PENGARUH RETURN ON ASSETS (ROA) DAN DEBT TO EQUITY RATIO (DER) TERHADAP HARGA SAHAM (Sensus pada Perusahaan Farmasi yang Go Public di Bursa Efek Indonesia)
Riska Rosati 123403037 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya Email :
[email protected]
Dibimbing oleh: Dr. Dedi Kusmayadi, S.E., M.Si., Ak., CA. H. Usman Mulya Kusumah, S.E., Ak.
ABSTRACT The purposes of this research is to know and analysize the return on assets and debt to equity ratio to stock price at pharmaceutical company at BEI and the influence of return on assets and debt to equity ratio to stock price at pharmaceutical company at Bursa Efek Indonesia. The metotodologies used in this research is descriptive analysis with approach of census. Data that is used in this research is data of secondary document of loading historical finances reports. Secondary data in this research is data steaming from notes publicized by Indonesia Stock Exchange (IDX). The data and information obtained from this research result analyzed by using Multiple Regression Analysis. Sum up population checked is data of 2014 periode at 10 Company. The result showed that the return on assets and debt to equity ratio at the same time and partly, an unsignificantly effect to share price at pharmaceutical company at BEI.
Keywords: Return on assets (ROA), Debt to equity ratio (DER), Stock Price
ABSTRAK Tujuan penelitan ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis return on assets, debt to equity ratio dan tingkat harga saham pada Perusahaan Farmasi yang Go Public di Bursa Efek Indonesia dan pengaruh return on assets dan debt to equity ratio terhadap harga saham pada Perusahaan Farmasi yang Go public di Bursa Efek Indonesia. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriftif analisis dengan pendekatan sensus. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data documenter sekunder yang memuat historis keuangan perusahaan. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data-data yang bersumber dari catatan-catatan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data dan informasi yang diperoleh dari hasil penelitian di analisis dengan menggunakan analisis regresi berganda. Jumlah populasi yang diteliti adalah 10 Perusahaan Farmasi Periode Tahun 2014. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa return on assets, debt to equity ratio dan harga saham pada Perusahaan Farmasi yang Go Public di Bursa Efek Indonesia secara parsial dan simultan mempunyai pengaruh namun tidak signifikan terhadap harga saham.
Kata Kunci: Return on assets (ROA), Debt to equity ratio (DER), Harga Saham
A. PENDAHULUAN Pasar modal merupakan sarana tempat investasi yang penting bagi investor. Menurut (Suad Husnan:1996) pasar modal mempunyai pengertian yang abstrak yang mempertemukan calon pemodal (investor) dengan emiten yang membutuhkan dana jangka panjang yang transferable. Investor akan menanamkan modal atau dananya untuk memperoleh keuntungan atau laba yang dihasilkan serta mendapatkan
sebagian
hak
kepemilikan
atas
perusahaan.
Selain
mempertimbangkan keuntungan atau laba yang akan diterima dalam melakukan investasi,para investor juga harus mempertimbangkan apakah modal yang ditanamkan dapat memberikan (return) yang diharapkan, yaitu dengan cara melihat kinerja perusahaan. Perusahaan yang kinerjanya baik akan memberikan tingkat pengembalian yang lebih baik dibandingkan pada perusahaan yang berkinerja tidak baik untuk itu suatu kinerja baik akan memberikan tingkatan pengembalian yang lebih baik dibandingkan pada suatu perusahaan yang berkinerja tidak baik.
Informasi yang berguna untuk mengetahui kinerja perusahaan salah satunya dengan analisis fundamental dan analisis teknikal,dapat digunakan sebagai dasar bagi para investor untuk memprediksi return, resiko ataupun ketidak pastian, jumlah, waktu dan faktor lain yang berhubungan dengan aktivitas investasi di pasar modal.
Menurut Abdul Halim (2005:5) analisis penilaian saham yang dapat
digunakan investor dalam mengambil kebijakan untuk investasi yaitu dengan Analisis fundamental, merupakan pendekatan analisis harga saham yang menitik beratkan pada kinerja perusahaan yang mengeluarkan saham dan analisis ekonomi yang akan mempengaruhi masa depan perusahaan. Harga saham adalah harga yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal (Jogiyanto:2008). Harga saham bisa dikatakan sebagai indikator keberhasilan dalam pengelolaan perusahaan untuk mendapatakan return yang diinginkan, yang ditunjukkan oleh kekuatan pasar dengan terjadinya transaksi dalam perdagang saham perusahaan di pasar modal. Ketertarikan investor terhadap saham perusahaan akan tercermin dari fluktuasi harga saham di pasar modal. Pada kegiatan pasar modal yang fluktuatif, para investor harus lebih teliti dalam menganalisis pergerakan perdagangan saham, sehingga keuntungan yang diperoleh akan maksimal. Para investor harus mampu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham, yang mana dapat ditentukan dengan kekuatan tawar menawar, semakin banyak orang yang membeli suatu saham tersebut. Cenderung akan bergerak naik, begitu pula sebaliknya. Namun untuk bisa memperkirakan kapan harga akan naik atau turun bukanlah hal yang mudah. Adanya faktor yang mempengaruhi terjadinya fluktuasi tersebut faktor fundamental dan teknikal merupakan faktor yang mempengaruhi harga saham. Dalam melakukan investasi di pasar modal investor akan mempertimbangkan faktor fundamental beberapa perusahaan, seperti kinerja perusahaan dengan melihat rasio keuangan untuk memperkirakan harga yang akan diterima dimasa yang akan datang. Rasio keuangan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah variabel Return on Assets (ROA) dan Debt to Equity Ratio (DER).
Rasio Profitabilitas memiliki hubungan yang kuat dengan return saham dibandingkan rasio Solvabilitas. Menurut Harmono (2014: 110) Rasio profitabilitas sering digunakan sebagai indikator kinerja fundamental perusahaan mewakili kinerja manajemen, untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan (laba). Semakin baik prestasi suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan diperusahaan, maka akan semakin meningkat permintaan akan saham yang selanjutnya akan meningkat pula pada harga saham. Sebuah bursa saham sering kali menjadi komponen terpenting dari sebuah pasar saham. Tidak ada keharusan untuk menerbitkan saham melalui bursa saham itu sendiri dan saham juga tidak mesti diperdagangkan di bursa tersebut hal semacam ini dinamakan "off exchange". Untuk saham yang sudah terdaftar perdagangannya harus dilapor ke bursa yang bersangkutan. Perusahaan yang dipilih dalam penelitian ini adalah perusahaan yang sahamnya terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015 dan termasuk dalam kelompok barang dan konsumsi sektor manufaktur subsektor Farmasi. Pemilihan barang dan konsumsi manufaktur subsektor farmasi ini didasarkan pada alasan bahwa industri manufaktur merupakan kelompok emiten yang terbesar dibandingkan kelompok industri lain yang sudah ada. Kelompok industri manufaktur subsektor Farmasi yang diteliti berjumlah 10 perusahaan. Fluktuasi rupiah yang terus bergejolak memberikan tekanan besar terhadap sektor industri farmasi. Namun demikian ada beberapa emiten yang layak diamati prospeknya terkait kinerja perseroan dan ekspansi usahanya di masa yang akan datang. Berikut disajikan urutan kapitalisasi pasar saham-saham farmasi dari terbesar sampai terkecil adalah:
Urutan kapitalisasi pasar saham-saham farmasi Per Oktober 2013 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kode Perusahaan KLBF TSPC MERK KAEF DVLA INAF SCPI SQBB PYFA
Kapitalisasi Pasar Saham Rp. 66,01 triliun Rp. 17,55 triliun Rp. 3,81 triliun Rp. 3,49 triliun Rp. 2,52 triliun Rp. 545 milyar Rp. 104,4 milyar Rp. 97,3 milyar Rp. 79,93 milyar
Diantara emiten farmasi yang layak dikoleksi untuk jangka panjang adalah Kalbe Farma (KLBF) dan Tempo Scan Pacific (TSPC). Selain produknya yang sudah banyak dikenal masyarakat dan kinerjanya yang cenderung stabil, kedua emiten ini juga tercatat sebagai emiten yang rajin membagi deviden bagi para investornya. Ditinjau dari sisi PER (price earning ratio) dan PBV(price to book value) yang disetahunkan, TSPC terlihat lebih murah dengan rasio PER 19.04 x dan PBV 3,7 x dibanding KLBF dengan rasio PER 35,70 x dan PBV 7,87 x. Namun KLBF lebih unggul dibanding TSPC dalam hal ROA (return on asset), ROE (return on equity) dan DER (debt equity ratio). Perusahaan yang bergerak di sektor Manufaktur subsektor Farmasi perlu memperhatikan pengelolaan terhadap total aktiva secara lebih efisien. Karena Tingkat aktiva lancar yang berlebih dapat dengan mudah membuat perusahaan merealisasi pengembalian atas assets (ROA) yang tinggi. Akan tetapi, perusahaan dengan jumlah aktiva lancar yang terlalu sedikit dapat mengalami kekurangan dan kesulitan dalam mempertahankan untuk melakukan pengembalian atas assets (ROA). Tetapi apabila kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban (DER) di anggap tinggi maka nilai perusahaan dimata investor akan tidak baik karena besarnya resiko yang harus di tanggung perusahaan.
B. IDENTIFIKASI MASALAH Dari Latar Belakang Penelitian yang telah diuraikan, dapat dirumuskan identifikasi masalah, diantaranya : 1. Bagaimana Return On Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER) dan Harga Saham pada Perusahaan Farmasi yang Go Public di Bursa Efek Indonesia. 2. Bagaimana pengaruh Return On Assets (ROA) dan Debt to Equity Ratio (DER) secara simultan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Farmasi yang Go Public di Bursa Efek Indonesia. 3. Bagaimana pengaruh Return On Assets (ROA) dan Debt to Equity Ratio (DER) secara parsial terhadap Harga Saham pada Perusahaan Farmasi yang Go Public di Bursa Efek Indonesia.
C. KERANGKA PEMIKIRAN Menurut Jogiyanto (2008) Harga saham adalah harga yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal. Pada penelitian ini, harga saham yang digunakan adalah harga penutup saham (Closing Price) 5 hari setelah publikasi. Harga penutup saham terjadi setelah pasar bursa efek tutup. Hal yang perlu diperhatikan sebagai calon investor sebelum membeli saham dipasar modal yaitu dengan melihat dari rasio keuangan perusahaan untuk menilai bagaimana kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Misalnya rasio profitabilitas, rasio solvabilitas, rasio likuiditas, rasio nilai pasar tetapi pada penelitian ini salah satunya menggunakan rasio Profitabilitas yaitu Return on assets (ROA) dimana rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan keuntungan dengan menggunakan keseluruhan aktiva yang dimilikinya. Semakin tinggi Return on assets (ROA) semakin tinggi pula kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan, semakin tinggi keuntungan yang dihasilkan maka perusahaan akan akan menjadikan investor tertarik akan nilai saham yang ada (Arifin, 2002:65).
Dan menurut Mahmud M Hanafi dan Abdul Halim (2003:159) Return On Assets (ROA) mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total assets (kekayaan) yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai assets tersebut. Menurut Agnes Sawir (2008:52) komponen-komponen Return on assets adalah rasio antara laba sebelum pajak dengan total assets. Selain rasio profitabilitas dalam penelitian ini juga menggunakan rasio solvabilitas yaitu Debt to equitu ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam mendanai hutang jangka pendek dan jangka panjangnya. Tinggi rendahnya rasio hutang (DER) secara tidak langsung dapat mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang (Suad Husnan , 2003:303). Menurut Kasmir (2014:157) Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Sedangkan menurut Robert Ang (1997:35) semakin tinggi DER menunjukan komposisi total hutang (jangka pendek dan panjang) semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur), meningkatnya beban terhadap kreditur menunjukan sumber modal perusahaan sangat tergantung dengan pihak luar, sehingga mengurangi minat investor dalam menanamkan dananya dalam perusahaan. Menurunnya minat investor berdampak pada penurunan harga saham perusahaan. Jika perusahaan memiliki total hutang yang lebih besar dibandingkan dengan total return, maka para kreditor enggan untuk meminjamkan modalnya kepada perusahaan tersebut dan secara langsung dapat berakibat terhadap minat investor untuk membeli sahamnya, suatu peningkatan hutang dapat diasumsikan positif apabila perusahaan mampu menghasilkan return yang lebih tinggi dari biaya hutangnya. D. METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode deskriftif analisis dengan pendekatan sensus.
E. OPERASIONALISASI VARIABEL Dalam penelitian ini terdapat 3 variabel penelitian yaitu Return On Assets (ROA) (X1), Debt to Equity Ratio (DER) (X2) dan Harga Saham (Y). ketiga variabel tersebut terdiri dari 2 variabel Independen dan satu variabel Dependen yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah : No
Variabel
1.
2
3
Definisi Operasional
Indikator
Skala
Satuan
Return On Rasio yang Assets menggambarkan (ROA) sejauh mana kemampuan asset perusahaan bisa menghasilkan laba Eduardus Tandelilin (2010:372) pada Perusahaan Farmasi yang Go Public di Bursa Efek Indonesia
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑠𝑒𝑡
Rasio
%
Debt Equity Ratio (DER)
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 (𝐷𝑒𝑏𝑡) 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 (𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦)
Rasio
%
Harga Penutupan (Closing price) 5 hari setelah publikasi laporan keuangan
Rasio
Rp
to Rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Kasmir (2014:157) Harga Harga yang terjadi di Saham pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal. Jogiyanto (2008)
F. POPULASI PENELITIAN Populasi dalam penelitian ini adalah 10 perusahaan perusahaan Manufaktur subsektor Farmasi yang Go Public di Bursa Efek Indonesia (BEI) . No
Kode Saham DVLA INAF KAEF KLBF MRCK PYFA SCPI SIDO
Nama Perusahaan
Darya Varia Laboratoria Tbk Indofarma(Persero) Tbk Kimia Farma (Persero) Tbk Kalbe Farma Tbk Merck Indonesia Tbk Pyridam Farma Tbk Merck Sharp Dohme Pharma Tbk Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk SQBB 9 Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk 10 TSPC Tempo Scan Pasifik Tbk Sumber: Bursa Efek Indonesia 1 2 3 4 5 6 7 8
Tanggal IPO 11 Nov 1994 17 April 2001 04 Juli 2001 30 Juli 1991 23 Juli 1981 16 Okt 2001 08 Juni 1990 18 Des 2013 29 Maret 1983 17 Juni 1994
G. TEKNIK ANALISIS DATA Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode Analisis Linear Berganda.
H. RANCANGAN ANALISIS DATA Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah dengan melakukan analisis regresi berganda untuk melihat adanya pengaruh terhadap kedua variabel independen, yaitu: Return on assets dan Debt to equity ratio terhadap variabel dependennya yaitu harga saham. Setelah analisis ini dilakukan, uji asumsi klasik untuk menghasilkan nilai parameter model penduga yang sah. Nilai tersebut akan dipenuhi jika hasil uji asumsi klasiknya memenuhi asumsi normalitas,
serta
tidak
terjadi
heteroskedastisitas,
autokorelasi,
dan
multikolinearitas.
I. ANALISIS REGRESI BERGANDA Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel menguji pengaruh antara Return on Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER) terhadap
Harga Saham. Peneliti hanya ingin meneliti pengaruh antara Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen. Seberapa besar variabel-variabel independen mempengaruhi variabel dependen dihitung dengan menggunakan persamaan regresi berganda sebagai berikut: Ү = a + b1X1 + b2X2 + 𝜀 ............... (Sugiyono, 2013: 275) Keterangan : Y = Harga Saham a
= Konstanta
X1 = Return on assets ROA) X2 = Debt to equity ratio (DER) ɛ
= Error
B1,2 = Koefisien regresi dari masing-masing variabel independen, dimana masing- masing mempunyai interprestasi sebagai rata-rata perubahan yang diharapkan dalam respon Y (negatif/positif) per unit perubahan dalam masing-masing variabel X disebut dengan slope. J. KOEFISIEN KORELASI Menurut Sudjana (2005:368) koefisien korelasi yaitu apabila garis regresi yang terbaik untuk sekumpulan data berbentuk linier, maka derajat hubungannya akan dinyatakan dengan r. Analisis koefisien korelasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 𝑟=
n ∑ Xi Y -( ∑ Xi )( ∑ Yi ) √{n ∑ X 2i- ( ∑ Xi ) 2} {n ∑ Yi2 -( ∑ Yi ) 2}
Keterangan : r n
= Koefisien Korelasi = Jumlah anggota sampel
∑ 𝑋 = Variabel Independen ∑ 𝑌 = Variabel Dependen
Koefisien korelasi ini akan besar jika tingkat hubungan antara variabel kuat. Demikian sebaliknya, jika hubungan antara variabel tidak kuat maka nilai R akan kecil. Besarnya koefisien korelasi ini akan diinterprestasikan sebagai berikut: Tabel 3.3 Kriteria Tingkat Keeratan Korelasi Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199
Sangat Rendah
0,20 - 0,399
Rendah
0,40 -0,599
Sedang
0,60 - 0,799
Kuat
0,80 - 1,000
Sangat Kuat Sugiyono (2013:250)
K. KOEFISIEN DETERMINASI Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai adjusted R Square yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Untuk mencari koefisien determinasi digunakan rumus : kd = (r)2 x 100%......................................(Sugiyono, 2011:196) Keterangan : kd
= Koefisien determinasi
r
= Koefisien korelasi
L. Penetapan Hipotesis Operasional Ho : ρ YX = 0 1
Return on assets secara dan Debt to equity ratio secara simultan tidak berpengaruh terhadap Harga saham.
Ha : ρ YX ≠ 0 1
Return on assets secara dan Debt to equity ratio secara simultan berpengaruh terhadap Harga saham.
Ho : ρ YX 2 = 0
Return on assets secara parsial tidak berpengaruh terhadap Harga saham.
Ha : ρ YX 2 ≠ 0
Return on assets secara parsial berpengaruh terhadap Harga saham.
Ho : ρ YX = ρ YX = 0 Debt to equity ratio secara parsial tidak berpengaruh 1
2
terhadap Harga saham. Ha : ρ YX = ρ YX ≠ 0 Debt to equity ratio secara parsial berpengaruh 1
2
terhadap Harga saham.
M. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian diperoleh data Return on Assets (ROA) Perusahaan Farmasi yang Go Public di Bursa Efek Indoensia, dimana Return on Assets (ROA) ini bisa dicari dengan membandingkan laba sebelum pajak dengan total assets yang dimiliki oleh perusahaan Farmasi tersebut. A. Return On Assets (ROA) Return On Assets (ROA) Pada Perusahaan Farmasi yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Periode 2015. No Kode Nama Perusahaan ROA (%) DVLA 1 Darya Varia LaboratoriaTbk 7.8 INAF 2 Indofarma(Persero) Tbk 0.92 KAEF 3 Kimia Farma (Persero) Tbk 7.69 KLBF 4 Kalbe FarmaTbk 14.63 MRCK 5 Merck Indonesia Tbk 14.49 PYFA 6 PyridamFarmaTbk 2.58 SCPI 7 Merck Sharp Dohme Pharma Tbk -9.0 SIDO 8 Sido Muncul, Tbk 15.66 SQBB 9 Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk 32 10 TSPC Tempo Scan PasifikTbk 8.31 Nilai Return on Assets (ROA) pada perusahaan farmasi sangat bervariatif dimana terdapat 8 perusahaan yang sudah bisa dikatakan Profitable karena bisa menghasilkan laba atau keuntungan dari aset yang dimiliki perusahaan dan juga terdapat 2 perusahaan yang memiliki ROA dengan nilai yang kecil bahkan minus hal tersebut dapat terjadi karena perusahaan tidak mampu menghasilkan laba yang
tinggi. ROA tertinggi ditunjukan oleh perusahaan Taisho Pharmaceutical Indonesia, Tbk sebesar 32 %. Sedangkan Return on Assets (ROA) terendah ditunjukan oleh perusahaan Merck Sharp Dohme Pharma,Tbk sebesar -9%.
B. Debt to Equity Ratio (DER) Hasil penelitian diperoleh data Debt to equity ratio (DER) Perusahaan Farmasi yang Go Public di Bursa Efek Indoensia, dimana Debt to equity ratio (DER) ini bisa dicari dengan membandingkan Total utang (Debt) dengan ekuitas (equity) yang dimiliki oleh perusahaan Farmasi tersebut. Adapun data Debt to equity ratio (DER) ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Debt to Equity Ratio (DER) Pada Perusahaan Farmasi yang Go Public di Bursa Efek IndonesiaPeriode 2015. No Kode DVLA 1 INAF 2 KAEF 3 KLBF 4 MRCK 5 PYFA 6 SCPI 7 SIDO 8 SQBB 9 10 TSPC Debt to Equity
Nama Perusahaan Darya VariaLaboratoriaTbk Indofarma(Persero) Tbk Kimia Farma (Persero) Tbk Kalbe FarmaTbk Merck Indonesia Tbk PyridamFarmaTbk Merck Sharp Dohme Pharma Tbk Sido Muncul,Tbk Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk Tempo Scan PasifikTbk Ratio (DER) tertinggi yang tercatat pada
DER (%) 0.41 158.76 74.84 3.60 0.35 58.02 13.98 0.1 31 44.90 laporan keuangan
perusahaan Sektor Farmasi ditunjukan oleh perusahaan Indofarma, Tbk yaitu sebesar 158.76%. Sedangkan Debt to Equity Ratio (DER) terendah perusahaan Sektor Farmasi terjadi pada perusahaan Sido Muncul, Tbk yaitu sebesar 0.1%.
C. Harga Saham Dari hasil penelitian diperoleh data Harga Saham Perusahaan Farmasi yang Go Public di Bursa Efek Indoensia, dimana Harga saham yang dimaksud dalam penelitian ini adalah harga saham penutupan (Closing Price) 5 hari setelah publikasi laporan keuangan yang dimiliki oleh perusahaan Farmasi tersebut. Adapun data Harga Saham ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Harga Saham Perusahaan Farmasi yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Clossing Price 5 Hari Setelah Publikasi. No Kode Saham
H+1
DVLA 1 INAF 2 KAEF 3 KLBF 4 MRCK 5 PYFA 6 SCPI 7 SIDO 8 SQBB 9 10 TSPC Total Rata-Rata Max
1,245 336 1,300 1,305 7,075 119 29,000 505 10,500 1,970 46,287 4,629 29,000
Min
119.00
Selisih H+2 10 28 20 30 (375) (1) 0 0 0 20 (484) (48)
1,235 308 1,280 1,275 7,450 120 29,000 505 10,500 1,950 53,623 5,362 29,000 120.00
Selisih H+3 30 (21) 20 (35) 225 7 0 0 0 (10) 216 21
1,205 329 1,260 1,310 7,225 113 29,000 505 10,500 1,960 53,407 5,341 29,000 113.00
Selisih H+4 0 9 (10) 20 0 0 0 0 0 10 34 4
1,205 320 1,270 1,290 7,225 113 29,000 500 10,500 1,950 53,373 5,337 29,000
Selisih H+5 (20) (4) (15) (10) 0 1 0 1 0 0 (27) (6)
113.00
Sumber: Bursa Efek Indonesia Harga saham tertinggi dicatatkan oleh Perusahaan Merck Sharp Dohme Pharma, Tbk yaitu sebesar Rp. 29.000,- dan harga saham terendah tercatatkan oleh perusahaan Pyridam Farma, Tbk sebesar Rp. 112-. N. Pengaruh secara simultan Return On Asset (ROA) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham pada Perusahaan Farmasi yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS v.20, besarnya pengaruh Return on assets dan Debt to equity ratio terhadap harga saham dinyatakan dalam tabel coefficients pada kolom Unstandarilized Coefficients (Terlampir). Diketahui nilai konstanta (a) sebesar 23,856 yang menyatakan bahwa jika X1 dan X2 berada pada nilai nol maka Harga saham sebesar 23,856%. Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi berganda menggunakan SPSS versi 20.0, diperoleh data mengenai nilai R (koefisien korelasi) dan R Square/R2 (koefisien determinasi). Nilai R menunjukan besarnya hubungan atau korelasi antara Return On Asset (ROA) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham sebesar 0,259. Ini berarti antara Return On Asset (ROA) dan Debt to
1,235 324 1,285 1,300 7.225 112 29,000 499 10,500 1,950 53,430 5,343 29,000 112.00
Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham mempunyai hubungan yaitu sebesar 25,9 % dengan kategori Rendah. (Sugiyono, 2013: 250) Sedangkan nilai koefisien determinasi (R2) menunjukan besarnya pengaruh antara Return On Asset (ROA) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham, yaitu sebesar 0,067 atau 6,7%. Artinya 6,7% variabilitas variabel Harga Saham dipengaruhi secara simultan oleh variabel bebas yang dalam hal ini adalah Return On Asset (ROA) dan Debt to Equity Ratio (DER). Pengaruh variabel lainnya (faktor residu) terhadap Harga Saham selain ROA dan DER adalah sebesar 93,3%. Kesimpulannya adalah Return On Asset (ROA) dan Debt to Equity Ratio (DER) secara simultan berpengaruh terhadap Harga Saham pada Perusahaan Farmasi yang Go Public di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2015. Besarnya pengaruh adalah 6,7% dan besarnya pengaruh variabel lain diluar model yang diteliti adalah 93,3%. O. Pengaruh Secara Parsial Return on Asset (ROA) terhadap Harga Saham pada Perusahaan Farmasi yang Go Public di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS v.20, besarnya pengaruh Return on assets dan Debt to equity ratio terhadap Harga saham dinyatakan dalam tabel Coefficients pada kolom Unstandardarzied Coefficient (Terlampir). Koefisien regresi untuk (b1) sebesar 0,298. Hal ini menunjukan bahwa setiap perubahan Rp. 1 maka harga saham akan bertambah sebesar 0,298 dengan catatan bahwa variabel lain tetap atau konstan. Untuk menguji pengaruh secara parsial ROA (X1) terhadap Harga Saham pada Perusahaan Farmasi yang Go Public di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2015 dilakukan pengolahan data atas data hasil penelitian. Berdasarkan hasil perhitungan SPSS 20.0 yang tersaji pada Tabel Coefficients, diperoleh nilai koefisien korelasi atau regresi untuk hubungan fungsional yang dilihat dari koefisien korelasi secara parsial untuk variabel X1 (ROA) terhadap variabel Y (Harga Saham) adalah sebesar 0,084. Ini berarti antara ROA dengan Harga Saham mempunyai hubungan yaitu sebesar 8,4% dengan kategori Rendah (Sugiyono, 2007:183). Sedangkan nilai koefisien determinasi adalah sebesar 0,00706 (0,0842),
menunjukkan bahwa besarnya pengaruh Return on Asset (ROA) terhadap harga saham adalah sebesar 0,71%. Artinya 0,71% variabilitas variabel harga saham dipengaruhi secara parsial oleh variabel bebas yang dalam hal ini adalah Return on Asset (ROA). Kesimpulannya adalah Return On Asset (ROA) secara parsial berpengaruh positif terhadap Harga Saham pada Perusahaan Farmasi yang Go Public di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2015.
P. Pengaruh Secara Parsial Debt To Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham pada Perusahaan Farmasi yang Go Public di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS v.20, besarnya pengaruh Return on assets dan Debt to equity ratio terhadap Harga saham dinyatakan dalam tabel Coefficients pada kolom Unstandardarzied Coefficient (Terlampir). Koefisien regresi untuk (b1) sebesar -0,166. Hal ini menunjukan bahwa setiap perubahan Rp. 1 maka harga saham akan berkurang sebesar -0,166 dengan catatan bahwa variabel lain tetap atau konstan. Untuk menguji pengaruh secara parsial Debt To Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham pada Perusahaan Farmasi yang Go Public di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2015 dilakukan pengolahan data atas data hasil penelitian. Berdasarkan hasil perhitungan SPSS 20.0 yang tersaji pada Tabel Coefficients, diperoleh nilai koefisien korelasi atau regresi untuk hubungan fungsional yang dilihat dari koefisien korelasi secara parsial untuk variabel X2 (DER) terhadap variabel Y (Harga Saham) adalah sebesar -0,212. Ini berarti antara DER dengan Harga Saham mempunyai hubungan yaitu sebesar -21,2% dengan kategori Rendah (Sugiyono, 2007: 183). Sedangkan nilai koefisien determinasi adalah sebesar 0,0449 (-0,2122), menunjukkan bahwa besarnya pengaruh Debt to Equtiy Ratio (DER) terhadap harga saham adalah sebesar 4,5%. Artinya 4,5% variabilitas variabel harga saham dipengaruhi secara parsial oleh variabel bebas yang dalam hal ini adalah Debt to Equtiy Ratio (DER).
Kesimpulannya adalah Debt to Equity Ratio (DER) secara parsial berpengaruh terhadap Harga Saham pada Perusahaan Farmasi yang Go Public di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2015. Q. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
Secara umum Return On Asset (ROA) dan Debt to Equity Ratio (DER) Pada Perusahaan Farmasi yang terdaftar di BEI periode 2015 secara umum sangat bervariatif hal tersebut dapat disebabkan oleh peningkatan dan penurunan dari masing-masing indikator.dimana pada tahun 2015 hampir seluruh emiten farmasi telah mampu menghasilkan ROA yang positif yang mencerminkan bahwa pada tahun 2015 seluruh emiten farmasi mampu menghasilkan laba perusahaan dan tidak mengalami kerugian, kecuali untuk perusahaan Merck Sharp Dohme Pharma Tbk yang memiliki nilai ROA negative dan di anggap tidak profitable. Dan Debt to Equity Ratio (DER) Pada Perusahaan Farmasi yang terdaftar di BEI periode 2015 secara umum baik. DER tertinggi terjadi pada perusahaan Indofarma (Persero), Tbk dan terendah terjadi pada Perusahaan Sido Muncul, Tbk.
2.
Harga Saham Pada Perusahaan Farmasi yang terdaftar di BEI periode 2015 secara umum baik. Harga Saham tertinggi terjadi pada perusahaan Merck Sharp Dohme Pharma, Tbk dan terendah terjadi pada Perusahaan Pyridam Farma, Tbk.
3.
Return On Asset (ROA) Dan Debt To Equity Ratio (DER) secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Farmasi yang terdaftar di BEI periode 2015. B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, Adapun saran penulis sebagai berikut: 1. Bagi Perusahaan
Perusahaan hendaknya tidak hanya memperhatikan variabel Return On Asset (ROA) Dan Debt To Equity Ratio (DER) saja agar Harga Saham perusahaan meningkat tetapi diharapkan manajemen perusahaan dapat memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi Harga Saham seperti faktor fundamental dan teknikal, ataupun rasio keuangan lainnya seperti tingkat suku bunga, nilai tukar (Kurs valuta asing), rasio likuiditas, rasio aktivitas. Pihak perusahaan juga harus lebih memperhatikan laporan keuangan yang dipublikasikan supaya lebih akurat. a.
Bagi Investor Bagi investor yang ingin menginvestasikan sahamnya pada Perusahaan Farmasi sebaiknya melihat terlebih dahulu kondisi perusahaan. Dalam hal ini investor harus menempatkan saham yang akan ditanamkannya pada perusahaan yang tepat. Oleh karena itu, disarankan bagi investor yang akan berinvestasi untuk berpikir rasional dengan melakukan analisis sebelum membuat keputusan untuk berinvestasi. Dengan melihat rasio keuangan Return on assets dan Debt to equity perusahaan, ataupun variabel lain yang tidak diteliti seperti rasio likuiditas, rasio aktivitas dan rasio pasar.
b. Bagi Peneliti Lain Disarankan bagi peneliti lain dapat melakukan penelitian yang sifatnya pengembangan , dengan menambahkan periode waktu penelitian yang lebih lama, sehingga dapat dilihat apakah hasil yang didapat akan sama atau berbeda sehingga dapat menjadi bahan perbandingan dan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang permasalahan yang sama. R. DAFTAR PUSTAKA Abdul Halim. (2005). Analisa Investasi. Jakarta: Salemba Empat. . (2003). Analisa Investasi. Jakarta: Salemba Empat. Agus Susanto. (2001). Ringkasan Teori Manajemen. Edisi keempat, Yogyakarta: BPFE. Agnes Sawir. (2008). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Ang, Robert. (1997). Buku Pintar: Pasar Modal Indonesia, First Edition. Jakarta: Media staff Indonesia Arief Sugiono. (2009). Manajemen Keuangan. Jakarta: PT.Gramedia Widiasarana Indonesia. Arifin, Sjamsul. (2002). Efektifitas Kebijakan Suku Bunga dalam Rangka Stabilisasi Rupiah di Masa Krisis. Jakarta: Bank Indonesia. Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin. (2006). Aplikasi Statistika Dalam Penelitian. Bandung: CV PUSTAKA SETIA. Bambang Riyanto. (2001). Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan, Edisi keempat, Cetakan Ketujuh, Yogyakarta: BPFE. Brigham dan Houston. (2014). Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Dwi Prastowo. (2011). Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi. Edisi Ketiga, Cetakan Pertama. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu YKPN. Eduardus Tandelilin. (2010). Portofolio Investasi. Yogyakarta: KANISIUS. Harmono. (2011). Manajemen Keuangan. Edisi Pertama, Cetakan Kedua, Jakarta: PT. Bumi Aksara. Irham Fahmi. (2015). Pengantar Manajemen Keuangan. Bandung: Alfabeta. Irham Fahmi dan Yovi Lavianti. (2009). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Bandung: Alfabeta. Jogiyanto. (2008). Teori Portofolio dan Analisis Investas, Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE. Juliansyah Noor. (2014). Analisis Data Penelitian Ekonomi & Manajemen. Jakarta: PT.Grasindo. Kasmir. (2010). Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. .(2012). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Raja Grafindo. .(2014). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Mamduh M Hanafi dan Abdul Halim. (2003). Edisi Revisi. Yogyakarta: UPP AMP YPKN.
Moeljadi. (2006). Manajemen Keuangan, Edisi Pertama. Malang: Banyumedia Publishing. Munawir. (2007). Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty. Robert Ang. (1997). Buku Pintar: Pasar Modal Indonesia, First Edition Mediasoft Indonesia Sofyan Syafri Harahap. (2004). Akuntansi Aktiva Tetap, Edisi Ketiga, Jakarta: Penerbit PT. Raja Grafindo. Suad Husnan. (1996). Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi Kedua, Yogyakarta: UPP AMP YPKM. . (2000). Manajemen Keuangan, Edisi Keempat. Yogyakarta:BPFE. . (2004). Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi 4. Yogyakarta: UPP AMP YPKN. Sudjana. (2005). Metoda Satistika, Edisi 6. Bandung: TARSITO. Sugiyono. (2012). Metote Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung ALFABETA . (2015). Metote Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA. Sunariyah. (2006). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta: UPP AMP YPKN. Suprapto.J. (2008). Statistika Teori dan Aplikasi, jilid satu edisi keenam, cetakan pertama. Jakarta: Erlangga. Syahrir dan Marzuki. (2001). Pendewasaan Pasar Modal. Jakarta: ISEI Walter T Harrison, Charles T. Horngren, C. William Thomas dan Themin Suwardy. (2013). Jakarta: ERLANGGA. Weston dan Brigham. (2001). Manajemen Keuangan. Edisi ke 8. Jakarta: Erlangga. Widoatmojo, Sawidji. (2000). Cara Sehat Investasi di Pasar Modal. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Wijayanto. (2005). Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: YPKN. www.idx.co.id