PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, KREDIT YANG DIBERIKAN DAN RESIKO KREDIT TERHADAP LABA BERSIH (Sensus pada Sektor Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
ROSA YULIANSYAH 113403014
[email protected] Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Siliwangi
Pembimbing : Dr. Dedi Kusmayadi, SE., M.Si, Ak., CA H. Usman Mulja Kusumah, SE., Ak
ABSTRACT This research objective to know: (1) third parties, loans and credit risk and net income; (2) the influence third parties to loans; (3) influence loans to credit risk; (4) influence third parties by partial to net income; (5) influence loans by partial to net income; (6) influence credit risk by partial to net income; (7) influence third parties, loans and credit risk by simultant to net income. In this research, writer used analytical descriptive method with census approach. Analyzer applied is path analysis. The result of research inicates that: (1) third parties has signification influential to loans; (2) the loans has not signification influential to credit risk; (3) third parties by partial has signification influential to net icome; (4) loans by partial has influential but not signification to net income; (5) credit risk by partial has signification influential to net income; (6) third parties, loans and credit risk by simultant have signification influential to net income. Keywords:
Third parties, loans, credit risk and net income.
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Dana Pihak Ketiga, Kredit Yang Diberikan, Resiko Kredit dan Laba Bersih; (2) Pengaruh Dana Pihak Ketiga terhadap Kredit Yang Diberikan; (3) Pengaruh Kredit Yang Diberikan terhadap Resiko Kredit; (4) Pengaruh Dana Pihak Ketiga secara parsial terhadap Laba Bersih; (5) Pengaruh Kredit Yang Diberikan secara parsial terhadap Laba Bersih; (6) Pengaruh Resiko Kredit secara parsial terhadap Laba Bersih; (7) Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Kredit Yang Diberikan dan Resiko Kredit secara simultan terhadap Laba Bersih. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analitis dengan pendekatan sensus. Alat analisis yang digunakan adalah Path Analysis. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Dana Pihak Ketiga berpengaruh signifikan terhadap Kredit Yang Diberikan; (2) Kredit Yang Diberikan tidak berpengaruh signifikan terhadap Resiko Kredit; (3) Dana Pihak Ketiga secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Laba Bersih; (4) Kredit Yang Diberikan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Laba Bersih; (5) Resiko Kredit secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Laba Bersih; (6) Dana Pihak Ketiga, Kredit Yang Diberikan dan Resiko Kredit secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Laba Bersih. Kata Kunci : Dana Pihak Ketiga, Kredit Yang Diberikan, Resiko Kredit dan Laba Bersih
PENDAHULUAN Indonesia telah mengalami perkembangan ekonomi yang sangat cepat. Perkembangan tersebut tidak lepas dari peran bank sebagai lembaga keuangan yang mengatur, menghimpun, dan menyalurkan dana yang telah dipercayakan oleh masyarakat dalam bentuk simpanan. Bank sebagai lembaga keuangan memiliki peranan yang sangat penting sebagai perantara antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang memerlukan dana. Dana tersebut disalurkan oleh bank dalam bentuk kredit ataupun dalam bentuk lainnya. Perbankan sebagai lembaga keuangan dan merupakan media penghubung antara pemilik dana dan pengguna dana merupakan lembaga yang mempunyai peran strategis dalam menggerakan roda pembangunan ekonomi nasional. Oleh karena itu pemerintah senantiasa memberikan pembinaan dan pengawasan agar lembaga perbankan Indonesia dapat melaksanakan fungsinya secara efektif dan efisien, sehat dan mampu bersaing dengan dunia persaingan global.
Berdasarkan pasal 1 Undang – Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan Undang – Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, Bank didefinisikan sebagai berikut : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) no. 31 tahun 2009 (revisi tahun 2000), Bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Falsafah yang mendasari kegiatan usaha bank adalah kepercayaan masyarakat. Hal tersebut tampak dalam kegiatan pokok bank yang menerima simpanan dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan, serta deposito berjangka dan memberikan kredit kepada pihak yang memerlukan dana. Menurut Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.10/19/2008 menjelaskan, “Bank adalah Bank Umum sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, termasuk kantor cabang bank asing, yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional”. Salah satu upaya perusahaan perbankan untuk memperlancar penyaluran kredit ke masyarakat adalah menghimpun dana dari pihak ketiga. Tersedianya dana pihak ketiga yang dihimpun dari masyarakat dan kajian resiko kredit yang baik akan membuat kesempatan bank untuk menyalurkan kembali dana ke masyarakat yang membutuhkan melalui penyaluran kredit akan menjadi lebih besar. Oleh karena itu, bank bersaing untuk membuat pihak ketiga bersedia menyimpan sejumlah uang di bank. Dengan meningkatnya Dana Pihak Ketiga maka diharapkan kegiatan usaha utama perbankan yaitu pemberian kredit juga semakin meningkat. Disamping menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan, bank juga memberikan dana dalam bentuk pinjaman atau kredit. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemberian kredit merupakan kegiatan utama bank, semakin besar jumlah kredit yang diberikan maka semakin besar keuntungan yang akan didapat oleh bank begitu juga dengan resiko yang akan dihadapi oleh bank tersebut. Karena dalam setiap penyaluran kredit terdapat risiko kredit yang melekat yang jika tidak mampu meminimalisirnya akan berdampak pada tingkat kredit bermasalah perbankan.
Oleh karena itu perbankan mempunyai peranan dalam menyalurkan kredit kepada masyarakat. Namun keputusan bank menyalurkan kredit mempunyai banyak resiko. Resiko tersebut yang diterima oleh sebuah bank adalah kemungkinan terjadinya sebuah peristiwa atau serangkaian peristiwa bersifat negatif dan tidak diinginkan terjadi yang dapat mengakibatkan kegagalan dan tidak menguntungkan bank. Resiko yang dapat dialami perusahaan perbankan adalah resiko operasional, resiko kematian, resiko kesehatan, resiko teknologi, resiko pasar, resiko perubahan tingkat bunga, dan resiko kredit. Sebagai pihak yang menyalurkan dana pihak ketiga kepada masyarakat yang membutuhkan dana, bank akan berupaya memaksimalkan potensi tersebut. Bank akan berupaya memaksimalkan kesempatan untuk menyalurkan dana yang telah dihimpun untuk disalurkan kembali dalam bentuk kredit. Pemberian kredit yang maksimal akan sangat baik bagi bank terutama dalam peran bank menyalurkan kredit bagi masyarakat. Namun demikian, pemberian kredit yang dilakukan bank harus dianalisis dengan teliti agar kredit yang telah diberikan dapat dikembalikan sesuai aturan dan perjanjian yang disepakati. Pemberian kredit harus prudent sebab kredit yang disalurkan tersebut akan menyimpan resiko yang biasa disebut dengan resiko kredit. Salah satu dari resiko-resiko yang dapat dialami perusahaan perbankan adalah resiko kredit. Menurut www.scribd.com definisi Resiko kredit adalah “resiko yang terjadi akibat kegagalan pihak lawan (counterparty) untuk memenuhi kebutuhannya dalam melakukan pembayaran. Resiko kredit dapat bersumber dari berbagai aktivitas fungsional bank seperti pembiayaan, treasury, atau investasi yang tercatat dalam pembukuan bank”. Bank berupaya maksimal untuk meminimalkan resiko yang ditimbulkan akibat kredit yang disalurkan kepada masyarakat. Oleh karena itu, bank melakukan analisis terhadap resiko kredit agar bank terhindar dari kerugian akibat kegagalan pihak lawan untuk memenuhi kewajibannya dalam melakukan pembayaran bank sehingga pada akhirnya bank akan lebih berhati-hati (prudent) untuk memberikan kredit bagi debitur. Analisis resiko kredit ini terkait dengan kebijakan penyaluran kredit perusahaan perbankan sebab kebijakan penyaluran kredit yang tepat akan menghasilkan keuntungan bagi bank tersebut. Sesuai peranan perusahaan perbankan, bank bertugas menyalurkan kredit ke masyarakat yang membutuhkan dana dan atas kredit yang disalurkan tersebut maka bank akan mendapat bunga sebagai pendapatan. Apabila
kredit berjalan lancar, maka pendapatan bunga ini akan menjadi sumber pemasukan terbesar bagi bank yang akan berujung pada berkembangnya usaha bank tersebut. Resiko kredit ini berkaitan dengan faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor eksternal seperti debitur yang tidak mampu membayar pinjaman, keadaan ekonomi di negara. Sedangkan faktor internal dapat diukur dengan jumlah dana pihak ketiga (DPK), capital adequacy ratio (CAR), non performing loan (NPL), return on assets (ROA), dan Loan to deposit ratio (LDR). Capital adequacy ratio (CAR) sebagai faktor internal bank juga berpengaruh atas tingkat kesehatan bank yang mewakili kecukupan modal bank. Modal yang cukup akan membantu kegiatan operasional. Selain itu, bank dengan kecukupan modal yang baik, bank akan diuntungkan pada saat-saat keadaan ekonomi yang buruk karena bank berada di posisi yang aman karena mempunyai cadangan modal di Bank Indonesia. Pada dasarnya semua bisnis tidak dapat terlepas dari resiko kegagalan. Demikian pula dengan dunia perbankan. Pemberian kredit yang dilakukan oleh bank mengandung resiko yaitu berupa tidak lancarnya pembayaran kembali kredit atau dengan kata lain disebut kredit bermasalah (Non Performing Loan) sehingga akan mempengaruhi kinerja bank. Tinggi rendahnya resiko yang dihadapi bank dari seluruh jumlah pembiayaan yang diberikan ditandai dengan tinggi rendahnya persentase resiko kredit yang dapat dihitung dengan membandingkan jumlah saldo kredit atau pembiayaan bermasalah dengan jumlah harta keseluruhan. Kredit bermasalah yang terjadi pada bank tersebut dapat diturunkan dengan cara ekspansi atau restrukturisasi. Restrukturisasi kredit yang dilakukan oleh pemerintah adalah sebagai upaya menghindari resiko kerugian karena kualitas kredit yang makin memburuk. Kualitas kredit dinilai berdasarkan kolektibilitasnya yang pada prinsipnya berdasarkan pada kontinuitas pembayaran kembali oleh debitur. Berdasarkan peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 Tanggal 27 November 2005 tentang Kualitas Aktiva Produktif, maka kualitas kredit dapat digolongkan menjadi lancar (pass), dalam perhatian khusus (special mention), kurang lancar (substandard), diragukan (doubtful), dan macet (loss). Dalam penelitian ini, laba yang digunakan adalah laba bersih. Menurut Nasution & Lisa (2013:4), Laba bersih merupakan selisih positif antara total pendapatan dengan total biaya. Sehingga besarnya jumlah laba yang diperoleh perusahaan tergantung kepada kedua pos tersebut. Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005:25) dalam
(Putra, 2012:6), laba bersih merupakan laba dari bisnis perusahaan yang sedang berjalan setelah bunga dan pajak. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Kredit Yang Diberikan, Dan Resiko Kredit Terhadap Laba Bersih”. Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh dana pihak ketiga, kredit yang diberikan, resiko kredit, dan laba bersih. 2. Untuk mengetahui pengaruh dana pihak ketiga terhadap kredit yang diberikan. 3. Untuk mengetahui pengaruh kredit yang diberikan terhadap resiko kredit. 4. Untuk mengetahui pengaruh dana pihak ketiga secara parsial terhadap laba bersih. 5. Untuk mengetahui pengaruh kredit yang diberikan secara parsial terhadap laba bersih. 6. Untuk mengetahui pengaruh resiko kredit secara parsial terhadap laba bersih. 7. Untuk mengetahui pengaruh dana pihak ketiga, kredit yang diberikan, dan resiko kredit secara simultan terhadap laba bersih.
METODE PENELITIAN Dalam menjalankan suatu penelitian, untuk mencapai suatu tujuan ilmiah tidak terlepas dari penggunaan metode, karena metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dengan pendekatan sensus. Metode deskriptif analitis adalah suatu metode yang meneliti status kelompok manusia, objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. (Mohammad Nazir,2005:54). Pendekatan sensus adalah cara pengumpulan data kalau seluruh elemen populasi diteliti satu persatu, hasilnya merupakan data sebenarnya yang disebut parameter. (Supranto,2004:61).
Berikut beberapa pengertian variabel yang dioperasionalkan dalam penelitian ini: 1) Variabel Bebas / Independent (Variabel X) Variabel
Bebas
menurut Sugiyono (2012:59) adalah
“Variabel
yang
mempengaruhi suatu yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Dana Pihak Ketiga sebagai variabel X1 dengan indikator tabungan, deposito dan giro. Kredit Yang Diberikan sebagai variabel X2 dengan menggunakan indikator jumlah kredit yang diberikan bank dan Resiko Kredit sebagai variabel X3 dengan indikator yang digunakan yaitu Credit Risk 𝑁𝑜𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚𝑖𝑛𝑔 𝐿𝑜𝑎𝑛
=
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
𝑋 100%.
2) Variabel Terikat/Dependent (Variabel Y) Variabel Terikat menurut Sugiyono (2012:59) adalah “Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen (bebas)”. Variabel terikat pada penelitian ini adalah Laba Bersih dengan indikator yang digunakan yaitu Laba Bersih. Skala yang digunakan adalah Rasio. Skala Rasio adalah skala pengukuran yang mempunyai jarak yang sama (Riduwan & Kuncoro, 2012:19). Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan metode studi pustaka dan dokumentasi. Metode studi pustaka digunakan untuk mengumpulkan data berupa literatur–literatur mengenai gambaran umum obyek penelitian dan metode dokumentasi digunakan untuk mendokumentasikan laporan–laporan keuangan Bank Umum Konvensional go public di Indonesia yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder untuk semua variabel penelitian yaitu Dana Pihak Ketiga, Kredit Yang Diberikan, Resiko Kredit dan Laba Bersih sehingga metode pengumpulan data menggunakan cara non participant observation. Sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2008 : 402).
Untuk menganalisis data yang diperoleh dalam rangka pengujian hipotesis, data tersebut diolah terlebih dahulu kemudian dianalisa dengan menggunakan metode statistik parametrik untuk menguji hipotesis yang diajukan. Hal ini terkait dengan judul penelitian yang terdiri dari empat variabel yaitu Dana Pihak Ketiga (X1), Kredit Yang Diberikan (X2), Resiko Kredit (X3) dan Laba Bersih (Y). Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis Jalur (Path Analysis). PEMBAHASAN Dana Pihak Ketiga Pada Emiten Sektor Perbankan yang Terdaftar di BEI Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, diketahui bahwa dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun pada setiap bank sangat bervariatif. Dapat dilihat bahwa bank yang mengalami dana pihak ketiga tertinggi pada tahun 2013 adalah Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan jumlah sebesar 490.486.513.000.000 dengan besarnya dana pihak ketiga bank tersebut, maka akan mempengaruhi kinerja bank itu sendiri, sehingga akan berpengaruh terhadap laba yang akan diperoleh.
Kredit Yang Diberikan Pada Emiten Sektor Perbankan yang Terdaftar di BEI Diperoleh bahwa besarnya kredit yang diberikan oleh masing-masing bank sangat bervariatif. Dapat dilihat bahwa bank Mandiri (Persero) Tbk merupakan bank yang
menyalurkan
kredit
terbesar
pada
tahun
2013
yaitu
sebesar
Rp.
450.634.798.000.000. Sedangkan bank Swadesi Tbk menjadi bank yang paling sedikit menyalurkan kredit yaitu hanya sebesar Rp. 2.547.310.331.425. Berdasarkan data yang diperoleh terlihat bahwa sebanyak 8 bank memberikan kredit diatas 100 triliun yaitu Bank Central Asia Tbk, Bank Negara Indonesia Tbk, Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Bank Danamon Tbk, Bank Mandiri (Persero) Tbk, Bank CIMB Niaga Tbk, Bank Pan Indonesia Tbk, Bank Permata Tbk. Dan terdapat 19 bank yang memberikan kredit dibawah 100 triliun yaitu Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk, Bank MNC Internasional Tbk, Bank Capital Indonesia Tbk, Bank Ekonomi Raharja Tbk, Bank Bukopin Tbk, Bank Nusantara Parahyangan Tbk, Bank Mutiara Tbk, Bank Pundi Indonesia Tbk, Bank Kesawan Tbk, Bank Bumi Arta Tbk, Bank Internasional Indonesia Tbk, Bank Swadesi Tbk, Bank Tabungan Pensiunan
Nasional Tbk, Bank Arta Graha Internasional Tbk, Bank Mayapada Internasional Tbk, Bank Mega Tbk, Bank Windu Kencana Internasional Tbk, Bank OCBC NISP Tbk, Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk.
Resiko Kredit Pada Emiten Sektor Perbankan yang Terdaftar di BEI Diperoleh bahwa non performing loan yang berhasil dihimpun pada setiap bank sangat bervariatif. Dapat dilihat bahwa bank yang mengalami non performing loan tertinggi pada tahun 2013 adalah Bank Mutiara Tbk dengan persentase sebesar 12,28% dengan besarnya persentase non performing loan bank tersebut, maka akan mempengaruhi kesehatan bank itu sendiri sehingga akan mempengaruhi kinerja bank itu sendiri, karena terjadinya non performing loan itu sendiri tidak terbayarnya kewajiban dari debitur yang telah sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan. Hal ini berbeda dengan Bank Bumi Arta Tbk dengan persentase rasio non performing loan terkecil pada tahun 2013 yaitu 0,21%, dan sebanyak 26 Bank yang persentase rasio non performing loan dibawah 7% yaitu Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk, Bank MNC Internasional Tbk, Bank Capital Indonesia Tbk, Bank Ekonomi Raharja Tbk, Bank Central Asia Tbk, Bank Bukopin Tbk, Bank Negara Indonesia Tbk, Bank Nusantara Parahyangan Tbk, Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Bank Danamon Indonesia Tbk, Bank Pundi Indonesia Tbk, Bank Kesawan Tbk, Bank Mandiri (Persero) Tbk, Bank Bumi Arta Tbk, Bank CIMB Niaga Tbk, Bank Internasional Indonesia Tbk, Bank Swadesi Tbk, Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk, Bank Arta Graha Internasional Tbk, Bank Mayapada Internasional Tbk, Bank Mega Tbk, Bank Windu Kencana Internasional Tbk, Bank OCBC NISP Tbk, Bank Pan Indonesia Tbk, Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk, Bank Permata Tbk.
Laba Bersih pada Emiten Sektor Perbankan yang Terdaftar di BEI Diperoleh bahwa besarnya laba bersih yang dihasilkan oleh masing-masing bank sangat bervariatif. Dapat dilihat bahwa Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk merupakan bank yang memperoleh laba bersih terbesar pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp.21.354.330.000.000, hal ini dikarenakan terjadi peningkatan pendapatan pada bank tersebut, peningkatan ini dipicu dengan adanya jasa atau pendapatan bunga yang
diterima dari pemberian kredit lebih besar dibandingkan dengan beban bunga yang dikeluarkan dan sebaliknya dengan Bank Kesawan Tbk yang memperoleh laba bersih paling sedikit diantara 26 bank yang listing di BEI pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp.3.357.000.000 Berdasarkan data yang diperoleh dapat dilihat bahwa ditahun 2013 sebanyak 12 bank yang memperoleh laba bersih diatas 1 triliun yaitu Bank Central Asia Tbk, Bank Negara Indonesia Tbk, Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Bank Mutiara Tbk, Bank Danamon Indonesia Tbk, Bank Mandiri (Persero) Tbk, Bank CIMB Niaga Tbk, Bank Internasional Indonesia Tbk, Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk, Bank OCBC NISP Tbk, Bank Pan Indonesia Tbk, Bank Permata Tbk. Dan terdapat 15 bank yang memperoleh laba bersih dibawah 1 triliun yaitu Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk, Bank MNC Internasional Tbk, Bank Capital Indonesia Tbk, Bank Ekonomi Raharja Tbk, Bank Bukopin Tbk, Bank Nusantara Parahyangan Tbk, Bank Pundi Indonesia Tbk, Bank Kesawan Tbk, Bank Bumi Arta Tbk, Bank swadesi Tbk, Bank Arta Graha Internasional Tbk, Bank Mayapada Internasional Tbk, Bank Mega Tbk, Bank Windu Kencana Internasional Tbk, Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk. Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Kredit Yang Diberikan dan Resiko Kredit Secara Simultan terhadap Laba Bersih Pada Emiten Sektor Perbankan yang Terdaftar di BEI Untuk mengetahui pengaruh dana pihak ketiga (X1), kredit yang diberikan (X2) dan resiko kredit (X3) terhadap laba bersih (Y) dihitung dengan Path Analysis. Pengujian hipotesis secara simultan menggunakan uji F yaitu untuk menguji apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara dana pihak ketiga, kredit yang diberikan dan resiko kredit terhadap laba bersih yang dihitung menggunakan bantuan program SPSS versi 17.0. Sebelum menghitung besarnya pengaruh antara dana pihak ketiga (X1), kredit yang diberikan (X2) dan resiko kredit (X3) terhadap laba bersih (Y) maka terlebih dahulu mencari korelasional antara dana pihak ketiga (X1), kredit yang diberikan (X2) dan resiko kredit (X3). Hasil analisis menunjukan bahwa korelasi antara dana pihak ketiga (X1) dengan kredit yang diberikan (X2) sebesar 0,993 dengan tingkat signifikan 0,000 hal ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat dan signifikan
antara dana pihak ketiga (X1) dengan kredit yang diberikan (X2). Korelasi antara dana pihak ketiga (X1) dengan resiko kredit (X3) sebesar 0,161 dengan tingkat signifikan 0,421 hal ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang sangat rendah dan tidak signifikan antara dana pihak ketiga (X1) dan resiko kredit (X3). Dan korelasi antara kredit yang diberikan (X2) dengan resiko kredit (X3) sebesar 0,083 dengan tingkat signifikan 0,679 hal ini menunjukan bahwa terdapat hubungan sangat rendah dan tidak signifikan antara kredit yang diberikan (X2) dengan resiko kredit (X3). Selanjutnya berdasarkan hasil analisis menggunakan program software SPSS versi 17.0
diperoleh nilai koefisien jalur (ρyx x x ) sebesar 0,903 dan koefisien
determinasi (ρyx x x )2 sebesar 0,815 atau 81,5%. Hal ini dapat diartikan bahwa besarnya pengaruh total dari semua variabel yaitu dana pihak ketiga, kredit yang diberikan dan resiko kredit secara simultan terhadap laba bersih adalah sebesar 81,5% dengan nilai residu sebesar 100% - 81,5% = 18,5%. Dari hasil perhitungan SPSS, diperoleh nilai Fhitung sebesar 33,996 sedangkan nilai Ftabel dengan df = 27 – 3 – 1 = 23 adalah sebesar 3,03. Karena Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dengan melihat nilai sig sebesar 0,000 dan nilai ini lebih kecil dari 5%, maka ini menunjukan bahwa dana pihak ketiga, kredit yang diberikan dan resiko kredit secara simultan berpengaruh signifikan terhadap laba bersih. Dengan demikian, besarnya dana pihak ketiga, kredit yang diberikan dan resiko kredit secara bersama-sama akan sangat menentukan perolehan laba bersih bank. Pemberian kredit dibiayai dari dana pihak ketiga maka pendapatan bunga yang diperoleh dari pemberian kredit akan diikuti dengan besarnya biaya bunga yang harus dibayar bank kepada nasabah penyimpan. Namun, pemberian kredit mengandung resiko kredit yang sangat besar apabila tidak disertai dengan pengawasan yang memadai dan dapat menyebabkan bank tersebut mengalami kerugian.
Pengaruh Dana Pihak Ketiga Secara Parsial terhadap Laba Bersih Pada Emiten Sektor Perbankan yang Terdaftar di BEI Pengaruh dana pihak ketiga terhadap laba bersih pada emiten sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dapat dilihat dari indikator dana pihak ketiga
(X1) yaitu tabungan, deposito, giro serta indikator dari laba bersih (Y) adalah laba bersih. Berdasarkan hasil analisis menggunakan program software SPSS versi 17.0, pengaruh dana pihak ketiga terhadap laba bersih diperlihatkan oleh koefisien beta (β) (standardized coefficients) setelah dipengaruhi X1 (dana pihak ketiga) sebesar 0,903 sedangkan koefisien determinasi sebesar 0,8154 atau sebesar 81,54% yang berarti bahwa dana pihak ketiga mempunyai pengaruh positif terhadap laba bersih sebesar 81,54%, dan sebesar 18,46% dipengaruhi oleh faktor lain. Ini mengindikasikan bahwa peningkatan dana pihak ketiga akan diikuti dengan peningkatan laba bersih karena dana pihak ketiga akan meningkatkan kemampuan bank untuk melakukan ekspansi kredit. Untuk mengukur tingkat signifikasi digunakan uji t. Berdasarkan perhitungan SPSS versi 17.0 diperoleh thitung sebesar 9,801 dan ttabel dimana α = 5% dan df= 27 – 3 – 1 =23, didapat ttabel sebesar 2,069 maka thitung > ttabel. Karena thitung > ttabel maka Ho ditolak dengan tingkat signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05. Ini berarti bahwa dana pihak ketiga berpengaruh signifikan terhadap laba bersih. Hasil penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Taufik Rahman Adzani (2009) yang menyatakan bahwa dana pihak ketiga secara parsial berpengaruh signifikan terhadap laba bersih, tetapi tidak sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Ismi Rohimatun (2009) yang menyatakan bahwa dana pihak ketiga secara parsial tidak berpengaruh terhadap laba bersih. Ketidaksesuaian ini kemungkinan disebabkan adanya perbedaan subjek penelitian dan jumlah data yang diteliti.
Pengaruh Kredit Yang Diberikan Secara Parsial terhadap Laba Bersih Pada Emiten Sektor Perbankan yang Terdaftar di BEI Pengaruh kredit yang diberikan terhadap laba bersih pada emiten sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dapat dilihat dari indikator kredit yang diberikan (X2) yaitu jumlah kredit yang diberikan dan indikator dari laba bersih (Y) adalah laba bersih. Berdasarkan hasil analisis menggunakan program software SPSS versi 17.0, pengaruh pemberian kredit terhadap laba bersih diperlihatkan oleh koefisien beta (β) (standardized coefficients) setelah dipengaruhi X2 (kredit yang diberikan) sebesar 0,049 sedangkan koefisien determinasi sebesar 0,0024 atau sebesar 0,24% yang berarti bahwa kredit yang diberikan mempunyai pengaruh positif terhadap laba bersih
sebesar 0,24%. Ini mengindikasikan bahwa peningkatan pemberian kredit akan diikuti dengan peningkatan laba bersih karena dari pemberian kredit bank akan memperoleh pendapatan berupa pendapatan bunga. Untuk mengukur tingkat signifikasi digunakan uji t. Berdasarkan perhitungan SPSS versi 17.0 diperoleh thitung sebesar 0,532 dan ttabel dimana α =5% dan df = 27 – 3 – 1 =23, didapat ttabel sebesar 2,069 maka thitung < ttabel. Karena thitung < ttabel maka Ho diterima dengan tingkat signifikasi 0,600 lebih besar dari 0,05. Ini berarti bahwa kredit yang diberikan tidak berpengaruh signifikan terhadap laba bersih. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Taufik Rahman Adzani (2009) yang menunjukan bahwa penyaluran kredit tidak berpengaruh signifikan terhadap laba bersih. Hal ini dikarenakan apabila dalam menyalurkan jumlah kredit kepada nasabah tidak selektif, akan menyebabkan adanya kredit yang kurang lancar, diragukan, dan macet sehingga menyebabkan laba bersih yang diperoleh sedikit.
Pengaruh Resiko Kredit Secara Parsial terhadap Laba Bersih Pada Emiten Sektor Perbankan yang Terdaftar di BEI Pengaruh resiko kredit terhadap laba bersih pada emiten sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dapat dilihat dari indikator resiko kredit (X3) yaitu kredit bermasalah atau Non Performing Loan dan indikator dari laba bersih (Y) adalah laba bersih. Berdasarkan hasil analisis menggunakan program software SPSS versi 17.0, pengaruh resiko kredit terhadap laba bersih diperlihatkan oleh koefisien beta (β) (standardized coefficients) setelah dipengaruhi X3 (resiko kredit) sebesar 0,208 sedangkan
koefisien
determinasi
sebesar
0,0433
atau
sebesar
4,33%.
Ini
mengindikasikan bahwa peningkatan resiko kredit akan diikuti dengan penurunan laba bersih karena apabila resiko kredit meningkat maka penyaluran kredit akan berkurang sehingga akan menurunkan perolehan laba bersih bank. Untuk mengukur tingkat signifikasi digunakan uji t. Berdasarkan perhitungan SPSS versi 17.0 diperoleh thitung sebesar 2,290 dan ttabel dimana α = 5% dan df = 27 – 3 – 1 = 23, didapat ttabel sebesar 2,069 maka thitung > ttabel. Karena thitung > ttabel maka Ho ditolak dengan tingkat signifikansi 0,032 lebih kecil dari 0,05. Ini berarti bahwa resiko kredit berpengaruh signifikan terhadap laba bersih. hal ini disebabkan karena semakin
tinggi non performing loan maka akan menghasilkan penurunan terhadap profit laba bersih bank itu sendiri. Hasil penelitian ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Kasmir (2012:110) yang menyatakan bahwa dalam hal kredit bermasalah perlu melakukan penyelamatan sehingga tidak akan menimbulkan kerugian dalam menghasilkan laba bersih. Hasil penelitian ini juga relevan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Hery Herdiana (2010) yang menunjukan bahwa resiko kredit berpengaruh signifikan terhadap laba bersih. Adapun hasil perhitungan analisis jalur dapat dilihat pada diagram dibawah ini:
X1 ρx x
ρx
0,161
ρx ε 0,08 X2
ρx
ρ
0,993
ρ x
0,083
0,903
Y
0,049
ρ x
X3
0,208
ρ ε = 0,42
ε
ρx ε = 0,96
PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dan pembahasan yang telah dikemukakan penulis melalui data-data yang diperoleh dari emiten sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka dapat ditarik beberapa simpulan, antara lain: 1.
Secara simultan Dana Pihak Ketiga, Kredit Yang Diberikan dan Resiko Kredit berpengaruh signifikan terhadap Laba Bersih.
2.
Secara parsial Dana Pihak Ketiga berpengaruh signifikan terhadap Laba Bersih.
3.
Secara parsial Kredit Yang Diberikan tidak berpengaruh signifikan terhadap Laba Bersih.
4.
Secara parsial Resiko Kredit berpengaruh signifikan terhadap Laba Bersih.
Saran 1. Bagi Perusahaan Perbankan
Penulis
menyarankan
agar
setiap
perusahaan
perbankan
meningkatkan
penghimpunan dana pihak ketiga sehubungan dengan pengaruhnya yang signifikan terhadap kredit yang diberikan, misalnya dengan cara mempromosikan produk yang dimiliki, ataupun membuat suatu inovasi pengembangan produk yang dimiliki semenarik mungkin sehingga dapat memperoleh nasabah lebih banyak.
Dan untuk dapat mengefektifkan kredit yang diberikan, maka setiap perusahaan perbankan harus meningkatkan pengawasan baik yang dilakukan sebelum dan sesudah kredit diberikan agar resiko kredit dapat ditekan.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang menggunakan kajian yang sama, diharapkan menggunakan jumlah variabel yang berbeda dan dengan menggunakan indikator yang berbeda serta dengan memperbanyak jumlah data yang digunakan, ataupun dengan memperluas subjek penelitian dengan perbandingan jumlah objek penelitian yang relatif seimbang.
DAFTAR PUSTAKA Dahlan Siamat. 2004. Bank dan Lembaga Keuangan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonsia. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta: Intermedia. Darsono Prawironegoro dan Ari Purwanti. 2008. Akuntansi Manajemen. Edisi ke-2. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Fahmi, Irham, Larasati Hadi. 2010. Pengantar Manajemen Perkreditan. Bandung: Alfabeta. Ferry N Idroes dan Sugiarto. 2006. Manajemen Resiko Perbankan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hadi Rahman Miraj. 2011. Analisis Determinasi Dana Pihak Ketiga Terhadap Besarnya Kredit yang Diberikan dan Implikasinya Pada Laba Operasional. Universitas Siliwangi. Hery. 2013. Akuntansi Keuangan Menengah. CAPS (Central of Academic Publishing Service). Yogyakarta. Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Kasmir. 2011. Manajemen Perbankan. Edisi Kesebelas. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Dasar-Dasar Perbankan. Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Pers. 2013. Dasar-Dasar Perbankan. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Malayu S.P Hasibuan. 2005. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara. Mandala Manurung. 2004. Uang, Perbankan, dan Ekonomi Moneter (Kajian Kontekstual Indonesia). Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Masyhud Ali. 2004. Assets Liability Management : Menyiasati Risiko Pasar Operasional Dalam Perbankan. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Meiza Efilia. 2014. Pengaruh Pendapatan Usaha Dan Beban Operasional Terhadap Laba Bersih Pada Perusahaan Kimia Dan Keramik, Porselin & Kaca Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012. Downloading 19 Maret 2015 http://www.umrah.ac.id
M. Nafarin. 2007. Penganggaran Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat. Mohammad Nazir. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Muchdarsyah Sinungan. 2000. Manajemen Dana Bank. Edisi Kedua. Jakarta: Bumi Aksara. Nasution, Fadhillah Ramadhani & Lisa Marlina. 2013. Pengaruh Biaya Operasional Terhadap Laba Bersih Pada Bank Swasta Nasional Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Departemen Manajemen. Peraturan Bank Indonesia No.10/19/2008 “Tentang Pengertian Bank”. Standar Akuntansi Keuangan No.31 Tahun 2009 “Tentang Pengertian Bank”. Sitepu. 1994. Path Analysis. Jakarta: Ghalia Indonesia. Soemarso. 2002. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi Lima. Jakarta: Salemba Empat. Sofyan Syafri Harahap. 2007. Teori Akuntansi. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sugiyono. 2009. Manajemen Keuangan Untuk Praktisi Keuangan. Jakarta : PT. Grasindo. Supranto. 2004. Statistik Pasar Modal Keuangan dan Perbankan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Suwardjono. 2008. Teori Akuntansi, Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi. Taswan. 2008. Akuntansi Perbankan Transaksi dalam Valuta Rupiah. Edisi Ketiga. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Thomas Suyatno, dkk. 2001. Kelembagaan Perbankan. Edisi Ketiga. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Tito Adhitya Galih. 2011. Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Return On Assets, Dan Loan To Deposit Ratio Terhadap Jumlah Penyaluran Kredit Pada Bank Di Indonesia. Downloading 18 Maret 2015 http://www.undip.ac.id Undang-Undang Republik Indonesia No.10 Tahun 1998. Tentang Pokok-Pokok Perbankan. Jakarta: Sinar Grafika. Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal. 2007. Credit Management Handbook. Jakarta: Raja Grafindo Persada. www.idx.co.id. Situs Resmi Bursa Efek Indonesia.