UNIVERSITAS INDONESIA EVALUASI PELAKSANAAN 11T DALAM PELAYANAN ANTENATAL OLEH BIDAN DI PUSKESMAS SINGKAWANG TENGAH KOTA SINGKAWANG TAHUN 2012
SKRIPSI
ELVIRA KURNIAWATI NPM 1006819491
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT DEPOK JUNI 2012
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
UNIVERSITAS INDONESIA EVALUASI PELAKSANAAN 11T DALAM PELAYANAN ANTENATAL OLEH BIDAN DI PUSKESMAS SINGKAWANG TENGAH TAHUN 2012 (STUDI KUALITATIF)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
ELVIRA KURNIAWATI NPM 1006819491
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK JUNI 2012
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkah dan rahmat-Nyalah skripsi dengan judul “Evaluasi Pelaksanaan 11T dalam Pelayanan Antenatal Oleh Bidan di Puskesmas Singkawang Tengah Kota Singkawang Pada Tahun 2012” dapat terselesaikan. Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar sarjana kesehatan masyarakat. Penulis menyadari bahwa tanpa dukungan dan dorongan dari berbagai pihak sulit rasanya skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk itu, pada kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang tidak terhingga kepada: 1. Bapak Prof.dr. Amal Chalik Sjaaf, SKM.Dr.PH, selaku pembimbing akademik yang telah membimbing dan memberi masukan dalam penyelesaian skripsi ini. 2. Bapak Drs. Anwar Hassan, MPH, dari Departemen PKIP FKM UI, selaku penguji yang telah berkenan menguji serta memberikan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini. 3. Bapak H. Hermansyah, SKM, MPH, dari Poltekkes Bengkulu, selaku penguji yang telah berkenan menguji serta memberikan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini. 4. Seluruh dosen dan staf FKM UI yang telah memberikan dukungan serta ilmu yang bermanfaat selama proses perkuliahan hingga tersusunnya skripsi ini. 5. Kepala Dinas Kesehatan Kota Singkawang yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Singkawang khususnya di Puskesmas Singkawang Tengah. 6. Bapak Mursalin,SKM Kepala Puskesmas Singkawang Tengah atas dukungan serta ijin yang telah diberikan. 7. Keluarga besar Puskesmas Singkawang Tengah atas dukungan, bantuan serta semangat yang diberikan dari awal perkuliahan sampai penyusunan skripsi.
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
8. Adik-adik yang selalu memberikan dukungan semangat, berkat doa yang dipanjatkan dan dukungan yang diberikan penulis mampu menyelesaikan semuanya. 9. Teman – teman tersayang di geng ijo (elida, ayu, riris, christina, dewi, eka, komang & sartika) yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis dan teman-teman peminatan kebidanan komunitas angkatan III, yang bersama-sama saling bertukar pikiran, berbagi informasi dan saling mendoakan agar diberikan kemudahan dalam penyusunan skripsi. 10. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian skripsi ini. Akhirnya secara khusus kepada kedua orang tua tersayang Bapak M. Saleh Suali dan mamak Halimah Sa’diah, suami tercinta Nur Ali Mahfud dan ananda tersayang Eka Putri Wahyuningtyas (mbak uti), Dwi Novia Setyorini (de erin) dan Arikah Tri Widyaninggar (dede),
yang selalu sabar saat
ditinggalkan dan selalu memberikan semangat dan pelukan hangatnya,
serta
dorongan moril maupun materi yang tak terhingga. Semoga Allah SWT membalas ketulusan kalian semua. Penulis menyadari sepenuhnya akan keterbatasan kemampuan dan pengalaman, sehingga dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu masukan dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca sekalian.
Depok, Juni 2012
Penulis
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama
: Elvira kurniawati
Tempat/Tanggal Lahir
: Mempawah, 5 Mei 1972
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Telp
: 0812 5642124
Alamat
: Jln. Ratu Sepudak Gg. Family Sei Garam Hilir Kota Singkawang Kalimantan Barat
Email
:
[email protected]
Pendidikan Tahun 1979-1984
: SD Negeri Senggiring
Tahun 1984-1987
: SLTP Negeri 3 Mempawah
Tahun 1987-1990
: SPK Yarsi Pontianak
Tahun 1991-1992
: Program Pendidikan Bidan SPK Depkes Singkawang
Tahun 2007-2009
: Diploma Kebidanan Poltekkes Depkes Pontianak
Tahun 2010 – sekarang
: Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
Pekerjaan Tahun 1992-1994
: Bidan di desa Hulu Gurung Kabupaten Putussibau
Tahun 1994-1998
: Bidan di Desa Sungai Daun Kabupaten Sambas
Tahun 1998-Sekarang
: Staf Puskesmas kec. Singkawang Tengah Kota Singkawang
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
ABSTRAK
Nama : Elvira Kurniawati NPM : 1006819491 Judul : Evaluasi Pelaksanaan 11T dalam Pelayanan Antenatal oleh Bidan di Puskesmas Singkawang Tengah Pada Tahun 2012 (Studi Kualitatif)
Angka kematian ibu (AKI) sebagai salah satu indikator kesehatan ibu, dewasa ini masih tinggi di Indonesia bila dibandingkan dengan AKI di negara ASEAN lainnya. Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI 2007), Angka kematian Ibu adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi 34 per 1.000 kelahiran hidup. penyebab AKI di Indonesia dikelompokan ke dalam penyebab langsung, penyebab tak langsung, dan penyebab mendasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal oleh bidan dengan menggunakan penelitian kualitatif. Komponen yang di evaluasi meliputi: komponen input (kompetensi bidan, sarana dan prasarana), proses (pelaksanaan 11T oleh bidan, masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal ) serta komponen output (meningkatnya kepatuhan dan cakupan kunjungan ibu hamil ke pelayanan kesehatan). Lokasi penelitian di wilayah kerja Puskesmas Singkawang Tengah Kota Singkawang, Kalimantan Barat pada tahun 2012. Sebagai informan penelitian adalah bidan yang memberikan pelayanan antenatal.Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam, Diskusi Group Terarah dan Observasi.
Kata kunci: Evaluasi, 11T, puskesmas
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
ABSTRACT
Name
: Elvira Kurniawati
NPM
: 1006819491
Title
: The evaluation of 11-T implementation in antenatal care by midwives in Public Health Center of Middle Singkawang in year 2012 (qualitative study).
Maternal mortality is one of health indicator,that still high if it be compared with maternal mortality in ASEAN countries. According to Demography and Indonesian Health Survey 2007, maternal mortality rate is 228/100.000 live births and infant mortality rate 34/1000 live births, The cause of maternal mortality in Indonesia consist of direct causes and indirect causes. This research aims is to know the implementation of 11-T in antenatal care by midwives that use qualitative research. The component that will be evaluated are input components (Midwives competency, infrastructure), Process components (Implementation of 11-T of midwives, problem encountered in 11-T implementation) and output components (increased compliance and coveraged the pregnant women visit in health care service). The location of this research in working area of Middle Singkawang Public Health Center Singkawang city West Kalimantan in year 2012. The informant of this research are midwives that give antenatal care.The Data aggregation are by depth interviews, Focus group discussion and observation.
Keywords : Evaluation, 11T, Public Health Center
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... HALAMAN JUDUL............................................................................................. SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME............................................ HALAMAN PERNYATAAN ORISINALLTAS................................................. HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... KATA PENGANTAR .......................................................................................... HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI............................ DAFTAR RIWAYAT HIDUP.............................................................................. ABSTRAK ............................................................................................................ ABSTRACT.......................................................................................................... DAFTAR ISI......................................................................................................... DAFTAR TABEL................................................................................................. DAFTAR SINGKATAN ...................................................................................... DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................
i ii iii iv v vi viii ix x xi xii xiii xv xvi xviii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................. 1.1 Latar Belakang................................................................................. 1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 1.3 Pertanyaan Penelitian....................................................................... 1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................. 1.4.1 Tujuan Umum ...................................................................... 1.4.2 Tujuan Khusus ..................................................................... 1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................... 1.6 Ruang Lingkup Penelitian ...............................................................
1 7 7 7 7 8 8 8
BAB 2 DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 2.1 Evaluasi............................................................................................ 2.1.1 Tujuan Evaluasi.................................................................... 2.1.2 Proses Evaluasi .................................................................... 2.1.3 Waktu Evaluasi .................................................................... 2.1.4 Penelitian Evaluasi............................................................... 2.1.5 Evaluasi Pelaksanaan Program ............................................ 2.2 Unsur-Unsur Sistem......................................................................... 2.2.1 Pendekatan Sistem ............................................................... 2.2.2 Analisa Sistem...................................................................... 2.2.3 Ruang Lingkup Penilaian terhadap Sistem .......................... 2.3 Pelayanan Antenatal ........................................................................ 2.3.1 Pengertian Pelayanan Antenatal........................................... 2.3.2 Tujuan Pelayanan Antenatal ................................................ 2.4 Standar Minimal Pelayanan Antenatal ............................................ 2.5 Kebijakan Program Pelayanan Antenatal ........................................ 2.6 Faktor-Faktor Penunjang Pelayanan Antenatal ............................... 2.6.1 Kompetensi Bidan................................................................
9 9 9 10 11 11 11 11 13 13 14 14 14 15 15 21 22 22
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
2.6.2 Prosedur / Standar ................................................................ 2.6.3 Fasilitas / Alat ......................................................................
23 23
2.7 Tugas dan Fungsi Bidan .................................................................. 2.7.1 Tugas Bidan ......................................................................... 2.7.2 Kompetensi Bidan................................................................ 2.7.2 Peran Bidan ..........................................................................
23 23 24 25
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI ISTILAH ........................ 3.1 Kerangka Teori ................................................................................ 3.2 Kerangka Konsep............................................................................. 3.3 Defenisi Istilah ................................................................................. 3.3.1 Variabel input....................................................................... 3.3.2 Variabel Proses .................................................................... 3.3.3 Variabel Output....................................................................
32 32 32 33 33 34 34
BAB 4 METODE PENELITIAN..................................................................... 4.1 Desain Penelitian ............................................................................. 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 4.3 Instrumen Penelitian ........................................................................ 4.4 Informan Penelitian.......................................................................... 4.5 Pengumpulan Data ........................................................................... 4.6 Proses Pengumpulan Data ............................................................... 4.6.1 Validitas Data ...................................................................... 4.6.2 Pengolahan dan Analisis Data .............................................
35 35 35 35 35 36 36 37 37
BAB 5 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN................................ 5.1 Sejarah Puskesmas Singkawang Tengah ......................................... 5.2 Geografi ........................................................................................... 5.3 Demografi ........................................................................................ 5.4 Sumber Daya Kesehatan .................................................................. 5.2.1 Sarana Pelayanan Kesehatan................................................ 5.2.2 Jumlah Petugas Kesehatan ...................................................
39 39 39 40 41 41 41
BAB 6 HASIL PENELITIAN .......................................................................... 6.1 Karakteristik Informan..................................................................... 6.2 Komponen Input .............................................................................. 6.2.1 Kompetensi Teknis Bidan Dalam Pelaksanaan Pelayanan Antenatal............................................................. 6.2.2 Sarana dan Prasarana Penunjang dalam Pelayanan Antenatal .............................................................................. 6.3 Evaluasi Proses ................................................................................ 6.3.1 Pelaksanaan 11T dalam Pelayanan Antenatal...................... 6.3.2 Masalah dalam Pelaksanaan 11T dalam Pelayanan Antenatal .............................................................................. 6.4 Komponen Output............................................................................ 6.4.1 Kepatuhan Bidan melaksanakan 11T dalam Pelayanan Antenatal.............................................................
43 43 44
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
44 53 58 58 78 83 83
6.4.2 Cakupan Pelayanan Antenatal .............................................
99
BAB 7 PEMBAHASAN .................................................................................... 7.1 Keterbatasan Penelitian.................................................................... 7.2 Input ................................................................................................. 7.2.1 Kompetensi Bidan dalam Pelayanan Antenatal ................... 7.2.2 Sarana Dan Prasarana Yang mendukung Dalam Pelayanan Antenatal............................................................. 7.3 Proses ............................................................................................... 7.3.1 Pelaksanaan 11T dalam Pelayanan Antenatal...................... 7.3.2 Masalah dalam melaksanakan 11T dalam Pelayanan Antenatal .............................................................................. 7.4 Output .............................................................................................. 7.4.1 Kepatuhan bidan terhadap pelaksanaan 11T........................ 7.4.2 Cakupan Kunjungan ibu hamil ke pelayanan kesehatan meningkat ............................................................
100 100 100 100
BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 8.1 Kesimpulan ...................................................................................... 8.2 Saran ................................................................................................ 8.2.1 Untuk Dinas Kesehatan Kota Singkawang .......................... 8.2.2 Untuk Puskesmas Singkawang Tengah ............................... 8.2.3 Untuk Bidan Puskesmas Singkawang Tengah.....................
113 113 114 114 114 114
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... LAMPIRAN
115
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
103 104 104 109 110 110 112
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1
Rekap laporan KIA, Gizi dan Imunisasi...............................
Tabel 1.2
Cakupan PWS KIA Puskesmas Singkawang Tengah
4
Tahun 2011........... ................................................................. 5 Tabel 1.3
Hasil Pengamatan Pelaksanaan 11T dalam Pelayanan Antenatal di Puskesmas Singkawang Tengah....................... 6
Tabel 6.1
Karakteristik informan wawancara mendalam penelitian evaluasi pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal oleh bidan.................................................... .......... 43
Tabel 6.2
Karakteristik informan FGD penelitian evaluasi pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal oleh bidan.............................................................................. 44
Tabel 6.3
Karakteristik informan triangulasi penelitian pelaksanaan 11 T dalam pelayanan antenatal oleh bidan..........................
44
Tabel 6.4
Hasil wawancara mendalam kepada informan tentang pelatihan pelayanan antenatal................................................ 46
Tabel 6.5
Hasil wawancara mendalam kepada informan tentang pelatihan pelayanan antenatal................................................ 47
Tabel 6.6
Hasil FGD informan tentang pelatihan pelayanan antenatal...............................................................
48
Tabel 6.7
Hasil wawancara mendalam tentang standar pelayanan antenatal................................................................ 49
Tabel 6.8
Hasil wawancara mendalam tentang standar pelayanan antenatal...............................................................
Tabel 6.9
50
Hasil FGD tentang standar pelayanan antenatal................................................................ 52
Tabel 6.10 Hasil wawancara mendalam tentang sarana dan prasarana penunjang dalam pelayanan antenatal................................... 54 Tabel 6.11 Hasil wawancara mendalam tentang sarana dan prasarana penunjang pelayanan antental...............................................
55
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Tabel 6.12 Hasil FGD tentang sarana dan prasarana pelayanan antenatal............................................................... 56 Tabel 6.13 Hasil wawancara mendalam tentang pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal..................................................... 61 Tabel 6.14 Hasil wawancara mendalam tentang pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal..................................................... 62 Tabel 6.15 Hasil FGD tentang pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal............................................................... 63 Tabel 6.16 Hasil wawancara tentang mendalam pelaksanaan 11T yang difokuskan pada trimester I........................................... 67 Tabel 6.17 Hasil wawancara mendalam tentang mendalam pelaksanaan 11T yang difokuskan pada trimester I.............. .................... 68 Tabel 6.18 Hasil FGD tentang pelaksanaan 11T yang difokuskan pada trimester I..............................................................................
70
Tabel 6.19 Hasil wawancara mendalam tentang pelaksanaan 11T yang difokuskan pada trimester II........................................
73
Tabel 6.20 Hasil wawancara mendalam tentang pelaksanaan 11T yang difokuskan pada trimester II......................................... 74 Tabel 6.21 Hasil FGD tentang pelaksanaan 11T yang difokuskan pada trimester II......................................................... ........... 76 Tabel 6.22 Hasil wawancara mendalam tentang masalah dalam pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal......................... 79 Tabel 6.23 Hasil wawancara mendalam tentang masalah dalam pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal......................... 80 Tabel 6.24 Hasil FGD tentang masalah dalam pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal............................................. 82 Tabel 6.25 Hasil wawancara mendalam tentang bagian mana dari 11T yang selalu dilaksanakan........................................... .... 84 Tabel 6.26 Hasil wawancara mendalam tentang bagian mana dari 11T yang selalu dilaksanakan............................................. .. 85 Tabel 6.27 Hasil FGD tentang bagian dari 11T yang selalu dilaksanakann................................................... . 87
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Tabel 6.28 Hasil wawancara mendalam tentang bagian dari 11T yang jarang ilaksanakan........................................................ 89 Tabel 6.29 Hasil wawancara mendalam tentang bagian dari 11T yang jarang dilaksanakan....................................................... 90 Tabel 6.30 Hasil FGD tentang bagian dari 11T yang jarang dilakukan...........................................................
92
Tabel 6.31 Hasil wawancara mendalam tentang bagian dari 11T yang tidak pernah dilakukan.................................................. 93 Tabel 6.32 Hasil wawancara mendalam tentang bagian dari 11T yang tidak pernah dilakukan.................................................. 95 Tabel 6.33 Hasil FGD tentang bagian dari11T yang tidak pernah dilakukan........................................................... 97
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH
AKI ANC AKB ASI BBLR BTA BPS D1 DJJ FGD Hb HIV HPHT IMD KEK KIE KB KIA KK LILA MTBS MPS PWS PLKB Puskel Poskeskel Posyandu RT RW SDKI SKRT TT WHO
: : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : :
Angka Kematian Ibu Antenatal Care Angka Kematian Balita Air Susu Ibu Berat Badan Lahir Rendah Bakteri Tahan Asam Bidan Praktek Swasta Diploma Denyut Jantung Janin Focus Group Discussion Haemoglobin Human Immunodeficiency Virus Hari Pertama Haid Terakhir Inisiasi Menyusu Dini Kekurangan Energi Kronis Komunikasi Informasi Edukasi Keluarga Berencana Kesehatan Ibu Anak Kepala Keluarga Lingkar Lengan Atas Manajemen Terpadu Balita Sakit Making Pregnancy Safer Pemantauan Wilayah Setempat Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana Puskesmas Kelurahan Pos Kesehatan Kelurahan Pos Pelayanan Terpadu Rukun Tetangga Rukun Warga Survey Demografi Kesehatan Indonesia Survey Kesehatan Rumah Tangga Tetanus Toksoid World Health Organization
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
DAFTAR GAMBAR
halaman Gambar 3.1.Kerangka Teori ....................................................................
32
Gambar 3.2.Kerangka Konsep ................................................................
33
Gaambar 5.1.Jumlah tempat Pelayanan Kesehatan...................................
41
Gambar 5.2.Jumlah Petugas Kesehatan ..................................................
42
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat
keterangan telah melaksanakan penelitian dari Puskesmas
Singkawang Tengah. Lampiran 2. Pedoman wawancara mendalam Lampiran 3. Pedoman FGD Lampiran 4. Format daftar tilik pelaksanaan 11 T
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) sebagai salah satu indikator kesehatan ibu,
dewasa ini masih tinggi di Indonesia bila dibandingkan dengan AKI di negara ASEAN lainnya. Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI 2007), Angka kematian Ibu adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi 34 per 1.000 kelahiran hidup. Besarnya AKI menggambarkan masih rendahnya tingkat kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat, status gizi dan status kesehatan ibu, cakupan dan kualitas pelayanan untuk ibu hamil, ibu melahirkan, dan ibu nifas, serta kondisi kesehatan lingkungan (Sulaeman, 2011). Berdasarkan analisis penyebab kematian ibu, penyebab AKI di Indonesia dikelompokan ke dalam penyebab langsung, penyebab tak langsung, dan penyebab mendasar. Penyebab langsung kematian ibu menurut SKRT (2001) adalah perdarahan (28%), eklamsia (24%), infeksi (11%), komplikasi puerperium (11%), abortus (5%), trauma obstetrik (5%), emboli obstetrik (5%), partus lama/macet (5%) serta lainya (11%). Penyebab tidak langsung kematian ibu adalah rendahnya status gizi, rendahnya status kesehatan serta adanya faktor risiko kehamilan pada ibu (Sulaeman, 2011). Angka Kematian Ibu atau AKI di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2007 sebesar 404 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 46 per 1.000 kelahiran hidup (Profil Dinas Kesehatan Kalimantan Barat, 2007). Kasus kematian ibu di Kota Singkawang tahun 2011 sebanyak 3 kasus, dan kasus kematian bayi sebanyak 21 kasus (Profil Dinas Kesehatan Kota Singkawang, 2011). Kasus kematian ibu di Kecamatan Singkawang Tengah tahun 2011 tidak ada kasus, sedangkan kasus kematian bayi sebanyak 8 kasus, dan kasus kematian balita sebanyak 2 kasus. Salah satu upaya yang dilakukan Kemenkes RI dalam mempercepat penurunan AKI adalah mendekatkan pelayanan kebidanan kepada setiap ibu yang membutuhkannya. Untuk mendukung upaya kesehatan dan pencapaian sasaran 1
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
pembangunan maka diperlukan tenaga kesehatan dalam jumlah, jenis dan kualitas yang tepat dan dapat diandalkan khususnya dalam akselerasi penurunan AKI dan AKB (Kemenkes RI, 2010). Pelayanan antenatal atau Antenatal Care (ANC) merupakan jenis pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil selama masa kehamilan. Peningkatan pelayanan kesehatan ibu pada saat ini memiliki enam kegiatan prioritas, yaitu peningkatan pelayanan antenatal berkualitas, peningkatan pertolongan persalinan ditolong tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan, peningkatan pencegahan dan penanganan komplikasi maternal, peningkatan kualitas pelayanan KB, peningkatan kualitas kesehatan reproduksi, serta penguatan program kesehatan ibu dan reproduksi (Kemenkes RI, 2012). Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pelayanan antenatal yang sesuai dengan standar pelayanan antenatal dengan 11T yaitu perlu dilakukan perencanaan dengan baik, untuk melihat dan menilai suatu kegiatan atau pelaksanaan, diperlukan adanya suatu perencanaan yang baik dan mantap. Perencanaan yang baik adalah perencanaan yang dapat menjawab masalah– masalah kesehatan yang ada, efektif, realistis dan fleksibel terhadap situasi dan kondisi. Menurut Azwar (1996), suatu perencanaan yang baik memiliki beberapa ciri
antara
lain
bagian
dari
sistem
administrasi,
dilaksanakan
secara
berkesinambungan, berorientasi masa depan, mampu menyelesaikan masalah, mempunyai tujuan, dan bersifat mampu kelola. Perencanaan yang matang disemua sektor pembangunan merupakan kebutuhan utama dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui bahwa perencanaan yang telah dirumuskan mencapai tujuan, maka perlu dilakukan evaluasi yang bersifat periodik selama program dilaksanakan. Evaluasi dimulai pada taraf perencanaan, yaitu dengan menilai berbagai alternatif tindakan, yang kemudian meluas melalui proses penggerakan atau pelaksanaan. Selama proses pelaksanaan kegiatan harus terus dimonitor melalui evaluasi formatif dan dilakukan perbaikan-perbaikan yang disesuaikan dengan tujuan yang telah direncanakan. Seperti halnya pada pelaksanaan pelayanan antenatal yang dilakukan oleh bidan dipelayanan kesehatan.
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Tujuan pelayanan antenatal sesuai standar adalah untuk menjaga agar ibu sehat selama masa kehamilan, persalinan dan nifas, mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat, memantau kemungkinan adanya risiko–risiko kehamilan, dan merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan risiko tinggi serta menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal (Depkes RI, 2005). Pelayanan antenatal dengan standar
adalah pelayanan kesehatan oleh
tenaga profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan) untuk ibu selama kehamilanya sesuai standard minimal pelayanan antenatal yang meliputi 11T yaitu timbang berat badan, ukur lingkar lengan atas (LILA), ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, hitung denyut jantung janin (DJJ), tentukan presentasi janin, Beri imunisasi tetanus toksoid (TT), beri tablet tambah darah (tablet besi), pemeriksaan laboratorium (rutin dan khusus), tatalaksana/penanganan kasus dan KIE efektif (Kemenkes RI, 2010). Pelayanan antenatal dengan 11T merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil dan dalam upaya menurunkan Angka Kesakitan dan Kematian Ibu maupun Perinatal. Pengawasan antenatal memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan yang menyertai kehamilan secara dini, sehingga dapat dipersiapkan langkah-langkah dalam pertolongan persalinan(Manuaba, 1998). Secara operasionalnya Kemenkes RI (2010), menentukan pelayanan yang sesuai dengan standar pelayanan yaitu dengan 11T. Pelayanan antenatal secara keseluruhan menjadi tanggung jawab praktik profesi bidan dalam sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak (Runjati, 2011). Di Puskesmas Singkawang Tengah pelaksanaan pelayanan antenatal dengan 11T sudah dilakukan oleh bidan dalam memberikan pelayanan kepada ibu hamil. Bidan yang bertugas diwilayah kerja Puskesmas Singkawang Tengah sebanyak 22 orang, 6 orang bertugas di Puskesmas induk, selebihnya tersebar di 4 Puskesmas Kelurahan dan di Pos Kesehatan Kelurahan (Poskeskel). Melihat pelaksanaan pelayanan antenatal yang sesuai dengan standar pelayanan dengan 11T yang dilakukan oleh bidan di Puskesmas Singkawang Tengah, perlu dilakukan evaluasi kepada bidan sebagai pelaksana pelayanan. Hal
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
ini bertujuan untuk melihat sejauh mana pemahaman bidan dalam pelaksanaan pelayanan antenatal dengan 11T. Di Kecamatan Singkawang Tengah terdapat 1 Puskesmas Induk, 4 Puskesmas Kelurahan, dan 2 Pos Kesehatan Kelurahan. Dari data pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), didapatkan cakupan pelayanan KIA dalam 2 tahun terakhir, yaitu Kunjungan ibu hamil K1, kunjungan ibu hamil K4, Deteksi risiko tinggi oleh tenaga kesehatan, persalinan oleh tenaga kesehatan, cakupan kunjungan neonatus, status imunisasi dan TT2+, serta pemberian tablet tambah darah Fe1 dan Fe 3, dan kasus anemia pada ibu hamil, seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel 1.1 Rekap Laporan KIA, Gizi, Imunisasi Puskesmas Singkawang Tengah Tahun 2010 dan 2011 No
Tahun
2010
2011
1
K1
100%
100%
2
K4
100%
90,2%
3
Deteksi risiko tinggi
12.2%
27,5%
4
Neonatus
100%
100%
5
Persalinan
85,7%
81,6%
6
Cakupan Fe
100%
90,2%
7
Cakupan TT2+
68,4
6,5%
8
Kasus anemia ibu hamil
172 kasus
229 kasus
Sumber : Laporan PWS KIA, Gizi dan Imunisasi
Berdasarkan data diatas, untuk cakupan kunjungan K1 dan K4 tahun 2010 sudah mencapai target, untuk deteksi risiko tinggi ada kenaikan pada tahun 2011 dari 12,2 % menjadi 27,5%, neonatus untuk tahun 2010 dan 2011 mencapai sudah
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
mencapai target, persalinan oleh tenaga kesehatan tahun 2010 sebanyak 85,7% untuk tahun 2011Turun menjadi 81,6%, cakupan pemberian Fe sama dengan cakupan kunjungan K4, cakupan TT2+ tahun 2010 sebanyak 68,4% sedangkan untuk tahun 2011 mengalami penurunan yang sangat drastis sebanyak 6,5% dan untuk penjaringan kasus anemia pada ibu hamil tahun 2010 sebanyak 172 kasus dan tahun 2011 naik menjadi 229 kasus. Tabel 1.2 Cakupan PWS KIA Puskesmas Singkawang tengah Tahun 2011 No
Kelurahan
KI
K4
Risti Nakes
Persalinan
Neonatus
1
Roban
99,4%
85,8%
36,0%
75,2%
79,8%
2
Condong
100%
86%
13,3%
91,0%
96,0%
3
Sekip Lama
100%
99,5%
19,5%
86,6%
89,7
4
Jawa
100%
94,2%
23,8%
87,6%
90,5%
5
Sei Wie
91,6%
93,9%
19,2%
83,2%
85,7%
6
Bukit Batu
100%
98,3%
30,4%
86,4%
89,5%
100%
90,2%
27,5%
81,6%
85,7%
Puskesmas Sumber : Rekap PWS KIA
Berdasarkan dari data PWS KIA tersebut diatas, 5 kelurahan yang ada diwilayah kerja Puskesmas Singkawang Tengah untuk kunjungan K1 sudah mencapai target, sedangkan 1 kelurahan masih dibawah target. Untuk cakupan Puskesmas Singkawang Tengah tahun 2011, kunjungan K1 ibu hamil sudah mencapai target, tetapi untuk Kunjungan K4 (90,2%), persalinan oleh tenaga kesehatan(81,6%), neonatus (85,7%) dan Deteksi resiko tinggi oleh tenaga kesehatan (27,5%) masih belum mencapai target. Kematian ibu untuk tahun 2011 tidak ada kasus, kematian bayi ada 8 kasus dan kematian balita 2 kasus, kasus lahir mati ada 15 kasus, dengan kasus terbanyak adalah BBLR. Pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal sangat dipengaruhi banyak faktor diantaranya faktor manusia atau tenaga, metode berupa pemantauan pelaksanaan, pelatihan pelayanan antenatal secara berkala, sarana, proses
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
pelaksanaan, masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan serta penentuan target keberhasilan dan tindak lanjutnya. Di Puskesmas Singkawang Tengah bidan yang bekerja di Puskesmas induk dan 4 Puskesmas Kelurahan serta 2 Poskeskel sebanyak 22 orang. Semua bidan melaksanakan 11T dalam pelayanan antental, namun pelaksanaannya masih belum sesuai dengan standar pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal. Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti dengan melakukan wawancara kepada 4 orang bidan dan pengamatan pada saat pelayanan di Puskesmas didapatkan bahwa : 1.
Dari 4 orang bidan menyatakan bahwa bidan memiliki peran yang cukup besar dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas, tidak hanya melaksanakan pelayanan KIA, juga melakukan tugas tambahan seperti sebagai bendaraha.
2.
Dari 4 orang bidan menyatakan bahwa sudah melaksanakan standar pelayanan antental, namun pelaksanaannya masih belum maksimal.
3.
Dari 4 orang yang dilakukan pengamatan, ada beberapa poin dari 11T yang sering terlewatkan saat pelayanan antenatal.
4.
Dari 4 orang yang dilakukan pengamatan, masih ada beberapa poin dari 11T yang tidak dilakukan.
Tabel 1.3 Hasil Pengamatan Pelayanan Antenatal dengan 11T di Puskesmas Singkawang tengah Kegiatan atau variabel
Nama Bidan A
B
C
D
1. Timbang berat badan
√
√
√
√
2. Ukur lingkar lengan (LILA)
−
−
−
−
3. Ukur tekanan darah
√
√
√
√
4. Ukur tinggi fundus uteri
√
√
√
√
5. Hitung DJJ
√
√
√
√
6. Tentukan presentasi janin
√
√
√
√
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
7. Imunisasi TT
√
-
-
√
8. Beri tablet besi
√
√
√
√
9. Periksa Laboratorium rutin dan khusus
√
√
√
√
−
−
−
−
10. Tatalaksana kasus 11. KIE efektif Sumber : Data primer hasil survey Keterangan :
Untuk tatalaksana kasus dilaksanakan jika pada hasil pelayanan antenatal dan hasil periksa laboratorium rutin dan khusus ditemukan risiko pada ibu.
Dari 4 orang bidan yang di wawancara, 2 orang mengatakan mendapat tugas rangkap sebagai bendahara program, dan 4 orang bidan mengatakan belum maksimalnya pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal karena fasilitas pendukung seperti ruangan untuk pelayanan antenatal hanya 1, sedangkan pasien yang dilayani rata-rata 10 sampai 18 kadang sampai 20 orang per hari, serta bidan yang melakukan pelayanan di KIA terbagi untuk pelayanan di ruangan lain seperti KB, MTBS dan pelayanan di luar gedung (Posyandu). Berdasarkan hal tersebutlah penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan mengevaluasi pelaksanaan 11T oleh bidan dalam pelayanan antenatal di Puskesmas Singkawang Tengah melalui pendekatan sistem mulai dari komponen input, proses dan output yang diperoleh. 1.2
Rumusan Masalah Cakupan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas
Singkawang Tengah tahun 2011 mengalami penurunan. Berdasarkan dari data PWS KIA tahun 2011 pencapaian cakupan K4, Persalinan oleh tenaga kesehatan, kunjungan neonatus serta deteksi risiko tinggi oleh tenaga kesehatan, cakupan TT2+ masih belum mencapai target. Pelaksanaan standar pelayanan antenatal 11T tergantung dari kepatuhan bidan. Pelaksanaan yang dilakukan juga tergantung pada beberapa faktor. Keadaan ini berpengaruh terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh bidan, karena semakin dipatuhi pedoman atau prosedur tetap semakin baik pencapaian standar pelayanan dan pencapaian cakupan kunjungan. 1.3
Pertanyaan Penelitian
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
1. Bagaimanakah pelaksanaan 11 T dalam pelayanan antenatal di Puskesmas Singkawang Tengah Tahun 2012? 2. Bagaimanakah komponen input (tenaga bidan, sarana dan prasarana) dalam pelaksanaan 11 T di Puskesmas Singkawang Tengah tahun 2012? 3. Bagaimanakah
komponen
proses
(pelaksanaan
11
T
dan
masalah/kenada) dalam pelaksanaan 11 T di Puskesmas Singkawang Tengah tahun 2012? 4. Bagaimanakah komponen output (kepatuhan dan cakupan pelayanan) dalam pelaksanaan 11 T di Puskesmas Singkawang Tengah tahun 2012? 1.4
Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum Mengetahui pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal oleh bidan di Puskesmas Singkawang Tengah tahun 2012. 1.4.2 Tujuan Khusus 1. Diketahuinya input dalam pelaksanaan 11 T di Puskesmas Singkawang Tengah tahun 2012. 2. Diketahuinya proses dalam pelaksanaan 11 T di Puskesmas Singkawang Tengah tahun 2012. 3. Diketahuinya output dalam pelaksanaan 11 T di Puskesmas Singkawang Tengah tahun 2012. 1.5
Manfaat Penelitian 1. Bagi Dinas Kesehatan Kota Singkawang Sebagai bahan masukan untuk mengetahui pelaksanaan 11T oleh bidan dalam pelayanan antenatal. 2. Bagi Puskesmas Kecamatan Singkawang Tengah Sebagai gambaran bagi puskesmas tentang standar pelayanan antenatal yang dilaksanakan oleh bidan. 3. Bagi Bidan Puskesmas Singkawang Tengah Membuka wawasan dan pengetahuan tentang
standar pelayanan
antenatal dan kebijakan pelayanan antenatal. 4. Bagi Instansi Pendidikan
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Bagi instansi pendidikan yang berlatar belakang kesehatan agar menjadikan sebagai masukan dalam mata kuliah kesehatan ibu dan anak. 5. Bagi Peneliti Memberikan pengetahuan, pengalaman, yang masukan yang kelak bermanfaat untuk memperbaiki sistem program kerja selanjutnya khususnya yang berhubungan dengan standar pelayanan antenatal dengan pelaksanaan 11 T dalam pelayanan antenatal. 1.6
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian di lakukan pada bidan yang bertugas di wilayah kerja Puskesmas
Singkawang Tengah. Ruang lingkup penelitian dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan 11T oleh bidan dalam pelayanan antenatal. Materi di batasi pada standar pelayanan antenatal.
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Evaluasi Penilaian (evaluasi) adalah kegiatan untuk membandingkan antara hasil
yang telah dicapai dengan rencana yang telah ditentukan. Penilaian merupakan alat penting untuk membantu pengambilan keputusan sejak tingkat perumusan kebijakan maupun pada tingkat pelaksanaan program (Wijono, 1996). Pada setiap organisasi dalam setiap kegiatannya bertujuan untuk mencapai hasil yang diinginkan bersama. Sejauhmana pencapaian hasil tersebut harus diukur sehingga dapat ditetapkan apakah hasilnya sesuai dengan yang telah direncanakan
dalam
organisasi.
Fungsi
yang
melakukan
pengukuran
tersebutadalah fungsi evaluasi. Menurut WHO dalam Azwar (1996), pengertian evaluasi adalah suatu cara yang sistematis untuk memperbaiki kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan sekarang serta untuk meningkatkan perencanaan yang lebih baik. 2.1.1 Tujuan Evaluasi Evaluasi bertujuan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna perencanaan dan pelaksanaan suatu kegiatan atau program serta memberikan petunjuk dalam pengelolaan tenaga dan fasilitas untuk program yang ada dan yang akan datang (Wijono, 1996). Tujuan lain dari evaluasi adalah untuk memperbaiki kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan sekarang serta untuk meningkatkan perencanaan yang lebih baik dengan menyeleksi alternatif tindakan dimasa yang akan datang (WHO, dalam Reni Agustina, 2004). Evaluasi menyangkut analisis yang kritis mengenai berbagai aspek pengembangan dan pelaksanaan suatu program dan kegiatan-kegiatan yang membentuk program, relevansinya, rumusannya, efisiensinya dan efektifitasnya, biayanya, dan penerimaan oleh semua pihak yang terlibat (Wijono, 1996). Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan 9 Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria – kriteria yang telah ada. (Notoatmodjo, 2003). 2.1.2 Proses Evaluasi Proses evaluasi terdiri dari suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan termasuk rumusan kebijakan, penyusunan program serta anggaran, biaya, tenaga, yang merupakan dukungan informasi secara menyeluruh (WHO, 1990). Proses evaluasi dimaksudkan untuk digunakan secara luwes dan harus disesuaikan dengan keadaandimana proses tersebut akan digunakan. Proses ini terdiri dari komponen -komponen sebagai berikut: -
Penentuan masalah tertentu yang akan di evaluasi
-
Memastikan adanya dukungan informasi
-
Memeriksa relevansi informasi
-
Menilai apakah sudah cukup
-
Meninjau kemajuan
-
Mengukur efisiensi
-
Mengukur dampak
-
Menarik kesimpulan dan membuat usulan – usulan mengenai tindakan yang perlu diambil
2.1.3 Waktu Evaluasi Kegiatan evaluasi dapat dilaksanakan pada tahap yang berbeda seperti diuraikan dibawah ini: 1. Evaluasi terhadap input Biasa dilakukan sebelum kegiatan program dimulai untuk mengetahui apakah pemilihan sumber daya sudah sesuai kebutuhan. 2. Evaluasi terhadap proses Dilaksanakan pada saat kegiatan sedang berlangsung untuk mengetahui apakah apakah metode yang dipilih sudah efektif, apakah motivasi dan komunikasi sudah berlangsung atau berkembang dengan baik.
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
3. Evaluasi terhadap output Dilaksanakan setelah pekerjaan selesai untuk mengetahui apakah output efektif atau sudah sesuai dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya. 2.1.4 Penelitian Evaluasi Penelitian ini dilakukan untuk melakukan penilaian terhadap suatu pelaksanaan kegiatan atau program yang sedang dilakukan dalam rangka mencari umpan balik yang akan dijadikan dasar unutk perbaikan suatu program atau sistem. Penelitian evaluasi ada 2 tipe yaitu: Penelitian evaluasi bersifat tinjauan yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana program berjalan serta sejauh mana mempunyai hasil atau dampak. Penelitian evaluasi yang kedua adalah penelitian pengujian, yang dilakukan untuk menguji efektifitas dan efisiensi suatu pengobatan atau program-program yang lain (Muninjaya, 1999). 2.1.5
Evaluasi Pelaksanaan Program Tujuan utama evaluasi ini adalah untuk menyiapkan informasi bagi
penyelenggara program mengenai perkembangan program dalam mencapai target yang dinginkan. Informasi digunakan meningkatkan penampilan program dimasa yang akan datang. Evaluasi pelaksanaan program digunakan untuk meningkatkan manajemen dari orogream atau enjelaskan dampak dari program dengan melakukan monitoring kegiatan, perilaku tenaga, serta hal-hal lain yang terkait dengan program (Grembawski, 2001 dalam Reni Agustina, 2004). 2.2
Unsur – Unsur Sistem Sistem terbentuk dari bagian atau elemen yang saling berhubungan dan
saling mempengaruhi. Yang dimaksud elemen adalah sesuatu yang mutlak harus ditemukan, jika tidak berarti bukan merupakan bagian dari sistem tersebut. Unsur sistem dapat dikelompokkan menjadi enam unsur, yaitu: 1.
Masukan Yang dimaksud masukan (input) yakni bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem.
Unsur
masukan terpenting dalam penyelenggaraan kesehatan adalah tenaga, dana, sarana serta metode. Secara umum disebut apabila tenaga, sarana, dana serta
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
metode (kuantitas dan kualitas) tidak sesuai standar yang telah ditetapkan, serta jika dana yang tersedia tidak sesuai kebutuhan, maka sulit diharapkan mutu pelayanan menjadi baik (Sulaeman, 2011). 2.
Proses Yang dimaksud dengan proses yakni bagian atau eleman dari sistem yang berfungsi melakukan transformasi/konversi yakni mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan. Tindakan tersebut secara umum dapat dibedakan atas dua macam tindakan yakni tindakan medis dan non medis. Secara umum disebutkan apabila kedua tindakan ini tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka sulit diharapkan baiknya mutu pelayanan (Sulaeman, 2011).
3.
Keluaran Yang dimaksud dengan keluaran (output) atau hasil akhir yakni hasil yang dicapai dari suatu pelaksanaan atau program berupa indikator-indikator keberhasilan. Unsur keluaran
ini menunjuk pada penampilan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan baik penampilan medis maupun non medis (Sulaeman, 2011). 4.
Umpat Balik Yang dimaksud dengan umpan balik yakni bagian atau elemen dari sistem yang merupakan hasil antara dan hasil akhir dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut serta informasi yang diterima dari lingkungan organisasi (Sulaeman, 2011).
5.
Dampak Yang dimaksud dampak adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.
6.
Lingkungan Yang dimaksud dengan lingkungan adalah dunia diluar sistem yang tidak dikelolah oleh sistem tapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Dalam administrasi kesehatan rincian yang ada dalam masukan, proses dan keluaran dapat dibedakan dua macam, yakni: 1.
Sistem sebagai upaya menghasilkan pelayanan kesehatan Sistem kesehatan yang dipandang sebagai upaya menghasilkan pelayanan kesehatan, yakni: a. Masukan adalah perangkat administrasi yaitu tenaga, dana, sarana dan metode atau dikenal dengan istilah sumber, tata cara, kesanggupan. b. Proses adalah fungsi administrasi yang terpenting ialah perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan penilaian. c. Keluaran adalah pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan oleh masyarakat.
2. Sistem sebagai upaya untuk menyelesaikan masalah kesehatan Sistem kesehatan yang dipandang sebagai penyelesai masalah kesehatan, yakni: a. Masukan adalah setiap masalah kesehatan yang ingin diselesaiakan b. Proses adalah perangkat administrasi yakni tenaga, dana, sarana, dan metode atau yang dikenal sebagai sumber tata cara dan kesanggupan. c. Keluaran adalah selesainya masalah yang dihadapi. 2.2.1 Pendekatan Sistem Suatu sistem dibentuk pada dasarnya untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Terbentuknya suatu sistem perlu dirangkai dengan berbagai unsur dan secara keseluruhan menjadi satu kesatuan yang berfungsi untuk mencapai tujuan (Azwar, 1996). 2.2.2 Analisa Sistem Analisa sistem adalah penguraian operasional suatu sistem yang meliputi upaya pengidentifikasian tujuan, kegiatan, situasi yang dihadapi serta informasi yang dibutuhkan oleh sistem pada setiap saat pelaksanaannya (Azwar, 1996). Langkah – langkah analisa sistem dibedakan atas enam macam, yaitu: 1.
Lakukan penguraian sistem sehingga bagian – bagian yang dimiliki saling berhubungan antara satu dan lainnya.
2.
Perumusan masalah yang dihadapi oleh bagian – bagian sistem dilanjutkan secara keseluruhan. Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
3.
Lakukan pengumpulan data untuk lebih menjelaskan masalah yang ditemukan serta untuk merumuskan kemungkinan jalan keluarnya.
4.
Kembangkan model-model sistem berdasarkan informasi yang dimiliki.
5.
Lakukan uji coba, dan jika diperlukan lakukan perbaikan serta dicatat setiap hasil yang diperoleh. Dari catatan yang ada dapat dipilih model yang paling menguntungkan.
6.
Melakukan pemantauan dan penilaian secara berkala berdasarkan penerapan model sistem yang telah dipilih.
2.2.3 Ruang lingkup penilaian terhadap sistem Secara sederhana ruang lingkup penilaian sistem dapat dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu: 1.
Penilaian terhadap masukan Penilaian terhadap masukan yang menyangkut pemanfaatan berbagai sumber daya, baik tenaga, dana maupun sarana dan prasarana.
2.
Penilaian terhadap proses Pelaksanaan program merupakan titik berat dalam penilaian terhadap proses, apakah sesuai dengan rencana atau tidak. Proses yang dimaksud mencakup semua tahapan administrasi, mulai dari tahap perencanaan, pengorganisasian, dan pelaksanaan.
3.
Penilaian terhadap keluaran Penilaian terhadap keluaran (output) adalah penilaian terhadap hasil yang didapat dari pelaksanaan program.
4.
Penilaian terhadap dampak Penilaian terhadap dampak program mencakup pengaruh yang ditimbulkan dari pelaksanaan program.
2.3
Pelayanan Antenatal
2.3.1 Pengertian Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga professional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan) untuk ibu selama kehamilanya.(DepKes RI, 2005:2).
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional untuk ibu selama masa kehamilan, yang dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan (Wijono, Djoko. 2008). 2.3.2 Tujuan Asuhan pelayanan antenatal bertujuan : a.
Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
b.
Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi.
c.
Mengenal secara dini ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan pembedahan.
d.
Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e.
Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan dengan normal, dengan trauma seminimal mungkin.
f.
Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kehamilan, agar bayi dapat tumbuh kembang secara normal. (Syafrudin, 2008). Kualitas pelayanan sangat erat dengan hubungannya dengan penerapan.
Pelayanan yang diberikan harus mengacuh pada standar yang telah ditetapkan yaitu standar pelayanan kebidanan. Penerapan standar sangat berguna untuk melindungi masyarakat karena proses kegiatan yang dilakukan mempunyai dasar yang jelas. Standar pelayanan antenatal tersebut ditentukan untuk menjamin mutu pelayanan, khususnya untuk memberikan kesempatan yang cukup dalam menangani kasus risiko tinggi (Syafrudin, 2009). 2.4
Standar Minimal Pelayanan Antenatal Secara operasionalnya Kemenkes RI (2010), menentukan
pelayanan
antenatal dengan standar pelayanan, yaitu : 1.
Timbang berat badan Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. Berat badan selama kehamilan harus bertambah. Pertambahan berat badan selama kehamilan Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
rata–rata 0.3–0.5 kg per minggu. Bila dikaitkan dengan umur kehamilan, kenaikan berat badan selama hamil muda kurang lebih 1 kg, selanjutnya tiap trimester (II dan III) masing-masing bertambah 5 kg. Pada akhir kehamilan pertambahan berat badan total adalah 9–12 kg, kenaikan berat badan menunjukan bahwa ibu mendapat cukup makanan juga kenaikan berat badan ibu yang normal menunjukan bahwa janin tumbuh dengan baik. 2.
Ukur lingkar lengan atas (LILA) Pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk skrining ibu hamil berisiko kurang energi kronis (KEK). Kurang energi kronis disini maksudnya ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung lama (beberapa bulan/tahun) dimana LILA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).
3.
Ukur tekanan darah Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi pada kehamilan dan preeklamsi (hipertensi disertai edema wajah dan atau tungkai bawah, dan atau proteinuria). Tekanan darah pada ibu hamil biasanya tetap normal, kecuali bila ada kelainan. Tekanan darah tinggi dalam kehamilan merupakan risiko. Tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg. Bila tekanan darah meningkat, yaitu sistolik 30 mmHg atau lebih, dan diastolik 15 mmHg atau lebih, kelainan ini dapat berlanjut menjadi preeklamsi dan eklamsi kalau tidak di tangani dengan tepat.
4.
Ukur tinggi fundus uteri Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan usia kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan usia kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin. Standar pengukuran dengan menggunakan pita pengukur setelah kehamilan 24 minggu. Pertumbuhan janin dinilai dari tingginya fundus uteri. Semakin tua umur kehamilan semakin tinggi fundus uteri, namun pada umur kehamilan 9 bulan fundus
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
uteri akan turun kembali karena kepala janin telah/masuk ke panggul. Pada kehamilan 12 minggu, fundus uteri biasanya sedikit di atas tulang pubis. Pada kehamilan 24 minggu, fundus uteri berada di pusat.(DepKes, 1998:21). Menurut DepKes RI, (1998:21), mengukur tinggi fundus uteri dianjurkan dengan memakai ukuran tinggi fundus uteri dari simfisis pubis dalam sentimeter dengan pedoman sebagai berikut: Umur Kehamilan
5.
Tinggi fundus uteri
20 minggu
20 cm
24 minggu
24 cm
28 minggu
28 cm
32 minggu
32 cm
36 minggu
34 – 36 cm
Hitung denyut jantung janin (DJJ) Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120/menit atau DJJ cepat lebih dari 160/menit menunjukan adanya gawat janin.
6.
Tentukan presentasi janin Menentukan presenatsi janin dolakukan pada akhir trimester II dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui letak janin. Jika, pada trimester III bagian bawah janin bukan kepala, kepala janin belum masuk ke panggul bearti ada kelainan letak, panggul sempit atau ada masalah lain.
7.
Beri Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil diskrining status imunisasi TT-nya. Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil, disesuaikan dengan status imunisasi ibu saat ini.
8.
Beri tablet tambah darah (tablet besi) Untuk mencegah terjadinya anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan diberikan Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
sejak kontak pertama. Di mulai dengan memberikan satu tablet sehari. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan Asam Folat 500mg. Satu tablet besi per hari, selama kehamilan minimal 90 tablet. 9.
Periksa laboratorium (rutin dan khusus) Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal meliputi : a. Pemeriksaan golongan darah Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk mengetahui
jenis
golongan
darahn
ibu
melainkan
juga
untuk
mempersiapkan calon donor darah yang sewaktu-waktu diperlukan apabila terjadi situasi kegawatdaruratan. b. Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb) Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan minimal sekali pada trimester pertama dan sekali pada trimester ketiga. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui ibu hamil tersebut menderita anemia atau tidak selama kehamilannya karena kondisi anemia dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang janin dalam kandungan. c. Pemeriksaan protein dalam urin Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil dilakukan pada trimester kedua dan ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui adanya proteinuria pada ibu hamil. Proteinuria merupakan salah satu indikator terjadinya preeklamsi pada ibu hamil. d. Pemeriksaan kadar gula darah Ibu hamil yang dicurigai menderita Diabetes Melitus harus dilakukan pemeriksaan gula darah selama kehamilannya minimal sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester kedua, dan sekali pada trimester ketiga (terutama pada akhir trimester ketiga). e. Pmeriksaan malaria Semua ibu hamil didaerah endemis Malaria dilakukan pemeriksaan darah Malaria dalam rangka skrining kontak pertama. Ibu hamil di daerah non endemis Malaria dilakukan pemeriksaan darah Malaria apabila ada indikasi.
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
f. Pemeriksaan tes sifilis Pemeriksaan tes sifilis dilakukan di daerah dengan risiko tinggi dan ibu hamil yang diduga sifilia. Pemeriksaan sifilis sebaiknya dilakukan sedini mungkin pada kehamilan. g. Pemeriksaan HIV Pemeriksaan HIV terutama untuk daerah dengan risiko tinggi kasus HIV dan ibu hamil yang dicurigai menderita HIV. Ibu hamil setelah menjalani konseling kemudian diberikan kesempatan untuk menetapkan sendiri keputusannya untuk menjalani tes HIV. h. Pemeriksaan BTA Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai menderita Tuberculosis sebagai pencegahan agar infeksi Tuberculosis tidak mempengaruh kesehatan janin. 10. Tatalaksana /Penanganan Kasus Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan. Kasuskasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan. 11. KIE Efektif KIE efektif dilakukan pada setiap kunjugan antenatal yang meliputi: a. Kesehatan ibu Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin ke tenaga kesehatan dan menganjurkan ibu hamil agar beristirahat yang cukup selama kehamilanny (sekitar 9-10 jam per hari) dan tidak bekerja berat. b. Perilaku hidup bersih dan sehat Setiap ibu hamil dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan selama kehamilan misalnya mencuci tangan sebelum makan, mandi 2 kali sehari dengan menggunakan sabun, menggosok gigi setelah sarapan dan sebelum tidur serta melakukan olah raga ringan.
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
c. Peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan Setiap ibu hamil perlu mendapatkan dukungan dari keluarga terutama suami. Suami, keluarga atau masyarakat perlu menyiapkan biaya persalinan, kebutuhan bayi, transportasi rujukan dan calon donor darah. Hal ini penting apabila terjadi komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas agar segera dibawa ke fasilitas kesehatan. i.
Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan menghadapi komplikasi Setiap ibu hamil diperkenalkan mengenai tanda-tanda bahaya baik selama kehamila, persalinan, dan nifas misalnya perdarahan pada hamil muda mau hamil tua, keluar cairan berbau pada jalan lahir pada saat nifas, dsb. Mengenal tanda-tanda bahaya ini penting agar ibu hamil segra mencari pertolongan ke tenaga kesehatan. d. Asupan gizi seimbang Selama hamil, ibu dianjurkan untuk mendapatkan asupan makanan yang cukup dengan pola gizi seimbang karena hal ini penting untuk proses tumbuh kembang janin dan derajat kesehatan ibu. e. Gejala penyakit menular dan tidak menular Setiap ibu hamil harus tahu mengenai gejala-gejala penyakit menular dan penykit tidak menular, karena dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin.
i.
Penawaran untuk melakukan konseling dan testing HIV di daerah tertentu (risiko tinggi) Konseling HIV menjadi salah satu komponen standar dari pelayanan kesehatan ibu dan anak. Ibu hamil diberikan penjelasan tentang risiko penularan HIV dari ibu ke janinnya, dan kesempatan untuk menetapkan sendiri keputusannya untuk menjalani tes HIV atau tidak.
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
f. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pemberian ASI eksklusif Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memberikan ASI kepada bayinya segera setelah bayi lahir karena ASI mengandung zat kekebalan tubuh yang penting untuk kesehatann bayi. g. KB pasca persalinan Ibu hamil diberikan pengarahan tentang pentingnya ikut KB setelah persalinan untuk menjarangkan kehamilan dan agar ibu punya waktu merawat kesehatan diri sendiri, anak, dan keluarga. h. Imunisasi Setiap ibu hamil harus mendapatkan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) untuk mencegah bayi mengalami tetanus neonatorum. i. Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan (Brain booster) Untuk dapat meningkatkan intelegensia bayi yang akan dilahirkan, ibu hamil dianjurkan memberikan stimulasi auditori dan pemenuhan nitrisi pengungkit otak (brain booster) secara bersamaan pada periode kehamilan. 2.5
Kebijakan Program Pelayanan Antenatal Pelayanan antenatal yang bermutu pada hakekatnya merupakan suatu
pelayanan medik dasar yang sangat strategis dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Disamping itu kualitas pelayanan yang diberikan harus selalu terjaga, sehingga meningkatkan kesinambungan pemeriksaan antenatal yang pada gilirannya dapat terpelihara derajat kesehatan kehamilan (Depkes RI, 2007). Kebijakan Departemen kesehatan dalam upaya mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) pada dasarnya mengacu kepada intervensi strategis “ Empat Pilar Safe Motherhood” (keluarga berencana, ANC, persalinan bersih dan aman, pelayanan obstetrik essensial). Pendekatan pelayanan obstetrik dan neonatal kepada ibu hamil ini sesuai dengan pendekatan Making Pregnancy Safer (MPS), yang mempunyai 3 (tiga) pesan kunci (Depkes RI, 2007), yaitu: 1) Setiap persalinan obstetrik ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih. 2) Setiap komplikasi obstetrik dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat. Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
3) Setiap perempuan dalam usia subur mempunyai akses pencegahan dan penatalaksanaan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran. Kebijakan program pelayanan antenatal selain menetapkan frekuensi kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit dilakukan paling sedikit 4 (empat) kali selama kehamilan, dengan ketentuan waktu, yaitu minimal 1 (satu) kali pada trimester pertama, 1 (satu) kali pada trimester kedua dan minimal 2 (dua) kali pada trimester ketiga (Depkes RI, 2007). Kebijakan teknis pelayanan antenatal yaitu, setiap saat kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau mengalami penyulit/komplikasi. Oleh karena itu diperlukan pemantauan kesehatan ibu hamil selama kehamilannya (Depkes RI, 2007). Penatalaksanaan pelayanan pemeriksaa ibu hamil secara keseluruhan meliputi hal-hal sebagai berikut : 1) Mengupayakan kehamilan yang sehat. 2) Melakukan deteksi dini penyulit/komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta rujukan bila diperlukan. 3) Persiapan persalinan yang bersih dan aman. 4) Perencanaan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi penyulit/komplikasi. 2.6
Faktor-Faktor Penunjang Kualitas Pelayanan Antenatal
2.6.1 Kompetensi teknis Kompetensi teknis menyangkut keterampilan, kemampuan, dan penampilam atau kinerja pemberi layanan kesehatan. Kompetensi teknis berhubungan dengan bagaimana pemberi layanan kesehatan mengikuti standar layanan kesehatan yang telah disepekati. Tidak dipenuhinya kompetensi teknis dapat mengakibatkan berbagai hal, mulai dari penyimpangan terhadap standar layanan kesehatan sampai kepada kesalahan fatal yang dapat menurunkan mutu layanan kesehatan.
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
2.6.2 Prosedur / Standar Aplikasi program jaminan mutu di puskesmas adalah dalam bentuk penerapan standar dan prosedur tetap pelayanan, agar hasil tetap terjaga kualitasnya, meskipun kondisi lingkungan dan petugas yang berbeda/ bergantian. Standar adalah spesifikasi dari fungsi dan tujuan yang harus dipenuhi oleh suatu sarana pelayanan agar pemakai jasa pelayanan dapat memperoleh keuntungan yang maksimal dari pelayanan yang diselenggarakan (Rowland & Rowland dalam Runjati, 2011). Standar yang diterapkan pada setiap pelayanan akan menjadikan pelayanan yang diberikan menjadi lebih bermutu serta akan semakin tercapai standar yang ditetapkan. 2.6.3 Fasilitas / Alat Fasilitas / alat adalah salah satu faktor yang mendukung dalam melaksanakan tindakan. Lingkungan yang mendukung yaitu ruangan tempat pelayanan yang memenuhi standar kesehatan, dan fasilitas, alat, serta sarana untuk mendukung pada saat melaksanakan kegiatan seperti pencatatan, pelaporan. 2.7
Tugas dan Fungsi Bidan Bidan adalah seorang yang telah menjalani program pendidikan bidan, yang
diakui oaleh negara tempat tinggal dan telah menyelesaikan studi terkait kebidanan serta memenuhi persyaratan untuk terdaftar dan / atau memiliki izin formal untuk praktik bidan (Zulvadi, 2010). Menurut Churchill Medical Directory dalam Zulvadi (2010), bidan adalah seorang petugas kesehatan yang terlatih secara formal ataupun tidak dan bukan seorang dokter, yang membantu pelahiran bayi serta memberi perawatan materrnal terkait. 2.7.1 Tugas Bidan Berdasarkan penjelasan mengenai asuhan / pelayanan kebidanan di atas, tugas seorang bidan adalah sebagai berikut: Memberi bimbingan, asuhan, dan nasehat kepada remaja, ibu hamil, termasuk ibu hamil risiko tinggi, ibu melahirkan, ibu menyusui, serta ibu dalam masa klimakterium dan menopause.
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Menolong ibu yang melahirkan dan memberi asuhan pada bayi dan anak-anak sekolah. Memberi pelayanan keluarga berencana Melakukan tindakan pencegahan dan deteksi terhadap kondisi ibu dan anak balita yang mengalami gangguan kesehatan. Melakukan penyuluhan kesehatan Membimbing dan melatih calon bidan, dukun bayi, serta kader kesehatan dalam lingkup pelayanan kesehatan Mengkaji kegiatan pelayanan asuhan kebidanan yang dilakukan untuk perbaikan dan peningkatan Memotivasi dan menggerakkan masyarakat terutama kaum wanita dalam rangka mewujudkan kesehatan serta kesejahteraan keluarga. 2.7.2 Kompetensi Bidan Seorang bidan harus memiliki kompetensi bidan yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melaksanakan praktik kebidanan secara aman dan bertanggung jawab dalam berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Ada 9 kompetensi yang harus dikuasai seorang bidan (Zulvadi, 2010:55), yaitu: 1) Kompetensi I: Bidan memiliki persyaratan pengetahuan dan keterampilan dari ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat, dan etik yang membentuk dasar dari asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya untuk wanita, bayi baru lahir, serta keluarganya. 2) Kompetensi ke 2: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan dalam yang tanggap terhadap budaya, dan pelayanan menyeluruh di masyarakat dalam rangka meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat , perencanaan kehamilan, dan kesiapan menjadi orang tua. 3) Kompetensi ke 3: Bidan memberikan asuhan antenatal yang bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi : deteksi, pengobatan, atau rujukan untuk komplikasi tertentu. 4) Kompetensi ke 4: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin suatu persalinan
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
yang bersih dan aman, menangani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan ibu dan bayinya yang baru lahir. 5) Kompetensi ke 5: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi pada ibu nifas dan menyusui dan tanggap terhadap budaya setempat. 6) Kompetensi ke 6: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan komprehensif pada bayi baru lahir sehat sampai dengan usia satu bulan. 7) Kompetensi 7: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, dan komprehensif pada bayi dan balita sehat sampai usia 1 bulan – 5 tahun. 8) Kompetensi ke 8: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan komprehensif pada keluarga, kelompok, serta masyarakat sesuai dengan budaya setempat. 9) Kompetensi ke 9: Melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita / ibu dengan ganguan sistem reproduksi. 2.7.3 Peran Bidan Dalam melaksanakan profesinya bidan memiliki peran sebagai berikut: 1.
Peran sebagai pelaksana Sebagai pelaksana, bidan memilik itiga kategori tugas, yaitu tugas mandiri, tugas kolaborasi, dan tugas ketergantungan. Tugas mandiri meliputi: Tugas mandiri: a.
Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan.
b.
Memberi pelayanan dasar pranikah pada anak remaja dan wanita dengan melibatkan mereka sebagai klien.
c.
Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal.
d.
Memberi asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan melibatkan klien / keluarga.
e.
Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.
f.
Memberi asuhan kebidanan pada klien masa nifas,
g.
Memberi asuhan kebidanan pada usia usia subur.
h.
Memberi asuhan pada wanita dengan gangguan sistem reproduksidan wanita dalam masa klimakterium dan masa menopause.
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
i.
Memberi asuhan kebidanan pada bayi dan balita dengan melibatkan keluarga.
Tugas Kolaborasi Tugas-tugas kolaborasi (kerja sama) bidan, yaitu: a.
Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien/ keluarga .
b.
Memberi asuhan kepada ibu hamil dengan risiko tinggi dan pertolongan pertama pada kasus kegawatdaruratan.
c.
Memberi asuhan kepada ibu hamil dalam masa persalinan dengan risiko tinggi.
d.
Memberi asuhan kebidanan pada ibu dan dalam masa nifas, serta kegawatdaruratan yang memerlukan.
e.
Memberi asuhan kebidanan pada pada bayi baru lahir risiko dengan risiko
tinggi
dan
pertolongan
pertama
dalam
keadaan
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi. f.
Memberikan asuhan kepada balita dengan risiko tinggi serta pertolongan
pertama
dalam
keadaan
kegawatdaruratan
yang
memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien, dan keluarga. Tugas Ketergantungan Tugas-tugas ketergantungan (merujuk) bidan, yaitu: a. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan fungsi keterlibatan klien dan keluar. b. Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan merujuk kasus kehamilan dengan risiko tinggi serta kegawat daruratan. c. Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi serta rujukan pada masa persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga. d. Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada masa ibu nifas yang disertai penyulit tertentu dan kegawatdaruratan dengan melibatkan klien dan keluarga.
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
e. Memberi asuhan kebidanna pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu dan kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi serta rujukan dengan melibatkan klien dan keluarga. f. Memberi asuhan kebidanan pada anak balita dengan kelainan tertentu dan kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi serta rujukan dengan melibatkan klien dan keluarga. 2.
Peran Sebagai Pengelola Sebagai pengelola bidan memiliki dua (2) tugas, yaitu: a. Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan. Bidan bertugas mengembangkan pelayanan dasar kesehatan, terutama pelayanan kebidanan untuk individu, keluarga, kelompok khusus, dan masyarakat di wilayah kerja dengan melibatkan masyarakat / klien, mencakup: 1) Mengkaji kebutuhan terutama yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak untuk meningkatkan serta mengembangkan program pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya bersama tim kesehatan dan pemuka masyarakat. 2) Menyusun rencana kerja sesuai dengan hasil pengkajian bersama masyarakat. 3) Mengelolakegiatan-kegiatan
pelayanan
kesehatan
masyarakat,
khususnya kesehatan ibu dan anak. 4) Mengkoordinir, mengawasi, dan membimbing kader, dukun, atau petugas kesehatan lain dalam rangka melaksanakan program / kegiatan pelayanan kesehatan ibu dan anak serta KB. 5) Mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya ibu dan anak, termasuk pemanfaatan sumber-sumber yang ada pada program dan sektor terkait. 6) Menggerakkan dan mengembangkan kemampuan masyarakat serta memelihara kesehatannya dengan memanfaatkan potensi-potensi yang ada.
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
7) Mempertahankan, meningkatkan mutu dan keamanan praktik profesional melalui pendidikan, pelatihan, magang, serta kegiatankegiatan dalam kelompok profesi. 8) Mendokumentasikan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan. b.
Berpartisipasi dalam tim Bidan berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan sektor lain di wilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, kader kesehatan, serta tenaga kesehatan lain yang berada di bawah bimbingan dalam wilayah kerjanya, mencakup: 1) Bekerja sama dengan puskesmas, institusi lain sebagaia anggota tim dalam memberikan asuhan kepada klien dalam bentuk konsultasi rujukan dan tindak lanjut. 2) Membina hubungan baik dengan dukun bayi dan kader kesehatan atau petugas lapangan keluarga berencana (PLKB) dan masyarakat. 3) Melaksanakan pelatihan serta membimbing dukun bayi, kader dan petugas kesehatan lain. 4) Memberikan asuhan kepada klien rujukan dari dukun bayi. 5) Membina kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat, yang berkaitan dengan kesehatan.
3. Peran sebagai pendidik Sebagai pendidik bidan memiliki dua (2) tugas, yaitu: a. Bidan memberi pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada klien. Pendidikan dan penyuluhan tentang penanggulangan masalah kesehatan, khususya yang berhubungan dengan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana, mencakup: 1) Mengkaji kebutuhan pendidikan dan penyuluhan kesehatan, khususnya dalam bidang kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana bersama klien. 2) Menyusun rencana penyuluhan kesehatan sesuai dengan kebutuhan yang telah dikaji, baik untuk jangka waktu pendek maupun jangka waktu panjang bersama klien.
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
3) Menyiapkan alat serta materi pendidikan dan penyuluhan sesuai dengan rencana yang telah disusun. 4) Melaksanakan program / rencana pendidikan dan penyuluhan kesehatan sesuai dengan rencana jangka pendek dan jangka panjang dengan melibatkan unsur-unsur terkait, termasuk klien. 5) Mengevaluasi hasil pendidikan/penyuluhan kesehatan bersama klien dan mempergunakannya untuk memperbaiki serta meningkatkan program di masa yang akan datang. 6) Mendokumentasikan pendidikan/penyuluhan
semua kesehatan
kegiatan secara
dan
hasil
lengkap
serta
sistematis. b. Melatih dan membimbing kader Bidan melatih dan membimbing kader, peserta didik kebidanan dan keperawatan, serta membina dukun di wilayah atau tempat kerjanya, mencakup: 1) Mengkaji kebutuhan pelatihan dan bimbingan bagi kader, dukun bayi serta peserta didik. 2) Menyusun rencana pelatihan dan bimbingan sesuai dengan hasil kajian. 3) Menyiapkan alat bantu mengajar dan bahan untuk keperluan pelatihan bimbingan dan pelatihan sesuai dengan rencana yang telah disusun. 4) Melaksanakan pelatihan untuk dukun bayi dan kader sesuai dengan rencana yang telah disusun dengan melibatkan unsurunsur terkait. 5) Membimbing peserta didik kebidanan dan keperawatan dalam lingkup kerjanya. 6) Menilai hasil pelatihan dan bimbingan yang btelah diberikan. 7) Menggunakan hasil evaluasi untuk meningkatkan program bimbingan. 8) Mendokunentasikan semua kegiatan termasuk hasil evaluasi pelatihan serta bimbingan secara sistematis dan lengkap.
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
4. Peran Sebagai Peneliti / Investigator Bidan melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik secara mandiri maupun berkelompok, mencakup: a. Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan. b. Menyusun rencana kerja pelatihan. c. Melaksanakan investigasisesuai dengan rencana. d. Mengelolah dan menginterpretasikan data basil investigasi. e. Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut. f. Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan mengembangkan program kerja atau pelayanan kesehatan.
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI ISTILAH
3.1
Kerangkan Teori Berdasarlkan kerangka teori menurut Azwar (1994), mengenai
hubungan yang terbentuk berdasarkan sistem yang saling berhubungan antaramasukan, proses, keluaran dan dampak dalam pelayanan kesehatan. Lebih lanjut karena tuntutan kesehatan berkaitan dengan tersedia atau tidaknya pelayanan kesehatan. Sistem yang saling berhubungan bisa diamati dan dievaluasi yaitu input (masukan sumber daya, dan sarana), proses (proses pelaksanaan pelayanan antenatal yang ditunjang oleh standar mutu pelayanan), dan Outcome (hasil akhr) dan impact (manfaat dan dampak).
Program Kesehatan
Masukan
Proses
Keluaran
Dampak
s
Penilaian Program kesehatan
Gambar 3.1 Hubungan unsur-unsur sistem sSumber: Azwar, 1994
3.2
Kerangka Konsep Berdasarkan kerangka teori maka dapat dirancang kerangka konsep/
kerangka pikir untuk memudahkan pelaksanaan penelitian sesuai keinginan peneliti. Kerangka konsep penelitian ini mengacu pada teori pendekatan Manajemen Sistem Pelayanan Kesehatan Azwar (2011) yang akan menjadi pengarah dalam penelitian. Teori tersebut akan dikaitkan dengan pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal. Adapun kerangka konsep yang dibangun adalah sebagai berikut :s 30
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
PROSES
INPUT
Tenaga Bidan Pelatihan Pengetahuan
Sarana /Prasaran Ketersediaan
OUTPUT
Pelaksanaan 11T
Tingkat kepatuhan Bidan
Masalah / Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan 11 T
Cakupan kunjungan ibu hamil ke pelayanan kesehatan
Gambar 3.2 Kerangka Konsep Sumber : Azwar, 1996 Keterangan : Telah Dimodifikasi
3.3
Defenisi Istilah
3.3.1 Variabel Input Merupakan sumber daya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal. Komponen input terdiri dari beberapa variabel, antara lain: a.
Kompetensi teknis Adalah pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan penampilan atau kinerja pemberi layanan kesehatan. Kompetensi teknis berhubungan dengan bagaimana pemberi layanan melaksanakan standar kesehatan yang telah ada, yang telah disepakati meliputi kepatuhan, ketepatan, kebenaran, dan konsistensi.
b.
Sarana dan Prasarana Adalah Fasilitas atau alat serta lingkungan yang merupakan faktor pendukug dalam melaksanakan tindakan.
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
3.3.2 Variabel Proses 1. Merupakan langkah-langkah kegiatan dalam pelaksanaan. Pelaksanaan pemeriksaan kehamilan sesuai dengan 11 langkah standar pelayanan antenatal, yaitu: - Timbang berat badan - Ukur lingkar lengan atas (LILA) - Ukur tekanan darah - Ukur tinggi fundus uteri - Hitung denyut jantung janin (DJJ) - Tentukan presentasi janin - Beri imunisasi tetanus toksoid (TT) - Beri tablet tambah darah (tablet besi) - Periksa laboratorium (rutin dan khusus) - Tatalaksana/penanganan kasus - KIE Efektif 2. Masalah dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan 11T
pada
pelayanan antenatal.
3.3.3 Variabel Output Output (keluaran) adalah hal yang dihasilkan dari proses pelaksanaan 11T tentang kepatuhan bidan terhadap standar pelayanan antenatal dengan melaksanakan 11T dalam pelayanan antenatal. Proses pelaksanaan 11T yang memberikan gambaran tentang pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal berupa: a. Kepatuhan bidan: bidan yang melaksanakan semua poin 11T dalam pelayanan antenatal. b. Cakupan kunjungan ibu hamil: jumlah kunjungan ibu hamil ke pelayanan kesehatan.
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1
Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain penelitian
Rapid Assessment Procedures (RAP) yaitu penelitian yang berjangka waktu 1-2 bulan yang dimaksudkan untuk memperbaiki, memahami dan menilai keberhasilan serta masalah-masalah yang dihadapi dalam melaksanakan programprogram kesehatan (Sumantri, 2011). Dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memahami dan menilai dari segi input, proses dan output tentang pelaksanaan 11 T dalam pelayanan Antenatal oleh bidan di Puskesmas Singkawang Tengah Kota Singkawang.
4.2
Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Singkawang Tengah dan
waktu penelitian yaitu dari bulan Mei sampai Juni 2012.
4.3
Instrumen Penelitian Alat yang digunakan untuk membantu dalam pengumpulan data pada
penelitian ini adalah pedoman wawancara mendalam dan FGD, lembar observasi serta alat pencatat.
4.4
Informan Penelitian Informasi penelitian berasal dari bidan yang bertugas di Puskesmas
Singkawang induk sebanyak 6 orang bidan, bidan yang bertugas di Puskesmas Kelurahan Roban sebanyak 5 orang, bidan Kelurahan Condong 4 orang, bidan kelurahan Bukit Batu 3 orang, bidan Kelurahan Sei Wie sebanyak 3 orang dan bidan yang bertugas di Pos Kesehatan Kelurahan Jawa 1 orang dan Pos Kesehatan Kelurahan Sekip Lama 1 orang, serta tiga orang bidan yang bertugas di 3 wilayah berbeda yaitu bidan yang bertugas di Puskesmas Singkawang Barat, Puskesmas Singkawang Timur dan bidan yang bertugas di Puskesmas Singkawang Utara.
33 Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
4.5
Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategi dalam
penelitian
(Sugiyono,
2011).
Dalam
penelitian
ini
dilakukan
dengan
menggunakan:s a. Data Primer Data primer diperoleh dari hasil wawancara dan FGD serta observasi langsung kepada informan yang terlibat dalam pelayanan antenatal. Data primer meliputi jumlah bidan sebagai pelaksana pelayanan antenatal serta pengamatan terhadap sarana dan prasarana sebagai penunjang pelaksanaan pelayanan antenatal. b. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari telaah dokumen terhadap hasil laporan kunjungan harian ibu hamil serta cakupan kunjungan K1 dan K4. 4.6
Proses Pengumpulan Data Langkah-langkah pengumpulan data mencakup tahap persiapan dengan
mengajukan permohonan ijin pengumpulan data di lokasi penelitian, penyusunan dan kesepakatan jadwal pelaksanaan serta selanjutnya dilakukan wawancara mendalam dan FGD sesuai jadwal. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tehnik wawancara mendalam (indepth interview), dan telaah dokumen. a. Wawancara Mendalam Sebelum melakukan wawancara mendalam peneliti melakukan pendekatan dengan informan yang akan digali informasinya dengan wawancara mendalam. Informan yang wawancarai saat selesai melakukan pelayanan. b. FGD (Focus Group Discussion) Pengumpulan data dengan teknik FGD dilakukan kepada informan bidan yang melakukan pelayanan antenatal yaitu sebanyak 6 orang. FGD dilaksanakan diruangan pelayanan. Diskusi berlangsung setelah bidan selesai melakukan pelayanan kepada pasien. Para informan sebelumnya dihubungi oleh peneliti untuk kepastian dan dijelaskan maksud dan tujuan diadakannya FGD. Dalam pelaksanaan FGD peneliti memimpin sendiri jalannya diskusi dan dibantu
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
seorang yang mencatat hasil diskusi. Dalam diskusi tidak ada yang dominan, partisipasi semuanya baik, semua peserta memberikan pendapat dalam diskusi. c. Telaah Dokumen Telaah dokumen dilakukan dengan melihat laporan kunjungan harian ibu hamil dan laporan bulanan K1 dan K4 di Puskesmas Singkawang Tengah. d. Observasi Dalam daftar observasi yang berisi poin-poin 11T dalam pelayanan antenatal yang digunakan sebagai daftar pengamatan. Pengamat mengisi “ Ya” kalau kegiatan dikerjakan dan mengisi “Tidak” kalau kegiatan tidak dikerjakan dan “tidak berlaku” kalau variabel tidak sesuai dengan kondisi ibu yang sedang mendapatkan pelayanan antenatal dan kelompok :tidak berlaku” tersebut tidak diperhitungkan dalam mengukur tingkat kepatuhan bidan terhadap pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal 4.6.1 Validitas Data Untuk mendapatkan data yang valid, maka dilakukan dengan triangulasi sumber dan triangulasi metode. Triangulasi sumber dalam penelitian ini adalah bidan yang bertugas di beberapa wilayah yang berbeda. Sedangkan triangulasi metode dilakukan dengan cara wawancara mendalam, dan telaah dokumen. 4.6.2 Pengolahan dan Analisis Data Informasi atau data yang dikumpulkan bersifat kualitatif, maka pengelolahan data dilakukan dengan cara mencatat, membuat transkrip hasil wawancara dan menyusun hasil wawancara mendalam dalam matrik hasil wawancara. Jenis analisis yang dilakukan yaitu content analysis atau analisis isi, yaitu analisis sesuai topik atau masalah dan setiap hasil wawancara dibagi menjadi berbagai kategori topik. Analisisi isi dapat melibatkan suatu jenis analisis, dimana isi komunikasi yang berupa percakapan, teks tertulis, wawancara dan sebagainya dikategorikan dan diklasifikasikan (Emzir, 2011). Peneliti membaca hasil wawancara mengidentifikasi beberapa topik. Selanjutnnya dilakukan interpretasi data untuk memperoleh arti dan makna yang lebih mendalam dan luas terhadap Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
hasil penelitian yang sedang dilakukan. Pembahasan hasil penelitian dilakukan dengan cara meninjau hasil penelitian secara kritis dengan teori yang relevan dan informasi akurat yang diperoleh dari lapangan.
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
BAB 5 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1
Sejarah Puskesmas Singkawang Tengah Singkawang sebelum resmi menjadi daerah otonom Pemerintahan Kota,
adalah merupakan Ibu Kota Kabupaten Sambas yang dikelilingi oleh Wilayah Kecamatan Tujuh Belas. Pada Tanggal 14 April 1974 di Kelurahan Condong Kecamatan Tujuh Belas Kabupaten Sambas telah dibangun Pelayanan Kesehatan dengan nama Puskesmas Singkawang yang di pimpin oleh bapak dr. Hamzah, tepatnya di Jalan Raya Salam Diman. Puskesmas Singkawang ini selain berfungsi sebagai tempat pelayanan pengobatan dasar, juga melayani pemeriksaan Laboratorium, sebagai upaya kesehatan penunjang yang pada saat itu di tangani langsung oleh tenaga perawat. Kecamatan Singkawang Tengah secara geografis sebelah Utara berbatasan langsung dengan Kecamatan Singkawang Utara, sebelah, sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Singkawang Timur, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Singkawang Barat sedangkan sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Singkawang barat. Puskesmas Singkawang Tengah merupakan puskesmas yang terletak di pusat kota Singkawang, yang daerah wilayahnya terdiri dari jalan sutra dan sebagin kecil jalan semen serta mudah di jangkau dengan alat angkutan roda dua dan empat. 5.2
Geografi Wilayah kerja Puskesmas Singkawang tengah mempunyai luas wilayah
3.304 Km² dan terbagi menjadi 6 kelurahan, 168 RT dan 42 RW. Kelurahan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Singkawang tengah yaitu: Roban, Condong, Jawa, Sekip lama, Bukit Batu dan Sei Wie. Diantara 6 kelurahan terdapat kelurahan dengan luas wilayah terbesar adalah kelurahan Roban dengan luas wilayah 2000 Km² (60,53%) dan yang terkecil adalah kelurahan Sekip Lama dengan luas wilayah 97 Km² (2,93%). Batas wilayah kerjanya meliputi: Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Singkawang Utara Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Singkawang Barat 37
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Singkawang Timur Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Singkawang Barat. Puskesmas Singkawang tengah merupakan Puskesmas yang terletak di pusat kota Singkawang, yang daerah wilayah binaannya terletak pada dataran rendah, sebagian besar jalan sutra dan selebihnya jalan semen sehingga mudah diijangkau dengan menggunakan kendaraan roda empat dan roda dua (Profil Kesehatan Puskesmas Singkawang Tengah, 2009). 5.3
Demografi Jumlah penduduk kecamatan Singkawang Tengah pada tahun 2011
57,998 jiwa dengan jumlah KK sebanyak 15320 KK dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
Tabel 5.1 Jumlah Penduduk Kecamatan Singkawang Tengah Tahun 2011 No
Nama kelurahan
Jumlah Penduduk
Jumlah KK
Jumlah Rumah
27345
6756
5469
1
Roban
2
Condong
8775
2734
1993
3
Sekip Lama
8025
2241
1605
4
Jawa
4121
1041
861
5
Bukit Batu
4553
1226
1025
6
Sei Wie
5182
1322
1037
57998
15320
11990
JUMLAH
Sumber : Profil Puskesmas Singkawang Tengah Tahun 2011
Berdasarkan data di atas, penyebaran penduduk terbanyak terdapat di kelurahan Roban sebanyak 27345 jiwa dan jumlah penduduk yang lebih sedikit terdapat di kelurahan Jawa yaitu sebanyak 4121 jiwa.
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
5.4
Sumber daya kesehatan
5.4.1 Sarana Pelayanan Kesehatan
2 2 BPS
8
Puskel Poskeskel
4
RS Swasta
Sumber : Profil Puskesmas Singkawang Tengah Tahun 2011
Grafik 5.1 Jumlah Tempat Pelayanan Kesehatan Sarana pelayanan kesehatan yang terbanyak yang ada di wilayah Kecamatan Singkawang Tengah adalah BPS, selebihnya Puskesmas kelurahan dan Puskeskel. Keadaan ini dikarenakan Wilayah Kecamatan singkawang Tengah berada di tengah – tengah Kota Singkawang, sehingga akses penduduk ke pelayanan kesehatan dekat dan mudah.
5.4.2 Jumlah Petugas Kesehatan Tenaga kesehatan yang di Puskesmas Singkawang Tengah terdapat di Puskesmas induk dan tersebar di 6 kelurahan yang ada. Tenaga kesehatan yang paling banyak adalah tenaga perawat, sedangkan tenaga farmasi dan tenaga gizi paling sedikit. Jumlah tenaga gizi yang ada tidak seimbang bila dilihat dari jumlah penduduk.
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
30
24
27
20 10
7 4
5
0
medis
Bidan
Perawat
Gizi
Analis
4
5
Farmasi
sanitasi
Sumber : Profil Puskesmas Singkawang Tahun 2011
Grafik 5.2 Jumlah Petugas Kesehatan Berdasarkan dari data diatas, jumlah tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Singkawang Tengah terdiri dari tenaga medis 7 orang, bidan 24 orang, perawat 27 orang, gizi 4 orang, analis kesehatan 5 orang, farmasi 4 dan tenaga sanitasi 5 orang.
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
BAB 6 HASIL PENELITIAN
6.1
Karakteristik Informan
Tabel 6.1 Karakteristik Informan Wawancara Mendalam Penelitian Evaluai Pelaksanaan 11T dalam Pelayanan Antenatal oleh Bidan di Puskesmas Singkawang tengah Kota Singkawang Tahun 2012 N o
Informan
Unit Kerja
Umur
Pendidikan
Jabatan
Masa Kerja
1
I.01
PusKel Condong
55 thn
D1
Bidan pelaksana
30 thn
2
I.02
PusKel Condong
42 thn
D1
Koordinato r Puskel
24 thn
3
I.03
PusKel Condong
32 thn
D1
Bidan pelaksana
10 thn
4
I.04
Puskel Sei Wie
43 thn
D1
Koordinato r Puskel
24 thn
5
I.05
Puskel Sei Wie
32 thn
D3
Bidan pelaksana
10 thn
6
I/06
Puskel Sei Wie
32 thn
D1
Bidan pelaksana
13 thn
7
I.07
Puskel Bikit Batu
45 thn
D1
Koordinato r Puskel
24 thn
8
I.08
Puskel Bikit Batu
33 thn
D3
Bidan pelaksana
16 thn
9
I.09
Puskel Bikit Batu
32 thn
D1
Bidan pelaksana
10 thn
10
I.10
Puskel Roban
45 thn
D1
Bidan pelaksana
24 thn
11
I.11
Puskel Roban
54 thn
D1
Bidan pelaksana
32 thn
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
12
I.12
Puskel Roban
30 thn
D1
Bidan pelaksana
10 thn
13
I.13
Puskel Roban
33 thn
D1
Bidan pelaksana
12 thn
14
I.14
Puskel Roban
24 thn
D3
Bidan pelaksana
2 thn
15
I.15
Poskeskel Jawa
36 thn
D1
Bidan pelaksana
17 thn
16
I.16
28 thn
D4
Bidan Pelaksana
4 thn
PosKesKel Sekip Lama
Informan yang di lakukan wawancara mendalam sebanyak 16 orang dari 22 orang informan. Informan bertugas di Puskesmas induk, Puskesmas Kelurahan dan Pos Kesehatan Kelurahan.
Tabel 6.2 Karakteristik Informan FGD Penelitian Evaluai Pelaksanaan 11T 41 dalam Pelayanan Antenatal oleh Bidan di Puskesmas Singkawang tengah Kota Singkawang Tahun 2012 No
Nama
Unit Kerja
Umur
Pendidika n
Jabatan
Masa Kerja
1
I.01
Puskesmas Induk
55 thn
D1
Bidan pelaksana
2
I.02
Puskesmas Induk
47 thn
D1
Bidan pelaksana
3
I.03
Puskesmas Induk
32 thn
D3
Bidan Koordinato r
7 thn
4
I.04
Puskesmas Induk
32 thn
D1
Bidan pelaksana
4 thn
5
I.05
Puskesmas Induk
28 thn
D3
Bidan pelaksana
2 thn
32 thn 24 thn
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
6
I.06
Puskesmas Induk
35 thn
D1
16
Bidan pelaksana
thn
Tabel 6.3 Karakteristik Informan Triangulasi Penelitian Evaluai Pelaksanaan 11T dalam Pelayanan Antenatal oleh Bidan di Puskesmas Singkawang tengah Kota Singkawang Tahun 2012 Jabatan
D1
Bidan Koordinato r
42 thn
D4
Bidan pelaksana
29 thn
D3
Bidan Pelaksana
Nama
Unit Kerja
Umur
1
I.01
Puskesmas Singkawang Barat
s51
I.02
Puskesmas Kelurahan Singkawang Barat
I.03
Puskesmas Singkawang Utara
2
3
6.2
Pendidika n
No
thn
Masa Kerja 32 thn
24 thn
7 thn
Komponen Input Evaluasi input dilakukan pada penelitian ini meliputi komponen antara
lain kompetensi teknis bidan, sarana dan prasarana yang digunakan dalam pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal. Pada bagian input ini peneliti melakukan wawancara mendalam serta diskusi group terarah pada semua bidan yang melakukan pelayanan antenatal baik di Puskesmas induk, Puskesmas Kelurahan dan di Pos Kesehatan Kelurahan. 6.2.1 Kompetensi Teknis Bidan dalam Pelaksanaan Pelayanan Antenatal Bidan Puskesmas dalam memberikan pelayanan antenatal berdasarkan pada standar pelayanan antenatal. Kompetensi teknis menyangkut pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan penampilan atau kinerja pemberi layanan kesehatan.
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
a.
Pelatihan tentang pelayanan antenatal yang pernah diikuti oleh informan: Berikut ini petikan hasil wawancara mendalam:
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Tabel 6.4 Hasil Wawancara Mendalam kepada Informan Tentang Pelatihan Antenatal Apakah informan pernah mengikuti mengikuti pelatihan? Kapan? Dimana dilaksanakan? Informan I.01
I.02
I.03
I.04
I.05
I.06
Saya tidak pernah ikut pertemuan ANC
Saya Belum pernah dengar ada pelatihan antenatal
Kalau saya belum pernah, tapi dulu mungkin pernah ada pelatihan
Tidak pernah dengar ada pelatihan, saya belum pernah ikut
Kesimpulan
Dari 9 informan mengatakan tidak pernah mengikuti pelatihan pelayanan antenatal
Pelatihan Ndak tentang pernah pelayanan pelatihan antenatal pernah ada, tapi udah lama, saya aja belum pernah ikut
I.07
I.08
I.09
Belum, mnungkin ndak ada kali pelatihan karena bidan udah dapat materi waktu D1
Kayaknya saya ndk pernah dengar la..
Bidan yg senior aja ada yg belum pelatihan, Saya belum saya belum pelatihan pernah pelatihan ANC
Sumber : Data primer
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Tabel 6.5 Hasil Wawancara Mendalam kepada Informan Tentang Pelatihan Antenatal Apakah informan pernah mengikuti mengikuti pelatihan? Kapan? Dimana dilaksanakan? Informan I.10
I.11
I.12 Saya memang belum pernah pelatihan, tapi udah dapat materi waktu D1
I.13 Belum pernah pelatihan
I.14 Tidak pernah petihan, memang dinas belum pernah mengadakan pelatihan ANC
I.15 Saya belum pelatihan,
I.16
Ndak pernah, tentang antenatal kayaknya ndak pernah ada pelatihannya
Belum pernah, mungkin nanti ada pelatihan baru ikut
Belum pernah pelatihan tentang pelayanan antenatal, setau saya karena belum pernah ada pelatihannya
Kesimpulan
Dari 7 informan mengatakan tidak pernah mengikuti pelatihan tentang pelayanan antenatal
Sumber : Data primer
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Berdasarkan tabel di atas wawancara mendalam terhadap 16 orang informan bidan dapat disimpulkan bahwa semua informan belum pernah mengikuti pelatihan tentang pelayanan antenatal. Informan berpendapat bahwa pelatihan tentang pelayanan antenatal sangat bermanfaat untuk lebih meningkatkan keterampilan dan pengetahuan dalam memberikan pelayanan antenatal.
Tabel 6.6 Hasil FGD kepada Informan tentang Pelatihan Pelayanan Antenatal Apakah informan pernah mengikuti pelatihan? Kapan? Dimana pelatihan tersebut dilaksanakan? Informan I.01
I.02
I.03
I.04
I.05
I.06
Saya pernah ikut pelatihan tapi udah lama sekali, kira –kira tahun 1995 di dinas kesehatan
Kalau saya udah pernah ikut pelatihan ANC tahun 1995 di dinas kesehatan
Bidan yg udah senior aja yg udah pernah pelatihan, kalau saya belum pernah
Kayaknya belum pernah dengar tentang pelatihan, saya belum pernah pelatihan
Memang dinas kayaknya belum pernah mengada kan pelatihan, makanya kami tidak pernah pelatihan
Bidan yg udah lama aja belum pernah, saya lulus bidan baru, jd belum pernah pelatihan, tapi wkt kuliah D3 dapat materi ANC
Kesimpulan
Dari 6 informan mengatakan tidak pernah mengikuti pelatihan antenatal
Sumber : Data primer terolah
Berdasarkan dari hasil FGD diketahui bahwa dari 6 orang informan hanya 2 orang yang mengatakan pernah mengikuti, pelatihan pelayanan antenatal sedangkan yang lainnya belum pernah.
Kesimpulan dari hasil FGD bahwa
sebagian besar bidan di wilayah Puskesmas Singkawang Tengah belum pernah pelatihan tentang pelayanan antenatal.
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Pernyataan triangulasi informan yang bertugas di luar wilayah Puskesmas Singkawang pada kotak 1 berikut ini membenarkan hal tersebut:
IT.01: . “ ...Ya...selama saya jadi bidan belum pernah ada pelatihan antenatal...” IT.02: “...saya tidak pernah mengikuti pelatihan tentang ANC...” IT.03: “...seingat saya belum pernah ada pelatihan antenatal di Dinas Kesehatan...”
Berdasarkan hasil wawancara mendalam informan triangulasi diketahui bahwa 3 informan triangulasi belum pernah pelatihan tentang pelayanan antenatal. Kesimpulanya bahwa semua informan triangulasi tidak pernah pelatihan tenatang pelayanan antenatal. Kesimpulan dari hasil wawancara mendalam dan fokus group terarah dengan informan yang bertugas di Puskesmas Singkawang Tengah dan informan triangulasi tentang pelatihan pelayanan antenatal adalah sebagian besar informan belum pernah mengikuti pelatihan pelayanan antenatal. b.
Pengetahuan Informan Tentang Standar Pelayanan Antenatal Pengetahuan informan tentang standar pelayanan antenatal dan manfaat
standar pelayanan antenatal. Berikut ini hasil wawancara mendalam dengan informan mengenai
pengetahuan informan tentang standar pelayanan
antenatal.
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Tabel 6.7 Hasil Wawancara Mendalam kepada Informan Tentang Standar Pelayanan Antenatal Apa yang di maksud dengan standar pelayanan antenatal? Informan I.01
I.02
I.03
I.04
I.05
I.06
I.07
I.08
I.09
Batasbatasan wewenang bidan dalam pelakukan pelayanan antenatal. Manfaatnya agar bisa mendeteksi dini risiko pada ibu
Aturan yang udah ditetapkan dalam memberikan pelayanan. Manfaatnya agar risiko pada ibu hamil cepat ditangani
Dengan standar supaya bidan bekerja sesuai dengan aturan. Manfaatnya untuk memberikan pelayanan yg bermutu pd ibu hamil
Pelayanan yg diberikan berdasarkan aturan yang telah ditetapkan. Manfaatnya mengetahui komplikasi pada ibu hamil
Standar adalah aturan dan batasan dalam pelayanan antenatal yg telah ditetapkan. Manfaatnya mendeteksi ibu hamil apakah normal atau tidak
Standar minimal yg harus dilakukan oleh bidan dlm memberikan pelayanan. Manfaatnya mendeteksi apakah ada komplikasi pada ibu hamil
Supaya bidan bekerja sesuai dengan aturan. Manfaatnya untuk memberikan pelayanan yg baik dan bermutu dan utk deteksi risiko pada ibu
Dg standar bidan bs menberikan pelayanan yg bermutu. Manfaatnya kasus risiko pada ibu hamil cepat terdeteksi dan cepat ditindak lanjuti
Dg standar bidan bekerja sesuai dg aturan. Manfaatnya untuk deteksi risiko dan komplikasi pada ibu
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Kesimpulan
Dari 9 informan mengetahui pengertian standar dan manfaat standar pelayanan antenatal Standar : Untuk mempermudah dalam memberikan pelayanan, bekerja sesuai aturan dan sesuai standar. Manfaat : Untuk mendeteksi risiko, risiko cepat ditindak lanjuti dan pelayanan yang diberikan berkualitas.
Sumber : Data primer
Tabel 6.8 Hasil Wawancara Mendalam Pengetahuan Bidan Tentang Standar Pelayanan Antenatal Apa yang di maksud dengan standar pelayanan antenatal Informan I.10
I.11
I.12
I.13
Aturan yg udah ditetapkan, manfaatnya biar bidan memberikan pelayanan teratur
Suatu aturan yg ada dalam memberikan pelayanan antenatal, manfaatnya pelayanan jadi berkualitas
Standar adalah pelayanan yang 7T itu, manfaatnya bidan bekerja ada aturanya
Kegiatan yg dilakukan sesuai pedoman pelayanan antenatal. Manfaatnya bidan bekerja ada
I.14 Prosedur pemeriksaan kehamilan yg udah ditetapkan, manfaatnya bidan bekerja sesuai dg
I.15 Standar itu adalah 7T, manfaatnya kalau periksa hamil ada aturanya
I.16 Batasan dan wewenang bidan dlm memberiakan pelayanan, manfaatnya ANC menjadi baik dan
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
pedomannya Kesimpulan
aturan
bermutu
Dari 7 informan mengetahui tentang standar pelayanan antenatal dan manfaatnya Standar : Pelayanan berdasarkan pedoman yg ada, dg aturan yg sudah ditetapkan dan batasan yg jelas dlm memberikan pelayanan. Manfaat : Memberikan pelayanan yg berkualitas, deteksi dini risiko dan kasus risiko tinggi cepat Ditangani
Sumber : Data primer
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan ke 16 informan, diketahui bahwa semua informan mengetahui standar pelayanan antenatal serta manfaat dari pelaksanaan standar pelayanan antenatal.
Tabel 6.9 Hasil FGD kepada Informan tentang Standar Pelayanan Antenatal Apa yang dimaksud dengan standar pelayanan antenatal Informan I.01
I.02
I.03
I.04
I.05
I.06
Mempermud ah bidan dlm memberikan pelayanan karena ada standar yg telah ditetapkan. Manfaatnya utk meningkatka n penampilan bidan dlm bekerja
Pelayanan yg bermutu yg dinerikan pd ibu hamil. Manfaatny a agar ibu mendaptka n pelayanan yg baik.
Standar pelayanan minimal yg diberikan bidan kpd ibu hamil. Manfaatny a agar ibu hamil mendptkan pelayanan yg berkualitas
Bidan menjd terarah dlm memberika n pelayanan kpd ibu hamil. Manfaatny a ibu mendp pelayanan yg bermutu
Pemeriksaa n sesuai dg standar yg diberikan oleh bidan. Manfaatny a ibu lebih cepat ditangani jika terdeteksi risiko sejak dini
Dg standar pelayanan antenatal ibu dpt pelayanan yg berkualitas. Manfaatnya komplikasi pd ibu dpt terdeteksi
Kesimpulan
Dari 6 informan semuanya mengetahui tentang standar pelayanan antenatal dan manfaatnya. Standar : Mempermudah bidan dlm memberikan pelayanan, bidan Menjadi terarah dlm memberikan pelayanan Manfaat dpt
: Ibu mendapatkan pelayanan yg berkualitas, risiko pd ibu Di deteksi lebih dini dan lebih cepat ditangani
Sumber : Data primer terolah
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Dari hasil FGD yg diadakan yaitu 6 informan mengetahui tentang standar pelayanan antenatal serta manfaat standar dalam pelayanan antenatal.
Pernyataan triangulasi informan yang bertugas di luar wilayah Puskesmas Singkawang pada kotak 1 berikut membenarka hal tersebut.
IT.01: . “ ...standar adalah sebagai panduan bagi bidan dalam pelayanan antenatal, sedangkan manfaatnya untuk mengetahui lebih dini risiko pd ibu...” IT.02: “...Aturan yg sudah ditetapkan dlm memberikan pelayanan pd ibu hamil dan manfaatnya agar ANC yg bidan berikan lebih baik...” IT.03: “...Lebih mempermudah bidan dalam bekerja dan manfaatnya agar pelayanan berkualitas...”
Dari hasil wawancara mendalam dengan informan triangulasi didapat bahwa semua informan mengetahui tentang standar pelayanan antenatal dan manfaat dari pelaksanaan standar. Kesimpulan dari hasil wawancara mendalam dan diskusi group terarah dengan informan yang bertugas di Puskesmas Singkawang Tengah dan informan triangulasi adalah semua informan mengetahui tentang standar pelayanan antenatal dan manfaat dari pelaksanaan standar pelayanan antenatal. 6.2.2 Sarana dan Prasarana yang mendukung dalam pelayanan antenatal
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Puskesmas Singkawang tengah membawahi 6 Puskesmas kelurahan, yang ada hanya 1 Puskesmas Kelurahan yang mempunyai sarana yang lengkap, sedangkan untuk 5 Puskesmas Kelurahan dan 1 pos kesehatan kelurahan belum mempunyai sarana yang memadai. Sarana yang masih kurang terutama untuk pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus serta kulkas vaksin untuk menyimpan vaksin TT. Berikut hasil wawancara mendalam :
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Tabel 6.10 Hasil Wawancara Mendalam kepada Informan Sarana dan Prasarana Penunjang Pelayanan Antenatal Bagaimana ketersedian sarana dan prasarana yang ada sebagai menunjang pelayanan antenatal Informan I.01
I.02
I.03
I.04
I.05
I.06
I.07
I.08
I.09
Sarana tidak mencukupi, terutama utk dilaboratoriu m yaitu reagen yg terbatas, kalau prasarana sudah baik karena ruangan yg tersedia cukup luas utk melakukan pelayanan antenatal.
Sarana belum mendukung, utk di laboratorium sering kehabisan reagen utk Hb dn lainnya, tapi utk ruangan sudah cukup bagus dan bidan leluasa dlm memberikan pelayanan
Sarana belum mendukung, utk di laboratorium sering kehabisan reagen utk Hb dn lainnya, tapi utk ruangan sudah cukup bagus dan bidan leluasa dlm memberikan pelayanan
Sarana belum mencukupi, krn Puskel belum lama ditempati, terutama utk periksa laboratorium, utk ruangan sudah nyaman dan luas. Kalau kurang buat permintaan ke puskesmas
Sarana yg blm menunjang pelayanan adalah ketersediaan laboratorium tdk ada, tapi utk ruangan sudah baik jika habis kami minta ke puskesmas .
Sarana belum mencukupi, krn Puskel belum lama ditempati, terutama utk periksa laboratorium, utk ruangan sudah nyaman dan luas.
Sarana lain sudah mendukung pelayanan antenatal hanya laboratorium yang belum lengkap, hanya utk periksa Hb saja, dan utk ruangan sudah baik yaitu ruangan luas, nyaman, dan
Sarana yg lain sudah tersedia hanya laboratorium yang belum lengkap, bisa utk periksa Hb saja, dan utk ruangan sudah baik yaitu ruangan luas, nyaman, dan bersih
Sarana lain sudah ada kecuali laboratorium yang belum lengkap, hanya utk periksa Hb saja, dan utk ruangan sudah baik yaitu ruangan luas, nyaman, dan bersih
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
bersih
Kesimpulan
Dari 9 informan, semua bertugas di Puskesmas Kelurahan dengan sarana yang masih terbatasan, tapi untuk prasarana semua informan mengatakan sudah tersedia dan memenuhi syarat untuk memberikan pelayanan antenatal. Kekurangan sarana dengan mengajukan permintaan ke Puskesmas.
Sumber : Data primer
Tabel 6.11 Hasil Wawancara Mendalam kepada Informan Sarana dan Prasarana Penunjang Pelayanan Antenatal Bagaimana ketersedian sarana dan prasarana yang ada dalam menunjang pelayanan antenatal Informan I.10
I.11
utk sarana dan prasarana sudah lengkap, bila habis mengajukan permintaan ke
utk sarana dan prasarana sudah lengkap, bila habis mengajukan permintaan ke Puskesmas
I.12 utk sarana dan prasarana sudah lengkap, bila habis mengajukan permintaan ke Puskesmas
I.13 utk sarana dan prasarana sudah lengkap, bila habis mengajukan permintaan ke Puskesmas
I.14
I.15
I.16
utk sarana dan prasarana sudah lengkap, bila habis mengajukan permintaan ke Puskesmas
Utk di Poskeskel sarana yg ada terbatas, Hb bisa diperiksa tapi yg lain harus ke
Utk di Poskeskel sarana yg ada terbatas, Hb bisa diperiksa tapi yg lain harus ke
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Puskesmas
Kesimpulan
Puskesamas, ruangan tempt melayani pasien tidak leluasa, satu ruangan utk melayani semua pasien yg datang
Puskesamas, ruangan tempt melayani pasien tidak leluasa, satu ruangan utk melayani semua pasien yg datang
Dari 7 informan 5 orang yang bertugas di Puskesmal kelurahan yang tersedia sarana dan prasarana lengkap sedangkan 2 orang informan bertugas di Pos Kesehatan kelurahan. Jika sarana habis mengajukan permintaan ke Puskesmas.
Sumber : Data primer
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Dari hasil wawancara mendalam dengan 16 informan didapat bahwa ada 5 informan orang yang bertugas di Puskesmas Kelurahan dengan sarana dan prasarana penunjang yang lengkap, tetapi ada 8 informan yang bertugas di Puskesmas Kelurahan dengan sarana dan prasarana yang tidak lengkap serta 2 orang informan yang bertugas di Pos Kesehatan Kelurahan dengan sarana dan prasarana yang juga tidak lengkap, jika ada peralatan yang kurang mengajukan permintaan ke puskesmas.
Tabel 6.12 Hasil tentangFGD Sarana dan Prasarana penunjang dalam Pelayanan Antenatal Bagaimana ketersediaan sarana dan prasaran penunjang dalam pelayanan antenatal Informan I.01
I.02
I.03
I.04
I.05
I.06
Sarana sudah tersedia dan lengkap, tapi ruangan tempat periksa pasien sempit, sarana yang kurang buat permintaan ke dinas kesehatan
Kalau sarana sudah lengkap, hanya ruang KIA yang sempit
Alat-alat penunjang sudah lengkap, hanya ruang periksa yang sempit
Kalau sarana lengkap, hanya kamar yang sempit, apalagi kalau pasien ramai
Sarana sudah lengkap, tapi ruangan tempat pelayanan ANC sempit dan tidak leluasa
Saran sudah lengkap, tapi kamar periksa sempit, kalau alatalat habis bendahara barang buat permintaan ke dinas kesehatan
Kesimpulan
Dari 5 informan yang bertugas di Puskesmas induk didapat bahwa ketersediaan sarana sudah lengkap, sedangkan prasarana berupa ruangan tempat pemeriksaan tidak mendukung bila dibandingkan dengan jumlah kunjungan pasien hamil, jika sarana kurang atau habis mengajukan permintaan ke dinas kesehatan.
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Dari hasil FGD dari 5 informan yang bertugas di Puskesmas induk, diketahui bahwa sarana yang tersedia sudah lengkap, hanya ruangan tempat pemeriksaan yang sempit bila dibandingkan dengan jumlah kunjungan pasien hamil.
Pernyataan triangulasi informan yang bertugas di luar wilayah Puskesmas Singkawang pada kotak berikut ini :
IT.01: “ ...Kalau di Puskesma ini sarana sudah lengkap, hanya ruangan belum di pisah-pisah, semua pasien yang datang ke KIA di layani dalam ruangan yang sama...” IT.02: “...untuk sarana udah lengkap, ruangan disini juga sudah terbagi-bagi tempat pelayanannya”. IT.03: “...untuk alat-alat dan sarana lainya sudah ada tersedia, termasuk ruangan tempat pelayanan ...”
Dari hasil wawancara
mendalam pada informan yang bertugas di luar
wilayah Puskesmas didapatkan bahwa sarana sebagai alat penunjang pelayanan antenatal sudah tersedia dan lengkap, sedangkan untuk ruangan tempat pemeriksaan masih belum memenuhi syarat seperti ruangan sempit, masih bersatu dengan pelayanan pasien lain. Kesimpulan dari hasil wawancara mendalam, diskusi group terarah dengan informan yang bertugas di Puskesmas Singkawang dan informan triangulasi serta berdasarkan pengamatan peneliti tentang kelengkapan sarana dan prasarana penunjang pelayanan
antenatal
adalah
sebagian
besar informan
sudah
mengatakan sarana dan prasarana penunjang belum lengkap, sedangkan sebagian lagi informan mengatakan sarana dan prasarana penunjang sudah lengkap dan
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
hasil pengamatan peneliti juga melihat bahwa sarana dan prasarana yang penunjang pelayanan antenatal masih terbatas, terutama untuk informan yang bertugas di Puskesmas Kelurahan dan Pos Kesehatan Kelurahan.
6.3 Evaluasi Proses Evaluasi pada proses meliputi pelaksanaan 11T yang dilakukan bidan dalam memberikan pelaysanan antenatal baik di Puskesmas induk, Puskesmas Kelurahan maupun di Pos Kesehatan Kelurahan. Pelaksanaan 11T dievaluasi dengan melakukan pengamatan, cara wawancara mendalam dan diskusi group terarah kepada bidan yang memberikan pelayanan kepada ibu hamil. Dibawah ini diuraiakan hasil penelitian mengenai pelaksanaan 11T oleh bidan dalam pelayanan antenatal : 6.3.1 Pelaksanaan 11T dalam Pelayanan Antenatal Pelaksanaan 11T yang harus dilakukan bidan dalam pelayanan antenatal, yaitu: - Timbang berat badan Semua informan mengatakan bahwa timbang berat selalu dilakukan kepada semua ibu hamil yang datang memeriksakan kehamilannya dan semua informan mengetahui tujuan timbang berat badan. - Ukur lingkar lengan atas (LILA) Sebagian besar informan mengatakan bahwa ukur lingkar lengan atas dilakukan pada ibu hamil kunjungan pertama dan sebagian kecil mengatakan bahwa ukur LILA kadang sering terlupakan, terutama jika kunjungan pasien ramai. Semua informan mengatahui tujuan ukur LILA yang dilakkukan pada ibu hamil. - Ukur Tekanan Darah Semua informan mengatakan bahwa ukur tekanan darah selalu dilakukan pada setiap ibu hamil yang datang memeriksakan kehamilannya dan semua informan mengetahui tujuan ukur tekanan darah pada ibu hamil.
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
- Ukur Tinggi Fundus Uteri Semua informan mengatakan bahwa ukur tinggi fundus uteri selalu dilakukan pada ibu hamil dan semua informan mengetahui tujuan ukur tinggi fundus uteri pada ibu hamil.
- Hitung Denyut Jantung Janin (DJJ) Semua informan mengatakan bahwa setiap ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya selalu di hitung denyut jantung janin dan semua informan mengetahui tujuan hitung denyut jantung janin pada setiap ibu datang untuk memeriksakan kehamilannya. - Tentukan presentasi janin Semua informan mengatakan bahwa presentasi janin selalu dilaksanakan dan informan mengetahui tujuan presentasi janin dilakukan. - Beri imunisasi tetanus toksoid (TT) Semua informan mengatakan bahwa imunisasi TT diberikan kepada ibu hamil dengan melihat status imunisasinya dan informan juga mengetahui tujaun pemberian imunisasi TT pada ibu hamil. - Beri tablet tambah darah (tablet besi) Semua informan mengetahui bahwa semua ibu hamil diberi tablet tambah darah sebanyak 90 tablet selama kehamilanya dan mengetahui tujuan ibu hamil minum tablet tambah darah atau tablet besi selama kehamilan. - Periksa laboratorium (rutin dan khusus) Semua informan mengatakan bahwa periksa darah rutin dan khusus selalu dilakukan pada setiap ibu hamil pada saat pelayanan antenatal dan informan mengetahui tujuan memeriksaan darah rutin dan khusus pada ibu hamil. - Tatalaksana/penanganan kasus Semua informan mengatakan bahwa tatalaksana atau penanganan kasus dilaksanakan jika pada ditemukan masalah pelayanan antenatal atau hasil pemeriksaan darah rutin dan khusus dan informan mengetahui tujuan dari pelaksanaan tatalaksana atau penanganan kasus pada ibu hamil. - KIE efektif
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Semua informan mengatakan bahwa KIE efektif dilaksanakan setelah ibu menjalani pemeriksaan kehamilan dan informan mengetahui tujuan KIE pada pelaksanaan 11 T dalam pelayanan antenatal.
Kesimpulan dari hasil wawancara mendalam dengan informan yang bertugas di Puskesmas Singkawang Tengah dan informan triangulasi tentang pelaksanaan 11T pada pemeriksaan kehamilan adalah semua informan mengetahui semua langkah – langkah pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal. a.
Bagian dari pelaksanaan 11T yang lebih difokuskan pada trimester 1 yaitu: Dari hasil informan wawancara mendalam tentang pelaksanaan 11T yang
lebih difokuskan pada trimester I, adalah:
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Tabel 6.13 Hasil Wawancara Mendalam pelaksanaan 11T yang difokuskan pada trimester 1 Pelaksanaan 11T yang difokuskan pada trimester 1 dan tujuannya Informan I.01
I.02
I.03
I.04
I.05
I.06
I.07
I.08
I.09
Pd trimester 1 yg saya laksanakan TB,LILA,TD,TT, Fe,periksa darah dan KIE
pd TM 1 saya periksa TB,LILA,TD,TT ,Fe,periksa darah dan KIE, tujuanya utk deteksi risiko
Karena pertama periksa hamil, yg saya utamakan TB,LILA,TD,T T,Fe,periksa Lab dan KIE, tujuanya utk deteksi risiko
Sesuai dg usia kehamilan ibu saya yg saya periksa TB,LILA,TD,TT ,Fe,periksa darah dan KIE, tujuanya utk deteksi kasus risiko tinggi
TM 1 saya fokuskan pada TB,LILA,TD,T T,Fe,periksa darah dan KIE, tujuanya utk deteksi risiko
Menurut saya TM 1 yang diutamakan TB,LILA,TD,TT ,Fe,periksa darah dan KIE, tujuanya utk deteksi risiko dn jika kasus baru dilakukan tatalaksana kasus
TM 1 selalu saya periksa TB,LILA,TD,T T,Fe,periksa darah dan KIE, tujuanya utk melihat apakah ibu ada kasus risiko tinggi atau tidak
Karena baru TM 1 saya periksa TB,LILA,TD,T T,Fe,periksa darah dan KIE, tujuanya utk deteksi risiko
Pasti saya lakukan semuanya, hanya karena TM 1 yang saya periksa hanya TB,LILA,TD,T T,Fe,periksa darah dan KIE, tujuanya utk deteksi risiko
Tujuannya utk mendeteksi kasus risiko pd ibu hamil
Kesimpulan
Dari 9 informan dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan 11T pada trimester 1 difokuskan pada timbang berat badan, ukur LILA, tekanan darah, imunisasi TT, tablet Fe, periksa laboratorium dan KIE, untuk tatalaksana kasus
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
dilakukan jika dari hasil pemeriksaan dan laboratorium terdapat risiko pada ibu. Tujuan : Untuk mendeteksi faktor risiko dan kasus risiko pada ibu hamil sehingga bisa ditindak lanjuti. Sumber : Data primer
Tabel 6.14 Hasil Wawancara Mendalam pelaksanaan 11T yang difokuskan pada trimester 1 Pelaksanaan 11T yang difokuskan pada trimester 1 dan tujuannya Informan I.10 Pd tm 1 yg saya periksa adalah TB,LILA,TD,TT,Fe,p eriksa darah dan KIE, tujuanya utk deteksi risiko, tujuannya utk mendeteksi kasus
I.11
I.12
I.13
I.14
I.15
I.16
TB,LILA,TD,TT,Fe,pe riksa darah dan KIE, tujuanya utk mengetahui apakah ibu ada masalah tentang kesehatannya
TB,LILA,TD,TT, Fe,periksa darah dan KIE, tatalaksana kasus biasa dilakukan tapi jika ada kasus, tujuanya agar bs mendeteksi
Yg Saya perikasa pd TM 1 adalah TB,LILA,TD,TT,Fe,pe riksa darah dan KIE, tujuanya utk deteksi risiko
Diperiksa TM 1 TB,LILA,TD,TT,Fe, periksa darah dan KIE, tujuanya utk deteksi risiko tinggi pada ibu hamil
Pd tm I yg saya periksa adalah TB,LILA,TD,TT,Fe, periksa darah dan KIE, tujuanya agar kasus risiko tinggi yg ibu alami cepat
TB,LILA,TD,TT,Fe, periksa darah dan KIE, tujuanya utk deteksi risiko utk tatalaksana kasus dikerjakan hanya jika ada kasus risiko pada
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
pd ibu hamil
Kesimpulan
risiko pd ibu
ditangani
ibu
Dari 7 informan mengatakan bahwa pelaksanaan 11T pada trimester 1 difokuskan pada timbang berat badan, ukur LILA, tekanan darah, imunisasi TT, tablet Fe, periksa darah dan KIE, untuk tatalaksana kasus dilakukan jika dari hasil pemeriksaan dan laboratorium terdapat risiko pada ibu, jika ada kasus risiko pada ibu dapat segera ditangani. Tujuan : Untuk mendeteksi faktor risiko dan kasus risiko pada ibu hamil
Sumber : Data primer
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Dari hasil wawancara mendalam, dapat diketahui bahwa yang lebih difokuskan semua informan pada pelaksanaan 11T di trimester 1 adalah timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur LILA, imunisasi TT, beri tablet besi, periksa laboratorium dan KIE efektif, sedangkan untuk tatalaksana kasus dilakukan jika pada hasil pelayanan antenatal dan hasil pemeriksaan laboratorium terdapat kasus risiko pada ibu. Semua informan mengetahui tujuan dari pelaksanaan 11T yang lebih difokuskan pada trimester 1 yaitu untuk mendeteksi secara dini kasus risiko tinggi pada ibu dan kasus risiko tinggi sehingga cepat tertangani. Pernyataan dari informan FGD tentang pelaksanan 11T yang difokuskan pada trimester 1 adalah:
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Tabel 6.15 Hasil FGD pada informan tentang Pelaksanaan 11T yang lebih difokuskan apda Trimester 1 Pelaksanaan 11T yang lebih difokuskan pada trimester 1 Informan I.01
I.02
I.03
I.04
I.05
I.06
yang saya periksa pd trimester 1 adalah TB, TD, periksa laboratorium rutin dan khusus, LILA, imunisasi TT, tablet Fe, tatalaksana kasus jika ada kasus, KIE, tujuannya agar kasus risiko tinggi pd ibu cepat terdeteksi
Biasanya yg saya periksa TB, TD, LILA, TT, tablet Fe, laboratorium, periksa laboratorium rutin dan khusus, KIE. Tujuanya utk jika ada risiko cepat ditangani, tatalaksana kasus dilaksanakn jika ada kasus
TB, TD, LILA, TT, tablet Fe, laboratorium, periksa laboratorium rutin dan khusus, KIE. Tujuanya utk jka ada risiko cepat ditangani
Ini yg saya periksa pada tm 1TB, TD, LILA, TT, tablet Fe, laboratorium, periksa laboratorium rutin dan khusus, KIE. Tujuanya utk jika ada risiko cepat ditangani
TB, TD, LILA, TT, tablet Fe, laboratorium, periksa laboratorium rutin dan khusus, KIE. Tujuanya utk mendeteksi kasus pd ibu hamil
Poin yg sy periksa dlm tm1TB, TD, LILA, TT, tablet Fe, laboratorium, periksa laboratorium rutin dan khusus, KIE. Tujuanya utk jika ada risiko cepat ditangani
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Kesimpulan
Dari 6 informan mengatakan bahwa pada trimester 1 lebih difokuskan pada timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur LILA, imunisasi TT, beri tablet besi, periksa laboratorium rutin dan khusus, KIE sedangkan tatalaksana kasus dilaksanakan jika ada kasus. Tujuanya : Untuk mendeteksi risiko tinggi pada ibu dan cepat ditangani jika ada kasus.
Sumber : Data primer
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Dari hasil dari informan FGD diketahui bahwa pada pelaksanaan 11T yang lebih difokuskan pada trimester 1 adalah timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur LILA, imunisasi TT, beri tablet besi, periksa laboratorium rutin dan khsusus, KIE, sedangkan untuk tatalaksana kasus baru dilaksanakan jika dari hasil pelaksanaan pelayanan antenatal dan dari hasil periksa laboratorium rutin dan khusus ditemukan adanya faktor risiko dan risiko tinggi pada ibu. Informan juga mengetahui tujuannya yaitu untuk mendeteksi secara dini kasus risiko dan dapat ditangani lebih cepat jika ada risiko. Pernyataan dari informan triangulasi pada wawancara mendalam tentang pelaksanaan 11T yang difokuskan pada trimester I serta tujuannya, yaitu:
IT.01: “ ...pd trimester 1 yg saya periksa yaitu ukur tekanan darah, ukur LILA, timbang berat badan, imunisasi TT, Beri tabet Fe, periksa darah, KIE, dan tatalaksana kasus jika ada kasus dari hasil pemeriksaan...tujuannya agar bisa mendeteksi risiko tinggi...” IT.02: “...periksanya adalah ukur tekanan darah, ukur LILA, timbang berat badan, imunisasi TT, Beri tabet Fe, periksa darah, KIE, dan tatalaksana kasus jika ada kasus dari hasil pemeriksaan...tujuannya agar bisa mendeteksi risiko tinggi...” IT.03: “....ukur tekanan darah, ukur LILA, timbang berat badan, imunisasi TT, Beri tabet Fe, periksa darah, KIE, dan tatalaksana kasus jika ada kasus dari hasil pemeriksaan...tujuannya agar bisa mendeteksi risiko tinggi...”
Dari hasil wawancara mendalam pada informan triangulasi dapat diketahui bahwa semua informan mengatakan pelaksanaan 11T yang difokuskan pada trimester 1 adalah
ukur tekanan darah, ukur LILA, timbang berat badan,
imunisasi TT, Beri tabet Fe, periksa darah, KIE, dan tatalaksana kasus, tujuannya agar bisa mendeteksi risiko tinggi pada ibu hamil.
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Kesimpulan dari hasil wawancara mendalam, dan diskusi group terarah dengan informan yang bertugas di Puskesmas Singkawang Tengah maupun informan triangulasi pelaksanaan 11T dari pelayanan antenatal yang lebih difokuskan pada trimester 1 adalah periksa timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur lingkar lengan atas (LILA), beri imunisasi tetanus toksoid (TT), beri tablet tambah darah, periksa laboratorium (rutin dan khusus), dan KIE efektif sedangkan untuk tatalaksana kasus dilakukan bila pada hasil pelayanan antenatal dan pada hasil pemeriksaan darah terdapat kasus risiko pada kehamilan. Tujuannya adalah untuk melakukan deteksi risiko secara dini pada ibu, serta kasus risiko yang ditemukan dapat mendapatkan tindakan secepatnya. b.
Bagian dari pelaksanaan 11T yang lebih difokuskan pada trimester II yaitu: Semua informan mengatakan bahwa semua yang dilaksakan di trimester 1
dilanjutkan dengan terus di pemeriksaan pada trimester II, hanya ditambah ukur tinggi fundus uteri, presentasi janin, dengar denyut jantung janin, tablet besi, periksa darah dan tatalaksana kasus. Informan berpendapat bahwa poin –poin yang lebih ditekan pada trimester II karena denyut jantung janin sudah terdengar, fundus uteri sudah teraba, presentasi janin sudah bisa ditentukan, KIE dan tatalaksana kasus jika pada hasil pemeriksaan antenatal dan hasil periksa laboratorium rutin dan khusus ditemukan risiko pada kehamilan ibu. Berikut petikan hasil wawancara mendalam :
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Tabel 6.16 Hasil Wawancara Mendalam pelaksanaan 11T yang difokuskan pada trimester II Pelaksanaan 11T yang difokuskan pada trimester II dan tujuannya Informan I.01
I.02
I.03
I.04
I.05
I.06
I.07
I.08
I.09
Pd tm II sama dg yg saya periksa pd tm 1, LILA tdk di ukur,ditamba h djj, tentukan Tfu, tentukan presentasi janin dan KIE, tujuannya untuk menetukan usia kehamilan ibu
Kalau saya, yg diperiksa ya...sama dg tm 1, LILA tdk diukur hanya karena hamil udah 6 bln diperiksa DJJ, TFU, presentasi janin, tatalaksana kasus jika ada kasus dan KIE, biar tahu usia kehamilann
Semua yg saya lakukan di TM1 saya lakukan jg di TM II hanya LILA tdk diukur ditambah dg tentukan tfu, presentasi janin, djj, KIE dan tatalaksana jika ada kasus, tujuannya memastikan usia
Sama dg TM 1 tapi LILA tdk di ukur dan ditambah djj, karena sudah bisa didengar, tfu, presentasi janin, KIE, utk tatalaksana kasus kalau ada kasus, tujuannya selain deteksi juga memastikan usia
Karena hamil ibu sudah 24 mg jd semua poin dlm 11T dilakukan kecuali LILA tdk diukur, tujuannya menetukan letak janin, dan usia kehamilan cocok tidak dg hasil yg kiat periksa
Ya...diperiksa semua karena hamil sudah 12 mg, terutama kalau ibu dg risiko harus lebih intensif dipantau kehamilanny atujuannya memastikan letak anak, jika salah letak cepat ketahuan
Semua saya periksa apalagi hamil ibu sudah 6 bln, agar tahu letak janin dan usia pasti kehamilan
Di TM II yg lebih semua dilakukan, hanya lebih difokuskan lagi pada djj, presentasi janin, TFU, tablet fe, KIE dan tatalaksana kasus, tujuannya memastikan usia kehamilan dg hasil yang
Saya lakukan semua, kecuali LILA, karena semua penting untuk dipantau, tujuannya biar tahu letak janin normal atau tidak
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
ibu
Kesimpulan
kehamilan ibu
kehamilan ibu
kita periksa
Dari 9 informan didapat bahwa semua poin dalam 11T dilaksanakan, kecuali ukur LILA. Pemeriksaan hanya difokuskan pada dengar denyut jantung janin, tentukan tinggi fundus uteri, tentukan presentasi janin, tablet fe, serta tatalaksana kasus jika ada kasus risiko tinggi pada ibu hamil Tujuannya : Untuk memastikan usia kehamilan dan menentukan posisi janin
Sumber : Data primer Tabel 6.17 Hasil Wawancara Mendalam pelaksanaan 11T yang difokuskan pada trimester II Pelaksanaan 11T yang difokuskan pada trimester II Informan I.10
I.11
I.12
I.13
I.14
I.15
I.16
Semua saya lakukan tapi ukur LILA tidak dan periksa darah tergantung kasus. lakukan pada tm II tatalaksana kasus dilakukan jika ada kasus Yg saya periksa djj, TFU dan
Sudah saya lakukan semau hanya LILA tdk saya ukur, pada TM II, terutama djj, tfu, presentasi janin dan KIE karena utk konseling,
Pd periksa TM 1 diperiksa tinggal ditambah djj, tfu, presentasi janin dan KIE tapi LILA tdk diukur karena hanya kunjungan
Diperiksa semua, hanya LILA tdk lg diukur.yg difokuskan djj, tfu dan presentasi janin
Yg sudah diperiksa pd trimester I ditambah dg djj, tfu, presentasi janin dan KIE, utk tatalaksana kasus di laksanakn jika ada kasus risiko.
Sudah dilakukan semua yg di 11T, tujuannya biar pasti usia hamil ibu dan yang penting letak janin normal atau
TM II diperiksa djj, ukur tinggi fundus uteri, tentukan presentasi janin ditambah dg yg lainya.LILA dan periksa Lab tdk dilakukan lagi, tujaunya
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
presentasi janin.tujuannya memastikan usia kehamilan ibu dg hasil hitungan ibu
tujuannya untuk agar tahu posisi janin
pertama, tujuannya biar tahu letak janin sunsang atau normal
Utk LILA tdk diukur, tujuannya biar tahu usia pastinya hamil ibu
Kesimpulan
Dari 7 informan didapat bahwa semua yang dilakukan pada trimester 1 dilakukan lagi pada tm II, kecuali tidak ukur LILA dan lebih difokuskan pada dengar denyut jantung janin, tentukan tinggi fundus uteri, tentukan presentasi janin, untuk tatalaksana kasus dilaksanakan jika ditemukan kasus risiko pada ibu hamil.
tidak
memastiakn umur kehamilan ibu dg hitungan ibu dan biar tahu letak janin
Tujuan : Untuk memastikan usia kehamilan ibu dan menentukan letak janin.
Sumber : Data primer
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Dari hasil wawancara mendalam diketahui bahwa semua informan mengatakan, pelaksanaan 11T pada trimester I dilakukan juga pada trimester II, kecuali ukur LILA tidak dilakukan lagi, karena kehamilan ibu sudah 6 bulan jadi lebih difokuskan pada dengar denyut jantung janin, ukur tinggi fundus uteri, tentukan presentasi janin, KIE dan tatalaksana pada hasil pemeriksaan kehamilan dan hasil periksa laboratorium ditemukan kasus risiko pada ibu dilanjutkan dengan pelaksanaan tatalaksana kasus. Berikut hasil FGD tentang Pelaksanaan 11T yang lebih difokuskan pemeriksaan kehamilan trimester ke II :
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Tabel 6.18 Hasil FGD pada informan tentang Pelaksanaan 11T yang lebih difokuskan pada Trimester II Pelaksanaan 11T yang lebih difokuskan pada trimester II Informan I.01
I.02
I.03
I.04
I.05
I.06
Yang saya periksa pada trimester 1 saya lakukan jg pd trimester II, hanya lebih fokus pada djj, Tfu, presentasi janin ditambah KIE, utk tatalaksana kasus jika ada kasus dan LILA jg tdk saya ukur, tujuannya memastikan letak janin sunsang atau normal
Sama dg Tm1, LILA tdk di ukur, ditambah djj, tfu, tentukan presentasi janin, ibu hamilyg anemia dilakukan cek ulang Hb, tujannya biar memastikan usia kehamilan ibu dg hitungan ibu
Semuanya saya lakukan kecuali LILA tdk diukur,dan lebih fokus terutama pd djj, tfu,presentasi janin ditambah KIE dan tatalaksana kasus tujuanya biar tahu letak janin
Lebih fokus pada djj, tentukan presentasi janin, ukur tinggi fundus uteri ditambah dg yg dilaksanakan pada tm , utk tatalaksana kasus kalau ada kasus baru dikerjakan, tujuanya memastikan usia kehamilan ibu dan letak janin
Biasa pada ANC, semua dilaksanakan, apalagi djj sudah bisa didengar, ukur tinggi fundus dan presentasi janin,periksa Lab rutin utk kasus anemia, tujuannya memastikan usia hamil ibu dg hitungan ibu dan Hitungan hari pertama haid
Dari awal sampai akhir dilakukan pada 11T hanya karena ibu sudah 24 mg hamilnya jadi yg lebih penting djj, tfu, dan presentasi janin, utk tm II LILa tdk lg diukur, tujaunnya memastikan usia kehamilan dan letak bayi
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
terakhir (HPHT) Kesimpulan
Dari informan FGD diketahui bahwa semua pemeriksaan pada trimester 1 kecuali LILA tidak di ukur, yang lebih difokuskan yaitu dengar denyut jantung, ukur tinggi fundus uteri dan presentasi janin, tatalaksana kasus dilaksanakan jika ada kasus risiko pada ibu hamil. Tujuan : Untuk memastikan usia kehamilan dan mengetahui letak janin
Sumber : Data primer
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Dari hasil FDG diketahui bahwa semua informan melakukan pelaksanaan 11T pada trimester II denga lebih fokus pada pelaksanaan dengar denyut jantung janin, ukur tinggi fundus uteri dan tentukan presenatsi janin, dan untuk pelaksanaan tatalaksana kasus tetap dilakukan jika ada ksus risiko pada ibu hamil. Berikut hasil triangulasi sumber tentang pelaksanaan 11T yang lebih difokuskan pada kehamilan trimester II, yaitu:
IT.01: “ ...semua saya periksa, sama dg trimester 1 tapi LILA tdk saya ukur lg, karena usia kehamilan ibu sudah 24 minggu jadi lebih difokuskan pada dengar denyut jantung janin, ukur tinggi fundus uteri, tentukan presentasi janin ditambah dg KIE. Tapi untuk tatalaksana kasus kalau ibu terdeteksi kasus risiko tinggi baru dialkukan...karena untuk lebih memastikan usia kehamilan ibu...” IT.02: “...semau yang saya periksa pada trimester 1 juga saya periksa pada trimester II,tapi LILA tdk lg. menurut saya lebih fokus pada ukur tinggi fundus uteri, dengar denyut jantung janin, tentukan presentasi janin.utk ibu dg Hb rendah cek darah rutin...karena untuk melihat perkembangan janin dan usia kehamilan sesuai tidak dg hasil yg saya periksa dan dengan HPHT...” IT.03: “...pada trimester II yang saya periksa semaunya, kehamilannya sudah 24 minggu jadi djj diperiksa, tfu dan presenatsi janin juga sudah bisa dilakukan...untuk mencocokan hitungan ibu dengan hasil yang saya periksa...”
Dari hasil wawancara mendalam kepada informan triangulasi diketahui bahwa yang lebih difokuskan pada trimester II adalah dengar denyut jantung janin, ukur tinggi fundus uteri, tentukan presentasi janin dan KIE serta untuk tatalaksana kasus tetap dilakukan jika ditemukan kasus pada ibu hamil. Kesimpulan dari hasil wawancara mendalam dan diskusi group terarah dengan informan yang bertugas di Puskesmas Singkawang Tengah dan informan triangulasi tentang pelaksanaan 11T yang lebih difokuskan pada trimester II adalah dengar denyut jantung janin, ukur tinggi fundus uteri, tentukan presentasi
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
janin, KIE efektif. Tujuannya untuk memastikan usia kehamilan dengan hasil pemeriksaan dan dengan hitungan hari pertama haid terakhir (HPHT) serta untuk memastikan letak janin. c.
Bagian dari pelaksanaan 11T yang lebih difokuskan pada trimester III yaitu: Pelaksanaan 11T pada trimester III sama dengan yang dilakukan pada
trimester 1 dan II. Berikut petikan hasil wawancara mendalam :
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Tabel 6.19 Hasil Wawancara Mendalam pelaksanaan 11T yang difokuskan pada trimester III Pelaksanaan 11T yang difokuskan pada trimester III dan tujuanya Informan I.01 Semuanya, kecuali LILA. Saya tekankan konseling juga tentang persalinan, imunisasi bayi dan nifas, tujuannya untuk memantau semuanya
Kesimpulan
I.02
I.03
Saya periksa semua di tambah dg konseling persiapan persalinan, nifas, KB dan konseling tentang imunisasi bayi, LILA tdk ukur, tatalaksana hanya kalau ada kasus
Saya fokus pd semua poin hanya tdk ukur LILA, dan periksa Lab, tujuannya karena hamil sudah 9 bln jadi semuanya dipantau
I.04 Setiap ibu hamil selalu saya periksa lengkap, utk tm III hanya LILA tdk, periksa Lab liat keadaan ibu....untuk memantau djj, letak janin
I.05
I.06
I.07
I.08
I.09
Saya lakukan semuanya, apalagi kunjungan ibu 2 mg sekali.....tuju annya untuk memantau semuanya...
Sudah saya lakukan semauanya, konseling juga ditekankan terutama persiapan persalinan, tujuannya untuk memantau kondisi ibu dan janinnya
Saya periksa semua, konseling juga saya lakukan, tujuannya memantau kelainan, djj dan letak janin
Saya lakukan semuanya dari awal sampai KIE, untuk memastikan kondisi ibu dan janinnya
Kehamilan ibu sudah aterm semau dilakukan, konseling biasanya tentang persiapan persalinan, tujuannya biar kondisi ibu terpantau
Dari 9 informan semua menyatakan bahwa pelaksanaan 11T pada timester III dilakukan semua kecuali ukur lingkar lengan atas (LILA) karena diukur pada kunjungan pertama dan ditambah konseling tentang persiapan persalinan, perawatan nifas,
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
imunisasi bayi. Tujuan : Untuk memantau kondisi ibu dan janin serta kasus risiko pada ibu hamil.
Sumber : Data primer
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Tabel 6.20 Hasil Wawancara Mendalam pelaksanaan 11T yang difokuskan pada trimester III Pelaksanaan 11T yang difokuskan pada trimester III Informan I.10
I.11
I.12
Saya periksa semuanya hanya lila tidak saya ukur lagi...karena hamil ibu sudah aterm, biar tahu denyut jantung janin normal atau tidak dan posisi janin
Saya lakukan sama denagn tm I dan tm II tapi LILA tidak, untuk tatalaksana kasus dan periksa Lab lihat keadaannya aja....tujuannya untuk melihat secara keseluruhan kondisi ibu dan janinnya...
Semuanya saya periksa tapi LILA tidak, karena ibu sudah anc tiap minggu jadi harus lebih dipantau takut ada kelainan pada janinnya.
I.13 Karena udah aterm saya periksa semua, tapi lila tidak, terus saya konseling tentang persiapan persalinan, tujuan untuk memantau risiko pada ibu
I.14
I.15
I.16
Harus semua difokuskan karena sudah TM III, hanya lila tidak diukur...karena usia hamil ibu sudah 36 minggu, untuk memantau djj, letak janin dan tekanan darah ibu
Pasti diperiksa semuanya....ka rena sudah tm III harus lebih intensif juga saya konseling tentang persiapan persalinan,unt uk mengetahui kondisi ibu dan janinnya, dan kasus risiko
Untuk tm III dari awal sampai akhir saya periksa tapi lila tidak, apalagi ibu anc sudah tiap minggu....untuk menastikan posisi janin, denyut jantung janin
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Kesimpulan
Dari 7 informan didapat bahwa dari 11T yang lebih difokuskan pada trimester III yaitu semua di laksanakan kecuali ukur lingkar lengan atas karena hanya dilakukan pada kunjungan pada trimester I, dan ditambahkan konseling tentang persiapan persalinan. Tujuan : Untuk memantau kondisi ibu dan janin serta memantau kasus risiko pada ibu.
Sumber : Data primer
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Berdasarkan hasil wawancara mendalam, dapat diketahui bahwa yang difokuskan oleh semua informan pada trimester III dalam pemeriksaan kehamilan yaitu semua poin dalam 11T dilaksanakan dan ditambah dengan konseling tentang persalinan normal, tentang imunisasi bayi, keluarga berencana serta perawatan nifas. Tujuannya untuk memantau kondisi ibu dan janin serta memantau kasus risiko pada ibu. Berikut hasil FGD tentang pelaksanaan 11T yang difokuskan pada trimester III:
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Tabel 6.21 Hasil FGD pada informan tentang Pelaksanaan 11T yang lebih difokuskan pada Trimester III Pelaksanaan 11T yang lebih difokuskan pada trimester III dan tujuannya Informan I.01
I.02
I.03
Karena hamil ibu sudah 36 minggu jadi semua poin 11T saya, tp LILA dn periksa Lab tdk dilakukan lg, tujuannya untuk memastikan kondisi ibu dan janin baik
Periksa dari semua poin 11T, tujuannya untuk memantau denyut jantung janin, tekanan darah ibu dan yg lainya
Kesimpulan
Dari 6 informan mengatakan bahwa semua pelaksanaan 11T dilakukan, hanya ukur LILA dan periksa Lab yang tidak lagi dilakukan.
LILA tdk saya ukur lg tapi yang lainnya saya laksanakan, tujuannya biar terpantau semua baik ibu dan janin
I.04
I.05
I.06
Dari 11T yg tdk sy lakukan hanya ukur LILA dan periksa Lab, tujuannya mengontrol denyut jantung janin, letak janin, tekanan darah ibu
Yg lain dilakukan hanya LILA yg tdk lg diukur, tujuannya dan kondisi ibu terpantau misalnya tekanan darah
Dilakukan semuanya, tapi LILA tidak lagi di ukur, tujuannya melihat kondisi ibu menjelang persalinan, juga risiko pada ibu misalnya tekanan darah yg tiba-tiba naik...
Tujuan : Untuk memantau kondisi ibu dan janin serta memantau kasus risiko. Sumber : Data primer
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Dari hasil FGD didapatkan bahwa semua informan fokus pada semua poin dalam 11T, kecuali ukur LILA dan periksa Lab tidak dilakukan lagi, mengingat dua item tersebut sudah dilakukan pada trimester I. Berikut wawancara mendalam dengan informan triangulasi :
IT.01: “ ...pada hamil aterm yang saya periksa ya semuanya, hanya LILA tdk diukur lagi...yang penting adalah untuk mengecek kondisi ibu dan janin...” IT.02: “...semua dari pelaksanaan 11T saya kerjakan, tapi karena LILA diukur hanya 1 kali di TM III tdk di ukur...tujuannya biar kondisi ibu dan janin terpantau, kedudukan janin, denyut jantung janin serta tekanan darah ibu juga penting untuk dipantau...” IT.03: “...pasti dikerjakan semua, tapi periksa Lab, LILA tidak kerjakan lagi...tujuannya pastinya untuk memantau keadaan ibu dan janinnya, apalagi untuk ibu dengan risiko...misalnya tekanan darah tinggi atau riwayat operasi sebelumnya...”
Dari hasil wawancara mendalam pada triangulasi informan didapatkan bahwa yang dilakukan pada kehamilan trimester III, yaitu pelayanan antenatal dengan fokus pada semua item dari 11T, kecuali LILA tidak lagi diiukur, periksa laboratorium rutin dan khusus tidak lagi dilakukan kecuali ada kasus. Kesimpulan dari hasil wawancara mendalam dan diskusi group terarah dengan informan yang bertugas di Puskesmas Singkawang Tengah dan informan triangulasi adalah timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, hitung denyut jantung janin, tentukan presentasi janin, tablet besi diberikan bila ibu dengan kasus anemia, periksa laboratorium dilakukan jika ada periksa ulang dari trimester I dan II, tatalaksana kasus juga dilakukan jika hasil pemeriksaan ada kasus risiko serta KIE tentang KB dan persiapan persalinan. Tujuannya untuk memantau kondisi ibu dan janin terutama untuk ibu dengan riwayat risiko.
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
6.3.2 Masalah dalam Pelaksanaan 11T dalam Pelayanan Antenatal Setiap kegiatan atau pelaksanaan sudah tentu mempunyai kendala atau masalah, sama halnya yang dirasakan oleh informan dalam melaksanakan 11T dalam pelayanan antenatal. Berikut ini hasil wawancara mendalam tentang masalah yang dirasakan informan dalam pelaksanaan 11T :
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Tabel 6.22 Hasil Wawancara Mendalam tentang masalah dalam pelaksanaan 11T Masalah dalam pelaksanaan 11T Informan I.01
I.02
I.03
I.04
I.05
Saya tugasnya di puskel, punya wilayah binaan, punya posyandu binaan, jadi kami dipuskel punya tugas rangkap
Kami di puskel ada 4 orang, yang harus bergantian ke posyandu, terbagi antara tugas dalam gedung dan luar gedung
Saya rasa tenaga bidan kurang karena di puskel kami juga turun ke posyandu dan kunjungan rumah
Saya tugas dipuskel, pasien kami ramai, ibu hamil aja 1 hari bisa sampai 20 orang, sedangkan kami harus turun keposyandu, biasanya yang di KIA hanya tinggal 2 orang
Kesimpulan
Dari 9 informan mengatakan bahwa informan bertugas di Puskesmas Kelurahan, yang menjadi masalah dalam pelaksanaan
Saya di puskel juga turun ke posyandu dan harus kunjungan rumah
I.06
I.07
I.08
I.09
Saya di puskel punya tugas ragkap, untuk program, pelayanan KIA, turun posyandu dan kunjungan rumah
Saya kebetulan tugas di puskel yang kunjungan pasiennya sedikit jadi hanya masalah sarana saja
Karena Puskel kami tidak terlalu ramai ibu hamil yang periksa jadi masalahnya hanya sarana
Wilayah kerja puskel saya kan luas, ibu hamil ada juga yg anc di posyandu, pasti tidak bisa lengkap pelaksanaan nya
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
11T karena kurang tenaga
Sumber : Data primer
Tabel 6.23 Hasil Wawancara Mendalam Tentang Masalah dalam Pelaksanaan 11T Masalah informan dalam pelaksanaan 11T Informan I.10 Saya tugas di puskel, kunjungan ibu hamil dalam 1hari antara 5 – 8 orang, tidak masaslah dg
I.11
I.12
Pasien saya di puskel tidak terlalu banyak, kami berbagi ada yang ke posyandu ada yang di KIA
Saya bersama bidan lainnya bergantian turun posyandu jadi pelayanan di KIA tidak sendiri
I.13 Masalah yang saya rasakan hanya kurang sarana
I.14 Di puskel tempat saya bertugas masalahnya hanya sarana yang kurang
I.15
I.16
Di poskeskel ini saya sendiri, semua saya kerjakan sendiri, kadang ibu hamil periksa hamil di
Saya tugas di poskekel sendiri, turun ke posyandu, kunjungan pasien umum dan hamil dlm 1 hari sampai
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
tenaga
Kesimpulan
posyandu dg keadaan yang terbatas
antara 10 sampai 15 orang, saya melayani pasien setelah pulang dari posyandu,
Dari 7 informan mengatakan masalah dalam pelaksanaan 11T ada karena keterbatasan sarana, prasarana dan tugas rangkap yang mereka kerjakan
Sumber : Data primer
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Dari hasil wawancara mendalam dapat diketahui bahwa sebagian besar informan mengatakan masalah dalam pelaksanaan 11 dalam pelayanan antenatal adalah tenaga bidan masih kurang, karena setiap bidan yang bertugas baik di Puskesmas Kelurahan maupun Pos Kesehatan Kelurahn punay tugas rangkap. Berikut hasil diskusi group terarah dengan informan yang bertugas di Puskesmas induk :
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Tabel 6.24 Hasil Diskusi Group Terarah tentang Masalah Dalam Pelaksanaan 11T dalam Pelayanan Antenatal Masalah dalam pelaksanaan 11T Informan I.01
I.02
I.03
I.04
I.05
I.06
Saya tugas di induk, kami disini melayani ibu hamil yang periksa 1 hari 10 – 15 orang kadang kalau ramai sampai 20 orang...
di induk bidan yang bertugas dibagi per ruangan, untuk di KIA 2 orang, ibu hamil kadang sampai 20 orang, banyak ibu hamil kadang tidak sabar nunggu giliran, karena 11T itu lama juga pelaksanaannya
Kadang kalau ibu hamil ramai, 11T nya tidak bisa lama-lama karena kasihan ibu hamilnya lama nunggu, karena di KIA hanya 2 orang,..
Kalau ada program kami harus kelapangan, yang di KIA hanya sendiri, ibu hamil ramai...11T tidak sempurna
Ibu hamil kadang tidak sabar kalau pelayanan agak lama, mereka tidak fokus dengan yg kita jelaskan....
Selain ruangan yang sempit yang lainnya tidak lainnya tidak begitu bermasalah
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Kesimpulan
Dari 6 informan menyatakan bahwa masalah dalam pelaksanaan 11T karena kunjungan ibu hamil yang ramai, pelaksanaan 11T agak lama dan bidan yang bertugas terbagi di beberapa ruangan.
Sumber : Data primer
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Dari hasil diskusi group terarah diketahui bahwa masalah yang dihadapi informan yaitu jumlah kunjungan ibu hamil ramai dan bidan yang bertugas terbagi pada masing-masing ruangan pelayanan yang lain, karena pelaksanaan 11T agak lama sehingga ibu hamil tidak sabar menunggu giliran pemeriksaan. Berikut hasil wawancara mendalam dengan informan triangulasi :
IT.01: “ ...karena saya bertugas di Puskemas, masalah yang saya rasakan hanya ruangan periksa yang masih gabung dengan pasien lain...” IT.02: “...masalah yang saya rasakan hanya terbatasan sarana...yang kayaknya udah lengkap...” IT.03: ...masalah lainnya tidak ada sih...hanya tenaga yang saya rasakan kurang ...”
Dari hasil wawancara mendalam dengan informan triangulasi, dapat diketahui masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan 11T yaitu tenaga yang terbatas dalam memberikan pelayanan antenatal. Kesimpulan dari hasil wawancara mendalam dan diskusi group terarah dengan informan yang bertugas di Puskesma Singkawang tengah dan informan triangulasi tentang masalah yang dihadapi informan dalam pelaksanaan 11T adalah kurangnya tenaga bidan untuk pelayanan di ruangan KIA. 6.3 Komponen Output 6.4.1 Kepatuhan Bidan Melaksanakan 11T dalam Pelayanan Antenatal a.
Bagian dari 11T yang selalu dilaksanakan
Kepatuhan
dalam melaksanakan 11T dapat dilihat pada saat bidan
memberikan pelayanan antenatal. Berikut petikan dari wawancara mendalam:
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Tabel 6.25 Hasil Wawancara Mendalam tentang Kepatuhan Bidan Bagian mana dari 11T yang selalu di kerjakan Informan I.01
I.02
I.03
I.04
I.05
Yang selalu saya kerjakan pastinya timbang berat badan, ukur tekan darah, ukur tinggi fundus uteri, djj kalau TM II dan III, yang lain selalau saya periksa, hanya sering lupa ukur LILA, apalagi kalau pitanya ndak keliatan
Semuanya pasti selalau dikerjakan, karena semuanya penting, hanya yg tidak dilakukan jika alatnya ndak ada atau habis...
Saya periksa semua, lihat usia kehamilan ibu waktu periksa, yang sering terlupakan biasanya ukur lila dan KIE tidak semuanya...
Biasanya saya sesuaikan dengan kehamilan ibu, semuanya diperiksa...ta pi kalau ibu hamil ramai periksa kadang ada yang ndak saya periksa misanya ukur lila dan KIE hanya yang penting aja
Yang lain saya periksa semuanya, tapi yang sering kelewatan ukur lila dan KIE karena agak lama jadi kadang ibu hamil ndak betah lama-lama
I.06 Selalu diperiksa, lihat usia kehamilan ibu dan lihat alatnya ada atau tidak...
I.07
I.08
I.09
Kalau alatalatnya lengkap ndak jadi masalah semuanya saya periksa, tapi inikan tergantung persediaan yang lain juga....
ANC inikan bukan hanya bidannya, tapi tergantung juga dengan alat yang lain....kalau saya sih semua mau saya lakukan....
Kalau saat ANC semuanya dilakukan kadang alatnya yang ndak lengkap...oto matis besoknya kita suruh ibu hamil ke induk untuk periksa....
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
karena jadi lama pelayananny a
makin lupa...
Kesimpulan
Dari 9 informan mengatakan bahwa semua poin dalam 11T tersebut diperiksa, hanya yang sering terlupakan ukur LILA serta untuk poin lainya tergantung ketersediaan sarana menunjang pelayanan antenatal.
Sumber : Data primer Tabel 6.26 Hasil Wawancara Tentang Kepatuhan Petugas Bagian mana dari 11T yang selalau dilaksanakan Informan I.10
I.11
I.12
I.13
I.14
I.15
I.16
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Semuanya saya lakukan karena penting semuanya penting....kalau pasien ramai di KIA kadang KIEnya yang sering ndak lama
Saya periksa semaunya...hany a lihat ibu periksa pada TM berapa, saya sesuaikan dengan usia kehamilasn ibu saat datang periksa.....
Diperiksa semaunya. Tergantungum ur hamil ibu waktu periksa hanya kadang kalau pasien ramai KIEnya yang tidak maksimal...
Saya periksa kalau lihat umur kehamilan ibu, tapi intinya semuanya diperiksa...
Diperiksa semuanya....Cu ma kalau di KIA saya tugas sendiri KIEnya yang tidak lama...
Di poskeskel kan tidak lengkap, yang bisa saya periksa tapi yang tidak ada saya rujuk ke induk...
Kalau saya maunya semua saya periksa, tapi karena saya tugas di Poskeskel saya sesuaikan dengan kondisi yang ada, periksa lain saya rujuk ibu ke induk...
Kesimpulan
Dari 7 informan mengatakan bahwa semaunya dilaksanakan hanya tergantung ketersediaan sarana dan prasarana pendukung dan ketersediaan tenaga yang cukup.
Sumber : Data primer
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Dari hasil wawancara mendalam dapat diketahui bahwa semua poin dalam 11T dilaksanakan, hanya tergantung ketersedian sarana dan prasarana yag menunjang pelaksanaan 11T dalam pelayana antenatal. Berikut hasil diskusi group terarah :
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Tabel 6.27 Hasil Diskusi Group Terarah tentang Kepatuhan Bidan Bagian mana dari 11T yang selalu dilaksanakan Informan I.01
I.02
I.03
I.04
I.05
I.06
Semua saya kerjakan tapi tergantung usia kehamilan ibu waktu datang periksa...yang lupa biasanya lila....
Karena di induk sarana lengkap jadi semaunya bisa dilaksanakan, tapi kalau ibu hamil ramai KIEnya yang tidak maksimal...
Semaunya saya periksa...kadang kalau ibu hamil ramai jadi ndak fokus dengan KIEnya....
Dilaksanakan semuanya, tapi kalau dinas di KIA sendiri, ibu hamil ramai jadi ndak bisa semuanya dikerjakan, lila yang sering lupa...
Saya periksa semuanya, hanya tergantung ibu hamil periksanya ramai atau tidak, yang sering lupa lila...dan KIEnya tidak semuanya...
Di induk sarana lengkap, hanya ruangan yang sempit jadi kalau pasien ramai periksanya buruburu, kadang ada yang terlewatkan...
Kesimpulan
Dari 6 informan mengatakan bahwa semua dari poin 11T dilaksanakan hanya tergantung situasi pada saat memberikan pelayanan.
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Sumber : Data primer
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Berdasarkan hasil diskusi group terarah dapat diketahui bahwa semua poin dalam 11T dilaksanakan, tapi ada beberapa poin yang pelaksanaanya belum maksimal diantaranya lupa ukur lingkar lengan atas dan KIE yang semuanya dilakukan.
Berikut hasil wawancara mendalam dengan informan triangulasi:
IT.01: “ ...yang lain saya kerjakan hanya yang sering lupa ukur lila, apalagi kalau pitanya ndak nampak..hanya kalau ibu hamilnya ramai jadi tidak KIEnya ndak bisa lama...” IT.02: ...saya lakukan sesuai dengan usia hamil ibu waktu datang, yang sering lupa lila dan KIE ndak sempurna...” IT.03: ...dilakukan semuanya..tapi kadang ada aja yang lupa..yang sering lila dan KIEnya sebentar....”
Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan triangulasi dapat diketahui bahwa poin dalam 11T pada dasarnya semua dilaksanakan hanya ada beberapa poin yang sering terlupakan atau tidak sempurna waktu dilaksanakan. Kesimpulan dari hasil wawancara mendalam dan diskusi group terarah dengan informan yang bertugas di Puskesmas Singkawang Tengah dan informan triangulasi tentang kepatuhan bidan dalam pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal yaitu bagian dari 11T yang selalu dilaksanakan adalah timbang berat badan, ukur tekanan darah, tentukan tinggi fundus uteri, tentukan presentasi janin, imunisasi TT, beri tablet Fe, hitung denyut jantung janin, periksa darah rutin. b.
Bagian dari 11T yang jarang dilakukan Kepatuhan bidan dalam melaksanakan 11T dilihat dari poin yang
dikerjakan pada saat memberikan pelayanan antenatal. Berikut wawancara mendalam:
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Tabel 6.28 Hasil Wawancara Mendalam tentang Kepatuhan Bidan Bagian dari 11T yang jarang dilakukan Informan I.01
I.02
I.03
I.04
Yang jarang saya lakukan hanya ukur lila aja sih...
Biasanya yang jarang saya lakukan lila...
Saya sering lupa ukur lila, ndak selalu juga...
Kesimpulan
Dari 9 informan mengatakan bahwa yang jarang dilakukan ukur lingkar lengan atas
Yang jarang ukur lila...
I.05
I.06
I.07
I.08
Ukur lila yang jarang saya lakukan, KIE juga ada yang tidak sering dilakukan....
Saya kerjakan semuanya, yang jarang kalau alatnya tidak ada seperti laboratorium pasti jarang dilakukan...
Kalau alatnya ada pasti dilakukan, tapi karena laboratorium nya ndak lengkap jadi ndak dilakukan...
Yang jarang saya lakukan ukur lila dan periksa darah....
I.09 Lila yang jarang saya ukur....
Sumber : Data primer
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Tabel 6.29 Hasil Wawancara Tentang Kepatuhan Petugas Bagian dari 11T yang jarang dilaksanakan Informan I.10
I.11
I.12 Semua saya periksa, jarang yang tidak...
I.13 Ndak yang jarang sih...semua selalau dilakukan...
I.14 Semua saya kerjakan...
I.15
I.16
Ndak ada yang jarang saya lakukan....
Kayaknya ndak ada yang jarang saya kerjaskan...
Jarang saya lakukan karena sarana tidak ada...
Ukur lila...
Kesimpulan
Dari 7 informan sebagian besar tidak ada yang jarang dilakukan, sebagian kecil yang mengatakan yang jarang dilakukan ukur lingkar lengan atas.
Sumber : Data primer
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Berdasarksan hasil wawancara mendalam tentang pelaksanaan 11T yang jarang dilakukan dalam pelayanan antenatal, hanya sebagian kecil yang mengatakan ukur lingkar lengan atas yang jarang dilakukan. Berikut diskusi group terarah informan triangulasi:
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Tabel 6.30 Hasil Diskusi Group Terarah tentang Kepatuhan Bidan Bagian dari 11T yang jarang dilaksanakan Informan I.01
I.02
I.03
Ndak ada yang jarang....hanya lila yang lupa tapi ndak jarang...
Kalau saya ndak ada yang jarang hanya kadang lupa aja....
Kesimpulan
Dari 6 informan mengatakan tidak ada yang jarang dilakukan, semua selalu dilakukan.
Ndak ada yang jarang...
I.04 Ndak ada yang jarang saya kerjkan....
I.05 Ndak ada yang jarang....
I.06 Ndak ada yang jarang....
Sumber : Data primer
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Berdasarkan hasil diskusi group terarah dapat diketahui bahwa tidak ada yang jarang dilakukan dalam pelayanan antenatal. Berikut hasil diskusi group terarah :
IT.01: “ ...kayaknya ndak ada yang jarang saya lakukan...” IT.02: ...semuanya selalu saya lakukan...ndak ada yang jarang...” IT.03: ...ndak ada yang jarang..semua selalu saya lakukan....”
Hasil wawancara mendalam dengan informan triangulasi diketahui bahwa tidak ada dari pelaksanaan 11T yang jarang dilakukan. Kesimpulan dari hasil wawancara mendalam dan diskusi group terarah dengan informan yang bertugas di Puskesmas Singkawang Tengah dan informan triangulasi tentang bagian fari 11T yang jarang dilakukan yaitu ada sebagian besar informan yang mengatakan tidak dari 11T yang jarang dilakukan, sedang sebagian lagi informan mengatakan yang jarang dilakukan jika ada alat yang dibutuhkan habis atau rusak. c.
Bagian dari 11T yang tidak pernah dilakukan Pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal sangat tergantung dari
ketersedian sarana penunjang, antara lain adanya ketersediaan alat audiotorik untuk meningkatkan kemampuan intelegensia pada janin yang merupakan salah satu item dalam KIE fektif. Berikut wawancara mendalam dengan informan:
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Tabel 6.31 Hasil Wawancara Mendalam tentang Kepatuhan Bidan Bagian dari 11T yang tidak pernah dilakukan Informan I.01
I.02
I.03
yang tidak pernah saya lakukan yaitu pada KIE itu kan mennggunaka n alat, disini ndak ada alatnya.....
Di KIE itu ada alat untuk perangsang otak, ndak ada alatnya lagi pula perlu waktu lama...
Kesimpulan
Dari 9 informan mengatakan yang tidak pernah dikerjakan yaitu pelaksanaan barain booster pada KIE efektif
Ya...yang alatya ndak ya..ndak pernah dilakukan...
I.04
I.05
I.06
I.07
I.08
I.09
Yang saya tau di KIE itu ada alat yang harus kita gunakan, ndak ada ya...ndak dikerjakan...
Setau saya ada alat yang kita tidak punya...ya tidak dikerjakan...
Alat yang mudah aja ndak tersedia apalagi yang lainnya...ya ndak dikerjakan lah.....
Tunggu alatnya ada trus bidan dilatih dulu baru bisa dilaksanakan
Ada bagian dari KIE yang ndak pernah saya kerjakan.......
KIE efektif yang bagian terakhir yg ndak pernah dikerjakan....
Sumber : Data primer
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Tabel 6.32 Hasil Wawancara Tentang Kepatuhan Petugas Bagian dari 11T yang tidak pernah dilaksanakan Informan I.10
I.11
I.12 Belum ada alatnya ya tidak dikerjakan....
I.13
I.14
Ndak tau alatnya seperti apa....ndak dilakukan lah....
Di KIE itu kan ada bagian yang untuk merangsang otak...itu yang ndak pernah saya lakukan....
I.15 KIE efektifkan memakan waktu lama...ada bagian tertentu yang ndak pernah saya lakukan
I.16
Di Puskesmas belum ada alat untuk merangsang otak, jadi ndak pernah dikerjakan....
Lihat alatnya juga ndak pernah, ya...ndak pernah dilakukan.....
KIE yang tidak ada alatnya ndak saya lakukan...
Kesimpulan
Dari 7 informan mengatakan yang tidak pernah dilakukan yaitu pada bagian KIE yang membutuhkan alat khusus tidak pernah dilakukan.
Sumber : Data primer
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Berdasarkan hasil dari wawancara mendalam dengan informan diketahui bahwa yang tidak pernah dilakukan bagian terakhir dari KIE efektif yaitu harus menggunakan alat untuk merangsang intelegensia pada janin. Berikut hasil diskusi group terarah:
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Tabel 6.33 Hasil Diskusi Group Terarah tentang Kepatuhan Bidan Bagian dari 11T yang tidak pernah dilaksanakan Informan I.01
I.02
I.03
I.04
I.05
I.06
KIE efektif ada bagian yang alatnya ndak ada, itu yang ndak pernah saya kerjakan.....
Kalau alatnya ada sih pasti saya kerjakan..karen a ndak ada ya ndak dikerjakan...
Alat untuk merangsang intelegensi yang belum ada jadi tidak dikerjakan....
Saya aja baru dengar tentang alat itu, itu yang ndak pernah saya lakukan...
KIE efektif lama kalau dikerjakan semuanya, tapi yang ndak pernah hanya bagian terakhirnya....
Bagian akhir dari KIE itukan ada alat untuk merangsang otak, alatnya ndak ada ndak pernah juga saya lakukan...
Kesimpulan
Dari 6 informan FGD mengatakan tidak pernah melakukan yaitu bagian akhir dari KIE efektif yang menggunakan alat khusus karena tidak tersedia di Puskesmas.
Sumber : Data primer
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Berdasarkan hasil diskusi group terarah diketahui bahwa pada KIE efektif pada bagian yang harus mengunakan alat khusus, bagian tersebut yang tidak pernah dilakukan oleh informan. Berikut petikan wawancara mendalam dengan informan triangulasi:
IT.01: “ ...di KIE efektif itu yang ndak pernah saya lakukan yang menggunakan alat ...” IT.02: ... yang ndak pernah saya lakukan yaitu di KIE itu yang menggunakan alat ...” IT.03: ...kalau alatnyan ndak ada ya ndak bisa saya lakukan, apalagi itu belum disosialisasikan.....”
Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan triangulasi diketahui bahwa semua informan mengatakan yang tidak pernah melakukan yaitu kegiatan untuk merangsang intelegensia pada janin. Kesimpulan dari hasil wawancara mendalam dan diskusi group terarah dengan informan yang bertugas di Puskesmas Singkawang Tengah dan informan triangulasi tentang bagian yang tidak pernah dilakukan pada pelaksanaan 11T adalah pada poin KIE efektif ada tindakan yang menggunakan alat untuk merangsang intelegensia janin dengan alat auditori. Alat yang digunakan untuk saat ini memang belum tersedia di Puskesmas Singkawang Tengah.
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
6.4.2 Cakupan Pelayanan Antenatal Kunjungan ibu hamil di Puskesmas dilihat dari laporan bulanan PWS KIA. Dari telaah dokumen dapat diketahui bahwa cakupan kunjungan ibu hamil ke Puskesmas Singkawang Tengah tahun 2010 untuk cakupan kunjungan K1 sebanyak 100% (target SPM 100%) , dan K4 sebanyak 100% ( target 95%), untuk cakupan kunjungan K1 sebanyak 100% (target SPM 100%), K4 sebanyak 90,2% (target SPM 95%). Kesimpulan dari hasil telaah dokumen untuk cakupan kunjungan ibu hamil ke Puskesmas Singkawang Tengah tahun 2011 untuk kunjungan K4 mengalami penurunan sebanyak 4,8%.
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
BAB 7 PEMBAHASAN
7.1
Keterbatasan Penelitian Dalam proses penyelesaian penelitian ini, ada beberapa hambatan dan
keterbatasan penelitian yang ditemui dalam melakukan pengumpulan data. Hambatan dan keterbatasan penelitian yang ditemui yaitu: 1.
Pada saat melakukan wawancara mendalam dan diskusi group terarah dengan jumlah informan sebanyak 22 orang dan 3 informan triangulasi, kesulitan yang dirasakan yaitu bidan sebagai informan merasa diuji dengan pertanyaan yang diajukan, ada sebagian bidan yang sedang menjalani pendidikan D3 dan bidan dengan jumlah kunjungan pasien yang ramai serta bidan yang mempunyai wilayah binaan. Wawancara mendalam dan diskusi group terarah dilakukan setelah bidan melakukan pelayanan di ruang KIA, setelah kegiatan posyandu dan diantara jadwal kuliah.
2.
Pengumpulan
data
melalui
teknik
wawancara
mendalam
dengan
menggunakan pedoman wawancara mendalam terdiri dari beberapa item pertanyaan, membutuhkan waktu lama, sehingga kemungkinan subjektifitas jawaban cukup besar dan membuat informan jenuh. Antisipasi jawaban ini adalah dengan cara croschek dengan triangulasi dan pengamatan terhadap bidan dalam pelaksana pelayanan antenatal dan sarana dan prasarana yang ada di Puskesmas Induk, Puskesmas Kelurahan dan Poskeskel. 7.2
Input
7.2.1 Kompetensi Bidan dalam Pelayanan Antenatal Seorang bidan harus memiliki kompetensi bidan yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melaksanakan praktik kebidanan secara aman dan bertanggung jawab dalam berbagai tatanan pelayanan kesehatan (Zulvadi, 2010). Kompetensi teknis menyangkut pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan penampilan atau kinerja pemberi layanan kesehatan.
98
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
a.
Pelatihan tentang pelayanan antenatal Pelatihan adalah salah satu bentuk proses pendidikan, melalui
pelatihan sasaran belajar akan memperoleh pengalaman yang akhirnya akan menimbulkan perubahan perilaku mereka (Notoatmodjo, 1998). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Mariana (2004) bahwa ada hubungan yang bermakna antara pelatihan yang diperoleh dengan kualitas pelayanan antenatal yang diberikan. Hasil penelitian Wariyah (2001) di Karawang juga menemukan adanya hubungan antara pelatihan dengan kepatuhan bidan terhadap standar pelayanan antenatal. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari 22 orang informan, yang pernah pelatihan tentang pelayanan antenatal hanya 2 orang, itupun sudah lama berlangsung dan sampai sekarang belum pernah ada penyelenggaraan pelatihan tentang pelayanan antenatal. Dari 22 orang informan, yang berpendidikan D1 sebanyak 9 orang dengan masa kerja lebih dari 10 – 35 tahun, dan informan yang berpendidikan D3 sebanyak 5 orang, D4 1 orang dan yang sedang menjalani pendidikan D3 sebanyak 7 orang. Kompetensi teknis menyangkut pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan penampilan atau kinerja pemberi layanan kesehatan. Kompetensi teknis berhubungan dengan bagaimana pemberi layanan kesehatan mengikuti standar pelayanan kesehatan yang telah ada. Tidak dipenuhinya kompetensi teknis dapat mengakibatkan berbagai hal, mulai dari penyimpangan kecil terhadap standar layanan kesehatan, sampai kepada kesalahan fatal yang dapat menurunkan mutu layanan kesehatan dan membahayakan jiwa pasien. Pelatihan pelayanan antenatal bagi bidan akan mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan pelayanan antenatal. Pelatihan
pelayanan
antenatal
diharapkan
bidan
akan
mampu
meningkatkan pengetahuan dan keterampilanya dalam memberikan pelayanan antenatal.
Pelatihan
pelayanan
antenatal
penting
dilaksanakan
untuk
meningkatkan kompetensi bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, khususnya pada ibu hamil.
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Menurut Siagian (1998) dalam Sulistyarini (2008) menyatakan bahwa pelatihan adalah proses belajar dengan menggunakan teknik dan metode tertentu. Secara konsepsional dapat dikatakan bahwa latihan yang dimaksud untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan seseorang atau kelompok orang. Biasanya sasarannya adalah seseorang atau sekelompok orang yang sudah bekerja pada suatu organisasi yang efisiensi, afektivitas dan produktivitas kerjanya dirasakan perlu untuk dapat ditingkatkan secara terarah. b.
Pengetahuan Informan tentang Standar Pelayanan Antenatal Melihat sejauh mana pengetahuan bidan tentang standar pelayanan
antenatal, dapat diketahui bahwa sebagian besar informan mengetahui standar pelayanan antenatal. Standar merupakan sarana penunjang yang sangat penting artinya sebagai salah satu alat yang efektif dan efisien guna menggerakan kegiatan pelayanan dalam meningkatkan mutu pelayanan (Wijono, 1996). Menurut Al-assaf (2009), standar menyatakan apa yang kita harapkan terjadi dalam perjalanan kita untuk mencapai layanan kesehatan yang bermutu tinggi. Standar membuat tempat pelayanan kesehatan dapat mengukur mutu pelayanan yang diberilkan. Berdasarkan hasil wawancara mendalam dapat disimpulkan bahwa sebenarnya bidan sudah melaksanakan pelayanan antenatal sesuai standar walaupun belum sempurna karena ada beberapa bagian dari 11T yang pelaksanaannya cukup memakan waktu sehingga ibu hamil yang datang ke Puskesmas akan menunggu lebih lama lagi, pada hal aplikasi program jaminan mutu yang sekarang sedang dijalankan adalah dalam bentuk penerapan standar dan prosedur tetap pelayanan. Menurut Azwar (1996), suatu program kesehatan dianggap baik, jika kualitas pelayanan telah sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil penelitian, bidan memiliki pengetahuan yang cukup untuk melaksanakan pelayanan antenatal sesuai standar terutama untuk bidan dengan latar belakang pendidikan D1 dengan masa kerja lebih dari 20 tahun. Hasil penelitian Mariana (2004) mengatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan bidan dan kualitas pelayanan antenatal yang diberikan. Hasil ini sejalan dengan teori yang dikemukan oleh Bloom (1908) Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
dalam Mariana (2004) bahwa salah satu domain utama perilaku adalah pengetahuan sehingga dengan yang baik, besar kemungkinan dapat mempengaruhi seseorang dalam bertindak atau berperilaku. 7.2.2 Sarana dan Prasarana yang Mendukung dalam Pelayanan Antenatal a.
Ketersedian sarana Ketersediaan sarana yang cukup sangat mendukung dalam pelaksanaan
pelayanan antental. Lingkungan dan fasilitas serta alat merupakan faktor yang mendukung dalam melaksanakan kegiatan atau tindakan dan keberhasilan program yang akan dilaksanakan. Keberadaan sarana yang ada di Puskesmas Singkawang Tengah dalam pelaksanaan 11T belum semua tersedia, terutama untuk beberapa Puskesmas Kelurahan dan Poskeskel, terutama sarana penunjang seperti laboratorium. Kekurangan
sarana
di
beberapa
tempat
pelayanan
disikapi
dengan
menyediakan sarana yang dibutuhkan dengan mengajukan ke Dinas Kesehatan bila Puskesmas tidak bisa atau sanggup mengadakan sendiri. Padahal menurut Azwar (1994) dalam Mariana (2004) bahwa sarana (alat) adalah merupakan salah satu unsur untuk mencapai pelayanan yang bermutu. Menurut Dhiah Farida Ariyanti (2010) dalam penelitiannya tentang kualitas pelayanan antenatal oleh bidan di Puskesmas di Kabupaten Purbalingga menyatakan bahwa untuk Puskesmas yang mempunyai sarana dan prasarana yang sudah lengkap dan sesuai standar, tidak ada alasan bagi bidan untuk tidak melakukan pelayanan antenatal yang berkualitas. Pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal memang membutuhkan ketersediaan sarana dan prasaran yang lengkap. Dalam buku Pedoman Pelayanan Antenatal terpadu Kemenkes RI (2010) 11 item dalam pelayanan antenatal tersebut membutuhkan alat seperti Dopler, tensimeter, timbangan, pita ukur LILA, vaksin TT, tablet tambah darah serta kelengkapan alat dan petugas laboratorium seperti reagen untuk pemeriksaan Hb, golongan darah, malaria, gula darah, urin protein, tes sifilis, pemeriksaan HIV dan pemeriksaan BTA.
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
b.
Ketersedian prasarana Lingkungan dan fasilitas merupakan faktor pendukung dalam
melaksanakan kegiatan pelayanan antenatal. Prasarana meliputi ruangan pemeriksaan ibu hamil yang memenuhi standar kesehatan yaitu tersedia air bersih yang mengalir, pencahayaan dan ventilasi yang cukup, serta luas sehingga bidan yang memberikan pelayanan leluasa dalam bekerja. Prasarana yang tersedia di Puskesmas Singkawang Tengah hampir semua sudah ada, untuk 6 Puskesmas Kelurahan sudah mempunyai prasarana mendukung untuk pelayanan antenatal, hanya untuk Poskeskel yang masih menumpang di Kantor Kelurahan. Ketersediaan prasarana untuk Poskel perlu keterlibatan pihak lain selain Puskesmas misalnya aparat kelurahan tempat bidan sehari-hari bertugas. Kesimpulan dari hasil wawancara bahwa keberhasilan suatu kegiatan atau program sangat tergantung dari ketersedian sarana dan prasarana penunjang. 7.3
Proses
7.3.1 Pelaksanaan 11T dalam Pelayanan Antenatal Pemeriksaan kehamilan menurut DepKes RI, (2005) yaitu pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional(dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan,
pembantu
bidan
dan
perawat
bidan)
untuk
ibu
selama
kehamilannya.Dalam melakukan pemeriksaan antenatal, bidan harus memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan standar. Sedang tujuan pemeriksaan kehamilan adalah menjaga agar ibu sehat selama kahamilan, persalinan dan nifas, mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat, memantau kemungkinan adanya risikorisiko kehamilan dan merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan risiko tinggi serta menurunkan morbiditas ibu dan perinatal (DepKes RI, 2005). Berdasarkan hasil wawancara dengan 22 informan tentang poin-poin dalam 11T yang dilaksanakan bidan dalam pelayanan antenatal, yaitu: - Timbang Berat Badan Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa semua ibu hamil dengan kunjungan pelayanan antenatal dilakukan timbang berat badan. Menimbang Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
badan berat merupakan langkah awal pada saat bidan memberikan pelayanan antenatal kepada ibu hamil. Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan
antenatal
dilakukan
untuk
mendeteksi
adanya
gangguan
pertumbuhan janin. Ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal harus ditimbang berat badannya. Penimbangan berat badan dilakukan untuk melihat kenaikan berat badan ibu selama kehamilan serta untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan pada janin (Kemenkes RI, 2010). Menurut Salmah (2006) dalam penelitian Riris Situmeang penambahan berat badan per trimester lebih penting daripada penambahan berat badan keseluruhan. Penambahan berat badan yang kurang selama kehamilan menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin atau jika penambahan berat badan yang berlebihan juga ada gangguan pada pertumbuhan janin. - Ukur lingkar lengan atas (LILA) Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa pengukuran LILA dilakukan pada kontak pertama untuk skrining ibu hamil berisiko kurang energi kronis (KEK). Kurang Energi Kronis adalah ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung lama (Kemenkes RI, 2010). -
Ukur Tekanan Darah Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa pengukuran tekanan darah
pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi pada kehamilan dan preeklamsi hipertensi yang disertai edema wajah dan atau tungkai bawah atau proteinuria (Kemenkes RI, 2010). Menurut Salmah (2006) dalam penelitian Riris Situmeang, tekanan darah yang adekuat diperlukan untuk mempertahankan fungsi plasenta, tapi jika tekanan darah sistolik 140 mmHg atau diastolik 90 mmHg pada awal kehamilan mengindikasikan petensi hipertensi dan ibu hamil membutuhkan pemantauan ketat selama masa kehamilan. Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal dan dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi pada kehamilan dan preeklamsi.
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
-
Ukur Tinggi Fundus Uteri Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa pengukuran tinggi fundus
uteri
pada
setiap
kunjungan
antenatal
dilakukan
untuk
mendeteksi
pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur kehamilan, jika tinggi fundus uteri tidak sesuai dengan umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin. Standar pengukuran menggunakan pita pengukur setelah kehamilan 24 minggu (Kemenkes RI, 2010). -
Hitung Denyut Jantung Janin (DJJ) Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa hitung denyut jantung janin
dilakukan pada akhir semester 1 dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120/menit atau DJJ cepat lebih dari 160/menit menunjukkan gawat janin (Kemenkes RI, 2010). Denyut jantung janin normal antara 120 – 160 /menit. Jika kurang dari 120/menit artinya denyut jantung jantung lambat dan jika lebih dari 160/menit berarti denyut jantung janin cepat. -
Menentukan Presentasi Janin Berdasarkan hasil penelitian menetukan presentasi janin dilakukan akhir
semester II dan selanjutnya setiap kali kunjungan antental. Jika pada trimester III bagian bawah janin belum masuk ke panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau masalah lain (Kemenkes RI, 2010). -
Beri Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) Berdasarkan hasil penelitian imunisasi tetantus toksoid diberikan sesuai
dengan status imunisasi ibu, yang berguna untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus mendapatkan imunisasi TT. Pemberian imunisasi TT disesuaikan dengan status imunisasi ibu (Kemenkes RI, 2010). -
Beri Tablet Tambah Darah (Tablet Besi) Berdasarkan hasil penelitian tablet besi diberikan pada ibu hamil dari
trimester 1 yang bertujuan untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapatkan tablet besi minimal 90 tablet yang diberikan sejak kontak pertama (Kemenkes RI, 2010). Menurut Achsin (2003) dalam penelitian Riris Situmeang mengatakan bahwa tanpa persedian zat besi yang cukup, ibu dapat mengalami anemia. Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
-
Periksa Laboratorium Rutin Berdasarkan hasil penelitian periksa laboratorium rutin dan khusus
dilakukan pada trimester pertama, dan dilanjut ke trimester II dan III jika pada pemeriksaan awal ditemukan ada paktor risiko pada kehamilan. Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui apakah ibu hamil kondisi kesehatan ibu hamil dan sebagai skrining kasus risiko tinggi (Kemenkes RI, 2010). Dalam hal ini bidan dituntut mampu mendeteksi keadaan ibu hamil yang dicurigai mengalami masalah kesehatan,jangan menunggu sampai ada kasus. Pemeriksaan laboratorium dapat dilaksanakan jika ada ketersedian petugas, sarana dan ruangan khusus untuk pemeriksaan. -
Tatalaksana Kasus Berdasarkan hasil penelitian, tatalaksana kasus dilakukan pada trimester I,
dan bisa berlajut jika ibu hamil mempunyai risiko lain pada kehamilannya berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal dan hasil periksa laboratorium. Tatalaksana kasus dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal dan hasil pemeriksaan laboratorium. Setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan bidan (Kemenkes RI, 2010). Untuk kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan. Dalam hal ini informan memahami betul tindakan apa yang harus dilakukan jika menemukan kasus pada ibu hamil. Semua informan mengatakan kasus risiko tinggi yang ditemukan pada setiap pelayanan antenatal selalu ditindak lanjuti sesuai dengan sistem rujukan yang ada. - KIE Efektif Berdasarkan hasil penelitian KIE dilakukan pada kunjungan ibu trimester I dan dilakukan pada tirmester III. Komunikasi informasi dan edukasi merupakan suatu strategi dan metode pendidikan kesehatan dengan meningkatkan hubungan saling percaya dengan ibu hamil sehingga dapat membantu perubahan perilaku ke arah yang positif. Tujuan utama dari komunikasi yang dilakukan adalah untuk perubahan perilaku kesehatan masyarakat dan selanjutnya masyarakat yang sehat tersebut
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
akan berpengaruh kepada meningkatkan derajat kesehatan masyarakat (Notoatmodjo, 2007). Pendidikan kesehatan merupakan suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan perilaku ibu yang kondusif untuk kesehatannya. Artinya pendidikan kesehatan berupaya agar ibu menyadari atau mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatannya. Kesehatan bukan hanya untuk diketahui atau disadari dan disikapi, melainkan harus dikerjakan / dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. KIE dilakukan pada setiap kunjungan ibu ke pelayanan kesehatan untuk memeriksakan kehamilannya. KIE efektif meliputi: kesehatan ibu, perilaku hidup bersih dan sehat, peran suami dan keluarga dalam kehamilan, tanda bahaya pada kehamilan, asupan gizi seimbang, gejala penyakit menular, konseling dan tes HIV, inisiasi menyusu dini dan ASI ekslusif, KB pasca salin, imunisasi dan peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan (Kemenkes RI, 2010). KIE efektif yang dilakukan pada setiap kunjungan antenatal merupakan poin terakhir dari pelaksanaan 11T. Dalam pelaksanaannya membutuhkan waktu yang agak lama. Efektif tidaknya pelaksanaan KIE tergantung dari kelengkapan sarana dan prasarana yang tersedia di Puskesmas, seperti jumlah pasien yang banyak, sarana laboratorium, ruangan tempat pelayanan yang nyaman, luas dan pencahayaan yang cukup. Karena KIE sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Dhiah Farida Ariyanti (2010) tentang Kualitas Pelayanan Antenatal di Kabupaten Purbalingga, bahwa ada beberapa item dalam KIE yang tidak dilakukan karena jumlah pasien yang banyak. a.
Pelaksanaan 11T yang lebih difokuskan pada trimester I Menurut Pedoman Pelayanan Antenatal terpadu (Kemenkes RI, 2010),
bahwa item yang ada di dalam pelaksanaan 11T dilakukan sesuai dengan usia kehamilan ibu pada saat pelayanan antenatal. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pelaksanaan 11T pada kehamilan trimester I adalah periksa timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur lingkar lengan atas (LILA), beri imunisasi tetanus toksoid (TT), beri tablet tambah darah, periksa laboratorium (rutin dan khusus), dan KIE efektif Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
sedangkan untuk tatalaksana kasus dilakukan bila pada hasil pelayanan antenatal dan pada hasil pemeriksaan darah terdapat kasus risiko pada kehamilan. Tujuannya adalah untuk melakukan deteksi risiko secara dini pada ibu, serta kasus risiko yang ditemukan dapat mendapatkan tindakan secepatnya. Menurut Kemenkes RI (2010), yang difokuskan pada trimester I adalah timbang berat badan, ukur lingkar lengan atas, ukur tekanan darah,ukur tinggi fundus uteri, dengar denyut jantung janin, beri imunisasi TT, beri tablet Fe, periksa laboratorium
rutin (khusus atas indikasi),dan KIE
dilakukan setiap kali kunjungan dan atas indikasi. b. Pelaksanaan 11T yang Lebih Difokuskan pada Kehamilan Trimester II Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pelaksanaan yang lebih difokuskan pada kehamilan trimester II adalah dengar denyut jantung janin, ukur tinggi fundus uteri, tentukan presentasi janin, KIE efektif. Tujuannya untuk memastikan usia kehamilan dengan hasil pemeriksaan dan dengan hitungan hari pertama haid terakhir (HPHT) serta untuk memastikan letak janin. Menurut Kemenkes RI (2010), ukur tinggi badan, ukur lingkar lengan atas, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, dengar denyut jantung janin, beri imunisasi TT, beri tablet Fe, tentukan
presentasi janin, periksa
laboratorium rutin (khusus atas indikasi),dan KIE dilakukan setiap kali kunjungan dan atas indikasi. c. Pelaksanaan 11T yang Lebih Difokuskan pada Kehamilan Trimester III Dari hasil penelitian diketahui bahwa pelaksanaan yang lebih difokuskan pada kehamilan trimester III adalah timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, hitung denyut jantung janin, tentukan presentasi janin, tablet besi diberikan bila ibu dengan kasus anemia, periksa laboratorium dilakukan jika ada periksa ulang dari trimester I dan II, tatalaksanakan juga dilakukan jika hasil pemeriksaan ada kasus risiko dan KIE tentang KB dan persiapan persalinan. Menurut Kemenkes RI (2010), timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, dengar denyut jantung janin, tentukan presentasi janin, periksa laboratorium jika ada indikasi, KIE. Tujuannya untuk memantau kondisi ibu dan janin terutama untuk ibu dengan riwayat risiko. Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
7.3.2 Masalah dalam melaksanakan 11T dalam Pelayanan Antenatal Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa masalah yang dihadapi oleh informan di Puskesmas Singkawang Tengah dalam pelaksanaan 11T diantaranya adalah keterbatasan tenaga yang memberikan pelayanan terutama tenaga bidan, baik yang bertugas di Puskesmas Induk maupun yang bertugas di Puskesmas Kelurahan dan Pos Kesehatan Kelurahan. Sebagian besar informan mengatakan bahwa bidan yang terlibat didalam pelayanan di Puskesmas menpunyai tugas rangkap seperti menjadi bendahara, penanggung jawab wilayah dan sebagai pengelolah program. Selain keterbatasan petugas bidan di Puskesmas Singkawang Tengah, petugas lain yang terlibat didalam pelayanan antenatal adalah ketersediaan petugas laboratorium. Tenaga laboratorium yang ada masih belum mencukupi bila dilihat dari kunjungan pasien yang berobat ke Puskesmas, baik itu yang berobat di Puskesmas induk maupun Puskesmas Kelurahan. Kedua masalah tersebutlah yang paling dirasakan oleh semua informan yang berpengaruh dalam melaksanakan 11T dalam pelayanan antenatal. Dalam Azwar (1996), disebutkan bahwa pelayanan kesehatan dikatakan baik harus memenuhi berbagai syarat
pokok, diantaranya : tersedia dan berkesinambungan, dapat
diterima dan wajar, mudah dicapai, mudah dijangkau dan bermutu. 7.4
Output
7.4.1 Kepatuhan bidan terhadap pelaksanaan 11T Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa semua informan dalam memberikan pelayanan antenatal belum sepenuhnya menggunakan dan memanfaatkan standar pelayanan antenatal dengan maksimal. Kepatuhan informan melaksanakan 11T dalam pelayanan antenatal dapat dilihat pada saat peneliti melakukan observasi kepada informan ketika memberikan pelayanan antenatal serta dari kesimpulan hasil wawancara mendalam. Dalam melaksanakan 11T bidan masih melihat jumlah kunjungan pasien dan saat melakukan pelayanan ada beberapa dari poin 11T yang tidak dilaksanakan diantaranya: ukur LILA, pemeriksaan laboratorium dan KIE. Menurut Syafrudin (2009), operasional pelayanan antenatal yang tidak memenuhi standar 11T tersebut belum dianggap suatu pelayanan antenatal. Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Kepatuhan bidan dalam melaksanakan semua poin dalam 11T dalam pelayanan antenatal sebenarnya sudah baik, hanya ada beberapa bagian yang sulit untuk dilaksanakan karena tidak tersedianya sarana dan prasarana mendukung pelaksanaan 11T. a. Bagian dari 11T yang selalu dilaksanakan: Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa bagian yang selalu dilaksanakan pada pelaksanaan 11T adalah semua poin dalam 11T sudah dilaksanakan seperti timbang berat badan, ukur tekanan darah, tablet fe, DJJ, ukur tinggi fundus uteri, presentasi janin, ukur LILA, tatalaksana kasus dan KIE efektif. Tatalaksana kasus laksanakan jika ada kasus yang ditemui dari hasil pemeriksaan laboratorium maupun dari hasil pelayanan antenatal, periksa darah rutin dilakukan, hanya untuk tempat pelayanan yang tersedia sarana laboratoriumnya, jika tidak pasien dirujuk ke Puskesmas induk untuk mendapatkan pemeriksaan darah rutin dan khusus. Pelaksanaan KIE efektif, pelaksanaannya melihat dari jumlah pasien yang datang dan jumlah bidan yang bertugas, karena membutuhkan waktu lama dengan 11 item yang harus dilakukan konseling, informasi dan edukasi pada ibu hamil. b. Bagian dari 11T yang jarang dilaksanakan Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tidak ada dari poin 11T yang jarang dilaksanankan. Secara keseluruhan semua poin dari 11T dilaksanakan, hanya kadang-kadang lupa yaitu ukur lingkar lengan atas (LILA). Pengukuran lingkar lengan atas di lakukan dengan menggunakan pita pengukur (Kemenkes RI, 2010). c. Bagian dari 11T yang tidak pernah dilakukan Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa yang tidak pernah dilakukan dari 11T dalam pelayanan antenatal adalah salah satu dari kegiatan dalam KIE efektif. KIE yang dilakukan pada ibu hamil salah satunya tentang kegiatan Brain Booster yaitu stimulasi pengungkit otak. Kegiatan Brain Booster terdiri dari penjelasan tentang nutrisi bagi ibu hamil dan stimulasi auditori. Stimulasi yang diberikan adalah stimulasi auditorik, yaitu kepada janin diperdengarkan musik Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
selama satu jam kira-kira pukul 20 sampai 21 melalui alat audio. Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan yang membutuhkan ketersedian penunjang yang lengkap sehingga tujuan dari kegiatan tersebut tercapai. Menurut Azwar (1994) dalam Mariana (2004) bahwa sarana (alat) adalah merupakan salah satu unsur untuk mencapai pelayanan yang bermutu. 7.4.2 Cakupan Kunjungan ibu hamil ke pelayanan kesehatan meningkat Puskesmas sebagai tempat yang menyediakan jasa pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Menurut Muninjaya (2011), yang disebut pelanggan pelayanan kesehatan adalah masyarakat, individu atau kelompok dan salah satunya adalah ibu hamil. Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan yang dapat memuaskan setiap pasien dan diselenggarakan sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi (Zulvadi, 2010). Tujuan akhirnya adalah pelayanan antenatal yang bermutu dan dapat memberikan kepuasan pasien yang dilayani oleh bidan yaitu ibu hamil. Kesimpulan dari hasil telaah dokumen untuk cakupan kunjungan ibu hamil ke Puskesmas Singkawang Tengah tahun 2011 untuk kunjungan K4 mengalami Penurunan sebanyak 4,8%.
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat dibuat suatu kesimpulan yang merupakan jawaban atas pertanyaan dari penelitian, yaitu: 1.
Gambaran input untuk pelaksanaan 11T yaitu kompetensi bidan dilihat dari pelatihan pelayanan antenatal dan pengetahuan bidan tentang standar pelayanan antenatal, dari 22 orang informan hanya 2 orang yang pernah mengikuti pelatihan antenatal, tapi tahunnya sudah terlalu lama yaitu pada tahun 1995 dan semua informan mengetahui tentang standar pelayanan antenatal.
2.
Dari 22 informan semua mengetahui tujuan dan manfaat dari standar pelayanan antenatal, yaitu untuk memudahkan pelayanan antenatal, bekerja sesuai standar. Sedangkan manfaatnya yaitu ibu dan janin dapat terdeteksi secara dini bila ada kelainan dan pelayanan yang diberikan berkualitas.
3.
Ketersedian sarana dan prasarana dari 4 Puskesmas Kelurahan dan 2 Pos Kesehatan Kelurahan belum semuanya lengkap dan sesuai standar. Dari 4 Puskesmas Kelurahan yang ada hanya 2 Puskesmas Kelurahan yang sudah lengkap, sedangkan untuk 2 Puskesmas Kelurahan yang lain dan 2 Pos kesehatan kelurahan belum lengkap. Kekurangan sudah diusulkan ke Dinas Kesehatan.
4.
Gambaran proses pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal, semua informan yang bertugas di Puskesmas Singkawang Tengah dan informan triangulasi mengetahui tentang pelaksanaan 11 T dalam pelayanan antenatal. Bagian yang lebih difokuskan bidan pada trimester I, II dan pada trimester III dalam pelayanan antenatal sudah sesuai dengan pedoman dari Kemenkes RI (2010).
111
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
5.
Gambaran output dari pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal yaitu ada beberapa informan yang belum patuh terhadap pelaksanaan 11T seperti periksa darah lengkap, KIE dan periksa lingkar lengan atas. Penyebab ketidakpatuhan informan ini karena tidak semua bagian dalam pelaksanaan 11T tersebut dikerjakan karena kunjungan pasien banyak serta sarana penunjang yang tidak lengkap. Telaah dokumen untuk cakupan kunjungan ibu hamil K1 naik dari tahun 2010 sedangkan K4 turun dari tahun 2010.
8.2.
Saran
8.2.1 Untuk Dinas Kesehatan Kota Singkawang 1. Dinas Kesehatan membentuk tim monitoring dan evaluasi, karena pelayanan antenatal terutama penerapan standar pelayanan antenatal secara operasional selalu berubah seperti dari 5T, 7T sampai 11T. Fungsi dari monitoring dan evaluasi adalah untuk memantau pelaksanaan dan penerapannya di Puskesmas. Melalui monitoring dan evaluasi diharapkan penerapan 11T menjadi terpantau dan selalu dinilai pelaksanaannya sehingga akhirnya semua bidan mampu melaksanakan pelayanan antenatal sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. 2. Membuat jadwal tetap pertemuan pelaksanaan standar pelayanan antenatal dengan semua bidan. 3. Melengkapi sarana dan prasarana untuk Puskesmas dan Puskemas Kelurahan. 8.2.2 Untuk Puskesmas Singkawang Tengah 1. Membentuk tim untuk melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala pelaksanaan standar pelayanan antenatal yang dilaksanakan oleh bidan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Singkawang Tengah. 2. Melengkapi sarana yang mendukung pelayanan antenatal dengan mengajukan anggaran ke Dinas Kesehatan.
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
3. Sarana dan prasarana penunjang yang telah tersedia dilakukan perawatan dan pemeliharaan dengan baik sehingga pelaksanaan 11 T dalam pelayanan antenatal dapat dilaksanakan walaupun dengan terbatasan sarana dan prasarana yang ada. 8.2.3 Untuk Bidan Puskesmas Singkawang Tengah 1. Dalam memberikan pelayanan antenatal harus sesuai dengan standar pelayanan antenatal. 2. Melakukan koreksi pelaksanaan bila ada yang tidak sesuai dengan standar pelayanan antenatal. 3. Melakukan evaluasi setelah melakukan pelayanan antenatal. 4. Selalu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi terkini. 8.2.4 Untuk Instansi Pendidikan Menjadikan sebagai bahan dalam mata kuliah yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak. 8.2.5 Untuk Peneliti 1. Melakukan pelayanan sesuai dengan standar yang telah ditentukan 2. Selalu mengikuti perkembangan ilmu terutama ilmu kesehatan khususnya yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak. 3. Melakukan eveluasi dari setiap pelaksanaan yang telah dilakukan.
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
DAFTAR PUSTAKA
Azwar. Azrul. ” Pengantar Administrasi Kesehatan”. Binarupa Aksara. Jakarta, 1996 Al-Assaf. ” Mutu Pelayanan Kesehatan Perspektif Internasional ”.EGC. Jakarta. 2009 DepKes RI. “Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan”. Jakarta. 2008
Emir. “ Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data “. Rajawali Pers. Jakarta. 2011
Kemenkes RI. “ Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu “. Jakarta. 2010
Moleong. “Metodologi Penelitian Kualitatif “. Edisi Revisi. Remaja Rosdakarya. Bandung. 2005 Manuaba. “ Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan”. Cetakan I. EGC. Jakarta. 1998 Muninjaya. “ Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan “. EGC. Jakarta. 2011 Mariana. “Kualitas Pelayanan Antenatal oleh bidan di desa di kabupaten lampung barat”. Skripsi, Universitas Indonesia, 2004 Notoatmodjo. “ Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku “. Rineka Cipta. Jakarta. 2007 Reni Agustina. “ Evaluasi Pelaksanaan Program Penanggulangan Anemia Gizi Besi pada Balita di Yayasan Balita Sehat Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan”. Skripsi, Universitas Indonesia, 2004 Runjati. “ Asuhan Kebidanan Komunitas”. EGC. Jakarta. 2010 Riris Situmeang. “ Pengaruh Faktor Predisposisi, Pemungkin dan Kebutuhan Terhadap Pemanfaatan Sarana Pelayanan Kesehatan di Kelurahan Pasir
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Bidang Kec. Sarudik Kab. Tapanuli Tengah”. Skripsi, Universitas Sumatera Utara, 2004 Sulaeman. Endang.”Manajemen Kesehatan Teori dan Praktik di Puskesmas”. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta, 2011 Sumantri. Arif. “Metodologi Penelitian Kesehatan”. Predana Media. Jakarta, 2011 Syafrudin, Hamidah. “Kebidanan Komunitas”. Cetakan I. EGC. Jakarta. 2009 Sugiyono. “ Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D “. Alfabeta. Bandung. 2011 ------------------Profil Dinas Kesehatan Kota Singkawang. 2010 ------------------Profil Puskesmas Singkawang Tengah.2010 Wariyah. “ Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Bidan di Desa Terhadap Standar Pelayanan Antenatal di Kabupaten Karawang”. Tesis, Universitas Indonesia, 2001 Wijono.Djoko. “ Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan Teori, Strategi dan Aplikasi”. Airlangga University Press. Surabaya, 1999 Zulvadi, Dudi. ”Etika & Manajemen Kebidanan”.Cahaya Ilmu. Yogyakarta. 2010
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI INFORMAN
Informan yang saya hormati, Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Elvira Kurniawati
NIM
: 1006819491
Alamat
: Jl. Ratu Sepudak Gg. Mulia Kec. Singkawang Utara Kota Singkawang Adalah mahasiswa Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat
Peminatan Kebidanan Komunitas Universitas Indonesia, akan malakukan penelitian tentang “Evaluasi Pelaksanaan 11T oleh bidan dalam pelayanan antenatal di Puskesmas Singkawang Tengah Kota Singkawang tahun 2012” Bersama ini saya mohon kesediaan ibu / saudara untuk menandatangani lembar persetujuan dan menjawab pertanyaan yang ada dalam lembar pernyataan yang tersedia. Jawaban ibu / saudara akan saya jaga kerahasiannya dan hanya digunakan untuk penelitian. Atas bantuan dan partisipasi ibu / saudara saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Singkawang,
Informan
(............................)
Mei 2012
Penulis
Elvira Kurniawati
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
TATA CARA WAWANCARA MENDALAM EVALUASI PELAKSANAAN 11T DALAM PELAYANAN ANTENATAL OLEH BIDAN DI PUSKESMAS SINGKAWANG TENGAH KOTA SINGKAWANG TAHUN 2012
Tanggal Wawancara
:
Pewawancara
:
Pemanasan dan perkenalan 1.
Perkenalan
2.
Tujuan wawancara a. Mendapatkan informasi dan tanggapan saudara tentang Evaluasi Pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal oleh bidan, benar atau salah, semua tanggapan positif maupun negatif akan diterima, sehingga bebas mengeluarkan pendapat sesuai dengan pandangan saudara.
3. Prosedur a. Setiap informasi yang diberikan semua penting untuk dicatat, semua tanggapan dijaga kerahasiaan dan hanya digunakan untuk tujuan survei / penelitian ini. b. Beberapa masalah yang ada harus dibicarakan dan sampaikan,dapat saudara tambahkan sesuatu bila perlu.
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM EVALUASI PELAKSANAAN 11T DALAM PELAYANAN ANTENATAL OLEH BIDAN DI PUSKESMAS SINGKAWANG TENGAH KOTA SINGKAWANG TAHUN 2012
Informan Bidan
Identitas Responden 1. Hari / tanggal wawancara : 2. Nomor responden
:
3. Umur
:
4. Pendidikan
:
5. Masa kerja
:
6. Tempat kerja
:
Pertanyaan I.
:
Kompetensi teknis bidan tentang pelayanan antenatal: 1. Apakah bidan pernah mengikuti pelatihan pelayanan antenatal? Kapan pelatihan dilaksanakan? Dan dimana dilaksanakan? 2. Pengetahuan bidan tentang standar pelayanan antenatal? - Tujuan pelaksanaan standar pelayanan antenatal? - Manfaat standar pelayanan antenatal?
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
II. Sarana dan prasarana yang mendukung pelayanan anttenatal: 1. Bagaimana dengan sarana yang ada? 2. Bagaimana dengan prasarana? 3. Cara mengatasi kekurangan sarana dan prasarana?
III. Pelaksanaan 11 T oleh bidan a. Apa sajakah poin-poin dalam 11 T tersebut? Seperti apa pelaksanaannya? b. Bagian dari 11 T yang difokuskan pada kehamilan trimester I? c. Bagian dari 11 T yang difokuskan pada kehamilan trimester II? d. Bagian dari 11 T yang difokuskan pada kehamilan trimester III?
IV. Masalah dan kendala apa saja yang dihadapi dalam melaksanakan 11 T diluar sarana dan prasarana?
V. Upaya yang akan dilakukan dalam mengatasi masalah dan kendala dalam pelaksanaan 11 T.
VI. Kepatuhan bidan tentang standar pelayanan antenatal (11T): a.
Bagian dari poin 11T yang selalu dilaksanakan?
b.
Bagian dari poin 11T yang jarang dilaksanakan?
c. Bagian dari poin 11T yang tidak pernah dilaksanakan?
VII. Cakupan kunjungan ibu, peneliti melakukan telaah dokumen, yaitu laporan bulanan PWS KIA.
VIII. Masalah apa yag dihadapi bidan?
IX.
Upayan yang dilakukan dalam mengatasi masalah? Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
PEDOMAN FGD EVALUASI PELAKSANAAN 11T DALAM PELAYANAN ANTENATAL OLEH BIDAN DI PUSKESMAS SINGKAWANG TENGAH KOTA SINGKAWANG TAHUN 2012
Informan Bidan
Identitas Responden 1. Hari / tanggal wawancara : 2. Nomor responden
:
3. Umur
:
4. Pendidikan
:
5. Masa kerja
:
6. Tempat kerja
:
Pertanyaan I.
:
Kompetensi teknis bidan tentang pelayanan antenatal: 1. Apakah bidan pernah mengikuti pelatihan pelayanan antenatal? Kapan pelatihan dilaksanakan? Dan dimana dilaksanakan? 2. Pengetahuan bidan tentang standar pelayanan antenatal? - Tujuan pelaksanaan standar pelayanan antenatal? - Manfaat standar pelayanan antenatal?
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
II. Sarana dan prasarana yang mendukung pelayanan anttenatal: 1. Bagaimana dengan sarana yang ada? 2. Bagaimana dengan prasarana? 3. Cara mengatasi kekurangan sarana dan prasarana?
III. Pelaksanaan 11 T oleh bidan a. Apa sajakah poin-poin dalam 11 T tersebut? Seperti apa pelaksanaannya? b. Bagian dari 11 T yang difokuskan pada kehamilan trimester I? c. Bagian dari 11 T yang difokuskan pada kehamilan trimester II? d. Bagian dari 11 T yang difokuskan pada kehamilan trimester III?
IV. Masalah dan kendala apa saja yang dihadapi dalam melaksanakan 11 T diluar sarana dan prasarana?
V. Upaya yang akan dilakukan dalam mengatasi masalah dan kendala dalam pelaksanaan 11 T.
VI. Kepatuhan bidan tentang standar pelayanan antenatal (11T): 1. Bagian dari poin 11T yang selalu dilaksanakan? 2 Bagian dari poin 11T yang jarang dilaksanakan? 3. Bagian dari poin 11T yang tidak pernah dilaksanakan?
VII. Cakupan kunjungan ibu, peneliti melakukan telaah dokumen, yaitu laporan bulanan PWS KIA.
VIII. Masalah apa yag dihadapi bidan?
IX.
Upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalah? Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM EVALUASI PELAKSANAAN 11T DALAM PELAYANAN ANTENATAL OLEH BIDAN DI PUSKESMAS SINGKAWANG TENGAH KOTA SINGKAWANG TAHUN 2012
Informan triangulasi
Identitas Responden 1. Hari / tanggal wawancara : 2. Nomor responden
:
3. Umur
:
4. Pendidikan
:
5. Masa kerja
:
6. Tempat kerja
:
Pertanyaan I.
:
Kompetensi teknis bidan tentang pelayanan antenatal: 1. Apakah bidan pernah mengikuti pelatihan pelayanan antenatal? Kapan pelatihan dilaksanakan? Dan dimana dilaksanakan? 2. Pengetahuan bidan tentang standar pelayanan antenatal? - Tujuan pelaksanaan standar pelayanan antenatal? - Manfaat standar pelayanan antenatal?
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
II. Sarana dan prasarana yang mendukung pelayanan anttenatal: 1. Bagaimana dengan sarana yang ada? 2. Bagaimana dengan prasarana? 3. Cara mengatasi kekurangan sarana dan prasarana?
III. Pelaksanaan 11 T oleh bidan a. Apa sajakah poin-poin dalam 11 T tersebut? Seperti apa pelaksanaannya? b. Bagian dari 11 T yang difokuskan pada kehamilan trimester I? c. Bagian dari 11 T yang difokuskan pada kehamilan trimester II? d. Bagian dari 11 T yang difokuskan pada kehamilan trimester III?
IV. Masalah dan kendala apa saja yang dihadapi dalam melaksanakan 11 T diluar sarana dan prasarana?
V. Upaya yang akan dilakukan dalam mengatasi masalah dan kendala dalam pelaksanaan 11 T.
VI. Kepatuhan bidan tentang standar pelayanan antenatal (11T): a. Bagian dari poin 11T yang selalu dilaksanakan? b. Bagian dari poin 11T yang jarang dilaksanakan? c. Bagian dari poin 11T yang tidak pernah dilaksanakan?
VII. Cakupan kunjungan ibu, peneliti melakukan telaah dokumen, yaitu laporan bulanan PWS KIA.
VIII. Masalah apa yag dihadapi bidan?
IX.
Upayan yang dilakukan dalam mengatasi masalah?
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
DAFTAR TILIK PELAKSANAAN 11 T PADA PELAYANAN ANTENATAL
No
Jenis pemeriksaan
Trimester I
Trimester II
Trimester III
Keterangan
1
Tekanan darah
Rutin
2
Timbang berat badan
Rutin
3
Ukur LILA
Rutin
4
Ukur tinggi fundus uteri
Rutin
5
Tentukan presentasi janin
Rutin
6
Dengar denyut jantung janin
Rutin
7
Imunisasi
Rutin
8
Beri tablet Fe
Rutin
9
Tatalaksana kasus
Rutin
10
Periksa darah rutin dan khusus
11
Pemeriksaan Hb
Rutin
Golongan darah
Rutin
Protein urine
Atas indikasi
Gula darah/reduksi
Atas indikasi
Darah malaria
Atas indikasi
BTA
Atas indikasi
Darah sifilis
Atas indikasi
HIV
Atas indikasi
KIE
Rutin
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012