perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG PELAYANAN ANTENATAL DENGAN PELAKSANAAN PELAYANAN ANTENATAL DI PUSKESMAS KEDAWUNG SRAGEN
KARYA TULIS ILMIAH
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan
AMBAR HARJANTI R1111005
PROGRAM STUDI D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG PELAYANAN ANTENATAL DENGAN PELAKSANAAN PELAYANAN ANTENATAL DI PUSKESMAS KEDAWUNG SRAGEN Ambar Harjanti R1111005
Telah disetujui oleh Pembimbing untuk diujikan di Hadapan Tim Penguji Pada Hari Tanggal Juli 2012 1. Pembimbing Utama Ika Sumiyarsi, S.SiT, M.Kes …………………….
2. Pembimbing Pendamping Erindra Budi C, S.Kep Ns, M. Kes NIP. 19780220 200501 1 001
…………………….
Ketua Tim Karya Tulis Ilmiah
(Erindra Budi C., S. Kep, Ns, M. Kes) NIP. 19780220 200501 1 001
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG PELAYANAN ANTENATAL DENGAN PELAKSANAAN PELAYANAN ANTENATAL DI PUSKESMAS KEDAWUNG SRAGEN Ambar Harjanti R1111005 Telah dipertahankan dan disetujui di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran UNS Pada Hari
Tanggal
Juli 2012
1. Pembimbing Utama Ika Sumiyarsi, S.SiT, M.Kes. ……………………. 2. Pembimbing Pendamping Erindra Budi C, S.Kep.Ns, M.Kes NIP. 19780220 200501 1 001
…………………….
3. Ketua Penguji Agus Eka N.Y., S.ST, M.Kes ……………………. 4. Sekretaris Penguji Nurdewi., S.ST , M. Kes …………………….
Ketua Tim Karya Tulis Ilmiah
Mengesahkan Ketua Program Studi D IV Bidan Pendidik FK UNS
(Erindra Budi C, S. Kep, Ns, M. Kes) NIP. 19780220 200501 1 001
(dr. H. Tri Budi Wiryanto, Sp.OG(K)) NIP. 19510421 198011 1 002
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Ambar Harjanti R1111005 HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG PELAYANAN ANTENATAL DENGAN PELAKSANAAN PELAYANAN ANTENATAL DI PUSKESMAS KEDAWUNG SRAGEN Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan bidan tentang pelayanan antenatal dengan pelaksanaan pelayanan antenatal di Puskesmas kedawung Sragen. Desain dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah bidan yang bekerja di puskesmas kedawung Sragen sejumlah 30 orang dengan teknik sampling adalah total sampling Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner pengetahuan dan checklist observasi pelaksanaan pelayanan antenatal dengan standar minimal 7 T. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah bidan berumur 30-45 tahun (86,7%), berpendidikan D III (83,3%), lama bekerja sebagai bidan terbanyak lebih dari 10 tahun bekerja (73,33%). Berdasarkan variabel penelitian diperoleh bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang pelayanan antenatal (63,4%), dan melaksanakan pelayanan antenatal sesuai standar (60%). Analisis Bivariat yang dihitung dengan chi square didapatkan P value 0,000. Hasil P < 0,05 ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan bidan tentang pelayanan antenatal dengan pelaksanaan pelayanan antenatal. Kesimpulan penelitian ini bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik dan pelaksanaan pelayanan antenatal dengan baik. Terdapat pula hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan pelaksanaan pelayanan antenatal di puskesmas Kedawung. Kata Kunci
: Pengetahuan, Pelaksanaan, Pelayanan Antenatal
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Ambar Harjanti R1111005 RELATION BETWEEN KNOWLEDGE WITH IMPLEMENTATION OF MIDWIFES ABOUT ANTENATAL CARE IN PUSKESMAS KEDAWUNG SRAGEN This research goal is to know the relation between antenatal care knowledge with antenatal care implementation of midwifes in Puskesmas Kedawung Sragen. Design of this research is analitic observasional with cross sectional approach. The population is 30 midwifes who work in Puskesmas Kedawung Sragen, with total sampling technique. The instrument that use is knowledge checklist and observation to responden in implementation of antenatal care as 7T minimal Standart. Results of this research shown that big part of respondens are midwifes with 3045 years old range (86,7%), have diploma’s certification (83,3%) up to 10 years work at midwifes most of respondens have an appropiate of antenatal are knowledge (63,4%) and applied the antenatal care implementation (60%).Bivariat analysing that count with chi square. P value is 0.000 < 0,05. It’s prove that there is significancy relation between level of antenatal of midwifes knowledge with implementation of antenatal care. The conclusion is most of respondens have a well knowledge and good implementation of antenatal care. There is relation between knowledge with implementation of antenatal care in Puskesmas Kedawung Sragen.
Keyword : Knowledge, Implementation, Antenatal Care
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT sehingga Penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ”Hubungan Pengetahuan Bidan tentang Pelayanan Antenatal dengan Pelaksanaan Pelayanan Antenatal di Puskesmas Kedawung Sragen” sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, antara lain: 1. Prof. Dr. dr. Zainal Arifin Adnan, Sp.PD-KR-FINASIM, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta 2. H. Tri Budi Wiryanto, dr. SpOG (K), Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Universitas Sebelas Maret Surakarta 3. Erindra Budi C, S.Kep.Ns, M.Kes selaku Ketua Tim Karya Tulis Ilmiah sekaligus Pembimbing Pendamping 4. Ika Sumiyarsi, S.SiT, M.Kes selaku pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan dukungan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini 5. Y Agus Sudarmanto, dr. M.Kes selaku Kepala Puskesmas Kedawung yang telah memberikan izin , bimbingan dan motivasi selama dilakukannya penelitian di instansi tersebut 6. Suami dan ketiga anakku tercinta yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan selama perkuliahan ini commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7. Teman-teman Prodi d4 Bidan Pendidik FK UNS yang selalu memberikan dukungan dan motivasi 8. Dan berbagai pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT selalu memberikan yang terbaik bagi kita semua. Penyusunan karya tulis ilmiah ini, masih belum sempurna. Oleh karena itu, Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah selanjutnya menjadi lebih baik. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI halaman HALAMAN JUDUL........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN .........................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................
iii
ABSTRAK .......................................................................................................
iv
ABSTRACT .......................................................................................................
v
KATA PENGANTAR .....................................................................................
vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
xiii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN ...........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ...........................................................
1
B. Rumusan Masalah ....................................................................
3
C. Tujuan Penelitian ......................................................................
3
D. Manfaat Penelitian ....................................................................
4
LANDASAN TEORI ......................................................................
5
A. Tinjauan Pustaka ......................................................................
5
1. Pengetahuan........................................................................
5
2. Pelayanan Antenatal ...........................................................
10
3. Hubungan Pengetahuan tentang Pelayanan Antenatal dengan pelaksanaan pelayanan antenatal ....................................... commit to user viii
19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Kerangka Konsep .....................................................................
21
C. Hipotesis ...................................................................................
21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................
22
A. Desain Penelitian ......................................................................
22
B. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................
22
C. Populasi Penelitian ...................................................................
22
D. Sampel dan Teknik Sampling...................................................
23
E. Kriteria Retriksi ........................................................................
23
F. Definisi Operasional .................................................................
24
G. Cara Kerja (Cara Pengambilan Data) .......................................
25
1. Instrumen ............................................................................
25
2. Uji Validitas dan Reliabilitas .............................................
26
H. Pengolahan dan Analisis Data ..................................................
28
1. Metode Pengolahan Data....................................................
28
2. Analisis Data ......................................................................
29
BAB IV HASIL PENELITIAN .....................................................................
30
A. Gambaran Umum .....................................................................
30
B. Hasil Penelitian.........................................................................
31
1. Analisis Univariat ...............................................................
31
2. Analisis Bivariat ................................................................
33
PEMBAHASAN..............................................................................
36
BAB V
A. Hubungan
Pengetahuan
Pelayanan
Antenatal
dengan
Pelaksanaan .............................................................................. commit to user ix
36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Pengetahuan tentang Pelayanan Antenatal ...............................
37
C. Pelaksanaan Pelayanan Antenatal ............................................
39
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ............................................................
42
A. Simpulan...................................................................................
42
B. Saran .........................................................................................
42
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional......................................................................
24
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner .......................................................................
26
Tabel 4.1 Tabulasi Silang Hubungan Pengetahuan Bidan tentang Pelayanan Antenatal dengan Pelaksanaan Antenatal di Puskesmas Kedawung ...................................................................
commit to user xi
35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konsep........................................................................
21
Gambar 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden ..................
31
Gambar 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Responden .........
32
Gambar 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Masa Kerja Responden.........
32
Gambar 4.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Bidan tentang Pelayanan Antenatal ...................................................................
33
Gambar 4.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pelaksanaan Pelayanan Antenatal .....................................................................................
commit to user xii
34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Jadwal Penyusunan Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 2.
Surat Ijin Penelitian
Lampiran 3.
Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden
Lampiran 4.
Instrumen Penelitian
Lampiran 5.
Data Uji Coba Instrumen
Lampiran 6.
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Lampiran 7.
Data Penelitian
Lampiran 8.
Hasil Pengolahan Data Penelitian
Lampiran 9.
Lembar Konsultasi
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi, menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2010, AKI sebesar 226 per 100.000 kelahiran hidup (RisKesDas, 2011). Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan, tekanan darah yang tinggi saat hamil (eklampsia), infeksi, persalinan macet dan komplikasi keguguran. Penyebab tidak langsung kematian ibu adalah karena kondisi masyarakat seperti pendidikan, sosial ekonomi dan budaya. Kondisi geografi serta keadaan sarana pelayanan yang kurang siap ikut memperberat permasalahan ini. Pedoman pelayanan KIA menegaskan bahwa pelayanan antenatal standar yang diberikan pada ibu hamil minimal 4 kali selama kehamilan dan memenuhi asuhan standar minimal 7 T yaitu: timbang berat badan, ukur tekanan darah, periksa tinggi fundus uteri, imunisasi TT, temu wicara dalam rangka persiapan rujukan, tes protein urine dan tes haemoglobin. Standar pelayanan diatas ditentukan untuk menjamin mutu pelayanan KIA. Sehingga dapat diartikan pelayanan
yang tidak sesuai standar belum dapat
diperhitungkan sebagai jangkauan pelayanan antenatal (Saifuddin, 2007). Pelayanan antenatal adalah pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil hubungan dengan kehamilannya, dilakukan dari mulai dinyatakan positif hamil sampai melahirkan (Sarwono, 1999). Perilaku bidan Puskesmas dalam commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
memberikan pelayanan kepada ibu hamil mempengaruhi tingkat kepatuhan terhadap standar pelayanan antenatal yang telah ditetapkan. Puskesmas Kedawung berlokasi di Kabupaten Sragen Propinsi Jawa Tengah merupakan daerah dengan karakteristik subur dan berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar. Di Puskesmas Kedawung terdiri dari 2 Puskesmas induk dan ada 42 bidan yang bekerja di wilayah tersebut baik yang bertugas di puskesmas, bidan di desa maupun bidan praktik swasta. Cakupan K1 Puskesmas Kedawung tahun 2010 sebesar 102.6% sedangkan cakupan K4 sebesar 92.12%. Terdapat angka drop out kunjungan pemeriksaan kehamilan sebesar 10.48%. Terdapat pula kasus risiko pada ibu hamil yang ditemukan sebesar 42% (Profil Puskesmas Kedawung 2011). Kasus risiko ini dapat ditekan apabila bidan dapat menerapkan standar pelayanan antenatal dengan baik dan mendeteksi sedini mungkin kasus risiko tinggi ibu hamil sehingga bidan dapat melakukan penanganan faktor risiko dengan baik yang berakhir pada penanganan persalinan yang tepat dan sejauh ini belum ada yang mengadakan evaluasi tentang pelayanan antenatal di Puskesmas Kedawung. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap 10 bidan yang memberikan pelayanan antenatal di Puskesmas Karangmalang pada tahun 2010 ditemukan bahwa tidak semua bidan mengerjakan standar pemeriksaan antenatal. Dari 10 bidan, semuanya tahu tentang pemeriksaan antenatal tetapi belum semuanya melakukan dengan baik dan hanya 3 orang bidan yang dpat melakukannya sesuai standar. Sebagian besar bidan mengungkapkan bahwa apabila tidak ditemukan komplikasi pada kehamilan juga karena tidak terbiasa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
melakukan pemeriksaan secara lengkap mengingat waktu bidan tidak hanya melayani pemeriksaan antenatal tetapi juga pengobatan (Indarsi, 2010). Kondisi tersebut menarik perhatian penulis untuk mengambil penelitian ini. Penelitian ini sebelumnya telah dilakukan oleh peneliti lain, Indarsi tahun 2010 namun bersifat deskriptif. Perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pada penelitian kali ini menghubungkan antara pengetahuan dan pelaksanaan pelayanan antenatal, sedangkan penelitian sebelumnya menggambarkan karakteristik bidan dalam pelayanan antenatal. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti ingin mengadakan penelitian tentang “Hubungan Pengetahuan Bidan tentang Pelayanan Antenatal dengan Pelaksanaan Pelayanan Antenatal di Puskesmas Kedawung Sragen”.
B. Rumusan Masalah Adakah hubungan antara tingkat pengetahuan bidan tentang pelayanan antenatal dengan pelaksanaan pelayanan antenatal di Puskesmas Kedawung Sragen?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara pengetahuan bidan tentang pelayanan antenatal dengan pelaksanaan pelayanan antenatal di Puskesmas Kedawung Sragen. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
2. Tujuan Khusus a. Mengetahui tingkat pengetahuan bidan tentang pelayanan antenatal di wilayah Puskesmas Kedawung Sragen. b. Mengetahui pelaksanaan atau praktik pelayanan antenatal pada bidan di wilayah Puskesmas Kedawung Sragen. c. Menganalisis
hubungan
pengetahuan
bidan
tentang
pelayanan
antenatal dengan pelaksanaan pelayanan antenatal di Puskesmas Kedawung Sragen.
D. Manfaat Penelitian Penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan
evaluasi
pada
pelayanan antenatal yang dilaksanakan oleh bidan baik secara pengetahuan penerapannya, sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan antenatal yang pada akhirnya dapat mengurangi angka kejadian kasus risiko tinggi pada ibu hamil yang berimbas pada penurunan Angka Kematian Ibu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1.
Pengetahuan a.
Pengertian Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagian hasil penggunaan panca indranya, yang berbeda kepercayaan (believes), takhayul (superstitions) dan penerangan yang keliru (missed informations) (Soekanto, 2005). Pengetahuan adalah merupakan hasil ”tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu subjek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yakni : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).
b.
Tingkatan Pengetahuan Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tindakan yaitu : 1) Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang telah commit to user
5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
diterima. Oleh sebab itu ”tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kita kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari, antara lain : menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya. 2) Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu
kemampuan
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. 3) Aplikasi (Application) Aplikasi
diartikan
sebagai
kemampuan
untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 4) Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
dari
penggunaan
(membuat
kata-kata
bagan),
kerja,
membedakan,
dapat
meggambarkan
mengelompokan
dan
sebagainya. 5) Sintesis (Synthesis) Sintesis menunjuk kepada suatu komponen untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada, misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada. 6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang sudah ada. (Bloom dalam Notoatmodjo, 2007). c.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan, antara lain: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
1) Pendidikan Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok serta usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Semakin tinggi pendidikan, semakin banyak ilmu dan pengetahuan yang didapatkan. 2) Informasi Informasi sebagai transfer pengetahuan. Informasi dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari serta diteruskan melalui komunikasi interpersonal atau melalui media massa antara lain televisi, radio, koran dan majalah. Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan memiliki pengetahuan yang lebih luas. 3) Pengalaman Pengalaman merupakan upaya memperoleh pengetahuan. Sejalan dengan bertambahnya usia seseorang maka pengalaman juga semakin bertambah. Seseorang cenderung menerapkan pengalamannya terdahulu untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapinya. 4) Umur Menurut Elisabeth yang dikutip Nursalam (2003), usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Sedangkan menurut Huclok (1998) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan berpikir seseorang akan lebih kuat dan matang dalam bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat juga lebih dipercaya dibanding orang yang belum tinggi kedewasaannya. 5) Sosial ekonomi Tingkat sosial ekonomi yang rendah menyebabkan keterbatasan biaya untuk menempuh pendidikan, sehingga pengetahuannya pun rendah. d.
Proses Perilaku Menurut Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara langsung maupun yang tidak langsung terjadi proses adopsi perilaku yang berurutan yaitu : 1) Awareness (Kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui dulu terhadap stimulus. 2) Interest (tertarik) dimana individu mulai menaruh perhatian dan tertarik pada stimulus. 3) Evaluation (menimbang - nimbang) bahwa individu akan mempertimbangkan
baik
buruknya
tindakan
yang
akan
dilakukan terhadap stimulus tersebut bagi dirinya dan hal ini berarti sikap responden lebih baik. 4) Trial, dimana sikap individu mulai mencoba perilaku yang baru. 5) Adaption adalah sikapnya terhadap stimulus. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
e.
Pengukuran Pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden (Notoatmojo, 2007). Adapun
pertanyaan
yang
dapat
dipergunakan
untuk
pengukuran pengetahuan secara umum dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis yaitu : 1) pertanyaan subyektif, misalnya jenis pertanyaan essay. 2) pertanyaan obyektif pilihan ganda, benar salah dan pertanyaan menjodohkan (Arikunto, 2006). Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan melalui tes atau wawancara dengan alat bantu kuesioner berisi materi yang ingin diukur dari responden (Azwar, 2009). Menurut Arikunto (2010), pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :
2.
1) Baik
: Hasil presentase 76% - 100%
2) Cukup
: Hasil presentase 56% – 75%
3) Kurang
: Hasil presentase < 56
Pelayanan Antenatal a.
Pengertian Pelayanan antenatal atau dikenal dengan istilah Antenatal Care merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
hamil yang bertujuan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan memberikan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Saifuddin, 2007). Menurut Depkes RI tahun 2007, pelayanan antenatal adalah pelayanan terhadap individu yang bersifat preventif care untuk mencegah terjadinya masalah yang kurang baik bagi ibu maupun janin agar dapat melalui persalinan dengan sehat dan aman, diperlukan kesiapan fisik dan mental ibu sehingga ibu dalam keadaan status kesehatan yang optimal karena dengan keadaan kesehatan ibu yang optimal sangat berpengaruh bagi pertumbuhan janin yang dikandungnya. Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat, itu sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama kehamilannya (Sarwono, 1999). Pelayanan antenatal yang berkualitas dan berstandar menurut Departemen kesehatan RI tahun 2003 meliputi: 1) Memberikan pelayanan kepada ibu hamil minimal 4 kali, yaitu pada trimester pertama sebanyak 1 kali, pada trimester kedua sebanyak 2 kali, dan pada trimester ketiga sebanyak 1 kali untuk memantau keadaan ibu dan janin dengan seksama, sehingga dapat mendeteksi secara dini dan dapat memberikan intervensi secara cepat dan tepat. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
2) Melakukan
penimbangan
berat
badan
ibu
hamil,
dan
pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) secara teratur mempunyai arti klinis penting, karena ada hubungan yang erat antara pertambahan berat badan selama kehamilan dengan berat badan
bayi.
Pertambahan
berat
badan
hanya
sedikit
menghasilkan rata-rata berat badan lahir bayi yang lebih rendah dan risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya bayi BBLR dan kematian bayi, pertambahan berat badan ibu selama kehamilan dapat digunakan sebagai indikator pertumbuhan janin dalam rahim. Berdasarkan pengamatan pertambahan berat badan ibu selama kehamilan dipengaruhi oleh berat badannya selama hamil. Pertambahan yang optimal adalah kira-kira 20% dari berat badan ibu sebelum hamil (Cunningham dkk, 1997), jika berat badan tidak bertambah, Lingkar Lengan Atas <23,5cm menunjukkan ibu hamil mengalami kurang gizi. 3) Penimbangan berat badan dan pengukuran tekanan darah harus dilakukan secara rutin dengan tujuan untuk melakukan deteksi dini terhadap terjadinya tiga gejala pre eklampsia. 4) Pengukuran Tinggi Fundus Uteri dilakukan secara rutin dengan tujuan mendeteksi secara dini terhadap berat badan janin. 5) Melaksanakan palpasi abdominal setiap kunjungan untuk mengetahui usia kehamilan, letak, bagian terendah, letak punggung, menentukan janin kembar atau tunggal dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
mendengarkan denyut jantung janin untuk menentukan asuhan selanjutnya. 6) Pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT) pada ibu hamil sebanyak 2 kali dengan jarak 4 minggu, diharapkan dapat menghindari terjadinya tetanus neonaturum. 7) Memberikan tablet besi 90 tablet selama 3 bulan, diminum setiap hari. 8) Pemeriksaan urine jika ada indikasi (tes protein dan glukosa), pemeriksaan penyakit-penyakit infeksi PMS (Penyakit Menular Seksual). 9) Memberikan penyuluhan tentang perawatan dini selama kehamilan, perawatan payudara untuk persiapan laktasi, gizi ibu selama hamil, tanda-tanda bahaya pada kehamilan dan pada janin sehingga ibu dan keluarga segera dapat mengambil keputusan apabila terdapat tanda bahaya. 10) Membicarakan tentang persalinan kepada ibu hamil, suami, dan keluarga pada trimester ketiga, memastikan persiapan persalinan yang bersih, aman, dan suasana yang menyenangkan, persiapan transportasi, dan biaya, serta rujukan. 11) Tersedianya alat-alat pelayanan kehamilan dalam keadaan baik, dan dapat digunakan, obat-obatan yang diperlukan waktu pencatatan kehamilan dan mencatat semua temuan pada Kartu commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
Menuju Sehat (KMS) ibu hamil untuk menentukan tindakan selanjutnya. b.
Tujuan Tujuan pelayanan antenatal untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat, serta mendapatkan bayi yang sehat (Mufdhilah, 2009). Tujuan pelayanan antenatal dapat diperinci lagi menjadi: 1) Memantau kesehatan
kemajuan
kehamilan
dan
untuk
memastikan
ibu dan tumbuh kembang bayi.
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental sosial ibu. 3) Mengenal secara dini adanya ketidakharmonisan, komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan pembedahan. 4) Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu dan bayinya dengan trauma seminimal mungkin. 5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif. 6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
c.
Penatalaksanaan Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu : 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II, dan 2 kali pada trimester III. Pelaksanaan pelayanan antenatal pada ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponenkomponen yaitu mengupayakan kehamilan yang sehat, melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta rujukan apabila diperlukan, persiapan persalinan yang bersih, perencanaan antisipatif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi komplikasi. Pelaksana pelayanan antenatal adalah dokter, bidan (bidan di desa, bidan di Puskesmas, dan bidan praktek swasta), dan perawat yang sudah dilatih dalam pemeriksaan kehamilan. Pelayanan antenatal di desa dapat dilakukan di polindes, posyandu, ataupun kunjungan rumah (Depkes RI, 2005). Dalam penerapan praktis, sering dipakai standar minimal pemeriksaan antenatal yaitu “7T” yang terdiri atas: 1) Timbang berat badan dan (pengukuran) tinggi badan. Suatu teknologi tepat guna yang dapat dimanfaatkan untuk menilai status gizi ibu, bila tidak tersedia timbangan pada waktu pemeriksaan kehamilan yang pertama, adalah pengukuran lingkaran lengan atas atau LILA. Berat badan ibu selama kehamilan harus bertambah. Pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3-0,5 kg commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
per minggu. Pada akhir kehamilan, pertambahan berat badan total adalah 9-12 kg. Bila terdapat kenaikan berat badan yang berlebihan, perlu dipikirkan adanya risiko (bengkak, kehamilan kembar, hidramnion, anak besar). Lingkar lengan atas kurang dan 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status gizi ibu yang kurang atau buruk, sehingga ia berisiko untuk melahirkan BBLR. Tinggi badan kurang dan rata-rata (pendek) merupakan faktor risiko untuk ibu hamil atau bersalin. Diperkirakan bila tinggi badan ibu kurang dari 145 cm, mungkin panggulnya sempit (Hidayati, 2009). 2) Pemeriksaan tekanan darah, selain itu pengukuran nadi, frekuensi pernafasan dan suhu tubuh. Bidan harus mampu mengerjakan pengukuran tekanan darah dengan teknik yang benar serta mengerjakan setiap kali melakukan pemeriksaan antenatal. Ukur tekanan darah pada lengan kiri ibu hamil. Posisi ibu hamil duduk atau berbaring dengan posisi yang sama pada setiap kali pengukuran. Letakkan tensimeter ditempat yang datar setinggi jantung ibu hamil gunakan ukuran manset yang sesuai. Jika tekanan darah diatas l4O/9OmmHg atau peningkatan diastole l5mmHg atau lebih (sebelum 20 minggu), ulangi pengukuran tekanan darah dalam 1 jam. Bila tetap, berarti ada kenaikan tekanan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
darah.
Bila ditemukan hipertensi pada kehamilan, lakukan
pemeriksaan urine terhadap albumin pada setiap kali kunjungan antenatal. 3) Tinggi fundus uteri. Bidan
melakukan
palpasi
abdominal
pada setiap
kunjungan antenatal. Perlu ditanyakan kepada ibu hamil sebelum palpasi tentang hal yang dirasakan seperti gerakan janin. Mintalah ibu untuk mengosongkan kandung kencingnya. Baringkan ibu pada hamil terlentang dengan bagian atas tubuhnya disangga bantal. Perkiraan usia kehamilan dapat dilakukan dengan mengukur TFU. Pengukuran TFU dilakukan setelah minggu ke-24. Cara paling efektif adalah dengan menggunakan meteran kain. Ukur dengan meteran kain dan simfisis pubis ke fundus uteri, mencatat hasilnya dalam satuan cm. Jika hasilnya berbeda dengan perkiraan umur kehamilan (dalam minggu) atau tidak sesual dengan gravidarum berarti terdapat kemungkinan pertumbuhan janin lambat atau tidak ada pertumbuhan sehingga ibu perlu dirujuk. 4) Pemberian Tetanus Toksoid (TT) dua kali selama hamil, tujuan pemberian TT adalah untuk melindungi janin dari tetanus neonaturum. 5) Pemberian Tablet zat besi (Fe) minimal 90 tablet selama hamil. Tablet ini mengandung 200 mg sulfat ferosus 0,25 mg asam commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
folat yang diikatkan dengan laktosa. Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk memenuhi kebutuhan Fe pada ibu hamil dan nifas, karena
pada
masa
kehamilan
dan
nifas
kebutuhannya
meningkat. Cara pemberian adalah satu tablet Fe per hari sesudah makan, selama masa kehamilan dan nifas. Perlu diberitahukan kepada ibu bahwa cara minum tablet Fe yang benar adalah tidak rnenggunakan teh atau kopi karena dapat menghambat masuknya zat besi dalam tubuh. Perlu juga diberitahukan pada suami atau keluarga untuk mendampingi atau memantau ibu hamil apakah benar-benar minum tablet besi atau tidak. Memberikan
penjelasan
kepada
ibu
bahwa
efek
dari
mengkonsumsi tablet zat besi biasanya terjadi tinja agak berwarna kehitaman normal setelah makan tablet ini. Dosis pemberian 90 tablet besi ini tidak mencukupi pada ibu hamil yang mengalami anemia, terutama pada anemia berat (Hb 8 gr% atau kurang). Standar minimal ini tidak berarti menghilangkan komponen kegiatan pemeriksaan kehamilan lainnya
yang
tetap
harus
dilakukan
seperti
tindakan
pemeriksaan ibu hamil dan ujung rambut sampai ujung kaki (Depkes, 2008).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
6) Tes Penyakit Menular Seksual (PMS) Yaitu pemeriksaan serviks untuk mengetahui tanda-tanda infeksi dengan cara mengambil secret dari ostium uteri. Pemeriksaan ini dilakukan bila usia kehamilan kurang dari atau 12 minggu dengan gejala keputihan yang berkepanjangan dan berbau (Mufdhilah, 2009) 7) Temu Wicara / Konseling. Diadakan mengambil
konseling
dengan
keputusan
bila
keluarga ada
bertujuan
kegawatdaruratan
untuk dan
menentukan untuk rujukan yang harus dilakukan. 3. Hubungan Pengetahuan Bidan tentang Pelayanan Antenatal dengan Pelaksanaan Pelayanan antenatal. Untuk melakukan asuhan antenatal yang baik diperlukan pengetahuan dan kemampuan untuk mengenali perubahan fisiologis yang terkait dengan proses kehamilan. Perubahan tersebut mencakup perubahan produksi dan pengaruh hormonal serta perubahan anatomi dan fisiologi selama kehamilan. Pengenalan dan pemahaman tentang perubahan fisiologis tersebut menjadi modal dasar dalam mengenali kondisi patologis yang dapat mengganggu status kesehatan
ibu
maupun bayi yang dikandungnya. Dengan kemampuan tersebut, penolong atau petugas kesehatan dapat mengambil
tindakan yang
tepat dan perlu untuk
memperoleh luaran yang optimal dari kehamilan dan persalinan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah umur , tingkat pendidikan dan masa kerja memiliki hubungan dengan pelaksanaan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
pelayanan antenatal. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Tristanti, faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan bidan dalam penerapan standar pelayanan antenatal adalah masa kerja, jumlah pasien hamil, ketersediaan fasilitas, sikap dan tingkat pengetahuan bidan tentang standar pelayanan antenatal. Tingkat pengetahuan, sikap, masa kerja, dan jumlah pasien hamil berpengaruh secara signifikan dalam penerapan pelayanan antenatal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
B. Kerangka Konsep
Pengetahuan bidan tentang pelayanan antenatal : 1. Pengertian 2. Tujuan 3. Penatalaksanaan
Variabel Bebas
awwarennes
interest
evaluasi
Faktor eksternal sarana prasarana
Keterangan : : Diteliti : Tidak diteliti
Trial
Adaption
Pelaksanaan pelayanan antenatal sesuai tujuh standar : 1. timbang BB dan TB 2. tekanan darah. 3. tinggi fundus uteri. 4. tablet fe 90. 5. suntikan TT. 6. test penyakit menular seksual. 7. Konseling kasus rujukan dan gawat darurat.
Variabel Terikat
Gambar 2.1 Kerangka Konsep
C. Hipotesis Ada hubungan antara pengetahuan bidan tentang pelayanan antenatal dengan pelaksanaan pelayanan antenatal di Puskesmas Kedawung Sragen.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan metode cross sectional. Rancangan cross sectional merupakan rancangan penelitian yang pengukuran atau pengamatannya dilakukan secara simultan pada saat atau sekali waktu (Hidayat, 2007). Metode ini digunakan untuk mengukur hubungan antara pengetahuan bidan tentang pelayanan antenatal dengan pelaksanaan pelayanan antenatal di Puskesmas Kedawung Sragen.
B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kedawung Sragen pada bulan Februari-Juli tahun 2012.
C. Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan subjek atau elemen atau unit atau anggota atau item (misalnya manusia) dari sebuah riset (Murti, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah semua bidan yang ada di wilayah Puskesmas Kedawung Sragen yaitu berjumlah 30 orang. commit to user
22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
D. Sampel dan Teknik Sampling Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2008). Sampel dalam penelitian ini adalah bidan yang bekerja di wilayah puskesmas Kedawung dengan mengambil semua jumlah bidan yang ada atau secara total sampling yaitu sebanyak 30 orang.
E. Kriteria Retriksi Kriteria inklusi yang digunakan dalam penelitian ini adalah bidan yang bekerja aktif di wilayah Puskesmas Kedawung dan bersedia menjadi responden. Kriteria eksklusi adalah bidan yang bekerja di wilayah puskesmas Kedawung dan tidak menjadi responden.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
F. Definisi Operasional
No 1
2
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variable Definisi operasional Alat ukur Variabel bebas Pemahaman bidan Kuesioner yaitu tentang pelayanan pengetahuan antenatal yang terdiri bidan tentang dan pengertian, pelayanan tujuan, dan antenatal penatalaksanaan antenatal sesuai standar pelayanan antenatal. Variabel tindakan bidan Ceklist terikat yaitu dalam melaksanakan pelaksanaan pelayanan antenatal pelayanan sesuai standar (7T) antenatal meliputi ukur tinggi dan berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, pemberian tablet tambah darah, pemberian suntikan tetanus toksoid, test penyakit menular seksual, temu wicara kasus kegawat daruratan dan rujukan
commit to user
Hasil kategori
Skala
Baik : 76%-100% Cukup:56%-75% Kurang : <56%.
ordinal
ordinal Sesuai : 14 Kurang sesuai : 713 Tidak sesuai : <7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
G. Cara Kerja (Cara Pengambilan Data) 1.
Instrumen Instrumen dari penelitian ini adalah kuesioner yaitu daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang dimana responden (dalam hal angket) dan interview (dalam hal wawancara) tinggal memberikan atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu (Notoatmodjo, 2005). Dalam hal ini jenis kuesioner yang digunakan adalah closed ended question yaitu pertanyaan tertutup dengan adanya kategori pilihan jawaban tertentu pada kuesioner tersebut (Notoatmodjo, 2005). Instrumen terdiri dari
bagian yang mengukur pengetahuan
bidan tentang pelayanan antenatal, dan bagian yang mencatat pelayanan antenatal dengan memakai tujuh standar pelayanan. Alat ukur
pengetahuan ini berupa lembar pertanyaan yang
digunakan untuk mengukur pengetahuan berisi pertanyaan-pertanyaan seputar pengetahuan tentang pelayanan antenatal. Ketentuan untuk pertanyaan favourable, jawaban yang benar diberi nilai I dan jawaban yang salah diberi nilai 0. Untuk pertanyaan unfavourable, jawaban salah diberi nilai I dan jawaban benar diberi nilai 0. Berikut adalah rincian kisikisi kuesioner yang dipakai untuk mengukur pengetahuan tentang pelayanan antenatal yaitu seperti tertera dalam tabel berikut ini :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Indikator Banyaknya Butir
Variabel Penelitian
Pengetahuan Pengertian
Tujuan Penatalaksanaan
2.
18 butir
8 butir 9 butir
Nomor butir Favourable
unfavourable
1,2,13,15,20,2 1,24,27,30, 31,32,35 3,16,19,26 9,22,28,29,34
4,5,6,7,12,33
8,17,18,25 10,11,14,23
Uji Validitas dan Reliabilitas a.
Uji validitas Sebelum instrumen yaitu kuesioner yang digunakan untuk mengukur pengetahuan tentang pelayanan antenatal dipakai untuk mengumpulkan data terlebih dahulu diujicobakan. Uji coba (try out) dilakukan terhadap 20 responden pada bulan Mei 2012 di puskesmas Masaran II Sragen. Hasil uji coba digunakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas kuesioner. Uji validitas adalah tingkat sesuatu yang mampu mengukur apa yang hendak di ukur (Arikunto, 2010). Untuk menguji validitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi internal yaitu untuk mendapatkan kesesuaian antara bagian-bagian dari kuesioner dengan kuesioner secara keseluruhan dengan korelasi product moment. Pengujian validitas dilakukan dengan membandingkan nilai korelasi (rxy) dengan nilai kritis distribusi Pearson (rtabel). Suatu pernyataan dinyatakan valid apabila memiliki nilai rxy > rtabel. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan pada taraf signifikansi 5% dengan data sebanyak 20 sehingga diperoleh nilai rtabel sebesar 0,444. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa dari 35 pernyataan kuesioner terdapat 5 pernyataan yang memiliki rxy < 0,444 sehingga dinyatakan tidak valid yaitu pernyataan nomor 5 (rxy = 0,025), nomor 9 (rxy = 0,056), nomor 11 (rxy = 437), nomor 12 (rxy = -0,285) dan nomor 32 (rxy = -0,244). Pernyataan-pernyataan yang tidak valid tersebut dihapus dan untuk selanjutnya tidak disertakan dalam perhitungan reliabilitas maupun dalam pengumpulan data karena sudah mewakili tiap-tiap indikator item pengetahuan. (hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran). b.
Uji reliabilitas Uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten apabila pengukuran dua kali dilakukan dengan hasil yang sama berarti kuesioner tersebut valid. Untuk mengetahui bahwa kuesioner tersebut dapat dipercaya sebagai alat pengumpulan data, maka dilakukan uji reliabilitas dengan angka Spearman-Brown. Proses pengolahan data uji validitas dan reliabilitas memakai SPSS 16.0. Angka reliabilitas berkisar pada nilai 0 – 1, semakin mendekati angka 1 maka kuesioner tersebut dikatakan memiliki commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
reliabilitas yang semakin tinggi. Perhitungan menghasilkan angka reliabilitas sebesar 0,876. Angka ini menunjukkan bahwa kuesioner pengetahuan tentang pelayanan antenatal memiliki reliabilitas yang sangat tinggi sehingga dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian (hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran).
H. Pengolahan dan Analisa Data 1.
Metode Pengolahan Data a.
Editing Editing bertujuan untuk mengkoreksi data yang meliputi kelengkapan pengisian dan jawaban yang tidak jelas. Editing dilaksanakan pada saat pengambilan data agar jika terjadi kesalahan dapat segera diperbaiki.
b.
Coding Data yang telah di edit dilakukan tahap berikutnya yaitu mengkode data dengan pemberian kode untuk setiap pernyataan guna mempermudah dalam pengolahan data.
c.
Scoring Scoring yaitu memberikan nilai pada jawaban pertanyaan yang berupa angka.
d.
Tabulating Yaitu pengelompokan data kemudian ditampilkan secara deskriptif dalam bentuk tabel sebagai bahan informasi.(Riyanto, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
2008). Jawaban yang telah diberi kode kemudian dimasukkan ke dalam tabel. Langkah terakhir dari penelitian ini adalah melakukan analisis data dengan bantuan komputer. 2.
Analisis Data a.
Analisis Univariat Merupakan
suatu
analisis
yang
digunakan
untuk
menggambarkan hasil distribusi frekuensi dan presentasi pada tiap variabel. b.
Analisis Bivariat Merupakan suatu analisis yang rnenggambarkan dua variabel yakni variabel pengetahuan bidan tentang pelayanan antenatal sebagai variabel bebas dan pelaksanaan pelayanan antenatal sebagai variabel terikat serta mencari korelasi antara 2 variabel yang diteliti. Analisa bivariat yang digunakan adalah dengan rumus Chi Square. Pengolahan dan analisis data menggunakan SPSS 16.0. Karena pengolahan data ada syarat yang tidak terpenuhi maka diganti dengan uji korelasi contigensi coefisiensi sehingga didapatkan App.Sig 0.000 atau P value < 0,005 yang berarti terdapat hubungan antara pengetahuan bidan tentang pelayanan antenatal dengan pelaksanaan pelayanan antenatal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2012 di Puskesmas Kedawung Kabupaten Sragen. Kecamatan Kedawung merupakan daerah pertanian yang subur dan sebagian perkebunan karet yang mempunyai luas wilayah 26,24 Km2 terdiri dari 10 desa dengan jumlah dusun 58.
Jumlah penduduk di wilayah
Kecamatan Kedawung adalah sebanyak 26.031 jiwa dengan mata pencaharian sebagai petani dan buruh perkebunan karet. Batas wilayah Kecamatan Kedawung adalah sebagai berikut : Batas sebelah utara
: Kecamatan Karangmalang
Batas sebelah selatan
: Kabupaten Karanganyar
Batas sebelah barat
: Kecamatan Karangmalang
Batas sebelah timur
: Kecamatan Sambirejo.
Wilayah Kedawung memiliki 2 Puskesmas, 10 PKD. Tenaga bidan sejumlah 16 bidan yang bekerja di Puskesmas dan 16 bidan yang bekerja di desa atau di PKD, sehingga total jumlah bidan yang bekerja di puskesmas Kedawung sebesar 30 orang dan semuanya sanggup menjadi responden dalam penelitian ini. Penelitian ini dibantu oleh 2 orang bidan yang bertindak sebagai Clinical Instruktur yang sebelumnya telah disamakan persepsinya dalam melakukan kriteria penilaian pelaksanaan pelayanan antenatal. commit to user
30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
B. Hasil Penelitian Setelah dilakukan penelitian terdapat distribusi frekuensi dari 30 responden seperti yang tertera pada diagram di bawah ini : 1.
Analisis Univariat a.
Umur
13,3% 86,7%
30-45 tahun > 45 tahun
Gambar 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden Dari diagram di atas dapat diketahui bahwa responden berusia 30 – 45 tahun yaitu sebesar 26 orang (86,7%) dan responden berusia > 45 tahun sebesar 4 orang (13,3%).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
b.
Pendidikan
16,7% 83,3%
DI Kebidanan DIII Kebidanan
Gambar 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Responden Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa responden yang berpendidikan D1 Kebidanan sebesar 5 orang (16,7%) dan responden yang berpendidikan DIII Kebidanan sebesar 25 orang (83,3%). c.
Masa Kerja
16,7% 13,3%
70,0%
5-10 tahun < 5 tahun > 10 tahun
Gambar 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Masa Kerja Responden commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
Dari diagram di atas dapat diketahui bahwa responden yang memiliki masa kerja < 5 tahun sebesar 5 orang (16,7%), responden yang memiliki masa kerja 5-10 tahun sebesar 4 orang (13,3%) dan responden memiliki masa kerja >10 tahun sebesar 21 orang (70,0%) d.
Pengetahuan Bidan tentang Pelayanan Antenatal
13,3% 23,3%
63,4%
Kurang Cukup Baik
Gambar 4.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Bidan tentang Pelayanan Antenatal
Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa responden yang memiliki pengetahuan tentang pelayanan antenatal kurang sebesar 4 responden (13,3%), pengetahuan cukup sebesar 7 responden (23.3%) dan yang memiliki pengetahuan baik sebesar 19 responden (63,4%).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
e. Pelaksanaan Pelayanan Antenatal
13,3% 26,7% 60,0%
Tidak sesuai Kurang sesuai Sesuai
Gambar 4.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pelaksanaan Pelayanan Antenatal
Berdasarkan diagram di atas diketahui bahwa responden yang melaksanakan pelayanan antenatal dengan tidak sesuai standar sebesar 4 responden (13,3%), kurang sesuai standar 8 responden (26,7%) dan yang sesuai standar sebesar 18 responden (60,0%).
2 .Analisis Bivariat Dalam penelitian ini akan diuji hubungan pengetahuan bidan tentang pelayanan antenatal dengan pelaksanaan pelayanan antenatal di Puskesmas Kedawung Sragen. Hubungan pengetahuan bidan tentang pelayanan antenatal dengan pelaksanaan pelayanan antenatal di Puskesmas Kedawung Sragen dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
Tabel 4.1 Tabulasi Silang Hubungan Pengetahuan Bidan tentang Pelayanan Antenatal dengan Pelaksanaan Antenatal di Puskesmas Kedawung Pengetahuan Pelaksanaan Pelayanan Antenatal tentang Pelayanan Tidak Kurang Sesuai Antenatal sesuai Sesuai Kurang 3 (10,0%) 1 (3,3%) 0 (0,0%) Cukup 1 (3,3%) 4 (13,3%) 2 (6,7%) Baik 0 (0,0%) 3 (10,0%) 16 (53,3%) Jumlah 4 (13,3%) 8 (26,7%) 18 (60,0%) Sumber : Data primer diolah, 2012
Jumlah 4 (13,3%) 7 (23,3%) 19 (63,3%) 30 (100%)
Pada tabel 4.1 di atas diketahui responden bahwa responden dengan pengetahuan tentang pelayanan antenatal kurang sebanyak 4 responden (13,3%), dalam pelaksanaan pelayanan antenatal semua tidak sesuai dengan standar sebesar 3 responden (10,0%) dan yang kurang sesuai standar sebesar 1 responden (3,3%). Responden dengan pengetahuan tentang pelayanan antenatal cukup sebanyak 7 responden (23,3%), dalam pelaksanaan antenatal yang tidak sesuai standar sebanyak 1 responden (3,3%), kurang sesuai standar sebanyak 4 responden (13,3%) dan yang sesuai standar sebanyak 2 responden (6,7%). Responden dengan pengetahuan tentang antenatal baik sebanyak 19 responden (63,3%), dalam pelaksanaan pelayanan antenatal yang kurang sesuai dengan standar sebanyak 3 responden (10,0%) dan yang sesuai standar sebanyak 18 responden (60,0%). Hasil analisis menggunakan rumus Chi-Square dengan program SPSS versi 16.0 diperoleh nilai p value 0,000. Sehingga P < 0,05, berarti bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan tentang pelayanan antenatal dengan pelaksanaan pelayanan antenatal. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V PEMBAHASAN
A. Hubungan Pengetahuan Pelayanan Antenatal dengan Pelaksanaan Hasil analisis menggunakan rumus Chi-Square dengan program SPSS versi 16.0 diperoleh nilai p value
0,000 < 0,05 berarti bahwa terdapat
hubungan antara pengetahuan bidan tentang pelayanan antenatal dengan pelaksanaan pelayanan antenatal. Semakin baik pengetahuan tentang pelayanan antenatal maka seorang bidan akan cenderung melaksanakan pelayanan antenatal yang sesuai dengan standar minimal “7T”. Pemenuhan pelaksanaan pelayanan antenatal sesuai standart minimal “7T” didasari oleh pengetahuan yang dimiliki oleh seorang bidan. Hal ini terjadi karena memang pengetahuan merupakan salah satu aspek psikis yang dapat menjadi motivasi atau faktor pendorong seseorang melakukan suatu perilaku atau aktifitas. Menurut Lawrence Green (Notoatmodjo, 2003) perilaku (khususnya bidang kesehatan) ditentukan oleh beberapa faktor yaitu faktor-faktor predisposisi (disposing factors), faktor-faktor pemungkin (enabling factors) dan faktor-faktor penguat (reinforcing factors). Pengetahuan sendiri termasuk faktor predisposisi. Kekuatan atau keeratan hubungan antara tingkat pengetahuan tentang pelayanan antenatal dengan pelaksanaan pelayanan antenatal termasuk cukup. Hal ini berarti bahwa tingkat pengetahuan tentang pelayanan antenatal bukan commit to user
36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
satu-satunya faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pelayanan antenatal. Masih cukup besar proporsi pengaruh faktor lain, seperti pendidikan dan pengalaman (masa kerja) yang bisa berpengaruh tidak langsung (secara langsung berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan), namun bisa juga berpengaruh langsung terhadap pelaksanaan pelayanan antenatal. Di samping itu ada juga beberapa faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap pelaksanaan pelayanan antenatal seperti keadaan sarana dan prasarana yang menunjang pelayanan antenatal. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Tristanti ditemukan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan bidan dalam penerapan standar pelayanan antenatal adalah masa kerja bidan, jumlah pasien hamil, ketersediaan fasilitas, sikap dan tingkat pengetahuan bidan tentang standar pelayanan antenatal. Tingkat pengetahuan, sikap, masa kerja, dan jumlah pasien hamil berpengaruh secara signifikan dalam penerapan standar pelayanan antenatal oleh bidan. B. Pengetahuan tentang pelayanan antenatal Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan tentang pelayanan antenatal kurang sebanyak 4 responden (13,3%), pengetahuan cukup sebanyak 7 responden (23.3%) dan yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 19 responden (63,4%). Dengan demikian tingkat pengetahuan responden tentang pelayanan antenatal dapat dikatakan relatif tinggi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
Menurut Notoadmojo (2007) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Pengetahuan akan memberikan pengalaman kepada seseorang tentang pelayanan antenatal yang baik dan benar yang juga terkait dengan masa lalunya. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan adalah tingkat pendidikan, pekerjaan, umur, informasi dan budaya. Di antara faktor-faktor tersebut yang diteliti dalam penelitian ini adalah umur dan pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah bidan berumur 30 – 45 tahun (86,7%) dan selebihnya berumur lebih dari 45 tahun (13,3%). Data tersebut menggambarkan bahwa para bidan tersebut semuanya sudah mencapai usia matang atau dewasa. Kematangan atau kedewasaan usia langsung atau tidak langsung akan berpengaruh terhadap pengetahuan. Ternyata memang tingkat pengetahuan para bidan berusia matang tersebut termasuk tinggi. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Hurlock (1998) bahwa semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan berpikir seseorang akan lebih kuat dan matang dalam bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat juga lebih dipercaya dibanding orang yang belum tinggi kedewasaannya. Data pendidikan menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah bidan lulusan pendidikan D3 (83,3%), proporsinya jauh lebih besar dibandingkan yang hanya lulusan pendidikan D1 (16,7%). Hal ini commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
menunjukkan bahwa tingkat pendidikan para responden sudah cukup tinggi. Pendidikan yang tinggi berpengaruh positif terhadap pengetahuan. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Notoatmodjo (2007) bahwa tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh. Pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik pula pengetahuannya. Secara lebih jelas dikemukakan bahwa pendidikan sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan dan pemahaman, pendidikan sangat diperlukan manusia untuk mendapatkan informasi : makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah pula mereka menerima informasi dan pengetahuan yang mereka miliki, dalam hal ini pelayanan antenatal pada yang berpendidikan lebih tinggi akan memiliki pengetahuan yang lebih tinggi dari seseorang yang berpendidikan lebih rendah (Notoatmodjo, 2005). C. Pelaksanaan pelayanan antenatal Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang melaksanakan pelayanan antenatal dengan tidak sesuai standar sebanyak 4 responden (13,3%), kurang sesuai standar sebanyak 8 responden (26,7%) dan yang sesuai standar sebanyak 18 responden (60,0%). Dengan demikian pelaksanaan pelayanan antenatal oleh para bidan tersebut relatif sudah baik. Pelayanan antenatal atau dikenal dengan istilah Antenatal Care merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil yang bertujuan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan memberikan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Saifuddin, 2007). Menurut Depkes RI tahun 2007, pelayanan antenatal adalah pelayanan terhadap individu yang bersifat preventif care untuk mencegah terjadinya masalah yang kurang baik bagi ibu maupun janin agar dapat melalui persalinan dengan sehat dan aman, diperlukan kesiapan fisik dan mental ibu sehingga ibu dalam keadaan status kesehatan yang optimal karena dengan keadaan kesehatan ibu yang optimal sangat berpengaruh bagi pertumbuhan janin yang dikandungnya. Pelaksanaan pelayanan antenatal secara langsung dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain pengetahuan, sarana prasarana, dan pengalaman. Sebagaimana telah diuraikan bahwa pengetahuan merupakan salah satu faktor predisposisi untuk praktek pelayanan antenatal. Dewi (2008) mengungkapkan bahwa untuk melakukan asuhan antenatal yang baik, diperlukan pengetahuan dan kemampuan untuk mengenali perubahan fisiologis yang terkait dengan proses kehamilan. Perubahan tersebut mencakup perubahan produksi dan pengaruh hormonal serta perubahan anatomi dan fisiologi selama kehamilan. Pengenalan dan pemahaman tentang perubahan fisiologis tersebut menjadi modal dasar dalam mengenali kondisi patologis yang dapat mengganggu status kesehatan ibu maupun bayi yang dikandungnya. Dengan kemampuan tersebut, penolong atau petugas kesehatan dapat mengambil tindakan yang tepat dan perlu untuk memperoleh luaran yang optimal dari kehamilan dan persalinan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
Adapun sarana prasarana merupakan faktor pendukung. Dalam praktiknya, sarana prasarana sering menjadi persoalan dalam berbagai bidang di Indonesia termasuk kesehatan khususnya dalam pelayanan antenatal. Persoalannya adalah sekalipun seorang bidan memiliki pengetahuan yang baik tentang pelayanan antenatal, yang tentunya membuat dia tahu betul apa yang harus dilakukan untuk memenuhi standar pelayanan, belum tentu standar tersebut dapat terpenuhi apabila peralatan yang dibutuhkan tidak tersedia atau kurang memenuhi syarat. Dalam penelitian ini sarana prasarana tidak diteliti. Faktor
yang
diteliti
selain
pengetahuan
adalah
pengalaman.
Pengalaman diketahui berdasarkan masa kerja bidan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah bidan dengan masa kerja lebih dari 10 tahun (70,0%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar bidan tersebut memiliki pengalaman yang baik dalam melakukan praktek kerja bidan salah satunya tentu saja dalam melaksanakan pelayanan antenatal. Dalam penelitian ini tidak dilakukan uji hubungan masa kerja dengan praktek pelayanan antenatal. Meskipun begitu cukup jelas terlihat bagaimana pengalaman yang baik dari sebagian besar bidan sejalan dengan pelaksanaan pelayanan antenatal dari sebagian besar bidan yang sesuai standar. Dengan pengalaman yang baik maka pengetahuan yang dimiliki akan dapat diaplikasikan dengan baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 1.
Sebagian besar responden mempunyai pengetahuan tentang pelayanan antenatal dengan baik yaitu sebanyak 19 responden (63,3%).
2.
Sebagian besar responden dalam penelitian ini dapat melaksanakan pelayanan antenatal sesuai standar yaitu sebanyak 18 responden (60,0%).
3.
Hasil uji menunjukkan bahwa nilai p value 0,000, sehingga P < 0,05 berarti bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan tentang pelayanan antenatal dengan pelaksanaan pelayanan antenatal.
B. Saran 1.
Bagi tempat pelayanan kesehatan Puskesmas sebagai institusi kesehatan hendaknya menerapkan kebijakan agar para bidan wajib melaksanakan praktik pelayanan antenatal sesuai standar minimal “7T” terutama pada Test pemeriksaan PMS yang sering di lewatkan sehingga standar tersebut bisa dipakai dalam Standar Operasional Prosedur khususnya pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak.
commit to user
42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
2.
Bagi bidan dan profesi Untuk lebih meningkatkan pengetahuan khususnya tentang pelayanan antenatal melalui pelatihan maupun seminar serta meningkatkan kinerja dalam pelayanan antenatal yang berujung pada penurunan angka kematian ibu dan bayi
3.
Bagi Peneliti selanjutnya Untuk penelitian lebih lanjut sebaiknya dilakukan penelitian dengan menambahkan variabel lain misalnya faktor kelengkapan sarana pra sarana ataupun memakai standar yang lebih dikembangkan lagi misalnya standar 14 T dalam pelayanan antenatal.
commit to user