TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERUBAHAN FISIOLOGI SELAMA MASA NIFAS DI PUSKESMAS WONOSEGORO 1 BOYOLALI
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh:
Qoriatunnuzulia Kurniawati NIM B12095
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015 i
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERUBAHAN FISIOLOGI SELAMA MASA NIFAS DI PUSKESMAS WONOSEGORO 1 BOYOLALI
Diajukan Oleh: Qoriatunnuzulia Kurniawati NIM B12095
Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal……………….
Pembimbing
Hutari Puji Astuti, S.SiT, M.Kes NIK. 200580012
ii
HALAMAN PENGESAHAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERUBAHAN FISIOLOGI SELAMA MASA NIFAS DI PUSKESMAS WONOSEGORO 1 BOYOLALI Karya Tulis Ilmiah Disusun Oleh: Qoriatunnuzulia Kurniawati NIM B12095
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Akhir Program D III Kebidanan Pada tanggal…………….. PENGUJI I
PENGUJI II
Deny Eka W, SST, M.Kes
Hutari Puji Astuti, S.SiT, M.Kes
NIK.201188075
NIK. 200580012
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan Mengetahui, Ka. Prodi D III Kebidanan
Retno Wulandari, S.ST NIK. 200985034 iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : ”Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perubahan Fisiologi Selama Masa Nifas Di Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Retno Wulandari SST, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan STIKes Kususma Husada Surakarta. 3. Ibu Hutari Puji Astuti, S.SiT., M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis. 4. Bapak dr. Bambang Agus Pribadi, selaku Kepala Puskesmas 1 Wonosegoro Boyolali yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data. 5. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan. 6. Semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
iv
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juni 2015
Penulis
v
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015 Qoriatunnuzulia Kurniawati B12095 TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERUBAHAN FISIOLOGI SELAMA MASA NIFAS DI PUSKESMAS WONOSEGORO 1 BOYOLALI xiii+ 53 halaman + 21 lampiran + 9 tabel + 3 gambar ABSTRAK Latar Belakang: Infeksi nifas merupakan penyebab komplikasi masa nifas. Infeksi nifas adalah semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman kedalam alat genital. Perubahan fisiologi masa nifas antar lain perubahan sistem reproduksi, pencernaan, perkemihan, musculosceletal, endokrin, tanda-tanda vital, kardiovaskuler, dan hematologi. Berdasarkan studi pendahuluan di Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali setelah penulis melakukan wawancara terhadap 10 ibu nifas tentang perubahan fisiologi masa nifas didapatkan 7 ibu nifas belum mengetahui perubahan fisiologi masa nifas, dan 3 ibu nifas mengetahui sebagian perubahan fisiologi masa nifas. Tujuan Penelitian: Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perubahan fisiologi selama masa nifas di Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali pada tingkat baik, cukup, kurang, faktor penghambat dan pendorong. Metode Penelitian: Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan secara cross sectional. Lokasi penelitian di Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali pada tanggal 01-30 April 2015. Jumlah sampel 37 ibu nifas, pengambilan sampel dengan teknik sampling jenuh. Instrument penelitian dengan kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data berasal dari data primer dan data sekunder. Metode pengolahan dan analisa data meliputi editing, coding, memasukan data (data entry), membersihkan data (cleaning). Etika penelitian meliputi informed concent, anonimity, confidentiality (kerahasiaan hasil). Hasil Penelitian: Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perubahan fisiologi selama masa nifas di Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali dapat dikategorikan tingkat pengetahuan baik sebanyak 9 responden (24,33%), cukup 21 responden (56,76%), dan kurang 7 responden (18,91%). Kesimpulan: Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perubahan fisiologi selama masa nifas di Puskemas Wonosegoro 1 Boyolali kebanyakan dengan tingkat pengetahuan cukup yaitu 21 responden (56,76%) yang dipengaruhi oleh umur kebanyakan umur 20-35 tahun sebanyak 30 responden (81,08%), pendidikan kebanyakan Sekolah Menengah Pertama sebanyak 13 responden (35.13%), dan pekerjaan kebanyakan Ibu rumah tangga sebanyak 18 responden (48,65%). Kata Kunci : Pengetahuan, nifas, perubahan fisiologi masa nifas. Kepustakaan : 20 literatur (Tahun 2006 s/d 2014) vi
MOTTO
1. Sesungguhnya setiap kesulitan itu pasti disertai dengan kemudahan (QS. Al-insyiroh : 6). 2. Jadikanlah ilmu itu sebagai lentera dalam menempuh hidupmu, karena dengan ilmu itu manusia dapat menghargai dan dihargai oleh orang lain, dan dengan ilmu itu pula manusia laksana seorang raja (penulis). 3. Awali semuanya dengan doa dan senyum. 4. Apa yang telah berlalu, sudah berlalu dan apa yang telah pergi tidak akan kembali. Oleh karena itu jangan pikirkan apa yang telah berlalu, karena sesungguhnya ia telah pergi dan tidak akan kembali (Kahlil Gibran). 5. Beri satu kunci untuk mengenal hidup, jadikan setiap langkah kita sebagai ibadah insya allah kita akan tahu tujuan hidup yang sesungguhnya.
PERSEMBAHAN
1.
Ayah dan bunda tercinta terima kasih atas doa restunya dan cinta kasihnya selama ini.
2. Adik-adikku tercinta yang selalu memberikan support setiap langkahku. 3. Teman-teman yang telah berpartisipasi dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini. 4. Almamater tercinta.
vii
CURICULUM VITAE
Nama
: Qoriatunnuzulia Kurniawati
Tempat / Tanggal Lahir
: Kendal, 28 Februari 1994
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Ds. Sudipayung Rt 002 / 005 Ngampel, Kendal
Riwayat Pendidikan 1. MI Sudipayung Ngampel, Kendal
LULUS TAHUN 2006
2. SMP N 3 Kendal
LULUS TAHUN 2009
3. SMA N 2 Kendal
LULUS TAHUN 2012
4. Prodi D III Kebidanan StiKes Kusuma Husada Angkatan 2012
viii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................iii KATA PENGANTAR ..................................................................................iv ABSTRAK .................................................................................................... vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... vii CURICULUM VITAE ................................................................................. viii DAFTAR ISI ..................................................................................................ix DAFTAR TABEL .........................................................................................xi DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ......................................................................... 1 B. Perumusan Masalah .................................................................. 4 C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4 D. Manfaat Penelitian .................................................................... 5 E.
Keaslian Penelitian ................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori .......................................................................... 9 1. Pengetahuan ........................................................................ 9 2. Masa Nifas ......................................................................... 18 3. Perubahan Fisiologi Masa Nifas ....................................... 19 B. Kerangka Teori ........................................................................ 29 C. Kerangka Konsep .................................................................... 30 ix
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian .............................................. 31 B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 31 C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ............... 32 D. Variabel penelitian .................................................................. 33 E.
Definisi Operasional ................................................................ 33
F.
Instrument Penelitian............................................................... 34
G. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 39 H. Metode Pengolahan Data dan Analisa Data............................ 40 I.
Etika Penelitian........................................................................ 42
J.
Jadwal Penelitian ..................................................................... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.
Gambaran Umum Tempat Penelitian..................................... 44
B.
Hasil Penelitian ...................................................................... 44
C.
Pembahasan ............................................................................ 48
D.
Keterbatasan ........................................................................... 51
BAB V PENUTUP A.
Kesimpulan .............................................................................. 52
B.
Saran ....................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Perubahan Uterus ............................................................................. 20 Tabel 2.2 Perbedaan Lochia ............................................................................ 22 Tabel 3.3 Definisi Operasional ........................................................................ 34 Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner .......................................................................... 36 Tabel 4.5 Karakteristik Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perubahan Fisiologi selama masa Nifas berdasarkan Umur ................................................................................................ 45 Tabel 4.6 Karakteristik Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perubahan Fisiologi selama masa Nifas berdasarkan Pendidikan ....................................................................................... 46 Tabel 4.7 Karakteristik Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perubahan Fisiologi selama masa Nifas berdasarkan Pekerjaan ......................................................................................... 46 Tabel 4.8 Hasil Pengolahan Data .................................................................... 47 Tabel 4.9 Distribusi frekuensi pengetahuan ibu nifas tentang perubahan fisiologi selama masa nifas .............................................................. 47
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Kerangka Teori ............................................................................ 29 Gambar 2.2 Kerangka Konsep ......................................................................... 30 Gambar 4.3 Diagram Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perubahan Fisiologi selama Masa Nifas ...................................................... 48
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 7. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden Lampiran 9. Surat Persetujuan Responden Lampiran 10. Kuesioner Uji Validitas Lampiran 11. Pedoman Skoring Kuesioner Uji Validitas Lampiran 12. Kuesioner Penelitian Lampiran 13. Pedoman Skoring Kuesioner Penelitian Lampiran 14. Data Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 15. Data Hasil Uji Validitas Lampiran 16. Data Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 17. Data Tabulasi Hasil Penelitian Lampiran 18. Perhitungan Manual Lampiran 19. Hasil Prosentase Lampiran 20. Dokumentasi Penelitian Lampiran 21. Lembar Konsultasi
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Derajat kesehatan suatu negara ditentukan oleh beberapa indikator, salah satu indikator tersebut adalah Angka Kematian Ibu (AKI). Analisa tren angka kematian maternal menunjukkan penurunan dari Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 1997 sampai dengan SDKI 2007. Rasio kematian maternal pada tahun 1997 adalah 390 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Analisa yang tidak dipublikasikan menunjukkan penurunan kecil menjadi 334 kematian per 100.000 kelahiran hidup pada periode 19931997. Rasio kematian maternal menurun menjadi 307 kematian per 100.000 kelahiran hidup pada SDKI 2002-2003 dan 228 kematian per 100.000 kelahiran hidup pada SDKI 2007. Namun, angka ini meningkat pada SDKI 2012 menjadi 359 kematian per 100.000 kelahiran hidup (BKKBN, 2013). Penyebab utama AKI berupa perdarahan 25%, sepsis 15%, hipertensi dalam kehamilan 12%, partus macet 8%, komplikasi aborsi tidak aman 13%, dan sebab-sebab lain 8% (Prawirohardjo, 2012). Angka Kematian Ibu Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 berdasarkan laporan dari kabupaten/kota sebesar 116,34 per 100.000 kelahiran hidup. Jumlah kematian ibu di kabupaten/kota Boyolali sebesar 15 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu sebesar 57,93% terjadi pada waktu nifas, pada waktu hamil sebesar 24,74% dan pada waktu persalinan sebesar
1
2
17,33% (Dinkes Jateng, 2012). Komplikasi masa nifas yaitu infeksi yang merupakan penyebab terjadinya kematian ibu (Prawirohardjo, 2012). Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil). Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Sulistyawati, 2009). Infeksi nifas adalah semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman kedalam alat-alat genital. Setelah kala III, daerah bekas insersio placenta (perlekatan) merupakan sebuah luka dengan diameter 4 cm. Permukaan tidak rata, berbenjol-benjol karena banyaknya vena yang ditutupi trombus. Daerah ini merupakan tempat tumbuhnya kuman dan masuknya jenis yang patogen dalam tubuh wanita. Servik sering mengalami perlukaan pada persalinan, demikian juga vulva, vagina dan perineum merupakan tempat masuknya kuman patogen. Gejala umum terjadinya infeksi dapat dilihat dari temperatur yang meningkat, tekanan darah menurun, nadi meningkat, pernafasan meningkat, terjadi gangguan involusi uterus, lochia berbau dan bernanah (Ambarwati dan Wulandari, 2010). Perubahan fisiologi masa nifas antara lain perubahan sistem reproduksi, perubahan sistem pencernaan, perkemihan, musculosceletal, endokrin, tanda-tanda vital, kardiovaskuler dan perubahan hematologi. Namun, perubahan fisiologi tersebut jika tidak dilakukan pendampingan melalui asuhan kebidanan bisa terjadi keadaan patologis. Masa ini merupakan masa yang penting bagi tenaga kesehatan untuk selalu melakukan
3
pemantauan karena pelaksanaan yang kurang maksimal dapat menyebabkan ibu mengalami berbagai masalah, bahkan dapat berlanjut pada komplikasi masa nifas (Sulistyawati, 2009). Pelayanan pascapersalinan harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini, pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi pada ibu. Periode pascapersalinan meliputi masa transisi kritis bagi ibu. Baik di negara maju atau negara berkembang perhatian utama bagi ibu terlalu banyak tertuju pada masa kehamilan dan persalinan, sementara keadaan yang sebenarnya justru merupakan kebalikannya, oleh karena itu risiko kesakitan dan kematian ibu lebih sering terjadi pada masa pascapersalinan (Prawirohardjo, 2012). Berdasarkan studi pendahuluan pada bulan Oktober 2014 di Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali terdapat 111 ibu nifas dari bulan Juli-September 2014, kemudian diambil 10 ibu nifas untuk diwawancarai secara tidak terstruktur. Terdapat 7 ibu nifas belum mengetahui perubahan fisiologi masa nifas karena belum bisa menyebutkan dan menjelaskan tentang perubahan fisiologi yang terjadi pada masa nifas dan 3 ibu nifas mengetahui sebagian perubahan fisiologi masa nifas karena bisa menyebutkan perubahan fisiologi masa nifas tanpa menjelaskannya secara lengkap. Berdasarkan data di atas maka penulis mengambil penelitian dengan judul ”Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perubahan Fisiologi Selama Masa Nifas Di Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali”.
4
B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan pemasalahan ini adalah: ”Bagaimana tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perubahan fisiologi selama masa nifas di Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali?”.
C. Tujuan Penulisan 1.
Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perubahan fisiologi selama masa nifas di Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali.
2.
Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perubahan fisiologi selama masa nifas di Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali pada tingkat baik. b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perubahan fisiologi selama masa nifas di Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali pada tingkat cukup. c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perubahan fisiologi selama masa nifas di Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali pada tingkat kurang. d. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendorong tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perubahan fisiologi selama masa nifas di Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali.
5
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1.
Ilmu Pengetahuan Dapat dijadikan sebagai bahan referensi ilmu pengetahuan dibidang kesehatan khususnya masa nifas perubahan fisiologi selama masa nifas.
2.
Peneliti Menerapkan ilmu yang diperoleh dalam pendidikan khususnya masa nifas dan perubahan fisiologi selama masa nifas.
3.
Institusi Kesehatan a. Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali Meningkatkan mutu pelayanan di Puskesmas Wonosegoro I Boyolali dan sebagai bahan masukan bagi petugas kesehatan dalam memberikan konseling khususnya masa nifas dan perubahan fisiologi selama masa nifas. b. Pendidikan Dapat dijadikan sebagai bahan referensi pendidikan khususnya tentang masa nifas dan perubahan fisiologi selama masa nifas.
E. Keaslian Penelitian 1. Nur Kholidah (2008), tentang Tingkat Pengetahuan Ibu Post Partum Primipara tentang Perubahan Fisiologi Masa Nifas di Bidan Praktek Swasta Benis Jayanto Ngentak Kujon Ceper Klaten. Jenis dan rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif, pendektan waktu
6
secara cross sectional. Populasinya adalah ibu post partum di Bidan Praktek Swasta Benis Jayanto Ngentak Kujon Ceper Klaten. Setelah dilakukan pengamatan ibu post partum pada bulan April-Mei tahun 2008 mencapai 100 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah accidental sampling dengan besar sampel 30 orang. Analisa data menggunakan distribusi frekuensi univariat dan jenis instrument penelitian dengan menggunakan kuesioner tertutup. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan ibu post partum primipara tentang perubahan fisiologi masa nifas di Bidan Praktek Swasta Benis Jayanto Ngentak Kujon Ceper Klaten adalah sangat baik sebanyak 6 orang (20%), baik sebanyak 16 orang (53,3%) dan tidak baik sebanyak 8 orang (26,7%). Tingkat Pengetahuan Ibu Postpartum tentang Perubahan Fisiologi Masa Nifas di Bidan Praktek Swasta Benis Jayanto Ngentak Kujon Ceper Klaten kebanyakan dengan tingkat pengetahuan baik yaitu sebanyak 16 orang (53,3%). Persamaan penelitian yang penulis lakukan dengan peneliti sebelumnya adalah jenis dan rancangan
penelitian, analisa data, jenis
instrument penelitian. Jenis dan rancangan penelitian ini adalah diskriptif kuantitatif dengan pendekatan waktu secara cross sectional, analisa data menggunakan univariat, dan jenis instrument penelitian menggunakan kuesioner tertutup. Perbedaan penelitian yang penulis lakukan dengan peneliti sebelumnya adalah lokasi dan waktu penelitian, populasi, sampel, dan teknik sampling. Lokasi penelitian di Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali,
7
waktu penelitian pada tanggal 01-30 April 2015, populasi sebanyak 37 ibu nifas, sampel sebanyak 37 ibu nifas, teknik sampling yang digunakan sampling jenuh. 2. Kiki Amelia Cahya Pratiwi (2013), tentang Tingkat Pengetahuan Ibu Post Partum Primipara tentang Perubahan Fisiologi Masa Nifas di RB Kusmahati Pungkuk Jetis Jaten Karanganyar. Penelitian tersebut menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Populasinya adalah semua ibu postpartum primipara yang dirawat di RB Kusmahati Pungkuk Jetis Jaten Karanganyar. Setelah dilakukan pengamatan bahwa ibu postpartum pada bulan April-Mei tahun 2013 tersebut mencapai 32 orang, teknik sampling yang digunakan adalah total sampling atau sampling jenuh dengan besar sampel 32 orang. Analisa data menggunakan univariat dan jenis instrument penelitian dengan menggunakan kuesioner tertutup. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan ibu postpartum primipara tentang perubahan fisiologi masa nifas di RB Kusmahati Pungkuk Jetis Jaten Karanganyar adalah baik sebanyak 6 orang (18,8%), cukup sebanyak 22 orang (68,6%), dan kurang sebanyak 4 orang (12,4%). Tingkat Pengetahuan Ibu Postpartum tentang Perubahan Fisiologi Masa Nifas di RB Kusmahati Pungkuk Jetis Jaten Karanganyar kebanyakan dengan tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 22 orang (68,6%). Persamaan penelitian yang penulis lakukan dengan peneliti sebelumnya adalah jenis penelitian, teknik sampling, analisa data, jenis instrument penelitian. Jenis penelitian ini adalah diskriptif kuantitatif,
8
teknik sampling yang yang digunakan sampling jenuh, analisa data menggunakan univariat, dan jenis instrument penelitian menggunakan kuesioner tertutup. Perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan dengan peneliti sebelumnya adalah rancangan pendekatan waktu, lokasi dan waktu penelitian, populasi, dan sampel. Rancangan pendekatan waktu penelitian ini adalah pendekatan waktu cross sectional, lokasi penelitian di Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali, waktu penelitian pada tanggal 01-30 April 2015, populasi sebanyak 37 ibu nifas, sampel sebanyak 37 ibu nifas.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
F. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil ”tahu” dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2011). b. Tingkat pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai tingkatan yang berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkatan pengetahuan, yaitu : 1) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari dapat diukur dengan menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan, dan sebagainya.
9
10
2) Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara
benar
tentang
objek
yang
diketahui,
dan
dapat
menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. 3) Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi di sini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukumhukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 4) Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama
lain.
Kemampuan
analisis
ini
dapat
dilihat
dari
menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, dan sebagainya. 5) Sintesis (synthesis) Sintesis merupakan kemampuanuntuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan
11
yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada. 6) Evaluasi (evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan jastifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan Menurut Ariani (2014), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu : 1) Faktor internal a) Umur Umur merupakan rentang waktu seseorang yang dimulai sejak dia dilahirkan hingga berulang tahun. Jika seseorang itu memiliki umur yang cukup maka akan memiliki pola pikiran dan pengalaman yang matang pula. Umur akan sangat berpengaruh terhadap daya tangkap sehingga pengetahuan diperolehnya akan semakin baik. b) Jenis kelamin Jenis kelamin merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan salah satunya adalah adanya perbedaan tingkat kesadaran antara laki-laki dan perempuan. Pada umumnya
12
perempuan memiliki kesadaran baik dalam mencari tahu informasi daripada laki-laki baik itu secara formal maupun informal. c) Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Makin tinggi pendidikan seseorang maka makin mudah orang tersebut menerima informasi. Dengan pendidikan yang tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun media massa. Pengetahuan erat hubungannya dengan pendidikan, seseorang dengan pendidikan yang tinggi maka semakin luas pula pengetahuan yang dimiliki. d) Pekerjaan Pekerjaan merupakan suatu aktivitas yang dilakukan seseorang untuk memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan setiap hari. Pekerjaan merupakan dalah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Seseorang yang bekerja akan sering berinteraksi dengan orang lain sehingga akan memiliki pengetahuan yang baik pula. Pengalaman bekerja akan memberikan pengetahuan dan ketrampilan serta pengalaman belajar dalam bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan
13
dalam pengambilan keputusan yang merupakan keterpaduan menalar secara ilmiah. 2) Faktor eksternal a) Lingkungan Lingkungan merupakan segala sesuatau yang ada disekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis maupun social. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut, hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik. b) Sosial budaya Sosial budaya merupakan suatu kebiasaan atau tradisi yang dilakukan seseorang tanpa melakukan penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. c) Status ekonomi Status ekonomi juga akan menentukan tersedianya fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status social ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang. d) Sumber informasi Seseorang yang memiliki sumber informasi yang lebih banyak akan memiliki pengetahuan yang lebih luas pula. Salah satu sumber media yang paling penting bagi pengetahuan yaitu
14
median massa. Pengetahuan bisa didapat dari beberapa sumber yaitu media cetak, elektronik, papan, keluarga dan lain-lain. d. Cara memperoleh pengetahuan Menurut
Notoatmodjo
(2012),
ada
berbagai
macam
memperoleh pengetahuan, antara lain : 1) Cara memperoleh kebenaran nonilmiah Cara kuno atau tradisional dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematis dan logis dengan cara non
ilmiah,
tanpa
melalui
penelitian.
Cara
memperoleh
pengetahuan, antara lain : a) Cara coba salah (trial and error) Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya beradaban. Cara coba salah ini dilakukan
dengan
menggunakan
kemungkinan
dalam
memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba lain dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.
15
b) Secara kebetulan Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan. c) Cara kekuasaan atau otoritas Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpinpemimpin masyarakat baik formal atau informal, para pemuka agama, pemegang pemerintah dan sebagainya. Pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada pemegang otoritas, yakni orang mempunyai wibawa atau kekuasaan, baik tradisional, otoritas, pemerintahan, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan atau ilmuwan. Prinsip inilah, orang lain menerima pendapat dan dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan kebenaran baik berdasarkan fakta empiris maupun penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa hal yang dikemukakannya adalah sudah benar. d) Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan permasalah yang dihadapi masa lalu.
16
e) Cara akal sehat (common sense) Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan berkembang, para orang tua zaman dahulu agar anaknya mau menuruti nasihat orang tuanya, atau agar anak disiplin menggunakan cara hukuman fisik bila anaknya berbuat salah. Ternyata cara menghukum anak ini sampai sekarang menjadi teori atau kebenaran, bahwa hukuman adalah merupakan metode (meskipun bukan yang paling baik) bagi pendidikan anak. f) Kebenaran melalui wahyu Ajaran agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diyakini dan diterima oleh pengikut agamanya, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak. g) Kebenaran melalui intuitif Didapat melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan cara-cara yang rasional dan sistematis. Kebenaran ini diperoleh seseorang hanya berdasarkan intuisi atau suara hati atau bisikan hati saja.
17
h) Melalui jalan pikiran Mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan.
Dalam
memperoleh
pengetahuan
manusia
menggunakan jalan pikirannya, secara tidak langsung cara melahirkan pemikiran melalui pernyataan-pernyataan yang dikemukakan, kemudian dicari hubungannya sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan. i) Induksi Proses
penarikan
kesimpulan
yang
dimulai
dari
pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan umum. j) Deduksi Pembuatan
kesimpulan
dari
pernyataan-pernyataan
umum ke khusus. 2) Cara ilmiah dalam memperoleh pengetahuan Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau disebut metodologi penelitian (research metodologi). Akhirnya lahir suatu cara untuk melakukan penelitian yang dewasa ini dikenal dengan penelitian ilimiah. e. Cara pengukuran pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2011), pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subyek penelitian atau responden ke
18
dalam pengetahuan yang ingin kita ukur atau kita ketahui dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatannya.
2. Masa Nifas a. Pengertian masa nifas Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Wanita yang melalui periode puerperium disebut puerpura. Puerperium (nifas) berlangsung selama 6 minggu, merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaaan yang normal. Jadi masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari (Ambarwati dan Wulandari, 2010 ). b. Klasifikasi masa nifas Menurut Ambarwati dan Wulandari (2010), masa nifas dibagi menjadi 3 periode, yaitu : 1) Puerperium dini Puerperium dini adalah kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan.
19
2) Puerperium intermedial Puerperium intermedial adalah kepulihan menyeluruh alatalat genetalia yang lamanya 6-8 minggu. 3) Remote puerperim Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi.
3. Perubahan Fisiologis Masa Nifas a. Perubahan sistem reproduksi Menurut
Marmi (2012), perubahan sistem reproduksi di
klasifikasikan sebagai berikut : 1) Involusi uterus Involusi uterus atau pengerutan uterusmerupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan bobot hanya 60 gram. Involusi uteri dapat juga dikatakan sebagai proses kembalinya uterus pada keadaan semula atau keadaan sebelum hamil. Proses involusi uterus adalah sebagai berikut : a) Iskemia miometrum Disebabakan oleh kontraksi dan retraksi yang terus menerus dari uterus setelah pengeluaran plasenta membuat uterus relatif anemi dan menyebabkan serat otot atrofi.
20
b) Atrofi jaringan Atrofi jaringan terjadi sebagai reaksi penghentian hormon estrogen saat pelepasan plasenta. c) Autolysis Autolysis merupakan proses penghancuran jaringan otot uterus yang terjadi didalam otot uterus. Enzim proteolitikakan memendekan jaringan otot yang telah sempat mengendur hingga 10 kali panjangnya dari semula dan lima kali lebarnya dari semula selama kehamilan atau dapat juga dikatakan sebagai pengerusakan secara langsung jaringan hipertropi yang berlebihan, hal ini disebabkan karena penurunan hormon estrogen dan progesteron. d) Efek oksitosin Efek oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterus sehingga akan menekan pembuluh darah yang
mengakibatkan
berkurangnya
suplai
darah
ke
uterus.Proses ini membantu untuk mengurangi situs atau tempat implantasi plasenta serta mengurangi perdarahan. Tabel 2.1 Perubahan uterus Involusi Uteri Tinggi Fundus Uteri Plasenta lahir Setinggi pusat 7 hari Pertengahan pusat dan simpisis 14 hari Tidak teraba 6 minggu Normal Sumber : Marmi, 2012
Berat Uterus Diameter Uterus 1000 gram 12,5 cm 500 gram 7,5 cm 350 gram 60 gram
5 cm 2,5 cm
21
2) Involusi tempat plasenta Setelah persalinan tempat plasenta merupakan tempat dengan permukaan kasar, tidak rata dan kira-kira sebesar telapak tangan. Dengan cepat luka ini mengecil, pada akhir minggu ke-2 hanya sebesar 3-4 cm, pada akhir nifas 1-2 cm. Akhirnya akan pulih kembali. 3) Perubahan ligamen Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis sertafasia yang meregang sewaktu kehamilan dan partus, setelah janin lahir, berangsur- angsur menciut kembali seperti sedia kala. Tidak jarang ligamentum rotundum menjadi kendor yang mengakibatkan letak uterus menjadi retrofleksi. Ligamen, fasia, jaringan penunjang alat genetalia menjadi agak kendor. 4) Perubahan pada servik Servik mengalami involusi bersama-sama uterus. Perubahanperubahan yang terdapat pada servik post partum adalah bentuk servik yang akan mengangga seperti corong. Bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi, sedangkan servik tidak berkontraksi, sehingga seolah-olah pada perbatasan antara korpus uteri dan servik terbentuk semacam cincin. Warna servik sendiri merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah. Konsistensi lunak, kadang-kadang terdapat laserasi atau perlukaan kecil karena robekan kecil yang terjadi selama
22
berdilatasi. Muara servik yang berdilatasi sampai 10 cm sewaktu persalinan akan menutup secara perlahan dan bertahap. Setelah bayi lahir, tangan dapat masuk dalam rongga rahim. Setelah 2 jam, hanya dapat dimasuki 2-3 jari. Pada minggu ke-6 postpartum, servik sudah menutup kembali. 5) Lochia Lochia adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lochia mempunyai bau yang amis atau anyir dengan volume yang berbeda-beda pada setiap wanita. Lochia yang berbau tidak sedap menandakan adanya infeksi. Lochia mempunyai perubahan warna dan volume karena adanya proses involusi. Tabel 2.2 Perbedaan lochia Lochia Waktu Warna Rubra
Ciri-ciri
1-3 hari
Merah kehitaman
Terdiri dari sel desidua, verniks caseosa, lanugo, sisa mekoneum dan sisa darah
Sanguilenta 3-7 hari
Putih bercampur merah
Sisa darah lender
bercampur
Serosa
7-14 hari Kekuningan Lebih sedikit darah dan atau lebih sedikit serum, juga terdiri dari leukosit dan kecoklatan robekan jalan laserasi plasenta
Alba
>14 hari
Sumber : Marmi, 2012
Putih
Mengandung leukosit, selaput lendir serviks dan serabut jaringan yang mati
23
6) Perubahan pada vulva, vagina dan perineum Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendor. Setelah tiga minggu vulva dan vagina kembali pada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina mulai kembali sementara labia menjadi lebih menonjol. Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendor karena sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Perubahan perineum pasca melahirkan terjadi pada saat perineum mengalami robekan. Robekan jalan lahir dapat terjadi secara spontan ataupun dilakukan episiotomi dengan indikasi tertentu. Pada hari ke-5 perineum sudah mendapatkan kembali sebagian tonusnya sekalipun tetap lebih kendor dari pada keadaan sebelum melahirkan. b. Perubahan sistem pencernaan Ibu nifas sering mengalami kontipasi setelah melahirkan anak. Hal ini disebabkan karena pada waktu melahirkan pencernaan mendapat tekanan yang menyebabkan colon menjadi kosong, pengeluaran cairan yang berlebihan pada waktu persalinan (dehidrasi), kurang makan, haemoroid, robekan jalan lahir. Supaya buang air besar kembali teratur dapat diberikan diit atau makanan yang mengandung serat dan pemberian cairan yang cukup. Bila usaha ini
24
tidak berhasil dalam waktu 3-4 hari dapat ditolong dengan pemberian huknah atau gliserin atau diberikan obat laksan yang lain (Ambarwati dan Wulandari, 2010). c. Perubahan sistem perkemihan Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu satu bulan setelah wanita melahirkan. Urin dalam jumlah besar akan dikeluarkan dalam waktu 12-36 jam sesudah melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormon estrogen akan menurun, hilangnya peningkatan tekanan vena pada tingkat bawah, dan hilangnya peningkatan volume darah akibat kehamilan, hal ini merupakan mekanisme tubuh untuk mengatasi kelebihan cairan. Keadaan ini disebut dengan deuresis pasca partum. Kehilangan cairan melalui keringat dan peningkatan jumlah urin menyebabkan penurunan berat badan sekitar 2,5 kg selama pasca partum (Nugroho dkk, 2014). d. Perubahan sistem musculoskeletal Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan, setelah bayi lahir secara berangsur-angsur mengecil dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh ke belakang dan menjadi retrofleksi, karena ligamentum rotondum menjadi kendor. Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6-8 minggu setelah persalinan. Sebagai akibat putusnya serat-serat elastik kulit dan distensi yang berlangsung lama akibat besarnya uterus pada saat
25
hamil, dinding perutmasih lunak dan kendor untuk sementara waktu (Ambarwati dan Wulandari, 2010). e. Perubahan sistem endokrin Menurut Saleha (2009), terdapat perubahan sistem endokrin, hormon-hormon yang berperan dalam proses ini antara lain : 1) Hormon oksitoksin Disekresi dari kelenjar otak bagian belakang, selama tahap ketiga persalinan, hormon oksitoksin berperan dalam pelepasan plasenta dan mempertahankan kontraksi, sehingga mencegah perdarahan. Isapan bayi dapat merangsang produksi ASI dan sekresi oksitoksin, hal ini dapat membantu uterus kembali ke bentuk normal. 2) Hormon prolaktin Menurunnya kadar estrogen menimbulkan terangsangnya kelenjar pituitari bagian belakang untuk mengeluarkan prolaktin, hormon
ini
berperan
dalam
pembesaran
payudara
untuk
merangsang produksi susu. 3) Hormon estrogen dan progesteron Volume darah normal selama kehamilan akan meningkat. Hormon estrogen yang tinggi memperbesar hormon anti diuretic yang dapat meningkatkan volume darah. Sedangkan hormon progesteron
mempengaruhi
otot
halus
yang
perangsangan dan peningkatan pembuluh darah.
mengurangi
26
f. Perubahan tanda-tanda vital Menurut Marmi (2012), pada masa nifas tanda-tanda vital yang harus dikaji antara lain : 1) Suhu badan Suhu badan wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 0C. Setelah melahirkan, suhu tubuh dapat naik kurang lebih 0,50C dari keadaan normal. Kenaikan suhu badan ini akibat dari kerja keras sewaktu melahirkan, kehilangan cairan maupun kelelahan. Kurang lebih pada hari ke-4 post partum, suhu badan akan naik lagi. Hal ini diakibatkan ada pembentukan ASI, kemungkinan payudara membengkak, kemungkinan infeksi, ataupun lainnya. Apabila kenaikan suhu diatas 380C, waspadai terdapat infeksi post partum. 2) Nadi Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80x/menit. Setelah melahirkan, denyut nadi dapat menjadi bradikardi maupun lebih cepat. Denyut nadi yang lebih 100x/menit harus diwaspadai terdapat infeksi atau perdarahan post partum. 3) Tekanan darah Tekanan darah adalah tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri ketika darah dipompa oleh jantung keseluruh tubuh. Tekanan darah normal pada manusia adalah sistolik antara 90-120 mmHg dan diastolik 60-80 mmHg. Setelah melahirkan pada kasus normal, tekanan darah biasanya tidak berubah.
27
Perubahan tekanan darah setelah melahirkan dapat diakibatkan oleh perdarahan. Sedangkan tekanan darah tinggi pada post partum merupakan tanda tanda terjadinya pre eklamsi post partum. 4) Pernafasan Frekuensi pernafasan normal pada orang dewasa adalah 1624 kali per menit. Pada ibu post partum menjadi lambat atau normal. Hal ini dikarenakan ibu dalam keadaan pemulihan atau dalam kondisi istirahat. Bila pernafasan pada masa post partum menjadi lebih cepat, waspadai adanya tanda-tanda syok. g. Perubahan sistem kardiovaskuler Pada persalinan pervaginam kehilangan darah sekitar 300400cc. Bila kelahiran dengan seksio sesarea kehilangan darah dapat dua
kali
lipat.
Perubahan
terdiri
dari
volume
darah
dan
hemokosentrasi. Pada persalinan pervaginam hemokonsentrasi akan naik dan pada seksio sesarea hemokonsentrasi cenderung stabil dan kembali normal setelah 4-6 minggu. Setelah melahirkan shunt akan hilang dengan tiba-tiba, volume darah ibu relatif akan bertambah. Keadaan ini akan menimbulkan beban pada jantung. Umunya keadaan ini terjadi pada hari ketiga sampai lima hari post partum (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
28
h. Perubahan sistem hematologi Pada hari pertama post partum, kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun tetapi darah lebih mengental sehingga meningkatkan faktor pembekuan darah. Leukositosis meningkat dimana jumlah sel darah putih dapat mencapai 15000/mm 3 selama persalinan akan tetap tinggi dalam beberapa hari pertama dari masa post partum. Jumlah sel darah putih tersebut masih bisa naik sampai 25000/mm3 atau 30000/mm3 tanpa adanya kondisi patologis jika wanita tersebut mengalami persalinan lama. Jumlah hemoglobin, hematokrit dan eritrosit akan sangat bervariasi pada awal masa post partum sebagai akibat volume darah, volume plasenta dan tingkat volume darah berubah-ubah. Kira-kira selama kelahiran dan masa nifas terjadi kehilangan darah sekitar 200-500 ml. Penurunan volume dan peningkatan sel darah pada kehamilan diasosiasikan dengan peningkatan hematokrit dan hemoglobin pada hari ke 3-7 post partum dan akan kembali normal 4-5 minggu post partum (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
29
G. Kerangka Teori
Pengetahuan
Masa Nifas
1. Pengertian pengetahuan 2. Tingkat pengetahuan a. Tahu (know) b. Memahami (comprehention) c. Aplikasi d. Analisis (Analysis) e. Sintesis (Synthesis) f. Evaluasi (Evaluation) 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan : a. Faktor internal 1) Umur 2) Jenis kelamin 3) Pendidikan 4) Pekerjaan b. Faktor eksternal 1) Lingkungan 2) Sosial budaya 3) Status ekonomi 4) Sumber informasi
Perubahan Fisiologi Masa Nifas
1. Pengertian masa nifas 2. Klasifikasi masa nifas : a. Puerperium dini b. Puerperium intermedial c. Remote puerperium
Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber : Modifikasi Notoatmodjo (2011),Ariani (2014), Notoatmodjo (2012),Ambarwati dan Wulandari (2010),Marmi (2012),Nugroho dkk(2014), Saleha(2009).
30
H. Kerangka Konsep
Keterangan Lingkungan Sosial budaya Status ekonomi Sumber informasi
Keterangan :
: Tidak diteliti : Diteliti
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk melihat gambaran fenomena yang terjadi didalam suatu populasi tertentu (Notoatmodjo, 2012). Kuantitatif adalah data yang dipaparkan dalam bentuk angka-angka. Rancangan pendekatan waktu yang digunakan secara cross sectional yaitu data yang menunjukkan titik waktu tertentu atau pengumpulannya dilakukan dalam waktu yang bersamaan (Riwidikdo, 2012). Penelitian yang dilakukan menggambarkan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perubahan fisiologi selama masa nifas di Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi penelitian Menjelaskan tentang tempat atau lokasi tersebut dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali. 2. Waktu penelitian Waktu penelitian adalah rencana tentang jadwal yang dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitiannya (Hidayat, 2011). Studi pendahuluan dilakukan pada bulan Oktober 2014 dan penelitian ini dilakukan pada tanggal 01-30 April 2015.
31
32
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi (Arikunto, 2013). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu nifas yang ada di Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali diambil dari bulan April 2015. Populasi yang digunakan sebanyak 37 ibu nifas. 2. Sampel Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki populasi (Hidayat, 2011).Menurut Arikunto (2006) apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua, tetapi jika jumlah subjeknya lebih besar atau lebih dari 100 dapat diambil 10%-15% atau 20%-25% atau lebih. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu nifas yang ada di Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali sebanyak 37 responden. 3. Teknik pengambilan sampel Teknik pengambilan sampel merupakan suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2011). Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2012).
33
D. Variabel Penelitian Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian atau faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti (Machfoedz, 2008). Variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perubahan fisiologi selama masa nifas di Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali.
E. Definisi Operasional Definisi operasioanal
operasional berdasarkan
adalah
mendefinisikan
karakteristik
yang
variabel
diamati,
secara sehingga
memungkinkan penelitian untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena. Definisi operasional ditentukan berdasarkan parameter yang diajadikan ukuran dalam penelitian (Hidayat, 2011).
34
Tabel 3.3 Definisi operasional Variabel
Definisi Operasional
Alat Ukur
Kemampuan dari ibu nifas untuk menjawab kuesioner tentang perubahan fisiologi masa nifas Indikator : 1. Perubahan sistem reproduksi 2. Perubahan sistem pencernaan 3. Perubahan sistem perkemihan 4. Perubahan sistem musculoskeletal 5. Perubahan sistem endokrin 6. Perubahan tandatanda vital 7. Perubahan sistem kardiovaskuler 8. Perubahan sistem hematologi Sumber :Marmi, 2012
Kuesioner
Tingkat penengetahua n ibu nifas tentang perubahan fisiologi selama masa nifas di Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali
Skala Ukur Ordinal
Hasil Ukur Baik : bila nilai responden (x) > mean + 1 SD Cukup : bila nilai responden mean -1 SD < x < mean + 1 SD Kurang : bila nilai responden (x) < mean -1 SD (Riwidikdo, 2013 )
F. Instrument Penelitian Instrument
penelitian
adalah
alat-alat
yang
digunakan
untuk
mengumpulkan data.Instrument penelitian ini dapat berupa kuesioner, formulir observasi, formulir-formulir lain yang berkaitan dengan pancatatan data dan sebagainya (Notoatmodjo, 2012). Pada penelitian ini instrument yang digunakan untuk pengumpulan data adalah kuesioner. Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data atau suatu penelitian mengenai suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum (orang banyak), digunakan untuk mengedarkan suatu daftar
35
pernyataan yang berupa formulir-formulir, diajukan secara tertulis kepada subjek untuk mendapatkan tanggapan, informasi, jawaban, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2012). Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang perubahan fisiologi selama masa nifas, kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yaitu pernyataan yang mengharapkan jawaban singkat atau mengharapkan responden untuk memilih salah satu jawaban dari setiap pernyataan yang telah tersedia (Sugiyono, 2012). Jawaban yang disediakan kuesioner ini ada 2 pilihan jawaban yaitu benar dan salah. Skala pengukuran data yang digunakan dalam kuesioner ini adalah skala guttman yaitu skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari pernyataan : ya dan tidak, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, benar dan salah (Hidayat, 2011). Kuesioner pada penelitian ini terdapat 2 pernyataan yaitu pernyataan positif dan negatif. Untuk pernyataan positif (favorable) yaitu pernyataan benar, jika responden menjawab benar mendapatkan nilai 1 dan jawaban salah mendapatkan nilai 0. Untuk pernyataan negatif (unfavorable) yaitu pernyataan yang jawabannya salah, jika responden menjawab benar maka mendapatkan nilai 0, jika jawaban salah mendapatkan nilai 1. Pengisian kuesioner dengan memberi tanda centang (√) pada jawaban yang dianggap benar.
36
Tabel 3.4 Kisi-kisi kuesioner Variabel Indikator
Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perubahan fisiologi selama masa nifas di Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali
1. Perubahan sistem reproduksi 2. Perubahan sistem pencernaan 3. Perubahan sistem perkemihan 4. Perubahan sistem musculoskeletal 5. Perubahan sistem endokrin 6. Perubahan tanda-tanda vital 7. Perubahan sistem kardiovaskuler 8. Perubahan sistem hematologi
Nomer soal Favorable (+) 1, 2, 3, 4, 5, 7, 10, 11
Unfavorable (-) 6, 8*, 9*, 12
13,14
Jumlah item
12
2
15
16
2
17, 19*
18
3
20, 21, 22*
3
23*, 24, 26, 28, 29, 30, 31 33
25, 27
9
32
2
34
35
2
Jumlah item
35
Keterangan : *) = nomor tidak valid Untuk mengetahui kuesioner penelitian ini berkualitas, maka terlebih dahulu akan dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan karakteristik sejenis di luar lokasi penelitian yaitu di Puskesmas Wonosegoro 2 Boyolali dengan jumlah responden 30 ibu nifas dan menggunakan 35 item pernyataan dilakukan pada tanggal 19 Februari – 24 Maret 2015.
37
1. Uji validitas Validitas adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana instrument pengukur mampu mengukur apa yang ingin diukur (Riwidikdo, 2012). Untuk mengetahui apakah kuesioner yang disusun tersebut mampu mengukur apa yang hendak diukur, maka perlu diuji dengan uji korelasi antar skor (nilai) tiap-tiap item (pernyataan) dengan skor total kuesioner tersebut (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus korelasi pearson product moment dengan bantuan program komputer SPSS for windows. Instrument ini dikatakan valid jika nilai p-value < 0,05 maka pada nilai koefisien korelasinya terdapat tanda bintang (**) (Riwidikdo, 2012). Rumus: rxy =
NSXY - (SX )(SY ) {NSX 2 - (SX ) 2 {NSY 2 - (SY ) 2 }
Keterangan : N
: Jumlah Responden
rxy
: Koefisien korelasi pearson product moment
x
: Skor pertanyaan
y
: Skor total pertanyaan
xy
: Skor pertanyaan dikalikan skor total pertanyaan
38
Setelah dilakukan uji validitas dengan bantuan program komputer SPSS for windows didapatkan 5 nomor pernyataan tidak valid yaitu nomor 8, 9, 19, 22, 23 karena nilai p-value > 0,05 untuk selanjutnya nomer yang tidak valid tidak digunakan dalam penelitian, karena pernyataan yang tidak valid tidak mampu mengukur suatu pernyataan dan pernyataan yang tidak valid sudah ada pernyataan yang mewakili pada indikator tersebut. 2. Uji reliabilitas Reliabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2012). Untuk menguji reliabilitas instrument, peneliti akan menggunakan rumus alpha chonbach adalah sebagai berikut :
r = ቂିଵቃ ቂͳ െ
Keterangan :
σs್ మ
s௧ మ
ቃ
r
: Koefisien reliabilitas instrument
k
: Banyak butir pertanyaan atau banyaknya soal
σs ଶ : Total varians butir
s ݐଶ: Total varians
Kuesioner atau angket dikatakan reliabel jikamemiliki nilai alpha
minimal 0,7 (Riwidikdo, 2013). Setelah dilakukan uji reliabilitas dengan bantuan program komputer SPSS for windows didapatkan nilai alpha
39
chonbach 0,931 hal ini menunjukkan nilai alpha > 0,7 sehingga kuesioner tersebut dikatakan reliabel.
G. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan kegiatan penelitian untuk mendapatkan
data (Sugiyono, 2012). Cara pengumpulan data dilakukan
dengan cara memberikan lembar pernyataan persetujuan dan membagikan kuesioner pada ibu nifas di Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali. Kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden dipersilahkan mengisi kuesioner sampai selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang akan digunakan dalam penelitian ini ada 2, yaitu : 1. Data primer adalah data yang diperoleh langsung diambil dari objek penelitian oleh peneliti (Riwidikdo, 2012). Dalam penelitian ini yang termasuk data primer adalah identitas responden dan data pengetahuan ibu nifas tentang perubahan fisiologi selama masa nifas di Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali yang diperoleh dari pengisian kuesioner. 2. Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian, peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan dari pihak lain (Riwidikdo, 2012). Data sekunder didapatkan dari Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali yang dapat menunjang penelitian ini, yaitu jumlah data ibu nifas yang ada di Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali diambil dari data bulan April 2015.
40
H. Metode Pengolahan Data dan Analisa Data 1. Pengolahan data Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Proses pengolahan data dengan menggunakan komputer menurut Notoatmodjo (2012) adalah : a. Editing Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu. Apabila ternyata masih ada data atau informasi yang tidak lengkap, dan tidak mungkin dilakukan wawancara ulang, maka kuesioner tersebut dikeluarkan (drop out). b. Coding Setelah semua kuesioner telah diedit selanjutnya dilakukan pengkodean atau coding yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi angka atau bilangan. c. Memasukan data (data entry) Memasukkan data yaitu jawaban dari masing-masing responden dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukan kedalam program software computer. d. Membersihkan data (cleaning) Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidak lengkapan dan sebagainya,
41
kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. Proses ini disebut pembersihan data ( data cleaning). 2. Analisa data Menurut Notoatmodjo (2012), analisa univariat yaitu menjelaskan atau mendiskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap variabel. Penelitian ini hanya mendeskripsikan pengetahuan responden tentang tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perubahan fisiologi selama masa nifas di Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali. Menurut Riwidikdo (2013), maka digunakan perhitungan sebagai berikut : Baik
: Bila nilai responden (x) > mean + 1 SD
Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD < x < mean + 1 SD Kurang : Bila nilai responden (x) < mean -1 SD Menurut Hidayat (2011), rumus mean yaitu :
Rumus: x =
σ௫
Keterangan :
x
: Rata-rata hitung sampel
∑xi
: Jumlah nilai dalam suatu sampel
n
: Total banyaknya pengamatan dalam suatu sampel
42
Menurut Riwidikdo (2013)standard deviation adalah simpangan baku artinya seberapa data tersebut menyimpang dari rata-ratanya . Rumus :
SD =
మ
ඨσ௫ ି
൫σೣ ൯
ିଵ
మ
Keterangan : SD
: Simpangan baku
xi
: Nilai responden
n
: Jumlah responden Untuk mendapatkan distribusi prosentase Tingkat Pengetahuan Ibu
Nifas tentang Perubahan Fisiologi selama Masa Nifas di Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali digunakan rumus prosentase. Menurut Riwidikdo (2013), rumus prosentase yaitu : Prosentase =
ௌ௬ௗ௦ௗ
்௧௦௦௨௬௦௨௦௬ௗ
x 100%
I. Etika Penelitian Menurut Hidayat (2011), etika penelitian merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian. Meningat penelitian berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus berlangsung diperhatikan. Yang perlu diperhatikan antara lain : 1. Informed concent Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitiandengan memberikan lembar persetujuan. Informed concent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan
43
lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan Informed concent agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika responden bersedia, maka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedian maka peneliti harus menghormati hak pasien. 2. Anonymity (tanpa nama) Merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencamtumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan. 3. Confidentiality (kerahasiaan hasil) Merupakan
masalah
etika
dengan
memberikan
jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi ataupun masalah-masalah lainnya.
Semua
informasi
yang
telah
dikumpulkan
dijamin
kerahasiaannya oleh peneliti, hanya pada kelompok data tertentu yang dilaporkan pada hasil riset.
J. Jadwal Penelitian Dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dimulai dari menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut (Notoatmodjo, 2012). Tabel jadwal penelitian terlampir.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali yang beralamat Jl. Raya Depoksari 05/03 Ketoyan Wonosegoro Boyolali. Pimpinan Puskesmas Wonosegoro 1 dr. Bambang Agus Pribadi, dengan tenaga kesehatan yang tersedia di Puskesmas Wonosegoro 1 yaitu terdiri dari 2 dokter umum, 1 dokter gigi, 11 perawat, 13 bidan, 1 analis kesehatan, 1 apoteker. Pelayanan kesehatan meliputi ANC (Ante Natal Care), persalinan, KB (Keluarga Berencana), kegawadaruratan, imunisasi, dan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak). Sarana dan prasarana cukup memadai antara lain 1 IGD, 1 ruang bersalin, 1 ruang pemeriksaan, 1 ruang gigi, 1 apotek, 1 KIA, 14 kamar rawat inap. Jam buka pelayanan pagi dimulai pukul 07.00 WIB – 14.00 WIB, sore pukul 14.00 WIB – 19.00 WIB, dan malam pukul 19.00 WIB – 07.00 WIB, sedangkan pelayanan bersalin melayani 24 jam.
B. Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dimana pengambilan data penelitian menggunakan kuesioner tentang pengetahuan ibu nifas tentang perubahan fisiologi selama masa nifas. Penelitian ini dimulai dari penyebaran kuesioner kepada responden dan kemudian kuesioner
44
45
dikembalikan kepada peneliti, setelah data terkumpul langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data dengan menggunakan bantuan SPSS. Penelitian ini mengambil judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perubahan Fisiologi selama masa Nifas di Puskemas Wonosegoro 1 Boyolali. 1. Karakteristik responden Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perubahan Fisiologi selama masa Nifas di Puskemas Wonosegoro 1 Boyolali. Dalam penelitian ini terdiri dari beberapa karakteristik diantaranya : a. Umur Umur merupakan rentang waktu seseorang yang dimulai sejak dia dilahirkan hingga berulang tahun (Ariani, 2014). Tabel 4.5 Karakteristik Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perubahan Fisiologi selama masa Nifas berdasarkan Umur No Umur Jumlah Prosentase (%) 1. < 20 tahun 3 8,11 2. 20-35 tahun 30 81,08 3. >35 tahun 4 10,81 37 100 Total Sumber : Data Primer, April 2015 Berdasarkan tabel di atas, karakteristik responden menurut kelompok umur sebagian besar terdiri dari kelompok umur 20-35 yaitu sebanyak 30 responden (81,08%). b. Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu
46
yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan (Ariani, 2014). Tabel 4.6 Karakteristik Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perubahan Fisiologi selama masa Nifas berdasarkan Pendidikan No Pendidikan Jumlah Prosentase (%) 1. SD 3 8,11 2. SMP 13 35,13 SMA/ SMK 11 29,73 3. SARJANA 10 27,03 4. 37 100 Total Sumber : Data Primer, April 2015 Berdasarkan tabel di atas, karakteristik responden menurut tingkat pendidikan sebagian besar terdiri dari Pendidikan Sekolah Menengah Pertama yaitu sebanyak 13 responden (35,13%). c. Pekerjaan Pekerjaan merupakan suatu aktivitas yang dilakukan seseorang untuk memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan setiap hari (Ariani, 2014). Tabel 4.7 Karakteristik Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perubahan Fisiologi selama masa Nifas berdasarkan Pekerjaan No Pekerjaan Jumlah Prosentase (%) 1. IRT 18 48,65 2. Petani 5 13,51 3. Pedagang 4 10,81 4. Swasta 6 16,22 5 PNS 4 10,81 Total 37 100 Sumber : Data Primer, April 2015 Berdasarkan tabel di atas, karakteristik responden menurut pekerjaan sebagian besar terdiri dari Ibu rumah tangga yaitu sebanyak 18 responden (48,65%).
47
2. Hasil Penelitian Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perubahan Fisiologi selama masa Nifas di Puskemas Wonosegoro 1 Boyolali. Berdasarkan perhitungan diperoleh sebagai berikut : Tabel 4.8 Hasil pengolahan data Pengetahuan ibu nifas tentang perubahan fisiologi selama masa nifas Sumber : Data Primer, April 2015
N 37
Mean 21,10
Standar devisiation 3,68
Dari data yang diperoleh kemudian disajikan dalam tabel pengetahuan responden berdasarkan 3 kategori yaitu baik, cukup, kurang yang disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut : Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perubahan Fisiologi selama Masa Nifas No Pengetahuan Jumlah Prosentase (%) 1. Baik 9 24,33 2. Cukup 21 56,76 3. Kurang 7 18,91 Total 37 100 Sumber : Data Primer, April 2015 Berdasarkan pada tabel di atas tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perubahan fisiologi selama masa nifas
di Puskesmas Wonosegoro 1
Boyolali dapat dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 9 responden (24,33%), pengetahuan cukup 21 responden (56,76%) dan pengetahuan kurang 7 responden (18,91%). Jadi tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perubahan fisiologi selama masa nifas di Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali kebanyakan dengan tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 21 responden (56,76%).
48
Tingkat pengetahuan responden dapat digambarkan pada diagram di bawah ini, yaitu :
21
25 20 15
9
7
10 5 0 24,33%
56,76% Baik
18,91% Cukup
Kurang
Gambar 4.3 Diagram Tingkat Pengetahuan PerubahanFisiologi selama Masa Nifas Sumber : Data Primer, April 2015
Ibu
Nifas
tentang
C. Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perubahan fisiologi selama masa nifas di Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali dapat dikategorikan baik sebanyak 9 responden (24,33%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 21 responden (56,76%), tingkat pengetahuan kurang sebanyak 7 responden (18,91%). Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan merupakan hasil ”tahu” dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, penciuman, rasa dan raba. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Ariani (2014) adalah umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, lingkungan, sosial budaya, stastus ekonomi dan sumber informasi.
49
Menurut Ariani (2014), umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang, orang yang memiliki umur yang cukup maka semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikir, sehingga pengetahuan yang diperolehnya tentang perubahan fisiologi masa nifas semakin baik. Mayoritas umur ibu nifas di Puskesmas Wonosegoro 1 yaitu antara umur 20-35 tahun sebanyak 30 responden (81,08). Faktor lain yang mempengaruhi pengetahuan menurut Ariani (2014) adalah pendidikan. Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Semakin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut menerima informasi dan makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya seseorang yang memiliki pendidikan rendah maka informasi yang diperolehnya lebih rendah dan semakin rendah pula pengetahuantentang perubahan fisiologi nifas. Mayoritas tingkat pendidikan ibu nifas di Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali yaitu SMP sebanyak 13 responden (35,13%). Menurut Ariani (2014), pekerjaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Seseorang yang bekerja akan sering berinteraksi dengan orang lain sehingga akan memiliki pengetahuan yang baik pula, sebaliknya seseorang yang tidak bekerja jarang berinteraksi dengan orang lain sehingga pengeatahuaanya semakin rendah. Mayoritas pekerjaan ibu nifas di
50
Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali yaitu sebagai ibu rumah tangga sebanyak 18 responden (48,65%). Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perubahan fisiologi selama masa nifas di Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali di kategorikan berpengetahuan cukup sebanyak 21 responden (56,76%), mayoritas responden kurang mengetahui pada indikator pernyataan perubahan hematologi, hal ini dapat dibuktikan dari 37 responden dengan jawaban benar hanya 18 responden saja (paling sedikit). Sedangkan untuk item pernyataan yang paling banyak dijawab benar oleh responden yaitu indikator perubahan reproduksi, hal ini dapat dibuktikan, dari 37 responden dengan jawaban benar sebanyak 34 responden (paling banyak). Tingkat pengetahuan ibu nifas kemungkinan dipengaruhi oleh umur, pendidikan dan pekerjaan. Faktor penghambat tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perubahan fisiologi masa nifas dipengaruhi oleh pendidikan dan pekerjaan, sedangkan faktor pendorongnya adalah umur ibu nifas. Mayoritas pendidikan ibu nifas di Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali adalah SMP, mayoritas pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dan umurnya antara 20-35 tahun, umur 20-35 tahun adalah umur yang mudah untuk menerima informasi tentang perubahan fisiologi masa nifas. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perubahan fisiologi masa nifas sangat penting diketahui untuk mencegah, mendeteksi dini komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi pada ibu nifas sehingga resiko kesakitan dan kematian ibu dapat berkurang.
51
D. Keterbatasan Dalam penelitian ini mempunyai kekurangan, antara lain : 1. Kendala penelitian Waktu pengambilan data responden kurang memahami pernyataan dari kuesioner karena kuesioner kebanyakan menggunakan bahasa dibidang kesehatan serta pengisian kuesioner sebagian ada yang tidak diisi dan data tidak lengkap sehingga harus mengulang untuk melengkapi pengisian kuesioner. 2. Kelemahan a. Variabel penelitian Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal sehingga hasil penelitian terbatas pada pengetahuan ibu nifas tentang perubahan fisiologi selama masa nifas. b. Kuesioner penelitian Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup sehingga responden hanya bisa menjawab benar atau salah sehingga tidak dapat menguraikan jawaban yang tersedia dan jawaban mereka belum bisa mengukur pengetahuan secara mendalam.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diambil dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perubahan Fisiologi selama Masa Nifas di Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali”, maka tingkat pengetahuan responden dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perubahan fisiologi selama masa nifas di Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali pada tingkat baik sebanyak 9 responden (24,33%). 2. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perubahan fisiologi selama masa nifas di Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali pada tingkat cukup sebanyak 21 responden (56,76%). 3. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perubahan fisiologi selama masa nifas di Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali pada tingkat kurang sebanyak 7 responden (18,91%). 4. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perubahan fisiologi selama masa nifas di Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali. Faktor penghambat tingkat pengetahuan ibu nifas dipengaruhi oleh pendidikan dan pekerjaan, sedangkat faktor pendorong tingkat pengetahuan ibu nifas dipengaruhi oleh umur. Mayoritas tingkat pendidikan SMP sebanyak 13 responden (35,13%), pekerjaan ibu rumah tangga sebanyak 18 responden (48,65%), dan umur antara 20-35 tahun sebanyak 30 responden (81,08%).
52
53
B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka perlu adanya upaya untuk meningkatkan pelayanan yang lebih baik. Oleh karena itu peneliti menyampaikan saran sebagai berikut : 1. Bagi Ibu Nifas Diharapkan ibu nifas untuk lebih meningkatkan pengetahuan khususnya masa nifas dan perubahan fisiologi masa nifas dengan mengikuti penyuluhan atau konseling oleh tenaga kesehatan dan melalui media massa maupun media elektronik. 2. Bagi Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali Diharapkan Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan memberikan penyuluhan yang lebih luas. 3. Bagi Istitusi Pendidikan Diharapkan Institusi pendidikan menambah literature atau bahan bacaan yang terbaru khususnya berhubungan dengan masa nifas dan perubahan fisiologi masa nifas. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan melakukan penelitian lebih lanjut dengan pengembangan variabel penelitian dan jumlah responden yang lebih banyak sehingga akan diperoleh hasil yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati dan Wulandari. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Nuha Medika. Ariani, A.P. 2014. Aplikasi Metodologi Penelitian Kebidanan dan Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Nuha Medika. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi IV. Jakarta : Rineka Cipta . 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. BKKBN. 2013. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012. Jakarta : BKKBN. Dinkes Jateng. 2012. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2012,www.dinkes jatengprov.go.id/dokumen/2013/ SDK/ Mibangkes/ profil 2012/ BAB-IIV-2012-fix pdf. Diakses tanggal 01 Oktober 2014 Hidayat, A.A. 2011. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika. Kiki Amelia, 2013. Tingkat Pengetahuan Ibu Post Partum Primipara Tentang Perubahan Fisiologi Masa Nifas Di RB Kusmahati Pungkuk Jetis Jaten Karanganyar. KTI Tidak Dipublikasikan. STIKes Kusuma Husada Surakarta. Machfoedz, I. 2008. Metode Penelitian Bidang Kesehatan, Keperawatan, Kebidanan, Kedokteran. Yogyakarta : Fitramaya. Marmi. 2012. Asuhan Kebidanan Masa Nifas (Peuperium Care). Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Notoatmodjo, S. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta. . 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nugroho, dkk. 2014. Asuhan Kebidanan 3 Nifas. Yogyakarta : Nuha Medika. Nur Kholidah, 2008. Tingkat Pengetahuan Ibu Post Partum Primipara Tentang Perubahan Fisiologi Masa Nifas Di Bidan Praktek Swasta Benis Jayanto Ngentak Kujon Ceper Klaten. KTI Tidak Dipublikasikan. STIKes Muhammadiyah Klaten. Riwidikdo, H. 2012. Stastistik Kesehatan Belajar mudah teknik analisa data dalam penelitian kesehatan (Plus Aplikasi Software SPSS). Yogyakarta : Nuha Medika.
. 2013. Stastistik Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi Program R dan SPSS. Yogyakarta : Pustaka Rihama. Saleha, S. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif , Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta : ANDI. Prawirohardjo, S. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.