TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI RB AN NUR SUMBER SURAKARTA TAHUN 2014
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh:
Darsini NIM B11 126
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA
i
2014 HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI RB AN NUR SUMBER SURAKARTA
Diajukan oleh : Darsini B11 126
Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal : 7 Juni 2014
Pembimbing
Erinda Nur Pratiwi, SST NIK. 201391118
ii
HALAMAN PENGESAHAN
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI RB AN NUR SUMBER SURAKARTA
Karya Tulis Ilmiah
Disusun oleh : Darsini B11 126 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Akhir Program Diploma III Kebidanan Pada tanggal :
PENGUJI I
PENGUJI II
Anis Nurhidayati, SST, M.Kes
Erinda Nur Pratiwi, SST
NIK. 200685025
NIK. 201391118
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan Pada Tanggal : Mengetahui, Ka. Prodi DIII Kebidanan
Retno Wulandari, SST NIK. 200985034
iii
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Peningkatan Produksi ASI di RB An Nuur Sumber Surakarta Tahun 2014”. Karya Tulis Ilmiah ini di susun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1.
Dra.Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2.
Retno Wulandari, SST, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan Kusuma Husada Surakarta.
3.
Erinda Nur Pratiwi, SST, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
4.
Hj. Sri Surti Mulyani, Amd.Keb selaku Pimpinan RB An Nuur Sumber Surakarta, yang telah memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data.
5.
Seluruh responden yang telah meluangkan waktu dan
membantu dalam
penelitian ini. 6.
Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
7.
Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Mei 2014
Penulis
iv
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Mei 2014 Darsini NIM : B11 126 TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI RB AN NUUR SUMBER SURAKARTA TAHUN 2014
Xii + 59 halaman + 19 lampiran + 6 tabel + 2 gambar ABSTRAK Latar Belakang : Pemberian ASI di Indonesia belum dilaksanakan dengan sepenuhnya, upaya meningkatkan perilaku menyusui pada ibu yang memiliki bayi masih dirasa kurang. Permasalahan yang utama adalah faktor sosial budaya kurangnya kesadaran akan pentingnya ASI. Tujuan : Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI di RB AN Nuur Sumber Surakarta pada kategori baik, cukup, dan kurang. Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah Diskriftif Kuantitatif . Lokasi penelitian diambil di RB An Nuur Sumber Surakarta. Jumlah sampel sebanyak 30 ibu nifas, dengan menggunakan teknik pengambilan sampel Sampling Jenuh. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, sedangkan untuk analisis data dilakukan dengan analisis univariat yang menghasilkan distribusi frekuensi. Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI di RB An Nuur Sumber Surakarta, ibu nifas dengan pengetahuan baik sebanyak 12 responden (25,0%), pengetahuan cukup sebanyak 27 responden (56,2%), dan pengetahuan kurang sebanyak 9 responden (18,8%). Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI di RB AN Nuur Sumber Surakarta sebagian besar dalam kategori cukup yaitu sebanyak 27 responden (56,2%). Kata Kunci : Pengetahuan, Ibu nifas, cara peningkatan produksi ASI Kepustakaan : 20 literatur (Tahun 2003 s/d 2013)
v
MOTTO
v Jika anda tidak tahu apa yang ingin anda capai, bagaimana mungkin anda akan mencapainya (Mario Teguh) v Your future is determined by what you start today (Penulis) v You do not need to be great start something. Do it now and do not ever put off because the change may not come twice (Penulis)
PERSEMBAHAN Dengan segala rendah hati, karya tulis ilmiah ini penulis persembahkan : Bapak dan Ibu tercinta terimakasih atas doa restu dan pengorbananmu selama ini. Kakak dan adikku tersayang terima kasih atas support dalam setiap langkahku. Sahabat-sahabat yang selama ini telah bersama melalui hitam putih menuju kemenangan. Almamater tercinta.
vi
CURICULUM VITAE
Nama
: Darsini
Tempat , Tanggal Lahir
: Karanganyar, 22 Juli 1993
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
:Kacangan
Rt
02/08,
Tawangsari,
Kerjo,
Karanganyar Riwayat Pendidikan 1.
SD N 02 Tawangasari
LULUS TAHUN 2005
2.
SMP N 1 Kerjo, Karanganyar
LULUS TAHUN 2008
3.
SMK N 1 Sambirejo, Sragen
LULUS TAHUN 2011
4.
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2011
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .....................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................
iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................
iv
ABSTRAK ......................................................................................................
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................
vi
CURICULUM VITAE ..................................................................................
vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...................................................................................
1
B. Perumusan Masalah .............................................................................
3
C. Tujuan Penelitian .................................................................................
4
D. Manfaat Penelitian................................................................................
4
E. Keaslian Penelitian ..............................................................................
5
F. Sistematika Penelitian .........................................................................
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1.
Pengetahuan .................................................................................
8
2.
Nifas ..............................................................................................
14
3.
Laktasi ..........................................................................................
14
4.
Peningkatan Produksi ASI ...........................................................
28
A. Kerangka Teori ....................................................................................
36
B. Kerangka Konsep Penelitian ...............................................................
37
viii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pencana Penelitian ..............................................................
38
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...............................................................
39
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ...........................
39
D. Variabel Penelitian ..............................................................................
40
E. Definisi Operasional .............................................................................
41
F. Instrumen Penelitian ............................................................................
41
G. Teknik Pengumpulan data ...................................................................
45
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................................
46
I. Etika Penelitian ....................................................................................
49
J. Jadwal Penelitian .................................................................................
50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian, Hasil .......................................
51
B. Penellitian, Pembahasan, Keterbatasan ...............................................
51
C. Pembahasan ........................................................................................
53
D. Keterbatasan .......................................................................................
57
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ..........................................................................................
58
B. Saran ....................................................................................................
58
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
2.1 Daftar kecukupan gizi yang dianjurkan bagi ibu menyusui ......................
23
3.1 Definisi operasional penelitian ..................................................................
41
3.2 Kisi-kisi kuesioner tentang cara peningkatan produksi ASI .....................
43
4.1 Karakteristik responden berdasarkan umur ...............................................
52
4.2 Karakteristik responden berdasarkan pendidikann ...................................
52
4.3 Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Cara Peningkatan Produksi ASI di RB An Nuur Sumber Surakarta .............................................................................
x
53
DAFTAR GAMBAR
2.1 Kerangka Konsep ......................................................................................
36
2.2 Kerangka Konsep Penelitian .....................................................................
37
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran1. Jadwal Penelitian Lampiran2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran4. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran5. Surat Balasan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran6. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran7. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran8. Surat Permohonan Menjadi Responden Lampiran9. Surat Persetujuan Responden Lampiran10. Kuesioner Penelitian Lampiran11. Kunci Jawaban Kuesioner Lampiran12. Data Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran13. Data Hasil Uji Validitas Lampiran 14. Data Hasil Uji Reliabillitas Lampiran 15. Data Tabulasi Hasil Penelitian Lampiran 16. Hitungan manual hasil penelitian Lampiran 17. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peneingkatan produksi ASI di RB An Nuur Sumber Surakarta Lampiran 18. Tabel r Product Moment Lampiran 19. Lembar Konsultasi
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Upaya perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) yaitu bertujuan untuk meningkatkan status gizi masyarakat, yang diperioritaskan pada kelompok masyarakat resiko tinggi yaitu golongan bayi, balita, usia sekolah, remaja, ibu hamil, ibu menyusui serta usia lanjut. Upaya tersebut dilakukan secara terintregrasi dengan penanggulangan kemiskinan secara nasional. UPGK perlu dilakukan secara terpadu lintas sektoral maupun lintas program agar lebih berdaya guna dan berhasil guna sehingga dapat terlaksananya kegiatan secara
nyata
dan
bertanggungjawab
dengan
memperhatikan
faktor
epidemiologi, geografi, sosial ekonomi dan budaya masyarakat setempat (Depkes RI, 2009). Pemberian ASI di Indonesia belum dilaksanakan dengan sepenuhnya, upaya meningkatkan perilaku menyusui pada ibu yang memiliki bayi masih dirasa kurang. Permasalahan yang utama adalah faktor sosial budaya kesadaran akan pentingnya ASI. Pelayanan kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung peningkatan penggunaan ASI, gencarnya promosi susu formula dan ibu bekerja (Roesli, 2008). Survai Demografi 2007 gambaran pemberian ASI di Indonesia yaitu 32,3% masih jauh dari rata-rata dunia yaitu 38%. Saat ini bayi kurang dari 6 bulan yang diberi susu formula
1
2
meningkat dari 16,7% tahun 2002 menjadi 27,9% pada tahun 2007 (SDKI, 2007). Sedangkan data yang diperoleh dari profil Kesehatan Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2009 menunjukan cakupan pemberian ASI eksklusif sekitar 40,21%. Pemberian ASI eklusif oleh ibu di Kota Solo masih sangat rendah, terbukti pada tahun 2010 hanya 30 persen dari total 3.970 bayi usia 0-6 bulan yang diberikan ASI (Depkes, 2009). Menyusui merupakan suatu proses yang alamiah, namun sering ibuibu tidak berhasil atau menghentikan menyusui lebih dini. Banyak alasan yang dikemukakan ibu-ibu antara lain, ibu merasa air susunya tidak cukup dan tidak keluar pada hari-hari pertama kelahiran bayi, hal ini disebabkan karena kurang percaya diri bahwa air susunya cukup untuk bayi dan kurang informasi tentang cara-cara menyusui yang baik dan benar. Di daerah pedesaan pada umumnya ibu menyusui, namun hasil penelitian menunjukan bahwa pengaruh kebiasaan kurang baik, yaitu memberikan makanan dan minuman untuk mengganti air susu apabila belum keluar pada hari pertama kelahiran. Kebiasaan ini dapat membahayakan kesehatan bayi dan kurangnya kesempatan untuk merangsang produksi air susu ibu sedini mungkin melalui isapan pada payudara ibu (Depkes RI, 2009). Mengingat pentingnya pemberian ASI bagi tumbuh kembang yang optimal baik fisik maupun mental, dan kecerdasannya, maka perlu perhatian agar dapat terlaksana dengan benar. Kunci utama untuk memulai produksi ASI dengan sukses adalah membuat bayi menghisap payudara sesering
3
mungkin dan teratur, berdasarkan kebutuhan dan dengan posisi yang benar. Beberapa faktor yang mempengaruhi kelancaran ASI yaitu rangsangan otototot buah dada (perawatan payudara), keteraturan bayi menghisap, keadaan ibu, makanan dan istirahat ibu (Sunarsih, 2007). Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di RB An Nuur Sumber Surakarta pada tanggal 19 Oktober 2013, didapatkan data jumlah ibu nifas pada bulan Agustus sampai bulan Oktober sebanyak 48 ibu nifas di dapat 39 ibu menyusui dan 9 ibu tidak menyusui. Hasil wawancara tentang bagaimana cara meningkatkan produksi ASI terhadap 10 responden didapatkan informasi 6 ibu menyatakan belum mengetahui cara meningkatkan produksi ASI dan 4 ibu menyatakan sudah mengetahui cara meningkatkan produksi ASI. Berdasarkan latar tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang “ Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI di RB An Nuur Sumber Surakarta”
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI di RB An Nuur Sumber Surakarta?”.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum
4
Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI di RB An Nur Sumber Surakarta. 2. Tujuan khusus a.
Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI pada tingkat pengetahuan baik.
b.
Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI pada tingkat pengetahuan cukup.
c.
Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI pada tingkat pengetahuan kurang.
D. Manfaat penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1.
Ilmu pengetahuan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi ilmu pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI.
2.
Bagi diri sendiri a.
Menambah
wawasan
dalam
hal
pengetahuan
tentang
cara
peningkatan produksi ASI pada ibu nifas dan memperluas pengetahuan serta pengalaman dalam bidang penelitian. b.
Mengaplikasikan ilmu dari mata kuliah Metodologi Peneitian.
5
3.
Bagi institusi a.
Pendidikan Sebagai sumber referensi dan masukan secara konseptual sesuai hasil penelitian pada mata kuliah asuhan kebidanan khususnya cara peningkatan produksi ASI pada ibu nifas.
b.
RB An Nuur Sumber Surakarta Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi tenaga kesehatan di RB An Nuur Sumber Surakarta mengenai cara peningkatan produksi ASI pada ibu nifas.
E. Keaslian Penelitian Penelitian serupa yang sudah dilakukan antara lain: Ifa Sari, 2010 : Dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Bekerja dengan Pemberian ASI Eksklusif di Desa Sumberejo Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak. Dengan metode Diskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Yaitu hasil penelitian ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu bekerja dengan pemberian ASI eksklusif di Desa Sumberejo Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak, dari 35 responden didapatkan 7 responden (20%) mengetahui tentang pentingnya pemberian ASI eklsklusif, 12 responden (34,3%) cukup mengetahui pentingngnya ASI eksklusif, sedangkan 16 responden (45,7%) tidak memahami pentingnya pemberian ASI eksklusif. Instrument penelitian dengan menggunakan lembar kuesioner.
6
Dari keaslian tersebut terdapat beberapa persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini persamaan tersebut terletak pada judul mengenai ASI. Dan perbedaan itu terletak pada metode penelitian yang digunakan, responden, jumlah responden, tempat, waktu, dan hasil penelitian.
F. Sistematika Penelitian Karya Tulis Ilmiah Sistematika dalam penulisan karya tulis ilmiah terdiri dari 5 bab sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Keaslian Penelitian, Sistematika Penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang teori medis tentang pengertian nifas, laktasi, peningkatan produksi ASI, Kerangka Teori dan Kerangka Konsep Penelitian.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN Bab ini terdiri dari Jenis dan Rancangan Penelitian, Lokasi dan Waktu
Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan
Sampel, Variabel Penelitian, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Metode Pengolahan dan Analisis Data, Etika Penelitian, Jadwal Penelitian.
7
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN Bab ini terdiri dari Gambaran Umum Tempat Penelitian, Hasil Penellitian, Pembahasan, Keterbatasan.
BAB V
PENUTUP Dalam bab ini berisi Kesimpulan dan Saran.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1.
Pengetahuan a.
Pengertian Pengetahuan adalah hasil pengindraan atau hasil tahu seseorang
terhadap
objek
melalui
indra
yang
dimilikinya
(penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba) dengan sendirinya,
pada
waktu
pengindraan
sampai
menghasilkan
pengetahuan sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran (telinga) dan indra penglihatan (mata) (Notoatmodjo, 2005). Menurut
Notoatmodjo
(2005),
faktor-faktor
yang
mempengaruhi pengetahuan salah satunya pendidikan, makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya
pendidikan
yang
kurang
akan
menghambat
perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai baru yang diperkenalkan.
8
9
b.
Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2005) pengetahuan yang dicakup dalam domain kongnitif mempunyai 6 tingkatan yaitu: 1) Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu, untuk mengetahui atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan. 2) Memahami (Comprehension) Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut tetapi orang tersebut, tidak sekedar menyebut, tetapi orang tersebut dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut. 3) Aplikasi (Apllication) Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain. 4) Analisa (Analisys) Analisis
adalah
kemampuan
seseorang
untuk
menjabarkan dan memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat pada suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila
10
orang tersebut telah dapat membedakan atau memisahkan, melaporkan, membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan dan objek tersebut. 5) Sintesis (Sintesys) Sintesis menunjukan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakan dalam suatu hubungan yang logis dari suatu komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu komponen untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi. 6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi berkaitan dengan komponen seseorang untuk melakukan penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya atau norma-norma yang berlaku di masyarakat. Tingkat pengetahuan menurut Riwidikdo (2013) adalah sebagai berikut : 1) Baik, bila nilai responden yang diperoleh (x) > Mean + 1SD 2) Cukup, bila nilai Mean -1SD ≤ x≤ Mean + 1SD 3) Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (x) < Mean – 1SD
11
c.
Cara Memperoleh Ilmu Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2012), dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu : 1) Cara Tradisional atau Non Ilmiah Yakni tanpa penelitian ilmiah, cara kuno atau tradisional dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematik dan logis adalah cara ilmiah, tanpa melakukan penelitian. Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain : a)
Cara coba salah (Trial and Eror) Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum ada peradaban. Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan beberapa kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan itu tidak berhasil maka dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua gagal pula, maka dicoba lagi dengan kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.
b) Secara kebetulan Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang-orangn yang bersangkutan.
12
2) Cara ilmiah Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut dengan metode penelitian ilmiah atau metode penelitian. d.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2007), terrdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan, antara lain : 1) Umur Umur adalah waktu untuk hidup atau ada sejak dilahirkan. Umur dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, semakin cukup umur maka tingkat kematangan seseorang akan matang dalam berfikir. 2) Pendidikan Pendidikan seseorang mempengaruhi cara pandangnya terhadap diri dan lingkungan. Oleh karena itu akan berbeda orang yang berpendidikan tinggi dibandingkan dengan yang berpendidikan rendah dalam menyikapi proses dan berinteraksi. 3) Pekerjaan Dengan adanya pekerjaan seseorang memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan pekerjaan yang dianggap penting, masyarakat yang sibuk akan memiliki waktu yang sedikit untuk memperoleh informasi, sehingga tingkat pengetahuan yang mereka miliki jadi berkurang.
13
4) Paritas Paritas adalah keadaan wanita yang pernah melahirkan bayi hidup. Dimana para wanita memperoleh pengetahuan dari pengalaman pribadi. Pengetahuan merupakan suatu cara untuk memperoleh
kebenaran
pengalaman
pribadipun
pengetahuan. dapat
Oleh
digunakan
sebab
sebagai
itu
upaya
memperoleh pengetahuan. Baik diperoleh secara langsung ataupun tidak langsung, namun tidak semua pengalaman pribadi dapat menuntun seseorang untuk menarik kesimpulan dengan benar. 5) Intelegensia Intelegensia prinsipnya mempengaruhi kemampuan penyesuaian diri dan cara-cara pengambilan keputusan. 6) Sosial Ekonomi dan Budaya Individu yang berasal dari keluarga dengan status ekonomi baik dimungkinkan lebih memiliki sikap positif memendang diri dan masa depannya dibandingkan dengan keluarga yang sosial ekonominya lebih rendah. Adat istiadat yang berlaku setiap daerah akan berpengaruh terhadap perilaku seseorang.
14
2.
Nifas a. Pengertian Nifas Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti sebelumnya (sebelum
hamil)
dan
berlangsung
selama
±6
minggu
(Sulistyowati, 2009). b.
Periode Masa Nifas Menurut Sulistyawati (2009), masa nifas dibagi dalam 3 periode: 1) Peurperium dini yaitu kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama Islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari. 2) Peurperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu. 3) Remote peurperium yaitu masa yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna dapat berlangsng berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan tahunan (Sulistyawati, 2009).
3.
Laktasi a.
Pengertian Laktasi Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI.
15
Laktasi merupakan bagian integral dari siklus reproduksi mamalia termasuk manusia. Masa laktasi mempunyai tujuan meningkatkan pemberian ASI eksklusif dan merumuskan pemberian ASI sampai anak 2 tahun secara baik dan banar serta anak mendapatkan kekebalan tubuh secara alami (Ambarwati & Wulandari, 2010). b.
Komposisi Gizi dalam ASI ASI adalah suatu emuisi lemak dalam larutan protein, lactose dan garam organik yang disekresi oleh ke dua kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi. Komposisi ASI tidak sama dari waktu-kewaktu, hal ini berdasarakan stadium laktasi (Ambarwati &Wulandari, 2010). Komposisi ASI dibedakan menjadi 3 macam, yaitu: 1) Kolostrum Menurut Ambarwati &Wulandari (2010). Kolostrum adalah ASI yang dikeluarkan pada hari pertama sampai hari ketiga setelah bayi lahir. Kolostrum merupakan cairan yang agak kental berwarna kekuning-kuningan, lebih kuning dibanding dengan ASI matur, bentuknya agak kasar karena mengandung butiran lemak dan sel-sel epitel, dengan kasiat kolostrum sebagai berikut : a)
Sebagai pembersih selaput usus bayi baru lahir sehingga saluran pencernaan siap untuk menerima makanan.
16
b) Mengandung kadar protein yang tinggi terutama gama globulin sehingga dapat memberikan perlindungan tubuh terhadap infeksi. c)
Mengndung zat antibodi sehingga mampu melindungi tubuh bayi dari berbagai penyakit infeksi untuk jangka waktu sampai dengan 6 bulan.
2) ASI Peralihan ASI peralihan adalah ASI yang dihasilkan setelah kolostrum (4-10 hari atau 3-5 minggu) dimana kadar lemak, laktosa, vitamin larut air lebih tinggi dan kadar protein, mineral lebih rendah, serta mengandung banyak kalori daripada kolostrum ( Marmi, 2012). ASI peralihan adalah ASI yang dikeluarkan dari hari keempat sampai hari kesepuluh. (Ambarwati &Wulandari, 2010). 3) ASI matur ASI matur adalah ASI yang dihasilkan 10 hari setelah melahirkan atau minggu ke 3-5, komposisinya baru konstan dengan volume bervariasai 300-850 ml/hari tergantung pada besarnya stimulasi saat laktasi. ASI matur 90%nya adalah air yang diperlukan untuk memelihara hidrasi bayi, sedangkan 10% kandunganya
adalah
karbohidrat,
protein,
lemak
yang
diperlukan untuk kebutuhan hidup dan perkembangan bayi
17
sampai 6 bulan. Volume ASI pada tahun pertama 400- 700 ml/24 jam, tahun kedua 200- 400 ml/24 jam, dan sesudahnya 200 ml/24 jam (Marmi, 2012). Ada 2 tipe ASI matur a)
Foremik
: ASI yang mengalir pertama kali atau saat 5
menit pertama, lebih encer, mempunyai kandungan rendah lemak , tinggi laktosa, gula, protein, mineral dan air. b) Hind-milk
: ASI jenis ini dihasilakan setelah pemberian
awal saat menyusui yang kaya akan lemak dan nutrisi, sehingga bayi akan lebih cepat kenyang. Kedua jenis tersebut diatas sangat dibutuhkan selama ibu ketika menyusui yang akan menjamin nutrisi bayi secara adekuat yang diperlukan sesuai tumbuh kembang bayi. c.
Manfaat Menyusui Menurut Marmi (2012), manfaat menyusui antara lain: 1) Bagi bayi a)
ASI mempunyai komponen perlindungan terhadap infeksi, mengandung protein yang spesifik untuk perlindungan terhadap alergi dan merangsang sistem kekebalan tubuh.
b) Komposisi ASI sangat baik karena mempunyai kandungan protein, karbohidrat, lemak dan mineral yang seimbang.
18
c)
ASI memudahkan kerja pencernaan, mudah diserap oleh usus bayi serta mengurangi timbulnya gangguan pencernaan seperti diare atau sembelit.
d) Bayi yang minum ASI mempunyai kecenderungan memiliki berat badan ideal. e)
ASI mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi termasuk untuk kecerdasan bayi.
f)
ASI bebas kuman karena diberikan langsung dari payudara sehingga kebersihannya terjamin.
g) Menyusui akan melatih daya hisap bayi dan membantu membentuk otot pipi yang baik. 2) Manfaat bagi ibu a)
Aspek kesehatan ibu (1) Membantu mempercepat pengembalian uterus ke bentuk semula dan mengurangi perdarahan post partum, karena isapan bayi pada payudara akan merangsang kelenjar hipofise untuk mengeluarkan mengeluarkan hormon oksitosin. Sedangkan oksitosin sendiri merangsang kontraksi saluran ASI dan kontraksi uterus. (2) Menyusui secara teratur akan menurunkan berat badan secara bertahap, karena pengeluaran energi untuk ASI
19
dan proses pembentukannya mempercepat kehilangan lemak. (3) Pemberian ASI yang cukup lama akan memperkecil kejadian karsionoma payudara dan karsinoma uterus. b) Aspek Keluarga Berencana Pemberian ASI secara eksklusif dapat berfungsi sebagai kontrasepsi karena hisapan bayi merangsang hormon prolaktin yang menghambat terjadinnya ovulasi sehingga menunda kesuburan. c)
Aspek psikologi Menyusui memberikan rasa puas, bangga dan bahagia pada ibu yang berhasil menyusui bayinya dan memperkuat ikatan batin antara ibu dan anak.
3) Manfaat untuk keluarga a)
Aspek ekonomi (1) Mengurangi biaya pengeluaran karena ASI tidak perlu di beli. (2) Mengurangi biaya perawatan sakit karena bayi yang minum ASI tidak mudah terkena infeksi.
b) Aspek psikologis Memberi
kebahagiaan
pada
keluarga
mendekatkan hubungan bayi dan keluarga.
dan
dapat
20
c)
Aspek kemudahan Menyusui sangat praktis karena dapat diberikan setiap saat.
4) Manfaat untuk Negara a)
Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak Faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi bayi baik, karena ASI melindungi bayi dan anak dari infeksi.
b) Menurunkan subsidi untuk rumah sakit Subsidi untuk rumah sakit berkurang karena rawat gabung akan memperpendek lama rawat ibu dan bayi serta mengurangi komplikasi persalinan dan infeksi nokosomial. c)
Mengurangi devisa untuk membeli susu formula ASI dapat diartikan sebagai kekayaan nasional, karena jika semua ibu menyusui dapat menghemat devisa untuk membeli susu formula.
d) Meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa Anak yang mendapat ASI dapat tumbuh kembang secara optimal sehingga kualitas penerus bangsa akan terjamin. d. Fisiologi Laktasi Pada masa hamil, hormon esterogen dan progesteron menginduksi perkembangan alveoli dan duktus lactiferous di dalam payudara, serta merangsang produksi kolostrum.
21
Produksi ASI tidak berlangsung pada masa sesudah kelahiran bayi seketika kadar hormon esterogen menurun. Penurunan kadar esterogen ini memunginkan naiknya kadara prolaktin dan produksi ASI. Produksi prolaktin yang berkesinambungan disebabkan oleh menyusunya bayi pada payudara ibu. Pelepasan ASI berada dibawah kendali neuro endokrin. Rangsangan sentuhan pada payudara (bayi menghisap) akan merangang produksi oksitosin yang menyebabkan kontraksi sel-sel myoepitel. Proses ini disebut sebagai ” reflex prolaktin” atau milk prodaction reflect yang membuat ASI tersedia bagi bayi. Hisapan bayi memicu pelepasan ASI dari alveolus mammae melalui duktus ke sinus lactiferous. Hisapan merangsan produksi oksitosin oleh kelenjar hipofisis posterior. Oksitosin memasuki darah dan menyebabkan kontraksi sel-sel kusus ( sel-sel myoepitel) yang mengelilingi alveolus mammae dan duktus lactiferous. Kontyraksi sel-sel khusus ini mendorong ASI keluar dari alveoli melalui duktus lactiferous menuju sinus lactiferous, tempat ASI akan disimpan. Pada saat bayi menghisap ASI didalam sinus tertekan keluar kemulut bayi. Gerakan ASI dari sinus ini dinamakan let down reflect atau “ pelepasan, pada akhirnya let down dapat dipacu tanpa rangsangan hisapan. Pelepasan dapat terjadi bila ibu mendengar bayi menangis atau sekedar memikirkan bayinya (Sulistyawati, 2009).
22
e. Gizi Ibu Menyusui Kebutuhan ibu menyusui meningkat 25% dibandingkan gizi wanita yang tidak menyusui. Peningkatan gizi ini dipetrlukan untuk tetap mempertahankan produksi ASI, sehingga bayi dapat menikmati ASI eksklusif sampai 4-6 bulan (Roesli, 2008). Makanan yang sehat harus selalu seimbang, yaitu menu yang lengkap sesuai dengan kebutuhan tubuh. Menu makanan yang seimbang
mengandung
unsur-unsur
seperti
sumber
tenaga,
pembakaran
tubuh,
pembangun, pengatur dan pelindung. 1) Sumber tenaga (energi) Sumber
tenaga
diperlukan
untuk
pembentukan jaringan baru,serta penghemat protein. 2) Sumber pembangun (protein) Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan penggantian sel-sel yang rusak atau mati. 3) Sumber pengatur dan pelindung (mineral, air dan vitamin) Unsur-unsur tersebut digunakan untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit dan mengatur kelancrn metabolisme di dalam tubuh. Sember zat pengatur dan pelindung bisa diperoleh dari semua jenis sayurdan buah-buahan segar (Roesli, 2008). Ibu menyusui juga dianjurkan minum dan jumlah yang cukup, paling sedikit usahakan sebanyak 8 gelas sehari.
23
Selama masa nifas juga dianjurkan untuk minum vitamin A (200.000 unit) dan minum tablet zat besi selama 40 hari post partum . Tabel 2.1 Daftar Kecukupan Gizi yang Dianjurkan bagi Ibu Menyusui
Zat Gizi Energi (kalori) Protein (g) Vitamin A (mg) Vitamin E (mg) Vitamin D (mg) Vitamin K (mg) Riboflavin (mg) Niasin (mg) Tiamin (mg) Vitamin B12 (mg) Asam folat (mg) Vitamin C (mg) Kalsium (mg) Fosfor (mg) Besi (mg) Seng (mg) Iodium (mg) Selenium (mg) Sumber : (Djoko, 2006).
Wanita Hamil 2200 48 500 7,5 5 55 1,1 14 1,1 2,4 400 60 600 600 29 7,4 110 26
tidak Ibu menyusui bayi umur: 0-6 bulan 7-12 bulan 2900 2700 62 60 850 800 15 15 18 18 55 55 1,6 1,6 17 17 1,5 1,5 2,8 2,8 500 500 85 85 600 600 600 600 44 44 14,1 14,1 200 200 41 41
Ibu menyusui umumnya makan 6 kali sehari sesuai dengan frekuensi menyusui bayi, karena setiap habis menyusui merasa lapar, selain cukup makan, dianjurkan pula banyak minum minuman berkhasiat yang dapat mempengaruhi produksi ASI, misalnya minum air, susu, jus buah sebanyak mungkin, serta perhatian pola makan
24
dengan baik agar produksi ASI lancar dalam masa laktasi (Yanti, 2011). Makanan yang dapat meningkatkan produksi ASI, antara lain sayuran seperti bayam, selada, tomat, mentimun, jamur, oyong, kacang polong, jagung, kentang dan labu, buah-buahan yang banyak mengandung vitamin A,B,K dan C, serta kacang-kacangan seperti : kenari, kacang pinus, kemiri, hazelnut, kacang brasil dan pistachio (Marmi, 2012). Contoh menu sehat untuk ibu menyusui Pagi : susu 1 gelas (200 cc) Pukul 08.00 : nasi (100 gr), pecel sayuran (100 gr), semur daging (30 gr), tempe goring atau bacem (15 gr). Pukul 11.00 : sup kacang merah segar (25 gr), ditambah ayam (15 gr), dan wortel (50 gr). Pukul 13.30 : nasi (200 gr), pepes ikan (75 gr), daun singkong (25 gr), ayam panggang kalasan (50 gr), tahu bacem (50 gr), sayur bening daun katuk , oyong (150 gr), dan 100 gr buah. Pukkul 16.00 : slada buah (150 gr) atau rujak buah 9150 gr), dan minum air kacang ijo. Pukul 19.00 : nasi (200 gr), sate ati ayam (50 gr), daging ayam (25 gr), tempe bumbu mangut (50 gr), aneka sayur (100 gr), dan buah sesuai musim.
25
Pukul 22.00 : susu 1 gelas (200 cc) Sumber : Yanti (2011). f.
Cara Menyusui yang Benar Menurut Chumbley (2003), langkah-langkah menyusui yang benar : 1)
Menyusui bayi segera atau selambatnya setengah jam setelah bayi lahir. Mintalah kepada bidan untuk membantu hal ini.
2)
Biasakan mencuci tangan dengan sabun setiap kali sebelum menyusui.
3)
Perah atau keluarkan sedikit kolostrum atau ASI dan oleskan pada daerah puting dan sekitarnya.
4)
Ibu duduk,tidur, atau berbaring dengan santai.
5)
Bayi dilekatkan menghadap ibu dengan posisi : Perut bayi menempel perut ibu, dagu bayi menempel pada payudara, telinga dan lengan bayi berada dalam satu garis lurus, mulut bayi terbuka lebar menutupi daerah gelap sekitar puting susu.
6)
Agar mulut bayi membuka adalah dengan menyentuhkan puting susu pada bibir atau pipi bayi.
7)
Setelah mulut bayi terbuka lebar, segera masukan puting susu dan sebagian besar lingkaran hitam atau daerah gelap sekitar puting susu ke dalam mulut bayi.
8)
Berikan ASI secara bergantian dari susu sebelah kiri, lalu ke sebelah kanan sampai merasa kenyang.
26
9)
Cara melepas puting susu dari mulut bayi dengan menekan dagu bayi kearah bawah atau dengan memasukan jari ibu antara mulut bayi dan payudara ibu.
10) Setelah selesai menyusui, mulut bayi dan pipi bayi dibersihkan dengan kapas yang telah direndam dengan air hangat. 11) Sebelum ditidurkan, bayi harus disendawakan terlebih dahulu supaya udara yang tersisa bisa keluar. 12) Bila kedua payudara masih ada sisa ASI keluarkan dengan alat pompa susu. g. Cara Pengamatan Teknik Menyusui yang Benar Menurut Mulyani (2013) untuk mengetahui bayi telah menyusu dengan teknik yang benar, dapat dilihat : 1) Badan bayi menempel pada perut ibu. 2) Mulut bayi terbuka lebar. 3) Dagu ibu menempel pada payudara ibu. 4) Sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi, areola bagian bawah lebih banyak yang masuk. 5) Bayi tampak menghisap kuat dengan irama perlahan. 6) Puting susu ibu tidak terasa nyeri. 7) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus. 8) Kepala agak menengadah.
27
h. Faktor yang Menyebabkan Ibu Tidak Menyusui Bayinya Menurut Marmi (2012), faktor yang mempengaruhi ibu tidak menyusui bayinya : 1) Permasalahan atau kelainan payudara a)
Payudara bengkak (Engorgement) yang disebabkan karena menyusui yang tidak kontinyu, sehingga sisa ASI terkumpul pada daerah duktus.
b) Mastitis adalah peradangan pada payudara yang terjadi akibat bengkak yang tidak teratasi dengan baik. c)
Abses payudara dapat terjadi apabila mastitis tidak dapat tertangani dengan baik.
d) Puting susu lecet (Abraded and or cracked nipple) Puting susu lecet dapat disebabkan karena trauma pada puting susu saat menyusui, selain itu dapat pula terjadi retak dan pembentukan celah-celah. Retak pada puting susu dapat sembuh sendiri dalam waktu 48 jam. e)
Saluran susu tersumbat (Obstructed Duct) dapat terjadi karena air susu mengental dan menyumbat lumen saluran.
2) Masalah menyusui pada keadaan khusus a) Ibu melahirkan dengan bedah sesar b) Ibu sakit adalah alasan ibu tidak menyusui anaknya c) Ibu penderita penyakit HIV/AIDS dan Kepatitis (HbsAg+) d) Ibu penderita TBC Paru
28
e) Ibu penderita Diabetes 3) Masalah menyusui masa pasca persalinan lanjut a) Sindrom ASI kurang diakibatkan oleh kecukupan bayi akan ASI tidak terpenuhi sehingga bayi mengalami ketidakpuasan setelah menyusu, bayi sering menanngis, rewel, tinja bayi keras dan payudara tidak terasa membesar. b) Ibu bekerja 4) Masalah menyusu pada bayi a) Bayi sering menangis, tangisan bayi dapat dijadikan sebagai cara komunikasi antara ibu dan buah hati. Pada saat menangis cari sumber penyebabnya dan yang paling sering adalah karena kurang ASI. b) Bayi bingung puting (Nipple Confusion) yang dapat diakibatkan pemberian susu formula dalam botol yang berganti-ganti. 4.
Peningkatan Produksi ASI a.
Produksi ASI Proses terjadinya pengeluaran air susu dimulai atau dirangsang oleh isapan mulut bayi pada puting susu ibu. Gerakan tersebut merangsang kelenjar pituitary anterior untuk memproduksi sejumlah prolaktin, hormon utama yang mengandalkan pengeluaran air susu (Siregar, 2004).
29
Prosses pengeluaran air susu juga tergantung pada let down reflex, dimana hisapan puting dapat merangsang kelenjar pituitary posterior untuk menghasilkan hormon oksitosin, yang dapat merangsang serabut otot halus di dalam dinding saluran susu agar membiarkan susu dapat mengalir secara lancer (Siregar, 2004). Kegagalan dalam pengembangan payudara secara fisiologis untuk menampung air susu sangat jarang terjadi. Payudara secara fisiologis merupakan tenunan aktif yang tersusun seperti pohon tumbuh di dalam puting dengan cabang yang menjadi ranting semakin mengecil (Siregar, 2004). Susu diproduksi pada akhir ranting dan mengalir kedalam cabang-cabang besar menuju saluran dalam puting. Secara visual payudara dapat digambarkan sebagai setangkai buah anggur, mewakili tenunan kelenjar yang mengsekresi dimana setiap selnya mampu memproduksi susu, bila sel-sel myoepthel di dalam dinding alveoli berkontraksi, anggur tersebut terpencet dan mengeluarkan susu kedalam ranting yang mengalir ke cabang-cabang lebih besar, yang secara perlahan-lahan bertemu di dalam areola dan membentuk sinus lactiferous. Pusat dari areola (bagian yang berpigmen) adalah putingnya, yang tidak kaku lataknya dan dengan mudah dihisap (masuk kedalam) mulut bayi (Arini, 2012).
30
b.
Volume Produksi ASI Produksi ASI yang akan dihasilkan ibu pada kelenjar payudaranya tidaklah sama setiap waktunya. Dikatakan bahwa volume ASI akan menurun sesuai dengan waktu (Mulyani, 2013). Pada hari-hari pertama kelahiran bayi, apabila pengisapan puting susu cukup adekuat, maka akan dihasilkan secara bertahap 10-100 ml ASI. Produksi ASI akan obtimal setelah 10-14 hari usia bayi. Bayi sehat akan mengkonsumsi 700-800 ml/hari. Produksi ASI mulai menurun 500-600 ml setelah 6 bulan pertama, 400-600 ml pada bulan kedua usia bayi, dan akan menjadi 300-500 ml pada tahun kedua usia anak (Mulyani, 2013).
c.
Cara Peningkatan Produksi ASI Menyusui (breast feeding) adalah pilihan yang indah dan sehat untuk bayi, tapi kadang-kadang ingin meningkatkan produksi ASI membuat bayinya stress, penyakit dan kelainan dapat berdampak negatif terhadap peningkatan produksi ASI saat menyusui (Arini, 2011). Menurut Tulus (2011), cara untuk meningkatkan produksi ASI : 1) Menyusui bayi lebih sering, biarkan bayi mendapat ASI selama bayi inginkan , bayi biasanya menyusu 6 kali tiap jam tambahlah menjadi tujuh atau delapan kali ketika membiarkan bayi menyusu lebih sering, tubuh ibu akan menerima respon untuk meghasilkan lebih banyak susu.
31
2) Menyusui dengan kedua payudara setiap menyusui. Pastiakan bayi menyusu pada payudara pertama selama mungkin sampai bayi memperlambat atau berhenti menghisap, kemudian tawarkan payudara kedua. Periksa bahwa bibir bayi menempel dengan benar dan harus dibagian areola payudara dan juga diluar puting. 3) Gunakan pompa payudara diantara waktu menyusui. Ketika bayi tidur atau baru saja selesai makan, gunakan pompa payudara 510 menit di setiap payudara untuk memberikan stimulasi dan meningkatkan produksi ASI. Jangan berkecil hati jika tidak mennghasilkan susu banyak selama pemompaan, karena tujuannya adalah stimulasi. 4) Melakukan diet yang benar agar bisa terpenuhi. Seorang ibu menyusui membutuhkan lebih dari 2000 kalori per hari, atau 300-500 kalori diatas diet pra-kehamilan. Lanjukan dengan vitamin untuk ibu menyusui. 5) Minum banyak air, seorang ibu menyusui harus mengkonsumsi sekitar 3 liter air per hari. Mungkin terdengar seperti banyak, tapi menyusui pasti akan selalu merasa haus. Jumlah air yang tetap akan membantu meningkatkan produksi ASI. 6) Menggunakan suplemen herbal (ekstrak daun katuk) dapat menjadi cara yang paling baik untuk meningkatkan produksi ASI.
32
7) Jika ibu menyusui telah mencoba semua dan masih perlu untuk meningkatkan suplai ASI, berbicara dengan dokter. Ada resep tersedia memiliki efek untuk meningkatkan produksi ASI. d.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Produksi ASI Menurut Siregar (2004), faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI sebagai berikut : 1) Makanan Ibu Makanan yang dimakan seorang ibu yang sedang dalam masa menyusui tidak secara langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air susu yang dihasilkan. Dalam tubuh terdapat cadangan berbagai gizi yang dapat digunakan bila sewaktu-waktu diperlukan. Akan tetapi jika makanan ibu terus menerus tidak mengandung cukup zat gizi yang diperlukan tentu pada akhirnya kelenjar-kelenjar pembuat air susu dalam buah dada ibu tidak akan dapat bekerja dengan sempurna dan akhirnya akan berpengaruh terhadap produksi ASI. Unsur gizi dalam satu liter ASI setara dengan unsur gizi yang terdapat dalam dua piring nasi tambah satu butir telur. Jadi diperlukan kalori yang setara dengan
jumlah kalori yang
diberikan satu piring nasi untuk membuat satu liter ASI diperlukan makanan tambahan disamping untuk keperluan diri sendiri, yaitu setara dengan 3 piring nasi dan satu butir telur. Apabila ibu yang sedang menyusui bayinya tidak mendapat
33
tambahan makanan, maka akan terjadi kemunduran dalam pembuatan ASI. Terlebih jika pada masa kehamilan ibu juga mengalami kekurangan gizi. Karena itu tambahan makanan bagi seorang ibu yang sedang menyusui anaknya mutlak diperlukan. Walaupun tidak jelas pengaruh jumlah air minum dalam jumlah yang cukup. Dianjurkan disamping bahan makanan sumber protein seperti ikan, telur dan kacang-kacangan, bahan makanan sumber vitamin juga diperlukan untuk menjamin kadar berbagai vitamin dalam ASI. 2) Ketentraman Jiwa dan Pikiran Pembuahan air susu ibu sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan. Ibu yang selalu dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri, tertekan dan berbagai bentuk ketegangan emosional, mungkin akan gagal dalam menyusui bayinya. Pada ibu ada 2 macam reflek yang menentukan keberhasilan dalam menyusui bayinya, reflek tersebut adalah Reflek Prolaktin, Let-down Refleks ( Refleks Milk Ejection). 3) Pengaruh Persalinan dan Klinik Bersalin Banyak ahli mengemukakan adanya banyak pengaruh yang kurang baik terhadap kebiasaan memberikan ASI pada ibu-ibu yang melahirkan di rumah sakit atau klinik bersalin lebih menitik beratkan upaya agar persalinan dapat berlangsung
34
dengan baik, ibu dan anak berada dalam keadaan sehat dan selamat, masalah pemberian ASI kurang mendapat perhatian. Sering makanan yang pertama yang diberikan justru susu buatan atau susu sapi. Hal ini memberikan kesan yang tidak mendidik pada ibu dan ibu selalu beranggapan bahwa susu sapi lebih baik dari ASI. Pengaruh itu akan semakin memburuk apabila di sekeliling kamar bersalin dipasang poster atau gambar-gambar yang memuji penggunaan susu buatan. 4) Penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung estrogen dan progesteron Ibu yang dalam masa menyusui tidak dianjurkan menggunakan kontrasepsi pil yang mengandung estrogen, karena hal ini dapat mengurangi jumlah produksi ASI secara keseluruhan oleh karena itu alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yaitu IUD atau spiral. Karena AKDR dapat merangsang uterus ibu sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan kadar hormon oksitosin, yaitu hormon yang dapat merangsang produksi ASI. 5) Perawatan payudara Perawatan fisik payudara menjelang masa laktasi perlu dilakukan, yaitu dengan mengurut payudara selama 6 minggu terakhir masa kehamilan.
35
Pengurutan tersebut diharapkan apabila terdapat penyumbatan pada duktus lactiferous dapat dihindarkan sehingga pada waktunya ASI akan keluar dengan lancar (Siregar, 2004). Perawatan payudara tidak hanya dilakukan sebelum melahirkan, tetapi juga dilakukan sebelum melahirkan. Perawatan yang dilakukan terhadap payudara bertujuan untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu sehingga memperlancar saluran ASI. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah : a)
Perawatan payudara secara teratur
b) Pemeliharaan kebersihan sehari-hari c)
Konsumsi gizi ibu harus lebih baik dan lebih banyak untuk mencukupi produksi ASI
d) Ibu harus percaya diri akan kemampuan menyusui bayinya e)
Ibu harus merasa nyaman dan santai
f)
Hindari rasa cemas dan stress akan menghambat reflek oksitosin Sumber : Siregar (2004).
36
B. Kerangka Teori Berdasarkan uraian teori diatas, maka penulis memodifikasi kerangka teori sebagai berikut : Tingkat pengetahuan: a. Baik b. Cukup c. Kurang
Pengetahuan
Ibu Nifas
Cara Peningkatan Produksi ASI
Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI
Faktor-faktor yang mempengaruhi : 1.
Cara meningkatkan produksi ASI antara lain :
Umur
2.
Pendidikan
3.
Pekerjaan
4.
Paritas
5.
Intelegensia
1.
Menyusui bayi yang lebih sering
2.
Menyusui dengan kedua payudara setiap menyusui
3.
Gunakan pompa payudara di sela menyusui
6.
Sosial
Ekonomi
dan Budaya
4.
Lakukan diet yang benar
5.
Minum banyak air
6.
Menggunakan suplemen herbal (ekstrak daun katuk)
Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber : Notoatmodjo (2010), Riwidikdo (2013), Arikunto (2007) dengan modifikasi
37
C. Kerangka Konsep Baik
Tingkat Pengetahuan Ibu
Cukup
Nifas
Kurang
1.
Umur
2.
Pendidikan
3.
Pekerjaan
4.
Paritas
5.
Intelegensia
6.
Sosial Ekonomi dan Budaya
Gambar 2.2 Kerangka Konsep keterangan : = Variabel yang diteliti
= Variabel yang tidak diteliti
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian diskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian (Arikunto, 2010). Sedangkan kuantitatif yaitu penelitian dilakukan terhadap terhadap sekumpulan objek yang biasanya bertujuan untuk melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi di dalam suatu populasi tertentu (Notoatmodjo, 2012). Kuantitatif adalah data yang dipaparkan dalam bentuk bilangan (angka-angka)
dan
harganya
berubah-ubah
atau
bersifat
variabel
(Riwidikdo, 2013). Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rencana cross sectional yaitu adalah dilihat dari waktu pengambilan data pada waktu yang ditentukan dan sekali waktu pengambilan data (Riwidikdo, 2013). Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran tentang tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI di RB An Nur Sumber Surakarta.
39
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1.
Lokasi penelitian Lokasi penelitian adalah tempat yang akan dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian (Hidayat, 2007). Lokasi ini sekaligus membatasi ruang lingkup penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini telah dilakukan di RB An Nur Sumber Surakarta.
2.
Waktu penelitian Waktu penelitian adalah rencana tentang jadwal yang akan dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya (Hidayat, 2010). Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 16 Desember 2013 sampai 24 Januari 2014.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1.
Populasi Populasi
adalah
wilayah
generalisasi
yang terdiri
dari
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karaktristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas dan ibu bersalin yang tercatat di RB An Nur Sumber Surakarta yaitu sejumlah 48 responden.
40
2.
Sampel Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang
diteliti
dan
dianggap
mewakili
seluruh
populasi
(Notoatmodjo, 2012). Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2010). Dikarenakan dalam penelitian jumlah populasi kecil yaitu <100 resonden, maka sampel diambil semua. Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu nifas yang tercatat di RB An Nur Sumber Surakarta pada bulan 16 Desember 2013 sampai 24 Januari 2014., yaitu sebanyak 48 responden. 3.
Teknik Pengambilan Sampel Teknik
pengambilan
sampel
merupakan
suatu
proses
menjelaskan sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada dengan menggunakan teknik sampling. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2010). Sampel penelitian ini yaitu 48 responden.
D. Variable Penelitian Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2012).
41
Variabel dalam penelitian ini merupakan variabel tunggal yaitu pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI. E. Definisi Operasional Definisi
operasional
adalah
mendefinisikan
variabel
secara
operasional berdasarkan karakteristik yang diamati ketika melakukan pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena dengan menggunakan parameter yang jelas (Hidayat, 2007). Definisi pada penelitian ini dijabarkan sebagai berikut. Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian Nama Variabel
Definisi Operasional
Alat Ukur
Skala Ukur
Hasil Ukur
Tingkat pengetahua n ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI
Apa saja yang diketahui oleh ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI yang meliputi pengertian ASI, cara menyusui yang benar,manfaat ASI, gizi ibu menyususi, perawatan payudara, ketentraman jiwa
Kuesioner
Ordinal a.
b.
c.
Baik apabila nilai responden yang diperoleh : X> mean+1 SD Cukup apabila nilai responden yang diperoleh : mean -1 SD≤X≤mean+1 SD Kurang : apabila nilai responden yang diperoleh : X<mean-1 SD
Sumber : (Riwidikdo, 2013).
F. Instrument Penelitian Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data (Notoatmodjo, 2012). Instrumen penelitian dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan lembar kuesioner.
42
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup yang diisi langsung oleh responden. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner tertutup adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dengan menyediakan jawaban sehingga responden tinggal memilih jawaban (Arikunto, 2010). Kuesioner ini digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI. Dalam kuesioner menggunakan pilihan jawaban “Benar” atau “Salah”. Jenis pernyataan dalam kuesioner ini bisa pernyataan positif dan negatif. Untuk pernyataan positif, apabila responden memilih pilihan jawaban “Benar” medapat skor 1 dan apabila responden memilih pilihan jawaban “Salah” mendapat skor 0. Sedangkan untuk pernyataan negatif, apabila responden memilih pilihan jawaban “Salah” mendapat skor 1 dan apabila responden memilih pilihan jawaban “Benar” mendapat skor 0. Pengisian kuesioner tersebut degan memberikan tanda centang (√) pada jawaban yang dianggap benar.
43
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Tentang Cara Peningkatan produksi ASI Variabel Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Peningkatan Produksi ASI
Indikator
No. Pertanyaan Favorable Un Favorable 1,2 3,4,5,6,7,10,11 8,9,12,24*
Pengertian ASI Cara menyusui yang benar 13,14,15,16 Manfaat ASI Gizi ibu 17,19,20 menyusui perawatan 25,26,27*,28 Payudara 31,32,33 ketentraman jiwa Jumlah
6 6
29,30
6
34
4 35
: Tidak valid Untuk mengetahui apakah kuesioner yang digunakan sebagai alat
ukur penelitian ini sah atau tidak, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan realibilitas dengan karakteristik seperti sejenis diluar lokasi penelitian. Uji coba instrument dilakukan di RB Marga Waluya Surakarta dengan jumlah responden 30 orang dengan jumlah pertanyaan 35 soal. 1.
Uji Validitas Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apaila mampu mengukur apa yang diinginkan. Instrument yang valid mempunyai validitas yang tinggi, dan instrument yang kurang valid maka akan dilakukan dengan menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan nilai total, dengan rumus product moment (Arikunto, 2010).
2 11
18,35 21,22,23
Keterangan : *
Jumlah
44
Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan teknik product moment. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut :
ݎ Keterangan :
ே σ ௫௬ିσሺ௫Ǥ௬ሻ ௫௬ୀ ሼே σೣ ଶିሺσ ௫ሻమ ሽ൛σ ଶିሺσሻమ ൟ
r
: koefisien korelasi
x
: pernyataan
y
: skor total
xy
: skor pernyataan
N
: jumlah sampel Instrumen dinyatakan valid apabila r
hitung
> r tabel, dengan taraf
signifikansi 5% (Arikunto, 2010). Berdasarkan uji coba validitas yang dilakukan di RB Margo Waluyo dengan data sebanyak 30 responden dan 35 soal. Perhitungan dilakukan menggunakan program SPSS 16 for Windows didapatkan 2 angka tidak valid yaitu nomer 24 dan 27 dikarenakan nilai r
hitung
< r tabel (0, 361),
untuk selanjutnya nomor yang tidak valid dihilangkan sedangkan nilai yang valid sebanyak 33 pernyataan. Perhitungan SPSS selengkapnya terdapat dalam lampiran. 2.
Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Instrument yang baik tidak akan
45
bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawabanjawaban tertentu. Apabila data memang benar sesuai dengan kenyataan, maka berapa kalipun diambil tetap akan sama (Arikunto, 2010). Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut :
ݎ
ୀቀ
Keterangan :
σ ଶ ቁሾଵି ೄమ ሿ ିଵ ௌ௧
ri
: realibilitas
k
: mean kuadrat antara subjek
σௌ ʹ
: jumlah
ܵʹݐ
instrument seluruh instrumen
mean kuadrat kesehatan
: Varians total
Istrumen dikatakan reliabel jika nilai Alpha Choronbach lebih dari 0,7 (Riwidikdo, 2013). Berdasarkan uji reliabilitas yang dilakukan di RB Margo Waluyo, didapatkan nilai reliabel dikarenakan nilai alpha choronbach 0,882 > 0,70. Perhitungan SPSS selengkapnya terdapat dalam lampiran.
G. Teknik Pengumpulan Data Menurut Hidayat (2010), tehnik pengumpulan data merupakan cara peneliti untuk mengumpulkan data yang akan dilakukan dalam penelitian. Data yang diperoleh terdiri dari :
46
1.
Data primer Data primer adalah data dikumpulkan sendiri oleh peneliti dari yang sebelumnya tidak ada dan tujuannya disesuaikan dengan keperluan penelitian (Hidayat, 2010). Pengumpulan data primer didapatkan dari pengisian kuesioner oleh responden tentang tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI.
2.
Data sekunder Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun non komersial (Riwidikdo, 2013). Data sekunder dari penelitian ini adalah data ibu nifas yang didapat dari studi dokumentasi.
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data 1.
Pengolahan Data Teknik pengolahan data dan analisa data adalah langkah terpenting untuk memperoleh hasil atau simpulan dari masalah yang diteliti. Data yang sudah terkumpul sebelum dianalisis harus selalu melalui pengolahan data terlebih dahulu. Najmah (2011), menyatakan bahwa setelah data terkumpul, kemudian dilakukan penngolahan data dengan cara :
47
a.
Pengeditan Data (Editing) Kegiatan untuk melakukan pengecekan isi formulis atau kuesioner apakah jawaban yang ada di kuesioner sudah lengkap, jelas, relevan, dan konsisten.
b.
Pengkodean data (Coding) Coding merupakan kegiatan mengubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka/bilangan. Kegunaan dari Coding adalah untuk mempermudah saat analisis data dan juga mempercepat pada saat memesukan data.
c.
Pemasukan data (entry data) Langkah selanjutnya adalah memasukan data agar dapat dianalisis. Pemasukan data dilakukan dengan cara memasukan data dari kuesioner ke paket program komputer.
d.
Pembersihan data (Cleaning) Cleaning (pembersihan data) merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah dimasukan apakah ada kesalahan atau tidak.
2.
Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis univariat yaitu menganalisis terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan rentan nilai dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2012).
48
Selanjutnya hasil untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas maka, ditujukan dengan rentang nilai dengan keterangan sebagai berikut : a.
Baik, bila nilai responden yang diperoleh adalah x> mean+1SD
b.
Cukup, bila nilai responden yang diperoleh adalah mean – 1SD ≤X≤ mean +1SD
c.
Kurang, bila nilai responden yang diperoleh adalah x <mean – 1SD (Riwidikdo, 2013) Untuk
menghitung mean
menggunakan
rumus
menurut
Riwidikdo (2013), yaitu :
σ ௫ ܺത= సభ
Keterangan : X
: Rata-rata (mean)
∑x
: Jumlah seluruh jawaban responden
n
: Jumlah maksimal yang harus diperoleh responden
Untuk mencari simpangan baku dengan menggunakan rumus menurut Riwidikdo (2013), yaitu :
SD =
ඨ
ሺσೣሻ మ
σೣ ଶି
ିଵ
Keterangan :
SD
: Simpangan baku
xi
: Nilai dari data
49
n
: Banyaknya data Untuk memperoleh skor presentase menurut Riwidikdo (2013),
yaitu sebagai berikut : Skor presentase =
ୗ୩୭୰୲୧୬୩ୟ୲୮ୣ୬ୣ୲ୟ୦୳ୟ୬୰ୣୱ୮୭୬ୢୣ୬ ୲୭୲ୟ୪୰ୣୱ୮୭୬ୢୣ୬
x 100%
Sedangkan rumus presentase untuk jumlah pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI adalah : Skor presentase = I.
୨୳୫୪ୟ୦୧ୠ୳୬୧ୟୱ୫ୣ୬୳୰୳୲୲୧୬୩ୟ୲୮ୣ୬ୣ୲ୟ୦୳ୟ୬
Etika Penelitian
୲୭୲ୟ୪୰ୣୱ୮୭୬ୢୣ୬
x 100%
Melaksanakan penelitian khususnya jika yang menjadi subjek penelitian adalah manusia, peneliti harus memahami hak dasar manusia. Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya, sehingga penelitian yang akan dilaksanakan benar-benar menjunjung tinggi kebebasan manusia (Hidayat, 2007). Setiap penelitian yang menggunakan objek manusia tidak boleh bertentangan dengan etika agar hak responden dapat terlindungi, kemudian kuesioner dikirim kesubjek yang diteliti dengan menekankan pada masalah etika penelitian. Untuk penelitian ini menekankan pada masalah etika yang meliputi : 1.
Informed Consent Informed Consent diberikan sebelum melakukan penelitian. Informed Consent ini berupa lembar persetujuan untuk menjadi responden. Pemberian Informed Consent ini bertujuan agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian serta mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia,
50
maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati keputusan tersebut (Hidayat, 2007). Pada penelitian ini semua responden akan diberi lembar persetujuan. 2.
Anonimity (Kerahasiaan nama/identitas) Anonymity, berarti tidak perlu mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data (kuesioner). Peneliti hanya menulliskan kode pada lembar pengumpulan data tersebut. Pada penelitian ini peneliti tidak akan mencantumkan nama subjek pada lembar pengumpulan data (Hidayat, 2007).
3.
Kerahasiaan hasil (Confidentiality) Sub bab ini menjelaskan masalah-masalah responden yang harus dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian (Hidayat, 2007). Penelitian ini kerahasiaan hasil atau informasi yang telah dikumpulkan dari setiap subjek akan dijamin oleh peneliti.
J.
Jadwal Penelitian Dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut (Notoatmodjo, 2012). Jadwal penelitian terlampir.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di RB An Nuur Sumber Surakarta terletak di Jl. Pakel no 33 Baturan, Colomadu. RB An Nuur adalah salah satu Rumah Bersalin yang memiliki 4 Bidan. Sarana dan prasarana ruang di RB An Nuur terdiri dari 1 ruang BKIA, 1 ruang bersalin yang terdiri dari 3 bad ginekologi, 6 ruang nifas (2 ruang kelas 1, 2 ruang kelas 2 dan 2 ruang kelas 3), pendaftaran dan ruang tunggu. Pelayanan yang diberikan RB An Nuur meliputi Pertolongan Persalinan, Periksa Hamil dan USG, Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana, Imunisasi Bayi dan Anak, PAP Smear. B. Hasil Penelitian Responden dalam penelitian ini adalah ibu nifas yang datang ke RB An Nuur Sumber Surakarta, dengan jumlah responden sebanyak 48 orang. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini dilakukan penyebaran kuesioner kepada responden dan kemudian kuesioner dkembalikan kepada peneliti untuk diolah. Berikut adalah hasil pengelompokan responden berdasarkan karakteristik masing-masing :
51
52
1.
Karakretistik responden a.
Karakteristik responden berdasarkan umur No
Umur
Jumlah
1. 2. 3.
< 20 tahun 20-35 tahun > 35 tahun Total Sumber : Data primer 2014
1 44 3 48
Prosentase (%) 2,08 91,6 6,25 100
Berdasarkan tabel 4.1 umur kurang dari 20 tahun terdapat sebanyak 1 responden (2,08%), umur 20 - 35 tahun sebanyak 44 responden (9 1,6%), dan umur lebih dari 35 tahun terdapat sebanyak 3 responden (6,25%). b.
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan No 1. 2. 3.
Pendidikan
SMP SMA Perguruan Tinggi Total Sumber : Data primer 2014
Jumlah 2 35 11 48
Prosentase (%) 4,16 72,9 22,9 100
Berdasarkan tabel 4.2 diatas pendidikan SMP sebanyak 2 responden (4,16), SMA sebanyak 35 responden (72,9%), dan perguruan tinggi sebanyak 11 responden (22,9%).
53
Tabel 4.3 Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Cara Peningkatan Produksi ASI di RB An Nuur Sumber Surakarta No
Pengetahuan
Jumlah
Presentase (%)
1
Baik
12
25,0
2
Cukup
27
56,2
3
Kurang
9
18,8
48
100
Total Sumber : Data Primer
Berdasarkan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI di RB An Nuur Sumber Surakarta sebanyak 12 responden (25,0%) dengan pengetahuan baik tentang cara peningkatan produksi ASI, pengatahuan cukup tentang cara peningkatan produksi ASI sebanyak 27 responden (56,2%) dan pengetahuan kurang tentang cara peningkatan produksi ASI sebanyak 9 responden (18,8%). Jadi tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI di RB An Nuur Sumber Surakarta kebanyakan pada tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 27 responden (5 6,2%). Hasil penelitian terdapat pada lampiran.
C. PEMBAHASAN Berdasarkan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI di RB An Nuur Sumber Surakarta didapatkan sebanyak 12 responden (2 5,0%) dengan pengetahuan baik tentang cara peningkatan produksi ASI, pengetahuan cukup tentang cara peningkatan produksi ASI
54
sebanyak 27 responden (56,2%), dan pengetahuan kurang tentang cara peningkatan produksi ASI sebanyak 9 responden (18,8%). Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang mengadakan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terhadap objek terjadi melelui panca indra manusia yaitu penglihatan, penciuman, pendengaran, raba dan rasa dengan sendirinya. Sebagian besar pengetahuan
manusia
didapatkan
melalui
indera
penglihatan
dan
pendengaran. Hasil penelitian menunjukan karakteristik responden berpendidikan SMA sebanyak 35 responden (72,9%). Menurut Notoatmodjo (2005), faktorfaktor yang mempengaruhi pengetahuan salah satunya pendidikan, makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai baru yang diperkenalkan. Menurut Notoatmodjo (2010), bahwa umur mempengaruhi tingkat penerimaan informasi yakin semakin tua umur seorang ingatannya semakin berkurang. Sehingga sulit menerima informasi yang diberikan, sebaliknya semakin muda umur akan mudah menerima informasi yang didapat dan akan lebih tertarik untuk mengetahui sesuatu hal. Berdasarkan karakteristik responden berdasarkan umur kebanyakan responden berumur 20 - 35 tahun sebanyak 44 responden (9 1,6%),
55
Menurut Notoatmodjo (2003), bahwa umur mempengaruhi tingkat penerimaan informasi yaitu semakin tua umur seseorang ingatannya semakin berkurang, sehingga sulit menerima informasi yang diberikan, sebaliknya semakin muda umur seseorang maka akan mudah menerima informasi yang didapat dan akan lebih tertarik untuk mengetahui sesuatu. Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. (Ambarwati & Wulandari, 2008). Menurut Roesli (2008), manfaat menyusui dan keunggulan ASI antara lain: Kualitas dan kuantitas nutrisi yang optimal 1. Anak lebih sehat 2. Mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan anak Membantu mengurangi kelaparan karena ASI mampu memenuhi kebutuhan kalorin 31%, protein 38%, vitamin A 45%, dan vitamin C 95%. Keadaan ini akan ssecara bermakna memenuhi kebutuhan. Hal tersebut dapat mengurangi angka kejadian kurang gizi dan pertumbuhan yang berhenti yang umumnya terjadi pada usia ini. Menurut Arini (2011) Cara untuk meningkatkan produksi ASI, yaitu dengan cara : a.
Menyusui bayi lebih sering, biarkan bayi mendapat ASI selama bayi inginkan, bayi biasanya menyusu 6kali tiap jam tambahlah menjadi tujuh atau delapan kali ketika membiarkan bayi menyusu lebih sering,
56
tubuh ibu akan menerima respon untuk meghasilkan lebih banyak susu. b.
Menyusui dengan kedua payudara setiap menyusui. Pastiakan bayi menyusu pada payudara pertama selama mungkin sampai bayi memperlambat atau berhenti menghisap, kemudian tawarkan payudara kedua. Periksa bahwa bibir bayi menempel dengan benar dan harus dibagian areola payudara dan juda diluar puting.
c.
Gunakan pompa payudara diantara waktu menyusui. Ketika bayi tidur atau baru saja selesai makan, gunakan pompa payudara 5-10 menit di setiap payudara untuk memberikan stimulasi dan meningkatkan produksi ASI. Jangan berkecil hati jika tidak mennghasilkan susu banyak selama pemompaan, karena tujuannya adalah stimulasi.
d.
Melakukan diet yang benar agar bisa terpenuhi. Seorang ibu menyusui membutuhkan lebih dari 2000 kalori per hari, atau 300-500 kalori diatas diet pra-kehamilan. Lanjukan dengan vitamin buat ibu menyusui.
e.
Minum banyak air, seorang ibu menyusui harus mengkonsumsi sekitar 3 liter air per hari. Mungkin terdengar seperti banyak, tapi menyusui pasti akan selalu merasa haus. Jumlah air yang tetap akan membantu meningkatkan produksi ASI.
f.
Menggunakan suplemen herbal dapat menjadi cara yang paling baik untuk meningkatkan produksi ASI. Jika ibu menyusui telah mencoba semua dan masih perlu untuk
meningkatkan suplai ASI, berbicara dengan dokter. Ada resep tersedia memiliki efek untuk meningkatkan produksi ASI.
57
Hasil penelitian yang telah dilakukan di RB An Nuur Sumber Surakarta didapatkan hasil yang paling banyak adalah pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI dalam kategori cukup yaitu sebanyak 27 responden (56,2%).
D. Keterbatasan Penelelitian 1. Kendala Penelitian Dalam penelitian ini memerlukan waktu yang cukup lama karena tidak setiap hari ada orang yang bersalin ataupun periksa nifas. 2. Keterbatasan Kuesioner a.
Variabel Penelitian Variabel penelitian ini menggunakan variabel tunggal sehingga hasil penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja.
b. Kuesioner Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup sehingga responden hanya bisa menjawab benar atau salah dan jawaban yang diberiakan belum bisa mengukur pengetahuan secara mendalam.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Responden dalam penelitian ini adalah ibu nifas yang bersalin dan kunjungan di RB An Nuur Sumber Surakarta yang berjumlah 48 responden. 1.
Tingkat pengetahuan baik tentang cara peningkatan produksi ASI di RB An Nuur Sumber Surakarta sebanyak 12 responden (25,0%).
2.
Tingkat pengetahuan cukup tentang cara peningkatan produksi ASI di RB An Nuur Sumber Surakarta sebanyak 27 responden (56,2%).
3.
Tingkat pengetahuan kurang tentang cara peningkatan produksi ASI di RB An Nuur Sumber Surakarta sebanyak 9 responden (18,8%).
B. Saran 1.
Bagi RB An Nuur Sumber Surakarta Diharapkan lebih meningkatkan pelayanan khususnya tentang cara peningkatan produksi ASI sehingga pasien merasa aman, nyaman dan puas melalui pendekatan manajemen kebidanan secara komperhensif, tepat dan professional untuk meningkatkan mutu pelayanan di RB tersebut.
2.
Bagi ibu nifas Diharapkan ibu nifas mampu meningkatkan pengetahuan terutama cara peningkatan produksi ASI melalui media masa, media elektronik maupun dari petugas kesehatan. 58
59
3.
Institusi STIKes Kusuma Husada Surakarta Diharapkan institusi mampu meningkatkan pengetahuan mahasiswa terutama tentang cara peningkatan produksi ASI sehingga tercipta generasi penerus bidan yang terampil dan kompeten dimasa depan.
4.
Peneliti selanjutnya Diharapkan peneliti selanjutnya mampu mengembangkan keterbatasan dalam penelitian ini sehingga penelitian tidak hanya terbatas pada tingkat pengetahuan dan variabelnya lebih dikembangnkan lagi.
DAFTAR PUSTAKA Ambarwati E.R dan Wulandari, D. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Nuha Medika. Arikunto, S . 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Arini, H. 2012. Mengapa Seorang Ibu Harus Menyusui. Yogyakarta : Flash Books. Bahiyatun. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: ECG. Chumbley, J. 2003. Tips Soal ASI dan Menyusui. Jakarta : Erlangga. Depkes RI. 2009. Teknologi Sederhana Turunkan Kematian Bayi. Availabel online (http ://www.go.id). Diakses pada tanggal 17 November 2013. Hidayat, A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika. Marmi. 2012. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas Masa Nifas “peurperium Care”. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. . 2012. ASI Saja Mama…. Berikan Aku ASI Karena Aku Bukan Anak Sapi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Mulyani, N.S. 2013. ASI dan Pedoman Ibu Menyusui. Yogyakarta : Nuha Medika. Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. Jakarta : Rineka Cipta. . 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. . 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Riwidikdo, H. 2013. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Rohima Press. Roesli, U. 2008. Inisiasi Menyusui Dini Plus ASI Ekslusif. Jakarta : PT. Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara.
SDKI. 2012. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. Hyperlink reference not valid. Diakses pada tanggal 22 Oktober 2013. Siregar, A. 2004. Pemberian ASI Ekslusif dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Sumatra Utara : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabata. Suherni, dkk. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. Sulistyowati, A. 2009. Buku Ajar Asuhan kebidanan pada Ibu Nifas. Yogjakarta : Rosulana Fiva. Sunarsih, 2007. Hubungan Pemberian ASI Dini dengan Kelancaran produksi ASI pada Hari ke III Post Partum. Balikpapan, Poltekes Samarinda. Karya Tulis Ilmiah. Yanti, Y.P.A., 2011. Panduan Lengkap Obat dan Terapi yang Aman untuk Kehamilan dan Menyusui : Dian Rakyat