TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GOLDEN PERIOD DI POSYANDU MENUJU SEHAT RW 13 NGEMPLAK REJOSARI GILINGAN SURAKARTA
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh : DITA ARYWIDARTI NIM : B12.121
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GOLDEN PERIOD DI POSYANDU MENUJU SEHAT RW 13 NGEMPLAK REJOSARI GILINGAN SURAKARTA
Diajukan Oleh:
Dita Arywidarti NIM : B12.121
Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal ………………
Pembimbing
Riadini Wahyu Utami, S.ST NIK. 201189094
ii
HALAMAN PENGESAHAN
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GOLDEN PERIOD DI POSYANDU MENUJU SEHAT RW 13 NGEMPLAK REJOSARI GILINGAN SURAKARTA
Karya Tulis Ilmiah
Disusun Oleh :
Dita Arywidarti NIM : B12.121 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Akhir Program Studi D III Kebidanan Pada tanggal 2015 PENGUJI I
PENGUJI II
Retno Wulandari, S.ST
Riadini Wahyu Utami, S.ST
NIK. 200985034
NIK. 201189094
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan Mengetahui, Ka.Prodi DIII Kebidanan
Retno Wulandari, S.ST NIK 200985034
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Golden Period Di Posyandu Menuju Sehat RW 13 Ngemplak Rejosari Gilingan Surakarta”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak. Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Retno Wulandari, S.ST, selaku Ketua Prodi DIII STIKes Kebidanan Kusuma Husada Surakarta 3. Riadini Wahyu Utami, S.ST, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis. 4. Ibu A. Mariyati, selaku Kepala Posyandu Menuju Sehat RW 13 Ngemplak Rejosari Gilingan Surakarta, yang telah bersedia memberikan ijin pda penulis dalam pengambilan data dan penelitian. 5. Seluruh dosen dan staff Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan. 6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
iv
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Surakarta,
Juni 2015
Penulis
v
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015 Dita Arywidarti B12.121
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GOLDEN PERIOD DI POSYANDU MENUJU SEHAT RW 13 NGEMPLAK REJOSARI GILINGAN SURAKARTA xiii + 49 halaman + 14 lampiran + 5 tabel + 2 gambar ABSTRAK Latar belakang : Periode emas merupakan masa dimana otak bayi mengalami perkembangan paling cepat sepanjang sejarah kehidupannya. Orangtua wajib untuk memerhatikan proses tumbuh kembang anaknya. Peran orangtua pada saat golden age itu penting dan perlu dioptimalkan, sebab disitulah mereka sudah bisa merekam semua yang dilihat ataupun dirasakan untuk membentuk wataknya. Hasil studi pendahuluan di Posyandu Menuju Sehat RW 13 melalui wawancara dengan 5 ibu diketahui bahwa ibu jarang memberikan stimulasi perkembangan khususnya melalui bermain pada anaknya, karena ibu sibuk mengurus pekerjaan sehingga terdapat 2 anak yang mengalami keterlambatan perkembangan bicara. Tujuan : Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang golden period di Posyandu Menuju Sehat RW 13 Ngemplak Rejosari Gilingan Surakarta. Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan di Posyandu Menuju Sehat RW 13 Ngemplak Rejosari Gilingan Surakarta pada tanggal 10–16 Mei 2015. Sampel sebanyak 60 ibu yang mempunyai anak usia 0 – 3 tahun. Pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data adalah analisis univariat. Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu tentang golden period di Posyandu Menuju Sehat RW 13 Ngemplak Surakarta dalam kategori baik sebanyak 12 orang (20,0%), kategori cukup sebanyak 35 orang (58,3%) dan kategori kurang sebanyak 13 orang (21,7%). Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu tentang golden period di Posyandu Menuju Sehat RW 13 Ngemplak Rejosari Gilingan Surakarta dalam kategori cukup. Kata Kunci: Pengetahuan, ibu, golden period Kepustakaan: 15 literatur (Tahun 2004 s/d 2014)
vi
MOTTO
1. Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus. (Filipi 4:19) 2. Segala perkaradapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku (Filipi 4:13) 3. Kesuksesan itu bukanlah akhir segalanya, namum hanya sebuah pencapaian (Penulis). 4.
Kamu bisa mendapatkan apapun yang kamu inginkan, asalkan mau memperjuangkannya (Penulis). PERSEMBAHAN Dengan segala rendah hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahan : 1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai dan memberkatiku. 2. Ayah dan ibuku tercinta, terima kasih untuk segalanya, doa dan dukunganmu sangatlah berarti bagiku hingga aku melangkah selama ini. 3. Ibu Anis Nurhidayati S,ST,. M.Kes terima kasih untuk segala bimbingan dan nasehatnya. 4. Ibu Riadini Wahyu utami S,ST. terima kasih atas bimbingannya. 5. Kakak dan adikku tercinta, terima kasih untuk segala bentuk suportnya. 6. Kamu, terima kasih juga karena selama ini menampung keluh kesahku, dan terima kasih segala bentuk suportnya. 7. Rista, Ayu, Marantika, Sri Wahyuni, Eni, Fajarita teman setia dan teman curhatku. 8. Kawan-kawan seperjuangan angkatan tahun 2012.
vii
CURICULUM VITAE
Nama
: Dita Arywidarti
Tempat/ Tanggal Lahir : Kendal, 18 Desember 1993 Agama
: Kristen
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat
: Perum PKS Protomulyo Blok.B Kaliwungu Selatan
Institusi
:Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Riwayat Pendidikan 1.
SDN 1 KUTOHARJO
Lulus Tahun 2006
2.
SMPN 1 KALIWUNGU
Lulus Tahun 2009
3.
SMAN 1 KENDAL
Lulus Tahun 2012
4.
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta angkatan 2012
viii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................
iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................
iv
ABSTRAK ......................................................................................................
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................
vii
CURRICULUM VITAE ................................................................................
viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xiii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..........................................................................
1
B. Perumusan Masalah ..................................................................
3
C. Tujuan Penelitian .......................................................................
3
D. Manfaat Penelitian ....................................................................
4
E. Keaslian Penelitian ....................................................................
5
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ..........................................................................
7
1. Pengetahuan.......................................................................
7
2. Periode Emas (Golden Period)..........................................
16
B.
Kerangka Teori ......................................................................
27
C.
Kerangka Konsep Penelitian ..................................................
28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.
Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................
29
B.
Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................
29
C.
Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .............
30
D.
Variabel Penelitian .................................................................
31
E.
Definisi Operasional...............................................................
31
ix
F.
Instrumen Penelitian ..............................................................
32
G.
Teknik Pengumpulan Data ....................................................
35
H.
Metode Pengolahan dan Analisis Data .................................
36
I.
Etika Penelitian .....................................................................
38
J.
Jadwal Penelitian ...................................................................
39
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB V
A.
Gambaran Lokasi Penelitian ..................................................
40
B.
Hasil Penelitian ......................................................................
40
C.
Pembahasan ...........................................................................
44
D.
Keterbatasan Penelitian ..........................................................
47
PENUTUP A.
Kesimpulan ............................................................................
48
B.
Saran .......................................................................................
48
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel .......................................................
31
Tabel 3.2. Kisi – kisi Kuesioner ....................................................................
32
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur .......................................
41
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan ..............................
42
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan.................................
42
Tabel 4.4. Nilai Mean dan Standar Deviasi dengan Program SPSS ..............
43
Tabel 4.5. Distribusi
Frekuensi
Responden
Berdasarkan
Kategori
Pengetahuan Ibu tentang Golden Period ......................................
xi
44
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1. Kerangka Teori........................................................................... 27 Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian ..................................................... 28
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian Lampiran 2. Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3. Surat Balasan Studi Pendahuluan Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 7. Surat Balasan Penggunaan Lahan Lampiran 8. Panduan Wawancara Studi Pendahuluan Lampiran 9. Permohonan Untuk Menjadi Responden Lampiran 10. Persetujuan Penelitian Lampiran 11. Lembar Kuesioner Sebelum Uji Coba Lampiran 12. Lembar Kuesioner Lampiran 13. Kunci Jawaban Lampiran 14. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 15. Hasil Kuesioner Pengetahuan Ibu tentang Golden Period Lampiran 16. Hasil Perhitungan SPSS Lampiran 17. Tabel Korelasi Product Moment Lampiran 18. Dokumentasi Penelitian (foto) Lampiran 19. Lembar Konsultasi
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dari 200 juta anak di bawah usia 5 tahun di negara-negara berkembang, lebih dari sepertiganya tidak terpenuhi potensinya untuk perkembangan. Tidak
terpenuhinya
potensi
perkembangan
anak
diperkirakan
akan
menyebabkan penghasilan anak tersebut di usia dewasa berkurang sebanyak 20% sehingga akan berimplikasi pada perkembangan nasional suatu bangsa. Terdapat empat faktor risiko yang mempengaruhi perkembangan anak-anak di negara berkembang yaitu malnutrisi kronis berat, stimulasi dini yang tidak adekuat, defisiensi yodium dan anemia defisiensi besi (Christiari, dkk, 2013). Tumbuh kembang anak ditandai dengan pertumbuhan (growth) dan perkembangan (development) yaitu tinggi badan, lingkar kepala, perubahan fungsi tubuh, perkembangan fisik, kognitif, emosi, dan sosial. Periode penting dalam proses tumbuh kembang anak yang merupakan masa emas kehidupan individu disebut dengan the golden period (Mesrani, dkk, 2013). Periode emas merupakan masa dimana otak bayi mengalami perkembangan paling cepat sepanjang sejarah kehidupannya. Periode emas hanya satu kali ini sekaligus menjadi kunci perkembangan potensi dan kecerdasan anak di masa-masa selanjutnya. Periode emas perkembangan otak atau golden years merupakan masa yang sangat penting. Pada masa inilah struktur yang paling pesat. Nutrisi dan stimulasi akan sangat berpengaruh
1
2
terhadap kecerdasan kreativitas dan perilaku anak. Dikatakan masa emas karena pada masa ini tidak kurang 100 miliyar sel otak siap untuk distimulasi agar kecerdasan seseorang dapat berkembang secara optimal dikemudian hari (Fitriyah dan Hapsari, 2011). Orangtua wajib untuk memerhatikan proses tumbuh kembang anaknya. Peran orangtua pada saat golden age itu penting dan perlu dioptimalkan, sebab disitulah mereka sudah bisa merekam semua yang dilihat ataupun dirasakan untuk membentuk wataknya (Muftiarini, 2013). Orangtua, khususnya ibu, memiliki peranan penting dalam memberikan stimulasi perkembangan pada anaknya. Keterlibatan aktif ibu dalam memberikan stimulasi menunjukkan hasil yang lebih baik bagi perkembangan anak, dan disarankan stimulasi haruslah dilaksanakan dengan perhatian dan penuh kasih sayang, bersifat umpan balik, serta dilakukan setiap hari. Pengetahuan ibu dalam memberikan stimulasi bermain sangat diperlukan, agar ibu dapat memberikan stimulasi bermain yang tepat dan sesuai dengan tahap tumbuh kembang anak sehingga diharapkan anak dapat mencapai tumbuh kembangnya yang optimal (Mesrani, dkk, 2013) Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Posyandu Menuju Sehat RW 13 Ngemplak Rejosari Gilingan diketahui bahwa ibu yang mempunyai anak usia 0 – 3 tahun yang terdaftar di Posyandu Menuju Sehat RW 13 Ngemplak Rejosari Gilingan yaitu sebanyak 60 orang. Hasil wawancara dengan 5 orang ibu diketahui bahwa para ibu jarang memberikan stimulasi perkembangan
3
khususnya melalui bermain pada anaknya, karena ibu sibuk mengurus pekerjaan rumah tangga dan para ibu berpendapat bahwa anak bisa bermain sendiri dan ibu tidak terlalu perlu untuk mendampingi anak dalam bermain, selain itu terdapat 2 orang anak mengalami keterlambatan perkembangan bicara. Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa 4 orang (80%) ibu mempunyai pengetahuan yang kurang tentang golden period. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Golden Period di Posyandu Menuju Sehat RW 13 Ngemplak Rejosari Gilingan Surakarta”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana tingkat pengetahuan ibu tentang golden period di Posyandu Menuju Sehat RW 13 Ngemplak Rejosari Gilingan Surakarta ?”
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang golden period di Posyandu Menuju Sehat RW 13 Ngemplak Rejosari Gilingan Surakarta.
4
2. Tujuan Khusus a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang golden period di Posyandu Menuju Sehat RW 13 Ngemplak Rejosari Gilingan Surakarta pada tingkat baik. b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang golden period di Posyandu Menuju Sehat RW 13 Ngemplak Rejosari Gilingan Surakarta pada tingkat cukup. c. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang golden period di Posyandu Menuju Sehat RW 13 Ngemplak Rejosari Gilingan Surakarta pada tingkat kurang. d. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu tentang golden period di Posyandu Menuju Sehat RW 13 Ngemplak Rejosari Gilingan Surakarta.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam lingkup tentang perkembangan anak pada golden period. 2. Bagi Peneliti Mengaplikasikan ilmu yang diperoleh saat perkuliahan dan mendapatkan pengalaman dalam melakukan penelitian tentang penggunaan tumbuh kembang anak pada golden period.
5
3. Bagi Institusi a. Pendidikan Hasil penelitian diharapkan dapat menambah kepustakaan tentang pengetahuan ibu tentang golden period di perpustakaan STIKes Kusuma Husada Surakarta. b. Lahan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data konkrit mengenai pengetahuan ibu tentang golden period dan sebagai bahan masukan bagi posyandu dalam rangka meningkatkan kerjasama dengan pelayanan kesehatan dalam memberikan penyuluhan khususnya tentang golden period pada anak.
E. Keaslian Penelitian 1. Fitriyah dan Hapsari (2011), dengan judul Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Periode Emas Pada Anak Usia 0-3 Tahun di Puskesmas Terminal Periode Mei – Juni 2011. Metode penelitian survei deskriptif dengan pendekatan cross sectional, teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling sebanyak 52 orang. Instrumen penelitiannya kuesioner yang dibagikan pada ibu yang memiliki anak usia 0-3 tahun di Puskesmas Terminal Banjarmasin. Analisa data menggunakan statistik deskriptif. Perbedaan penelitan adalah pada lokasi penelitian dan teknik pengambilan sampel sedangkan persamaannya adalah pada subjek penelitian, metode penelitian dan analisis data.
6
2. Pratiwi, dkk (2014), dengan judul Gambaran Karakteristik dan Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan Balita Di TK Flamboyan Banyumanik Semarang Tahun 2014. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kuantitatif. Subyek penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki balita di TK Flamboyan Banyumanik Semarang yaitu sebanyak 42 ibu yang ditentukan dengan teknik proposive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang terdiri dari 29 pernyataan. Analisa statistik menggunakan Analisis Univariat. Perbedaan penelitan adalah pada lokasi penelitian dan teknik pengambilan sampel sedangkan persamaannya adalah pada subjek penelitian, metode penelitian dan analisis data. 3. Khairunnisa (2012) dengan judul Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi Perkembangan Anak Usia 1-3 Tahun (Studi di Dukuh Puro, Desa Sumberejo, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak). Jenis penelitian diskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi sebanyak 50 ibu dan sampel 30 responden dengan teknik purposive sampling dan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Teknik analisis data dengan analisis univariat. Perbedaan penelitan ini dengan keaslian terletak pada lokasi penelitian dan teknik pengambilan sampel sedangkan persamaannya terletak pada subjek penelitian, metode penelitian dan analisis data.
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca indera (Notoatmodjo, 2010). b. Faktor–faktor yang mempengaruhi pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu : 1) Faktor internal a) Pendidikan Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang diberikan kepada anak yang tertuju kepada kedewasaan. Sedangkan GBHN Indonesia mendefinisikan labahwa pendidikan sebagai suatu usaha dasar untuk menjadi kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup. b) Minat Minat diartikan sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu dengan adanya 7
8
pengetahuan yang tinggi didukung minat yang cukup dari seseorang
sangatlah
mungkin
seseorang
tersebut
akan
berperilaku sesuai dengan apa yang diharapkan. c) Pengalaman Pengalaman
adalah
suatu
peristiwa
yang
dialami
seseorang, bahwa tidak adanya suatu pengalaman sama sekali. Suatu objek psikologis cenderung akan bersikap negatif terhadap objek tersebut untuk menjadi dasar pembentukan sikap pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan, pengalaman akan lebih mendalam dan lama membekas. d) Usia Usia individu terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya daripada orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya, makin tua seseorang maka makin kondusif dalam menggunakan koping terhadap masalah yang dihadapi.
9
2) Faktor eksternal a) Ekonomi Dalam memenuhi kebutuahan primer ataupun sekunder, keluarga dengan status ekonomi baik lebih mudah tercukupi dibanding dengan keluarga dengan status ekonomi rendah, hal ini akan mempengaruhi kebutuhan akan informai termasuk kebutuhan sekunder. Jadi dapat disimpulkan bahwa ekonomi dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang tentang berbagai hal. b) Informasi Informasi adalah keseluruhan makna, dapat diartikan sebagai pemberitahuan seseorang adanya informasi baru mengenai suatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif dibawa oleh informasi tersebut apabila arah sikap tertentu. Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggunakan kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi yang berpengaruh perubahan perilaku, biasanya digunakan melalui media masa. c) Kebudayaan/lingkungan Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pengetahuan kita. Apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan
maka
sangat
mungkin
berpengaruh
pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang.
dalam
10
c. Tingkatan dalam pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2007), tingkatan pengetahuan antara lain: 1) Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya dan merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. 2) Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. 3) Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). 4) Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut dan yang masih saling berkaitan. 5) Sintesis (Synthesis) Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formulasi baru formulasi-formulasi yang ada.
11
6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek dimana kriteria penilaian suatu materi atau obyek ditentukan oleh diri sendiri. d. Cara memperoleh pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010), dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni : 1) Cara tradisional atau non ilmiah (tanpa melalui penelitian ilmiah) Cara tradisional atau non ilmiah ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum diketemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematis dan logis. Cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi : a) Cara coba-salah (Trial and Eror) Metode ini telah digunakan orang dalam waktu yang cukup lama untuk memecahkan berbagai masalah. Bahkan sampai sekarang pun metode ini masih digunakan terutama oleh mereka yang belum atau tidak mengetahui suatu cara tertentu dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Metode ini telah banyak jasanya terutama dalam meletakkan dasar-dasar menemukan teori-teori dalam berbagai ilmu pengetahuan.
12
b) Secara kebetulan Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan. Salah satu contoh adalah penemuan enzim urease oleh Summers pada tahun 1926. Pada suatu hari Summers sedang bekerja dengan ekstrak acetone dan karena terburu-buru ingin bermain tenis, maka ekstrak acetone tersebut disimpan di dalam kulkas. Keesokan harinya ketika ingin meneruskan percobaannya, ternyata ekstrak acetone yang disimpan di dalam kulkas tesebut timbul kristal-kristal yang kemudian disebut enzim urease. c) Cara kekuasaan atau otoritas Prinsip ini adalah orang lain menerima padahal yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoriter tanpa terlebih dulu menguji atau memberikan kebenaran baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. d) Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman
pribadi
adalah
pengalaman
untuk
mempengaruhi kebenaran pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. Tidak semua pengalaman pribadi dapat menuntun seseorang untuk menarik kesimpulan dari pengalaman dengan benar diperlukan berfikir kritis dan logis.
13
e) Cara akal sehat (common sense) Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan ini berkembang, para orang tua zaman dahulu agar anaknya menuruti
nasihat
orang
tuanya,
atau
anak
disiplin
menggunakan cara hukuman fisik bila anaknya berbuat salah, bahwa hukuman adalah merupakan metode bagi pendidikan anaknya. Pemberian hadiah dan hukuman (reward dan punishment) merupakan cara yang masih dianut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan. f) Kebenaran melalui wahyu Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak. Sebab kebenaran ini diterima oleh para Nabi adalah sebagai hasil usaha wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran atau penyelidikan manusia. g) Kebenaran melalui intuitif Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif
sukar
dipercaya
karena
kebenaran
ini
tidak
menggunakan cara-cara yang rasional dan yang sistematis.
14
Kebenaran ini diperoleh seseorang hanya berdasarkan intuisi atau suara hati atau bisikan hati saja. h) Melalui jalan pikiran Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikiran baik melalui induksi maupun deduksi. Pada dasarnya merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan kemudian dari hubungannya sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan. i) Induksi Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman empiris yang ditangkap oleh indra. Kemudian disimpulkan ke dalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk memahami suatu gejala. Karena proses berpikir induksi, itu beranjak dari hasil pengamatan indra atau hal-hal yang nyata, maka dapat dikatakan bahwa induksi beranjak dari hal-hal yang konkret kepada hal-hal yang abstrak. Proses berpikir secara induksi dikelompokkan menjadi dua, yakni induksi sempurna dan induksi tak sempurna. Induksi sempurna
terjadi
apabila
kesimpulan
diperoleh
dari
15
penjumlahan dari kesimpulan khusus. Sedangkan induksi tak sempurna terjadi apabila kesimpulan tersebut diperoleh dari lompatan, dari pernyataan-pernyataan khusus. j) Deduksi Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataanpernyataan umum ke khusus. Aristoteles (384-322 SM) mengembangkan ara deduksi ini ke dalam suatu cara yang disebut “silogisme”. Silogisme ini merupakan suatu bentuk deduksi yang memungkinkan seseorang untuk dapat mencapai kesimpulan yang lebih baik. Di dalam proses berpikir deduksi berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua peristiwa yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu. Di sini terlihat proses berpikir berdasarkan pada pengetahuan yang umum mencapai pengetahuan yang khusus. 2) Cara modern atau cara ilmiah (melaui proses penelitian) Dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Menurut Notoatmodjo (2010), mengatakan bahwa dalam cara modern atau cara ilmiah untuk dapat memperoleh pengetahuan dapat dilakukan melalui proses penelitian untuk memperoleh kesimpulan.
16
e. Cara pengukuran pengetahuan Menurut Riwidikdo (2013), hasil untuk mengetahui tingkat pengetahuan ditunjukan pada skala pengukuran sebagai berikut : 1)
Pengetahuan baik
: (x) > mean + 1SD
2)
Pengetahuan cukup
: mean – 1SD ≤ x ≤ mean + 1SD
3)
Pengetahuan kurang : (x) < mean – 1SD
2. Periode Emas (Golden Period) a. Pengertian Pertumbuhan adalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pon kilogram) ukuran panjang (cm, meter) umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh). Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan. Di sini menyangkut adanya proses diferensiasi sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Adriana, 2011). Tumbuh kembang seorang anak ditandai dengan pertumbuhan (growth) dan perkembangan (development). Pertumbuhan adalah perubahan ukuran dan struktur tubuh, meliputi perubahan berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala sedangkan perkembangan adalah
17
perubahan fungsi tubuh untuk menguasai tingkat yang lebih kompleks meliputi perkembangan fisik, kognitif, emosi, dan sosial (Mesrani, dkk, 2013), Periode emas adalah masa dimana otak bayi mengalami perkembangan paling cepat sepanjang sejarah kehidupannya. Periode emas hanya satu kali ini sekaligus menjadi kunci perkembangan potensi dan kecerdasan anak di masa-masa selanjutnya. Periode emas perkembangan otak atau golden years merupakan masa yang sangat penting. Pada masa inilah struktur yang paling pesat. Nutrisi dan stimulasi akan sangat berpengaruh terhadap kecerdasan kreativitas dan perilaku anak. Dikatakan periode atau masa emas karena pada masa ini tidak kurang 100 miliyar sel otak siap untuk distimulasi agar kecerdasan seseorang dapat berkembang secara optimal dikemudian hari (Fitriyah dan Hapsari, 2011). b. Batasan Usia Periode Emas Periode emas anak berlangsung pada usia 0-3 Tahun. Masa tercepat pertumbuhan otak dikenal sebagai masa pesat tumbuh (growth spurt) otak yakni sekitar masa kelahiran sampai bayi berusia 18 bulan. Perkembangan kecerdasan anak sejak lahir sampai usia 3 tahun sama dengan perkembangan kecerdasan dari usia 4 tahun hingga 18 tahun. Periode emas hanya berlangsung sekali seumur hidup manusia. Masa yang hanya satu kali ini sekaligus menjadi perkembangan potensi dan kecerdasan di masa-masa selanjutnya (Fitriyah dan Hapsari, 2011).
18
c. Kebutuhan Nutrisi Anak di Golden Period Tumbuh kembang seorang anak di masa emas yaitu umur 0 – 3 tahun sangat ditentukan oleh makanan yang diberikan kepadanya. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa sejak umur 6 bulan sampai dengan 3 tahun terjadi perkembangan berat otak sebesar 80%. Sejak 3 tahun sampai 6 tahun otak memang terus berkembang tetapi lebih lambat. Area otak yang paling berkembang di tahap ini adalah bahasa, memori, pendengaran dan penglihatan. Bulan pertama kehidupan sampai tiga tahun, anak-anak dengan penuh perhatian mengamati, mendengarkan, mengupayakan untuk mengingat dan belajar dari segala sesuatu di sekitar mereka, terutama bahasa. Selama periode ini, kemampuan anak-anak untuk melihat dekat dan jauh juga naik dan lebih fleksibel. Dari 3-12 minggu, anak-anak dapat mengikuti seseorang atau sesuatu dengan mata mereka. Dari 6-9 minggu, anak-anak membedakan wajah. Dari 18-21 minggu, mereka mengakui orang asing dan kenalan. Indera pendengaran anak berkembang secara bersamaan dan sangat sensitif. Dari usia 9-12 minggu, anak-anak bisa berubah ke arah suara, dari 15-18 minggu, mereka dapat menemukan suara dan memahami makna dari suara (Riyarto, 2014). Nutrisi bagi anak di masa emas ini harus diberikan secara tepat dan seimbang. Setiap harinya, menu anak sebaiknya bervariasi dan memiliki kecukupan akan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral yang disesuaikan dengan kebutuhan anak. Sumber karbohidrat yang diberikan kepada bisa dari padi-padian, jagung, gandum, dan
19
singkong. Sumber protein, bisa didapatkan dari hati, telur, ikan, ayam, susu, tahu, dan tempe. Lemak terdapat dalam daging yang berlemak, keju, dan minyak goreng, sedangkan vitamin dan mineral, terdapat dalam aneka sayuran dan buah-buahan. Vitamin yang berperan penting dalam perkembangan otak bayi dan balita, adalah vitamin A (membantu pembentukan sel saraf), B6 (untuk metabolism asam amino), B9 (asam folat), dan vitamin C (pembentuk neurotransmitter). Mineral yang sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan dan perkembangan otak bayi dan balita adalah sodium, potasium, besi, seng, klorida, kalsium, dan yodium. Susu juga menjadi nutrisi penting bagi tumbuh kembang di masa golden period (Novianingsih, 2014). d. Faktor risiko masalah tumbuh kembang anak usia emas 0 – 3 tahun Pada masa golden period pertambahan volume otak dan sinaps saraf berkembang sangat pesat. Selain itu, kemampuan untuk menggantikan fungsi sel saraf yang rusak juga lebih baik pada usia tersebut. Selama ini orang tua lebih terpaku pada nutrisi yang memang memainkan peranan penting dalam proses tumbuh kembang, karena kekurangan gizi akan menyebabkan kerusakan otak permanen pada anak. Beberapa
faktor
risiko
dikenali
berpotensi
menimbulkan
gangguan proses tumbuh kembang pada anak, sehingga dibutuhkan edukasi penanganan dini bagi orang tua sedini mungkin, antara lain seperti bayi prematur dengan usia kehamilan kurang dari 32 minggu, bayi dengan infeksi bawaaan (toksoplasmosis, rubella, sitomegalovirus,
20
dan lain-lain). Bayi dengan berat badan lebih rendah (kurang dari 1.500 gram), dan bayi dengan gangguan kesehatan masa perinatal (sindrom gawat napas, hiperbilirubinemia, kejang dan radang otak), sedangkan risiko pada bayi dan anak yang memiliki gangguan tumbuh kembang, diantaranya : bayi dengan keterlambatan perkembangan motorik (belum bisa duduk, belum bisa berdiri), bayi dengan kelainan bawaan (down syndrome, spina bifda), anak dengan kesulitan belajar, anak dengan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif, serta anak dengan keterlambatan
kemampuan bicara,
gangguan
pendengaran, dan
gangguan penglihatan (Handayani, 2009). Adriana (2011), menyatakan beberapa bentuk gangguan dan pertumbuhan pada anak antara lain adalah : 1) Gangguan pertumbuhan fisik Gangguan pertumbuhan fisik meliputi kurang gizi, menderita penyakit kronis, retardasi mental malnutrisi kronis. 2) Gangguan perkembangan motorik Perkembangan motorik yang lambat dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain adalah kelainan tonus otot atau penyakit neuromuskuler. Anak dengan serebral palsi dapat mengalami keterbatasan perkembangan motorik sebgai akibat spastisitas, arthetosis, ataksia dan hipotonia. 3) Gangguan perkembangan bahasa Kemampuan bahasa merupakan kombinasi seluruh sistem perkembangan
anak,
kemampuan
berbahasa
melibatkan
21
kemampuan motorik, psikologis, emosional dan perilaku. Gangguan perkembangan bahasa pada anak dapat diakibatkan oleh berbagai faktor yaitu faktor genetik, gangguan pendengaran intelegensia rendah kurangnya interaksi anak dengan lingkungan, maturasi yang terlambat dan faktor keluarga. Gangguan perkembangan bahasa pada anak adalah gagap yang terjadi karena intelegensi rendah, kurangnya interaksi anak dengan lingkungan, maturasi yang terlambat dan faktor keluarga. 4) Gangguan emosi dan perilaku Gangguan yang terkait dengan psikiatri adalah kecemasan. Kecemasan adalah salah satu gangguan yang muncul pada anak dan memerlukan suatu intervensi khusus apabila mempengaruhi interaksi sosial dan perkembangan anak. Contoh kecemasan yang dapat dialami anak adalah fobia sekolah, kecemasan berpisah, fobia sosial dan kecemasan setelah mengalami trauma. Gangguan perkembangan pervasif pada anak meliputi autisme, seta gangguan perilaku dan interaksi sosial. e. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak Adriana (2011) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal.
22
1) Faktor internal a) Ras/etnik atau bangsa Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika tidak memiiki faktor herediter ras/bangsa Indonesia atau sebaliknya. b) Keluarga Ada kecdenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek, gemuk atau kurus. c) Umur Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama kehidupan dan masa remaja d) Jenis kelamin Fungsi resproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada laki-laki. Akan tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat. e) Genetik Genetik adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak, contohnya seperti kerdil. f) Kelainan kromosom Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan seperti pada sindorma downs dan sindroma turners.
23
2) Faktor eksternal a) Faktor prenatal (1) Gizi Nutrisi ibu hamil terutama pada akhir kehamilan akan mempengaruhi pertumbuhan janin. (2) Mekanis Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital seperti club foot. (3) Toksin/zat kimia Beberapa obat-obat seperti aminopterin atau thaliadomid dapat menyebabkan kelainan kongenital seperti palatoskisis. (4) Endokrin Diabetes
melitus
dapat
menyebabkan
makrosomia,
kardiomegah dan hiperplasia adrenal. (5) Radiasi Paparan radiasi dan sinar rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas anggota gerak, kelainan kongential mata, serta kelainan jantung. (6) Infeksi Infeksi
pada
trimester
pertama
dan
kedua
dapat
menyebabkan kelainan pada janin seperti katarak, bisu tuli, mikrosefali, kongenital.
retardasi
mental
dan
kelainan
jantung
24
(7) Kelainan imunologi Eritoblastosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel darah merah janin. (8) Anoksia embrio Anoksia emobrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasneta menyebabkan pertumbuhan terganggu. (9) Psikologi ibu Kehamilan yang tidak diinginkan serta perlakuan salah atau kekerasan mental pada ibu hamil dan lain-lain. b) Faktor persalinan Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak. c) Faktor pasca persalinan (1) Gizi Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat. (2) Penyakit kronis atau kelainan kongenital Tuberkulosis, anemia dan kelainan jantung bawaan yang mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani. (3) Lingkungan fisik dan kimia Lingkungan adalah tempat anak tersebut hidup yang berfungsi sebgai penyedia kebutuhan dasar anak. Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari,
25
paparan sinar radioaktif dan zat kimia tertentu (Pb, merkuri, rokok dan lain-lain) mempunyai dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak (4) Psikologis Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembanganya. (5) Endokrin Endokrin hormon, misalnya penyakit hipotiroid akan menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan. (6) Sosio ekonomi Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan serta kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, hal tersebut menghambat pertumbuhan anak. (7) Lingkungan pengasuhan Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu anak sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak. (8) Stimulasi Perkembangan memerlukan ransangan atau stimulasi, khususnya dalam keluarga misalnya penyediaan mainan, sosialisasi anak serta keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.
26
(9) Obat-obatan Pemakaian kortikosteroid jangka panjang akan menghambat pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi hormon pertumbuhan
27
B. Kerangka Teori Golden Period
Tingkat pengetahuan ibu tentang golden period
1. 2. 3. 4.
Pengertian Batasan usia Kebutuhan nutrisi Faktor risiko masalah tumbuh kembang golden period 5. Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang golden period
Faktor internal 1. Pendidikan 2. Minat 3. Pengalaman 2. 4. Usia Faktor eksternal 1. Ekonomi 2. Informasi 3. Kebudayaan/Lingkungan
Keterangan diteliti tidak diteliti
Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber : Notoatmodjo (2010), Rani dan Ikram (2013), Adriana (2011), Novianingsih (2014), Handayani (2009)
28
C. Kerangka Konsep Penelitian Faktor yang mempengaruhi pengetahuan 1. Usia 2. Pendidikan 3. Pekerjaan
Baik
Tingkat Pengetahuan ibu tentang golden period
Cukup
Kurang
Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan: Faktor internal : 1. Pendidikan 2. Minat 3. Pengalaman 4. Usia Faktor eksternal : 1. Ekonomi 2. Informasi 3. Kebudayaan/Lingkungan
diteliti tidak diteliti Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian
29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi dengan data berbentuk kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (skoring) (Sugiyono, 2010). Penelitian ini akan menggambarkan tentang tingkat pengetahuan ibu tentang golden period di Posyandu Menuju Sehat RW 13 Ngemplak Rejosari Gilingan.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi penelitian Lokasi merupakan tempat atau lokasi pengambilan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah di Posyandu Menuju Sehat RW 13 Ngemplak Rejosari Gilingan. 2. Waktu penelitian Waktu penelitian adalah rentang waktu yang digunakan untuk pelaksanaan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan pada 10 – 16 Februari 2015.
29
30
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah adalah ibu yang mempunyai anak usia 0 – 3 tahun yang terdaftar di Posyandu Menuju Sehat RW 13 Ngemplak Rejosari Gilingan yaitu sebanyak 58 orang. 2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Sugiyono, 2010). Menurut Arikunto (2010), apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua, tetapi jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% - 20-25% atau lebih. Berdasarkan hal tersebut karena sampel kurang dari 100 maka dalam penelitian ini keseluruhan populasi digunakan sebagai sampel yaitu sebanyak 58 orang. 3. Teknik pengambilan sampel Teknik
sampling
merupakan
teknik
pengambilan
sampel
(Sugiyono, 2010). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2010).
31
D. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Variabel dalam penelitian ini merupakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan ibu tentang golden period.
E. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup atau
pengertian
variabel-variabel
yang
diamati
atau
diteliti
(Notoatmodjo, 2010). Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel Variabel Pengetahuan ibu tentang golden period
Definisi Operasional
Parameter dan kriteria
Alat ukur
Kemampuan ibu 1. Baik bila Kuesioner dalam menjawab (x) > mean + 1 SD tentang golden period, yang terdiri 2. Cukup : bila mean - 1 SD £ dari pengertian, batasan usia, x £ mean + 1 kebutuhan nitrisi, SD faktor risiko tumbuh 3. Kurang : bila kembang dan faktor (x) < mean – 1 yang mempengaruhi SD (Riwidikdo, 2013) tumbuh kembang
Skala Ukur Ordinal
32
F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan
data
(Notoatmodjo,
2010).
Instrumen
penelitian
ini
menggunakan kuesioner untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang golden period. Jenis kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup. Menurut Sumarsono (2004), kuesioner tertutup adalah kuesioner yang bila responden hanya diberi kesempatan untuk memilih jawaban yang telah disediakan yaitu jawaban benar dan salah. 1. Kisi-kisi kuesioner Kisi-kisi kuesioner pengetahuan ibu tentang golden period dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 3.2. Kisi-kisi kuesioner Uji Coba Variabel
Sub Variabel
No. Item Favourable unfavourable 1,2, 3,4 5,6 7,8* 9,10,11,12 13,14,15
Pengertian Batasan usia Tingkat Kebutuhan pengetahuan nutrisi Ibu tentang Faktor risiko 16,17,18*, 21,22,23 golden period masalah 19*,20 tumbuh kembang Faktor yang 24,25,26,27, 29*,30, 32, mempengaruhi 28 33 tumbuh kembang 17 16 Keterangan : * nomor kuesioner yang tidak valid
Jumlah 4 4 7 8
10
33
Selanjutnya setelah beberapa item kuesioner yang tidak valid dibuang, maka didapatkan kisi-kisi kuesioner sebagai berikut :
33
Tabel 3.3. Kisi-kisi kuesioner Penelitian Variabel
Sub Variabel
No. Item Favourable unfavourable 1,2, 3,4 5,6 7 8,9,10,11 12,13,14
Pengertian Batasan usia Tingkat Kebutuhan pengetahuan nutrisi Ibu tentang Faktor risiko 15,16,17,18 golden period masalah tumbuh kembang Faktor yang 22,23,24,25, mempengaruhi 26 tumbuh kembang 17
Jumlah 4 3 7
19,20,21
7
27, 28,29
8
12
29
2. Cara Penilaian Skala pengukuran data yang digunakan dalam kuesioner ini adalah skala Guttman yaitu skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari pertanyaan atau pernyataan: ya dan tidak, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, benar dan salah (Hidayat, 2007). Jenis pernyataan kuesioner berupa favourable yaitu pernyataan positif dimana jika responden memilih jawaban “benar” nilai 1 (satu) jika “salah” nilai 0 (nol) sedangkan pernyataan unfavourable yaitu pernyataan negatif jika responden memilih jawaban “benar” nilai 0 (nol) jika “salah” nilainya 1 (satu). Pengisian kuesioner tersebut dengan memberi tanda checklist (√) pada jawaban yang dianggap benar. Sebelum digunakan untuk penelitian, kuesioner dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada 30 ibu yang mempunyai anak usia 0 – 3 tahun di Posyandu Melati Cengklik Surakarta.
34
a. Uji validitas Validitas
adalah suatu ukuran yang
dapat
menunjukkan
tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2010). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya hendak diukur. Uji validitas ini menggunakan korelasi product moment. Rumus korelasi product moment adalah:
rxy =
n.(Sxy) - (Sx . Sy) {n Sx 2 - (Sx ) } {n Sy 2 - (Sy ) } 2
2
Keterangan: rxy : Koefisien korelasi product moment n
: Jumlah responden
x
: Skor pertanyaan
y
: Skor total
xy
: Skor pertanyaan dikalikan skor total
Instrumen dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel (0,361) dengan N = 30 dan taraf signifikansi 0,05 (Ghozali, 2009). Hasil uji validitas diperoleh hasil bahwa sebanyak 29 item pernyataan dinyatakan valid karena r hitung > r tabel (0,361) sedangkan sebanyak 4 pernyataan yaitu item pernyataan nomor (8), (18), (19) dan (29) dinyatakan tidak valid karena r hitung < r tabel (0,361) sehingga ke empat item ini selanjutnya dikeluarkan dan tidak digunakan dalam angket penelitian.
35
b. Uji reliabilitas Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka
berapa
kalipun
diambil
tetap
akan
sama
hasilnya
(Arikunto, 2010). Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha Chronbach dengan rumus sebagai berikut: 2 é k ù é Ssb ù r11 = ê 1 ê 2 s t úû ë k - 1úû ë
Keterangan: r11
= Reliabilitas Instrumen
k
= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σb2
= Jumlah varian butir
σt2
= Varians total
Dinyatakan reliabel bila nilai alpha cronbach’s > rkriteria (0,70) (Ghozali, 2009). Hasil uji reliabilitas tingkat pengetahuan ibu tentang golden period diperoleh nilai Alpha Cronbach (0,876) > (0,70) sehingga dinyatakan reliabel G. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2010). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain adalah :
36
1. Data primer Data primer adalah data yang diperoleh sacara langsung diambil dari obyek atau subyek penelitian oleh peneliti (Riwidikdo, 2013). Dalam penelitian ini yang termasuk data primer adalah hasil jawaban kuesioner pengetahuan ibu tentang golden period. 2. Data sekunder Data sekunder merupakan data yang didapatkan tidak secara langsung dari subyek penelitian (Riwidikdo, 2013). Data sekunder diperoleh dari data Posyandu Menuju Sehat RW 13 Gilingan Surakarta. Dalam penelitian ini yang termasuk data sekunder adalah jumlah ibu yang mempunyai anak usia 0 – 3 tahun.
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan data Teknik pengolahan data dan analisa data adalah langkah terpenting untuk memperoleh hasil atau simpulan dari masalah yang diteliti. Data yang sudah terkumpul sebelum dianalisis harus selalu melalui pengolahan data terlebih dahulu. Najmah (2011), menyatakan bahwa setelah data terkumpul, kemudian diadakan pengolahan data dengan cara: a. Editing adalah kegiatan untuk melakukan pengecekan isian formulir atau kuesioner apakah jawaban yang ada di kuesioner sudah lengkap, jelas, relevan dan konsisten. b. Coding merupakan kegiatan mengubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka/bilangan. Kegunaan dari coding adalah untuk
37
mempermudah saat analisis data dan juga mempercepat pada saat memasukkan data. c. Skoring adalah merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah dimasukkan apakah ada kesalahan atau tidak. d. Pembersihan data adalah kegiatan pengecekan kembali data yagn sudah dimasukkkan apakah ada kesalahan atau tidak. 2. Analisis data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis univariat yaitu menganalisis terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010). Sebelum menentukan tingkat pengetahuan terlebih dahulu peneliti menghitung nilai mean dan Standard Deviation. Menurut Riwidikdo (2013), rumus menghitung nilai mean dan Standard Deviation yaitu : a. Mean
å X=
= 0 xi
n i
n
Keterangan : X : Mean n : jumlah responden xi : nilai responden b. Standard deviation
SD =
å XI 2 -
(å xi )2
n -1
n
38
Keterangan : SD : Standard Deviation xi
: nilai responden
n
: jumlah responden Setelah didapatkan hasil nilai mean dan Standard Deviation tiap
responden kemudian hasil tersebut dimasukkan dalam skala pengetahuan. Menurut Riwidikdo (2009), hasil untuk mengetahui tingkat pengetahuan ditunjukan pada skala pengukuran sebagai berikut : 1) Pengetahuan baik
: (x) > mean + 1SD
2) Pengetahuan cukup
: mean – 1SD ≤ x ≤ mean + 1SD
3) Pengetahuan kurang
: (x) < mean – 1SD
Analisa secara deskriptif ini nantinya menghasilkan distribusi persentase dari setiap variabel dan disajikan dalam bentuk narasi tabel dan diagramdiagram. Rumus prosentase untuk jumlah ibu tentang golden period menurut tingkat pengetahuan adalah : Jumlah ibu menurut tingkat pengetahuan Skor Prosentase = –––––––––––––––––––––––––––––––––––––– x 100% Jumlah responden I. Etika Penelitian Menurut Hidayat (2007), masalah etika penelitian yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut: 1. Informed consent Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.
39
Infomed consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Apabila responden bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut. 2. Anonimity (tanpa nama) Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan. 3. Kerahasiaan (confidentiality) Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset
J.
Jadwal Penelitian Bagian ini menguraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun proposal penelitian sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut (Notoatmodjo, 2010). Tabel jadwal penelitian (terlampir).
40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah Posyandu Menuju Sehat RW 13 Ngemplak Rejosari Gilingan. Batas wilayah tersebut adalah sebelah Timur : dengan Kampung Ngemplak Rejosari, batas sebelah Selatan yaitu Kampung Cengklik, Batas sebelah Utara adalah Gambirsari dan batas sebelah Barat adalah Jalan Mr. Sartono. Posyandu Menuju Sehat RW 13 Ngemplak Surakarta mempunyai wilayah kerja dari RT 1 sampai RT 8. Posyandu memiliki tenaga kesehatan yang terdiri dari 1 Bidan Puskesmas dan 5 kader yang terlatih. Sarana dan prasarana di posyandu ini terdiri dari: Meja Pendaftaran, Penimbangan Balita, Pencatatan, Pengisian KMS, Penyuluhan Perorangan, Penyuluhan Tambahan Makanan Pelayanan yang diberikan Menuju Sehat RW 13 Ngemplak Surakarta yaitu Ibu hamil, kesehatan balita dan anak, gizi balita dan anak, imunisasi balita dan kesehatan reproduksi untuk Wanita Usia Subur.
B. Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dimana pengambilan data penelitian menggunakan kuesioner tentang pengetahuan ibu tentang golden period.
Penelitian ini dimulai dari penyebaran kuesioner
40
41
setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 17 berdasarkan perhitungan diperoleh sebagai berikut: 1. Karakteristik Responden a. Umur Karakteristik responden berdasarkan umur diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Umur Jumlah (Responden) < 20 tahun 2 20 – 35 tahun 45 11 > 35 tahun Total 58 Sumber : data primer, Juni 2015
Persentase (%) 3,4 77,6 19,0 100
Berdasarkan tabel 4.1 dapat didapatkan umur responden di Posyandu Menuju Sehat RW 13 Ngemplak Surakarta yaitu ibu yang berusia kurang dari 20 tahun sebanyak 2 orang (3,4%), usia 20 – 35 tahun sebanyak 45 orang (77,6%) dan usia lebih dari 35 tahun sebanyak 11 orang (19,%), sehingga mayoritas responden berusia antara 20 – 35 tahun. b. Pendidikan Karakteristik responden berdasarkan pendidikan diperoleh hasil sebagai berikut :
42
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Pendidikan Jumlah SD 5 SMP 17 SMA 30 PT 6 Total 58 Sumber : data primer, Juni 2015
Persentase (%) 8,6 29,3 51,7 10,3 100
Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan bahwa ibu dengan tingkat pendidikan luluasan SD sebanyak 5 orang (8,6%), lulusan SMP sebanyak 17 orang (29,3%), lulusan SMA sebanyak 30 orang (51,7%), dan lulusan PT sebanyak 6 orang (10,3%), sehingga mayoritas tingkat pendidikan responden adalah SMA. c. Pekerjaan Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Jumlah PNS 1 10 Swasta 9 Wiraswasta 38 IRT Total 58 Sumber : data primer, Juni 2015
Persentase (%) 1,7 17,2 15,5 65,5 100
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa ibu di Posyandu Menuju Sehat RW 13 Ngemplak Surakarta yang bekerja sebagai PNS sebanyak 1 orang (1,7%), bekerja di sektor swasta sebanyak 10 orang (17,2%), wiraswasta sebanyak 9 orang (15,5%), dan Ibu Rumah
43
Tangga (IRT) sebanyak 38 orang (65,5%), sehingga mayoritas ibu adalah sebagai Ibu Rumah Tangga. 2. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Golden Period Hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu tentang golden period di Posyandu Menuju Sehat menggunakan program SPSS untuk mencari nilai mean dan standard deviation. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.4. Nilai Mean dan Standar Deviasi dengan Program SPSS Variabel
N
Min
Pengetahuan ibu 58 8,00 tentang golden period Sumber : data primer, Juni 2015
Max
Mean
Std. Deviation
25.00
16,28
3,91
Berdasarkan tabel 4.4 tersebut diketahui bahwa nilai mean sebesar 16,28 dan nilai standar deviasi sebesar 3,91. Hasil tersebut kemudian digunakan untuk perhitungan tingkat pengetahuan ibu tentang golden period di Posyandu Menuju Sehat RW 13 Ngemplak Rejosari Gilingan yaitu : a. Baik
: Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean+1 SD (x) > 16,28 + 1 (3,91) (x) > 20,18 jadi nilai responden dikatakan baik bila nilai (x) > 20,18
b. Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD £ x £ + 1 SD 16,28 – 1 (3,91) £ x £ 16,28 + 1 (3,91) 12,37 £ x £ 20,18 Jadi nilai responden dikatakan cukup bila : 12,37 £ x £ 20,18
44
c. Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean–1 SD (x) < 16,28 – 1 (3,91) (x) < 12,37 Jadi nilai responden dikatakan kurang bila nilai (x) < 12,37 Dari data yang diperoleh kemudian disajikan dalam tabel kuantitas responden berdasarkan 3 kategori yaitu baik, cukup,dan kurang yang disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan Ibu tentang Golden Period Pengetahuan Baik Cukup Kurang Total Sumber : data primer, Juni 2015
Jumlah 12 34 12 58
Persentase (%) 20,7 58,6 20,7 100
Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh hasil tingkat pengetahuan ibu tentang golden period di Posyandu Menuju Sehat RW 13 Ngemplak Surakarta dengan kategori baik ada 12 responden (20,7%), kategori cukup ada 34 responden (58,6%), dan kategori kurang ada 12 responden (20,7%).
C. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan ibu tentang golden period di Posyandu Menuju Sehat RW 13 Ngemplak Surakarta didapatkan bahwa pengetahuan ibu tentang golden period dalam kategori baik ada 12 responden (20,7%), kategori cukup ada 34 responden (58,6%), dan kategori kurang ada 12 responden (20,7%).
45
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas usia responden 20 – 35 tahun sebanyak 47 orang (78,3%) dimana dari usia 20-35 tahun tersebut sebanyak 27 responden (46,6%) mempunyai pengetahuan cukup tentang golden period sehingga kebanyakan responden sudah mengetahui tentang pengertian, faktor risiko masalah tumbuh kembang dan faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang sedangkan sebanyak 9 responden (15,5%) mempunyai pengetahuan yang kurang tentang golden period, dimana responden tidak mengetahui mengenai faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang. Menurut Notoatmodjo (2007) bahwa semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya daripada orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya, hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya, sehingga semakin tua seseorang maka pengalamannya juga semakin bertambah. Umur merupakan faktor pendorong dalam penelitian. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas tingkat pendidikan responden di Posyandu Menuju Sehat RW 13 Ngemplak adalah lulusan SMA yaitu sebanyak 30 orang (51,7%), dari responden tersebut sebanyak 17 orang (29,3%) mempunyai pengetahuan cukup tentang golden period. Dimana kebanyakan responden sudah mengetahui tentang pengertian, batasan usia dan kebutuhan nutrisi sedangkan responden dengan pendidikan SMA yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 7 orang (12,1%), dimana responden kurang mengetahui tentang faktor risiko tumbuh kembang
46
dan faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang. Menurut Notoatmodjo (2007), pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang diberikan kepada anak yang tertuju kepada kedewasaan, sehingga dengan tingkat pendidikan yang dimilikinya ibu dapat memberikan pola asuh yang tepat pada anaknya dalam masa golden period. Pendidikan merupakan faktor pendorong dalam penelitian. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas pekerjaan ibu di Posyandu Menuju Sehat RW 13 Ngemplak Surakarta adalah sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 38 orang (65,5%) sehingga ibu lebih mempunyai waktu luang dalam memperoleh informasi. Dari ibu sebagai Ibu Rumah Tangga tersebut sebanyak 23 orang (39,6%) mempunyai pengetahuan yang cukup tentang golden period, dimana kebanyakan responden sudah mengetahui tentang pengertian, batasan usia dan faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang sedangkan responden sebagai Ibu Rumah Tangga mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 8 orang (13,8%), di mana ibu kurang mengetahui tentang batasan usia dan faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang. Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa informasi adalah pemberitahuan yang diperoleh seseorang mengenai suatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut, pendekatan
ini
biasanya
digunakan
untuk
menggunakan
kesadaran
masyarakat terhadap suatu inovasi yang berpengaruh perubahan perilaku, biasanya digunakan melalui media masa. Pekerjaan merupakan faktor penghambat dalam penelitian.
47
D. Keterbatasan Penelitian 1. Kendala Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian ini peneliti mendatangi posyandu dan apabila tidak semua ibu hadir maka peneliti mendatangi responden dari rumah ke rumah. 2. Keterbatasan Penelitian a. Dalam pengukuran hanya mengukur tingkat pengetahuan ibu, jadi peneliti tidak melakukan intervensi langsung terhadap responden penelitian. b. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah kuesioner bersifat tertutup sehingga tidak melakukan wawancara mendalam dengan responden, selain itu dengan kuesioner tertutup yang hanya tinggal menjawab benar atau salah dapat membuat responden memilih secara asal-asalan,
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang Golden Period di Posyandu Menuju Sehat RW 13 Ngemplak Surakarta dapat dikategorikan menjadi 3 kategori, yaitu: 1. Tingkat pengetahuan ibu tentang golden period di Posyandu Menuju Sehat RW 13 Ngemplak Surakarta dalam kategori baik sebanyak 12 orang (20,7%). 2. Tingkat pengetahuan ibu tentang golden period di Posyandu Menuju Sehat RW 13 Ngemplak Surakarta dalam kategori cukup sebanyak 34 orang (58,6%). 3. Tingkat pengetahuan ibu tentang golden period di Posyandu Menuju Sehat RW 13 Ngemplak Surakarta dalam kategori kurang sebanyak 12 orang (20,7%). 4. Faktor pendorong dalam penilitian tingkat pengetahuan ibu tentang golden period di posyandu menuju sehat rw 13 ngemplak surakarta yaitu umur dan pendidikan. Faktor penghambat dalam penilitian tingkat pengetahuan ibu tentang golden period di posyandu menuju sehat rw 13 ngemplak surakarta adalah pekerjaan.
48
49
B. Saran Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan, maka penulis dapat memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Responden Diharapkan responden bisa menambah informasi mengenai pola asuh pada masa golden period supaya bisa memberikan pola asuh yang tepat bagi anaknya sehingga tumbuh kembang anak dapat berjalan dengan baik. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk dapat mengembangkan variabel penelitian dan sampel penelitian lebih banyak. 3. Bagi Institusi a. Posyandu Menuju Sehat RW 13 Ngemplak Surakarta Diharapkan bagi bidan atau petugas kesehatan di wilayah tersebut memberikan informasi atau penyuluhan kepada masyarakat sehingga ibu menyadari pentingnya tumbuh kembang anak pada golden period. b. Institusi Pendidikan Diharapkan bisa menambah referensi penelitian tentang golden period.
DAFTAR PUSTAKA
Adriana, D. 2011. Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta : Salemba Empat. Arikunto. S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Christiari, AY, dkk. 2013. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Stimulasi Dini dengan Perkembangan Motorik pada Anak Usia 6-24 bulan di Kecamatan Mayang Kabupaten Jember. Jurnal Pustaka Kesehatan, Vol. 1. No 1. Fakultas Kedokteran Universitas Jember Fitriyah, UH dan Hapsari, RW. 2011. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Periode Emas Pada Anak Usia 0-3 Tahun Di Puskesmas Terminal Periode Mei – Juni 2011. E-Journal Akbid-Stikes Sari Mulia. Vol 5. No. 5. Akbid – STIKES Sari Mulia Banjarmasin. Handayani, F. 2009. Stimulasi Otak untuk Kecerdasan. Jakarta : Penerbitan Sarana Bobo. Hidayat. 2007. Metode Penelitian dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika. Mesrani, R., dkk. 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Dalam Memberikan Stimulasi Bermain Terhadap Perkembangan Anak Toddler. Riau : Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau. Muftiarini. 2013. Pembentukan Watak Anak Dimulai Saat Usia Golden Age (Online). diakses dari http://lifestyle.okezone.com. 29 Nopember 2014. Najmah. 2011. Managemen dan Analisa Data Kesehatan Kombinasi Teori dan Aplikasi SPSS. Yogyakarta : Nuha Medika. Notoatmodjo, S. 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. ____________. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Novianingsih, D. 2014. Perhatikan Nutrisi Anak di Masa Golden Period. (Online). diakses dari http://www.ibudanmama.com. 29 Nopember 2014. Riwidikdo, H. 2013. Statistik Kesehatan. Yokyakarta : Mitra Cendekia Press.
Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta. Sumarsono, S. 2004. Metode Riset Sumber Daya Manusia, Yogyakarta : Graha Ilmu.