TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA DI DESA GUNUNGDUK GONDANGREJO KARANGANYAR TAHUN 2014
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
Siti Lestari NIM : B11 048
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014
1
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Menu Makanan Pada Balita Di Desa Gunungduk Gondangrejo Karanganyar Tahun 2014. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Retno Wulandari S.ST, selaku Ketua Prodi DIII STIKes Kusuma Husada Surakarta 3. Ibu Kartika Dian Listiyaningsih, S.ST, M.Sc, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis. 4. Bapak
Ali
Usman,
selaku
Kepala
Desa
Gunungduk
Gondangrejo
Karanganyar, yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data. 5. Seluruh dosen dan staff Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
5
6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah. 7. Bapak dan Ibu tercinta yang memberikan motivasi, dukungan dan biaya demi iv keberhasilanku. 8. Teman-teman STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah bersama-sama dalam menempuh pendidikan. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu diharapkan masukan dari semua pihak berupa saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Surakarta,
Penulis
v
2014
6
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Mei 2014 Siti Lestari B11.048 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA DI DESA GUNUNGDUK GONDANGREJO KARANGANYAR TAHUN 2014 xiv + 44 halaman + 17 lampiran + 5 tabel + 2 gambar ABSTRAK Latar belakang : Balita merupakan salah satu kelompok yang rawan gizi selain ibu hamil, ibu menyusui dan lanjut usia. Pada masa ini, pertumbuhan sangat cepat diantaranya pertumbuhan fisik dan perkembangan psikomotorik, mental dan sosial. Anak usia bawah 5 tahun (balita) mempunyai risiko yang tinggi dan harus mendapatkan perhatian yang lebih. Semakin tinggi faktor risiko yang berlaku terhadap anak tersebut maka akan semakin besar kemungkinan anak menderita kurang gizi. Hasil studi pendahuluan pada tanggal 23 Oktober 2013 melalui wawancara dengan 10 ibu diketahui sebanyak 6 orang (60%) hanya dapat menjawab tentang menu makanan balita dan sebanyak 4 orang (40%) dapat menjawab tentang menu dan manfaat makanan yang diberikan kepada balita. Tujuan : Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang menu makanan balita di desa Gunungduk Gondangrejo Karanganyar tahun 2014. Metode Penelitian : jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah ibu yang mempunyai balita di desa Gunungduk Gondangrejo Karanganyar. Sampel sebanyak 36 orang dengan teknik sampling jenuh. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data adalah analisis univariat dengan program SPSS. Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu tentang menu makanan balita di desa Gunungduk Gondangrejo Karanganyar tahun 2014 pada tingkat baik sebanyak 5 responden (13,9%). Tingkat pengetahuan ibu tentang menu makanan balita di desa Gunungduk Gondangrejo Karanganyar tahun 2014 pada tingkat cukup sebanyak 24 responden (66,7%). Tingkat pengetahuan ibu tentang menu makanan balita di desa Gunungduk Gondangrejo Karanganyar tahun 2014 pada tingkat kurang sebanyak 7 orang (19,4%). Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu tentang menu makanan balita di Desa Gunungduk Gondangrejo Karanganyar dalam kategori cukup. Kata Kunci: Pengetahuan, menu makanan, balita Kepustakaan: 25 literatur (Tahun 2006 s/d 2013) vi
7
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Hidup harus dijalani dan harus selalu berusaha untuk mencapai keberhasilan, karena hidup itu adalah dua pilihan yaitu siap menghadapi masalah dan risikonya atau kita akan dikalahkan oleh masalah itu sendiri
Yakinlah bahwa kesabaran akan memberikan hasil yang terbaik untuk kita dalam mencapai kesuksesan dan jangan berhenti sebelum kamu berhasil mencapai apa yang kamu inginkan
PERSEMBAHAN : Karya Tulis Ilmiah ini kupersembahkan kepada : 1. Bapak dan Ibu tercinta atas kasih sayang yang tidak henti-hentinya
memberikan
doa
dalam
setiap
langkahku serta mendidik dengan penuh cinta tanpa mengenal lelah 2. Kakak-kakakku tercinta Amin Tohar, Tri Nur Hayati, Yunianto yang tak pernah lelah selalu memberikan support dan memotivasi kepada penulis 3. Penghuni apartemen 99 yang selalumemberikan keceriaan 4. Sahabatku yang selalu menemaniku dalam suka maupun duka 5. Almamater tercinta
vii
8
CURICULUM VITAE
Nama
:
Siti Lestari
Tempat/Tgl Lahir
:
Sei Bahar IX, 30 Juli 1992
Agama
:
Islam
Jenis Kelamin
:
Perempuan
Alamat
:
Tanjung Harapan RT 01/RW 01 Sungai Bahar Muaro Jambi, Jambi
Institusi
:
Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Riwayat Pendidikan 1.
SD N 179 Jambi
Lulus Tahun 2005
2.
SMP Muhammadiyah Jambi
Lulus Tahun 2008
3.
MA Al Muayyad Surakarta
Lulus Tahun 2011
4.
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta angkatan 2011
viii
9
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................iii KATA PENGANTAR .................................................................................... iv ABSTRACT .................................................................................................... v MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi CURRICULUM VITAE ................................................................................ vii DAFTAR ISI ................................................................................................... viii DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xi BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3 D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 4 E. Keaslian Penelitian ..................................................................... 5 F. Sistematika Penelitian ................................................................. 6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori ........................................................................... 8 1.
Pengetahuan ......................................................................... 8
ix
10
2.
Balita .................................................................................... 16
3.
Menu Makanan .................................................................... 18
B. Kerangka Teori ........................................................................... 23 C. Kerangka Konsep Penelitian ....................................................... 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................. 25 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 25 C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ................... 26 D. Variabel Penelitian ...................................................................... 27 E. Definisi Operasional ................................................................... 27 F. Instrumen Penelitian ................................................................... 28 G. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 31 H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ........................................ 32 I. Etika Penelitian........................................................................ ... 34 J. Jadwal Penelitian ........................................................................ 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Lokasi Penelitian ....................................................... 36 B. Hasil Penelitian .......................................................................... 37 C. Pembahasan ............................................................................... 40 D. Keterbatasan................................................................................ 42 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................. 43 B. Saran ........................................................................................... 43 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
x
11
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penyusunan Menu Makanan
21
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
27
Tabel 3.2 Kisi Kisi Kuisioner
28
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
37
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
37
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
38
Tabel 4.4 Nilai Mean dan Standar Deviasi
39
Tabel 4.5 Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Menu Makanan......................... 40
xi
12
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori……………………………………………... 23 Gambar 2.2 Kerangka Konsep…………………………………………... 24
xii
13
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian Lampiran 2. Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3. Surat Jawaban Studi Pendahuluan Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Validitas Lampiran 5. Surat Jawaban Uji Validitas Lampiran 6. Permohonan Ijin Penelitian Lampiran 7. Surat Keterangan Penelitian Lampiran 8. Hasil Kuesioner Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 9. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 10. Permohonan untuk Menjadi Responden Lampiran 11. Persetujuan untuk Menjadi Responden Lampiran 12. Kuesioner Lampiran 13. Kunci Jawaban Kuesioner Lampiran 14. Hasil Kuesioner Responden Lampiran 15. Hasil Penelitian dengan Program SPSS Lampiran 16. Perhitungan Mean dan Standar Deviasi Secara Manual Lampiran 17. Lembar Konsultasi
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Persoalan gizi dalam pembangunan kependudukan masih merupakan persoalan yang dianggap menjadi masalah utama dalam tatanan kependudukan dunia. Oleh karena itu, persoalan ini menjadi salah satu butir penting yang menjadi kesepakatan global dalam Milleneum Development Goals (MDGs). Setiap negara secara bertahap harus mampu mengurangi jumlah balita yang bergizi buruk atau gizi kurang sehingga mencapai 15 persen pada tahun 2015 (Saputra dan Nurrizka, 2012). Kementrian Kesehatan menyatakan bahwa saat ini Indonesia berada di peringkat kelima negara dengan kekurangan gizi sedunia. Jumlah balita yang kekurangan gizi di Indonesia saat ini sekitar 900 ribu jiwa. Jumlah tersebut merupakan 4,5 persen dari jumlah balita Indonesia, yakni 23 juta jiwa. Daerah yang kekurangan gizi tersebar di seluruh Indonesia, tidak hanya daerah bagian timur Indonesia (Tarigan, 2013). Sedangkan untuk prevalensi provinsi Jawa Tengah terdiri dari 3,3% gizi buruk dan 12,4% gizi kurang (Setiyani, 2013). Balita merupakan salah satu kelompok yang rawan gizi selain ibu hamil, ibu menyusui dan lanjut usia. Pada masa ini, pertumbuhan sangat cepat diantaranya pertumbuhan fisik dan perkembangan psikomotorik, mental dan sosial. Anak usia bawah 5 tahun (balita) mempunyai risiko yang tinggi dan harus mendapatkan perhatian yang lebih. Semakin tinggi faktor risiko yang berlaku terhadap anak tersebut maka akan semakin besar kemungkinan anak menderita kurang gizi (Kurniawati, 2012).
1
2
Masalah gizi berawal dari ketidakmampuan rumah tangga mengakses pangan, baik karena masalah ketersediaan di tingkat lokal, kemiskinan, pendidikan dan pengetahuan akan pangan dan gizi, serta perilaku masyarakat. Kebiasaan makan dapat terbentuk sejak usia balita yang merupakan masa penting dalam kehidupan seseorang karena pada masa inilah ditanamkan sikap, kebiasaan dan pola tingkah laku yang memegang peranan menentukan dalam perkembangan individu selanjutnya (Kusumawati dan Rahardjo, 2011). Peran orang tua sangat penting dalam perkembangan anak, termasuk dalam pemberian nutrisi. Asupan nutrisi berkaitan erat dengan makanan yang diberikan. Balita dapat menderita kekurangan gizi lantaran kurangnya perhatian orang tua terhadap kebutuhan nutrisi anak (Sumarno, 2011). Tingkat pengetahuan gizi seseorang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam pemilihan makanan dan selanjutnya akan berpengaruh pada keadaan gizi individu yang bersangkutan. Keadaan gizi yang rendah akan menentukan tingginya angka prevalensi kurang gizi secara nasional. Ketidaktahuan tentang bahan makanan dapat menyebabkan pemilihan makanan yang salah dan rendahnya pengetahuan gizi akan menyebabkan sikap masa bodoh terhadap makanan tertentu (Maulana, dkk, 2012). Kebutuhan zat gizi pada balita usia 1-3 tahun dan 3-5 tahun. Asupan makanan yang bergizi amat penting untuk si balita agar bisa tumbuh dan berkembang dengan optimal, maka orang tua perlu memastikan bahwa menu yang disajikan bagi si balita memenuhi kebutuhan nutrisi hariannya. Dalam menu sehari misalnya terdapat sayuran, buah-buahan, biji-bijian, produk susu dan sebagainya (Andini, 2013).
3
Hasil studi pendahuluan pada tanggal 23 Oktober 2013 di desa Gunungduk
Kelurahan
Bulurejo
Kecamatan
Gondangrejo
Kabupaten
Karanganyar diketahui bahwa ibu yang mempunyai balita di desa Gunungduk Gondangrejo Karanganyar sebanyak 36 orang. Hasil wawancara dengan 10 ibu yang mempunyai balita diketahui sebanyak 6 orang (60%) hanya dapat menjawab tentang menu makanan balita dan sebanyak 4 orang (40%) dapat menjawab tentang menu dan manfaat makanan yang diberikan kepada balita. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Menu Makanan Balita di Desa Gunungduk Gondangrejo Karanganyar Tahun 2014”
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimana tingkat pengetahuan ibu tentang menu makanan balita di desa Gunungduk Gondangrejo Karanganyar tahun 2014 ?”.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang menu makanan balita di desa Gunungduk Gondangrejo Karanganyar tahun 2014. 2. Tujuan khusus a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang menu makanan balita di desa Gunungduk Gondangrejo Karanganyar tahun 2014 pada tingkat baik.
4
b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang menu makanan balita di desa Gunungduk Gondangrejo Karanganyar tahun 2014 pada tingkat cukup. c. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang menu makanan balita di desa Gunungduk Gondangrejo Karanganyar tahun 2014 pada tingkat kurang.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi ilmu pengetahuan Hasil penelitian dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam pengetahuan tentang menu makanan balita. 2. Bagi peneliti Mendapat pengalaman langsung dalam melakukan penelitian dan menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama pendidikan. 3. Bagi institusi a. Pendidikan Sebagai referensi dan sumber bacaan meliputi pengetahuan tentang menu makanan balita serta dapat dijadikan sebagai wawasan penelitian selanjutnya. b. Bagi lahan Sebagai
masukan dan bahan pertimbangan
pengetahuan tentang menu makanan balita.
dalam
menambah
5
E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian terdahulu yang pernah dilakukan, antara lain adalah sebagai berikut : 1. Endah Purwatiningsih (2008), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Gizi Balita di Kelurahan Prenggan Kotagede Yogyakarta”. Jenis penelitian ini deskriptif dengan rancangan cross secitonal. Sampel sebanyak 63 ibu yang mempunyai anak balita dengan teknik total sampling. Teknik analisis data menggunakan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 35 orang (56%), berpengetahuan cukup sebanyak 20 responden (32%) dan responden dengan pengetahuan kurang sebanyak 8 orang (12%). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah pada variable penelitian, waktu penelitian dan lokasi penelitian sedangkan persamaan penelitian adalah pada teknik analisis data. 2. Novi Nilasari (2012), melakukan penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Anak Balita Tentang Gizi Balita Desa Pungsari Plupuh Sragen Tahun 2012”. Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Populasi seluruh ibu yang mempunyai anak balita dengan sampel
sebanyak 42 orang dengan teknik simple random sampling.
Teknik analisis menggunakan diskriptif dalam bentuk distribusi frekuensi. Hasil penelitian diketahui bahwa responden dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 5 orang (11,90%), berpengetahuan cukup sebanyak 32
6
responden (76,20%) dan responden dengan pengetahuan kurang sebanyak 5 orang (11,90%). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah pada variabel penelitian, waktu penelitian dan lokasi penelitian sedangkan persamaan penelitian adalah pada teknik analisis data.
F. Sistematika Penelitian Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah dalam penelitian ini adalah : BAB I
PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, dan sistematika penelitian
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA Bab ini terdiri dari tinjauan teori tentang pengetahuan yang meliputi pengertian, tingkat pengetahuan, cara memperoleh pengetahuan, cara mengukur pengetahuan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Teori tentang balita yang terdiri dari pengertian dan perkembangan balita. Teori tentang menu makanan balita yang terdiri dari pengertian, jenis makanan, manfaat, kerangka teori dan kerangka konsep.
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN Bab ini terdiri dari jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel,
7
instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, variabel penelitian, definisi operasional, metode pengolahan dan analisis data, etika penelitian dan jadwal penelitian. BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan tentang deskripsi lokasi penelitian, hasil penelitian, pembahasan serta keterbatasan penelitian.
BAB V
PENUTUP Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Notoatmodjo (2010), mendefinisikan pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan what. Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris khususnya mata dan telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan
merupakan
domain
yang
sangat
penting
untuk
terbentuknya perilaku terbuka (overt behavior). b. Tingkatan pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2007), ada enam tingkat pengetahuan yang dicapai dalam domain kognitif yaitu : 1) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Untuk mengukur bahwa seseorang, tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya. 8
9
2) Memahami (comprehention) Memahami
diartikan
sebagai
suatu
kemampuan
untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. 3) Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenamya, aplikasi ini diartikan dapat sebagai aplikasi atau penggunaan hukumhukum, rumus metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 4) Analisis (analysys) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja dapat menggambarkan, membedakan, mengelompokkan dan seperti sebagainya.
Analisis
merupakan
kemampuan
mengidentifikasi, memisahkan dan sebagainya.
untuk
10
5) Sintesa (syntesis) Sintesa adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menggabungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang, baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formasi baru dari informasi-informasi yang ada misalnya dapat menyusun, dapat menggunakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada. 6) Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada. c. Cara memperoleh pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010), cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua yakni cara tradisional atau non ilmiah yakni tanpa melalui penelitian ilmiah dan cara modern atau cara ilmiah yakni melalui proses penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Cara tradisional atau non ilmiah terdiri dari: a) Cara coba – salah (trial and error) Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin
sebelum
adanya
peradaban
apabila
seseorang
menghadapi persoalan atau masalah upaya pemecahannya
11
dilakukan dengan coba-coba. Cara coba-coba ini dilakukan dengan
menggunakan
beberapa
kemungkinan
dalam
memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat terpecahkan. b) Secara kebetulan Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan. c) Cara kekuasaan atau otoritas Kehidupan sehari-hari ditemukan banyak sekali kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan seperti ini bukan hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja, melainkan juga terjadi pada masyarakat modern. Kebiasaan ini seolah diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak. Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun informal. Para pemuka agama, pemegang pemerintahan dan lain sebagainya. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada pemegang otoritas, yakni orang mempunyai wibawa atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan atau ilmuwan.
12
d) Berdasarkan pengalaman sendiri Pengalaman adalah guru terbaik demikian bunyi pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang
kembali
pengalaman
yang
diperoleh
dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. e) Cara akal sehat (common sense) Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran. Misalnya pemberian hadiah dan hukuman merupakan cara yang masih dianut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan. f) Kebenaran melalui wahyu Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak. Sebab kebenaran ini diterima oleh para Nabi adalah sebagai wahyu dan bukan karena penyelidikan manusia.
hasil
usaha
penalaran atau
13
g) Kebenaran secara intuitif Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intutif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan cara yang rasional dan yang sistematis. h) Melalui jalan pikiran Sejalan dengan perkembangan perkembangan kebudayaan umat manusia cara manusia berfikir ikut berkembang. Dari sini manusia mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan. Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan-pernyataan
yang
dikemukan.
Apabila
proses
pembuatan kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan yang khusus kepada yang umum dinamakan induksi sedangkan deduksi
adalah pembuatan kesimpulan dari
pernyataan-
pernyataan umum ke khusus. i) Induksi Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan kesimpulan
tersebut
berdasarkan
pengalaman-pengalaman
empiris yang ditangkap oleh indra kemudian disimpulkan ke
14
dalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk memahami suatu gejala. j) Deduksi Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataanpernyataan umum ke khusus. Di dalam proses berpikir deduksi berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua persitiwa yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu. 2) Cara ilmiah atau modern Cara baru atau dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah, atau metodologi penelitian (research metodology). Cara ini dikembangkan oleh Francis Bacon yang mengembangkan metode berpikir induktif kemudian dikembangkan oleh Deobold van Dallen yang menyatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan mengadakan observasi langsung dan membuat pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok : a) Segala sesuatu yang positif yakni gejal tertentu yang muncul pada saat dilakukan pengamatan. b) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak muncul pada saat dilakukan pengamatan. c) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi yaitu gejala-gejala yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.
15
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang Menurut Widianti, dkk, (2007), pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : 1) Pengalaman Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain. Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang 2) Tingkat pendidikan Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan seseorang. Secara umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah. 3) Keyakinan Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun dan tanpa adanya
pembuktian
terlebih
dahulu.
Keyakinan
ini
bisa
mempengaruhi pengetahuan seseorang, baik keyakinan itu sifatnya positif maupun negatif 4) Fasilitas Fasilitas–fasilitas
sebagai
sumber
informasi
yang
dapat
mempengaruhi pengetahuann seseorang, misalnya radio, televisi, majalah, koran, dan buku.
16
5) Penghasilan Seseorang yang berpenghasilan cukup besar maka dia akan mampu untuk menyediakan atau membeli fasilitas– fasilitas sumber informasi. 6) Sosial budaya Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu. e. Pengukuran pengetahuan Menurut Riwidikdo (2013), hasil untuk mengetahui tingkat pengetahuan ditunjukan pada skala pengukuran sebagai berikut : 1)
Pengetahuan baik
: (x) > mean + 1SD
2)
Pengetahuan cukup
: mean – 1SD ≤ x ≤ mean + 1SD
3)
Pengetahuan kurang : (x) < mean – 1SD
2. Balita a. Pengertian Balita merupakan istilah yang berasal dari kependekan kata bawah lima tahun. Istilah ini cukup populer dalam program kesehatan. Balita merupakan kelompok usia tersendiri yang menjadi sasaran program KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) di lingkup Dinas Kesehatan. Balita merupakan masa pertumbuhan tubuh dan otak yang sangat pesat dalam pencapaian keoptimalan fungsinya. Periode tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan kemampuan
17
berbahasa, kreatifitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya (Choirunisa, 2009). b. Perkembangan balita Menurut
Choirunisa
(2009),
beberapa
bentuk-bentuk
perkembangan yang terjadi pada balita antara lain adalah sebagai berikut : 1) Perkembangan fisik Di awal balita, pertambahan berat badan balita merupakan singkatan bawah lima tahun, satu periode usia manusia dengan rentang usia dua hingga lima tahun, ada juga yang menyebut dengan periode usia prasekolah. Pada fase ini anak berkembang dengan sangat pesat. Periode ini, balita memiliki ciri khas perkembangan menurun disebabkan banyaknya energi yang terserap untuk bergerak. 2) Perkembangan psikologis Dari
sisi
psikomotor,
balita
mulai
terampil
dalam
pergerakannya (lokomotion), seperti berlari, memanjat, melompat, berguling, berjinjit, menggenggam, melempar yang berguna untuk mengelola keseimbangan tubuh dan mempertahankan rentang atensi. Pada akhir periode balita kemampuan motorik halus anak juga mulai
terlatih
seperti
meronce,
menulis,
menggambar,
18
menggunakan gerakan pincer yaitu memegang benda dengan hanya menggunakan jari telunjuk dan ibu jari seperti memegang alat tulis atau mencubit serta memegang sendok dan menyuapkan makanan ke mulutnya, mengikat tali sepatu. Dari sisi kognitif, pemahaman tehadap obyek telah lebih baik. Kemampuan bahasa balita tumbuh dengan pesat. Pada periode awal balita yaitu usia dua tahun kosa kata rata-rata balita adalah 50 kata, pada usia lima tahun telah menjadi diatas 1.000 kosa kata. Pada usia tiga tahun balita mulai berbicara dengan kalimat sederhana berisi tiga kata dan mulai mempelajari tata bahasa dari bahasa ibunya. 3. Menu Makanan a. Pengertian Menu adalah susunan makanan yang dimakan oleh seseorang untuk sekali makan atau untuk sehari (Wachdani, dkk, 2012). Makanan adalah produk pangan yang siap hidang atau yang langsung dapat dimakan. Makanan biasanya dihasilkan dari bahan pangan setelah terlebih dahulu diolah atau dimasak (Rosyidi, 2006). Menu makanan adalah susunan hidangan makanan yang telah ditetapkan, misalnya menu makanan sehari yaitu menu sarapan (breakfast), menu makan siang (lunch) dan menu makan malam (dinner), bahkan makan selingan berupa snack, puding atau minuman (Ambarini, 2008).
19
Makanan seimbang merupakan makanan yang harus dimakan untuk memastikan tubuh badan seseorang berfungsi dengan normal. Makanan seimbang seharusnya memberikan tenaga. makanan yang mencukupi kebutuhan karbohidrat, protein dan lemak secara optimum, kandungan fiber yang mencukupi dan kandungan bahan galian, vitamin dan lemak. Makanan yang memberi tenaga dapat membina badan, dan dapat menjauhkan diri dari penyakit. Makanan seimbang merupakan salah satu faktor penting dalam rangka meningkatkan kesehatan (Azida, 2009). Pola menu makanan adalah cara memilih hidangan yang terdiri dari olahan bahan pangan untuk dikonsumsi. Dalam menentukan pola makan balita, seseorang harus memiliki pengetahuan mengenai bahan makanan, jumlah kalori yang dikandung setiap makanan, pengetahuan hidangan dan kebutuhan harian balita terhadap energi, karbohidrat, lemak dan protein (Wachdani, dkk, 2012). Pemilihan menu makanan harus meliputi semua golongan bahan makanan yang dibutuhkan dengan memperhatikan keseimbangan unsur-unsur gizi yang terkandung didalamnya. Keadaan tubuh sebagai akibat keseimbangan antara konsumsi makanan yang seimbang dengan penggunaan zat-zat gizi disebut sebagai status gizi seimbang atau biasa disebut dengan status gizi normal. Kebutuhan gizi harian balita yang tidak seimbang dengan makanan yang dikonsumsinya menyebabkan malnutrisi atau gizi salah sehingga dapat berdampak buruk dalam
20
perkembangannya,
baik
secara
fisik
maupun
mentalnya
(Wachdani, dkk, 2012). b. Penyusunan menu makanan Penyusunan pola menu makanan perlu memperhatikan menu seimbang, anekaragaman hidangan dan kondisi orang tersebut. Pada anak balita, kondisinya adalah dalam periode transisi dari makanan bayi ke makanan orang dewasa, jadi masih memerlukan adaptasi. Pada umur dua tahun ASI dihentikan dan makanan anak diganti dengan jenis makanan orang dewasa yang dikonsumsi oleh keluarga pada umumnya. Hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun menu makanan yaitu kandungan gizi harus lengkap sesuai dengan kebutuhan dan semua bahan makanannya termasuk empat sehat. Empat sehat pada bahan makanan meliputi makanan pokok, lauk pauk, sayur mayur dan buah. Pemenuhan bahan makanan tersebut dalam penyusunan menu merupakan upaya dalam penganekaragaman konsumsi makanan. Walaupun balita usia 3-5 tahun telah dapat menkonsumsi makanan yang diperuntukkan untuk seluruh keluarga, tetapi makanan tersebut tidak boleh yang merangsang lambung, seperti pedas dan asam (Wachdani, dkk, 2012). Dalam menentukan pola menu makanan yang mengandung energi, lemak, karbohidrat dan protein yang dibutuhkan balita, input yang digunakan meliputi jenis kelamin, umur, berat badan dan tinggi badan. Keempat input tersebut digunakan untuk mengetahui status gizi balita serta menentukan kebutuhan energi, karbohidrat, lemak dan
21
protein yang sesuai dengan status gizinya. Proses untuk menentukan pola
menu
makanan
yang
sesuai
dengan
kebutuhan
balita
(Wachdani, dkk, 2012). Menurut Sulistyoningsih (2012), kebutuhan gizi untuk anak usia 1 – 5 tahun antara lain adalah sebagai berikut : Tabel 2.1 Penyusunan Menu Makanan Bahan makanan
Porsi anak 1-3 tahun Energi: 1000 Kkal per hari
Sumber karbohidrat-pati 3 – 4 porsi (nasi, roti, kentang) 1 porsi senilai dengan: · 4 sendok makan nasi · 1 lembar roti tawar · 1 buah kentang sedang Lauk Pauk Hewani dan 2-3 porsi Nabati: ikan, daging, telur, ayam/unggas Satu porsi senilai dengan: · 1 butir telur ayam, · 1 potong ayam dada sebesar kotak korek api · 1 potong ikan ukuran sedang, 1 potong tenggiri 75 gram · 2 potong tempe sebesar @ kotak korek api · 3 potong tahu sebesar @ kotak korek api Sayuran 2 porsi 1 porsi: setengah mangkuk sedang, ½ gelas belimbig Buah 1 porsi senilai dengan: 2 porsi · 1 buah jeruk sedang · pepaya potong 1 mangkuk sendang · apel setengah buah Susu 2-3 gelas: · 1 gelas: 200 ml c. Jenis asupan dan manfaatnya bagi balita
Porsi anak 4-5 tahun; Energi: 1.550 Kkal per hari 7-8 porsi
3-4 porsi
3-4 porsi
3 porsi
2-3 gelas;
22
Menurut Dannci (2013), jenis asupan makanan dan manfaatnya bagi balita antara lain : 1) Nasi, roti, sereal, dan gandum (oat) mengandung karbohidrat yang sangat tinggi, selain itu juga terdapat serat larut, protein nabati, vitamin, dan mineral. Karbohidrat bermanfaat sebagai sumber energi bagi anak-anak untuk beraktivitas. Sumber karbohidrat lain yang juga bisa dikenalkan adalah kentang dan umbi-umbian (ubi jalar, misalnya). 2) Ikan, daging, ayam, telur, dan kacang-kacangan merupakan sumber protein yang berperan sebagai zat pembangun. Biasanya anak yang kurang asupan protein hewani, akan terhambat proses pertumbuhan. 3) Sayur-sayuran dan buah mengandung serat yang sangat dibutuhkan dalam proses pencernaan makanan. Fungsinya membantu kerja usus, sehingga memudahkan buang air besar dan mencegah susah buang air besar pada anak. 4) Keju dan yoghurt merupakan produk turunan dari susu. Semua produk dari susu mengandung banyak kalsium yang dibutuhkan tulang dan sebagai pembentuk sel darah merah selain itu juga mengandung mineral dan protein. 5) Mentega, margarin, dan minyak merupakan sumber lemak, selain lemak bahan-bahan ini juga mengandung vitamin dan mineral. Berfungsi sebagai sumber energi yang lebih efektif (dibandingkan dengan karbohidrat dan protein) dan memberikan cita rasa enak.
23
B. Kerangka Teori
Tingkat pengetahuan : 1. Tahu 2. Memahami 3. Aplikasi 4. Analisis 5. Sintesis 6. Evaluasi
Pengetahuan
Menu Makanan Balita Ibu yang mempunyai balita
1. Pengertian 2. Penyusunan menu makann 3. Jenis asupan dan manfaatnya
Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap pengetahuan: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
2. Pengalaman Tingkat pendidikan Keyakinan Fasilitas Penghasilan Sosial budaya
Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber : Widianti, dkk (2007), Wachdani, dkk (2012), Dannci (2013) dengan modifikasi
24
C. Kerangka Konsep Penelitian
Baik Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Menu Makanan Balita
Cukup
Kurang Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap pengetahuan: 1. Pengalaman 2. Tingkat pendidikan 3. Keyakinan 4. Fasilitas 5. Penghasilan 6. Sosial budaya
Diteliti Tidak Diteliti
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian
25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu penelitian diarahkan untuk mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan di dalam suatu komunitas atau masyarakat, yang telah direncanakan sampai matang ketika persiapan penelitian disusun dan datanya berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Metode ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang (Sugiyono, 2010). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dimana data yang menyangkut variabel bebas atau risiko dan variabel terikat atau variabel akibat akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, 2010).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi penelitian Lokasi merupakan tempat atau lokasi pengambilan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Lokasi penelitian ini adalah di desa Gunungduk Gondangrejo Karanganyar. 2. Waktu penelitian Waktu penelitian adalah rentang waktu yang digunakan untuk pelaksanaan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 24 Desember 2013. 25
26
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai balita di desa Gunungduk Gondangrejo Karanganyar sebanyak 36 orang. 2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Sugiyono, 2010). Apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika subjeknya besar atau lebih dari 100 maka dapat diambil 10 - 15%, atau 2025% atau lebih (Arikunto, 2010). Sampel pada penelitian ini adalah ibu yang mempunyai balita di desa Gunungduk Gondangrejo Karanganyar sebanyak 36 orang. 3. Teknik pengambilan sampel Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2010). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2010).
27
D. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Variabel dalam penelitian ini merupakan variabel tunggal yaitu pengetahuan ibu tentang menu makanan balita.
E. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup atau
pengertian
variabel-variabel
yang
diamati
atau
diteliti
(Notoatmodjo, 2010). Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel Variabel Definisi Operasional Parameter dan kriteria Pengetahuan ibu tentang menu makanan balita
Segala sesuatu informasi yang diketahui dan dimengerti oleh ibu tentang menu makanan balita yang terdiri dari pengertian, penyusunan dan jenis asupan serta manfaat menu makanan
Baik bila (x) > mean + 1 SD Cukup : bila mean - 1 SD x mean + 1 SD Kurang : bila (x) < mean – 1 SD
Alat ukur
Skala pengukuran
Kuesioner Ordinal
28
F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan
data
(Notoatmodjo,
2010).
Instrumen
penelitian
ini
menggunakan kuesioner. Jenis kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup. Menurut Sekaran (2006), kuesioner tertutup adalah kuesioner yang bila responden hanya diberi kesempatan untuk memilih jawaban yang telah disediakan yaitu jawaban benar dan salah. 1) Kisi-kisi kuesioner Kisi-kisi kuesioner tingkat pengetahuan ibu tentang menu makanan balita adalah sebagai berikut : Tabel 3.2. Kisi-kisi kuesioner Variabel Tingkat Pengetahuan ibu tentang menu makanan balita
Sub Variabel
No. Item Favourable unfavourable 1,2,4 3,5 6,7,8,9,10 11,12,13
Pengertian Penyusunan menu makanan Jenis asupan 14,15,16,17,18 dan manfaat ,19,20,26,27*, 28,29,30* 20 * nomor kuesioner yang tidak valid
Jumlah 5 8
21,22,23,24, 25*,31,32
19
12
32
2) Cara penilaian Skala pengukuran data yang digunakan dalam kuesioner ini adalah skala Guttman yaitu skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari pertanyaan atau pernyataan : ya dan tidak, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, benar dan salah (Hidayat, 2007). Jenis pernyataan kuesioner berupa favourable yaitu pernyataan positif jika responden memilih jawaban “benar” nilai 1 (satu) jika “salah” nilai 0 (nol) sedangkan pernyataan unfavourable yaitu
29
pertanyaan negatif jika responden menjawab “benar” nilai 0 (nol) jika “salah” nilainya 1 (satu). Pengisian kuesioner tersebut dengan memberi tanda centang (√) pada jawaban yang dianggap benar. Untuk mengetahui apakah kuesioner yang digunakan sebagai alat ukur yang sahih atau tidak, maka perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji coba instrumen akan dilakukan kepada sebanyak 30 ibu yang mempunyai balita di desa Jengglong, Bulurejo, Gondangrejo Karanganyar. a. Uji Validitas Validitas
adalah suatu ukuran yang
tingkat kevalidan instrumen
atau
kesahihan sesuatu
dapat
menunjukkan
instrumen.
Sebuah
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
seharusnya hendak diukur. Untuk mengetahui validitas item dalam penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus korelasi product moment. Rumus korelasi product moment adalah:
n.( xy) - ( x . y)
rxy {n x
2
2
x } {n y 2 -
2
y }
Keterangan: rxy : Koefisien korelasi product moment n
: Jumlah responden
x
: Skor pertanyaan
y
: Skor total
xy
: Skor pertanyaan dikalikan skor total
Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan program SPSS (Statistical Program for Social Science) Ver. 16,0. Sebuah instrumen
30
dikatakan valid apabila p value < 0,05 pada taraf signifikan 5% (Ghozali, 2009). Hasil uji validitas yang dilakukan pada tanggal 17 Desember 2013 diketahui bahwa sebanyak 29 item pernyataan dinyatakan valid dimana p value < 0,05. Sedangkan sebanyak 3 item pernyataan yaitu nomor 25, 27 dan 30 dinyatakan tidak valid karena p value > 0,05. Item pernyataan yang tidak valid tersebut kemudian dibuang dan tidak digunakan dalam pernyataan. b. Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2010). Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS Ver 16,0. Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut: r11
k k 1
1
b2 2 t
Keterangan: r11
= Reliabilitas Instrument
31
k
= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σb2
= Jumlah varian butir
σt2
= Varians total
Dinyatakan reliabel bila nilai alpha cronbach’s > rkriteria (0,70) (Ghozali, 2009). Hasil uji reliabilitas diperoleh nilai cronbach alpha sebesar 0,870 > 0,70 sehingga dinyatakan reliabel.
G. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan pencatatan peristiwa–peristiwa atau hal sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan mendukung penelitian (Arikunto, 2010). Pada teknik pengumpulan data dalam penelitian ini data yang diperoleh terdiri dari : 1. Data primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung diambil dari obyek atau subyek penelitian oleh peneliti (Riwidikdo, 2013). Dalam penelitian ini yang termasuk data primer adalah hasil kuesioner pengetahuan ibu tentang menu makanan balita. 2. Data sekunder Data sekunder merupakan data yang didapatkan tidak secara langsung dari subyek penelitian (Riwidikdo, 2013). Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui dokumentasi dalam hal ini adalah jumlah ibu yang mempunyai balita di desa Gunungduk Gondangrejo Karanganyar sebanyak 36 orang.
32
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan data Proses pengolahan data menurut Arikunto (2010), adalah: a. Editing Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak sesuai dapat segera dilengkapi. b. Coding Kegiatan ini memberi kode angka pada kuesioner terhadap tahap-tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data selanjutnya. c.
Entry data Kegiatan ini memasukkan data dalam program komputer untuk dilakukan analisis lanjut.
d. Tabulating Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke dalam tabel. 2. Analisis data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis univariat yaitu menganalisis terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan
33
prosentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010). Menurut Riwidikdo (2013), hasil untuk mengetahui tingkat pengetahuan ditunjukan pada skala pengukuran sebagai berikut : a. Pengetahuan baik
: (x) > mean + 1SD
b. Pengetahuan cukup
: mean – 1SD ≤ x ≤ mean + 1SD
c. Pengetahuan kurang
: (x) < mean – 1SD
Sebelum menentukan tingkat pengetahuan terlebih dahulu peneliti menghitung nilai mean dan standard deviation. Menurut Riwidikdo (2009), rumus menghitung nilai mean dan standard deviation yaitu : a. Mean
Keterangan :
n : jumlah responden xi : nilai responden b. Standard deviation
Keterangan : SD : Standard deviation xi
: nilai responden
n
: jumlah responden
34
Perhitungan mean dan standar deviasi menggunakan program SPSS (Statistical Package for Social Science) Versi 16,0, setelah didapatkan hasil nilai mean dan standard deviation tiap responden kemudian hasil tersebut dimasukkan dalam skala pengetahuan untuk menghitung distribusi frekuensi responden. Rumus untuk menghitung prosentase menurut Riwidikdo (2013), sebagai berikut : Jumlah ibu menurut tingkat pengetahuan Skor Prosentase = –––––––––––––––––––––––––––––––––––––– x 100% Jumlah responden
I. Etika Penelitian Menurut Hidayat (2007), masalah etika penelitian yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut: 1. Informed consent Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Infomed consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Apabila responden bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut.
35
2. Anonimity (tanpa nama) Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan. 3. Kerahasiaan (confidentiality) Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
J.
Jadwal Penelitian Bagian ini menguraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun proposal penelitian sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut (Notoatmodjo, 2010). Jadwal penelitian terlampir.
36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian Desa
Gunungduk
merupakan
salah
satu
bagian
Kecamatan
Gondangrejo Kabupaten Karanganyar dengan luas wilayah sekitar 3 Ha. Jumlah penduduk Desa Gunungduk sebanyak 4.735 orang yang terdiri dari 2.164 laki-laki dan 2.571 perempuan. Dari jumlah perempuan tersebut terdiri 36 ibu yang mempunyai anak balita. Batas wilayah Desa Gunungduk Gondangrejo Karanganyar meliputi : 1. Sebelah utara
: Desa Cinet
2. Sebelah selatan
: Desa Jengglong
3. Sebelah timur
: Desa Jambu
4. Sebelah barat
: Desa Watu Dakan
Jarak antara Desa ke Kelurahan sekitar 500 meter, jarak antara Desa ke kecamatan sekitar 3 km, jarak antara Desa Gunungduk ke Kabupaten sekitar 5 km. Tempat pelayanan kesehatan yang ada di Desa Gunungduk Gondangrejo Karanganyar adalah 1 BPS, 1 Polides dan 1 dokter praktek swasta.
36
37
B. Hasil Penelitian 1. Karakteristik responden Responden dari penelitian ini adalah ibu yang mempunyai balita di Desa Gunungduk Gondangrejo Karanganyar. Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi : umur, pendidikan dan pekerjaan. Karakteristik responden diuraikan sebagai berikut : Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Responden Umur Jumlah Persentase (%) < 20 th 3 8,4 25 69,4 20-35 th > 35 th 8 22,2 Jumlah 36 100 Sumber : Data primer, Mei 2014 Berdasarkan tabel tersebut didapatkan hasil bahwa responden dengan umur kurang dari 20 tahun sebanyak 3 orang (8,3%), umur 20 – 35 tahun sebanyak 25 orang (69,4%) dan lebih dari 35 tahun sebanyak 8 orang (22,2%), sehingga mayoritas responden berumur antara 20 – 35 tahun (69,4%). Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Responden Pendidikan Jumlah Persentase (%) SD 3 8,3 SMP 10 27,8 SMA 18 50,0 PT 5 13,9 Jumlah 36 100 Sumber : Data primer, Mei 2014
38
Berdasarkan hasil tersebut didapatkan bahwa responden dengan tingkat pendidikan SD sebanyak 3 orang (8,3%), pendidikan SMP sebanyak 10 orang (27,8%), pendidikan SMA sebanyak 18 orang (50,0%) dan Perguruan Tinggi sebanyak 5 orang (13,9%), sehingga mayoritas tingkat pendidikan adalah SMA sebanyak 18 orang (13,9%). Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Responden Pekerjaan Jumlah Persentase (%) IRT 20 55,6 Swasta 7 19,4 Wiraswasta 5 13,9 PNS 4 11,1 Jumlah 36 100 Sumber : Data primer, Mei 2014 Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa responden sebagai Ibu Rumah Tangga sebanyak 20 orang (55,6%), swasta sebanyak 7 orang (19,4%), wiraswasta sebanyak 5 orang (13,9%) dan PNS sebanyak 4 orang (11,1%), sehinggga mayoritas responden adalah Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 20 orang (55,6%). 2. Analisis Data Berdasarkan hasil pengolahan data didapatkan nilai mean dan standar deviasi dengan program SPSS seperti tertera pada tabel di bawah ini :
39
Tabel 4.4 Nilai Mean dan Standar Deviasi dengan Program SPSS Variabel Tingkat pengetahuan ibu tentang menu makanan balita Sumber : Data primer, Mei 2014
Mean
Std. Deviation
16,78
3,86
Berdasarkan hasil nilai mean dan standar deviasi tersebut, kemudian digunakan sebagai dasar perhitungan tingkat pengetahuan tentang menu makanan balita menjadi 3 tingkat pengetahuan sebagai berikut : a. Baik, bila nilai responden yang diperoleh sebagai berikut : : (x) > mean +1 SD : (x) > 16,78 + 1 (3,86) : (x) > 20,64 Jadi pengetahuan baik jika nilai responden > 20,64 b. Cukup, bila nilai responden yang diperoleh sebagai berikut : : mean -1 SD
x
: 16,78 – 1 (3,86 ) : 12,92
x
mean + 1 SD x
16,78 + 1 (3,86)
20,64
Jadi pengetahuan cukup jika nilai responden : 12,92
x
20,64
c. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh sebagai berikut : : (x) < mean–1 SD : (x) < 16,78 – 1 (3,86) : (x) < 12,92 Jadi pengetahuan kurang jika nilai responden < 12,92
40
Tabel 4.5 Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Menu Makanan Balita Prosentase No Pengetahuan Frekuensi (%) 1 Baik 5 13,9 Cukup 24 66,7 2 19,4 3 Kurang 7 Jumlah 36 100 Sumber : Data Primer, Mei, 2014 Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang menu makanan balita di Desa Gunungduk Gondangrejo Karanganyar pada kategori baik sebanyak 5 responden (13,9%), kategori cukup sebanyak 24 responden (66,7%) dan kategori kurang sebanyak 7 orang (19,4%), jadi tingkat pengetahuan ibu tentang menu makanan balita pada kategori cukup yaitu sebanyak 24 responden (66,7%).
C. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian terhadap 36 responden menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang menu makanan balita pada kategori baik sebanyak 5 responden (13,9%), kategori cukup sebanyak 24 responden (66,7%) dan kategori kurang sebanyak 7 orang (19,4%), jadi
tingkat
pengetahuan ibu tentang menu makanan balita pada kategori cukup. Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan “what”.
Menurut
Widianti, dkk, (2007), pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah pengalaman, tingkat pendidikan, keyakinan, fasilitas, penghasilan dan social budaya.
41
Tingkat pengetahuan ibu tentang menu makanan balita adalah dalam kategori cukup hal ini salah satunya dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, dimana mayoritas ibu adalah SMA (50,0%). Menurut Widianti, dkk (2007) menyatakan bahwa pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan seseorang. Secara umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah. Tingkat pengetahuan ibu tentang menu makanan balita adalah dalam kategori cukup juga dipengaruhi oleh pekerjaan responden di mana mayoritas adalah oleh umur 20 – 35 tahun (69,44%). Umur berhubungan dengan pengalaman seseorang. Menurut Widianti, dkk (2007) menyatakan bahwa pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain. Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang Mayoritas tingkat pengetahuan ibu tentang menu makanan balita adalah dalam kategori cukup juga dipengaruhi oleh pekerjaan, di mana mayoritas pekerjaan ibu adalah sebagai Ibu Rumah Tangga (55,6%). Ibu Rumah Tangga mempunyai waktu yang lebih luang untuk mendapatkan akses informasi misalnya dengan rutin berkunjung ke posyandu ataupun memperoleh informasi dari media cetak maupun media elektronik (Purwaningsih, 2008).
42
D. Keterbatasan Beberapa keterbatasan dan kendala dalam penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut : 1. Kelemahan Penelitian Kelemahan dalam penelitian ini adalah pada saat penelitian, banyak responden yang kurang pahan tentang pernyataan yang diajukan pada peneliti sehingga peneliti menjelaskan terlebih dahulu tentang kuesioner tersebut. 2. Kendala penelitian Kendala dalam penelitian ini yaitu : a. Variabel penelitian Variabel dalam penelitian ini merupakan variabel tunggal sehingga tidak mengetahui apakah ibu sudah memberikan menu makannan yang tepat kepada balitanya atau belum. b. Kuesioner Bentuk kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup di mana responden hanya menjawab benar dan salah, sehingga kurang memperoleh informasi secara lebih mendalam.
43
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 1. Tingkat pengetahuan ibu tentang menu makanan balita di desa Gunungduk Gondangrejo Karanganyar tahun 2014 pada tingkat baik sebanyak 5 responden (13,9%). 2. Tingkat pengetahuan ibu tentang menu makanan balita di desa Gunungduk Gondangrejo Karanganyar tahun 2014 pada tingkat cukup sebanyak 24 responden (66,7%). 3. Tingkat pengetahuan ibu tentang menu makanan balita di desa Gunungduk Gondangrejo Karanganyar tahun 2014 pada tingkat kurang sebanyak 7 orang (19,4%).
B. Saran 1. Bagi Institusi Pendidikan Institusi pendidikan hendaknya menambah sumber referensi, sumber bacaan dan bahan pengajaran terutama yang berkaitan dengan menu makanan balita. 2. Bagi Bidan atau Tenaga Kesehatan Bagi bidan atau tenaga kesehatan agar lebih meningkatkan pelayanan kesehatan melalui promosi kesehatan yaitu penyuluhan ke posyandu khususnya tentang pemberian menu makanan balita. 43
44
3. Bagi Ibu yang mempunyai balita Ibu yang mempunyai balita hendaknya meningkatkan pengetahuan tentang menu makanan balita dengan mengikuti pendidikan kesehatan, membaca buku, menonton televisi atau yang lain sehingga ibu dapat memberikan menu makanan balita yang tepat bagi balitanya. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi
peneliti
yang
akan
melakukan
penelitian
dengan
mengembangkan variabel penelitian misalnya dengan mengembangkan hubungan pemberian menu makanan balita dengan status gizi balita ataupun juga melakukan observasi mendalam tentang menu makanan yang dikonsumsi balita sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarini. 2008. Menu Sehari-Hari Untuk Sebulan Golongan Darah B. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Andini. 2013. Gizi Pada Balita, Kebutuhan Gizi pada Balita. Diakses www.duniaberbicara.com. 2 Juni 2014 Anonim. 2013. Kebutuhan Nutrisi http://www.melindahospital.com. 1 Desember 2013
Balita.
Diakses
Azida. 2009. Makanan Seimbang. Diakses http://maribelajar.forumotion.com. 15 Nopember 2015 Choirunisa. 2009. Panduan Terpenting Merawat Bayi dan Balita. Yogyakarta : Moncer Publisher Dannci. 2013. Jenis Asupan dan Manfaatnya bagi Balita. Diakses dari www.makananbayi.org. 15 Nopember 2013 Ghozali, I. 2009, Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS, Semarang : Universitas Diponegoro. Hidayat, A.A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknis Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika Kurniawati, 2012, Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status Gizi Balita Di Kelurahan Baledono, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo, Jurnal Komunikasi Kesehatan, Vol 3. No. 2 Kusumawati, E dan Raharadjo, S. 2011. Peran Ibu Dalam Pembentukan Pola Konsumsi Makan Pada Balita Di Puskesmas II Sumbang Kabupaten Banyumas. Prosiding Seminar Nasional. Purwokerto Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan Jurusan Kesehatan Masyarakat dan Ilmu-Ilmu Unsoed Purwokerto Maulana, LAM, dkk. 2012. Gambaran Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Terhadap Status Gizi Siswa SD Inpres 2 Pannampu. Makasar : Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar Nilasari, N. 2012. Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Anak Balita Tentang Gizi Balita Desa Pungsari Plupuh Sragen Tahun 2012. Karya Tulis Ilmiah. Surakarta : STIKes Kusuma Husada
Notoatmodjo, 2. 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. ____________. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Pandi, E dan Wirakusumah. 2012. Panduan Lengkap Makanan Balita. Jakarta : Plus Purwaningsih, E. 2008. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Gizi Balita di Kelurahan Prenggan Kotagede Yogyakarta. KTI. Yogyakarta : STIKES Aisyiyah Yogyakarta Riwidikdo, H. 2013. Statistik Kesehatan. Yokyakarta : Mitra Cendekia Press. Rosyidi, D. 2006. Macam-macam Makanan Tradisional yang Terbuat dari Hasil Ternak yang Beredar di Kota Malang. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak. Vol 1. No. 1 Saputra, W dan Nurrizka, RH. 2012. Faktor Demografi dan Risiko Gizi Buruk dan Gizi Kurang. Makara, Kesehatan, Vol. 16, No. 2 Sekaran, U. 2006. Research Methods For Business (Metodologi Penelitian Untuk Bisnis), Jakarta : Salemba Empat. Setiyani, L. 2013. Hubungan Kejadian Anemia Pada Ibu Menyusui Dengan Status Gizi Bayi Usia 0-6 Bulan. Artikel Penelitian. Semarang : Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Sulistyoningsih. H. 2012. Gizi Untuk Kebutuhan Gizi dan Anak. Yogyakarta : Graha Ilmu. Sumarno. 2013. 150 Balita di Sukoharjo Kekurangan Gizi. http://koransindo.com. 15 Nopember 2013. Tarigan, M. 2013. RI Negara di Urutan ke 5 yang Warganya Kurang Gizi. http://www.tempo.com. 15 Nopember 2013. Wachdani, R, dkk. 2012. Pengatur Pola Menu Makanan Balita Untuk Mencapai Status Gizi Seimbang Menggunakan Sistem Inferensi Fuzzy Metode Sugeno Fakultas Sains dan Teknologi, Malang : Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Widianti, dkk. 2007. Pengetahuan Pasien Mengenai Gangguan Psikosomatik dan Pencegahannya di Puskesmas Tarogong Garut. Bandung : FIKUniversitas Padjajaran