TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS X TENTANG KEPUTIHAN DI SMA AL-ISLAM 1 SURAKARTA
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
Helida Anshoriyah Fatmawati B12 076
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015
TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS X TENTANG KEPUTIHAN DI SMA AL-ISLAM 1 SURAKARTA
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
Helida Anshoriyah Fatmawati B12 076
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015
i
ii
iii
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “ Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas X tentang Keputihan Di SMA Al-Islam 1 Surakarta Tahun 2015 “.Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta 2. Ibu Retno Wulandari, SST, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan Kusuma Husada Surakarta 3. Ibu Muthiah Rissa P, SST., M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis 4. Ibu Riadini Wahyu Utami, SST, selaku Dosen Penguji yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis 5. Bapak Drs. H. Abdul Halim, selaku Kepala SMA Al-Islam 1 Surakarta yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data
iv
6. Seluruh siswi SMA Al-Islam 1 Surakarta yang telah bersedia menjadi responden 7. Seluruh Dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Penulis
v
Juni 2015
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015 Helida Anshoriyah Fatmawati B12 076 TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS X TENTANG KEPUTIHAN DI SMA AL-ISLAM 1 SURAKARTA xiii + 52 halaman + 19 lampiran + 6 tabel + 2 gambar ABSTRAK Latar Belakang: Salah satu masalah kesehatan reproduksi remaja putri adalah keputihan. Menurut data penelitian tentang kesehatan reproduksi wanita menunjukkan 75 % wanita di dunia pasti menderita keputihan paling tidak sekali seumur hidup dan 45 % diantaranya bisa mengalaminya sebanyak dua kali atau lebih. Pengetahuan tentang keputihan tentunya perlu diketahui remaja putri, sebab dengan mengetahui tentang keputihan maka mereka dapat menangani keputihan yang seringkali dialami oleh wanita pada umumnya. Keputihan tidak boleh dianggap remeh, karena keputihan bisa menjadi tanda awal dari penyakit yang lebih berat, seperti: vaginal candidiasis, gonorrhea, chlamydia, kemandulan (infertilitas), komplikasi penyakit radang panggul yang berlarut-larut, hingga kanker. Studi pendahuluan yang dilakukan di SMA Al-Islam 1 Surakarta terhadap 10 siswi, didapatkan 4 siswi mengetahui tentang keputihan dan 6 siswi tidak mengetahui keputihan. Tujuan: Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang keputihan di SMA Al-Islam 1 Surakarta. Metode Penelitian: Jenis Penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian diambil di SMA Al-Islam 1 Surakarta pada September 2014 - Juli 2015. Jumlah sampel sebanyak 32 siswi, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuisioner, sedangkan untuk analisa data dilakukan dengan analisis univariat yang menghasilkan distribusi frekuensi. Hasil Penelitian: Tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang keputihan dalam kategori baik sebanyak 6 responden (19 %), kategori cukup sebanyak 18 responden (56 %), kategori kurang sebanyak 8 responden (25 %), dan faktorfaktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang keputihan di SMA Al-Islam 1 Surakarta yaitu : a) Umur, mayoritas usia responden adalah 15 tahun sebanyak 13 orang (41 %); b) Pengalaman, mayoritas responden belum pernah mengalami keputihan sebanyak 22 orang (69 %). Kesimpulan :Tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang keputihan di SMA AlIslam 1 Surakarta sebagian besar dalam kategori cukup yaitu sebanyak 18 siswi (56 %). Kata Kunci : Pengetahuan, siswi kelas X, keputihan Kepustakaan : 19 literatur (Tahun 2005/2015) vi
MOTTO © Jangan takut bermimpi, karena dari mimpi kita tahu cara belajar, mencoba kegagalan, hingga kita tahu cara mencapai mimpi kita kelak ( Ahmad Rizal Bagazie) © “ Kill them with your success, then bury them with a smile “ © Jangan pernah berkata mungkin ketika kamu yakin ingin berkata tidak © Dari Annas bin Malik berkata : telah bersabda rasulullah saw : barangsiapa keluar rumah untuk menuntut ilmu maka ia dalam jihad fisabilillah hingga kembali (Hr. Bukhari) PERSEMBAHAN Dengan segala rendah hati, karya tulis ilmiah ini penulis persembahkan : © Allah SWT yang senantiasa melindungi dan selalu memberikan kemudahan dalam setiap langkahku sehingga terciptalah karya kecil ini © Ayah dan Bunda tercinta yang selalu memberikan doa, kasih sayang, dukungan dalam setiap langkahku, dan yang telah bersusah payah tak kenal waktu demi keberhasilanku dari kejauhan sana © Adikku tersayang “ Romadhoni Anshori Saputra “ canda tawa dan dukunganmu yang menyemangati setiap saat dari kejauhan sana © Sahabat-sahabatku Nunung, Mbak Merlinta, Yayas, dan Chasy yang tentunya selalu ada ketika tetesan air mata berderai maupun ketika terbesit canda tawa © Ibu Naila Faizah SST., M. Kes selaku pembimbing Akademik serta Ibu Muthiah Rissa P, SST., M. Kes selaku pembimbing KTI, terimakasih ibu telah meluangkan waktunya dan untuk semua yang telah ibu berikan selama kuliah © Teruntuk orang yang spesial “ Ahmad Rizal Bagazie “ seseorang yang selalu ada, selalu memberikan dukungan dan doa dalam setiap langkahku © Semua yang telah membantu dalam penyusunan KTI ini, yang tidak bisa disebutkan satu persatu © Almamater tercinta vii
CURICULUM VITAE
Nama
: Helida Anshoriyah Fatmawati
Tempat / Tanggal Lahir
: Sukoharjo, 25 Mei 1994
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Brunggang Rt 001 Rw 003 Krajan, Weru, Sukoharjo
RiwayatPendidikan
:
1. SD N 2 Ngabang, Landak, Kalimantan Barat
LULUS TAHUN 2006
2. SMP N 1 Ngabang, Landak, Kalimantan Barat
LULUS TAHUN 2009
3. SMAAl-Islam 1 Surakarta
LULUS TAHUN 2012
4. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta angkatan 2012
viii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................
iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................
iv
ABSTRAK ......................................................................................................
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................
vii
CURICULUM VITAE ...................................................................................
viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xiii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................
1
B. Perumusan Masalah ...............................................................
3
C. Tujuan Penelitian ...................................................................
3
D. Manfaat Penelitian .................................................................
4
E. Keaslian Penelitian .................................................................
5
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ........................................................................
7
1.
Pengetahuan ....................................................................
7
2.
Remaja ............................................................................
16
3.
Keputihan ........................................................................
19
B. Kerangka Teori.......................................................................
29
C. Kerangka Konsep Penelitian ..................................................
30
ix
BAB III
BAB IV
BAB V
METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian .............................................
31
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................
31
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel .............
32
D. Variabel Penelitian .................................................................
33
E. Definisi Operasional...............................................................
33
F. Instrumen penelitian ...............................................................
34
G. Teknik Pengumpulan Data ....................................................
38
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ..................................
39
I.
Etika Penelitian ......................................................................
42
J.
Jadwal Penelitian....................................................................
43
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian .....................................
44
B. Hasil Penelitian ......................................................................
45
C. Pembahasan ............................................................................
48
D. Keterbatasan ...........................................................................
50
PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................
51
B. Saran .......................................................................................
51
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1 Definisi Operasional ........................................................................
34
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuisioner ...........................................................................
36
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur ..........................................
45
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengalaman................................
46
Tabel 4.3 Mean dan Standar Deviasi ...............................................................
46
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas X Tentang Keputihan ........... .............................................................................
xi
47
DAFTAR GAMBAR
Halaman Tabel 2.1 Kerangka Teori .............................................................................
29
Tabel 2.2 Kerangka Konsep .............................................................................
30
xii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.
Jadwal Penelitian
Lampiran 2.
Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3.
Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4.
Surat Permohonan Ijin Uji Validitas Dan Reliabilitas
Lampiran 5.
Surat Balasan Ijin Uji Validitas Dan Reliabilitas
Lampiran 6.
Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 7.
Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 8.
Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 9.
Surat Persetujuan Responden ( Informed Consent )
Lampiran 10. Kisi-kisi Kuisioner Uji Validitas Lampiran 11. Kuisioner Uji Validitas Lampiran 12. Kuisioner Penelitian Lampiran 13. Kunci Jawaban Kuisioner Lampiran 14. Data Tabulasi Uji Validitas Dan Reliabilitas Lampiran 15. Data Hasil Uji Validitas Lampiran 16. Data Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 17. Data Tabulasi Hasil Penelitian Lampiran 18. Dokumentasi Penelitian Lampiran 19. Lembar Konsultasi
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya (Depkes, 2010). Tujuan dari program kesehatan reproduksi remaja adalah untuk membantu remaja agar memahami dan menyadari ilmu tersebut, sehingga memiliki sikap dan perilaku sehat dan tentu saja bertanggung jawab kaitannya dengan masalah kehidupan reproduksi. Upaya memiliki kehidupan reproduksi yang sehat dan bertanggung jawab, berarti suatu upaya meningkatkan kualitas keluarga karena remaja adalah bagian dari suatu keluarga (Manuaba, 2009). Beberapa waktu
yang lampau masalah remaja dengan alat
reproduksinya kurang mendapat perhatian karena umur relatif muda, masih dalam status pendidikan sehingga seolah-olah bebas dari kemungkinan menghadapi masalah penyulit dan penyakit yang berkaitan dengan alat reproduksinya (Manuaba, 2009). Salah satu masalah kesehatan reproduksi remaja putri adalah keputihan. Keputihan dapat menyerang wanita mulai dari kanak-kanak hingga menopause. Keputihan adalah satu diantara tiga masalah wanita yang semula dianggap remeh dan lama kelamaan menjadi serius bahkan menjadi parah. Setiap wanita pernah mengalami keputihan dalam
1
2
hidupnya, bahkan banyak yang sering mengalaminya. Dalam keadaan yang normal, vagina yang sehat memproduksi cairan untuk membersihkan vagina dari benda-benda asing yang tidak diinginkan. Cairan tersebut juga berfungsi sebagai pelumas dalam hubungan seksual, serta membantu fungsi reproduksi. Namun jika cairan yang keluar berlebihan dan sifatnya berubah-ubah, menimbulkan rasa gatal, rasa panas dan perih sewaktu buang air kemih, serta mengeluarkan bau yang tidak sedap, maka hal tersebut perlu di waspadai karena merupakan keputihan yang tidak semestinya. Menurut data penelitian tentang kesehatan reproduksi wanita menunjukkan 75 % wanita di dunia pasti menderita keputihan paling tidak sekali seumur hidup dan 45 % diantaranya bisa mengalaminya sebanyak dua kali atau lebih (Shadine M, 2012). Keputihan bukan suatu penyakit tersendiri, tetapi dapat merupakan gejala dari suatu penyakit lain. Keputihan yang berlangsung terus menerus dalam waktu yang cukup lama dan menimbulkan keluhan, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui penyebabnya. Karena keputihan bisa
menjadi
tanda
awal
dari
penyakit
yang
lebih
berat,
dari
vaginal candidiasis, gonorrhea, chlamydia, kemandulan hingga kanker (Shadine M, 2012). Dari studi pendahuluan yang dilakukan di SMA Al-Islam 1 Surakarta pada bulan November 2014, jumlah siswi kelas X yang terdiri dari 4 kelas X IPA dan 5 kelas X IPS, dengan jumlah siswi sebanyak 209 siswi. Studi pendahuluan ini dilakukan dengan wawancara terhadap 10 siswi, didapatkan 4 siswi mengetahui tentang keputihan dan 6 siswi tidak mengetahui
3
keputihan. Adapun dari pertanyaan yang diajukan peneliti kepada siswi tentang pernah tidaknya diadakan penyuluhan mengenai keputihan, ternyata di SMA Al-Islam 1 Surakarta belum pernah mendapatkan penyuluhan tentang keputihan, sedangkan dalam kurikulum pendidikan juga tidak pernah diajarkan pengetahuan mengenai keputihan, sehingga banyak siswi yang belum mengetahui tentang keputihan. Berdasarkan masalah tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas X Tentang Keputihan di SMA Al-Islam 1 Surakarta Tahun 2015”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas X Tentang Keputihan di SMA Al-Islam 1 Surakarta?”
C. Tujuan Penelitian 1.
Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang keputihan di SMA Al-Islam 1 Surakarta.
2.
Tujuan Khusus a.
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang keputihan di SMA Al-Islam 1 Surakarta pada tingkat pengetahuan baik.
4
b.
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang keputihan di SMA Al-Islam 1 Surakarta pada tingkat pengetahuan cukup.
c.
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang keputihan di SMA Al-Islam 1 Surakarta pada tingkat pengetahuan kurang.
d.
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang keputihan di SMA Al-Islam 1 Surakarta.
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1.
Ilmu Pengetahuan Sebagai sarana perkembangan ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya tentang keputihan.
2.
Peneliti a.
Untuk menambah pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian khususnya tentang keputihan.
b.
Untuk menerapkan ilmu yang diperoleh dalam pendidikan tentang keputihan.
3.
Institusi Pendidikan Sebagai sumber referensi mahasiswa kebidanan untuk melakukan penelitian selanjutnya khususnya tentang keputihan.
5
4.
SMA Al-Islam 1 Surakarta Untuk menambah wawasan siswi SMA Al-Islam 1 Surakarta tentang keputihan serta sebagai masukan untuk menentukan kebijakan dalam hal kesehatan reproduksi remaja.
E. Keaslian Penelitian Penelitian yang berhubungan dengan keputihan pernah dilakukan oleh : 1.
Actafiya (2012), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas X tentang Keputihan di SMK Muhammadiyah 1 Sragen”. Metode yang digunakan adalah descriptif dengan pendekatan waktu secara cross sectional. Hasil penelitian yang diperoleh adalah siswi yang mempunyai tingkat pengetahuan tentang keputihan baik yaitu sebanyak 5 siswi (16,67%), kategori cukup sebanyak 20 siswi (66,66%), dan kategori kurang sebanyak 5 siswi (16,67%).
2.
Devy (2012), dengan judul “ Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Keputihan di Desa Tampieng Tunong Kecamatan Indrajaya Kabupaten Pidie”. Metode yang digunakan adalah descriptif dengan pendekatan waktu secara cross sectional. Hasil penelitian yang diperoleh adalah responden berpengetahuan rendah tentang keputihan yaitu sebanyak 31 responden (53,75), responden berpengetahuan tinggi tentang pengertian keputihan yaitu sebanyak 31 responden (53,7%), responden berpengetahuan rendah tentang penyebab keputihan yaitu sebanyak 37
6
responden (74,0%), responden berpengetahuan rendah tentang perawatan keputihan sebanyak 35 responden (70,0%). Perbedaan dengan penelitian tersebut diatas, dengan penelitian yang telah dilakukan, yaitu terletak pada lokasi dan waktu penelitian, populasi, sampel, dan tehnik pengambilan sampel, dan metode pengolahan data.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI 1.
Pengetahuan a.
Definisi pengetahuan Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya) yang dengan sendirinya pada saat pengindraan menghasilkan pengetahuan. Pengetahuan itu sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekadar menjawab “what”, misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2012). Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil rasa keingintahuan manusia terhadap sesuatu dari hasrat untuk meningkatkan harkat hidup sehingga kehidupan menjadi lebih baik dan nyaman (Ariani, 2014). Menurut Wawan (2010), pengetahuan adalah hasil tahu yang terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
7
8
b.
Cara memperoleh pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2012), untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu cara tradisional (non ilmiah) yaitu tanpa melaui penelitian dan cara modern (ilmiah) yaitu melalui proses penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Cara Tradisional (non ilmiah) terdiri dari a.
Cara coba-salah (Trial and error) Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba dengan kemungkinan ketiga, dan
apabila
kemungkinan
ketiga
gagal
dicoba
kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) and error (gagal atau salah) atau metode coba-salah coba-coba. b.
Cara kebetulan Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh yang bersangkutan.
9
c.
Cara kekuasaan atau otoritas Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali
kebiasaan-kebiasaan
dan
tradisi-tradisi
yang
dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaankebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi
berikutnya,
dengan
kata lain
pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli - ahli ilmu pengetahuan. Prinsip dari cara kekuasaan atau otoritas ini adalah, orang lain menerima pendapat y ang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri.
Hal
ini
disebabkan
karena
orang
yang
menerima pendapat tersebut menganggap bahwa yang dikemukakannya adalah benar. d.
Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman adalah guru terbaik, oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan.
10
e.
Cara akal sehat (Common Sense) Kadang-kadang
dapat
menemukan
teori
atau
kebenaran. Misalnya pemberian hadiah dan hukuman merupakan cara yang masih dianut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak dan konteks pendidikan. f.
Kebenaran secara intuitif Diperoleh manusia secara cepat sekali melaui proses diluar kesadaran tanpa melalui proses penalaran/berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan cara-cara yang rasional dan sistematis. Kebenaran ini diperoleh seseorang hanya berdasarkan intuisi atau suara hati / bisikan hati saja.
g.
Melalui jalan pikiran Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperolah pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam
memperolah
telah
menggunakan
kebenaran jalan
pengetahuan
pikirannya,
manusia
baik
melalui
induksi maupun deduksi. Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak
langsung
melalui
pernyataan-pernyataan
yang
dikemukakan, kemudian dicari hubungannya sehingga
11
dapat dibuat suatu kesimpulan. Apabila proses pembuatan kesimpulan itu melalui pernyataan–pernyataan khusus kepada yang umum dinamakan induksi. Sedangkan deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan–pernyataan umum kepada yang khusus. h.
Induksi Proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman empiris yang ditangkap oleh indra kemudian disimpulkan kedalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk memahami suatu gejala.
i.
Deduksi Pembuatan kesimpulan dari pernyataan pernyataan umum ke khusus. Di dalam proses berpikir deduksi berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua peristiwa yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu.
2) Cara ilmiah / modern Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini
12
disebut “metode penelitian ilmiah”, atau lebih populer disebut metodologi penelitian (research methodology). Pencatatan ini mencakup 3 hal pokok: a) Segala sesuatu yang positif yaitu gejala tertentu yang muncul pada saat dilakukakan pengamatan. b) Segala sesuatu yang negatif yaitu gejala tertentu yang tidak muncul pada saat dilakukakan pengamatan. c) Gejala-gejala
yang
muncul
secara
bervariasi
yaitu
gejala-gejala yang berubah ubah-ubah pada kondisi kondisi tertentu. c.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan Menurut Mubarak (2007), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu : 1) Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang
dimilikinya.
Sebaliknya
jika
seseorang
tingkat
pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan, informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan.
13
2) Pekerjaan Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh
pengalaman
dan
pengetahuan
baik
secara
langsung maupun tidak langsung. 3) Umur Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis. Pertumbuhan pada fisik secara garis besar ada 4 kategori pertumbuhan. Pertama, perubahan
ukuran;
kedua,
perubahan
proporsi;
ketiga,
hilangnya ciri-ciri lama; keempat, timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental taraf berpikir seseorang semakin matang dan dewasa. 4) Minat Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam. 5) Pengalaman Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap
14
objek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaannya, dan akhirnya dapat pula membentuk sikap positif dalam kehidupannya. 6) Kebudayaan lingkungan sekitar Kebudayaan
dimana
kita
hidup
dan
dibesarkan
mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk menjaga
kebersihan
lingkungan
maka
sangat
mungkin
masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan, karena lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap, pribadi atau sikap seseorang. 7) Informasi Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu
mempercepat
seseorang
untuk
memperoleh
pengetahuan yang baru. d.
Tingkat pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif sangat penting menentukan tindakan seseorang. Pengetahuan yang termasuk dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu :
15
1) Tahu (Knowledge) Diartikan sebagain recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. 2) Memahami (Comprehension) Diartikan sebagai memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tapi orang tersebut harus dapat mengintrepretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut. 3) Menerapkan (Application) Diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain. 4) Analisa (Analysis) Adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antar komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan, atau memisahkan, mengelompokkan, membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas objek tersebut. 5) Sintesis (Syntesis) Menunjukkan
suatu
kemampuan
seseorang
untuk
merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis
16
dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada. 6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini berdasarkan suatu kriteria-kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku di masyarakat. e.
Pengukuran pengetahuan Menurut Riwidikdo (2012), kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan kategori dibawah ini: 1) Tingkat pengetahuan baik bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD. 2) Tingkat pengetahuan cukup bila nilai mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD. 3) Tingkat pengetahuan kurang bila nilai responden (x) < mean - 1 SD.
2.
Remaja a.
Pengertian Remaja Secara etimiologi, remaja berarti “tumbuh menjadi dewasa”. Definisi remaja (adolescence) menurut organisasi kesehatan dunia
17
(WHO) adalah periode usia antara 10-19 tahun, sedangkan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menyebut kaum muda (youth) untuk usia antara 15 sampai 24 tahun. Definisi ini kemudian disatukan dalam terminologi kaum muda (young people) yang mencakup usia 10-12 tahun (Kusmiran, 2014). Menurut Widyastuti, dkk (2009), remaja atau “adolescence” (Inggris), berasal dari bahasa latin “adolescere” yang berarti tumbuh kearah kematangan baik fisik, sosial, maupun psikologis. Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja, yakni antara usia 10-19 tahun, adalah suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa pubertas. Masa remaja adalah periode peralihan dari masa anak ke masa dewasa (Widyastuti dkk, 2009). Menurut Gunarsa (1978), mengungkapkan bahwa masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, yang meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. b.
Perkembangan dan Ciri Remaja Menurut Sarwono (2005), dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan, ada tiga tahap perkembangan remaja yaitu : 1) Remaja Awal (Early Adolescence) 2) Remaja Madya (Middle Adolescence)
18
3) Remaja Akhir (Late Adolescence) Menurut Widyastuti, dkk (2009), berdasarkan sifat atau ciri perkembangannya, masa (rentang waktu) remaja terdiri dari 3 tahap, yaitu : 1) Masa Remaja Awal (10-12 tahun) a) Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya b) Tampak dan merasa ingin bebas c) Tampak dan memang lebih banyak memerhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir yang khayal (abstrak) 2) Masa Remaja Tengah (13-15 tahun) a) Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri b) Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis c) Timbul perasaan cinta yang mendalam d) Kemampuan
berpikir
abstrak
(berkhayal)
makin
berkembang e) Berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual 3) Masa Remaja Akhir (16-19 tahun) a) Menampakkan pengungkapan kebebasan diri b) Dalam mencari teman sebaya lebih selektif c) Memilih citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya
19
d) Dapat mewujudkan perasaan cinta e) Memiliki kemampuan berpikir khayal atau abstrak
3.
Keputihan a.
Pengertian Keputihan Flour Albus (Keputihan) adalah cairan
yang keluar
berlebihan dari vagina bukan merupakan darah, baik berbau ataupun tidak, serta disertai rasa gatal setempat (Wiknjosastro, 2002; Sibagariang dkk, 2010; Kusmiran, 2014). Menurut Shadine (2012), keputihan atau Flour Albus merupakan sekresi vaginal abnormal pada wanita. b.
Jenis Keputihan Menurut Sibagariang, dkk (2010), Flour Albus (keputihan) terbagi atas dua macam, yaitu : 1) Flour Albus (Keputihan) Fisiologis (normal) Flour Albus fisiologis terdiri atas cairan yang kadangkadang berupa muskus yang mengandung banyak epitel dengan leukosit yang jarang, sedangkan flour albus patologis banyak mengandung leukosit. Alat kelamin wanita dipengaruhi oleh berbagai hormon yang dihasilkan berbagai organ yakni : hipotalamus, hipofisis, ovarium dan adrenal. Estrogen dapat mengakibatkan maturasi epitel vagina, serviks, proliferasi stroma dan kelenjar sedangkan progesteron akan mengakibatkan fungsi sekresi. Keputihan normal dapat terjadi pada masa menjelang dan
20
sesudah menstruasi, sekitar fase sekresi antara hari ke 10-16 siklus menstruasi, saat terangsang, hamil, kelelahan, stress dan sedang mengkonsumsi obat-obat hormonal seperti pil KB. Keputihan ini tidak berwarna atau jernih, tidak berbau dan tidak menyebabkan rasa gatal. 2) Flour Albus Patologis Merupakan cairan eksudat dan cairan ini mengandung banyak leukosit. Eksudat terjadi akibat reaksi tubuh terhadap adanya jejas (luka). Jejas ini dapat diakibatkan oleh infeksi mikroorganisme, benda asing, neoplasma jinak, lesi, prakanker dan neoplasma ganas. Kuman penyakit yang menginfeksi vagina seperti jamur Kandida Albikan, parasit Tricomonas, E.Coli, Staphylococcus, Treponema Pallidum, Kondiloma Akuminata dan Herpes serta luka didaerah vagina, benda asing yang tidak sengaja atau sengaja
masuk ke vagina dan kelainan serviks.
Akibatnya, timbul gejala-gejala yang sangat mengganggu, seperti berubahnya cairan yang berwarna jernih menjadi kekuningan sampai kehijauan, jumlahnya berlebihan, kental, berbau tak sedap, terasa gatal atau panas dan menimbulkan luka di daerah mulut vagina (Asri, 2003). c.
Penyebab Keputihan Menurut Sibagariang, dkk (2010) adapun penyebab keputihan antara lain :
21
1) Flour Albus (keputihan) Fisiologis (normal) Keputihan yang fisiologis dapat disebabkan oleh : a) Pengaruh estrogen yang meningkat pada saat menarche b) Rangsangan saat koitus sehingga menjelang persetubuhan seksual menghasilkan sekret, yang merupakan akibat adanya pelebaran pembuluh darah di vagina atau vulva c) Adanya peningkatan produksi kelenjar-kelenjar pada mulut rahim saat masa ovulasi 2) Flour Albus (keputihan) Patologis Keputihan patologis terjadi disebabkan oleh : a) Infeksi Tubuh akan memberikan reaksi terhadap mikroorganisme yang masuk ini dengan serangkaian reaksi radang. Penyebab infeksi, yakni : (1)
Jamur Jamur yang sering menyebabkan keputihan ialah Candida
Albican.
Penyakit
ini
disebut
juga
Kandidasis genetalia. Gejalanya adalah rasa gatal atau panas pada alat kelamin, keluarnya lendir yang kental, putih dan bergumpal seperti butiran tepung, kadang-kadang disertai rasa nyeri pada waktu senggama.
22
(2)
Bakteri (a) Gonokokus Penyakit ini disebut dengan Gonorrhoe dan penyebab penyakit ini adalah bakteri Neisseria Gonorrhoe atau gonokokus. Sering terjadi akibat hubungan seksual (PMS). Gejalanya adalah keputihan yang berwarna kekuningan nanah, rasa sakit
pada
waktu
berkemih
maupun
saat
senggama. (b) Klamidia Trakomatis Kuman ini sering menjadi penyebab penyakit menular seksual. Selain itu sering menyebabkan penyakit
radang
pelvis,
kehamilan
diluar
kandungan dan infertilitas. Gejala utama yang ditemukan adalah servisitis pada wanita dan uteritis pada pria. (c) Gardnerella Menyebabkan peradangan vagina tak spesifik. Gejala klinis yang ditimbulkan adalah fluor albus (keputihan) yang berlebihan dan berbau disertai rasa tidak nyaman di perut bagian bawah.
23
(d) Treponema Pallidum Penyebab penyakit kelamin sifilis, ditandai kondilomalata pada vulva dan vagina. (e) Parasit Parasit yang sering menyebabkan keputihan adalah Trikomonas vaginalis. Cara penularan yang paling sering terdapat ialah penularan dengan jalan koitus. Gejala yang ditimbulkam ialah flour albus (keputihan) yang encer sampai kental, berwarna kekuningan dan agak bau serta terasa gatal dan panas. (f) Virus Sering yang disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV) dan Herpes simpleks. HPV sering ditandai
dengan kondiloma akuminata, cairan
berbau, tanpa rasa gatal. b) Kelainan alat kelamin didapat atau bawaan Adanya fistel vesikovaginalis atau rektovaginalis akibat cacat bawaan, cedera persalinan dan radasi kanker genetalia atau kanker itu sendiri.
24
c) Benda asing Kondom yang tertinggal dan pesarium untuk penderita hernia atau prolaps uteri dapat merangsang secret vagina berlebihan. d) Neoplasma jinak Berbagai tumor jinak yang tumbuh ke dalam lumen, akan mudah mengalami peradangan sehingga menimbulkan keputihan. e) Kanker Leucorrhoe (keputihan) ditemukan pada neoplasma jinak maupun ganas, apabila tumor itu dengan permukaannya untuk sebagian atau seluruhnya memasuki lumen saluran alat-alat genetalia. Gejala yang ditimbulkan ialah cairan yang banyak, berbau busuk disertai darah tak segar. f)
Fisik Tampon, trauma dan IUD.
g) Menopause Pada menopause sel-sel dan vagina mengalami hambatan dan dalam pematangan sel akibat tidak adanya hormon estrogen sehingga vagina kering, sering timbul gatal karena tipisnya lapisan sel sehingga mudah luka dan timbul infeksi penyerta.
25
Menurut Shadine (2012), penyebab dari adanya keputihan, antara lain : 1) Terjadi infeksi yang disebabkan kuman, bakteri, jamur, atau infeksi campuran. 2) Peradangan alat kelamin. 3) Adanya rangsangan mekanis oleh alat-alat kontrasepsi sehingga menimbulkan cairan yang berlebihan. 4) Tertinggalnya kondom atau benda lain yang dipakai waktu
senggama
atau
akibat
karet
pengganjal
(pesarium) untuk mencegah rahim turun. 5) Penggunaan pakaian ketat dan atau celana terbuat dari bahan sintesis. 6) Penggunaan spray atau deodoran untuk alat genital. 7) Penggunaan produk pencuci kewanitaan. 8) Kelelahan dan stress dapat memicu keputihan. 9) Menurut dr. Stephen Januar Kusmanto, dari Bayer Health
Care,
keputihan
bisa
disebabkan
dari
penggunaan antibiotik yang irasional. d.
Pencegahan Keputihan Menurut Sibagariang, dkk (2010); Shadine (2012), tindakan pencegahan sekaligus mencegah berulangnya keputihan yaitu dengan :
26
1) Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olahraga rutin, istirahat cukup, hindari rokok dan alkohol serta hindari stres berkepanjangan. 2) Selalu
menjaga
kebersihan
daerah
kewanitaan
dengan
menjaganya agar tetap kering dan tidak lembab misalnya dengan menggunakan celana dalam yang kering dan dengan bahan yang menyerap keringat agar tetap kering dan tidak lembab. 3) Pemakaian celana jeans tidak dianjurkan, karena pori-porinya sangat rapat. 4) Membiasakan untuk mengganti pembalut, pantyliner pada waktunya untuk mencegah bakteri berkembang biak. 5) Membiasakan membasuh dengan cara yang benar tiap kali buang air yaitu dari arah depan ke belakang. 6) Penggunaan cairan pembersih vagina sebaiknya tidak berlebihan karena dapat mematikan flora normal vagina. 7) Menghindari penggunaan bedak talkum, tissue atau sabun dengan pewangi pada daerah vagina karena dapat menyebabkan iritasi. 8) Menghindari duduk diatas kloset membiasakan menggunakannya.
mengelap
di
dudukan
WC umum kloset
atau
sebelum
27
e.
Penatalaksanaan Keputihan Menurut Sibagariang, dkk (2010), penatalaksanaan keputihan tergantung dari penyebab infeksi seperti jamur, bakteri atau parasit. Umumnya diberikan mengatasi keluhan dan menghentikan proses infeksi sesuai dengan penyebabnya. Obat-obatan yang digunakan dalam mengatasi keputihan biasanya berasal dari golongan flukonazol
untuk
mengatasi
infeksi
candida
dan
golongan
metronidazol untuk mengatasi infeksi bakteri dan parasit. Sediaan obat dapat berupa sediaan oral (tablet, kapsul), topikal seperti krem yang dioleskan dan uvula yang dimasukkan langsung ke dalam liang vagina. Menurut
Shadine
(2012),
adapun
langkah-langkah
penanganan keputihan adalah sebagai berikut : 1) Berkonsultasilah ke dokter kandungan, Dokter akan memberi obat sesuai keluhan dan penyebab. Obat yang biasa digunakan adalah golongan flukonazol dan golongan metronidazol. 2) Bagi yang sudah berkeluarga, dilakukan pemeriksaan bersama pasangan. 3) Jika masih belum sembuh, dilakukan uji resistensi obat dengan mengganti dengan obat lain. 4) Bagi yang sudah menikah, dilakukan pap smear.
28
5) Jika positif terkena virus, dilanjutkan dengan pemeriksaan mulut rahim dengan menggunakan alat pembesar yang diletakkan di luar bibir vagina. 6) Menjaga kebersihan daerah vagina dan biasakan hidup sehat. f.
Dampak Keputihan Menurut Shadine (2012), keputihan tak boleh dianggap remeh karena bisa mengakibatkan kemandulan dan kanker. Keputihan bisa menjadi tanda awal dari penyakit yang lebih berat, dari vaginal candidiasis, gonorrhea, chlamydia, kemandulan hingga kanker. Keputihan yang tidak segera diobati akan menimbulkan komplikasi penyakit radang panggul yang berlarutlarut dan dapat menyebabkan kemandulan (infertilitas) karena kerusakan dan tersumbatnya saluran telur. Bila keputihan yang tidak sembuh dengan pengobatan biasa (antibiotika dan anti jamur) harus dipikirkan keputihan tersebut disebabkan oleh suatu penyakit keganasan seperti kanker leher rahim. Ini biasanya ditandai dengan cairan banyak, bau busuk, sering disertai darah tak segar.
29
B. KERANGKA TEORI
Pengetahuan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan : a. Pendidikan b. Pekerjaan c. Umur d. Minat e. Pengalaman f. Kebudayaan lingkungan sekitar g. Informasi
Remaja a. Pengertian b. Perkembangan dan ciri
Keputihan : a. Pengertian b. Jenis c. Penyebab d. Pencegahan e. Penatalaksanaa n f. Dampak
Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber : Ariani (2014), Mubarak (2007), Notoatmodjo (2010) Notoatmodjo (2012), Shadine (2012), Sibagariang, dkk (2010), Widyastuti, dkk (2009)
30
C. KERANGKA KONSEP
Baik Tingkat Pengetahuan Siswi Tentang Keputihan
Cukup Kurang
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan : a. Pendidikan b. Pekerjaan c. Umur d. Minat e. Pengalaman f. Kebudayaan lingkungan sekitar g. Informasi
Keterangan : : Variabel yang diteliti : Variabel yang tidak diteliti
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal lain, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian (Arikunto, 2013). Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang bertujuan
untuk
mengolah
data
penelitian
berupa
angka-angka
(Sugiyono, 2012). Penelitian yang dilakukan menggambarkan tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang keputihan di SMA Al-Islam 1 Surakarta.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1.
Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat yang dilakukan oleh penelitian dalam melaksanakan kegiatan penelitian (Notoatmodjo, 2012). Lokasi yang digunakan untuk penelitian ini adalah SMA Al-Islam I Surakarta.
2.
Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah rentang waktu yang digunakan untuk pelaksanaan penelitian (Notoadmodjo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan pada September 2014- Juli 2015.
31
32
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1.
Populasi Penelitian Populasi
adalah
wilayah
generalisasi
yang
terdiri
atas
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari (Sugiyono, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi kelas X SMA Al-Islam 1 Surakarta dengan jumlah 209 siswi. 2.
Sampel Penelitian Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus representatif (mewakili) (Sugiyono, 2012). Jika populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10%-15% atau 20%-25% atau lebih (Arikunto, 2013). Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan mengambil 15% dari jumlah populasi, yaitu sebanyak 32 siswi.
3.
Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode Simple Random Sampling. Simple Random Sampling
33
adalah setiap anggota atau populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel menggunakan urutan nomor absen yang ganjil hingga mencapai jumlah sebanyak 32 responden.
D. Variabel Penelitian Variabel Penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Variabel dalam penelitian ini merupakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang keputihan.
E. Definisi Operasional Definisi
Operasional
adalah
mendefinisikan
variabel
secara
operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu obyek atau fenomena. Ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian. Sedangkan cara pengukuran merupakan cara dimana variabel dapat diukur dan ditentukan karakteristiknya (Hidayat, 2010).
34
Definisi pada penelitian ini dijabarkan sebagai berikut : Tabel 3.1 Definisi Operasional
(Sumber : Riwidikdo,2013)
F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat-alat
yang digunakan untuk
mengumpulkan data. Instrumen penelitian ini dapat berupa kuisioner, formulir observasi, formulir-formulir lain yang berkaitan dengan pencatatan data dan sebagainya (Notoatmodjo, 2012). Pada penelitian ini instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data adalah kuisioner.
35
Kuisioner adalah suatu cara pengumpulan data atau suatu penelitian mengenai suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum (orang banyak), digunakan untuk mengedarkan suatu daftar pertanyaan yang berupa formulir-formulir, diajukan secara tertulis kepada subjek untuk mendapatkan tanggapan, informasi, jawaban, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2012). Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang keputihan, kuisioner yang digunakan adalah kuisioner tertutup dimana sudah terdapat jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Jenis pernyataan dalam kuisioner tersebut ialah favourable (+) yaitu pernyataan yang jawabannya benar, jika dijawab benar mendapat skor 1, jika dijawab salah mendapat skor 0 dan pernyataan unfavourable (-) yaitu pernyataan yang jawabannya salah, jika dijawab salah maka mendapat skor 1, jika dijawab benar mendapat skor 0 (Notoatmodjo, 2010). Pengisian kuisioner tersebut dengan memberi tanda centang (√) pada jawaban yang dianggap benar.
36
1. Kisi-kisi kuisioner Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuisioner Variabel
Indikator
Favourable
Tingkat pengetahu an siswi kelas X tentang keputihan
Unfavourable
1. Pengertian 1 2, 3*, 4 keputihan 2. Jenis 5, 8*, 9 6, 7 keputihan 3. Penyebab 10, 11*, 12, 13, 14, 16, 18, 24 keputihan 15*, 17 4. Pencegahan 19, 20*, 21, 23, 22, 25*, 34 keputihan 26* 5. Penatalaksan 27, 28, 29, 30 31, 32, 33 aan 35, 38 keputihan 36, 37* 6. Dampak keputihan 19 19 Jumlah Item Keterangan : * tidak valid
Jumlah Item 4 5 10 8 7 4
38
Untuk mengetahui kuisioner penelitian ini berkualitas, terlebih dahulu harus dilakukan uji
validitas dan reliabilitas dengan karakteristik
sejenis di luar lokasi penelitian, yaitu pada siswi kelas X di MA Al-Islam Jamsaren Surakarta, dengan 30 responden yang dilaksanakan pada 13 Maret 2015. 2. Uji Validitas Validitas adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana instrumen pengukur mampu mengukur apa yang ingin diukur (Riwidikdo, 2012). Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus korelasi pearson product moment dengan bantuan program SPSS 18. Instrumen ini dikatakan valid jika nilai rhitung> rtabel.
37
Rumus : rxy =
NSXY - (SX )(SY ) {NSX 2 - (SX ) 2 {NSY 2 - (SY ) 2 }
Keterangan : N
: Jumlah Responden
rxy
: Koefisien korelasi pearson product moment
x
: Skor pertanyaan
y
: Skor total
xy
: Skor pertanyaan dikalikan skor total
Setelah dilakukan uji validitas di MA Al-Islam 1 Surakarta dari 38 soal hasilnya 30 soal dinyatakan valid dan 8 soal dinyatakan tidak valid yaitu nomor 3, 8, 11, 15, 20, 25, 26, 37. Pernyataan dinyatakan valid bila rhitung> rtabel. Nilai rtabel untuk jumlah responden 30 dengan taraf signifikan 5% adalah 0,361. Pernyataan tidak valid dihapus dari daftar pernyataan kuisioner. 3. Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2012). Untuk menguji reliabilitas instrumen digunakan Alpha Cronbach yaitu :
38
݇
ri = ቂ݇െͳቃ ͳ െ
Keterangan :
σܵ݅ʹ ܵʹݐ
൨
ri
: Reliabilitas Instrument
k
: Banyak butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑ si2
: Jumlah varian butir
st 2
: Varians total Peneliti menggunakan bantuan program SPSS for Windows versi
18 untuk menghitung Alpha Cronbach. Menurut Riwidikdo (2012) instrumen dikatakan reliabel bila nilai Alpha Cronbach> r kriteria (0.7). Berdasarkan uji realibilitas didapatkan nilai Alpha Cronbach 0,943. Nilai ini > 0,7 sehingga instrumen dikatakan reliabel.
G. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan kegiatan penelitian untuk mendapatkan
data (Sugiyono, 2012). Cara pengumpulan data dilakukan
dengan cara memberikan lembar pertanyaan persetujuan dan membagikan kuisioner atau angket pada siswi kelas X SMA Al-Islam 1 Surakarta, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden dipersilakan mengisi angket sampai selesai dan angket diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Maka data yang diperoleh, yaitu :
39
1.
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden melalui pengisian kuisioner. Data primer diperoleh dari kuisioner tentang keputihan.
2.
Data sekunder adalah pengumpulan data yang diperoleh dari orang atau tempat lain bukan dilakukan oleh peneliti sendiri. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari bagian Tata Usaha (TU), yaitu data jumlah siswi yang ada di SMA Al-Islam 1 Surakarta.
H. Metode Pengolahan Data dan Analisa Data 1.
Metode Pengolahan Data Menurut Notoadmodjo (2012), setelah data terkumpul, maka langkah yang akan dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Proses pengolahan data ada 4, yaitu : a.
Editing Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuisioner. Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban dari kuisioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing dilakukan di tempat penelitian sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak sesuai dapat segera dilengkapi.
40
b.
Coding Coding merupakan mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Kegiatan ini memberi kode angka pada kuisioner terhadap tahap-tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data selanjutnya. Untuk pengetahuan siswi kelas X tentang keputihan : 1) Untuk jawaban benar diberi skor 1 2) Untuk jawaban salah diberi skor 0
c.
Memasukkan data (Data Entry) atau Processing Jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program SPSS for Windows versi 18.
d.
Tabulating Kegiatan dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban kuisioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukan ke dalam tabel.
e.
Pembersihan data (Cleaning) Semua data dari setiap sumber data atau responden setelah selesai
dimasukkan,
perlu
kemungkinan-kemungkinan
dicek adanya
kembali
untuk
kesalahan-kesalahan
melihat kode,
ketidak lengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.
41
2.
Analisa Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis univariat. Analisis univariat adalah menganalisis terhadap
tiap
variabel
dari
hasil
tiap
penelitian
untuk
menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2012). Menurut Riwidikdo (2013), untuk membuat 3 kategori yaitu baik, cukup dan kurang maka menggunakan parameter, yaitu : a) Baik, bila nilai responden (x) > Mean + 1 SD b) Cukup, bila nilai Mean -1 SD ≤ x ≤ Mean + 1 SD c) Kurang, bila nilai responden (x) < Mean -1 SD Perhitungan mean dilakukan dengan menggunakan program SPSS for Windows versi 18. Sedangkan menurut Hidayat (2010), rumus mean yaitu : Rumus : X = Keterangan :
σݔ ݊
X
: Rata-rata (mean)
∑x
: Jumlah seluruh jawaban responden
n
: Jumlah responden
Menurut Riwidikdo (2013) simpangan baku (standard deviation) adalah ukuran yang dapat dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai data terhadap rata-ratanya.
42
Rumus :
SD =
ඨσ ݅ʹݔെ
൫σ ݅ݔ൯
݊െͳ
݊
ʹ
Keterangan : SD
: Standar Deviasi
x
: Nilai responden
n
: Jumlah responden Untuk perhitungan simpangan baku peneliti menggunakan
program SPSS for Windows versi 18. Selanjutnya, hasil unuk mengetahui tingkat pengetahuan siswi kelas X maka, ditunjukkan dengan prosentase dan keterangan sebagai berikut :
ൌ
I.
ͳͲͲΨ
Etika Penelitian Menurut Hidayat (2010), etika penelitian merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian. Mengingat penelitian berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus selalu diperhatikan. Yang perlu diperhatikan antara lain:
43
1.
Informed consent Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan yang diberikan sebelum penelitian. Dilakukan dengan memberi lembar persetujuan oleh responden. Tujuannya agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian. Jika responden bersedia, maka harus menandatangani lembar persetujuan.
2.
Anonimity (kerahasiaan nama/ identitas) Merupakan pemberian jaminan dalam penggunaan subjek penelitian. Dengan cara tidak mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data.
3.
Confidentiality (kerahasiaan hasil) Merupakan etika dalam pemberian jaminan kerahasiaan hasil penelitian. Baik informasi ataupun masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti. Hanya pada kelompok data tertentu yang dilaporkan pada hasil riset.
J.
Jadwal Penelitian Dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta waktu
berjalan dan berlangsungnya tiap kegiatan tersebut
(Notoatmodjo, 2010). Jadwal penelitian dapat dilihat di lampiran 1.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Al-Islam 1 Surakarta yang terletak di Jl. Honggowongso No. 94 Kelurahan Panularan, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta dengan luas 3138,15 m2. SMA Al-Islam 1 Surakarta dipimpin oleh kepala sekolah yang bernama Drs. H. Abdul Halim. Tenaga pengajar dan staf karyawan di SMA Al-Islam 1 Surakarta terdiri dari 69 orang guru, 23 orang karyawan dan TU (Tata Usaha). SMA Al-Islam 1 Surakarta memiliki berbagai fasilitas pendukung yaitu 27 ruang kelas, Aula, Laboratorium Fisika, Laboratorium Bahasa, Laboratorium Biologi, Laboratorium Multimedia, Laboratorium Kimia, Laboratorium TIK (Teknik Informasi dan Komunikasi), Perpustakaan, ruang UKS (Unit Kesehatan Sekolah), ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang TU (Tata Usaha), ruang BK (Bimbingan Konseling), lapangan upacara dan olahraga, Koperasi, Masjid, Tempat Parkir, Toilet dan Kantin. SMA Al-Islam 1 Surakarta dengan jumlah 998 siswa yaitu kelas X terdiri dari 9 kelas yaitu 4 kelas IPA dan 5 kelas IPS dengan jumlah siswa sebanyak 356 siswa, kelas XI terdiri 9 kelas yaitu 4 kelas IPA dan 5 kelas IPS dengan jumlah siswa sebanyak 310 siswa, kelas XII terdiri 9 kelas yaitu 4 kelas IPA dan 5 kelas IPS dengan jumlah siswa sebanyak 342 siswa.
44
45
B. Hasil Penelitian Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti mendapatkan hasil sebagai berikut : 1.
Karakteristik Responden a.
Umur Karakteristik responden berdasarkan umur diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Umur Responden 15 tahun 13 12 16 tahun 17 tahun 7 Total 32 Sumber : Data primer, Maret 2015
Persentase (%) 41 37 22 100
Berdasarkan tabel 4.1 dapat di simpulkan bahwa jumlah kelompok umur responden terendah ada dikategori umur 17 tahun sebanyak 7 responden (22 %), sedangkan jumlah kelompok umur responden terbanyak ada dikategori 15 tahun sebanyak 13 orang (41 %). b.
Pengalaman Karakteristik responden berdasarkan pengalaman diperoleh hasil sebagai berikut :
46
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengalaman Pengalaman Pernah Belum Pernah
Responden 10 22
Persentase (%) 31 69
Total 32 Sumber : Data primer, Maret 2015
100
Berdasarkan tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa perbandingan jumlah responden yang pernah mengalami keputihan dengan responden
yang
belum
pernah
mengalami
keputihan
yaitu
10 : 22 responden. 2.
Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas X tentang Keputihan Hasil penelitian tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang keputihan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel. 4.3 Mean dan Standar Deviasi Variabel Mean Tingkat pengetahuan siswi kelas X 16,3438 tentang keputihan
Standar Deviasi 9,00756
Sumber : Data primer, Maret 2015 Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang keputihan, maka digunakan perhitungan sebagai berikut : a.
Baik, bila nilai responden yang diperoleh adalah (x) > mean + 1 SD (x) > Mean + 1 SD (x) > 16,3438 + 9,00756 (x) > 25,35136 (x) > 25
47
b.
Cukup, bila nilai responden yang diperoleh adalah mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD Mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD 16,3438 – 9,00756 ≤ x ≤ 16,3438 + 9,00756 7,33624 ≤ x ≤ 25,35136 7 ≤ x ≤ 25
c.
Kurang, bila nilai responden yang diperoleh adalah (x) < mean – 1 SD (x) < mean – 1 SD (x) < 16,3438 – 9,00756 (x) < 7,33624 (x) < 7
Berikut tabel hasil distribusi frekuensi dari hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan SPSS for Windows versi 18. Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas X Tentang Keputihan No 1 2 3
Pengetahuan Baik Cukup Kurang Total Sumber: Data Primer, Maret 2015
Responden 6 18 8 32
Prosentase (%) 19 56 25 100
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa jumlah kelompok responden yang berpengetahuan baik sebanyak 6 responden (19%), sedangkan jumlah kelompok responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 8 responden (25
48
C. Pembahasan Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya) yang dengan sendirinya pada saat pengindraan menghasilkan pengetahuan. Pengetahuan itu sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Faktorfaktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu : pendidikan, pekerjaan, umur, minat,
pengalaman,
kebudayaan
lingkungan
sekitar,
dan
informasi
(Mubarak, 2007). Pada penelitian ini, peneliti mengambil umur dan pengalaman sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang keputihan. Faktor umur, secara garis besar dapat dibagi menjadi 4 kategori pertumbuhan yakni perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama, dan timbulnya ciri-ciri baru. Hal ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental, taraf berpikir seseorang semakin matang dan dewasa (Mubarak, 2007). Untuk faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang keputihan dari faktor umur, sebagian besar usia responden adalah 15 tahun sebanyak 13 orang (41 %). Faktor pengalaman juga termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang keputihan. Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya (Mubarak, 2007). Dari penelitian tingkat pengetahuan siswi
49
kelas X tentang keputihan untuk faktor pengalaman, mayoritas responden adalah belum pernah mengalami keputihan sebanyak 22 orang (69 %). Pengetahuan tentang keputihan tentunya perlu diketahui remaja putri, sebab dengan mengetahui tentang keputihan maka mereka dapat menangani keputihan yang seringkali dialami oleh wanita pada umumnya. Keputihan tidak boleh dianggap remeh, karena keputihan bisa menjadi tanda awal dari penyakit yang lebih berat, seperti: vaginal candidiasis, gonorrhea, chlamydia, kemandulan (infertilitas), komplikasi penyakit radang panggul yang berlarutlarut, hingga kanker (Shadine M, 2012). Dari pembahasan diatas dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang keputihan di SMA Al-Islam 1 Surakarta sebagian besar dalam kategori cukup yaitu sebanyak 18 siswi (56 %). Hal ini dikarenakan selain masih banyak siswi yang belum memahami tentang pengertian, jenis, penyebab, pencegahan, penatalaksanaan, dan dampak keputihan, juga disebabkan karena para siswi belum pernah mendapatkan penyuluhan tentang keputihan. Sedangkan pada kurikulum pendidikan tidak terdapat materi tentang keputihan, sehingga banyak siswi yang belum mengetahui tentang keputihan.
D. Keterbatasan 1.
Kendala Penelitian Kendala dalam penelitian ini adalah pada saat pengisian kuisioner, responden kurang memahami bahasa khususnya bahasa ilmiah dalam
50
kesehatan yang digunakan dalam kuisioner, sehingga berpengaruh pada jawaban kuisioner. 2.
Kelemahan / Keterbatasan a.
Penelitian ini hanya mengambil sampel dari siswi kelas X saja, sehingga tidak dapat mewakili semua siswi SMA Al- Islam 1 Surakarta.
b.
Pengumpulan data tingkat pengetahuan siswi tentang keputihan ini menggunakan kuisioner tertutup sehingga responden tidak dapat menjawab secara leluasa dan peneliti tidak dapat menggali pengetahuan responden secara mendalam.
c.
Variabel pada penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan siswi tentang keputihan saja.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut: 1.
Tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang keputihan dalam kategori baik sebanyak 6 responden (19 %).
2.
Tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang keputihan dalam kategori cukup sebanyak 18 responden (56 %).
3.
Tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang keputihan dalam kategori kurang sebanyak 8 responden (25 %).
4.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang keputihan yaitu : a. Umur, mayoritas usia responden adalah 15 tahun sebanyak 13 orang (41 %). b. Pengalaman, mayoritas responden adalah belum pernah mengalami sebanyak 22 orang (69 %).
B. Saran 1.
Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan dapat melakukan penelitian dengan metode penelitian maupun pengambilan sampel yang berbeda, mengembangkan variabel
51
52
penelitian dan instrument penelitian sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih baik dari sebelumnya. 2.
Bagi Institusi Pendidikan a.
SMA Al-Islam 1 Surakarta Diharapkan tenaga pendidik (guru) untuk memberikan bimbingan yang lebih agar para siswi mempunyai pengetahuan yang lebih baik dari sebelumnya dan memberikan pengetahuan tentang keputihan.
b.
STIKes Kusuma Husada Surakarta Diharapkan institusi dapat menambah referensi terutama tentang keputihan sehingga berikutnya.
dapat digunakan sebagai acuan penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Actafiya, A. M. 2012. Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas X tentang Keputihan di SMK Muhammadiyah 1 Sragen. STIKes Kusuma Husada. Karya Tulis Ilmiah. Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. ________. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Ariyani, A.A. 2014. Aplikasi Metodologi Penelitian Kebidanan dan Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Nuha Medika. Devy, M. 2012. Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Keputihan di Desa Tampieng Tunong Kecamatan Indrajaya Kabupaten Pidie. STIKes U’Budiyah. Karya Tulis Ilmiah. Hidayat, A.A. 2010. Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba medika. Kusmiran, Eny. 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta : Salemba Medika. Manuaba, I. G. B. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Buku Kedokteran EGC. Mumpuni, Y, dkk. 2013. 45 Penyakit Musuh Kaum Perempuan. Yogyakarta : Rapha Publishing. Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. ___________. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Riwidikdo, H. 2012. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendekia Press –––––––––––. 2013. Statistik Kesehatan dengan Aplikasi SPSS dalam Prosedur Penelitian. Yogyakarta : Rohima Press.
Sarwono, 2005. Psikologi Remaja. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Shadine, M. 2012. Penyakit Wanita. Yogyakarta : Citra Pustaka. Sibagariang, E. E. 2010. Kesehatan Reproduksi Wanta. Jakarta : TIM. Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Pendidikan, Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta. Widyastuti, dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya.