TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI ANAK BALITA TENTANG GIZI BALITADI DESA PUNGSARI PLUPUH SRAGEN TAHUN 2012
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh: NOVI NILASARI NIM : B09 036
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012
i
HALAMAN PERSETUJUAN Karya Tulis Ilmiah TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI ANAK BALITA TENTANG GIZI BALITA DI DESA PUNGSARI PLUPUH SRAGEN TAHUN 2012
Diajukan oleh : NOVI NILASARI B09 036
Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal :Juni 2012
Pembimbing
(DHENY ROHMATIKA, S.SiT) NIK.200582015
ii
HALAMAN PENGESAHAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI ANAK BALITA TENTANG GIZI BALITA DI DESA PUNGSARI PLUPUH SRAGEN TAHUN 2012 Karya Tulis Ilmiah
Disusun Oleh: NOVI NILASARI B09 036
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Akhir Program D III Kebidanan Pada Tanggal: Juli 2012
PENGUJI I
PENGUJI II
(ENI RUMIYATI, S.ST) NIK.200682019
(DHENY ROHMATIKA, S.SiT) NIK.200582015
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui Ka.Prodi D III Kebidanan
(DHENY ROHMATIKA, S.SiT) NIK.200582015
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita Tentang Gizi Balita Di Desa Pungsari Plupuh Sragen tahun 2012”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKES Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Dra Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKES Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi D III Kebidanan Kusuma Husada Surakarta dan selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis. 3. Dr. Wahyu selaku Kepala Puskesmas Plupuh II atas segala bantuan yang telah diberikan 4. Bapak Sukidi selaku Lurah Desa Pungsari atas segala bantuan yang telah diberikan 5. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
iv
6. Semua Responden yang membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah. 7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta,
Penulis
v
Juni 2012
Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2012 Novi Nilasari B09 036 TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI ANAK BALITA TENTANG GIZI BALITA DI DESA PUNGSARI, PLUPUH, SRAGEN TAHUN 2012 Xiv + 44 halaman + 16 lampiran + 4 tabel + 2 gambar ABSTRAK Latar Belakang : Masalah gizi lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu disertai dengan kurangnya pengetahuan tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan. Menurut survey pendahuluan yang dilakukan dengan metode wawancara pada 10 ibu yang mempunyai balita di Desa Pungsari didapatkan hasil 2 orang mempunyai pengetahuan yang baik, 5 orang mempunyai pengetahuan yang cukup dan 3 orang mempunyai pengetahuan yang kurang tentang gizi balita. Tujuan : Adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai anak balita tentang gizi balita dalam tingkatbaik, cukup, dan kurang. Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif, lokasi penelitian diambil di Desa Pungsari, Plupuh, Sragen pada tanggal 16-19 Mei 2012. Jumlah populasi sebanyak 168 orang, dan jumlah sampel sebanyak 42 orang, dengan teknik pengambilan sampel random sampling. Instrumentpengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, sedangkan untuk analisa data dilakukan dengan komputerisasi menggunakan program SPSS versi 16. Hasil Penelitian : Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Desa Pungsari, Plupuh, Sragen diperoleh hasil bahwa tingkat pengetahuan baik ada 5 responden (11,90%), yang berpengetahuan cukup sebanyak 32 responden (76,20%), dan yang berpengetahuan kurang sebanyak 5 reponden (11,90%). Kesimpulan : Dari Penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa pengetahuan ibu yang mempunyai anak balita tentang gizi balita di Desa Pungsari, Plupuh, Sragen adalah berpengetahuan cukup (76,20%). Tingkat pengetahuan cukup dikarenakan tingkat sosial ekonomi, pendidikan, dan informasi yang kurang tentang gizi balita. Kata Kunci : Pengetahuan, Ibu, Gizi, Balita Kepustakaan : 20 literatur (Tahun 2006 s/d 2012)
vi
MOTTO
v Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalatmu Sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar (Al-Baqarah: 153) v Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan selama ada kemauan untuk menyelesaikannya. v Be your self
v Apapun yang terjadi, jangan dijadikan beban. Berserah diri sepenuhnya pada Tuhan, dan yakin Tuhan telah merencanakan yg terbaik.
v Hiasi hidup ini dengan kerendahan hati, ketulusan dan kejujuran. PERSEMBAHAN Karya tulis ini saya persembahkan untuk: 1. ALLAH SWT yang selalu melimpahkan rahmat dan karunia Nya. 2. Ayah bunda tercinta, adikku Mila, beserta seluruh keluarga besarku yang selalu memberi doa, semangat dan dukungan baik moril maupun materiil. 3. Jaya Perdana Husadayang selalu menjadi inspirasi dalam setiap langkahku, terimakasihatas dukungan dansemangatnya. 4. Wiwin yang selalu memberi masukan dan nasehat, Nur Fitriana terimakasih atas kerjasama, partisipasinya dan bantuannya. 5. Semua sahabatku yang tidak bisadisebutkan satu persatu terimakasih atas dukungan serta doanya. 6. Almamater tercinta dan teman-teman seperjuangan di Stikes Kusuma Husada.
vii
CURICULUM VITAE
Nama
: Novi Nilasari
Tempat/Tanggal Lahir
: Surakarta, 22 Desember 1989
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Debegan RT 05 RW 02, Mojosongo, Jebres, Surakarta
Riwayat Pendidikan 1. SD N Mojosongo 1, Surakarta
LULUS TAHUN 2001
2. SMP N 7, Surakarta
LULUS TAHUN 2004
3. SMK Analis Kesehatan Nasional, Surakarta
LULUS TAHUN 2007
4. Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada
Angkatan 2009/2010
viii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ...............................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii KATA PENGANTAR .............................................................................. iv ABSTRAK.................................................................................................. vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN............................................................. vii CURICULUM VITAE............................................................................... viii DAFTAR ISI ............................................................................................. ix DAFTAR TABEL...................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR................................................................................. xiii DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. xiv BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ...........................................................
4
C. Tujuan Penelitian................................................................
4
D. Manfaat Penelitian .............................................................
5
E. Keaslian Penelitian ............................................................
6
F. Sistematika Penulisan ........................................................
7
ix
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. TinjauanTeori ...................................................................
9
1. Pengetahuan.................................................................
9
a. Pengertian ..............................................................
9
b. Tingkat Pengetahuan ..............................................
9
c. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan .............. 11 d. Cara Pengukuran Pengetahuan ............................... 12 e. Sumber Pengetahuan ..............................................
13
2. Gizi Balita ....................................................................
13
a. Balita ......................................................................
13
b. Gizi .........................................................................
13
c. Fungsi Gizi Pada Balita .......................................... 14 d. Kebutuhan Gizi Pada Balita ...................................
15
e. Pemberian Gizi Pada Balita Menurut Umurnya ..... 17 f. Status Gizi Balita ...................................................
18
g. Pengukuran Status Gizi Balita ...............................
18
h. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi ..... 19 i. Kekurangan dan Kelebihan Gizi ............................. 22 j. Gangguan Gizi Pada Balita Di Indonesia ................ 23 B. Kerangka Teori...................................................................
24
C. Kerangka Konsep...............................................................
25
x
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian....................................................................
26
B. Lokasi dan Waktu Penelitian...............................................
26
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel............
26
D. Instrumen Penelitian............................................................
28
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................
32
F. Variabel Penelitian...............................................................
32
G. Definisi Operasional............................................................
33
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data................................
33
I. Etika Penelitian...................................................................
35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum ..............................................................
37
B. Hasil Penelitian ..................................................................
37
C. Pembahasan .......................................................................
40
D. Keterbatasan penelitian ......................................................
41
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .........................................................................
43
B. Saran ..................................................................................
43
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita Tentang Gizi Balita ...........................................................
30
Tabel 3.2 Definisi Operasional ...................................................................
33
Tabel 4.1 Mean dan Standar Deviasi ..........................................................
38
Tabel 4.2Tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai anak balita tentang gizi balita............................................................................................... 39
xii
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Kerangka Teori............................................................................... 25 Gambar 2.2 Kerangka Konsep............................................................................ 26
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Pengambilan Data Awal Lampiran 3. Surat Persetujuan Studi Pendahuluan dari BAPPEDA Sragen Lampiran 4. Surat Persetujuan Studi Pendahuluan dari Kecamatan Plupuh Lampiran5.Surat Permohonan Ijin Uji Validitas Lampiran 6. Surat Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 7. Surat Ijin Penelitian dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen Lampiran 8. Surat Ijin Penelitian dari Kepala Desa Pungsari Lampiran 9. Surat Permohonan Menjadi Responden Lampiran 10.Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 11. Uji Validitas dan Reabilitas Lampiran 12. Kuesioner dan Kunci Jawaban Kuesioner Lampiran 13. Hasil Penelitian Lampiran 14. Lembar konsultasi KTI
xiv
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pada saat ini, Indonesia menghadapi masalah gizi ganda, yaitu masalah gizi kurang dan gizi lebih. Masalah gizi kurang pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang
baiknya
kualitas
lingkungan,
kurangnya
pengetahuan
masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan, dan adanya daerah miskin gizi. Sebaiknya masalah gizi lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu disertai dengan kurangnya pengetahuan tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan (Almatsier, 2009). Dalam rangka mengatasi masalah gizi pemerintah melaksanakan program perbaikan gizi keluarga (PGK). Usaha perbaikan gizi Institusi penerapan sistem kewaspadaan pangan dan gizi dengan harapan terwujudnya keluarga mandiri sadar gizi. Upaya peningkatan pencegahan dan penanggulangan masalah gizi tersebut dapat ditempatkan sebagai bagian ujung tombak paradigma sehat untuk mencapai Indonesia sehat ( Depkes RI, 2004). Balita atau anak dibawah umur lima tahun adalah anak usia kurang dari lima tahun sehingga bayi usia dibawah satu tahun juga termasuk dalam golongan ini. Namun, karena faal (kerja alat tubuh semestinya) bayi dibawah usia satu tahun berbeda dengan anak usia diatas satu
1
2
tahun, banyak ilmuwan yang membedakannya. Utamanya, makanan bayi berbentuk cair, yaitu air susu ibu (ASI), sedangkan umumnya anak usia lebih dari satu tahun mulai menerima makanan padat seperti orang dewasa (Proverawati, 2009). Kekurangan gizi pada umumnya terjadi pada balita karena pada umur tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat. Balita merupakan kelompok yang rentan gizi di suatu kelompok masyarakat di masa itu merupakan masa peralihan antara saat disapih dan mulai mengikuti pola makan orang dewasa (Adisasmito, 2007). Dampak kekurangan gizi pada balita dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan, gangguan produksi tenaga, pertahanan tubuh yang menurun, perkembangan otak dan mental yang terganggu (Almatsier, 2009). Pada usia balita, kecukupan gizi pada anak sangat tergantung kepada ibu atau pengasuhnya. Anak balita merupakan kelompok yang menunjukan pertumbuhan badan yang pesat, sehingga memerlukan zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat badannya. Pada masa bayi dan balita, orang tua harus selalu memperhatikan kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi anak dengan membiasakan pola makan yang seimbang dan teratur setiap hari, sesuai dengan tingkat kecukupannya (Cindar Bumi, 2005). Begitu dominannya peran ibu bagi kesehatan anak balita terutama dalam pemberian gizi yang cukup pada anak balita, menuntut ibu harus
3
mengetahui dan memahami akan kebutuhan gizi pada anak, untuk itu yang harus dimiliki oleh ibu adalah pengetahuan tentang kebutuhan gizi balita. Pengetahuan (knowledge) adalah sesuatu yang hadir dan terwujud dalam jiwa dan pikiran seseorang dikarenakan adanya reaksi, persentuhan dan hubungan dengan lingkungan dan alam sekitarnya (Siregar, 2008). Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi sangat penting sekali, hal ini disebabkan untuk menciptakan generasi mendatang yang lebih baik, peran ibu dalam merawat bayi dan anak menjadi faktor penentu. Masalahnya, kesadaran akan pentingnya pemberian gizi yang baik kadang belum sepenuhnya dimengerti. Ada orang tua yang sudah tahu akan gizi sehat, tetapi tidak peduli. Ada juga yang belum tahu tetapi tidak mencari tahu. Padahal seharusnya makanan bergizi diperlukan semenjak ibu hamil sampai masa balita. Kebutuhan gizi yang tidak sesuai dapat menyebabkan gizi kurang dan gizi buruk bahkan dapat menyebabkan kematian pada anak balita. Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi balita sangat berpengaruh terhadap status gizi balita (Qurnia, 2009). Dari hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan dengan metode wawancara pada ibu yang mempunyai balita sebanyak 10 ibu dari 168 ibu yang memiliki balita di Desa Pungsari Plupuh, didapatkan hasil 2 orang mengetahui dengan baik tentang gizi balita, 5 orang cukup
4
mengetahui tentang gizi balita dan 3 orang kurang mengetahui tentang gizi balita. Berdasarkan latar belakang diatas dan dikarenakan gizi sangat penting untuk pertumbuhan balita, dampak jika kekurangan gizi dapat berakibat fatal terhadap perkembangan balita maka peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai “Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita Tentang Gizi Balita di Desa Pungsari Plupuh Sragen”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas perumusan masalah yang diangkat adalah “Bagaimanakah Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita Tentang Gizi Balita di Desa Pungsari Plupuh Sragen ? “
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk Mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita Tentang Gizi Balita di Desa Pungsari Plupuh Sragen. 2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang gizi balita dalam tingkatbaik.
5
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang gizi balita dalam tingkat cukup. c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang gizi balita dalam tingkat kurang.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi ilmu pengetahuan Untuk dapat memperkaya konsep atau teori yang menyokong perkembangan ilmu pengetahuan khususnya yang terkait dengan pengetahuan tentang gizi balita. 2. Bagi penulis a. Untuk meningkatkan ilmu pengetahuan bagi penulis khususnya pengetahuan gizi untuk balita. b. Agar penulis dapat menerapkan ilmu yang didapat selama perkuliahan di masyarakat. 3. Bagi institusi a. Bagi puskesmas Diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu masukan dalam menerapkan pelayanan kebidanan tentang gizi balita. b. Bagi institusi pendidikan Dapat memberikan masukan secara konseptual sesuai hasil penelitian pada mata kuliah kebidanan tentang gizi balita.
6
E. Keaslian Keaslian merupakan uraian tentang hasil penelitian yang telah ada, baik di Indonesia maupun luar negeri dan berhubungan dengan topik masalah yang dibahas dan menjelaskan secara nyata antara penelitian yang telah ada. 1. Munifatul (2009), dengan judul “Gambaran pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi balita di wilayah posyandu klurahan III Desa klurahan kecamatan Ngronggot Kabupaten Nganjuk” penelitian ini adalah jenis deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dengan menggunakan kuesioner, analisis data yang digunakan adalahunivarian, pada bulan November 2009, jumlah responden 87 ibu-ibu yang mempunyai anak balita, dengan hasil terdapat 61 orang (71%) mempunyai pengetahuan baik, 21 orang (24%) mempunyai pengetahuan cukup dan 5 orang (6%) mempunyai pengetahuan kurang. 2. Endah
Purwantiningsih
(2008),
dengan
judul
“Tingkat
Pengetahuan Ibu tentang gizi balita di Kelurahan Prenggan Kotagede Yogyakarta” penelitian ini adalah jenis deskriptif dengan rancangan cross sectional, dengan menggunakan kuesioner, analisis data yang digunakan adalah univarian, waktu pada bulan April 2008 jumlah responden adalah 63 ibu-ibu yang mempunyai anak balita. Dengan hasil terdapat 35 orang (56%) mempunyai
7
pengetahuan baik, 20 orang (32%) mempunyai pengetahuan cukup dan 8 orang (12%) mempunyai pengetahuan kurang. Perbedaan penelitianyang terdahulu dengan sekarang yaitu jenis penelitian, rancangan penelitian dan teknik pengambilan sampel. Persamaannya yaitu teknik pengumpulan data dengan kuesioner.
F. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan KTI terdiri 5 BAB,antara lain: BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis menjelaskan secara singkat mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan studi kasus, manfaat studi kasus, keaslian studi kasus dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini berisi tentang Teori dari pengetahuan ibu tentang gizi balita yang meliputi pengertian pengetahuan, tingkat
pengetahuan,
pengetahuan,
cara
faktor mengukur
yang
mempengaruhi
pengetahuan,
sumber
pengetahuan, pengertian balita, pengertian gizi balita, fungsi gizi bagi balita, kebutuhan gizi pada balita, pemberian gizi pada balita menurut umur, pengertian status gizi balita, pengukuran status gizi balita, faktor yang mempengaruhi status gizi pada balita, akibat dari kekurangan dan kelebihan
8
gizi
pada
balita,kerangka
teori,dan
kerangka
konsep
penelitian. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini berisi tentang jenis rancangan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi, sampel, teknik pengambilan
sampel,
instrumen
penelitian,
teknik
pengumpulan data, variabel penelitian, definisi operasional, metode pengolahan dan analisis data dan etika penelitian. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian secara geografi dan demografi, hasil penelitian, pembahasan, dan keterbatasan penelitian. BAB V : PENUTUP Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap obyek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan presepsi terhadap obyek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata) (Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca indera yang berbeda sama sekali dengan kepercayaan (believe), takhayul (superstitions), dan peneranganpenerangan yang keliru (misinformation) (Soekanto, 2007). b. Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan, yaitu:
9
10
1) Tahu (know) Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Untuk mengetahui atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan, misalnya: apa tanda anak yang kurang gizi. 2) Memahami (comprehension) Memahami suatu obyek bukan sekedar tahu terhadap obyek tersebut, tetapi orang tersebut, tidak sekedar menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang obyek yang diketahui tersebut. 3) Aplikasi (application) Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami obyek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain. 4) Analisis (analysis) Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponenkomponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan, atau memisahkan, mengelompokkan,
11
membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas objek tersebut. 5) Sintesis (syntesis) Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada. 6) Evaluasi (evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya atau norma-norma yang berlaku di masyarakat.
c. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
tingkat
pengetahuan
menurutNotoatmodjo (2010), antara lain: 1) Pendidikan Semakin tinggi pendidikan maka ia akan mudah menerima halhal baru dan mudah menyesuaikan dengan hal yang baru tersebut.
12
2) Pengalaman Di sini dikaitkan dengan umur dan pendidikan individu, maksudnya adalah pendidikan yang tinggi maka pengalaman akan luas, sedangkan semakin tua umur seseorang maka pengalaman akan semakin banyak. 3) Sosial ekonomi Lingkungan sosial akan mendukung tingginya pengetahuan seseorang, sedangkan ekonomi dikaitkan dengan pendidikan, ekonomi baik tingkat pendidikan akan tinggi, sehingga tingkat pengetahuan akan tinggi juga. 4) Budaya Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang karena informasi yang baru akan disaring kira-kira sesuai tidak dengan budaya yang ada dan agama yang dianut.
d. Cara pengukuran pengetahuan Menurut Riwidikdo (2009), Menentukan tingkat pengetahuan berdasarkan kemampuan dalam menjawab kuesioner dam nilainya berdasarkan rangking secara objektif dengan urutan sebagai berikut:
13
1) Baik, bila nilai responden yang diperoleh adalah (x) > mean + 1 SD 2) Cukup, bila nilai responden yang diperoleh adalah mean – SD < x < mean + 1 SD 3) Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
e. Sumber pengetahuan Pengetahuan dapat diperoleh melalui fakta dengan melihat dan mendengar sendiri serta melalui alat-alat komunikasi, misalnya dengan membaca surat kabar atau buku, mendengarkan radio, melihat televisi, dan lain- lain ( Notoatmodjo,2010).
2. Gizi balita a. Balita Balita adalah semua anak termasuk bayi yang berusia 0 sampai menjelang 5 tahun (Depkes RI, 2007). Balita atau anak dibawah umur lima tahun adalah anak usia kurang dari lima tahun sehingga bayi usia dibawah satu tahun juga termasuk dalam golongan ini (Proverawati, 2009). b. Gizi Gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya yaitu penghasil energi, pembangun, memelihara dan mengatur proses kehidupan (Almatsier, 2009).
14
Gizi berasal dari bahasa arab yaitu ghidza yang berarti makanan. Disatu sisi ilmu gizi berkaitan dengan makanan dan di sisi lain berkaitan dengan tubuh manusia. Sedangkan pengertian makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat gizi yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh dan berguna bila di masukkan dalam tubuh (Almatsier, 2009). c. Fungsi gizi pada balita. Menurut Almatsteir (2009), fungsi gizi pada balita antara lain: 1) Sebagai zat pembangun Zat gizi ini diperlukan tubuh sebagai pembentuk sel yang baru, mengganti sel yang rusak. Protein, mineral, air merupakan zat pembangun seperti yang terdapat dalam ikan, daging, kacangkacangan, tempe, tahu dan lain-lain. 2) Sebagai zat tenaga Zat gizi yang dapat memberikan tenaga adalah karbohidrat, lemak, dan protein. Zat gizi penghasil tenaga ini biasanya dihasilkan oleh nasi, jagung, kentang, sagu, ubi dan lain-lain. 3) Sebagai zat pengatur Protein, mineral, air, vitamin diperlukan untuk mengatur proses dalam tubuh. Maka bahan makanan sumber mineral dan vitamin adalah sayur dan buah termasuk golongan bahan makanan sumber zat gizi pengatur.
15
d. Kebutuhan gizi pada balita Menurut Sediaoetama (2010), balita merupakan kelompok yang menunjukkan
pertumbuhan
badan
yang
pesat
sehingga
memerlukan zat gizi yang tinggi. Zat gizi yang diperlukan oleh balita antara lain : 1) Air Pada masa balita jumlah air yang dilanjutkan untuk diberikan sangat penting karena air merupakan nutrisi yang menjadi media untuk nutrisi lainnya. 2) Energi Energi yang dibutuhkan balita pada berbagai umur dan keadaan yang berbeda sangat bervariasi, Energi yang diberikan digunakan untuk: a) Metabolisme basal Balita membutuhkan 55 kal/kgbb/hari kemudian pada usia selanjutnya berkurang. Metabolisme basal meningkat 10 % untuk setiap kenaikan suhu 1°C. b) Pembuangan sisa – sisa hasil metabolisme yang tidak dipakai biasanya tidak lebih dari 10 %. c) Aktivitas jasmani dibutuhkan 15 – 25 kal/ gr bb/ hari, sedangkan pada saat sangat aktif dapat mencapai 50 – 80 kal/ kgbb/ hari untuk waktu yang singkat misalnya saat beraktifitas.
16
d) Pertumbuhan
merupakan
jumlah
kalori
yang
tidak
digunakan untuk keperluan tersebut di atas dan merupakan kalori yang disimpan. Kalori dalam makanan berasal dari nutrisi, protein, lemak, dan karbohidrat. 3) Protein Nilai Gizi Protein ditentukan oleh kadar asam amino esensial. Akan tetapi dalam praktek sehari-hari umumnya dapat ditentukan dari asalnya. Protein hewani biasanya mempunyai nilai gizi yang lebih tinggi dibandingkan protein nabati. Nilai gizi protein nabati ditentukan oleh asam amino yang kurang (asam amino pembatas) misalnya protein, kacang-kacangan. 4) Lemak Untuk masa pertumbuhan yang cepat, lemak dalam makanan mempunyai arti sebagai berikut a) Bila lemak kurang dari 20% kal, maka jumlah protein atau karbohidrat belum dinaikkan. Dengan demikian mungkin akan mengakibatkan kelebihan beban ginjal dan juga menyebabkan kelebihan kemampuan enzim disakarida dalam usus sehingga dapat menyebabkan diare. b) Lemak merupakan bahan makanan berkalori banyak yang diperlukan untuk memenuhi kalori balita.
17
c) Lemak mengandung asam lemak esensial. Bila kurang dari 0,1 % dapat mengakibatkan gangguan kulit bersisik, rambut mudah rontok, dan hambatan pertumbuhan. d) Lemak merupakan zat yang mempermudah absorbsi vitamin yang larut dalam lemak vitamin A, D, E, K. 5) Karbohidrat Balita yang menyusu pada ibunya mendapat 40% kalori dari laktosa. Pada usia yang lebih tua kalori dan hidrat arang bertambah jika balita telah diberi makanan yang lain terutama mengandung banyak tepung, seperti bubur susu, nasi tim. 6) Vitamin dan Mineral Vitamin adalah bahan yang sangat dibutuhkan dan bersifat essensial bagi tubuh, vitamin tidak dapat diproses oleh jaringan tubuh untuk memenuhi kebutuhan normal. Jadi harus ada masukan dari bahan makanan yang dikonsumsi. Di samping vitamin tubuh juga membutuhkan mineral.
e. Pemberian gizi pada balita menurut umurnya Menurut Suhardjo (2007), pemberian gizi pada balita menurut umurnya yaitu: 1) Anak umur 1-2 tahun, teruskan pemberian ASI sampai umur 2 tahun. Beri nasi lembek 3 kali sehari. Tambahkan telur, ayam, daging, ikan, tempe, tahu, sayur-sayuran, minyak atau santan.
18
Beri makanan selingan 2 kali sehari diantara waktu makan seperti bubur kacang hijau, biskuit dan lain-lain. Beri buahbuahan atau sari buah. 2) Anak umur 2 tahun ke atas, beri makanan yang biasa dimakan oleh keluarga 3 kali sehari yang terdiri dari nasi, lauk- pauk, sayur- sayuran, dan buah. Berikan makan selingan diantara waktu makan seperti bubur kacang hijau, biskuit dan lain-lain. Jangan memberikan makanan yang manis dan lengket diantara waktu makan.
f. Status Gizi Balita Status gizi adalah keadaan tubuh yang merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dan penggunaan zat gizi tersebut (Sediaoetama, 2010).
g. Pengukuran Status Gizi Balita Penilaian antropometri merupakan metode penilaian status nutrisi melalui ukuran tubuh tertentu. Penggunaan dan intrepretasi pengukuran pertumbuhan kemungkinan sangatberbeda menurut tujuan klinis (individual) atau tujuan kesehatan masyarakat (populasi secara keseluruhan). Pemilihan indeks antropometri ditentukan oleh tujuan kegiatan penilaian status gizi, sifat-sifat dan gambaran status gizi yang ditujukan berbagai indeks, serta
19
kemungkinan memperoleh data antropometrimengingat kesediaan alat ukur (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKUI, 2011).
h. Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi Menurut Proverawati (2010), ada beberapa faktor yang sering merupakan penyebab gangguan gizi, baik langsung maupun tidak langsung. Sebagai penyebab langsung gangguan gizi khususnya gangguan gizi pada bayi dan balita adalah tidak sesuai jumlah gizi yang mereka peroleh dari makanan dengan kebutuhan tubuh mereka. Beberapa faktor yang yang secara tidak langsung mendorong terjadinya gangguan gizi terutama pada anak balita anatar lain : 1) Pengetahuan Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari sering terlihat keluarga yang sungguhpun berpenghasilan cukup akan tetapi makanan yang dihidangkan seadanya. Dengan demikian kejadian gangguan gizi tidak hanya ditemukan pada keluarga yang berpenghasilan kurang akan tetapi juga pada keluarga yang berpenghasilan cukup. Keadaan ini menunjukkan bahwa ketidaktahuan akan faedah makanan bagi kesehatan tubuh menjadi penyebab buruknya mutu gizi makanan keluarga, khususnya makanan balita. Masalah gizi karena kurangnya
20
pengetahuan dan
ketrampilan
dibidang
memasak akan
menurunkan konsumsi makan anak, keragaman bahan dan keragaman jenis makanan yang mempengaruhi kejiwaan misalnya kebebasan. 2) Persepsi Banyak bahan makanan yang sesungguhnya bernilai gizi tinggi tetapi tidak digunakan atau hanya digunakan secara terbatas akibat adanya prasangka yang tidak baik terhadap bahan makanan itu. Penggunaan bahan makanan itu dianggap dapat menurunkan harkat keluarga. Jenis sayuran seperti genjer, daun turi, bahkan daun ubi kayu yang kaya akan zat besi, vitamin A dan protein, dibeberapa daerah masih dianggap sebagai makanan yang dapat menurunkan harkat keluarga. 3) Kebiasaan atau pantangan Berbagai
kebiasaan
yang bertalian dengan pantang
makanan tertentu masih sering kita jumpai terutama di daerah pedesaan. Larangan terhadap anak untuk makan telur, ikan atau daging hanya berdasarkan kebiasaan yang tidak ada datanya dan hanya diwarisi secara turun temurun, padahal anak itu sendiri sangat memerlukan bahan makanan seperti guna keperluan pertumbuhan tubuhnya.
21
4) Kesukaan jenis makanan tertentu Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan tertentu atau disebut sebagai faddisme makanan akan mengakibatkan tubuh tidak memperoleh semua zat gizi yang diperlukan. 5) Jarak kelahiran yang terlalu rapat Banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa banyak anak yang menderita gangguan gizi oleh karena ibunya sedang hamil lagi atau adik yang baru telah lahir, sehingga ibunya tidak dapat merawat secara baik. Anak Dibawah usia 2 tahun masih sangat memerlukan perawatan ibunya, baik perawatan makanan maupun perawatan kesehatan dan kasih sayang. 6) Sosial ekonomi Keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu makanan yang disajikan. Tidak dapat disangkal bahwa penghasilan keluarga
turut menentukan hidangan
yang
disajikan untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah makanan. 7) Penyakit infeksi Infeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan tidak mau makan. Penyakit ini juga menghabiskan sejumlah protein dan kalori yang seharusnya dipakai untuk pertumbuhan.
22
i.
Kekurangan dan kelebihan zat gizi Menurut Almatsier (2009), akibat dari kekurangan atau kelebihan dari zat-zat gizi tersebut adalah : 1) Akibat gizi kurang dan gizi buruk pada proses tubuh balita a) Pertumbuhan Anak-anak tidak tumbuh menurut potensialnya, protein digunakan zat pembakar, sehingga otot-otot menjadi lembek dan rambut mudah rontok. Anak-anak yang berasal dari tingkat sosial ekonomi menengah atau rata-rata lebih tinggi daripada yang berasal dari sosial ekonomi rendah. b) Produksi Tenaga Kekurangan
energi
berasal
dari
pada
makanan
menyebabkan kekurangan untuk bergerak dan melakukan aktivitas. c) Pertahanan tubuh Daya tahan terhadap tekanan atau stres menurun. Sistem imunitas dan antibodi berkurang sehingga anak mudah terserang infeksi seperti batuk, pilek, diare dan lain-lain. d) Struktur dan Fungsi otak Berpengaruh terhadap perkembangan mental, kemampuan berfikir menurun, terganggunya otak secara permanen e) Perilaku Kurang perhatian, tidak tenang, cengeng dan lemah.
23
2) Akibat gizi lebih pada balita Gizi lebih menyebabkan kegemukan atau obesitas kelebihan energi yang dikonsumsi di simpan dalam jaringan dalam bentuk lemak. Resiko penyakit degeneratif seperti hipertensi, tekanan darah tinggi, diabetes melitus, jantung koroner, liver, kandung empedu dan lain-lain.
j.
Gangguan Gizi Pada Balita yang sering ditemukan di Indonesia Menurut Almatsier (2009), Di Indonesia sering terjadi penyakit pada balita yang disebabkan oleh kekurangan zat gizi antara lain: 1) Kekurangan energi dan protein dapat menyebabkan penyakit marasmus dan kwasiorkor. 2) Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan Xeroflamia. 3) Kekurangan vitamin B1 dapat menyebabkan penyakit beri-beri. 4) Kekurangan vitamin B2 dapat menyebabkan penyakit angular stomatitis. 5) Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan penyakit anemia. 6) Kekurangan vitamin C dapat menyebabkan penyakit skorbut. 7) Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan penyakit rakhitis. 8) Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan hemolisis sel darah merah. 9) Kekurangan vitamin K dapat menyebabkan perdarahan yang sulit berhenti.
24
10) Kekurangan yodium dapat menyebabkan penyakit gondok.
B. Kerangka Teori
Sumber Pengetahuan: 1. Buku
Tentang gizi balita :
2. Surat kabar 3. Radio 4. Televisi
Pengetahuan: 1. Tahu 2. Memahami 3. Aplikasi 4. Analisis 5. Syntesis 6. Evaluasi
Faktor yang berpengaruh: 1. Pendidikan 2. Pengalaman 3. Sosial Ekonomi 4. Budaya
Gambar 2. 1 Kerangka Teori Sumber: Modifikasi Notoatmodjo (2010)
1. 2. 3. 4.
Pengertian gizi Pengertian balita Fungsi gizi bagi balita Kebutuhan gizi pada balita 5. Pemberian gizi pada balita menurut umur 6. status gizi pada balita 7. Pengukuran status gizi pada balita 8. Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi 9. kekurangan dan kelebihan gizi pada balita 10. Gangguan gizi pada balita di Indonesia
25
C. Kerangka Konsep
Baik
Tingkat yang
pengetahuan mempunyai
ibu balita
cukup
tentang gizi balita
Kurang Faktor mempengaruhi pengetahuan: 1. Pendidikan 2. Pengalaman 3. Sosial Ekonomi 4. Budaya
Gambar 2.2 Kerangka konsep Keterangan :
Yang diteliti Yang tidak diteliti
26
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Ditinjau dari tujuan penelitian yang dicapai, penelitian yang dilakukan ini menggunakan jenis deskriptif kuantitatif, artinya penelitian diarahkan untuk mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan di dalam suatu komunitas atau masyarakat berdasarkan hasil pengukuran (Notoatmodjo, 2010).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi dan waktu penelitian merupakan rencana tentang tempat dan jadwal yang akan dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya (Hidayat, 2010) 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pungsari, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 16-19 Mei 2012.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Polpulasi Populasi
adalah
wilayah
generalisasi
yang
terdiri
atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
26
27
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai balita di desa Pungsari, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen, besar populasi yang akan diteliti adalah 168 orang. 2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010). Apabila jumlah populasi atau subyeknya besar, maka dapat diambil 20-25% tergantung dari pada kemampuan peneliti (Arikunto, 2006). Pada penelitian ini penulis mengambil sampel sebesar 25% dari seluruh populasi yang ada. Sehingga 25% dari 168 ibu yang mempunyai balita adalah 42 responden. 3. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada. Sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada. Karena keterbatasan waktu dan dana, maka pengambilan sampel dengan menentukan ciri-ciri tertentu sampai terpenuhi jumlah kuota yang telah ditentukan (Hidayat, 2010). Dalam Penelitian ini digunakan teknik pengambilan sampel dengan cara Simple Random Sampling (sampel acak sederhana), yaitu setiap anggota atau unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk
28
diseleksi sebagai sampel. Pengambilan sampel secara acak sederhana ini akan dilakukan dengan cara mengundi anggota populasi yang ada dan diambil sampel sebanyak 42 responden (Notoatmodjo, 2010).
D. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2010). Pada penelitian ini instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data adalah kuesioner. Kuesioner adalah alat ukur berupa angket atau kuesioner dengan beberapa pertanyaan. Alat ukur ini digunakan bila responden jumlahnya besar dan tidak buta huruf. Selain itu, pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner mampu menggali hal-hal yang bersifat rahasia. Pembuatan kuesioner ini mengacu pada parameter yang sudah dibuat oleh peneliti sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan (Hidayat, 2010). Kuesioner yang digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang gizi balita adalah kuesioner tertutup dengan jawaban benar dan salah. Pernyataan positif (favorable) jika jawaban benar bernilai 1 dan jawaban salah bernilai 0. Pengisian kuesioner tersebut dengan memberi tanda centang (√) pada jawaban yang dianggap benar.
29
Tabel 3.1 Kisi-kisi kuesioner tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang gizi balita No
Variabel
Sub Variabel
1
Tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang gizi balita
1. Pengertian gizi balita 2. Fungsi gizi bagi balita 3. Kebutuhan gizi pada balita 4. Pemberian gizi padabalita 5. Status gizi balita 6. Pengukuran status gizi pada balita 7. Faktor yang mempengaruhi status gizi 8. Akibat kekurangan dan kelebihan gizi pada balita 9. Gangguan gizi pada balita di Indonesia Jumlah Soal
Banyak No item item 1 1 4
2, 3,4,5
9 4
6,7,8,9,10,11 ,12,13,14 15,16,17,18
1 1
19 20
3
21,22,23
5
24,25,26, 27,28
2
29,30
30
Agar instrumen “valid” dan “reliable” maka sebelum digunakan perlu di uji coba terlebih dahulu. Pada penelitian ini dilakukan uji validitas di Desa Jembangan dengan jumlah responden 30 orang. Dari 30 soal terdapat 2 soal yang tidak valid yaitu nomor 4 dan 17. Sehingga soal nomor 4 dan 17 dihilangkan atau dibuang, maka jumlah soal pada kuesioner menjadi 28 soal.
30
1. Uji Validitas Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benarbenar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2010). Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2010). Untuk mengetahui apakah kuesioner yang kita susun tersebut mampu mengukur apa yang hendak kita ukur, maka perlu diuji dengan uji korelasi antara skors (nilai) tiap-tiap item (pertanyaan) dengan skors total kuesioner tersebut. Apabila kuesioner tersebut telah memiliki validitas konstruk, berarti semua item (pertanyaan) yang ada di dalam kuesioner itu mengukur konsep yang kita ukur (Notoatmodjo, 2010). Instrumen dikatakan valid jika nilai rhitung> rtabel. Rumus korelasi yang dapat digunakan adalah yang dikemukakan oleh person yaitu rumus korelasi product moment sebagai berikut dan menggunakan olah data SPSSversi 16:
rxy =
N . ΣXY- ΣX.ΣY {N ΣX2 − (ΣX) }{NΣY2 - (ΣY) } 2
Keterangan: N
= jumlah responden
rxy
= koefisien korelasi product moment
x
= skor pertanyaan
y
= skor total
xy
= skor pertanyaan dikalikan skor total
2
31
2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2010). Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dengan cara mencoba instrumen satu kali saja, analisa data yang digunakan adalah alfa cronbach dan menggunakan system olah data SPSS Versi 16 2 k ΣSi ri = 1 − St 2 k − 1
Keterangan: ri
= Reliabilitas Instrument
k
= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑Si2
= Jumlah varian butir
St2
= Varians total Instrumen dikatakan reliabel bila nilai reliabilitas seluruh
instrumennya minimal 0,7 (Riwidikdo, 2009).Pada penelitian ini dilakukan uji reliabilitas di Desa Jembangan Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen dengan jumlah responden 30 orang, dan didapatkan hasil 0.950sehingga soal pada kuesioner tersebut dinyatakan reliabel.
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan menurut Riwidikdo (2009), merupakan kegiatan penelitian untuk mengumpulkan data
32
1. Data primer Data primer yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada peneliti. Data primer dari penelitian ini yaitu pengetahuan ibu yang memiliki balita yang diperoleh dari jawaban kuesioner tentang gizi balita. 2. Data sekunder Data sekunder yaitu sumber data yang tidak langsung diberikan kepada peneliti. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain dari berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun non komersial. Data sekunder dari penelitian ini yaitu data ibu yang mempunyai balita sebanyak 168 orang di desa Pungsari.
F. Variabel Penelitian Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau di dapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu misalnya umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan tentang gizi balita.
33
G. Definisi Operasional Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2010). Definisi Operasional pada penelitian ini dijabarkan sebagai berikut : Tabel 3.2 Definisi Operasional penelitian Variabel
Definisi
Skala
Hasil Ukur
Operasional
Ukur
Tingkat
Segala
Ordinal
pengetahuan
sesuatu yang
yang diperoleh adalah (x) >
ibu yang
diketahui ibu
mean + 1 SD
mempunyai
yang
1. Baik, bila nilai responden
2. Cukup, bila nilai responden
balita tentang mempunyai
yang diperoleh adalah mean
gizi balita
– SD < x < mean + 1 SD
balita tentang gizi balita
3. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan Data Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Proses pengolahan data menurut Arikunto (2010), adalah:
34
a. Editing Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak sesuai dapat segera dilengkapi. b. Coding Coding adalah memberikan kode dalam hubungan dengan pengolahan data jika akan menggunakan komputer. Dalam hal ini pengolahan data memberikan kode pada semua variabel, kemudian mencoba menentukan tempatnya di dalam coding sheet/coding form . c. Tabulating Tabulasi adalah pekerjaan menyusun tabel mulai dari penyusunan tabel utama yang berisi seluruh data dan informasi yang berhasil dikumpulkan dengan daftar pertanyaan sampai dengan tabel khusus yang telah benar-benar ditentukan bentuk dan isinya sesuai dengan tujuan penelitian. Yang termasuk dalam kegiatan tabulasi ini antara lain: memberi skor, memberi kode, mengubah jenis data, dan memberikan kode
35
2. Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisisunivariat yaitu menganalisis terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010). Menurut Riwidikdo
(2009),
menentukan tingkat
pengetahuan
berdasarkan kemampuan dalam menjawab kuesioner dan nilainya berdasarkan rangking secara objektif dengan urutan sebagai berikut : a) Baik, bila nilai responden yang diperoleh adalah (x) > mean + 1 SD b) Cukup, bila nilai responden yang diperoleh adalah mean – SD < x < mean + 1 SD c) Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
I. Etika Penelitian Etika adalah ilmu atau pengetahuan tentang apa yang dilakukan orang atau pengetahuan tentang adat kebiasaan orang (Notoatmodjo, 2010). Masalah etika penelitian yang harus diperhatikan yaitu sebagai berikut ini (Hidayat, 2010): 1. Informed consent (lembar persetujuan) Informed consentmerupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan
36
tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan, jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien. Beberapa informasi yang harus ada dalam informed consent tersebut antara lain: partisipasi pasien, tujuan dilakukannya tindakan, jenis data yang dibutuhkan, komitmen, prosedur pelaksanaan, potensial masalah yang akan terjadi, manfaat, kerahasiaan, informasi yang mudah dihubungi, dan lain-lain. 2. Anominity (Tanpa nama) Masalah etika kebidanan merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan. 3. Confidentiality (kerahasiaan) Confidentialitymerupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalahmasalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Desa Pungsari, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen dengan luas wilayah 251.4450 Ha. Batas wilayah Desa Pungsari yaitu sebelah utara berbatasan dengan Desa Manyarejo, sebelah timur berbatasan dengan Desa Jabung, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Jembangan, dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Bukuran, Kecamatan Kalijambe. Jarak Desa Pungsari dari pusat pemerintahan kecamatan yaitu 4 km dan jarak dari pusat pemerintahan ibu kota kabupaten kota madya dati II yaitu 23 km. Desa Pungsari terdapat 1 unit PKD yang terletak bersebelahan dengan kantor kepala Desa Pungsari. Jumlah penduduk di Desa Pungsari sebanyak 2.424 orang, yang terdiri dari 1.201 perempuan dan 1. 223 laki-laki. Dan ibu yang mempunyai balita berjumlah 168 orang. B. Hasil Penelitian Setelah dilakukan analisa data didapatkan nilai mean 21,71 dan nilai standar deviasi 2,22.Mean dan standar deviasi dapat juga dihitung dengan rumus: 1.
x
=
=
Σ !
"#$ %$
= 21, 71
37
38
2. SD
(Σ))' ' Σ ( *
=&
!(#
=&
$+.++,(
(-.')' /'
%$(#
23.4// 5 /'
=0
$+.++,(1
%#
$+.++,(#"6+7,%7
=0
%#
$+$,89
=0
%#
= √4,9407 =
2,22
Tabel 4. 1 Mean dan Standar Deviasi Variabel
Mean
Standar Deviasi
Pengetahuan Ibu yang mempunyai
21,71
2,22
balita tentang gizi balita Untuk mengetahui tingkat
pengetahuan responden,
perhitungan sebagai berikut: Baik
: Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD : (x) 21,71+ (1 × 2,22) : (x) > 23,93
digunakan
39
Cukup : Bila nilai responden mean - 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD : 21,71 – (1 × 2,22) ≤ x ≤ 21,71+ (1 × 2,22) :19,49 ≤ x ≤ 23,93 Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1SD : (x) <21,71– (1 × 2,22) : (x) < 19,49 Sehingga pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang gizi balita di Desa Pungsari Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen, Seperti terlihat pada tabel berikut: Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Anak balita tentang Gizi Balita Pengetahuan
Jumlah responden
Prosentase %
Baik
5
11,90
Cukup
32
76,20
Kurang
5
11,90
Jumlah
42
100
Sumber ( Data Primer, 2012) Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukan bahwa tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang gizi balita pada kategori baik sebanyak 5 responden (11,90%), kategori cukup sebanyak 32 responden (76,20%), dan kategori kurang sebanyak 5 responden (11,90%). Sehingga tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang gizi balita yang paling dominan adalah kategori cukup sebanyak 32 responden (76,20%).
40
C. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian terhadap 42 responden menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang gizi balita pada kategori baik sebanyak 5 responden (11,90%), kategori cukup sebanyak 32 responden (76,20%), dan kategori kurang sebanyak 5 responden (11,90%). Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap obyek melalui indera yang dimilikinya. Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan presepsi obyek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengar dan penglihatan. Menurut Notoatmodjo (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu sosial ekonomi, budaya, pendidikan, dan pengalaman. Apabila status ekonomi baik, tingkat pendidikan akan tinggi, diiringi oleh peningkatan
pengetahuan.
Budaya
berpengaruh
terhadap
tingkat
pengetahuan karena informasi yang baru akan disaring dan disesuaikan dengan budaya yang ada serta agama yang dianut, pendidikan yang tinggi akan berpengaruh pada penerimaan hal-hal baru dan dapat menyesuaikan diri dengan hal baru tersebut. Pengalaman berkaitan dengan umur dan pendidikan individu. Pendidikan yang tinggi maka pengalaman akan luas dan semakin tua umur seseorang maka pengalaman akan bertambah.
41
Balita adalah semua anak yang berusia 0 sampai 5 tahun (Depkes RI, 2007). Gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya yaitu penghasil energi, pembangun, memelihara, dan mengatur proses kehidupan (Almatsier, 2009).Kebutuhan gizi pada balita adalah Air, energi, protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral (Sediaoetama, 2010). Akibat dari kekurangan gizi dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan, produksi tenaga, pertahanan tubuh, struktur dan fungsi otak,dan perilaku (Almatsier, 2009). Pada penelitian ini didapatkan hasil yang paling dominan adalah tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai anak balita tentang gizi balita dengan kategori cukup (76,20%), hal tersebut disebabkan karena kurangnya informasi dan pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang gizi balita. Kurangnya informasi dan pengetahuan ibu yang mempunyai gizi balita disebabkan karena status sosial ekonomi yang kurang dan tingkat pendidikan ibu yang rendah sehingga menyebabkan kurangnya pemahaman tentang perlunya membaca buku/ majalah yang berkaitan tentang gizi balita dan ibu balita juga jarang mengikuti penyuluhan di posyandu setempat. D. Keterbatasan Penelitian 1. Kendala Penelitian Penelitian memerlukan waktu yang lama karena penelitian dilakukan dari rumah ke rumah dan juga banyak ibu-ibu yang bekerja diluar desa Pungsari sehingga sulit ditemui.
42
2. Kelemahan/keterbatasan a. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yang jawabannya sudah disediakan oleh peneliti untuk dipilih. Sehingga responden tidak dapat memberikan jawaban sesuai keinginan responden. b. Variabel pada penelitian ini merupakan variabel tunggal sehingga hasil penelitiannya hanya tingkat pengetahuan ibu yang memiliki anak balita tentang gizi balita.
43
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian dengan judul tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang gizi balitadi Desa Pungsari, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
Tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang gizi balita pada tingkat baik sebanyak 5 responden (11,90%)
2.
Tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang gizi balita pada tingkat cukup sebanyak 32 responden (76,20%)
3.
Tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang gizi balitapada tingkat kurang sebanyak 5 responden (11,90%)
B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka perlu adanya upaya untuk meningkatkan pelayanan yang lebih baik. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan saran sebagai berikut: 1. Bagi ibu yang mempunyai balita Disarankan ibu yang mempunyai balita untuk menambah pengetahuan tentang gizi untuk balita dengan membaca buku, majalah, menonton televisi,
mendengar
penyuluhan.
radio,
mengikuti
posyandu,
dan
mengikuti
44
2. Bagi Tenaga Kesehatan Disarankan agar tenaga kesehatan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan serta memberikan informasi tentang gizi balita melalui penyuluhan. 3. Bagi Institusi Pendidikan Disarankan untuk memperbanyak referensi tentang gizi balita, sehingga dapat digunakan sebagai sumber bacaan yang bermanfaat. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya perlu diadakan penelitian dengan metode yang berbeda dan jumlah populasi yang berbeda sehingga diharapkan didapatkan hasil yang lebih baik.