TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS X TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DI SMK NEGERI 4 SURAKARTA
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
Reni Retno Riana NIM B12149
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS X TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DI SMK NEGERI 4 SURAKARTA
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
Reni Retno Riana NIM B12149
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015 i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Tingat Pengetahuan Remaja Putri Kelas X Tentang Deteksi Dini Kanker Payudara di SMK Negeri 4 Surakarta”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu dra. Agnes Sri Harti,M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta 2. Ibu Retno Wulandari, S.ST, selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan Kusuma Husada Surakarta dan selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis 3. Bapak Suratno, S.Pd., M.Pd , selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 4 Surakarta, yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data dan penelitian 4. Siswi kelas X SMK Negeri 4 Surakarta yang bersedia menjadi responden 5. Seluruh dosen dan staff prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan 6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.Semoga Karya Tulis Ilmah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, 11 Juli 2015
Penulis
iv
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015 Reni Retno Riana B12149
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS X TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DI SMK NEGERI 4 SURAKARTA xi + 54 halaman + 22 lampiran + 6 tabel + 3 gambar ABSTRAK Latar Belakang :Di Indonesia, tiap tahun diperkirakan terdapat 100 penderita baru per 100.000 penduduk. Ini berarti dari jumlah 237 juta penduduk, ada sekitar 237.000 penderita kanker baru setiap tahunnya. Sedangkan berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007, kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh RS di Indonesia (16,85%), disusul kanker leher rahim (11,78%)(YKI, 2013). Sejumlah studi memperlihatkan bahwa deteksi dini kanker payudara dapat memberikan harapan hidup.Kanker payudara dapat ditemukan secara dini dengan pemeriksaan sadari, pemeriksaan klinik dan pemeriksaan mammografi.Deteksi dini dapat menekan angka kematian sebesar 25-30%. Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta pada kategori baik, cukup, kurang dan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Metode penelitian : Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif, lokasi dan waktu penelitian di SMK Negeri 4 Surakarta pada bulan Oktober 2014 sampai bulan Juni 2015, populasi 366 remaja putri, pengambilan sampel dengan menggunakan quota sampling sehingga yang diperoleh 79 remaja putri. Instrument penelitian menggunakan kuesioner, pengolahan data dengan bantuan SPSS for windows.Tehnik analisa univariat dengan distribusi frekuensi. Hasil penelitian : Dari hasil penelitian terhadap 79 Remaja Putri Tentang Deteksi Dini Kanker Payudara di SMK Negeri 4 Surakarta, nilai mean 22,43, standar deviasi 3,346 yang berpengetahuan baik 13 remaja putri (16,46%), berpengetahuan cukup 52remaja putri (65,82%), dan berpengetahuan kurang 14 remaja putri (17,72%). Adapun informasi yang didapatkan berupa dari media massa 16 responden (20,25%), guru 9 responden (11,39%), teman 12 responden (15,19%), buku 13 responden (16,46%). Kesimpulan : Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Deteksi Dini Kanker Payudara terbanyak pada kategori cukup yaitu 52 remaja putri (65,82%). Kata kunci : Pengetahuan, Remaja, Kanker Payudara. Kepustakaan : 26 literatur (tahun 2005-2015).
v
MOTTO
1. Sesungguhnya setiap kesulitan itu pasti disertai dengan kemudahan (QS. Al-Insyiroh : 6) 2. Optimis adalah kunci untuk mencapai sebuah kesuksesan 3. Jadikan setiap langkah kita sebagai ibadah maka Insyaallah, Allah akan memberikan kebarokahan.
PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan : 1. Bapakku tercinta Supriadi dan ibuku tercinta Suratni yang telah mendukung dan memberikan do’a disetiap langkahku serta selalu memberikan yang terbaik buatku 2. Kakakku tercinta Nita Nur Khasanah dan adikku tercinta Elok Setiowati dan Dimas Maulana Prasetyo yang telah memberikan support kepadaku 3. Buat dosen-dosen KH khususnya buat bu Retno dan Bu Annisaul, terimakasih telah membimbing saya dengan sabar dan teliti 4. Mas Nugroho Adi Sanjaya,S.Pd yang selama ini telah mendukung , memberikan semangat dan do’anya dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini 5. Teman-temanku tersayang Anna, Miranti, Nana, Mita, Putri, Suprihatin dan semua teman-temanku yang telah membantu dan memberikan support dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini 6. Almamater STIKes Kusuma Husada Surakarta tercinta.
vi
vii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................
iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................
iv
ABSTRAK ......................................................................................................
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................
vi
CURICULUM VITAE ...................................................................................
vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .....................................................................................
1
B. Perumusan Masalah .............................................................................
3
C. Tujuan Penelitian .................................................................................
4
D. Manfaat Penelitian ...............................................................................
4
E. Keaslian Penelitian ...............................................................................
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ......................................................................................
7
B. Kerangka Teori.....................................................................................
30
C. Kerangka Konsep .................................................................................
31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ...........................................................
32
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...............................................................
32
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ............................
33
D. Variabel Penelitian ...............................................................................
35
E. Definisi Operasional.............................................................................
35
F. Instrumen Penelitian.............................................................................
36
viii
G. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................
39
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................................
40
I. Etika Penelitian ....................................................................................
42
J. Jadwal Penelitian..................................................................................
43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a. Gambaran Umum Tempat Penelitian b. Hasil Penelitian c. Pembahasan DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1Langkah-langkah SADARI ...............................................................
23
Tabel 3.1 Definisi operasional tingkat pengetahuan deteksi dini kanker Payudara .......................................................................................
35
Tabel 3.2 Kisi-kisi kuesioner ...........................................................................
37
Tabel 4.1 Distribusi responden berdasarkan informasi .................................
45
Tabel 4.2 Nilai mean, standart deviasi, minimum dan maximum ................
45
Tabel 4.3 Tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kankerpayudara di SMK Negeri 4 Surakarta ............................................
x
46
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Anatomi payudara wanita ..........................................................
18
Gambar 2.6 Kerangka Teori ..........................................................................
30
Gambar 2.7 Kerangka Kosep ........................................................................
31
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 7. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden Lampiran 9. Surat Persetujuan Responden (Informed Consent) Lampiran 10. Kuesioner Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 11.Pedoman Penskoran Lampiran 12. Data Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 13. Data Hasil Uji Validitas Lampiran 14. Data Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 15. Kuesioner Penelitian Lampiran 16. Pedoman Penskoran Lampiran 17. Data Tabulasi Hasil Penelitian Lampiran 18.Distribusi Responden Berdasarkan Informasi Lampiran 19. Tabel Nilai r Product Moment Lampiran 20. Perhitungan Prosentase Lampiran 21.Dokumentasi Penelitian Lampiran 22. Lembar konsultasi
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Setiap 11 menit ada 1 orang penduduk dunia yang meninggal karena kanker, setiap 3 menit ada 1 penderita kanker baru (Rasjidi, 2009). Di Indonesia, tiap tahun diperkirakan terdapat 100 penderita baru per 100.000 penduduk. Ini berarti dari jumlah 237 juta penduduk, ada sekitar 237.000 penderita kanker baru setiap tahunnya. Sedangkan berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007, kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh RS di Indonesia (16,85%), disusul kanker leher rahim (11,78%) (YKI, 2013). Menurut Prof. Dr. dr. Sarjadi, Sp.PA, salah satu dosen Fakultas Kedokteran Undip yang juga merupakan pakar peneliti penyakit kanker, ada 150-160 orang penderita baru penyakit kanker di Jawa Tengah dari setiap 100.000 penduduk yang ada setiap tahunnya, dan yang telah tertangani secara medis hanya sekitar 25% dari jumlah keseluruhan. Kanker payudara merupakan penyakit yang paling ditakuti oleh kaum wanita, yang bersumber dari sel-sel dalam jaringan payudara yang berkembang dalam keadaan tidak terkendali. Menurut Shadine (2012) kanker payudara atau istilah medisnya carsinoma mammae adalah penyebab utama kematian wanita berusia 40-45 tahun, serta penyebab terbesar kedua kematian
1
2
wanita setelah kanker paru. Laporan WHO tahun 2005, jumlah perempuan penderita kanker payudara mencapai 1.150.000 orang 700.000 diantaranya tinggal di negara berkembang, termasuk Indonesia. Berdasarkan data Globocan, Internasional Agency for research on cancer (IARC) (2002), didapatkan insiden kanker payudara di Indonesia sebesar 26 per 100.000 perempuan (Olfah, dkk, 2013). Menurut WHO (World Health Organization), setiap tahun terdapat 7 juta penderita kanker payudara dan 5 juta orang meninggal karena kanker payudara. Data menunjukkan bahwa 78% kanker payudara terjadi pada wanita usia 50 tahun keatas, sedangkan 6% diantaranya kurang dari 40 tahun. Namun sekarang banyak juga wanita yang berusia di bawah 30 tahun terkena kanker payudara (Suryaningsih dan Bertania, 2009). Remaja Indonesia saat ini sedang mengalami perubahan yang sangat cepat dari masyarakat tradisional berubah menjadi modern sehingga merubah nilainilai, norma-norma dan gaya hidup mereka. Berbagai hal tersebut meningkatkan kerentanan remaja terhadap berbagai macam
penyakit.
Menurut Shadine (2012), resiko kanker payudara dapat meningkat dan dipengaruhi oleh gaya hidup yang tidak sehat, misalnya kurang berolahraga, merokok, mengkonsumsi alkohol, dan makan makanan yang berlemak. Sejumlah studi memperlihatkan bahwa deteksi dini kanker payudara dapat memberikan harapan hidup. Kanker payudara dapat ditemukan secara dini dengan
pemeriksaan
sadari,
pemeriksaan
klinik
dan
pemeriksaan
mammografi.Deteksi dini dapat menekan angka kematian sebesar 25-30%
3
(Nugroho, 2012). Maka sangatlah penting bagi remaja putri untuk mengetahui informasi tentang deteksi dini kanker payudara agar tidak terjadi keterlambatan pasien untuk datang ke dokter. Hasil studi pendahuluan pada tanggal 13 Oktober 2014, terdapat 412 remaja di SMK Negeri 4 Surakarta, 366 diantaranya adalah remaja putri. Setelah dilakukan tanya jawab kepada 15 remaja putri kelas X di SMK Negeri 4 Surakarta tentang deteksi dini kanker payudara sejumlah 5 pertanyaan didapatkan hasil, 2 remaja dapat menjawab 4 soal, 4 remaja dapat menjawab 3 soal, 4 remaja dapat menjawab 2 soal, dan 5 remaja dapat menjawab 1 soal (Data primer, 2014). Berdasarkan studi pendahuluan tersebut masih terdapat wanita yang belum memahami tentang deteksi dini kanker payudara. Penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Kelas X Tentang Deteksi Dini Kanker Payudara di SMK Negeri Surakarta”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta?”
4
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta pada kategori baik. b. Mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta pada kategori cukup. c. Mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta pada kategori kurang. d. Mengetahui faktor pendorong dan penghambat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Remaja Putri Diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan tentang deteksi dini kanker payudara. 2. Bagi Peneliti Mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari perkuliahan dan pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian.
5
3. Bagi Institusi Pendidikan a. Bagi SMK Negeri 4 Surakarta Diharapkan dapat menambah informasi dan pengetahuan tetang deteksi dini kanker payudara b. Bagi STIKes Kusuma Husada Surakarta Diharapkan dapat menjadi dokumen dan bahan bacaan serta menambah pengetahuan tentang deteksi dini kanker payudara.
E. Keaslian Penelitian Penelitian serupa pernah dilakukan oleh: 1. Dwi Wahyuni (2012) dari STIKes Kusuma Husada dengan judul “Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Kanker Payudara di Karang Taruna Dusun Tugu Desa Jatiwano Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar”. Jenis atau desain penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif, sampel yang digunakan adalah remaja putri, teknik pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh dan teknik analisis data menggunakan analisis univariate. Hasil penelitian ini tingkat pengetahuan tentang kanker payudara di Karang Taruna Dusun Tugu Desa Jatiwano Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar pada kategori baik 18,75%, kategori cukup 68,75%, dan kategori kurang 12,5%. 2. Nurhayati Yunus (2013) dari Universitas Negeri Gorontalo dengan judul “Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara di SMA N 9
6
Gorontalo”. Jenis atau desain penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif, sampel yang digunakan adalah remaja putri kelas X dan XI dan teknik analisis ata menggunakan univariate. Hasil penelitian ini Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara di SMA N 9 Gorontalo pada kategori baik 21,9%, kategori cukup 73,3%, dan kategori kurang 4,8%. 3. Susilowati (2013) dari STIKes Kusuma Husada dengan judul “Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (Wus) Tentang Deteksi Dini Kanker Payudara di Dusun Macanmati KecamatanGesi Kabupaten Sragen”. Jenis atau desain penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif, sampel yang digunakan adalah Wanita Usia Subur (WUS), teknik pengambilan sampel menggunakan simpel random sampling dan teknik analisis data menggunakan analisis univariate. Hasil penelitian ini Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (Wus) Tentang Deteksi Dini Kanker Payudara di Dusun Macanmati KecamatanGesi Kabupaten Sragen pada kategori baik 2,17%, kategori cukup 53,66%, dan kategori kurang 23,17%.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan pengindraan
terhadap suatu obyek tertentu.
Pengindraanterjadi melalui panca indra manusia, yakni
indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2010). b. Tingkat Pengetahuan Menurut
Notoatmodjo
(2010),
pengetahuan
yang
tercakup
dalam kawasan kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu : 1) Tahu (know) Tahu berarti
sebagai mengingat
suatu materi
yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang lebih spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsang yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
7
8
2) Memahami (comprehension) Memahami menjelaskan
diartikan obyek
sebagai
yang
dapat
suatu
kemampuan
diketahui
dan
untuk dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar.Orang telah faham terhadap obyek atau materi yang harus dapat dijelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari. 3) Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat juga diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam kontak situasi yang lain. 4) Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek kedalam komponen, tetapi masih didalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya antara yang lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
9
5) Sintesis (synthesis) Sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formasi baru dari formasi-formasi yang telah ada.Misalnya dapat menyusun, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusanrumusan yang telah ada. 6) Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau obyek, penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. c. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang antara lain: 1) Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi. Pada umumnya makin tinggi pendidikan
seseorang
(Wawan dan Dewi, 2010).
makin
mudah
menerima
informasi
10
2) Pengalaman Disini dikaitkan dengan umur dan pendidikan inividu, maksudnya adalah pendidikan yang tinggi maka pengalamannya akan luas, sedangkan semakin tua umur seseorang maka pengalamannya akan semakin banyak (Notoatmodjo, 2007). 3) Sosial ekonomi Lingkungan sosial akan mendukung tingginya pengetahuan seseorang, sedangkan ekonomi dikaitkan dengan pendidikan, ekonomi akan tinggi sehingga tingkat pengetahuan akan tinggi juga (Notoatmodjo, 2007). 4) Umur Menurut Huclok (1998) yang dikutip dalam Wawan dan Dewi (2010) semakin cukup umur, tingkat kamatangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. 5) Budaya Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang karena informasi yang baru akan disaring kira-kira sesuai tidak dengan budaya yang ada dan agama yang dianut (Notoatmodjo, 2007).
11
6) Lingkungan Menurut Ann. Mariner yang dikutip dari Nursalam (2003) lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok (Wawan dan Dewi, 2010). 7) Informasi Informasi
akan
memberi
pengaruh
pada
pengetahuan
seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang (Wied Hary A,1996 dalam Hendra AW, 2008) d. Cara Memperolah Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010), untuk mengetahui rasa ingin tahunya
manusia
menggunakan
berbagai
macam
cara
untuk
memperoleh kebenaran yaitu: 1) Cara Coba Salah (trial and error) Cara yang paling tradisional yang pernah digunakan oleh manusia dalam memperolah ilmu pengetahuan adalah melalui cara coba salah atau dengan kata lain “Trial and Error”. Cara ini merupakan
cara
yang
paling
tradisional,
yaitu
upaya
pemecahannya dilakukan dengan cara coba-coba, bila satu cara tidak berhasil dicoba cara lain.
12
2) Secara Kebetulan Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan. 3) Cara kekuasaan (otoritas) Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali
kebiasaan-
kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran
apakah
yang
dilakukan
tersebut
baik
atau
tidak.Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan secara turun temurun dari generasi
ke generasi berikutnya.Pengetahuan
diperolah berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin, agama maupun ahli ilmu pengetahuan. 4) Berdasarkan Pengalaman Pribadi Pengalaman adalah guru yang paling Bik, maksud pepatah ini bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Pengetahuan dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang
kembai
pengalaman
yang
diperoleh
memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.
dalam
13
5) Cara Akal Sehat Akal
sehat
atau
common
sense
kadang-kadang
dapat
menemukan teori atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan ini berkembang, para orang tua zaman dahulu agar anaknya mau menuruti
nasehat
orang tuanya, atau
agar anak disiplin
menggunakan cara hukuman fisik bila anaknya berbuat salah, misalnya dijewer telinganya atau dicubit. Ternyata cara mengukum anak ini sampai sekarang berkembang menjadi teori atau kebenaran. Bahwa hukuman adalah merupakan metode (meskipun bukan yang paling baik) bagi pendidikan anak. Pemberian hadiah dan hukuman (reward and punishment) merupakan cara yang masih dianut olah banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidkan. 6) Melalui jalan fikiran (Induksi dan Deduksi) Kebenaran pengetahuan dapat diperoleh manusia dengan menggunakan jalan fikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi yang merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan dan dicari hubungannya, sehingga dapat dibuat kesimpulan. e. Kriteria Tingkat Pengetahuan Menurut Arikunto (2006) yang dikutip oleh Wawan dan Dewi (2010) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan interprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :
14
1) Baik
: Hasil Prosentase 76%-100%
2) Cukup : Hasil Prosentase 56%-75% 3) Kurang: Hasil Prosentase >56%
2. Remaja a. Pengertian Remaja berasal dari kata adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin “adolescere” yang berarti tumbuh atau tumbuh ke arah kematangan. Kematangan yang dimaksud adalah bukan hanya kematangan fisik saja, tetapi juga kematangan sosial dan psikologis (Kumalasari dan Andhyantoro, 2012). Menurut WHO masa remaja merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, dimana pada masa itu terjadi pertumbuhan yang pesat termasuk fungsi reproduksi sehingga
memengaruhi
perkembangan,
baik
fisik,
terjadinya mental,
perubahan-perubahan maupun
peran
sosial
(Kumalasari dan Andhyantoro, 2012). b. Batasan usia remaja Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya setempat. Ditinjau dari bidang kesehatan WHO, masalah yang dirasakan paling mendesak berkaitan dengan masalah remaja adalah kehamilan dini. Berangkat dari masalah pokok ini, WHO menetapkan
15
batas
usia
10-20
tahun
sebagai
batasan
usia
remaja
(Kumalasari dan Andhyantoro, 2012). Definisi remaja yang digunakan oleh Departemen Kesehatan adalah mereka yang berusia 10-19 tahun dan belum kawin. Sementara itu, menurut BKKBN (2006) (Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak
Reproduksi)
batasan
usia
remaja
adalah
10-21
tahun
(Kumalasari dan Andhyantoro, 2012). c. Tahapan Perkembangan Remaja Menurut
Kumalasari
dan
Andhyantoro
(2012),
tahapan
perkembangan remaja berdasarkan umur ada 3, yaitu: 1) Masa remaja awal (10-12 tahun), dengan perkembangan sebagai berikut : a) Lebih dekat dengan teman sebaya b) Ingin bebas c) Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya d) Mulai berfikir abstrak. 2) Masa remaja tengah (13-15 tahun), dengan perkembangan sebagai berikut: a) Mencari identitas diri b) Timbul keinginan untuk berkencan c) Yang mempunyai rasa cinta yang mendalam d) Mengembangkan kemampuan berfikir abstrak e) Berkhayal aktivitas seks.
16
3) Remaja akhir (17-21 tahun), dengan perkembangan sebagai berikut: a) Pengungkapan kebebasan diri b) Lebih selektif dalam mencari teman sebaya c) Mempunyai citra tubuh (body image) terhadap dirinya sendiri d) Dapat mewujudkan rasa cinta. d. Perkembangan fisik pada remaja wanita Pada masa remaja, pertumbuhan fisik berlangsung sangat pesat.Dalam perkembangan seksualitas remaja, ditandai dengan dua ciri yaitu ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri seks sekunder. 1) Ciri-ciri seks primer Menurut Kumalasari dan Andhyantoro (2012), ciri-ciri seks primer yang dimaksud adalah yang berhubungan langsung dengan organ seks.Ciri-ciri seks primer pada remaja wanita sebagai tanda kematangan organ reproduksi adalah ditandai dengan datangnya menstruasi (menarche).Menstruasi adalah proses peluruhan lapisan dalam atau endometrium yang banyak mengandung pembuluh darah dari uterus melalui vagina. Hal ini berlangsung terus sampai menjelang masa menopause yaitu ketika seorang berumur sekitar 40-50 tahun. 2) Ciri-ciri seks sekunder Menurut Kumalasari dan Andhyantoro (2012), ciri-ciri seks sekunder pada remaja wanita adalah sebagai berikut:
17
a) Lengan dan tungkai kaki bertambah panjang, tangan dan kaki bertambah besar. b) Pinggul lebar, bulat dan membesar. c) Tumbuh bulu-bulu halus disekitar ketiak dan vagina. d) Tulang-tulang wajah mulai memanjang dan membesar. e) Pertumbuhan payudara, puting susu membesar dan menonjol, serta berkembangnya kelenjar susu, payudara menjadi lebih besar dan lebih bulat. f) Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat, lubang poripori bertambah besar, kelenjar lemak dan kelenjar keringat lebih aktif lagi. g) Otot semakin besar dan semakin kuat, terutama pada pertengahan dan menjelang akhir masa puber, sehingga memberikan bentuk pada bahu,lengan dan tungkai. h) Suara menjadi lebih penuh dan semakin merdu.
3. Payudara Payudara adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit dan di atas otot dada di daerah pectoral. Terdiri dari massa payudara yang sebagian besar mengandung jaringan lemak, berlobus-lobus (20-40 lobus), tiap lobus terdiri dari 10-100 alveoli, yang di bawah pengaruh hormon prolaktin memproduksi air susu. Dari lobus-lobus, air susu dialirkan melalui duktus yang bermuara didaerah papila/putting (Nugroho, 2012).
18
Fungsi utama payudara adalah laktasi, dipengaruhi hormon prolaktin dan oksitosin pasca persalinan (Nugroho, 2012). Berikut ini adalah gambar anatomi payudara :
Gambar 2.1 Anatomi payudara wanita
4. Kanker Payudara a. Pengertian Kanker payudara adalah tumor ganas pada payudara atau salah satu payudara, kanker payudara juga merupakan benjolan atau massa tunggal yang sering terdapat didaerah kuadran atas bagian luar, benjolan ini keras dan bentuknya tidak beraturan dan dapat digerakkan. Menurut
Shadine
(2012),
kanker
payudara
merupakan
pertumbuhan serta perkembangbiakan sel abnormal yang muncul pada jaringan payudara. Satu kelompok sel akan membelah secara cepat dan membentuk benjolan atau massa jaringan eksterna dan kemudian akan menyebar dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain (metastases).
19
b. Faktor resiko terkena kanker payudara Menurut Price dan Wilson (2006) yang dikutip oleh Olfah,dkk (2013) terdapat beberapa faktor yang berkaitan dengan payudara: 1) Usia Wanita
yang
berumur
lebih
dari
30
tahun
mempunyai
kemungkinan yang lebih besar untuk mendapatkan kanker payudara dan resiko ini akan bertambah sampai umur 50 tahun dan satelah menopouse. 2) Lokasi geografis dan ras Eropa barat dan Amerika utara beresiko terkena kanker payudara lebih dari 6-10 kali keturunan Amerika utara dan perempuan Afrika-Amerika sebelum usia 40 tahun. 3) Status perkawinan Perempuan tidak menikah 50% lebih sering terkena kanker payudara. 4) Paritas Wanita yang melahirkan anak pertama setelah usia 30 tahun atau belum pernah melahirkan memiliki resiko lebih besar daripada yang melahirkan anak pertama di usia belasan tahun. 5) Riwayat menstruasi Wanita yang mengalami menstruasi pertama (menarche) pada usia kurang dari 12 tahun mamiliki resiko 1,7 hingga 3,4 kali lebih besar daripada wanita dengan menarche yang datang pada usia
20
lebih dari 12 tahun. Wanita dengan menopouse terlambat yaitu pada usia lebih dari 50 tahun memiliki resiko 2,5 hingga 5 kali lipat lebih tinggi. 6) Riwayat keluarga Wanita yang memiliki riwayat dengan kanker payudara beresiko 23 kali lebih besar, sedangkan apabila yang terkena bukan saudara perempuan maka resiko menjadi 6 kali lebih tinggi. 7) Bentuk tubuh Obesitas atau setiap penambahan 10 kg maka 80% lebih besar terkena kanker payudara. 8) Penyakit payudara lain Wanita yang mengalami hiperplasi duktus dan lobules dengan atipia memiliki resiko 8 kali lebih besar terkena kanker payudara. 9) Terpajan radiasi Peningkatan resiko untuk setiap radiasi pada perempuan muda dan anak-anak bermanifestasi setelah usia 30 tahun. 10) Kanker primer kedua Dengan kanker ovarium primer, resiko kanker payudara 3-4 kali lebih besar.Dengan kanker endometrium primer resiko kanker payudara 2 kali lebih besar.Dengan kanker colorectal resiko kanker payudara 2 kali lebih besar.
21
c. Tanda dan gejala kanker payudara Menurut Romauli dan Vindari (2012) Pada tahap awal tidak terdapat tanda dan gejala yang khas. Tanda dan gejala dapat terlihat pada tahap lanjut antara lain : 1) Adanya benjolan di payudara 2) Adanya borok atau luka yang tidak kunjung sembuh 3) Keluar cairan yang tidak normal dari puting susu, cairan dapat berupa nanah, darah, cairan encer atau keluar air susu pada wanita yang tidak hamil dan menyusui 4) Perubahan bentuk dan besarnya payudara 5) Kulit puting susu dan areola melekuk kedalam atau berkerut 6) Nyeri di payudara.
5. Deteksi Dini Kanker Payudara a. Pengertian Deteksi dini adalah usaha untuk mengidentifikasi penyakit atau kelainan yang secara klinis belum jelas dengan menggunakan test, pemeriksaan atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara cepat untuk membedakan orang-orang yang kelihatannya sehat, benar-benar sehat dengan tampak sehat tetapi sesungguhnya menderita kelainan (Rasjidi, 2009).
22
Jadi,
deteksi
dini
kanker
payudara
adalah
usaha
untuk
mengidentifikasi penyakit payudara secara dini dengan menggunakan test, pemeriksaan atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara cepat. b. Tujuan Tujuan utama deteksi dini kanker payudara adalah menemukan kanker secara dini sehingga penanganannya
bisa lebih baik dan optimal
(Soepachman, 2011). c. Macam-macam deteksi dini kanker payudara 1) Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) atau breast self examination a) Pengertian SADARI adalah pemeriksaan payudara sendiri yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kanker dalam payudara. (Olfah,dkk, 2013). b) Tujuan Tujuan
dari
SADARI
adalah
dapat
mendeteksi
ketidaknormalan atau perubahan yang terjadi pada payudara (Romauli dan Vindari, 2012). c) Waktu SADARI Pemeriksaan SADARI sebaiknya dilakukan pada saat menstruasi, pada hari ke tujuh sampai hari kesepuluh setelah hari pertama haid. Lakukan secara rutin dan sebaiknya wanita
23
usia 20 tahun atau lebih melakukan SADARI. Pada wanita muda (pubertas), sedikit sulit karena payudara pada wanita pubertas masih berserabut (fibrous)(Olfah,dkk, 2013). Menurut Romauli
dan Vindari (2012) pemeriksaan
payudara sendiri sebaiknya dilakukan pada saat: (1) Hari pertama setelah haid, saat payudara mengendor, sehingga jika ada benjolan dapat diraba dengan mudah. (2) Jika wanita sudah tidak lagi mendapat haid, sebaiknya menentukan satu hari tertentu untuk pemeriksaan, misalnya setiap tanggal satu setiap bulan. (3) SADARI juga harus dilakukan pada wanita hamil dan wanita yang telah mengalami rekontruksi payudara. d) Langkah-langkah pemeriksaan SADARI Tabel 2.1 Langkah-langkah SADARI No
Gambar
Keterangan
1.
Posisi berdiri di depan cermin, kedua lengan lurus ke bawah di samping badan. Melihat perubahan bentuk dan besarnya payudara, perubahan puting susu, serta kulit payudara di depan kaca.
2.
Posisi berdiri di depan cermin, kedua tangan diangkat keatas kepala. Melihat retraksi kulit perlekatan tumor terhadap otot atau fascia di bawahnya.
24
3.
Posisi berdiri di depan cermin dengan tangan di samping kanan dan kiri. Miringkan badan ke kanan dan kiri untuk melihat perubahan pada payudara.
4.
Kedua tangan di letakkan di pinggang (berkacak pinggang). Menegangkan otot-otot bagian dada dengan berkacak pinggang/tangan menekan panggul di maksudkan untuk menegangkan otot di daerah axilla.
5.
Posisi berbaring dengan membengkokkan kedua lutut dan letakkan bantal dibawah bahu untuk menaikkan bagian yang akan di periksa. Gunakan telapak jari-jari untuk memeriksa sembarang benjolan atau penebalan dengan menggunakan vertical strip dan circular yang dimulai dari payudara sebelah kanan.
6.
Pemeriksaan payudara dengan vertical strip. Memeriksa payudara dengan cara vertical, dari tulang selangka di bagian atas ke bra-line di bagian bawah, dan garis tengah antara kedua payudara ke garis tengah bagian ketiak. Gunakan tangan kiri untuk mengawali pijatan ketiak. Kemudian putar dan tekan kuat untuk merasakan benjolan. Gerakkan tangan perlahanlahan ke bawah bra-line, bergerak kurang lebih 2 cm ke kiri dan terus ke arah atas menuju tulang selangka dengan memutar dan menekan. Bergerak ke atas dan ke bawah mengikuti pijatan dan meliputi seluruh bagian yang ditunjuk.
25
7.
Memeriksa payudara dengan cara memutar. Berawal dari bagian atas payudara, buatlah putaran yang besar. Bergerak sekeliling payudara dengn memperhatikan benjolan. Buatlah sekurang-kurangnya tiga putaran kecil sampai ke puting payudara. Lakukan sebanyak dua kali. Sekali dengan tekanan ringan dan sekali dengan tekanan kuat, jangan lupa periksa bagian bawah areola mammae.
8.
Memeriksa cairan di puting payudara. Menggunakan kedua tangan kemudian tekan payudara untuk melihat adanya cairan abnormal dari puting payudara.
9.
Memeriksa ketiak, letakkan tangan kanan ke samping dan rasakan ketiak dengan teliti, apakah teraba benjolan abnormal atau tidak.
Sumber: Olfah,dkk (2013) 2) Mammografi a) Pengertian Mammografi adalah penciptaan gambar yang menggunakan sinar radiasi X-Ray berdosis rendah untuk memeriksa payudara.Mammografi adalah senjata paling efektif untuk mendeteksi kanker payudara secara dini (Romauli dan Vindari, 2012). b) Tujuan Tujuan mammografi adalah mendeteksi kanker payudara pada wanita yang tidak menunjukkan gejala (Soepachman, 2011).
26
c) Waktu mammografi Menurut Romauli
dan Vindari (2012) pemeriksaan
mammografi sebaiknya dilakukan pada wanita: (1) Usia diatas 35 tahun (2) Mempunyai kanker yang masih dalam stadium I dan II (3) Mempunyai keluhan sebagai berikut: (a) Benjolan pada payudara dan ketiak (b) Rasa tidak enak dan nyeri pada payudara (c) Puting susu mengeluarkan cairan atau berdarah (d) Ada kelainan pada kulit payudara menjadi seperti kulit jeruk (e) Puting susu tertarik kedalam. Mammografi tidak dapat dilakukan pada saat : (1) Menjelang menstruasi atau sedang menstruasi (2) Wanita hamil dan menyusui serta wanita yang sedang menjalani terapi hormon pengganti. 3) Ultrasonografi (USG) a) Pengertian Ultrasonografi (USG) adalah metode dignostik yang memiliki kelebihan
seperti
relatif
mudah
dilakukan
dan
relatif
murah.USG payudara terutama berperan pada payudara yang padat biasanya ditemui pada wanita muda yang kadang sulit dinilai pada mammografi (Romauli dan Vindari, 2012).
27
b) Tujuan Tujuan dari Ultrasonografi (USG) adalah untuk membedakan jenis benjolan atau tumor, apakah padat atau berupa kista dan untuk mengetahui adanya pembesaran kelenjar ketiak (Romauli dan Vindari, 2012). c) Waktu pemeriksaan Ultrasonografi (USG) Pemeriksaan USG lebih akurat jika digunakan oleh perempuan yang usianya kurang dari 40 tahun karena USG mengunakan gelombang suara dan wanita usia di bawah 40 tahun keadaan
payudaranya
masih
padat
dan
kencang
(Romauli dan Vindari, 2012). 4) Biopsi a) Pengertian Biopsi adalah pengambilan sedikit jaringan payudara yang memiliki kelainan untuk dilakukan pemeriksaan di bawah mikroskop (Romauli dan Vindari, 2012). b) Tujuan biopsi Untuk mengumpulkan sampel sel dari sebuah tumor sehingga bisa diperiksa dibawah mikroskop (Romauli dan Vindari,2012). c) Waktu pemeriksaan biopsi Biopsi akan dilakukan jika terdapat suatu gambaran pada payudara dari pemeriksaan mammografi atau USG yang mencurigakan (tidak normal) (Amiruddin, 2013).
28
5) Magnetic resonance imaging(MRI) a) Pengertian MRI adalah gambaran pencitraan bagian payudara dengan menggunakan daya magnet yang kuat mengelilingi bagian payudara tersebut (Wikipedia, 2014). b) Tujuan Tujuan dari MRI adalah sebagai metode skrining kanker payudara yang lebih sensitif karena menggunakan bidang magnet untuk memproduksi gambar dari payudara secara mendetail dan memberikontras yang sangat bagus untuk jaringan lunak (Wikipedia, 2014). c) Waktu pemeriksaan MRI Pemeriksaan MRI payudara biasanya dianjurkan pada wanita usia muda yang telah terbukti mengalami mutasi genetik (Situmorang, 2012). 6) Termografi a) Pengertian Termografi payudara adalah metode deteksi kanker payudara yang menggunakan scanner pemantau panas untuk mendeteksi variasi panas badan dijaringan payudara (Awan, 2009).
29
b) Tujuan Termografi bertujuan untuk mendeteksi kemungkinan akan adanya kanker payudara jauh lebih awal. Termografi bahkan bisa mendeteksi potensi adanya kankersebelum satu pun tumor terbentuk karena termografi dapat menggambarkan tahapan awal angiogenesis, yaitu formasi suatu penyaluran langsung darah ke sel kanker, yang merupakan langkah penting sebelum formasi tersebut berkembang tumbuh menjadi seukuran tumor (Awan, 2009). c) Waktu pemeriksaan termografi Termografi payudara dilakukan pada wanita yang berusia kurang dari 40 tahun, agar kanker payudara bisa terdeteksi lebih dini (Awan, 2009).
30
B. Kerangka Teori Kerangka teori tingkat pengetahuan remaja putri tentang deteksi dini kanker payudara ditunjukkan dalam skema berikut :
Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan 2. Tingkat Pengetahuan 3. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan 4. Cara Memperolah Pengetahuan 5. Kriteria Tingkat Pengetahuan
Remaja : 1. Pengertian Remaja 2. Batasan Usia Remaja 3. Tahapan Perkembangan Remaja 4. Perkembangan fisik pada remaja
Deteksi dini kanker payudara: 1. Pengertian kanker payudara 2. Faktor resiko kanker payudara 3. Tanda dan gejala kanker payudara 4. Pengertian deteksi dini kanker payudara 5. Tujuan deteksi dini kanker payudara 6. Macam-macam deteksi dini kanker payudara
Gambar 2.6 Kerangka Teori Sumber: Modifikasi Notoatmodjo (2010), Wawan dan Dewi (2010), Kumalasari dan Andhyantoro (2012), Olfah,dkk (2013), Romauli dan Vindari (2012)
31
C. Kerangka Konsep Penelitian kerangka konsep penelitian ini adalah sebagai berikut :
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan : 1. Informasi
Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Kelas X Tentang Deteksi Dini Kanker Payudara
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan: 1. Pendidikan 2. Pengalaman 3. Sosial ekonomi 4. Umur 5. Budaya 6. Lingkungan
Gambar 2.7 Kerangka Kosep
Keterangan : = Variabel yang diteliti = Variabel yang tidak diteliti
Baik
Cukup
Kurang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis
penelitian
yangdigunakan
adalahdeskriptif
kuantiatif.Menurut
Notoatmodjo (2007), deskriptif kuantitatifyaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi suatu keadaan secara objektif. Metode ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab
permasalahan
yang
sedang
dihadapi
pada
situasi
sekarang.Berdasarkan Setiawan dan Saryono (2011), deskriptif kuantitatif adalah deskriptif yang dalam mendeskripsikan penelitiannya menggunakan angka-angka dengan analisis univariat berupa presentase dan ukuran tendensi sentral seperti rerata, maupun standar deviasi, kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Penelitian ini mendeskripsikan tentang tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Lokasi penelitian adalah tempat atau lokasi penelitian tersebut dilakukan dan lokasi penelitian ini sekaligus membatasi ruang lingkup tersebut (Notoatmodjo,2010). Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah di SMK Negeri 4 Surakarta.
32
33
2. Waktu Waktu
adalah
waktu
penelitian
tersebut
akan
dilakukan
(Notoatmodjo,2010). Penelitian ini dilakukan pada tanggal13 Oktober 2014 sampai tanggal13 Juni 2015, dengan uraian sebagai berikut : a. Pengambilan data untuk penelitian dilakukan pada tanggal 13 Oktober 2014 b. Penelitian dilakukan pada tanggal 23 Mei 2015 c. Penyusunan Karya Tulis Ilmiah dilakukan pada tanggal 22 Desember 2014 – 13 Juni 2015.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Menurut Sugiyono (2014) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah remaja putri kelas X di SMK N 4 Surakarta yang berjumlah 366 remaja putri. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteritis yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2014). Sampel dalam penelitian ini adalah remaja putri kelas X di SMK Negeri 4 Surakarta dengan jumlah sampel ada 79 remaja putri.
34
Besarnya sampel dalam penelitian ini dihitung menggunakan rumus solvin sebagai berikut (Nursalam, 2013).
݊ ൌ
ே
ଵାሺேǤ మ ሻ
Keterangan : n
: Jumlah sampel
N
: Jumlah Populasi
e
: Standar error
݊ ൌ
݊ ൌ
݊ ൌ
ே
ଵାሺேǤ మ ሻ
ଷ
ଵାሺଷൈሺǡଵሻమ ሻ ଷ
ସǡ
݊ ൌ ͺǡͷͶͲ ݊ ൌ ͻ
3. Teknik pengambilan sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalahquota sampling yaitu pengambilan sampel secara quota dilakukan dengan cara menetapkan sejumlah anggota sampel secara quotum atau jatah (Notoatmodjo, 2010). Caranya yaitu pertama-tama menetapkan berapa besar jumlah sampel yang diperlukan atau menetapkan quotum (jatah).Kemudian jumlah atau quotum itulah yang dijadikan dasar untuk mengambil unit sampel yang diperlukan. Sampel yang diambil sebanyak 79 remaja putri kelas X di SMK Negeri 4 Surakarta.
35
D. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, dan ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2010).Variabel menunjukkan atribut dari sekelompok orang atau objek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu, misalnya berat badan, tinggi badan, suhu, motivasi, kinerja perawat, tingkat pendidikan (Riwidikdo, 2013). Dalam penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta.
E. Definisi Operasional Definisi operasional suatu variabel merupakan pedoman bagi peneliti untuk mengukur/memanipulasi variabel tersebut.Definisi operasional variabel harus spesifik (tidak berinterpretasi ganda) dan terukur (measurable dan observable) (Setiawan dan Saryono, 2011). Tabel 3.1. Definisi operasional tingkat pengetahuan deteksi dini kanker payudara Variabel Tingkat pengetahuan remaja putri tentang deteksi dini kanker payudara
Definisi Operasional Kemampuan atau pengetahuan remaja putri dalam menjawab pertanyaan tentang : kanker 1. Pengertian payudara 2. Faktor resiko kanker payudara 3. Tanda dan gejala kanker payudara 4. Pengertian deteksi dini kanker payudara
Alat Ukur Kuesioner
Skala Ordinal
Hasil Ukur a. Baik, bila nilai responden ݔ ݔҧ ͳܵܦ b. Cukup, bila nilai responden ഥ Ȃ ͳܵ ܦ ݔ ݔ ഥ ͳܵܦ ݔ c. Kurang, bila nilai responden ݔ൏ ݔҧ െ ͳܵܦ (Riwidikdo,2013)
36
5. Tujuan deteksi dini kanker payudara 6. Macam-macam deteksi dini kanker payudara Sumber : Riwidikdo, 2013
F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat pengumpul data yang digunakan untuk mengumpulkan data (Notoatmodjo, 2010).Instrumen yang digunakan adalah kuesioner.Kuesioner merupakan alat ukur berupa angket atau kuesioner dengan beberapa pertanyaan (Hidayat, 2007). Jenis kuesioner yangdigunakan adalah kuesioner tertutup, di mana responden hanya memilih jawaban “benar atau salah”. Skala pengukuran data yang digunakan dalam kuesioner ini adalah skala Guttman yaitu skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari pertanyaan-pertanyan, yaitu : ya dan tidak, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, benar dan salah (Sugiyono, 2014). Kuesioner ini menggunakan pernyataan favorable dan unfavorable . Pernyataan favorable (pernyataan positif) yaitu pernyataan yang mendukung jawaban responden sesuai dengan harapan peneliti, jika menjawab “benar” mendapat nilai 1 dan menjawab “salah” mendapat nilai 0. Pernyataan unfavorable (pernyataan negatif) yaitu pernyataan yang tidak mendukung jawaban responden tidak sesuai dengan harapan peneliti, jika menjawab “salah” mendapat nilai 1 dan menjawab “benar” mendapat nilai 0. Pengisian kuesioner tersebut dengan memberi tanda centang ( √ ) pada jawaban yang dianggap benar oleh responden (Hidayat, 2010).
37
Table 3.2 Kisi-kisi kuesioner NoAspek 1. 2. 3. 4. 5. 6.
No. Kuesioner Favorable Unfavorable Pengertian kanker payudara 1,2 3 4,6,8 5,7 Faktor resiko kanker payudara Tanda dan gejala kanker payudara 9,10,11 Pengertian deteksi dini kanker 13,14 12 payudara Tujuan deteksi dini kanker 15,16* payudara Macam-macam deteksi dini kanker payudara a. SADARI 18*,20*,21,23 17,19,22 b. Mammografi 25,26 24,27 c. USG 29,30 28 d. Biopsi 31,33 32 e. MRI 34,35 Jumlah total Sumber : Data primer
24
11
Jumlah 3 5 3 3 2
7 4 3 3 2 35
Alat ukur atau instrument penelitian yang dapat diterima sesuai standar adalah alat ukur yang telah melalui uji validitas dan reliabilitas (Riwidikdo, 2013).Uji validitas dan uji reliabilitas kuesioner ini dilakukan di SMK Negeri 4 Surakarta. 1. Uji validitas Validitas didefinisikan sebagai ukuran seberapa cermat suatu test melakukan fungsi ukurnya. Uji validitas dapat menggunakan rumus korelasi pearson product moment, dapat menggunakan perhitungan komputer dengan program SPSS. Instrument dikatakan vailid jika perhitungan uji validitas penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS 17 for windows (Riwidikdo,2013). Uji validitas ini dilakukan di SMK N 4 Surakarta.
38
Setelah dilakukan uji validitas terhadap 30 remaja putri kelas X di SMK Negeri 4 Surakarta dengan jumlah soal 35, didapatkan hasil 3 soal tidak valid yaitu soal nomor 16 (0,276), 18 (0,308), dan 20 (0,340). Soal yang tidak valid tidak digunakan untuk penelitian dikarenakan dari soal yang valid sudah ada yang mewakili dari sub bab tersebut. Rumus korelasi pearson product moment yaitu: r=
ேǤσǤିσǤσ
ඥሼேσ మ ିሺσሻమ ሽሼேσ మ ିሺσሻమ ሽ
Keteangan : N
: Jumlah responden
r
: Koefisien korelasi
X
: Skor pertanyaan
Y
: Skor total
Dikatakan valid jika nilai ݃݊ݑݐ݄݅ݎ ݈ܾ݁ܽݐݎdan dikatakan tidak valid jika
nilai ݃݊ݑݐ݄݅ݎ൏ ( ݈ܾ݁ܽݐݎRiwidikdo, 2013).
2. Uji reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat ukur yang mempunyai prinsip keajegan, dimana dipakai pada waktu dan tempat yang berbeda mempunyai kemampuan mengukur yang sama. Menurut Djemari (2003) dalam Riwidikdo (2013) kuesioner atau angket dikatakan reliabel jika memiliki nilai
alpha minimal
menggunakan for windows.
Alpha
0,7. Untuk menguji Cronbachdengan
reliabilitas instrument
bantuan
komputer
SPSS
39
Rumus Alpha Cronbach adalah sebagai berikut : = ݅ݎ ܵʹݐ
ିଵ
ሼͳ െ
σௌమ ௌమ
ሽ
ሺσܺ ݐሻ σܺʹݐ ൌ െ ݊ ݊ʹ
ʹ
ܵଶ ൌ
݅ݎ
: Reliabilitas instrument
ܵʹݐ
: Simpangan baku dari skor total
െ
Keterangan :
௦ మ
ܭ
: Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
ܵʹ݅
: Proporsi yang menjawab benar
Hasil uji reliabilitas didapatkan nilai alpha cronbach0,893 sehingga kuesioner tersebutdinyatakan reliabel karena nilai alpha cronbachnya lebih dari 0,7.
G. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan cara peneliti untuk mengumpulkan data yang akan dilakukan dalam penelitian (Hidayat, 2007). Menurut Riwidikdo (2013), ada dua metode untuk memperoleh data yaitu : 1. Data primer Data primer adalah secara langsung diambil dari objek atau subjek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi.Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya dan diperoleh jawaban dari
40
pertanyaan yang disediakan melalui kuesioner dan wawancara untuk mendapat jawaban dari pertanyaan yang diberikan. Data primer dalam penelitian ini yaitu data dari jawaban kuesioner yang di isi oleh remaja putri kelas X di SMK Negeri 4 Surakarta. 2. Data sekunder Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti mendapat data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun non komersial. Data sekunder dalam penelitian ini yaitu data jumlah siswa kelas X SMK Negeri 4 Surakarta yang di peroleh dari bagian kesiswaan.
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan data Menurut Notoatmodjo (2012), dalam proses mengolah data terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh, yaitu : a. Editing (Penyunting Data) Editing adalah pemeriksaan atau pengecekan hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan melalui kuesioner. b. Coding Sheet (Kartu Kode atau Lembar Kode) Coding sheet adalah instrumen berupa kolom-kolom untuk merekam data secara manual.Kartu kode berisi nomor responden dan nomornomor pertanyaan.
41
c. Data Entry (Memasukkan Data) Data Entry adalah mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode atau kartu kode sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan. d. Tabulating (Tabulasi) Tabulating adalah membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan peneliti atau yang di inginkan oleh peneliti. 2. Analisis data Menurut Setiawan dan Saryono (2011) analisis data adalah media untuk
menarik
kesimpulan
pengumpulan.Analisis variabelnya
yaitu
data
dari
dapat
analisi
seperangkat
dibedakan univariate,
data
berdasarkan bivariate
hasil jumlah maupun
multivariate.Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis univariate yaitu data yang diperoleh dari pengumpulan yang dapat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, ukuran tendensi sentral atau grafik. Dalam penelitian ini menggunakan analisis univariateyaitu distribusi pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta. Menurut Riwidikdo (2013), untuk membuat tiga kategori yaitu baik, cukup, dan kurang maka menggunakan parameter : a. Baik, bila nilai responden ݔ ݔҧ ͳܵܦ
ഥ Ȃ ͳܵ ܦ ݔ ݔ ഥ ͳܵܦ b. Cukup, bila nilai responden ݔ
c. Kurang, bila nilai responden ݔ൏ ݔҧ െ ͳܵܦ
42
Untuk mencari nilai rata-rata (mean) diperoleh dengan rumus :
ݔҧ ൌ
σ సభ ௫
Keterangan : ഥ ݔ
: Mean
݊
: Jumlah responden
݅ݔ
: Nilai responden
Sedangkan untuk mencari SD (standar deviasi) yaitu dengan rumus :
ܵ ܦൌ
ଶ ඨσୀଵ ݔଵ െ
Keterangan :
మ ሺσ సభ ௫ ሻ
݊െͳ
ܵܦ
: Standar deviasi
݊
: Jumlah responden
݅ݔ
: Nilai responden
Setelah didapatkan hasil mean dan standar deviasi dari semua responden kemudian hasil tersebut dimasukkan dalam skala pengetahuan yang sudah tercantum di atas. Adapun rumus prosentase untuk jumlah remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara menurut tingkat pengetahuan (Riwidikdo, 2013) yaitu : ݁ݏܽݐ݊݁ݏݎݎ݇ݏൌ
σ݊ܽݑ݄ܽݐ݁݃݊݁ݐܽ݇݃݊݅ݐݐݑݎݑ݊݁݉ܺݏ݈ܽ݁݇݅ݎݐݑ݆ܽܽ݉݁ݎ ൈ ͳͲͲΨ ݊݁݀݊ݏ݁ݎ݄݈ܽ݉ݑܬ
43
I. Etika Penelitian Menurut Hidayat (2007), etika penelitian adalah standar etika dalam melakukan penelitian. Masalah etika penelitian yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut : 1. Informed consent Informed consent adalah bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.Informed consent
tersebut diberikan sebelum melakukan penelitian dilakukan.
Tujuan Informed consentadalah subyek mengerti maksud, dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Apabila responden tersebut bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut. 2. Anonimity (tanpa nama) Anonimity adalah memberikan jaminan dalam penggunaan subyek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menulis kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan. 3. Confidentiality (kerahasiaan) Confidentiality adalah masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lain. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
44
J. Jadwal Penelitian Jadwal penelitian merupakan rencana tentang jadwal yang akan dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian (Hidayat, 2007). Jadwal penelitian yang dilaksanakan telah terlampir.
45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Penelitian ini dilakukan pada tangal 13 Oktober 2014 sampai tanggal 13 Juni 2015 di SMK Negeri 4 Surakarta. Secara geografis letak SMK Negeri 4 Surakarta berada di jalan LU Adisucipto nomor 40dan pada bagian barat dibatasi oleh SMK Negeri 5 Surakarta, utara dibatasi oleh sungai, selatan dibatasi oleh SPBU Manahan, timur dibatasi oleh SMK Negeri 6 Surakarta. Jumlah seluruh seluruh guru yang mengajar di SMK Negeri 4 Surakarta 90 orang, jumlah karyawan 30 orang dan jumlah seluruh siswa di SMK Negeri 4 Surakarta 1.209 siswa, 104 siswa laki-laki, jumlah perempuan 1105 siswa, jumlah perempuan kelas X 366 siswa dan yang diteliti sejumlah 79 siswa.
B. Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 13 Oktober 2014 sampai tanggal 13 Juni 2015di SMK Negeri 4 Surakarta. Setelah dilakukan analisa data terhadap tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta didapatkan hasil sebagai berikut:
45
46
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Informasi No Remaja Putri Yang Mendapatkan Informasi Frekuensi Prosentase % 1 Belum pernah 29 36,71 2 Sudah pernah a. Media massa 16 20,25 b. Guru 9 11,39 c. Teman 12 15,19 13 16,46 d. Buku Jumlah 79 100 Sumber: Data primer, 2015 Berdasarkan tabel diatas tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta dipengaruhi oleh informasi. Adapun informasi yang didapatkan berupa dari media massa 16 responden (20,25%), guru 9 responden (11,39%), teman 12 responden (15,19%), buku 13 responden (16,46%) dan yang belum pernah mendapatkan informasi sebanyak 29 responden (36,71%). Jadi remaja putri kelas X di SMK Negeri 4 Surakarta mayoritas mendapatkan informasi dari media massa dengan jumlah 16 responden (20,25%). Nilai mean, standart deviasi, nilai minimum dan nilai maximumnya di dapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 4.2 Nilai Mean, Standart Deviasi, Minimum dan Maximum Mean
Standart Deviasi
Minimum
Maximum
22,4304
3,34619
14
29
Sumber: Data primer, 2015 Dari tabel diatas tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta nilai meannya 22,43, nilai standart deviasi 3,35, nilai minimum 14 dan nilai maximumnya 29.
47
Berdasarkan nilai mean dan standar deviasi, tingkat pengetahuan responden dapat dikategorikan menjadi 3 tingkat, yaitu sebagai berikut : 1. Baik
= Apabila nilai responden yang diperoleh : (x) > Mean + 1 SD (x) > 22,43+ (1x 3,35 ) (x) > 25,78
Jadi tingkat pengetahuan responden baik bila nilai (x) > 25,78 2. Cukup
= Apabila nilai responden yang diperoleh : ഥ Ȃ ͳܵ ܦ ݔ ݔ ഥ ͳܵܦ ݔ
22,43 – (1 x 3,346) ≤ x ≤ 22,43 + (1 x 3,35) 19,08 ≤ x ≤ 25,78 Jadi tingkat pengetahuan responden baik bila nilai (x) 19,08 ≤ x ≤ 25,78 3. Kurang
= Apabila nilai responden yang diperoleh (x) ൏ ݔҧ െ ͳܵܦ
(x) <22,43 – (1 x 3,35) (x) <19,08 Jadi tingkat pengetahuan responden baik bila nilai (x) < 19,08 Sehingga didapatkan hasil tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta disajikan dalam tabel berikut:
48
Tabel 4.3Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Kelas X Tentang Deteksi Dini Kanker Payudara di SMK Negeri 4 Surakarta No. Gambaran Pengetahuan Frekuensi Prosentase % 1 Baik 13 16,46 2 Cukup 52 65,82 3 Kurang 14 17,72 Jumlah 79 100 Sumber data: Primer Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta, yang berpengetahuan baik 13 responden (16,46%), berpengetahuan cukup 52 responden (65,82%), berpengetahuan kurang 14 responden (17,72%). Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta terbanyak pada kategori cukup yaitu 52 responden (65,82%).
C. Pembahasan Berdasarkan
hasil
penelitian
diatas
menunjukkan
bahwa
tingkat
pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta yang berpengetahuan baik 13 responden (16,46%), berpengetahuan cukup 52 responden (65,82%), berpengetahuan kurang 14 responden (17,72%). Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan remaja putri kelas X di SMK Negeri 4 Surakarta dalam kategori cukup 52 responden (65,82%), ini kemungkinan dipengaruhi oleh informasi atau media massa. Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan pengindraan
terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan
49
terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang
sangat
penting
untuk
terbentuknya
tindakan seseorang
(Notoatmodjo, 2010). Berdasarkan tabel 4.2 tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta dipengaruhi oleh informasi. Adapun informasi yang didapatkan berupa dari media massa 16 responden (20,25%), guru 9 responden (11,39%), teman 12 responden (15,19%), buku 13 responden (16,46%) dan yang belum pernah mendapatkan informasi sebanyak 29 responden (36,71%). Jadi remaja putri kelas X di SMK Negeri 4 Surakarta mayoritas mendapatkan informasi dari media massa dengan jumlah 16 responden (20,25%). Responden dalam penelitian ini telah menggunakan media massa atau media cetak dengan baik, sehingga informasi ini merupakan faktor pendukung bagi pengetahuan remaja putri kelas X di SMK Negeri 4 Surakarta. Faktor penghambat dalam penelitian ini adalah masih banyak remaja putri kelas X di SMK Negeri 4 Surakarta yang belum pernah mendapatkan informasi yaitu sebanyak 29 responden (36,71%). Menurut teori bahwa informasi akan memberi pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang (Wied Hary A,1996 dalam Hendra AW, 2008).
50
Penelitian serupa pernah dilakukan oleh Dwi Wahyuni (2012) dari STIKes Kusuma Husada dengan judul “Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Kanker Payudara di Karang Taruna Dusun Tugu Desa Jatiwano Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar”. Jenis penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif, sampel yang digunakan remaja putri, teknik pengambilan sampel yaitu sampling jenuh dan teknik analisis data menggunakan analisis univariate. Pengetahuan remaja putri dari penelitian ini dalam kategori cukup 68,75%. Nurhayati Yunus (2013) dari Universitas Negeri Gorontalo dengan judul “Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara di SMA N 9 Gorontalo”. Jenis penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif, sampel yang digunakan remaja putri kelas X dan XI dan teknik analisis data menggunakan univariate.Pengetahuan remaja putri dari penelitian ini dalam kategori cukup 73,3%. Susilowati (2013) dari STIKes Kusuma Husada dengan judul “Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (Wus) Tentang Deteksi Dini Kanker Payudara di Dusun Macanmati KecamatanGesi Kabupaten Sragen”. Jenis penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif, sampel yang digunakan Wanita Usia Subur (WUS), teknik pengambilan sampel yaitusimpel random sampling dan teknik analisis data menggunakan analisis univariate. Pengetahuan remaja putri dari penelitian ini dalam kategori cukup 53,66%.
51
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada waktu, lokasi, jumlah sampel dan teknik pengambilan sampel. Sedangkan persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah hasil dari penelitian, jenis penelitian, analisis data dan variabel penelitiannya.
D. Keterbatasan Dalam penelitian ini pun memiliki keterbatasan, yaitu : 1. Kendala Penelitian Kendala dari penelitian ini adalah waktu yang kurang diperhitungkan oleh peneliti sehingga penelitian hampir bertepatan dengan jadwal ujian dan sulit menemui responden mengingkat masih adanya kegiatan belajar mengajar disekolah. 2. Kelemahan/keterbatasan a. Kelemahan dari penelitian ini adalah dalam penyusunan alat (kuesioner) yang menggunakan jawaban tertutup sehingga responden tidak dapat menguraikan jawaban selain dari jawaban yang tersedia. b. Variabel dari penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara tanpa ada penelitian lanjutan mengenai hubungan yang mempengaruhi. c. Analisis data menggunakan analisis univariate sehingga faktor pendorong dan penghambat pengetahuan tidak di uji secara statistik.
BAB V PENUTUP
Sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh peneliti yaitu untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta, maka peneliti mengambil sampel 79 responden, dari jasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut : A. Kesimpulan Dari hasil penelitiantingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta, dapat disimpulkan bahwa : 1. Tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta pada kategori baik sebanyak 13 responden (16,46%) 2. Tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta pada kategori cukup sebanyak 52 responden (65,82%) 3. Tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta pada kategori kurang sebanyak 14 responden (17,72%)
52
53
4. Faktor pendorong pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta yaitu informasi. Adapun informasi yang didapatkan berupa dari media massa 16 responden (20,25%), guru 9 responden (11,39%), teman 12 responden (15,19%), dan buku 13 responden (16,46%), sedangkan faktor penghambat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta adalah masih banyak responden yang belum pernah mendapatkan informasi yaitu sebanyak 29 responden (36,71%).
B. Saran 1. Bagi Remaja Putri Diharapkan para remaja putri lebih memperluas pengetahuan tentang deteksi dini kanker payudara dengan cara bertanya langsung kepada petugas medis, mencari informasi melalui media massa ataupun media cetak. 2. Bagi Institusi Pendidikan a. Bagi SMK Negeri 4 Surakarta Diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi khususnya tentang deteksi dini kanker payudara dengan caramemberikan informasi melalui alat informasi yang ada disekolah ataupun memberikan pelajaran tambahan kepada siswinya tentang deteksi dini kanker payudara.
54
b. Bagi STIKes Kusuma Husada Surakarta Diharapkan menambah referensi buku diperpustakaan STIKes Kusuma Husada Surakarta khususnya tentang deteksi dini kanker payudara.
DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin, A. 2011. Dokter Spesialis Bedah dengan Kekhususan Bedah Payudara/BreastSurgery. http://www.rumahsakitmitrakemayoran. com/biopsi-payudara/, diakses pada tahun 2011 Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta Awan,2009. Mamografi bukanlah pendeteksi kanker payudara yang baik dan dapat menyebabkan kanker.http://healindonesia.com, diakses tanggal 8 Januari 2009 Hidayat, A. 2007.Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data.Jakarta : Salemba Medika .2010. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data.Jakarta : Salemba Medika Kumalasari dan Andhyanoro.2012. Kesehatan Reproduksi Untuk Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika Manuaba, I dkk. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta . 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta . 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni.Jakarta : Rineka Cipta . 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Nugroho,T.
2012. Obstetri dan Ginekologi Keperawatan.Yogyakarta: Nuha Medika
Untuk
Kebidanan
dan
Nursalam. 2013. Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Olfah, Y dkk.2013. Kanker Payudara dan Sadari. Yogyakarta: Nuha Medika Rasjidi, I. 2009. Deteksi Dini dan Pencegahan Kanker Pada Wanita. Jakarta : Sagung Seto
Romauli dan Vindari. 2012. Kesehatan Reproduksi Buat Mahasiswa Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika Riwidikdo,H. 2013. Statistik Kesehatan dengan Aplikasi SPSS dalam Prosedur Penelitian. Yogyakarta : Rohima Press Setiawan dan Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kebidanan DIII, DIV, S1, dan S2. Yogyakarta : Nuha Medika Shadine, M. 2012. Penyakit Wanita.Yogyakarta : Citra Pustaka Situmorang, 2012. Karakteristik Penderita Kanker Payudara yang di Rawat Inap di RSU Dr. Pirngadi MedanTahun 2009-2010. Medan : Universitas Sumatera Utara Soepachman, A. 2011.Awas 7 Kanker Paling Mematikan.Yogyakarta : Syura Media Utama Sugiono. 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung : Alfabeta Suryaningsih dan Bertania, 2009.Kanker Payudara. Jogjakarta : Paradigma Indonesia Wawan dan Dewi. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia Dilengkapi Contoh Kuesioner. Yogyakarta : Nuha Medika Wikipedia.2012.Pencitraan Resonansi Magnetik. http://id.wikipedia.org/wiki/Pencitraan_resonansi_magnetik, diakses tanggal 16 November 2014 Yayasan
Kanker Indonesia, 2013.Training of Trainers Pap IVA.https://www.facebook.com/kankerindonesia/posts/, tanggal 9 Oktober 2013
Tes dan diakses