351/KESEHATAN MASYARAKAT
USULAN PENELITIAN HIBAH BERSAING
MODEL PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI USIA DINI BERBASIS KELUARGA GUNA MENINGKATKAN KEMAMPUAN HIDUP SEHAT
Tim Pengusul: Eti Rimawati, SKM, M.Kes, Nurjanah, SKM, M.Kes Vilda Ana Veria Setyawati, S.Gz, M.Gizi
NIDN.0603077501 NIDN. 0629107502 NIDN. 0617128701
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG APRIL, 2014
DAFTAR ISI Halaman Pengesahan …………………………………………………………………
i
Daftar Isi ……………………………………………………………………………..
ii
Ringkasan………………………………………………………………………………..
iii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………….
1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………………
5
BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………………………
15
………………………
18
BAB IV ANGGARAN DAN JADWAL PELAKSANAAN
Daftar Pustaka Lampiran
RINGKASAN Permasalahan kesehatan reproduksi menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini ditandai dengan semakin dininya para remaja melakukan aktivitas-aktivitas negative yang dapat menimbulkan masalah kesehatan reproduksi, yang biasa disebut Triad Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) yaitu narkoba, minuman keras dan seks pra nikah. Sebagaimana diketahui, bahwa masa remaja adalah masa transisi dari anak ke dewasa sehingga mereka membutuhkan ketrampilan dalam menghadapi transisi kehidupannya sehingga dalam melewati masa remaja menuju dewasa, remaja dapat bertahan menghadapi tantangan, hambatan, serta dapat memanfaatkan peluang yang ada dihadapannya. Keluarga mempunyai peran penting dalam memberikan pendidikan kesehatan reproduksi bagi anak-anaknya. Penelitian ini akan mengidentifikasi literacy keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan reproduksi. Penelitian dilakukan melalui wawancara kepada keluarga dan Focus Group Discussion (FGD) Tujuan utama penelitian Metode Pembelajaran Kesehatan Reproduksi pada Anak Usia Dini berbasis Keluaga ini adalah untuk menemukan model yang dibutuhkan oleh orang tua dalam menyampaikan pentingnya menjaga kesehatan reproduksi dan cocok untuk anak usia dini. Target khusus yang akan dicapai oleh penelitian ini adalah ditemukannya model pembelajaran kesehatan reproduksi pada anak usia dini berbasis keluarga sehingga para orang tua aka lebih mudah dan teradah dalam memberikan pendidikan kesehatan reproduksi pada anaknya tanpa ada pandangan yang tabu mengenai kesehatan reproduksi. Penelitian ini akan dilaksanakan selama 2 tahun, dimana tahun pertama penelitian ini akan menghasilkan analisis mengenai kebutuhan akan model pendidikan kesehatan reproduksi (need assessment). Need assessment kebutuhan akan model pendidikan kesehatan reproduksi ini akan menilai pengetahuan awal orang tua, sikap orang tua dan self efficacy dalam memberikan pendidikan kesehatan reproduksi pada anaknya. Penelitian ini akan dilaksanakan secara kuantitatif dengan menggunakan instrument kuesioner. Selain pada orang tua, dilakukan pula penilaian dukungan dari pihak sekolah sehingga tidak terjadi over lapping dalam pendidikan kesehatan reproduksi pada anak. Data dukungan pihak sekolah diambil dengan melakukan indepth interview pada guru pre school dan sekolah dasar.
Pada tahun kedua akan dilakukan pembentukan desain dan pengembangan model dengan melakukan focus group discussion (FGD) pada orang tua dan guru sehingga model yang didesain sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Setelah itu model akan diimplementasikan pada kelompok sampel yang kemudian akan dimonitoring dan evaluasi. Setelah dilakukan evaluasi, akan dilakukan penyempurnaan bentuk model pembelajaran kesehata reproduksi pada anak usia dini berbasis keluarga tersebut.
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sampai saat ini pelecehan seksual di Indonesia masih sering terjadi. Dibuktikan dari laporan Komisi Perlindungan Korban Kekerasan Berbasis Gender dan Anak (KPK2BGA) Jawa Tengah, kasus kekerasan berbasis gender dan anak pada tahun 2011 sebanyak 2.737 orang dengan 40 persennya adalah anak-anak, kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2012 menjadi 2.883 dan 47 persennya menimpa anak-anak. Hingga tahun 2013 triwulan pertama tercatat 1.082 orang dengan 45 persennya adalah anak dan jenis kekerasan yang paling dominan berupa kekerasan seksual yaitu sebesar 55 persen. Angka yang sangat tinggi bagi Jawa Tengah mengingat Jawa Tengah sudah memiliki regulasi yang mengatur mengenai perempuan
dan
anak
yakni
Peraturan
Daerah
(Perda)
No
7
Tahun
2013.(Republika,2013) Kekerasan seksual pada anak di Jawa Tengah menduduki urutan kedua setelah kekerasan seksual pada perempuan yaitu sebesar 40.47 persen. Kasus kekerasan masih didominasi dengan pencabulan. Kekerasan seksual pada anak sebagian besar dilakukan oleh keluarga terdekat korban seperti paman, ayah tiri bahkan penjaga sekolah mereka. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kekerasan seksual pada anak adalah ketidak tahuan sang anak mengenai hal yang berkaitan dengan perilaku seksual.(Suara Merdeka, 2014) Pelecehan seksual atau kekerasan pada anak adalah kondisi dimana anak terlibat dalam aktivitas seksual dimana anak sama sekali tidak menyadari, dan tidak mampu mengkomunikasikannya atau bahkan tidak tahu arti tindakan yang diterimanya. Banyak sekali pengaruh buruk yang ditimbulkan dari pelecehan seksual. Pada anak yang masih kecil dari biasanya tidak mengompol jadi mengompol, mudah merasa takut, perubahan pola tidur, kecemasan tidak beralasan, atau bahkan simtom fisik seperti sakit perut atau adanya masalah kulit dan lain-lain. Kecenderungan untuk menarik diri dari pergaulan teman sebaya dan menjadi pasif dan menjadi agresif dengan teman kelompoknya sangat tinggi. (Nadia, 2004) Pendidikan kesehatan reproduksi tidak hanya semata mengenai seksualitas namun juga merupakan suatu proses yang integrative dengan memadukan pengetahuan biologis, nilai moral, aspek psikologis dan berlandaskan agama. Namun, fakta di masyarakat menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua masih
tetap merasa risih untuk membicarakan seks pada anaknya. Sehingga anak akan mendapatkan pengetahuan seks dari sumber luar yang cenderung salah. Anak-anak menghabiskan sebagian besar waktunya di sekolah. Dalam kegiatan belajarmengajar terutama dalam pergaulan di lingkungan sekolah, seringkali mereka mendapat masalah, termausk dalam hal kesehatan reproduksi. Sebagai contohnya seorang siswi yang kebingungan saat pertama kali medapat menstruasi, siswi yang mulai malu berolahraga ketika payudaranya mulai membesar dan lain sebagainya. (Kartika Ratna, 2010) Disisi lain sebagian besar orang berpendapat bahwa pendidikan kesehatan reproduksi seperti halnya pendidikan seks justru akan mengajarkan siswa untuk berhubungan seks bebas dan menambah penyelewengan-penyelewengan seksual. Selain itu, kebanyakan orang tua juga berpendapat bahwa hal yang barkaiatan dengan seks adalah sesuatau yang alamiah dimana anak-anak akan belajar dengan sendirinya. Namun, perkembangan dan akulturasi budaya semakin pesat dimana anak-anak mudah dalam mengakses berbagai hal mengenai seks. Dengan demikian pendidikan kesehatan reproduksi diharapkan akan membentengi anak-anak dengan menolak mitos-mitos yang salah mengenai seks dan melawan berbagai godaan seksual yang datang baik dari dirinya sendiri maupun dari lingkungannya.(Kartika Ratna, 2010) Masih banyak orang yang berpendapat bahwa pendidikan kesehatan reproduksi hanya cocok bagi siswa sekolah menegah dan sebaiknya jangan dulu diberikan pada siswa sekolah dasar. Adanya kekhawatiran bahwa siswa sekolah dasar belum siap menerima hal tersebut dan lebih baik dalam kelas perihal seks tidak perlu diberikan. Namun, World Health Organization (WHO) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa tidak ada data yang mendukung bahwa pendidikan kesehatan reproduksi yang benar akan mengarahkan siswa untuk mencoba berperilaku seksual yang tidak sehat. Pengetahuan tentang seks pada anak-anak dapat mencegah terjadinya penyimpangan seksual pada anak, hal ini dikarenakan mereka diajarkan tentang peran jenis kelamin, bagaimana bersikap sebagai anak laki-laki atau pun perempuan dan bagaimana bergaul dengan lawan jenisnya. Pendidikan seks pada anak juga dapat mencegah agar anak tidak menjadi korban pelecehan seksual, dengan dibekali
pengetahuan tentang seks, mereka menjadi mengerti perilaku mana yang tergolong pelecehan seksual. Selanjutnya, pengetahuan tentang seks juga dapat mencegah anak-anak mencoba-coba hal hal yang seharusnya belum boleh mereka lakukan karena ketidaktahuannya. Berdasarkan survey awal yang dilakukan dari empat orang tua yang memiliki anak usia dini mengaku belum mengenalkan anaknya mengenai kesehatan reproduksi, mereka masih membiarkan putra-putrinya bermain tanpa menggunakan celana dalam. Bahkan, satu dari empat orang tua tersebut tidak mengajarkan toilet training pada putranya. Berdasarkan latar belakang diatas maka dilakukannya pembentukan model yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan reproduksi pada anak usia dini berbasis masyarakat. Selain itu terdapat 60% anak sekolah SLTP yang tidak tahu tentang apa itu kesehatan reproduksi, 52% tidak tahu bagaimana menjaganya dan 45% pernah mengalami gangguan dalam organ reproduksinya yaitu keputihan.
1.2. Tujuan Khusus Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Memberikan gambaran pendidikan kesehatan reproduksi anak usia dini di masyarakat saat ini b. Mendeskripsikan pengetahuan orang tua mengenai kesehatan reproduksi c. Mendeskripsikan self efficacy orang tua dalam memberikan pendidikan kesehatan reproduksi pada anaknya d. Mendeskripsikan sikap orang tua terhadap pemberian kesehatan reproduksi pada anak usia dini e. Mengidentifkasi model pembelajaran kesehatan reproduksi yang cocok untuk anak usia dini berbasis keluarga f. Membentuk model pembelajaran kesehatan reproduksi untuk anak usia dini berbasis keluarga. Hasil penelitian ini akan dapat memberikan kontribusi sebagai berikut: Kontribusi terhadap pembaharuan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan reproduksi:
a. Penelitian ini akan menggali faktor-faktor yang
berpengaruh dengan
pembelajaran kesehatan reproduksi pada anak usia dini berbasi keluarga meliputi pengetahuan orang tua, sikap orang tua dan self efficacy. b. Menggali faktor-faktor pendukung dalam pembentukan metode pembelajaran kesehatan reproduksi pada anak usia dini berbasis keluarga. c. Mendapatkan model pembelajaran kesehatan reproduksi pada anak usia dini berbasis keluarga. Sehingga diharapkan penelitian ini mampu memberikan metode baru yang tepat mengenai pendidikan kesehatan reproduksi dan diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan tanggung jawab anak terhadap kesehatan reproduksinya. Serta mengurangi tingkat kekerasan dan pelecehan seksual pada anak. Keunggulan untuk memecahkan masalah pembangunan: Penelitian ini dapat memecahkan 2 masalah utama dalam pembangunan yaitu: a. Masalah Sumber Daya Manusia, terkait dengan kemampuan mejaga hak-hak reproduksi anak sehingga anak mampu bertanggung jawab akan kesehatan reproduksinya. b. Dengan pemberian pengetahuan yang benar mengenai kesehatan reproduksi diharapkan mampu menurunkan angka pelecehan seksual pada anak dan perilaku seksual menyimpang anak. Memberikan sumbangan bagi kemajuan IPTEKS bidang kesehatan reproduksi: a. Memberi sumbangan pengetahuan berupa model pembelajaran kesehatan reproduksi pada anak berbasis keluarga. b. Memberikan teori keterkaitan antara pelaksana program kesehatan reproduksi remaja dengan keluarga, dimana keluarga sebagai akar pendidikan kesehatan reproduksi sejak dini. d. Pembentukan dan pengembangan model pembelajaran kesehatan reproduksi pada anak usia dini berbasis keluarga. 1.3. Keutamaan Penelitian Seiring berkembangnya jaman, era modernisasi dan globalisasi yang mengakibatkan mudahnya akses informasi bagi semua kalangan menuntut orang tua agar membekali pembelajaran kesehatan reproduksi pada anaknya sejak usia dini. Maraknya kasus pelecehan seksual pada anak menunjukkan perlunya membekali
anak dengan pengetahuan kesehatan reproduksi yang benar sehingga anak mampu bertanggung jawab atas kesehatan reproduksinya. Penelitian ini dapat bermanfaat bagi orang tua sebagai bekal untuk memberikan pendidikan kesehatan reproduksi pada anaknya sejak usia dini tanpa menganggap bahwa semua yang berbau seksual itu tabu. Hasil penelitian ini diharapkan mendapatkan informasi tentang gambaran pendidikan kesehatan reproduksi anak usia dini dimasyarakat yang selanjutnya akan dikembangkan model pendidikan kesehatan reproduksi pada anak usia dini berbasis keluarga yang tepat.
Penelitian tahun kedua akan menghasilkan model pembelajaran kesehatan reproduksi pada anak usia dini berbasis keluarga. Model bermanfaat bagi: a. Lingkungan keluarga dalam melakukan pembelajaran kesehatan reproduksi anak usia dini. b. Pelaksana program kesehatan reproduksi remaja (BKKBN, Dinas Kesehatan) dalam rangka memberikan pendidikan kesehatan reproduksi sejak dini. c. Masyarakat, dengan memanfaatkan model ini untuk meningkatkan peran serta keluarga dalam mendidik putra putrinya mengenai kesehatan reproduksi sehingga dapat menurunkan angka pelecehan seksual pada anak.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Anak Usia Dini 1.1.1. Batasan Anak Usia Dini Menurut National Association for the Education of Young Children (NAEYC) menjelaskan bahwa kategori anak usia dini adalah mereka yang usianya antara 0-8 tahun. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 14 menjelaskan bahwa, tujuan dari pendidikan usia dini adalah upaya pembinaan sejak lahir hingga usianya mencapai 6 tahun dan dilakukan dengan memberikan rangsangan pendidikan, hal ini sangat membantu perkembangan dan pertumbuhan jasmani dan rohani anak supaya mempunyai kesiapan untuk memasuki pendidikan lanjut.
Anak usia dini mempunyai ciri yang sangat khas, yaitu: a. Memiliki rasa keingintahuan yang besar b. Pribadi yang unik c. Suka berimajinasi dan berfantasi d. Masa yang sangat potensial untuk belajar e. Memiliki sikap egosentris 1.1.2. Perkembangan Seksualitas Anak Seksualitas merupakan sebuah proses yang terjadi sepanjang kehidupan manusia, dimulai dari saat manusia lahir sampai meninggal dunia. Perkembangan seksualitas secara fisik dimulai ketika seorang bayi masih dalam kandungan, ditandai dengan mulai berkembangnya alat kelamin pada minggu ketujuh. Namun peristiwa seksualitas yang signifikan dalam kehidupan manusia adalah pubertas dan menopause. Sejak masa remaja, pada diri seorang anak terlihat adanya perubahan-perubahan pada bentuk tubuh yang disertai dengan perubahan struktur dan fungsi. Pematangan kelenjar pituitary berpengaruh pada proses pertumbuhan tubuh sehingga remaja mendapatkan ciri-cirinya sebagai perempuan dewasa atau laki-laki dewasa. Menurut Sigmund Freud, kepribadian sebagian besar dibentuk oleh usia lima tahun. Awal perkembangan berpengaruh besar dalam pembentukan kepribadian dan terus mempengaruhi perilaku di kemudian hari.Jika tahap-tahap psikoseksual selesai dengan sukses, hasilnya adalah kepribadian yang sehat. Jika masalah tertentu tidak diselesaikan pada tahap yang tepat, fiksasi dapat terjadi. Fiksasi adalah fokus yang gigih pada tahap awal psikoseksual. Sampai konflik ini diselesaikan, individu akan tetap terjebak dalam tahap ini. Misalnya, seseorang yang terpaku pada tahap oral mungkin terlalu bergantung pada orang lain dan dapat mencari rangsangan oral melalui merokok, minum, atau makan. 1. Fase Oral Pada tahap oral, sumber utama bayi interaksi terjadi melalui mulut, sehingga perakaran dan refleks mengisap adalah sangat penting. Mulut sangat penting untuk makan, dan bayi berasal kesenangan dari rangsangan oral melalui kegiatan memuaskan seperti mencicipi dan mengisap. Karena bayi sepenuhnya tergantung pada pengasuh (yang bertanggung jawab untuk
memberi makan anak), bayi juga mengembangkan rasa kepercayaan dan kenyamanan melalui stimulasi oral. Konflik utama pada tahap ini adalah proses penyapihan, anak harus menjadi kurang bergantung pada para pengasuh. Jika fiksasi terjadi pada tahap ini, Freud percaya individu akan memiliki masalah dengan ketergantungan atau agresi. fiksasi oral dapat mengakibatkan masalah dengan minum, merokok makan, atau menggigit kuku. 2. Fase Anal Pada tahap anal, Freud percaya bahwa fokus utama dari libido adalah pada pengendalian kandung kemih dan buang air besar. Konflik utama pada tahap ini adalah pelatihan toilet – anak harus belajar untuk mengendalikan kebutuhan tubuhnya. Mengembangkan kontrol ini menyebabkan rasa prestasi dan kemandirian. Menurut Sigmund Freud, keberhasilan pada tahap ini tergantung pada cara di mana orang tua pendekatan pelatihan toilet. Orang tua yang memanfaatkan pujian dan penghargaan untuk menggunakan toilet pada saat yang tepat mendorong hasil positif dan membantu anak-anak merasa mampu dan produktif. Freud percaya bahwa pengalaman positif selama tahap ini menjabat sebagai dasar orang untuk menjadi orang dewasa yang kompeten, produktif dan kreatif. Namun, tidak semua orang tua memberikan dukungan dan dorongan bahwa anak-anak perlukan selama tahap ini. Beberapa orang tua „bukan menghukum, mengejek atau malu seorang anak untuk kecelakaan.
Menurut
Freud,
respon
orangtua
tidak
sesuai
dapat
mengakibatkan hasil negatif. Jika orangtua mengambil pendekatan yang terlalu longgar, Freud menyarankan bahwa-yg mengusir kepribadian dubur dapat berkembang di mana individu memiliki, boros atau merusak kepribadian berantakan. Jika orang tua terlalu ketat atau mulai toilet training terlalu dini, Freud percaya bahwa kepribadian kuat-analberkembang di mana individu tersebut ketat, tertib, kaku dan obsesif. 3. Fase Phalic Pada tahap phallic , fokus utama dari libido adalah pada alat kelamin. Anakanak juga menemukan perbedaan antara pria dan wanita. Freud juga
percaya bahwa anak laki-laki mulai melihat ayah mereka sebagai saingan untuk ibu kasih sayang itu. Kompleks Oedipusmenggambarkan perasaan ini ingin memiliki ibu dan keinginan untuk menggantikan ayah.Namun, anak juga kekhawatiran bahwa ia akan dihukum oleh ayah untuk perasaan ini, takut Freud disebut pengebirian kecemasan. 4. Fase Latent Periode laten adalah saat eksplorasi di mana energi seksual tetap ada, tetapi diarahkan ke daerah lain seperti pengejaran intelektual dan interaksi sosial. Tahap ini sangat penting dalam pengembangan keterampilan sosial dan komunikasi dan kepercayaan diri. Freud menggambarkan fase latens sebagai salah satu yang relatif stabil. Tidak ada organisasi baru seksualitas berkembang, dan dia tidak membayar banyak perhatian untuk itu. Untuk alasan ini, fase ini tidak selalu disebutkan dalam deskripsi teori sebagai salah satu tahap, tetapi sebagai suatu periode terpisah. 5. Fase Genital Pada tahap akhir perkembangan psikoseksual, individu mengembangkan minat seksual yang kuat pada lawan jenis. Dimana dalam tahap-tahap awal fokus hanya pada kebutuhan individu, kepentingan kesejahteraan orang lain tumbuh selama tahap ini. Jika tahap lainnya telah selesai dengan sukses, individu sekarang harus seimbang, hangat dan peduli. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menetapkan keseimbangan antara berbagai bidang kehidupan. 1.2. Pengertian Kesehatan Reproduksi Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu ke adaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Atau Suatu keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta mampu menjalankan fungsi dan proses reproduksinya secara sehat dan aman. Pengertian
lain
kesehatan
reproduksi
dalam
Konferensi
International
Kependudukan dan Pembangunan, yaitu kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran & sistem reproduksi. 1.3. Konsep Dasar Desain Pembelajaran
1.3.1. Jenis-jenis Belajar Belajar (learning) didefinisikan sebagai “perubahan terus menerus dalam kemampuan yang berasal dari pengalaman pemelajar dan interaksi pemelajar dengan dunia” (Driscoll, 2000:11) Dalam pembelajaran, perlu difasilitasi empat ranah utama belajar: kognitif, afektif, kemampuan motorik dan atar personal. a. Ranah Kognitif Dalam ranah kognitif belajar menggunakan serangkaian kemampuan intelektual yang dapay dikelompokkan menjadi informasi verbal/visual, biasanya melibatkan pengingatan atau pengingatan kembali fakta atau infromasi. Misalnya, menyebutkan tulang-tulang manusia, melabelkan bagoan-bagian ucapan dalam sebuah kalimat, menemukan contoh-contoh bentuk dasar dalam gambar. Ketrampilan intelektual ini, juga membuthkan penerapan kemampuan berpikir kritis dan manipulasi informasi. Misalnya; selain menyebutkan tulang-tulan dalam tubuh manusia, siswa juga dapat membandingkan dan membedakan fungsi-fungsi tulang di kedua tangan hingga organ yang lain. b. Ranah Afektif Ranah afektif melibatkan sikap, perasaan dan nilai-nilai. Tujuan afektif meliputi menstimulasi minat dalam sejarah dengan mewawancarai kerabat yang lebih tua, mendorong perilaku sosial yang sehat melalui penciptaan program daur ulang. c. Ranah Kemampuan Motorik Dalam ranah kemampuan motorik, belajar melibatkan ketrampilan atletik, manual dan ketrampilan fisik lainnya. Tujuan ketrampilan motorik meliputi kemampuan mulai dari kegiatan mekanis yang sederhana hingga kegiatan yang melibatkan koordinasi dan strategi neuromuskuler, seperti dalam perlombaan olahraga. d. Ranah Interpersonal Dalam ranah interpersonal ini melibatkan interaksi di antara orang-orang. Kemampuan
interpersonal
merupakan
ketrampilan
orang
yang
membutuhkan kemampuan untuk berhubungan secara efektif dengan orang lain. 1.3.2. Peran Teknologi dan Media dalam Belajar Teknologi dan media bias berperan banyak untuk belajar. Jika pengajarannya berpusat pada guru, teknologi dan media digunakan untuk mendukung penyajian pengajaran. Di sisi lain, apabila pengajaran berpusat pada siswa, para siswa merupakan pengguna utama teknologi dan media. Komputer merupakan salah satu teknologi pengajaran terpenting yang digunakan dalam pendidikan. Komputer memiliki peran penting yang dimainkan dalam kurikulum, mulai dari perangkat tutorial hingga belajar siswa. Komputer bisa melibatkan dan mendukung para siswa dalam belajar. Untuk melibatkan siswa dalam jenis belajar ini, lingkungan harus menyediakan materi yang memungkinkan
mereka
untuk
melakukan
penelusuran.
“Microworld”
merupakan lingkungan yang memungkinkan siswa untuk secara bebas bereksperimen, menguji dan menemukan. Lingkungan tersebut memungkinkan para siswa untuk focus pada bidang masalah dan menciptakan solusi yang bermakna bagi mereka (Papert, 1993a, 1993b). 1.3.3.
Desain Pembelajaran Desain pembelajaran adalah proses, dimana pengembangan pengajaran secara sistematik yang digunakan secara khusus teori-teori pembelajaran unuk menjamin kualitas pembelajaran. Pernyataan tersebut mengandung arti bahwa penyusunan perencanaan pembelajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pembelajaran yang dianut dalam kurikulum yang digunakan (Syaiful Sagala (2005:136). Dengan demikian dapat disimpulkan desain pembelajaran adalah praktek penyusunan media teknologi komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan peserta didik. Proses ini berisi penentuan status awal dari pemahaman peserta didik, perumusan tujuan pembelajaran, dan merancang "perlakuan" berbasis-media untuk membantu terjadinya transisi. Idealnya proses ini berdasar pada informasi dari teori belajar yang sudah teruji secara pedagogis dan dapat terjadi hanya pada siswa, dipandu oleh guru, atau dalam latar berbasis komunitas.
Komponen Utama Desain Pembelajaran, Komponen utama dari desain pembelajaran adalah: 1. Pembelajar (pihak yang menjadi fokus) yang perlu diketahui meliputi, karakteristik mereka, kemampuan awal dan pra syarat. 2. Tujuan Pembelajaran (umum dan khusus) Adalah penjabaran kompetensi yang akan dikuasai oleh pembelajar. 3. Analisis Pembelajaran, merupakan proses menganalisis topik atau materi yang akan dipelajari 4. Strategi Pembelajaran, dapat dilakukan secara makro dalam kurun satu tahun atau mikro dalam kurun satu kegiatan belajar mengajar. 5. Bahan Ajar, adalah format materi yang akan diberikan kepada pembelajar 6. Penilaian Belajar, tentang pengukuran kemampuan atau kompetensi ang sudah dikuasai atau belum. 1.3.4. Model ADDIE Ada satu model desain pembelajaran yang lebih sifatnya lebih generik yaitu model
ADDIE
(Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate).
ADDIE
muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda. Salah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri.
Model ini menggunakan 5 tahap pengembangan yakni : 1. Analysis (analisa) 2. Design (disain / perancangan) 3. Development (pengembangan) 4. Implementation (implementasi/eksekusi) 5. Evaluation (evaluasi/ umpan balik)
Gambar 4. Model ADDIE Langkah 1: Analisis Tahap analisis merupakan suatu proses mendefinisikan apa yang akan dipelajari oleh peserta belajar, yaitu melakukan needs assessment (analisis kebutuhan), mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis tugas (task analysis). Oleh karena itu, output yang akan kita hasilkan adalah berupa karakteristik atau profile calon peserta belajar, identifikasi kesenjangan, identifikasi kebutuhan dan analisis tugas yang rinci didasarkan atas kebutuhan. Langkah 2: Desain Tahap ini dikenal juga dengan istilah membuat rancangan (blueprint). Ibarat bangunan, maka sebelum dibangun gambar rancang bangun (blue-print) diatas kertas harus ada terlebih dahulu. Apa yang kita lakukan dalam tahap desain ini? Pertama merumuskan tujuan pembelajaran yang SMAR (spesifik, measurable, applicable, dan realistic). Selanjutnya menyusun tes, dimana tes tersebut harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yag telah dirumuskan tadi. Kemudian tentukanlah strategi pembelajaran yang tepat harusnya seperti apa untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam hal ini ada banyak pilihan kombinasi metode dan media yang dapat kita pilih dan tentukan yang paling relevan. Disamping itu, pertimbangkan pula sumber-sumber pendukung lain, semisal sumber belajar yang relevan, lingkungan belajar yang seperti apa seharusnya, dan lain-lain. Semua itu tertuang dalam sautu dokumen bernama blue-print yang jelas dan rinci. Langkah 3: Pengembangan Pengembangan adalah proses mewujudkan blue-print alias desain tadi menjadi kenyataan. Artinya, jika dalam desain diperlukan suatu software berupa multimedia pembelajaran, maka multimedia tersebut harus dikembangkan. Atau
diperlukan modul cetak, maka modul tersebut perlu dikembangkan. Begitu pula halnya dengan lingkungan belajar lain yang akan mendukung proses pembelajaran semuanya harus disiapkan dalam tahap ini. Satu langkah penting dalam tahap pengembangan adalah uji coba sebelum diimplementasikan.
Tahap uji coba ini memang merupakan bagian dari salah satu langkah ADDIE, yaitu evaluasi. Lebih tepatnya evaluasi formatif, karena hasilnya digunakan untuk memperbaiki sistem pembelajaran yang sedang kita kembangkan. Langkah 4: Implementasi Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan sistem pembelajaran yang sedang kita buat. Artinya, pada tahap ini semua yang telah dikembangkan diinstal atau diset sedemikian rupa sesuai dengan peran atau fungsinya agar bisa diimplementasikan. Misal, jika memerlukan software tertentu maka software tersebut harus sudah diinstal. Jika penataan lingkungan harus tertentu, maka lingkungan atau
seting
tertentu tersebut
juga
harus
ditata.
Barulah
diimplementasikan sesuai skenario atau desain awal. Langkah 5: Evaluasi Evaluasi adalah proses untuk melihat apakah sistem pembelajaran yang sedang dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak. Sebenarnya tahap evaluasi bisa terjadi pada setiap empat tahap di atas. Evaluasi yang terjadi pada setiap empat tahap diatas itu dinamakan evaluasi formatif, karena tujuannya untuk kebutuhan revisi. Misal, pada tahap rancangan, mungkin kita memerlukan salah satu bentuk evaluasi formatif misalnya review ahli untuk memberikan input terhadap rancangan yang sedang kita buat. Pada tahap pengembangan, mungkin perlu uji coba dari produk yang kita kembangkan atau mungkin perlu evaluasi kelompok kecil dan lain-lain.
BAB III. METODE PENELITIAN Urutan aktivitas yang sudah dan akan dilaksanakan adalah sebagai berikut: Hasil Riset Pendahuluan Gambaran Pendidikan Kespro anak di masyarakat saat ini Pengetahuan orang tua mengenai Kespro
Desain dan pengembangan model pembelajaran kesehatan reproduksi pada anak usia dini
Self efficacy Orang tua
Implementasi (uji coba model pembelajaran kesehatan reproduksi anak usia dini)
Evaluasi
Sikap Orang tua mengenai pendidikan kespro pada anak
Tahapan Analisis (Tahun 1) Kuantitatif: wawancara kuesioner dengan orang tua Kualitatif: 1. FGD pada orang tua 2. Indepth interview pada guru sekolah dasar dan PAUD
Desain dan Pengembangan Model (Tahun 2) Kualitatif: 1. FGD pada orang tua 2. FGD pada guru sekolah dasar dan PAUD
Implementasi (Tahun 2) Pengukuran Pre Test Kuantitatif: 1. Wawancara kuesioner pada anak
M&E (Tahun 2) Pengukuran Post Test: 1.Wawancara kuesioner pada anak
Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan model ADDIE, dimana tujuan dari penelitian model pembelajaran ini adalah produk, berupa Model pembelajaran kesehatan reproduksi untuk anak usia dini.
3.1. Penelitian Tahap Pertama 3.1.1. Alur Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di provinsi Jawa Tengah, adapun kerangka konsep penelitian adalah sebagai berikut: Tahun 1: Mengidentifikasi Pengetahuan, sikap dan self efficacy orang tua dalam memberikan pendidikan Kespro dan dukungan pihak Sekolah
Tahun 2: implementasi (uji coba model pembelajaran kesehatan reproduksi anak usia dini
Tahun 2: desain pengembangan model pembelajaran kesehatan reproduksi pada anak usia dini
Tahun 2: Monitoring dan Evaluasi model pembelajaran kesehatan reproduksi anak usia dini
Tahun pertama dilakukan need assessment kelompok sasaran yaitu orang tua, dengan mengidentifikasi pengetahuan awal mengenia kesehatan reproduksi, sikap terhadap pemberian pendidikan kesehatan reproduksi dan self efficacy dalam memberikan pendidikan kesehatan reproduksi. Diambil secara kuantitaif, sedangkan dukungan pihak sekolah diambil secara kualitatif dengan metode indepth interview. Luaran yang dihasilkan dalam tahap ini adalah data pengetahuan, sikap dan self efficacy orang tua serta data kualitatif mengenai dukungan pihak sekolah.
Tahap kedua akan dilakukan pembentukan desain model pembelajaran kesehatan reproduksi pada anak usia dini dan pengembangannya. Dilakukan dengan melakukan FGD pada guru dan orang tua sehingga dapat emnghasilkan model yang memang dibutuhkan oleh masyarakat. Luaran dalam tahapan ini adalah model yang sudah siap untuk diuji cobakan.
Tahap selanjutnya akan dilakukan implementasi model yang telah dibentuk pada kelompok sasaran. Implementasi akan dilakukan selama 6 bula, sebelum dilakukan implementasi akan dilakukan pengukuran pengetahuan pada anak. Kemudian orang tua akan memberikan pendidikan kesehatan reproduksi sesuai model yang telah dibentuk. Setelah 6 bulan dilakukan penilaian kembali terhadap pengetahuan anak. Luaran dalam tahapan ini adalah dapat diketahuinya apakah model mampu meningkatkan pengetahuan anak atau tidak dengan membandingkan nilai pre dan post test.
Tahapan terakhir adalah monitoring dan evaluasi model yang kemudian akan dilakukan perbaikan sesuai dengan keperluan. Luaran dalam tahapan ini adalah model pendidikan kesehatan reproduksi pada anak usia dini yang sudah disempurnakan.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode quantitative dan qualitative exploration dengan desain studi kasus. Metode kuantitatif diguanakan untuk menilai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemberian pendidikan kesehatan reproduksi pada anak usia dini. Metode kualitatif digunakan untuk menggali secara mendalam terhadap kebutuhan model pembelajaran kesehatan reproduksi anak usia dini berbasis keluarga.
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN 4.1. Anggaran Biaya 1 Honorarium No
Pelaksana
Jumlah
Bulan
Bulan/Orang (Rp)
1
Ketua
1
8
600.000
2
Anggota
2
8
400.000
3
Enumerator
5
5
200.000
Jumlah Bahan Habis Pakai 2 dan Peralatan
Jumlah (Rp) 4.800.000 6.400.000 5.000.000 16.200.000
No
Uraian
1
ATK dan Foto kopi * Kertas * Tinta Hitam dan Warna * Foto kopi Kuesioner
2
3
Harga Satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
Jumlah
Satuan
3
rim
50.000
150.000
2
buah
150.000
300.000
100
paket
20.000
2.000.000
* Flash Disk * Alat Tulis (FGD) Peralatan Survey
3
buah
100.000
50
paket
50.000
2.500.000
5
paket
40.000
200.000
* Sewa kamera
6
bulan
150.000
900.000
* Baterai * Souvenir responden Fasilitasi Institusi
10
buah
10.000
100.000
150
paket
75.000
11.250.000
5
paket
300.000
1.500.000
Jumlah
300.000
19.200.000
3 Perjalanan No
Uraian
1
Perijinan: * Kesbanglinmas Jawa Tengah * Kecamatan Mijen Kelurahan Polaman Puskesmas Pengambilan data
2 3 4
Frekuensi
Harga Satuan (Rp)
2
250.000
Jumlah (Rp)
500.000
5
20 3 2
400.000
5 orang
100.000
2.000.000
10.000.000 -
Jumlah
12.500.000
Lain4 lain No 1
Uraian Seminar * Biaya Seminar * Penginapan
2
frek
Harga Satuan (Rp)
3
1
500.000
3
2
500.000
20
2
30.000
3
10
50.000
Jumlah (Rp)
1.500.000 3.000.000
Konsumsi: * FGD
3
jumlah
* Makan Tim Pelaksana di lapangan Penyusunan Laporan
1.200.000 1.500.000 650.000
Jumlah
7.850.000
Rencana Biaya Yang Diperlukan: No Kegiatan 1 2 3 4
Jumlah
Honorarium Bahan Habis Pakai dan Peralatan Perjalanan Lain-lain Jumlah
16.200.000 19.200.000 12.500.000 7.850.000 55.750.000
4.2. Jadwal Penelitian Aktivitas Perijinan Training enumerator Pengumpulan Data Primer & Sekunder Pengolahan dan Analisa Data Penilaian dan Pengembangan Hasil Analisa Kebutuhan Penyusunan Model Penilaian dan Pengembangan Model Uji Coba Penilaian dan Pengembangan Model Pelaporan Publikasi
Th.1
Th. 2
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Saifudin. 2002. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Edisi II. Pustaka Pelajar Offset. Yogyakarta. Binanto, Iwan. 2010. Multi Media Digital; Dasar Teori + Pengembangannya. Penerbit Andi. Yogyakarta. Braun, Virginia dan Clarke, Victoria. 2009. Using Thematic Analysis in Psychology. www.QualResearchPsych.com. Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif, Pemahaman Filosofis dan Metodologis Kearah Penguasaan Model Aplikasi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Debus, Mery.1988. Buku Panduan Diskusi Kelompok Terarah. Salmindo, Sharon E, dkk. 2011. Instructional technology & Media for Learning. Prenada Media Group. Jakarta. Hurlock, Elizabeth B. 1997. Psikologi Perkembangan. Edisi Kelima. Penerbit Erlangga. Jakarta. Kusnanto. Metode Penelitian Kualitatif dalam Riset Kesehatan, Program Magister Manajemen Pelayanan Kesehatan UGM, Yogyakarta Manoharan. 2008. Education & Publishng Development. APH Publishing Corporation. Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Penerbit Remadja Karya. CV B. Penelitian Kualitatif; Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan Laporan Proposal. UMM Press. Malang. Nadia, Alfa. 2004. Penganiayaan Terhadap Anak dalam Keluarga. Kharisma Women and Education. Newby.2010. Educational Technology for Teaching and Learning. Perason Education. Poerwandari, E Kristi. 1998. Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi. Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi. Fakultas Psikologi UI. Ratna, Kartika. 2010. Urgensi Pendidikan Kesehatan Reproduksi sebagai Integratif Pembelajaran IPA. Universitas Negeri Yogyakarta Republika. 2013. Kekerasan Sekusal pada Anak dan Perempuan Masih Tinggi. Republika.co.id. diakses pada 25 April 2014
Roblyer. 2010. Integrating Educational Technology into Teaching. Prentice Hall Suara Merdeka. 2014. Kekerasan Anak di Demak. Suaramerdeka.com. diakses pada 25 April 2014 Shaluhiyah, Zahroh. 2006. Sexual Lifestyle and Inter-personal Relationship of University Students in Central Java Indonesia and Their Implication for Sexual and Reproductive Health: Thesis. Semarang. Sadiman,
dkk.
1993.
Media
Pendidikan
Pengertian,
Pengembangan,
dan
Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sagala, Syaiful. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. 2005. The Impact of Life Skills Education Adolescent Sexual Risk Behavior in Kevazulu Natal South Africa. Journal of Adolescent Health.
Lampiran 1. Justifikasi anggaran
1 Honorarium No
Pelaksana
Jumlah
Bulan
Bulan/Orang (Rp)
1
Ketua
1
8
600.000
2
Anggota
2
8
400.000
3
Enumerator
5
5
200.000
Jumlah
Jumlah (Rp)
4.800.000 6.400.000 5.000.000 16.200.000
2 Bahan Habis Pakai dan Peralatan No 1
Uraian
3
Jumlah (Rp)
Satuan
* Kertas
3
rim
50.000
150.000
* Tinta Hitam dan Warna
2
buah
150.000
300.000
100
paket
20.000
* Flash Disk
3
buah
100.000
* Alat Tulis (FGD)
50
paket
50.000
2.500.000
Peralatan Survey
5
paket
40.000
200.000
* Sewa kamera
6
bulan
150.000
900.000
* Baterai
10
buah
10.000
100.000
* Souvenir responden
150
paket
75.000
11.250.000
5
paket
300.000
1.500.000
ATK dan Foto kopi
* Foto kopi Kuesioner
2
Harga Satuan (Rp)
Jumlah
Fasilitasi Institusi Jumlah
2.000.000 300.000
19.200.000
3 Perjalanan No 1
2
Uraian
Frekuensi
Harga Satuan (Rp)
2
250.000
5
400.000
Perijinan: * Kesbanglinmas Jawa Tengah * Kecamatan Mijen Kelurahan Polaman Puskesmas Pengambilan data
20
5 orang
100.000
Jumlah (Rp)
500.000 2.000.000 10.000.000
3
3
-
4
2
-
Jumlah
12.500.000
Lain4 lain jumlah
frek
Harga Satuan (Rp)
* Biaya Seminar
3
1
500.000
* Penginapan
3
2
500.000
* FGD
20
2
30.000
* Makan Tim Pelaksana di lapangan
3
10
50.000
No 1
2
3
Uraian
Jumlah (Rp)
Seminar 1.500.000 3.000.000
Konsumsi:
Penyusunan Laporan
1.200.000 1.500.000 650.000
Jumlah
7.850.000
Rencana Biaya Yang Diperlukan: No Kegiatan 1 Honorarium 2 Bahan Habis Pakai dan Peralatan 3 Perjalanan 4 Lain-lain Jumlah
Jumlah 16.200.000 19.200.000 12.500.000 7.850.000 55.750.000
Lampiran 2. Susunan Organisasi tim peneliti dan pembagian tugas Alokasi No
Nama
NIDN
Bidang Ilmu
waktu
Uraian tugas
(jam/minggu) 1 2
Eti Rimawati,
0603077501
SKM, M.Kes Nurjanah, SKM,
Vilda Ana Veria
8
Ketua
8
Anggota 1
8
Anggota 2
Masyarakat 0629107502
M.Kes 3
Kesehatan
Kesehatan Masyarakat
0617128701
Gizi
Setyawati, S.Gizi,
Kesehatan
M.Gizi
Masyarakat
Lampiran 3. Ketersediaan Sarana dan Prasarana penelitian
NO 1
2
SARANA
KEMAMPUAN
Laboratorium Kesehatan
Dukungan perangkat desa
Masyarakat
dan kecamatan
Lab Jaringan dan internet
Analisis dan pengembangan model pendidikan
PENUNJANG PENELITIAN 100%
90%
Dukungan material 3
Biro Kemahasiswaan
pendidikan kesehatan reproduksi
80%
Lampiran 4. Biodata Ketua dan Anggota Peneliti
BIODATA PENELITI PENELITI KETUA PENELITI a. Identitas Diri 1
Nama Lengkap
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Jabatan Fungsional Jabatan Struktural NIP/NIK/Identitas lai NIDN Tempat dan Tanggal Lahir Alamat Rumah Nomor Telepon/Faks/ HP Alamat Kantor Nomor Telepon/Faks Alamat e-mail
12
Lulusan yang Telah Dihasilkan
Eti Rimawati, SKM, M.Kes (P) Lektor Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat 0686.11.2000.220 0603077501 Semarang, 3 Juli 1975 Jl. Bukit Kelapa Kopyor XI/B-1 No.21 Semarang (024) 7477367/-/081390575460 Jl. Nakula I No.5-11 Semarang (024) 3549948/(024) 3549948
[email protected] S-1= 30 orang; S-2= - Orang; S-3= - Orang
13 Mata Kuliah yg Diampu
1. 2. 3. 4.
Kebijakan Kesehatan Organisasi dan Manajemen Kesehatan Ekonomi Kesehatan Manajemen Konflik
B. Riwayat Pendidikan Nama Perguruan Tinggi Bidang Ilmu Tahun Masuk-Keluar Judul Skripsi/Thesis/Disertasi
Nama Pembimbing/Promotor
S-1 Universitas Diponegoro Semarang Kesehatan Masyarakat / Administrasi & Kebijakan Kesehatan 1993-1998 Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Pencatatan Kohort Ibu dan Bayi di Kabupaten Demak 1. dr.Antono Suryoputro, MPH 2. dr.Djoko Nugroho, M.Kes
S-2 Universitas Diponegoro Semarang Promosi Kesehatan 2007-2009 Fenomena Perilaku Seksual “Ayam Kampus” di Kota Semarang 1. Dr.drg. Zahroh Shaluhiyah, MPH 2. dr.Bagus Widjanarko, MPH
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir (Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi) Pendanaan No Tahun Judul Penelitian Sumber* Jml (Juta Rp) Sistem Informasi Perencanaan 1 2007 Obat Berbasis Komputer di UDINUS 2,5 Poliklinik UDINUS Semarang Hubungan Faktor Individu dan Faktor Bangunan dengan 2 2009 Kejadian Nyeri Kepala Sick UDINUS 2,0 Building Syndrome pada Staf Edukatif di Lingkungan UDINUS Penilaian Kebutuhan Tobacco 3 2010 UDINUS 2,0 Free Campus di UDINUS" Personal Hygiene Organ Reproduksi Perempuan Pedesaan 4 2011 UDINUS 3,5 di Desa Polaman Kecamatan Mijen Semarang BAPEDA Survei ATP dan WTP Kota 5 2012 Kota 50 Semarang Semarang Model Pendidikan Lingkungan Penggunaan Pestisida Yang Aman 6 2013 dan Benar untuk Anak Petani Dikti 44,5 dalam Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang Sehat D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir Judul Pengabdian Kepada Pendanaan No Masyarakat Tahun Sumber* Jml (Juta Rp) Pengabdian Masyarakat 1 2009 "Pencanangan Puskesmas UDINUS 3,0 Ngablak Bebas Asap Rokok Peningkatan Ketrampilan Penggunaan Pestisida yang Benar 2 2009 dan Aman untuk Kesehatan DIPA 5,0 Petani Holtikultura di Desa Rejo Ngablak Magelang Sertifikasi Warung Sehat di 3 2010 Lingkungan Kampus UDINUS 2,5 Semarang Pendirian Klinik Berhenti 4 2010 DKK 25 Merokok UDINUS Pengadaan smoking area di 5 2010 Diknas 35 UDINUS 6 2011 Pelatihan Life Skill Kesehatan UDINUS 3,5
Reproduksi bagi Siswa SLTP di Kecamatan Mijen Semarang 7
2012
Pengabdian Masyarakat PHBS
UDINUS
1,5
8
2013
Pembentukan PIK-Karo di Kecamatan Mijen
UDINUS
3,0
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir Volume/ No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Nomor/Tahun 1 Fungsi Manajemen Koordinator KIA dalam Vol.10 No.2 Visikes Pencapaian Cakupan ASI Eksklusif di Kota September 2011 Palangka Raya‟ ISSN 1412-3746 2
Hubungan antara Konseling dengan Kepuasan Akseptor KB di Puskesmas Manyaran Semarang
No.2.Vol.2.ISSN 1907-2937
Jurnal Promosi Kesehatan
3
Ketua Menulis Artikel Ilmiah “Need Assessment Kurikulum Kesehatan Reproduksi di SMA Kota Semarang” Menulis Artikel Ilmiah “Fenomena Perilaku Seksual Ayam Kampus di Kota Semarang” Ketua Menulis Artikel “Hubungan antara Iklim Organisasi dengan Motivasi Kerja Pegawai di DKK Semarang” Anggota menulis Artikel Ilmiah “Hubungan Faktor Individu dan Faktor Bangunan dengan Kejadian Nyeri Kepala Sick Building Syndrome pada Staf Edukatif di Lingkungan UDINUS” Ketua Menulis Artikel Ilmiah “Penilaian Kebutuhan Tobacco Free Campus di UDINUS” Ketua, Menulis “Perilaku Kebersihan Organ Reproduksi Perempuan Pedesaan di Desa Polaman Kecamatan Mijen Semarang”
No.1 Vol.10.ISSN 1412-3746
Jurnal Kesehatan VISIKES
No.1.Vol.5.ISSN 1907-2937 No.1.Vol.6.ISSN 1412-3088
Jurnal Promosi Kesehatan Majalah Ilmiah Dian UDINUS
No.1 Vol.9.ISSN 1412-3746
Jurnal Kesehatan VISIKES
No.2.Vol.10.ISSN 1412-3088
Majalah Ilmiah Dian UDINUS
April-September 2012
Jurnal Kesehatan VISIKES
4 5
6
7
8
F. Pengalaman Penyampaian Makalah Ilmiah Dalam 5 Tahun Terakhir No Nama Pertemuan Ilmiah / Seminar 1 Penyaji materi Penggerakan Program KB melalui PIK Remaja Mahasiswa 2 Pemakalah Seminar Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi Terapan "Peningkatan Kualitas Riset & Inovasi Teknologi Informasi Terapan menuju Peningkatan Daya Saing Industri Lokal di era Global" 3 Pemakalah Seminar Nasional "Peran Kesehatan Masyarakat dalam Pencapaian Millenium development Goal's (MDG's) di Indonesia 4 Pemakalah Seminar Nasional "Mewujudkan Kemandirian Kesehatan Masyarakat Berbasis Preventif dan Promotif" 5 Presenter International Public Health Seminar "Integrated Public Health Approaches in Dealing with Non-Communicable Disease in Developing Country" 6 Penyaji Materi dalam Pertemuan Nasional AIDS IV 7
Secara Oral Pada Pertemuan / Seminar Judul Artikel Ilmiah
Waktu dan Tempat Peer Eduactor Rumah 02/12/2010, Sahabat UDINUS BKKBN Propinsi Jawa Tengah Konseling di Klinik VCT 16/04/2011, Semarang UDINUS
Perilaku Pemakaian Alat 12/04/2011, FKM Kontrasepsi Mantap pada UNSIL Pasangan Usia Subur di Tasikmalaya Kabupaten Pekalongan Skrip Seksual Kampus” di Semarang
“Ayam 13/03/2010, FKM Kota UNDIP
Self Concept of Campus 22/10/2011, Chicken in Semarang UNSRI Palembang
Perilaku Seks Aman pada 1-6 Oktober 2011, “Ayam Kampus” Hotel Inna Garuda Yogyakarta Penyaji Seminar Nasional Pendidikan Pestisida pada 26-27 November Pengembangan Sumber Daya Anak Petani 2013 Pedesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan
G. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun Terakhir Jumlah No Judul Buku Tahun Halaman 1 Pestisida dan Bahayanya 2013 28 2 Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan 2014 162
Penerbit UDINUS Press UDINUS Press
H. Pengalaman Perolehan HKI Dalam 5 – 10 Tahun Terakhir No Judul/Tema HKI Tahun Jenis -
Nomor P/ID
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya Dalam 5 Tahun Terakhir Judul/Tema/Jenis Tempat Respons No. Rekayasa Sosial Lainnya Tahun Penerapan Masyarakat yang Telah Diterapkan J. Penghargaan yang Pernah Diraih dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya) Institusi Pemberi No. Jenis Penghargaan Tahun Penghargaan Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Penelitian Bersaing. Semarang, 28 April 2014 Ketua Peneliti
Eti Rimawati, SKM, M.Kes
Biodata Anggota I.
IDENTITAS 1. Nama Lengkap 2. Tempat & Tanggal Lahir 3. Pangkat/Gol/NIS 4. NIDN 5. Jabatan Fungsional 6. Fakultas/Jurusan 7. Alamat Rumah 8. Nomor HP 9. Alamat Kantor 10. Telepon/Faks 11. Email
II. PENDIDIKAN Program Nama PT Bidang Ilmu Tahun Masuk Tahun Lulus
: :
Nurjanah, SKM, M.Kes Wonogiri, 29 Oktober 1975
: : : : :
Penata Muda / IIIA / 12106103111989 0629107502 Asisten Ahli Kesehatan / Kesehatan Masyarakat Jl. Borobudur Timur 8 RT 03 RW VIII Kelurahan Kembangarum Semarang 0815 657 7170 Jl. Nakula I No. 5 Gd C Lt. 5 Semarang 024 3549948 / 024 3549948
[email protected]
: : : :
S1 Universitas Dipogoronegoro Kesehatan Masyarakat 1994 1999
S2 Universitas Diponegoro Promosi Kesehatan 2007 2010
III. PENGALAMAN PENELITIAN DARI DIKTI No Tahun Judul
1
2007
S3
Implementasi Pasal 83 UU No. 13 Th 2003 tentang Hak Menyusui Pekerja Perempuan Selama Waktu Kerja Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Anak, dibiayai Dipa DP2M Dikti Nomor : 242/D3/Pl/2007
Sumber
Kajian Wanita
Jumlah (Rp dalam juta) 10
2
2007
3
2014
Upaya Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Mengurangi Pencemaran Sungai Oleh Limbah Rumah Tangga Di DAS Bringin Kelurahan Wonosari Semarang, dibiayai Dipa DP2M Dikti Nomor : 242/D3/Pl/2007 Pemberdayaan Masyarakat untuk Menanggulangi Demam Berdarah Dengue Melalui Media Sosial Online di Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang
IV. PENGALAMAN PENELITIAN NON DIKTI No Tahun Judul
1
2009
2
2010
3
2010
4
2010
5
2011
Kesiapan Petani Tembakau Menghadapi RUU Pengendalian Dampak Produk Tembakau Terhadap Kesehatan (Studi Kasus di Kabupaten Temanggung) Kehilangan Waktu Kerja Produktif Akibat Perilaku Merokok pada Karyawan Industri Kayu di Kabupaten Jepara Pengaruh Kebiasaan Merokok dan Olahraga terhadap Kapasitas Vital Paru (studi pada karyawan Universitas Dian Nuswantoro Semarang) Evaluasi Kepatuhan Masyarakat terhadap Perwal Semarang No. 12 tahun 2009 tentang Kawasan Tanpa Rokok dan Kawasan Terbatas Merokok di Kota Semarang Penelitian Air Quality Monitoring Tempat-Tempat Umum di Kota Semarang untuk Mendeteksi Paparan Asap Rokok Orang Lain
Dosen Muda
10
Hibah Bersaing
45
Sumber
Jumlah (Rp dalam juta) 30
Balitbang Propinsi Jawa Tengah
Penelitian Tesis
12
Penelitian Internal Universitas
5
LP2K
20
LP2K
20
6
2012
7
20132014
Efek Second Hand Smoke terhadap Cotinine Urine dan Fungsi Paru Karyawan Café dan Restoran di Kota Semarang Survei Literasi Kesehatan Kota Semarang
MTCC, John Hopkins University
30
Asia Health Literacy Association
45
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggung jawabkan. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Bersaing 2014.
Semarang, 28 April 2014
Nurjanah, SKM, M.Kes
Lampiran Biodata Ketua dan Anggota Ketua A. Identitas diri 1 Nama Lengkap 2 Jabatan Fungsional 3 Jabatan Struktural 4 NIP/NIK/Identitas lain 5 NIDN 6 Tempat dan Tanggal Lahir 7 Alamat Rumah 8 Nomor Telepon/Faks/ HP 9 Alamat Kantor 10 Nomor Telepon/Faks 11 Alamat e-mail 12
Lulusan yang Telah Dihasilkan
: Vilda Ana Veria Setyawati, S.Gz, M.Gizi : Asisten Ahli : Staf Edukatif : 0686.11.20111.406 : 0617128701 : Sragen, 17 Desember 1987 : Graha Puspita A2, Plamongan Sari, Semarang : 085642722216 : Jl. Nakula I No.5-11 Semarang : (024) 3549948/(024) 3549948 :
[email protected] : S-1= - orang; S-2= - Orang; S-3= - Orang 5. 6. 7. 8.
13 Mata Kuliah yg Diampu
B. Riwayat Pendidikan
Gizi Kesehatan Masyarakat Penilaian Status Gizi Aplikasi Komputer Inferensial
Geography Information Systems
: S1
Nama Perguruan Tinggi Bidang Ilmu Tahun masuk-lulus Judul skripsi/tesis
Nama pembimbing
S2
UNDIP
UNDIP
Ilmu Gizi 2005 s/d 2009 Hubungan antara asupan protein, besi, dan seng dengan status gizi pada anak gizi buruk di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Semarang tahun 2008 Dr. Zinatul Faizah, Sp.A
Ilmu Gizi 2009 s/d 2011 Efek pendidikan gizi dan kesehatan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak usia 3 tahun Dr.dr. Sri Achadi N, M.Kes dr. Apoina Kartini, M.Kes
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir No
Tahun
Judul Penelitian
1
2009
2
2011
Faktor-faktor yang berhubungan dengan tekanan darah pada Pegawai Negeri Sipil SMA N 8 Kota Semarang Mini survey masalah KB dan Kependudukan pada remaja SMP, SMA, dan SMK di Kota Semarang Efek pendidikan gizi terhadap
2011
Pendanaan Sumber Dana Jumlah Mandiri Rp 4.800.000
BKKBN Provinsi Jawa Tengah Beasiswa
Rp. 5.000.000
Rp. 6.000.000
2012 2012
2014
2014
pertumbuhan dan perkembangan anak usia 3 tahun Peran status gizi terhadap kecerdasan kogitif pada masa golden age Perbedaan perilaku dan pengetahuan seks pada mahasiswa semester 2 dan 6 Fakultas Kesehatan UDINUS Body Image, pengetahuan gizi, perilaku makan sebagai prediktos status gizi dan dasar pendidikan gizi pada remaja putri Model pendidikan gizi “healthy girls smart girls” bagi remaja putri di Provinsi Jawa Tengah
Unggulan UNDIP Internal UDINUS Internal UDINUS Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah DIKTI
Rp. 1.500.000 Rp. 1.500.000
Rp 15.000.000
Rp 13.500.000
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir No Tahun Judul Pendanaan Sumber Jumlah Dana 1 2011 Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat di Fakultas Rp. 1.500.000 SD Purwosari 01 dan 02 Kelurahan Mijen Kesehatan Semarang UDINUS 2 2012 Pelatihan Manajemen Rekam Medis Fakultas Rp. 750.000 Puskesmas Karang Malang Kecamatan Mijen Kesehatan Kota Semarang UDINUS E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir : No Judul Nama Jurnal Volume/ Nomor/ Tahun 1 Status gizi, asupan protein, Teknologi Kesehatan, Vol 7 tahun 2011 besi, zinc pada anak balita Poltekkes Kemenkes gizi buruk di wilayah kerja Yogyakarta Dinas Kesehatan Kota Semarang tahun 2008 2 Faktor-faktor yang Visikes, Fakultas Vol 10 tahun 2011 berhubungan dengan Kesehatan Universitas tekanan darah pada Dian Nuswantoro Pegawai Negeri Sipil SMA N 8 Kota Semarang 3 Hubungan antara asupan Visikes, Fakultas Vol 11 tahun 2012 protein, besi, dan zink Kesehatan Universitas terhadap status gizi pada Dian Nuswantoro anak balita gizi buruk di wilayah kerja DKK Kota Semarang tahun 2008 4 Peran status gizi terhadap Visikes, Fakultas Vol 12 tahun 2012 kecerdasan kogitif pada Kesehatan Universitas masa golden age Dian Nuswantoro
F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan/ Seminar Ilmiah Dalam 5 Tahun Terakhir No 1
Nama Pertemuan Ilmiah / Seminar International Syposium on Wellness, Healthy life style, and Nutrition
Judul Artikel Ilmiah The role of nutritional states on cognitive function at golden age period
Waktu dan Tempat Yogyakarta, 29 Desember 2013
G. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun Terakhir No
Judul Buku Penentuan status gizi dalam perspektif kesehatan masyarakat
Tahun 2014
Jumlah Halaman Penerbit 73 halaman UDINUS PRESS
H. Pengalaman Perolehan HKI Dalam 5 – 10 Tahun Terakhir No
Judul/Tema HKI -
Tahun
Jenis
Nomor P/ID
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya Dalam 5 Tahun Terakhir No. Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Lainnya yang Telah Diterapkan -
Tahun
Tempat Penerapan
Respons Masyarakat
J. Penghargaan yang Pernah Diraih dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya) No.
Jenis Penghargaan
Institusi Pemberi Penghargaan
Tahun
-
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Bersaing. Semarang, 29 April 2014
Lampiran 5. Surat Keterangan Ketua Peneliti