3
BAB 3
ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN
3.1
Profile Perusahaan PT. Transdata Satkomindo (selanjutnya disebut Satkomindo) adalah perusahaan teknologi informasi yang berlokasi di Jakarta dan bergerak di bidang Sistem Intergrator (SI) perangkat akses jaringan telekomunikasi.
3.1.1 Sejarah Perusahaan Satkomindo mempunyai sejarah yang cukup panjang mulai sejak berdirinya perusahaan ini pada bulan Maret 2002 dengan Akta Pendirian No.1 dihadapan Notaris Lies Rahalus Rusadi. Berawal dengan fokus berbisnis sebagai “Trading Company” yaitu menemukan produk terbaik dan yang dapat diandalkan sesuai dengan kebutuhan proyek-proyek milik pelanggannya. Karena teknologi dan permintaan pasar yang tumbuh begitu cepat di industri telekomunikasi, Satkomindo melakukan re-organisasi pada tahun 2009, untuk membentuk citra perusahaan yang baru dengan memiliki pemegang saham yang baru juga. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan eksistensi Satkomindo dalam bisnis telekomunikasi di Indonesia dan mendapatkan lebih banyak kesempatan atau peluang meraih profit yang banyak. Pada tahun yang sama, Satkomindo mulai menjalin kerja sama dengan ZTE Corporation, yaitu penyedia peralatan telekomunikasi dan solusi jaringan global terkemuka dengan berbagai produk yang paling komprehensif yang
33
34 mencakup hampir setiap sektor kabel, nirkabel, layanan dan pasar terminal. Perusahaan berbasis di China ini memberikan inovasi, produk custom-made dan layanan untuk lebih dari 500 operator di lebih dari 140 negara, melayani 59 dari 100 operator telekomunikasi teratas dunia, membantu mereka untuk memenuhi kebutuhan pelanggan mereka dan juga meningkatkan pertumbuhan pendapatan. ZTE Corp. menawarkan berbagai pilihan produk mulai dari voice, data, multimedia dan layanan broadband nirkabel. ZTE Corp. memberikan kepercayaan kepada Satkomindo sebagai satu-satunya local and marketing partner perangkat akses (access devices) dan core network yang mendukung semua standar industri telekomunikasi di Indonesia.
3.1.2 Visi dan Misi Adapun visi dan misi dari PT. Transdata Satkomindo adalah sebagai berikut : Visi : “Menjadi perusahaan penyedia produk dan jasa telekomunikasi yang terkemuka di Indonesia.” Misi : “Berfokus memberikan solusi teknologi end to end , fixed dan wireless solution dalam jaringan telekomunikasi dengan dukungan tenaga ahli profesional yang memiliki kompetensi dan pengalaman yang matang di bidangnya.”
35 3.1.3 Struktur Organisasi Gambar 3.1 di bawah ini merupakan bagan struktur organisasi yang ada di PT. Transdata Satkomindo saat ini.
Gambar 3.1 Struktur Organisasi
3.1.4 Wewenang dan Tanggung Jawab PT. Transdata Satkomindo menetapkan pembagian tugas dan wewenang yang jelas, yaitu sebagai berikut : A. Commisioner Commisioner mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut: a) Melakukan pengawasan atas jalannya usaha perusahaan dan ka nasihat kepada direktur.
36 b) Dalam melakukan tugas, dewan direksi berdasarkan kepada kepentingan perusahaan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan. c) Kewenangan
khusus
dewan
komisaris,
bahwa
dewan
komisaris dapat diamanatkan dalam anggaran dasar untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu direktur, apabila direktur berhalangan atau dalam keadaan tertentu. B. Director a) Menetapkan visi dan misi perusahaan berjalan dengan yang telah ditetapkan. b) Membuat prospek yang menentukan arah perkembangan perusahaan di masa yang akan datang. c) Menetapkan perencanaan dan pengambilan keputusan bisnis perusahaan. C. Finance Manager a) Mengendalikan alur kas perusahaan. b) Membuat rencana anggaran pengeluaran dan pendapatan perusahaan. c) Membuat dan menganalisa laporan keuangan. d) Menentukan SOP (System Operating Procedure) perusahaan yang mencakup SOP Cash, Purchasing, Bank, Stock dan Expense.
37 D. Sales & Marketing Manager a) Menentukan
dan
memperkirakan
target
pendapatan
perusahaan. b) Mengendalikan aktifitas penjualan. c) Menangani SOP sales, termasuk seluruh kegiatan yang berkaitan dengan penjualan dan pemasaran, pengadaan kontrak, Customer Relationship Management (CRM), hingga penyediaan layanan berupa bantuan bagi pelanggan. E. Technical Manager a) Membuat sistem sebagai solusi bagi pelanggannya. b) Melakukan pemantauan terhadap stabilitas sistem yang telah ditawarkan ke pelanggan. c) Mengatasi masalah-masalah yang timbul pada sistem dan jaringan yang telah dipasang tersebut. d) Mengembangkan secara teknis sistem yang sudah ada.
Installation Engineer a) Melakukan survei ke lokasi instalasi perangkat milik pelanggan. b) Melakukan instalasi fisik perangkat di lokasi seperti persiapan power supply, posisi perangkat terpasang dan cabling perangkat.
38 Commisioning Engineer a) Melakukan setting dan konfigurasi perangkat b) Melakukan integrasi dan tes fungsi perangkat dengan sistem yang dimiliki oleh pelanggan
3.1.5 Spesialiasi Perusahaan Di bawah ini beberapa kemampuan dan ruang lingkup yang menjadi spesialiasi keahlian yang dimiliki oleh Satkomindo, antara lain : a. Broadband Access Equipment Menyediakan solusi untuk infrastruktur broadband access kebutuhan pelanggan dengan menggunakan teknologi akses multi merk ZTE. Peralatan akses yang ditawarkan adalah peralatan akses tembaga (MSAN, IP DSLAM), juga peralatan akses serat optik (GPON) dengan fitur ganda dan kehandalan yang tinggi. b. IP Peralatan Transmisi Menyediakan solusi untuk inti IP (core network) kebutuhan pelanggan baik untuk jaringan telco dan segmen enterprise. Disamping itu juga memberikan layanan perangkat datacom seperti Router, Ethernet Switch dan Firewall yang memiliki standar dan biaya ekonomis. c. Engineering Service Menyediakan
layanan
untuk
merancang,
melaksanakan
dan
memelihara jaringan telco dan enteprise pelanggan. Dengan dukungan dari engineer yang terlatih dan berpengalaman di jaringan telco.
39 d. Troubleshooting Expert Menyediakan tenaga profesional dan ahli di bidang jaringan telekomunikasi yang dapat memberikan solusi atas permasalahan yang dimiliki oleh klien. e. Radio Frequency Optimization Menyediakan layanan optimalisasi aktifitas untuk jaringan CDMA (Code Division Multiple Access), yang terdiri dari kegiatan drive test, menganalisis log dan masalah, memberikan rekomendasi parameter RF yang perlu disesuaikan.
3.1.6 Portofolio Proyek Berikut ini adalah portfolio dari Satkomindo yang telah melakukan proses implementasi banyak proyek milik pelanggan yang menggunakan perangkat akses untuk jaringan backbone telekomunikasi yang mereka miliki.
Gambar 3.2 Portofolio Proyek
40 Dari daftar proyek yang tercantum pada Gambar 3.2 diatas merupakan sebagian besar proyek pemasangan perangkat merk ZTE yang sukses diimplementasikan oleh Satkomindo di lokasi milik pelanggannya.
3.2
Sistem Yang Sedang Berjalan Satkomindo sebagai perusahaan yang melakukan implementasikan sistem jaringan telekomunikasi mulai dari kegiatan survei, desain dan implementasi (System Integrator) serta menyediakan perangkat dan jasa perangkat akses merek ZTE. Salah satu contoh klien yang digunakan dalam penelitian ini adalah PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Divisi MSC (Telkom MSC Area II Jakarta) yang menggunakan perangkat akses MSAN (Multi Service Access Node). Kondisi di lapangan yang terkait dengan infrastruktur milik salah satu klien Satkomindo tersebut, menjadi referensi awal yang terkait dengan topik dalam penelitian ini. Pemanfaatan teknologi akses jaringan telekomunikasi yang lama di Telkom MSC Area II Jakarta ini memunculkan beberapa permasalahan yang ada. Hal ini yang mendasari dibuatnya analisa tentang kondisi sistem jaringan yang sedang berjalan serta kebutuhan sistem sehingga nantinya permasalahan yang ada dapat disolusikan dengan pemanfaatan teknologi perangkat akses yang baru.
3.2.1 Pemanfaatan Teknologi Sedang Berjalan Telkom MSC II Jakarta yang berperan dalam pemasangan baru dan pengadaan suku cadang perangkat akses untuk area Jabodetabek, pada tahun 2009 telah melakukan pemasangan MSAN (Multi Service Access Node) yang
41 merupakan perangkat akses network yang masih menggunakan kabel tembaga. MSAN memiliki platform single yang mampu mendukung teknologi akses tradisional dan sudah digelar di PT. Telekomunikasi Indonesia secara luas. MSAN juga mampu mendukung teknologi baru dengan fungsi sebagai gateway menuju Next Generation Network (NGN) dan berfungsi sebagai Broadband Access Multiplexer yang membawa layanan berbasis ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line) , ADSL2+ dan G.SHDSL (Symmetric High-speed Digital Subscriber Line).
3.2.2 Perangkat Akses Yang Digunakan Satkomindo pada tahun 2009, telah melakukan beberapa kegiatan pemasangan perangkat akses MSAN bermerk ZTE milik Telkom MSC II Jakarta dengan tipe ZXMSG5200. Perangkat akses berkapasitas 256 sst (sambungan saluran telepon) ini dipasang di pinggir jalan daerah Jati Bening (Bekasi) dimana di STO Jatinegara sebagai sentral stationnya.
Gambar 3.3 MSAN Jati Bening (Bekasi)
42
Gambar 3.4 Instalasi MSAN Jati Bening
3.2.2.1 Topologi MSAN Jati Bening
Gambar 3.5 Topologi MSAN di Jati Bening
43 Perangkat MSAN yang terpasang pada lokasi Jati Bening ini berjumlah 2 (unit) dengan terhubung dengan softswitch di STO Jatinegara. Dengan kapasitas sebesar 256 sst (satuan sambungan telepon) untuk masing-masing MSAN dapat memenuhi kebutuhan sebanyak 512 pelanggan disekitar area terpasang.
3.2.2.2 Komponen MSAN Jati Bening MSAN Jati Bening terdiri dari beberapa macam komponen yang bersifat modular yang memiliki fungsi masing-masing dan terpasang pada frame (shelf) kabinet bertipe outdoor.
Gambar 3.6 Slot MSAN di Jati Bening
Untuk jumlah slot pada 1 shelf MSAN adalah sebanyak 18 slot. Dimana akan terpasang berbagai macam fungsi dari card, yaitu : 1. Slot 1,2 : card Power 2. Slot 3,4,5 : card GELC (integrated analogue line & ADSL2+ digital loop subscriber card. Ini merupakan modul pelanggan yang support untuk saluran telepon analog dan layanan data ADSL2+.
44 3. Slot 6,7,13,14,15 : card ALC (Analogue
Subscriber Line for
broad). Ini merupakan modul pelanggan yang hanya mendukung untuk saluran telepon analog saja. 4. Slot 8 : card ODTI (Extended Octal Digital Trunk) merupakan card yang mendukung saluran trunking untuk jalur digital. 5. Slot 9 : card GIS (integrated control and switch card with Gigabit Ethenet), merupakan modul control seluruh card MSAN. 6. Slot 11 : card MPRB merupakan card processing dan resource layanan tipe B 7. Slot 16 : card TSLD (type D Subscriber Line Test Card), merupakan card yang digunakan untuk pengetasan output layanan yang akan sampai ke pelanggan.
Adapun konfigurasi node nya sehingga di dapatkan perhitungan jumlah pelanggan yang dapat dilayani sebagai berikut :
Tabel 3.1 Konfigurasi Node MSAN Jati Bening (1 unit) Number of Modul Name
Slot Position
Qty Lines
GELC
3,4,5
3 cards
96 lines
ALC
6,7,13,14,15
5 cards
160 lines
Total Lines
256 lines
45 3.2.2.3 Layanan MSAN Jati Bening Beberapa layanan MSAN Jati Bening milik Telkom MSC II Jakarta ini adalah: 1.
POTS (Plain Old Telephone Service) adalah layanan dasar berupa layanan suara atau internet berkecepatan rendah menggunakan jaringan lokal akses tembaga. Contoh layanan ini adalah telepon rumah.
Gambar 3.7 Layanan POTS pada MSAN
Secara umum untuk menyediakan layanan POTS ini beberapa perangkat pendukung yang disediakan oleh Telkom untuk pelanggan sebagai berikut: a.
MSAN dan MDF (Main Distribution Frame), merupakan satu kesatuan.
b.
Kabel Primer, antara MSAN dan RK (Rumah Kabel).
c.
Kabel Sekunder, antara RK dan Distribution Point (DP).
d.
Distribution Point (DP), memiliki kapasitas maksimum kabel tembaga hingga 20 pair, tergantung kebutuhan
46 wilayah yang nantinya dari DP ini akan dihubungkan ke tiang telepon terdekat. e.
Saluran Penanggalan, dilakukan penarikan kabel tembaga (copper) 2 wire bawah tanah dari KTB (Kotak Terminal Batas)yang ada di rumah pelanggan hingga ke tiang telepon.
2.
f.
Kotak Terminal Batas.
g.
Rumah Kabel di sisi pelanggan.
h.
Roset (Port RJ11), Kabel RJ11.
i.
Pesawat Telepon.
ADSL (Asymetric Digital Subscriber Line) adalah salah satu jenis layanan DSL dimana pembagian bandwidth data untuk transmisi downstream lebih besar dari pada upstream. Teknologi ADSL ini memungkinkan pelanggan dapat melakukan akses data dan panggilan telepon biasa secara bersamaan karena teknologi ini memisahkan frekuensi suara dan frekuensi data. Contoh layanan data ini adalah Telkom Speedy.
Gambar 3.8 Layanan Speedy pada MSAN
47 Secara umum untuk menyediakan layanan ADSL ini beberapa perangkat pendukung yang disediakan oleh Telkom untuk pelanggan sebagai berikut: a.
Pada sisi pelanggan terdapat instalasi yang wajib difasilitasi yaitu modem ADSL dan splitter.
b.
Sama halnya dengan POTS, setelah dilakukan penarikan kabel dari Saluran Penanggalan, maka splitter akan melakukan pembagian voice dan data, dimana satu saluran voice untuk berkomunikasi lewat telepon rumah dan satu saluran data untuk modem ADSL.
c.
Dari modem ADSL + Wifi Access Point tersebut dapat dibangun LAN (Local Area Network) dimana dapat menghubungkan dua atau lebih komputer baik wireless maupun jaringan kabel UTP disisi pelanggan.
3.3
Permasalahan Yang Dihadapi Telkom MSC II Jakarta dihadapi oleh beberapa permasalahan terkait dengan penggunaan perangkat akses MSAN dalam pengaksesan layanan triple play service selama beberapa tahun seiring beroperasinya perangkat ini. Beberapa hal permasalahan tersebut antara lain sebagai berikut:
3.3.1 Keterbatasan Fungsi Perangkat MSAN dinilai masih memiliki beberapa keterbatasan dari segi fungsi perangkat, hal ini tak terlepas dari kemampuan teknologi perangkat akses
48 MSAN dalam memberikan layanan ke pelanggan. Keterbatasan tersebut adalah sebagai berikut: a.
MSAN belum mampu menghantarkan layanan video (gambar) dengan resolusi yang tinggi seperti IPTV atau Grovia TV karena keterbatasan bandwidth yang mampu dilewatkan. Hal ini disebabkan karena kabel tembaga sebagai media penghantar sinyal bandwidth yang digunakan oleh MSAN hanya memiliki kecepatan sampai 24 Mbps downstream dan upstream 3,5 Mbps. Standar minimal bandwidth yang dibutuhkan pelanggan dalam mengakses layanan triple play service adalah sebagai berikut : IPTV (Groovia TV) = 6 Mbps (0.75 MB/s) Data = 512 Kbps (64 KB/s) VoIP = 8 Kbps (1 KB/s) Total layanan triple play service = 6,52 Mbps (815 KB/s) Jika pada 1 modul/card MSAN yang diakses oleh 32 pelanggan, maka bandwidth yang dapat digunakan oleh setiap pelanggan adalah sebesar 750 Kbps (93.75 KB/s). Maka dapat disimpulkan bahwa, MSAN hanya dapat mendukung layanan data dan voice saja karena ketersediaan bandwidth yang tidak memungkinkan secara efektif untuk mengakses layanan IPTV.
b.
MSAN memiliki keterbatasan perangkat ketika dihadapkan pada permasalahan penambahan jumlah pelanggan (subscriber) yang disebabkan oleh card pada MSAN terbatas pada 1 modul untuk 32
49 pelanggan. Dalam 1 paket MSAN maksimal jumlah pelanggan yang bisa dipenuhi hanya 512 pelanggan. Bisa dibayangkan untuk penambahan jumlah pelanggan, maka berapa banyak MSAN yang terpasang di pinggir jalan (outdoor) sehingga akan menambah beban pada proses monitoring dan pengawasan aset-aset MSAN milik Telkom.
3.3.2 Perubahan Tren Teknologi Seiring berjalannya waktu tentunya pergerakan dan perubahan teknologi perangkat di dunia akan bergerak secara dinamis ke arah yang lebih maju dan canggih. Dengan adanya perubahan tren teknologi maka penambahan jenis layanan bagi pelanggan dengan kualitas yang lebih baik juga akan naik dengan dengan sendirinya. MSAN diangap belum mampu mendukung tren teknologi telekomunikasi saat ini yang menuntut adanya layanan triple play service.
3.4
Alternatif Pemecahan Masalah Untuk mengatasi permasalahan akan kebutuhan layanan triple play service yang ditawarkan oleh Telkom MSC II Jakarta selaku operator telekomunikasi, maka dilakukan proses analisis dan perancangan pada Gigabit Passive Optical Network (GPON) yang nantinya perangkat ini dapat memberikan 3 layanan berkualitas baik kepada pelanggan yaitu data (internet), video dan voice.
50 3.4.1 Alasan Penggunaan GPON Ada beberapa alasan yang dipertimbangkan oleh Telkom dalam pemanfaatan GPON sebagai solusi infrastruktur penghantar triple play service ke pelanggannya, antara lain :
3.4.1.1 Teknologi Yang Berbasis Kabel Fiber Dengan menggunakan teknologi GPON memungkinkan penggunaan jaringan kabel fiber dari central office sampai kepada pelanggan. Dimana hal ini juga memungkinkan pengaksesan seluruh layanan triple play service dibandingkan MSAN yang hanya mengunakan kabel tembaga.
3.4.1.2 CAPEX (Cost of Capital Expense) CAPEX adalah salah satu pertimbangan yang harus diperhatikan karena lamanya waktu ROI (Return of Investment), harga sebuah services ke pelanggan ditentukan dari dua kata ini. Untuk menggelar service ke pelanggan dibutuhkan pengadaan infrastruktur dari Services Core Network, Transport Network sampai Access Network yang menimbulkan biaya pengadaan. Biaya ini memiliki 2 faktor, yaitu perangkat dan jasa instalasi.
3.4.1.3 Kemudahan Dalam Penambahan Jumlah Pelanggan Saat GPON dihadapkan pada permasalahan penambahan jumlah pelanggan (subscriber) yang melebihi kapasitas dari 1 kabinet GPON (20480 pelanggan), yang perlu dilakukan hanya menambah kabinet beserta
51 modulnya pada STO saja, tidak seperti MSAN yang harus membangun lagi perangkat di pinggir jalan.
3.4.1.4 Pilihan Arsitektur Yang Bermacam – Macam Broadband access network adalah perangkat akses ke pelanggan yang tidak hanya didominasi oleh standar PON saja, tetapi juga standar yang masih berpedoman untuk tetap menggunakan jaringan copper existing ataupun wireless sebagai interface. Dengan menggunakan GPON teknologi broadband access network yang sudah ada (dalam kasus ini MSAN) dapat dikolaborasikan dengan perangkat GPON.
3.4.1.5 Multi Vendor Equipment Interoperability Saat ini, Interoperability dengan perangkat yang berbeda brand sudah merupakan suatu keharusan yang harus ditaati vendor sehingga interface harus open dan mengikuti standar yang berlaku. Jika interface dari suatu perangkat hanya terikat dan berlaku bagi vendor itu saja, maka akan ada kerugian bagi operator. Teknologi GPON memiliki keterikatan yang cenderung kecil terhadap perbedaan vendor, sehingga dapat meminimalisir biaya karna tidak terpaku pada satu brand.
3.4.1.6 Security Sistem keamanan perangkat teknologi GPON dinilai aman dan handal karena pusat kontrol berada pada gedung STO (Sentral Office) sendiri. Perangkat GPON juga lebih aman dari faktor-faktor eksternal yang
52 dapat menyebabkan kerusakan pada perangkat karena perangkat hanya diletakan
pada
sentral
office
dan
pelanggan
saja.