i
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BOUNDING ATTACHMENT DI RSUD KOTA SURAKARTA TAHUN 2013
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh : MAHARDIKA CAHYANINGRUM NIM : B10.031
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Bounding Attachment di RSUD Kota Surakarta”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. 3. Ibu Eni Rumiyati, S.ST, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis. 4. Kepala RSUD Kota Surakarta yang telah berkenan memberikan ijin penelitian. 5. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta yang secara tidak langsung telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 6. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat serta dukungan secara moral, material, dan spiritual. iv
v
7. Teman-teman STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah membantu dan memberikan informasi serta dukungan. Penulis menyadari bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, diharapkan masukan dari semua pihak berupa saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Surakarta,
Penulis
v
2013
vi
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Mei 2013 Mahardika Cahyaningrum B10.031 TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BOUNDING ATTACHMENT DI RSUD KOTA SURAKARTA TAHUN 2013 xiii + 44 halaman + 16 lampiran + 4 tabel + 3 gambar ABSTRAK Latar belakang : Bounding attachment adalah suatu ikatan khusus yang dikarakteristikkan dengan kualitas-kualitas yang terbentuk dalam hubungan orang tua dan bayi. Apabila seorang ibu konsisten dalam responnya terhadap kebutuhan bayi dan mampu menafsirkan dengan tepat isyarat seorang bayi, perkembangan bayi akan terpacu dan terbentuklah ikatan batin yang kokoh. Keberhasilan dalam hubungan dan ikatan batin antar seorang bayi dengan ibunya dapat mempengaruhi hubungan sepanjang masa. Hasil studi pendahuluan di RSUD Kota Surakarta pada tanggal 22 Oktober 2012 diketahui bahwa dari 5 orang ibu nifas mempunyai pengetahuan yang kurang tentang Bounding Attachment. Tujuan : Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang bounding attachment di RSUD Kota Surakarta tahun 2013. Metode Penelitian : jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian RSUD Kota Surakarta pada tanggal 8 Maret sampai dengan 25 April 2013. Jumlah sampel sebanyak 47 ibu nifas dengan teknik pengambilan sampel sampling jenuh. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data adalah analisis univariat dengan program SPSS. Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang bounding attachment di RSUD Kota Surakarta dalam kategori cukup sebanyak 29 responden (61,7%). Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang bounding attachment di RSUD Kota Surakarta dalam kategori kurang sebanyak 14 responden (29,8%). Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang bounding attachment di RSUD Kota Surakarta dalam kategori baik sebanyak 4 responden (8,5%). Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang bounding attachment di RSUD Kota Surakarta dalam kategori cukup ini dikarenakan kurangnya informasi berupa pendidikan kesehatan tentang bounding attachment dan responden kurang memanfaatkan media elektronik atau media cetak khususnya tentang bounding attachment.
Kata Kunci: Pengetahuan, ibu nifas, bounding attachment Kepustakaan: 24 literatur (Tahun 2005 s/d 2012)
vi
ix
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................iii KATA PENGANTAR .................................................................................... iv ABSTRAK ...................................................................................................... vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii CURRICULUM VITAE ................................................................................ viii DAFTAR ISI ................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xiii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4 C. Tujuan penelitian ........................................................................ 4 D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5 E. Keaslian Penelitian ..................................................................... 5 F. Sistematika Penelitian ................................................................. 6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori............................................................................. 8 1.
Pengetahuan ......................................................................... 8 ix
x
2.
Nifas ..................................................................................... 16
3.
Bounding Attachment........................................................... 20
B. Kerangka Teori ........................................................................... 27 C. Kerangka Konsep ........................................................................ 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................. 29 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 29 C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ................... 30 D. Instrumen Penelitian ................................................................... 30 E. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 34 F. Variabel Penelitian ...................................................................... 34 G. Definisi Operasional ................................................................... 35 H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ........................................ 35 I. Etika Penelitian........................................................................ ... 38 BAB IV METODE PENELITIAN A. Gambaran Lokasi Penelitian ....................................................... 40 B. Hasil Penelitian .......................................................................... 40 C. Pembahasan ............................................................................... 42 D. Keterbatasan................................................................................ 44 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................. 45 B. Saran ........................................................................................... 45 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi Kisi Kuisioner
32
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel
36
Tabel 4.1 Nilai Mean dan Standar Deviasi dengan Program SPSS
41
Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Bounding Attachment di RSUD Kota Surakarta 41
xi
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori……………………………………………... 27 Gambar 2.2 Kerangka Konsep…………………………………………...
28
Gambar 4.1 Grafik Batang Tingkat Pengetahuan tentang Bonding Attachment…………………………………………............. 42
xii
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian Lampiran 2. Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Uji Validitas Lampiran 6. Surat Permohonan Penelitian Lampiran 7. Surat Balasan Penelitian Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden Lampiran 9. Surat Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 10. Hasil Kuisioner Validitas Lampiran 11. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 12. Kuesioner Lampiran 13. Jawaban Kuisioner Lampiran 14. Tabulasi Hasil Kuisioner Lampiran 15. Perhitungan Standar Deviasi dan Mean Secara Manual Lampiran 16. Lembar Konsultasi
xiii
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Bayi yang baru lahir menunjukkan serba tidak berdaya, namun dibalik ketidakberdayaannya tersebut pada dirinya terdapat berbagai potensi yang siap berkembang. Bayi akan berkembang dengan baik dan berbagai potensi yang dimiliki dapat berubah menjadi kemampuan nyata bila dirinya mendapatkan stimuli dari lingkungannya, terutama lingkungan sosial (Kuntjojo, 2010). Perkembangan bayi normal sangat tergantung dari respon kasih sayang ibu dengan bayi yang dilahirkan yang bersatu dalam hubungan psikologis dan fisiologis. Ikatan ibu dan anak dimulai sejak anak belum dilahirkan dengan suatu perencanaan dan konfirmasi kehamilan, serta menerima janin yang tumbuh sebagai individu. Sesudah lahir sampai minggu-minggu berikutnya, kontak visual dan fisik bayi memicu berbagai penghargaan satu sama lain (Marmi, 2009). Setelah lelah dalam proses persalinan, ibu nifas akan sangat senang bahagia bila dekat dengan bayi. ibu dapat membelai-belai bayi, mendengar tangis bayi, mencium–cium dan memperhatikan bayinya yang tidur di sampingnya Ibu nifas dan bayi dapat segera saling mengenal. Bayi akan memperoleh kehangatan tubuh ibu, suara ibu, kelembutan dan kasih sayang (bounding effect) (Wiknjosastro, dkk, 2006) Rawat gabung dapat memberikan memberikan kesempatan pada ibu nifas dalam menyusui bayinya setiap saat serta belajar merawat bayinya. Bagi 1
2
ibu baru yang belum
berpengalaman dalam merawat bayinya, berada di
rumah secara mendadak dengan bayi yang ia tidak tahu bagaimana merawatnya, dapat membuatnya syok. Rawat gabung membuat transisi dari rumah sakit ke rumah secara bertahap dan alami sehingga tidak membuat ibu syok (Varney, 2008). Bounding
adalah proses pembentukan dan
attachment
adalah
membangun ikatan sehingga bounding attachment adalah suatu ikatan khusus yang dikarakteristikkan dengan kualitas-kualitas yang terbentuk dalam hubungan orang tua dan bayi (Perry dalam Wulandari dan Handayani, 2010). Apabila seorang ibu konsisten dalam responnya terhadap kebutuhan bayi dan mampu menafsirkan dengan tepat isyarat seorang bayi, perkembangan bayi akan terpacu dan terbentuklah ikatan batin yang kokoh. Keberhasilan dalam hubungan dan ikatan batin antar seorang bayi dengan ibunya dapat mempengaruhi hubungan sepanjang masa (Wulandari dan Handayani, 2010). Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi bayi. Pada proses setelah kelahiran selesai, proses yang baru dimulai sama pentingnya untuk masa depan keluarga. Ibu mulai merasa bisa terbuka terhadap bayi baru lahir dan bayi berada dalam periode reaktivitas pertamanya, hal ini merupakan pengalaman baru yang paling berharga untuk proses bounding. Manfaat dari bounding attachment antara lain adalah bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap sosial dan bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi (Lusa 2010). Ada berbagai cara untuk melakukan bounding attachment diantaranya Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan pemberian ASI Eksklusif. Inisiasi menyusui dini dapat mencegah perdarahan setelah persalinan karena gerakan
3
bayi dalam mencari putting susu ibu dapat menimbulkan kontraksi uterus. Selain itu inisiasi menyusui dini (IMD) pada bayi dapat menurunkan AKB karena hipotermi. Pemberian ASI eksklusif dapat memberi kekebalan tubuh bayi dan mengurangi AKB (Utami dalam Aulia, 2012). Beberapa interaksi yang menyenangkan dalam rangka bounding attachment antara lain adalah sentuhan pada tungkai dan muka bayi secara halus dengan tangan ibu, sentuhan pada pipi yang dapat menstimulasi respon yang menyebabkan terjadinya gerakan muka bayi ke arah muka ibu atau ke arah payudara sehingga bayi akan mengusap-usap menggunakan hidung serta menjilat putingnya dan terjadilah rangsangan untuk sekresi prolaktin, tatap mata bayi dan ibu yang dapat menimbulkan perasaan saling memiliki antara ibu dan bayi, tangisan bayi dapat memberikan respon berupa sentuhan dan suatu yang lembut misalnya ibu menyentuh dengan ujung jari sehingga dapat menyenangkan bayi (Wulandari dan Handayani, 2010). Hasil studi yang dilakukan oleh Utami dalam Aulia (2012) di 18 rumah sakit yang ada di Jakarta, Bandung dan Semarang terlihat bahwa setidaknya 11 dari 30 orang ibu nifas (36%) sudah mengerti dan melakukan Bounding Attachment, sedangkan sisanya 19 orang (63%) tidak melaksanakan bounding attachment dengan alasan persalinannya dengan caesar Hasil studi pendahuluan di RSUD Kota Surakarta pada tanggal 22 Oktober diketahui bahwa jumlah ibu nifas normal selama bulan Agustus s/d September 2012 adalah sebanyak 119 orang dan rata-rata ibu nifas di RSUD Kota Surakarta per bulan adalah 60 orang. Hasil wawancara tentang bounding attachment terhadap 5 orang ibu nifas yang berhasil penulis temui di RSUD
4
Kota Surakarta, didapatkan 5 orang ibu nifas tersebut mempunyai pengetahuan yang kurang tentang Bounding Attachment. Mengingat pentingnya kasih sayang (Bounding Attechment) antara ibu dan anak dan masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Bounding Attachment di RSUD Kota Surakarta Tahun 2013”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimana tingkat pengetahuan ibu nifas tentang bounding attachment di RSUD Kota Surakarta Tahun 2013?”.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang bounding attachment di RSUD Kota Surakarta tahun 2013. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang bounding attachment di RSUD Kota Surakarta pada tingkat baik. b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang bounding attachment di RSUD Kota Surakarta pada tingkat cukup. c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang bounding attachment di RSUD Kota Surakarta pada tingkat kurang.
5
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya mengenai ikatan kasih sayang antara orang tua dan anak (bounding attachment). 2. Bagi Peneliti Mengaplikasikan ilmu yang diperoleh saat perkuliahan dan mendapatkan pengalaman nyata dalam melakukan penelitian. 3. Bagi Institusi a. Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi tentang bounding attachment. b. RSUD Kota Surakarta Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada petugas kesehatan khususnya bidan dalam memberikan informasiinformasi mengenai bounding attachment kepada ibu nifas.
E. Keaslian Penelitian 1. Aulia (2012), dengan judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Bounding Attachment di RB Yulita Grogol Sukoharjo Tahun 2012”. Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif, teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan ibu
6
nifas tentang bounding attachment mayoritas mempunyai pengetahuan cukup yaitu sebanyak 20 responden (66,7%) dengan pendidikan terbanyak SMA, umur responden rata-rata 20-35 dan pekerjaan responden terbanyak IRT. 2. Cahyaningtyas (2012), dengan judul “Gambaran Pengetahuan Bidan Rumah Sakit Tentang Bounding Attachment Pada Bayi Baru Lahir di RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun 2012 Desain penelitian menggunakan deskriptif. Pengambilan data menggunakan kuesioner. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan total sampling sebanyak 26 bidan dan analisis yang digunakan adalah analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan bidan tentang bounding attachment di RSUD Ambarawa dalam kategori cukup, yaitu sebanyak 53,8%. Terdapat 26,9% bidan dengan kategori kurang, dan 19,2% bidan dengan kategori baik. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah pada sampel dan lokasi penelitian sedangkan persamaannya adalah pada jenis dan rancangan penelitian, variabel penelitian serta teknik analisis data serta mengenai bounding attachment.
F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari : BAB I
PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, keaslian penelitian, dan sistematika penelitian.
7
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA Bab ini terdiri dari teori tentang pengetahuan yang meliputi pengertian, faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan, tingkat dalam
pengetahuan,
cara
memperoleh
pengetahuan,
cara
pengukuran pengetahuan. Teori nifas yang terdiri dari pengertian, klasifikasi masa nifas, perubahan fisiologis masa nifas. Teori tentang bounding attachment yang terdiri dari : pengertian, tahaptahap bounding attachment, elemen bounding attachment, bentuk interaksi bounding attachment, prinsip dan upaya meningkatkan bounding attachment dan hambatan bounding attachment. Bab ini juga terdiri dari kerangka teori dan kerangka konsep. BAB III. METODOLOGI PENELITIAN Bab ini terdiri dari jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi, sampel dan teknik sampling, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, variabel penelitian, definisi operasional, metode pengolahan dan analisa data, etika penelitian dan jadwal penelitian. BAB IV. HASIL PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang : Deskripsi Lokasi Penelitian, Hasil Penelitian, Pembahasan serta Keterbatasan Penelitian. BAB V.
PENUTUP Bab ini menjelaskan tentang : Kesimpulan dan Saran.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca indera (Notoatmodjo, 2010). b. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pengetahuan
menurut
Notoatmodjo (2005), antara lain yaitu : 1) Tingkat Pendidikan Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat. 2) Informasi Seorang yang mempunyai sumber informasi lebih banyak akan memiliki pengetahuan yang lebih luas. 3) Budaya Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan.
8
9
4) Pengalaman Sesuatu
yang pernah
dialami
seseorang
akan
menambah
pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat informal. 5) Sosial-Ekonomi Tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup semakin tinggi, tingkat sosial ekonomi akan bertambah tingkat pengetahuan. c. Tingkat dalam Pengetahuan Tingkatan dalam pengetahuan menurut Notoatmodjo (2005), antara lain: 1) Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya dan merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. 2) Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. 3) Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). 4) Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di -dalam suatu struktur organisasi tersebut dan yang masih saling berkaitan.
10
5) Sintesis (Synthesis) Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formulasi baru formulasi-formulasi yang ada. 6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek dimana kriteria penilaian suatu materi atau obyek ditentukan oleh diri sendiri. d. Cara Memperoleh Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010), dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni : 1) Cara Tradisional atau Non Ilmiah (tanpa melalui penelitian ilmiah) Cara tradisional atau non ilmiah ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum diketemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematis dan logis. Cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi : a) Cara coba-salah (Trial and Eror) Metode ini telah digunakan orang dalam waktu yang cukup lama untuk memecahkan berbagai masalah. Bahkan sampai
11
sekarang pun metode ini masih digunakan terutama oleh mereka yang belum atau tidak mengetahui suatu cara tertentu dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Metode ini telah banyak jasanya terutama dalam meletakkan dasar-dasar menemukan teori-teori dalam berbagai ilmu pengetahuan. b) Secara Kebetulan Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan. Salah satu contoh adalah penemuan enzim urease oleh Summers pada tahun 1926. Pada suatu hari Summers sedang bekerja dengan ekstrak acetone dan karena terburu-buru ingin bermain tenis, maka ekstrak acetone tersebut disimpan di dalam kulkas. Keesokan harinya ketika ingin meneruskan percobaannya, ternyata ekstrak acetone yang disimpan di dalam kulkas tesebut timbul kristal-kristal yang kemudian disebut enzim urease. c) Cara Kekuasaan atau Otoritas Prinsip ini adalah orang lain menerima padahal yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoriter tanpa terlebih dulu menguji atau memberikan kebenaran baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri.
12
d) Berdasarkan Pengalaman Pribadi Pengalaman
pribadi
adalah
pengalaman
untuk
mempengaruhi kebenaran pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. Tidak semua pengalaman pribadi dapat menuntun seseorang untuk menarik kesimpulan dari pengalaman dengan benar diperlukan berfikir kritis dan logis. e) Cara Akal Sehat (Common Sense) Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan ini berkembang, para orang tua zaman dahulu agar anaknya menuruti
nasihat
orang
tuanya,
atau
anak
disiplin
menggunakan cara hukuman fisik bila anaknya berbuat salah, bahwa hukuman adalah merupakan metode bagi pendidikan anaknya. Pemberian hadiah dan hukuman (reward dan punishment) merupakan cara yang masih dianut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan. f) Kebenaran Melalui Wahyu Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut
13
rasional atau tidak. Sebab kebenaran ini diterima oleh para Nabi adalah sebagai hasil usaha wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran atau penyelidikan manusia. g) Kebenaran Melalui Intuitif Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif
sukar
dipercaya
karena
kebenaran
ini
tidak
menggunakan cara-cara yang rasional dan yang sistematis. Kebenaran ini diperoleh seseorang hanya berdasarkan intuisi atau suara hati atau bisikan hati saja. h) Melalui Jalan Pikiran Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikiran baik melalui induksi maupun deduksi. Pada dasarnya merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan kemudian dari hubungannya sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan. i) Induksi Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan
14
kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman empiris yang ditangkap oleh indra. Kemudian disimpulkan ke dalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk memahami suatu gejala. Karena proses berpikir induksi, itu beranjak dari hasil pengamatan indra atau hal-hal yang nyata, maka dapat dikatakan bahwa induksi beranjak dari hal-hal yang konkret kepada hal-hal yang abstrak. Proses berpikir secara induksi dikelompokkan menjadi dua, yakni induksi sempurna dan induksi tak sempurna. Induksi sempurna
terjadi
apabila
kesimpulan
diperoleh
dari
penjumlahan dari kesimpulan khusus. Sedangkan induksi tak sempurna terjadi apabila kesimpulan tersebut diperoleh dari lompatan, dari pernyataan-pernyataan khusus. j) Deduksi Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataanpernyataan umum ke khusus. Aristoteles (384-322 SM) mengembangkan ara deduksi ini ke dalam suatu cara yang disebut “silogisme”. Silogisme ini merupakan suatu bentuk deduksi yang memungkinkan seseorang untuk dapat mencapai kesimpulan yang lebih baik. Di dalam proses berpikir deduksi berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua peristiwa yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas
15
itu. Di sini terlihat proses berpikir berdasarkan pada pengetahuan yang umum mencapai pengetahuan yang khusus. 2) Cara Modern atau Cara Ilmiah (melaui proses penelitian) Dalam memperoleh pengetahua pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian. Menurut
Notoatmodjo
(2010),
mengatakan
bahwa
dalam
memperoleh kesimpulan harus dilakukan dengan pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang diamatinya. Pencatatan ini meliputi tiga hal pokok, yaitu : a) Segala sesuatu yang positif, gejala tertentu yang muncul saat dilakukan pengamatan. b) Segala sesuatu yang negatif, yaitu gejala yang tidak muncul saat dilakukan pengamatan. c) Gejala-gejala yang muncul bervariasi, yaitu gejala yang berubah-ubah pada kondisi tertentu. e. Cara Pengukuran Pengetahuan Menurut Riwidikdo (2009), tingkat pengetahuan dapat diukur dengan cara sebagai berikut : 1)
Pengetahuan baik
: (x) > mean + 1SD
2)
Pengetahuan cukup
: mean – 1SD ≤ x ≤ mean + 1SD
3)
Pengetahuan kurang : (x) < mean – 1SD
Keterangan : X
= nilai total hasil kuesioner
SD = Standar Deviasi
16
2. Nifas a. Pengertian Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Saifuddin, 2010). Masa nifas merupakan keadaan fisiologis yang lazim terjadi pada semua ibu setelah melahirkan yang berlangsung selama 40 hari. Pada masa tersebut akan terjadi pemulihan kesehatan. Proses pemulihan kesehatan tersebut merupakan hal yang sangat penting, karena selama masa kehamilan dan persalinan terjadi perubahan fisik maupun psikologis. Dimana perubahan fisik meliputi ligamen yang lembut dan kendor, otot teregang, uterus membesar, postur tubuh berubah, serta terjadi bendungan vena tungkai bawah (Yuswanto dan Yulifah, 2008). b. Klasifikasi masa nifas Klasifikasi masa nifas menurut Suherno dan Suryoprayogo (2009), terbagi dalam tiga periode yaitu : 1) Puerperium dini, yaitu kepulihan dimana ibu diperbolehkan berdiri dan berjalan. 2) Puerperium intermedial adalah kepulihan menyeluruh alat – alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu. 3) Remote purperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna.
17
c. Perubahan Fisiologis Masa Nifas Beberapa perubahan fisiologis masa nifas
menurut
Suparyanto (2012), antara lain sebagai berikut : 1) Perubahan sistem reproduksi a) Involusi Uterus Involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Proses ini dimulai segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos uterus. b) Lochea Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lochea mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam uterus. Lochea mempunyai reaksi basa/alkalis yang dapat membuat organisme berkembang lebih cepat daripada kondisi asam yang ada pada vagina normal. Lochea mempunyai bau amis/anyir seperti darah menstruasi, meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya berbedabeda pada setiap wanita. Lochea yang berbau tidak sedap menandakan adanya infeksi. Lochea mempunyai perubahan karena proses involusi.
18
Proses keluarnya darah nifas atau lochea menurut Ambarwati dalam Suparyanto (2012), terdiri 4 tahapan, yaitu: (1) Lochea Rubra/Merah (Kruenta) Lochea ini muncul pada hari ke 1 sampai hari ke 4 masa postpartum. Cairan yang keluar berwarna merah karena berisi darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo (rambut bayi), dan mekonium. (2) Lochea Sanguinolenta Cairan yang keluar berwarna merah kecoklatan dan berlendir. Berlangsung dari hari ke 4 sampai hari ke 7 postpartum. (3) Lochea Serosa Lochea ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung serum, leukosit dan robekan/laserasi plasenta. Muncul pada hari ke 7 sampai hari ke 14 postpartum. (4) Lochea Alba/Putih Mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lendir serviks dan serabut jaringan yang mati. Lochea alba bisa berlangsung selama 2-6 minggu postpartum. c) Endometrium Perubahan
pada
endometrium
adalah
timbulnya
trombosis, degenerasi, dan nekrosis di tempat implantasi plasenta. Pada hari pertama tebal endometrium 2,5 mm, mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua,
19
dan selaput janin. Setelah 3 hari mulai rata, sehingga tidak ada pembentukan jaringan parut pada bekas implantasi plasenta. d) Serviks Serviks mengalami involusi bersama-sama dengan uterus. Warna
serviks
pembuluh
darah.
sendiri
merah
Konsistensinya
kehitam-hitaman lunak,
karena
kadang-kadang
terdapat laserasi/perlukaan kecil. Karena robekan kecil yang terjadi selama dilatasi, serviks tidak pernah kembali pada keadaan sebelum hamil. Muara serviks yang berdilatasi 10 cm pada waktu persalinan, menutup secara bertahap. Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat dimasuki 2-3 jari, pada minggu ke 6 postpartum serviks menutup. e) Vulva dan Vagina Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses persalinan dan akan kembali secara bertahap dalam 6-8 minggu postpartum. Penurunan hormon estrogen pada masa postpartum berperan dalam penipisan mukosa vagina dan hilangnya rugae. Rugae akan terlihat kembali pada sekitar minggu ke 4. f) Payudara (mamae) Pada semua wanita yang telah melahirkan proses laktasi terjadi secara alami.
20
2) Perubahan sistem pencernaan Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah melahirkan anak. Hal ini disebabkan karena pada waktu melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan yang menyebabkan colon menjadi kosong, pengeluaran cairan yang berlebihan pada
waktu persalinan
(dehidrasi), kurang makan, haemorrhoid, laserasi jalan lahir. Supaya buang air besar kembali teratur dapat diberikan diit atau makanan yang mengandung serat dan pemberian cairan yang cukup. Bila usaha ini tidak berhasil dalam waktu 2 atau 3 hari dapat ditolong dengan pemberian huknah atau gliserin spuit atau diberikan obat laksan yang lain. 3. Bounding Attachment a. Pengertian Bounding attachment adalah sentuhan awal atau kontak kulit antara ibu dan bayi pada menit-menit pertama sampai beberapa jam setelah kelahiran bayi. Dalam hal ini, kontak ibu dan ayah akan menentukan tumbuh kembang anak menjadi optimal. Pada proses ini terjadi penggabungan berdasarkan cinta dan penerimaan yang tulus dari orang tua terhadap anaknya dan memberikan dukungan asuhan dalam keperawatannya (Purwanti, 2007). Klause dan Kennel menyatakan bahwa boundding attachment interaksi orang tua dan bayi secara nyata, baik fisik, emosi, maupun sensori pada beberapa menit dan jam pertama segera bayi setelah lahir (Wulandari dan Handayani, 2010).
21
Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachment (membangun ikatan) jadi bounding attachment adalah sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara orangtua dan bayi. Hal ini merupakan proses dimana sebagai hasil dari suatu interaksi terus-menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai memberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan (Bahiyatun, 2009). b. Tahap-tahap Bounding Attachment Menurut Klaus and Kenell dalam Lusa (2010), bagian penting dalam bounding attachment adalah : 1) Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata, menyentuh, berbicara, dan mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya. 2) Bounding (keterikatan) 3) Attachment, perasaan sayang yang mengikat individu dengan individu lain. c. Elemen-Elemen Bounding Attachment Bobak dalam Lusa (2010), menyatakan beberapa elemen dalam bounding attachment antara lain adalah sebagai berikut : 1) Sentuhan – Sentuhan atau indera peraba Dipakai secara ekstensif oleh orang tua dan pengasuh lain sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi baru lahir dengan cara mengeksplorasi tubuh bayi dengan ujung jarinya.
22
2) Kontak mata Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional mempertahankan kontak mata, orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang. Beberapa ibu mengatakan, dengan melakukan kontak mata mereka merasa lebih dekat dengan bayinya 3) Suara Saling mendengar dan merespon suara anata orang tua dan bayinya juga penting. Orang tua menunggu tangisan pertama bayinya dengan tegang. 4) Aroma Ibu mengetahui bahwa setiap anak memiliki aroma yang unik. Sedangkan bayi belajar dengan cepat untuk membedakan aroma susu ibunya. 5) Entrainment Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyang tangan, mengangkat kepala, menendang-nendangkan kaki, seperti sedang berdansa mengikuti nada suara orang tuanya. Entrainment terjadi saat anak mulai berbicara. Irama ini berfungsi memberi umpan balik positif kepada orang tua dan menegakkan suatu pola komunikasi efektif yang positif.
23
6) Bioritme Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada dengan ritme alamiah ibunya. Untuk itu, salah satu tugas bayi baru lahir ialah membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang responsif. Hal ini dapat meningkatkan interaksi sosial dan kesempatan bayi untuk belajar. 7) Kontak dini Saat ini, tidak ada bukti-bukti alamiah yang menunjukkan bahwa kontak dini setelah lahir merupakan hal yang penting untuk hubungan orang tua–anak. Ada beberapa keuntungan fisiologis yang dapat diperoleh dari kontak dini yaitu kadar oksitosin dan prolaktin meningkat, reflek menghisap dilakukan dini, pembentuk kekebalan aktif dimulai dan mempercepat proses ikatan antara orang tua dan anak. d. Bentuk interaksi dalam bounding attachment Beberapa interaksi yang menyenangkan dalam rangka bounding attachment menurut Wulandari dan Handayani (2010), antara lain adalah : 1) Sentuhan pada tungkai dan muka bayi secara halus dengan tangan ibu
24
2) Sentuhan pada pipi Sentuhan ini dapat menstimulasi respon yang menyebabkan terjadinya gerakan muka bayi ke arah muka ibu atau ke arah payudara sehingga bayi akan mengusap-usap menggunakan hidung serta menjilat putingnya dan terjadilah rangsangan untuk sekresi prolaktin. 3) Tatap mata bayi dan ibu Ketika mata bayi dan ibu saling tatap pandang, menimbulkan perasaan saling memiliki antara ibu dan bayi. 4) Tangis bayi Saat bayi menangis, ibu dapat memberikan respon berupa sentuhan dan suatu yang lembut serta menyenangkan. e. Prinsip-prinsip dan upaya meningkatkan bounding attachment Lusa (2010), menyatakan beberapa prinsip dan upaya dalam rangka meningkatkan bounding attachment, antara lain sebagai berikut : 1) Dilakukan segera (menit pertama jam pertama). 2) Sentuhan orang tua pertama kali. 3) Adanya ikatan yang baik dan sistematis berupa kedekatan orang tua ke anak. 4) Kesehatan emosional orang tua. 5) Terlibat pemberian dukungan dalam proses persalinan. 6) Persiapan PNC (Perinatal Care) sebelumnya.
25
7) Adaptasi. 8) Tingkat kemampuan, komunikasi dan keterampilan untuk merawat anak. 9) Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi kehangatan pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu, serta memberi rasa nyaman. 10) Fasilitas untuk kontak lebih lama. 11) Penekanan pada hal-hal positif. 12) Perawat maternitas khusus (bidan). 13) Libatkan anggota keluarga lainnya/dukungan sosial dari keluarga, teman dan pasangan. 14) Informasi bertahap mengenai bounding attachment. f. Keuntungan Bounding Attachment Keuntungan bounding attachment menurut Lusa (2010), antara lain : 1) Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap sosial. 2) Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi. g. Hambatan Bounding Attachment Wulandari dan Handayani (2010), menyatakan bahwa ikatan antara ibu dan bayi bisa tertunda karena : 1) Prematuritas Bayi yang baru dilahirkan dalam keadaan prematur, kurang mendapatkan kasih sayang dari ibunya karena kondisi belum cukup
26
viable (kelangsungan hidup terus) dan belum cukup untuk menyesuaikan dengan extrauterine, bahkan bayi diletakkan dalam incubator sampai bayi dapat hidup sebagai individu yang mandiri. 2) Bayi atau ibu sakit Pada keadaan ibu atau bayi salah satu menderita sakit, dan harus mendapat perawatan khusus, maka ikatan ibu dan bayi akan tertunda. 3) Cacat fisik Bayi lahir cacat fisik atau cacat bawaan, atau kelainan lainnya dapat menimbulkan stress pada keluarga utamanya ibu. Ibu merasa malu dan kurang menyukainya.
27
B. Kerangka Teori Kerangka teroritis dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Indikator bounding attachment: 1. Pengertian 2. Tahap-tahap 3. Elemen-elemen 4. Bentuk interaksi 5. Prinsip dan upaya peningkatan 6. Keuntungan 7. Hambatan
Tingkat Pengetahuan ibu nifas tentang bounding attachment
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan : 1. Tingkat Pendidikan 2. Informasi 3. Budaya 4. Pengalaman 5. Sosial-Ekonomi
Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber : (Notoatmodjo, 2005), Bobak (2004), Wulandari dan Handayani (2010), Purwanti (2007), Lusa (2010)
28
C. Kerangka Konsep
Tingkat Pengetahuan ibu nifas tentang bounding attachment
Baik Cukup Kurang
Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan: 1. Tingkat Pendidikan 2. Informasi 3. Budaya 4. Pengalaman 5. Sosial-Ekonomi
: Diteliti : Tidak diteliti Gambar 2.2 Kerangka Konsep
29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu metode yang dilakukan dengan satu tujuan membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif dalam bentuk angka-angka mulai dari pengumpulan data serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi merupakan tempat atau lokasi pengambilan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Lokasi penelitian ini adalah
di RSUD Kota
Surakarta. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah rentang waktu yang digunakan untuk pelaksanaan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan dilaksanakan pada tanggal 8 Maret – 25 April 2013.
29
30
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas di RSUD Surakarta pada tanggal 8 Maret sampai dengan 25 April 2013 yaitu sebanyak 47 ibu nifas. 2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Sugiyono, 2010). Menurut Arikunto (2010), populasi yang kurang dari 100 lebih baik diambil semua, tetapi jika lebih dari 100 dapat diambil 20% - 30%. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah seluruh ibu nifas di RSUD Kota Surakarta pada tanggal 8 Maret sampai dengan 25 April 2013 yaitu 47 ibu nifas. 3. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sampling jenuh yaitu cara pengambilan sampel dengan cara mengambil semua anggota populasi menjadi sampel (Sugiyono, 2010),
D. Instrumen Penelitian Alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang bounding attachment. Jenis kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner
31
tertutup. Menurut Sumarsono (2004), kuesioner tertutup adalah kuesioner yang bila responden hanya diberi kesempatan untuk memilih jawaban yang telah disediakan yaitu jawaban benar dan salah. Skala pengukuran data yang digunakan dalam kuesioner ini adalah skala Guttman yaitu skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari pertanyaan atau pernyataan: ya dan tidak, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, benar dan salah (Hidayat, 2007). Jenis pertanyaan kuesioner berupa favourable yaitu pertanyaan positif dimana jika benar nilai 1 (satu) jika salah nilai 0 (nol) sedangkan pertanyaan unfavourable yaitu pertanyaan negatif jika benar nilai 0 (nol) jika salah nilainya 1 (satu). Pengisian kuesioner tersebut dengan memberi tanda checklist (√) pada jawaban yang dianggap benar. Kisi-kisi kuesioner pengetahuan ibu tentang bounding attachment dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 3.1. Kisi-Kisi Kuesioner Variabel
Sub Variabel
a. b. c. d.
Tingkat pengetahuan Ibu tentang bounding e. attachment f.
No. item Favourable Pengertian 1,2 Tahap-tahap 3,4,5,6 Elemen-elemen 8,9,10 Bentuk interaksi 13,14,15,16, 17 Prinsip dan 20,21,22,23 upaya peningkatan Keuntungan dan 27,28,29 hambatan 21
No. item unfavourable 7 11,12 18,19
Jumlah Item 2 5 5 7
24,25,26
7
30,31
5
10
31
32
Untuk mengetahui apakah kuesioner yang digunakan sebagai alat ukur yang sahih atau tidak, maka perlu diajukan uji validitas dan reliabilitas. Uji instrumen penelitian dilakukan pada 30 ibu nifas di RS. Slamet Riyadi Surakarta. 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2010).
Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya hendak diukur. Uji validitas ini menggunakan korelasi product moment. Rumus korelasi product moment adalah:
rxy =
n.(Sxy) - (Sx . Sy) {n Sx - (Sx ) }{n Sy 2 - (Sy ) } 2
2
2
Keterangan: rxy
: Koefisien korelasi product moment
n
: Jumlah responden
x
: Skor pertanyaan
y
: Skor total
xy
: Skor pertanyaan dikalikan skor total
Instrumen dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel (0,361) (Arikunto, 2010). Hasil uji validitas di RS Slamet Riyadi Surakarta kepada 30 orang responden dengan jumlah 35 soal, diketahui bahwa sebanyak 31 item kuesioner dinyatakan valid dimana nilai r hitung > r tabel (0,361). Sedangkan sebanyak 4 item kuesioner yaitu nomor 7, 13, 19 dan 22
33
dinyatakan tidak valid karena nilai r hitung < r tabel (0,361). Item kuesioner yang tidak valid tersebut kemudian dibuang dan tidak digunakan dalam keperluan penelitian. 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2010). Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut: 2 é k ù é Ssb ù 1 r11 = ê ê s 2 t úû ë k - 1úû ë
Keterangan: r11
= Reliabilitas Instrument
k
= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σb2
= Jumlah varian butir
σt2
= Varians total
Dinyatakan reliabel bila nilai alpha cronbach’s > rkriteria (0,60) (Ghozali, 2005). Hasil uji reliabilitas diperoleh nilai cronbach alpha sebesar 0,880 > 0,60 sehingga dinyatakan reliabel.
34
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2010). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain adalah : 1. Data primer Data primer adalah data yang diperoleh sacara langsung diambil dari obyek atau subyek penelitian oleh peneliti (Riwidikdo, 2009). Dalam penelitian ini yang termasuk data primer adalah hasil kuesioner pengetahuan ibu nifas tentang bounding attachment. 2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang didapatkan tidak secara langsung dari subyek penelitian (Riwidikdo, 2009). Dalam penelitian ini yang termasuk data sekunder adalah jumlah ibu nifas di RSUD Kota Surakarta sebanyak 47 orang.
F. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Variabel dalam penelitian ini merupakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan ibu nifas tentang bounding attachment.
35
G. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup atau
pengertian
variabel-variabel
yang
diamati
atau
diteliti
(Notoatmodjo, 2010). Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 3.2. Definisi Operasional Variabel Variabel
Definisi Operasional
Pengetahuan ibu nifas tentang bounding attachment
Parameter dan kriteria
Alat ukur
Segala sesuatu 1. Baik bila Kuesioner informasi yang (x) > mean + 1 SD diketahui dan dimengerti oleh ibu 2. Cukup : bila mean - 1 SD £ nifas tentang ikatan x £ mean + 1 kasih sayang antara SD orang tua dan anak atau bounding 3. Kurang : bila (x) < mean – 1 attachment SD (Riwidikdo, 2009)
Skala Ukur Ordinal
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data Proses pengolahan data menurut Arikunto (2010), adalah: a. Editing Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak sesuai dapat segera dilengkapi.
36
b. Coding Kegiatan ini memberi kode angka pada kuesioner terhadap tahap-tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data selanjutnya. c. Entry data Kegiatan ini memasukkan data dalam program komputer untuk dilakukan analisis lanjut. d. Tabulating Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke dalam tabel. 2. Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis univariat yaitu menganalisis terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010). Sebelum menentukan tingkat pengetahuan terlebih dahulu peneliti menghitung nilai mean dan Standard Deviation. Menurut Riwidikdo (2009), rumus menghitung nilai mean dan Standard Deviation sebagai berikut :
yaitu
37
a. Mean
X=
å
= 0 xi
n i
n
Keterangan : X : Mean n : jumlah responden xi : nilai responden b. Standard Deviation
SD =
å XI 2 -
(å xi )2 n
n -1
Keterangan : SD : Standard Deviation xi
: nilai responden
n
: jumlah responden Setelah didapatkan hasil nilai mean dan Standard Deviation tiap
responden kemudian hasil tersebut dimasukkan dalam skala pengetahuan. Menurut Riwidikdo (2009), hasil untuk mengetahui tingkat pengetahuan ditunjukan pada skala pengukuran sebagai berikut : 1) Pengetahuan baik
: (x) > mean + 1SD
2) Pengetahuan cukup
: mean – 1SD ≤ x ≤ mean + 1SD
3) Pengetahuan kurang
: (x) < mean – 1SD
38
Analisa secara deskriptif ini nantinya menghasilkan distribusi persentase dari setiap variabel dan disajikan dalam bentuk narasi tabel dan diagramdiagram. Rumus untuk menghitung prosentase menurut Riwidikdo (2009), sebagai berikut : Skor yang diperoleh responden Skor Prosentase = –––––––––––––––––––––––––––––––––––––– x 100% Total skor maksimum yang seharusnya diperoleh Sedangkan rumus prosentase untuk jumlah ibu nifas tentang pengetahuan bounding attachment menurut tingkat pengetahuan adalah : Jumlah ibu menurut tingkat pengetahuan Skor Prosentase = –––––––––––––––––––––––––––––––––––––– x 100% Jumlah responden
I. Etika Penelitian Menurut Hidayat (2007), masalah etika penelitian yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut: 1. Informed consent Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Infomed consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Apabila responden bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut.
39
2. Anonimity (tanpa nama) Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan. 3. Kerahasiaan (confidentiality) Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Kota Surakarta. Secara umum jenis pelayanan kesehatan yang meliputi pemeriksaan ANC, persalinan, Kesehatan Ibu dan Anak, Imunisasi, mata, gigi dan penyakit umum. Fasilitas untuk mendukung pelayanan rawat inap khususnya persalinan sudah cukup memadai yaitu 1 ruang bersalin dengan 4 tempat tidur, 1 ruang periksa, 2 ruang nifas dengan masing-masing ruangan terdiri dari 6 tempat tidur. Fasilitas lain yang diberikan di RSUD Kota Surakarta yaitu poli mata, poli gigi, KIA, UGD, poli kulit dan kelamin, serta poli penyakit dalam. RSUD Kota Surakarta telah menempati tempat yang baru sejak tanggal 8 Oktober 2012 yaitu di Jalan Lettu Sumarto Ngipang Kadipiro Banjarsari Surakarta dengan fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih baik.
B. Hasil Penelitian 1. Nilai Mean dan Standar Deviasi Hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu nifas tentang bounding attachment di RSUD Kota Surakarta menggunakan program SPSS untuk mencari nilai mean dan standar deviasi. Adapun hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
40
41
Tabel 4.1 Nilai Mean dan Standar Deviasi dengan Program SPSS N 47
Minimum 8,00
Maximum 23.00
Mean 17,21
Std. Deviation 3,88
Hasil perhitungan mean dan standar deviasi dengan program SPSS diperoleh nilai mean sebesar 17,21 dan nilai standar deviasi sebesar 3,88. 2. Tingkat pengetahuan tentang ibu nifas tentang bounding attachment Hasil penelitian tingkat pengetahuan
ibu nifas tentang bounding
attachment di RSUD Kota Surakarta tahun 2013 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Bounding Attachment di RSUD Kota Surakarta Jumlah (orang) 4 29 14 47
Pengetahuan Baik Cukup Kurang Total Berdasarkan
tingkat
pengetahuan
Persentase (%) 8,5 61,7 29,8 100,00 ibu
nifas
tentang
bounding
attachment di RSUD Kota Surakarta dapat dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 4 responden (8,5%), pengetahuan cukup sebanyak 29 responden (61,7%) dan pengetahuan kurang sebanyak 14 responden (29,8%). Berdasarkan hal tersebut maka mayoritas tingkat pengetahuan responden dengan bounding attachment adalah dalam kategori cukup. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik batang sebagai berikut :
42
Gambar 4.1 Grafik Batang Tingkat Pengetahuan tentang Bounding Attachment
C. Pembahasan Penelitian tentang tingkat pengetahuan ibu nifas tentang bounding attachment ini dilakukan di RSUD Kota Surakarta. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas tingkat pengetahuan responden tentang bounding attachment dalam kategori cukup yaitu sebanyak 29 responden (61,7%). Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Menurut Notoatmodjo (2005), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu : tingkat pendidikan, informasi, budaya, pengalaman dan sosial ekonomi. Menurut Purwanti (2007) bounding attachment adalah sentuhan awal atau kontak kulit antara ibu dan bayi pada menit-menit pertama sampai beberapa jam setelah kelahiran bayi. Dalam hal ini, kontak ibu dan ayah akan
43
menentukan tumbuh kembang anak menjadi optimal. Pada proses ini terjadi penggabungan berdasarkan cinta dan penerimaan yang tulus dari orang tua terhadap anaknya dan memberikan dukungan asuhan dalam keperawatannya. Menurut Lusa (2010) keuntungan bounding attachment bahwa bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap sosial dan bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi, sehingga dengan pengetahuan tentang bounding attachment dapat membuat ibu nifas untuk lebih dekat dengan bayinya. Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas tingkat pengetahuan ibu cukup, hal ini dikarenakan sebagian besar ibu kurang mengetahui tentang elemen-elemen serta keuntungan dan hambatan bounding attachment dari kuesioner yang telah diberikan. Menurut Lusa (2010) beberapa elemen bounding attachment antara lain adalah sentuhan-sentuhan atau indera peraba, kontak mata, suara, aroma, entrainment, bioritme, dan kontak dini. Menurut Lusa (2010) keuntungan bounding attachment antara lain bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap sosial, bayi merasa aman dan berani mengadakan eksplorasi sedangkan Lusa Wulandari dan Handayani (2010) menyatakan bahwa hambatan bounding attachment antara lain prematuritas, bayi atau ibu sakit dan cacat fisik. Beberapa faktor lain diantaranya kurangnya informasi berupa pendidikan kesehatan tentang bounding attachment dan kurang memanfaatkan media elektronik atau media cetak khususnya tentang bounding attachment.
44
D. Keterbatasan Keterbatasan dalam penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut : 1. Dalam pelaksanaan penelitian, ibu-ibu sebagai responden banyak bertanya kepada peneliti, hal ini disebabkan banyak ibu kurang mengetahui maksud dari kuesioner tentang bounding attachment, sehingga peneliti harus menjelaskan terlebih dahulu sebelum ibu menjawab pertanyaan tersebut. 2. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu hanya meneliti tingkat pengetahuan saja. 3. Kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup sehingga tidak melakukan wawancara mendalam dengan responden, selain itu dengan kuesioner tertutup yang hanya tinggal menjawab benar atau salah dapat membuat responden memilih secara asal-asalan.
45
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang bounding attachment di RSUD Kota Surakarta dalam kategori baik sebanyak 4 responden (8,5%). 2. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang bounding attachment di RSUD Kota Surakarta dalam kategori cukup sebanyak 29 responden (61,7%). 3. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang bounding attachment di RSUD Kota Surakarta dalam kategori kurang sebanyak 14 responden (29,8%).
B. Saran Saran yang dapat diberikan antara lain adalah sebagai berikut : 1. Bagi Ibu Nifas Hendaknya ibu nifas meningkatkan pengetahuan tentang bounding attachment melalui media cetak maupun media elektronik sehingga mengetahui tentang teknik dan manfaat dari bounding attachment dalam rangka meningkatkan interaksi kasih sayang dengan anaknya. 2. Bagi Bidan Hendaknya bidan memberikan pemahaman kepada ibu nifas dan memberikan pelayanan dalam penerapan bounding attachment secara langsung kepada ibu dan bayinya, misalnya pada saat pelaksanaan inisiasi menyusui dini dan rooming in. 45
46
3. Bagi Institusi Pendidikan Hendaknya mahasiswa meningkatkan pemahaman tentang bounding attachment melalui literatur yang ada di institusi pendidikan maupun melalui media cetak dan elektronik. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti selanjutnya hendaknya melakukan penelitian selain dengan menggunakan kuesioner juga melakukan wawancara mendalam dengan responden sehingga didapat hasil yang lebih maksimal.
47
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta __________. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta Aulia, A. 2012. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Bounding Attachment di RB Yulita Grogol Sukoharjo. Surakarta : STIKes Kusuma Husada. Karya Tulis Ilmiah. Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta : EGC Bobak, L. 2004. Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC. Cahyaningtyas, EP. 2012. Gambaran Pengetahuan Bidan Rumah Sakit Tentang Bounding Attachment Pada Bayi Baru Lahir di RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang pada bulan Juli 2012. Ungaran : STIKes Ngudi Waluyo. Karya Tulis Ilmiah. Ghozali, I. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Hidayat, A.A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknis Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika Kuntjojo. 2010. Pentingnya Bonding dan Attachment Dalam Perkembangan Bayi. http;//bekunt.wordpress.com. 4 Oktober 2012 Lusa. 2010. Bounding Attachment. http://www.lusa.web.id/bounding-attachment. 4 Oktober 2012 Marmi. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. __________. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Purwanti. E. 2007. Asuhan Kebidanan Untuk Ibu Nifas. Jakarta : Cakrawala Ilmu Riwidikdo, H. 2009. Statistik Kesehatan. Yokyakarta : Mitra Cendekia Press.
48
Saifuddin, AB. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Suherni dan Suryoprayogo. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya Sumarsono, S. 2004 Metode Riset Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Graha Ilmu Suparyanto. 2012. Konsep Dasar Masa Nifas. http://dr-suparyanto.blogspot.com. 14 November 2012 Varney, H. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC Wiknjosastro, H. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Wulandari SR, dan Handayani, S. 2010. Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas. Yogyakarta : Goysen Publishing Yuswanto, TJA dan Yulifah, R. 2008. Senam Nifas Terhadap Involusi Uterus Pada Ibu Nifas. Jurnal Kesehatan. Volume 6 No. 2. November 2008. Poltekkes Malang.