Kode/Nama Rumpun Ilmu : 154/Budidaya Pertanian dan Perkebunan
USULAN PENELITIAN HIBAH BERSAING
APLIKASI BERBAGAI ZAT PENGATUR TUMBUH ALAMI UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN BIBIT KEMIRI SUNAN (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw)
Peneliti : Fitri Kurniati, Ir. MP. (NIDN : 00-2002-6101) Tini Sudartini, Ir. MP. (NIDN : 04-0106-5801)
UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA MARET 2015
DAFTAR ISI
ISI LEMBAR PENGESAHAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN RINGKASAN I. BAB PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan Khusus 1.3. Urgensi Penelitian 1.4. Luaran Penelitian BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. State of Art Penelitian 2.1.1. Kemiri Sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw) 2.1.2. Zat Pengatur Tumbuh 2.2. Hasil Penelitian yang sudah dicapai
HALAMAN i ii iii iv v 1 1 2 3 3 4 4 4 5 9
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Alir Penelitian 3.2. Metode Percobaan 3.3. Bahan dan Alat 3.4. Pelaksanaan Percobaan 3.5. Pengamatan Utama 3.6. Pengamatan Penunjang
10 10 10 12 12 13 13
BAB IV BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN 4.1. Anggaran biaya 4.2. Jadwal Penelitian
14 14 14
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
16 19
DAFTAR TABEL
ISI
HALAMAN
Tabel 1. Rekapitulasi kebutuhan penelitian tahun 2016-2017
14
Tabel 2 . Jadwal pelaksanaan penelitian tahun pertama (2016)
14
Tabel 3 . Jadwal pelaksanaan penelitian tahun kedua (2017)
15
DAFTAR LAMPIRAN
ISI
HALAMAN
Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Penelitian
19
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Penelitian dan Pembagian Tugas
20
Lampiran 3. Dukungan Sarana dan Prasarana Penelitian
21
Lampiran 4. Biodata Tim Peneliti
22
Lampiran 5. Surat Pernyataan Ketua Peneliti
34
RINGKASAN Aplikasi berbagai zat pengatur tumbuh alami untuk meningkatkan pertumbuhan bibit kemiri sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw) Kemiri Sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw) merupakan tanaman yang potensial untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar nabati (BBN) karena bijinya yang beracun mengandung minyak yang lebih tinggi daripada sumber minyak nabati lainnya. Dalam rangka memperluas areal penanaman, terutama untuk perbaikan lahan kritis dan lahan marjinal, dibutuhkan bibit asal biji yang berkualitas dalam jumlah banyak . Sementara itu ketersediaan bibit berkualitas masih langka. Bahan tanaman yang paling banyak digunakan adalah biji, namun pada kemiri sunan ini sering terjadi kegagalan berkecambah. Untuk mendapatkan bibit asal biji yang baik, dapat dilakukan dengan memberikan ZPT eksogen terutama pada saat perkecambahan. Penggunaan ZPT eksogen sintetis belum banyak diaplikasikan oleh petani, karena walaupun mudah dalam mengaplikasikannya namun tidak mudah diperoleh setiap petani. Penggunakan ZPT alami merupakan alternatif yang mudah diperoleh, relatif murah dan aman digunakan, seperti bawang merah sebagai sumber auksin, rebung bambu sebagai sumber giberellin, dan bonggol pisang serta air kelapa sebagai sumber sitokinin. Namun dalam penggunaannya belum ada standar jenis, dosis dan konsentrasi yang pasti dan dalam penelitian umumnya digunakan secara tunggal, padahal ZPT bekerja secara bersama-sama mempengaruhi pertumbuhan tanaman.Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai aplikasi berbagai zat pengatur tumbuh alami untuk meningkatkan pertumbuhan bibit kemiri sunan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kemampuan berbagai zpt dan kombinasinya untuk menstimulasi pertumbuhan bibit kemiri sunan asal biji.Tahap berikutnya adalah menghasilkan formula untuk pembuatan zpt eksogen alami khususnya untuk pembibitan kemiri sunan yang mampu beradaptasi di lapangan. Penelitian yang akan dilakukan pada tahap pertama mengunakan metode eksperimen dengan rancangan percobaan RAK sederhana dengan perlakuan berbagai bahan zpt alami sebagai berikut: a0 : kontrol (tanpa zpt), a1 : bawang merah, a2 : rebung bambu, a3 : bonggol pisang, a4 : air kelapa muda, a5 : bawang merah + rebung bambu, a6 : bawang merah + bonggol pisang, a7 : bawang merah + air kelapa muda, a8 : rebung bambu + bonggol pisang, a9 : rebung bambu + air kelapa muda, a10 : bonggol pisang + air kelapa muda, a11 : bawang merah + rebung bambu + bonggol pisang + air kelapa muda Keduabelas perlakuan diulang 3 kali sehingga terdapat 36 petak percobaan. Pengamatan utama dilakukan terhadap : Daya Kecambah (%), panjang kecambah, bobot kering kecambah, tinggi tanaman di pembibitan, jumlah daun di pembibitan, bobot kering bibit. Juga dilakukan pengamatan penunjang terhadap analisis tanah, analisis bahan ZPT, jenis hama dan penyakit tanaman. Analisis data dilakukan terhadap pengamatan utama dengan uji statistik Uji Fisher, dan dilanjutkan dengan uji Duncan untuk melihat perlakukan yang paling baik. Penelitian tahap kedua dilakukan dengan metode eksperimen dengan rancangan percobaan RAK sederhana, dan perlakuannya tergantung pada hasil penelitian pertama.
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiri sunan (Reutealis trisperma) merupakan tanaman yang akan menjadi alternatif percepatan penyediaan bahan bakar nabati (BBN). Peluang ini dapat terjadi karena kandungan minyak kemiri sunan relatif lebih tinggi daripada bahan bakar nabati lainnya, seperti kelapa sawit, jarak pagar. Setiap pertanaman satu hektar bisa diperoleh minyak kasar 10 ton per hektar per tahun, sedangkan kelapa sawit hanya 6 ton per hektar per tahun, dan jarak pagar lebih rendah. Rendemen dari biji kemiri sunan bisa mencapai 50 persen, dan dari minyak kasar dapat diperoleh 88 persen bio diesel dan 12 persen gliserol. Selain sebagai biodiesel dapat digunakan untuk memproduksi sabun, briket, pupuk organik, biopestisida, cat, resin, pelumas, kompos. Namun potensi kemiri sunan belum banyak diketahui dan dimanfaatkan secara luas (Dirjen Perkebunan Kementrian Pertanian, 2013 ; Forum Komunikasi PBT, 2009) Penanaman kemiri sunan masih terbatas, bahkan dulu tumbuh liar di hutan Jawa Barat seperti Majalengka, Garut, Cirebon, Bandung, dll. Oleh karena itu perlu dilakukan pengembangan terutama di luar Jawa untu menjadi lahan perluasan. Kemiri Sunan bahkan dapat dikembangkan di daerah pertambangan dan tanah marjinal lainnya, sehingga dapat menjadi tanaman konservasi untuk merehabilitasi lahan kritis dan rawan erosi karena tanaman ini berakar dalam (Direktorat jenderal perkebunan Kementrian Pertanian, 2013). Dalam upaya mewujudkan perluasan areal, kendala yang dihadapi adalah keterbatasan tersedianya bibit berkualitas. Saat ini yang paling banyak digunakan untuk bahan penanaman adalah bibit asal biji. Namun pada kemiri sunan ini sering terjadi kegagalan berkecambah, kadang-kadang hanya 50 persen dari biji yang disemai. Hal ini dapat merugikan karena biji yang semula diperuntukan bahan minyak, gagal pula menjadi bibit. Oleh karena itu perlu diupayakan agar biji tumbuh menjadi bibit dengan persentase tinggi dan berkualitas. Dalam pertumbuhan tanaman, peranan zat pengatur tumbuh (ZPT) tidak mungkin dapat diabaikan, karena walaupun unsur hara tercukupi, akan tetapi tanpa ZPT maka tidak akan terjadi pertumbuhan. Pada awal pertumbuhan bibit, yaitu pada perkecambahan, ada keterlibatan zat pengatur tumbuh giberellin. Menurut Yomo dan Paleg dalam Zainal Abidin (1986), giberellin diperlukan untuk mengaktifasi enzim α amylase dan protease dalam endopserm. Enzimenzim yang berperan dalam peristiwa enzimatik menguraikan cadangan-cadangan makanan
untuk keperluan kelangsungan hidup embrio. Zat pengatur tumbuh lain yaitu auksin berperan dalam berbagai aktivitas tanaman, antara lain pengembangan sel, pertumbuhan akar, respirasi, pebentukan callus, dll. Sedangkan ZPT sitokinin berperan dalam pembelahan sel dan pengembangan sel, artinya sitokinin berperan dalam membesarkan organ tanaman.. Pada dasarnya ZPT bekerja secara bersama-sama dalam tanaman, seperti dikemukakan Wareing dan Phillips (1981), bahwa auksin, giberellin dan sitokinin tidak bekerja sendiri-sendiri namun bekerja secara sinergi yang dicirikan dengan adanya perkembangan tanaman. Dikatakan oleh Lindung (2014), bahwa sitokinin bersama dengan auksin dan giberellin merangsang pembelahan sel tanaman . ZPT tersebut berpengaruh terhadap tanaman pada konsentrasi yang sangat kecil dan berubah dari waktu ke waktu lain, dan dari satu tempat ke tempat lain. Zat pengatur tumbuh ini pada dasarnya terdapat pada biji (ZPT endogen), namun seringkali dalam keadaan terbatas dan tidak cukup untuk menunjang pertumbuhan bibit. Oleh karena itu perlu penambahan ZPT eksogen. Di kalangan petani, penggunaan zat pengatur tumbuh tidak populer dan belum terbiasa digunakan untuk pertumbuhan bibit, karena zat pengatur tumbuh sintetik biasanya harganya mahal dan tidak dijual dalam satuan kecil, sementara dalam penggunaannya dibutuhkan dalam jumlah sangat sedikit. Dewasa ini telah diketahui bahwa ada berbagai bahan tanaman yang dapat digunakan sebagai pengganti zat pengatur tumbuh sintetik dan mudah diperoleh, misalnya bawang merah sebagai sumber auksin, rebung bambu sebagai sumber giberellin, bonggol pisang atau air kelapa sebagai sumber sitokinin. Namun dalam penggunaannya belum ada standar yang pasti baik dalam hal konsentrasi maupun jumlah yang diberikan, dan belum diterapkan pada berbagai komoditas. Berkaitan dengan tujuan mendapatkan bibit kemiri yang berkualitas, disamping untuk memanfaatkan bahan tanaman yang mudah diperoleh sebagai bahan pembuatan ZPT alami, maka perlu dilakukan percobaan untuk mengetahui bagaimana pengaruh aplikasi berbagai zat pengatur tumbuh alami terhadap pertumbuhan bibit kemiri sunan . 1.2. Tujuan Khusus a. Mengetahui kemampuan berbagai zpt dan kombinasinya untuk menstimulasi pertumbuhan bibit kemiri sunan asal biji dengan cara mengamati respons pertumbuhan bibit terhadap aplikasi berbagai zpt alami dan kombinasinya serta kemampuan beradaptasi setelah bibit dipindahkan ke lapangan
b. Menghasilkan formula untuk pembuatan zpt eksogen alami khususnya untuk pembibitan kemiri sunan 1.3. Urgensi Penelitian 1. Kemiri Sunan merupakan tanaman yang potensial untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar nabati (BBN) karena bijinya mengandung minyak yang lebih tinggi daripada sumber-sumber minyak nabati lainnya, seperti kelapa sawit atau jarak. Disamping itu buahnya beracun, maka bila digunakan sebagai sumber minyak nabati tidak akan bersaing dengan kebutuhan sebagai makanan (rempah). Sementara itu ketersediaan bibit masih langka karena pemanfaatan kemiri sunan ini belum diketahui masyarakat secara luas. Dalam rangka memperluas areal penanaman, terutama untuk perbaikan lahan kritis dan lahan marjinal, dibutuhkan bibit asal biji yang berkualitas dalam jumlah banyak . 2. Zat pengatur tumbuh mutlak dibutuhkan tanaman, tanpa ZPT tidak akan terjadi pertumbuhan walaupun unsur hara memadai. Namun di dalam biji kadang-kadang jumlahnya terbatas.Untuk mendapatkan bibit asal biji yang baik, dapat dilakukan dengan memberikan ZPT eksogen sebagai perlakuan terutama pada perkecambahan. Penggunaan ZPT eksogen sintetis belum banyak diaplikasikan oleh petani terhadap tanamannya karena walaupun mudah dalam mengaplikasikan namun tidak mudah diperoleh setiap petani dan dalam penggunaannya harus hati-hati karena konsentrasinya harus benar-benar tepat. Penggunakan ZPT alami merupakan alternatif yang mudah diperoleh di sekitar kita, relatif murah dan aman digunakan. Ada berbagai jenis/bahan tanaman yang merupakan sumber-sumber ZPT, seperti bawang merah sebagai sumber auksin, rebung bambu sebagai sumber giberellin, dan bonggol pisang serta air kelapa sebagai sumber sitokinin (Lindung, 2014 dan ). Auksin, giberellin, dan sitokinin berinteraksi dalam menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, termasuk perkecambahan biji. Oleh karena itu dianggap urgen meneliti aplikasi zat pengatur tumbuh alami untuk meningkatkan pertumbuhan bibit kemiri sunan. 1.4. Luaran Penelitian a. Hasil penelitian akan menjadi sumber informasi dalam pengembangan ilmu tanaman khususnya ekofisiologi tanaman, dan sebagai bahan ajar untuk mahasiswa. Secara praktis dapat dijadikan landasan bagi pertumbuhan bibit kemiri Sunan. b. Artikel ilmiah yang akan dipublikasikan dalam jumal terakreditasi nasional. c. Rekomendasi pembuatan formula zat pengatur tumbuh alami untuk perbanyakan bibit kemiri Sunan.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. State of Art Penelitian 2.1.1. Kemiri Sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw) Nama asal kemiri sunan Aleurites trisperma Blanco, kemudian berubah menjadi Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw, genus Reutealis dan famili Euphorbiaceae. Habitus tanaman berupa pohon berukuran sedang, mempunyai adaptasi tinggi terhadap lingkungan dan mampu tumbuh di lahan kering iklim basah, di dataran rendah sampai dataran tinggi 800 m di atas permukaan, tingkat curah hujan 1000-2500 mm/tahun. Perakaran kemiri sunan cukup kuat dan mampu bertahan pada lahan berlereng sehingga dapat menahan erosi. Tajuknya rimbun serta daunnya cukup lebar dan lebat dapat menyerap CO2 dan menghasilkan O2 cukup banyak. Daun akan rontok pada musim kering dan membentuk humus yang tebal. Buahnya mempunyai biji yang mengandung minyak cukup tinggi dan beracun, sehingga tidak cocok untuk dikonsumsi. Oleh karena itu sangat cocok sebagai sumber minyak nabati karena tidak berebut dengan kebutuhan pangan/rempah (Direktorat Perkebunan Kementrian Pertanian, 2013). Menurut Vossen dan Umali (2002) dalam Syafaruddin dan Agus Wahyudi, 2012), minyak kemiri sunan mengandung 50 % asam α-eleostearat, merupakan senyawa yang mengakibatkan kemiri sunan beracun Kemiri sunan memiliki potensi menghasilkan minyak nabati dari buahnya dengan kandungan yang cukup tinggi, minyak tersebut diolah menjadi biodiesel, dan karakteristik minyak yang khas dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Keunggulan lain adalah tingkat produktifitas dan rendemen minyak kasar yang tinggi dan biji dapat disimpan dalam jangka waktu lama (Direktorat Jenderal Perkebunan Kementrian Pertanian, 2013). Selanjutnya dikatakan oleh Syafaruddin dan Agus Wahyudi (2012), bahwa rendemen minyak kernel tertinggi diperoleh pada populasi Jumat (varietas kemiri sunan 2), yang berkisar antara 47,21-54,00 %. Sedangkan populasi Cinunuk dan Banyuresmi (varietas kemiri sunan 1) memiliki minyak masing-masing 40,00 sampai 43,11 dan 38,10 sampai 42,00 %. Secara umum, karakteristik fisikokimia minyak kasar dengan komponenkomponen (rendemen, bilangan asam, bilangan penyabunan, bilangan iod,viskositas dan densitas), bahwa karakteristik varietas kemiri sunan 2 terlihat lebih baik dibanding karakteristik populasi Cinunuk dan varietas kemiri Sunan 1 serta dua pembanding lainnya. Oleh karena itu varietas kemiri Sunan 2 diarahkan untuk bahan bakar nabati dan varietas kemiri Sunan 1 diarahkan untuk diversifikasi produk ( lain cat, terpentin, tinta printer, lilin)
Produk samping dari buah adalah kulit buah (husk), cangkang (shell) dan bungkil (cake) dapat diproses menjadi pupuk organik dan biogas (ISICRI 2010 dalam Direktorat Jenderal Perkebunan Kementrian Pertanian, 2013). Satu tanaman kemiri mampu menghasilkan 300 – 500 kg biji kering per pohon per tahun, sehingga dalam satu hektar dengan populasi 100 pohon menghasilkan 50 ton biji kering setara dengan 15-25 ton minyak (Ferdian Lutfi Hermawan dkk, 2014) Dalam rangka memperluas areal maka diperlukan banyak bibit baik yang berasal dari perbanyakan vegetatif maupun generatif. Perbanyakan vegetatif yaitu dengan cara menyambung, stek pucuk/batang dan cangkok. Namun perbanyakan dengan stek pucuk dan cangkok tidak memiliki akar tunggang, sehingga kurang berfungsi sebagai tanaman konservasi (Luntungan, Herman, Hadad dalam Balitri 2009). Perbanyakan dengan cara generatif kemungkinan menghasilkan tanaman yang berbeda dari induk, namun akan menghasilkan tanaman yang mempunyai akar tunggang sehingga baik untuk konservasi tanah dan air. Yang lebih baik adalah memadukan generatif dan vegetatif, misalnya dengan cara menyambung sehingga diperoleh perakaran yang diinginkan dan hasilnya sama baiknya dengan pohon induk. Perbanyakan dengan cara menyambung diperlukan batang bawah berupa bibit asal biji, bisa berasal dari pohon induk lokal, untuk disambungkan dengan batang atas berkualitas pada waktu yang tepat. Bibit asal biji, baik untuk bahan sambungan maupun untuk ditanam sebagai pohon produksi, harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain : 1. Benih yang digunakan adalah benih bina, berasal dari sumber benih yang telah ditetapkan melalui Keputusan Direktur Jenderal Perkebunan dan Dinas Perkebunan 2. Spesifikasi teknis bibit siap salur yaitu : spesifikasi mutu genetik berasal dari blok Penghasil tinggi yang ditetapkan sebagai sumber benih unggul. 3. Setelah menjadi bibit yang ditanam dalam polibag, maka bibit itu harus tumbuh sehat dan seragam, bebas dari hama dan penyakit yang membahayakan. (Direktorat jendral Perkebunan Kementrian Pertanian, 2013). 2.1.2. Zat Pengatur Tumbuh Pada tanaman dikenal yang namanya zat pengatur tumbuh (ZPT), yaitu senyawa yang bukan hara, pada konsentrasi tertentu dapat mempengaruhi hasil/produksi tanaman yang dibudidayakan (Zainal Abidin, 1982 ; Haryanto dkk, 1995). ZPT ada yang endogen (dihasilkan tanaman) dan eksogen, baik sintetik maupun alami. Zat pengatur tumbuh dalam tanaman ada 5 kelompok , yaitu : auksin, giberellin, sitokinin, etylen dan inhibitor. Zainal
Abidin (1982) dan Hartmann dkk (1990) mengatakan bahwa permulaan terbentuknya akar tidak hanya dipengaruhi auksin saja tetapi juga oleh sitokinin dan giberellin. Sementara etylen dan asam absisat lebih berperan dalam pematangan buah dalam fase klimaterik. Penggunaan ZPT eksogen dilakukan dengan pertimbangan bahwa ZPT yang ada pada tanaman belum tentu mencukupi kebutuhan tanaman pada suatu fase pertumbuhan. Dikatakan oleh Kusdijanto (1998), bahwa ZPT eksogen penting untuk diberikan untuk merangsang pertumbuhan akar. Zat pengatur tumbuh walaupun sudah banyak diketahui kegunaannya namun belum banyak digunakan dimasyarakat karena zpt sintetik tidak selalu tersedia dan harganya mahal. Alternatif selain ZPT sintetik adalah ZPT alami. Menurut Istyantini (1996), penggunaan ZPT alami lebih menguntungkan dibandingkan dengan ZPT sintetik karena harganya lebih murah, mudah diperoleh, memberikan pengaruh yang tidak berbeda dengan sintetik. Sementara itu Siahaan (2004) mengatakan bahwa penggunaan ZPT alami oleh petani juga belum memasyarakat, padahal mudah diperoleh dengan harga terjangkau, cukup efektif dan aman digunakan. Berbagai macam tanaman mengandung bahan yang berfungsi sama dengan ZPT endogen, dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Auksin Auksin adalah senyawa yang dicirikan oleh kemampuannya dalam mendukung terjadinya perpanjangan sel (cell elongation) pada pucuk yang sedang berkembang dan menurut (Dwidjoseputro, 1990) auksin ini banyak diproduksi pada jaringan meristem seperti tunas, kuncup bunga, pucuk daun dan ujung akar . Fungsi lain adalah dalam pengembangan sel, pertumbuhan akar, fototropisme, geotropisme, partenocarpy, apical dominan, pembentukan kalus, respirasi (Zainal Abidin, 1986). Menurut Rismunandar (1999), pembentukan akar pada stek merupakan akibat kegiatan rizokalin, sedangkan rizokalin termasuk dalam kelompok auksin. ZPT eksogen pada kelompok auksin adalah : IPA (Indole Propionic Acid) dan IBA (Indole Butiric Acid) . Fungsi auksin pada bibit didahului oleh fungsi ZPT lainnya seperti giberellin. Dikatakan oleh Ashari (1995) dan Hartmann dkk. (1990) dalam Wiwit Purwitasari (2004) bahwa proses pembentukan akar didahului dengan diferensiasi sel membentuk primordia akar, selanjutnya akar memanjang dan tumbuh keluar. Salah satu bahan tanaman yang dapat digunakan dalam pembibitan adalah filtrat bawang merah. Menurut Iskandar dan Pranoto (1993) dalam Kusdijanto (1998), filtrat bawang merah mengandung ZPT yang mempunyai peranan mirip Asam Indole Asetat (IAA). Hasil penelitian Sudaryono dan Soleh (1994), menyatakan bahwa bawang merah dapat digunakan untuk mempercepat pertumbuhan akar pada proses pencangkokan tanaman salak.
Selanjutnya Kasijadi (1999) mengemukakan bahwa penggunaan bawang merah 75 g per bibit berpengaruh baik terhadap pertumbuhan akar primer dan akar sekunder cangkokan. Sedangkan penelitian Istiyantini (1996) dalam Wiwit Purwitasari (2004), menghasilkan pertumbuhan akar stek pucuk berbagai varietas krisan dengan pemberian perasan bawang merah konsentrasi 30 % selama 15 menit. Hasil penelitian lain yaitu Wiwit Purwitasari (2003) menunjukkan bahwa pemberian perasan bawang merah 60 persen sampai 100 persen menambah tinggi tanaman stek krisan. Pada bawang merah terdapat senyawa yang disebut allin yang kemudian akan berubah menjadi senyawa allicin. Penambahan senyawa allicin terhadap tumbuhan tenyata akan memperlancar metabolisme pada jaringan tumbuhan dan dapat memobilisasi bahan makanan yang ada pada tumbuhan (Susanti 2011 dalam Melisa dkk (2014). Selanjutnya dikatakan Melisa dkk (2014), bahwa penelitian Susanti (2011) menunjukkan bahwa pemberian filtrat bawang merah dan rootone – F terhadap jambu air menunjukkan hasil yang optimum pada konsentrasi filtrat yang tinggi. Sedangkan penelitian Melisa dkk. (2014) menunjukkan bahwa pemberian filtrat bawang merah dengan konsentrasi 100 % dengan penambahan rootone F memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan stek melati, yaitu persentase hidup stek, jumlah tunas, panjang tunas, jumlah daun, luas daun, jumlah akar dan panjang akar. b. Giberellin Giberellin merupakan salah satu ZPT yang umumnya terdapat pada biji yang belum dewasa, ujung akar dan tunas, daun muda dan cendawan. Pengaruhnya terhadap tanaman yang paling dominan adalah pembesaran tanaman, sehingga dikatakan bahwa kemampuan giberellin untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman lebih kuat dibandingkan dengan auksin apabila diberikan secara tunggal. Namun demikian auksin yang sangat sedikit itupun tetap dibutuhkan untuk memberikan efek maksimal dari giberellin. Peran lain dari giberellin adalah dalam perkecambahan, terutama dalam pemecahan dormansi. Mekanismenya yaitu setelah air diimbibisi terjadi pelepasan giberellin dari embrio yang kerjanya mengaktifkan enzim-enzim yang berperan dalam memecah cadangan makanan dalam biji seperti amilase, protease, lipase. Bahan tersebut akan memberikan energi bagi perkembangan embrio diantaranya radikula yang akan mendobrak endosperm, kulit biji atau kulit buah yang menjadi faktor pembatas perkecambahan. Ini merupakan isyarat bahwa dormansi biji segera pecah dan biji segera berkecambah (Wareing dan Phillips, 1981).
Walaupun giberellin terdapat pada biji namun untuk pembibitan terutama perkecambahan diperlukan pemberian giberellin eksogen untuk mengatasi kekurangan giberellin yang ada pada biji yang akan dikecambahkan. Bahan tanaman yang bisa dijadikan sebagai sumber giberellin adalah rebung bambu karena rebung bambu mengandung giberellin (Maretza, 2009 ; Mardaleni dan Selvia Sutriana, 2014). Penelitian Mardaleni dan Selvia Sutriana (2014) menunjukkan bahwa pemberian ekstrak rebung 4,5 ml/L air memberikan pengaruh baik terhadap tinggi, dan bobot polong kacang kacang hijau. c. Sitokinin Sitokinin merupakan salah satu ZPT yang berperan dalam pembelahan sel (sitokinesis). Sitokinin alami (kinetin, zeatin) dan beberapa sitokinin sintetik. Sitokinin alami dihasilkan pada jaringan yang tumbuh aktif terutama akar, embrio dan buah. Sitokinin dapat meningkatkan pertumbuhan dn perkembangan kultur sel. Peran sitokinin ini biasanya bekerja bersama-sama dengan auksin untuk menstimulasi pembelahan sel dan mempengaruhi lintasan diferensiasi (Zainal Abidin 1986). Menurut Hartmann (1990), permulaan terbentuknya akar tidak hanya dipengaruhi oleh ZPT auksin, tetapi juga oleh sitokinin dan giberellin dan sejumlah kofaktor pembentuk akar lainnya dan auksin mempunyai peran utama. Selanjutnya dikatakan oleh Zainal Abidin (1986) apabila perbandingan konsentrasi sitokinin lebih besar daripada auksin, maka akan memperlihatkan pertumbuhan tunas dan daun, sebaliknya apabila konsentrasi sitokinin lebih kecil daripada auksin maka akan menstimulasi pembentukan akar. Apabila konsentrasi sitokinin berimbang dengan konsentrasi auksin, maka pertumbuhan tunas, daun dan akar akan seimbang. Sitokinin juga berkerja sama dengan giberellin dalam peristiwa pemecahan dormansi biji. Sitokinin eksogen yang alami terdapat pada bonggol pisang. Di dalam bonggol pisang terdapat ZPT sitokinin (Lindung, 2014). Namun pemanfaatan bonggol pisang zpt belum banyak dilakukan masyarakat. Hasil penelitian Yulistia Septari dkk (2013) menunjukkan bahwa pemberian ekstrak bonggol pisang meningkatkan tinggi tanaman padi varietas impari. Sedangkan penelitian Jawal dkk (1991), menunjukkan bahwa pemberian sitokinin 2 ppm dan 4 ppm meningkatkan tinggi dan diameter tanaman. Bahan lain yang dapat digunakan sebagai sumber sitokinin adalah air kelapa. Dalam air kelapa muda terkandung hormon seperti sitokinin 5,8 g/L yang dapat merangsang pertumbuhan tunas dan mengaktifkan kegiatan sel hidup, hormon auksin 0,07 mg/L dan sedikit giberellin serta senyawa lain yang dapat menstimulasi perkecambahan dan pertumbuhan (Morel, 1974 dalam Bey dkk, 2006).
Dalam penelitian Siahaan (2004), memperlihatkan bahwa penggunaan air kelapa muda sebagai ZPT dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi cabai merah. Penelitian lainnya menunjukkan bahwa air kelapa dapat meningkatkan hasil kedelai hingga 64 %, kacang tanah hingga 15 % dan sayuran 20 sampai 30 %. Selain itu dengan kandungan unsur kalium yang tinggi, air kelapa dapat merangsang pembungaan pada anggrek dendrobium dan phalaenopsis. Penelitian lain yang dilakukan Ratnawati dkk (2013), menunjukkan bahwa perendaman bahan stek kakao dalam air kelapa selama 18 jam memberikan hasil yang tinggi. 2.2. Hasil Penelitian yang sudah dicapai Ada beberapa penelitian yang mengaplikasikan ZPT alami terhadap berbagai komoditas. Namun pada umumnya aplikasi ZPT ini pada perbanyakan vegetatif dari stek. Di samping itu formula ZPT yang digunakan hanya satu (tunggal), misalnya sumber auksin saja, sumber giberellin saja atau sumber sitokinin saja. Adapun penelitian itu diantaranya : a. Pemberian ekstrak rebung dan pupuk hormon tanaman unggul terhadap pertumbuhan dan produksi kacang hijau (Vigna radiata L.) (Mardaleni dan Selvia Sutriana, 2014) Hasilnya menunjukkan bahwa pemberian ekstrak rebung secara tunggal dengan dosis 4,5 ml/L air berpengaruh baik terhadap tinggi tanaman, umur panen, jumlah polong per tanaman dan dosis 1,5 ml/L terhadap bobot 1000 butir biji. b. Pengaruh perasan bawang merah (Allium ascalonicum L) terhadap pertumbuhan akar stek pucuk krisan (Chrysanthemum sp.) (Wiwit Purwitasari, 2013). Hasilnya menunjukkan bahwa perasan bawang merah memberikan pengaruh yang berbeda terhadap panjang akar, berat kering akar, dan tinggi tanaman. Pemberian perasan bawang merah dengan konsentrasi 60 % memberikan hasil yang optimum terhadap berat kering akar dan tinggi tanaman. Sedangkan konsentrasi 80 % memberikan hasil optimum terhadap panjang akar. c. Pengaruh pemberian beberapa jenis ekstrak tanaman (bonggol pisang, rebung dan campuran) sebagai zat pengatur tumbuh dan rasio amelioran terhadap pertumbuhan dan produksi padi varietas Inpari 12 di Lahan Gambut (Yulistia Septari, Nelvia dan Al Ikhsan Amri, 2013). Hasilnya menunjukkan bahwa ekstrak bonggol pisang berpengaruh lebih baik daripada rebung dan campurannya, menghasilkan tanaman yang lebih tinggi. d. Pengaruh konsentrasi jus umbi bawang merah terhadap perkecambahan dan pertumbuhan awal bibit pepaya (Carica papaya L) (Faryska Nur Ichsanudin, 2014). Hasilnya menunjukkan bahwa konsentrasi jus umbi bawang merah 15 ml/L memberikan hasil tertinggi dibandingkan konsentrasi 5 ml/L, 10 ml/L dan 20 ml/L pada parameter
kecepatan berkecambah, daya kecambah, panjang akar, diameter batang, tinggi bibit, luas daun, berat segar dan berat kering bibit. Berdasarkan hasil-hasil penelitian tersebut, maka dilakukan penelitian dengan judul : 1. Aplikasi berbagai zat pengatur tumbuh alami untuk meningkatkan pertumbuhan bibit kemiri Sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw (tahap pertama), 2. Adaptasi bibit di lapangan dengan aplikasi berbagai zpt alami (tahap kedua). Berdasarkan kedua tahapan penelitian itu maka diperoleh formulasi pembuatan ZPT alami yang baik untuk pertumbuhan bibit kemiri sunan.
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1.
Alir Penelitian Penelitian tentang zat pengatur tumbuh eksogen alami secara parsial sudah banyak
dilakukan para peneliti lain. Misalnya penelitian yang hanya menggunakan sumber ZPT auksin saja, sumber sitokinin saja atau giberellin saja. Sementara itu, zat pengatur tumbuh dalam tanaman tidak bekerja sendiri melainkan bekerja bersama-sama secara sinergi. Maka dalam rencana penelitian ini ada dua langkah yang akan dikerjakan : 1. Tahun 2016 : Aplikasi Berbagai Zat Pengatur Tumbuh Alami untuk Meningkatkan Pertumbuhan Bibit Kemiri Sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw Diketahui bahan ZPT alami atau kombinasinya yang berpengaruh paling baik terhadap pertumbuhan bibit kemiri sunan 2. Tahun 2017 : Adaptasi bibit kemiri Sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw di lapangan dengan aplikasi berbagai konsentrasi zpt alami atau kombinasinya Diperoleh konsentrasi bahan ZPT alami atau kombinasinya yang paling tepat untuk pertumbuhan bibit di lapangan.
3.2.
Metode Percobaan Pelaksanaan Penelitian yang akan dilakukan pada tahun 2016 mengunakan metode
eksperimen dengan rancangan percobaan RAK biasa dengan perlakuan berbagai bahan zpt alami sebagai berikut: a0 : kontrol (tanpa zpt) a1 : bawang merah
a7 : bawang merah + air kelapa muda
a2 : rebung bambu
a8 : rebung bambu + bonggol pisang
a3 : bonggol pisang
a9
a4 : air kelapa muda
a10 : bonggol pisang + air kelapa muda
a5 : bawang merah + rebung bambu
a11 : bawang merah + rebung bambu +
a6 : bawang merah + bonggol pisang
: rebung bambu + air kelapa muda
bonggol pisang + air kelapa muda
Keduabelas perlakuan diulang 3 kali sehingga terdapat 36 petak percobaan, masing-masing 20 benih sehingga diperlukan 720 benih (± 10 kg berikut cadangan) Model linier untuk rancangan acak kelompok sederhana menurut Gomez and Gomez (2007), adalah sebagai berikut : Yij = µ + τi + ßj + ɛijτ
Keterangan : Yij = nilai tengah pengamatan pada stuan percobaan dalam kelompok ke-j yang mendapat perlakuan ke-i µ = Nilai tengah umum Ƭi = pengaruh perlakuan ke – i ßj = Pengaruh kelompok ke – j
ɛij = Pengaruh sisa pada satuan percobaan pada kelompok ke-j yang mendapat perlakuan ke i Untuk mengetahui perbedaan pengaruh perlakuan maka dilakukan pengujian dengan uji F. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai F hitung dibandingkan dengan F tabel. Bila F hitung ≤ F tabel berarti tidak ada pengaruh perlakuan. Bila F hitung > F tabel berarti terdapat pengaruh perlakuan yang dicoba. Untuk mengetahui perlakuan yang berpengaruh paling baik maka diuji dengan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5 % dengan rumus : LSR(y,dBg,p) = SSR((y,dBg,p) X Sx LSR
= Least significant range
SSR
= Studentized Significant Range
dBg
= derajat bebas galat
y
= taraf nyata
p
= jarak
Sx
= Simpangan baku rata-rata perlakuan
Nilai Sx dapat dicari dengan rumus sebagai berikut : Sx
=
KT Galat r
3.3.
Bahan dan alat Percobaan Bahan percobaan yang diperlukan adalah : biji kemiri sunan (8) kg, polibag
berukuran 15 cm 22,5 cm , tanah, pupuk NPK, bawang merah, rebung bambu, bonggol pisang, air kelapa. Alat yang digunakan adalah : alat-alat budidaya (cangkul, cangkul kecil), blender, gelas ukur, timbangan, penggaris, label perlakuan. 3.4.
Pelaksanaan Percobaan
1. Langkah pertama adalah membuat ekstrak dari semua bahan-bahan padat yang akan digunakan (bawang merah, rebung bambu, bonggol pisang). Bawang merah, rebung bambu dan bonggol pisang, masing-masing diblender . Setiap kg bahan tanaman ditambah
satu liter air. Sedangkan untuk air kelapa tidak ditambah air. Untuk perlakuan zpt yang dikombinasikan maka dibuat kombinasi sesuai perlakuan dengan komposisi seimbang. Misalnya untuk perlakuan 2 macam, maka dibuat perbandingan 1 : 1. Kemudian ditambahkan dekomposer M Bio sebanyak 15 ml per liter air. Biarkan bahan tersebut difermentasikan oleh dekomposer M Bio selama 10 – 15 hari. Setelah itu bahan-bahan disaring, dan siap digunakan dengan konsentrasi yang sama untuk semua ekstrak, yaitu 10 ml ekstrak per 2 L air. 2. Membuat media perkecambahan yang terdiri dari campuran tanah, pupuk kandang, dan pasir dengan rasio 1 : 1 : 1. 3. Membuat media pembibitan dalam polibag berupa campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1 4. Merendam biji bernas dalam ekstrak ZPT alami selama 18 jam 5. Menebar biji pada bak persemaian 6. Melakukan pengamatan perkecambahan 7. Menanam kecambah pada polibag 8. Memupuk dengan NPK sebagai pupuk dasar 9. Perlakuan ZPT pada bibit 10.Melakukan pengamatan pertumbuhan bibit 3.5.
Pengamatan Utama Pengamatan utama yaitu pengamatan yang dianalisis statistik, dilakukan terhadap : 1. Daya Kecambah (%) 2. Panjang kecambah 3. Bobot kering kecambah 4. Tinggi tanaman di pembibitan 5. Jumlah daun di pembibitan 6. Bobot kering bibit
3.6.
Pengamatan penunjang yaitu pengamatan yang tidak dianalisis statistik, dilakukan
terhadap analisis tanah, analisis bahan ZPT, jenis hama dan penyakit tanaman.
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN 4.1. Anggaran Biaya Anggaran penelitian yang diusulkan ditampilkan pada lampiran, sedangkan rekapitulasi anggaran penelitian ditampilkan pada tabel 2. Tabel 1. Rekapitulasi kebutuhan penelitian tahun 2016-2017
No
Biaya yang diusulkan
Jenis Pengeluaran
Tahun ke I (Rp)
Tahun ke II (Rp)
1
Gaji dan Upah
15.150.000,-
18.500.000,-
2
Bahan Habis pakai dan peralatan
16.830.000,-
15.680.000,-
3
Biaya perjalanan
11.800.000,-
11.800.000,-
4
Lain-lain (ATK, monev, seminar dll)
6.750.000,-
6.750.000,-
50.530.000,-
52.730.000,-
JUMLAH
4.2. Jadwal Penelitian Kegiatan penelitian dijadwalkan sebagai berikut : 1. Tahun 2015 : Tahun penyusunan dan pengusulan Hibah Bersaing ke Ditlitabmas Dirjen Dikti Kemendiksan RI 2. Tahun 2016 : pelaksanaan penelitian tahun pertama bila usulan diterima Tabel 2. Jadwal pelaksanaan penelitian tahun pertama (2016) TAHUN 2016 (bulan ke)
JENIS KEGIATAN
1
Rapat Persiapan
X
2
3
X
X
4
Persiapan bahan Dan alat,
X
persemaian Pengamatan perkecambahan Penanaman di pembibitan,
X
Pemupukan Rapat Evaluasi
X
5
6
7
8
9
10
11
12
TAHUN 2016 (bulan ke)
JENIS KEGIATAN
1
2
3
4
5
6
7
8
X
X
X
X
9
10
11
12
Pengamatan pertumbuhan bibit Evaluasi
X
Analisis data
X
dan pelaporan
X
Publikasi
X
Tabel 3. Jadwal pelaksanaan penelitian tahun kedua bila usulan diterima (2017) JENIS
TAHUN 2017 (Bulan ke)
KEGIATAN
1
Rapat Persiapan
X
Persiapan Bahan dan alat Persemaian
2
3
4
5
6
7
8
9
10
X X
X X
Pembibitan
X
X
X
Penanaman
X
Perlakuan
X
Rapat Evaluasi
X
X
X
X
Pengamatan pertumbuhan
X
X
X
X
X
X
X
bibit Analisis data dan pelaporan Publikasi
X
X X
11
12
DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2014. Cara Membuat Zat Pengatur Tumbuh Alami. http://kebun-hydroponik.blogspot.com/2014/07/cara-membuat-zat-pengaturtumbuh-alami.html Bey, Y, Syafri W dan Sutrisna, 2006. Pengaruh Pemberian Giberellin (GA3)dan Air Kelapa Terhadap Perkecambahan Biji Anggrek Bulan Dirjen perkebunan Kementrian Pertanian, 2013. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kemiri Sunan. Djenar, N.S. dan Lintang N. Esterifikasi minyak Kemiri Sunan Dalam Pembuatan Biodiesel. Bionatura. Jurnal Ilmu-Ilmu Hayati dan Fisik. Vol 14, No.3, November 2012 : 229235. Faryska Nur Ichsanudin, 2014. Pengaruh Konsentrasi Jus Umbi Bawang Merah terhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan Awal Bibit Carica Papaya. UNS Digital Library. 2014. Ferdian Lutfi Hermawan, Cratie Pingkan Rejeki Lengkong, Danang Abdi Sanjaya, Bagus Guritno Widjoyo. 2014. Kemiri Sunan : Primadona Alternatif Sumber Energi Bahan Bakar Nabati (BBN). Forum Komunikasi PBT, 2009. Kemiri Sunan : Sumber Biodiesel Yang Mengejutkan. Gardner, F.P. ; R.B. Pearce dan K.L. Mitchel, 1991. Fisiologi tanaman Budidaya. Universitas Indonesia Press. Jakarta Jawal, M.A., Ismiati dan Sugito, 1991. Stimulasi Pertumbuhan Manggis (Garcinia mangostana L.). Jurnal Hortikultura. Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, 2013. Pengembangan Kemiri Sunan di Daerah Pertambangan Kusdijanto (1998), Kwanchai A. Gomez and Arturo A. Gomez, 2007. Prosedur Statistik untuk Penelitian Pertanian. Penerjemah Endang Sjamsudin, Justika S. Baharsjah. UI-Press.Jakarta. Lindung, 2014. Teknologi Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh. Balai Pelatihan Pertanian . Jambi. Maman Herman. Kemiri Sunan (Reutealis sp.) sebagai Tanaman Konservasi dan Penghasil Biodiesel.
Mardaleni dan Selvia Sutriana, 2014. Pemberian Ekstrak Rebung dan Pupuk Hormon Tanaman Unggul terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang hijau (Vigna radiata L.) Jurnal Dinamika Pertanian. Volume XXIX. Nomor 1, April 2014. Maretza, 2009 ; Mardaleni dan Selvia Sutriana, 2014. Pengaruh Dosis Ekstrak Rebung Bambu Betung Terhadap Pertumbuhan Semai Sengon (Paraserianthes falcataria (L.). Institut Petanian Bogor. Melisa Marfirani, Yuni Sri Rahayu, Evie Ratnasari, 2014. Pengaruh Pemberian Berbagai Konsentrasi Filtrat Umbi Bawang Merah dan Rootone F terhadap Pertumbuhan Stek Melati “Rato Ebu”. Jurnal on line Universitas Negeri Surabaya. Lentera Bio Volume 3 No 1, Januari 2014. Ratnawati, Sukemi Indra Saputra, Sri Yoseva, 2013. Waktu Perendaman Benih Dengan Air Kelapa Muda Terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma cacao L.). Universitas Riau. http://download.portal garuda.org/article.ptip% Siahaan, 2004. Pengaruh Konsentrasi Air Kelapa Muda terhadap Pertumbuhan Produksi Cabai Merah (Capsicum annum L). Fakultas Pertanian Universitas Riau. Syafaruddin dan Agus Wahyudi, 2012. Potensi Varietas Unggul Kemiri Sunan Sebagai Sumber Energi Bahan Bakar Nabati. Perspektif Vol 11 No. 1/ Juni 2012. Hal. 59-67 Wiwit Purwitasari , 2004. Pengaruh Perasan Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) terhadap Pertumbuhan akar Stek Pucuk Krisan (Chrysanthemum Sp.) http/eprint.undip.ac.id./29654/ Diunduh 7 Maret 2015. Yulistia Septari, Nelvia dan Al Ikhsan Amri, 2013. Pengaruh Pemberian Beberapa Jenis Ekstrak Tanaman Sebagai ZPT dan Rasio Amelioran Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi Varietas Inpari 122 di Lahan Gambut. Susiloadi A dan Kasim. Pengaruh Teknik Perbanyakan dan Pemberian Zat Pengatur Tumbuh terhadap Keberhasilan Perbanyakan Tanaman Sukun. Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika. Solok. Wareing P.F and I.D.J. Phillips, 1981. The Control of Growth and Differentiation in Plants. Pergamon Press. Ney York. Wattimena, GA. 1987. Diktat Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Laboratorium Kultur Jaringan. PAU Bioteknologi. IPB. Bogor
Zainal Abidin,1986. Dasar –dasar pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh. Penerbit Angkasa Bandung.
Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Penelitian
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Penelitian dan Pembagian Tugas
No
Nama Peneliti/NIDN
Instansi Asal
Bidang Ilmu
Alokasi waktu / minggu
Budidaya 1.
Fitri Kurniati, Ir. MP.
UNSIL
00-2002-6101
Tanaman/Ilmu
Uraian Tugas - Penggagas
10
Tanaman
- Pelaksana - Manajerial - Analisis data
Budidaya 2.
Tini Sudartini, Ir. MP. 0401065801
UNSIL
Tanaman/Agribisnis
- Pelaksana 8
- Analisis data
Lampiran 3. Dukungan Sarana dan Prasarana Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi. Sarana yang dimiliki adalah : 1. Laboratorium produksi tanaman untuk melakukan persiapan perlakuan, perkecambahan, dan pengamatan bobot kering bibit. Untuk analisis bahan tanaman akan dilakukan di Laboratorium Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang. 2. Laboratorium tanah, untuk melakukan pengamatan penunjang terhadap kondisi tanah yang digunakan 3. Lahan pembibitan 4. Lahan penanaman 5. Laboratorium Biometrik, sebagai penunjang analisis data
Lampiran 4. Biodata Tim Peneliti 1. Ketua Tim A. Identitas diri 1.
Nama lengkap
: Fitri Kurniati, Ir. MP.
2.
Jabatan Fungsional
: Lektor Kepala
3.
NIP
: 19610220 198703 2002
4.
NIDN
: 00-2002-6101
5.
Tempat dan tanggal lahir
: Sukabumi, 20 Februari 1961
6.
Alamat rumah
:
7.
Nomor telp/HP
: (0265)339279 / 081323660011
8.
Alamat kantor
: Jl. Siliwangi no 24 Tasikmalaya
9.
Surel
:
[email protected]
10. Mata kuliah yang diampu
:
Perum Bumi Resik Panglayungan, Blok III Jl Gunung Walang 106 Tasikmalaya
Tek. Produksi Tanaman Serealia (Pangan I) Tek.Produksi Tanaman Hortikultura
B. Riwayat Pendidikan S1
S2
Nama Perguruan Tinggi
UNPAD
UNPAD
Bidang Ilmu
Budidaya Pertanian
Ilmu Tanaman
Tahun masuk/lulus
1980/1985
1991/1994
Judul skripsi/tesis
Pertumbuhan dan hasil lima nomor benih kentang (Solanum tuberosum L.)di dataran medium
Nama Pembimbing
Dr. Hasbi Tirtapradja, Ir. MSc. Bey Permadi, Ir. MS.
Respons bawang merah (Allium ascalonicum L.) terhadap pemberian Sesbania rostrata Brem dan takaran pupuk Nitrogen pada tanah Latosol Citayam Bogor. Prof. Dr. Giat Suryatmana, Ir. M.Sc. Prof. Dr. Syamsudin Dj. Ir. M.Sc. Dr. Hasbi Tirtapradja, Ir. M.Sc.
C. Riwayat Pekerjaan Tahun 1995-1996
Jabatan Kepala Laboratirium Produksi Tanaman, Faperta Unsil
1996-1997
Kapus Studi Wanita LP2M Unsil
1 Januari 2002-30 Des 2006
Sekretaris Jurusan Budidaya Pertanian
1 April 2002- 30 Maret 2006
Pembantu Dekan II Fakultas Pertanian UNSIL
1 April 2006-30 Juni 2010
Pembantu Dekan II Fakultas Pertanian UNSIL
1 Agustus 2010 - Agustus 2014 1 September 2014 – sekarang
KaSub Studi Wanita dan Kesejahteraan masyarakat LP2M Universitas Siliwangi Kepala Laboratorium Produksi Tanaman Faperta Unsil
D. Pengalaman Penelitian /Karya Ilmiah dalam 5 tahun terakhir No
Tahun
1
2010
2
2013/2014
3
2014/2015
4
2014/2015
Judul Penelitian Perbaikan Tanah sawah melalui pemberian Pupuk Hijau Sesbania rostrata Brem (Karya Tulis) Pengaruh Kombinasi dosis pupuk NPK dan Pupuk Oganik Cair (POC) NASA terhadap Pertumbuhan dan Hasil Packchoy Model Penanaman Vertikultur Pengaruh Asal dan Panjang Stek terhadap Pertumbuhan Bibit Chaya Pengaruh Pupuk Porasi Cair (PPC) berbahan Limbah Produksi Tempe terhadap Pertumbuhan dan Hasil Pakchoy
Sumber pendanaan Jurnal Ilmu Pertanian : Media Pertanian Vol 2 No1. LP2M Universitas Siliwangi LP2M Universitas Siliwangi LP2M Universitas Siliwangi
E. Pengalaman Pengabdian Pada Masyarakat dalam 5 tahun terakhir No
Tahun
1
2011
2
2011
3
2011
4
2012
5
2012
6
2013
Judul Pengabdian pada Masyarakat Penerapan Teknologi rama lingkungan dengan menggunakan teknologi M Bio dalam budidaya stroberi pada kelompok tani Festival Desa Alamendah Ciwidey Pelatihan Pembibitan Albisia dan Pembuatan Porasi Pelatihan Budidaya Tanaman Sayuran Organik Model Vertkultur Penerapan Teknologi rama lingkungan dengan menggunakan teknologi M Bio dalam budidaya stroberi pada kelompok tani Duta Famili Desa Alamendah Ciwidey Peningkatan Fungsi Pekarangan melalui Intensifikasi Budidaya Cabe Rawit ramah lingkungan di Kelurahan Tamanjaya Kota Tasikmalaya Budidaya Kacang Bogor di Kelurahan Setiawargi Kecamatan Tamansari
Sumber pendanaan IPTEKDA LIPI (Rp.168.750.000,-) LP2M UNSIL LP2M UNSIL IPTEKDA LIPI (Rp. 150.000.000,-
LP2M UNSIL
LP2M UNSIL
2. Anggota Tim A. Identitas diri 1.
Nama lengkap
: Tini Sudartini, Ir.,MP
2.
Jabatan Fungsional
: Lektor
3.
NIP
: 4112880083
4.
NIDN
: 0401065801
5.
Tempat dan tanggal lahir
: Tasikmalaya ,23 Maret 1962
6.
Alamat rumah
7.
Nomor telp/HP
Perumahan Aksajaya Blok E No 1, : RT 04 RW 09 Mangkubumi Tasikmalaya : (0265) 337668 /081320694947
8.
Alamat kantor
:
[email protected]
9.
Surel
: jalan Siliwangi No 24 Tasikmalaya
10. Mata kuliah yang diampu
: 1. Kimia Dasar 2. Fisiologi Tumbuhan 3.Nutrisi Tanaman 4. Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura
B. Riwayat Pendidikan S1
S2 Universitas Siliwangi
Bidang Ilmu
Universitas Jenderal Soedirman Budidaya Tanaman
Tahun masuk/lulus
1981-1987
2005-2007
Judul skripsi/tesis
Pengaruh N dan K terhadap kedelai di DAS
Nama Pembimbing
Soemedi, Ir. Afriadi, MS.
Efisiensi Usaha Cabe Merah dan Kebijakan Pemerintah Prof. Dr. H. Yus Darusman,M.Si. Dr. H. Djoni, MS.
Nama Perguruan Tinggi
Agribisnis
C. Riwayat Pekerjaan 1
1988 s/ sekarang Dosen Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi
2
1994 - 1997
Ka. Laboatorium Dasar Faperta Unsil
3
2000 - 2006
Ka. Labolatorium Proteksi Faperta Unsil
4
2010 s/ sekarang Sekretaris Jurusan/program Studi Agroteknologi Faperta Unsil
5
2009 s/ sekarang Kepala Bidang Pelayanan Masyarakat, Pusat Inkubator Bisnis Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi
D. Pengalaman Penelitian Tahun 2013.
2014/2015 2014/2015
Judul Penelitian Sumber Dana Pengaruh Pemupukan NPK dan Pupuk Organik Cair terhadap Pertumbuhan LP2M Universitas Siliwangi dan Hasil Pakchoy Model Penanaman Vertikultur Pengaruh Asal dan Panjang Stek LP2M Universitas Siliwangi terhadap Pertumbuhan Bibit Chaya Perbaikan Lingkungan Tumbuh Tanaman Kedelai Yang Tercemar LP2M Universitas Siliwangi Logam Berat Cd Dengan Aplikasi Asam Humat
E. Pengalaman Pengabdian pada Masyarakat Tahun
Judul Pengabdian Pada Masyarakat
2009
Pemanfaatan Lidah Buaya Dalam Program Acara Back to Nature Instruktur Penyuluhan dan Pelatihan Pengolahan Sabut Kelapa dan Cocodust pada Kelompok Tani Mandalaya Kec. Cikalong Kabupaten Tasikmalaya Pelatihan memenuhi bahan bakar secara mandiri bagi masyarakat desa Euereunpalay Kec, Cibalong Kabupaten Tasikmalaya Instruktur Penyuluhan dan Pelatihan Pembuatan Biogas dari Kotoran Sapi Kelompok Petani Peternak Kota Tasikmalaya. Peningkatan Fungsi Pekarangan melalui Intensifikasi Budidaya Cabe Rawit di Kelurahan Tamanjaya Kota Tasikmalaya Penerapan Teknologi Ramah Lingkungan dengan Menggunakan Teknologi M Bio dalam Budidaya Stroberry pada Kelompok Tani Festival Desa Alamendah Ciwidey (Iptekda Lipi Peningkatan Fungsi Pekarangan melalui Intensifikasi Budidaya Lidah Buaya di Kelurahan Tamanjaya Kota Tasikmalaya Budidaya dan Pengolahan Lidah Buaya (Aloe vera) Sebagai Upaya Pemberdayaan dan Peningkatan Pendapatan Kelompok Wanita Tani
2009
2010
2010
2011
2011
2012
2013
Sumber Dana LP2M Universitas Siliwangi
LP2M Universitas Siliwangi
LP2M Universitas Siliwangi
IPTEKDA LIPI
LP2M Universitas Siliwangi
LP2M Universitas Siliwangi