perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
EVALUASI KINERJA BIDAN PUSKESMAS DALAM PELAYANAN ANTENATAL CARE (ANC) DI KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA
TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan untuk Mencapai Derajat Magister
Program Studi Kedokteran Keluarga Minat Utama : Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh :
ENDANG ROSTIATI S 540809306
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
EVALUASI KINERJA BIDAN PUSKESMAS DALAM PELAYANAN ANTENATAL CARE (ANC) DI KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA Disusun Oleh :
Endang Rostiati NIM : S 540809306
Telah disetujui pada :
Dosen Pembimbing Pembimbing I Tanggal:
Pembimbing II Tanggal :
Prof. Dr. Satimin Hadiwidjaja, dr, PAK.MARS Putu Suriyasa, dr, MS, PKK, SpOK NIK: 19460405 197603 1 001 NIK: 19481105 198111 1 001
Mengetahui Kepala Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr, PAK, MM,KK NIP. 19480313 197610 1 001 commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
EVALUASI KINERJA BIDAN PUSKESMAS DALAM PELAYANAN ANTENATAL CARE (ANC) DI KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA Disusun Oleh : Endang Rostiati NIM : S 540809306 Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji Dewan Penguji Jabatan
Nama
Tanda Tangan
Ketua
Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr, PAK, MM.Mkes NIP. 194803131976101001
Sekretaris
Dr. Nunuk Suryani, M.Pd NIK. 19661108 199003 2 001
Anggota
Prof. Dr. Satimin Hadiwidjaja, dr, PAK. MARS NIK. 19460405 197603 1 001
Putu Suriyasa, dr. MS, PKK, SpOk NIK. 194811051981111001
Mengetahui
Prof. Dr. Suranto, M.Sc, Ph.D NIP. 195708201985031004
Surakarta, Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Prof.Dr. Didik Tamtomo, dr,PAK,MM,M.Kes NIP. 194803131976101001
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Endang Rostiati
NIM
: S 540809306
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul : Evaluasi Kinerja Bidan Puskesmas Dalam Pelayanan Antenatal Care (ANC) di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta adalah benar-benar karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam tesis ini diberi tanda sitasi dan ditunjukkan dalam kepustakaan. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sangsi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.
Surakarta Yang Membuat Pernyataan
Endang Rostiati
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis dengan judul “Evaluasi Kinerja Bidan Puskesmas Dalam Pelayanan Antenatal Care (ANC) di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta” Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat dalam rangka memperoleh gelar Magister Kesehatan pada Program Studi Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tesis ini dapat terselesaikan atas bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada yang terhormat : 1. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D, selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Prof. Dr. Didik Gunawan Tamtomo, dr, PAK, MM, M.Kes, selaku Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta 3. Dr. P.Murdani, K. MHPed, selaku Ketua Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan Pascasarjana Universitas Slamet Riyadi Surakarta. 4. Prof. Dr. Satimin Hadiwidjaja, dr, PAK. MARS, selaku Pembimbing I yang berkenan memberikan masukan dan bimbingan kepada peneliti. 5. Putu Suriyasa, dr, MS, PKK. SpOK, selaku Pembimbing II
yang telah
memberikan bimbingan, masukan dan pengarahan kepada peneliti. 6. Tim Penguji tesis yang telah membantu terlaksananya ujian sehingga dapat berjalan dengan lancar.
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7. Segenap dosen dan civitas akademika Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta Akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami berharap masukan dan kritik yang membangun demi perbaikan dalam penyusunan tesis yang akan datang. Surakarta, Januari 2011
Endang Rostiati
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru: seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, berjalan dan tidak menjadi lelah. (Yeyasa 40:31)
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. (Filipi 4:13)
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Endang Rostiati, NIM S 540809306. Evaluasi Kinerja Bidan Puskesmas Dalam Pelayanan Antenatal Care (ANC) di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta.Tesis : Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, 2010 Pelayanan kebidanan yang dilakukan oleh bidan puskesmas salah satunya adalah pemeriksaan antenatal yaitu pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perilaku bidan Puskesmas ditinjau dari faktor predisposisi, faktor pendukung dan faktor pendorong dalam melakukan Antenatal Care sesuai dengan standar pelayanan kebidanan di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta Desain penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian dilakukan di Puskesmas Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta dengan waktu penelitian bulan Oktober 2010 – Januari 2011. Sumber data menggunakan informan, peristiwa dan aktivitas serta dokumen. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, mengkaji dokumen dan Focus Group Discussion. Teknik analisis data menggunakan analisis interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan bidan tentang pedoman penggunaan kerja dalam pelaksanaan ANC dalam kategori baik. Sikap bidan dalam pelaksanaan ANC masih terdapat bidan yang belum benar atau belum tepat dalam pemberian pelayanan ANC. Hasil observasi kelengkapan peralatan di puskesmas Kecamatan Banjarsari diketahui bahwa keseluruhan Puskesmas yang ada di Kecamatan Banjarsari sudah memiliki peralatan yang lengkap dalam pelayanan ANC. Hasil penelitian tentang pelaksanaan monitoring bidan dalam pelayanan ANC sudah sesuai dengan pedoman kerja, monitoring dilakukan oleh kepala puskesmas baik secara langsung maupun tidak langsung dan pelaksanannya adalah 1 (satu) bulan sekali kemudian dilakukan evaluasi program dan kepala puskesmas juga melakukan kegiatan supervisi untuk mengetahui hasil pelaksanaan pekerjaan dari bidan. Kata Kunci : perilaku bidan, pelayanan ANC
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Endang Rostiati, NIM S 540809306. Evaluation Performane of Midwives in Antenatal Care Service at Health Centre Banjarsari Surakarta. Study Programme Heath Professional Education, Post Graduate Programme, Thesis, Sebelas Maret University, 2010 Midwifery services who performed by midwives one of them is antenatal. ANC is the antenatal care that was done to check the condition of mother and fetus on a regular basis, followed by efforts to correct the deviation was found. The purpose of this research to study the behavior midwives who evaluated from the predisposing factors, the factors supporting and motivating factor in doing Antenatal Care in accordance with the standards of midwifery services in the Health Centre Banjarsari Surakarta Research design use a descriptive qualitative. Research conducted at the District Health Center Banjarsari Surakarta with research time in October 2010 – Januari 2011. Source of data using informants, document the events and activities. Techniques of data collection using interviews, observation, document review and Focus Group Discussion. Analysis using an interactive analysis. The results showed that knowledge about the guidelines for the use of midwives working in the implementation of ANC in both categories. The attitude of midwives in the implementation of the ANC there are midwives who have not exactly true or not yet in service delivery ANC. Results observation completeness of equipment in health centers Banjarsari District is known that the overall health centers in Sub Banjarsari already comprehensive equipment in the service of ANC. Results of research on monitoring the implementation of midwives in the service of ANC is in conformity with the guidelines which the monitoring conducted by the head of the clinic, either directly or indirectly, and its implementation is 1 month later made chief of program evaluation and supervision of health center also conducts activities to find out the results implementation work of the midwife. Keywords: evaluation, performance of midwives, Antenatal Care Service
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................
iii
PERNYATAAN..........................................................................................
iv
KATA PENGANTAR ................................................................................
v
MOTTO
................................................................................................
vii
ABSTRAK ................................................................................................
viii
ABSTRACT ................................................................................................
ix
DAFTAR ISI ...............................................................................................
x
DAFTAR TABEL .......................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
xvi
BAB
PENDAHULUAN .................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah...................................................
1
B. Perumusan Masalah ........................................................
3
C. Tujuan Penelitian ............................................................
4
D. Manfaat Penelitian ..........................................................
5
LANDASAN TEORI .............................................................
6
A. Tinjauan Pustaka ..............................................................
6
BAB
I
II
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III
BAB IV
digilib.uns.ac.id
1. Bidan ..........................................................................
6
2. Ruang Lingkup Pelayanan Kebidanan .......................
7
3. Asuhan dan Konseling Selama Kehamilan ................
13
4. Standar Kompetensi Kebidanan ................................
15
5. Antenatal Care (ANC) ...............................................
16
6. Perilaku ......................................................................
21
B. Penelitian yang Relevan ..................................................
25
C. Kerangka Berpikir ...........................................................
27
METODE PENELITIAN.......................................................
29
A. Desain Penelitian..............................................................
29
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...........................................
29
C. Sumber Data .....................................................................
30
D. Teknik Pengumpulan Data ..............................................
31
E. Teknik Analisis Data .......................................................
33
F. Keakuratan Data ...............................................................
35
HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................
36
A. Deskripsi Lokasi Penelitian .............................................
36
B. Deskripsi Temuan Hasil Penelitian .................................
37
1. Faktor Predisposisi Bidan Puskesmas dalam Pelayanan Antenatal Care (ANC) ...............................................
37
2. Faktor Pendukung dalam Pelaksanaan Antenatal Care (ANC) ........................................................................
commit to user xi
49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Faktor Pendorong Bidan dalam Pelaksanaan Antenatal Care (ANC) ...............................................................
72
C. Pembahasan ......................................................................
79
KESIMPULAN DAN SARAN..............................................
103
A. Kesimpulan ......................................................................
103
B. Implikasi...........................................................................
105
C. Saran .................................................................................
105
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
107
LAMPIRAN
109
BAB V
..........................................................................................
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
Tabel 4.1.
Deskripsi responden berdasarkan umur .................................….
36
Tabel 4.2.
Deskripsi responden berdasarkan masa kerja .............................
37
Tabel 4.3.
Penggunaan Pedoman Kerja dalam Pelaksanaan ANC ..............
38
Tabel 4.4.
Pemberian penyuluhan kepada ibu hamil ...................................
40
Tabel 4.5.
Pengisihan asuhan kebidanan dalam pelayanan ANC ................
42
Tabel 4.6.
Sikap bidan dalam pelaksanaan ANC .........................................
43
Tabel 4.7.
Pelatihan bidan tentang Antenatal Care......................................
46
Tabel 4.8.
Manfaat pelatihan tentang Antenatal Care .................................
48
Tabel 4.9.
Kelengkapan peralatan dalam pelaksanaan Antenatal Care ......
49
Tabel 4.10. Pelaksanaan pemeriksaan riwayat kehamilan sekarang ..............
52
Tabel 4.11. Pelaksanaan pemeriksaan riwayat kehamilan sekarang ..............
53
Tabel 4.12. Pelaksanaan pemeriksaan riwayat kesehatan/penyakit yang Diderita sekarang dan dulu .........................................................
54
Tabel 4.13. Pelaksanaan pemeriksaan riwayat sosial ekonomi......................
55
Tabel 4.14. Pelaksanaan pemeriksaan fisik....................................................
56
Tabel 4.15. Pelaksanaan pemeriksaan tanda-tanda vital ................................
57
Tabel 4.16. Pelaksanaan pemeriksaan fisik kepala dan leher ........................
58
Tabel 4.17. Pelaksanaan pemeriksaan dada ...................................................
59
Tabel 4.18. Pedoman observasi pemeriksaan abdomen .................................
61
Tabel 4.19. Langkah/tugas pemeriksaan palpasi menurut Leopold ...............
62
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.20. Pelaksanaan pemeriksaan palpasi menurut Leopold I ................
63
Tabel 4.21. Pelaksanaan pemeriksaan palpasi menurut Leopold II ...............
64
Tabel 4.22. Pelaksanaan pemeriksaan palpasi menurut Leopold III ..............
64
Tabel 4.23. Pelaksanaan pemeriksaan palpasi menurut Leopold IV .............
65
Tabel 4.24. Pelaksanaan pemeriksaan panggul genitalia luar ........................
66
Tabel 4.25. Pelaksanaan pemeriksaan tangan dan kaki .................................
68
Tabel 4.26. Pelaksanaan pemeriksaan punggung ...........................................
69
Tabel 4.27. Pelaksanaan pembelajaran/pendidikan kesehatan .......................
70
Tabel 4.28. Pelaksanaan promosi kesehatan ..................................................
71
Tabel 4.29. Persiapan persalinan dan kesiagaan komplikasi .........................
72
Tabel 4.30. Monitoring dari Kepala Puskesmas ...........................................
73
Tabel 4.31. Pelaksanaan monitoring ..............................................................
74
Tabel 4.32. Evaluasi Program .......................................................................
75
Tabel 4.33. Kegiatan Supervisi ......................................................................
77
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Halaman
Gambar 4.1. Penggunaan pedoman kerja dalam pelaksanaan ANC ...........
39
Gambar 4.2. Pemberian penyuluhan kepada ibu hamil ..............................
41
Gambar 4.3. Pengisian asuhan kebidanan dalam pelayanan ANC .............
42
Gambar 4.4. Pelatihan bidan tentang ANC.................................................
47
Gambar 4.5. Manfaat pelatihan tentang ANC.............................................
48
Gambar 4.6. Kelengkapan peralatan dalam pelayanan ANC......................
50
Gambar 4.7. Pelaksanaan monitoring dari kepala puskesmas ....................
74
Gambar 4.8. Pelaksanaan evaluasi program oleh kepala puskesmas ..........
76
Gambar 4.9. Kegiatan supervisi ..................................................................
78
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Ethical Review Committee 2. Permohonan untuk menjadi responden 3. Persetujuan Penelitian (Informed Consent) 4. Pedoman wawancara dengan bidan 5. Format penilaian ujian praktik klinik asuhan kebidanan pada ibu hamil 6. Hasil wawancara dengan kepala puskesmas 7. Hasil wawancara dengan bidan puskesmas 8. Hasil Focus Group Discussion (FGD) 9. Lampiran Foto 10. Surat-Surat Penelitian
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2007 sebesar 248/100.000 Kelahiran Hidup (KH) dan jika dibandingkan dengan AKI tahun 2002 sebesar 307/100.000 kelahiran hidup, AKI tersebut sudah jauh menurun, namun masih jauh dari target Millenium Development Goal’s (MDG’s) 2015 (102/100.000 KH), sementara untuk Angka Kematian Bayi (AKB), berdasarkan perhitungan dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2007 diperoleh AKB sebesar 26,9/1000 KH. Angka ini menurun dibandingkan tahun 2002 sebesar 35/1000 KH dan upayanya akan lebih ringan bila dibandingkan dengan upaya pencapaian target MDG’s untuk penurunan AKI. Adapun target AKB pada MDG’s 2015 sebesar 17/1000 KH (Supari, 2009). Kematian ibu dan bayi disebabkan oleh faktor langsung dan tidak langsung, yaitu : a. Faktor langsung penyebab kematian ibu adalah perdarahan, eklampsia, infeksi, persalinan macet dan komplikasi keguguran, penyebab langsung kematian bayi adalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan kekurangan oksigen (asfiksia). b. Penyebab tidak langsung kematian ibu dan bayi baru lahir adalah karena kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat, selain itu juga disebabkan oleh 3 Terlalu (terlambat mengambil keputusan, terlambat sampai di commitmendapatkan to user tempat pelayanan dan terlambat pertolongan yang adekuat)
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
dan 4 Terlalu (terlalu tua, terlalu muda, terlalu banyak anak, terlalu rapat jarak kelahiran). (Dinkes Jateng, 2010). Tingginya angka kematian ibu di Indonesia kemungkinan terjadi pada ibu hamil yang berisiko tidak terdeteksi secara dini. Berdasarkan hal tersebut maka peran bidan sebgai ujung tombak pelayanan harus mampu dan terampil dalam memberikan pelayanan sesuai dengan standart yang ditetapkan. Peran serta yang proaktif dari bidan diharapkan dapat menekan penurunan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia. Peran bidan antara lain meningkatkan cakupan kunjungan pertama ibu hamil (K1), kunjungan keempat ibu hamil (K4) dan semua persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, semua komplikasi obstetri mendapat pelayanan rujukan yang adekuat, semua perempuan dalam usia reproduksi mendapatkan akses pencegahan dan penatalaksanaan kehamilan yang tidak diinginkan dan aborsi yang tidak aman (Sujudi, 2001). AKI Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2008 adalah 114,42/100.000 angka kelahiran hidup, penyebabnya adalah saat masa nifas (45,16%), saat bersalin (31,24%), saat hamil (23,50%), perdarahan (27,87%), eklampsia (23,27%) dan lain-lain (43,18%), sementara itu AKI di Surakarta sebanyak 17/100.000 dan khususnya di Kecamatan Banjarsari AKI nya adalah 6 /100.000 angka kelahiran hidup (Dinkes Kota Surakarta, 2010). Salah satu upaya untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta adalah dengan mempercepat pencapaian tujuan pembangunan kesehatan dengan penempatan bidan di seluruh puskesmas. Bidan merupakan tenaga profesional yang strategis untuk commit to user ditempatkan di lapangan, karena mereka dididik dalam pelaksanaan pelayanan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
kebidanan, pelayanan kesehatan ibu dan anak serta pelayanan keluarga berencana. Pelayanan kebidanan yang dilakukan oleh bidan puskesmas salah satunya adalah pemeriksaan antenatal yaitu pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan. Tujuan utama asuhan antenatal adalah untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya dengan ibu, mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan. Asuhan antenatal penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap berjalan normal selama kehamilan (Pusdiknakes, 2003). Perilaku bidan dalam pelayanan ANC inilah yang menarik minat peneliti untuk melakukan penelitian pada bidan di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta
B. Rumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : 1. Bagaimanakah kinerja bidan Puskesmas ditinjau dari faktor predisposisi (pengetahuan, sikap dan pelatihan) dalam melakukan Antenatal Care terhadap standar pelayanan kebidanan di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta ? 2. Bagaimanakah kinerja bidan Puskesmas ditinjau dari faktor pendukung commit to user (ketersediaan sarana medis/non medis) dalam melakukan Antenatal Care
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
terhadap standar pelayanan kebidanan di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta ? 3. Bagaimanakah kinerja bidan Puskesmas ditinjau dari faktor pendorong (pembinaan/supervisi dari kepala puskesmas) dalam melakukan Antenatal Care terhadap standar pelayanan kebidanan di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta ?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perilaku bidan dalam melakukan pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care) terhadap standar pelayanan kebidanan serta teknis dalam pemeriksaan di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui faktor pedisposisi (pengetahuan, sikap dan pelatihan) bidan dalam pemeriksaan kebidanan ibu hamil terhadap standar pelayanan kebidanan. b. Mengetahui faktor pendukung (ketersediaan sarana medis/non medis) bidan dalam pemeriksaan kebidanan ibu hamil terhadap standar pelayanan kebidanan. c. Mengetahui faktor pendorong (pembinaan/supervisi dari kepala puskesmas) bidan dalam pemeriksaan kebidanan ibu hamil terhadap standar pelayanan kebidanan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
d. Mengetahui beban kerja bidan dalam menanggulangi masalah 3 Terlalu (terlambat mengambil keputusan, terlambat sampai di tempat pelayanan dan terlambat mendapatkan pertolongan yang adekuat) dan 4 Terlalu (terlalu tua, terlalu muda, terlalu banyak anak, terlalu rapat jarak kelahiran). (Dinkes Jateng, 2010).
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini sebagai sarana untuk menambah wawasan peneliti dalam mengaplikasikan teori yang diperoleh di bangku kuliah. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Program Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk peningkatan kualitas pelayanan kebidanan dalam antenatal care yang dilaksanakan di Kecamatan Banjarsari Surakarta. b. Bagi Bidan Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi bagi bidan dalam melakukan ANC dengan standar pelayanan kebidanan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori 1. Bidan a. Pengertian Bidan Menurut Ikatan Bidan Indonesia (IBI), pengertian bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai persyaratan yang berlaku, dicatat, diberi ijin secara sah untuk menjalankan praktik (IBI dalam Masirfan, 2007). Menurut WHO (2005) bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau memiliki izin yang sah (lisensi) untuk melakukan praktik bidan (WHO dalam Kepmenkes No 369/Menkes/SK/III/2007). b. Kewajiban Bidan terhadap Profesinya 1) Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan yang bermutu pada masyarakat. 2) Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan
profesinya
sesuai
dengan
commit(The-Wie, to user 2009). pengetahuan dan teknologi
6
perkembangan
ilmu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
c. Perilaku profesional Bidan 1) Bertindak sesuai keahliannya 2) Mempunyai moral yang tinggi 3) Bersifat jujur 4) Tidak melakukan coba-coba 5) Tidak memberikan janji yang berlebihan 6) Mengembangkan kemitraan 7) Terampil berkomunikasi 8) Mengenal batas kemampuan 9) Mengadvokasi pilihan ibu (The-Wie, 2009). 2. Ruang Lingkup Standar Pelayanan Kebidanan Dinkes (2006) menyatakan bahwa standar pelayanan kebidanan meliputi 25 standar yang dikelompokkan sebagai berikut : a. Standar Pelayanan Umum (2 standar) Terdapat dua standar pelayanan umum sebagai berikut : 1) Standar 1 : Persiapan untuk kehidupan keluarga sehat Bidan memberikan penyuluhan dan nasehat kepada perorangan, keluarga dan masyarakat terhadap segala hal yang berkaitan dengan kehamilan, termasuk penyuluhan kesehatan umum, gizi, keluarga berencana, kesiapan dalam menghadapi kehamilan dan menjadi calon orang tua, menghindari kebiasaan yang tidak baik dan mendukung kebiasaan yang baik. 2) Standar 2 : Pencatatan commit to user Bidan melakukan pencatatan semua kegiatan yang dilakukannya, yaitu registrasi semua ibu hamil di wilayah kerja, rincian pelayanan yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
diberikan kepada setiap ibu hamil/bersalin/nifas dan bayi baru lahir, semua kunjungan rumah dan penyuluhan kepada masyarakat. Di samping itu bidan hendaknya mengikutsertakan kader untuk mencatat semua ibu hamil dan meninjau upaya masyarakat yang berkaitan dengan ibu dan bayi baru lahir. Bidan meninjau secara teratur catatan tersebut untuk menilai kinerja dan penyusunan rencana kegiatan untuk meningkatkan pelayanannya. b. Standar Pelayanan Antenatal (6 standar) Terdapat enam standar dalam standar pelayanan antenatal antara lain : 1) Standar 3 : Identifikasi Ibu Hamil Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur. 2) Standar 4 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal Bidan memberikan sedikitnya 4 x pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risti/kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS/Infeksi HIV, memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas. Bidan harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu mengambil tindakan yang commit to user diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
3) Standar 5 : Palpasi Abdominal Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan, serta bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu. 4) Standar 6: Pengelolaan Anemia pada Kehamilan Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan/atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dnegan ketentuan yang berlaku. 5) Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan menenali tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya. 6) Standar 8 : Persiapan Persalinan Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, di samping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini. c. Standar Pertolongan Persalinan (4 standar) Terdapat enam standar dalam standar pertolongan persalinan antara lain commit to user adalah :
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
1) Standar 9 : Asuhan Saat Persalinan Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah dimulai, kemudian memberikan
asuhan
dan
pemantauan
yang
memadai,
dengan
memperhatikan kebutuhan klien, selama proses persalinan berlangsung. 2) Standar 10 : Persalinan yang Aman Bidan melakukan pertolongan persalinan yang aman, dengan sikap sopan dan penghargaan terhadap klien serta memperhatikan tradisi setempat. 3) Standar 11 : Pengeluaran Plasenta dengan Penegangan Tali Pusat Bidan melakukan penegangan tali pusat dengan benar untuk membantu pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap. 4) Standar 12 : Penanganan Kala II dengan Gawat Janin Melalui Episiotomi Bidan mengenali secara tepat tanda-tanda gawat janin pada Kala II yang lama,
dan
segera
melakukan
episiotomi
dengan
aman
untuk
memperlancar persalinan, diikuti dengan penjahitan perineum. d. Standar Pelayanan Nifas (3 standar) Terdapat tiga standar pelayanan dalam standar pelayanan nifas antara lain : 1) Standar 13 : Perawatan Bayi Baru Lahir Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan pernafasan spontan, mencegah hipoksia sekunder, menemukan kelainan, dan melakukan tindakan atau merujuk sesuai dengan kebutuhan. Bidan juga harus mencegah atau menangani hipotermia. 2) Standar 14 : Penanganan pada Dua Jam Pertama Setelah Persalinan Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya commit to user komplikasi dalam dua jam setelah persalinan, serta melakukan tindakan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
yang diperlukan. Di samping itu bidan memberikan penjelasan tentang hal-hal yang mempercepat pulihnya kesehatan ibu, dan membantu ibu untuk memulai pemberian ASI. 3) Standar 15 : Pelayanan bagi Ibu dan Bayi pada Masa Nifas Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan rumah pada hari ke tiga, minggu ke dua dan minggu ke enam setelah persalinan, untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat yang benar, penemuan dini, penanganan atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan tentang kesehatan secara umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi baru lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB. e. Standar Penanganan Kegawatdaruratan Obstetri-Neonatal (10 standar). Terdapat sepuluh standar penanganan kegawatdaruratan Obstetri-Neonatal antara lain : 1) Standar 16 : Penanganan Perdarahan Pada Kehamilan Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala perdarahan pada kehamilan, serta melakukan pertolongan pertama dan merujuknya. 2) Standar 17 : Penanganan Kegawatan pada Eklamsia Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala eklamsia mengancam, serta merujuk dan/atau memberikan pertolongan pertama 3) Standar 18 : Penanganan Keawatan pada Partus Lama/macet Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala partus lama/macet serta commit to user melakukan penanganan yang memadai dan tepat waktu atau merujuknya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
4) Standar 19 : Persalinan dengan Forsep Rendah Bidan
mengenali
kapan
diperlukan
ekstraksi
forsep
rendah,
menggunakan forsep secara benar dalam memberikan pertolongan persalinan dengan memastikan keamanannya bagi ibu dan janin/bayinya. 5) Standar 20 : Persalinan dengan Penggunaan Vakum Ekstraktor Bidan mengenali kapan diperlukan ekstraksi vakum, melakukannya secara benar dalam memberikan pertolongan persalinan dengan memastikan keamanannya bagi ibu dan janin/bayinya. 6) Standar 21 : Penanganan Retentio Plasenta Bidan mampu mengenali retensio plasenta dan memberikan pertolongan pertama, termasuk plasenta manual dan penanganan perdarahan, sesuai dengan kebutuhan. 7) Standar 22 : Penanganan Perdarahan Postpartum Primer Bidan mampu mengenali perdarahan yang berlebihan dalam 24 jam pertama setelah persalinan (perdarahan postpartum primer) dan segera melakukan pertolongan pertama untuk mengendalikan perdarahan. 8) Standar 23 : Penanganan Perdarahan Postpartum Sekunder Bidan mampu mengenali secara tepat dan dini tanda serta gejala perdarahan postpartum sekunder, dan melakukan pertolongan pertama untuk penyelamatan jiwa ibu, dan atau merujuknya. 9) Standar 24 : Penanganan Sepsis Puerperalis Bidan mampu mengenali secara tepat tanda dan gejala sepsis puerperalis, serta melakukan pertolongan pertama atau merujuknya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
10) Standar 25 : Penanganan Asfiksi Bidan mampu mengenali dengan tepat bayi baru lahir dengan asfiksia, serta melakukan resusitasi secepatnya, mengusakan bantuan medis yang diperlukan dan memberikan perawatan lanjutan. 3. Asuhan dan Konseling Selama Kehamilan Bidan
memberikan
asuhan
antenatal
bermutu
tinggi
untuk
mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi : deteksi diri, pengobatan atau rujukan dari komplikasi tertentu. Pengetahuan dasar yang harus diketahui bidan untuk melakukan asuhan dan konseling selama kehamilan antara lain adalah : a.
Anatomi dan fisiologis tubuh manusia
b.
Siklus menstruasi dan proses konsepsi
c.
Tumbuh kembang janin dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
d.
Tanda-tanda dan gejala kehamilan
e.
Mendiagnosa kehamilan
f.
Perkembangan norma kehamilan
g.
Komponen riwayat kesehatan
h.
Komponen pemeriksaan fisik yang terfokus selama antenatal
i.
Menentukan umur kehamilan dari riwayat menstruasi, pembesaran dan/atau tinggi fundus uteri
j.
Mengenal tanda dan gejala anemia ringan dan berat, hyperemesis gravidarum,
kehamilan
ektopik
terganggu,
abortus
imminen,
molahydatidosa dan komplikasinya, dan kehamilan ganda, kelainan letak commit to user serta pre eklamsia.
perpustakaan.uns.ac.id
k.
digilib.uns.ac.id 14
Nilai normal dari pemeriksaan laboratorium seperti Haemoglobin dalam darah, test gula, protein, acetone dan bakteri dalam urine.
l.
Perkembangan normal dari kehamilan : perubahan bentuk fisik, ketidaknyamanan yang lazim, pertumbuhan fundus uteri yang diharapkan.
m. Perubahan psikologis yang normal dalam kehamilan dan dampak kehamilan terhadap keluarga. n.
Penyuluhan dalam kehamilan, perubahan fisik, perawatan buah dada, ketidaknyamanan, kebersihan, seksualitas, nutrisi, pekerjaan dan aktivitas (senam hamil).
o.
Kebutuhan nutrisi bagi wanita hamil dan janin.
p.
Penata laksanaan imunisasi pada wanita hamil
q.
Pertumbuhan dan perkembangan janin
r.
Persiapan pesalinan, kelahiran dan menjadi orang tua
s.
Persiapan keadaan dan rumah/keluarga untuk menyambut kelahiran bayi.
t.
Tanda-tanda dimulainya persalinan.
u.
Promosi dan dukungan pada ibu menyusui
v.
Teknik relaksasi dan strategi meringankan nyeri pada persiapan persalinan dan kelahiran.
w. Mendokumentasikan temuan dan asuhan yang diberikan x.
Mengurangi ketidaknyamanan selama masa kehamilan
y.
Penggunaan obat-obat tradisional ramuan yang aman untuk mengurangi ketidaknyamanan selama kehamilan.
z.
Akibat yang ditimbulkan dari merokok, penggunaan alkohol dan obat commit to user terlarang bagi toxoplasmasmosis
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
aa. Tanda dan gejala dari komplikasi kehamilan yang mengancam jiwa seperti pre eklamsia, perdarahan pervaginam, kelahiran prematur, anemia berat bb. Kesejahteraan janin termasuk DJJ danpola aktivasijanin cc. Resusitasi kardiopulmonary (Kepmenkes, 2007). 4. Standar Kompetensi Kebidanan Standar kompetensi kebidanan menurut Kepmenkes (2007) antara lain adalah sebagai berikut : a. Kompetensi 1 : bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan ketrampilan dari ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat dan etik yang membentuk dasar dari asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya untuk wanita, bayi baru lahir dan keluarganya. b. Kompetensi 2 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh di masyarakat dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat, perencanaan kehamilan dan kesiapan menjadi orang tua. c. Kompetensi 3 : Bidan memberikan asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatna selama kehamilan yang meliputi : deteksi diri, pengobatan atau rujukan dari komplikasi tertentu. d. Kompetensi 4 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin selama persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi yang kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita pada bayinya yang baru lahir.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
e. Kompetensi 5: Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu tinggi dan tanggap terhadap budaya setempat. f. Kompetensi 6 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi baru lahir sehat sampai dengan 1 bulan. g. Kompetensi 7 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi komprehensif pada bayi dan balita sehat 1 bulan – 5 tahun. h. Kompetensi 8 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan komprehensif pda keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai dengan budaya setempat. i. Kompetensi 9 : Melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita/ibu dengan gangguan sistem reproduksi. 5. Antenatal Care (ANC) Pemeriksaan antenatal adalah pemeriksaan yang dilakukan/diberikan kepada seorang ibu hamil sampai saat persalinan. (Siswoduarmo, 1992). Pengertian pemeriksaan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan. Tujuannya adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat (Depkes, 2002). Antenatal Care merupakan pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Manuaba, 2003). Tujuan Antenatal Care (ANC) : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi. b. Meningkatkan dan mempertahankan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi. c. Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan. d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya. e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif. f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar tumbuh kembang secara normal (Saifuddin, 2002). Pemeriksaan kehamilan atau antenatal care yang baik akan memberi manfaat bagi ibu hamil antara lain menurunkan angka kematian maternal, yaitu dengan mengidentifikasi faktor resiko yang berhubungan dengan usia, paritas, riwayat obstetric buruk dan perdarahan selama kehamilan, sehingga dapat ditentukan pertolongan persalinan yang aman. Selain itu ibu hamil dapat mendapatkan konseling tentang kehamilannya, kesehatan reproduksi dan alat kontrasepsi (Winkjosastro, 1999). Standar pelayanan minimal antenatal dan penerapan operasionalnya dikenal dengan standar minimal “7T” itu terdiri atas : a. Timbang berat badan, penambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3 sampai 0,5 kg per minggu. Pada akhir kehamilan pertambahan berat commit to user badan total adalah 9-12,5 kg. Bila terdapat penambahan berat badan yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
berlebihan perlu diperkirakan adanya resiko (hidramnion, janin besar, kehamilan kembar). b. Ukur tekanan darah, tekanan darah tinggi di dalam kehamilan merupakan resiko. Tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg. c. Ukur Tinggi Fundus Uteri, merupakan satu cara penentuan umur kehamilan dan berat badan janin dalam rahim. d. Pemberian imunisasi atau tetanus toxoid. Pemberian imunisasi TT baru memberikan perlindungan bila diberikan sekurang-kurangnya 2x dengan interval kira-kira 4 minggu, kecuali bila sebelumnya sudah diberikan pada masa calon pengantin. e. Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan, tablet zat besi sebaiknya tidak diminum bersama teh, kopi, susu karena mengganggu proses penyerapan. f. Test terhadap penyakit menular seksual. g. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan, memberikan konseling pada ibu hamil, suami dan keluarga agar mengerti tanda-tanda resiko kehamilan. Banyak penyebab atau faktor yang mendorong ibu hamil dalam memutuskan
untuk
melakukan
dan
tidak
melakukan
pemeriksaan
kehamilannya atau antenatal care. Ada beberapa variabel yang mempengaruhi ibu hamil mau memeriksakan kehamilan, diantaranya adalah : a. Kerentanan yang ia rasakan (perceived susceptibility) terhadap kehamilan. Ibu hamil akan memeriksakan kehamilannya jika ia tahu bahwa setiap kehamilan itu beresiko.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
b. Keseriusan yang dirasakan (perceived seriousness) tentang faktor resiko dan resiko tinggi pada kehamilan. Jika ia mengetahui bahwa ia beresiko itu akan mendorong ibu untuk melakukan ANC untuk mengatasinya. c. Manfaat dan rintangan-rintangan yang dirasakan (perceived benefits an barriers) ibu mau memeriksakan kehamilan jika mengetahui manfaat apa yang didapatkan dari melakukan ANC dan tindakan ibu memeriksakan kehamilannya juga dapat dipengaruhi oleh rintangan-rintangan yang ditemukan waktu akan melakukan ANC, seperti suami atau keluarga tidak mengijinkan, perilaku petugas kesehatan tidak memuaskan (petugas tidak melakukan asuhan sayang ibu), transportasi yang sulit. d. Pendorong untuk bertindak (cues to action), untuk mendapatkan tingkat penerimaan yang benar tentang kerentanan, keseriusan dan keuntungan sehingga ibu mau memeriksakan kehamilannya atau ANC maka diperlukan isyarat-isyarat berupa faktor eksternal. Faktor-faktor tersebut misalnya media massa, petugas kesehatan, keluarga (Notoatmodjo, 2003) Frekuensi pemeriksaan kehamilan adalah sebagai berikut : a. Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid. b. Pemeriksaan ulang yakni setiap bulan sampai umur kehamilan 6 sampai 7 bulan, setiap 2 minggu sampai kehamilan berumur 8 bulan, setiap 1 minggu sejak umur hamil 8 bulan sampai terjadi persalinan (Manuaba, 2003) Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal yaitu : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
a. Satu kali kunjungan trimester pertama (sebelum 14 minggu) Kunjungan pertama bertujuan mendiagnosis dan menghitung umur kehamilan, mengkaji status kesehatan untuk mengetahui masalah medis. b. Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28) Yang dikaji dalam kunjungan ulang Trimester III antara lain : kemajuan kehamilan, tanda bahaya kehamilan, identifikasi gerakan janin c. Dua kali kunjungan selama trimester ketiga Yang dikaji dalam kunjungan ulang trimester III, antara lain : 1) Meninjau kesehatan umum dan tanda bahaya trimester III, misalnya penambahan berat badan yang berlebihan secara tiba-tiba karena oedem, nyeri abdomen, mata kabur dan lain-lain. 2) Mengidentifikasi tanda kelahiran preterm Pemeriksaan fisik, meliputi : tekanan darah, berat badan, tinggi fundus uteri dan detak Jantung Janin (Walsh, 2008) Pemeriksaan antenatal dilakukan oleh tenaga yang terlatih dan terdidik dalam bidang kebidanan yaitu pembantu bidan, bidan, dokter dan perawat yang sudah dilatih. Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan khusus, agar dapat berlangsung dengan baik. Kehamilan juga mengandung resiko, dan resiko kehamilan tersebut bersifat dinamis, karena ibu hamil yang pada mulanya normal secara tiba-tiba dapat menjadi beresiko tinggi. Faktor resiko pada ibu hamil, seperti umur terlalu muda/tua, banyak anak, dan beberapa faktor biologis lainnya, adalah keadaan yang langsung commit to user menambah resiko kesakitan dan kematian pada ibu hamil. Resiko tinggi adalah keadaan yang berbahaya dan mungkin menjadi penyebab langsung kematian
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
ibu, misalnya perdarahan melalui jalan lahir, eklampsia dan infeksi. Beberapa faktor resiko yang sekaligus terdapat pada seorang ibu dapat menjadikan kehamilannya beresiko tinggi.
Di tingkat pelayanan dasar, pemeriksaan
antenatal hendaknya memenuhi tiga aspek pokok (Depkes, 2002) yaitu : a. Aspek medik yang meliputi 1) Diagnosa kehamilan 2) Penemuan kelainan secara dini 3) Pemberian terapi sesuai diagnosa b. Penyuluhan, komunikasi dan motivasi ibu hamil, antara lain megenai : 1) Penjagaan kesehatan dirinya dan janinnya. 2) Pengenalan tanda-tanda bahaya dan faktor resiko yang dimilikinya. 3) Pencarian pertolongan yang memadai secara tepat waktu c. Rujuk Ibu hamil dengan resiko tinggi harus dirujuk ke tempat pelayanan yang mempunyai fasilitas lebih lengkap. 6. Perilaku Perilaku adalah suatu reaksi psikis (berpendapat, berpikir dan bersikap) seseorang terhadap lingkungannya, atau sebagai suatu aksi dan reaksi organisme terhadap lingkungannya (Notoadmodjo, 2003). Berarti perilaku baru akan terwujud bila ada seseuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi yakni suatu rangsangan. Pada dasarnya proses perubahan perilaku dapat diamati melalui sikap dan tindakan, tetapi dapat juga bersifat potensial yakni dalam bentuk pengetahuan, motivasi, persepsi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
Menurut Green dalam Notoadmodjo (2003) perilaku itu sendiri terbentuk oleh 3 faktor sehingga dapat mempengaruhi kinerja bidan dalam pelayanan Antenatal Care (ANC), yaitu : a. Faktor
Predisposisi
(Predisposing
Factors)
yang
terwujud
dalam
pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya. b. Faktor Pendukung (Enabling Factors) yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas atau sarana kesehatan, seperti kontrasepsi dan obat-obatan. c. Faktor Pendorong (Reinforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan ataupun petugas lainnya, merupakan kelompok referensi dari perilaku bidan. Berdasarkan pengertian tersebut maka berarti perilaku bidan di dalam pelayanan ANC ditenukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orangtua atau masyarakat yang bersangkutan. Ketersediaan fasilitas dan sikap serta perilaku para petugas kesehatan, dan saling mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku. Sebagai contoh dapat digambarkan rangsangan tersebut adalah pelayanan antenatal yang tepat, maka agar seorang bidan di desa dapat memberikan pelayanan tersebut harus berperilaku mendukung pelayanan antenatal. Oleh karena itu perlu adanya pengetahuan tentang apa dan bagaimana pelayanan antenatal, bagaimana sikap dan tindakan apa saja yang dilakukan pada saat memberikan pelayanan tersebut. Perbuatan perilaku (Notoatmodjo, 2003) dapat dilaksanakan melalui 3 commit to user cara yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
a. Menggunakan kekuatan/kekuasaan atau dorongan. Perubahan perilaku dengan strategi ini. Akan cepat berhasil namun tidak bertahan lama, karena dipaksakan pada sasaran. b. Pemberian informasi. Informasi secara jelas kepada sasaran tentang suatu hal akan meningkatkan pengetahuan tentang hal tersebut. Dengan adanya pengetahuan yang memadai, akan timbul kesadaran dan akhirnya terbentuk perilaku baru sesuai pengetahaun yang telah dimiliki. c. Diskusi dan partisipasi. Dengan cara ini sasaran akan memperoleh informasi dua arah, sehingga dapat menimbulkan partisipasi akitf peserta dan perilaku baru dapat bertahan lama Simon-Morton,
dkk
(1985)
menyatakan
bahwa
pengetahuan,
kepercayaan, sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi perilaku dapat diubah dengan stimulus pendidikan, yang mengarah pada perbuahan perilaku. Pendidikan kesehatan pada umumnya mengembangkan pengalaman belajar yang mengarah kepada perubahan perilaku. Perilaku seseorang dapat diketahui dari pengetahuan, sikap dan tindakan yang dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Pengetahuan Pengetahuan seseorang bisanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari berbagai macam sumber, misalnya media massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan dan sebagainya. Pengetahuan ini dapat membentuk keyakinan tertentu. Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa pengetahuan merupakan result dan akibat proses penginderaan sebagian besar berasal dari penglihatan dan pendengaran. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
b. Sikap Azwar (1995) mendefinisikan sikap dikatakan sebagai suatu respon evaluatif. Respon hanya akan timbul apabila individu dihadapakan pada suatu stimulan yang menghendaki adanya reaksi individual. Respon Evaluatif berarti bahwa bentuk reaksi yang dinyatakan sebagai sikap itu timbulnya didasari oleh proses evaluasi dari individu yang memberi kesimpulan terhadap stimulus. Dalam bentuk nilai baik-buruk, positifnegatif, menyenangkan, tidak menyenangkan, yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap obyek sikap. Sikap merupakan respon evaluatif yang banyak menentukan tindakan nyata seringkali jauh berbeda. Hal ini dikarenakan tindakan nyat tidak hanya ditentukan oleh sikap semata, akan tetapi oleh berbagai faktor eksternal lainnya. Ketidak harmonisan sikap lebih merupakan masalah orientsi individu terhadap situasi yang ada. Pada dasarnya, sikap memang lebih bersifat pribadi sedangkan tindakan atau kelakuan lebih bersifat umum atau sosial. Bila konsistensi sikap dan perilaku dilihat dari arti korelasi antara keduanya, maka hasil studi telah memperlihatkan bahwa adanya hubungan sikap dan perilaku hanya tampak apabila pengukuran sikap itu erat berkaitan dengan macam perilaku yang bersangkutan. Pada umumnya individu cenderung untuk memiliki sikap yang searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
Notoatmodjo (2003) menyatakan suatu sikap belum otomatis terwujud dalam bentuk praktek. Terwujudnya sikap menjadi perbuatan yang nyata (praktek) diperlukan faktor pendukung atau kondisi yag memungkinkan. Hasil penelitian Syah (1998) menunjukkan bahwa semakin tinggi motivasi bidan semakin tinggi kinerja bidan dalam pelayanan antenatal. Faktor-faktor yang mempengaruh terhadap kinerja bidan dalam pelayanan
antenatal
selain motivasi adalah rekan kerja. Jadi kinerja bidan dapat ditingkatkan dengan memberikan motivasi, pada bidan melalui rekan kerja Puskesmas.
B. Penelitian yang Relevan 1. Henri Peranginangin (2006) dengan judul Telaah Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Pada Sarana Kesehatan: Pemeliharaan Kesehatan Ibu Hamil dalam Upaya Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup. Hasil penelitian pemanfaatan pelayanan antenatal care oleh sejumlah Ibu hamil di Indonesia belum sepenuhnya sesuai dengan pedoman yang ditetapkan. Hal ini cenderung menyulitkan tenaga kesehatan dalam melakukan pembinaan pemeliharaan kesehatan Ibu hamil secara teratur dan menyeluruh, termasuk deteksi dini terhadap faktor risiko kehamilan yang penting segera ditangani. Kurangnya pemanfaatan antenatal care oleh Ibu hamil ini berhubungan dengan faktor-faktor predisposisi (predisposing factors) yang terwujud dalam pendidikan, jumlah anak, pendidikan suami, sikap, umur, pekerjaan, pendapatan, pengetahuan Ibu hamil dan sebagainya, faktor-faktor commit factors) to user yang terwujud dalam jarak fisik pemungkin/pendukung (enabling lokasi, biaya antenatal care, fasilitas pelayanan antenatal care, waktu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
tunggu dan sebagainya; serta faktor-faktor penguat (reinforcing factors) yang terwujud dalam perilaku petugas pelayanan antenatal care, sikap petugas pelayanan antenatal care, sikap tokoh masyarakat. Dampak dari kurangnya
pembinaan
pemeliharaan
kesehatan
Ibu
hamil
akan
menimbulkan kerugian tidak saja pada Ibu hamil itu sendiri tetapi juga berpengaruh buruk bagi anak yang akan dilahirkan kemudian. Angka Kematian Ibu di Indonesia pada tahun 2005 adalah 290,8 per seratus ribu kelahiran hidup. Penyebab kematian Ibu di Indonesia antara lain adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia, anaemia, kurang energi kronis dan keadaan “4 terlalu” (terlalu muda/tua, sering dan banyak). 2. Firman Hayadi Kristiani (2007) dengan judul : Analisis Kinerja Bidan Puskesmas Dalam Pelayanan Antenatal di Bengkulu Selatan. Hasil penelitian menyatakan bahwa kinerja merupakan gambaran tingkat suatu pelaksanaan kegiatan atau program dalam usaha mencapai tujuan, misi, dan visi organisasi. Pencapaian kinerja bidan dapat dilihat dari 3 kompanen yaitu kondisi yang diharapkan, pelaksanaan program dan indikator yang dicapai. Secara statistik ada hubungan yang signifikan antara umpan balik dari atasan, motivasi dan insentif, serta pengetahuan dengan kinerja bidan puskesmas dalam pelayanan antenatal, namun kemaknaan secara praktis kurang berarti dan rendah. Tidak ada hubungan yang signifikan antara harapan dalam pekerjaan, lingkungan/alat dengan kinerja bidan puskesmas dalam pelayanan antenatal. Kinerja bidan puskesmas dalam pelayanan antenatal dikategorikan cukup. Faktor commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
dominan yang berhubungan dengan kinerja bidan dalam pelayanan antenatal adalah pengetahuan.
C. Kerangka Berpikir Upaya menurunkan kematian dan kesakitan ibu dan anak menuntut hubungan yang erat antar berbagai tingkat sistem pelayanan kesehatan masyarakat yang dimulai dari Puskesmas. Upaya tersebut mencakup berbagai upaya pencegahan, deteksi dini komplikasi kehamilan, persalinan aman dan bersih, serta rujukan ke fasilitas rujukan yang memadai. Standar pelayanan berguna dalam norma dan tingkat kinerja dan dapat pula digunakan untuk menentukan kompetensi dalam menjalankan praktik kebidanan. Hasil kerja bidan di dalam pelayanan dapat diukur antar lain dari cakupan kegiatan pelayanan antenatal (Cakupan K1 dan K4) serta dari kualitas pelayanan antenatal. Beberapa variabel yang mempengaruhi kinerja bidan antara lain pengetahuan dan sikap dalam melaksanakan pelayanan antenatal. Berdasarakan uraian tersebut maka kerangka berpikir dalam penelitian ini didasarkan pada kerangkan teori perilaku kesehatan dari Green (1980), bahwa perilaku dipengaruhi oleh faktor predisposisi, faktor pendukung dan faktor pendorong dari bidan di dalam memberikan pelayanan Antenatal Care. Untuk lebih jelasnya kerangka berpikir tersebut dapat dibuat bagan sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
Faktor Predisposisi · Pengetahuan · Sikap · Pelatihan
Faktor Pendukung · Ketersediaan sarana medis/non medis
Kinerja
Faktor Pendorong · Pembinaan/supervisi dari Kepala Puskesmas Kerangka Berpikir
commit to user
Pelayanan ANC
Kualitas Pelayanan Bidan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian Desain penelitian disesuaikan dengan permasalahan yang akan dijawab melalui penelitian. Desain penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang direncanakan berlangsung di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta dengan harapan dapat memperoleh informasi dari bidan puskesmas untuk memperoleh informasi mengenai pelayanan Antenatal Care (ANC). Pelaksanaan penelitian dimulai dari peneliti datang ke bidan puskesmas untuk memohon ijin dalam pelaksanaan penelitian, setelah ijin diberikan peneliti melakukan wawnacara dengan bidan tersebut kemudian melakukan verifikasi data, reduksi data dan penarikan simpulan dari hasil wawancara. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta dengan waktu penelitian bulan Oktober 2010 – Januari 2011. 2. Pendekatan Penelitian Penelitian ini berkeinginan untuk mengungkap data atau informasi mengenai perilaku bidan Puskemas dalam pelayanan ANC dengan pendekatan penelitian kualitatif. C. Sumber Data Jenis sumber data menurut Sutopo (2002) adalah sebagai berikut : 1. Narasumber (Informan) Dalam penelitian kualitatif posisi sumber data manusia (narasumber) commit to user sangat penting peranannya sebagai individu yang memiliki informasi. 29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
Peneliti dan narasumber memiliki posisi yang sama dan narasumber bukan memberikan sekedar tanggapan pada yang diminta peneliti, tetapi ia lebih memilih arah dan selera dalam menyajikan informasi yang dimiliki. Kriteria inklusi dari narasumber dalam penelitian ini adalah bidan yang bekerja di Puskesmas Kecamatan Banjarsari Surakarta dengan kriteria inklusi adalah bidan yang telah bekerja lebih dari 5 tahun sehingga mampu memberikan informasi yang akurat. 2. Peristiwa atau aktivitas Data atau informasi juga dapat dikumpulkan dari peristiwa, aktivitas atau perilaku sebagai sumber data yang berkaitan dengan sasaran penelitiannya. Dari pengamatan pada peristiwa atau aktivitas, peneliti akan bisa mengetahui proses bagaimana sesuatu terjadi secara berlebih pasti karena menyaksikan sendiri secara langsung. Peristiwa sebagai sumber data memang sangat beragam, baik yang terjadi secara sengaja ataupun tidak, aktivitas rutin yang berulang atau yang hanya satu kali terjadi, aktivitas yang formal maupun yang tidak formal, dan juga yang tertutup ataupun yang terbuka untuk bisa diamati oleh siapa saja. 3. Dokumen dan Arsip Dokumen dan arsip merupakan data tertulis yang bergayutan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Dokumen atau arsip merupakan rekaman tertulis (tetapi juga berupa gambar atau benda peninggalan yang berkaitan dengan suatu aktivitas atau peristiwa tertentu). Dokumen dan arsip bisa dikatakan sebagai suatu rekaman atau sesuatu yang berkaitan dengan suatu peristiwa tertentu, dan dapat secara baik dimanfaatkan sebagai sumber data dalam penelitian. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain : 1. Wawancara Tujuan utama melakukan wawancara adalah untuk menyajikan konstruksi saat sekarang dalam suatu konteks mengenai para pribadi, peristiwa, aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi, tanggapan atau persepsi, tingkat dan bentuk keterlibatan dan sebagainya, untuk merekonstruksi beragam hal seperti itu sebagai bagian dari pengalaman masa lampau, dan memproyeksikan hal-hal itu dikaitkan dengan harapan yang terjadi di masa yang akan datang. Wawancara dilakukan dengan bidan puskesmas yang telah bekerja lebih dari 5 tahun, di dalam melakukan wawancara tersebut ada tahapan yang dipakai yaitu : a. Penentuan siapa yang akan diwawancarai b. Persiapan wawancara c. Langkah awal d. Pengusahaan agar wawancara bersifat produktif e. Penghentian wawancara dan mendapatkan simpulan Wawancara penelitian dilakukan terhadap informan yang merupakan sumber data dengan topik wawancara yang telah ditetapkan dalam kisi-kisi wawancara dan foto dokumentasi wawancara yang akan dilaksanakan. 2. Observasi Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa atau lokasi dan benda serta rekaman gambar. Observasi dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada observasi langsung dapat dilakukan dengan mengambil peran atau tak berperan. Dalam penelitian ini observasi dilakukan untuk memperoleh commit to user pengetahuan mengenai perilaku bidan dalam pelayanan ANC.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
3. Mengkaji Dokumen dan Arsip (Content Analysis) Dokumen dan arsip merupakan sumber data yang memiliki posisi penting dalam penelitian kualitatif. Terutama bila sasaran kajian mengarah pada latar belakang atau berbagai peristiwa yang terjadi di masa lampau yang sangat berkaitan dengan kondisi atau peristiwa masa kini yang sedang diteliti. Teknik pengumpulan data yang berupa dokumen dan arsip dilakukan dengan melakukan pencatatan. Pencatatan yang dilakukan bukan sekedar mencatat isi penting yang tersurat dalam dokumen atau arsip, tetapi juga maknanya yang tersirat yaitu Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) dan Buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak). 4. Focus Group Discussion (FGD) Teknik ini digunakan untuk menggali data terutama mengenai sikap, minat dan latar belakang mengenai sesuatu kondisi dan juga untuk menggali keinginan serta kebutuhan dari suatu kelompok masyarakat. Data yang diperoleh sudah merupakan data sebagai hasil dialog antar peserta diskusi. Untuk melakukan teknik FGD peneliti menentukan fokus bahasan yang akan menjadi topik utama dalam diskusi. Pokok bahasan dalam FGD meliputi : a. Peran bidan dalam pelayanan Antenatal Care (ANC) b. Partisipasi masyarakat dalam pelayanan Antenatal Care (ANC) c. Pengaruh ANC terhadap kondisi ibu hamil
E. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data induktif, mengikuti konsep yang diberikan Miles and Humberman dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
Spradley. Miles and Humberman (1984) dalam Sutopo (2002) yakni pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan simpulan. 1. Pengumpulan data, data yang ada dicari dan dikumpulkan semua. Pada tahap ini, peneliti juga bisa memulai proses klasifikasi awal (secara umum). Pada proses ini idealnya seorang peneliti juga melakukan pelacakan, pencatatan, pengorganisasian data yang relevan untuk memfokuskan pada masalah yang diteliti. 2. Tahap reduksi data, yaitu seleksi data, pemfokusan dan penyerderhanaan data, dari semua data yang sudah didapat. Setelah itu data yang tidak diperluakan disisihkan dan data-data yang penting untuk penelitian dikumpulakan jadi satu, dan diklasifikasikan menjadi lebih spesifik. 3. Melaksanakan kegiatan display atan penyajian data. Yaitu data yang diperoleh tersebut bisa disajikan dalam bentuk matrik maupun tabel-tabel yang bisa mewakili karakter yang diperlukan. 4. Membuat simpulan sementara dan menguji kembali dengan metode triangulasi, baik menggunakan triangulasi peneliti, teori, data, maupun metode. 5. Tahap terakhir, yaitu membuat pernyataan atau simpulan mengenai apa yang dimengerti secara bulat tentang suatu masalah yang diteliti dalam bahasa kualitatif yang diskriptif dan bersifat interpretatif. Metode analisis interaktif dapat digambarkan sebagai berikut : Pengumpulan data
Reduksi data
Sajian data
commit to user
Penarikan Simpulan/ verifikasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
F. Keakuratan Data Moleong (2007) menyatakan bahwa teknik pemeriksaan keabsahan data dapat dilakukan dengan cara : 1. Perpanjangan Keikutsertaan Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal di lapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai, jika hal ini bertujuan untuk : (a) membatasi gangguan dari dampak peneliti pada konteks, (b) membatasi kekeliruan (bias) peneliti, (c) mengkompensasikan pengaruh dari kejadian yang tidak biasa atau pengaruh sesaat. 2. Ketekunan / Keajegan Pengamatan Keajegan pengamatan berarti mencari secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau tentatif. Mencari suatu usaha membatasi berbagai pengaruh. Mencari apa yang dapat diperhitungkan dan apa yang tidak dapat. Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara terperinci. 3. Triangulasi Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber-sumber lainnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
4. Pemeriksaan Sejawat Melalui FGD Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat. Teknik ini mengandung maksud sebagai salah satu teknik pemeriksaan keakuratan data. 5. Uraian Rinci Teknik ini menuntut peneliti agar melaporkan hasil penelitiannya sehingga uraiannya itu dilakukan seteliti mungkin dan secermat mungkin yang menggambarkan konteks tempat penelitian diselenggarakan. 6. Auditing Auditing adalah konsep bisnis, khususnya di bidang fiskal yang dimanfaatkan untuk memeriksa kebergantungan dan kepastian data. Hal ini dilakukan baik terhadap proses maupun terhadap hasil atau keluaran. Penelusuran audit (audit trail) tidak dapat dilaksanakan apabila tidak dilengkapi dengan catatan-catatan pelaksanaan keseluruhan proses dan hasil studi. Dari uraian di atas, maka keakuratan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik perpanjangan keikutsertaan, karena peneliti tinggal di lapangan penelitian sampai memperoleh data yang sebanyak-banyaknya. Dengan perpanjangan keikutsertaan maka derajat kepercayaan data yang dikumpulkan dapat ditingkatkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Diskripsi Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini di Puskesmas di Kecamatan Banjarsari Surakarta, yaitu Puskesmas Gambirsari, Puskesmas Manahan, Puskesmas Nusukan, Puskesmas Setabelan, Puskesmas Banyuanyar dan Puskesmas Gilingan. Responden dalam penelitian ini adalah bidan puskesmas di Kecamatan Banjarsari yang berjumlah 23 bidan dan menjadi sampel dalam penelitian ini. 1.
Deskripsi responden berdasarkan kelompok umur Deskripsi responden berdasarkan kelompok umur pada bidan di Kecamatan Banjarsari Surakarta dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.1. Deskripsi responden berdasarkan umur Umur 20 – 30 th 31 – 40 th 41 – 50 th 51 – 60 th
Responden Jumlah 4 6 10 3 23
Persentase (%) 17,40 26,10 43,50 13,00 100,00
Sumber : Data primer, tahun 2010 Berdasarkan tabel 4.1. diketahui bahwa mayoritas responden berusia 41 – 50 tahun yaitu sebanyak 10 responden (43,5%). 2.
Deskripsi responden berdasarkan masa kerja Deskripsi responden berdasarkan masa kerja bidan di Kecamatan Banjarsari
user ini : Surakarta dapat dilihat padacommit tabel dito bawah 36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
Tabel 4.2. Deskripsi responden berdasarkan masa kerja Responden
Masa Kerja
Jumlah 5 5 8 5 23
Kurang dari 5 tahun 5 s/d 10 tahun 11 s/d 15 tahun Lebih dari 15 tahun
Persentase (%) 21.70 21.70 34.80 21.70 100,00
Sumber : Data primer, tahun 2010 Berdasarkan tabel 4.2. diketahui bahwa mayoritas responden mempunyai masa kerja 11 sampai dengan 15 tahun yaitu sebanyak 8 bidan (34,8%).
B. Diskripsi Temuan Hasil Penelitian 1. Faktor Predisposisi Bidan Puskesmas dalam Pelayanan Antenatal Care (ANC) Perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan dan tradisi dari orang atau masyarakat yang bersangkutan. Ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku. Predisposing factors (faktor predisposisi) dalam penelitian ini terwujud dalam pengetahuan, sikap dan pelatihan bidan. Pengetahuan menjadi dasar bagi ketaatan bidan dalam melaksanakan pedoman kerja dalam pelayanan Antenatal Care (ANC).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
a. Pengetahuan bidan tentang pelayanan Antenatal Care (ANC) Salah satu faktor yang mempengaruhi bidan dalam melaksanakan pedoman kerja pelayanan ANC adalah pengetahuan dan kemampuan, motivasi dan pelatihan. Untuk melihat seberapa pengetahuan bidan tentang pelayanan ANC di Puskesmas Kecamatan Banjarsari dapat diketahui bahwa sebagian besar informan yaitu bidan pelaksana mengetahui tentang pelayanan ANC baik dari puskesmas pusat maupun Dinas Kesehatan Kota. Pengetahuan bidan dalam pelaksanaan ANC yang diperoleh berdasarkan informasi dari beberapa informan adalah sebagai berikut : Tabel 4.3. Penggunaan Pedoman Kerja dalam Pelaksanaan ANC Responden No. Jawaban 1 Ya 2 Ya 3 Ya 4 Ya, sudah 5 Ya 6 Ya 7 Ya 8 Ya, sudah 9 Ya 10 Sudah 11 Ya 12 Ya Sumber : Data primer, tahun 2010 Berdasarkan
kategori
No. 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
penggunaan
Responden Jawaban Ya Ya Sudah Ya Ya Ya Sudah Ya Ya Ya Ya
pedoman
kerja
dalam
pelaksanaan ANC, bila divisualisasikan dalam diagram batang akan tampak seperti pada gambar di bawah ini : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
Gambar 4.1. Penggunaan Pedoman Kerja dalam Pelaksanaan ANC Pengetahuan bidan tentang pedoman penggunaan kerja dalam pelaksanaan Antenatal Care (ANC) dalam kategori baik, terlihat bahwa keseluruhan bidan puskesmas Banjarsari sudah menggunakan pedoman kerja yang telah ditetapkan. b. Pemberian penyuluhan kepada ibu hamil Antenatal Care merupakan perawatan atau asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sebelum kelahiran, yang berguna untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu hamil maupun bayinya dengan cara menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan kesehatan. Asuhan ANC penting untuk menjamin proses alamiah kelahiran berjalan normal dan sehat, baik kepada ibu maupun bayi yang akan dilahirkan. Salah satu kegiatan yang berperan langsung terhadap pengembangan pemberdayaan kualitas bidan adalah pelatihan.
to user Pelatihan yang efektif commit akan menghasilkan bidan yang lebih bermutu,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
sehingga mampu melaksanakan tugasnya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, untuk dapat mewujudkan tersedianya sumber daya manusia Indonesia yang produktif. Pengetahuan bidan dalam pemberian penyuluhan kepada ibu hamil mengenai ANC yang diperoleh berdasarkan informasi dari beberapa informan adalah sebagai berikut : Tabel 4.4. Pemberian penyuluhan kepada ibu hamil Responden No. Jawaban 1 Ya 2 Ya 3 Ya 4 Ya 5 Ya 6 Ya 7 Ya 8 Ya 9 Ya 10 Ya 11 Ya 12 Ya Sumber : Data primer, tahun 2010
No. 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Responden Jawaban Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
Berdasarkan tabel 4.4 diketahui keseluruhan responden telah melakukan pemberian penyuluhan kepada ibu hamil mengenai Antenatal Care (ANC). Bila divisualisasikan dalam diagram batang akan tampak seperti pada gambar di bawah ini :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
Gambar 4.2. Pemberian penyuluhan kepada ibu hamil c. Pengisian asuhan kebidanan Pelayanan ANC adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional ibu selama kehamilannya, yang dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan. Pelayanan ANC merupakan pelayanan
kesehatan
kehamilannya
yang
yang
diberikan
mencakup
banyak
kepada hal
ibu
selama
meliputi
masa
anamnesis,
pemeriksaan fisik baik umum dan khusus, pemeriksaan psikologis, pemerikasan laboratorium atas intervensi dasar dan khusus sesuai dengan resiko yang ada. Dalam pelayanan ANC maka bidan juga melakukan pengisian asuhan kebidanan. Pengetahuan bidan dalam pengisian asuhan kebidanan dalam pelayanan ANC yang diperoleh berdasarkan informasi dari beberapa informan adalah sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
Tabel 4.5. Pengisian asuhan kebidanan dalam pelayanan ANC Responden No. Jawaban 1 Ya 2 Ya 3 Ya 4 Ya 5 Ya 6 Ya 7 Ya 8 Ya 9 Ya 10 Ya 11 Ya 12 Ya Sumber : Data primer, tahun 2010
No. 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Responden Jawaban Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
Berdasarkan tabel 4.5. diketahui bahwa keseluruhan responden telah melakukan pengisian asuhan kebidanan dalam pelayanan Antenatal Care (ANC). Bila divisualisasikan dalam diagram batang akan tampak seperti pada gambar di bawah ini :
Gambar 4.3. Pengisian asuhan kebidanan dalam pelayanan ANC
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
d. Sikap bidan dalam Pelaksanaan Antenatal Care (ANC) Dalam melaksanakan pelayanan Antenatal Care, ada tujuh standar pelayanan yang harus dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang dikenal dengan 7 T, yaitu: 1. Timbang berat badan (BB). 2. Pemberian Tetanus Toksoid (TT). 3. Ukur tekanan Darah (TD). 4. Ukur tinggi Fundus Uterus (TFU). 5. Pemberian Fe. 6. Tes penyakit menular seksual (PMS). 7. Temu Wicara. Sikap bidan dalam pelaksanaan ANC dilakukan melalui observasi kepada informan atau responden dalam melayani ibu hamil saat pelaksanaan ANC, dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.6. Sikap Bidan dalam Pelaksanaan ANC Tidak Dilakukan Jumlah %
No
Sikap
1
Mengucapkan salam dan menyambut klien dengan ramah Memperkenalkan diri dan berjabat tangan dengan pasien Menjelaskan tujuan pemeriksaan Meminta persetujuan dan kontrak waktu Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya Merespon terhadap reaksi pasien dengan tepat dan komunikasi aktif dengan pasien Sabar dan teliti, tidak tergesa-gesa, percaya diri dan tidak gugup Memberikan perhatian terhadap setiap pertanyaan klien
2
3 4 5
6
7
8
Dilakukan tidak tepat Jumlah %
Dilakukan dengan tepat Jumlah %
0
0.0
8
34.8
15
65.2
2
8.7
14
60.9
7
30.4
0
0.0
0
0.0
23
100.0
7
30.4
14
60.9
3
13.0
0
0.0
0
0.0
23
100.0
0
0.0
4
17.4
19
82.6
0
0.0
6
26.1
17
73.9
0
0.0
9
39.1
14
60.9
Sumber : Data primer, tahun 2010
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
Berdasarkan tabel 4.6. diketahui bahwa masih ada sikap bidan yang belum benar atau belum tepat dalam pemberian pelayanan Antenatal Care (ANC). Sebanyak 8 orang bidan (34,8%) belum melakukan dengan tepat dalam mengucapkan salam dan menyambut klien dengan ramah sedangkan sebanyak 15 bidan (65,2%) telah melakukan dengan tepat dalam mengucapkan salam dan menyambut klien dengan ramah. Sebanyak 14 orang bidan (60,9%) melakukan tetapi tidak tepat dalam memperkenalkan diri dan berjabat tangan dengan pasien, sebanyak 7 orang (30,4%) telah melakukan dengan tepat dan sebanyak 2 bidan (8,7%) tidak memperkenalkan diri dan berjabat tangan dengan pasien. Keseluruhan bidan 23 bidan (100%) dalam menjelaskan tujuan pemeriksaan telah dilakukan secara benar. Sebanyak 14 bidan (60,9%) melakukan secara tidak tepat dalam meminta persetujuan dan kontrak waktu, sebanyak 7 bidan (30,4%) tidak melakukannya dan hanya sebanyak 3 bidan (13,0%) telah melakukan dengan tepat. Keseluruhan bidan (100%) telah melakukan dengan benar dalam memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya. Sebanyak 19 bidan (82,6%) sudah melakukan secara tepat dalam merespon terhadap reaksi pasien dengan tepat dan komunikasi aktif dengan pasien sedangkan sebanyak 4 bidan (17,4%) tidak melakukan secara tepat. Sikap bidan untuk sabar dan teliti, tidak tergesa-gesa, percaya diri dan tidak gugup diketahui bahwa sebanyak 17 bidan (73,9%) telah melakukannya dengan tepat sedangkan sebanyak 6 bidan
commit to user (26,1%) tidak melakukan secara tepat. Sedangkan sebanyak 14 bidan (60,9%)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
dalam memberikan perhatian terhadap setiap pertanyaan klien sudah dilakukan dengan tepat sedangkan 9 bidan (39,1%) dilakukan tetapi belum tepat. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan 3 orang bidan dalam mengetahui sikap bidan dalam pelaksanaan Antenatal Care (ANC) “Saya tidak memperkenalkan diri karena saya sudah mengenal dengan ibu hamil tersebut” (bidan I) “Tidak berjabat tangan, karena saya sudah mengenal pasien tersebut sehingga langsung saya persilahkan masuk saja” (Bidan II) “Ya biasa ibu, kalo pasien banyak saya berpikir praktis untuk lebih fokus ke pemeriksaan saja” Hasil
dari
wawancara
tersebut
diketahui
bahwa
bidan
tidak
memperkenalkan diri dan berjabat tangan dengan pasien adalah karena bidan sudah mengenal pasien dengan baik sehingga tidak perlu mengucapkan salam dan berjabat tangan lagi. Sedangkan salah seorang bidan yang lain menyatakan bahwa karena fokus menangani pasien sehingga terkadang kurang berkomunikasi aktif dengan pasien. Sementara itu untuk hal-hal yang telah dilakukan dengan tepat oleh bidan di Puskesmas Banjarsari Surakarta antara lain adalah mengucapkan salam dan menyambut klien dengan ramah, hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan beberapa responden yang menyatakan bahwa bidan perlu mengucapkan salam dan berusaha bersikap ramah kepada pasien agar terbina hubungan yang menyenangkan antar bidan dan ibu hamil.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
e. Pelatihan Bidan dalam Pelayanan Antental Care (ANC) Pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki performansi pekerjaan pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawab karyawan perusahaan. Supaya efektif, pelatihan biasanya harus mencakup pengalaman belajar (Learning experience), aktivitas-aktivitas yang terencana (be a planned organizational activity), dan didesain sebagai
jawaban
diidentifikasikan.
atas Secara
kebutuhan-kebutuhan ideal,
pelatihan
harus
yang didesain
berhasil untuk
mewujudkana tujuan-tujuan organisasi pada waktu yang bersamaan juga mewujudkan tujuan-tujuan dari para bidan secara perorangan. Pelatihan sering dianggap sebagai aktivitas karyawan. Pimpinan menyokong pelatihan karena melalui pelatihan para karyawan akan menjadi lebih trampil, dan karenanya lebih produktif. Tabel 4.7. Pelatihan bidan tentang Antenatal Care Responden No Jawaban 1 Sudah 2 Sudah 3 Sudah 4 Sudah 5 Sudah 6 Sudah 7 Sudah 8 Sudah 9 Sudah 10 Sudah 11 Sudah 12 Sudah Sumber : Data primer, tahun 2010 commit to user
No 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Responden Jawaban Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
Berdasarkan kategori pelatihan bidan tentang Antenatal Care (ANC) seperti pada tabel 4.7, bila divisualisasikan dalam diagram batang akan tampak seperti pada gambar di bawah ini :
Gambar 4.4. Pelatihan bidan tentang ANC Keberadaan pelatihan kepada bidan dalam pelaksanaan ANC ini juga diketahui dari hasil wawancara dengan beberapa kepala puskesmas : “Ya, kami mengikutsertakan pelatihan ANC pada tenaga kami untuk meningkatkan keterampilannya” (Kepala Puskesms I) “Ya, bidan kami ikut pelatihan ANC hanya saja sudah agak lama pelatihan tersebut” (Kepala Puskesmas II) “Ikut pelatihan ANC, saya memang mengupayakan bahwa semua bidan mendapatkan pelatihan dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat” (Kepala Puskesmas III). Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa keseluruhan bidan sudah mendapatkan pelatihan mengenai ANC, kemudian dilakukan observasi lanjutan kepada masing-masing responden untuk mengetahui manfaat dari hasil pelatihan tentang ANC, hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
Tabel 4.8. Manfaat Pelatihan tentang Antenatal Care Responden No Jawaban 1 Sangat bermanfaat 2 Bermanfaat 3 Bermanfaat 4 Bermanfaat 5 Bermanfaat 6 Sangat Bermanfaat 7 Bermanfaat 8 Bermanfaat 9 Sangat Bermanfaat 10 Bermanfaat 11 Sangat Bermanfaat 12 Bermanfaat Sumber : Data primer, tahun 2010
No 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Responden Jawaban Sangat bermanfaat Sangat Bermanfaat Bermanfaat Sangat Bermanfaat Sangat Bermanfaat Sangat Bermanfaat Bermanfaat Bermanfaat Bermanfaat Bermanfaat Bermanfaat
Berdasarkan kategori manfaat pelatihan tentang Antenatal Care (ANC) seperti pada tabel 4.8. Bila divisualisasikan dalam diagram batang akan tampak seperti pada gambar di bawah ini :
Gambar 4.5. Manfaat Pelatihan tentang Antenatal Care
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
2. Faktor Pendukung dalam Pelaksanaan Antenatal Care (ANC) Pemanfaatan peralatan bidan dalam pelayanan Antenatal Care (ANC) merupakan salah satu pedoman kerja bagi bidan dalam pelayanan ANC yang telah ditetapkan menjadi acuan dalam pelayanan bidan. Alat–alat yang dibutuhkan untuk pemeriksaan ibu hamil di antaranya adalah: timbang berat badan, pengukur tinggi badan, tensimeter, stetoskop monokuler atau linec, meteran atau midlen, hamer reflek, jangka panggul serta peralatan untuk pemeriksaan laboratorium kehamilan yaitu pemeriksaan kadar hemoglobin, protein urin dan urin reduksi. Hasil observasi untuk mengetahui kelengkapan peralatan di puskesmas se Kecamatan Banjarsari diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.9. Kelengkapan Peralatan dalam pelaksanaan Antenatal Care Responden No. Jawaban 1 Ya, lengkap 2 lengkap 3 Ya, lengkap 4 lengkap 5 Ya, lengkap 6 lengkap 7 lengkap 8 lengkap 9 Ya, lengkap 10 lengkap 11 Ya, lengkap 12 lengkap Sumber : Data primer tahun 2010
No. 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Responden Jawaban lengkap lengkap lengkap lengkap Ya, lengkap Ya, lengkap lengkap lengkap lengkap Ya, lengkap Ya, lengkap
Berdasarkan kategori peralatan bidan yang digunakan dalam pelayanan Antenatal Care (ANC) seperti pada tabel 4.7, bila divisualisasikan dalam
usergambar di bawah ini : diagram batang akan tampakcommit sepertitopada
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
Gambar 4.6. Kelengkapan Peralatan dalam Pelayanan Antenatal Care Untuk mengetahui penggunaan peralatan dalam pelaksanaan ANC dilakukan wawancara dengan informan tentang pemanfaatan peralatan. Hasil wawancara dengan bidan melalui penggunaan peralatan antara lain : “ya penggunaan peralatan sesuai dengan pedoman kerja yang ditentukan” (bidan I) “sesuai dengan pedoman kerja yang ditetapkan” (bidan II) “peralatan yang digunakan sesuai dengan pedoman kerja pelayanan” (bidan III) Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa telah ada upaya puskesmas agar peralatan digunakan sesuai dengan pedoman kerja sebagai acuan dalam bekerja yang mengacu pada pedoman kerja yang diterbitkan oleh kepala puskesmas setempat. Hal tersebut diperkuat dengan hasil wawancara dengan bidan yang menyatakan bahwa peralatan yang digunakan di puskesmas ini sudah lengkap sehingga menunjang kinerja bidan dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
pelaksanaan ANC yang penggunaannya sesuai dengan pedoman kerja yang telah ditetapkan. Hasil wawancara tersebut yaitu : “peralatan di puskesmas ini lengkap” (bidan I) “lengkap, dan mampu menunjang kinerja” (bidan II) “peralatan di sini lengkap dan menunjang kinerja kami” (bidan III) Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan diketahui bahwa peralatan yang digunakan dalam pelayanan ANC dapat menunjang kinerja bidan dalam pelaksanaan pekerjaannya. Hasil observasi terhadap pernyataan bidan mengenai kelengkapan di atas kemudian dikuatkan dengan pernyataan kepala puskesmas, sebagaimana dikutip dalam wawancara dibawah ini : “…..Saya kira sudah lengkap,Untuk sarana dan prasarana kalau kurang lengkap atau ada yang rusak berusaha melengkapi dengan cara membeli sendiri atau minta DKK ….” (Kepala Puskesmas I) “…….Saya kira untuk sarana dan prasarana yang ada di puskesmas untuk menunjang pelayanan ANC sudah cukup memadai , apabila tidak ada atau rusak dibuat usulan bertahap setiap tahun…” (Kepala Puskesmas II) Hasil wawancara di atas menunjukan bahwa untuk sarana dan prasarana yang menunjang pelayanan antenatal sudah lengkap dan sesuai standar, jadi tidak alasan bagi bidan untuk tidak melakukan pelayanan antenatal yang berkualitas. 1. Riwayat Kehamilan Sekarang Deskripsi responden dalam observasi riwayat kehamilan sekarang dari pasien dapat dilihat padacommit tabel sebagai to userberikut :
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
Tabel 4.10. Pelaksanaan Pemeriksaan Riwayat Kehamilan Sekarang No 1 2 3 4
5
6
Riwayat Kehamilan Sekarang Keluhan umum HPHT dan apakah normal Gerakan janin Tanda-tanda bahaya dan penyulit Obat yang dikonsumsi (termasuk janin) Kekhawatirankekhawatiran khusus
Tidak dilakukan Jumlah % 0 0.0 0 0.0
Dilakukan tidak tepat Jumlah % 0 0.0 0 0.0
Dilakukan dengan tepat Jumlah % 23 100 23 100
0 0
0.0 0.0
0 0
0.0 0.0
23 23
100 100
0
0.0
0
0.0
23
100
0
0.0
0
0.0
23
100
Sumber : Data primer tahun 2010 Hasil tabel 4.10 menunjukkan bahwa pelaksanaan pemeriksaan riwayat kehamilan sekarang yang meliputi (keluhan umum, HPHT, gerakan janin, tanda-tanda bahaya dan penyulit, obat yang dikonsumsi dan kekhawatiran-kekhawatiran khusus) pada ibu hamil sudah dilakukan secara benar oleh bidan puskesmas Banjarsari Surakarta (100%). 2. Riwayat Kehamilan yang Lalu Deskripsi responden dalam observasi riwayat kehamilan sekarang dari pasien dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
Tabel 4.11. Pelaksanaan Pemeriksaan Riwayat Kehamilan Sekarang No 1 2 3 4 5
6
7 8
Riwayat Kehamilan yang lalu Jumlah kehamilan Jumlah anak yang lahir hidup Jumlah kelahiran prematur Jumlah keguguran Persalinan dengan tindakan (operasi sesar, forsep, vakum) Riwayat perdarahan pada persalinan atau pasca persalinan Berat bayi < 2,5 kg atau > 4 kg Masalah janin
Tidak dilakukan Jumlah % 0 0.0 0 0.0
Dilakukan tidak tepat Jumlah % 0 0.0 0 0.0
Dilakukan dengan tepat Jumlah % 23 100 23 100
0
0.0
0
0.0
23
100
0 0
0.0 0.0
0 0
0.0 0.0
23 23
100 100
0
0.0
0
0.0
23
100
0
0.0
0
0.0
23
100
0
0.0
0
0.0
23
100
Sumber : Data primer tahun 2010 Hasil tabel 4.11 menunjukkan bahwa pelaksanaan pemeriksaan riwayat kehamilan masa lalu yang terdiri dari (jumlah kehamilan, jumlah anak yang lahir hidup, jumlah kelahiran prematur, jumlah keguguran, persalinan dengan tindakan, riwayat perdarahan pada persalinan atau pasca persalinan, berat bayi dan masalah janin) pada ibu hamil sudah dilakukan secara benar oleh bidan puskesmas Banjarsari Surakarta (100%). 3. Riwayat Kesehatan/Penyakit yang Diderita Sekarang dan Dulu Deskripsi
responden
dalam
observasi
pemeriksaan
riwayat
kesehatan/penyakit yang diderita sekarang dan dulu dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
Tabel 4.12 Pelaksanaan Pemeriksaan Riwayat Kesehatan/Penyakit yang Diderita Sekarang dan Dulu
No 1 2 3 4 5 6 7
Riwayat kesehatan/penyakit dulu dan sekarang Masalah kardiovaskular Hipertensi Diabetes Malaria Penyakit kelamin/HIV/AIDS Imunisasi Toxoid Tetanus (TT) Lainnya
Tidak dilakukan
Dilakukan tidak tepat
Dilakukan dengan tepat
Jumlah 0
% 0.0
Jumlah 0
% 0.0
Jumlah 23
% 100
0 0 0 0
0.0 0.0 0.0 0.0
0 0 0 0
0.0 0.0 0.0 0.0
23 23 23 23
100 100 100 100
0
0.0
0
0.0
23
100
0
0.0
0
0.0
23
100
Sumber : Data primer tahun 2010 Hasil tabel 4.12 menunjukkan bahwa pelaksanaan pemeriksaan riwayat kesehatan/penyakit yang diderita sekarang dan dulu yang terdiri dari (masalah kardiovaskular, hipertensi, diabetes, malaria, penyakit kelamin/HIV/AIDS, Imunisasi TT dan lainnya) pada ibu hamil sudah dilakukan secara benar oleh bidan puskesmas se Kecamatan Banjarsari Surakarta (100%). 4. Riwayat Sosial Ekonomi Deskripsi responden dalam pelaksanaan pemeriksaan riwayat sosial ekonomi dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
Tabel 4.13 Pelaksanaan Pemeriksaan Riwayat Sosial Ekonomi
No
Riwayat sosial ekonomi
Dilakukan dengan tepat
% 0.0 0.0
Jumlah 0 0
% 0.0 0.0
Jumlah 23 23
% 100 100
Riwayat KB Dukungan keluarga Pengambil keputusan dalam keluarga
0 0 0
0.0 0.0 0.0
0 0 0
0.0 0.0 0.0
23 23 23
100 100 100
Gizi yang dikonsumsi dan kebebasan makan, Vitamin A Kebiasaan hidup sehat, merokok, minum-minuman keras, mengkonsumsi obat terlarang
0
0.0
0
0.0
23
100
0
0.0
0
0.0
23
100
Tempat dan petugas kesehatan yang diinginkan untuk membantu persalinan
0
0.0
0
0.0
23
100
Status perkawinan Respon ibu dan keluarga
3 4 5 6
8
Dilakukan tidak tepat
Jumlah 0 0
1 2
7
Tidak dilakukan
Sumber : Data primer tahun 2010 Hasil tabel 4.13 menunjukkan bahwa pelaksanaan pemeriksaan sosial ekonomi yang terdiri dari (status perkawinan, respon ibu dan keluarga, riwayat KB, dukungan keluarga, pengambil keputusan dalam keluarga, gizi yang dikonsumsi dan kebebasan makan, vitamin A, kebiasaan hidup sehat, merokok, minum minuman keras, mengkonsumsi obat terlarang, beban kerja dan kegiatan sehari-hari, tempat dan petugas kesehatan yang diinginkan untuk membantu persalinan) pada ibu hamil sudah dilakukan secara benar oleh bidan puskesmas se Kecamatan Banjarsari Surakarta (100%).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
5. Pemeriksaan Fisik Deskripsi responden dalam pelaksanaan pemeriksaan fisik dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.14. Pelaksanaan Pemeriksaan Fisik No 1
2 3
4
Pemeriksaan fisik Meminta pasien untuk mengosongkan kandung kemih dan menampungnya di bengkok urine mead stream Mencuci tangan Menjelaskan seluruh prosedur sambil melakukan pemeriksaan Mengajukan pertanyaan lebih lanjut untuk klarifikasi sambil melakukan pemeriksaan sesuai dengan kebutuhan dan kelayakan
Tidak dilakukan Jumlah % 0 0.0
Dilakukan tidak tepat Jumlah % 0 0.0
Dilakukan dengan tepat Jumlah % 23 100.0
0 0
0.0 0.0
15 9
65.2 39.1
8 14
34.8 60.9
0
0.0
0
0.0
23
100.0
Sumber : Data primer tahun 2010 Hasil tabel 4.14 menunjukkan bahwa pelaksanaan pemeriksaan fisik pada ibu hamil diperoleh hasil bahwa sebanyak 23 bidan (100%) telah melakukan secara benar dalam meminta pasien untuk mengosongkan kandung kemih dan menampungnya di bengkok urine mead stream. Dalam pemeriksaan mencuci tangan sebanyak 15 bidan (65,2%) melakukannya tetapi tidak tepat sedangkan sebanyak 8 bidan (34,8%) telah melakukannya secara tepat. Dalam menjelaskan seluruh proedur sambil melakukan pemeriksaan sebanyak 9 bidan (39,1%) melakukannya commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
tetapi tidak tepat sedangkan sebanyak 14 bidan (60,9%) sudah melakukannya dengan tepat. Dalam mengajukan pertanyaan lebih lanjut untuk klarifikasi sambil melakukan pemeriksaan sesuai dengan kebutuhan dan kelayakan keseluruhan bidan (100%) sudah melakukannya dengan tepat. Secara keseluruhan di dalam pemeriksaan fisik masih terdapat bidan yang belum melakukannya secara benar. 6. Pelaksanaan Pemeriksaan Tanda-tanda Vital Deskripsi responden dalam pelaksanaan pemeriksaan fisik tanda-tanda vital dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.15 Pelaksanaan Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital No 1 2
3
4
Pemeriksaan tandatanda Vital Mengukur tinggi dan berat badan Mengukur tekanan darah, nadi dan suhu Meminta pasien untuk melepaskan pakaian dan menawarkan klien linen untuk menutup tubuhnya Membantu pasien berbaring di meja atau tikar tempat tidur pemeriksaan yang bersih
Tidak dilakukan
Dilakukan tidak tepat Jumlah % 16 69.6
Dilakukan dengan tepat Jumlah % 7 30.4
Jumlah 0
% 0.0
0
0.0
16
69.6
7
30.4
0
0.0
0
0.0
23
100
0
0.0
0
0.0
23
100
Sumber : Data primer tahun 2010 Hasil tabel 4.15 menunjukkan bahwa pelaksanaan pemeriksaan tanda-tanda vital pada ibu hamil masih terdapat bidan yang belum melakukannya secara benar hal ini diketahui dalam pemeriksaan
commit to user mengukur tinggi dan berat badan diketahui bahwa sebanyak 16 bidan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
(69,6%) belum melakukannya secara tepat sedangkan sebanyak 7 bidan (30,4%) sudah melakukannya secara tepat. Dalam pemeriksaan mengukur tekanan darah, nadi dan suhu sebanyak 16 bidan (69,6%) sudah melakukan tetapi tidak tepat sedangkan sebanyak 7 bidan (30,4%) sudah melakukannya dengan tepat. 7. Pemeriksaan Fisik Kepala dan Leher Deskripsi responden dalam observasi pemeriksaan fisik kepala dan leher dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.16. Pelaksanaan Pemeriksaan Fisik Kepala dan Leher
No
Pelaksanaan pemeriksaan fisik kepala dan Leher
Dilakukan tidak tepat
Dilakukan dengan tepat
Jumlah 0
% 0.0
Jumlah 0
% 0.0
Jumlah 23
% 100
Memeriksa apakah mata : a. Pucat pada kelopak bagian bawah b. Berwarna kuning
0
0.0
0
0.0
23
100
Memeriksa apakah rahang pucat dan memeriksa gigi Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui : a. Pembesaran kelenjar thyroid b. Pemeriksaan pembuluh limfe
0
0.0
0
0.0
23
100
0
0.0
11
47.8
12
52.2
1
Memeriksa apakah terjadi edema pada wajah
2
3
4
Tidak dilakukan
Sumber : Data primer tahun 2010 Tael 4.16. menunjukkan bahwa pelaksanaan pemeriksaan fisik kepala dan leher khususnya mengenai (terjadinya edema pada wajah, pemeriksaan mata, pemeriksaan rahang pucat dan pemeriksaan gigi) keseluruhan bidan (100%) sudah melakukannya dengan tepat sedangkan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
untuk pemeriksaan leher sebanyak 11 bidan (47,8%) melakukan tetapi tidak tepat sedangkan sebanyak 12 bidan (52,2%) sudah melakukannya dengan tepat. 8. Pemeriksaan Dada Deskripsi responden dalam pelaksanan pemeriksaan dada (paru-paru, jantung, payudara) dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.17. Pelaksanaan Pemeriksaan Dada No
Pelaksanaan pemeriksaan dada
1
Inspeksi : kesimetrisan bentuk dan gerak pernafasan, warna kulit dada, retraksi, jaringan parut Palpasi : gerakan dinding dada Perkusi : batas-batas paru secara sistematis Auskultasi : bagian anterior Nilai bunyi jantung Dengan posisi klien di samping, memeriksa payudara a. Bentuk, ukuran dan simetris atau tidak b. Putting payudara menonjol atau masuk ke dalam c. Adanya kolostrum atau cairan lain Pada saat klien mengangkat tangan ke atas kepala, memeriksa payudara untuk mengetahui adanya retraksi atau dimpling Pelaksanaan palpasi secara sistematis pada payudara sebelah kiri dan kanan juga) dari arah payudara, axila dan notest, kalau-kalau terdapat : a. Massa b. Pembesaran pembuluh limfe
2 3 4 5 6
7
8
Tidak dilakukan Jumlah % 0 0
Dilakukan tidak tepat Jumlah % 5 21.7
Dilakukan dengan tepat Jumlah % 18 78.3
0 0
0 0
4 7
17.4 30.4
19 16
82.6 69.6
0 0 0
0 0 0
8 12 13
34.8 52.2 56.5
15 11 10
65.2 47.8 43.5
0
0
10
43.5
13
56.5
0
0
8
34.8
15
65.2
Sumber : Data primer tahun 2010 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
Hasil tabel 4.17 menunjukkan bahwa pelaksanaan pemeriksaan dada yang meliputi paru-paru, jantung, payudara masih terdapat bidan yang belum melakukannya secara benar. Dalam pemeriksaan inspeksi : kesimetrisan bentuk dan gerak pernafasan, warna kulit dada, retraksi, jaringan parut sebanyak 5 bidan (21,7%) melakukannya tetapi tidak tepat sedangkan sebanyak 18 bidan (78,3%) sudah melakukannya dengan tepat. Dalam pemeriksaan palpasi : gerakan dinding dada sebanyak 4 bidan (17,4%) bidan melakukan tetapi belum tepat sedangkan sebanyak 19 bidan (82,6%) sudah melakukannya dengan tepat. Pemeriksaan auskultasi : bagian anterior sebanyak 8 bidan (34,8%) sudah melakukan tetapi tidak tepat dan sebanyak 15 bidan (65,2%) sudah melakukannya dengan tepat. Dalam pemeriksaan nilai bunyi jantung diketahui sebanyak 12 bidan (52,2%) sudah melakukannya tetapi belum tepat sedangkan sebanyak 11 bidan (47,8%) sudah melakukannya dengan tepat. Pemeriksaan posisi klien dalam pemeriksaan payudara sebanyak 13 bidan (56,5%) sudah dilakukan tetapi tidak tepat sedangkan sebanyak 10 bidan (43,5%) sudah melakukannya dengan tepat. Pelaksanaan pemeriksaan pada saat klien mengangkat tangan ke atas kepala, memeriksa payudara untuk mengetahui adanya retraksi atau dimpling sebanyak 10 bidan (43,5%) melakukan tetapi tidak tepat sedangkan sebanyak 13 bidan (56,5%) sudah melakukan dengan tepat dan dalam pelaksanaan pemeriksaan tangan kiri di atas, palpasi secara
commit to user sistematis pada payudara sebelah kiri (sesudah itu sebelah kanan) dari arah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
payudara sebanyak 8 bidan (34,8%) melakukannya tetapi tidak tepat sedangkan sebanyak 15 bidan (65,2%) sudah melakukannya dengan tepat. 9. Pelaksanaan Pemeriksaan Abdomen Deskripsi responden dalam observasi pemeriksaan abdomen dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.18. Pedoman Observasi Pemeriksaan Abdomen No 1
2
3
4
Observasi pemeriksaan abdomen Memeriksa apakah terdapat luka bekas operasi Mengukur tinggi fundus uteri dengan menggunakan tangan (kalau > 12 minggu) atau pita ukuran (kalau 22 minggu) Melakukan palpasi pada abdomen untuk mengetahui letak, presentasi, posisi dan penurunan kepala janin (kalau > 36 minggu) Menghitung denyut jantung janin (dengan fetoskop kalau 18 minggu)
Tidak dilakukan Jumlah % 0 0
Dilakukan tidak tepat Jumlah % 0 0
Dilakukan dengan tepat Jumlah % 23 100
0
0
0
0
23
100
0
0
0
0
23
100
0
0
0
0
23
100
Sumber : Data primer tahun 2010 Tabel 4.18 menunjukkan bahwa pelaksanaan pemeriksaan abdomen semua bidan (100%) sudah melakukannya dengan benar dan tepat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
10. Pelaksanaan Pemeriksaan Palpasi Menurut Leopold Deskripsi responden dalam observasi pemeriksaan palpasi menurut Leopold dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.19. Langkah/tugas Pemeriksaan Palpasi Menurut Leopold No 1
2
3
Pemeriksaan Palpasi Menurut Leopold Menyiapkan alat-alat di dekat klien Memberitahu klien mengenai prosedur pemeriksaan Mencuci tangan dan mengeringkannya Pencegahan infeksi sebelum melaksanakan tindakan Mengatur posisi ibu hamil senyaman mungkin
Tidak dilakukan Jumlah % 0 0
Dilakukan tidak tepat Jumlah % 0 0
Dilakukan dengan tepat Jumlah % 23 100
0
0
0
0
23
100
0
0
0
0
23
100
Sumber : Data primer tahun 2010 Tabel 4.19 menunjukkan bahwa pelaksanaan pemeriksaan palpasi mengenai langkah-langkah dalam menyiapkan alat di dekat klien, memberitahu klien mengenai prosedur pemeriksaan, mencuci tangan dan mengeringkannya, pencegahan infeksi sebelum melaksanakan tindakan dan mengatur posisi ibu hamil senyaman mungkin semua bidan (100%) sudah melakukannya dengan benar dan tepat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
Tabel 4.20. Pelaksanaan Pemeriksaan Palpasi Menurut Leopold I
No 1
Pemeriksaan Palpasi Menurut Leopold I Menentukan bagian janin yang terdapat di bagian fundus serta mengukur tinggi fundus a. Anjurkan ibu agar berbaring dengan santai, kedua kaki ibu ditekuk, selimut dikebawahkan sampai kira-kira berada di atas symphisis. Pemeriksaan menghadap ke arah muka ibu, uterus diketengahkan terlebih dahulu, lalu raba bagian tubuh janin yang berada di daerah fundus uteri b. Masih dalam posisi yang sama ambillah pita pengukur lalu raba daerah symphisis letakkan pita pengukur pada pinggir atas symphisis kemudian bentangkan mengikuti pembesaran perut ibu ke arah fundus uteri
Tidak dilakukan
Dilakukan tidak tepat
Dilakukan dengan tepat
Jumlah 0
% 0
Jumlah 15
% 65.2
Jumlah 8
% 34.8
0
0
13
56,5
10
43,5
Sumber : Data primer tahun 2010 Tabel 4.20 menunjukkan bahwa pelaksanaan pemeriksaan Palpasi menurut Leopold I mengenai posisi ibu berbaring sebanyak 15 bidan (65,2%) sudah melakukan tetapi tidak tepat sedangkan sebanyak 8 bidan
commit to user (34,8%) sudah melakukannya dengan tepat sedangkan untuk pengukuran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
pita maka sebanyak 13 bidan (56,5%) sudah melakukannya tetapi tidak tepat sedangkan sebanyak 10 bidan (43,5%) sudah melakukannya dengan tepat. Tabel 4.21. Pelaksanaan Pemeriksaan Palpasi Menurut Leopold II
No 1
Pelaksanaan pemeriksaan palpasi menurut Leopold II Menentukan batas samping kanan dan kiri terhadap uterus ibu
Tidak dilakukan Jumlah % 0 0
Dilakukan tidak tepat Jumlah % 7 30,4
Dilakukan dengan tepat Jumlah % 16 69,6
Sumber : Data primer tahun 2010 Tabel 4.21 menunjukkan bahwa pelaksanaan pemeriksaan Palpasi menurut Leopold II mengenai penentuan batas samping kanan dan kiri terhadap uterus ibu sebanyak 7 bidan (30,4%) sudah melakukan tetapi tidak tepat sedangkan sebanyak 16 bidan (69,6%) sudah melakukannya dengan tepat. Tabel 4.22. Pelaksanaan Pemeriksaan Palpasi Menurut Leopold III
No 1
Pelaksanaan pemeriksaan palpasi menurut Leopold III
Tidak dilakukan Jumlah %
Menentukan bagian terendah janin, serta apakah bagian terendah itu sudah memasuki pintu atas panggul atau belum
0
0.0
Dilakukan tidak tepat Jumla % h 14 60.9
Dilakukan dengan tepat Jumlah % 9
39.1
Sumber : Data primer tahun 2010 Tabel 4.22 menunjukkan bahwa pelaksanaan pemeriksaan Palpasi menurut Leopold III mengenai penentuan bagian terendah janin sebanyak 14 bidan (60,9%) sudahcommit melakukan tetapi tidak tepat sedangkan sebanyak to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
9 bidan (39,1%) sudah melakukannya dengan tepat sedangkan untuk pelaksanaan pemeriksaan mencuci tangan dan mengeringkannya, menjelaskan hasil pemeriksaan dan mencatat hasil pemeriksaan keseluruhan bidan (100%) sudah melakukannya dengan tepat. Tabel 4.23. Pelaksanaan Pemeriksaan Palpasi Menurut Leopold IV No 1
2 3 4
Pelaksanaan pemeriksaan palpasi menurut Leopold IV Menentukan bagian kepala yang telah masuk pintu atas panggul, bila belum masuk PAP teraba balotemen kepala Mencuci tangan dan mengeringkannya Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu Mencatat hasil pemeriksaan kepada ibu hamil
Tidak dilakukan Jumlah % 8 34.8
Dilakukan tidak tepat Jumlah % 15 65.2
Dilakukan dengan tepat Jumlah % 8 34.8
0
0
0
0
23
100
0
0
0
0
23
100
0
0
0
0
23
100
Sumber : Data primer tahun 2010 Tabel 4.23 menunjukkan bahwa pelaksanaan pemeriksaan Palpasi menurut Leopold IV mengenai penentuan bagian kepala yang telah masuk pintu atas panggul sebanyak 15 bidan (65,2%) sudah melakukan tetapi tidak tepat sedangkan sebanyak 8
bidan (34,8%) sudah
melakukannya dengan tepat. 11. Pelaksanaan Pemeriksaan Panggul Genitalia Luar Deskripsi responden dalam pelaksanaan pemeriksaan panggul genitalia luar dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
Tabel 4.24. Pelaksanaan Pemeriksaan Panggul Genitalia Luar
No 1
2 3
4
5
6
7
8
9
Pelaksanaan pemeriksaan panggul genitalia luar Membantu klien mengambil posisi untuk pemeriksaan panggul dan menutup tubuh untuk menjaga privasi Melepaskan perhiasan di jari dan di lengan Mencuci tangan dengan sabun dan air, serta mengeringakannya dengan menggunakan kain yang bersih (atau di udara terbuka/kering) Memakai sarung tangan baru atau yang bisa dipakai lagi yang sudah didesinfeksi tanpa terkontaminasi Menjelaskan tindakan yang dilakukan sambil terus melakukan pemeriksaan Memisahkan labia mayora dan memeriksa labia minora, kemudian klitoris, ubang uretra dan introitus vagina untuk melihat adanya tukak atau luka, varises dan cairan Mengurut uretra dan pembuluh skene untuk mengeluarkan cairan nanah dan darah Melakukan palpasi pada kelenjar bartholinin untuk mengetahui adanya pembengkakan, masa atau kista dan cairan Sambil melakukan pemeriksaan selalu mengamati wajah ibu untuk mengetahui apakah ibu merasakan sakit atau nyeri karena prosedur ini
Tidak dilakukan
Dilakukan tidak tepat
Dilakukan dengan tepat
Jumlah 0
% 0
Jumlah 0
% 0
Jumlah 23
% 100
0
0
0
0
23
100
0
0
0
0
23
100
0
0
0
0
23
100
0
0
0
0
23
100
0
0
0
0
23
100
0
0
0
0
23
100
0
0
0
0
23
100
0
0
0
0
23
100
Sumber : Data primer tahun 2010
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
Hasil tabel 4.24 menunjukkan bahwa pelaksanaan pemeriksaan panggul genitalia luar mengenai membantu klien mengambil posisi untk pemeriksaan panggul dan menutup tubuh untuk menjaga privasi, melepaskan perhiasan di jari dan di lengan, mencuci tangan dengan sabun dan air, serta mengeringakannya dengan menggunakan kain yang bersih (atau di udara terbuka/kering), memakai sarung tangan baru atau yang bisa dipakai lagi yang sudah didesinfeksi tanpa terkontaminasi, menjelaskan
tindakan
yang
dilakukan
sambil
terus
melakukan
pemeriksaan, memisahkan labia mayora dan memeriksa labia minora, kemudian klitoris, ubang uretra dan introitus vagina untuk melihat adanya tukak atau luka, varises dan cairan, mengurut uretra dan pembuluh skene untuk mengeluarkan cairan nanah dan darah, melakukan palpasi pada kelenjar bartholinin untuk mengetahui adanya pembengkakan, masa atau kista dan cairan dan sambil melakukan pemeriksaan selalu mengamati wajah ibu untuk mengetahui apakah ibu merasakan sakit atau nyeri pada saat pelaksanaan prosedur semua bidan (100%) sudah melakukannya dengan benar dan tepat. 12. Pelaksanaan Pemeriksaan Tangan dan Kaki Deskripsi responden dalam pelaksanaan pemeriksaan tangan dan kaki dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
Tabel 4.25. Pelaksanaan Pemeriksaan Tangan dan Kaki No
Pelaksanaan pemeriksaan tangan dan kaki
Tidak dilakukan Jumlah % 0 0.0
Dilakukan tidak tepat Jumlah % 9 39.1
Dilakukan dengan tepat Jumlah % 14 60.9
1
Memeriksa apakah tangan dan kaki edema dan pucat pada kuku jari
2
Memeriksa dan meraba kaki untuk ketahui adanya varises
0
0.0
7
30.4
16
69.6
3
Mengukur lingkar lengan atas Memeriksa reflek patela untuk melihat apakah terjadi gerakan hypo atau hyper
0
0.0
12
52.2
11
47.8
0
0.0
6
26.1
17
73.9
4
Sumber : Data primer tahun 2010 Hasil tabel 4.25 menunjukkan bahwa dalam mengenai pemeriksaan tangan dan kaki edema dan pucat pada kuku jari sebanyak 9 bidan (39,1%) melakukannya tetapi tidak tepat dan sebanyak 14 bidan (60,9%) melakukannya sudah dengan tepat. Pelaksanaan pemeriksaan dan meraba kaki untuk mengetahui adanya varises diketahui sebanyak 7 bidan (30,4%) melakukan tetapi tidak tepat dan sebanyak 16 bidan (69,6%) sudah melakukan dengan tepat. Pelaksanaan pemeriksaan untuk mengukur lingkar lengan atas sebanyak 12 bidan (52,5%) melakukan tetapi tidak tepat dan sebanyak 11 bidan (47,8%) sudah melakukan dengan tepat dan pelaksanaan pemeriksaan reflek patela untuk melihat gerakan hypo atau hyper diketahui sebanyak 6 bidan (26,1%) melakukan tetapi tidak tepat dan 17 bidan (73,9%) melakukan dengan tepat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
13. Pelaksanaan Pemeriksaan Punggung Deskripsi responden dalam pelaksanaan pemeriksaan punggung dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.26. Pelaksanaan Pemeriksaan Punggung No
Pelaksanaan pemeriksaan punggung
1
Inspeksi kesimetrisan bentuk dan gerak, warna kulit, luka
2
Perkusi bagian punggung secara simetris
Tidak dilakukan Jumlah % 0 0.0
0
Dilakukan tidak tepat Jumlah % 10 43.5
0.0
8
34.8
Dilakukan dengan tepat Jumlah % 13 56.5
15
65.2
Sumber : Data primer tahun 2010 Hasil
tabel
4.26
menunjukkan
bahwa
dalam
pelaksanaan
pemeriksaan kesimetrisan bentuk dan gerak, warna kulit dan luka sebanyak 10 bidan (43,5%) melakukan tetapi tidak tepat dan sebanyak 13 bidan (56,5%) sudah melakukan dengan tepat. Pelaksanaan pemeriksaan perkusi bagian punggung secara simetris sebanyak 8 bidan (34,8%) melakukan tetapi tidak tepat dan sebanyak 15 bidan (65,2%) sudah melakukan dengan tepat. 14. Pelaksanaan Pembelajaran/Pendidikan Kesehatan Deskripsi
responden
dalam
pelaksanaan
pembelajaran/pendidikan
kesehatan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
Tabel 4.27. Pelaksanaan Pembelajaran/Pendidikan Kesehatan No 1
2 3
4
Pelaksanaan pembelajaran/ pendidikan kesehatan Memberitahukan kepada ibu hasil temuan dalam pemeriksaan Memberitahukan usia kehamilan Mengajari ibu mengenal ketidaknyamanan yang mungkin akan dialami ibu Sesuai dengan usia kehamilan a. Nutrisi b. Olahraga c. Istirahat d. Kebersihan e. Pemberian ASI f. KB Pasca salin g. Tanda-tanda bahaya h. Aktivitas sexual i. Kegiatan sehari-hari dan pekerjaan j. Obat-obatan dan rokok k. Body mekanik l. Pakaian dan sepatu
Tidak dilakukan Jumlah % 0 0.0
Dilakukan tidak tepat Jumlah % 0 0.0
Dilakukan dengan tepat Jumlah % 23 100
0
0.0
0
0.0
23
100
0
0.0
0
0.0
23
100
0
0.0
0
0.0
23
100
Sumber : Data primer tahun 2010 Hasil
tabel
4.27
menunjukkan
bahwa
dalam
pelaksanaan
pembelajaran/pendidikan kesehatan diketahui bahwa keseluruhan bidan (100%) sudah melakukannya dengan tepat baik dala pemberitahuan kepada ibu hasil temuan dalam pemeriksaan, memberitahukan usia kehamilan, mengajari ibu mengenal ketidaknyamanan, pemberian berbagai hal dalam usia kehamilan sudah dilaksanakan dengan tepat oleh Bidan Puskesmas se Kecamatan Banjarsari Surakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
15. Pelaksanaan Promosi Kesehatan Deskripsi responden dalam pelaksanaan promosi kesehatan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.28. Pelaksanaan Promosi Kesehatan
No 1
2
Pelaksanaan Pomosi Kesehatan Memberikan imunisasi TT, jika dibutuhkan Memberikan suplemen zat besi/folat dan menjelaskan dan bagaimana mengkonsumsinya serta kemungkinan efek samping
Tidak dilakukan
Dilakukan tidak tepat
Dilakukan dengan tepat
Jumlah 0
% 0.0
Jumlah 4
% 17.4
Jumlah 19
% 82.6
0
0.0
6
26.1
17
73.9
Sumber : Data Primer tahun 2010 Hasil
tabel
4.28
menunjukkan
bahwa
dalam
pelaksanaan
pemeriksaan promosi kesehatan mengenai pemberian imunisai TT diketahui sebanyak 4 bidan (17,4%) melakukan tetapi tidak tepat dan sebanyak 19 bidan (82,6%) sudah melakukan dengan tepat. Pelaksanaan pemberian suplemen zat besi/folat dan penjelasan mengkonsumsinya sebanyak 6 bidan (26,1) melakukan tetapi tidak tepat dan sebanyak 17 bidan (73,9%) sudah melakukan dengan tepat. 16. Persiapan persalinan dan kesiagaan komplikasi Deskripsi responden dalam persiapan persalinan dan kesiagaan komplikasi dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
Tabel 4.29. Persiapan persalinan dan kesiagaan komplikasi Persiapan persalinan dan kesiagaan komplikasi
No 1
Memulai pembicaraan mengenai persiapan kelahiran dan komplikasi a. Siapa yang akan membantu pada waktu kelahiran b. Tempat melahirkan c. Peralatan yang dibutuhkan d. Donor darah
Tidak dilakukan Jumlah % 0
0.0
Dilakukan tidak tepat Jumlah % 0
0.0
Dilakukan dengan tepat Jumlah % 23
100
Sumber : Data Primer tahun 2010 Hasil tabel 4.29 menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan persiapan persalinan dan kesiagaan komplikasi keseluruhan bidan (100%) sudah melakukan dengan tepat.
3. Faktor Pendorong Bidan dalam Pelaksanaan Antenatal Care (ANC) Bidan Puskesmas dalam memberikan pelayanan berdasarkan pada pedoman standar pelayanan kebidanan, standar pedoman ini disusun sebagai acuan dalam pengelolaan program dalam mengimplementasikan standar pelayanan kebidanan di tingkat propinsi maupun kabupaten/kota dan puskesmas.. Hasil penelitian tentang pelaksanaan monitoring bidan dalam pelayanan Antenatal Care (ANC) sesuai dengan pedoman kerja, didapatkan bahwa sebagian besar informan mengatakan kegiatan monitoring di puskesmas dilakukan oleh kepala puskesmas commit tobaik user secara langsung maupun dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
melihat laporan dari penanggung jawab program. Hasil informasi dari responden mengenai kegiatan monitoring yang dilakukan oleh kepala puskesmas adalah sebagai berikut : Tabel 4.30. Monitoring dari Kepala Puskesmas Responden No. Jawaban 1 Ada 2 Ada 3 Ada 4 Ada 5 Ada 6 Ada 7 Ada 8 Ada 9 Ada 10 Ada 11 Ada 12 Ada Sumber : Data primer tahun 2010
No. 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Responden Jawaban Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
Berdasarkan kategori keberadaan monitoring yang dilakukan oleh Kepala Puskesmas dalam pelaksanaan Antenatal Care (ANC) seperti pada tabel 4.30, bila divisualisasikan dalam diagram batang akan tampak seperti pada gambar di bawah ini :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 74
Gambar 4.7. Pelaksanaan Monitoring oleh Kepala Puskesmas Pelaksanaan monitoring dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan dari program-program puskesmas dan mengenai berapa kali pelaksanaan monitoring yang dilakukan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.31 Pelaksanaan Monitoring Responden No. Jawaban 1 1 bulan sekali 2 1 bulan sekali 3 1 bulan sekali 4 1 bulan sekali 5 1 bulan sekali 6 1 bulan sekali 7 1 bulan sekali 8 1 bulan sekali 9 1 bulan sekali 10 1 bulan sekali 11 1 bulan sekali 12 1 bulan sekali Sumber : Data primer tahun 2010
commit to user
Responden No. Jawaban 13 1 bulan sekali 14 1 bulan sekali 15 1 bulan sekali 16 1 bulan sekali 17 1 bulan sekali 18 1 bulan sekali 19 1 bulan sekali 20 1 bulan sekali 21 1 bulan sekali 22 1 bulan sekali 23 1 bulan sekali
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
Pelaksanaan monitoring dilakukan oleh Kepala Puskesmas satu bulan sekali dan dari hasil monitoring tersebuat dijadikan dasar dalam pelaksanaan evaluasi program. Evaluasi program dilakukan oleh penanggung jawab program, dan bila ada yang tidak dapat diselesaikan maka akan ditindaklanjuti oleh kepala puskesmas. Hasil informasi mengenai keberadaan evaluasi program dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.32. Evaluasi Program Responden No. Jawaban 1 Ada 2 Ada 3 Ada 4 Ada 5 Ada 6 Ada 7 Ada 8 Ada 9 Ada 10 Ada 11 Ada 12 Ada Sumber : Data primer tahun 2010
No. 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Responden Jawaban Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
Berdasarkan kategori keberadaan evaluasi program yang dilakukan oleh Kepala Puskesmas dalam pelaksanaan Antenatal Care (ANC) seperti pada tabel 4.32, bila divisualisasikan dalam diagram batang akan tampak seperti pada gambar di bawah ini :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 76
Gambar 4.8. Pelaksanaan Evaluasi Program oleh Kepala Puskesmas Hal tersebut diperkuat oleh beberapa responden dalam pelaksanaan dari hasil wawancara dengan beberapa responden yang menyatakan : “evaluasi dilakukan oleh kepala puskesmas sebulan sekali” (bidan I) “ya ada evaluasi tersebut yang melakukan kepala puskesmas atas hasil kerja kami selama sebulan” (bidan II) “ada evaluasi dari kepala puskesmas” (bidan III) Evaluasi dilakukan setelah kepala puskesmas menerima hasil laporan bulanan dan yang dievaluasi adalah kami, biasanya yang dievaluasi adalah pencapaian program dar Puskesmas tersebut. Sementara itu bidan yang lain menyatakan bahwa kegiatan evaluasi oleh kepala puskesmas, di mana dari hasil monitoring yang dilakukan maka akan dikumpulkan dan dievaluasi tentang beberapa hal yang dirasa masih perlu ditingkatkan dalam pelayanan. Evaluasi dilakukan dengan melihat dokumen dan mengamati langsung pelayanan, indikator evaluasi berdasarkan hasil monitoring sesuai dengan pedoman dan
commit to user evaluasi dilaksankan oleh bidan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 77
Monitoring sebagai sarana untuk mengetahui keberlangsungan program telah dilakukan secara rutin oleh puskesmas yang diteliti dengan melihat langsung kegiatan dan melihat laporan. Kegiatan monitoring dapat dilakukan dengan cara menilai output yang dihasilkan selama proses pelaksanaan kegiatan atau dengan melakukan telaah data. Kegiatan supervisi dilakukan dalam rangka mengetahui proses pelaksanaan dalam pelayanan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Kecamatan Banjarsari didapatkan bahwa kegiatan supervisi dilaksanakan oleh kepala puskesmas dengan hasil sebagai berikut : Tabel 4.33. Kegiatan Supervisi Responden No. Jawaban 1 Ada 2 Ada 3 Ada 4 Ada 5 Ada 6 Ada 7 Ada 8 Ada 9 Ada 10 Ada 11 Ada 12 Ada Sumber : Hasil Penelitian tahun 2010
Responden No. Jawaban 13 Ada 14 Ada 15 Ada 16 Ada 17 Ada 18 Ada 19 Ada 20 Ada 21 Ada 22 Ada 23 Ada
Berdasarkan kategori keberadaan kegiatan supervisi yang dilakukan dalam pelaksanaan Antenatal Care (ANC) seperti pada tabel 4.33, bila divisualisasikan dalam diagram batang akan tampak seperti pada gambar di bawah ini :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 78
Gambar 4.9. Kegiatan Supervisi Monitoring yang dilakukan oleh kepala puskesmas menjadi dasar evaluasi dan baru setelah itu kepala puskesmas melakukan tindakan koreksi yang dianggap perlu. Hal tersebut diperkuat dengan hasil wawancara dengan Kepala Puskesmas yang menyatakan bahwa : “Ya, kami melakukan monitoring untuk memantau pelaksanaan ataupun kinerja bidan dalam pelaksanaan ANC pada khususnya ataupun pelayananpelayana di bagian lain di puskesmas ini” (Kepala Puskesmas I) “Benar ibu…kami melakukan monitoring baik langsung maupun tidak langsung, kadang juga bertanya dengan bidan secara langsung sehabis melakukan pemeriksaan” (Kepala Puskesmas II) “Iya ibu…perlu ada monitoring untuk memantau kinerja tenaga-tenaga kami di Puskesmas ini, hal ini kami lakukan agar kami dapat bekerja maksimal dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat” (Kepala Puskesmas III). Kegiatan monitoring dan evaluasi adalah kegiatan standar yang harus dilakukan, terjadwal dan rutin dilakukan oleh kepala puskesmas, indikator monitoring mengikuti buku pedoman sedangkan untuk evaluasi diselesaikan oleh kepala puskesmas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 79
C. Pembahasan Lokasi penelitian dalam penelitian mengenai perilaku bidan puskesmas dalam pelayanan antenatal care (ANC) di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta. Alasan pengambilan lokasi ini adalah Kecamatan Banjarsari merupakan kecamatan terbesar di kota Surakarta. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk di Kota Surakarta tercatat sebanyak 500.642 jiwa, dimana jumlah penduduk perempuan lebih banyak daripada jumlah penduduk laki-laki, yaitu 257.279 jiwa perempuan dan 243.363 jiwa laki-laki. Kecamatan Banjarsari merupakan kecamatan dengan penduduk terbanyak, yaitu 157.438 jiwa (31,45%). Kecamatan dengan penduduk terbanyak selanjutnya adalah Kecamatan Jebres sebesar 27,69 persen dari penduduk Kota Surakarta atau sebanyak 138.624 jiwa. Sedangkan Kecamatan Serengan tercatat sebagai kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit, yaitu sebanyak 44.120 jiwa atau 8,81 persen Jumlah penduduk yang tertinggi di Kota Surakarta adalah di Kecamatan Banjarsari. Kecamatan Banjarsari mempunyai 6 puskesmas yaitu Puskesmas Manahan, Puskesmas Gilingan, Puskesmas Setabelan, Puskesmas Nusukan, Puskesmas Gambirsari dan Puskesmas Banyuanyar. Keberadaan puskesmas tersebut diharapkan mampu menunjang pemeriksaan kesehatan bagi warga masyarakat di Kecamatan Banjarsari pada umumnya. Kecamatan Banjarsari dengan 6 puskesmas tersebut berpengaruh terhadap jumlah tenaga kesehatan khususnya bidan di kecamatan Banjarsari, karena
commit to user dengan mayoritasi penduduk Surakarta adalah wanita maka peran bidan dalam
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 80
pelaksanaan pemeriksaan kehamilan sangatlah penting. Hal inilah yang menjadi dasar penelitian di Puskesmas Kecamatan Banjarsari Surakarta. Penelitian ini menggunakan model penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif.
Dasar penggunaan metode kualitatif
dalam penelitian ini adalah peneliti berupaya memberikan gambaran mengenai perilaku bidan di Puskesmas Banjarsari Surakarta dengan lebih detail mengenai pelaksanaan pemeriksaan Antenatal Care (ANC) pada ibu hamil. Penggunaan analisis kualitatif dapat menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang
yang diamati. Pendekatan
kualitatif
mampu
menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan, dan atau perilaku yang dapat diamati dari bidan puskesmas di Kecamatan Banjarsari. Kelebihan penggunaan analisis kualitatif ini adalah mampu melakukan penelitian secara langsung mengenai perilaku bidan dalam pelayanan ANC sehingga peneliti dapat mengetahui pengetahuan, sikap bidan, pelaksanaan dalam pelayanan ANC. Melalui penelitian kualitatif maka peneliti dapat mengetahui berbagai kelebihan lain dalam pelaksanaan ANC yang dilakukan oleh bidan Puskesmas se Kecamatan Banjarsari antara lain adalah adanya kerjasama lintas sektoral dalam pelaksanaan ANC yaitu apabila ibu hamil perlu melakukan pemeriksaan laboratorium maka dapat dilakukan oleh pegawai laboratorium secara langsung sehingga bidan tidak perlu melakukan pengecekan sendiri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 81
1. Faktor Predisposisi Bidan Puskesmas dalam Pelayanan Antenatal Care (ANC) a. Pengetahuan bidan tentang pelayanan ANC Perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi dari orang atau masyarakat yang bersangkutan. Ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku. Predisposing factors (faktor predisposisi) dalam penelitian ini terwujud dalam pengetahuan, sikap dan pelatihan bidan. Pengetahuan menjadi dasar bagi ketaatan bidan dalam melaksanakan pedoman kerja dalam pelayanan Antenatal Care (ANC). Pedoman atau prosedur tetap merupakan gambaran bagi karyawan mengenai cara kerja atau tata kerja yang dapat dipakai sebagai pegangan apabila
terdapat
pergantian/perubahan
karyawan
sehingga
dapat
digunakan untuk menilai. Aplikasi program jaminan mutu di Puskesmas adalah dalam bentuk penerapan standar dan prosedur tetap pelayanan, agar hasil yang diperoleh tetap terjaga kualitasnya, meskipun pada kondisi lingkungan dan petugas yang berbeda/pergantian. Menurut Utarini (1999) standar adalah suatu pernyataan yang dapat diterima dan disepakati tentang sesuatu (produk, proses, kegiatan, barang) yang dipergunakan untuk mengukur atau menilai pemanfaatan pedoman suatu sistem pelayanan. Sedangkan standar menurut Donabedian (1982) adalah rentang
commit to user variasi yang dapat diterima dari suatu norma atau kriteria.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 82
Menurut Azwar (1999), pedoman kerja mempunyai peranan yang cukup penting, karena standar dipakai sebagai bahan bandingan. Pengertian standar pada dasarnya menurut pada tingkat ideal tercapai yang diinginkan. Untuk memandu para pelaksana program menjaga mutu agar tetap berpedoman pada standar yang telah ditetapkan, maka disusun pedoman atau petunjuk pelaksana. Standar profesi menurut UU Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan tentang penjelasan pasal 53 ayat (2) dinyatakan bahwa standar profesi adalah pedoman yang harus digunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi secara baik. Faktor yang mempengaruhi bidan dalam melaksanakan pedoman kerja pelayanan ANC adalah pengetahuan. Hasil penelitian mengenai pengetahuan bidan dalam penggunaan pedoman kerja dalam pelaksanaan Antenatal Care (ANC) dalam kategori baik hal ini dibuktikan bahwa keseluruhan bidan puskesmas Banjarsari (100%) sudah menggunakan pedoman kerja yang telah ditetapkan. Hasil ini berarti bahwa bidan memiliki pengetahuan yang baik untuk melaksanakan pekerjaan sesuai pedoman. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoadmodjo bahwa pengetahuan seseorang bisanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari berbagai macam sumber, misalnya media massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan dan sebagainya. Pengetahuan ini dapat membentuk keyakinan tertentu. Pemeriksaan ANC pada Bidan Puskesmas se Kecamatan
commit to user Banjarsari menggunakan buku pedoman Kohor atau dalam program
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 83
pencatatan dan pelaporan program KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) adalah Buku Register Kohor. Buku Register Kohor merupakan buku pencatatan dan pelaporan bidan dalam pelayanan ANC yang digunakan untuk mencatat dan memantau ibu hamil selama masa kehamilan. Proses pencatatan dalam buku tersebut meliputi : 1) Jika ibu hamil datang pada semester pertama kehamilan maka ibu hamil diperiksa dan dicatat pada kolom semester pertama dan selanjutnya disarankan untuk datang, diperiksa dan dicatat pada semester berikutnya. Inilah yang diharapkan sesuai dengan standar cakupan pelayanan minimal K1 dan K4 2) Jika ibu hamil tersebut untuk pertama kalinya datang pada semester kedua kehamilan (tidak datang pada smester pertama) tetap diperiksa dan dicatat pada kolom smester kedua buku register kohor, dan selanjutnya tetap disarankan datang untuk diperiksa dan dicatat pada semester berikutnya. Inilah yang tidak diharapkan karena telah lalai atau mangkir tidak masuk dalam standar cakupan pelayanan minimal K1 maupun K4. 3) Jika ibu hamil tersebut untuk pertama kalinya datang pada semester ke tiga kehamilan (tidak datang pada semester pertama dan kedua) tetap diperiksa dan dicatat pada kolom semester ketiga buku register kohor, dan selanjutnya tetap disarankan datang untuk diperiksa dan dicatat pada saat mendekati persalinan sebagai pemeriksaan yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 84
terakhir kalinya. Ini juga tidak masuk dalam standar cakupan pelayanan minimal K1 dan K4. Dengan sistem registrasi kohor ini maka setiap saat atau setiap bulan Bidan Puskesmas se Kecamatan Banjarsari dapat melakukan evaluasi sesuai dengan standar cakupan pelayanan K1 dan K4 kepada ibu hamil. b. Pemberian penyuluhan kepada ibu hamil Hasil penelitian mengenai pengetahuan bidan dalam pemberian penyuluhan kepada ibu hamil mengenai ANC diketahui keseluruhan responden telah melakukan pemberian penyuluhan kepada ibu hamil mengenai Antenatal Care (ANC). Yani (2009) menyatakan bahwa penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuranyang ada hubungannya dengan kesehatan. Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apayang bisa dilakukan, secara perseorangan maupun secara kelompok dan meminta pertolongan. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan dan pelatihan yang
commit to user berkesinambungan dibutuhkan dalam menunjang pekerjaan bidan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 85
Pendidikan dan pelatihan merupakan hal yang penting, karena pendidikan adalah serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan perawat dan bidan dalam kemampuan, keahlian, pengetahuan, pengalaman maupun perubahan sikap perilaku yang berkaitan dengan suatu pekerjaan (Tjiptono dan Diana, 2003). c. Pengisian asuhan kebidanan Hasil penelitian mengenai pengisian asuhan kebidanan yang dilakukan oleh bidan diketahui bahwa
keseluruhan responden (100%)
telah melakukan pengisian asuhan kebidanan dalam pelayanan Antenatal Care (ANC). Asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan llmu dan kiat kebidanan. Pengisian asuhan kebidanan merupakan bentuk dokumentasi asuhan pada ibu hamil yang berupa keterangan tertulis dari seluruh proses asuhan yang diberikan kepada ibu hamil, mulai dari pengkajian data subyektif dan obyektif,
rumusan
diagnosa,
intervensi
dan
implementasi.
Pendokumentasian asuhan kebidanan diberlakukan bagi bidan yang habis melakukan pelayanan, khususnya pelayanan antenatal. Tujuan utama asuhan kebidanan untuk menyelamatkan ibu dan bayi (mengurangi kesakitan dan kematian). Asuhan kebidanan berfokus pada promosi persalinan normal, pencegahan penyakit, pencegahan cacat pada
commit to user ibu dan bayi, promosi kesehatan yang bersifat holistik, diberikan dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 86
cara yang kreatif, fleksibel, suportif, peduli, bimbingan, monitor dan pendidikan berpusat pada perempuan. Pencatatan asuhan kebidanan ataupun dokumentasi penting untuk diagnosa kebidanan dan perencanaan asuhan yang dilakukan bidan yang betujuan untuk : 1) Sebagai bahan komunikasi antar petugas/bidan 2) Sebagai bahan evaluasi 3) Sebagai bahan tindak lanjut 4) Sebagai bahan laporan 5) Sebagai bahan pertanggungjawaban dan tanggung gugat 6) Meningkatkan kerja sama antar tim 7) Sebagai bahan acuan dalam pengumpulan data Kepmenkes (2007) menyatakan bahwa bidan bertugas untuk memberikan asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi : deteksi diri, pengobatan atau rujukan dari komplikasi tertentu. Pengetahuan dasar yang harus diketahui bidan untuk melakukan asuhan dan konseling selama kehamilan antara lain adalah : anatomi dan fisiologis tubuh manusia, siklus menstruasi dan proses konsepsi,
tumbuh
kembang
janin
dan
faktor-faktor
yang
mempengaruhinya, tanda-tanda dan gejala kehamilan, mendiagnosa kehamilan, perkembangan norma kehamilan, komponen riwayat kesehatan, komponen pemeriksaan fisik yang terfokus selama antenatal, menentukan umur kehamilan dari riwayat menstruasi, pembesaran dan/atau tinggi
commit to user fundus uteri, mengenal tanda dan gejala anemia ringan dan berat,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 87
hyperemesis gravidarum, kehamilan ektopik terganggu, abortus imminen, molahydatidosa dan komplikasinya, dan kehamilan ganda, kelainan letak serta pre eklamsia, nilai normal dari pemeriksaan laboratorium seperti Haemoglobin dalam darah, test gula, protein, acetone dan bakteri dalam urine, perkembangan normal dari kehamilan : perubahan bentuk fisik, ketidaknyamanan yang lazim, pertumbuhan fundus uteri yang diharapkan, perubahan psikologis yang normal dalam kehamilan dan dampak kehamilan terhadap keluarga, penyuluhan dalam kehamilan, perubahan fisik, perawatan buah dada, ketidaknyamanan, kebersihan, seksualitas, nutrisi, pekerjaan dan aktivitas (senam hamil), kebutuhan nutrisi bagi wanita hamil dan janin, penata laksanaan imunisasi pada wanita hamil, pertumbuhan dan perkembangan janin, persiapan pesalinan, kelahiran dan menjadi orang tua, persiapan keadaan dan rumah/keluarga untuk menyambut kelahiran bayi, tanda-tanda dimulainya persalinan, promosi dan dukungan pada ibu menyusui, teknik relaksasi dan strategi meringankan nyeri pada persiapan persalinan dan kelahiran dan mendokumentasikan temuan dan asuhan yang diberikan, mengurangi ketidaknyamanan
selama
masa
kehamilan,
penggunaan
obat-obat
tradisional ramuan yang aman untuk mengurangi ketidaknyamanan selama kehamilan, akibat yang ditimbulkan dari merokok, penggunaan alkohol dan obat terlarang bagi toxoplasmasmosis, tanda dan gejala dari komplikasi kehamilan yang mengancam jiwa seperti pre eklamsia, perdarahan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 88
pervaginam, kelahiran prematur, anemia berat, kesejahteraan janin dan pola aktivasi janin dan resusitasi kardiopulmonary. d. Sikap bidan dalam pelaksanaan Antenatal Care (ANC) Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih terdapat sikap bidan yang belum benar dalam pemberian pelayanan Antenatal Care (ANC), antara lain 8 orang bidan (34,8%) belum melakukan dengan tepat dalam mengucapkan salam dan menyambut klien dengan ramah, sebanyak 14 orang bidan (60,9%) melakukan tetapi tidak tepat dalam memperkenalkan diri dan berjabat tangan dengan pasien dan 2 bidan (8,7%) tidak memperkenalkan diri dan berjabat tangan dengan pasien. 23 bidan (100%) dalam menjelaskan tujuan pemeriksaan telah dilakukan secara benar. 14 bidan (60,9%) melakukan secara tidak tepat dalam meminta persetujuan dan kontrak waktu sedangkan sebanyak 7 bidan (30,4%) tidak melakukannya. Masih adanya bidan yang tidak tepat dalam menerapkan sikap bidan dalam pelayanan ANC ini disebabkan berbagai faktor antara lain adalah bidan sudah mengenal pasien, fokus menangani pasien dan efisiensi waktu karena banyak antrian dalam pemeriksaan ANC. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa keseluruhan bidan (100%) telah melakukan dengan benar dalam memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya. Sebanyak 19 bidan (82,6%) sudah melakukan secara tepat dalam merespon terhadap reaksi pasien dengan tepat dan komunikasi aktif dengan pasien. Sikap bidan untuk sabar dan teliti, tidak
commit to user tergesa-gesa, percaya diri dan tidak gugup diketahui bahwa sebanyak 17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 89
bidan (73,9%) telah melakukannya dengan tepat, sebanyak 14 bidan (60,9%) dalam memberikan perhatian terhadap setiap pertanyaan klien sudah dilakukan dengan tepat. Masih adanya bidan yang belum tepat tersebut disebabkan karena adanya bidan yunior di Puskesmas Kecamatan Banjarsari yaitu responden yang berusia 20 – 30 tahun sebanyak 4 orang (7,40%), dan masa kerja dari bidan yang masih dini yaitu kurang dari 5 tahun sebanyak 5 bidan (21,70%) hal ini membuat bidan masih belum bisa bersikap sabar dan teliti, masih tergesa-gesa dan kurangnya percaya diri dalam pemberian pelayanan ANC. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari (Azwar, 1995) mengenai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap salah satunya adalah pengalaman pribadi yaitu untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Penghayatan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas dalam situasi yang melibatkan emosi. Selain itu sikap bidan yang gugup atau kurang percaya diri juga disebabkan karena keberadaan orang lain dalam hal ini adalah bidan senior atau yang menjadi mentor dari bidan yunior. Azwar (1995) menyatakan bahwa orang lain disekitar merupakan salah satu diantara komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap. Seseorang yang dianggap penting merupakan komponen sosial yang mempengaruhi pembentukan sikap
commit to user seorang individu terhadap sesuatu.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 90
Faktor lain yang mempengaruhi kurangnya percaya diri dari bidan dalam pelayanan ANC adalah faktor emosional dari bidan karena usia bidan yang masih muda. Faktor usia berpengaruh terhadap pengalaman bidan dalam pelayanan ANC baik dalam bersikap ataupun di dalam pemeriksaan ANC secara langsung kepada ibu hamil. Faktor emosional merupakan suatu bentuk sikap kadang-kadang merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Pada sisi lain, penelitian menemukan bahwa orang yang hatinya sedang senang akan lebih mudah dikenal persuasi (Mackie dan Worth dalam Baron dan Byrne, 1991). Sikap dikatakan sebagai suatu respon evaluatif. Respon hanya akan timbul
apabila
individu
dihadapakan
pada
suatu
stimulan
yang
menghendaki adanya reaksi individual. Respon Evaluatif berarti bahwa bentuk reaksi yang dinyatakan sebagai sikap itu timbulnya didasari oleh proses evaluasi dari individu yang memberi kesimpulan terhadap stimulus. Dalam bentuk nilai baik-buruk, positif-negatif, menyenangkan, tidak menyenangkan, yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap obyek sikap (Azwar, 1995). e. Pelatihan bidan dalam pelayanan Antenatal Care (ANC) Pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki performansi pekerjaan pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung
commit to user jawab karyawan perusahaan, Supaya efektif, pelatihan biasanya harus
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 91
mencakup pengalaman belajar (Learning experience), aktivitas-aktivitas yang terencana (be a planned organizational activity), dan didesain sebagai
jawaban
diidentifikasikan.
atas
kebutuhan-kebutuhan
yang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
berhasil
keseluruhan
bidan (100%) sudah mendapatkan pelatihan mengenai ANC. Pelatihan pelayanan antenatal dilaksanakan untuk meningkatkan kompetensi bidan dalam melayani kesehatan masyarakat. Kepala puskesmas dalam wawancaranya membenarkan bahwa pelatihan ANC dilaksanakan terhadap bidan yang berada di lingkup tugasnya. Selain pelatihan ANC maka Bidan Puskesmas Kecamatan Bnajarsari juga mendapatkan pelatihan Asuhan Persalinan Normal (APN) yang bertujuan agar bidan dapat menerapkan asuhan persalinan di tempat kerja atau di puskesmas. Pelatihan APN yang diberikan kepada bidan Puskesmas se Kecamatan Banjarsari menggunakan buku rujukan (acuan) Pelatihan klinik Asuhan Persalian Normal (APN), asuhan essensial, pencegahan dan penanggulangan segera komplikasi persalinan dan Bayi Baru Lahir (BBL) yang dikeluarkan Depkes RI tahun 2008. Dinas Kesehatan Kota Surakarta telah melakukan berbagai hal dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan antenatal dengan memberikan materi pada bidan diantaranya : 1) Mengadakan pelatihan tentang pelayanan antenatal kepada bidan 2) Memberikan perlengkapan sarana dan prasarana yang menunjang
commit to user kegiatan pelayanan antenatal.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 92
3) Membimbing untuk pembuatan SOP pelayanan antanetal. 4) Melakukan monitoring dan evaluasi tahunan dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak khusunya pelayanan antenatal di Puskesmas se Kota Surakarta. Rivai (2004) menyatakan bahwa pelatihan adalah proses sistematis mengubah tingkah laku pegawai untuk mencapai tujuan organisasi. Pelatihan berkaitan dengan keahlian dan kemampuan pegawai dalam melaksanakan pekerjaan. Pelatihan memiliki orientasi saat ini dan membantu pegawai untuk mencapai keahlian dan kemampuan tertentu agar berhasil melaksanakan pekerjaan.
Pelatihan adalah upaya untuk
meningkatkan pengetahuan seseorang agar mempunyai kecerdasan tertentu. Tenaga bidan yang telah bekerja di tingkat desa mempunyai tingkat pendidikan dasar dan latihan dasar yang diperlukan. Pengertian lain dari pelatihan adalah suatu perubahan pengertian dan pengetahuan atau ketrampilan yng dapat diukur (Purwanto, 2005) Pelayanan antenatal merupakan pelayanan yang diterima ibu hamil selama kehamilannya untuk memastikan ibu dan janin berada dalam keadaan sehat selama kehamilan. Manfaat adanya pelatihan yang diberikan tersebut membuat bidan dapat bekerja dengan lebih baik hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan beberapa bidan yang menyatakan bahwa adanya pelatihan mampu meningkatkan pengetahuan tentang pelayanan ANC.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 93
Hal ini sesuai dengan pernyataan dari tujuan dilakukannya pelatihan terutama untuk memperbaiki efektifitas pegawai dalam mencapai hasil kerja yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan cara pengembangan. Pelatihan diselenggarakan dengan maksud untuk memperbaiki penguasaan ketrampilan dan teknik-teknik pelaksanaan pekerjaan tertentu, terinci dan rutin. Sedangkan pengembangan mempunyai ruang lingkup lebih luas, dalam
pengembangan
terdapat
peningkatan
sikap
dan
sifat-sifat
kepribadian (Handoko, 1995) Hariandja (2002) juga menyatakan mengenai alasan penting untuk mengadakan pelatihan, yaitu: adanya perubahan perubahan yang meliputi perubahan dalam teknologi proses seperti munculnya teknologi baru atau munculnya metode kerja baru. Perubahan dalam tenaga kerja seperti semakin beragamnya tenaga kerja yang memiliki latar belakang keahlian, nilai, sikap yang berbeda yang memerlukan pelatihan untuk menyamakan sikap dan perilaku bidan terhadap pekerjaan dalam pelaksanaan Antenatal Care. Adanya pelatihan yang diberikan kepada bidan puskesmas sangat bermanfaat dalam pelayanan ANC kepada ibu hamil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keseluruhan bidan (100%) sudah mendapatkan pelatihan mengenai ANC tersebut menyatakan bahwa adanya pelatihan memberikan manfaat dalam pemberian pelayanan ANC. Tjiptono dan Diana (2003) menyatakan bahwa pelatihan bertujuan untuk meningkatkan
commit to user pengetahuan, keterampilan, dan sikap karyawan serta meningkatkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 94
kualitas dan produktivitas organisasi secara keseluruhan, dengan kata lain tujuan pelatihan adalah meningkatkan kinerja dan pada gilirannya akan meningkatkan daya saing. Sedangkan Robinson dalam Marzuki (1992) menyatakan pelatihan berfungsi sebagai : (a) pelatihan sebagai alat untuk memperbaiki penampilan/kemampuan individu atau kelompok dengan harapan memperbaiki performance organisasi; (b) keterampilan tertentu diajarkan agar karyawan dapat melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan standar yang diinginkan; (c) pelatihan juga dapat memperbaiki sikap-sikap terhadap pekerjaan, terhadap pimpinan atau karyawan; dan (d) manfaat lain daripada pelatihan adalah memperbaiki standar keselamatan. 2. Faktor pendukung dalam pelaksanaan Antenatal Care (ANC) Puskesmas adalah suatu persatuan kesehatan fungsional merupakan, pusat pengembangan kesehatan masyarakat disamping juga membina peran serta masyarakat, memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Oleh karena itu puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya. Faktor pendukung dalam pelaksanaan ANC dalam penelitian ini adalah dari kelengkapan peralatan yang digunakan bidan dalam pelayanan ANC. Alat–alat yang dibutuhkan untuk pemeriksaan ibu hamil di antaranya adalah: timbangan berat badan, pengukur tinggi badan, tensimeter, stetoskop monokuler atau linec, meteran atau midlen, hamer reflek, jangka panggul serta
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 95
peralatan untuk pemeriksaan laboratorium kehamilan yaitu pemeriksaan kadar hemoglobin, protein urin dan urin reduksi. Fasilitas atau alat merupakan faktor yang mendukung untuk melaksanakan tindakan atau kegiatan. Fasilitas tersebut meliputi ruangan pemeriksaan ibu hamil yang memenuhi standar kesehatan yaitu tersedianya air bersih yang memenuhi syarat fisik, kimia dan bakteriologik, pencahayaan yang cukup, ventilasi yang cukup serta terjamin keamanannya. Sedangkan fasilitas
suatu
alat
atau
sarana
untuk
mendukung
melaksanakan
tindakan/kegiatan, pengelolaan logistik yang baik dan mudah diperoleh serta pencatatan dan pelaporan yang lengkap dan konsisten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelengkapan peralatan dalam pelaksanaan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Kecamatan Banjarsari Surakarta sudah lengkap. Hal ini berarti puskesmas berpedoman peralatan digunakan sesuai dengan pedoman kerja sebagai acuan dalam bekerja yang mengacu pada pedoman kerja yang diterbitkan oleh kepala puskesmas setempat. Hal tersebut diperkuat dengan hasil wawancara dengan bidan yang menyatakan bahwa peralatan yang digunakan di puskesmas ini sudah lengkap sehingga menunjang kinerja bidan dalam pelaksanaan ANC di mana penggunaannya sesuai dengan pedoman kerja yang telah ditetapkan. Alat yang menunjang pelayanan ANC yang terdapat di Puskesmas se Kecamatan Banjarsari meliputi :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 96
1) Tensimeter dan stetoskop Adalah alat untuk mengukur tekanan darah pada ibu hamil setiap pelayanan antenatal, dan stetoskop digunakan untuk mendengarkan hasilnya. 2) Termometer Termometer adalah alat untuk mengukur suhu badan ibu. 3) Fetoskop Yaitu alat untuk mendengarkan denyut jantung janin. Alat ini selalu digunakan oleh bidan dalam melakukan pelayanan antenatal. 4) Reflek hamer Alat ini digunakan untuk melakukan patela reflek pada ibu hamil, alat ini juga digunakan oleh bidan dalam melakukan pelayanan antenatal 5) Timbangan Dewasa Alat ini dipakai untuk menimbang berat badan ibu setiap kali datang untuk pelayanan antenatal. 6) HB Meter dan Alat periksa urine HB Meter adalah alat untuk memeriksa kadar hemoglobin dalam darah ibu dan alat periksa urine untuk memeriksa kadar protein dan glukosa dalam urin. Alat dipakai bidan bila ada indikasi. Peralatan yang digunakan dalam pelayanan ANC dapat menunjang kinerja bidan dalam pelaksanaan pekerjaannya.
Hal ini sesuai dengan
pernyataan dari Timple dalam Dinkes (2005) tentang faktor-faktor yang
commit to user mempengaruhi kinerja terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 97
Internal (disposisional) yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang, misalnya kinerja seseorang baik disebabkan karena mempunyai kemampuan tinggi dan seseorang itu tipe pekerja keras, sedangkan seseorang mempunyai kinerja jelek disebabkan orang tersebut mempunyai kemampuan rendah dan orang tersebut tidak memiliki upaya-upaya untuk memperbaiki kemampuannya.) Faktor Eskternal yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang yang berasal dari lingkungan, seperti perilaku, sikap dan tindakan-tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja dan iklim organisasi. Hasil observasi yang dilakukan terhadap pelaksanaan pemeriksaan Antenatal Care (ANC) dari keseluruhan bidan masih terdapat beberapa bidan yang melaksanakan tindakan tetapi kurang tepat. Tindakan yang kurang tepat tersebut diantaranya adalah dalam pemeriksaan fisik, pemeriksaan tanda-tanda vital,
pelaksanaan pemeriksaan fisik kepala dan leher, pelaksanaan
pemeriksaan dada, pelaksanaan pemeriksaan Palpasi menurut Leopold I, pelaksanaan
pemeriksaan
Palpasi
menurut
Leopold
II,
pelaksanaan
pemeriksaan Palpasi menurut Leopold III, pelaksanaan pemeriksaan Palpasi menurut Leopold IV, pelaksanaan pemeriksaan tangan dan kaki, pelaksanaan pemeriksaan punggung, pelaksanaan promosi dan pelaksanaan promosi kesehatan. Adanya tindakan yang belum tepat dari bidan dalam pemeriksaan di bagian-bagian tersebut disebabkan karena bidan yang terdapat di Puskesmas
commit to user Kecamatan Banjarsari masih terdapat bidan yang masih yunior dengan usia 20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 98
sampai dengan 30 tahun dan juga masa kerja dari bidan yang kurang dari 5 tahun, walaupun bidan-bidan tersebut sudah mendapatkan pelatihan tetapi dalam pelaksanaannya masih ada beberapa tindakan yang dilakukannya tidak tepat karena rasa kurang percaya diri dari bidan yunior tersebut dalam pelaksanaan pemeriksaan ANC. 3. Faktor Pendorong Bidan dalam Pelaksanaan Antenatal Care (ANC) Pemeriksaan antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar. Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pelayanan antenatal ialah untuk mencegah adanya komplikasi obstetri bila mungkin dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin
serta
ditangani
secara
memadai
(Saifuddin,
dkk.,
2002).
Pemeriksaan kehamilan atau ANC merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental (Wiknjosastro, 2005). Pelayanan antenatal terintegrasi merupakan integrasi pelayanan antenatal rutin dengan beberapa program lain yang sasarannya pada ibu hamil, sesuai prioritas Departemen Kesehatan, yang diperlukan guna meningkatkan kualitas pelayanan antenatal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 99
Proses pelaksanaan ANC membutuhkan pedoman kerja yang jelas dan di dalam pelaksanannya harus selalu dimonitoring oleh instansi yang terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di dalam pelaksanaan pemeriksaan ANC yang dilakukan bidan puskesmas bahwa terdapat kegiatan monitoring yang dilakukan oleh kepala puskesmas. Maksud pelaksanaan monitoring ini adalah untuk mengetahui apakah pelaksanaan pemeriksaan ANC sudah sesuai dengan pedoman kerja atau tidak dan dari hasil penelitian keseluruhan bidan menyatakan bahwa di dalam pemeriksaan sudah sesuai dengan pedoman kerja bidan. Puskesmas se Kecamatan Banjarsari sudah memiliki SOP pelayanan ANC. Dalam pengamatan yang dilakukan peneliti juga membuktikan bahwa Puskesmas mempunyai SOP dalam pelayanan ANC. Selain prosedur tetap diharapkan di puskesmas juga ada buku-buku standar pelayanan antenatal versi terbaru, yang bisa dipakai bahan referensi dalam melaksanakan pelayanan kesehatan ibu dan anak terutama pelayanan antenatal seperti buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal dan buku pencegahan infeksi. Sedangkan catatan medik dan arsip-arsip yang mendukung pelayanan antenatal semua tersedia di puskesmas tersebut. Pedoman kerja bidan dalam pelayanan Antenatal Care (ANC) pelaksanannya harus dilakukan monitoring untuk memastikan bahwa program berjalan sesuai dengan rencana. Monitoring adalah dokumentasi sistematik dari aspek-aspek kunci performansi program yang memberi indikasi apakah
commit to user program berfungsi seperti dimaksud dengan atau sesuai dengan beberapa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 100
standar yang tepat. (Nugroho R, 2007).
Kegiatan monitoring merupakan
salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan khususnya pelayanan Antenatal Care (ANC), dengan monitoring dapat memastikan bahwa standar pelayanan medis yang telah dilaksanakan sesuai dengan rencana, sedangkan evaluasi dapat memastikan bahwa standar pelayanan medis memberikan hasil sebagaimana dikehendaki. (Depkes RI, 2007). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan monitoring bidan dilakukan oleh kepala puskesmas yang dilakukan tiap satu bulan sekali. Monitoring dan evaluasi merupakan kegiatan rutin yang berkesinambungan dan harus terus menerus dilakukan. Pada dasarnya monitoring dan evaluasi merupakan kegiatan pemantauan pelaksanaan kegiatan bukan suatu kegiatan untuk mencari kesalahan, tetapi membantu melakukan tindakan perbaikan secara terus menerus. Monitoring dan evaluasi dilakukan sebagai usaha untuk menentukan apa yang sedang dilaksanakan dengan cara memantau hasil/prestasi yang dicapai dan jika terdapat penyimpangan dari standar yang telah ditentukan, maka segera diadakan perbaikan, sehingga semua hasil/prestasi yang dicapai dapat sesuai dengan rencana (Santoso, 2008). Monitoring yang dilakukan oleh kepala puskesmas bertujuan untuk melakukan evaluasi dari pelayanan ANC yang dilakukan oleh bidan. Hal ini sesuai dengan tujuan dari monitoring yaitu untuk memantau secara langsung dan mengikuti perkembangan setiap kegiatan dan sekaligus memberikan pembinaan dan bantuan teknis (Santoso, 2008).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 101
Depkes (2007), menyatakan bahwa tujuan supervisi adalah 1) peningkatan dan pemantapan pengelolaan upaya pembangunan kesehatan puskesmas secara berhasil guna dan berdaya guna, 2) peningkatan dan pemantapan pengelolaan sumber daya di semua tingkat administrasi dalam rangka pembinaan pelaksanaan upaya kesehatan Puskesmas, 3) peningkatan dan pemantapan pengelolaan program-program di semua tingkat administrasi dalam rangka pembinaan upaya kesehatan Puskesmas.4) peningkatan dan pemantauan pengelolaan peran serta masyarakat di semua tingkat administrasi dalam rangka membina pelaksanaan upaya di kesehatan Puskesmas. Monitoring yang dilaksanakan di Puskesmas Banjarsari juga dimaksudkan agar pelaksanaan program sesuai dengan rencana, berjalan lancar, masalah di lapangan dapat dipecahkan serta mencapai tujuan dan sasaran dengan adanya semangat kerja, prestasi dan kerjasama para pengelola maupun pelaksana Puskesmas Kecamatan Banjarsari Surakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dasarnya perilaku bidan dalam pelaksanaan ANC masih perlu ditingkatkan dalam pelaksanannya karena masih terdapat beberapa pemeriksaan yang sudah dilakukan tetapi belum tepat. Penelitian ini mengandung kelemahan-kelemahan dalam penelitian yang dapat disimpulkan oleh peneliti antara lain adalah bahwa bidan pelaksana mempunyai masa kerja yang berbeda-beda sehingga tidak dapat digeneralisasikan dalam proses pelaksanaan pekerjaan karena bidan yang baru masih terlihat gugup dalam pemeriksaan ANC. Kelemahan yang
commit to user lain adalah tidak adanya observasi yang mengarah atas pemeriksaan bimanual
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 102
atas indikasi sehingga rata-rata pelayanan ANC adalah pelayanan yang normal. Kelemahan lain dalam penelitian ini bahwa di Puskesmas Kecamatan Banjarsari kurang menyediakan berbagai buku-buku tentang standar pelayanan antenatal untuk tahun-tahun terbaru yang bisa dipakai bahan referensi dalam melaksanakan pelayanan kesehatan ibu dan anak terutama pelayanan antenatal seperti buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal dan buku pencegahan infeksi. Hal ini membuat ibu hamil ataupun bidan kurang memperoleh informasi terbaru mengenai pelayanan ANC pada khususnya ataupun pengetahuan tentang ibu dan anak pada umumnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 1. Faktor Predisposisi Bidan Puskesmas dalam Pelayanan Antenatal Care (ANC) Pengetahuan bidan tentang pedoman penggunaan kerja dalam pelaksanaan Antenatal Care (ANC) dalam kategori baik hal ini dibuktikan bahwa keseluruhan bidan puskesmas Banjarsari sudah menggunakan pedoman kerja yang telah ditetapkan.
Bidan juga sudah memperoleh
pengetahuan melalui pelatihan yang terprogram sehingga keseluruhan responden sudah melakukan pengisian asuhan kebidanan dalam pelayanan ANC sehingga mengetahui manfaat dalam penggunaan pedoman kerja. Pengetahuan bidan dan pelatihan yang sudah diikuti bidan tersebut ternyata belum membuat sikap bidan dalam pelaksanaan ANC tersebut benar, hal ini dibuktikan masih terdapat bidan yang belum benar atau belum tepat dalam pemberian pelayanan ANC khususnya dalam menyambut klien dengan ramah, memperkenalkan diri dan berjabat tangan dengan pasien, meminta persetujuan dan kontrak waktu, merespon terhadap reaksi pasien dengan tepat dan komunikasi aktif dengan pasien, sikap bidan untuk sabar dan teliti, tidak tergesa-gesa, percaya diri serta tidak gugup dan dalam memberikan perhatian terhadap setiap pertanyaan klien.
commit to user 103
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 104
2. Faktor Pendukung dalam Pelaksanaan Antenatal Care (ANC) Hasil observasi kelengkapan peralatan di puskesmas Kecamatan Banjarsari diketahui bahwa keseluruhan Puskesmas yang ada di Kecamatan Banjarsari sudah memiliki peralatan yang lengkap dalam pelayanan Antenatal Care (ANC) sehingga dapat menunjang kinerja bidan dalam pelayanan ANC. Hasil observasi yang dilakukan terhadap pelaksanaan pemeriksaan Antenatal Care (ANC) dari keseluruhan bidan masih terdapat beberapa bidan yang melaksanakan tindakan tetapi kurang tepat. Tindakan yang kurang tepat tersebut diantaranya adalah dalam pemeriksaan fisik, pemeriksaan tanda-tanda vital,
pelaksanaan pemeriksaan fisik kepala dan leher, pelaksanaan
pemeriksaan dada, pelaksanaan pemeriksaan Palpasi menurut Leopold I, II, III dan IV, pelaksanaan pemeriksaan tangan dan kaki, pelaksanaan pemeriksaan punggung, pelaksanaan promosi dan pelaksanaan promosi kesehatan. 3. Faktor Pendorong Bidan dalam Pelaksanaan Antenatal Care (ANC) Hail penelitian tentang pelaksanaan monitoring bidan dalam pelayanan Antenatal Care (ANC) sudah sesuai dengan pedoman kerja. Monitoring dilakukan oleh kepala puskesmas baik secara langsung maupun tidak langsung setiap satu bulan sekali kemudian dilakukan evaluasi program untuk mengetahui hasil pelaksanaan pekerjaan dari bidan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 105
B. Implikasi Implikasi dari hasil penelitian ini diharapkan bahwa : 1. Kontinuitas Pelatihan Hasil pelatihan menunjukkan bahwa beberapa bidan masih belum melakukan secara tepat dalam pelaksanaan pelayanan Antenatal Care sehingga kontinuitas pelatihan perlu ditingkatkan oleh bidan. Kontinuitas pelatihan ini diharapkan dapat bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kota Surakarta sehingga diharapkan pengetahuan bidan semakin meningkat dan mampu memberikan pelayanan yang lebih baik dalam pelayanan ANC. 2. Pelaksanaan Monitoring dari Kepala Puskesmas Monitoring yang dilakukan oleh kepala puskesmas dilakukan satu bulan sekali baik secara langsung maupun tidak langsung, tetapi adanya monitoring yang dilakukan satu bulan sekali tersebut kurang maksimal, hal ini dibuktikan bidan dalam memberikan pelayanan ANC masih ada yang belum tepat dalam melakukan pemeriksaan, sehingga monitoring dari Kepala Puskesmas lebih diintensifkan lagi.
C. Saran 1. Kepala puskesmas meningkatkan pembinaan dan pengarahan kepada tenaga bidan secara berkala tentang permasalahan yang berhubungan dengan kinerja bidan, kedisiplinan (jam kerja), dengan cara diskusi atau curah pendapat dan membentuk bidan penyelia yang ada di Puskesmas guna membantu bidan yang masih yunior.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 106
2. Kepala Puskesmas dapat melaksanakan evaluasi kinerja bidan secara berkala, khususnya mutu layanan dan sikap bidan. Dinas kesehatan dalam menetapkan angka kredit jabatan fungsional bidan harus sesuai apa yang dinilai. 3. Dinas Kesehatan perlu mengembangkan upaya peningkatan kinerja bidan melalui pelatihan pengembangan manajemen kinerja (PMK) dengan metode workshop dan meningkatkan pembinaan ditiap puskesmas cecara berkala melalui supervisi.
commit to user