TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh :
Sulasih NIM B12 046
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015
i
HALAMAN PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI
Diajukan oleh : Sulasih B12.046
Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal :
Pembimbing
(RIADINI WAHYU UTAMI S.ST) NIK 201189094
ii
HALAMAN PENGESAHAN
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI
Karya Tulis Ilmiah Disusun oleh:
Sulasih NIM B12046
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian akhir program DIII Kebidanan Pada tanggal :
Penguji I
Penguji II
Ernawati SST. M.Kes
Riadini Wahyu Utami S. ST
NIK200886033
NIK.201189094
Tugas akhir ini diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memeperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan Mengetahui, Ka. Prodi D III Kebidanan
Retno Wulandari, SST NIK 200985034
iii
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ”Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Peningkatan Produksi ASI di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali”.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk
memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: A. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta B. Ibu Retno Wulandari SST, selaku Ka Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta. C. Ibu Riadini Wahyu Utami SST, selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam membuat Karya Tulis Ilmiah. D. Ririn Yunianti amd.Keb, selaku pengelola BPM Ririn Yunianti Ngemplak Boyolali yang telah bersedia memberi ijin kepada penulis dalam pengambilan data dan penelitian. E. Seluruh dosen dan staff Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan. F. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Imiah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak. Surakarta, Penulis
iv
Juni 2015
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015 Sulasih B12 046 Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Peningkatan Produksi ASI di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb Sawahan Ngemplak Boyolali xii+ 53 halaman + 21 lampiran + 7 tabel + 2 gambar ABSTRAK Latar Belakang: Pada masa modern seperti ini, sebagian ibu muda merasa enggan menyusui anak. Hal ini menyebabkan anak mudah terserang penyakit, karena daya tahan tubuh lemah. Beberapa faktor yang membuat sebagian ibu tidak menyusui anaknya yaitu kurangnya pengetahuan para ibu terhadap pemberian makanan kepada anak. Berdasarkan hasil wawancara terhadap 10 responden di BPM Ririn Yunianti Amd. Keb Sawahan Ngemplak didapatkan informasi 9 ibu tidak bisa menjawab pertanyaan tentang cara peningkatan produksi ASI dan 1 ibu bisa menjawab. Tujuan: Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI di BPM RirinYuniantiAmd.Keb pada tingkat baik, cukup dan kurang Serta faktor pendorong dan penghambat tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI di BPM RirinYuniantiAmd.Keb Sawahan Ngemplak Boyolali. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian dilaksanakan di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb.pada tanggal 7 April sampai 10 Mei 2015 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali dengan jumlah 30 ibu nifas. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sampling Jenuh. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, sedangkan untuk analisis data dilakukan dengan analisis univariat. Hasil penelitian: Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh hasil tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb menunjukkan 8 siswa (26,7%) berpengetahuan baik, 14 siswa (46,7%) berpengetahuan cukup dan 8 siswa (26,7%) berpengetahuan kurang. Kesimpulan: Tingkat Pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali dapat dikategorikan dalam pengetahuan cukup. Faktor pendorong dan penghambat yaitu pendidikan, umur, pekerjaan, lingkungan dan sosial budaya. Kata kunci : Pengetahuan, ibu nifas, cara peningkatan produksi ASI Kepustakaan : 15 literatur (Tahun 2005-2015 )
v
MOTTO
1.
Jangan pernah malu untuk maju karena malu menjadikan kita takkan pernah mengetahui dan memahami segala sesuatu hal akan hidup ini.
2.
Kerjakan pekerjaanmu dengan niat tulus dan penuh keikhlasan, maka akan kamu terima hasil yang memuaskan. Jika kamu mengerjakan dengan keterpaksaan makahasilnya pun akan berantakan.
PERSEMBAHAN Dengan segala rendah hati, karya tulis ilmiah ini persembahkan : A. Allah SWT yang memberikan petunjuk kelancaran dan kemudahan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini. B. Bapak dan Ibu tercinta, terimakasih atas doa, kasih sayang yang tak terhingga dan selalu memberikan yang terbaik. C. Sahabatku tercinta Titik, Yuli, Atik terima kasih atas semangat yang kalian berikan. D. Teman – teman seperjuangan DIII KEBIDANAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA . E. Almamater tercinta STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA PRODI D III KEBIDANAN. F. Bu Riadini Wahyu Utami S.ST terimakasih selama ini telah sabar membimbing dan berbagi pengalaman.
vi
CURICULUM VITAE
Nama
: Sulasih
Tempat / Tanggal Lahir
: Sragen, 08 Juli 1995
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Sidorejo, Rt 14 Rw 4 Butuh Dawung Jenar Sragen
Riwayat Pendidikan A. SD N DAWUNG 3
Lulus tahun 2006
B. SMPN 1 JENAR
Lulus tahun 2009
C. SMAN 1 TANGEN
Lulus tahun 2012
D. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Angkatan 2012
vii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................
iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................
iv
ABSTRAK ......................................................................................................
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................
vii
CURICULUM VITAE ...................................................................................
viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ..
ix
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xiv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. LatarBelakang...........................................................................
1
B. RumusanMasalah .....................................................................
3
C. TujuanPenelitian .......................................................................
3
D. ManfaatPenelitian .....................................................................
4
E. KeaslianPenelitian ....................................................................
5
TINJAUAN PUSTAKA A. TinjauanTeori ...........................................................................
6
B. KerangkaTeori ..........................................................................
30
C. KerangkaKonsep ......................................................................
31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. JenisdanRancanganPenelitian...................................................
32
B. LokasidanWaktuPenelitian .......................................................
32
C. Populasi, SampeldanTeknikPengambilanSampel ....................
33
D. Variabelpenelitian.....................................................................
34
E. DefinisiOperasional ..................................................................
34
F. InstrumenPenelitian ..................................................................
35
viii
G. TeknikPungumpulan Data .......................................................
38
H. MetodePengolahandanAnalisis Data ........................................
39
I. EtikaPenelitian ..........................................................................
42
J. JadwalPenelitian .......................................................................
43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V
A. GambaraUmumTempatPenelitian ............................................
44
B. HasilPenelitian ..........................................................................
44
C. Pembahasan ..............................................................................
47
D. Keterbatasan .............................................................................
50
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...............................................................................
51
B. Saran .........................................................................................
51
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Perbedaan Komposisi antara kolostrum, ASI transisi, ASI matur ...
16
Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian .......................................................
34
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner..........................................................................
36
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur ..........................................
44
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan .................................
45
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan. ..................................
45
Tabel 4.4 Hasil Pengolahan Data. ....................................................................
46
x
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1
Kerangka Teori ......................................................................... 30
Gambar 2.2
Kerangka Konsep ..................................................................... 31
xi
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Jadwal Penelitian Lampiran 2 : Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3 : Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 4 : Wawancara Studi Pendahuluan Lampiran 5 : Surat Permohonan Ijin Uji Validitas Dan Reliabilitas Lampiran 6 : Surat Keterangan Uji Validitas Dan Reliabilitas Lampiran 7 : Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 8 : Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 9 : Surat Permohonan Menjadi Responden Lampiran 10 :Surat Persetujuan Responden Lampiran 11 :Kuesioner Penelitian Lampiran 12 :Pedoman Penskoran Kuesioner Lampiran 13 : Tabulasi Kuesioner Uji Validitas Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Peningkatan Produksi ASI di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali Lampiran 14 : Hasil Uji Validitas Lampiran 15 :Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 16 : Tabulasi Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Peningkatan Produksi ASI di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali Lampiran 17 : Hasil Uji Statistik Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Peningkatan Produksi ASI di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali Lampiran 18: Dokumentasi Penelitian Lampiran 19 : Lembar Konsultasi
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu ( Saleha, 2009 ). Menyusui merupakan suatu proses alamiah, namun sering ibu - ibu tidak berhasil menyusui atau menghentikan menyusui lebih dini ( Marmi, 2012 ). Sebagian besar ahli kesehatan berpendapat bahwa keberhasilan menyusui tidaklah semata - mata tergantung pada faktor ibu dan bayi. Keberhasilan ini juga dipengaruhi oleh lingkungan, terutama dukungan dari suami. Sesungguhnya pemberian ASI dapat mempengaruhi aspek kejiwaan dan batiniah ibu, bayi, dan suami ( Prasetyono, 2012 ). Pada masa modern seperti ini, sebagian ibu muda merasa enggan menyusui anak. Sebenarnya, gejala tersebut sudah membudaya sekian lama, terutama di kota - kota besar. Tindakan ini menyebabkan anak mudah terserang penyakit, karena daya tahan tubuh lemah. Ada beberapa faktor yang membuat sebagian ibu tidak menyusui anaknya yaitu gencarnya kampanye produsen susu dan makanan pengganti ASI, kurangnya pengetahuan para ibu terhadap pemberian makanan kepada anak, ketiadaan perhatian yang sungguh
1
2
sungguh dari para ahli kesehatan untuk menggalakkan kebiasaan menyusui anak (Prasetyono, 2012). Dalam promosi susu tersebut, ada sebuah kekeliruan konsep yakni susu formula itu diperlukan oleh ibu yang persediaan air susunya tidak mencukupi kebutuhan anak, sehinnga dibutuhkan susu tambahan yang diproduksi oleh perusahaan susu. Para ibu yang aktif melakukan kegiatan komersial, seperti bekerja dikantor atau pabrik, serta berkecimpung dalam kegiatan sosial yang menyita
waktu
diluar
rumah,
memilih
untuk
menggunakan
susu
formula lantaran dianggap lebih menguntungkan dan membantu mereka ( Prasetyono, 2012 ). ASI merupakan makanan utama bagi bayi, yang sangat dibutuhkan olehnya. Dalam ASI juga terdapat zat - zat yang disebut antibodi, yang dapat melindungi bayi dari serangan penyakit selama ibu menyusuinya, dan beberapa waktu sesudah itu. Bayi yang senantiasa mengkonsumsi ASI jarang mengalami selesma dan infeksi saluran pernafasan atas pada tahun pertama kelahiran, jika dibandingkan dengan bayi yang tidak mengkonsumsinya. Selain itu, ASI juga bisa membantu perkembangan tulang rahang dan otot otot pengunyah (Prasetyono, 2012 ). HasilstudipendahuluanyangdilakukandiBPM Ririn Yuniati Amd.Keb Ngemplak Boyolalipada tanggal 7 November 2014,didapatkandatajumlahibu nifaspada bulanSeptembersampaibulanOktober2014sebanyak33ibunifas.Hasilwawancar aterhadap10responden didapatkan informasi 9 ibu tidak bisa menjawab
3
pertanyaan tentang cara peningkatan produksi ASI dan1ibusudahbisa menjawab pernyataan tentang cara peningkatanproduksiASI. Dari latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian yang bersangkutan dengan produksi ASI sebagai barier pada bayi yang berfungsi sebagai antibody dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Peningkatan Produksi Asi Di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb Sawahan,Ngemplak, Boyolali”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb Ngemplak, Boyolali?”.
C. Tujuan Penelitian 1.
Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI.
2.
Tujuan Khusus a.
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI dengan kategori baik.
b.
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI dengan kategori cukup.
4
c.
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI dengan kategori kurang.
d.
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI.
D. Manfaat Penelitian 1.
Bagi ilmu pengetahuan Dapat memperluas atau memperkaya wawasan bagi dunia ilmu pengetahuan di bidang kesehatan khususnya tentang cara peningkatan produksi ASI.
2.
Bagi peneliti Untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari perkuliahan dan pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian tentang tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI.
3.
Bagi Intitusi a. Bagi pendidikan Dapat
digunakan
sebagai
sumber
bacaan
untuk
penelitian
selanjutnya atau dijadikan referensi khususnya tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI. b. Bagi BPM Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI.
5
E. Keaslian Penelitian 1.
Fabona (2012), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Peningkatan Produksi ASI Di BPS Diyah Sumarmo Desa Tanjungsari
Kecamatan
Banyudono
Kabupaten
Boyolali”.
Jenis
penelitian adalah penelitian diskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas di BPS Dyah Sumarmo Boyolali Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali pada bulan Mei sampai Juni 2012, yaitu sebanyak 34 ibu nifas. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah Sampling Jenuh. Penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup yang diisi langsung oleh responden. Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 5 responden (14,7%) dengan pengetahuan baik tentang cara peningkatan produksi ASI, pengetahuan cukup tentang cara peningkatan ASI 23 responden (67,6%) dan pengetahuan kurang tentang cara peningkatan produksi ASI sebanyak 6 responden (17,7%). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada lokasi penelitian, waktu penelitian dan hasil penelitian sedangkan persamaannya terletak pada judul penelitian, jenis penelitian dan teknik penelitian. 2.
Atmawati (2010), dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang ASI Dengan Perilaku Perawatan Payudara Postpartum Di Rumah Bersalin An Nissa Surakarta”. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi
6
dalam penelitian ini adalah ibu postpartum di Rumah Bersalin An Nissa Surakarta pada bulan Mei sampai Juni 2010. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu-ibu postpartum di Rumah Bersalin An Nissa Surakarta sebanyak 30 orang yang memenuhi kriteria inklusi. Teknik pengambilan sampling dalam penelitian ini menggunakan teknik non random jenis purposive sampling. Alat pengumpulan data yang digunakan
dalam
penelitian ini adalah kuisioner yang diberikan kepada ibu postpartum. Hasil penelitian menunjukkan kelompok responden berpengetahuan cukup tentang pengetahuan tentang ASI dan berperilaku baik terhadap perawatan payudara sebesar 3,3%. Responden berpengetahuan cukup tentang pengetahuan ASI dan berperilaku baik terhadap perawatan payudara sebesar 16,7%. Responden berpengetahuan baik tentang ASI dan berperilaku baik terhadap perawatan payudara sebesar 50%. Sedangkan responden yang berpengetahuan kurang tentang ASI dan berperilaku tidak baik terhadap perawatan payudara sebesar 10%. Responden yang berpengetahuan cukup dan berperilaku tidak baik terhadap perawatan payudara sebesar 20%. Dan responden yang berpengetahuan baik tentang ASI berperilaku tidak baik terhadap perawatan payudara sebesar 0%. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sebelumnya terletak pada judul penelitian, lokasi penelitian, waktu penelitian dan jumlah responden sedangkan persamaannya terletak pada jumlah responden dan instrument penelitian.
BABII TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Pengetahuan a) Pengertian Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia atau hasil tahu seseorang
terhadap
objek
melalui
indera
yang
dimilikinya
(mata, hidung, telinga dan sebagainya) dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera penglihatan (mata) (Notoatmodjo,2010). b) Tingkatan Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010),pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu: 1) Tahu(Know) Tahu diartikan sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu, untuk mengetahui atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan.
7
8
2) Memahami (Comprehension) Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tetapi orang tersebut, tidak sekedar menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat menginterprestasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut. 3) Aplikasi (Aplication) Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain. 4) Analisa (Analisys) Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponenkomponen yang terdapat pada suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan atau memisahkan, mengelompokan, membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan terhadap objek tersebut. 5) Sintesis (sintesys) Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari suatu komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu komponen untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi.
9
6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi berkaitan dengan komponen seseorang
untuk
melakukan justivikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya atau norma-norma yang berlaku di masyarakat. c) Faktor-faktor yan g Mempengaruhi Pengetahuan Faktor
yang
mempengaruhi
pengetahuan
menurut
(Wawan dan Dewi, 2010) yaitu : 1) Faktor Internal a) Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. b) Pekerjaan Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang dan kehidupan keluarga. c) Umur Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.
10
2) Faktor Eksternal a) Faktor lingkungan Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. b) Sosial budaya Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi. d) Cara memperoleh pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010), dalam memperoleh pengetahuan dibagi dalam 2 kelompok : 1) Cara Tradisional Cara ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukan metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematik dan logis. Cara- cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain, meliputi : a) Cara Coba Salah (Trial and Eror) Cara ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Pengalaman yang diperoleh melalui penggunaan metode ini banyak membantu perkembangan berfikir dan kebudayaan manusia kearah yang lebih sempurna.
11
b) Cara Kekuasaan atau Otoritas Pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemuka agama, maupun ahli ilmu pengetahuan. Para pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintah, tokoh agama maupun ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya mempunyai mekanisme yang sama didalam penemuan pengetahuan. c) Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu. d) Melalui Jalan Pikiran Kebenaran pengetahuan dapat diporeh manusia dengan menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun
deduksi
yang
merupakan
cara
melahirkan
pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataanpernyatan yang dikemukakan dan dicari hubunganya sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan. 2) Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan dewasa ini lebih sistematis, logis dan murah. Cara ini
12
disebut
metode
penelitian
ilmiah
atau
lebih
populer
(research methodology). 2. Nifas a.
Pengertian Masa Nifas Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu. Masa nifas (puerperium), berasal dari bahasa latin , yaitu puer yang artinya bayi dan parous yang artinya melahirkan atau berarti masa sesudah melahirkan. Periode masa nifas (puerperium) adalah periode waktu selama 6-8 minggu setelah persalinan. Proses ini dimulai setelah selesainya persalinan dan berakhirnya alat-alat reproduksi kembali seperti keadaan sebelum hamil/tidak hamil sebagai akibat dari adanya perubahan fisiologi dan psikologi karena proses persalinan (Saleha, 2009).
b.
Tujuan Masa Nifas Tujuan dari pemberian asuhan kebidanan pada masa nifas adalah sebagai berikut : 1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis. 2) Mendeteksi masalah, mengobati, dan merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
13
3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, imunisasi, serta perawatan bayi sehari-hari. 4) Memberikan pelayanan KB (Saleha, 2009). c. Tahap Masa Nifas Tahapan yang terjadi pada masa nifas adalah sebagai berikut : 1) Periode immediate postpartum Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini sering terdapat banyak masalah, misalnya perdarahan karena atonia uteri. Oleh karena itu, bidan dengan teratur harus melakukan pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran lokia, tekanan darah, dan suhu. 2) Periode early postpartum (24 jam- 1 minggu) Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik. 3) Periode late postpartum ( 1 minggu -5 mnggu) Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari serta konseling KB (Saleha, 2009).
14
3. Peningkatan Produksi ASI a.
Pengertian Produksi ASI Pengeluaran air susu dimulai atau dirangsang oleh isapan mulut bayi pada puting payudara ibu. Gerakan-gerakan tersebut merangsang kelenjar pituitary anterior untuk-memproduksi sejumlah prolaktin, yaitu hormon utama yang mengendalikan pengeluaran air susu. Proses pengeluaran air susu juga tergantung pada let down reflex, dimana isapan puting dapat merangsang serabut otot halus di dalam dinding saluran susu agar membiarkan susu dapat mengalir secara lancar. Keluarnya air susu terjadi sekitar hari ketiga setelah bayi lahir, dan kemudian terjadi peningkatan aliran susu yang cepat pada minggu pertama, meskipun kadang-kadang agak tertunda sampai beberapa hari. Larangan bagi bayi untuk mengisap puting ibu akan banyak menghambat keluarnya air susu, sementara menyusui bayi menurut permintaan bayi secara naluriah akan memberikan hasil yang baik. Kegagalan dalam perkembangan payudara secara fisiologis untuk menampung air susu serta adanya faktor kelainan anatomis yang mengakibatkan kegagalan dalam menghasilkan air oleh
susu
ternyata
kelenjar
sangat
payudara
jarang wanita
terjadi. melalui
ASI
dihasilkan
proses
laktasi
(Proverawati dan Rahmawati, 2010). Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi, diskresi, dan
15
pengeluaran ASI sampai pada proses bayi menghisap dan menelan ASI (Marmi, 2012). 1) Tanda ASI Cukup a) Bayi kencing setidaknya 6 kali dalam sehari dan warnanya jernih sampai kuning muda. b) Bayi sering buang air besar berwarna kekuningan “berbiji” c) Bayi tampak puas, sewaktu-waktu merasa lapar, bangun dan tidur cukup. Bayi setidaknya menyusui 10-12 kali dalam 24 jam d) Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali selesai menyusui. e) Ibu dapat merasakan geli karena aliran ASI, setiap kali bayi mulai menyusu. f)
Bayi bertambah berat badannya. (Sulistyawati, 2009)
b.
Komposisi Gizi dalam ASI ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Air susu ibu khusus dibuat untuk bayi manusia. Kandungan gizi dari ASI sangat khusus dan sempurna serta sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang bayi. ASI dibedakan dalam tiga stadium yaitu: a) Kolustrum Kolustrum adalah air susu yang pertama kali keluar. Kolustrum ini disekresi oleh kelenjar payudara pada hari
16
pertama sampai hari ke empat pasca persalinan. Kolustrum merupakan cairan dengan viskositas kental, lengket dan berwarna kekuningan. Kolustrum mengandung tinggi protein, mineral, garam, vitamin A, nitrogen, sel darah putih dan antibodi yang tinggi daripada ASI matur Selain itu, kolustrum masih mengandung rendah lemak dan laktosa. Pro¬tein utama pada kolustrum adalah imunoglobulin (IgG, IgA dan IgM), yang digunakan sebagai zat antibodi untuk mencegah dan menetralisir bakteri, virus, jamur dan parasit. Meskipun kolostrum yang keluar sedikit menurut ukuran kita, tetapi volume kolostrum yang ada dalam payudara mendekati kapasitas lambung bayi yang berusia 1-2 hari. Volume kolostrum antara 150-300 m1/24 jam. Kolostrum
juga
merupakan
pencahar
ideal
untuk
membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan makanan bagi bayi makanan yang akan datang. b) ASI Transisi atau Peralihan ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum ASI matang, yaitu sejak hari ke-4 sampai hari ke-10. Selama dua minggu, volume air susu bertambah banyak dan berubah warna serta komposisinya. Kadar imunoglobulin dan protein menurun, sedangkan lemak dan laktosa meningkat.
17
c) ASI Matur ASI matur disekresi pada hari ke sepuluh dan seterusnya. ASI matur tampak berwarna putih. Kandungan ASI matur relatif konstan, tidak menggumpal bila dipanaskan. Air susu yang mengalir pertama kali atau saat lima menit pertama disebut foremilk. Foremilk lebih encer. Foremilk mempunyai kandungan rendah lemak dan tinggi laktosa, gula, protein, mineral dan air. Selanjutnya, air susu berubah menjadi hindmilk. Hindmilk kaya akan lemak dan nutrisi. Hindmilk membuat bayi akan lebih cepat kenyang. Dengan demikian, bayi akan membutuhkan keduanya, baik foremilk maupun hindmilk. Dibawah ini bisa kita lihat perbedaan komposisi antara kolustrum, ASI transisi dan ASI matur. Tabel 2.1 Perbedaan komposisi antara kolostrum, ASI transisi dan ASI matur Kandungan Energi (kgkal) Laktosa (gr/100 ml) Lemak (gr/100 ml) Protein (gr/100 ml) Mineral (gr/100 ml) Immunoglubin Ig A (mg/100 m4) Ig G (mg/100 ml) Ig M (mg/100 ml) Lisosin (mg/100 ml) Laktoferin, Sumber: Marmi (2012)
Kolustrum
Transisi
ASI matur
57,0 6,5 2,9 1,195 0,3
63,0 6,7 3,6 0,965 0,3
65,0 7,0 3,8 1,324 0,2
335,9 5,9 17,1 14,2-16,4 420-520
-
119,6 2,9 2,9 24,3-27,5 250-270
18
c.
Manfaat Menyusui 1) Manfaat bagi bayi a) ASI mengandung komponen perlindungan terhadap infeksi, mengandung protein yang spesifik untuk perlindungan terhadap alergi dan merangsang sistem kekebalan tubuh. b) Komponen ASI sangat baik karena mempunyai kandungan protein, karbonhidrat, lemak dan mineral yang seimbang. c) ASI memudahkan kerja pencernaan, mudah diserap oleh usus bayi serta mengurangi timbulnya gangguan pencernaan seperti diare atau sembelit. d) Bayi yang minum ASI mempunyai kecenderungan memiliki berat badan ideal. e) ASI mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi termasuk untuk kecerdasan bayi. f)
Secara alamiah ASI memberikan kebutuhan yang sesuai dengan usia kelahiran bayi.
g) ASI bebas kuman karenadiberikan langsung dari payudara sehingga kebersihannya terrjamin. h) ASI mengandung banyak kadar selenium yang melindungi gigi dari kerusakan.
19
i)
Menyusui akan melatih daya hisap dan membantu mengurangi insiden maloklusi dan membentuk otot pipi yang baik.
j)
ASI memberikan keuntungan psikologis.
k) Suhu ASI sesuai dengan kebutuhan bayi. 2) Manfaat untuk ibu a) Aspek kesehatan ibu (1) Membantu mempercepat pengembalian uterus ke bentuk semula dan mengurangi perdarahan post partum karena isapan bayi pada payudara akan merangsang kelenjar
hipopise
untuk
mengeluarkan
hormon
oksitosin. Oksitosin bekerja untuk kontraksi saluran ASI pada kerlenjar air susu dan merangsang kontraksi uterus. (2) Menyusui secara teratur akan menurunkan berat badan secara bertahap karena pengeluaran energi untuk ASI dan
proses pembentukannya akan mempercepat
kehilangan lemak. (3) Pemberian ASI yang cukup lama dapat memperkecil kejadian karsinoma payudara dan karsinoma ovarium. b) Aspek keluarga berencana Pemberian ASI secara esklusif dapat berfungsi sebagai kontrasepsi karena isapan bayi merangsang hormon
20
prolaktin yang menghambat terjadinya ovulasi sehingga menunda kesuburan. c) Aspek psikologis Menyusui memberikan rasa puas, bangga dan bahagia pada ibu yang berhasil menyusui bayinya dan memperkuat ikatan batin antara ibu dan anak. 3) Manfaat untuk keluarga a) Aspek ekonomi Mengurangi biaya pengeluaran karena ASI tidak perlu dibeli. Mengurangi biaya perawatan sakit karena bayi yang minum ASI tidak mudah terkena infeksi b) Aspek psikologis Memberikan
kebahagiaan
pada
keluarga
dan
dapat
mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga. c) Aspek kemudahan Menyusui sangat praktis karena dapat diberikan setiap saat. 4) Manfaat untuk negara a) Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak Faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi bayi baik, karena ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi.
21
b) Mengurangi subsidi untuk rumah sakit Subsidi untuk rumah sakit berkurang karena rawat gabung akan memperpendek lama rawat ibu dan bayi serta mengurangi komplikasi persalinan dan infeksi nosokomial. c) Mengurangi devisa untuk membeli susu formula ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional, jika semua ibu menyusui dapat menghemat devisa yang seharusnya dipakai untuk membeli susu formula. d) Meningkatkan
kualitas
generasi
penerus
bangsa
anak yang mendapatkan ASI dapat tumbuh kembang secara optimal sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin (Marmi, 2012). d.
Fisiologis Laktasi Pelepasan ASI berada di bawah kendali neuro-endokrin. Rangsangan sentuhan pada payudara (bayi menghisap) akan merangsang produksi oksitosin yang menyebabkan kontraksi sel-sel myoepithel. Proses ini disebut sebagai "refleks prolaktin" atau milk production reflect yang rnembuat ASI tersedia bagi bayi. Dalam hari¬hari dini, Iaktasi refleks ini tidak dipengaruhi oleh keadaan emosi ibu. Nantinya, reflek ini dapat dihambat oleh keadaan emosi ibu bila is merasa takut, lelah, malu, merasa tidak pasti, atau bila merasakan nyeri.
22
Hisapan bayi memicu pelepasan ASI dari alveolus mamae melalui duktus ke sinus lactiferous.Hisapan merangsang produksi oksitosin oleh kelenjar hypofisis posterior.Oksitosin memasuki darah dan menyebabkan kontraksi sel-sel khusus (sel-sel myoepithel) yang mengelilingi alveolus mamae dan duktus lactiferous. Kontraksi selsel khusus ini mendorong ASI keluar dari alveoli melalui duktus lactiferous menuju sinus lactiferous, tempat ASI akan disimpan. Pada saat bayi menghisap, ASI di dalam sinus tertekan keluar, ke mulut bayi. Gerakan ASI dari sinus ini dinamakan let down reflect atau"pelepasan". Pada akhirnya, let down dapat dipacu tanpa rangsangan hisapan. Pelepasan dapat terjadi bila ibu mendengar bayi menangis atau sekadar memikirkan tentang bayinya (Sulistyawati, 2009). e.
Gizi Ibu Menyusui Menurut (Saleha, 2009), Ibu yang menyusui harus memenuhi kebutuhan akan gizi sebagai berikut : 1) Mengonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari 2) Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, , mineral, dan vitamin yang cukup 3) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari 4) Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi, setidaknya selama 40 hari pasca persalinan
23
5) Minum kapsul vitamin A 200.000 unit agar dapat memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI f.
Cara Menyusui yang Benar Tujuan menyusui yang benar adalah untuk merangsang produksi susu memperkuat refleks menghisap bayi. Posisi: 1) Posisi madona atau menggendong: bayi berbaring menghadap ibu, leher dan punggung atas bayi diletakkan pada lengan bawah lateral payudara. Ibu menggunakan tangan lainnya untuk memegang payudara jika diperlukan. 2) Posisi football atau mengepit: bayi berbaring atau punggung melingkar antara lengan dan samping dada ibu. Lengan bawah dan tangan ibu menyangga bayi, dan ia menggunakan tangan sebelahnya untuk memegang payudara jika diperlukan. 3) Posisi berbaring miring: ibu dan bayi berbaring miring saling berhadapan. Posisi ini merupakan posisi yang paling aman bagi ibu yang mengalami penyembuhan dari proses persalinan melalui pembedahan Tahap tata laksana menyusui 1) Posisi badan ibu dan bayi a) Ibu harus duduk atau berbaring dengan santai b) Pegang bayi pada belakang bahunya,tidak pada dasar kepala c) Putar seluruh badan bayi sehingga menghadap ke ibu
24
d) Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara ibu e) Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu f) Dengan posisi ini maka telinga bayi akan berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi g) Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu bagian dalam 2) Posisi mulut bayi dan puting susu ibu a) Keluarkan ASI sedikit oleskan pada puting susu dan areola Pegang payudara dengan pegangan seperti membentuk huruf C yaitu payudara dipegang dengan ibu jari dibagian atas dan jari yang lain menopang dibawah atau dengan pegangan seperti gunting (puting susu dan areola dijepit oleh jari telunjuk dan jari tengah seperti gunting) dibelakang areola b) Sentuh pipi atau bibir bayi untuk merangsang rooting refleks (reflek menghisap) c) Tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar ,dan lidah menjulur kebawah d) Dengan cepat dekatkan bayi ke payudara ibu dengan menekan bahu belakang bayi bukan belakang kepala e) Posisikan puting susu diatas bibir atas bayi dan berhadaphadapan dengan hidung bayi
25
f) Kemudian arahkan puting susu keatas menyusuri langitlangit mulut bayi g) Usahakan sebagian besar areola masuk ke mulut bayi, sehingga puting susu berada diantara pertemuan langitlangit yang keras (palatum durum) dan langit-langit yang lunak (palatum molle) h) Lidah bayi akan menekan dinding bawah payudara dengan gerakan memerah sehingga ASI akan keluar i) Setelah bayi menyusu atau menghisap payudara dengan baik,payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi j) Beberapa ibu sering meletakkkan jarinya pada payudara dengan hidung bayi dengan maksud untuk memudahkan bayi bernafas.hal ini tidak perlu karena hidung bayi telah dijauhkan dari payudara dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu k) Dianjurkan tangan ibu yang bebas untuk mengelus-elus bayi (Marmi,2012) g.
Cara Meningkatkan Produksi ASI Upaya memperbanyak ASI menurut (Marmi, 2012)adalah: 1) Menyusui bayi setiap 2 jam siang dan malam hari dengan lama menyusui 10-15 menit di setiap payudara 2) Bangunkan bayi, lepaskan baju yang menyebabkan rasa gerah, dan duduklah selama menyusui
26
3) Pastikan bayi menyusui dalam posisi menempel yang baik dan dengarkan suara menelan yang aktif 4) Susui bayi di tempat yang tenang dan nyaman dan minumlah setiap kali habis menyusui. 5) Tidurlah bersebelahan dengan bayi 6) Ibu harus meningkatkan istirahat dan minum 7) Pertugas kesehatan harus mengamati ibu yang menyusui bayinya dan mengoreksi setiap kali terdapat masalah pada posisi penempelan 8) Yakinkan bahwa ia dapat memproduksi susu lebih banyak dengan melakukan hal-hal tersebut h.
Hal-hal yang Mempengaruhi Produksi ASI Hal-hal
yang
mempengaruhi
produksi
ASI,
menurut
(Marmi, 2012) adalah: 1) Makanan. Makanan yang dikonsumsi ibu menyusui sangat berpengaruh terhadap produksi ASI. Apabila makanan yang ibu makan cukup akan gizi dan pola makan yang teratur, maka produksi ASI akan berjalan dengan lancar. 2) Ketenangan jiwa dan pikiran. Untuk memproduksi ASI yang balk, maka kondisi kejiwaan dan pikiran harus tenang. Keadaan psikologis ibu yang tertekan, sedih dan tegang akan menurunkan volume ASI.
27
3) Penggunaan alat kontrasepsi. Penggunaan alat kontrasepsi pada ibu menyusui, perlu diperhatikan agar tidak mengurangi produksi ASI. Contoh alat kontrasepsi yang bisa digunakan adalah kondom, IUD, pil khusus menyusui ataupun suntik hormonal 3 bulanan. 4) Perawatan payudara. Perawatan
payudara
bermanfaat
merangsang
payudara
mempengaruhi hipofise untuk mengeluarkan hormon prolaktin dan oksitosin. 5) Anatomis payudara. Jumlah lobus dalam payudara juga mempengaruhi produksi ASI. Selain itu, perlu diperhatikan juga bentuk anatomis papila atau puting susu ibu. 6) Faktor fisiologi. ASI terbentuk oleh karena pengaruh dari hormon prolaktin yang menentukan produksi dan mempertahankan sekresi air susu. 7) Pola istirahat. Faktor istirahat mempengaruhi produksi dan pengeluaran ASI. Apabila kondisi ibu terlalu capek, kurang istirahat maka ASI juga berkurang. 8) Faktor isapan anak atau frekuensi penyusuan Semakin sering bayi menyusu pada payudara ibu, maka produksi dan pengeluaran ASI akan semakin banyak. Akan
28
tetapi, frekuensi penyusuan pada bayi prematur dan cukup bulan berbeda. Studi mengatakan bahwa pada produksi ASI bayi prematur akan optimal dengan pemompaan ASI lebih dari 5 kali per hari selama bulan pertama setelah melahirkan. Pemompaan dilakukan karena bayi prematur belum dapat menyusu. Sedangkan pada bayi cukup bulan frekuensi penyusuan 10 ± 3 kali perhari selama 2 minggu pertama setelah melahirkan berhubungan dengan produksi ASI yang cukup. Sehingga direkomendasikan penyusuan paling sedikit 8 kali perhari pada periode awal setelah melahirkan.Frekuensi penyusuan ini berkaitan dengan kemampuan stimulasi hormon dalam kelenjar payudara. 9) Faktor obat-obatan Tidak semua obat dapat dikonsumsi oleh ibu menyusui, sebaiknya ibu menyusui hanya meminum obat atas instruksi dokter atau tenaga kesehatan. 10) Berat lahir bayi. Bayi berat lahir rendah (BBLR) mempunyai kemampuan menghisap ASI yang lebih rendah dibanding bayi yang berat lahir normal (> 2500 gr). Kemampuan mengisap ASI yang lebih rendah ini meliputi frekuensi dan lama penyusuan yang lebih rendah
dibanding bayi
berat
lahir
normal
yang akan
29
mempengaruhi stimulasi hormon prolaktin dan oksitosin dalam memproduksi ASI. 11) Umur kehamilan saat melahirkan. Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi poduksi ASI.Hal ini disebabkan bayi yang lahir prematur (umur kehamilan kurang dari 34 minggu) sangat lemah dan tidak mampu menghisap secara efektif sehingga produksi ASI lebih rendah daripada bayi yang lahir cukup bulan. Lemahnya kemampuan menghisap pada bayi prematur dapat disebabkan berat badan yang rendah dan belum sempurnanya fungsi organ 12) Konsumsi rokok dan alkohol. Merokok
dapat
mengurangi
volume
ASI
karena
akan
mengganggu hormon prolaktin dan oksitosin untuk produksi ASI. Merokok akan menstimulasi pelepasan adrenalin dimana adrenalin akan menghambat pelepasan oksitosin. (Marmi, 2012) i.
Volume Produksi ASI Volume pengeluaran ASI pada minggu¬minggu pertama bayi lahir biasanya banyak, tetapi setelah itu sekitar 450-650 ml. Seorang bayi memerlukan sebanyak 600 ml susu per hari. Jumlah tersebut dapat dicapai dengan menyusui bayinya selama 4-6 bulan pertama.Karena itu selama kurun waktu tersebut ASI mampu memenuhi kebutuhan gizinya. Setelah enam bulan volume
30
pengeluaran susu menjadi menurun, sejak saat itu kebutuhan gizi tidak lagi dapat dipenuhi oleh ASI saja dan harus mendapat makanan tambahan. Dalam keadaan produksi ASI telah normal, volume susu yang terbanyak yang dapat diperoleh adalah lima menit pertama. Penyedotan atau pengisapan oleh bayi biasanya berlangsung sampai 15-25 menit. Berdasarkan kenyataan, perhitungan sederhana mengenai berapa jumlah air susu ibu yang diperlukan oleh bayi adalah sebagai berikut : Bayi normal memerlukan 160-165 ml ASI per kilogram berat badan per hari. Dengan demikian, bayi dengan berat 4 kg memerlukan 660 ml ASI per hari dan 825 ml per hari untuk bayi dengan berat 5 kg. Ibu-ibu harus disarankan untuk mengkonsumsi makanan yang baik, bila memungkinkan ibu mengkonsumsi makanan yang paling bergizi yang dapat diadakan oleh keluarga.Jumlah energi untuk keperluan menyusui per hari adalah 500-600 kkal atau kira-kira ¼ lebih banyak dari yang dikonsumsi ibu secara nomal (Proverawati & Rahmawati, 2010).
31
B. KerangkaTeori
1.
Pengertian
2.
Tingkat
1. Pengertian Masa Nifas 2. Tujuan Masa Nifas 3. Tahap Masa Nifas
Pengetahuan 3.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
4.
Peningkatan Produksi ASI
Nifas
Pengetahuan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Cara Memperoleh
8.
Pengetahuan 9.
Gambar2.1KerangkaTeori Sumber:Notoatmodjo,2010
Pengertian Produksi ASI Komposisi Gizi dalam ASI Manfaat Menyusui Fisiologis Laktasi Gizi Ibu Menyusui Cara Menyusui yang Benar Cara Meningkatkan Produksi ASI Hal-hal yang Mempengaruhi Produksi ASI Volume Produksi ASI
32
C. Kerangka Konsep penelitian Baik Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas
Kurang Cukup
1. Faktor Internal a. Pendidikan b. Pekerjaan c. Umur 2. Faktor Eksternal a. Faktor Lingkungan b. Faktor Sosial Budaya
Keterangan: = Diteliti = Mempengaruhi
Gambar2.2 Kerangka Konsep
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini akan menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Deskriptif
yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk
mendiskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi didalam masyarakat.
Metode
ini
digunakan
untuk
memecahkan
atau
menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang (Notoatmodjo, 2012). Kuantitatif adalah data yang dipaparkan dalam bentuk angka – angka (Riwidikdo, 2012). Penelitian ini menggambarkan Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Peningkatan Produksi Asi di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb Sawahan Ngemplak Boyolali.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi penelitian Lokasi penelitian adalah tempat atau lokasi dilakukan penelitian dan sekaligus membatasi ruang lingkup penelitian (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini telah dilaksanakan di BPM Ririn Yunianti, Amd.Keb, Sawahan, Ngemplak, Boyolali. 2. Waktu penelitian Waktu penelitian adalah rencana tentang jadwal yang akan dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya (Hidayat, 2007).
33
34
Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 07 April sampai tanggal 10 Mei 2015.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1.
Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono,2012). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas di BPM Ririn Yunianti, Amd.Keb Sawahan, Ngemplak, Boyolali pada tanggal 07 April sampai tanggal 10 Mei 2015 dengan jumlah 30 Ibu nifas.
2.
Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono,2012). Jika populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10% 15% atau 20% - 25% atau lebih (Arikunto, 2006). Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu nifas di BPM Ririn Yunianti, Amd.Keb Sawahan, Ngemplak, Boyolali pada tanggal 07 April sampai tanggal 10 Mei 2015 dengan jumlah 30 responden.
3.
Tehnik Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini pengambilan sampel di lakukan dengan sampling jenuh. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif
35
kecil kurang dari 30 orang atau peneliti yang membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2012).
D. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga memperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Peningkatan Produksi ASI di BPM Ririn Yunianti,Amd.Keb di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali.
E. Definisi Operasional Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu obyek atau fenomena (Hidayat, 2010).
36
Tabel 3.2
Definisi Operasional Variabel Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Peningkatan Produks ASI di BPM Ririn Yunianti,Amd.KebSawahan,Ngemplak,Boyolali Variabel Definisi Operasional Skala Alat Ukur Kategori Pengetahuan Kemampuan Ordinal Kuesioner 1. Baik bila nilai Ibu Nifas responden untuk responden yang Tentang Cara menjawab : diperoleh(x) ≥ mean + Peningkatan a. Pengertian 1 SD Produksi ASI produksi ASI 2. Cukup bila nilai b. Cara responden yang meningkatkan diperoleh mean – 1 produksi ASI SD≤ x≤ mean + 1 SD c. Hal-hal yang 3. Kurang bila nilai yang mempengaruhi diperoleh(x) < mean – produksi ASI 1 SD d. Volume produksi (Riwidikdo, 2010) ASI F. Instrumen Penelitian Instrumen
penelitian
adalah
alat-alat
yang
digunakan
untuk
pengumpulan data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup yang di isi langsung oleh responden. Kuesioner tertutup adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dengan menyediakan jawaban sehingga responden tinggal memilih jawaban (Arikunto, 2010). Instrumen ini ada 35 soal, dengan menggunakan Skala Guttman. Skala ini merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari pertanyaan atau pernyataan: ya dan tidak, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, benar dan salah. Dimana permasalahan soal tersebut mengenai tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI. Skala Guttman ini umumnya dibuat seperti checklist dengan interpretasi penilaian pernyataan dengan kriteria positif (favorable) yaitu bila menjawab benar nilainya 1 jika menjawab salah
37
nilainya 0 dan kriteria negatif (unfavorable) bila menjawab salah nilainya 1 dan jika menjawab benar nilainya 0. Pengisian kuisioner tersebut dengan memberi
tanda
cetang
(√)
pada
jawaban
yang
dianggap
benar
(Hidayat, 2010). Isi kuesioner terdiri dari pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Peningkatan Produksi ASI. Untuk mengetahui kuesioner penelitian ini berkualitas, terlebih dahulu dilakukan uji validasi dan reliabilitas. Untuk mempermudah dalam menyusun instrumen, maka diperlukan kisi-kisi dari instrumen penelitian ini : Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Peningkatan Produksi ASI di BPM Ririn Yunianti,Amd.Keb Sawahan, Ngemplak, Boyolali. No. Pertanyaan Variabel Indikator Jumlah Favorable Unfavorable Tingkat a. Pengertian 1*,2,3,5 4 5 Pengetahuan produksi ASI Ibu Nifas 7 6*,8,9,10 5 Tentang Cara b. Cara meningkatkan Peningkatan produksi ASI Produksi ASI yang c. Hal-hal mempengaruhi produksi ASI
d. Volume produksi ASI Jumlah Ket*: Item yang tidak valid 1.
11,12,14,16, 19,20,21,23, 25,26,28,33
13,15,17,18, 22,24,27,29, 30,31,32,34, 35
22
33
34,35
3
17
18
35
Uji Validitas Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Sebuah instrumen dikatakan
38
valid sejauh mana mampu mengukur instrumen ini. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus product moment dengan bantuan program komputer SPSS for Windows, dikatakan valid jika nilai rxy hitung > rxy
tabel atau dengan nilai p-value < 0,05
(Riwidikdo, 2013). Menurut Riwidikdo (2012), untuk melakukan uji validitas, minimal dilakukan terhadap 30 orang. Menurut Riwidikdo (2013), rumus product moment adalah
ݎ௫௬ Keterangan:
ேǤσିσǤσ ୀ ඥሼேσ మ ିሺσሻమ ሼேσ మ ିሺσ௬ሻమ ሽ
rxy
: Koefisien korelasi setiap item dengan skor total.
N
: Jumlah responden
X
: Skor pertanyaan
Y
: Skor total
XY
: Skor pertanyaan dikalikan skor total
Uji
validitas
Ngemplak, Boyolali
dilaksanakandi BPM Al-firdaus Kismoyoso, dengan menyebar kuesioner sebanyak 35
butir pernyataan kepada 30 ibu nifas. Dari 35 pernyataan yang telah dilakukan uji validitas didapatkan hanya 33 butir pernyataan yang dinyatakan valid sehingga untuk pernyataan nomor 1 dan 6 tidak valid sehingga untuk 2 pernyataan tersebut tidak digunakan.
39
2.
Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat atau instrumen pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2012). Kuesioner atau angket dikatakan reliabel jika memiliki nilai alpha (α) minimal 0,7 (Riwidikdo, 2013). Untuk menguji realibilitas instrumen peneliti menggunakan Alpa Chronbach dengan bantuan program computer SPSS for Windows. Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:
ݎ
σ್మ ೖ ቃଵି మ ൨ ೖషభ
ୀቂ
Keterangan : rxy
: Rehabilitas instrumen
k
: Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑ϭb2
: Jumlah varians butir
Ϭt2
: Varians total
Dari uji coba reliabilitas dari 30 responden dan 33 soal yang dilakukan di BPM Al-firdaus Kismoyoso, Ngemplak, Boyolalididapatkannilairhitung lebih besar dari nilai alpha cronbach, 0,925> (0,7) sehingga kuesioner dikatakan reliabel.
G. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data akan dilakukan dengan cara memberikan lembar pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner atau angket pada ibu nifas yang ada di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten
40
Boyolali, kemudian menjelaskan tentang cara mengisinya. Responden diminta untuk mengisi kuesioner sampai selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Menurut Riwidikdo (2013), cara memperoleh data dibagi menjadi 2 yaitu data primer dan data sekunder : 1. Data Primer Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari subjek atau objek oleh peneliti. Dalam penelitian ini data primer di dapatkan dari hasil jawaban kuesioner tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI yang diisi oleh ibu nifas di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil pendokumentasian. Data sekunder di dapatkan dari data ibu nifas di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb Sawahan, Ngemplak, Boyolali.
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan Data Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah
pengolahan
data.
Menurut
Notoatmodjo
(2012),
proses
pengolahan data adalah : a.
Editing Hasil wawancara, angket, atau pengamatan dari lapangan harus dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Secara umum
41
editing adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner. b.
Coding Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan pengkodean atau “coding”, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Coding pada penelitian ini peneliti memberikan kode atau tanda pada setiap jawaban untuk mempermudah
dalam
pengolahan
dan
analisis
data
serta
berpedoman pada definisi operasional. c.
Memasukan Data (Data Enty) atau Procesing Data, yakni jawaban–jawaban dari masing–masing responden yang dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau “software” komputer.
d.
Pembersihan Data (Cleaning) Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan– kemungkinan adanya kesalahan–kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.
2. AnalisisData Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisa univariat yaitu menganalisis terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan rentang nilai dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2012).
42
Menurut Riwididikdo (2013), untuk mendapat tiga jawaban kategori yaitu baik cukup kurang maka menggunakan parameter : a.
Baik, bila nilai responden (x) > mean +1 SD
b.
Cukup, bila nilai mean -1 SD ≤ x≤mean +1 SD
c.
Kurang, bila nilai responden (x) < mean -1 SD Menurut Riwidikdo (2013), untuk mencari nilai rata-rata diperoleh
dengan rumus : σ௫
Rumus : X =
Keterangan : X
: Rata-rata (mean)
σݔ
: Jumlah seluruh jawaban responden
N
: Jumlah maksimal yang harus diperoleh responden
Menurut Riwidikdo (2013), simpangan baku (standard deviation) adalah ukuran yang dapat dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilainilai (data) terhadap rata-ratanya. Rumus : ሺσ ݔሻ
ͳ σʹݔ ͳ െ ݊ ݊െͳ
SD = ඨ
Keterangan: SD
: Simpangan baku (standard deviation).
X1
: Nilai responden
n
: Jumlah responden
43
menurut
Riwidikdo
(2010),
skor
prosentase
digunakan
untuk
mengkategorikan data interval dalam beberapa kategori. Rumus : ݊݁݀݊ݏ݁ݎ݄݈݁ݎ݁݅݀݃݊ܽݕݎ݇ݏ
Skor prosentase = ͲͲͳܺ ݄݈݁ݎ݁݅݀ܽݕ݊ݏݑݎ݄ܽ݁ݏ݃݊ܽݕ݉ݑ݉݅ݏ݇ܽ݉ݎ݇ݏ݈ܽݐݐΨ
I.
Etika Penelitian Menurut Hidayat (2007), etika penelitian merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian berhubungan langsung dengan maslah manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan. Masalah etika yang baru diperhatikan antara lain : 1.
Informed Consent Informed
consent
diberikan
sebelum
melakukan
penelitian.
Informed consent ini berupa lembar persetuan untuk menjadi responden. Pemberian informed consent ini bertujuan agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati keputusan tersebut (Hidayat,2007). Pada penelitian ini semua responden akan di beri lembar persetujuan. 2.
Anonimity (Kerahasiaan nama/identitas) Anonimity, berarti tidak perlu mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data (kuisioner). Peneliti hanya menuliskan kode pada
44
lembar pengumpulan data tersebut. Pada penelitian ini peneliti tidak akan mencantumkan
nama
subjek
pada
lembar
pengumpulan
data
(Hidayat,2007). 3.
Confidentiality (kerahasiaan hasil) Sub bab ini menjelaskan masalah-masalah responden yang harus dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu
yang
akan
dilaporkan
dalam
hasil
penelitian
(Hidayat,2007). Penelitian ini kerahasiaan hasil atau informasi yang telah dikumpulkan dari setiap subjek akan dijamin.
J. Jadwal Peneltian Dalam jadwal kegiatan diuraikan langkah-langkah kegiatan ini dari mulai menyusun proposal penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsung tiap kegiatan tersebut (Notoatmodjo, 2012). Jadwal kegiatan penelitian terlampir.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN G. Hasil Penelitian 1.
Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di BPM Ririn Yunianti Amd.keb terletak di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali. BPM Ririn Yunianti Amd.keb adalah salah satu Bidan Praktek Swasta memiliki 1 Bidan. Sarana dan prasarana ruang di BPM Ririn Yunianti terdiri dari 1 Ruang bersalin, Ruang observasi nifas terdiri dari tempat tidur, ruang Poli Kebidanan dan Ruang Tunggu. Pelayanan yang diberikan BPM Ririn Yunianti meliputi pemeriksaan ibu hamil (ANC) oleh bidan, pelayanan ibu bersalin, Imunisasi, Pelayanan Keluarga Berencana, pelayanan kesehatan Ibu dan Anak.
2.
Karakteristik Responden a.
Karakteristik responden berdasarkan umur Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan umur No Umur Responden Presentase (%) 1 < 20 tahun 2 7 2 20 - 35 tahun 22 73 3 > 35 tahun 6 20 30 100 Total Sumber: Data Primer, 2015 Berdasarkan tabel 4.1 diatas mayoritas responden penelitian tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI mempiunyai usia 20-35 tahun yaitu sebanyak 22 responden (73%).
45
46
b.
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan No Pendidikan Responden Presentase (%) 1 SMP 9 30 2 SMA 19 63 3 PT (Perguruan Tinggi) 2 7 Total 30 100 Sumber: Data Primer, 2015 Berdasarkan tabel di atas mayoritas responden penelitian tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI berpendidikan SMA yaitu sebanyak 19 responden (63%).
c.
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan Tabel 4.3 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan No Pekerjaan Responden Persentase (%) 1 IRT 16 53 2 Swasta 12 40 3 PNS 2 7 Total 30 100 Sumber: Data Primer, 2015 Berdasarkan table 4.3 di atas mayoritas responden penelitian tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI mempunyai pekerjaan IRT yaitu sebanyak16 responden (53%).
3.
Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Cara Peningkatan Produksi ASI di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali Setelah dilakukan penelitian didapatkan nilai mean dan standar deviasi,yaitu :
47
Tabel.4.4Mean dan Standar Deviasi Variabel Mean Standar devisiasi Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas 18,86 9,02 Tentang Cara Peningkatan Produksi ASI Sumber: Data Primer 2015 Berikut ini perhitungan kategori pengetahuan responden: a.
Baik,bila nilai yang diperoleh
: (x)>mean+1SD : (x)>18,86 +1.9,02 : (x)>27,88
Jadi pengetahuan baik jika nilai responden >27,88 b.
Cukup,bila nilai yang diperoleh : mean–1SD≤x≤ mean+1SD : 18,86 – 1.9,02≤x≤18,86 +1.9,02 : 9,84 ≤x ≤ 27,88 Jadi pengetahuan cukup jika nilai responden 9,84 < x ≤ 27,88
c.
Kurang,bila nilai yang diperoleh : (x) <mean-1 SD : (x) <18,86–1. 9,02 : (x)<9,84 Jadi pengetahuan kurang jika nilai responden <9,84
Tabel 4.5
Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Cara Peningkatan Produksi ASI di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali No Pengetahuan Jumlah Persentasi (%) 1 Baik 8 27 2 Cukup 14 47 3 Kurang 8 27 30 100 Sumber: Data Primer,2015 Dari penelitian yang telah dilaksanakan di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb Sawahan Ngemplak Boyolali tentang tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI di dapatkan
hasil
bahwa
kebanyakan
responden
pengetahuan cukup yaitu sebanyak 14 responden (47%)
mempunyai
48
H. PEMBAHASAN Berdasarkan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI di BPM Ririn Yunianti Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali mayoritas mempunyai pengetahuan cukup yaitu 14 responden (47%). Menurut Wawan (2010), faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan yaitu pendidikan, pekerjaan, umur, lingkungan dan sosial budaya. Responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 8 responden (26,7%). Menurut data yang didapat dari kuesioner untuk 8 responden tersebut berpendidikan SMA sebanyak 6 responden dan perguruan tinggi sebanyak 2 responden. Menurut Wawan dan Dewi (2010), faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah pendidikan yaitu bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah citacita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Informasi mengenai ASI didapatkan dari internet, televisi, tenaga kesehatan, majalah, guru. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 14 responden (46,7%), menurut data yang didapat dari hasil kuesioner untuk 14 responden tersebut ibu nifas yang berumur kurang dari 20 tahun memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 1 responden, ibu nifas yang berumur 20-35 tahun berpengetahuan cukup sebanyak 10 responden, ibu nifas yang berumur >35 tahun memiliki pengetahuan cukup sebanyak 3 responden. Menurut Wawan dan Dewi (2010), usia mempengaruhi tingkat pengetahuan yaitu semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan
49
bekerja. Informasi mengenai ASI didapatkan dari televisi, radio, tenaga kesehatan, teman. Responden yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 8 responden (26,7%), dimana 7 dari 8 responden tersebut tidak bekerja dan 1 responden dari ibu bekerja. Sesuai dengan Wawan Dewi (2010), pekerjaan dapat mempengaruhi pengetahuan yaitu keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang dan kehidupan keluarga. Kebanyakan responden adalah ibu rumah tangga, sehingga kurang dalam mendapatkan informasi. Informasi mengenai ASI didapatkan dari televisi, radio, tenaga kesehatan, dan teman. Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.Penginderaan terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, raba dengan sendiri. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2010). Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi disekresi dan pengeluaran ASI sampai pada proses bayi menghisap dan menelan ASI. Keluarnya air susu terjadi sekutar hari ketiga setelah bayi lahir. Adapun cara untuk meningkatkan produksi ASI yaitu dengan cara menyusui bayi setiap 2 jam siang dan malam hari dengan lama menyusui 10-15 menit di setiap payudara. Membangunkan bayi dan duduklah selama menyusui. Pastikan posisi bayi menempel yang baik dan dengarkan suara menelan yang aktif. Menyusui bayi ditempat yang tenang dan nyaman. Tidurlah bersebelahan dengan bayi dan harus meningkatkan istirahat dan minum. Petugas kesehatan harus mengamati ibu yang menyusui bayinya dan
50
mengoreksi setiap kali terdapat masalah pada posisi penempelan Wawan dan Dewi (2010). Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali mayoritas berpengetahuan cukup yaitu
14 responden (46,7%), hal ini disebabkan
karena adanya faktor pendidikan, pekerjaan dan usia. Pendidikan dapat diperoleh dari formal maupun non formal yang dapat menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan sehingga responden memiliki pengetahuan cukup. Pekerjaan responden mayoritas adalah IRT, pedagang dan yang memiliki pekerjaan sebagai PNS hanya beberapa saja sehingga pekerjaan seseorang itu dapat mempengaruhi tingkat pengetahuannya. Sebagian besar usia responden antara 20 sampai 30 tahun sehingga semakin banyak umur, pengetahuanpun akan semakin tinggi. Faktor selanjutnya adalah sosial budaya, lingkungan sangat mempengaruhi pengetahuan dimana perkumpulan warga atau tetangga dapat mempengaruhi pola pikir dan kemampuan untuk berkembangnya suatu informasi dan sosial budaya masih sangat erat dimasyarakat saat ini dimana kepercayaan-kepercayaan dimasa lampau masih dilakukan dan dipegang erat oleh masyarakat luas sehingga semakin kuat suatu budaya maka dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fabona (2012), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Peningkatan Produksi ASI di BPS Dyah Sumarmo Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali”. Pada bulan Mei-Juni 2012 mayoritas responden berpengetahuan
51
cukup yaitu 23 responden (68%). Faktor yang mempengaruhinya adalah pendidikan, pekerjaan, umur dan lingkungan.
I.
Keterbatasan Penelitian 1.
Kendala Penelitan Dalam penelitian ini memerlukan waktu yang lama karena harus mendatangi responden dari rumah kerumah.
2.
Keterbatasan Penelitian a.
Variabel Penelitian Variabel penelitian ini merupakan variable tunggal sehingga hasil penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja.
a.
Kuesioner Kuesioner yang digunakan kuesioner tertutup sehingga responden hanya bias menjawab ya atau tidak dan jawaban mereka belum bisa mengukur pengetahuan secara mendalam.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Responden dalam penelitian ini adalah ibu nifas yang bersalin di BPM Ririn Yunianti Amd.keb Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali yang berjumlah 30 responden. 1.
Tingkat pengetahuan baik tentang Cara Peningkatan Produksi ASI di BPM Ririn Yunianti Amd.keb Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali sebanyak 8 responden (26,7%).
2.
Tingkat pengetahuan cukup tentang Cara Peningkatan Produksi ASI di BPM Ririn Yunianti Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali sebanyak 14 responden (46,7%).
3.
Tingkat pengetahuan kurang tentang Cara Peningkatan Produksi ASI di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali sebanyak 8 responden (26,7%).
4.
Faktor pendorong dan penghambat Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Peningkatan Produksi Asi di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb Sawahan Ngemplak Boyolali yaitu pendidikan, pekerjaan, umur, lingkungan dan sosial budaya.
52
53
B. Saran 1.
Bagi Ilmu Pengetahuan Diharapkan hasil penelitian dapat dijadikan bahan masukan untuk menambah teori atau ilmu pengetahuan dibidang kesehatan khususnya tentang cara peningkatan produksi ASI.
2.
Bagi BPM Meningkatkan kualitas pelayanan dalam hal pemberian pendidikan kesehatan terutama mengenai cara peningkatan produksi ASI.
3.
Bagi Responden Diharapkan untuk lebih aktif untuk mengikuti penyuluhan dan lebih banyak mencari informasi tentang cara peningkatan produksi melalui media massa maupun media elektronik.
4.
Bagi peneliti selanjutnya Diharapkan ada penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor lain dan variable-variabel yang berhubungan dengan peningkatan produksi ASI.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Asdi Mahasatya Hidayat, A. 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika 2010. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika Marmi. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas “Peuperium Care”. Yogyakarta: Pustaka Belajar Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta. .2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta Prasetyono, Dwi Sunar. 2012. Buku Pintar ASI Eksklusif. Jogjakarta: DIVA Press Proverawati, A. Rahmawati, E. 2010. Menyusui.Yogyakarta: Nuha Medika
Kopita
Selekta
ASI
dan
Riwidikdo, H. 2012. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika , H. 2013. Statistik Untuk Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka Rihama Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA Sulistyawati, A. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Andi Offset Wawan dan Dewi. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia dilengkapi contoh kuesioner. Yogyakarta: Nuha Medika