TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH KEMBANG BALITA DI POSYANDU KLENGKENG 1 ASRAMA POLISI MANAHAN SURAKARTA TAHUN 2012
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III kebidanan
Disusun Oleh : NI MADE ARTHA AYU TANJUNG WANGI NIM : B09 034
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ”Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Tumbuh Kembang Balita di Posyandu Klengkeng 1 Asrama Polisi Manahan Surakarta” Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, kiranya Karya Tulis Ilmiah ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si , selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta 2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta 3. Ibu Anis Nurhidayati, SST, M.Kes selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberi arahan dan bimbingan kepada penulis. 4. Ibu Agustina, Amd.Keb yang telah memberi ijin kepada penulis untuk pengambilan data awal dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah. 5. Ibu-Ibu yang memiliki balita di Posyandu Klengkeng I Asrama Polisi Manahan yang telah bersedia menjadi responden dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah. 6. Seluruh Dosen dan Staff Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan.
7. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh referensi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini. 8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta,
Penulis
Juli 2012
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, 5 Juli 2012 Ni Made Artha Ayu TW NIM : B09.034 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH KEMBANG BALITA DI POSYANDU KLENGKENG 1 ASRAMA POLISI MANAHAN SURAKARTA TAHUN 2012 xiii + 58 halaman + 13 lampiran + 5 tabel + 2 gambar ABSTRAK Latar Belakang : Tumbuh kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan dan berkesinambungan dimulai sejak konsepsi sampai dewasa. Dasar kepribadian anak terbentuk dari keluarga dan lingkungan. Pengetahuan dan kesadaran para ibu balita khususnya dan para kader serta masyarakat pada umumnya sangat perlu, dalam melaksanakan pemantauan perkembangan dan memberikan rangsangan terhadap perkembangan anak. Peranan keluarga terutama ibu dalam mengasuh anak sangat menentukan tumbuh kembang anak. Tujuan : Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita di Posyandu Klengkeng 1 Asrama Polisi Manahan Surakarta pada kategori baik, cukup, kurang. Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dilakukan di Posyandu Klengkeng I Asrama Polisi Manahan Surakarta pada tanggal 18 April 2012. Sampel yang digunakan berjumlah 78 orang dengan menggunakan teknik pengambilan sampel total sampling. Alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah kuesioner. Uji coba instrumen dilakukan di Posyandu Melati Indah Gremet Surakarta pada tanggal 12 April 2012 dengan jumlah responden 30 orang. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal. Analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis univariat. Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan tentang tumbuh kembang balita dapat dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 13 responden (16,7%), pengetahuan cukup sebanyak 51 responden (65,4%) dan pengetahuan kurang sebanyak 14 responden (27,9%). Kesimpulan : Jadi responden dalam penelitian ini sebagian besar berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 51 responden (65,4%). Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Tumbuh Kembang, Balita Kepustakaan : 24 literatur (tahun 2004 – 2012)
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO ¾ Awali semuanya dengan doa dan senyuman ¾ Uang itu seperti indera keenam, Anda tidak bisa membuatnya berguna tanpa lima indera lainnya (William Somerset Maugham) ¾ Beranilah mengambil resiko, sebab tidak ada hal lain
yang bisa
menggantikan pengalaman (Paolo Coelho) ¾ Betapapun Suburnya Tanah, Sejuknya Embun, Teraturnya Hujan Dan Bagusnya Sinar Matahari, Hasil Tak Pernah Dipetik Tanpa Menabur
PERSEMBAHAN Dengan segala rendah hati, karya tulis ilmiah ini penulis persembahkan : Sang
Yang
Widhi
yang
telah
memberikan rahmat dan hidayahnya, sehingga tewujud karya tulis kecil ini Babe dan Mama tercinta terima kasih atas doa restuya dan cinta kasihnya selama ini, tanpa kalian penulis bukanlah apa-apa Abangku, adikku dan pacarku tercinta yang telah memberi support dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini Tak lupa buat kawan-kawan semua yang telah memberikan masukan bagi penulis Semua dosen STIKES Kusuma Husada, terimakasih atas bimbingannya Almamaterku tercinta
CURICULUM VITAE
BIODATA Nama
: Ni Made Artha Ayu Tanjung Wangi
Tempat /Tanggal Lahir
: Surakarta, 11 Juni 1991
Agama
: Hindu
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Aspol Manahan, RT 02, RW 12 Banjarsari Surakarta
RIWAYAT PENDIDIKAN 1. SD Negeri Manahan, Solo
Lulus tahun 2003
2. SMP KRISSA, Solo
Lulus tahun 2006
3. SMA PL ST SANTO YOSEF, Solo
Lulus tahun 2009
4. Prodi III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta Angkatan Tahun 2009
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii KATA PENGANTAR .................................................................................. iv ABSTRAK .................................................................................................. vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vii CURICULUM VITAE ................................................................................. viii DAFTAR ISI ................................................................................................ xi DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4 D. Manfaat Penelitian .................................................................... 5 E. Keaslian Penelitian ................................................................... 5 F. Sistematika Penulisan ................................................................ 6 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori .......................................................................... 8 1. Pengetahuan ......................................................................... 8 2. Balita ................................................................................... 11
3. Tumbuh Kembang Balita ..................................................... 13 B. Kerangka Teori ......................................................................... 33 C. Kerangka Konsep ..................................................................... 34 BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................ 35 B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 35 C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .................. 36 D. Instrumen Penelitian ................................................................. 37 E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 40 F. Variabel Penelitian ................................................................... 41 G. Definisi Operasional ................................................................. 42 H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ....................................... 42 I. Etika Penelitian ......................................................................... 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum ...................................................................... 46 B. Hasil Penelitian ......................................................................... 47 C. Pembahasan .............................................................................. 50 D. Keterbatasan ............................................................................. 54 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................... 55 B. Saran ........................................................................................ 55 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar. 2.1. Kerangka Teori ..................................................................... 33 Gambar. 2.2. Kerangka Konsep ................................................................... 34
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Umur .................................. 47 Tabel 4.2 Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan .......................... 47 Tabel 4.3 Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan ............................ 48 Tabel. 4.4 Mean dan Standar Deviasi ............................................................ 49 Tabel 4.5 Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Tumbuh Kembang Balita di Posyandu Klengkeng 1 Asrama Polisi Manahan Surakarta ........ 49
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Jadwal Penyusunan Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 2.
Surat Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3.
Surat Keterangan
Lampiran 4.
Surat Ijin Uji Validitas
Lampiran 5.
Surat Keterangan
Lampiran 6.
Surat Ijin Penelitian
Lampiran 7.
Surat Keterangan
Lampiran 8.
Surat Permohonan Responden
Lampiran 9.
Informed Consent
Lampiran 10. Kuesioner Lampiran 11. Jawaban Kuesioner Lampiran 12. Data Tabulasi Uji Coba Kuesioner Lampiran 13. Tabel Nilai-nilai r Product Moment Lampiran 14. Hasil Uji Coba Validitas Lampiran 15. Hasil Uji Realiabilitas Lampiran 16. Data Tabulasi Kuesioner Penelitian Lampiran 17. Data Mean dan Standar Devisiasi Lampiran 18. Lembar Konsultasi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kualitas anak masa kini merupakan penentu kualitas sumber daya manusia dimasa yang akan datang. Pembangunan
manusia masa depan
dimulai dengan pembinaan anak masa sekarang untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas di masa yang akan datang, sehingga anak perlu dipersiapkan agar anak bisa tumbuh dan berkembang seoptimal mugkin sesuai dengan kemampuannya (IDAI, 2006). Anak adalah harapan bagi orang tua, melihatnya tumbuh cerdas dan sehat adalah kebahagiaan yang tidak ternilai bagi orang tua. Namun seringkali dalam tumbuh kembangnya, anak mengalami hambatan berupa penyakit atau kelainan lainnya. Peranan ibu tentang perkembangan anak sangat diperlukan, untuk membantu anak mencapai tumbuh kembang yang optimal dibutuhkan pengetahuan yang cukup (Supartini, 2009). Seorang anak memiliki ciri khas yang berbeda dengan orang dewasa, selain itu anak memerlukan perhatian khusus untuk optimalisasi tumbuh kembang anak. Peran orang tua terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak sangat diperlukan terutama pada saat mereka berada di usia balita, karena pada saat ini anak mulai mengembangkan kemampuan dasar yang dimilikinya (Hurlock, 2007).
Pertumbuhan dan perkembangan anak dimulai sejak lahir hingga mencapai dewasa. Pertumbuhan ditandai oleh perubahan ukuran badan anak, dari kecil menjadi besar dan semakin besar. Sedangkan perkembangan ditandai dengan kemampuan, yaitu kemampuan terbatas pada waktu lahir seperti tersenyum, berbicara, berjalan, berlari, belajar dan bergaul dikemudian hari (DepKes RI, 2004). Tumbuh kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan dan berkesinambungan dimulai sejak konsepsi sampai dewasa. Walaupun terdapat beberapa variasi tetapi setiap anak akan melewati suatu pola yang merupakan tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan (IDAI, 2005). Upaya untuk meningkatkan kualitas anak diantaranya dilakukan melalui program perkembangan anak yang pelaksanaannya ternyata dirasa masih kurang. Pengetahuan dan kesadaran para ibu balita khususnya dan para kader serta masyarakat pada umumnya sangat perlu, dalam melaksanakan pemantauan
perkembangan
dan
memberikan
rangsangan
terhadap
perkembangan anak (Depkes DIY, 2010). Hubungan psikologis antara anak dan orang tua melalui hubungan anggota keluarga sangat penting, karena anak dapat belajar tingkah laku dan berlanjut pada hubungan dengan orang lain. Dasar kepribadian anak terbentuk dari keluarga dan lingkungan (Depkes RI, 2006). Bimbingan perawatan anak dapat dilaksanakan dengan baik, apabila adanya pemahaman yang cukup mendalam tentang tugas-tugas perkembangan setiap anak yang kita hadapi dalam proses perkembangannya (Rifai, M.S.S, 2008).
Ibu sebagai pengasuh terdekat seorang anak harus mengetahui lebih banyak proses tumbuh kembang anak serta faktor- faktor yang mempengaruhi proses itu. Pengertian, kesadaran dan kemampuan ibu dalam menangani merupakan faktor yang menentukan dalam pembentukan kualitas anak. Peranan keluarga terutama ibu dalam mengasuh anak sangat menentukan tumbuh kembang anak. Agar orang tua mampu melaksanakan fungsinya dengan baik maka orang tua perlu memahami tingkatan perkembangan anak, menilai pertumbuhan atau perkembangan anak dan mempengaruhi motivasi yang kuat untuk memajukan tumbuh kembang anak ( Rochmawati, 2006). Berdasarkan Studi Pendahuluan di Posyandu Klengkeng 1 Asrama Polisi Manahan Surakarta pada bulan Januari 2012, jumlah balita yang melakukan kunjungan di Posyandu Klengkeng 1 Aspol Manahan sebanyak 78 anak. Semua balita yang berkunjung di posyandu memiliki buku KMS (Kartu Menuju Sehat). Pelaksanaa Posyandu Klengkeng 1 Asrama Polisi Manahan dilaksanakan 1 bulan sekali oleh bidan puskesmas dan kader. Hasil wawancara dari sepuluh ibu yang memiliki balita, pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita adalah 7 orang ibu memiliki tingkat pengetahuan cukup dan 3 orang ibu memiliki tingkat pengetahuan kurang. Di posyandu tersebut bidan juga pernah memberikan penyuluhan tentang tumbuh kembang anak, tetapi tiga orang ibu belum mendapatkan penyuluhan tentang tumbuh kembang anak.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, ibu sebagai pengasuh terdekat seorang anak harus mengetahui lebih banyak proses tumbuh kembang anak serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian “Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Balita di Posyandu Klengkeng 1 Asrama Polisi Manahan Surakarta”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita di Posyandu klengkeng 1 Asrama Polisi Manahan Surakarta ?”
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita di Posyandu Klengkeng 1 Asrama Polisi Manahan Surakarta. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita pada tingkat baik. b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita pada tingkat cukup. c. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita pada tingkat kurang.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi ilmu pengetahuan Menambah dan memperkaya ilmu pengetahuan tentang pertumbuhan dan perkembangan balita. 2. Bagi diri sendiri Mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari perkuliahan dan pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian tentang tumbuh kembang balita. 3. Bagi institusi a. Posyandu Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi informasi baru yang sebelumnya belum diketahui.. b. Pendidikan Sebagai referensi pustaka, sebagai bahan bacaan tambahan di perpustakaan, serta sebagai dasar penelitian berikutnya.
E. Keaslian Penelitian Penelitian tumbuh kembang anak pernah di teliti oleh : 1. Kadarini (2002), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Bayi di RS Dr. Sardjito Yogyakarta”. Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelatif. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan total sampling . Jumlah responden dalam penelitian ini berjumlah 38 responden. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat. Hasil penelitiannya adalah tingkat pengetahuan ibu-ibu tentang tumbuh dan kembang bayi
dalam kategori baik 23 orang (60,5%), berpengetahuan sedang 9 orang (23,7%), dan kurang baik yaitu 6 orang (15,8%) 2. Sulestari (2004), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu balita tentang Tumbuh Kembang balita di Depok Sleman Yogyakarta”. Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan accidental sampling, Jumlah responden dalam penelitian ini berjumlah 43 responden. Instrumen yang digunakan adalah kuestioner. Analisis yang digunakan adalah analisi univariat. Hasil penelitiannya adalah tingkat pengetahuan ibu-ibu balita tentang tumbuh kembang balita dalam kategori baik 31 orang (62,8%), dalam kategori sedang 9 orang(31,4%), dan kurang baik 3 orang (5,7%). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian di atas adalah penelitian ini dilakukan di Posyandu Klengkeng 1 Asrama Manahan Polisi Surakarta, menggunakan metode diskriptif kuantitatif, waktu pelaksanaan tanggal 18 April 2012, populasi dan sampel dalam penelitian ini semua ibu yang memiliki balita usia 0-5 tahun yang berjumlah 78 responden, teknik pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh.
F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, dan sistematika penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tinjauan teori tentang pengetahuan yang meliputi pengertian, mempengaruhi
tingkatan
pengetahuan,
perkembangan
faktor-faktor
pengetahuan.
Teori
yang tumbuh
kembang balita, meliputi teori tentang balita, pengertian tumbuh kembang, faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang balita (faktor genetik, faktor lingkungan), kebutuhan tumbuh kembang balita (kebutuhan fisik-biomedis (Asuh), kebutuhan emosi atau kasih sayang (Asih), kebutuhan akan stimulasi mental (Asah), Ciri-ciri tumbuh kembang balita, pertumbuhan fisik (pertumbuhan janin intrauterine, pertumbuhan setelah lahir), perkembangan anak. Kerangka teori dan kerangka konsep. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi, sampel, teknik pengambilan data, teknik pengumpulan data, variabel penelitian, definisi operasional, metode pengelolahan dan analisi data, etika penelitian. BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisikan tentang hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian dan keterbatasan penelitian.
BAB V
PENUTUP Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari penelitian dan saran.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata, telinga. Pengetahuan atau kognisi merupakan domain yang sangat pcnting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2009). Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui berhubungan dengan kepandaian segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2009). b. Tingkatan pengetahuan. Menurut Notoatmodjo (2008), tingkatan pengetahuan meliputi : 1) Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Temasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (review) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh lahan yang dipenuhi atau rangsangan yang telah diterima.
2) Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. 3) Aplikusi (Aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). 4) Analisis (Analisys) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi suatu objek ke dalam komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organ isasi tersebut dan masih ada kaitannya antara yang satu dengan yang lain. 5) Sintesis (Sintesys) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam
suatu
bentuk
keseluruhan yang baru atau kemampuan untuk menyusun formulasi haru. 6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek, penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pengetahuan Menurut
Soekanto
(2010),
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
perkembangan pengetahuan adalah 1) Tingkat Pendidikan Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat. tingkat pendidikan menunjukkan korelasi positif dengan terjadinya perubahan perilaku positif
yang meningkat,
dengan demikian
pengetahuan juga
meningkat. 2) Informasi Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas. 3) Budaya Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan. 4) Pengalaman Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat informal. 5) Sosial Ekonomi Tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi akan menambah tingkat pengetahuan.
6) Umur Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan
banyak
waktu
untuk
membaca.
Kemampuan
intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini. 2. Balita a.
Pengertian Menurut Hariyono Suyitno (2011), balita atau bawah lima tahun merupakan salah satu periode usia manusia setelah bayi sebelum anak awal. Menurut UU No.20 (2010), anak balita sebagai masa emas atau golden age yaitu insan manusia yang berusia 0-5 tahun. Kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik, artinya memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan motorik kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosioemosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi
yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang sedang dilalui oleh anak tersebut. Menurut Riwidikdo (2011), secara psikologis rentang usia balita tersebut dibagi dalam 3 tahapan yaitu masa sebelum lahir, masa bayi dan masa awal kanak-kanak. Pada ketiga tahapan tersebut banyak terjadi perubahan yang mencolok, baik fisik maupun psikologis, karena tekanan budaya dan harapan untuk menguasai tugas-tugas perkembangan tertentu, yang akan mempengaruhi tumbuh kembang anak. Pembagian menurut tahapan tersebut sangat tergantung pada faktor sosial, yaitu tuntutan dan harapan untuk menguasai proses perkembangan yang harus di lampaui anak dari lingkungannya. Menurut Suryono (2009), masa balita adalah masa dimana anak mulai tumbuh dan berkembang dengan segala sesuatu hal yang baru. Perkembangan pola pikir anak pada saat ini harus di arahkan kepada hal-hal yang baik, agar terus berkembang ke arah yang baik sampai anak dewasa nanti. Balita yang sehat alami akan selalu membuat hati ibu dan ayahnya gembira selalu, karena balita yang sehat itu akan selalu ceria dan aktif. Balita yang masih dalam masa menyusui, mungkin ibu harus menjaga kondisi kesehatan serta menkonsumsi makanan yang menyehatkan seperti cemilan sehat atau jus sehat.
b.
Ciri-ciri balita sehat Menurut Ronald H.S (2011), ciri-ciri balita sehat adalah 1) Lincah dan aktif 2) Bahagia dan responsif 3) Rambut tidak mudah kusam dan rontok 4) Gigi cemerlang 5) Gusi merah muda, tak mudah berdarah 6) Kulit bersih dan jika luka mudah sembuh 7) Kuku merah muda (tidak pucat) dan tidak rapuh 8) Suhu tubuh antara 36,5ºC – 37,5ºC 9) Makan lahap 10)
Tidur lelap dalam waktu cukup
11)
BAB (Buang Air Besar) lancar
12)
Cocok dengan KMS (Kartu Menuju Sehat)
13)
Antusias bermain
14)
Bentuk kaki normal
15)
Harum baunya.
Dengan mengetahui ciri-ciri balita sehat, maka ibu bisa memantau perkembangan dan pertumbuhan buah hati tercinta. 3. Tumbuh Kembang Balita a. Pengertian Tumbuh Kembang Balita Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah ukuran atau dimensi lingkat sel, organ maupun
individu yang bisa dilakukan dengan ukuran berat gram, pound, kilogram, ukuran panjang (cm, meter), umur, hilang dan keseimbangan metabolik (retensi, kalsium, dan nitrogen tubuh). Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pcmatangan misalnya : diferensiasi dari fungsi organ, perkembangan emosi intelektual dan tingkah
laku
sebagai
hasil
interaksi
dengan
lingkungannya
(Soetjiningsih, 2009). Pertumbuhan ialah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler, berarti bertambah arti sebagian atau keseluruhan. Sehingga dapat diukur dengan mempergunakan satuan panjang atau satuan
berat.
Sedangkan
perkembangan
ialah
bertambahnya
kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, jadi bersifat kualitatif yang pengukurannya jauh lebih sulit dari pada pengukuran pertumbuhan. Tumbuh kembang yang optimal dapat tercapai
pada
potensi
biologis
seseorang,
pertumbuhan
dan
perkembangan merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan. meliputi faktor genetik, lingkungan bio-fisiko-psiko-sosial dan perilaku. Proses yang baik dan hasil akhir yang berbeda-beda yang memberikan ciri tersendiri pada setiap anak (IDAI, 2008). Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang terjadi pada setiap makhluk hidup. Pada manusia. terutama anak-anak, proses
tumbuh kembang ini terjadi dengan sangat cepat terutama pada periode tertentu. Proses pertumbuhan dan perkembangan anak terjadi sejak dalam masa kandungan. Setiap organ dan fungsinya mempunyai kecepatan tumbuh yang berbeda-beda ( Depkes RI, 2006). Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional, dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya (Soetjiningsih, 2010). b. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang balita. Menurut Soetjiningsih (2010), ada dua faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang yaitu.: 1) Faktor genetik Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Dengan demikian, instruksi genetic dalam sel telur menentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. 2) Faktor Lingkungan Lingkungan sangat menentukan tercapainya atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan bio-psiko-fisik-sosial mcmpengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya. Secara garis besar faktor lingkungan dibagi menjadi: a) Faktor Lingkungan Prenatal.
Faktor lingkungan prenatal yang mempengaruhi tumbuh kembang janin mulai dari konsepsi sampai lahir antara lain : gizi ibu pada waktu hamil, mekanis, toksin atau zat kimia,, endokrin, radiasi, infeksi, stress, imunitas, anoksia embrio. b) Faktor Lingkungan Post natal. Bayi baru lahir berhasil melalui transisi dari suatu sistem yang teratur menuju suatu sistem yang tergantung pada kemampuan genetik dan mekanisme homeostatis bayi itu sendiri. Lingkungan post natal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak secara umum digolongkan menjadi: (1) Lingkungan Biologis Lingkungan biologis antara lain adalah ras, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, fungsi metabolisme, hormon (somutrotropin, tiroid, glukokortikoid, hormon seks, insulin like growth faktor). (2) Faktor Fisik Faktor fisik antara lain adalah cuaca, musim, keadaan geografis, sanitasi keadaan rumah (Struktur bangunan, ventilasi, cahaya dan kepadatan hunian) radiasi. (3) Faktor Psikososial Faktor psikososial antara lain adalah stimulasi, motivasi belajar, ganjaran atau hubungan yang wajar, kelompok
sebaya, stres sekolah. cinta dan kasih sayang serta kualitas interaksi anak dan orang tua. (4) Faktor keluarga / Adat istiadat Faktor keluarga / adat istiadat antara lain adalah pekerjaan, pendapatan keluarga, pendidikan, Jumlah saudara, jenis kelamin, stabilitas rumah tangga, kepribadian ayah / ibu, adat istiadat / norma, agama, urbanisasi dan kehidupan politik dan masyarakat. c. Kebutuhan Tumbuh kembang Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang dapat digolongkan menjadi tiga (Soetjiningsih, 2010), yaitu: 1) Kebutuhan Fisik-Biomedis (Asuh) a)
Pangan / gizi.
b) Perawatan kesehatan dasar antara lain imunisasi, pemberian ASI, penimbangan bayi satu anak secara teratur, pengobatan dan lain-lain. c)
Pemukiman yang layak.
d) Higiene perorangan / sanitasi lingkungan. e)
Sandang.
f)
Kesegaran jasmani, rekreasi dan lain-lain.
2) Kebutuhan emosi atau kasih sayang (asih). Tahun-tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat mesra dan selaras antara ibu dengan anak merupakan syarat mutlak untuk
menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental maupun psikososial. Kasih sayang dari ayah dan ibu akan menciptakan ikatan batin yang erat (bounding) dan kepercayaan dasar (basic trust). 3) Kebutuhan akan stimulasi mental (Asah) Stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar pada
anak
yang
dapat
mengembangkan
perkembangan
psikososial, kecerdasan, ketrampilan, kemandirian,
kreatifitas,
agama, kepribadian, moral, etika, produktivitas dan lain-lain. Kebutuhan utama balita untuk proses tumbuh kembang meliputi
nutrisi. dan pelayanan
kesehatan.
Keberhasilan
perkembangan anak ditentukan oleh keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan otak sehingga nutrisi dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Sedangkan kebutuhan pelayanan kesehatan dimaksudkan agar anak mendapatkan pengawasan dan
pemeriksaan
yang
kontinue
terhadap
kesehatannya
(Rochmawati, 2010). d. Ciri-Ciri Tumbuh Kembang Ciri-ciri tumbuh kembang anak dari konsepsi sampai dengan dewasa (Soetjiningsih, 2010) yaitu 1) Tumbuh kembang adalah proses kontinue dari konsepsi sampai maturitas yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.
2) Adanya masa percepatan atau masa perlambatan. serta tumbuh kembang yang berlainan diantara organ-organ pada waktu tertentu. 3) Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak tetapi kecepatannya berbeda satu sama lain. 4) Perkembangan akrab hubungannya dengan maturisasi sistem susunan syaraf. 5) Aktivitas seluruh tubuh diganti respon individu yang khas. 6) Arah perkembangan anak adalah sefalokaadal 7) Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang sebelum gerakan volunteer tercapai. e. Pertumbuhan Fisik Menurut Soetjiningsih (2010), pertumbuhan fisik adalah hasil perubahan
bentuk
dan
fungsi
dari
organisme.
Pertumbuhan
dikategorikan menjadi 2 bagian yaitu : 1) Pertumbuhan janin intrauterine Periode perinatal (dari masa kehamilan 28 minggu sampai 7 hari setelah kelahiran) hasil konsepsi disiapkan untuk dilahirkan dan hidup diluar rahim. Periode ini dibagi menjadi periode mudghoh (embrio), periode janin dini, periode janin lanjut, periode kelahiran dan periode neonatus. 2) Pertumbuhan setelah lahir meliputi berat badan. tinggi badan, kepala, gigi, jaringan lemak organ-organ tubuh. Pertumbuhan organ tubuh mengikuti polanya sendiri-sendiri.
Secara umum terdapat 4 pola pertumbuhan organ yaitu a)
Pola Umum (general preterm)
b)
Pola Neural (Bram and head patream)
c)
Pola limfoid (Lympoid pattern)
d)
Pola genital (Reproduktive pattern)
Orang tua harus cermat dan jeli dalam memantau pertumbuhan anak, yaitu memantau pertambahan tinggi badan, berat badan maupun lingkar kepala, terutama di masa bayi. Di Indonesia, ayah dan ibu dapat menggunakan patokan Kartu Menuju Sehat (KMS) dan beberapa pedoman pertumbuhan balita lainnya, yang dapat digunakan sebagai alat bantu untuk memeriksa silang. Pedoman pertumbuhan yang harus dipantau antara lain : 1) Ukuran rata-rata lingkar kepala bayi a) Ketika lahir 35 cm. b) Pada usia 6 bulan, lingkar kepala bertambah kurang lebih 8,5 cm, menjadi 43,5 cm. c) Pada usia 1 tahun bertambah sekitar 12 cm dari ukuran saat lahir, menjadi sekitar 47 cm. 2) Panjang bayi a) Saat berumur 1 tahun rata-rata 1,5 kali panjang lahir. b) Pada umur 4 tahun, 2 kali panjang waktu lahir.
3) Rumus perhitungan berat badan a) Berat normal anak usia 1 – 6 tahun adalah 2n+8 (n adalah usia anak). b) Rata-rata berat usia 6 bulan adalah 2 kali berat lahir. c) Usia setahun 3 kali berat lahir. 4) Setiap hasil pengukuran tubuh memiliki rentang normal. Fisik bayi yang kurus tidak selalu pertanda bermasalah atau kurang gizi selama berat badannya masih di dalam rentang normal grafik pertumbuhan. Bila bayi aktif, bahagia, dan ciri-ciri tumbuh kembang lainnya normal. 5) Hindari membandingkan bayi dengan bayi lain walaupun usia dan jenis kelaminnya atau bahkan dengan saudaranya, misalnya kakak atau sepupu. Setiap anak unik, berbeda dan memiliki kecepatan pertumbuhan tersendiri. 6) Bayi lahir premature a) Ukuran dan cara untuk memantau pertumbuhannya berbeda dengan bayi yang lahir cukup bulan. b) Pemantauan terhadap pertumbuhannya harus didasarkan pada usia sesungguhnya, bukan usia lahir. Misalnya, jika anak lahir di usia 30 minggu, berarti bayi lahir 7 minggu lebih cepat dari usia sesungguhnya. Maka jika usianya saat ini 4 bulan, sebenarnya bayi Anda berusia 2 bulan 1 minggu. Bayi premature atau lahir dengan berat badan rendah (BBLR), biasanya juga memiliki kemampuan
menelan yang kurang baik. Bila tidak diantisipasi, maka pertumbuhannya bisa terhambat. 7) Berat badan anak kurang, tidak naik atau turun, yang terjadi lebih dari 6 bulan, biasanya akan memengaruhi pertambahan tinggi badannya. Artinya, anak tidak bertambah berat dan tinggi. Meski tampak proporsional, dia sebetulnya kurang gizi. Perawakannya pendek atau disebut stunted. f. Perkembangan Anak 1) Parameter perkembangan. Menurut Frankerburg dkk (2007), melalui DDST (Denver Development Screening Test) mengemukakan 4 parameter perkembangan yaitu : a) Personal social (kepribadian atau tingkal laku sosial) Aspek yang
berhubungan
dengan
kemainpuan
mandiri.
bersosialisasi dan berinlerkasi dengan lingkungannya. b) Fine motor adaptive (Gerakan motorik halus) Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu untuk melakukan gcrakan. c) Language (bahasa) Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan. d) Grass motor (perkembangan motorik kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. Ada juga yang incinbagi perkembangan balila menjadi tujuh aspek perkembangan seperti pada buku petunjuk program BKR (Bina keluarga Balita) yaitu perkembangan : (1)Tingkah laku (2)Menolong diri sendiri (3)Intelektual (4)Gerakan motorik halus (5)Komunikasi pasif (6)Komunikasi aktif (7)Gerakan motorik kasar Perkembangan psikologis muncul dan menjadi sensitif ketika lingkungan
telah
mulai
mempengaruhi
perkembangan
kepribadian secara maksimum. 2) Tahapan perkembangan Tahapan perkembangan balita menurut DepKes RI (2007), meliputi: a)
Usia 0-1 bulan (1)
Motorik kasar Motorik kasar anak usia 0-1 bulan meliputi meringkuk, mendekut, mengangkat mendengkur, makan, tidur.
kepala, tangan terkepal erat,
(2)
Motorik halus Motorik halus anak usia 0-1 bulan menunjukkan perilaku pemicu
kasih sayang,
penglihatan masih
buram,
tersenyum. (3)
Bicara dan bahasa Pada usia 0-1 bulan anak hanya bisa menangis di saat tidur.
b) Usia 2 bulan (1) Motorik kasar Motorik kasar anak usia 2 bulan meliputi mengangkat kepala setinggi 45 derajat, kepala masih terhuyung bila digendong dalam keadaan duduk, sebagian jari mulai membuka, mulai dapat menggenggam tangan yang menyentuh tangannya. (2) Motorik halus Motorik halus anak usia 2 bulan terhubung secara visual dengan
orang
tua
maupun
dengan
orang
lain,
lengan dan kaki relaks, tersenyum dengan responsif, mengadakan kontak mata, memerhatikan orang yang bergerak, menangis bila diturunkan dari gendongan. (3) Bicara dan bahasa Anak pada usia 2 bulan ia bisa menjerit, membuat suara seperti sedang minum, mulai senang berkomunikasi,
protes bila kebutuhannya tidak terpenuhi, memberi isyarat, membuat asosiasi bahwa tangisan berarti digendong atau disusui. c)
Usia 3 bulan. (1) Motorik kasar Anak dapat menggerakkan atau memainkan tangan, lengan dan kaki digerakkan secara sempurna, dapat membuat gerakan bebas dan memutar, kepala diangkat lebih tinggi dari punggung, kepala bisa diangkat tegak saat digendong. (2) Motorik halus Anak sudah bisa menggoyangkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, anak bisa mengisap ibu jari kedua tangannya. (3) Bicara dan bahasa Anak sudah bisa membuat suara lebih keras, mulai tertawa, bisa menyebabkan orang bereaksi dengan senyum, tangisan, dan bahasa tubuh.
d) Usia 4 bulan (1) Motorik kasar Anak
sudah
menggenggam,
bisa
memeluk
memegang,
dengan
dua
tangan,
merangkuh
dada
bunda,
mengangkat dada dan perut atas saat tengkurap bisa mengangkat lengan ketika ingin digendong.
(2) Motorik halus Pasa usia 4 bulan anak bisa mengamati dengan akurat. (3) Bicara dan bahasa Anak tertawa geli bila melihat sesuatu yang dianggapnya lucu atau ketika anak sedang digelitik, tahu bahwa orang dan benda memiliki nama (contohnya kucing). e) Usia5 bulan (1) Motorik kasar Motorik kasar anak usia 5 bulan meliputi meraih sesuatu dengan
satu
tangan,
berguling
ke
belakang,
bisa
melakukan posisi push-up, bisa mengjangkau jari kakituk mendorong bila ia sedang tidak mau diganggu. (2) Motorik halus Motorik halus anak dapat memindahkan mainan dari tangan yang satu ke tangan lainnya dan mulut, menengok kea rah orang yang berbicara, tertarik pada warna. (3) Bicara dan bahasa Anak berusaha untuk meniru suara-suara. f)
Usia 6 bulan (1) Motorik kasar Pada usia 6 bulan anak dapat duduk sendiri, bergulingguling, berdiri dengan berpegangan pada kursi atau meja.
(2) Motorik halus Pada usia 6 bulan anak dapat mengarahkan matanya ke benda kecil sebesar kacang, kismis atau uang logam, dapat meraih mainan yang diletakkan agak jauh namun masih berada dalam jangkauan tangannya. (3) Bicara dan bahasa Anak senang akan suaranya seperti berteriak, tertawa, menggeram, serta meniru sikap wajah dengan lebih menarik, lucu, mengesankan. g)
Usia 7-9 bulan. (1) Motorik kasar Motorik kasar anak usia 7-9 bulan meliputi merangkak, duduk tegak, mendorong badan ke atas sampai berdiri. (2) Motorik halus Anak dapat menjumput makanan kecil seperti kismis atau kacang dengan ibu jari dan telunjuk, makan sendiri walau berserakan
atau
berantakan,
menjatuhkan
memberantakan mainan. (3) Bicara dan bahasa Anak akan menengok ke belakang jika dipanggil namanya.
atau
h)
Usia 9-12 bulan (1) Motorik kasar Motorik kasar anak usia 9 bulan meliputi merangkak, dari duduk bisa menjadi merangkak sendiri, berkeliling di sekitar perabotan, berdiri tanpa berpegangan, langkah pertama masih kaku, belum tegap, menggenggam erat. (2) Motorik halus Anak dapat menunjuk dan mencongkel dengan jari telunjuk, menumpuk dan menjatuhkan balok-balok, menunjukkan
dominasi
tangan,
bertepuk
tangan,
melambaikan tangan, menunjukkan ingatan akan kejadian yang baru berlalu, ingat letak mainan ketika tertutupi, berhenti menangis ketika bertemu bunda, menunjukkan kegelisahan akibat perpisahan. (3) Bicara dan bahasa Anak mulai bisa menunjukkan sesuatu yang anak mau dengan rengekan suaranya, mengatakan “mama” dan “dada”, mengerti kata ‘tidak’, mengerti sikap tubuh seperti ciluba. i)
Usia 12-15 bulan (1) Motorik kasar Anak mulai berjalan tertatih-tatih, menggunakan peralatan seperti sikat gigi dan sisir, memegang botol, lebih gampang dipakaikan baju.
(2) Motorik halus Anak dapat mempertemukan 2 kubus kecil yang dipegang, mengambil benda kecil seperti kacang atau kismis dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk. (3) Bicara dan bahasa Anak dapat mengucapkan 4-6 kata yang dapat dimengerti, mengenali nama dan menunjuk ke orang yang dikenal, tertawa saat melihat gambar lucu. j)
Usia 15-18 bulan (1) Motorik kasar Anak dapat mengendarai mainan beroda empat, mencoba menendang bola walau sering meleset, membuka laci, berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 5 detik. (2) Motorik halus Anak menurut ketika dipakaikan baju, mengonsumsi makanan
berkuah,
mengenali gambar
mengamati
bermacam
bentuk,
yang terdapat pada buku gambar
ataupun majalah. (3) Bicara dan bahasa Anak
mulai
mengerti
bahasa
mengatakan 10-20 kata yang bisa dimengerti.
sederhana,
k)
Usia 18-24 bulan (1) Motorik kasar Pada usia ini anak mulai lancar berjalan dan berlari, bisa memanjat keluar dari ranjangnya, membuka pintu, menaiki tangga rumah ataupun tangga di taman bermain tanpa bantuan orang tuanya atau orang lain. (2) Motorik halus Anak mulai mencari tahu segala sesuatu sebelum melakukannya, menggambar lingkaran, membuat garis, mengerti dua perintah sekaligus. (3) Bicara dan bahasa Anak mulai mengerti bahasa yang sering digunakan sehari-hari, membuka bungkusan, mencuci tangan, duduk di kursi sendiri dengan sikap sempurna tanpa bantuan, mengatakan 20-25 kata yang bisa dimengerti.
l)
Usia 30 bulan (1) Motorik kasar Anak bisa berjalan menaiki tangga sendiri tanpa bantuan orang lain, menendang bola kecil (seperti bola tenis) ke depan tanpa berpegangan pada apapun. (2) Motorik halus Anak bisa mencoret-coret kertas atau dinding, meletakkan 4 buah kubus satu persatu di atas kubus yang lain tanpa menjatuhkan kubus itu.
(3) Bicara dan bahasa Anak dapat menunjuk dengan benar paling sedikit satu dari bagian tubuhnya seperti rambut, hidung, telinga dan tangan, menggunakan 2 kata saat berbicara seperti “minta minum“, “mau makan“. m)
Usia 36 bulan (1) Motorik kasar Anak dapat berdiri dengan satu kaki tanpa bantuan dari orang lain. (2) Motorik halus Anak bisa mencoret-coret kertas tanpa petunjuk, mulai tertarik masuk sekolah taman kanak-kanak (TK). (3) Bicara dan bahasa Anak dapat menyebutkan 2 atau lebih nama-nama binatang, menggunakan 2 kata dalam berbicara seperti “minta minum, “mau makan”.
n)
Usia 48 bulan (1) Motorik kasar Pada usia ini anak dapat berlari, melompat, memanjat, naik sepeda roda tiga. (2) Motorik halus Anak dapat meletakkan 8 buah kubus satu persatu di atas yang lain tanpa bantuan orang lain.
(3) Bicara dan bahasa Anak dapat menyebutkan nama lengkapnya tanpa dibantu orang lain. o)
Usia 60 bulan (1) Motorik kasar Anak dapat melompat dengan satu kaki, memanjat, bermain sepatu roda, bermain sepeda. (2) Motorik halus Anak dapat menggambar garis tegak lurus tanpa dibantu orang lain. (3) Bicara dan bahasa Anak dapat mengenali 4 warna dengan benar seperti merah, kuning, biru, hijau, anak mengerti perintah yang diberikan kepada anak (“letakkan pensil itu di meja”).
B.
KERANGKA TEORI
Tingkat Pengetahuan 1. Tahu 2. Memahami 3. Aplikasi 4. Analisis 5. Syntesis 6. Evaluasi
Balita
Pengetahuan
Faktor yang mempengaruhi 1. Tingkat Pendidikan 2. Informasi 3. Budaya 4. Pengalaman 5. Sosial ekonomi 6. Umur
Teori tentang balita: 1. Pengertian 2. Ciri-ciri balita sehat
Tumbuh kembang balita
1. Pengertian tumbuh kembang balita 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang 3. Kebutuhan tumbuh kembang 4. Ciri-ciri tumbuh kembang 5. Pertumbuhan fisik 6. Perkembangan anak
Gambar 2.1. Kerangka Teori Sumber : Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2007)
C.
KERANGKA KONSEP
Baik Tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita
Cukup
Kurang
Faktor-faktor yang mepengaruhi : 1. Umur 2. Pcndidikan 3. Pekerjaan 4. Jumlah balita 5. Sosial ekonomi 6. Budaya 7. Pengalaman 8. Informasi
Keterangan : : Diteliti : Tidak diteliti
Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian Sumber : Riwidikdo (2010)
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Ditinjau dari segi tujuan penelitian yang hendak dicapai, penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Notoatmodjo (2010), deskritif kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau diskripsi suatu keadaan secara objektif. Metode ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang atau yang sedang terjadi. Kuntitatif adalah data yang dihasilkan berupa angka (Riwidikdo, 2009). Pada penelitian ini menggambarkan tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi adalah suatu penjelasan teoritis yang dikaitkan dengan tata ruang suatu tempat yang akan digunakan untuk melakukan sesuatu kejadian atau peristiwa (KBBI, 2011). Penelitian ini dilakukan di Posyandu Klengkeng I Asrama Polisi Manahan Surakarta. 2. Waktu Penelitian Waktu adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan atau keadaan berada atau berlangsung (KBBI, 2011). Penelitian ini dilakukan pada tanggal 18 April 2012.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari subjek atau objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki balita usia 0-5 tahun yang melakukan kunjungan ke Posyandu Klengkeng I Asrama Polisi Manahan Surakarta yang berjumlah 78 orang. 2. Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, apabila subjeknya lebih dari 100, lebih baik diambil 10-15% atau 20-25% (Arikunto, 2010) Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai balita di Posyandu Klengkeng I Asrama Polisi Manahan Surakarta yang berjumlah 78 orang. 3. Teknik pengambilan Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling, yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Riwidikdo, 2008).
D.
Instrumen Penelitian Alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah kuesioner. Menurut Notoatmodjo (2010), kuesioner adalah daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, matang, dimana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda – tanda tertentu.Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita, kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup dengan jawaban benar dan salah. Untuk menghindari ketidakseriusan responden yang sering kali terjadi dalam pengisian kuisioner, maka pertanyaan dibuat 2 kategori, yaitu pertanyaan positif dan pertanyaan negatif. Jawaban benar dengan pertanyaan positif (favorable) dan jawaban salah jika pertanyaan negatif (unfavorable) mendapat nilai 1. Jawaban yang salah dengan pertanyaan positif (favorable) dan benar jika pertanyaan negatif (unfavorable) mendapatkan nilai 0. Pengisian kuesioner tersebut dengan memberi tanda centang (¥) pada jawaban yang dianggap benar. Kuesioner penelitian ini terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas untuk mendapatkan hasil yang berkualitas. Untuk itu, kuesioner tersebut harus dilakukan uji coba di lapangan (Notoatmodjo, 2010). Uji coba instrumen dilakukan di Posyandu Melati Indah Gremet Surakarta dengan jumlah responden 30 orang. Menurut Mahfoed (2007), alasan jumlah responden 30 adalah karena kaidah umum penelitian agar diperoleh distribusi nilai hasil penelitian mendekati kurva normal.
1. Uji validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana instrument pengukur mampu mengukur sesuatu dan melakukannya dengan cermat (Riwidikdo, 2007). Pada skala pengukuran Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Tumbuh Kembang Balita disusun suatu skala pengukuran dengan menggunakan kuesioner tertutup dengan tehnik memberikan tanda centang pada jawaban yang dianggap benar. Validitas empiris diuji dengan Pearson Product Moment secara SPSS (Seri Program Statistik) dengan rumus sebagai berikut : r =
{N ¦
X
2
¦ X .¦ Y (¦ X ) }{N ¦ Y − (¦
N . ¦ X .Y − 2
2
Y
2
)}
Keterangan : N
: Jumlah Responden
r xy
: Koefisien korelasi product moment
x
: Skor pertanyaan
y
: Skor total
xy
: Skor pertanyaan dikalikan skor total
(Riwidikdo, 2010) Instrumen dikatakan valid atau sahih jika nilai r hitung > r tabel karena menyatakan adanya korelasi antara skor item dengan jumlah skor total, dimana r table : 0,361 (Riwidikdo, 2009). Berdasarkan hasil uji validitas, terdapat 31 butri soal yang valid dan 4 butir yang tidak valid yaitu 8, 18, 20, 24 untuk selanjutnya
pernyataan yang tidak valid tidak digunakan dalam penelitian. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 14. 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah sesuatu instrumen cukup dapat digunakan sebagai alat pengumpul data (Arikunto, 2010). Reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal (Riwidikdo, 2009). Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu. Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut: 2 k Σs i ½ ri = ®1 − 2 ¾ k −1 ¯ st ¿
Keterangan = Reliabilitas Instrumen = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal = Jumlah varian butir = Varian total Menurut Riwidikdo (2009), kuesioner atau angket dikatakan reliabel jika memiliki nilai Alpha Chronbach minimal 0,7. Setelah dilakukan uji reliabilitas didapatkan nilai Alpha Chronbach 0,892 > 0,7, sehingga instrumen dikatakan reliabel.
3. Kisi-kisi kuesioner Tabel. 3.1 . Kisi – kisi kuesioner Variabel penelitian
Indikator
Tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita
Pengertian balita Faktor yang mempengaruhi tingkat pertumbuhan dan perkembangan balita Pertumbuhan psikomotorik pada balita
Nomor pertanyaan favorable 5
Nomor pertanyaan unfavorable 10
Jumlah
1, 2, 3, 4, 6, 7, 8*, 9, 11, 12, 31, 33, 34 dan 35.
32
15
14, 15, 16, 17, 18*, 20*, 21, 22, 23, 24*, 28, 29 dan 30
13, 19, 25, 26 dan 27
18
Jumlah
2
31 Keterangan * : tidak valid
D.
Teknik Pengumpulan Data 1. Cara pengumpulan data Cara pengumpulan data diperoleh melalui kuesioner yaitu tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Setelah diisi kuesioner diserahkan kembali kepada peneliti untuk diolah dan dianalisis (Riwidikdo, 2009). 2.
Sumber data. Sumber data menurut Riwidikdo (2009), meliputi :
a. Data primer Data primer yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada peneliti. Data primer dari penelitian ini yaitu pengetahuan ibu yang memiliki balita yang diperoleh dari jawaban kuesioner tentang tumbuh kembang balita. b. Data sekunder Data sekunder yaitu sumber data yang tidak langsung diberikan kepada peneliti. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain dari berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun non komersial. Data sekunder dari penelitian ini yaitu data dari Puskesmas Manahan Surakarta dan Posyandu Klengkeng I Asrama Polisi Manahan Surakarta berupa data semua balita yang datang ke Posyandu tersebut.
E.
Variabel Penelitian Variabel adalah gejala yang bervariasi yang menjadi objek penelitian (Riwidikdo, 2008). Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita.
F.
Definisi Operasional Tabel. 3.2 . Definisi Operasional
No 1.
Variabel
Definisi Operasional
Skala
Kategori
Tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita
Kemampuan ibu untuk menjawab tumbuh kembang balita meliputi: a. Pengertian balita b. Faktor yang mempengaruhi tingkat pertumbuhan dan perkembangan balita c. Pertumbuhan psikomotorik pada balita.
Ordinal
a. Baik, bila nilai responden yang diperoleh adalah (x) > mean + 1 SD b. Cukup, bila nilai responden yang diperoleh adalah mean – 1SD x mean + 1 SD c. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
G. Metode Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data a. Editing. Setiap alat ukur yang sudah dijawab dicek apakah seluruh item sudah dijawab dengan lengkap. Hal ini dilakukan setelah semua data yang dikumpulkan melalui kuesioner (Mardalis, 2008). b. Koding. Memberikan tanda kode terhadap pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan, hal ini dimaksudkan untuk mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisis (Mardalis, 2008).
c. Tabulasi.
Jawaban ditabulasikan dengan skor jawaban sesuai dengan jenis pertanyaan, kemudian dimasukkan dalam master tabel yang sudah disiapkan (Suryanto, 2008). 2. Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis univariat. Menurut Notoatmodjo (2010), analisis univariat adalah menganalisis terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap variabel. Menurut Riwidikdo (2010), untuk menentukan tingkat pengetahuan berdasarkan kemampuan dalam menjawah kuesioner dan nilainya berdasarkan rangking secara objektif dengan urutan sebagai berikut : a. Baik, bila nilai responden yang diperoleh adalah (x) > mean + 1 SD b. Cukup, bila nilai responden yang diperoleh adalah mean – 1SD ≤ x ≤ mean + 1 SD c. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD Adapun rumus untuk mengetahui nilai Mean, Standar Deviasi dan skor prosentase (Riwidikdo, 2009) yaitu sebagai berikut : Mean (x) :
¦x n
Keterangan : x : Nilai rata-rata X : Jumlah seluruh data n : banyaknya data
¦ xi2 − sd :
(¦ xi) 2 n
n −1
Keterangan : sd : Simpangan baku xi : nilai dari data n : banyaknya data
H. Etika Penelitian Peneliti membuat informent consent atau persetujuan kepada responden terlebih dahulu dengan menuliskan jati diri, identitas peneliti, tujuan penelitian, serta permohonan kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam penelitian. Pelaksanaan penelitian ini peneliti mendapat ijin dari STIKes Kusuma Husada Surakarta, Kepala Dinas Kesehatan Surakarta, kepala Puskesmas Manahan Surakarta, dan dari responden sendiri melalui informent consent yang terjamin kerahasiaannya. Menurut Hidayat (2008), masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan. Setiap penelitian yang menggunakan obyek manusia tidak boleh bertentangan dengan etika agar hak responden dapat terlindungi, kemudian kuesioner dikirim ke subyek yang diteliti dengan menekankan pada masalah etika penelitian.
Penelitian ini menekankan pada masalah etika yang meliputi: 1. Informent Consent Informent consent diberikan sebelum melakukan penelitian. Informent consent ini berupa lembar persetujuan untuk menjadi responden. Pemberian informent consent ini bertujuan agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika subyek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati keputusan tersebut (Hidayat, 2008). Pada penelitian ini semua responden akan diberi lembar persetujuan. 2. Anonimity (Kerahasiaan nama/ identitas) Anonimity, berarti tidak perlu mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data (kuisioner). Peneliti hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data tersebut (Hidayat, 2008). Peneliti tidak akan mencantumkan nama subyek pada lembar pengumpulan data dalam penelitian ini. 3. Confidentiality (Kerahasiaan hasil) Confidentiality merupakan masalah-masalah responden yang harus dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti,hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian (Hidayat, 2008). Penelitian ini kerahasiaan hasil/ informasi yang telah dikumpulkan dari setiap subyek akan di jamin oleh peneliti.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum. Lokasi penelitian ini adalah Posyandu Klengkeng I Asrama Polisi Manahan Surakarta RT 02, Rw 12, Kelurahan Manahan Kecamatan Banjarsari Surakarta. batas wilayah tersebut adalah sebelah Timur : Jalan KS.Tubun, batas sebelah Selatan yaitu Jalan Adisucipto, Batas sebelah Utara adalah Jalan MT. Hariyono dan batas sebelah Barat adalah Jalan Kepodang. Posyandu Klengkeng I Asrama Polisi Manahan Surakarta memiliki tenaga kesehatan yang terdiri dari 1 Bidan Puskesmas dan 5 kader yang terlatih. Sarana dan prasarana di posyandu ini terdiri dari: Meja Pendaftaran, Penimbangan Balita, Pencatatan, Pengisian
KMS,
Penyuluhan Perorangan, Penyuluhan Tambahan Makanan Pelayanan yang diberikan Posyandu Klengkeng 1 Asrama Polisi Manahan Surakarta yaitu Ibu hamil, kesehatan balita dan anak, gizi balita dan anak, imunisasi balita, kespro untuk WUS, kesehatan lansia, gizi lansia.
B. Hasil Penelitian. 1. Karakteristik Responden. Responden dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang memiliki balita usia 0-5 tahun di Posyandu Klengkeng 1 Asrama Polisi Manahan Surakarta yang berjumlah 78 orang dapat dikategorikan dalam kelompok umur, pendidikan dan pekerjaan yaitu: a. Karakteristik Responden berdasarkan Umur Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Umur No
Umur
1 2 3
< 20 tahun 20 – 35 tahun > 35 tahun Total Sumber: Data Primer, 2012
Jumlah 2 62 14 78
Persentase (%) 2,6 79,5 17,9 100
Berdasarkan tabel karakteristik responden di atas 2 responden (2,6%) berumur kurang dari 20 tahun, 62 responden (79,5%) berumur 20 – 35 tahun dan 14 responden (17,9%) berumur lebih dari 35 tahun. Sehingga sebagian besar responden berumur 20 – 35 tahun yaitu sebanyak 62 responden (79,5%). b. Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan Tabel 4.2 Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan Persentase No Pendidikan Jumlah (%) 1 SMP 7 9,0 2 SMA 58 74,4 3 Sarjana 13 16,6 Total 78 100 Sumber: Data Primer, 2012
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui responden yang dengan pendidikan SMP terdapat sebanyak 7 responden (0,9%), pendidikan SMA sebanyak 58 responden (74,4%) dan pendidikan Sarjana tedapat sebanyak 13 responden (16,6%). Jadi responden dalam penelitian ini sebagian besar berpendidikan SMA yaitu sebanyak 58 responden (74,4%) c. Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan Tabel 4.3 Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan No
Pekerjaan
1 2 3
IRT Swasta PNS Total Sumber: Data Primer, 2012
Jumlah 23 30 25 78
Persentase (%) 29,5 38,5 32,0 100
Berdasarkan tabel karakteristik pekerjaan responden di atas terdapat sebanyak 23 responden (29,5%) Ibu Rumah Tangga, pekerjaan di bidang swasta sebanyak 30 responden (38,5%) dan Pegawai Negeri Sipil sebanyak 25 responden (32%). Jadi pekerjaan responden dalam penelitian ini sebagian besar di bidang swasta yaitu sebanyak 30 responden (38,5%). 2. Hasil Penelitian. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan SPSS versi 16.0 didapatkan nilai mean yaitu 23,2 dan standar deviasi 4,8, seperti tertera pada tabel 4.1 di bawah ini:
Tabel. 4.4 Mean dan Standar Deviasi Variabel Mean Standar Deviasi Pengetahuan ibu tentang Tumbuh Kembang Balita
23,2
4,8
Berdasarkan nilai mean dan standar deviasi dapat dikategorikan 3 tingkat pengetahuan yaitu a. Baik
: (x) > mean+1 SD (x) > 23,2 + 1 x 4,8. (x) > 28 Jadi Pengetahuan baik jika nilai responden x > 28.
b. Cukup
: mean – 1SD x mean + 1 SD 23,2 – 1 x 4,8 x 23,2 + 1 x 4,8 (x) 18,4 x 28 Jadi Pengetahuan cukup jika nilai responden 18,4 x 28.
c. Kurang
: (x) < mean–1 SD (x) < 23,2 – 1 x 4,8 (x) < 18,4 Jadi Pengetahuan kurang jika nilai responden < 18,4.
Tabel 4.5 Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Tumbuh Kembang Balita di Posyandu Klengkeng 1 Asrama Polisi Manahan Surakarta Persentase No Pengetahuan Jumlah (%) 1 Baik 13 16,7 2 Cukup 51 65,4 3 Kurang 14 17,9 Total 78 100 Sumber: Data Primer, 2012
Berdasarkan tabel 4.2 di atas tingkat pengetahuan tentang tumbuh kembang balita
dapat dikategorikan pengetahuan
baik sebanyak
13 responden (16,7%), pengetahuan cukup sebanyak 51 responden (65,4%) dan pengetahuan kurang sebanyak 14 responden (27,9%). Jadi responden dalam penelitian ini sebagian besar berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 51 responden (65,4%).
C. PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang tumbuh kembang balita dapat dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 13 responden (16,7%), pengetahuan cukup sebanyak 51 responden (65,4%) dan pengetahuan kurang sebanyak 14 responden (27,9%). Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 51 responden (65,4%). Menurut Notoatmodjo (2009), pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata, telinga. Pengetahuan atau kognisi merupakan domain yang sangat pcnting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Menurut
Soekanto
(2010),
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pengetahuan adalah tingkat pendidikan, informasi, budaya, pengalaman, sosial ekonomi dan umur.
Berdasarkan tabel karakteristik responden dapat diketahui hasil yang paling banyak yang berpendidikan SMA sebanyak 58 responden (74,4%), umur responden 20-35 tahun sebanyak 62 responden (79,5%), dan sebagian besar ibu bekerja ( swasta dan PNS ) sebanyak 55 responden (70,5%). Menurut Soekanto (2010), salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan pengetahuan adalah tingkat pendidikan. Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat. tingkat pendidikan menunjukkan korelasi positif dengan terjadinya perubahan perilaku positif yang meningkat, dengan demikian pengetahuan juga meningkat. Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya, sehingga seseorang semakin besar keinginan untuk memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan dan pendidikan seseorang berperan dalam membentuk sikap dan perilaku seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan. Karena hasil pendidikan ikut membentuk pola berpikir, pola persepsi dan sikap pengambilan keputusan seseorang. Menurut Soekanto (2004), faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu umur. Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam
masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini. Menurut Soekanto (2004), pekerjaan berhubungan dengan sosial ekonomi, sehingga pengetahuan dapat dipengaruhi pekerjaan. Tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang. Menurut Rochmawati (2006), pentingnya pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita dalam kesadaran dan kemampuan merupakan faktor yang menentukan dalam pembentukan kualitas anak. Peranan keluarga terutama ibu dalam mengasuh anak sangat menentukan tumbuh kembang anak. Agar orang tua mampu melaksanakan fungsinya dengan baik maka orang tua perlu memahami tingkatan perkembangan anak, menilai pertumbuhan atau perkembangan anak dan mempengaruhi motivasi yang kuat untuk memajukan tumbuh kembang anak. Menurut Soetjiningsih (2009), pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah ukuran atau dimensi lingkat sel, organ maupun individu yang bisa dilakukan dengan ukuran berat gram, pound,
kilogram, ukuran panjang (cm, meter), umur, hilang dan
keseimbangan
metabolik
(retensi,
kalsium,
dan
nitrogen
tubuh).
Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pcmatangan misalnya : diferensiasi dari fungsi organ, perkembangan emosi intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Menurut Soetjiningsih (2010), periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional, dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Menurut Soetjiningsih (2010), ada dua faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang yaitu faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Lingkungan bio-psikofisik-sosial mcmpengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita peling banyak pada kategori cukup yaitu 51 (70,5%) responden. Hal tersebut kemungkinan dipengaruhi oleh faktor pendidikan, informasi, budaya, pengalaman, pekerjaan, dan umur.
D. Keterbatasan dan Kendala Penelitian 1.
Keterbatasan penelitian a.
variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga hasil penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan ibu balita tentang tumbuh kembang balita.
b.
Keterbatasan penelitian ini kuesioner yang digunakan kuesioner tertutup sehingga responden hanya bisa menjawab ya atau tidak dan jawaban responden belum bisa untuk mengukur pengetahuan secara mendalam.
2.
Kendala penelitian Selama penelitian berlangsung banyak responden yang tidak serius dalam mengisi kuesioner yang diberikan, dikarenakan balita responden rewel.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Responden dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita usia 0-5 tahun di Posyandu Klengkeng 1 Asrama Polisi Manahan Surakarta yang berjumlah 78 orang. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : 1. Responden dengan tingkat pengetahuan baik tentang tumbuh kembang balita sebanyak 13 responden (16,7%). 2. Responden dengan tingkat pengetahuan cukup tentang tumbuh kembang balita sebanyak 51 responden (65,4%). 3. Responden dengan tingkat pengetahuan kurang tentang tumbuh kembang balita sebanyak 14 responden (17,9%). 4. Jadi tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita paling banyak pada tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 51 responden (65,4%)
B. Saran 3. Bagi Posyandu. a. Bidan Dapat memberikan informasi-informasi baru melalui pelatihan, penyuluhan dan konseling kepada Ibu-ibu yang memiliki balita.
b. Kader Dapat memberikan informasi-informasi baru melalui penyuluhan dan konseling kepada Ibu-ibu yang memiliki balita sehingga menambah pengetahuan dan wawasan tentang tumbuh kembang balita. 4. Responden Diharapkan responden ikut aktif dalam kegiatan penyuluhan-penyuluhan yang diadakan oleh bidan setempat atau kader posyandu. 5. Peneliti lain Untuk penelitian selanjutnya diharapkan mengembangkan variabel penelitian sehingga didapatkan hasil yang lebih sempurna.