
0,107
0,416 X3+0,130X4+ 0,123X5
mempengaruhi cara auditor dalam memberikan +
Sedangkan hasil uji t untuk menjawab
hipotesis yang diajukan. Hasilnya adalah sebagai berikut: H1:
interim
berpengaruh
terhadap pertimbangan opini audit
bahwa
pemeriksaan
interim
berpengaruh terhadap pertimbangan opini audit. Jadi hipotesis 1 (H1) dalam penelitian ini diterima. Hal ini sejalan dengan penelitian, Suhartini (2009), Akbar (2012), Suhartini dan Ariyanto (2012) dan Komorawijaya (2011). interim
berpengaruh
terhadap
pertimbangan opini audit dimana pemeriksaan interim merupakan suatu proses pemeriksaan keuangan terhadap laporan keuangan tahunan yang
penelitian ini. H3: Independensi berpengaruh terhadap
dilakukan
selama
periode
Berdasarkan perolehan hasil uji t statistik menunjukan
Berdasarkan perolehan hasil uji t statistik
Pemeriksaan
oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam
pertimbangan opini audit
Pemeriksaan
menunjukan
pertimbangan opini dan mungkin dipengaruhi
akuntansi
bahwa
independensi
tidak
berpengaruh terhadap pertimbangan opini audit. Jadi hipotesis 3 (H3) dalam penelitian ini ditolak. Hal ini sejalan dengan penelitian Saifudin (2004), Pramita (2009) dan tidak mendukung penelitian
Ariyanto
(2010),
hasil
Komarawijaya
(2011), Siregar (2012), Akbar (2012) dan Hasyim (2013).
Semakin
tinggi
atau
rendahnya
independensi auditor tidak mempengaruhi cara auditor
tersebut
dalam
memberikan
pertimbangan opini dan mungkin dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
berjalan. H4:
Pengalaman
berpengaruh
terhadap
pertimbangan opini audit H2: Lingkup audit berpengaruh terhadap
Berdasarkan perolehan hasil uji t statistik
pertimbangan opini audit
menunjukan
Berdasarkan perolehan hasil uji t statistik
berpengaruh terhadap pertimbangan opini audit.
menunjukan
Jadi hipotesis 4 (H4) dalam penelitian ini ditolak.
bahwa
lingkup
audit
tidak
bahwa
Pengalaman
tidak
Hal ini sejalan dengan penelitian Muttaqin (2008)
Adapun keterbatasan penelitian ini yaitu:
dan Susetyo (2009) dan tidak mendukung hasil
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini
penelitian Puspa dalam Susetyo (2009), Adrian
menguji lima variabel yaitu pemeriksaan interim,
(2013), Rharasati dan Saputra (2013). Semakin
lingkup audit, independensi, pengalaman dan
berpengalaman
keahlian audit, sedangkan masih ada beberapa
atau
tidak
berpengalaman
seorang auditor tidak mempengaruhi cara auditor
kemungkinan
variabel
lain
yang
dapat
tersebut dalam memberikan pertimbangan opini
mempengaruhi pertimbangan opini audit karena
mungkin dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
berdasarkan nilai koefisien determinasi (R²)
diteliti dalam penelitian ini.
hanya sebesar 36,7%, Pengambilan sampel dalam penelitian masih kurang bisa digeneralisasi pada
H5: Keahlian audit berpengaruh terhadap pertimbangan opini audit
kuisioner kurang tepat sehingga dalam pengisian
Berdasarkan perolehan hasil uji t statistik menunjukan
bahwa
auditor pemerintah dan waktu penyebaran
keahlian
audit
tidak
berpengaruh terhadap pertimbangan opini audit. Jadi hipotesis 5 (H5) dalam penelitian ini ditolak. Hal ini sejalan dengan penelitian Muttaqin (2008) dan Siregar (2012), dan tidak mendukung hasil penelitian Jaafar dan Sumiyati (2005), Hasyim
pernyataan oleh responden tidak maksimal. Dari hasil penelitian dan keterbatasan yang ada pada penelitian ini diharapkan
supaya
diharapkan
sampel
dapat
penelitiannya, lainnya
memperluas
menambah
yang
mempunyai
variabel-variabel kemungkinan
berpengaruh terhadap pertimbangan opini audit.
(2013), Adrian (2013). Semakin ahli atau tidak ahlinya auditor tidak mempengaruhi cara auditor tersebut dalam memberikan pertimbangan opini dan mungkin dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 5.
Kesimpulan Dari
hasil
pengujian
hipotesis
yang
dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa hanya 1 hipotesis yang diterima yaitu pemeriksaan interim berpengaruh terhadap pertimbangan opini audit dan 4 hipotesis lainnya ditolak yaitu lingkup audit, independensi, pengalaman dan keahlian audit tidak berpengaruh terhadap pertimbangan opini audit.
DAFTAR PUSTAKA Adrian
Arfin. 2013. Pengaruh Skeptisme Profesional, Etika, Pengalaman, dan Keahlian Audit terhadap Ketepatan Pemberian Opini oleh Auditor (Studi Empiris pada BPK RI Perwakilan Provinsi Riau). Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.
Agoes, Sukrisno, 2012. Audititng. Edisi keempat, Jakarta: Salemba Empat Akbar Aiman. 2012. Pengaruh Pelaksanaan Pemeriksaan Interim, Pembatasan Lingkup Audit, dan Independensi terhadap Pertimbangan Opini Auditor. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan Bandung.
Ashton, A.H. (1991). Experience and Error Frequency Knowledge as Potential
Determinants of Audit Expertise. The Accounting Review Arens Alvin A, Elder Randal J, Beasley Mark S, Abadi Amir Jusuf. 2012. Auditing dan Jasa Assurance. Jilid 1. Edisi Keduabelas. Jakarta: Salemba Empat. Bayangkara IBK. 2011. Audit Manajemen. Edisi keenam. Jakarta: Salemba Empat Dewi Rharasati A. A. Istri dan Suputra Dharma I. D. G. 2013. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Auditor dalam Pengambilan Keputusan untuk Memberikan Opini Audit (Kantor Akuntan Publik di Bali). E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 3.3 (2013):147-162. Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Hasyim Wahid. 2013. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Auditor Dalam Memberikan Opini Audit Atas Laporan Keuangan (Studi pada BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan). Skripsi S-1 Makasar. Universitas Hasanuddin. Hery. 2013. Auditing I. Edisi kedua. Jakarta: Kencana IAI. 2001. Standar Profesi Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat. Komarawijaya, Iman. 2011. Pengaruh Pelaksanaan Pemeriksaan Interim, Pembatasan Lingkup Audit, dan Independensi terhadap Pertimbangan Opini Auditor. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Bengkulu. Mautz, R.K. dan H.A. Sharaf. 1961. The Philosophy of Auditing. Sarasota, Florida: American Accounting Association. Mulyadi. 2013. Auditing. Edisi keenam. Jakarta: Salemba Empat
Mutiara
Jurnalise pada http://mutiarajurnalisme.blogspot.com/2 014/06/akrobat-opini-auditornegara.html diakses pada tanggal 27 November 2014 pukul 01.15
Muttaqin, Muchlis. 2012. Pengaruh Pengelaman dan Keahlian Terhadap Pendapat Auditor (pada Kantor Akuntan Publik Di Jakarta Timur Dan Barat). Skripsi S-1 Jakarta. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Panduan Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemrintah Pusat (LKPP)/Laporan Keuangan Kementerian dan Lembaga BPK RI (2010) Peraturan BPK Nomor 1 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 8 /PMK.07/2014 tentang Pedoman Umum dan Alokasi Dana Insentif Darah (DID) Tahun Anggaran 2014 Profil Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi Sumatera Barat di Padang 2014 Profil Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi Sumatera Barat di Padang 2007 Siregar Silky Raditya. 2012. Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Pertimbangan Opini Auditor Atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (Studi Kasus Di Bpk Ri Perwakilan Provinsi Di Yogyakarta). Skripsi S-1 Semarang. Universitas Negeri Semarang. Saifuddin. 2004. Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap Opini Audit Going Concern (Tesis Studi kuasieksperimen pada Auditor dan Mahasiswa). Tesis. Pasca Sarjana Universitas Diponogoro Semarang. Sekaran, Uma. 2011. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis.Buku 1 Edisi Keempat. Salemba Empat:Jakarta.
Sekaran, Uma. 2011. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis.Buku 2 Edisi Keempat. Salemba Empat:Jakarta.
kredibilitas klien sebagai variabel moderasi. Tesis. Pasca Sarjana Universitas Diponogoro Semarang.
SPKN (Standar Pemeriksaan Keuangan Negara). Peraturan BPK RI No.01 Tahun 2007. Ditama Binbangkum BPK RI. Suhartini dan Ariyanto, Dodik. 2010. Pengaruh Pemeriksaan Interim, Lingkup Audit, Dan Independensi Terhadap Pertimbangan Opini Auditor (Studi Kasus pada BPK RI Perwakilan Provinsi Bali)). Jurnal Akuntansi. Bali. Universitas Udayana.
Tinjauan Pustaka Universitas Sumatera Utara (USU) 2012
Sumiyana. 2014. Auditing I, Edisi kedua, Banten: Universitas Terbuka Susetyo Budi. 2009. Pengaruh pengalaman audit terhadap pertimbangan auditor dengan
Tuanakotta, Theodorus M. 2011. Berpikir Kritis dalam Audiitng. Jakarta: Salemba Empat. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara Yulianto, Eko.2010. Dasar Pertimbangan dan Proses Perumusan Opini dalam Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Daerah. Sulawesi Tenggara: BPK Perwakilan Sulawesi Tenggara.