TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TORCH DI UPTD PUSKESMAS JAYENGAN SURAKARTA
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
Intan Lativa Sari NIM B.12 022
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TORCH DI UPTD PUSKESMAS JAYENGAN SURAKARTA
Diajukan Oleh : Intan Lativa Sari NIM B.12 022
Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal
Juni 2015
Pembimbing
AnisNurhidayati S,ST. M.Kes NIK. 200685025
ii
HALAMAN PENGESAHAN
TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TORCH DI UPTD PUSKESMAS JAYENGAN SURAKARTA
Karya Tulis Ilmiah Disusun Oleh : Intan Lativa Sari NIM B.12 022
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Akhir Program D III kebidanan Pada Tanggal 6 Juli 2015
PENGUJI I
PENGUJI II
Ambarsari, S.ST
Anis Nurhidayati, S.ST. M.Kes
NIK. 201087048
NIK. 200685025
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan Mengetahui, Ka. Prodi D III Kebidanan
Retno Wulandari, S.ST NIK 200985034
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang TORCH Di UPTD Puskesmas Jayengan Surakarta”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Agnes Sri Harti M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Retno Wulandari, S.ST, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan Kusuma Husada Surakarta. 3. Ibu Anis Nurhidayati, S.ST, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis. 4. Ibu Purwanti, S.KM, M.Kes, selaku Ketua Bagian Promkes Dinas Kesehatan Kota Surakarta yang telah memberi ijin lahan. 5. Ibu dr.Suci Wuryanti selaku Kepala UPTD Puskesmas Jayengan, Surakarta yang telah memberi ijin melakukan penelitian. 6. Seluruh ibu hamil yang periksa di UPTD Puskesmas Jayengan, Surakarta yang bersedia menjadi responden dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini. 7. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh referensi KaryaTulis Ilmiah ini. 8. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas bantuan yang telah diberikan. 9. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
iv
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Penulis
v
Juni 2015
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015 Intan Lativa Sari NIM : B 12.022 TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TORCH DI UPTD PUSKESMAS JAYENGAN SURAKARTA
Xiii + 59 Halaman + 22 Lampiran + 8 Tabel + 2 Gambar ABSTRAK Latar Belakang : Infeksi TORCH merupakan penyakit yang sering menimbulkan infeksi konginetal, yaitu Toxoplasma, Other infections, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes simplex virus. Pada masa kehamilan seorang wanita hamil apabila mengalami infeksi TORCH maka janin yang dilahirkan akan terinfeksi. TORCH dapat menyebabkan keguguran berulang, kelahiran prematur dan berbagai macam konginetal yang berat lainnya. Pentingnya ibu hamil mengetahui tentang infeksi TORCH yaitu supaya ibu hamil dapat memproteksi kehamilannya agar tidak terinfeksi oleh infeksi TORCH dengan melakukan screening TORCH. Tujuan : Mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang TORCH di UPTD Puskesmas Jayengan, Surakarta pada kategori baik, cukup dan kurang. Metode Penelitian : Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian di UPTD Puskesmas Jayengan Surakarta pada tanggal 2-27 April 2015. Jumlah sampel sebanyak 37 ibu hamil, dengan menggunakan teknik pengambilan sampel total sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, sedangkan analisis data yang digunakan adalah analisis univariat. Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang TORCH di UPTD Puskesmas Jayengan Surakarta, ibu hamil dengan pengetahuan baik sebanyak 5 responden (13,5%), pengetahuan cukup sebanyak 28 responden (75,7%) dan pengetahuan kurang sebanyak 4 responden (10,8%). Kesimpulan : Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang TORCH di UPTD Puskesmas Jayengan Surakarta sebagian besar dalam kategori cukup yaitu sebanyak 28 responden (75,7%). Kata Kunci : Pengetahuan, Ibu Hamil, TORCH Kepustakaan : 33 Literatur (tahun 2005 s/d 2014)
vi
MOTTO 1. Tiada yang sia-sia dari setiap perjuangan karena Allah akan memberikan jalan kepada setiap umatnya yang selalu berusaha tidak dengan hanya berpangku tangan. 2. Allah selalu punya rencana terbaik bagi kita. Saat kita gagal bertubi-tubi, kecewa, marah, boleh jadi ada sebuah rencana besar yang telah menunggu kepada kita. 3. Saat kita merasa bersalah, bahkan tanpa tuduh, kita tetap tertunduk rendah. Saat kita merasa berdosa, bahkan tanpa hina dan caci, kita tetap terdiam malu. Saat kita merasa ragu, bahkan tanpa pertanyaan kita tetap bergegas menjelaskan. 4. Kita tidak jadi bijak atau baik karena orang lain menilai kita baik, kitalah yang tahu seberapa baik hidup kita, cukup jadi diri sendiri, jangan pusing dengan penilaian orang lain.
PERSEMBAHAN Dengan segala rendah hati, karya tulis ilmiah ini penulis persembahkan : 1. Kepada Allah SWT karena atas segala karunia dan kemudahan dalam karya tulis ilmiah ini. 2. Ayah dan bunda yang selalu memberikan doa, nasehat dan semangat yang selalu mengalir. U are my hero’s. 3. Bu Anis Nurhidayati, S.ST. M.Kes yang selalu sabar membimbingku dan Bu Renny Andikhatias, S.ST yang selalu membantu dan memberi support. 4. Untuk orang tersayang kakakku andika, adikku riski, budhe, pakdhe seluruh keluarga besarku yang selalu menghiburku disaat suka dan duka. 5. Sahabat2ku dan keluargaku momo(lusiana), dyan, mutiara, asty, nurma, yaya, santi, indut, lusi, ariyanti yang selalu membantu disaat aku butuh penyemangat 6. Untuk teman2 kost griya tentrem dan teman2 3A yang selalu menebarkan canda tawanya. 7. Almamater tercinta.
vii
CURICULUM VITAE
Nama
: Intan Lativa Sari
Tempat / Tanggal Lahir
: Wonogiri, 26 Januari 1993
Agama
: Islam
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat
: Ngepoh Kidul RT 01 / RW 07 Balepanjang, Baturetno, Wonogiri, Jawa Tengah.
Riwayat Pendidikan 1. SD N 03 Balepanjang, Baturetno
LULUS TAHUN 2006
2. SMP N 02 Baturetno
LULUS TAHUN 2009
3. SMA N 01 Baturetno
LULUS TAHUN 2012
4. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2012
viii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii KATA PENGANTAR .................................................................................... iv ABSTRAK ...................................................................................................... vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii CURICULUM VITAE ................................................................................... viii DAFTAR ISI ................................................................................................... ix DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..................................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ............................................................................. 3 C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 3 D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 4 E. Keaslian Penelitian ............................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ...................................................................................... 7 B. Kerangka Teori..................................................................................... 33 C. Kerangka Konsep Penelitian ................................................................ 34
ix
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ........................................................... 35 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 35 C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ............................ 36 D. Variabel Penelitian ............................................................................... 37 E. Definisi Operasional............................................................................. 37 F. Instrumen Penelitian............................................................................. 38 G. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 42 H. Metode Penelitian dan Analisis Data ................................................... 43 I. Etika Penelitian .................................................................................... 46 J. Jadwal Penelitian.................................................................................. 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ................................................... 48 B. Hasil Penelitian .................................................................................... 49 C. Pembahasan .......................................................................................... 53 D. Keterbatasan ......................................................................................... 59
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................................... 60 B. Saran ..................................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1 Definisi Operasional .................................................................... 38 Tabel 3.2 Kisi – kisi kuesioner tentang TORCH sebelum penelitian .......... 39 Tabel 3.2 Kisi – kisi kuesioner tentang TORCH penelitian........................ 39 Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Umur .............................. 49 Tabel 4.2 Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan ...................... 49 Tabel 4.3 Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan ........................ 50 Tabel 4.4 Karakteristik Responden berdasarkan Paritas / Jumlah anak ..... 50 Tabel 4.5 Nilai Mean dan Standar Deviasi ................................................ 51 Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi pengetahuan ibu hamil............................... 52
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Kerangka Teori ......................................................................... 33 Gambar 2.2 Kerangka Konsep ..................................................................... 34
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Jadwal Penelitian
Lampiran 2.
Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3.
Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4.
Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 5.
Surat Balasan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 6.
Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 7.
Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 8.
Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 9.
Surat Persetujuan Responden (Informed Consent )
Lampiran 10. Lembar Wawancara Lampiran 11. Kunci Jawaban Wawancara Lampiran 12. Kuesioner Penelitian Lampiran 13. Kunci Jawaban Kuesioner Lampiran 14. Data Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 15. Data Hasil Uji Validitas Lampiran 16. Data Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 17. Data Nilai r Product Moment Lampiran 18. Data Tabulasi Hasil Penelitian Lampiran 19. Deskripsi Data Penelitian Lampiran 20. Hasil Perhitungan Manual Lampiran 21. Dokumentasi Penelitian (Foto) Lampiran 22. LembarKonsultasi
xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Saat hamil, emosi seorang ibu biasanya berubah-ubah, mulai dari rasa senang sampai rasa cemas berlebihan. Perubahan lain yang penting untuk diketahui, yaitu menurunya sistem kekebalan tubuh yang dapat meningkatkan resiko janin terhadap berbagai penyakit infeksi. Infeksi bisa ditularkan ibu kepada janinnya melalui penularan vertikal atau vertical transmission. Infeksi yang ditularkan melalui penularan vertikal yaitu infeksi konginetal. Infeksi ini dapat bergerak melalui plasenta untuk menginfeksi janin contohnya TORCH (Abidin, 2014). Infeksi TORCH adalah akronim dari beberapa penyakit yang sering menimbulkan infeksi konginetal, yaitu Toxoplasma, Other infections, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes simplex virus. Pada masa kehamilan apabila seorang wanita hamil mengalami infeksi TORCH maka janin yang dilahirkan akan terinfeksi. Bila terjadi dalam trimester pertama, dapat menyebabkan keguguran dan berbagai macam konginetal yang berat, trimester kedua dan trimester ketiga dapat menimbulkan kelahiran prematur atau lahir selamat (kelihatan tanpa kelainan fisik), tetapi dalam waktu sebelum 1-2 tahun akan muncul gejala kelainan atau retardasi fisik dan mental (Haksohusodo, 2006). Diperkirakan bahwa 30-50% populasi manusia didunia ini telah terinfeksi oleh TORCH dan secara klinik mengandung kista walaupun tidak jelas. Di
1
2
berbagai negara TORCH terdapat pada 0,25-7% dari setiap 1000 kelahiran hidup. Penelitian Frenkel dkk (1995) di Panama City, didapatkan bahwa anjing sebagai sumber infeksi mendapatkan infeksi dari makan tinja kucing atau bergulingan pada tanah yang mengandung tinja kucing, yang merupakan instrumen penyebaran secara mekanis dari infeksi TORCH (Tristanti, 2011). Di Indonesia, prevalensi TORCH pada hewan adalah sebagai berikut: kucing 35-73%, babi 11-36%, kambing 11-61%, anjing 75% dan pada ternak lain kurang dari 10%. Hasil survey kesehatan rumah tangga yang dilakukan Hartono pada tahun 1995 menemukan angka prevelensi terhadap TORCH pada ibu hamil sebesar 60%. Sedangkan jumlah penderita penyakit pada hewan yang hidup dekat manusia menunjukkan angka prevelensi sekitar 15-50% (Tristanti, 2011). Dampak dari infeksi TORCH pada ibu hamil itu berbeda-beda, misalnya Toxoplasma bukan disebabkan oleh virus tetapi oleh parasit Toxoplasma gondii yang dapat mengakibatkan kecacatan pada bayi yang telah dilahirkan. Bisa jadi anak pertama dan kedua sehat, tetapi anak ketiga cacat atau mengalami epilepsy dan autisme. Rubella, penyakit ini sering disebut dengan virus jerman. Pada kasus ibu hamil tidak mengakibatkan keguguran tapi bisa menyebabkan glukoma, kebutaan dan lain-lain pada bayi baru lahir. Sedangkan pada ibu yang mengidap Cytomegalovirus saat hamil bisa mengakibatkan keguguran dan cacat fisik pada bayi. Kemudian untuk Herpes juga bisa mengakibatkan keguguran atau bayinya lahir dalam keadaan cacat (Juanda, 2006).
3
Pentingnya ibu hamil mengetahui tentang infeksi TORCH yaitu supaya ibu hamil paham betapa penting memproteksi kehamilannya. Ibu hamil dapat segera melakukan pencegahan agar tidak terinfeksi oleh infeksi TORCH dengan melakukan screening TORCH (Abidin, 2014). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan pada tanggal 13 s/d 16 Oktober 2014 di UPTD Puskesmas Jayengan, Surakarta data ibu hamil pada bulan Januari-September 2014 berjumlah 336 orang dengan rata-rata tiap bulan sebanyak 37 orang. Dilakukan wawancara pada 10 orang ibu hamil, dan dapat disimpulkan 1 ibu hamil berpengetahuan baik, 2 ibu hamil berpengetahuan cukup dan 7 ibu hamil berpengetahuan kurang. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan tingkat pengetahuan ibu hamil masih kurang dan dampak TORCH pada ibu hamil ke janin sangat berbahaya, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang TORCH di UPTD Puskesmas Jayengan, Surakarta”.
B. Perumusan Masalah Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang TORCH di UPTD Puskesmas Jayengan, Surakarta ?.
C. Tujuan 1. Tujuan Umum Mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang TORCH di UPTD Puskesmas Jayengan, Surakarta.
4
2. Tujuan Khusus a. Mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang TORCH di UPTD Puskesmas Jayengan, Surakarta pada tingkat pengetahuan baik. b. Mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang TORCH di UPTD Puskesmas Jayengan, Surakarta pada tingkat pengetahuan cukup. c. Mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang TORCH di UPTD Puskesmas Jayengan, Surakarta pada tingkat pengetahuan kurang.
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat: 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Memberikan bahan masukan untuk menambah teori atau ilmu pengetahuan di bidang kesehatan tentang TORCH. 2. Bagi diri sendiri Dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dibangku kuliah dan pengalaman nyata dalam melakukan penelitian tentang tingkat pengetahuan ibu hamil tentang TORCH. 3. Bagi UPTD Puskesmas Jayengan Meningkatkan kualitas pelayanan khususnya pemberian KIE pada ibu hamil tentang TORCH. 4. Bagi institusi Menambah referensi dan sumber bacaan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang TORCH.
5
E. Keaslian Penelitian Penelitian
lain yang serupa dengan penelitian yang akan dilakukan nanti
adalah : 1. Halinawati, STIKes Kusuma Husada Surakarta, dengan judul “Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subuh (PUS) Tentang TORCH di Desa Jabung Plupuh Sragen Tahun 2013”. Pada penelitian tersebut metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif, lokasi penelitian dilakukan di Desa Jabung Plupuh, Sragen, waktu penelitian dilaksanakan pada 12 februari-18 maret 2013, teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling, sampel 30 pasangan usia subur dan instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Hasil penelitian tingkat pengetahuan pasangan usia subur sejumlah 13,3% dalam kategori baik, 76,7% dalam kategori cukup dan 10% dalam kategori kurang. 2. Risti Yurisma, STIKes U’Budiyah Banda Aceh, dengan judul “ Gambaran Pengetahuan Pasangan Usia Subuh (PUS) tentang infeksi Toxoplasma Gondii di Desa Peuniti Baiturrahman Banda Aceh Tahun 2013”. Pada penelitian tersebut metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif, lokasi penelitian dilakukan di Desa Peuniti Baiturrahman Banda Aceh, waktu penelitian dilaksanakan pada 7 s/d 9 september 2013, teknik pengambilan sampel adalah probability sampling,
dengan sampel 30
pasangan usia subur dan instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Hasil penelitian tingkat pengetahuan pasangan usia subur sejumlah 13%
6
dalam kategori baik, 66,7% dalam kategori cukup dan 20% dalam kategori kurang. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan terletak pada judul penelitian, waktu penelitian, lokasi penelitian, jumlah responden, teknik mengambilan sampel dan kategori hasil penelitian sedangkan persamaannya terletak instrumen penelitian, metode penelitian serta analisis data.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjaun Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian pengetahuan Pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia,
yakni: indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo, 2011). b. Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan yang tercukup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yaittu : 1) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang bersifat spesifik dari seluruh bahan yang telah dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, “tahu” merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
7
8
2) Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang telah dipelajari. 3) Aplikasi (applicasion) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagai konteks atau situasi yang lain. 4) Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja
misalnya
dapat
menggambarkan
(membuat
bagan),
membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya. 5) Sintesis (synthesis) Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan
9
yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. 6) Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justivikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaianpenilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang telah ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. c. Cara Memperoleh Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2012), cara memperoleh pengetahuan dikelompokkan menjadi 2, yaitu cara tradisional atau non ilmiah, yakni tanpa melakukan penelitian ilmiah, dan cara modern atau ilmiah, yakni melakukan proses penelitian. 1) Cara memperoleh kebenaran non ilmiah a) Cara Coba Salah (Trial and eror) Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradapan. Metode ini telah digunakan orang dalam waktu yang cukup lama untuk memecahkan berbagai masalah. Bahkan sampai sekarang metode ini masih sering digunakan, terutama bagi mereka yang belum atau tidak mengetahui suatu cara dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
10
b) Secara kebetulan Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak sengaja oleh orang yang bersangkutan. c) Cara kekuasaan atau otoritas Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi. Sumber pengetahuan dapat berupa pemimpin masyarakat, baik formal atau informal. Para pemegang otoritas pada prinsipnya mempunyai
mekanisme
yang
sama
didalam
penemuan
pengetahuan dan orang lain menerima pendapat tersebut tanpa terlebih dahulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. d) Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali
pengalaman
yang
diperoleh
untuk
memecahkan
permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. e) Cara akal sehat (common sence) Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran. Sebagai contoh, pemberian
11
hadiah dan hukuman (reward and punishment) yang dilakukan orang tua jaman dulu untuk mendisiplinkan anaknya dalam kontek pendidikan. f) Kebenaran melalui wahyu Ajaran agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan oleh Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak. g) Kebenaran secara intuitif Kebenaran ini diperoleh manusia secara cepat diluar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir. Kebenaran ini sukar dipercaya karena tidak menggunakan caracara yang rasional dan sistematis. h) Melalui jalan pikiran Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berpikir manusia pun ikut berkembang. Disini manusia telah mampu
menggunakan
penalarannya
dalam
memperoleh
pengetahuannya. i) Induksi Induksi adalah proses penarikan kesimpulan dari pertanyaanpertanyaan khusus ke pertanyaan yang bersifat umum.
12
j) Deduksi Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pertanyaanpertanyaan umum ke khusus. Didalam proses berpikir deduksi berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua peristiwa yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu. 2) Cara memperoleh kebenaran ilmiah Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah, atau populer disebut metodologi penelitian (research methodology). Cara ini dikembangkan oleh Franci Bacon (1561-1626) yang kemudian dilanjutkan oleh Deobold Van Dallen yang berhasil membuat pencatatan yang mencakup tiga hal pokok, yaitu : a) Segala sesuatu yang positif, yakni gejala tertentu yang muncul pada saat dilakukan pengamatan. b) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak muncul pada saat dilakukan pengamatan. c) Gajala-gejala yang muncul secara bervariasi, yakni gejala-gejala yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.
13
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan Menurut Mubarak dkk (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan ada 7 yaitu : 1) Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya jika seseorang tingkat
pendidikannya
rendah,
akan
menghambat
tingkat
pengetahuan seseorang terhadap penerimaan, informasi dan nilainilai yang baru diperkenalkan. 2) Pekerjaan Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Sebaliknya orang yang tidak memiliki pekerjaan mereka tidak akan memiliki banyak sekali pengalaman dan relasi sehingga pengetahuan yang didapat juga sangat kurang. 3) Umur Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental). Pertumbuhan pada fisik secara garis besar ada empat kategori, perubahan pertama, pengubahan ukuran, kedua, perubahan proporsi, ketiga, hilangnya
14
ciri-ciri lama, keempat, timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental taraf berpikir seseorang semakin matang dan dewasa maka tingkat pengetahuan seseorang tersebut semakin luas. 4) Minat Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam. 5) Pengalaman Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang
dalam
berinteraksi
dengan
lingkungannya.
Ada
kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap objek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaannya, semakin banyak pengalaman yang didapatkan oleh seseorang maka semakin banyak pula pengetahuan yang didapatkan. 6) Kebudayaan lingkungan sekitar Kebudayaan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukkan sikap. Apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan
15
lingkungan, pembentukkan
karena sikap
lingkungan pribadi
sangat
atau
sikap
berpengaruh
dalam
informasi,
dimana
lingkungan juga memiliki andil dalam seseorang memperoleh pengetahuan, jika lingkungan tersebut adalah lingkungan yang mayoritas penduduk memiliki pendidikan yang rendah maka tingkat pengetahuan yang didapatkan juga rendah begitupun sebaliknya apabila mayoritas penduduknya memiliki pendidikan yang tinggi maka seseorang akan memiliki pengetahuan yang tinggi. 7) Informasi Informasi, kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan baru. e. Cara Mengukur Pengetahuan Menurut Riwidikdo (2013), cara pengukuran pengetahuan menggunakan rumus : Baik
: Bila nilai responden (x) > mean + 1 SD
Cukup
: Bila nilai responden mean – 1 SD ≤ x≤ mean + 1 SD
Kurang
: Bila nilai responden (x) < mean – 1 SD
16
2. Kehamilan a. Definisi Kehamilan Kehamilan atau disebut fertilisasi, yaitu sperma bertemu ovum, terjadi penyatuan sperma dengan ovum, sampai terjadi perubahan fisik dan
kimiawi
ovum-sperma
hingga
menjadi
buah
kehamilan.
Selanjutnya dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi, yaitu masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi kedalam endometrium. Pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterine mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Sulistyawati, 2011). Proses kahamilan merupakan matarantai yang berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa, dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2012). Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan, yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai tiga bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai enam bulan, triwulan ketiga dari bulan ke tujuh sampai sembilan bulan (Prawiroharjo, 2009).
17
b Masa kehamilan Menurut Astuti (2012), masa kehamilan umumnya akan dilalui selama 40 minggu terbagi dalam 3 trimester kehamilan : 1) Kehamilan trimester I : dimulai usia 0 sampai 12 minggu. 2) Kehamilan trimester II : dimulai usia 13 sampai 24 minggu. 3) Kehamilan trimester III : dimulai usia 25 sampai 40 minggu. c. Tanda dan gejala kehamilan Tanda dan gejala kehamilan menurut Manuaba (2012), dibagi menjadi 3 bagian, yaitu: 1) Tanda dugaan kehamilan a) Amenorea (terlambat datang bulan) Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de graf dan ovulasi. Dengan mengetahui hari pertama haid terakhir dengan perhitungan rumus Naegle, dapat di tentukan perkiraan persalinan. b) Mual dan muntah (emesis) Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan. Mual dan muntah terutama pada pagi hari disebut “morningn sickness”. Dalam batas yang fisiologis, keadaan ini dapat diatasi. Akibat mual dan muntah, nafsu makan berkurang.
18
c) Ngidam Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang demikian disebut ngidam. d) Sinkope atau Pingsan Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (central) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan sinkop atau pingsan. Keadaan ini menghilang setelah usia kehamilan 16 minggu. e) Payudara tegang Pengaruh
estrogen-progesteron
dan
somatomamotrofin
menimbulkan deposit lemak, air, dan garam pada payudara. Payudara
membesar
dan
tegang.
Ujung
saraf
tertekan
menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama. f) Sering miksi Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan sering miksi. Pada triwulan kedua, gejala ini sudah menghilang. g) Konstipasi atau obstipasi Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus, menyebakan untuk buang air besar. h) Pigmentasi kulit Keluarnya
melanophore
stimulating
hormone
hipofisis
anterior menyebabkan pigmentasi kulit di sekitar pipi (cloasma
19
gravidarum), pada dinding perut (strie livide, strie nigra, linea alba semakin menghitam), dan sekitar payudara (hiperpigmentasi areola mamae, puting susu makin menonjol, kelenjar montgomery menonjol, pembuluh darah menonjol pembuluh darah menifes sekitar payudara), disekitar pipi (cloasma gravidarum). i) Epulis Suatu hipertrofi papilla ginggivae (gusi berdarah). Sering terjadi pada triwulan pertama. j) Varises atau penampakan pembuluh darah vena Pengaruh dari hormon estrogen dan progesteron terjadi penampakan pembuluh darah vena. Penampakan pembuluh darah itu terjadi disekitar genetalia eksterna, kaki dan betis, dan payudara. 2) Tanda tidak pasti kehamilan Tanda tidak pasti kehamilan dapat ditentukan oleh : a) Rahim membesar, sesuai dengan tuanya kehamilan. b) Pada
pemeriksaan
dalam,
dijumpai
tanda
Hegar,
tanda
Chadwicks, tanda Piscaseck, kontraksi Braxton Hicks, dan teraba ballottement. c) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif. Tetapi sebagian kemungkinan positif palsu.
20
3) Tanda pasti kehamilan Tanda pasti kehamilan dapat ditentukan melalui : a) Gerakan janin dalam rahim. b) Terlihat/teraba gerakan janin dan teraba bagian-bagian janin. c) Denyut jantung janin. Didengar dengan stetoskop Leanec, alat karditokografi, alat Doppler. Dilihat dengan ultrasonografi. Pemeriksaan dengan alat canggih, yaitu rontgen untuk melihat kerangka janin, ultrasonografi. d. Komplikasi kehamilan Menurut Kurniawati dan Mirzanie (2009), komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu hamil adalah 1) Keguguran (aborsi spontan) dan kelahiran mati. Keguguran adalah kehilangan janin karena penyebab alami sebelum usia kehamilan mencapai 20 minggu, sedangkan kelahiran mati (stillbirth) kehilangan janin karena penyebab alami pada usia kehamilan mencapai lebih dari 20 minggu. 2) Kehamilan ektopik (kehamilan diluar kandungan), kehamilan dimana janin berkembang diluar rahim yaitu di dalam tuba falopi (saluran telur), kanalis servikalis (saluran leher rahim) dan rongga panggul maupun rongga perut. 3) Anemia, keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pengakut O2) kurang dari normal. Selama hamil
21
volume darah bertambah sehingga penurunan konsentrasi sel darah merah dan hemoglobin yang sifatnya mencegah adalah normal. 4) Solusio plasenta dan plasenta previa. Solusio plasenta adalah pelepasan plasenta yang berada dalam posisi normal pada dinding rahim sebelum waktunya yang terjadi pada saat kehamilan. Sedangkan plasenta previa dimana plasenta yang tertanam diatas atau didekat servik (leher rahim) pada rahim bagian bawah. Didalam rahim plasenta bisa menutupi lubang serviks secara keseluruh atau sebagian. 5) Infeksi TORCH adalah akronim dari beberapa penyakit yang sering menimbulkan
infeksi
kongenital,
yaitu
Toxoplasma,
Other
infections, Rubella, Cytomegalovirus dan herpes simplex virus. Infeksi ini dapat menyebabkan cacat bawaan pada janin dan bahkan dapat menyebabkan kematian pada janin
3. TORCH a. Pengertian TORCH TORCH adalah singkatan dari toxoplasma gondii (Toxo), Rubella, Cytomegalovirus (CMV), Herpes Simplex Virus (HSV) yang terdiri dari HSV1 dan HSV2 serta kemungkinan oleh virus lain (Other Virus) yang dampak klinisnya lebih terbatas misalnya measles, Varicella, echovirus, Mumps, Virus Varicella, Virus Vaccinia, Virus Pollo dan Virus Caxsackie-B (Juanda, 2006).
22
1) Toxoplasma adalah parasit golongan protozoa (hewan bersel satu) bernama Toxoplasma gondii (Sukarni dan Sudarti, 2014). 2) Rubella merupakan penyakit infeki ringan pada anak dan dewasa, tetapi apabila terjadi pada ibu yang sedang mengandung virus ini dapat menembus dinding plasenta dan langsung menyerang janin. Rubella atau dikenal juga dengan nama campak jerman adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Rubella. (Rukiyah dan Yulianti, 2010). 3) Cytomegalovirus, atau biasanya disebut CMV merupakan penyebab utama infeksi virus bawaan pada janin dan neonatal dan merupakan penyebab infeksi yang paling umum dari perlambatan mental. Sumber virus infeksi termasuk air liur, urin, semen, ASI, darah dan selresi vagina/cervical. Infeksi CMV yang paling utama tidak mempunyai gejala dan sebagian besar wanita yang menunjuk infeksi CMV pada masa kehamilan dibuktikan dengan test viral yang positif mengalami infeksi kronis atau berulang (Bobak dan Jensen, 2011). 4) Herpes simplex atau herpes genetalia adalah penyakit yang menyerang alat genetalia yang disebabkan oleh virus herpes simplex tipe II (HSV II). Para calon ibu haruslah berhati-hati dengan virus ini. Bila ia mendapatkan infeksi herpes sebelum usia kehamilannya 20 minggu, resiko terjadinya keguguran tiga kali lipat dan dapat menyebabkan kelainan konginetal (Abidin, 2014).
23
b. Macam-macam TORCH Menurut Abidin (2014), TORCH adalah akronim dari beberapa penyakit yang sering menyebabkan kelainan kongenital terdiri atas : 1) Toxoplasma. 2) Other infection. 3) Rubella. 4) Cytomegalovirus. 5) Herpes Simplex. c. Cara Penularan TORCH Menurut Juanda (2006), penularan TORCH dapat terjadi dari inang antara yang satu ke lainnya, maupun ke inang utama atau sebaliknya. Kutipan Soulsby (1982), penularan dapat terjadi secara konginetal lewat plasenta, dari ibu ke janinnya sewaktu dalam kandungan, atau dapat juga ditularkan setelah lahir. Penularan TORCH dapat terjadi dengan dua cara. Pertama secara aktif dan yang kedua secara pasif (bawaan). Penularan secara aktif terjadi bila menelan oosista dan sista, sedangkan penularan secara pasif terjadi melalui plasenta ibu ke anak. Penularan secara aktif disebabkan oleh : 1) Makan daging setengah matang yang berasal dari hewan yang terinfeksi, misalnya daging sapi, domba, kerbau, kelinci, ayam dan lain-lain. Kemungkinan terbesar penularan TORCH ke manusia adalah melalui jalur ini, yaitu melalui masakan sate yang setengah
24
matang atau masakan lain yang dagingnya dimasak tidak sempurna, termasuk otak, hati dan lain-lain. 2) Makanan yang tercemar oosista dari feses kucing yang menderita TORCH. Feses kucing yang mengandung oosista akan mencemari tanah dan dapat menjadi sumber penularan baik pada manusia maupun hewan. Tingginya resiko infeksi TORCH melalui tanah yang tercemar karena oosista dapat bertahan beberapa bulan dalam tanah. 3) Transfusi darah, transplantasi organ atau cangkok jaringan yang menyebabkan TORCH masuk kedalam tubuh tanpa di sengaja atau melalui luka. 4) Hubungan seksual juga dapat menyebabkan menularnya penyakit TORCH. Misalnya seorang pria terkena penyakit TORCH dan berhubungan dengan seorang wanita (belum terjangkit) maka ada kemungkinan wanita tersebut akan terkena TORCH. 5) Ibu hamil yang menderita TORCH ketika mengandung maka ada kemungkinan juga anaknya yang dikandungnya terkena penyakit TORCH melalui plasenta. 6) Air Susu Ibu (ASI) seorang ibu yang terjangkit TORCH. Hal ini bisa terjadi seandainya sang ibu yang menyusui kebetulan terjangkit salah satu penyakit TORCH maka ketika menyusui penyakit tersebut bisa menularkan kepada sang bayi yang sedang disusuinya
25
7) Keringat yang menempel pada baju ataupun yang masih menempel pada kulit. 8) Makan-makanan mentah dan buah-buahan segar yang tidak dicuci ataupun dicuci tapi kurang bersih, makan tanpa cuci tangan terlebih dahulu, mengkonsumsi makanan dan minuman yang tanpa ditutup, sehingga kemungkinan terkontaminasi oosista lebih besar. 9) Air liur juga bisa sebagai penyebab menularnya penyakit TORCH. Cara penularannya juga hampir sama dengan penularan pada hubungan seksual. d. Gejala infeksi TORCH. 1) Toxoplasma Menurut Zulkoni (2011), gejala klinik yang muncul pada penderita sifatnya individual artinya berbeda-beda tiap orang. Gejala serius yang muncul pada bayi yang dilahirkan abortus dan premature atau lahir dini, biasanya terjadi infeksi mata, pembesaran hati dan limpa, kuning pada mata dan kulit selanjutnya diikuti kematian. Sedangkan menurut Soedarto (2012), sebagian kecil penderita Toxoplasma menunjukkan gejala-gejala penyakit mirip ”flu”, disertai adanya pembesaran kelenjar limfe atau mengeluh sakit otot dan nyeri berlangsung selama satu bulan atau lebih. Toxoplasma yang berat dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan otak, mata, atau organ-organ lainya pada saat masih berupa janin yang dikandungnya.
26
2) Rubella Menurut Prasetyo (2005), gejala klinik infeksi virus rubella berupa ruam makulapapular, demam ringan, konjungtivitis, radang tenggorokan, dan dapat disertai batuk pilek. Ruam merupakan gambaran utama virus rubella dan terdapat pada 95% kasus. Ruam bermula dari muka dan menyebar secara sentripental ke dada dan perut, dalam satu atau dua hari menyebar ke ekstermitas. 6) CMV (cytomegalovirus) Infeksi cytomegalovirus (CMV) pada ibu hamil yang mendapat infeksi CMV biasanya tidak menampakkan gejala apapun dan diagnosa baru dicurigai bila terdapat kelainan pada memeriksaan ultrasonografi (USG) janin. Kalaupun ada gejala klinisnya, yang umumnya timbul adalah demam, rasa lemas, pembesaran kelenjar getah bening, dan pembesaran hati serta limfa (Tatiana dkk, 2013). 3) Herpes simplex. Umumnya infeksi HSV-1 dan HSV-2 tidak menimbulkan gejala dan jika ada gejala yang timbul kadarnya ringan. Gejala yang khas adalah munculnya beberapa gelembung (blister) pada atau disekitar daerah kelamin, anus, atau mulut. Infeksi herpes pada bayi mungkin hanya timbul sebagai infeki kulit, yaitu beruba gelembung kecil yang berisi cairan. Gelembung ini dapat pecah, cairannya mengering lalu membentuk krusta (keporeng), dan akhirnya penyembuh dapat sering kali meninggalkan bekas (Robert, 2011).
27
e. Dampak infeksi TORCH 1) Toxoplasma Menurut Maryunani dan Puspita (2013), infeksi Toxoplasma akan beresiko pada ibu hamil dan janin yang dikandungnya, yaitu : a) Resiko pada ibu Resiko yang terjadi pada kehamilan dari infeksi toksoplasma ini adalah : Abortus berulang, kelahiran prematur, kematian janin, dan kecacatan pada bayi. b) Resiko pada bayi Resiko yang terjadi pada bayi dari ibu yang terinfeksi toxoplasma adalah : (1) Kelainan pada saraf mata dan infeksi mata yang berat. (2) Kelainan sistemik seperti pucat, kuning, demam, pembesaran hati dan limpa atau perdarahan, encephalus (tidak memiliki tulang tengkorak). (3) Hydrocephalus (pembesaran kepala). (4) Pertumbuhan janin terhambat. (5) Keterlambatan perkembangan psikomotor dalam bentuk retardasi mental dan gangguan bicara. (6) Kelainan kongenital. (7) Kematian.
28
2) Rubella Menurut Emeritus (2012), seorang wanita hamil tertular virus Rubella akan masuk kedalam plasenta dan melalui plasenta maka virus akan masuk ke janin, ini akan menyebabkan cacat bawaan pada janin. Resiko terjadi gangguan pertumbuhan akibat infeksi pada trimester pertama bervariasi antara 10-54%. Resiko terbesar terjadi pada 8 minggu pertama kehamilan kutipan Hanshaw et al., 1985. Data ini diambil dari studi prospektif yang diadakan pada masa sebelum diagnosa Rubella dapat ditegakkan lewat pemeriksaan laboratorium. Penelitian yang baru menunjukkan bahwa resiko terjadinya kerusakan organ pada janin kenyataannya lebih besar daripada yang disadari. Ketulian adalah salah satu manifestasi klinis yang dapat terjadi pada bayi baru lahir. Tuli akibat Rubella bisa terjadi unilateral (satu sisi) atau bilateral (dua sisi) dan mungkin ketulian ini akan berkembang hingga remaja atau dewasa sedangkan kelainan lain yang muncul beruba kelainan jantung, kelainan mata, dan kelainan saraf. 3) CMV (Cytomegalovirus) Menurut Abidin (2014), pada wanita hamil yang menderita CMV (Cytomegalovirus) akan mengakibatkan dampak yang bervariasi pada janin yang dikandungnya, antara lain : a) Pembesaran hati b) Trombositopenia
29
c) Hepatitis dan jaundice (warna kuning pada kulit) d) Mikrosefali e) Perkapuran pada otak f) IUGR g) Gangguan pendengaran. h) Retardasi mental i) Kejang-kejang. 4) Herpes simplex Menurut Novel (2011), kebanyakan orang yang terinfeksi HSV tidak mengetahui dirinya terinfeksi karena tidak menimbulkan gejala. Namun, herpes simplex pada kulit dapat menimbulkan adanya benjolan-benjolan seperti jerawat pada kulit. Menurut dilahirkan
Nugraheny (2009), bayi yang tertular herpes saat disebut
herpes
neonatal.
Herpes
neonatal
dapat
menginfeksi kulit bayi, mata atau mulut dan bisa merusak otak serta organ lain. Bayi yang terserang herpes bisa merasa sangat kesakitan dan bahkan sampai meninggal. f. Penangan infeksi TORCH 1) Toxoplasma Menurut Abidin (2014), bila seorang wanita hamil sudah dipastikan terinfeksi akut T.gondii, pemberian antibiotika spiramisin sebagai upaya pencegahan penularan infeksi ke janin dapat dimulai. Namun bila infeksi pada janin sudah terjadi (dipastikan melalui
30
pemeriksaan cairan amnion), dokter bisa memberikan primetamin dan sulfadianzin kepada ibu hamil sesudah trimester pertama atau diatas umur kehamilan 18 minggu menurut para ahli. Asam folat perlu
diberikan
bersama-sama
obatan-obatan
tersebut
untuk
mencegah penekanan sumsum tulang yang merupakan efek samping primetamin. Primetamin dan sulfadiazin juga diberikan untuk pengobatan
congenital
toxoplamosis.
Pengobatan
biasanya
berlangung selama 1 tahun. Agar tidak tertular toxoplasma salah satunya yaitu makanan harus suhu yang aman, jangan mencicipi sebelum masakan matang, kupas atau cuci bersih sayur dan buah sebelum dimakan, piring, pisau, talenan harus dicuci hingga bersih, masak daging hingga matang dan ajarkan anak untuk selalu mencuci tangan. 2) Rubella Program vaksinasi atau imunisasi merupakan salah satu upaya pencegahan Rubella dengan dua dosis vaksin MMR. Imunisasi ini paling efektif diberikan pada umur 12 bulan tapi dapat ditunda sampai 15 bulan pasca melahirkan. Wanita usia subur yang mendapatkan
vaksin
Rubella
harus
diberikan
nasihat
agar
menghindari kehamilan selama 3 bulan sesudah imunisasi. Dengan program imunisasi yang baik angka kejadian sindrom Rubella kongenital ternyata menurun. Namun program imunisasi ini tidak
31
mengurangi presentasi wanita usia subur yang rentan terhadap Rubella (Novel, 2011). 3) CMV (Cytomegalovirus) Menurut Abidin (2014), obat yang dapat diberikan untuk infeksi CMV kongenital adalah hyperimmune globulin yang diberikan secara intravena kepada ibu hamil dan juga secara intraamniotik (kedalam cairan ketuban) kepada janin. Untuk kelainan pada bayi atau anak, pengobatan atau bantuan yang diberikan akan disesuaikan dengan kelainan yang terjadi misalnya terapi fisik (fisioterapi), alat bantu dengar, kacamata dan lain-lain. Menjaga kebersihan diri adalah cara terbaik dalam mencegah infeksi CMV, misalnya : a) Sering mencuci tangan dengan menggunakan sabun setelah bersentuhan dengan popok atau kotoran anaknya. b) Saat mencium anak kecil sebaiknya menghindari terkena air mata atau liur, lebih aman mencium dahinya saja khususnya untuk ibu hamil. c) Jangan makan dan minum dari piring dan gelas yang sama dengan orang lain. d) Hati-hati dengan bahan sekali pakai cuci tangan yang bersih jika udah terkontaminasi cairan tubuh. 4) Herpes simplex Menurut Rukiyah dan Yulianti (2011), apabila ibu hamil terinfeksi virus ini, agar bayi tidak terinfeksi sebaiknya dilakukan
32
operasi sesar, pencegahan lainnya dengan cara menjaga kesehatan terutama kontak dengan bahan infeksius, menggunakan kondom dalam aktifitas seksual, dan penggunaan sarung tangan dalam menangani lesi infeksius. Untuk mencegah transmisi dari ibu ke janin : a) Pengobatan suprei pada serangan satu dalam kehamilan. b) Rutin pemberian antivirus pada kehamilan dengan riwayat infeksi HSV. c) Pemeriksaan serologi (darah) pada yang beresiko terkena infeksi HSV, pakaian bekas pakai ibu yang terinfeksi virus ini harus dicuci secara Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) dengan direndam klorin kemudian direndam air mendidih agar virus mati.
33
B. Kerangka Teori
Pengetahuan
Kehamilan
TORCH
1. Definisi Pengetahuan
1. Pengertian kehamilan
1. Pengertian TORCH
2. Tingkat pengetahuan
2. Masa kehamilan
2. Macam-macam TORCH
3. Cara memperoleh
3. Tanda dan gejala
3. Cara penularan TORCH
pengetahuan 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kehamilan 4. Komplikasi kehamilan
4. Gejala infeksi TORCH 5. Dampak infeksi TORCH 6. Penanganan infeksi TORCH
pengetahuan 5. Cara pengukuran pengetahuan
Gambar 2.1 Kerangka teori Sumber : Modifikasi Notoatmodjo 2012, Manuaba 2012
34
E. KERANGKA KONSEP Baik Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang TORCH
Cukup
Kurang
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan : 1. Pendidikan 2. Pekerjaan 3. Umur 4. Minat 5. Pengalaman 6. Kebudayaan lingkungan sekitar 7. Informasi
Keterangan :
: Diteliti
:
: Tidak Diteliti
Gambar 2.2 Kerangka konsep Sumber : Mubarak 2007, Riwidikdo 2011
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi suatu keadaan secara objektif. Deskriptif yaitu penelitian yang didalamnya tidak ada analisis hubungan antar variabel, tidak ada variabel bebas dan terikat, bersifat umum yang membutuhkan jawaban dimana, kapan, berapa banyak, siapa dan analisis statistik yang digunakan adalah deskriptif (Hidayat, 2007). Kuantitatif adalah data yang berbentuk angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2013). Pada penelitian ini menggambarkan tentang Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang TORCH di UPTD Puskesmas Jayengan, Surakarta.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat atau lokasi dilakukan penelitian
dan
sekaligus membatasi ruang lingkup penelitian (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini dilaksanakan di UPTD Puskesmas Jayengan, Surakarta.
35
36
2. Waktu Penelitian Waktu
penelitian
adalah
rentang waktu
yang digunakan
untuk
melaksanakan penelitian (Notoatmojo, 2012). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 2 - 27 April 2015.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Menurut Arikunto (2013), populai adalah keseluruhan subjek yang diteliti. Menurut Sugiyono (2012), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di UPTD Puskesmas Jayengan, Surakarta pada bulan April 2015 dengan jumlah kunjungan ibu hamil 37 orang. 2. Sampel Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007). Dengan kriteria apabila populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10%-15% atau 20%-25% atau lebih (Arikunto, 2013). Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh Ibu hamil di UPTD Puskesmas Jayengan, Surakarta pada bulan April 2015 berjumlah 37 orang.
37
3. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel adalah proses penyeleksian porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi. Cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan objek penelitian. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Total Sampling atau Sampling Jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2012).
D. Variabel Peneltian Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang memiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep penelitian tertentu (Notoatmodjo, 2010). Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang TORCH.
E. Definisi Operasional Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat, 2007).
38
Tabel 3.1 Definisi Operasional Definisi Operasional 1. Kemampuan Ibu Hamil untuk Menjawab Tentang TORCH Meliputi a. pengertian TORCH b. Cara penularan TORCH c. Gejala TORCH d. Dampak TORCH e. Penanganan TORCH Sumber : Riwidikdo, 2013 No
Nama Variabel Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang TORCH
Alat Ukur Kuesioner
Indikator
Skala
1. Baik : (x) > mean +1 SD 2. Cukup : mean -1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD 3. Kurang : (x) < Mean – 1 SD
Ordinal
F. Instrumen Penelitian Menurut Notoatmodjo (2012), instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data. Pada penelitian ini instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data adalah kuesioner. Kuesioner merupakan alat ukur berupa angket atau kuesioner dengan beberapa daftar pernyataan. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup (closed ended) atau terstruktur dimana angket tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga responden hanya tinggal memilih atau menjawab pada jawaban yang sudah ada. Cara pengisian kuesionar dengan cara memberikan tanda (√) pada jawaban yang dianggap benar. Dengan pernyataan positif (favorable) jika jawaban benar mendapatkan nilai 1 dan jawaban salah mendapatkan nilai
39
0 dan pernyataan negatif (unfavorable) jika jawaban salah mendapatkan nilai 1 dan jika jawaban benar mendapatkan nilai 0 (Hidayat, 2007). Untuk mempermudah dalam menyusun instrumen, maka diperlukan kisikisi dari instrumen penelitian ini : Tabel 3.2 Kisi-kisi kuesioner tentang TORCH (Uji Coba Instrumen) Variabel
Sub variabel
Pernyataan jumlah Favorabel Unfavorabel 1, 6, 14, 20 2, 7*, 27 7
Tingkat 1. Pengertian Pengetahuan TORCH 2. Cara 3, 4, 10, 15, 18, 28, Ibu Hamil Penularan 30 Tentang TORCH TORCH 3. Gejala 8, 11, 23*, 26,32 TORCH 4. Dampak 19, 24,34,35 TORCH 5. Penanganan 13*, 16, 17, 25 TORCH Jumlah Soal Keterangan : * item yang tidak valid.
9, 21,33
10
12,31
7
22
5
5, 29
6 35
Tabel 3.3 Kisi-kisi kuesioner tentang TORCH (Penelitian) Variabel
Sub variabel
Tingkat 1. Pengertian Pengetahuan TORCH 2. Cara Ibu Hamil Penularan Tentang TORCH TORCH 3. Gejala TORCH 4. Dampak TORCH 5. Penanganan TORCH Jumlah Soal
Pernyataan jumlah Favorabel Unfavorabel 1, 6, 14, 20 2, 27 6 3, 4, 10, 15, 18, 28, 30
9, 21,33
10
8, 11, 26,32
12,31
6
19, 24,34,35
22
5
16, 17, 25
5, 29
5 32
40
Kuesioner penelitian ini terlebih dahulu dilakukan uji coba validitas dan reliabilitas untuk mendapatkan hasil yang berkualitas. Untuk uji coba instrumen ini dilakukan di tempat yang berbeda, tetapi karakteristiknya sama (Riwidikdo, 2013). Uji coba instrumen dilaksanakan di UPTD Puskesmas Pajang, Surakarta pada bulan Desember 2014 dengan jumlah responden 30 ibu hamil. Hal ini sesuai dengan pernyataan Riwidikdo (2008), yang menyatakan bahwa uji coba sebaiknya dilakukan paling sedikit 30 orang. 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2013). Suatu instrumen dikatakan valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk mengukur instrumen yang telah dibuat digunakan rumus product moment. Rumus product moment yaitu : rxy =
ேǤσǤିσǤσ
ඥሼேσ మ ିሺσሻమ ሽሼேσ మ ିሺσሻమ ሽ
Keterangan : rxy
: Koefisien korelasi setiap item dengan skor total.
N
: Jumlah responden
X
: Skor pernyataan
Y
: Skor total
XY
: Skor pernyataan dikalikan skor total Menurut Riwidikdo (2013), Parameter dari hasil uji rxy adalah besarnya
koefisien korelasi product moment, antara 0,0 sampai 1. Dikatakan valid
41
bila besarnya rxy hitung lebih besar dari rxy tabel (0,361) pada taraf signifikan 0,05. Berdasarkan hasil uji coba instrumen yang dilaksanakan di UPTD Puskesmas Pajang Surakarta dengan 35 pernyataan didapatkan hasil 32 butir soal dinyatakan valid dan 3 butir soal dinyatakan tidak valid. Pernyataan yang tidak valid yaitu nomor 7, 13 dan 23 karena kurang dari 0,361. Pernyataan yang tidak valid tidak digunakan untuk penelitian selanjutnya. Jadi kuesioner untuk penelitian hanya terdiri dari 32 item pernyataan. 2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asas (ajeg) bila dilakukan dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2012). Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha Cronbach dengan bantuan program komputer SPSS for windows yang dapat digunakan baik untuk instrumen yang jawabannya berskala maupun bersifat dikotomis (hanya mengenal jawaban yang benar dan salah). Rumusnya adalah sebagai berikut : ݎ
σఙ మ ௫௬ୀቂ ቃଵି ൨ ିଵ Ϭ୲మ
Keterangan : rxy
: Rehabilitas instrumen
42
k
: Banyaknya butir pernyataan atau banyaknya soal
∑ϭb2 : Jumlah varians butir Ϭt2
: Varians total Dengan menggunakan Alpha Croncbach, kuesioner dikatakan reliabel
apabila nilai alpha > 0,7 (Riwidikdo, 2013). Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan metode Alpha Croncbach diperoleh nilai koefisien alpha sebesar 0,922 hasil ini lebih besar daripada 0,7, sehingga kuesioner penelitian dinyatakan reliabel dan selanjutnya akan dipergunakan sebagai penelitian.
G. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data akan dilakukan dengan cara memberikan lembar pernyataan persetujuan dan membagikan kuesioner atau angket pada Ibu hamil di UPTD Puskesmas Jayengan, Surakarta. Kemudian menjelaskan sampai selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdari dari : 1. Data Primer Data primer disebut juga data tangan pertama. Data primer diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari (Saryono, 2011). Pada penelitian ini data primer diperoleh dari hasil pengisian kuesioner tentang Pengetahuan Ibu Hamil Tentang TORCH di UPTD Puskesmas Jayengan, Surakarta.
43
2. Data sekunder Data sekunder disebut data tangan kedua. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, tidak langsung diperoleh peneliti dari subjek penelitian (Saryono, 2011). Pada penelitian ini data sekunder diperoleh dari dokumentasi tentang data ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di UPTD Puskesmas Jayengan Surakarta, pada bulan Januari-September 2014 berjumlah 336 orang.
H. Metode Pengolahan Dan Analisi Data 1. Pengolahan Data Menurut Notoatmodjo (2012), proses pengolahan data melalui tahaptahap antara lain: a. Penyuntingan (Editing) Hasil wawancara atau angket yang dikumpulkan melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu. Kalau ternyata masih ada data atau informasi yang tidak lengkap, dan tidak mungkin dilakukan wawancara ulang, maka kuesioner tersebut dikeluarkan (droup out), tetapi dengan memperhatikan beberapa hal dalam pemeriksaan yaitu : 1) Kesesuaian jawaban responden dengan pernyataan 2) Kelengkapan pengisian daftar pernyataan 3) Mengecek macam isian data.
44
b. Pengkodean (coding) Setelah penyuntingan diselesaikan, kegiatan selanjutnya yang dilakukan memberi kode dalam hubungan dengan pengolahan data jika akan menggunakan komputer, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. c. Memasukkan data (Data Entry) Mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode atau kartu kode sesuai dengan jawaban masing-masing. d. Tabulating Membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti. e. Pembersih Data (Cleaning) Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinankemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau korelasi. 2. Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis univariat yaitu menganalisis terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010). Analisis data dalam penelitian ini menggunakan SPSS for windows. Untuk variabel pengetahuan
45
Ibu hamil dikumpulkan melalui kuesioner kemudian ditabulasi dan dikelompokkan dan diberi skor. Menurut Riwidikdo (2013), cara pengukuran pengetahuan menggunakan rumus : : Bila nilai responden (x) > mean + 1 SD
Baik
Cukup : Bila nilai responden mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD Kurang : Bila nilai responden (x) < mean – 1 SD Menurut Riwidikdo (2013), untuk mencari nilai rata-rata diperoleh dengan rumus : Rumus : X = Keterangan :
σ௫
X
: Rata-rata (mean)
σݔ
: Jumlah seluruh jawaban responden
N
: Jumlah maksimal yang harus diperoleh responden Menurut Riwidikdo (2013), simpangan baku (standard deviation) adalah
ukuran yang dapat dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap rata-ratanya. Rumus : SD = ට
మ ି σ௫భ
ሺσೣభ ሻ
ିଵ
Keterangan:
SD
: Simpangan baku (standard deviation).
X1
: Nilai responden
46
n
: Jumlah responden Rumus prosentase untuk Ibu hamil sesuai tingkat pengetahuan menurut
Riwidikdo (2013), yaitu : Skor prosentase =
௨௦ௗௗ௦௧௧௧௨ ௨௦௨௨௦ௗ
ܺͳͲͲΨ
I. Etika Penelitian Menurut Hidayat (2007), etika penelitian merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian berhubungan langsung dengan masalah manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan. Masalah etika yang baru diperhatikan antara lain : 1. Informed Concent Informed Concent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed concent
tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan
memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed concent
adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian,
mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien. 2. Anonymity (tanpa nama) Anonymity merupakan jaminan dalam menggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencatumkan nama responden pada
47
lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang disajikan. 3. Kerahasiaan (confidentiality) Kerahasiaan adalah masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
J. Jadwal Kegiatan Dalam jadwal kegiatan diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun proposal penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsung tiap kegiatan tersebut (Notoatmodjo, 2012). Jadwal kegiatan penelitian terlampir.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian UPTD Puskesmas Jayengan Surakarta merupakan Puskesmas yang terletak di Kelurahan Kartopuran RT 12 RW 5 Surakarta berdiri sejak tahun 2000 dan cakupan wilayah kerja UPTD Puskesmas Jayengan Surakarta yaitu Jayengan, Kemplayan, Tipes dan Serengan. Jumlah tenaga kesehatan di UPTD Puskesmas Jayengan Surakarta yaitu 34 orang yang terdiri dari dokter umum 3 orang, dokter gigi 2 orang, perawat 10 orang, bidan 5 orang, ahli gizi 3 orang, fisioterapi 2 orang, petugas laboratorium 3 orang, apoteker 3 orang serta staf adminitrasi dan umum. Prasarana UPTD Puskesmas Jayengan Surakarta yaitu ruang pendaftaran, ruang balai pengobatan, ruang pemeriksaan kesehatan ibu dan anak (KIA), ruang pemeriksaan gigi, ruang fisioterapi, ruang laboratorium, ruang gizi dan apotek. Pelayanan yang diberikan di UPTD Puskesmas Jayengan Surakarta yaitu pengobatan umum, pemeriksaan ibu hamil, kesehatan bayi, balita dan anak, fisioterapi, pemeriksaan gigi dan pemeriksaan laboratorium. UPTD Puskesmas Jayengan Surakarta hanya menerima pasien rawat jalan saja tidak menerima pasien rawat inap.
48
49
B. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Responden. Responden dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di UPTD Puskesmas Jayengan Surakarta yang berjumlah 37 orang dapat dikategorikan dalam kelompok umur, pendidikan, pekerjaan dan paritas / jumlah anak ( pengalaman ) yaitu : a. Karakteristik Responden berdasarkan umur Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Umur No Umur 1. < 20 tahun 2. 20-35 tahun 3. > 35 tahun Total Sumber : Data Primer, 2015.
Jumlah 6 30 1 37
Presentase (%) 16,3 81 2,7 100
Berdasarkan tabel 4.1 karakteristik responden berdasarkan umur diperoleh data 6 responden (16,3%) berumur kurang dari 20 tahun, 30 responden (81%) berumur 20-35 tahun dan 1 responden (2,7%) berumur lebih dari 35 tahun. Jadi sebagian besar responden berumur 20-35 tahun yaitu sebanyak 30 responden (81%). b. Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan Tabel 4.2 Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan No Pendidikan 1. SMP 2. SMA 3. PT Total Sumber : Data Primer, 2015.
Jumlah 15 19 3 37
Presentase (%) 40,6 51,3 8,1 100
50
Berdasarkan
tabel
4.2
karakteristik
responden
berdasarkan
pendidikan diperoleh data pendidikan SMP sebanyak 15 responden (40,6%), pendidikan SMA sebanyak 19 responden (51,3%) dan Perguruan Tinggi sebanyak 3 responden (8,1%). Jadi responden dalam penelitian ini sebagian besar berpendidikan SMA yaitu sebanyak 19 responden (51,3%). c. Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan Tabel 4.3 Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan No 1. 2. 3. 4.
Pekerjaan IRT Swasta Wiraswasta PNS
Total Sumber : Data Primer, 2015
Jumlah 25 9 2 1 37
Presentase (%) 67,6 24,3 5,4 2,7 100
Berdasarkan tabel 4.3 karakteristik responden berdasarkan pekerjaan diperoleh data sebagai Ibu Rumah Tangga sebanyak 25 responden (67,6%), pekerjaan dibidang swasta sebanyak 9 responden (24,3%), pekerjaan dibidang wiraswasta sebanyak 2 responden (5,4%) dan Pegawai Negeri Sipil sebanyak 1 responden (2,7%). Jadi responden dalam penelitian ini sebagian besar Ibu rumah tangga yaitu sebanyak 25 responden (67,6%).
51
d. Karakteristik Responden berdasarkan Paritas/Jumlah anak (Pengalaman) Tabel 4.4 Karakteristik Responden berdasarkan Paritas / Jumlah anak (Pengalaman) No Paritas/Jumlah anak (Pengalaman) 1. Primigravida 2. Multigravida
Jumlah 17 20 37
Presentase (%) 46 54 100
Sumber : Data Primer, 2015. Berdasarkan tabel 4.4 karakteristik responden berdasarkan paritas / jumlah anak diperoleh data Ibu Primigravida sebanyak 17 responden (46%), dan Ibu Multigravida sebanyak 20 responden (54%). Jadi responden dalam penelitian ini sebagian besar Ibu Multigravida yaitu sebanyak 20 responden (54%). 2. Hasil Penelitian Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan SPSS versi 16.0 didapatkan nilai mean yaitu 18,05 dan standar deviasi 3,979 seperti tertera pada tabel dibawah ini : Tabel 4.5 Nilai Mean dan Standar Deviasi Variabel
Mean
Standar Deviasi
Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
18,05
3,979
TORCH di UPTD Puskesmas Jayengan Surakarta Sumber : Data Primer, 2015.
52
Berdasarkan tabel 4.5 nilai mean dan standar deviasi dapat dikategorikan menjadi 3 tingkat pengetahuan yaitu : : (x) > mean + 1 SD
a. Baik
(x) > 18,05 + 3,979 (x) > 22,097 Jadi pengetahuan baik jika nilai responden x > 22 : mean – 1 SD ≤ (x)≤ mean + 1 SD
b. Cukup
18,05 – 1. 3,979 ≤ (x) ≤ 18,05 + 1. 3,979 14,071 ≤ x ≤ 22,097 Jadi pengetahuan cukup jika nilai responden 14 ≤ x ≤ 22 : (x) < mean – 1 SD
c. Kurang
(x) < 18,05 - 3,979 (x) < 14,071 Jadi pengetahuan kurang jika nilai responden x < 14
Tabel 4.6 Distribusi frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang TORCH di UPTD Puskesmas Jayengan Surakarta No
Tingkat Pengetahuan
Frekuensi
%
1
Baik
5
13,5
2
Cukup
28
75,7
3
Kurang
4
10,8
37
100
Jumlah Sumber : Data Primer, 2015.
53
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
TORCH
di
UPTD
Puskesmas
Jayengan
Surakarta
yang
berpengetahuan baik sebanyak 5 responden (13,5%), berpengetahuan cukup 28 responden (75,7%) dan yang pengetahuan kurang 4 responden (10,8%). Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang TORCH di UPTD Puskesmas Jayengan Surakarta terbanyak pada kategori cukup yaitu 28 responden (75,7%).
C. Pembahasan Berdasarkan
hasil
penelitian
diatas
menunjukan
bahwa
Tingkat
Pengetahuan Ibu Hamil Tentang TORCH di UPTD Puskesmas Jayengan Surakarta adalah berpengetahuan baik sebanyak 5 responden (13,5%), berpengetahuan cukup 28 responden (75,7%) dan yang pengetahuan kurang 4 responden (10,8%). Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Menurut Mubarak dkk (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan adalah umur, pendidikan, pekerjaan, pengalaman, minat, kebudayaan lingkungan sekitar dan informasi.
54
Karakteristik responden berdasarkan usia diperoleh hasil ibu hamil yang berumur kurang dari 20 tahun berjumlah 6 responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik tidak ada, berpengetahuan cukup sebanyak 3 responden dan berpengetahuan kurang sebanyak 3 responden. Ibu hamil yang berumur ratarata 20-35 tahun berjumlah 30 responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 4 responden, berpengetahuan cukup sebanyak 25 responden dan berpengetahuan kurang sebanyak 1 responden. Ibu hamil yang berumur lebih dari 35 tahun berjumlah 1 responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 1 responden, berpengetahuan cukup dan kurang tidak ada. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa usia dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Mubarak dkk (2007), usia mempengaruhi pengetahuan terhadap perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental). Seseorang yang usianya sudah sangat dewasa cenderung pemikirannya lebih luas dan pengalamannya lebih banyak sedangkan seseorang yang usianya masih muda maka pemikiran dan pengalamannya masih belum begitu luas. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan diperoleh hasil responden yang berpendidikan SMP berjumlah 15 responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik tidak ada, berpengetahuan cukup sebanyak 11 responden dan berpengetahuan kurang sebanyak 4 responden. Responden yang berpendidikan SMA berjumlah 19 responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 2 responden, berpengetahuan cukup sebanyak 17 responden dan berpengetahuan kurang tidak ada. Responden yang berpendidikan Perguruan
55
Tinggi berjumlah 3 responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 3 responden, berpengetahuan cukup dan kurang tidak ada. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pendidikan dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Mubarak ddk (2007), pendidikan mempengaruhi proses belajar makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilik. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan diperoleh hasil ibu hamil yang tidak bekerja ( sebagai Ibu rumah tangga ) berjumlah 25 responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 3 responden, berpengetahuan cukup sebanyak 19 responden dan berpengetahuan kurang sebanyak 3 responden. Ibu hamil yang bekerja ( sebagai pegawai swasta, wiraswasta dan PNS) berjumlah 12 responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 2 responden, berpengetahuan cukup sebanyak 9 responden dan berpengetahuan kurang sebanyak 1 responden. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pekerjaan tidak mempengaruhi pengetahuan seseorang karena ibu yang tidak bekerja memiliki pengetahuan baik lebih banyak dari pada ibu yang bekerja. Hal tersebut tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Mubarak dkk (2007), pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Sebaliknya orang yang tidak memiliki
56
pekerjaan tidak akan memiliki banyak sekali pengalaman dan relasi sehingga pengetahuan yang didapat juga sangat kurang. Karakteristik responden berdasarkan paritas / jumlah anak ( pengalaman ) diperoleh hasil ibu primigravida berjumlah 17 responden yang
memiliki
tingkat pengetahuan baik sebanyak tidak ada, berpengetahuan cukup sebanyak 13 responden dan berpengetahuan kurang sebanyak 4 responden. Ibu multigravida berjumlah 20 responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 5 responden, berpengetahuan cukup sebanyak 15 responden dan berpengetahuan kurang tidak ada. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pengalaman mempengaruhi pengetahuan seseorang karena ibu multigravida memiliki pengetahuan baik lebih banyak dari pada ibu primigravida. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Mubarak dkk (2007), Paritas / jumlah anak berhubungan dengan pengalaman. Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap objek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaannya, semakin banyak pengalaman yang didapatkan oleh seseorang maka semakin banyak pula pengetahuan yang didapatkan. Faktor lain
yang mempengaruhi yaitu Minat, kebudayaan lingkungan
sekitar dan informasi. Minat mempengaruhi kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan
57
menekuni sesuatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam. Kebudayaan lingkungan sekitar sangat berpengaruh dalam pembentukkan sikap pribadi atau sikap informasi, dimana lingkungan juga memiliki andil dalam seseorang memperoleh pengetahuan, jika lingkungan tersebut adalah lingkungan yang mayoritas penduduk memiliki pendidikan yang rendah maka tingkat pengetahuan yang didapatkan juga rendah begitupun sebaliknya apabila mayoritas penduduknya memiliki pendidikan yang tinggi maka seseorang akan memiliki pengetahuan yang tinggi. Informasi memberikan kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan baru. Menurut Abidin (2014), TORCH adalah akronim dari beberapa penyakit yang sering menyebabkan kelainan kongenital terdiri atas toxoplasma gondii (Toxo), Rubella, Cytomegalovirus (CMV), Herpes Simplex Virus (HSV). Menurut Juanda (2006), Penularan TORCH dapat terjadi dengan dua cara. Pertama secara aktif dan yang kedua secara pasif (bawaan). Penularan secara aktif terjadi bila menelan oosista dan sista, sedangkan penularan secara pasif terjadi melalui plasenta ibu ke anak. Menurut Zulkoni (2011), gejala klinik yang muncul pada penderita TORCH sifatnya individual artinya berbeda-beda tiap orang. Gejala serius yang muncul pada ibu hamil dapat menyebabkan abortus yang berulang dan premature atau lahir dini sedangkan bayi yang dilahirkan dari ibu yang terinfeksi TORCH dapat menyebabkan kelainan kongenital yang berat, lahir selamat tetapi setelah beberapa bulan akan mengalami kecacatan seperti infeksi
58
mata, hidrocephalus, pembesaran hati dan limpa, kuning pada mata dan kulit selanjutnya diikuti kematian. Menurut Abidin (2014), bila seorang wanita hamil sudah dipastikan terinfeksi TORCH maka pengobatan yang harus dilakukan pemberian antibiotika spiramisin dan hyperimmune globulin yang tidak mempengaruhi kehamilan dan program vaksinasi MMR. Ibu hamil yang terinfeksi TORCH tidak dapat lahir normal sebaiknya dilakukan operasi sesar agar bayi yang dilahirkan tidak terinfeksi lebih luas. Pentingnya ibu hamil mengetahui tentang infeksi TORCH yaitu supaya ibu hamil paham betapa penting memproteksi kehamilannya. Ibu hamil dapat segera melakukan pencegahan agar tidak terinfeksi oleh infeksi TORCH dengan melakukan screening TORCH (Abidin, 2014). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil tentang TORCH di UPTD Puskesmas Jayengan Surakarta paling banyak pada ketegori cukup yaitu 28 responden (75,7%). Hasil penelitian ini sama dengan penelitian Halinawati (2010) dengan hasil bahwa tingkat pengetahuan pasangan usia subur tentang TORCH di desa Jabung, Plupuh Sragen paling banyak pada kategori cukup yaitu 23 responden (76,7%). Hasil penelitian ini juga sama dengan penelitian Risti Yurisma (2013) dengan hasil bahwa gambaran pengetahuan pasangan usia subur tentang infeksi toxoplasma gondii di desa Peuniti Baiturrahman paling banyak pada ketegori cukup yaitu 20 responden (66,7%). Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor umur, pendidikan, pekerjaan, pengalaman, minat, kebudayaan lingkungan sekitar dan informasi.
59
D. Keterbatasan Dalam penelitian ini mempunyai keterbatasan dan kendala yaitu : 1. Keterbatasan Penelitian a. Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga hasil penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan ibu hamil tentang TORCH. b. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner tertutup sehingga kurang dapat menggali pengetahuan responden. 2. Kendala Penelitian Selama penelitian berlangsung banyak responden yang tidak serius dalam mengisi kuesioner yang diberikan dikarenakan balita responden rewel.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Responden dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di UPTD Puskesmas Jayengan Surakarta yang berjumlah 37 orang. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : 1. Responden dengan tingkat pengetahuan baik tentang TORCH sebanyak 5 responden (13,5%). 2. Responden dengan tingkat pengetahuan cukup tentang TORCH sebanyak 28 responden (75,7%). 3. Responden dengan tingkat pengetahuan kurang tentang TORCH sebanyak 4 responden (10,8%).
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian mengenai Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang TORCH, maka saran yang dapat penulis sampaikan adalah : 1. Bagi Responden Diharapkan kepada Ibu hamil untuk meningkatkan pengetahuan tentang TORCH dari buku, majalah, informasi media elektronik (radio, televisi, internet) dan mengikuti penyuluhan atau kegiatan yang diadakan di UPTD Puskesmas Jayengan Surakarta serta lebih memperhatikan kebersihan
60
61
lingkungan disekitar agar kejadian terjadinya penularan TORCH bisa ditekan seminimal mungkin. 2. Bagi UPTD Memberikan penyuluhan tentang TORCH terutama pada ibu hamil. 3. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan dapat menambahan sumber referensi atau bahan informasi tentang TORCH. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan melakukan penelitian dengan mengembangkan variabel penelitian, lebih luas pembahasan materinya, menggunakan metode, instrumen dan tehnik yang berbeda serta memperluas ruang lingkup penelitian dengan hasil yang lebih optimal.
DAFTAR PUSTAKA Abidin, A.N. 2014. Menghindari dan Mengatasi TORCH. Jakarta: PT Gramedia. Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. . 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Astuti, H.P. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu I Kehamilan. Yogyakarta: Rohima Press. Bobak, I.M, Jensen, M.D. 2011. Perawatan Maternitas dan Ginekologi. Bandung: YIA-PKP. Emeritus. 2012. Patologi Rubella dan Kongenital Rubella. London: King’s College. Haksohusodo, S. 2006. Infeksi TORCH Patogenesis, Infeksi Maternal-Kongenital dan Pengobatannya. Yogyakarta: Medika. Hidayat, A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Juanda, A. 2006. TORCH Akibat dan Solusinya. Solo: Wangsa Jatra Lestari. Kurniawati, D, Mirzanie, H. 2009. Yogyakarta: Tosca Enterprise.
Obgynacea Obstetri dan Ginekologi.
Manuaba. 2012. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC Maryunani, A, Puspita, E. 2013. Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Trans Info Media. Mubarak. 2007. Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Notoatmodjo, S. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta. . 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.
Novel, S.S. 2011. Ensiklopedia Penyakit Menular dan Infeksi. Yogyakarta: Sendangadi Mlati Sleman. Nugraheny, E. 2009. Asuhan Kebidanan Pathologi. Yogyakarta: Pustaka Rihama. Prasetyo, A.A. 2005. Infeksi Virus dan Kehamilan. Surakarta: Pustaka Cakra Surakarta. Riwidikdo, H. 2008. Statistik untuk Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi Program R dan SPSS. Yogyakarta: Pustaka Rihama. . 2013. Statistik untuk Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi Program R dan SPSS. Yogyakarta: Pustaka Rihama. Robert, H. 2007. Herpes Simplex dan Managemen Infeksi. Jakarta: GAIA. Rukiyah, A.Y, Yulianti, L. 2010. Asuhan Kebidanan Patologi IV. Jakarta: Trans Info Media . 2011. Asuhan Kebidanan Patologi IV.
Jakarta: Trans Info
Media Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jogjakarta: Mitra Cendikia. Sitomorang, L. 2010. Pengetahuan Ibu hamil Terhadap Infeksi Toxoplasma di Klinik Helvia Medan. Jurnal Kebidanan. Vol XXII, No. 50, 2010. Universitas Sumatra Utara. Soedarto. 2012. Toxoplasmosis Mencegah dan Mengatasi Penyakit Melindungi Ibu dan Anak. Jakarta: IKAPI. Sukarni, I, Sudarti. 2014. Patologi, Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Neonatus Risiko Tinggi. Yogyakarta: Nuha Medika
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika. Tatiana, M.L, et.al. 2013. Penyakit Infeksi Cytomegalovirus. Jakarta: Medika Putra. Tristanti, I. 2011. Tingkat Pengetahuan Ibu hamil Tentang Infeksi TORCH di BPM Anik Sularmi Karanganyar. Jurnal Kebidanan. Vol XXIII, No. 79, 2011. Akademi Kebidanan Mitra Husada Karanganyar. Prawiroharjo, S. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka. Zulkoni, A. 2011. Parasitologi. Yogyakarta: Nuha Medika.