PENGARUH RETURN ON ASSETS (ROA), DEBT TO EQUITY RATIO (DER), EARNING PER SHARE (EPS) DAN DIVIDEN PER SHARE (DPS) TERHADAP HARGA SAHAM (Studi pada Perusahaan Indeks LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2011)
Widaningsih Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya 46115 Email :
[email protected]
PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Memasuki era globalisasi dengan perkembangan perekonomian yang semakin pesat, tidak sedikit perusahaan bermunculan dengan berbagai bidang usaha. Kondisi seperti ini menyebabkan perusahaan harus mengalami persaingan yang semakin ketat akan upaya dalam menerobos pangsa pasar dometik maupun internasional agar mencapai target penjualan yang ditetapkan oleh manajemen. Hal ini menyebabkan banyak kendala yang dihadapi manajemen, salah satunya adalah masalah pendanaan. Salah satu alternatif yang biasa digunakan sebagian besar perusahaan untuk mendapatkan dana atau tambahan dana yaitu melalui pasar modal, yang mana merupakan jembatan yang mempertemukan antara pemilik modal (investor) dengan pengguna modal (emiten). Pemodal dapat menempatkan kelebihan dananya dalam bentuk surat berharga baik dalam bentuk saham maupun obligasi yang diharapkan dapat memberi tingkat keuntungan yang menarik. Motif dari perusahaan yang menjual sahamnya adalah untuk memperoleh dana yang akan digunakan dalam pengembangan usahanya dan bagi pemodal adalah untuk mendapatkan penghasilan dari modalnya. Adapun Tempat penawaran penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu lembaga resmi yang disebut bursa efek. Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan. Dalam rasio keuangan bisa dikelompokan kedalam lima macam katagori, yaitu: rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio pasar. Rasio-rasio keuangan mungkin dihitung berdasarkan atas angka-angka yang ada dalam neraca saja, dalam laporan laba rugi saja, atau pada neraca dan rugi laba. Setiap analis keuangan bisa saja merumuskan rasio tertentu yang dianggap mencerminkan aspek tertentu (Suad dan Enny, 2006: 69). Rasio profitabilitas yang diukur dengan Return on Assets, bagi para investor dapat digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih melalui asset yang tertanam dalam perusahaan. Rasio solvabilitas diukur dengan Debt to Equity Ratio, sering digunakan para investor sebagai informasi bagi para investor untuk mengetahui sejauh mana perusahaan dibiayai dengan hutang. Rasio pasar yang diukur dengan Earning per Share, sebagai indicator keberhasilan perusahaan dan sering kali investor tertarik terhadap informasi Earning per Share karena dapat mengetahui besaran pendapatan yang diterima oleh para pemegang saham dari setiap lembar saham sehingga dapat mempengaruhi harga saham yang ditawarkan pada public. Salah satu instrument atau produk dari pasar modal adalah saham yang mana merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan berbentuk perseroan terbatas (PT). Indeks LQ 45 merupakan merupakan cerminan pergerakan harga saham dari 45 saham
unggulan dengan kapitalisasi terbesar di PT Bursa Efek Indonesia. Dan untuk mengetahui kondisi pasar modal di Indonesia salah satunya dapat dilihat dari fluktuasi indeks LQ 45 yang merupakan indeks yang cukup menentukan yang dibentuk oleh bursa efek indonesia dan dikenal luas oleh para investor. Dilihat dari kondisi Indeks LQ 45 yang terjadi, belum diketahui seberapa besar pengaruhnya Return on assets (ROA), Debt to equity ratio (DER), Earning per share (EPS) dan Dividen per share (DPS) terhadap harga saham Indeks LQ 45 tahun 2010-2011. Selain itu, mengenai penelitian terdahulu terdapat beberapa perbedaan seperti penelitian yang dilakukan oleh Taranika (2005) yang berjudul “Pengaruh DPS dan EPS terhadap harga saham” menyimpulkan bahwa DPS tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Berbeda halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Denies dan Adhe (2008) yang berjudul “Pengaruh Return on invesment , Earning Per Share dan Dividen Per Share terhadap harga saham” menyimpulkan bahwa Dividen per share berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Berdasarkan kondisi yang terjadi dan adanya ketidakkonsistenan penelitian terdahulu pada setiap hasilnya dan fenomena yang terjadi maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Return Of Asset (ROA), Debt To Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS) Dan Dividen Per Share (DPS) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Indeks LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2011 ” Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang diuraikan diatas, maka dapat diidentifikasikan permasalahannya sebagai berikut: 1. Bagaimana perkembangan Return on assets (ROA), Debt to equity ratio (DER), Earning per share (EPS) dan Dividen per share (DPS) pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2011. 2. Bagaimana perkembangan harga saham pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2011. 3. Bagaimana pengaruh Return on assets (ROA), Debt to equity ratio (DER), Earning per share (EPS) dan Dividen per share (DPS) baik secara simultan maupun secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2011. Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa hal-hal berikut: 1. Perkembangan Return on assets (ROA), Debt to equity ratio (DER), Earning per share (EPS) dan Dividen per share (DPS) pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2011. 2. Perkembangan harga saham pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2011. 3. Pengaruh Return on assets (ROA), Debt to equity ratio (DER), Earning per share (EPS) dan Dividen per share (DPS) terhadap harga saham pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2011. Kegunaan Hasil Penelitian Dengan dilakukan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan berguna bagi seluruh pihak diantaranya: 1. Pengembangan Ilmu Pengetahuan Hasil dari penelitian ini penulis berharap akan menjadi tambahan ilmu pengetahuan dan menjadi bahan informasi dalam bidang manajemen keuangan khususnya materi Pengaruh Return Of Assets (ROA), Debt To Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS) Dan Dividen Per Share (DPS) terhadap Harga Saham. 2. Terapan Ilmu Pengetahuan
a. Bagi Penulis Hasil penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat untuk menambah ilmu pengetahuan dalam memahami menganalisis dan memecahkan masalah dilapangan melalui teori yang dipelajari selama di bangku perkuliahan serta menambah pengalaman dalam menyusun suatu penelitian khususnya ilmu manajemen keuangan mengenai pengaruh Return On Assets (ROA), Debt To Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Dividen Per Share (DPS) terhadap harga saham. b. Bagi Lembaga / Fakultas Ekonomi Dapat digunakan sebagai sumber informasi dan diharapkan dapat menambah pembendaharaan perpustakaan dan juga dapat memperoleh tambahan pengetahuan Khususnya mahasiswa yang memilih konsentrasi Manajemen Keuangan, dapat memperoleh tambahan pengetahuan mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham dan memperoleh tambahan informasi mengenai topik yang sejenis apabila akan mengadakan penelitian lebih lanjut. c. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan berupa sumbangan pemikiran agar hal tersebut dapat menjadi informasi dan bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam menetapkan kebijakan di masa yang akan datang. d. Bagi Pihak Lain Sebagai sumber informasi yang kiranya dapat memberikan manfaat dan petunjuk untuk keperluan penelitian pada masalah yang sama atau penelitian lanjutan. Tinjauan Pustaka Dan kerangka Pemikiran Salah satu kinerja perusahaan yang penting adalah kinerja keuangan yang dapat diukur melelui analisis rasio profitabilitas. Rasio Profitabilitas (profitability ratios) mengukur efektivitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari penjualan dan investasi (Weston, 1995: 237). ROA disebut juga sebagai profitabilitas ekonomi, merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik keadaan suatu perusahaan. Return On Assets yang positif menunjukan total aktiva yang di gunakan untuk operasi perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan. Begitu juga sebaliknya, jika return on assets negatif menunjukan bahwa total aktiva yang digunakan tidak mampu memberikan laba bagi perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik keadaan suatu perusahaan. ROA dihitung sebagai berikut: ܴܱ= ܣ
݅ݏݎܾ݁ ܾܽܽܮℎ ܽ݀ݑݏ݁ݏℎ ݆݇ܽܽ ݔ100% ܽݒ݅ݐ݇ܽ ݈ܽݐݐ
Dalam penggunaan Return On Assets terdapat beberapa keunggulan yang bisa didapatkan ROA mudah dihitung,dipahami dan sangat berarti dalam nilai absolute. Disamping beberapa kelemahan terdapat pula kelemahan- kelemahan yang terkandung didalamnya yaitu Manajemen juga cenderung untuk berfokus pada tujuan jangka pendek dan bukan tujuan jangka panjang. Debt to equity ratio mencerminkan besarnya proporsi antara total debt (total hutang ) dengan total shareholder’s equity (total modal sendiri). Total debt merupakan total liabilities (baik hutang jangka pendek maupun jangka panjang) sedangkan total shareholder’s equity merupakan total modal sendiri yang disetor dan laba yang ditahan yang dimiliki perusahaan. Tingkat penggunaan hutang dari suatu perusahaan dapat di tunjukan oleh salah satunya menggunakan rasio hutang terhadap equitas Debt to Equity Ratio (DER) yaitu rasio yang menunjukan perbandingan antara hutang dengan modal sendiri. Suad dan Enny (2006: 70) Debt to Equity Ratio, Rasio ini menunjukan perbandingan antara hutang dengan modal sendiri. Dinyatakan dalam rasio,
ܾ݆݊ܽ݅ܽݓ݁݇ ݈ܽݐݐ ݔ100% ݉݅ݎ݅݀݊݁ݏ ݈ܽ݀ Semakin tinggi debt to equity ratio mencerminkan tingginya resiko perusahaan karena hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan masih membutuhkan modal pinjaman untuk membiayai operational perusahaan sehingga beban perusahaan juga semakin besar. Tentunya hal ini akan mengurangi hak pemegang saham dalam bentuk dividen. Apabila perusahaan masih membutuhkan permodalan dari pihak luar maka dapat dipastikan keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan untuk mengembalikan pinjaman modal, akan mengakibatkan tidak menarik bagi para investor dan akan cenderung untuk menghindari saham-saham yang memiliki debt to equity ratio yang relatif tinggi karena investor lebih tertarik pada saham yang tidak menanggung terlalu banyak beban hutang. Earning per Share (EPS) merupakan Laba per lembar saham yang sering kali digunakan oleh para investor dan pemegang saham dalam mengevaluasi tingkat profitabilitas perusahaan sehingga menjadi informasi yang paling mendasar dan penting untuk menggambarkan prospek keuntungan perusahaan dimasa yang akan datang. Disisi lain calon pemegang saham dapat menjadikan earning per share sebagai indikator akan keberhasilan suatu perusahaan. Terdapat 2 jenis dalam perhitungan Earning Per Share sebagai berikut: EPS Historis dan EPS Proyektif. Adapun untuk menghitung Earning Per Share menurut Eduardus Tandeilin (2001: 242) dapat dihitung dengan rumus : = ݅ݐܴܽ ݕݐ݅ݑݍܧ ݐ ݐܾ݁ܦ
EPS =
௦ ௦௧ ௨ ௗ ௨ ௦ ௬ௗ
Sebagian besar para investor menganggap earning per share merupakan informasi yang penting dan paling mendasar dan berguna penting karena dapat menggambarkan prospek earning perusahaan di masa mendatang. Earning per share menunjukkan tingkat keuntungan bersih untuk tiap lembar sahamnya yang mampu diraih perusahaan pada saat menjalankan operasinya yang akan diterima pemegang saham atas keikutsertaannya dalam perusahaan. hal ini akan mendorong investor untuk menambah jumlah modal yang ditanamkan pada perusahaan. hal ini berakibat dengan meningkatnya laba maka harga saham cenderung naik. Sebaliknya bila terjadi laba menurun maka saham akan ikut menurun. Penggunaan laporan keuangan dalam analisis perusahaan yang dapat memberikan informasi bagi investor akan kondisi suatu perusahaan mengandung beberapa kelemahan khususnya yang berkaitan dengan pelaporan laba perusahaan. permasalahan pelaporan ini terkait dengan munculya hal-hal berikut seperti yang diungkapkan Eduardus Tandeilin (2001: 239), yaitu Munculnya konflik kepentingan antara investor sebagai pengguna laporan keuangan dan manajemen sebagai penyaji laporan keuangan, Berkaitan dengan kemampuan laporan keuangan untuk menggambarkan kondisi perusahaan yang terbaru. Kebijakan dividen merupakan salah satu keputusan penting dla kaitannya dengan usaha untuk memkaksimalkan perusahaan. Pengertian Kebijakan dividen menurut Bambang Riyanto (2001: 265) menyatakan bahwa : “Kebijakan dividen adalah kebijakan yang bersangkutan dengan penentuan pembagian pendapatan (earning) antara penggunaan pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan dalam perusahaan, yang berarti pendapatan tersebut harus ditanam di dalam perusahaan”. Dividend Per Share merupakan total semua dividen tunai yang dibagikan dibandingkan dengan jumlah aham yang beredar kepada para pemegang saham sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya. Menurut Bambang Riyanto (1995: 269) dividen saham dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Dividen per Share =
௨ ௗ௩ௗ ௬ ௗ௬ ௨ ௦ ௬ ௗ
Perusahaan yang Dividen per Share lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaanperusahaan sejenis akan lebih diminati oleh investor, karena investor akan memperoleh kepastian modal yang ditanamkannya, yaitu hasil berupa dividen. Pada pasar yang efisien, harga saham berubah berdasarkan informasi yang ada. Dalam persaingan pasar seperti di Bursa Efek Indonesia interaksi yang terjadi antara pembeli dan penjual menghasilkan harga pada tingkat keseimbangan (equilibrium price) atau yang biasa disebut juga dengan istilah market value. Harga pasar saham yang aktif diperdagangkan dapat dilihat di surat kabar. Harga saham yaitu nilai saham dipasar yang ditunjukkan oleh harga saham tersebut di pasar (Eduardus Tandeilin, 2001: 183). Laba per lembar saham sering kali digunakan oleh para investor dan dalam mengevaluasi tingkat profitabilitas perusahaan sehingga menjadi informasi yang paling mendasar dan penting untuk menggambarkan prospek keuntungan perusahaan dimasa yang akan datang. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham adalah Laba per lembar saham (Earning Per Share/EPS), Tingkat Bunga, Kebijakan pembagian deviden, Jumlah laba yang didapat perusahaan, Tingkat Resiko dan Pengembalian (Weston dan Brigham, 2001: 26). Berdasarkan uraian diatas dapat disimpukan dengan return on assets pada suatu perusahaan yang semakin besar, maka semakin besar pula tingkat keuntungan ynag dicapai perusahaan baik earning per share maupun dividen per share sehingga akan mendapatkan nilai tambah bagi perusahaan dan biasanya akan direspon oleh meningkatny harga saham perusahaan dan sebaliknya, jika perusahaan mengalami penurunan kinerja maka akan direspon oleh penurunan harga. Penelitian Terdahulu Intan (2005), meneliti tentang Pengaruh DPS dan EPS terhadap harga saham (studi empirik pada perusahaan go public di bursa efek indonesia) menyimpulkan bahwa Secara parsial, DPS tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham dan EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Denies Dan Prabandru (2012) meneliti pengaruh pengaruh return on investment (ROI), earning per share (EPS), dan dividen per share (DPS) terhadap harga saham perusahaan pertambangan yang terdaftar di bursa efek indonesia menyimpulkan secara memaksimalkan penggunaan aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk menghasilkan laba maka dapat meningkatkan nilai perusahaan berupa meningkatnya harga saham karena saham perusahaan direspon positif oleh investor. Stella (2009) meneliti analisis PER, DER, ROA dan PBV terhadap harga aham pada perusahaan manufaktur yang tercatat di bursa efek indonesia periode 2004-2007. Hasil penelitian menyatakan bahwa daya tarik saham perusahaan akan menurun dimata investor jika proporsi hutang meningkat sehingga mempunyai beban yang berat. Secara simultan penelitian ini berpengaruh terhadap harga saham. Hipotesis Berdasarkan pada latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian serta tinjauan pustaka seperti yang telah diuraikan tersebut di atas maka hipotesis alternatif yang diajukan dalam penelitian ini bahwa “Terdapat pengaruh Return Of Asset (ROA), Debt To Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS) dan Dividen Per Share (DPS) baik secara simultan maupun parsial terhadap harga saham pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2011”. Metode Penelitian Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan skripsi ini adalah metode deskriptif dan kausalitas. Menurut Sanusi (2011: 13) mengemukakan metode deskriftif adalah suatu metode yang berusaha menyimpulkan, menyajikan serta menganalisa data sehingga dapat memberi gambaran yang cukup jelas mengenai objek yang diteliti dan menarik kesimpulan berdasarkan penelitian yang dilakukan. Tujuan dari deskriptif ini adalah
membuat deskriptif secara otomatis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan hubungan antara fenomena yang diselidiki. Metode kausalitas yaitu metode penalitian yang disusun untuk meneliti kemungkinan adanya sebab akibat antar variabel. Dalam metode ini umumnya sebab akibat tersebut sudah dapat diprediksi peneliti, sehingga peneliti dapat menyatakan klasifikasi variabel penyebab, variabel antara, dan variabel terikat (Sanusi, 2011: 14) Operasionalisasi Variabel Yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah: - Variabel Independen (variabel bebas) Menurut Sugiyono (2008: 59) Variabel Independen sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam kaitannya dengan masalah yang diteliti, maka yang menjadi variabel independen adalah: - Return On Assets (ROA) (X1) adalah perbandingan antara laba setelah pajak dengan jumlah aktiva. Dimana ROA yang dimaksud penelitian ini adalah ROA terdapat pada laporan keuangan perusahaan LQ 45 periode 2010-2011. - Debt to Equity Ratio (DER) (X2) adalah perbandingan antara hutang dengan modal sendiri. Dimana DER yang dimaksud penelitian ini adalah DER yang terdapat pada laporan keuangan perusahaan LQ45 periode 2010 -2011. - Earning per Share (EPS) (X3) adalah perbandingan antara laba bersih setelah bunga dan pajak dengan jumlah saham yang beredar. Dimana EPS yang dimaksud dalam penelitian ini adalah EPS yang terdapat pada laporan keuangan perusahaan LQ 45 periode 2010-2011. - Dividen per Share (DPS) (X4) adalah perbandingan antara jumlah dividen dengan jumlah saham yang beredar. Dimana DPS yang dimaksud dalam penelitian ini adalah DPS yang terdapat pada laporan keuangan perusahaan LQ 45 periode 20102011. - Variabel Dependent (variabel terikat) Menurut Sugiyono (2008: 59) Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam kaitannya dengan masalah yang diteliti, maka yang menjadi variabel dependent adalah Harga Saham (Y). Harga saham yang dimaksud dalam penelitian ini adalah closing price per tahun masing-masing perusahaan yang diteliti dengan periode penelitian dari tahun 2010 sampai dengan 2011. Analisis Statistik Kegiatan yang paling panting dalam keseluruhan proses penelitian adalah pengolahan data. Dengan pengolahan data dapat diketahui tantang makna dari data yang berhasil dikumpulkan. Untuk mempermudah dalam menganalisa data, penulis menggunakan software SPSS 20.0 for Windows. Untuk lebih jelasnya akan dibahas sebagai berikut: Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel dependen dapat diprediksikan melalui variabel independen. Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik atau turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih varibel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya) Menurut Sugiyono (2008: 277) dengan model persamaan sebagai berikut: Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + e Keterangan : a = Intercept (konstanta) X1 = Return On Assets (ROA)
X2 X3 X4 Y b1,2,3,4 e
= Debt To Equity Ratio (DER) = Earning Per Share (EPS) = Dividen Per Share (DPS) = Harga saham = Koefisien regresi dari masing-masing variabel independen = kesalahan pengganggu (error )
Pengujian Model/Uji Asumsi Klasik Dalam pengujian regresi linear berganda, untuk memperoleh penelitian yang akurat diperlukan pengujian dengan uji asumsi klasik terlebih dahulu melalui program spss 16 yaitu: a. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel-variabel independen. Metode untuk mendiagnosa adanya multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflaton Factor (VIF) (Danang, 2011: 79) a. Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada penelitian tersebut. b. Jika nilai tolerance < 0,10 dan VIF > 10, maka dapat diartikan bahwa terdapat multikolinearitas pada penelitian tersebut. b. Heteroskedastisitas Sedangkan untuk menditeksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scetterplot model tersebut. Tidak terdapat heteroskedastisitas jika: (1) penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola; (2) titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau disekitar angka nol dan (3) titik-titik data tidak megumpul hanya di atas atau di bawah saja. Persamaan regresi yang baik adalah jika tidak terjadi heteroskedastisitas (Danang, 2011: 82). c. Uji Normalitas Uji normalitas akan menguji variabel dependen dan variabel independen pada persamaan regresi yang dihasilkan, apakah berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal. Untuk mendeteksi normalitas dapat dilakukan dengan uji statistik. Test statistik yang digunakan antara lain analisis normal probability plots dan kolmogorov-smirnov test. Data penelitian ini dinyatakan normal bila nilai signifikansi > α dan pada probability plots dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data yang menyebar disekitar garis diagonal dan penyebaran titiktitik data searah mengikuti garis diagonal (Danang, 2011: 84). d. Uji Autokorelasi Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak memiliki masalah autokorelasi. Jika terjadi autokorelasi maka persamaan tersebut menjadi tidak baik atau tidak layak dipakai prediksi. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan cara yang pertama, yaitu uji Durbin-Waston (DW test). Menurut Danang (2011: 91) keputusan ada tidaknya autokorelasi dengan ketentuan sebagai berikut: - Terjadi autukorelasi positif jika nilai DW di bawah -2 ( DW < -2) - Tidak terjadi autukorelasi jika nilai DW berada di antara -2 dan +2 - Terjadi autukorelasi negatif jika nilai DW di atas +2 atau DW > +2 Koefisien Determinasi (R2) Uji koefisien determinasi menunjukan prosentase pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen. Besarnya koefisien determinasi dari 0 sampai 1. Semakin mendekati nol besarnya koefisien determinasi semakin kecil pengaruh variabel independen. Sebaliknya semakin mendekati 1 besarnya koefisien determinasi semakin besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozhali, 2005).
Pengujian Hipotesis Menurut Sugiyono (2010: 94) pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji apakah ada korelasi atau tidak antar variabel dependen dan variabel independen. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Pengujian Secara Simultan: H0 : ρ = 0 berarti Return On Assets (ROA), Debt To Equity Ratio (DER) , Earning Per Share (EPS) Dan Dividen Per Share (DPS) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham pada perusahaan Indeks LQ 45 yang listing di Bursa Efek Indonesiaperiode 2010-2011. Ha : ρ ≠ 0 berarti terdapat pengaruh Return On Assets (ROA), Debt To Equity Ratio (DER) , Earning Per Share (EPS) Dan Dividen Per Share (DPS) terdapat pengaruh secara signifikan terhadap harga saham pada perusahaan Indeks LQ 45 yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2011. - Perhitungan dengan menggunakan software SPSS, maka penerimaan dan penolakan atas hipotesis yang diajukan sebagai berikut: - Significance F change < α = 0,05 Ho ditolak - Significance F change > α = 0,05 Ho diterima 2. Pengujian Secara Parsial: - Menentukan hipotesis H01,2,3,4 : ρ = 0, dimana Return On Assets (ROA), Debt To Equity Ratio (DER) , Earning Per Share (EPS) Dan Dividen Per Share (DPS) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham pada perusahaan Indeks LQ 45 yang listing di Bursa Efek Indonesiaperiode 2010-2011. Ha : ρ = 0 dimana Return On Assets (ROA), Debt To Equity Ratio (DER) , Earning Per Share (EPS) Dan Dividen Per Share (DPS) terdapat pengaruh secara signifikan terhadap harga saham pada perusahaan Indeks LQ 45 yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2011. - Perhitungan dengan menggunakan software SPSS, maka penerimaan dan penolakan atas hipotesis yang diajukan sebagai berikut: - Significance t < α = 0,05 Ho ditolak - Significance t > α = 0,05 Ho diterima Pengaruh Return On Assets, Debt To Equity Ratio, Earning Per Share, Dividen Per Share terhadap harga saham pada perusahaan Indeks LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2011. Untuk menganalisis pengaruh Return On Assets, Debt To Equit Ratio, Earning Per Share dan Dividen Per Share terhadap Harga saham perusahaan Indeks LQ 45 periode 2010-2011 secara simultan atau parsial dengan menggunakan analisis regresi berganda dan koefisian determinasi. Maka perlu penyajian data yang akan dianalisis dalam penelitian ini. Data perkembangan Return On Assets, Debt To Equit Ratio, Earning Per Share, Dividen Per Share dan harga saham pada perusahaan Indeks LQ 45 periode 2010-2011 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.6 Return On Assets, Debt To Equit Ratio, Earning Per Share, Dividen Per Share dan Harga saham pada Perusahaan Indeks LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2011 No
1 2 3 4
Nama Perusahaan
RataRata ROA (%)
Astra Agro Lestari Tbk. Aneka Tambang(Persero) Tbk Astra Internasional Tbk Bank Central Asia Tbk
23,71 13,17 13,32 2,72
RataRata DER (%)
RataRata EPS (Rp)
RataRata DPS (Rp)
0,2 1.433,68 912,5 0,35 189,14 80,85 1,06 4.410,93 1.225 8,3 390,38 134,75
Rata-Rata Harga Saham (Rp)
23.950 2.035 64.250 7.200
5 6 7 8
Bank Negara Indonesia Tbk 9,25 6,7 270,61 64,23 3.838 Bank Mandiri Tbk 2,16 8,81 486,94 122,61 6.625 Bumi Resources Tbk 3,24 4,66 114,2 28,05 2.600 Tambang Batubara Bukit Asam (persero) Tbk 24,93 0,39 1.105,62 663,53 20.150 9 Gudang Garam Tbk 13,09 0,52 2.365,9 940 51.025 10 Indofood Sukses Makmur Tbk 7,81 1,02 453,87 154 4.738 11 Indika Energy Tbk 6,65 1,23 189,15 67 3.450 12 Jasa Marga Tbk 6,24 1,35 184,93 92,29 3.813 13 Kalbe Farma Tbk 18,52 0,25 139,14 82,5 3.325 14 London Sumatra Indonesia Tbk 24,68 0,19 531,83 80,5 7.550 15 Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk 19,67 1,01 255,82 144,53 3.800 16 Semen Gresik Tbk 21,75 0,32 640,13 318,58 10.450 17 United Tractors Tbk 12,84 0,77 1.368,03 705.00 25.075 18 Unilever Indonesia Tbk 33,88 1,5 489,95 347 17.650 19 BPD Jawa Barat dan Banten Tbk 1,91 8,41 95,55 60,37 1.180 20 Charoen Pokphand Indonesia 30,31 0.45 745,98 53,4 1.995 21 XL Axiata Tbk 9,85 1,31 336,03 118,44 4.913 22 Gajah Tunggal Tbk 8,1 1,78 254,92 11 2.650 23 Indosat Tbk 1,51 1,86 145,39 68,19 5.525 24 Lippo Karawaci Tbk 3,22 0,99 24,71 9,67 670 25 Timah Tbk 14,89 0,42 183,3 90,63 2.210 26 Telekomunikasi Indonesia (persero) Tbk 13,29 0,84 670,09 346,82 7.500 27 Holcim Indonesia Tbk 8,79 0,49 122,89 54,5 2.213 28 Bank Tabungan Negara Tbk 1,25 10,39 110,8 28,25 1.425 29 Bank Rakyat Indonesia Tbk 3,19 9,23 775,09 119,13 8.625 30 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 20,43 0,16 927,2 278.00 16.500 Untuk mengetahui apakah secara statistik benar-benar ada hubungan atau pengaruh Return On Assets, Debt To Equit Ratio, Earning Per Share dan Dividen Per Share terhadap Harga saham perusahaan Indeks LQ 45 periode 2010-2011, harus dilakukan uji statistik, regresi berganda, koefisien determinasi serta dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan program SPSS versi 20.0 for windows. Analisis Regresi Linier Berganda Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. a
Coefficients
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
227.962
1747.554
Return On Assets (ROA)
-53.824
92.342
Debt to Equity Ratio (DER)
-23.083
Earning Per Share (EPS) Dividen Per Share (DPS) a. Dependent Variable: Harga Saham
Beta
t
Sig.
.130
.897
-.034
-.583
.565
252.622
-.005
-.091
.928
9.997
1.772
.601
5.643
.000
18.631
5.084
.406
3.665
.001
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, persamaan regresi yang dapat disusun adalah Y = 227,962– 53,824 X1- 23,083 X2+ 9,997 X3+ 18,631 X4 Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Konstanta sebesar 227,962 menyatakan bahwa jika Return On Assets, Debt To Equit Ratio, Earning Per Share dan Dividen Per Share bernilai nol (0) maka Harga saham sebesar 227,962. 2. Koefisien regresi Return On Assets (X1) sebesar 53,824 menyatakan bahwa setiap perubahan sebesar 1 persen pada Return On Assets maka harga saham akan mengalami penurunan sebesar Rp53,824. 3. Koefisien regresi Debt To Equit Ratio (X2) sebesar 23,083 menyatakan bahwa setiap perubahan sebesar 1 persen pada Debt To Equit Ratio maka harga saham akan mengalami penurunan sebesar Rp 23,083. 4. Koefisien regresi Earning Per Share (X3) sebesar 9,997 menyatakan bahwa setiap perubahan sebesar 1 persen pada Earning Per Share maka harga saham akan mengalami peningkatan sebesar Rp 9,997 . 5. Koefisien regresi Dividen Per Share (X4) sebesar 18,631 menyatakan bahwa setiap perubahan sebesar 1 persen pada Dividen Per Share maka harga saham akan mengalami kenaikan sebesar Rp 18,631. Uji Asumsi Klasik Model persamaan regresi linear berganda dapat diterima jika memenuhi syarat asumsi klasik antara lain bebas dari Multikolinearitas, Heteroskedastisitas, Normalitas dan Autokorelasi. a.
Uji Multikolinearitas Dilakukan proses perhitungan dengan menggunakan program SPSS versi 20 dengan hasil sebagai berikut: Coefficientsa Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
Return On Assets (ROA)
.596
1.678
Debt to Equity Ratio (DER)
.619
1.616
Earning Per Share (EPS)
.176
5.677
Dividen Per Share (DPS)
.163
6.142
a. Dependent Variable: Harga Saham Berdasarkan hasil pengujian pada tabel coefficients di atas terlihat bahwa nilai VIF dari variabel Return On Assets, Debt To Equity Ratio, Earning Per Share dan Dividen Per Share masing-masing yaitu sebesar 1,678, 1,616, 5,677 dan 6,142. Dan tolerance dari variabel Return On Assets, Debt To Equity Ratio, Earning Per Share dan Dividen Per Share masing-masing sebesar 0,596, 0,619, 0,176 dan 0,163. Hal ini menunjukkan terlihat bahwa nilai VIF lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,10 sehingga dapat dijelaskan menurut pengujian model regresi terbebas dari masalah multikolinearitas. b.
Uji Heteroskedastisitas Grafik untuk pengujian heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:
Dari grafik scatterplot di atas menunjukan pola yang berbentuk (berupa titik) menyebar di atas dan di bawah angka nol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas. c.
Uji Autokorelasi Hasil pengujian Durbin Waston dalam penelitian ini tersaji sebagai berikut:
Tabel 4.8 Model Summaryb
Model
R
1
R Square
.975
a
Adjusted R Square
.950
Std. Error of the Estimate
.942
DurbinWatson
3502.03697
2.186
a. Predictors: (Constant), Dividen Per Share, Debt to Equity Ratio, Return On Assets, Earning Per Share b. Dependent Variable: Harga Saham Hasil penelitian di atas menunjukan nilai DW sebesar 2,186, Maka dapat terlihat hasilnya karena nilai DW berada diantara -2 dan +2, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi. d.
Uji Normalitas Hasil penelitannya sebagai berikut:
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parameters
a,,b
Return On
Debt to Equity
Earning Per
Dividen Per
Assets
Ratio
Share
Share
Harga Saham
30
30
30
30
30
Mean
12.4760
2.4987
647.0733
246.7107
10564.3333
Std. Deviation
9.12250
3.27218
874.59801
317.03172
14559.65689
Most Extreme
Absolute
.130
.344
.242
.315
.286
Differences
Positive
.130
.344
.242
.315
.286
Negative
-.109
-.237
-.238
-.227
-.248
Kolmogorov-Smirnov Z
.711
1.884
1.324
1.725
1.568
Asymp. Sig. (2-tailed)
.693
.250
.670
.560
.780
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Berdasarkan hasil penelitian di atas hasil ketiga variabel berdistribusi normal, itu terlihat dari nilai sig (2-tailed) > 5%. Variabel harga saham menghasilkan nilai 0,780 atau 78,0%, variabel ROA menghasilkan nilai 0,693 atau 69,3% dan variabel DER menghasilkan nilai 0,250 atau 25,0%, variabel EPS menghasilkan nilai 0,670 atau 67,0%, variabel DPS menghasilkan nilai 0,560 atau 56,0%Dari ketiga variabel tersebut nilainya lebih dari 5% maka data dikatakan berdistribusi normal. Koefisien Determinasi (R2) Hasil perhitungan SPSS diperoleh nilai koefisien determinasi sebagai berikut: b
Model Summary
Std. Error of the Model
R
R Square
1
.975
a
Adjusted R Square
.950
Estimate
.942
3502.03697
a. Predictors: (Constant), Dividen Per Share, Debt to Equity Ratio, Return On Assets, Earning Per Share b. Dependent Variable: Harga Saham
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,950. Hal ini berarti besar variasi harga saham pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dapat diterangkan oleh variabel Return On Assets, Debt To Equit Ratio, Earning Per Share dan Dividen Per Share adalah sebesar 95,0% sedang sisanya 5% dipengaruhi variabel lain di luar model penelitian. Uji Hipotesis 1. Pengujian Secara Simultan (Uji F) Pengujian ini didasarkan pada hasil perhitungan ANOVA dengan melihat nilai F-test dan probabilitas signifikansi. Hasil uji signifikansi uji F dapat terlihat sebagai berikut: b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
5.841E9
4
1.460E9
Residual
3.066E8
25
1.226E7
Total
6.148E9
29
F
Sig.
119.064
a
.000
a. Predictors: (Constant), Dividen Per Share, Debt to Equity Ratio, Return On Assets, Earning Per Share Dependent Variable: Harga Saham
Berdasarkan hasil pengujian telah diperoleh nilai sig 0,000 < 0,05 maka H0 di tolak atau terdapat pengaruh yang signifikan. Hal ini berarti variabel independen Return On Assets, Debt To Equit Ratio, Earning Per Share dan Dividen Per Share secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen harga saham sehingga dapat diartikan bahwa variabel independen Return On Assets, Debt To Equit Ratio, Earning Per Share dan Dividen Per Share mampu menjelaskan besarnya variabel dependen harga saham pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2.
Pengujian Secara Parsial (Uji t) Berdasarkan hasil pengujian parsial masing-masing variabel pada tabel coefficient dapat diketahui bahwa hasil perhitungan uji parsial pada: 1. Return On Assets (ROA) terhadap harga saham pada perusahaan Indeks LQ 45 periode 2010-2011. Hasil pengujian statistik dengan SPSS di atas diperoleh hasil yang menyatakan bahwa Return On Assets (ROA) dengan nilai sig 0,565 > 0,05 dan bernilai negatif sebesar 53,8 dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Return On Assets (ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa ROA tidak semata-mata dijadikan ukuran dalam menilai kinerja perusahaan oleh investordalam memprediksi harga saham dipasar modal. Hasil yang berbeda dengan peneitian Akroman (2002) yang menyatakan bahwa ROA berpengaruh terhadap harga saham, ini dapat disebabkan oleh koefisien regresi ROA yang sengat rendah dari standarderror ROA yang lebih tinggi dari koefisien regresinya, kondisi ini menggambarkan bahwa kemampuan perusahaan memperoleh laba dan untuk mengendalikan seluruh biaya-biaya operasional sangat rendah sehingga kurang berpengaruh terhadap harga saham yang juga dimungkin kan disebabkan karena pasar BEI yag bisa dibilang terkatagori dalam pasar yang sedang berkembang(emerging market). 2. Debt To Equit Ratio(DER) terhadap harga saham pada perusahaan Indeks LQ 45 periode 2010-2011. Berdasarkan hasil pengujian uji parsial diperoleh hasil yang menyatakan bahwa Debt To Equit Ratio(DER) dengan nilai sigg 0,928 > 0,05 dan bernilai negatif sebesar -23 sehingga dapat disimpulkan bahwa Debt To Equit Ratio(DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan tingginya hutang yang dimilki perusahaan menunjukkan bahwa hutang tersebut dibiayai oleh modal saham investor, hal ini akan membuat investor merasa terbebani dan daya tarik saham perusahaan akan menurun dimata investor karena hal teersebut dapat berarti bahwa proporsi hutang perusahaan bertambah besar sehingga perusahaan mempunyai beban yang semakin berat sehingga harga saham perusahaan akan mengalami penurunan. 3. Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham pada perusahaan Indeks LQ 45 periode 2010-2011 Dari hasil perhitungan diperoleh hasil yang menyatakan bahwa Earning Per Share(EPS) dengan nilai sig 0,000 < 0,05 dan bernilai positif sebesar 9,997 sehingga dapat disimpulkan bahwa Earning Per Share(EPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa mampu menghasilkan EPS yang tinggi dari tahun ke tahunnya pada keseluruhan perusahaan yang terdaftar pada Indeks LQ 45 periode 2010-2011. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Intan (2009) yang menyatakan bahwa EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa informasi EPS perusahaan yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan merupakan hal yang utama diperhatikan oleh investor dalam mengambil keputusan investasinya, sehingga hal tersebut akan mempengaruhi permintaaan terhadap saham perusahaan yang bersangkutan yang pada akhirnya akan mempengaruhi harga saham, dimana apabila investor menganggap bahwa angka EPS perusahaan yang cukup baik dan akan menghasilkan return yang sepadan dengan resiko yang akan ditanggungnya, maka permintaan terhadap saham perusahaan tersebut akan meningkat, yang berarti harga saham perusahaan tersebut juga akan meningkat. EPS uga membuktikan merupakan salah satu faktor fundamental suatu perusahaan yang dapat mempengaruhi harga saham karena dalam setiap pengambilan keputusan, investor banyak memperhatikan pertumbuhan EPS sehingga hal ini dapat mempengaruhi naiknya harga saham.
4. Dividen Per Share(DPS) terhadap harga saham pada perusahaan Indeks LQ 45 periode 2010-2011 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Dividen Per Share(DPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Berdasarkan hasil pengujian statistik dengan SPSS di atas diperoleh hasil uji signifikansi Uji t dapat terlihat dengan nilai sigg 0,01 < 0,05 dan bernilai positif sebesar 18,6. Hasil penelitian ini diperkuat oleh kajian teori dan hasil penelitian yang relevan. Berdasarkan bird in the hand theory yang menyatakan bahwa nilai perusahaan akan dimaksimalkan oleh rasio pembayaran dividen tunai yang tinggi maka dalam penelitian ini telah terbukti bahwa pembagian dividen dapat mempengaruhi atau meningkatan harga dari sebuah saham suatu perusahaan. Kandungan informasi atau persinyalan yang terdapat didalam pengumuman dividen akan memberikan sinyal bagi investor mengenai perubahan harga saham. Hal ini terbukti bahwa informasi yang berkaitan dengan dividen akan direspon positif oleh investor sehingga dapat meningkatkan harga saham. Simpulan Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis lakukan dari hasil penganalisaan lebih lanjut mengenai Return on Asssets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS) dan Dividen per Share (DPS) Terhadap Harga Saham pada perusahaan Indeks LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2011 maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Perkembangan Return On Assets (ROA) tertinggi selama periode 2010-2011 adalah pada perusahaan Unilever Indonesia Tbk sebesar 33.88 %. Sedangkan nilai Return On Assets yang terendah terjadi pada perusahaan Bank Tabungan Negara yaitu sebesar 1.25 %. Disisi lain, perkembangan nilai Debt to Equity Ratio (DER) tertinggi selama periode 2010-2011 adalah pada perusahaan Bank Tabungan Negara yaitu sebesar 10,30 %. Sedangkan nilai Debt to Equity Ratio terendah terjadi pada perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa yaitu sebesar 0,15%. Sedangkan perkembangan nilai Earning Per Share (EPS) tertinggi periode 2010-2011 adalah pada perusahaan Astra Internasional Tbk. sebesar Rp 4.410,93, nilai Earning Per Share yang terendah terjadi pada perusahaan Lippo Karawaci Tbk yaitu sebesar Rp 24,71. Sama halnya dengan perkembangan earning per share perkembangan nilai Dividen Per Share (DPS) tertinggi periode 2010-2011 adalah perusahaan Astra Internasional Tbk. sebesar Rp 1.225. Sedangkan nilai Dividen Per Share yang terendah terjadi pada perusahaan Lippo Karawaci Tbk yaitu sebesar Rp 9,67. 2. Perkembangan Harga saham tertinggi selama tahun 2010-2011 terjadi pada perusahaan Astra Internasional Tbk sebesar Rp 64.250. Sedangkan harga saham dengan nilai terendah terjadi pada perusahaan Timah Tbk. Rp 670. 3. Secara simultan variabel independen Return on Asssets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS) dan Dividen per Share (DPS) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen harga saham. Dan secara parsial dari hasil pengujian statistik dengan SPSS diperoleh hasil yang menyatakan bahwa Return on Asssets (ROA) dan Debt to Equity Ratio (DER), tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham sedangkan pada variabel Earning Per Share (EPS) dan Dividen per Share (DPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan Indeks LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2011. Saran Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, penulis mencoba memberikan saran sebagai berikut: • Bagi investor Kepada investor yang akan menginvestasikan sahamnya pada suatu perusahaan sebaiknya terlebih dahulu melihat pada kondisi perusahaan yang akan dipilih. Oleh karena itu investor dapat melihat dari laporan kinerja keuangan perusahaan. Selain itu investor
harus turut dalam mengamati keadaan fluktuasi di pasar sehingga investor dapat menganalisis keadaan internal pada setiap perusahaan sebelum menginvestasikan pada saham yang akan dibeli. • Bagi perusahaan Perusahaan harus lebih memperhatikan faktor-faktor kinerja keuangan baik yang diukur pada profitabilitas maupun pasar dalam menentukan harga saham. Perusahaan harus menyediakan informasi atau laporan yang akurat, actual dan bertanggung jawab guna memudahkan bagi para investor dalam mengambil keputusan untuk menanamkan investasi pada perusahaan. • Bagi peneliti selanjutnya Peneliti selanjutnya hendaknya mengarahkan penelitian pada obyek penelitian yang lebih luas dengan mengambil obyek semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan mengambil sampel yang lebih banyak atau menambah tahun pengamatan. Sehingga hasil penelitian menjadi lebih baik karena unsur keterwakilan data yang lebih tinggi dibandingkan pengambilan sampel yang lebih sedikit. DAFTAR PUSTAKA Bambang Riyanto. 2010. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, edisi 4. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA. Eduardus Tandelilin.2001. Analisis Investasi dan Manjamen Portofolio. Edisi pertama .Yogyakarta :BPFE. Yogyakarta Fabozzi,1999. Pasar dan lembaga keuangan. Jakarta : salemba empat. Gede priana dwipratama. 2009. Pengaruh PBV,DER,EPS,DPR,DAN ROA terhadap harga saham (studi empiris pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di BEI). Universitas gunadarma. Imam Ghazali. 2005. Aplikasi nilai multivariate dengan program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro. Keown, Arthur J., Scott, David F., Martin, Jhon D., Petty, William J. 2002. Manajemen Keuangan, edisi kesembilan. Haryandini. Jakarta:PT INDEKS Kelompok Gramedia. Munawir. 2007. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta. Noer sasongko & nila wulandari. 2006. Pengaruh EVA dan Rasio-rasio profitabilitas terhadap harga saham. Jurnal ekonomi. Vol.19 No. 1 : Hal.64-80. Rescyana Putri Hutami. 2012. Pengaruh DPS,ROA dab NPM terhadap harga saham perusahaan industry manufaktur yang tercatat di bursa efek Indonesia 2006-2010. Jurnal nominal. Vol.I No II : Hal. 105- 124. Sartono, Agus R. Drs. M.B.A. 2001. Manajemen Keuangan (Teori dan Aplikasi), Edisi Empat, Yogyakarta Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, edisi kelima.Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: ALFABETA. Washowicz & Van Horned,. 2005. Prinsip-prinsip manajemen keuangan. Jakarta : Salemba Empat. Stella. 2009. Pengaruh PER,DER,ROA dan PBV terhadap harga pasar saham. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 11 No. 2: Hal. 97-106. Taranika Intan. (2009). Pengaruh Dividend Per Share, Risiko Sistematis dan Inflsi Terhadap Harga Saham Industri Tekstil di Bursa Efek Indonesia. Tesis. Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatra Utara. Weston, J. Fred, Copeland, Thomas E. 1995. Manajemen Keuangan, Edisi kesembilan, Jilid 1. Kibrandoko. Jakarta: Binarupa Aksara. Weston, J. Fred, Copeland, Thomas E. 1997. Manajemen Keuangan, Edisi kesembilan, Jilid 2. Kibrandoko. Jakarta: Binarupa Aksara. Yenny sugiarti & suyanto. 2007. Pengaruh informai keuangan (Book value dan earning per share) terhadap harga saham perbankan. Jubal akuntansi dan teknologi informasi. Vol. 6 No.2 : Hal 79-92.