Kode/Nama Rumpun Ilmu: 181/Sosial Ekonomi Pertanian
USULAN PENELITIAN HIBAH BERSAING
MODEL PENGEMBANGAN TATANIAGA SAYURAN DATARAN TINGGI BERBASIS KELEMBAGAAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA)
TIM PENGUSUL PUJIHARTO, S.P., M.P. SRI WAHYUNI, S.E., M.Si.
0620037102 0606107001
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO April, 2013
DAFTAR ISI Halaman i HALAMAN JUDUL ............................................................................................... HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................
ii
DAFTAR ISI ...........................................................................................................
iii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................
v
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................
vi
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................................
vii
ABSTRAK ..............................................................................................................
viii
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ..................................................................................................
1
1.2. Permasalahan ....................................................................................................
2
1.3. Tujuan Khusus ...................................................................................................
2
1.4. Urgensi (Keutamaan) Penelitian ........................................................................
3
1.4.1. Kondisi Tataniaga Sayuran Dataran Tinggi saat ini ..............................
3
1.4.2. Fungsi Kelembagaan Sub Terminal Agribisnis (STA) dalam Tataniaga Sayuran Dataran Tinggi ........................................................
4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. State of Art .........................................................................................................
6
2.1.1. Peran Produk sayuran dalam Perekonomian Nasional ...........................
6
2.1.2. Konsep, Definisi, Manfaat dan Sasaran Sub Terminal Agribisnis (STA) ...................................................................................................... 2.2. Hasil yang Sudah Dicapai .................................................................................
6 8
2.3. Kerangka Berpikir ke Arah Model Pengembangan Tataniaga Sayuran Dataran Tinggi Berbasis Sub Terminal Agribisnis (STA) ............................... 2.4. Roadmap Penelitian ..........................................................................................
10 11
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Metode Dasar ....................................................................................................
12
3.2. Lokasi Penelitian ..............................................................................................
12
3.3. Tahap Penelitian ................................................................................................
12
3.4. Metode Analisia Data .......................................................................................
15
iii
3.4.1. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan STA oleh Petani .................................................................................................... 3.4.2. Analisis Kinerja STA dengan Structure, Conduct, Performance (SCP) ..................................................................................................... 3.4.3. Analisis Peta Produksi, Peta Distribusi dan Peta Permintaan Produk Sayuran Dataran Tinggi ........................................................................
15 16 17
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN 4.1. Anggaran Biaya .................................................................................................
18
4.2. Jadwal Penelitian ...............................................................................................
19
DAFTAR PUSTAKA
20
LAMPIRAN
22
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
Halaman Beberapa Penelitian yang Berkaitan dengan Tataniaga Sayuran Dataran Tinggi dan Sub Terminal Agribisnis (STA) ............................ 8
Tabel 2.
Anggaran Biaya yang Diajukan Setiap Tahun .....................................
v
18
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Gambar 2.
Halaman Tataniaga Komoditas Sayuran Dataran Tinggi saat ini ..................... 3 Kerangka Berpikir ke Arah Model Pengembangan Tataniaga Sayuran Dataran Tinggi Berbasis Sub Terminal Agribisnis (STA) ..
10
Gambar 3.
Roadmap Penelitian yang Direncanakan dalam Usulan ini ..............
11
Gambar 4.
Tahap Penelitian Model Pengembangan Tataniaga Sayuran Dataran Tinggi Berbasis Kelembagaan Sub Terminal Agribisnis (STA) .................................................................................................
14
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Halaman Justifikasi Anggaran Penelitian Tahun I ......................................... 22
Lampiran 2.
Ketersediaan Sarana dan Prasarana Penelitian ...............................
25
Lampiran 3.
Sususnan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas ..............
26
Lampiran 4.
Biodata Ketua dan Anggota ............................................................
27
Lampiran 5.
Surat Pernyataan Ketua Peneliti ....................................................
35
vii
MODEL PENGEMBANGAN TATANIAGA SAYURAN DATARAN TINGGI BERBASIS KELEMBAGAAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS ABSTRAK Tujuan jangka panjang dari penelitian ini adalah melakukan penyusunan model pengembangan tataniaga sayuran dataran tinggi berbasis kelembagaan Sub Terminal Agribisnis (STA) sehingga berfungsi optimal, meningkatkan pendapatan petani dan berkelanjutan. Sedangkan target khusus yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah: (1). terdeskripsinya stakeholder yang terlibat dalam tataniaga sayuran dataran tinggi; (2). terdeskripsinya kinerja kelembagaan STA dalam tataniaga sayuran dataran tinggi; (3). tersusunnya peta produksi, peta distribusi dan peta permintaan sayuran dataran tinggi; (4). tersusunnya model pengembangan tataniaga sayuran dataran tinggi berbasis kelembagaan STA; (5). terujinya implementasi model pengembangan tataniaga sayuran dataran tinggi berbasis kelembagaan STA. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptifkuantitatif. Lokasi penelitian dilakukan secara purposive di sentra produksi sayuran dataran tinggi meliputi tiga kabupaten yaitu Banjarnegara, Wonosobo dan Temanggung dan dua STA yaitu Jakabaya dan Soropadan. Pengambilan data dilakukan melalui survey, observasi dan Focus Group Discussion (FGD). Unit analisis adalah petani, pedagang dan pengelola STA. Analisis data dilakukan secara deskriptif-kuantitatif, faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan STA oleh petani dianalisis dengan binary logit, kinerja STA di analisis dengan pendekatan structure-conduct-performance (SCP), peta produksi dianalisis dengan pendekatan zona produksi, peta distribusi dianalisis dengan jalur distribusi dan peta permintaan dianalisis kelompok konsumen yang membutuhkan. Aplikasi model diuji coba melalui tahap sosialisasi peneliti dengan seluruh stakeholder, lembaga struktural pemerintahan, lembaga terkait (penyuluh pertanian, dinas pertanian, dan dinas perdagangan) melalui kegiatan Focus Group Discussion (FGD). Kata Kunci : model pengembangan tataniaga, sayuran dataran tinggi, sub terminal agribisnis (STA).
viii
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produk sayuran dataran tinggi merupakan komoditas yang sangat strategis dan memperoleh prioritas pengembangan pada Program Pembangunan Pertanian Nasional 2010-2015 (Kementan, 2010). Dalam pengembangan agribisnis sayuran daratan tinggi, permasalahan klasik yang masih saja muncul menurut Irawan (2003); Arifin (2001); Sumodiningrat (2000) adalah masalah tataniaga antara lain: (1). rantai tataniaga yang panjang sehingga keuntungan kegiatan agribisnis sayuran dataran tinggi lebih banyak dinikmati para pedagang dan pelaku agribisnis lainnya; (2) terbentuknya margin ganda sehingga ongkos produksi dan tataniaga hasil yang harus dibayar konsumen menjadi lebih mahal, sehingga sistem agribisnis berjalan tidak efisien dalam memenuhi kebutuhan pasar, margin ganda tersebut dapat bersumber dari rantai tataniaga yang panjang dan transmisi harga/informasi pasar yang tidak sempurna kepada petani; dan (3) tidak adanya kesetaraan posisi tawar antara petani dengan pelaku agribisnis lainnya, sehingga petani sulit mendapatkan harga pasar yang wajar dan sebagian besar nilai tambah tidak dapat dinikmati oleh petani, konsekuensinya adalah petani sulit memenuhi tuntutan permintaan atau preferensi konsumen yang terus berubah. Pemerintah melalui Badan Agribisnis Kementerian Pertanian telah berusaha keras untuk mengatasi permasalahan tersebut antara lain dengan membangun lembaga tataniaga yaitu Sub Terminal Agribisnis (STA) di sentra produksi sayuran dataran tinggi dengan tujuan: (1). meningkatkan nilai tambah produk sayuran dataran tinggi bagi petani; (2). mempersingkat rantai tataniaga sehingga harga produk sayuran dataran tinggi ditingkat konsumen dapat diturunkan; (3). sarana informasi pasar; (4). meningkatkan posisi tawar bagi petani; dan (5). sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sangat potensial dan pengembangan akses pasar. Upaya untuk
menjembatani
persoalan
di
atas
melalui kegiatan
pemberdayaan ekonomi lokal secara otonom dan desentralisasi dengan
1
mengembangkan tataniaga sayuran dataran tinggi berbasis kelembagaan Sub Terminal Agribisnis (STA)
1.2. Permasalahan Model
pengembangan
tataniaga
sayuran
dataran
tinggi
berbasis
kelembagaan Sub Terminal Agribisnis dapat memberi gambaran menyeluruh tentang keberadaan stakeholder yang terlibat dalam tataniaga sayuran dataran tinggi, kinerja kelembagaan STA yang lebih optimal dalam tataniaga sayuran dataran tinggi, peta produksi, peta distribusi dan peta permintaan sayuran dataran tinggi. Permasalahan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah: (1). siapa saja stakeholder yang terlibat dalam tataniaga sayuran dataran tinggi; (2). bagaimana kinerja kelembagaan STA dalam tataniaga sayuran dataran tinggi; (3). bagaimana peta produksi, peta distribusi dan peta permintaan sayuran dataran tinggi; (4). bagaimana implikasi strategis dari model pengembangan tataniaga sayuran dataran tinggi berbasis kelembagaan STA; (5). bagaimana implementasi dari model pengembangan tataniaga sayuran dataran tinggi berbasis kelembagaan STA. 1.3 Tujuan Khusus Model pengembangan
tataniaga sayuran dataran tinggi berbasis
kelembagaan Sub Terminal Agribisnis (STA) memiliki tujuan khusus sebagai berikut: 1). mengidentifikasi stakeholder yang terlibat dalam tataniaga sayuran dataran tinggi 2). menganalisis kinerja kelembagaan STA dalam tataniaga sayuran dataran tinggi dengan pendekatan structure-conduct-performance (SCP) 3). menyusun peta produksi, peta distribusi dan peta permintaan sayuran dataran tinggi 4). merumuskan dan menyusun model pengembangan tataniaga sayuran dataran tinggi berbasis kelembagaan STA
2
5). menguji implementasi model pengembangan tataniaga sayuran dataran tinggi berbasis kelembagaan STA.
1.4. Urgensi (Keutamaan) Penelitian 1.4.1 Kondisi Tataniaga Sayuran Dataran Tinggi saat ini. Pada dasarnya kegiatan tataniaga komoditas sayuran dataran tinggi selama ini sangat dipengaruhi oleh adanya keterkaitan antara petani dengan pedagang, baik secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam proses tataniaga tersebut. Dari kondisi tersebut menurut Setiajie (2004) secara umum sistem tataniaga komoditas sayuran dataran tinggi adalah:
Pedagang pengumpul desa/kecamatan
Petani
Kelompok tani
Pasar Kecamatan
Pedagang besar/bandar
Pedagang Pasar induk
Gambar 1. Tataniaga Komoditas Sayuran Dataran Tinggi saat ini Sumber : Setiajie (2004) Keterangan : sudah biasa dilakukan kadang-kadang dilakukan
3
Sebagian besar petani, terutama petani dengan skala usaha kecil dan menengah, lebih banyak memasarkan produknya melalui pedagang pengumpul desa, selain itu ada juga ke pedagang kecamatan (bandar) atau bahkan ke pedagang dari pasar induk dan pedagang besar lainnya yang datang langsung ke petani. Alur tataniaga lainnya adalah petani menjual ke pedagang pengumpul kemudian dari pedagang pengumpul dipasarkan ke pedagang besar bahkan kepada pedagang dari pasar induk.
Bagi para petani dengan usahatani skala besar,
tataniaga produksi juga kadang-kadang dilakukan langsung ke pedagang pasar induk. Dengan pola tataniaga seperti ini, maka STA dan kelompok tani tidak berfungsi penuh, posisi tawar (bargaining power) petani lemah dan petani hanya sebagai penerima harga (price taker), keuntungan lebih banyak dinikmati oleh pedagang. Untuk itu perlu membuat model tataniaga sayuran dataran tinggi berbasis kelembagaan sub terminal agribisnis (STA) sehingga berfungsi optimal, meningkatkan pendapatan petani dan berkelanjutan.
1.4.2. Fungsi Kelembagaan Sub Terminal Agribisnis (STA) dalam Tataniaga Sayuran Dataran Tinggi Tataniaga produk sayuran dataran tinggi secara umum bekerja dalam bentuk pasar yang tidak sempurna (imperfect markets). Ketidaksempurnaan tersebut diindikasikan karena lemahnya kelembagaan tataniaga (poor market institutions) secara fungional, struktural dan kultural. Biaya transaksi yang tinggi (high search costs), struktur informasi yang tidak sempurna dan seimbang (imperfect and asymetric information) menyebabkan pasar tidak efisien Upaya pemerintah melalui Badan Agribisnis Kementerian Pertanian untuk mengatasi masalah tersebut dengan membangun Sub Terminal Agribisnis (STA). STA dibangun untuk meningkatkan kapasitas (capacity building) petani dan pelaku tataniaga produk sayuran dataran tinggi dari petani selaku produsen, pedagang, konsumen serta seluruh masyarakat yang terlibat dalam penyaluran produk sayuran dataran tinggi dari petani sampai konsumen.
Petani sebagai
pelaku tataniaga merupakan bagian dari agro suplply chain yang harus memiliki hubungan dengan pelaku pasar lainnya. Selama ini petani bekerja secara individu
4
sehingga akan sulit memposisiskan dirnya di pasar dan tidak mempunyai bargaining position untuk memperjuangkan produknya di pasar. Untuk itu pembangunan dan pengembangan kelembagaan tataniaga Sub Terminal Agribisnis (STA) sangat tepat dalam kontek agro supply chain untuk membentuk value chain dengan ditunjang kompetensi yang kuat dari petani sehingga memberi kontribusi pada kesejahteraan petani.
5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. State of Art 2.1.1. Peran Produk Sayuran dalam Perekonomian Nasional Prospek pasar komoditas sayuran sangat cerah sejalan dengan semakin meningkatnya kesadaran gizi, gaya hidup dan kemampuan daya beli masyarakat terutama di kota-kota besar. Data statistik ekspor dan impor menunjukkan bahwa komoditas sayuran menempati posisi penting dalam perdagangan domestik dan global. Total produksi sayuran nasional periode 2008-2010 mencapai 7.673.333 ton. Total volume ekspor pada periode yang sama mencapai 101.731,37 ton, total impor mencapai 209.170,47 ton. Nilai ekspor sayuran secara keseluruhan US$ 30.000,00 dan nilai impor sebesar US$ 57.000,00 (Direktorat Jenderal Hortikultura, 2011). Sebagai bagian dari perekonomian nasional, sayuran merupakan salah satu komoditas pertanian yang dipandang sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru. Kontribusi komoditas sayuran ini terhadap perekonomian nasional sangat terkait dengan pengaruh pasar yang terjadi yaitu penawaran dan permintaan. Mekanisme pembentukan harga sayuran dipengaruhi oleh keseimbangan pasar yaitu keseimbangan antara penawaran dan permintaan, baik pasar lokal, regional, maupun pasar luar negeri. Struktur pasar juga sangat menentukan keseimbangan antara penawaran dan permintaan, khususnya harga sayuran itu sendiri. Saptana et al. (2001) mengemukakan bahwa struktur pasar beberapa komoditas sayuran dataran tinggi (kentang, kubis, wortel, tomat ) yang ditemukan di Jawa Tengah bersifat oligopsonistik di mana porsi keuntungan diperoleh oleh pedagang grosir jauh lebih besar dibandingkan porsi yang keuntungan yang diterima petani produsen.
2.1.2. Konsep, Definisi, Manfaat (STA)
dan Sasaran Sub Terminal Agribisnis
Sub terminal Agribisnis (STA), merupakan konsep yang dibakukan oleh Badan Agribisnis Pertanian pada tahun 2000, merupakan perwujudan atas fenomena yang selama ini berkembang dalam tataniaga komoditas pertanian dan
6
sebagai bagian dari rangkaian kegiatan agribisnis. Tataniaga komoditas pertanian pada umumnya mempunyai mata rantai yang panjang, mulai dari petani, pedagang pengumpul, pedagang besar hingga konsumen, mengakibatkan kecilnya keuntungan yang diperoleh petani. Konsumen membayar lebih mahal dari harga yang selayaknya ditawarkan, biaya tataniaga (marketing cost) dari produsen ke konsumen menjadi tinggi. Lemahnya posisi tawar petani serta semakin banyaknya produk impor komoditas yang sama di pasar dalam negeri, menuntut upaya peningkatan efisiensi tataniaga dengan mengembangkan infrastruktur tataniaga. STA merupakan infrastruktur tataniaga untuk trasaksi jual beli hasil-hasil pertanian, baik transaksi fisik (lelang, langganan, pasar spot) maupun non fisik (kontrak, pesanan, future market) Badan Agribisnis Kementerian Pertanian (2000); Tanjung (2001); Sukmadinata (2001); Tambunan (2001). Sedangkan manfaat STA adalah: (1). memperlancar kegiatan dan meningkatkan efisiensi tataniaga komoditas agribisnis (pusat transaksi hasil-hasil agribisnis, jaringan tataniaga, pusat informasi komoditas pertanian, dan sarana promosi produk pertanian); (2). mempermudah pembinaan mutu hasil-hasil agribisnis yang meliputi penyediaan tempat sortasi dan pengemasan, gudang, cool room dan cold storage, melatih para petani dan pedagang dalam penanganan dan pengemasan hasil-hasil pertanian; (3).sebagai wadah bagi pelaku agribisnis untuk merancang bangun pengembangan agrbisnis, mensinkronkan permintaan pasar dengan manajemen lahan, pola tanam, kebutuhan saprodi dan permodalan serta peningkatan SDM tataniaga; (4). peningkatan pendapatan daerah melalui jasa pelayanan tataniaga; dan (5).pengembangan agribisnis dan wilayah. Sasaran utama pembangunan Sub Terminal Agribisnis pada dasarnya adalah meningkatkan nilai tambah bagi petani dan pelaku pasar, mendidik petani untuk memperbaiki kualitas produk, sekaligus merubah pola pikir ke arah agribisnis sehingga menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah serta mengembangkan akses pasar (Badan Agribisnis Departemen Pertanian, 2000; Sukmadinata, 2001).
7
2.2. Hasil yang Sudah Dicapai Penelitian yang berkaitan dengan tataniaga sayuran dataran tinggi (hortikultura) dan Sub Terminal Agribisnis (STA) dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Beberapa Penelitian yang Berkaitan dengan Tataniaga Sayuran Dataran Tinggi dan Sub Terminal Agribisnis (STA) Peneliti
Kajian Penelitian
Hasil yang Dicapai
Rachman, H.P.S., 1997
Aspek Permintaan, Penawaran, dan Tataniaga Hortikultura di Indonesia
Tataniaga hortikultura termasuk didalamnya adalah komoditas sayuran sangat berperan dalam ekonomi nasional. Belum seimbangnya antara permintaan dan penawaran menyebabkan terjadinya fluktuasi harga.
Saptana, Sumaryanto, M. Siregar, H. Mayrowani, I. Sadikin, dan S. Friyatno. 2001
Analisis Keunggulan Kompetitif Komoditas Unggulan Hortikultura
Keunggulan kompetitif komoditas hortikultura di pasar internasional dengan urutan buah-buahan, sayuran, tanaman hias dan biofarmaka.
Sukmadinata, T., Tanjung. D. 2001
Manajemen Kelayanan Sub Terminal Agribisnis (STA) Pergudangan dan Distribusi.
Sistem pengelolaan Sub Terminal Agribisnis (STA) secara terpadu memberikan nilai tambah pelaku agribisnis dan produk pertanian.
Tambunan, A. 2001
Kriteria Sub Terminal Agribisis
Sub Terminal Agribisnis (STA) mempunyai kriteria bagi pusat tataniaga komoditas pertanian di masing-masing sentra produksi pertanian ( STA sayuran, STA buah-buahan, STA tanaman pangan dan STA ikan laut)
Musanif, J. 2004
Pasar Dalam Negeri Produk Pertanian dan Sub Terminal Agribisnis
Sub Terminal Agribisnis merupakan lembaga tataniaga yang sesuai bagi pasar produk pertanian dalam negeri.
8
Setiajie, I. 2004
Menjadikan Sub Terminal Agribisnis (STA) sebagai Kelembagaan Tataniaga di Sentra Produksi
STA dapat meningkatkan nilai tambah produk pertanian, mengurangi rantai tataniaga yang panjang, meningkatkan mutu produk pertanian, menambah pendapatan asli daerah.
Darmawan, Dwi Putra dan I Dewa Gede Rakasarjana. 2006
Strategi Membangun Sinergi Antar Sub Terminal Agribisnis (STA) di Propinsi Bali
Propinsi Bali terdapat 12 STA yang tersebar di beberapa kabupaten. STA yang cukup menonjol kegiatannya bergerak dibidang sayuran dan buahbuahan. STA dapat merubah petani yang semula hanya berorientasi produksi menjadi berorientasi pasar.
Suci, Kurnia Indraningsih dan Ashari. 2006
Sub Terminal Agribisnis Penggerak Perekonomian Petani Bali
STA dapat meningkatkan pendapatan petani dan meningkatkan mutu produk yang ditawarkan petani
9
2.3. Kerangka Berpikir ke Arah Model Pengembangan Tataniaga Sayuran Dataran Tinggi Berbasis Sub Terminal Agribisnis (STA) STA tidak berfungsi optimal, posisi tawar petani lemah
Stakeholder yang terlibat dalam tataniaga tataniaga sayuran dataran tinggi
Rantai tataniaga panjang, keuntungan lebih banyak dinikmati pedagang
Pemanfaatan STA oleh Petani (analisis bnary logit)
Kinerja STA (analisis SCP = Structure Conduct Performance)
Peta Produksi, Peta Distirbusi dan Peta Permintaan (analisis zona produksi, analisis jalur distribusi, analisis kelompok konsumen yang membutuhkan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan STA oleh petani
Market share, indek Herfindahl, CR4, penjualan dan pembelian, pembentukan harga, system bayar, margin tataniaga, farmer share, elastisitas transmisi harga,
Peta geografis /tematik: peta produksi, peta distribusi, peta permintaan
Model Pengembangan Tataniaga Sayuran Dataran Tinggi Berbasis Kelembagaan Sub Terminal Agribisnis (STA)
Gambar 2. Kerangka Berpikir ke Arah Model Pengembangan Tataniaga Sayuran Dataran Tinggi Berbasis Sub Terminal Agribisnis (STA)
10
2.4. Roadmap Penelitian
Aspek Permintaan, Penawaran, dan Tataniaga Hortikultura di Indonesia (Rachman, H.P.S., 1997)
Analisis Keunggulan kompetitif komoditas unggulan hortikultura (Saptana, Sumaryanto, M. Siregar, Mayrowani, I. Sadikin, dan S. Friyatno., 2001)
Manajemen Kelayanan Sub Terminal Agribisnis (STA) Pergudangan dan Distribusi. (Sukmadinata, T., Tanjung. D., 2001)
Kriteria Sub Terminal Agribisis (Tambunan, A. 2001)
Model Pengembangan Tataniaga Sayuran Dataran Tinggi Berbasis Kelembagaan Sub Terminal Agribisnis
Pasar Dalam Negeri Produk Pertanian dan Sub Terminal Agribisnis (Musanif, J. 2004)
Menjadikan Sub Terminal Agribisnis (STA) sebagai Kelembagaan Tataniaga di Sentra Produksi (Setiajie, I. 2004)
Strategi Membangun Sinergi Antar Sub Terminal Agribisnis (STA) di Propinsi Bali (Darmawan, Dwi Putra dan I Dewa Gede Rakasarjana. 2006)
Sub Terminal Agribisnis Penggerak Perekonomian Petani Bali (Suci, Kurnia Indraningsih dan Ashari. 2006)
Gambar 3. Roadmap Penelitian yang Direncanakan dalam Usulan ini.
Keterangan :
= sudah dilaksanakan
= akan dilaksanakan dalam Penelitian Hibang Bersaing
11
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Metode dasar Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, yaitu suatu metode penelitian yang memusatkan perhatian pada suatu permasalahan masa sekarang dengan jalan mengumpulkan data, menyusun dan menganalisisnya. Penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat gambaran hubungan antar fenomena, membuat prediksi serta implikasi suatu masalah yang ingin dipecahkan (Gulo, 2002); (Nasir, 1988). 3.2. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ditentukan secara purposive di sentra produksi sayuran dataran tinggi meliputi tiga kabupaten yaitu Banjarnegara, Wonosobo dan Temanggung dan dua Sub Terminal Agribisnis (STA) yaitu Jakabaya dan Soropadan yang merupakan STA aktif dalam tataniaga produk sayuran dataran tinggi. 3.3. Tahap Penelitian Penelitian direncanakan dalam empat tahap dengan waktu penyelesaian dua tahun. Tahap I : Identifikasi kinerja kelembagaan STA dalam tataniaga komoditias sayuran dataran tinggi langkah : (1). Studi literatur (laporan hasil penelitian, jurnal ilmiah) yang relevan dengan penelitian ini; (2). Penyusunan kuisioner dan melakukan survey awal ke lokasi penelitian; (3).
Pengumpulan data melalui
survey dan observasi. Tahap II : Perumusan dan penyusunan model pengembangan tataniaga Sayuran Dataran Tinggi berbasis kelembagaan STA langkah: (1). Melakukan identifikasi stakeholder yang terlibat dalam tataniaga sayuran dataran tinggi; (2). Melakukan analisis model binary logit untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan penggunaan lembaga tataniaga Sub Terminal Agribisnis (STA) dan kinerja STA dengan pendekatan structure-conduct-performance
12
(SCP); (3). Menyusun peta produksi, peta distribusi dan peta permintaan sayuran dataran tinggi; (4). Merumuskan dan menyusun model pengembangan tataniaga sayuran dataran tinggi berbasis kelembagaan STA. Tahap III: Uji coba model pngembangan tataniaga Sayuran Dataran Tinggi berbasis kelembagaan STA langkah: (1). Sosialisasi peneliti dengan seluruh stakeholder, lembaga struktural pemerintahan, lembaga terkait (penyuluh pertanian, dinas pertanian, dan dinas perdagangan) melalui kegiatan Focus Group Discussion (FGD); (2). Menguji coba model pengembangan tataniaga sayuran dataran tinggi berbasis kelembagaan STA. Tahap IV : Implementasi model pengembangan tataniaga Sayuran Dataran Tinggi berbasis kelembagaan STA langkah: (1). Implementasi model pengembangan tataniaga sayuran dataran tinggi berbasis kelembagaan STA; (2). Melakukan evaluasi dan revisi terhadap model pengembangan tataniaga sayuran dataran tinggi berbasis kelembagaan STA. Secara ringkas capaian indikator masing-masing tahapan dari setiap kegiatan yang dilaksanakan digambarkan dalam bagan alir sebagai berikut:
13
TAHUN I Tahap I Identifikasi kinerja kelembagaan STA dalam tataniaga komoditi sayuran dataran tinggi
Studi literatur, menyusun kuisioner, survey awal
Survey, observasi, pengmpulan data, FGD
Permasalahan penelitian - STA lebih diminati para pedagang - Petani masih menggunakan tataniaga pola lama dan tradisional
TAHUN II Tahap II Perumusan dan penyusunan model pengembangan tataniaga SDT berbasis kelembagaan STA
Analisis data binary logit, SCP, peta produksi, peta distribusi, peta permintaan
Tahap III Uji coba model pngembangan tataniaga SDT berbasis kelembagaan STA
Identifikasi stakeholder, perumusan dan penyusunan madel awal
Sosialisasi model dengan seluruh stakeholder, lembaga struktural pemerintahan, lembaga terkait melalui kegiatan FGD, Uji coba model.
Luaran penelitian
Tahap IV Implementasi model pengembangan tataniaga SDT berbasis kelembagaan STA
Implementasi, evaluasi, revisi dan penyempurnaan model pengembangan tataniaga SDT berbasis kelembagaan STA
Luaran Penelitian
Model pengembangan tataniaga sayuran datara tinggi berbasis kelembagaan berbasis STA (Model awal)
-
-
Model pengembangan tataniaga sayuran dataran tinggi berbasis kelembagaan berbasis STA (Model akhir) Publikasi artikel dijurnal ilmiah nasional
Gambar 4. Tahap Penelitian Model Pengambangan Tataniaga Sayuran Dataran Tinggi Berbasis Kelembagaan Sub Terminal Agribisnis (STA).
14
3.4. Metode Analisis Data Data penelitian yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif. Analisis deskriptif untuk memperoleh gambaran yang luas mengenai berbagai aspek tataniaga dan faktor-faktor yang terkait, sehingga mendukung analisis kuantitatif. Sedangkan data lainnya dianalisis dengan cara: 3.4.1. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan STA oleh petani. Model yang digunakan dalam analisis ini adalah binary logit (Greene, 1993); (Winarno, 2008) dimana petani yang menggunakan STA sebagai sarana tataniaga produk sayuran dataran tinggi diberi nilai 1 (Yi = 1) sedangkan petani yang tidak memanfaatkan STA sebagai sarana tataniaga produk sayuran dataran tinggi diberi nilai 0 (Yi = 0). 1, jawaban ya dengan probabilitas Pi Yi = 0, jawaban tidak dengan probabilitas (1-Pi) Pi
= Prob (Yi-1)
(1-Pi) = Prob (Yi-1) Sehingga nilai E(Yi) = 1 (Pi) + 0 (1-Pi) = Pi Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan STA oleh petani dengan model fungsi : E(Yi) = f (X1, X2, X3, X4, X5, X6, D) Dimana: E(Yi) = nilai yang diharapkan (expected value) dari probablititas pemanfaatan STA oleh petani X1
= umur petani (tahun)
X2
= pengalaman usahatani (tahun)
X3
= tingkat pendidikan formal (tahun)
X4
= volume sayuran yang diproduksi (kg)
X5
= jarak lahan tanam dengan STA (km)
X6
= frekuensi mengikuti penyuluhan
15
D
= dummy keterikatan petani dengan pedagang (D = 1, ada ikatan, D = 0, tidak ada ikatan)
3.4.2. Analisis Kinerja STA dengan Structure, Conduct, Performance (SCP) a). Structure, untuk mendeskripsikan structure pasar digunakan ukuran pangsa pasar (market share) dan konsentrasi pasar (CR4) (Tomeck et. al., 1990); (Martin, 1993). Market share (MSi) =
Si x 100% Stotal
Dimana: MSi
= pangsa pasar lembaga tataniaga (STA) ke-i (%)
Si
= penjualan lembaga tataniaga (STA) ke-i (Rp)
Stotal = total seluruh penjualan lembaga tataniaga (STA) yang diteliti (Rp)
Konsentrasi pasar dideteksi dengan Indek Herfindahl H
= (D1)2 + (D2)2 +...... (Dn)2
Dimana: H
= indek Herfindahl (Nilai H berkisar 0-1)
Di
= pangsa pembelian sayuran dataran tinggi ke-i (%)
n
= jumlah pembeli yang ada di STA
jika nilai H = 1 maka struktur pasar monopsoni (hanya ada satu pembeli). jika nilai H mendekati 0 maka struktur pasar mengarah pada pasar persaingan sempurna (perfect competition) pada kondisi ini posisi tawar (bargaining power) petani lebih tinggi sebagai produsen yang menjual produk sayuran dataran tinggi. Langkah selanjutnya menghitung konsentrasi pasar dari empat pembeli terbesar (CR4) di setiap STA 4
CR4
=
∑ Sij 1
Dimana: CR4
= rasio konsentrasi 4 pedagang terbesar
Sij
= pangsa pasar 4 pedagang sayuran dataran tinggi terbesar di STA.
16
Jika nilai CR4 ≤ 33% (competitive market structure); 33-50% (weak oligopsonist market structure); > 50% (strongly oligopsonist market structure)
b). Conduct, dianalisis secara deskriptif meliputi: proses penjualan dan pembelian, pembentukan harga equilibrium, sistem pembayaran (tunai, kredit), kerjasama dengan lembaga tataniaga lainnya. c). Performance, menunjukkan tingkat efisiensi tataniaga sayuran dataran tinggi di STA. Analisis yang dilakukan adalah: margin tataniaga, tingkat harga yang diterima petani (farmer share), elastisitas transmisi harga (Et), jika Et tinggi maka STA efisien karena perubahan harga ditingkat pedagang ditransmisikan sempurna ke petani sebagai produsen.
3.4.3. Analisis Peta Produksi, Peta Distirbusi dan Peta Permintaan Produk Sayuran Dataran Tinggi Peta produksi menggambarkan sebaran produksi sayuran dataran tinggi di masing-masing wilayah penelitian dianalisis dengan pendekatan zona produksi, peta distribusi menggambarkan sebaran distribusi komoditas sayuran dataran tinggi dianalisis dengan jalur distribusi dan peta permintaan menggambarkan sebaran permintaan komoditas sayuran dataran tinggi dianalisis kelompok konsumen yang membutuhkan
(konsumen rumah tangga, konsumen industri
pengolahan makanan, konsumen institusi seperti restoran atau rumah makan, rumah sakit, hotel, penjara) (Saptana dkk, 2004).
17
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
4.1. Anggaran Biaya Tabel 2. Anggaran Biaya yang Diajukan Setiap Tahun No. 1. 2. 3. 4.
Jenis Pengeluaran Gaji dan Upah Bahan Habis Pakai dan Perangkat Penunjang Perjalanan dan Akomodasi Lain-lain (PPN dan PPh, Data, Seminar, Publikasi Ilmiah) Jumlah
18
Biaya yang Diusulkan (Rp) Tahun I Tahun II 14.500.000,00 14.500.000,00 19.950.000,00 16.850.000,00 16.845.000,00 15.650.000,00 7.500.000,00
58.795.000,00
6.960.000,00 53.960.000,00
4.2. Jadwal Penelitian No.
Tahap Kegiatan Penelitian Mar
I
II
III
IV
Apr
Mei
Jun
Tahun I Jul Ags
Identifikasi kinerja kelembagaan STA dalam tataniaga komoditi sayuran dataran tinggi Studi literatur, susun kuisioner, survey awal Survey, observasi, pengmpulan data, FGD Perumusan dan penyusunan model pengembangan tataniaga SDT berbasis kelembagaan STA Analisis data binary logit, SCP, peta produksi, peta distribusi, peta permintaan Identifikasi stakeholder, perumusan dan penyusunan madel awal Uji coba model pngembangan tataniaga SDT berbasis kelembagaan STA Sosialisasi model dengan seluruh stakeholder, lembaga struktural pemerintahan, lembaga terkait melalui kegiatan FGD, Uji coba model. Implementasi model pengembangan tataniaga SDT berbasis kelembagaan STA Implementasi, evaluasi, revisi dan penyempurnaan model pengembangan tataniaga SDT berbasis kelembagaan STA
19
Sep
Okt
Nop
Des
Mar
Apr
Mei
Jun
Tahun II Jul Ags
Sep
Okt
Nov
Des
DAFTAR PUSTAKA Arifin, Bustanul. 2001. Spektrum Kebijakan Pertanian Indonesia, Telaahan, Struktur, Kasus dan Alternatif Strategi. Erlangga. Jakarta. Badan Agribisnis Departemen Pertanian. 2000. Petunjuk Teknis Pengembangan Sub Terminal Agribisnis. Jakarta. Darmawan, Dwi Putra dan I Dewa Gede Rakasarjana. 2006. Strategi Membangun Sinergi Antar Sub Terminal Agribisnis (STA) di Propinsi Bali. Makalah Seminar Nasional. Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Bali. Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura. 2011. Kebijakan Strategi dan Pengembangan Produksi Hortikultura: Pencana Strategis dan Program Kerja Tahun 2011-2015. Departemen Pertanian. Greene, W.H. 1993. Econometric Analysis, Second Edition. Publishing Company. New York.
Macmillan
Gulo, W. H. 2010. Metodologi Penelitian. Penerbit PT. Gramedia, Jakarta Irawan, B. 2003. Agribisnis Hortikultura: Peluang dan Tantangan Dalam Era Perdagangan Bebas. Jurnal Sosial-Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, Vol. 3 No.2 :107-209. Juli 2003. Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Kementan. 2010. Rencana Strategis Program Pembangunan Pertanian Nasional 2010-2015. Jakarta. Musanif, J. 2004. Pasar Dalam Negeri, Internasional, BPP dan Terminal Agribisnis. Sinar Tani, Edisi 26 Mei – 1 Juni 2004 No. 3049 Tahun XXXIV. Nasir, M. 1988. Metode Ilmiah. Penerbit Ghalia. Jakarta. Rachman, H.P.S., 1997. Aspek Permintaan, Penawaran, dan Tataniaga Hortikultura di Indonesia. Forum Penelitian Agroekonomi, Volume 15 No. 1 & 2, Desember 1997. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Bogor. Saptana, Sumaryanto, M. Siregar, H. Mayrowani, I. Sadikin, dan S. Friyatno. 2001. Analisis Keunggulan Kompetitif Komoditas Unggulan Hortikultura. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian.
20
Saptana, M. Siregar, S. Wahyuni, Saktyanu K.D., E. Ariningsih, V. Darwis. 2005. Pemantapan Model Pengembangan Kawasan Agribisnis Sayuran Dataran Tinggi Sumatera (KASS). Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Bogor. Setiajie, I. 2004. Menjadikan Sub Terminal Agribisnis (STA) sebagai Kelembagaan Tataniaga di Sentra Produksi. Sinar Tani Edisi 4-10 Februari 2004. No.3033 Tahun XXXIV. Suci, Kurnia Indraningsih dan Ashari. 2006. Sub Terminal Agribisnis Penggerak Perekonomian Petani Bali. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol. 28 No. 5 Tahun 2006. Sukmadinata, T. 2001. Sistem Pengelolaan Sub Terminal Agribisnis Secara Terpadu untuk Memberikan Nilai Tambah Pelaku dan Produk Agribisnis. Makalah pada Apresiasi Manajemen Kelayanan Terminal Agribisnis, Sub Terminal Agribisnis, Pergudangan dan Distribusi, tanggal 14-16 Agustus 2001. Cisarua. Sumodiningrat, Gunawan. 2000. Pembangunan Ekonomi Melalui Pengembangan Pertanian. PT. Bina Reni Pariwara. Jakarta. Tambunan, A.. 2001. Kriteria Sub Terminal Agribisis. Makalah pada Apresiasi Manajemen Kelayakan Terminal Agribisnis, Sub Terminal Agribisnis, Pergudangan dan Distribusi, tanggal 14-16 Agustus 2001. Cisarua. Tanjung, D. 2001. Metoda Analisis Studi Kelayakan Pembangunan STA. Makalah pada Apresiasi Manajemen Kelayakan Terminal Agribisnis, Sub Terminal Agribisnis, Pergudangan dan Distribusi, tanggal 14-16 Agustus 2001. Cisarua. Tomeck, W. G. and Kenneth L. Robinson. 1990. Agricultural Product Prices. Cornell University Press. Ithaca and London. Third Edition.
21
LAMPIRAN Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Penelitian Tahun I 1. Honor Honor Ketua Anggota Mahasiswa/ Enumerator
Honor/Jam (Rp.) 13.000,00 10.000,00 6.000,00
Waktu Minggu (Jam/minggu) 12,5 40 12,5 40 12 40 SUB TOTAL (Rp.)
2. Bahan Habis Pakai dan Perangkat Penunjang No Material Kuantitas 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
Kertas HVS Kuarto 80 gram Buku Log Penelitian Buku Agenda Riset Pulpen Boxy Spidol Snowman Stabilo Snowman Pensil Steadler 2B Stapler Max HD 30 Isi Stapler Max HD 30 Pelubang Kertas Kenko 40 XL Map Plastik DAIA AF 350 Penghapus Steadler B 40 Clipboard Blocknote Ordner Plastik Fashdisk 8 GB Hardisk Eksternal 525 GB DVD RW Blank Catridge Tinta Computer B and C Refil Tinta Computer Memory Card Camera 4 GB Meterai
rim buah buah buah buah buah buah buah box buah buah buah buah buah buah buah buah buah buah buah buah buah
Harga Satuan (Rp) 40.000,00 25.000,00 80.000,00 10.000,00 10.000,00 10.000,00 4.000,00 40.000,00 10.000,00 60.000,00 7.500,00 3.500,00 40.000,00 10.000,00 50.000,00 150.000,00 800.000,00 12.000,00 300.000,00 35.000,00 200.000,00 6.000,00
Biaya Tahun I (Rp.) 200.000,00 75.000,00 240.000,00 150.000,00 150.000,00 30.000,00 24.000,00 80.000,00 50.000,00 60.000,00 112.000,00 35.000,00 400.000,00 100.000,00 250.000,00 150.000,00 800.000,00 60.000,00 600.000,00 175.000,00 200.000,00 60.000,00
10 bulan 6 set
50.000,00 100.000,00
500.000,00 600.000,00
20 set 10 bulan 10 bulan
50.000,00 150.000,00 200.000,00
1.000.000,00 1.500.000,00 2.000.000,00
5 3 3 10 10 3 6 2 5 1 15 10 10 10 5 1 1 5 2 5 1 10
23. Biaya Pemeliharaan Laptop dan Printer 24. Fotcopy Kuisioner Penelitian 25. Fotcopy Data Sekunder (Kab, Kec, Dispertan) 26. Biaya Internet 27. Komunikasi/Pulsa
22
Honor Tahun I (Rp.) 6.500.000,00 5.000.000,00 3.000.000,00 14.500.000,00
28. PPN dan PPh 22 29. Institusional Fee
0.12 0,06
3. Perjalanan dan Akomodasi No Tujuan
Kuantitas
1. Perijinan Propinsi (Semarang) - Transportasi pp (Purwokerto-Semarang) - Konsumsi Kabupaten Banjarnegara - Transportasi pp (PurwokertoBanjarnegara) - Konsumsi Kabupaten Wonosobo - Transportasi pp (PurwokertoWonososbo) - Konsumsi Kabupaten Temanggung - Transportasi pp (PurwokertoTemanggung) - Konsumsi 2. Pengumpulan Data Pengumpulan Data Primer dan Sekunder, pra survey, survey, observasi di 3 Kabupaten Pengumpulan Data Primer dan Sekunder, pra survey, survey, observasi di 2 STA Persiapan FGD, penyusunan model awal dan sosialisasi model awal
4. Lain-lain (Data, Seminar, Publikasi Ilmiah) No Kegiatan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
58.795.000,00 58.795.000,00 SUB TOTAL (Rp.)
Biaya Sat. (Rp)
6.870.000,00 3.479.160,00 19.950.000,00
Biaya Tahun I (Rp.)
1 kali 3 kali
250.000,00 20.000,00
250.000,00 60.000,00
1 kali 3 kali
180.000,00 20.000,00
180.000,00 60.000,00
1 kali 3 kali
200.000,00 20.000,00
200.000,00 60.000,00
1 kali 3 kali
225.000,00 20.000,00
225.000,00 60.000,00
3 tim 9 kali
250.000,00
6.750.000,00
3 tim 9 kali
250.000,00
6.750.000,00
3 tim 3 kali
250.000,00
2.250.000,00
SUB TOTAL (Rp.)
16.845.000,00
Biaya Satuan (Rp) 500.000,00 500.000,00 1.500.000,00 1.000.000,00 1.500.000,00 100.000,00
Biaya Tahun I (Rp) 500.000,00 500.000,00 1.500.000,00 1.000.000,00 1.500.000,00 1.000.000,00
1.500.000,00 SUB TOTAL (Rp.) TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN TAHUN I (Rp.)
1.500.000,00 7.500.000,00 58.795.000,00
Editing dan Koding Data Primer Tabulasi Data Primer Analisis/Pengolahan Data Seminar Monitoring dan evaluasi Penggandaan dan penjilidan Publikasi dalam Jurnal Ilmiah Terakreditasi
Kuantitas 1 1 1 1 1 10
paket paket paket paket paket kali
1 kali
23
Lampiran 2. Dukungan Sarana dan Prasarana Penelitian No. Sarana dan Peralatan 1. Laptop
2.
Komputer (PC)
3. 4.
Printer Scanner
Fungsi mencatat dat di lapang, mengolah data dan pembuatan laporan mengolah data mencetak menscan data, peta produksi, peta distribusi dan peta permintaan
24
Keterangan milik pribadi
milik Fakultas Pertanian UMP milik pribadi milik Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti/Pelaksana dan Pembagian Tugas No.
Nama/NIDN
Instansi Asal
Bidang Ilmu
1.
Pujiharto, S.P., M.P. 0620037102
Fakultas Ekonomi Pertanian Pertanian UMP
2.
Sri Wahyuni, S.E., M.Si. 0606107901
Fakultas Ekonomi UMP
3.
Mahasiswa/Enumerator
UMP
Ekonomi Akuntansi
25
Alokasi Uraian Tugas Waktu (jam/minggu) 12,5 jam/ Ketua dan minggu koordinator penelitian: bertanggung jawab terhadap seluruh rangkaian penelitian dari persiapan, pengurusan ijin, observasi, survey dan pengumpulan data di lapang, FGD, analisis data sampai penulisan laporan akhir dan penulisan artikel di jurnal ilmiah 12,5 jam/ Anggota penelitian: minggu mempersiapkan instrument penelitian/kuisioner, sosialisasi kepada enumerator, observasi, survey dan pengumpulan data di lapang, FGD, analisis data, penulisan laporan kemajuan dan penulisan artikel ilmiah 12 jam/ Mengikuti sosialisasi minggu penelitian yang akan dilaksanakan, pengumpulan data di lapang, input dan tabulasi data
Lampiran 4. Biodata Ketua dan Anggota 4.1. Biodata Ketua Peneliti A. Identitas Diri 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Nama Lengkap (dengan gelar) Jenis Kelamin Jabatan Fungsional NIP/NIK/Identitas lainnya NIDN Tempat dan Tanggal Lahir E_mail Nomor Telpon/Fax/HP Alamat Kantor
Pujiharto, S.P., M.P. Laki-laki Lektor Kepala 2160126 0620037102 Banyumas, 20 Maret 1971
[email protected] 081228953132 atau 08156897567 Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jalan Raya Dukuhwaluh PO.BOX 202 Purwokerto 53182. (0281) 636751/ (0281) 637239 S-1 = 76 orang: S-2 = orang; S-3 = orang 1. Ekonomi Produksi Pertanian 2. Ekonomi Mikro 3. Ekonomi Manajerial
10. Nomor Telpon/Fax 12. Lulusan yang Telah Dihasilkan 13. Mata Kuliah yang Diampu
B. Riwayat Pendidikan S1 Nama PT Bidang Ilmu Tahun MasukLulus Judul Srikpsi/ Tesis/ Disertasi
UNSOED Pertanian 1989-1994 Pengaruh Penyakit Akar Pekuk Pada Tanaman Caisin terhadap Produksi dan Pendapatan Petani
Nama Pembimbing/ -Ir. Darsam Promotor -Ir. Mulyo Wachyadi
26
S2 UGM Ekonomi Pertanian 2000-2002 Pengaruh Program Pengendalian Hama Terpadu Terhadap Efisiensi Produksi dan Pendapatan Petani Kubis Di Kabupaten Banjarnegara -Dr. Ir. Irham, M.Sc. -Dr. Ir. Dwidjono H.D., M.S.
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir (bukan skripsi maupun tesis) No.
Tahun
1.
2007
2
2006
Judul Penelitian Kajian Perilaku Petani Pembudidaya Tanaman Hortikultura Dalam Konservasi Lahan Pada Zona Agroekologi (ZAE) Daerah Aliran Sungai (DAS) Serayu Di Wilayah Kabupaten Banyumas. Peran Wanita Tani dalam Pengelolaan Tanaman Terpadu (Integrated Crop Management) Pada Tanaman Padi Sawah Di Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga
Pendanaan Sumber Jumlah (Juta Rp.) Dosen Muda 8.000.000,00 DIKTI
Kajian Wanita DIKTI
8.000.000,00
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir. No.
Tahun
Judul Penelitian
1.
2009
Pemanfaatan Limbah Cair Tahu untuk Pembuatan Nata de Soya di Kelurahan Arcawinangun Kecamatan Purwokerto Timur Kabupaten Banyumas
Pendanaan Sumber Jumlah (Juta Rp.) 7.500.000,00 Penerapan IPTEKS DIKTI
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal 5 Tahun Terakhir. No.
Tahun
Judul Artikel Ilmiah
1.
2010
Pengembangan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) Sebagai Kelembagaan Ekonomi di Pedesaan
Vol. XII No.1 Juni 2010 Halaman: 64-80
2.
2010
Kajian Pembangunan Pertanian dengan Kasus Sub Terminal Agribisnis (STA)
Vol. XII No.2 Desember 2010 Halaman: 137157
27
Volume/Nomor
Jurnal Jurnal AGRITECH Fakultas Pertanian UMP, ISSN : 14111063 Jurnal AGRITECH Fakultas Pertanian UMP, ISSN : 14111063
3.
2007
4.
2006
5.
2006
F.
Efisiensi Penggunaan Faktorfaktor Produksi Pada Usaha Pembuatan Gula Kelapa di Desa Gumelem Wetan Kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara Studi Pengaruh Kredit P4K Terhadap Peningkatan Produksi dan Pendapatan Rumah Tangga Petani di Kecamatan Mandiraja Kabupaten Banjarnegara Perilaku Petani dalam Konservasi Lahan pada Usahatni Padi Sawah Irigasi di Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas
Vol. IX No. 1 Juni 2007 Halaman: 22-35
Vol. VII No. 1 Juni 2006 Halaman: 28-37
Vol. VIII No. 2 Des 2006 Halaman: 135154
Jurnal AGRITECH Fakultas Pertanian UMP, ISSN : 14111063 AGRITECH Fakultas Pertanian UMP, ISSN : 14111063 Jurnal AGRITECH Fakultas Pertanian UMP, ISSN: 1411-1063
Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan/ Seminar Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir.
No. 1.
Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar Seminar Nasional Pangan
Judul Artikel Ilmiah
Tempat dan Waktu
Studi Komparatif Teknologi Sistem Usaha Pertanian (SUP) dan Non SUP Jagung Varietas Bisma di Kecamatan Argomulyo Kota Madya Salatiga
Universitas Muhammadiyah Purwokert 2 April 2011
G. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun Terakhir No.
Tahun
Judul Buku
1. 2. 3.
2008 2007 2006
Kewirausahaan Ekonomi Produksi Pertanian Ekonomi Sumberdaya Alam Jilid II
Jumlah Halaman 158 124 132
Penerbit UMP UMP UMP
H. Pengalaman Perolehan HKI dalam 5-10 Tahun Terakhir No. 1.
Judul/Tema HKI
Tahun
28
Jenis
Nomor P/ID
4.2. Biodata Anggota Peneliti A. Identitas Diri 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Nama Lengkap (dengan gelar) Jenis Kelamin Jabatan Fungsional NIP/NIK/Identitas lainnya NIDN Tempat dan Tanggal Lahir Email Nomor Telpon/Fax/HP Alamat Kantor
Sri Wahyuni, S.E., M.Si. Perempuan Lektor Kepala 2160145 0606107001 Salatiga, 6 Oktober 1970
[email protected] 081228953114 atau 085878522123 Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jalan Raya Dukuhwaluh PO.BOX 202 Purwokerto 53182. (0281) 636751/ (0281) 637239 S-1 = 70 orang: S-2 = orang; S-3 = orang 1. Akuntansi Keuangan Menengah I 2. Akuntansi Keuangan Menengah II 3. Akuntansi Biaya 4. Pengantar Pasar Modal 5. Praktikum Akuntansi Keuangan
10. Nomor Telpon/Fax 12. Lulusan yang Telah Dihasilkan 13. Mata Kuliah yang Diampu
A. Riwayat Pendidikan S1
S2
Nama PT
UMS
UGM
Bidang Ilmu
Ekonomi/Akuntansi
Ekonomi/Akuntansi
Tahun MasukLulus Judul Srikpsi/ Tesis/ Disertasi
1991-1995
2001-2003
Evaluasi Atas Pengendalian Internal Aktiva Tetap Mesin Produksi pada PT Timatex Salatiga
Analisis Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan dan Kepermanenan Arus Kas terhadap Penentuan Pembayaran Dividen.
Nama Pembimbing/ Drs. Wahyono, akt. Promotor
30
Prof. Dr. Jogiyanto Hartono, MBA
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir (bukan skripsi maupun tesis) No.
Tahun
Judul Penelitian
Pendanaan Sumber Jumlah (Juta Rp.) Mandiri
1.
2010
Pengaruh Kualitas dan Tenur Auditor pada Cost of Debt Financing
2.
2009
Analisis Finansial Sustainability Ratio pada Bank Syariah di Indonesia
DIKTI
10.000.000,00
3.
2008
Analisis Faktor-faktor Fundamental dan Teknikal yang Mempengaruhi Harga Saham Syariah di Bursa Efek Indonesia
KOPERTIS
10.000.000,00
4.
2008
Analisis Risiko Sistematik Saham Syariah dan Saham Konvensional di Bursa Efek Indonesia
DIKNAS
5.000.000,00
5.
2007
Pengaruh Merger dan Akuisisi Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Pemegang Saham
DIKTI
10.000.000,00
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir. No.
Tahun
1.
2009
Pemanfaatan Limbah Cair Tahu Untuk Pembuatan Nata de Soya di Kelurahan Arca Winangun Kecamatan Purwokerto Timur Kabupaten Banyumas
2.
2007
Pelatihan Penyusunan Informasi Akuntansi Sederhana Untuk Pengusaha Industri Kecil Soun di Kelurahan Arca Winangun Kecamatan Purwokerto Timur Kabupaten Banyumas
Judul Penelitian
31
Pendanaan Sumber Jumlah (Juta Rp.) DIKTI 7.500.000,00
DIKTI
5.000.000,00
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal 5 Tahun Terakhir. No.
Tahun
1.
2007
Vol. II, No.1, Analisis Implementasi Corporate Social Responsibility April 2007 terhadap Nilai Perusahaan di Pasar
2.
2007
Analisis Kepermanenan Arus Kas dan Ekspektasi Pasar terhadap Penentuan Pembayaran Dividen Meningkat
Vol. II, No.2 Juli 2007
Jurnal Fakultas Ekonomi UMS, ISSN : 1693-1084 (terkreditasi)
3.
2007
Analisis Pengaruh Merjer dan Akuisisi terhadap Kesejahteraan Pemegang Saham
Vol. II, No.2, Oktober 2007
KOMPARTEMEN Fakultas Ekonomi UMP
F.
Judul Artikel Ilmiah
Volume/Nomor
Jurnal KOMPARTEMEN, Fakultas Ekonomi UMP
Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan/ Seminar Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir.
No.
Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar
Judul Artikel Ilmiah
Tempat dan Waktu
G. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun Terakhir No.
Tahun
Judul Buku
1.
2010
Filsafat Ilmu dan Akuntansi
2.
2009
Mozaik Perspektif Teori Organisasi
Jumlah Halaman 223
Penerbit
227
Kanisius
Jenis
Nomor P/ID
Kanisius
H. Pengalaman Perolehan HKI dalam 5-10 Tahun Terakhir No. 1.
Judul/Tema HKI
Tahun
32