TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS X TENTANG KEPUTIHAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SRAGEN TAHUN 2012
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh : ADIK MILDA ACTAFIYA NIM : B09 001
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012
HALAMAN PERSETUJUAN Karya Tulis Ilmiah TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS X TENTANG KEPUTIHAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SRAGEN TAHUN 2012
Diajukan Oleh :
ADIK MILDA ACTAFIYA B09 001
Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal 28 Juni 2012
Pembimbing
( AMBARSARI, S.ST ) NIK. 201087048
ii
HALAMAN PENGESAHAN
TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS X TENTANG KEPUTIHAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SRAGEN TAHUN 2012
Karya Tulis Ilmiah Disusun oleh: ADIK MILDA ACTAFIYA NIM : B09 001
Telah dipertahankan di depan Dewan penguji Ujian Akhir Program DIII Kebidanan Pada Tanggal
Juli 2012
PENGUJI I
PENGUJI II
(ERLYN HAPSARI, S.ST)
(AMBARSARI, S.ST)
NIK. 200683018
NIK. 201087048
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan Mengetahui, Ka. Prodi DIII Kebidanan
(DHENY ROHMATIKA, S.SiT) NIK. 200582015
iii
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas X Tentang Keputihan di SMK Muhammadiyah 1 SragenTahun 2012”. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Agnes Sri Harti, M. Si Selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Dheny Rohmatika, S. SiT Selaku Ka. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. 3. Ibu Ambarsari, S. ST Selaku Dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis. 4. Bapak Wakidi, S. Pd Selaku Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 1 Sragen, yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data dan penelitian. 5. Seluruh dosen dan staff Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan. 6. Siswi SMK Muhammadiyah 1 Sragen yang telah bersedia menjadi responden.
iv
7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya TulisI lmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta,
Juni 2012
Penulis
v
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2012 Adik Milda Actafiya B09 001
TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS X TENTANG KEPUTIHAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SRAGEN TAHUN 2012 xiv + 45 halaman + 19 lampiran + 4 tabel + 2 gambar ABSTRAK Latar Belakang : Salah satu masalah kesehatan reproduksi remaja khususnya wanita yang sering dikeluhkan adalah keputihan. Gangguan ini merupakan masalah kedua sesudah gangguan haid. Keputihan adalah keluarnya cairan selain darah dari liang vagina di luar kebiasaan, baik berbau maupun tidak berbau dan disertai rasa gatal setempat. Keputihan tidak hanya bisa mengakibatkan infertilitas, tetapi juga bisa merupakan gejala awal dari kanker leher rahim, yang bisa berujung pada kematian. Studi pendahuluan yang dilakukan di SMK Muhammadiyah 1 Sragen kepada 10 siswi, didapatkan 2 siswi tidak pernah mengalami keputihan dan sebanyak 8 siswi mengatakan pernah mengalami keputihan dan mereka kurang mengetahui bagaimana cara penatalaksanaan dan pencegahannya. Tujuan penelitian : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswi tentang keputihan di SMK Muhammadiyah 1 Sragen Tahun 2012. Metode penelitian : Jenis penelitian adalah Deskriptif Kuantitatif, lokasi penelitian di SMK Muhammadiyah 1 Sragen pada tanggal 19 Mei 2012. Jumlah sampel sebanyak 30 siswi kelas X, dengan tehnik pengambilan sampel menggunakan Systematic Random Sampling. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner tertutup, sedangkan untuk analisis data dilakukan dengan komputerisasi menggunakan program SPSS for windows versi 16 dengan rumus Product Moment dan Alpha Chronbach. Hasil penelitian : Tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang keputihan dengan kategori baik sebanyak 5 siswi (16,67%), kategori cukup sebanyak 20 siswi (66,66%) dan kategori kurang sebanyak 5 siswi (16,675). Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan siswi tentang keputihan di SMK Muhammadiyah 1 Sragen adalah cukup. Kata Kunci : Pengetahuan, Keputihan Kepustakaan : 22 literatur (Tahun 2001 s/d 2012)
vi
MOTTO v Berangkat dengan penuh keyakinan, berjalan dengan penuh keikhlasan, istiqomah dalam menghadapi cobaan v Jangan fokus pada apa yang telah berakhir, tetapi fokus pada yang baru saja dimulai v Seseorang yang optimis akan melihat adanya kesempatan dalam setiap malapetaka, sedangkan orang yang pesimis melihat malapetaka dalam setiap kesempatan PERSEMBAHAN Dengan segala kerendahan hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan untuk : © Ibu dan Bapak tercinta, terima kasih untuk segala do’a, motivasi, cinta dan kasih sayang yang luar biasa © My Little Angel, Dinda, luv u © Keluarga ke-2 qu kost ‘SengorR’, thank u so much for all the spirit that make me so strong… © ‘’PakDhe’’, my heart spiritual… without u, I’m nothing © My Deary lecture, Bu Ambar, terima kasih ^_^ © Ammoy, terima kasih untuk kesetiaan menemaniku disetiap sentuhan jemariku
vii
CURICULUM VITAE
Nama
: Adik Milda Actafiya
Tempat / Tanggal Lahir
: Sragen / 08 Oktober 1991
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Tanon RT 01 / RW I Tanon, Tanon, Sragen
Riwayat Pendidikan 1. SD N 1 Kalikobok, Sragen
LULUS TAHUN 2003
2. SMP N 2 Tanon, Sragen
LULUS TAHUN 2006
3. SMA N 1 Sukodono, Sragen
LULUS TAHUN 2009
4. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Angkatan Tahun 2009/2010
viii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................
iii
KATA PENGANTAR ..............................................................................
iv
INTISARI .................................................................................................
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...........................................................
vi
CURICULUM VITAE .............................................................................
viii
DAFTAR ISI ............................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................
xiv
BAB I.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ....................................................................
1
B. Perumusan Masalah ............................................................
3
C. Tujuan Penelitian .................................................................
3
D. Manfaat Penelitian ...............................................................
4
E. Keaslian Penelitian ...............................................................
5
F. Sistematika Penulisan ...........................................................
6
ix
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori......................................................................
8
1. Pengetahuan ..................................................................
8
2. Remaja ..........................................................................
11
3. Keputihan ......................................................................
13
B. Kerangka Teori ....................................................................
25
C. Kerangka Konsep .................................................................
26
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian.....................................................................
27
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................
27
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel .............
28
D. Instrumen Penelitian .............................................................
30
E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................
33
F. Variabel Penelitian ...............................................................
34
G. Definisi Operasional .............................................................
34
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data .................................
35
I. Etika Penelitian ....................................................................
36
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum ................................................................
37
B. Hasil Penelitian ...................................................................
37
C. Pembahasan ........................................................................
40
D. Keterbatasan ........................................................................
43
x
BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ..........................................................................
45
B. Saran ...................................................................................
45
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Kerangka Teori .......................................................................
25
Gambar 2.2 Kerangka Konsep ....................................................................
26
xii
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner .................................................................
32
Tabel 3.2 Definisi Operasional ................................................................
33
Tabel 4.1 Mean Dan Standar Deviasi........................................................
39
Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan ................................................................
40
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian Lampiran 2. Surat Permohonan Studi Pendahuluan Lampiran 3. Surat Balasan Dari Lahan Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas Lampiran 5. Surat Balasan Dari Lahan Lampiran 6. Surat Permohonan Ijn Penggunaan Lahan Lampiran 7. Surat Balasan Dari Lahan Lampiran 8. Lembar Permohonan Menjadi Responden Lampiran 9. Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 10. Kuesioner Penelitian Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner Penelitian Lampiran 12. Kuesioner Validitas Lampiran 13. Kunci Jawaban Kuesioner Validitas Lampiran 14. Tabulasi Kuesioner Validitas Lampiran 15. Tabulasi Hasil Penelitian Lampiran 16. Hasil Uji Validitas Lampiran 17. Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 18. Hasil Penelitian Lampiran 19. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Kesehatan reproduksi remaja tidak lepas dari kesehatan dibidang kebidanan dan kandungan. Hingga saat ini masih banyak dijumpai penyakit infeksi yang mengganggu alat reproduksi wanita. Di Indonesia saat ini belum ada data nasional yang bisa digunakan sebagai petunjuk status kesehatan reproduksi remaja. Beberapa penelitan menunjukkan bahwa remaja Indonesia beresiko untuk terkena infeksi PMS/AIDS (Penyakit Menular Seksual/ Acquired Immuno Deficiency Syndrome). Survey surveilens perilaku yang diadakan oleh Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia (PPK-UI) menunjukkan bahwa 2,8% pelajar SMA wanita dan 7% pelajar SMA pria melaporkan adanya gejala PMS (Utomo dalam Alfiana, 2008). Salah satu masalah kesehatan reproduksi remaja khususnya wanita yang sering dikeluhkan adalah keputihan. Seringkali keputihan dapat mengganggu hingga menyebabkan ketidaknyamanan dalam melakukan aktivitas seharihari. Keputihan dapat merupakan suatu keadaan yang normal (fisiologis) atau sebagai tanda dari adanya suatu penyakit (patologis). Keputihan yang normal biasanya tidak berwarna (bening), tidak berbau, tidak berlebihan dan tidak menimbulkan keluhan. Sedangkan keputihan yang tidak normal biasanya berwarna kuning, hijau atau keabu-abuan, berbau amis atau busuk, jumlahnya banyak dan menimbulkan keluhan seperti gatal dan rasa terbakar pada daerah intim (Agustini dalam Qauliyah, 2007).
1
2
Data penelitian tentang kesehatan reproduksi wanita menunjukkan bahwa 75% wanita di dunia pernah menderita keputihan, minimal sekali umur hidup dan 45% diantaranya bisa mengalami keputihan sebanyak dua kali atau lebih. Di Indonesia, jumlah wanita yang mengalami keputihan ini sangat besar, yaitu 75 % wanita Indonesia pernah mengalami keputihan minimal satu kali dalam hidupnya (Aghe dalam Nurmah, 2011). Keputihan merupakan gejala yang sangat sering dialami oleh sebagian besar wanita. Gangguan ini merupakan masalah kedua sesudah gangguan haid. Keputihan seringkali tidak ditangani dengan serius oleh para remaja. Padahal, keputihan bisa jadi indikasi adanya penyakit. Pada umumnya, orang menganggap keputihan pada wanita sebagai hal yang normal. Pendapat ini tidak
sepenuhnya
benar,
karena
ada
berbagai
sebab
yang
dapat
mengakibatkan keputihan. Keputihan yang normal memang merupakan hal yang wajar, keputihan yang tidak normal dapat menjadi petunjuk adanya penyakit yang harus diobati (Grahacendikia, 2009). Keputihan tidak hanya bisa mengakibatkan infertilitas, keputihan juga bisa merupakan gejala awal dari kanker leher rahim, yang bisa berujung pada kematian. Bila tidak diatasi, keputihan juga dapat menimbulkan masalah kesehatan yang lebih serius, seperti penyakit radang panggul (Pelvic Inflammatory Disease/ PID) (Agustini dalam Nurmah, 2011). Dari studi pendahuluan yang dilakukan di SMK Muhammadiyah 1 Sragen kepada 10 siswi, didapatkan 2 siswi mengatakan tidak pernah mengalami keputihan dan sebanyak 8 siswi mengatakan pernah mengalami keputihan dan
3
mereka
kurang
mengetahui
bagaimana
cara
penatalaksanaan
dan
pencegahannya. Adapun dari pertanyaan yang diajukan peneliti kepada siswi tentang pernah tidaknya diadakan penyuluhan mengenai keputihan, ternyata di SMK Muhammadiyah 1 Sragen belum pernah mendapatkan penyuluhan tentang keputihan, sedangkan dalam kurikulum pendidikan juga tidak pernah diajarkan pengetahuan mengenai keputihan, sehingga banyak siswi yang belum mengetahui tentang keputihan. Berdasarakan masalah tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas X Tentang Keputihan di SMK Muhammadiyah 1 Sragen Tahun 2012”.
B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas X Tentang Keputihan di SMK Muhammadiyah 1 Sragen Tahun 2012?”
C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang keputihan di SMK Muhammadiyah 1 Sragen Tahun 2012.
4
2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang keputihan di SMK Muhammadiyah 1 Sragen pada tingkat baik b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang keputihan di SMK Muhammadiyah 1 Sragen pada tingkat cukup c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang keputihan di SMK Muhammadiyah 1 Sragen pada tingkat kurang
D. MANFAAT PENELITIAN 1.
Bagi Ilmu Pengetahuan Memberikan sumbangan informasi untuk lebih mengembangkan ilmu pengetahuan terutama dibidang ilmu pengetahuan dan kandungan khususnya mengenai keputihan.
2.
Bagi diri sendiri a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang keputihan di SMK Muhammadiyah 1 Sragen b. Menambah pengalaman dalam melakukan penelitian c. Memperdalam pengetahuan tentang keputihan
3. Bagi Institusi a. Pihak Institusi Pendidikan Sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut mengenai penyebab maupun penanganan keputihan yang terjadi pada wanita.
5
b.
SMK Muhammadiyah 1 Sragen Untuk menambah ilmu pengetahuan tentang keputihan serta sebagai masukan dalam menentukan kebijakan dalam hal kesehatan reproduksi remaja.
E. KEASLIAN PENELITIAN Penelitian yang berhubungan dengan keputihan pernah dilakukan oleh : 1. Alfiana (2008) dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Keputihan Dengan Penanganan Keputihan Pada Siswi Ali Maksum Krapyak Yogyakarta”. Metode yang digunakan adalah Descriptif Correlation dengan pendekatan waktu secara Cross Sectional. Kesimpulan dari hasil penelitian adalah siswi yang mengetahui pengertian keputihan secara benar sebanyak 68%-100%, sedangkan siswi yang dapat menangani keputihan dengan benar sebanyak 55%-100%. 2. Handayani (2004) dengan judul “Tingkat Pengetahuan Siswi SMU Tentang Keputihan di SMU Negeri 2 Kebumen”. Metode yang digunakan adalah Deskriptif dengan pendekatan waktu secara Cross Sectional. Hasil penelitian yang diperoleh adalah siswi yang mempunyai tingkat pengetahuan tentang keputihan cukup baik yaitu sebanyak 8 orang (50,6%), tingkat pengetahuan tentang pengertian keputihan memiliki nilai yang cukup baik yaitu 125 orang (78,6%), tingkat pengetahuan siswi tentang tanda dan gejala keputihan memiliki nilai yang cukup yaitu 89 orang (55,6%), tingkat pengetahuan siswi tentang perawatan keputihan
6
memiliki nilai cukup baik yaitu 96 orang (60%), tingkat pengetahuan siswi tentang penatalaksanaan keputihan memiliki nilai baik yaitu 68 orang (42,5%). Perbedaaan penelitian tersebut di atas dengan penelitian yang dilakukan yaitu waktu, lokasi, responden, variabel, metode dan hasil. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang keputihan dengan kategori baik sebanyak 5 siswi (16,67%), kategori cukup sebanyak 20 siswi (66,66%), kategori kurang sebanyak 5 siswi (16,67%). Jadi, dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang keputihan di SMK Muhammadiyah 1 Sragen adalah cukup. Hal ini tidak hanya dipengaruhi oleh pengetahuan saja, melainkan pengalaman dan juga informasi.
F. SISTEMATIKA PENELITIAN Untuk memberikan gambaran secara singkat tentang penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, secara sistematis BAB I - BAB V dapat diuraikan sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN Merupakan gambaran tentang isi Karya Tulis Ilmiah secara keseluruhan. Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penelitian.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini berisi tentang teori dari masalah yang diteliti, yaitu pengetahuan, remaja dan keputihan, serta berisi tentang kerangka teori dan kerangka konsep penelitian.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Berisi tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi, sampel, teknik pengambilan sampel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, variabel penelitian, definisi operasional, metode pengolahan dan analisis data serta etika penelitian. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini berisi tentang gambaran umum daerah penelitian, hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian dan keterbatasan penelitian. BAB V
PENUTUP Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoadmodjo, 2007). b. Tingkatan pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan terdiri dari 6 tingkatan, yaitu : 1) Tahu (Know) diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. 2) Memahami (Comprehension) diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang suatu obyek yang diketahui dan menginterpretasikan materi tersebut secara benar. 3) Aplikasi (Application) adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.
8
9
4) Anlisis (Analysis) adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek dalam komponen-komponen tetapi masih dalam satu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5) Sintesis (Synthesis) adalah kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian ke dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. 6) Evaluasi (Evaluation), berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan menurut Notoatmodjo (2007), antara lain adalah : 1) Pendidikan Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. 2) Informasi atau media massa Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (Immediate Impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan
10
pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan - pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. 3) Sosial budaya dan ekonomi Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang - orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga
status
sosial
ekonomi
ini
akan
mempengaruhi
pengetahuan seseorang 4) Lingkungan Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu. 5) Pengalaman Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu.
11
6) Usia Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. d. Cara mengukur pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau melalui angket yang menanyakan tentang isi materi yang diukur dari subyek penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2007). Sebagian besar penelitian umumnya menggunakan kuesioner sebagai metode yang dipilih untuk mengumpulkan data. Kuesioner atau angket yang memang mempunyai banyak kebaikan sebagai instrumen pengumpul data. Untuk memperoleh kuesioner dengan hasil yang mantap yaitu dengan proses uji coba. Dalam uji coba, responden diberi kesempatan untuk memberikan saran-saran perbaikan bagi kuesioner yang diujicobakan tersebut (Arikunto, 2010).
2. Remaja a. Pengertian Remaja Secara Etimologi, remaja berarti “tumbuh menjadi dewasa”. Definisi remaja (Adolescence) menurut organisasi kesehatan dunia (WHO/World Health Organisation) adalah periode usia antara 10-19 tahun, sedangkan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menyebutkan
12
kaum muda (youth) untuk usia antara 15-24 tahun. Definisi ini kemudian disatukan dalam terminologi kaum muda (young people) yang mencakup usia 10-24 tahun (Kusmiran, 2011). Remaja adalah masa transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa, dimana terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapainya fertilitas dan terjadi perubahan-perubahan psikologik serta kognitif (Soetjiningsih, 2004). b. Batasan remaja Batasan remaja menurut WHO yang di kemukakan oleh Soetjiningsih (2004), dalam tumbuh kembangnya menuju dewasa, berdasarkan kematangan psikososial dan seksual, semua remaja akan melewati masa sebagai berikut : 1) Masa remaja awal / dini (Early Adolescence) umur 11–13 tahun 2) Masa remaja pertengahan (Middle Adolescence) umur 14 - 16 tahun 3) Masa remaja lanjut (Late Adolescence) umur 17–20 tahun Menurut
Widyastuti
dkk
(2009),
jika
dilihat
dari
ciri
perkembangannya, masa remaja dibagi menjadi tiga periode, yaitu : 1) Masa Remaja Awal (10-12 tahun), ciri khasnya adalah : a)
Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya
b) Tampak dan merasa ingin bebas c) Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir abstrak
13
2) Masa Remaja Tengah (13-15 tahun), ciri khasnya adalah : a) Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri b) Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis c) Timbulnya keinginan untuk kencan d) Punya rasa cinta yang mendalam e) Kemampuan berpikir abstrak (berkhayal) semakin berkembang f) Berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual 3)
Masa Remaja Akhir (16-19 tahun), ciri khasnya adalah : a) Pengungkapan kebebasan diri b) Dalam mencari teman sebaya lebih selektif c) Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya d) Dapat mewujudkan perasaan cinta e) Memiliki kemampuan berfikir abstrak
3. Keputihan a. Pengertian Keputihan Keputihan (Flour Albus) adalah cairan yang keluar berlebihan dari vagina bukan merupakan darah (Sibagariang dkk, 2010). Pengertian lain dari keputihan (Flour Albus) yaitu merupakan sekresi vagina tidak normal pada wanita (Joseph & Nugroho, 2010). Menurut Kusmiran (2011), keputihan adalah keluarnya cairan selain darah dari liang vagina
14
di luar kebiasaan, baik berbau maupun tidak berbau dan disertai rasa gatal setempat. b. Penyebab keputihan Kuncoro (2012) mengatakan, bahwa penyebab keputihan secara umum adalah : 1)
Sering memakai tissue saat membasuh bagian kewanitaan, setelah buang air kecil atau besar
2)
Memakai pakaian dalam yang ketat dari bahan sintetis
3) Memakai pantyliner (pembalut mini) dan jarang menggantinya 4) Membilas vagina dari arah yang salah, yaitu dari anus ke arah depan vagina 5) Sering bertukar celana dalam atau handuk dengan orang lain 6) Kebersihan vagina yang kurang terjaga 7) Kelelahan yang amat sangat 8) Mengalami stres 9) Tidak segera mengganti pembalut saat menstruasi 10) Memakai sembarang sabun untuk membasuh vagina 11) Tidak menjalani pola hidup sehat (makan tidak teratur, tidak pernah olahraga, kurang tidur) 12) Lingkungan sanitasi yang kotor 13) Sering mandi berendam dengan air hangat dan panas, jamur yang menyebabkan keputihan lebih mungkin tumbuh dikondisi hangat 14) Sering berganti pasangan dalam berhubungan seksual
15
15) Hormon yang tidak seimbang Menurut Camoki (2007), hal lain yang juga dapat menyebabkan keputihan yaitu atat kontrasepsi, rambut yang tidak sengaja masuk ke dalam vagina dan pemakaian antibiotik yang terlalu lama. c. Macam-macam keputihan Menurut Sibagariang (2010), keputihan dibagi menjadi 2, yaitu keputihan fisiologis dan keputihan patologis. 1) Keputihan fisiologis (normal) Keputihan fisiologis ini tidak berwarna atau jernih, tidak berbau dan tidak menyebabkan rasa gatal. Keputihan ini terdiri atas cairan yang kadang-kadang berupa mucus yang mengandung banyak epitel dengan leukosit yang jarang. Adapun hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya keputihan fisiologis antara lain : a)
Bayi yang baru lahir sampai umur 10 hari. Hal ini disebabkan oleh pengaruh Estrogen dari placenta terhadap uterus dan vagina janin.
b) Saat menarche, karena pengaruh Estrogen yang meningkat. c)
Rangsangan saat coitus, sehingga menjelang persetubuhan menghasilkan sekret. Hal ini disebabkan oleh adanya pelebaran pembuluh darah di vagina atau vulva, sekresi servik yang bertambah sehingga terjadi pengeluaran transudasi dari dinding vagina.
16
d) Saat masa ovulasi, karena adanya peningkatan produksi kelenjar - kelenjar pada mulut rahim. e)
Mucus servik yang padat pada masa kehamilan sehingga menutup lumen servik yang berfungsi mencegah kuman masuk ke rongga uterus. Camoki (2007) mengemukakan bahwa penyebab keputihan
fisiologis antara lain adalah saat menjelang menstruasi atau setelah menstruasi dan stres (baik fisik maupun psikologis). 2) Keputihan patologis (tidak normal) Pada keputihan patologis, cairan yang keluar mengandung banyak leukosit. Gejala yang muncul pada keputihan patologis antara
lain berubahnya cairan yang berwarna jernih menjadi
kekuningan sampai kehijauan, jumlahnya berlebihan, kental, berbau tak sedap, terasa gatal atau panas dan menimbulkan luka di daerah mulut vagina. Penyebab terjadinya keputihan patologis yang dikemukakan oleh Sibagariang dkk (2010), antara lain adalah : a) Infeksi Tubuh akan memberikan reaksi terhadap mikroorganisme yang masuk dengan serangkaian reaksi radang. Penyebab infeksi, yaitu :
17
(1) Jamur Jamur yang sering menyebabkan keputihan adalah Candida Albican. Penyakit ini disebut juga Kandidiasis Genetalia. Gejalanya adalah rasa gatal atau panas pada alat kelamin, keluarnya lendir yang kental, putih dan bergumpal seperti tepung. (2) Bakteri (a) Gonokokus Penyakit ini disebut Gonorrhoe, penyebabnya adalah bakteri Neisseria Gonorrhoe, biasanya terjadi akibat hubungan seksual. Gejalanya adalah keputihan yang berwarna kekuningan atau
nanah, rasa sakit saat
berkemih maupun senggama. (b) Chlamydia Trakomatis Kuman ini sering menjadi penyebab penyakit mata Trakoma dan menjadi Penyakit Menular Seksual (PMS). Selain itu juga menyebabkan penyakit radang pelvic. Gejala utamanya adalah Servisitis pada wanita dan Uteritis pada pria. (c) Grandnerella Menyebabkan peradangan vagina tidak spesifik. Gejala klinis yang dijumpai adalah keputihan yang berlebihan
18
dan berbau disertai rasa tidak nyaman di perut bagian bawah. (d) Triponema Pallidum Menyebabkan
penyakit
kelamin
Sifilis,
ditandai
KondilomataI (kutil kecil) pada vulva dan vagina. (e) Parasit Parasit yang paling sering menyebabkan keputihan adalah Trichomonas Vaginalis, menular melalui coitus. Gajala yang ditimbulkan adalah keputihan yang encer sampai kental, berwarna kekuningan dan agak bau serta terasa gatal dan panas. (f) Virus Sering disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV) dan Herpes Simplek. HPV sering ditandai dengan Kondiloma Akuminata, cairan berbau, tanpa rasa gatal. b) Kelainan alat kelamin yang didapat atau bawaan. Adanya fistel vesikovaginalis (lubang kecil dari kandung kemih) atau rektovaginalis akibat cacat bawaan, cidera persalinan dan radiasi kanker itu sendiri. c) Benda asing Kondom yang tertinggal dan pesarium untuk penderita hernia atau prolaps uteri (turunnya rahim) dapat merangsang sekret vagina berlebihan.
19
d) Neoplasma jinak Berbagai tumor jinak yang tumbuh ke dalam lumen akan mudah mengalami peradangan sehingga menimbulkan keputihan. e) Kanker Keputihan yang ditemukan pada tumor ganas atau jinak, jika sudah masuk ke saluran alat genetalia maka sel akan tumbuh sangat cepat secara abnormal dan mudah rusak sehingga terjadi pembusukan dan perdarahan. Gajala yang timbul adalah cairan yang banyak, berbau busuk disertai darah tak segar. d. Penatalaksanaan keputihan Menurut Sibagariang dkk (2010), penatalaksanaan keputihan tergantung dari penyebab infeksi seperti jamur, bakteri atau parasit. Umumnya diberikan obat-obatan untuk mengatasi keluhan dan menghentikan proses infeksi sesuai penyebabnya. Obat-obatan yang digunakan dalam mengatasi keputihan biasanya berasal dari golongan flunazol untuk mengatasi infeksi candida dan golongan metronidazol untuk mengatasi infeksi bakteri dan parasit. Sediaan obat dapat berupa sediaan oral (tablet, kapsul), topical seperti krem yang dioleskan dan uvula yang dimasukkan langsung ke dalam liang vagina.
20
Hal lain yang perlu dilakukan untuk mengatasi keputihan yang dikemukakan oleh Siti dalam Bayu (2012), yaitu : 1. Kebersihan daerah vagina perlu diperhatikan. Kebiasaan membersihkan daerah vital ini setelah buang air kecil atau buang air besar harus benar. Cara bilas yang aman adalah mengalirkan air dari depan ke arah belakang. Demikian pula saat mengeringkannya, bila arah ini salah maka kuman dari daerah anus dapat mencemari sekitar vagina yang lebih sensitif untuk mengalami infeksi. 2. Sebaiknya gunakan pakaian dalam dari katun. keputihan atau dampak keputihan sering terjadi bersamaan dengan reaksi alergi pada daerah genital terhadap bahan sintetis dari pakaian dalam atau pembalut wanita. 3. Hindari pula penggunaan celana panjang yang ketat dan tebal seperti jeans terus-menerus, karena dapat mengganggu sirkulasi atau peredaran darah, sehingga menimbulkan sekret berlebihan. 4. Jangan merutinkan penggunaan cairan pencuci (douche) vagina, deodoran vagina, dan menyabuni daerah kemaluan berlebihan sehingga kelembaban daerah tersebut terganggu. e. Pencegahan keputihan Menurut Sibagariang dkk (2010), selalu menjaga kebersihan daerah intim merupakan tindakan pencegahan terjadinya keputihan, selain itu untuk mencegah berulangnya keputihan yaitu dengan :
21
1) Pola hidup sehat yaitu diet seimbang, olah raga rutin, istiraht cukup, hindari rokok dan alkohol serta hindari stres berkepanjangan. 2) Setia kepada pasangan. Hindari promiskuitas atau gunakan kondom untuk mencegah penularan PMS (Penyakit Menular Seksual). 3) Gunakan celana dengan bahan yang menyerap keringat. Hindari pemakaian celana terlalu ketat unutuk menghindari peningkatan kelembaban dan iritasi. 4) Biasakan untuk mengganti pembalut ataupun pantyliner pada waktunya untuk mencegah bakteri berkembang biak. 5) Biasakan membasuh dengan cara yang benar tiap kali buang air yaitu dari arah depan ke belakang. 6) Pengggunaan cairan pembersih vagina sebaiknya tidak berlebihan karena dapat mematikan flora normal vagina. 7) Hindari penggunaan bedak talcum, tissue atau sabun dengan pewangi pada daerah vagina karena dapt menyebabkan iritasi. f. Dampak keputihan Agustini dalam Qauliyah (2007), mengemukakan bahwa keputihan yang tidak segera diatasi dapat menimbulkan masalah kesehatan yang lebih serius seperti infertilitas atau masalah kesuburan, penyakit radang panggul / PID (Pelvic Inflammatory Disease). Menurut Iskandar dalam Ave (2008), keputihan yang dibiarkan bisa menyebabkan kemandulan bahkan bisa berakibat kematian. Kematian
22
tersebut disebabkan karena kehamilan di luar kandungan, sehingga terjadi perdarahan dan berujung pada kematian. Dampak keputihan secara kejiwaan mengakibatkan rasa cemas yang muncul karena adanya perasaan takut atau khawatir jika terkena penyakit, sehingga cenderung berusaha untuk menarik diri dari pergaulan (Sianturi, 2001). Akibat lain yang sering ditimbulkan karena keputihan adalah sebagai berikut : 1) Gangguan psikologis Respon psikologis seseorang terhadap keputihan akan menimbulkan kecemasan yang berlebihan dan membuat seseorang merasa kotor serta tidak percaya diri dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. 2) Infeksi alat-alat genital a) Vulvitis Sebagian besar dengan gejala keputihan dan tanda infeksi local. Penyebab secara umum adalah jamur. Vulvitis adalah infeksi kulit berambut dan infeksi kelenjar Bartholini. Infeksi kulit berambut terjadi perubahan warna, membengkak, rasa nyeri, kadang-kadang tampak
bernanah
dan
menimbulkan
kesukaran
bergerak.
Sedangkan infeksi kelenjar Bartholini terletak di bagian bawah vulva, warna kulit berubah, membengkak, terjadi penimbunan nanah di dalam kelenjar, penderita sukar untuk berjalan dan duduk karena sakit.
23
b) Vaginitis Vaginitis merupakan infeksi pada vagina yang disebakan oleh berbagai bakteri dan jamur. Infeksi ini sebagian besar terjadi karena hubungan seksual. Tipe Vaginitis yang sering dijumpai adalah Vaginitis Candidiasis dan Trikomonas Vaginalis. Vaginitis Candidiasis merupakan keputihan yang bergumpal, terasa sangat gatal dan mengganggu. Pada dinding vagina sering dijumpai membrane putih yang bila dihapuskan dapat menimbulkan perdarahan.
Sedangkan
Vaginitis
Trikomonalis
merupakan
keputihan yang encer sampai kental, kekuningan, gatal dan terasa membakar dan berbau. c) Servisitis Servisitis merupakan infeksi dari serviks uteri. Infeksi serviks sering terjadi karena luka kecil bekas persalinan yang tidak dirawat dan infeksi karena berhubungan seksual. Keluhan yang dirasakan terdapat keputihan dan munngkin terjadi kontak bleeding saat berhubungan seksual. d) Penyakit radang panggul (Pelvic Inflammatory Disease) PID merupakan infeksi alat genital bagian atas wanita, terjadi akibat hubungan seksual. Penyakit ini dapat bersifat akut atau menahun atau akhirnya akan menimbulkan berbagai penyulit yang
berakhir
dengan
terjadinya
perlekatan
sehingga
menyebabkan kemandulan. Tanda-tandanya yaitu nyeri yang
24
menusuk di bagian bawah perut, mengeluarkan keputihan dan bercampur darah, suhu tubuh meningkat, nadi meningkat dan pernafasan bertambah serta tekanan darah dalam batas normal.
25
B. KERANGKA TEORI
Pengetahuan
Remaja
Keputihan :
a. Pengertian b. Penyebab c. Macam d. Penatalaksanaan Faktor-faktor
e. Pencegahan
yang
f. Dampak
mempengaruhi pengetahuan : a. Pendidikan b. Informasi / media massa c. Sosial budaya dan ekonomi d. Lingkungn e. Pengalaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber : Notoatmodjo (2010)
26
C. KERANGKA KONSEP PENELITIAN
Baik Tingkat Pengetahuan Cukup
Siswi Tentang
Kurang
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan : a. Pendidikan b. Informasi/media massa c. Sosial budaya dan ekonomi d. Lingkungn e. Pengalaman f. Usia Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Keterangan : : Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
BAB III METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan metode Deskriptif Kuantitatif yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau diskripsi suatu keadaan secara objektif. Metode ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang (Notoatmodjo, 2010).
B. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN 1. Lokasi penelitian Lokasi penelitian adalah tempat atau lokasi penelitian tersebut akan dilakukan. Lokasi ini sekaligus membatasi ruang lingkup penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2010). Lokasi penelitian ini dilakukan di SMK Muhammadiyah 1 Sragen. 2. Waktu penelitian Waktu penelitian adalah waktu penelitian tersebut akan dilakukan (Notoatmodjo,2010). Waktu penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 Mei 2012.
27
28
C. POPULASI, SAMPEL DAN TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh
peneliti
dan
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah siswi kelas X di SMK Muhammadiyah 1 Sragen yang berjumlah 274 siswi. 2. Sampel Sampel adalah sebagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2010). Berdasarkan pertimbangan praktis dalam penentuan besar sampel yang dikemukakan oleh Saryono (2010), yang terkait dengan dana, sarana, tenaga dan waktu, dapat dilakukan dengan 2 pertimbangan, yaitu : a. Berdasarkan distribusi normal dengan Central Limit Theory, sampel besar dengan subyek yang diteliti ≥ 30 akan menghasilkan atau mendekati distribusi normal. b. Berdasarkan pertimbangan/pengalaman peneliti, penentuan sampel didasarakan pada persentase dari besarnya populasi. Sebagai contoh mengambil 5%, 10% atau 20% dari total populasi dengan pertimbangan biaya. Bila populasi kurang dari 100 sebaiknya diambil 50% dari
29
populasi, sedangkan populasi dengan jumlah ratusan diambil 10% sampai 30 Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan mengambil 10% dari jumlah populasi,yaitu sebanyak 27 siswi. Namun jumlah tersebut belum memenuhi jumlah minimal sampel untuk menghasilkan atau mendekati distribusi normal, sehingga dengan pertimbangan dana, sarana, tenaga dan waktu, maka peneliti memutuskan untuk mangambil jumlah sampel minimal agar dapat menghasilkan atau mendekati distribusi normal yaitu 30 siswi. 3. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah systematic random sampling, yaitu membagi jumlah atau anggota populasi dengan perkiraan jumlah sampel yang diinginkan. Hasil yang diperoleh adalah interval sampel (Notoatmodjo, 2010). Sampel diambil dengan membuat daftar anggota populasi secara acak antara 1 sampai dengan 274. Anggota sampel yang terkena sampel berdasarkan rumus sebagai berikut : N (jumlah populasi)
= 274 siswi
n (sampel)
= 30 (sampel yang diinginkan)
I (interval)
=N:n = 274 : 30 = 9,1
9
30
Pada penelitian ini hasil intervalnya adalah 9,1 dan peneliti membulatkan menjadi 9. Maka anggota populasi yang terkena sampel adalah setiap siswi yang mempunyai nomor absen dengan kelipatan 9, yaitu 9, 18, 27, 36 dan seterusnya, sampai mencapai jumlah sampel sebanyak 30 siswi.
D. INSTRUMENT PENELITIAN Alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah kuesioner yaitu daftar pernyataan yang sudah tersusun dengan baik, matang, dimana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu (Notoatmodjo, 2010). Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang keputihan, kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup dimana sudah terdapat jawabannya, sehingga responden tinggal memilih. Jenis pernyataan dalam kuesioner tersebut ialah favourable (+) yaitu pernyataan yang jawabannya benar, jika dijawab benar mendapatkan skor 1, jika dijawab salah mendapatkan skor 0 dan pernyataan un-favourable (-) yaitu pernyataan yang jawabannya salah, jika dijawab salah maka mendapatkan skor 1, jika dijawab benar mendapatkan skor 0. Pengisian kuesioner tersebut dengan memberi tanda centang (√) pada jawaban yang dianggap benar. Untuk mengetahui kualitas kuesioner tersebut, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas dengan karakteristik responden
31
yang sejenis di luar lokasi penelitian, yaitu pada siswi kelas X SMK Muhammadiyah 4 Sragen dengan 30 responden serta menggunakan 34 item pernyataan. 1. Kisi–kisi kuesioner.
Variabel penelitian Tingkat pengetahuan siswi tentang keputihan
a. b. c. d. e. f.
Tabel. 3.1. Kisi–kisi kuesioner No. soal Indikator F U Pengertian 1,2 3 Penyebab 4,5,8,10,12 6,7,9,11 13,14,16,17 15,18 Macam 23,25 Penatalaksanaan 19,20,21,22,24 26,29 Pencegahan 27,28 30,31,32, 33,34 Dampak
Jumlah item
Jumlah item 3 9 6 7 4 4 34
2. Uji validitas Menurut Arikunto (2006), validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya hendak diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus product moment. Instrumen dikatakan valid jika nilai rhitung> rtabel. Rumus product moment adalah:
rxy =
N . Sxy - (Sx)( Sy) {N Sx - (Sx ) }{N Sy 2 - (Sy ) } 2
2
2
Keterangan : N
: Jumlah responden
rxy : Koefisien korelasi product moment x
: Skor pertanyaan
32
y
: Skor total
xy
: Skor pertanyaan dikalikan skor total Nilai Rtabel dengan 30 responden, taraf signifikan 5% adalah 0,361,
sedangkan taraf signifikan 1% adalah 0,463. Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan dengan bantuan SPSS For Windows didapatkan hasil bahwa dari 34 item pernyataan, 6 diantaranya yaitu item pernyataan nomor 2, 7, 9, 10, 24 dan 31 menghasilkan taraf signifikan kurang dari 0,361 (5%) dan 0,463 (1%), maka keenam nomor tersebut dinyatakan tidak valid dan dihilangkan dari kuesioner. 3. Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensis, mengarahkan responden memilih jawaban tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2006). Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut: 2 k ìï å s i üï ri = í1 - 2 ý k - 1 ïî s t ïþ
Keterangan: ri
= Reliabilitas Instrument
33
k
= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2
2
= Jumlah varian butir = Varians total
Kuesioner dinyatakan reliabel bila nilai alpha cronbach’s > rkriteria (0,7) (Riwidikdo, 2009). Berdasarkan uji reliabilitas yang telah dilakukan pada 28 item pernyataan yang valid, nilai alpha cronbach yang didhasilkan adalah 0,845, dengan demikian 28 item pernyataan tersebut dikatakan reliabel karena 0,845 > 0,7.
E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari data primer dan data sekunder, yaitu : 1. Data primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian (Riwidikdo, 2009). Dalam penelitian ini, data primer diperoleh secara langsung dari jawaban atas pernyataan responden yang dituangkan ke dalam kuesioner. 2. Data sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung, data tersebut merupakan data yang sudah jadi dan dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersil
34
ataupun non komersil (Riwidikdo, 2009). Data sekunder dalam penelitian ini diambil dari bagian Tata Usaha (TU), yaitu data jumlah siswi yang ada di SMK Muhammadiyah 1 Sragen.
F. VARIABEL PENELITIAN Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal
yaitu
pengetahuan siswi tentang keputihan.
G. DEFINISI OPERASIONAL Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti (Notoatmodjo, 2010). Table 3.2. Definisi Operasional Skala Variabel Definisi Operasional Ukur Pengetahuan Kemampuan atau ordinal a. siswi pengetahuan dalam tentang menjawab keputihan pernyataan tentang b. pengertian, penyebab, macam, penatalaksanaan, c. pencegahan dan dampak keputihan pada kuesioner
Hasil Baik, bila nilai yang diperoleh (x) >mean + 1 SD Cukup, bila nilai mean ─ 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (x) <mean ─ 1 SD
35
H. METODE PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 1. Pengolahan Data Setelah pengumpulan data selesai, langkah selanjutnya adalah penggolahan data. Langkah-langkah pengolahan data menurut Notoatmodjo (2010), adalah sebagai berikut : a. Editing (Penyuntingan Data) Hasil angket atau pengamatan dari lapangan harus dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu.Secara umum editing adalah kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner tersebut. b. Coding Coding adalah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. c. Data Entry (Memasukan Data) atau Processing Data entry yaitu mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode atau kartu kode sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan. d. Tabulasi Tabulasi yaitu membuat tabel-tabel data sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peniliti.
36
2. Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat (Analisis Deskriptif) yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik
setiap
variabel
penelitian.
Pada
umumnya analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari setiap variabel (Notoatmodjo, 2010). Dari data tentang hasil pengukuran tingkat pengetahuan tersebut dapat dikategorikan dalam beberapa kategori, seperti baik, cukup dan kurang. Ketentuan tersebut menggunakan aturan normatif yang menggunakan rata-rata (mean) dan simpangan baku (standard deviation) (Riwidikdo, 2009). a. Baik, bila nilai responden yang diperoleh (x) >mean +1 SD b. Cukup, bila nilai mean – 1 SD
mean + 1 SD
c. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (x) <mean – 1 SD
I. ETIKA PENELITIAN Menurut Hidayat (2010), masalah etika dalam penelitian ini yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut: 1.
Informed consent Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden
penelitian
dengan
memberikan
lembar
37
persetujuan.Infomed consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian,
mengetahui dampaknya. Apabila responden
bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut. 2.
Anonimity (Tanpa Nama) Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
3.
Confidentiality (Kerahasiaan) Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalahmasalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM Penelitian ini dilakukan di SMK Muhammadiyah 1 Sragen yang terletak di Kecamatan Nglorog, Kabupaten Sragen. Sesuai sekolah pada umumnya SMK Muhammadiyah 1 Sragen mempunyai beberapa fungsi, yaitu tempat untuk menuntut ilmu yang diampu oleh guru-guru yang berkompeten dalam masingmasing mata pelajaran. Sekolah ini tidak hanya memberikan pelajaran umum saja, tetapi juga memberikan ilmu agama kepada siswa-siswinya. SMK Muhammadiyah 1 Sragen mempunyai 23 kelas yaitu kelas X yang terdiri dari 8 kelas dengan 5 jurusan, kelas XI terdiri dari 7 kelas dengan 4 jurusan dan kelas XII terdiri dari 8 kelas dengan 4 jurusan. Adapun jumlah siswa SMK Muhammadiyah 1 Sragen seluruhnya adalah 779 murid yang terdiri dari 755 siswi dan 24 siswa. Tiga puluh siswi kelas X diantaranya telah dijadikan sebagai sampel.
B. HASIL PENELITIAN Setelah dilakukan analisa data terhadap tingkat pengetahuan tentang keputihan pada siswi SMK Muhammadiyah 1 Sragen mendapatkan hasil mean 19,40 dan standar deviasi 3,51.
38
39
Variabel
Tabel 4.1 Mean dan Standar Deviasi Mean Standar Deviasi
Tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang keputihan
19,40
3,51
Sumber : data primer (2012) Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswi tentang keputihan, maka digunakan perhitungan sebagai berikut : a. Baik
: bila nilai responden yang diperoleh adalah ( x ) > mean + 1 SD. (x) > 19,40 + 1 x 3,51 (x) > 22,91
b. Cukup
: bila nilai responden yang diperoleh adalah mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD. 19,40 – 1 x 3,51≤ (x) ≤ 19,40 + 1 x 3,51 15,89 ≤ (x) ≤ 22,91
c. Kurang : bila nilai responden yang diperoleh adalah ( x ) < mean – 1 SD. (x) < 19,40 – 1 x 3,51 (x) < 15,89
40
Sehingga didapat hasil tingkat pengetahuan siswi tentang keputihan di SMK Muhammadiyah 1 Sragen dapat dilihat dalam tabel dibawah ini : Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Pengetahuan Frekuensi Baik 5 Cukup 20 Kurang 5 Jumlah 30 Sumber : data primer (2012) No. 1. 2. 3.
Prosentase 16,67% 66,66 % 16,67 % 100 %
Berdasarkan tabel diatas, Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas X Tentang Keputihan di SMK Muhammadiyah 1 Sragen dalam kategori baik sebanyak 5 siswi (16,67%), kategori cukup sebanyak 20 siswi (66,66%) dan kategori kurang sebanyak 5 siswi (16,67%).
C. PEMBAHASAN Data tentang hasil pengukuran tingkat pengetahuan dapat dikategorikan dalam beberapa kategori, seperti baik, cukup dan kurang. Ketentuan tersebut menggunakan aturan normatif yang menggunakan rata-rata (mean) dan simpangan baku (standard deviation) (Riwidikdo, 2009). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil mean 19,40 dan standar deviasi 3,51. Tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang keputihan dengan kategori baik sebanyak 5 siswi (16,67%), kategori cukup sebanyak 20 siswi (66,66%) dan kategori kurang sebanyak 5 siswi (16,675). Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswi dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 5 siswi (16,67%), 4 diantaranya mendapatkan skor 0 dalam menjawab pernyataan nomor 21, hanya 1 siswi yang mendapatkan skor 1.
41
Pernyataan ini membahas mengenai cara pencegahan keputihan dengan menggunakan cairan antiseptik setiap hari. Menurut sianturi (2001), pemakaian antiseptik cair untuk membersihkan vagina dicurigai tidak ada manfaatnya, sedangkan Sibagariang (2010), berpendapat bahwa pengggunaan cairan pembersih vagina sebaiknya tidak berlebihan karena dapat mematikan flora normal vagina. Bahkan perlu dilakukanan konsultasi medis terlebih dahulu sebelum menggunakan cairan pembersih vagina. Tingkat pengetahuan siswi dengan kategori cukup sebanyak 20 siswi (66,66%), dari jumlah siswi tersebut 15 siswi diantaranya mendapatkan skor 0 dalam menjawab pernyataan nomor 7 dan 21, sedangkan 5 siswi yang lain mendapatkan skor 1. Pada pernyataan nomor 7 membahas tentang penyebab keputihan, khusunya stress dan hormon yang tidak seimbang. Menurut Camoki (2007), keputihan non patologis (bukan penyakit) disebabkan oleh masa menjelang atau sesudah menstruasi, rangsangan seksual, saat wanita hamil karena perubahan estrogen dan stres baik fisik maupun psikologi. Farida (2002), mengemukakan bahwa hormon yang tidak seimbang merupakan gangguan hormonal yang mengakibatkan cairan vagina keluar secara berlebihan yang disebut keputihan. Biasanya keputihan akibat gangguan hormonal ini masih dalam taraf normal. Tingkat pengetahuan Siswi kelas X dengan kategori sebanyak 5 siswi (16,67%). Kelima siswi tersebut mendapatkan skor 0 dalam menjawab pernyataan nomor 12 yaitu membahas tentang macam-macam keputihan, khusunya gejala yang ditimbulkan. Menurut Sibagariang (2010), keputihan
42
dibagi menjadi 2, yaitu keputihan fisiologis (normal) dan keputihan patologis (tidak normal). Keputihan normal ditandai dengan gejala keluarnya keputihan yang tidak berwarna atau jernih, tidak berbau dan tidak menyebabkan rasa gatal. Keputihan tidak normal ditandai dengan keluarnya cairan yang berwarna jernih menjadi kekuningan sampai kehijauan, jumlahnya berlebihan, kental, berbau tak sedap, terasa gatal atau panas dan menimbulkan luka di daerah mulut vagina. Jadi berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang keputihan di SMK Muhammadiyah 1 Sragen adalah cukup. Hasil penelitian tentang pengetahuan siswi tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh pengetahuan saja, melainkan pengalaman dan juga informasi. Menurut Notoatmodjo (2007), sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Siswi-siswi tidak pernah mendapatkan penyuluhan tentang keputihan, sedangkan dalam kurikulum pendidikan juga tidak pernah diajarkan pengetahuan mengenai keputihan, sehingga banyak siswi yang belum mengetahui tentang keputihan. Notoatmodjo
(2007),
mengemukakan
bahwa
faktor-faktor
yang
mempengaruhi tingkat pengetahuan adalah pendidikan, informasi atau media massa, sosial budaya dan ekonomi, lingkungan, pengalaman dan usia. Pengetahuan tentang keputihan tentunya perlu diketahui oleh siswi, sebab dengan mengetahui tentang keputihan maka mereka dapat menangani keputihan yang seringkali dialami oleh wanita pada umunya.
43
Menurut Kusmiran (2011), keputihan merupakan keluarnya cairan selain darah dari liang vagina di luar kebiasaan, baik berbau maupun tidak berbau dan disertai rasa gatal setempat.
D. KETERBATASAN 1. Kendala Penelitian Kendala dalam penelitian ini adalah jarak antara institusi dengan tempat penelitian terlalu jauh, sehingga diperlukan banyak waktu untuk menempuh perjalanan. 2. Kelemahan/Keterbatasan a. Penelitian ini hanya mengambil sampel dari siswi kelas X saja, sehingga tidak dapat mewakili semua siswi SMK Muhammadiyah 1 Sragen. b. Pengumpulan data tingkat pengetahuan siswi tentang keputihan ini menggunakan kuesioner tertutup sehingga responden tidak dapat menjawab secara leluasa dan peneliti tidak dapat menggali pengetahuan responden secara mendalam. c. Variabel pada penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan siswi tentang keputihan saja tanpa adanya tindak lanjut.
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpukan bahwa : 1. Tingkat pengetahuan siswi SMK Muhammadiyah 1 Sragen dalam kategori baik sebanyak 5 siswi (16,67%). 2. Tingkat pengetahuan siswi SMK Muhammadiyah 1 Sragen dalam kategori cukup sebanyak 20 siswi (66,66%). 3. Tingkat pengetahuan siswi SMK Muhammadiyah 1 Sragen dalam kategori kurang sebanyak 5 siswi (16,67%).
B. SARAN 1. Bagi ilmu pengetahuan Diharapkan dapat
meningkatkan penyuluhan tentang kesehatan
reproduksi, terutama keputihan. 2. Bagi siswi Muhammadiyah 1 Sragen Perlu meningkatkan pengetahuan tentang keputihan yaitu dengan menanyakan pada sumber-sumber yang dapat dipercaya seperti tenaga kesehatan, guru atau membaca buku-buku tentang kesehatan reproduksi untuk mengetahui cara penanganan keputihan yang benar, maka
44
45
diharapkan tidak menimbulkan masalah yang lebih fatal, seperti menyebabkan kemandulan bahkan kematian 3. Bagi institusi a. Pihak institusi pendidikan Walaupun institusi pendidikan telah banyak memberikan informasi tentang kesehatan khususnya tentang keputihan, namun tuntutan zaman yang terus berkembang menyebabkan kebutuhan masyarakat akan
informasi
kesehatan harus
ditingkatkan yaitu
dengan
memberikan lebih banyak materi pada mahasiswanya. b. SMK Muhammadiyah 1 Sagen 1) Memasukkan materi tentang kesehatan reproduksi pada umunya, terlebih keputihan agar meningkatkan pengetahuan siswi. 2) Bekerja sama dengan tenaga kesehatan untuk memberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi kepada siswi SMK Muhammadiyah 1 Sragen. 4. Bagi peneliti selanjutnya a. Mengambil sampel seluruh siswi yang terdapat di lokasi penelitian, agar dapat memperoleh data yang benar-benar valid dan dapat mewakili populasi. b. Dalam melakukan pengumpulan data tentang tingkat pengetahuan menggunakan wawancara agar menghasilkan data yang lebih valid. c. Diharapkan untuk dapat melengkapi kekurangan dari Karya Tulis Ilmiah ini.