TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU BALITA DI DESA PENGKOK KEDAWUNG SRAGEN
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
Eni Budiyanti NIM B12126
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU BALITA DI DESA PENGKOK KEDAWUNG SRAGEN
Diajukan Oleh :
Eni Budiyanti NIM B12 126
Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal ………...
Pembimbing
Deny Eka Widyastuti, S.ST.,M.Kes NIK. 201188075
ii
HALAMAN PENGESAHAN TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU BALITA DI DESA PENGKOK KEDAWUNG SRAGEN
Karya Tulis Ilmiah Diajukan Oleh: Eni Budiyanti NIM B12 126
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Akhir Program DIII Kebidanan Pada Tanggal .............. PENGUJI I
PENGUJI II
Ernawati, S.ST.,M.Kes
Deny Eka Widyastuti, S.ST.,M.Kes
NIK. 200886033
NIK. 201188075
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui, Ka.Prodi DIII Kebidanan
Retno Wulandari, S.S.T NIK.200985034
iii
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Posyandu Balita Di Desa Pengkok Kedawung Sragen”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Retno Wulandari, S.ST, selaku Ketua Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. 3. Ibu Deny Eka Widyastuti, S.ST.,M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis. 4. Ibu Suci Handayani, Amd.Keb, selaku Bidan Desa Pengkok Kedawung Sragen, yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data. 5. Ibu Kartika Dian Listyaningsih, S.ST.,M.Sc, selaku Dosen Pembiming Akademik yang selalu memberi dukungan dan semangat kepada penulis. 6. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala batuan yang telah diberikan. 7. Kepada seluruh responden yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. 8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
iv
Penulis menyadari bahawa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta,
Juli 2015
Penulis
v
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015 Eni Budiyanti B12 126 TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU BALITA DI DESA PENGKOK KEDAWUNG SRAGEN xiii + 5 Halaman + 22 lampiran + 10 tabel + 2 gambar ABSTRAK Latar Belakang : Kegiatan di posyandu merupakan kegiatan nyata yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan. Setiap program dengan sasaran masyarakat khususnya program posyandu tidak akan berhasil jika masyarakat tidak mengerti tentang pentingnya posyandu. Partisipasi atau peran serta masyarakat yang diharapkan terutama partisipasi kader atau tokoh masyarakat dan dengan peran serta kader kesehatan ini, bila dilaksanakan dengan baik akan membantu dalam meningkatkan hasil cakupan posyandu. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Desa Pengkok, Kedawung, Sragen pada tanggal 27 Oktober 2014, hasil wawancara kepada 10 kader didapatkan 3 kader mengerti tentang posyandu dan 7 kader belum mengerti tentang posyandu. Tujuan : Mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang posyandu balita dalam tingkatan baik, cukup, kurang, dan faktor penghambat pendorong. Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah Deskriptif Kuantitatif, lokasi penelitian di Desa Pengkok Kedawung Sragen pada tanggal 30 Mei 2015 sampai tanggal 04 Juni 2015. Jumlah populasi sebanyak 45 orang. Jumlah sampel sebanyak 45 orang, dengan teknik pengambilan sampel meggunakan teknik total sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang diuji validitas dan reliabilitasnya, teknik analisa data dilakukan dengan komputerisasi menggunakan program SPSS. Hasil Penelitian : Tingkat Pengetahuan responden pada kategori baik sebanyak 5 responden (11,1%), pada kategori cukup sebanyak 31 responden (68,9%) dan pada kategori kurang sebanyak 9 responden (20%). Kesimpulan : Jadi tingkat pengetahuan kader tentang Posyandu di Desa Pengkok, Kedawung, Sragen dalam kategori cukup yaitu sebesar 31 responden (68,9%). Faktor pendorongnya umur, pekerjaan, informasi, minat, dan pengalaman dan faktor penghambatnya pendidikan dan kebudayaan lingkungan sekitar. Kata Kunci : Pengetahuan, Kader, Posyandu. Kepustakaan : 19 Literatur (Tahun 2006 s/d 2014)
vi
MOTTO 1.
Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha.
2.
Sesungguhnya setiap kesulitan disertai dengan kemudahan (QS. Al-Insyirah)
3.
Lakukan yang terbaik dan Tuhan akan memberikan yang terbaik.
4.
Kesuksesan berbanding lurus pada tindakan yang dilakukan.
PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan : 1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga tercipta karya tulis ini. 2. Ayah, Ibu dan kakak ku tercinta yang selalu memberikan dukungan disetiap langkahku. 3. Ibu Deny Eka Widyastuti, S.ST.,M.Kes terima kasih telah memberikan bimbingan dan masukan kepada saya hingga terselesaikannya karya tulis ilmiah ini. 4. Ibu Kartika Dian Listyaningsih, S.ST., M.Sc terima kasih atas dukungan dan semangat kepada saya untuk menjadi lebih baik lagi. 5. Seluruh dosen dan staff almamater ku tercinta, yaitu STIKes Kusuma Husada Surakarta. 6. Teman-teman seperjuangan D III Kebidanan yang telah memberikan semangat serta dukungannya, dan seseorang yang selalu memberi semangat dan doa untuk ku dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
vii
CURICULUM VITAE
Nama
: Eni Budiyanti
Tempat / Tanggal Lahir
: Sragen, 10 November 1993
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Mlokolegi Rt 05/II, Celep, Kedawung, Sragen
Riwayat Pendidikan 1. SD Negeri Celep 1 Kedawung Sragen
: Lulus tahun 2006
2. SMP Negeri 1 Kedawung Sragen
: Lulus tahun 2009
3. SMK Negeri Sragen
: Lulus tahun 2012
4. Prodi D III Kebidanan STIkes Kusuma Husada Angkatan 2012-2015
viii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN .........................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv ABSTRAK ......................................................................................................... vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... vii CURICULUM VITAE ...................................................................................... viii DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..............................................................
1
B. Perumusan Masalah .....................................................................
3
C. Tujuan Penelitian .........................................................................
3
D. Manfaat Penelitian .......................................................................
4
E. Keaslian Penelitian ......................................................................
5
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori .............................................................................
7
B. Kerangka Teori ............................................................................ 24 C. Kerangka Konsep ........................................................................ 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian................................................... 26 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 26 C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengumpulan Sampel .................. 27 D. Variabel Penelitian ...................................................................... 28 E. Definisi Operasional .................................................................... 28 F. Instrumen Penelitian .................................................................... 29
ix
G. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 33 H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ........................................ 34 I. Etika Penelitian ............................................................................ 37 J. Jadwal Penelitian . ....................................................................... 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN A. Gambaran Umum ........................................................................ 39 B. Hasil Penelitian ............................................................................ 40 C. Pembahasan ................................................................................. 47 D. Keterbatasan ................................................................................ 51 BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................. 52 B. Saran ............................................................................................ 52
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian ...................................................
29
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner ......................................................................
30
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ..............................
40
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan .....................
40
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ......................
41
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Informasi ........................
41
Tabel 4.5 Nilai Mean dan Standard Deviation ...........................................
43
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan ................................
44
Tabel 4.7 Umur Pengetahuan Crosstabulation ............................................
45
Tabel 4.8 Pendidikan Pengetahuan Crosstabulation ...................................
47
Tabel 4.9 Pekerjaan Pengetahuan Crosstabulation ......................................
49
Tabel 4.10 Sumber Informasi Pengetahuan Crosstabulation ......................
51
xi
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Kerangka Teori .............................................................................
24
Gambar 2.2 Kerangka Konsep .......................................................................
25
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Jadwal penelitian
Lampiran 2.
Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3.
Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4.
Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 5.
Surat Balasan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 6.
Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 7.
Surat Balasan Penggunaan Lahan
Lampiran 8.
Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 9.
Lembar Persetujuan Responden (Inform Concent)
Lampiran 10.
Hasil Wawancara Studi Pendahuluan
Lampiran 11.
Kuesioner Validitas
Lampiran 12.
Pedoman Skoring Kuesioner Validitas
Lampiran 13.
Kuesioner Penelitian
Lampiran 14.
Pedoman Skoring Kuesioner Penelitian
Lampiran 15.
Data Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 16.
Data Hasil Uji Validitas
Lampiran 17.
Data Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 18.
Data Tabulasi hasil Penelitian
Lampiran 19.
Perhitungan Standart Deviation dan Mean Secara Manual
Lampiran 20.
Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden
Lampiran 21.
Dokumentasi Penelitian (foto)
Lampiran 22.
Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Prasetyawati, 2012). Kegiatan di posyandu merupakan kegiatan nyata yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan. Setiap program dengan sasaran masyarakat khususnya program posyandu tidak akan berhasil jika masyarakat tidak mengerti tentang pentingnya posyandu. Partisipasi atau peran serta masyarakat yang diharapkan terutama partisipasi kader atau tokoh masyarakat dan dengan peran serta kader kesehatan ini, bila dilaksanakan dengan baik akan membantu dalam meningkatkan hasil cakupan posyandu. Surat edaran Mendagri No. 411.3/536/SJ tanggal 3 Maret 1999 bertujuan meningkatkan
fungsi
dan
kinerja
posyandu
sehingga
mampu
mempertahankan dan meningkatkan status gizi, dan status kesehatan ibu dan anak (Runjanti, 2011).
1
2
Kader sebagai ujung tombak terdepan dalam upaya kesehatan berbasis (UKBM) memegang peranan penting untuk menggerakkan partisipasi masyarakat supaya hidup bersih dan sehat (Yuni, 2014). Kader dapat menggerakkan dan memperdayakan masyarakat agar tercipta masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat terutama pada Kesehatan Ibu dan Anak guna mencapai penurunan AKI dan AKB di Indonesia (Karwati, 2011). Perlu ditekankan bahwa para kader kesehatan masyarakat itu tidak bekerja dalam sistem yang tertutup. Tetapi mereka bekerja dan berperan sebagai seorang pelaku sistem kesehatan. Oleh karena itu, mereka harus dibina, dituntun, serta didukung oleh pembimbing yang terampil dan berpengalaman (Syafrudin, 2009). Posyandu di Desa Pengkok Kedawung Sragen sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata jumlah kader 5 orang. Hasil survaistudi pendahuluan yang dilakukan di bidan Desa Pengkok Kedawung Sragen tanggal 27 Oktober 2014 di dapatkan jumlah posyandu yang ada di wilayah tersebut ada 9 posyandu. Jumlah kader sebanyak 45. Setelah dilakukan wawancara kepada 10 kader didapatkan 3 kader mengerti tentang posyandu dan 7 kader belum mengerti tentang posyandu, dilihat dari ketepatan jawaban yang diajukan penulis kepada masing-masing kader tersebut.
3
Berdasarkan studi pendahuluan tersebut dan mengingat pengetahuan kader yang masih belum maksimal serta pentingnya Posyandu bagi peningkatan kesehatan masyarakat, peneliti tertarik untuk mengambil judul “Tingkat Pengetahuan Kader tentang Posyandu Balita di Desa Pengkok Kedawung Sragen”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Kader tentang Posyandu Balita di Desa Pengkok Kedawung Sragen tahun 2015?”.
C. Tujuan Penelitian 1.
Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang Posyandu Balita di Desa Pengkok Kedawung Sragen.
2.
Tujuan Khusus a.
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang Posyandu Balita di Desa Pengkok Kedawung Sragen pada kategori baik.
b.
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang Posyandu Balita di Desa Pengkok Kedawung Sragen pada kategori cukup.
c.
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang Posyandu Balita di Desa Pengkok Kedawung Sragen pada kategori kurang.
4
d.
Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendorong tingkat pengetahuan Kader tentang Posyandu Balita di Desa Pengkok Kedawung Sragen.
D. Manfaat Penelitian 1.
Bagi Ilmu pengetahuan Dapat menambah kajian dan wawasan ilmu pengetahuan tentang posyandu Balita.
2.
Bagi Peneliti Dapat menambah pengetahuan dan mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari perkuliahan serta pengalaman dalam melaksanakan penelitian.
3.
Bagi Institusi a.
Pendidikan Dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi pendidikan dan peneliti lain untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang posyandu Balita.
b.
Posyandu Dapat meningkatkan kinerja kader dan kualitas posyandu di Desa Pengkok Kedawung Sragen sehingga derajat kesehatan masyarakat setempat menjadi lebih baik.
5
E. Keaslian Penelitian 1.
Nory Risnelty (2012), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Kader tentang Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU) di Desa Kadilangu Sukoharjo”. Jenis Penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah kader posyandu di Desa Kadilangu Sukoharjo pada bulan Juni tahun 2012 sejumlah 30 reponden dengan menggunakan teknik Total sampling. Alat pengumpulan data menggunakan format kuesioner. Hasil penelitian yaitu Tingkat Pengetahuan Kader tentang Posyandu di Desa Kadilangu Sukoharjo dengan 17 responden (56,67%) mempunyai pengetahuan baik, 10 responden (33,33%) mempunyai pengetahuan cukup, dan 3 responden (10%) mempunyai pengetahuan kurang.
2.
Ika Ayuning Tyas (2010), dengan judul “Pengetahuan Kader tentang Posyandu di Purwosari Surakarta Tahun 2010”. Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah kader posyandu di Purwosari Surakarta pada bulan Juni tahun 2010 sejumlah 30 responden dengan menggunakan teknik accidental sampling. Alat pengumpulan data menggunakan format kuesioner. Hasil penelitian yaitu gambaran pengetahuan kader tentang posyandu dengan 6 responden (20%) mempunyai pengetahuan baik, 20 responden (66,67%) mempunyai pengetahuan cukup, dan 4 responden (13,33%) mempunyai pengetahuan kurang. Persamaan penelitian ini dengan keaslian terletak pada instrumen penelitian yang digunakan, jenis penelitian, variable, teknik analisis, teknik pengambilan sampel. Sedangkan perbedaan keaslian dengan
6
penelitian ini antara lain pada waktu penelitian, tempat, populasi penelitian, dan teknik pengambilan sampel.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan teori 1.
Pengetahuan a.
Pengertian Pengetahuan adalah hasil ‘tahu’ dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan
terhadap
suatu
objek
tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni, indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia
diperoleh
melalui
mata
dan
telinga
(Notoatmodjo, 2011). b.
Tingkat pengetahuan Pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif, mempunyai enam tingkatan (Notoatmodjo, 2011), yaitu: 1) Tahu (Know) Tahu artinya sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, “tahu” ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
7
8
2) Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. 3) Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi rill (sebenarnya). 4) Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5) Sintesis (Synthesis) Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasiformulasi yang ada. 6) Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan jastifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
9
c.
Cara Memperoleh Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2012), cara memperoleh pengetahuan adalah sebagai berikut : 1) Cara Memperoleh Kebenaran Nonilmiah a) Cara Coba Salah (Trial and Error) Cara memperoleh kebenaran non ilmiah, yang pernah digunakan oleh manusia dalam memperoleh pengetahuan adalah melalui cara coba-coba atau dengan kata yang lebih dikenal “trial and error”. Metode ini telah digunakan oleh orang dalam waktu yang cukup lama untuk memecahkan berbagai masalah. b) Secara Kebetulan Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak di sengaja oleh orang yang bersangkutan. c) Cara Kekuasaan atau Otoritas Para pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintahan, tokoh agama, maupun ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya mempunyai mekanisme yang sama di dalam penemuan pengetahuan. d) Berdasarkan Pengalaman Pribadi Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah.
Pepatah
ini
mengandung
maksud
bahwa
pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau
10
pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. e) Cara Akal Sehat Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran. f)
Kebenaran Melalui Wahyu Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak.
g) Kebenaran secara Intuitif Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia cepat sekali melalui proses diluar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir. h) Melalui Jalan Pikiran Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berfikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya.
11
i)
Induksi Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke pertanyaan yang bersifat umum.
j)
Deduksi Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataanpernyataan umum yang ke khusus.
2) Cara ilmiah dalam memperoleh pengetahuan Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistimatis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah”, atau lebih popular disebut metodologi penelitian (research methodology). d.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan Menurut Mubarak (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut : 1) Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya.
12
2) Pekerjaan Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. 3) Umur Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental). 4) Minat Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam. 5) Pengalaman Suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi
dengan
lingkunganya.
Ada
kecenderungan
pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap obyek tersebut menyenangkan maka secara psikologis timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaanya, dan akhirnya
dapat
kehidupanya.
pula
membentuk
sikap
positif
dalam
13
6) Kebudayaan lingkungan sekitar Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila dalam mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap slalu menjaga kebersihan lingkungan, karena lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang. 7) Informasi Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu
mempercepat
seseorang
untuk
memperoleh
pengetahuan yang baru.
2.
Kader a.
Pengertian Kader Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk masyarakat, yang bertugas membantu kelancaran pelayanan rutin di posyandu. Sehingga seorang kader posyandu harus mau bekerja secara sukarela dan ikhlas, mau dan sanggup melaksanakan
kegiatan
posyandu,
serta
mau
dan
sanggup
menggerakkan masyarakat untuk melaksanakan dan mengikuti kegiatan posyandu (Ismawati dkk, 2010).
14
Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani masalahmasalah kesehatan perseorangan maupun masyarakat, serta bekerja di tempat yang dekat dengan pemberian pelayana kesehatan. Tugastugas mereka meliputi pelayanan kesehatan dan pembangunan masyarakat, tetapi hanya terbatas pada bidang-bidang atau tugastugas yang pernah diajarkan kepada mereka miliki. Perlu ditekankan bahwa para kader kesehatan itu tidak bekerja dalam system yang tertutup, tetapi mereka bekerja dan berperan sebagai seorang pelaku sistem kesehatan. Oleh karena itu, mereka harus dibina, dituntun, serta didukung oleh pembimbing yang terampil dan berpengalaman (Syafrudin, 2009). Menurut Ismawati dkk (2010), seorang warga masyarakat dapat diangkat menjadi seorang kader Posyandu apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1) Dapat membaca dan menulis 2) Berjiwa sosial dan mau bekerja secara relawan 3) Mengetahui adat istiadat serta kebiasaan masyarakat 4) Mempunyai waktu yang cukup 5) Bertempat tinggal di wilayah Posyandu 6) Berpenampilan ramah dan simpatik 7) Mengikuti pelatihan-pelatihan sebelum menjadi kader posyandu
15
b.
Fungsi Kader Menurut Fallen (2010), fungsi kader adalah : 1) Merencanakan kegiatan, antara lain : menyiapkan data-data, melaksanakan survey mawas diri, membahas hasil survey, menyajikan dalam Musyawarah Masyarakat Desa (MMD), menentukan masalah dan kebutuhan kesehatan masyarakat, menentukan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan ada bersama-sama masyarakat, membahas pembagian tugas menurut jadwal kerja. 2) Melakukan komunikasi, informasi dan motivasi, kunjungan, dengan menggunakan alat peraga dan percontohan. 3) Menggerakkan masyarakat : mendorong masyarakat untuk bergotong royong, memberikan informasi dan mengadakan kesepakatan kegiatan apa yang akan dilaksanakan dan lain-lain. 4) Memberikan pelayanan a) Membagi obat b) Membantu mengumpulkan bahan pemeriksaan c) Mengawasi pendatang di desanya dan melapor d) Memberikan pertolongan pemantauan penyakit e) Memberikan pertolongan pada kecelakaan dan lainnya 5) Melakukan pencatatan tentang Jumlah akseptor KB, KIA, Imunisasi, Gizi, Diare.
16
6) Melakukan pembinaan keluarga mengenai lima program keterpaduan KB-kesehatan. c.
Tugas Kader Menurut Fallen (2010), kegiatan pokok yang dilakukan kader adalah sebagai berikut : 1) Kegiatan di Posyandu a) Melaksanakan pendaftaran b) Menimbang bayi dan balita, ibu hamil, ibu menyusui, Pasangan Usia Subur (PUS) atau Wanita Usia Subur (WUS) c) Melaksanakan pencatatan hasil penimbangan d) Mengisi KMS e) Memberikan penyuluhan f)
Memberi dan membantu pelayanan
2) Kegiatan diluar Posyandu a) Mengajak ibu-ibu untuk datang pada hari kegiatan Posyandu b) Melaksanakan kegiatan yang menunjang upaya kesehatan lainnya yang sesuai dengan permasalahan kesehatan yang ada, misalnya : (1) Pemberantasan penyakit menular (2) Penyehatan rumah dan pembuangan sampah (3) Pembersihan sarang nyamuk (4) Penyediaan sarana air bersih
17
(5) Penyediaan saran jamban keluarga (6) Pembuatan sarana pembuangan air limbah
3.
Posyandu a.
Pengertian Posyandu Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu bentuk upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh, dari dan bersama masyarakat, untuk memperdayakan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak balita (Karwati, 2011).
b.
Tujuan Penyelenggaraan Posyandu Menurut Prasetyawati (2012), tujuan penyelenggaraan posyandu antara lain : 1) Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Anak 2) Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR (Infant Mortality Rate). 3) Mempercepat penerimaan NKKBS 4) Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan menunjang peningkatan hidup sehat. 5) Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sehingga tercapai peningkatan cakupan pelayanan kesehatan.
18
6) Meningkatkan dan membina peran serta masyarakat dalam rangka alih teknologi untuk usaha kesehatan masyarakat. c.
Manfaat Posyandu Menurut Karwati (2010), manfaat posyandu antara lain : 1) Bagi Masyarakat a) Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan bagi anak dan ibu. b) Pertumbuhan
anak
balita
terpantau
sehingga
tidak
menderita gizi kurang atau gizi buruk. c) Bayi dan balita mendapat vitamin A. d) Ibu hamil juga akan terpantau berat badannya dan memperoleh tablet tambah darah serta imunisasi tetanus toxoid (TT). e) Ibu nifas memperoleh kapsul vitamin A dan tablet tambah darah. f)
Memperoleh penyuluhan kesehatan yang berkaitan tentang kesehatan ibu dan anak.
g) Apabila mendapat kelainan pada anak balita, ibu hamil, ibu nifas menyusui dapat segera diketahui dan dirujuk ke puskesmas. h) Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang ibu dan anak balita.
19
2) Bagi Kader a) Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih lengkap. b) Ikut berperan secara nyata dalam perkembangan tumbuh kembang anak balita dan kesehatan ibu. c) Citra diri meningkat di mata masyarakat sebagai orang yang terpercaya dalam bidang kesehatan. d) Menjadi panutan karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak dan kesehatan ibu. d.
Kegiatan Pokok Posyandu Menurut Prasetyawati (2012), kegiatan pokok posyandu antara lain : 1) KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) 2) KB (Keluarga Berencana) 3) Imunisasi 4) Gizi 5) Penanggulangan Diare
e.
Sasaran Posyandu Menurut Ambarwati (2011), sasaran dalam pelayanan kesehatan di Posyandu adalah : 1) Bayi berusia kurang dari 1 tahun 2) Anak balita berusia 1-5 tahun 3) Ibu hamil 4) Ibu menyusui
20
5) Ibu nifas 6) Wanita Usia Subur f.
Dana Dana
pelaksanaan
Posyandu
berasal
dari
swadaya
masyarakat melalui gotong royong dengan kegiatan jimpitan beras dan hasil potensi desa lainnya serta sumbangan dari donatur yang tidak mengikat yang dihimpunan melalui kegiatan Dana Sehat (Fallen, 2010). g.
Strata Posyandu Menurut Prasetyawati (2012), Posyandu dikelompokkan menjadi empat, yakni : 1) Posyandu Pratama (warna merah) Posyandu tingkat pratama adalah posyandu yang masih belum mantap, kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas. 2) Posyandu Madya (warna kuning) Posyandu pada tingkat madya sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih. 3) Posyandu Purnama (warna hijau) Posyandu pada tingkat purnama adalah posyandu yang frekuensinya lebih dari 8 kali per tahun, rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, dan cakupan program utamanya
21
(KB, KIA, Gizi dan Imunisasi), sudah ada program tambahan dan bahkan mungkin sudah ada Dana Sehat yang masih sederhana. 4) Posyandu Mandiri (warna biru) Posyandu ini berarti sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur, cakupan 5 program utama sudah bagus, ada program tambahan dan Dana Sehat. Dana Sehat tersebut menggunakan prinsip Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM). h.
Sistem Lima Meja di Posyandu Menurut Ismawati (2010), sistem lima meja di Posyandu yaitu : 1) Kegiatan di meja 1 a) Balita didaftar dalam formulir pencatatan balita. b) Bila anak sudah memiliki KMS, berarti bulan yang lalu anak sudah ditimbang. Minta KMS nya, namanya dicatat pada secarik kertas. Kertas ini diselipkan di KMS kemudian ibu balita diminta membawa anaknya menuju tempat penimbangan. c) Bila anak belum punya KMS, berarti baru bulan ini ikut penimbangan. Ambil KMS baru. Kolomnya didisi secara lengkap. Nama anak dicatat pada secarik kertas.
22
2) Kegiatan di meja 2 a) Penimbangan anak dan balita, hasil penimbangan berat anak dicatat pada secarik kertas yang terselip di KMS. Selipkan kertas ini kembali ke dalam KMS. b) Selesai ditimbang, ibu dan anaknya dipersilahkan menuju meja 3 (meja pencatatan). 3) Kegiatan di meja 3 a) Buka KMS balita yang bersangkutan. b) Pindahkan hasil penimbangan anak dari secarik kertas ke KMS-nya. c) Pada penimbangan pertama, isilah semua kolom yang tersedia pada KMS. d) Bila ada kartu kelahiran, catatlah bulan lahir anak dari kartu tersebut. e) Bila tidak ada kartu kelahiran tetapi ibu ingat, catatlah bulan lahir anak sesuai ingatan ibunya. f)
Bila ibu tidak ingat dan hanya tahu umur anaknya yang sekarang, perkirakan bulan lahir anak dan catat.
4) Kegiatan di meja 4 a) Penyuluhan untuk semua orang tua balita. Mintalah KMS anak, perhatikan umur dan hasil penimbangan pada bulan ini. Kemudian ibu balita diberi penyuluhan.
23
b) Penyuluhan untuk semua ibu hamil. Anjurkan juga agar ibu memeriksakan kehamilannya sebanyak minimal (lima) kali selama kehamilan pada petugas kesehatan, bidan di desa atau dukun terlatih. 5) Kegiatan di meja 5 Kegiatan di meja 5 adalah kegiatan pelayanan kesehatan dan pelayanan KB, imunisasi serta pojok oralit. Kegiatan ini dipimpin dan dilaksanakan oleh petugas dari puskesmas.
24
B. Kerangka Teori
Pengetahuanmeliputi : 1. Pengertian 2. Tingkat Pengetahuan 3. Cara Memperoleh Pengetahuan 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Kader meliputi :
Posyandu meliputi :
1. Pengertian Kader 2. Fungsi Kader 3. Tugas Kader
a. Pengertian Posyandu b. Tujuan penyelenggaraan Posyandu c. Manfaat Posyandu d. Kegiatan pokok Posyandu e. Sasaran Posyandu f. Dana pelaksanaan Posyandu g. Strata Posyandu h. Sistem 5 Meja
Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber :Notoatmodjo (2012), Ismawati dkk (2010), Karwati dkk (2011),Prasetyawati (2012)
25
C. Kerangka Konsep Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan: 1. 2. 3. 4.
Pendidikan Pekerjaan Umur Informasi Baik
Tingkat Pengetahuan Kader tentang Posyandu Balita
Cukup
Kurang Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan : 1. Minat 2. Pengalaman 3. Kebudayaan lingkungan sekitar
Keterangan : = Variabel yang diteliti = Variabel yang tidak diteliti
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Faktor penghambat dan pendorong
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian Rancangan penelitian atau desain penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deksriptif kuantitatif. Menurut Notoadmojo (2012), penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi dalam masyarakat. Deksriptif kuantitatif apabila dalam mendeskripsikan, peneliti menggunakan angkaangka dengan analisis univariat berupa persentase dan ukuran tendesi sentral seperti rerata, maupun standar deviasi, kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi (Saryono, 2011). Rancangan dalam penelitian ini, mengambil rancangan survey cross sectional. Menurut Notoatmodjo (2012) cross sectional adalah suatu penelitian dimana variabel – variabel yang termasuk faktor resiko dan variabel – variabel yang termasuk efek diobservasi sekaligus pada waktu yang sama. Pada penelitian ini akan mendiskripsikan tentang tingkat pengetahuan kader tentang Posyandu.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1.
Lokasi Penelitian Menjelaskan tempat atau lokasi tersebut dilakukan (Notoatmodjo, 2012) . Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pengkok Kedawung Sragen.
26
27
2.
Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan peneliti untuk memperoleh data penelitian yang dilakukan (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 30 Mei 2015 – 04 Juni 2015.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1.
Populasi Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua kader di Desa Pengkok Kedawung Sragen. Populasi kader di desa tersebut adalah sebanyak 45 responden.
2.
Sampel Sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Arikunto, 2013). Jumlah sampel yang diambil jika populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua, tetapi jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil 10% -15% atau 20% -25% atau lebih (Arikunto, 2006). Jadi sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kader di Desa Pengkok Kedawung Sragen yang berjumlah 45 responden.
28
3.
Teknik pengambilan sampel Teknik sampling adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2007). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Hidayat, 2007). Jadi, sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kader yang ada di Desa Pengkok Kedawung Sragen yang berjumlah 45 responden.
D. Variabel Penelitian Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain (Notoatmojo, 2010). Dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan kader tentang posyandu balita.
E. Definisi Operasional Definisi
operasional
adalah
mendefinisikan
variabel
secara
operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat, 2007).
29
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
Definisi Operasional
Indikator
Alat Ukur
Skala Ukur
1. Pengertian Kuesioner Ordinal Kemampuan Posyandu kader dalam 2. Tujuan menjawab penyeleng pernyataan yang garaan dituangkan dalam Posyandu kuesioner 3. Manfaat mengenai Posyandu Posyandu 4. Kegiatan meliputi: pokok 1. Pengertian Posyandu 2. Tujuan, 5. Sasaran Posyandu 3. Manfaat 6. Dana 4. Kegiatan 7. Strata pokok Posyandu 5. Sasaran, Sistem 5 8. 6. Dana Meja pelaksanaan 7. Strata Posyandu 8. Sistem 5 meja Sumber : Ismawati dkk (2010), Karwati dkk (2011),Prasetyawati (2012)
Pengetahu an kader tentang Posyandu Balita
Hasil Ukur a. Baik: bila skor x> mean + 1 SD b. Cukup: apabila skor mean - 1SD < x < mean + 1 SD c. Kurang: apabila skor x < mean - 1 SD (Riwidikdo, 2013)
F. Instrumen Penelitian 1.
Instrumen penelitian Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data (Notoatmodjo, 2012). Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner yaitu alat ukur berupa angket atau kuesioner dengan beberapa pertanyaan (Hidayat, 2007). Kuesioner yang digunakan dalam bentuk pernyataan tertutup (closedended) yang mempunyai keuntungan mudah mengarahkan jawaban responden dan mudah diolah (Notoatmodjo, 2012) . Menurut
30
Hidayat (2007), kuesioner tertutup adalah kuesioner tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga responden hanya tinggal memilih atau menjawab pada jawaban yang sudah ada. Dalam penelitian ini ada dua pernyataan yaitu favorable (pernyataan positif) dan un favorable (pernyataan negatif). Untuk pernyataan favorable (pernyataan positif) jika responden memilih jawaban benar diberi nilai 1 dan jawaban salah diberi nilai 0 sedangkan untuk pernyataan un favorable (pernyataan negatif) jika responden memilih jawaban benar diberi nilai 0 dan jawaban salah diberi nilai 1. Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Indikator 1. Pengertian Posyandu 2. Tujuan penyelenggaraan Posyandu 3. Manfaat Posyandu 4. Kegiatan pokok Posyandu 5. Sasaran Posyandu 6. Dana pelaksanaan Posyandu 7. Strata Posyandu 8. Sistem 5 meja Total Keterangan :
Pernyataan Favorable Unfavorable 1*,3 2 4,6, 9,10, 11,13*,14 16,17 20,21 24,25 27,29,31,33 34*,35,37,40 23
5,7 8,12 15,18 19,22 23*,26 28,30*,32 36,38,39 17
Jumlah 3 4 7 4 4 4 7 7 40
* : Pernyataan yang tidak valid Kuisioner untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan karakteristik seperti sejenis di luar lokasi penelitian. Uji validitas dan reliabililitas pada penelitian ini dilakukan pada tanggal 23 Maret 2015 di Desa Celep Kedawung Sragen dengan jumlah kader 30 orang dan menggunakan 40 item pernyataan.
31
2.
Uji Validitas Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2012). Sebuah instrumen dikatakan valid sejauh mana mampu mengukur instrumen ini. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus product moment dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Instrumen dikatakan valid jika nilai ρ < (0,05). Menurut Arikunto (2013), rumus product moment adalah:
Keterangan: r
: Korelasi antara masing-masing butir pertanyaan
N
: Jumlah responden
x
: Skor pertanyaan
y
: Skor total pertanyaan
xy
: Skor pertanyaan dikalikan skor total
Instrument dikatakan valid jika nilai ρ < (0,05) (Arikunto, 2013). Setelah dilakukan uji validitas yang dilakukan di Desa Celep Kedawung Sragen dengan 30 responden, dari 40 soal yang di ujikan diperoleh 35 pernyataan yang dinyatakan valid. Sedangkan untuk nomor 1, 13, 23, 30 dan 34 tidak valid dikarenakan nilai product moment dikatakan valid jika nilai ρ < (0,05). Jika salah satu dari kuisioner dinyatakan tidak valid, maka pernyataan tersebut dihilangkan atau diperbaiki. Pernyataan kuisioner dihilangkan apabila salah satu indicator dalam kisi-kisi tersebut
32
sudah terwakili.
3.
Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat atau instrumen pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2012). Untuk menguji reliabilitas instrumen peneliti menggunakan Alpha Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Kuesioner atau angket dikatakan reliabel jika memiliki nilai alpha (α) minimal 0,7 (Riwidikdo, 2013). Menurut Arikunto (2013), rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut: 2 é k ù é Ssb ù r11 = ê ú ê1 - 2 ú ë k - 1û ë s t û
Keterangan : r11
: Reliabilitas Instrument
k
: Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal 2
t2
: Jumlah varian butir : Varians total Uji validitas dan uji reliabilitas dilaksanakan di Desa Celep
Kedawung Sragen, sebanyak 30 kader. Untuk melakukan uji validitas, metode yang kita lakukan adalah dengan mengukur korelasi antara butirbutir pertanyaan dengan skor pertanyaan dengan keseluruhan. Melakukan
33
uji coba pada beberapa responden. Uji coba minimal dilakukan terhadap 30 orang (Riwidikdo, 2013). Hasil perhitungan dengan Alpha Chronbach dinyatakan reliabel jika nilai alpha (α) minimal 0,7. Dari hasil perhitungan didapatkan nilai alpha (α) 0,977> alpha (α) 0,7, sehingga instrumen ini dikatakan reliabel.
G. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah merupakan cara penelitian untuk mengumpukan data yang akan dilakukan dalam penelitian. Sebelum melakukan pengumpulan data, perlu dilihat alat ukur pengumpulan data agar dapat memperoleh hasil penelitian (Hidayat, 2007). Menurut Riwidikdo (2013), cara memperoleh data dibagi menjadi 2 yaitu data primer dan data sekunder. 1.
Data primer Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari subjek/objek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi (Riwidikdo, 2013). Data primer dalam penelitian ini adalah pengetahuan kader tentang posyandu balita yang didapat dari pengisian kuesioner oleh responden.
2.
Data sekunder Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak dengan berbagai cara metode baik secara
34
komersial maupun nonkomersial (Riwidikdo, 2013). Dalam penelitian ini data yang digunakan diperoleh dari data yang dimiliki bidan desa mengenai berapa jumlah kader di Desa Pengkok Kedawung Sragen.
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data 1.
Metode Pengolahan Data Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah
pengolahan
data.
Menurut
(Notoatmodjo,
2012)
proses
pengolahan data ada 5 yaitu : a.
Editing Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner (Notoatmodjo, 2012).
b.
Coding Coding merupakan mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan (Notoatmodjo, 2012).
c.
Memasukkan data(processing) Jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk ‘kode’ (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau “software” komputer. Salah satu paket program yang paling sering digunakan untuk “entri data” penelitian adalah paket program SPSS for Window (Notoatmodjo, 2012).
35
d.
Tabulating Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke dalam tabel.
e.
Pembersihan data (cleaning) Semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinankemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi (Notoatmodjo, 2012).
2.
Analisis Data Analisis data penelitian merupakan media untuk menarik kesimpulan dari seperangkat data hasil pengumpulan (Saryono, 2011). Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis univariat. Analisis univariat adalah menganalisis terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2012). Menurut Riwidikdo (2013), untuk membuat 3 kategori yaitu baik, cukup dan kurang maka menggunakan parameter: a) Baik, bila nilai responden (x) > Mean + 1 SD b) Cukup, bila nilai Mean -1 SD ≤ x ≤ Mean + 1 SD c) Kurang, bila nilai responden (x) < Mean -1 SD
36
Menurut Riwidikdo (2013), untuk mencari rata-rata diperoleh dengan rumus:
Keterangan : X
: Rata – rata (mean)
ᎂx : Jumlah seluruh jawaban responden n
: Jumlah data
Menurut Riwidikdo (2013), simpangan baku (standart deviation) adalah ukuran yang dapat dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap rata-ratanya.
Keterangan : SD
: Simpangan Baku ( Standart Deviation )
Xi
: Nilai responden
n
: Jumlah data
ୱ୩୭୰ୱୣ୪୳୰୳୦୰ୣୱ୮୭୬ୢୣ୬ ୲୭୲ୟ୪୰ୣୱ୮୭୬ୢୣ୬
ͳͲͲΨMenurut Riwidikdo (2013), untuk rumus
prosentase diperoleh dengan rumus : Skor prosentase =
37
I.
Etika Penelitian Masalah etika penelitian kebidanan merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian kebidanan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika dalam penelitian harus diperhatikan (Hidayat, 2007). Untuk penelitian ini menekankan pada masalah etika yang meliputi : 1.
Informed Consent Infomed consent diberikan sebelum melakukan penelitian. Informed consent ini berupa lembar persetujuan untuk menjadi responden. Pemberian informed consent ini bertujuan agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika subyek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati keputusan tersebut. Pada penelitian ini semua responden akan diberi lembar persetujuan (Hidayat, 2007).
2.
Anonymity (Tanpa Nama) Masalah etika kebidanan merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan (Hidayat, 2007).
38
3.
Confidentiality (kerahasiaan) Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalahmasalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset (Hidayat, 2007).
J.
Jadwal Penelitian Dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun proposal sampai dengan penulisan laporan proposal, beserta waktu berlangsungnya setiap kegiatan tersebut (Notoatmodjo, 2012). Jadwal penelitian ini terlampir.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Pengkok, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen. Desa Pengkok terdiri atas 8 RW dan 45 RT. Batas wilayah Desa Pengkok antara lain sebelah timur berbatasan dengan Desa Mlokolegi, sebelah utara perbatasan dengan Desa Sanggung, sebelah barat perbatasan dengan Desa Bunder, dan sebelah selatan perbatasan dengan Desa Celep. Jumlah total penduduk Desa Pengkok adalah 8.474 jiwa, dengan perincian : Penduduk laki-laki sebanyak 4.280 orang, dan penduduk perempuan sebanyak 4.194 orang. Desa Pengkok memiliki 9 Posyandu yang dikelola oleh seorang Bidan. Posyandu tersebut diberi nama Posyandu Kenanga I - IX. Jumlah total kader dalam 9 Posyandu tersebut adalah 45 orang dan rata-rata setiap posyandu ada 5 orang kader. Di Desa Pengkok diadakan pertemuan kader sebulan sekali di Balai Desa setempat, kader
mendapatkan materi penyuluhan oleh bidan
Desa, Petugas Puskesmas dan Kepala Puskesmas yang dapat menambah pengetahuan kader untuk hidup sehat.
39
40
B. Hasil Penelitian 1.
Karakteristik Responden Setelah dilakukan penelitian data dapat diketahui karakteristik responden yang meliputi : a.
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur No. 1. 2. 3.
Responden 25 – 35 36 – 45 46 – 55 Total Sumber: Data primer, 2015
Frekuensi 19 18 8 45
Prosentase (%) 42,2 40 17,8 100
Berdasarkan tabel 4.1 di atas kelompok umur responden 25 – 35 tahun sebanyak 19 responden (42,2%), 36 – 45 tahun sebanyak 18 responden (40%), 46 – 55 tahun sebanyak 8 responden (17,8 %). b.
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan No. 1. 2. 3. 4.
Responden
Frekuensi 11 15 17 2 45
SD SMP SMA Perguruan Tinggi Total Sumber: Data primer, 2015 Berdasarkan
tabel
4.2
di
atas
Prosentase (%) 24,44 33,33 37,79 4,44 100
kelompok
responden
berpendidikan SD sebanyak 11 responden (24,44%), berpendidikan SMP sebanyak 15 responden (33,33%), berpendidikan SMA sebanyak 17 responden (37,79%), dan berpendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 2 responden (4,44%). Dari data di atas dapat
41
disimpulkan paling
bahwa
banyak
pendidikan
adalah
terakhir
berpendidikan
responden
SMA
yaitu
yang
sebanyak
17 responden (37,79%). c.
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan No. 1. 2. 3. 4.
Responden IRT Swasta Wiraswasta PNS Total Sumber: Data primer, 2015
Frekuensi 14 26 3 2 45
Prosentase (%) 31,11 57,78 6,67 4,44 100
Berdasarkan tabel 4.3 di atas kelompok responden sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 14 responden (31,11%), sebagai pekerja
Swasta
sebanyak
26
responden
(57,78%),
sebagai
Wiraswasta sebanyak 3 responden (6,67%), dan yang bekerja sebagai PNS sebanyak 2 responden (4,44%). Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pekerjaan responden yang paling banyak adalah sebagai pekerja swasta yaitu 26 responden (57,78%). d.
Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi No. 1. 2. 3. 4.
Sumber Informasi Kepala Puskesmas Petugas Puskesmas Bidan Kader Lain Total Sumber: Data primer, 2015
Frekuensi 3 10 26 6 45
Prosentase (%) 6,67 22,22 57,78 13,33 100
42
Berdasarkan tabel 4.4 di atas kelompok responden yang mendapat informasi kesehatan dari Kepala Puskesmas sebanyak 3 responden (6,67%), petugas kesehatan sebanyak 10 responden (22,22%), bidan sebanyak 26 responden (57,78%), dan yang mendapat informasi dari kader lain sebanyak 6 responden (13,33%). 2.
Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui nilai mean dan Standard Deviation seperti pada tabel di bawah ini : a.
Data Hasil Perhitungan Mean dan Standar Deviasi Tabel 4.5 Nilai Mean dan Standar Deviasi Variabel Penelitian Tingkat Pengetahuan Kader tentang Posyandu Balita Sumber: Data primer, 2015
b.
Mean 25.36
Standar Deviasi 5.04
Hasil Penelitian Tingkat Pengetahuan Kader tentang Posyandu Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Kader tentang Posyandu Balita di Desa Pengkok Kedawung Sragen No 1 2 3
Pengetahuan Baik Cukup Kurang Jumlah Sumber: Data primer, 2015
Responden 5 31 9 45
Prosentase (%) 11,1 68,9 20 100
Tabel tersebut menunjukan bahwa tingkat pengetahuan kader tentang Posyandu di Desa Pengkok, Kedawung, Sragen adalah 31 responden (68,9%) memiliki pengetahuan cukup, 5 responden (11,1%) memiliki pengetahuan baik, 9 responden (20%) memiliki
43
pengetahuan kurang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas tingkat pengetahuan kader tentang Posyandu di Desa Pengkok, Kedawung, Sragen pada kategori cukup yaitu sebesar 31 responden (68,9%). c.
Hasil Crosstabulation 1) Umur Pengetahuan Crosstabulation Tabel 4.7 Umur Pengetahuan Crosstabulation
Umur
25 – 35 tahun Count % of Total 36 – 45 tahun Count % of Total 46 – 55 tahun Count % of Total Total Count % of Total Sumber: Data Primer, 2015
Pengetahuan Kurang Cukup Baik 0 17 2 0% 37,8% 4,4% 1 11 6 2,2% 24,4% 13,3% 4 3 1 8,9% 6,7% 2,2% 5 31 9 11,1% 68,9% 20,0%
Umur 25-35 tahun berjumlah 19 responden dari 19 responden tersebut yang berpengetahuan baik ada 2 responden (4,4 %), yang pengetahuan kategori cukup ada 17 responden (37,8 %), dan yang kurang ada 0 responden (0 %).
Umur 36-45 tahun berjumlah 18 responden dari 18 responden tersebut yang berpengetahuan baik ada 6 responden (13,3%), yang berpengetahuan cukup ada 11 responden (24,4%), dan yang kurang ada 1 responden (2,2%).
Total 19 42,2% 18 40,0% 8 17,8% 45 100,0%
44
Umur 46-55 tahun berjumlah 8 responden dari 8 responden tersebut yang berpengetahuan baik ada 1 responden (2,2 %), yang pengetahuan kategori cukup ada 3 responden (6,7 %), dan yang kurang ada 4 responden (8,9%). 2) Pendidikan Pengetahuan Crosstabulation Tabel 4.8 Pendidikan Pengetahuan Crosstabulation
Pendidikan
SD SMP SMA Perguruan Tinggi
Total
Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total
Pengetahuan Kurang Cukup Baik 3 5 3 6,7% 11,1% 6,7% 2 11 2 4,4% 24,4% 4,4% 0 13 4 0% 28,9% 8,9% 0 2 0 0% 4,4% 0% 5 31 9 11,1% 68,9% 20,0%
Sumber: Data Primer, 2015 Pendidikan SD berjumlah 11 responden dari 11 responden tersebut yang berpengetahuan baik ada 3 responden (6,7%), yang pengetahuan kategori cukup ada 5 responden (11,1%), dan yang kurang ada 3 responden (6,7%). Pendidikan SMP berjumlah 15 responden dari 15 responden tersebut yang berpengetahuan baik ada 2 responden (4,4%), yang pengetahuan kategori cukup ada 11 responden (24,4%), dan yang kurang ada 2 responden (4,4%). Pendidikan SMA berjumlah 17 responden dari 17 responden tersebut yang berpengetahuan baik ada 4 responden (8,9%), yang
Total 11 24,4% 15 33.3% 17 37,8% 2 4,4% 45 100,0%
45
pengetahuan kategori cukup ada 13 responden (28,9%), dan yang kurang ada 0 responden (0%). Pendidikan Perguruan Tinggi berjumlah 2 responden dari 2 responden tersebut yang berpengetahuan baik ada 0 responden (0%), yang pengetahuan kategori cukup ada 2 responden (4,4%), dan yang kurang ada 0 responden (0%). 3) Pekerjaan Pengetahuan Crosstabulation Tabel 4.9 Pekerjaan Pengetahuan Crosstabulation
Pekerjaan
Ibu rumah tangga (IRT) Wiraswasta Swasta PNS
Total
Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total
Pengetahuan Kurang Cukup Baik 2 9 3 4,4% 20,0% 6,7% 0 3 0 0% 6,7% 0% 3 17 6 6,7% 37,8% 13,3% 0 2 0 0% 4,4% 0% 5 31 9 11,1% 68,9% 20,0%
Sumber: Data Primer, 2015 Pekerjaan Ibu rumah tangga (IRT) berjumlah 14 responden dari 14 responden tersebut yang berpengetahuan baik ada 3 responden (6,7%), yang pengetahuan kategori cukup ada 9 responden (20%), dan yang kurang ada 2 responden (4,4%). Pekerjaan Wiraswasta berjumlah 3 responden dari 3 responden tersebut yang berpengetahuan baik ada 0 responden (0%), yang pengetahuan kategori cukup ada 3 responden (6,7%), dan yang kurang ada 0 responden (%).
Total 14 31,1% 3 6,7% 26 57,8% 2 4,4% 45 100,0%
46
Pekerjaan Swasta berjumlah 26 responden dari 26 responden tersebut yang berpengetahuan baik ada 6 responden (13,3%), yang pengetahuan kategori cukup ada 17 responden (37,8%), dan yang kurang ada 3 responden (6,7%). Pekerjaan PNS berjumlah 2 responden dari 2 responden tersebut yang berpengetahuan baik ada 0 responden (0%), yang pengetahuan kategori cukup ada 2 responden (4,4%), dan yang kurang ada 0 responden (0%). 4) Sumber Informasi Pengetahuan Crosstabulation Tabel 4.10 Sumber Informasi Pengetahuan Crosstabulation
Sumber Informasi
Bidan Petugas Puskesmas Kepala Puskesmas Kader Lain
Total
Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total
Pengetahuan Kurang Cukup Baik 0 19 7 0% 42,2% 15,6% 0 9 1 0% 20,0% 2,2% 0 2 1 0% 4,4% 2,2% 5 1 0 11,1% 2,2% 0% 5 31 9 11,1% 68,9% 20,0%
Sumber: Data Primer, 2015 Sumber Informasi dari Bidan berjumlah 26 responden dari 26 responden tersebut yang berpengetahuan baik ada 7 responden (15,6%), yang pengetahuan kategori cukup ada 19 responden (42,2%), dan yang kurang ada 0 responden (0%). Sumber Informasi dari Petugas Puskesmas berjumlah 10 responden dari 10 responden tersebut yang berpengetahuan baik
Total 26 57,8% 10 22,2% 3 6,7% 6 13,3% 45 100,0%
47
ada 1 responden (2,2%), yang pengetahuan kategori cukup ada 9 responden (20%), dan yang kurang ada 0 responden (0%). Sumber Informasi dari Kepala Puskesmas berjumlah 3 responden dari 3 responden tersebut yang berpengetahuan baik ada 1 responden (2,2%), yang pengetahuan kategori cukup ada 2 responden (4,4%), dan yang kurang ada 0 responden (0%). Sumber Informasi dari Kader Lain berjumlah 6 responden dari 6 responden tersebut yang berpengetahuan baik ada 0 responden (0%), yang pengetahuan kategori cukup ada 1 responden (2,2%), dan yang kurang ada 5 responden (11,1%).
C. Pembahasan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2011). Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk masyarakat, yang bertugas membantu kelancaran pelayanan rutin di posyandu (Ismawati dkk, 2010). Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu bentuk upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh, dari dan bersama masyarakat, untuk memperdayakan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak balita (Karwati, 2011). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 45 responden menunjukan hasil tingkat pengetahuan kader tentang Posyandu pada kategori
48
baik sebanyak 5 responden (11,1%), kategori cukup sebanyak 31 responden (68,9%) dan kategori kurang sebanyak 9 responden (20%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas tingkat pengetahuan kader tentang posyandu di Desa Pengkok, Kedawung, Sragen pada kategori cukup yaitu sebesar 31 responden (68.9%). Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Mubarak (2007), yaitu pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman, kebudayaan lingkungan sekitar, Informasi. Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya (Mubarak, 2007). Berdasarkan penelitian ini, tingkat pendidikan responden yang paling besar adalah SMA yaitu sebanyak 17 responden (37,79%). Dapat dilihat bahwa pendidikan merupakan faktor penghambat. Pekerjaan yaitu lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung (Mubarak, 2007). Dalam penelitian ini, pekerjaan responden yang paling besar adalah sebagai pekerja swasta yaitu 26 responden (57,78%). Dapat dilihat bahwa pekerjaan merupakan faktor pendorong. Umur yaitu dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental) (Mubarak, 2007).
49
Berdasarkan penelitian ini, kelompok umur responden paling banyak adalah umur 25 – 35 tahun sebanyak 19 responden (42,2%). Dapat dilihat bahwa umur merupakan faktor pendorong. Informasi yaitu kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru (Mubarak, 2007). Berdasarkan penelitian ini, yang mendapat informasi kesehatan paling besar adalah bidan sebanyak 26 responden (57,78%). Dapat dilihat bahwa sumber informasi merupakan faktor pendorong Informasi diperoleh kader dalam mengikuti pertemuan kader yang dilaksanakan di Balai Desa setiap bulannya, seperti penyuluhan dari Kepala Puskesmas, Petugas Puskesmas atau bidan setempat yang berhubungan dengan kesehatan dan kegiatan posyandu, seorang kader dalam mengikuti pertemuan atau penyuluhan yang diselenggarakan oleh puskesmas atau bidan desa sangatlah penting agar pengetahuan kader menjadi lebih baik lagi, sehingga dapat berpengaruh terhadap minat masyarakat untuk datang ke posyandu setiap bulannya menjadi meningkat. Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu (Mubarak, 2007), para kader di Posyandu ini mengajukan diri untuk menjadi kader, jadi setiap kader memiliki minat dalam memberikan pelayanan Posyandu. Dalam penelitian ini minat merupakan faktor pendorong. Pengalaman yaitu suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan (Mubarak, 2007), kader di Posyandu ini sudah menjadi kader dalam waktu yang cukup lama, jadi setiap kader
50
sudah memiliki pengalaman dalam meberikan pelayanan Posyandu. Dalam penelitian ini pengalaman merupakan faktor pendorong. Kebudayaan lingkungan sekitar yaitu kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai
pengaruh
besar
terhadap
pembentukan
sikap
kita
(Mubarak, 2007), masyarakat di Desa Pengkok masih ada beberapa yang kurang aktif dalam mengikuti kegiatan Posyandu, jadi kader harus memotivasi setiap akan Posyandu. Dalam penelitian ini kebudayaan lingkungan sekitar merupakan faktor penghambat. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar responden kader berpengetahuan
cukup
tentang
posyandu
balita.
Faktor
pendorong
dipengaruhi oleh 5 faktor yaitu umur, pekerjaan,Informasi, minat, dan pengalaman. Faktor penghambat dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu pendidikan dan kebudayaan lingkungan sekitar. Pentingnya tingkat pengetahuan kader tentang posyandu balita untuk meningkatkan pengetahuan kader agar dapat membantu untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama kesehatan pada balita agar tumbuh kembang balita serta gizi balita dapat terpantau sehingga menjadi lebih baik lagi.
D. Keterbatasan 1.
Kendala Penelitian Kendala dalam penelitian ini adalah waktu mengumpulkan kader. Acara pertemuan kader di Balai Desa setempat di adakan dalam sebulan sekali, peneliti harus menyesuaikan jadwal pertemuan kader tersebut.
51
Tetapi tidak seluruh kader bisa hadir, sedangkan untuk beberapa kader yang belum bisa hadir, peneliti harus berkunjung ke rumah kader tersebut untuk memberikan kuesioner. 2.
Kelemahan Penelitian a.
Variabel dalam penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja.
b.
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup. Sehingga responden hanya dapat menjawab benar atau salah saja dan tidak dapat menguraikan jawaban selain jawaban yang tersedia.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Posyandu Balita di Desa Pengkok, Kedawung, Sragen dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1.
Pengetahuan kader tentang posyandu di Desa pada kategori baik sebanyak 5 responden (11,1%).
2.
Pengetahuan kader tentang posyandu di Desa Pengkok, Kedawung, Sragen pada kategori cukup sebanyak 31 responden (68,9%).
3.
Pengetahuan kader tentang posyandu di Desa Pengkok, Kedawung, Sragen pada kategori baik sebanyak 9 responden (20,0%).
4.
Faktor pendorong dalam penelitian tingkat pengetahuan Kader tentang Posyandu Balita di Desa Pengkok, Kedawung, Sragen adalah umur, pekerjaan, informasi, minat, dan pengalaman. Faktor penghambat kader adalah pendidikan dan kebudayaan lingkungan sekitar.
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian mengenai Tingkat Pengetahuan Kader tentang Posyandu di Desa Pengkok, Kedawung, Sragen saran yang dapat penulis sampaikan adalah :
52
53
1.
Bagi Kader Diharapkan kader posyandu lebih aktif dalam mengikuti pengarahan atau pertemuan yang diselenggarakan oleh puskesmas atau bidan desa yang diadakan di Balai Desa setempat, serta kesediaan dari kader yang lama untuk saling berbagi ilmu dan pengalaman dengan kader yang baru, sehingga pengetahuan dan pengalaman kader bisa menjadi bertambah, sehingga minat masyarakat untuk datang ke Posyandu menjadi meningkat.
2.
Bagi Bidan Desa Diharapkan dengan adanya penelitian ini, bidan desa bersama puskesmas dapat mengajak semua kader untuk dapat menghadiri pertemuan kader dan memberikan ilmu baru atau penyuluhan pentingnya Posyandu kepada kader serta melakukan regenerasi kader sehingga derajat kesehatan masyarakat menjadi lebih meningkat.
3.
Bagi Institusi a.
Pendidikan Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah referensi penelitian khususnya tentang posyandu balita sehingga dapat menambah pengetahuan mahasiswa.
b.
Desa Pengkok Diharapkan Desa Pengkok lebih memberikan dukungan terhadap kegiatan posyandu dan bekerjasama dengan bidan desa dan kader agar kegiatan posyandu yang sudah terlaksana agar lebih maju lagi.
54
4.
Bagi Peneliti Lain Diharapkan dapat dilakukan penelitian lebih lajut dengan metode penelitian yang berbeda, variabel yang berbeda yang berhubungan dengan Posyandu Balita sehingga akan diperoleh hasil yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati. 2011. Asuhan Kebidanan Komunitas.Yogjakarta : Nuha Medika. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta _____________. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta Fallen.
2010. Catatan :NuhaMedika
Kuliah
Keperawatan
Hidayat,
A.A. 2007. Metode Penelitian Data.Jakarta: Salemba Medika
Komunitas.
Yogyakarta
Kebidanan&Teknik
Analisis
Ismawati, C, et al. 2010. Posyandu dan Desa Siaga.Yogjakarta : Nuha Medika. Karwati.2011. Asuhan Kebidanan V (Kebidanan Komunitas). Jakarta : Trans Info Media. Mubarak. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Notoadmodjo. S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. _____________. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni.Jakarta : Rineka Cipta Prasetyawati.2012. Kesehatan Ibu Dan Anak (KIA) Dalam Development Goals (MDGs).Yogyakarta : Nuha Medika.
Millenium
Risnelty, N. 2012. Tingkat Pengetahuan Kader tentang Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU) di Desa Kadinglangu Sukoharjo. Karya Tulis Ilmiah. Sukoharjo : STIKes Kusuma Husada Surakarta. Riwidikdo, H. 2013. Statistik Kesehatan Dengan Aplikasi SPSS dalam Prosedur Penelitian.Yogyakarta : Rohima Press. Runjanti. 2011. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta : Buku Kedokteran EGC. Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kebidanan DIII, DIV, S1, Dan S2. Jakarta : Nuha Medika.
Sugiyono. 2013. 14 Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta. Syafrudin.2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta : Buku Kedokteran EGC. Tyas, I.A. 2010. Tingkat Pengetahuan tentang Posyandu. Jawa Tengah : Bagian Kependidikan dan Biostatistik Universitas Sebelas Maret. Yuni. 2014. Panduan Lengkap Posyandu. Yogyakarta : Nuka Medika.