TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POS PELAYANAN TERPADU (POSYANDU) DI DESA KADILANGUSUKOHARJO KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Program Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh : NORY RIS NELTY NIM : B09 096
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012
HALAMAN PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POS PELAYANAN TERPADU (POSYANDU) DI DESA KADILANGU SUKOHARJO
Diajukan Oeh : NORY RISNELTY NIM : B09 096
Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggalJuni 2012
Pembimbing
DESY HANDAYANI, SST.,M.Kes NIK. 200884029
ii
HALAMAN PENGESAHAN TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POS PELAYANAN TERPADU (POSYANDU) DI DESA KADILANGU SUKOHARJO
KARYA TULIS ILMIAH
Disusun Oleh :
NORY RISNELTY NIM : B09 096 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Akhir Program D III Kebidanan Pada tanggal,
Juli 2012 Penguji II
Penguji I
HUTARI PUJI ASTUTI, S.SiT.,M.Kes NIK. 200580012
DESY HANDAYANI, SST.,M.Kes NIK. 200884029
Tugas akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan Mengetahui, Ka. Prodi D III Kebidanan
DHENY ROHMATIKA, S.SiT
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Kader tentang Posyandu di Desa Kadilangu Sukoharjo”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dra. Agnes Sri Harti. M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Dheny Rohmatika, SST, selaku KaProdi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. 3. Ibu Desy Handayani, S.ST,M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis. 4. Ibu Sri Suharti, selaku ketua Posyandu Desa Kadilangu Sukoharjo yang telah bersedia memberikan ijin kepada penulis dalam penggunaan lahan. 5. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta yang secara tidak langsung telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 6. Seluruh Kader Posyandu Desa Kadilangu Sukoharjo yang telah bersedia menjadi responden dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
iv
7. Ayah dan Bunda tercinta yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat serta dukungan secara moral, material, dan spiritual. 8. Teman-teman seperjuangan angkatan 2009STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah membantu dan memberikan informasi serta dukungan. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, diharapkan masukan dari semua pihak berupa saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juni 2012
Penulis
v
Program Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2012 Nory RisNelty B09 096
TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POS PELAYANAN TERPADU (POSYANDU) DI DESA KADILANGU SUKOHARJO
xiii + 39 halaman + 3 tabel + 2 gambar + 14 lampiran ABSTRAK Latar Belakang : Posyandu merupakan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia sejak dini melalui layanan sosial dasar masyarakat untuk menunjang pembangunan. Posyandu dibentuk oleh masyarakat desa/kelurahan dengan tujuan untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare kepada masyarakat setempat. Keaktifan kader dalam kegiatan posyandu akan meningkatkan keterampilan karena dengan selalu hadir dalam kegiatan, kader akan mendapat tambahan keterampilan dari pembinaan petugas maupun dengan belajar dari teman sekerjanya Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang posyandu di Desa Kadilangu Sukoharjo Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatifdilaksanakan di Desa Kadilangu Sukoharjo pada bulan Juni 2012. Sampel yang sebanyak 30 responden.Alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah kuesioner.Analis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah univariat. Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan kader tentang posyandu di Desa Kadilangu Sukoharjo dengan 17 responden (56,67%) mempunyai pengetahuan baik, 10 responden (33,33%) mempunyai pengetahuan cukup dan 3 responden (10%) mempunyai pengetahuan kurang. Kesimpulan : Tingkat pengetahuan kader tentang Posyandu di Desa Kadilangu Sukoharjo dalam kategori baik (56,67%), kategori cukup 10 responden (33,33%), kategori kurang 3 responden (10%) Kata kunci Kepustakaan
: Pengetahuan, Kader Posyandu : 21Literatur (tahun 2001 - 2011)
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Pelajari apapun yang anda bisa, kapanpun, dan dari siapapun. Di sanalah nanti akan tiba waktunya anda mendapat sesuatu yang menyenangkan Jangan takut pada masa depan dan jangan menangis untuk masa lalu Tetap semangat!!! Jangan menyerah sebelum kamu mencoba untuk melakukan yang terbaik dalam hidupmu
PERSEMBAHAN : Karya Tulis Ilmiah ini aku persembahkan : 1. Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga terwujud Karya Kecil ini. 2. Ayah, Bunda yang tanpamu aku bukanlah apaapa dan terimakasih atas doa dan restunya dan cinta kasihnya selama ini. 3. Adikku tercinta yang selalu memberikan support setiap langkahku 4. Teman-teman kost (Nia, Marta, Dewi, Harni, Santi, Ayuk) 5. Buat Someone Dwi Gunawan W yang selama ini telah menemani aku dalam suka dan duka. 6. Temen-temen Angkatan 2009 yang telah berpatisipasi dalam pembuatan karya kecil ini.... Semangat!!! 7. Almamaterku.
vii
CURICULUM VITAE
BIODATA Nama
: Nory Ris Nelty
Tempat /Tanggal Lahir
: Kebundurian, 20 Februari 1991
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat Rumah
: Kebundurian, Pekanbaru – RIAU
PENDIDIKAN 1. SD Negeri 5 Kebundurian
Lulus tahun 2003
2. SMP N 11 Pekanbaru
Lulus tahun 2006
3. SMK N 1 Pekanbaru
Lulus tahun 2009
4. Prodi III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2009
viii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................
iii
KATA PENGANTAR ...............................................................................
iv
ABSTRAK ................................................................................................
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................
vii
CURICULUM VITAE .............................................................................
viii
DAFTAR ISI .............................................................................................
ix
DAFTAR TABEL .....................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
xiii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang .....................................................................
1
B. Perumusan Masalah ............................................................
3
C. Tujuan penelitian..................................................................
3
D. Manfaat Penelitian ...............................................................
4
E. Keaslian Penelitian ...............................................................
4
F. Sistematika Penelitian ..........................................................
6
BAB I1 TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori .....................................................................
7
B. Kerangka Teori ...................................................................
23
C. Kerangka Konsep ................................................................
23
ix
BAB 1II METODE PENILITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitia ..............................................
24
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................
24
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ..............
24
D. Instrumen Penelitian.............................................................
25
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................
29
F. Variabel Penelitian ...............................................................
29
G. Definisi Operasional.............................................................
30
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ..................................
30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum dan tempat penelitian ...............................
35
B. Hasil penelitian ...................................................................
35
C. Pembahasan .........................................................................
36
D. Keterbatasan Penelitian .......................................................
37
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .........................................................................
38
B. Saran ...................................................................................
38
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi Kisi Kuisioner .....................................................................
26
Tabel 3.2 Definisi Operasional ....................................................................
30
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Posyandu di Desa Kadilangu Sukoharjo ........................
35
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Kerangka Teori……………………………………………….... 23
Gambar 2.2
Kerangka Konsep…………………………………………….... 23
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Jadwal Penelitian
Lampiran 2.
Permohonan Ijin Pengambilan Data Awal Kuesioner
Lampiran 3.
Surat Balasan Pengambilan Data Awal
Lampiran 4.
Surat Permohonan Uji Validitas
Lampiran 5.
Surat Balasan Uji Validitas
Lampiran 6.
Surat Permohonan Ijin Penelitian
Lampiran 7.
Surat Balasan Ijin Penelitian
Lampiran 8.
Surat Permohonan menjadi Responden
Lampiran 9.
Lembar Persetujuan Responden
Lampiran 10. Kuisioner Penelitian Lampiran 11. Kunci Jawaban Lampiran 12. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 13. Hasil Penelitian Lampiran 14. Lembar Konsultasi
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kehadiran Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di Indonesia telah memberikan andil yang cukup besar dalam menurunkan angka kematian ibu dan anak.Posyandu juga mempunyai kontribusi yang besar dalam pencapaian tujuan pembangunan kesehatan.Dalam hal ini diperlukan upaya untuk meningkatkan pembangunan kesehatan masyarakat yang dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk masyarakat swasta.Salah satu wujud dari pemberdayaan masyarakat tersebut adalah posyandu (Kusnani, 2011). Posyandu merupakan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia sejak dini melalui layanan sosial dasar masyarakat untuk menunjang pembangunan.Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga pembentukan, penyelenggaraan dan pemanfaatannya memerlukan peran serta aktif masyarakat dalam bentuk partisipasi penimbangan balita setiap bulannya, sehingga dapat meningkatkan status gizi balita.Kegiatan ini membutuhkan partisipasi aktif ibu-ibu yang memiliki anak balita untuk membawa balita-balita mereka ke posyandu sehingga mereka dapat memantau tumbuh
kembang
balita
melalui
berat
badannya
setiap
bulan
(Permendagri, 2011). Posyandu dibentuk oleh masyarakat desa/kelurahan dengan tujuan untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare kepada masyarakat setempat. Satu posyandu melayani sekitar 80-100
1
2
balita.Dalam keadaan tertentu, seperti lokasi geografis, perumahan penduduk yang terlalu berjauhan, dan atau jumlah balita lebih dari 100 orang, dapat dibentuk posyandu baru (Handayani, 2011). Secara
kuantitas,
perkembangan
jumlah
posyandu
sangat
menggembirakan, karena di setiap desa ditemukan sekitar 3-4 posyandu. Pada saat posyandu dicanangkan pada tahun 1986 jumlah posyandu tercatat sebanyak 25.000 posyandu, pada tahun 2008 meningkat menjadi 238.699 posyandu, dan pada tahun 2010 menjadi 269.202 posyandu. Ditinjau dari aspek kualitas masih ditemukan banyak masalah, antara lain kelengkapan sarana dan keterampilan kader yang belum memadai (Handayani, 2011). Menurut Effendi dalam buku Kusnani (2011) kegiatan posyandu merupakan kegiatan nyata yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari masyarakat, yang dilaksanakan oleh kaderkader kesehatan yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar. Keaktifan kader dalam kegiatan posyandu akan meningkatkan keterampilan karena dengan selalu hadir dalam kegiatan, kader akan mendapat tambahan keterampilan dari pembinaan petugas maupun dengan belajar dari teman sekerjanya. Pengetahuan sangat penting dalam memberikan pengaruh terhadap sikap dan tingkah laku kader terhadap pelayanan posyandu.Oleh karena
itu,
pengetahuan
tentang
posyandu
sangat
diperlukan
(Sofyawati, 2011). Dampak pengetahuan kader terhadap posyandu yaitu posyandu akan semakin berkualitas sehingga minat masyarakat ke posyandu meningkat. Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan di Desa Kadilangu terhadap 10 kader terdapat 2 kader berpengetahuan baik, 5 kader
3
berpengetahuan cukup dan 3 kader berpengetahuan kurang sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “Tingkat Pengetahuan Kader tentang Posyandu di Desa Kadilangu Sukoharjo”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimana
Tingkat
Pengetahuan Kader tentang Posyandu di Posyandu Desa Kadilangu Sukoharjo?’’
C. Tujuan Penelitian 1.Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang posyandu di Desa Kadilangu Sukoharjo. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang posyandu dengan kategori baik. b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang posyandu dengan kategori cukup. c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang posyandu dengan kategori kurang.
4
D. Manfaat Penelitian 1.
Bagi Pengetahuan Dapat menambah pengetahuan terutama dalam keilmuan tentang posyandu.
2.
Bagi Peneliti Dapat melatih kemampuan peneliti, menambah ilmu dan menerapakan ilmu pengetahuan yang telah didapat di institusi khususnya berkaitan dengan posyandu.
3.
Bagi Institusi a) Bagi Desa Kadilangu Dapat meningkatkan kualitas posyandu di Desa Kadilangu sehingga peningkatan kesehatan masyarakat. b) Bagi Pendidikan Sebagai bahan referensi bagi pendidikan dan bahan referensi bagi peneliti lain untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang posyandu.
E. Keaslian Penelitian 1.
Nur Rahman (2005) dengan judul “Pengetahuan Kader tentang Posyandu di Desa Kudu Sukoharjo Tahun 2005”. Jenis penelitian adalah deskriptif. Populasi penelitian ini adalah kader posyandu di Desa Kudu Sukoharjo yang berjumlah 35 orang, dan tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan tehnik total sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Hasil penelitian ini menggambarkan pengetahuan kader tentang posyandu di Desa Kudu Sukoharjo, dimana
5
pengetahuan kader yang dikategorikan baik adalah 40%, cukup 46% dan kategori kurang adalah 14%. 2.
Ika Ayuning Tyas (2010) dengan judul “Pengetahuan Kader tentang Posyandu di Purwosari Surakarta Tahun 2010”. Jenis penelitian adalah deskriptif. Populasi penelitian ini adalah kader posyandu di Purwosari Surakarta pada bulan Juni Tahun 2010 sejumlah 30 responden dengan menggunakan tehnik accidental sampling. Alat pengumpulan data menggunakan format kuesioner. Hasil penelitian yaitu gambaran pengetahuan kader tentang posyandu dengan 6 responden (20%) mempunyai pengetahuan baik, 20 responden (66.67%) mempunyai pengetahuan cukup dan 4 responden (13.33%) mempunyai pengetahuan kurang.
3.
Dian Andriani (2009) dengan judul “Pengetahuan Kader tentang Posyandu di Posyandu Ngudi Santosa Donohudan Ngemplak Boyolali Tahun 2009”. Jenis penelitian adalah deskriptif. Populasi penelitian ini adalah kader posyandu Di Posyandu Ngudi Santosa Donohudan Ngemplak Boyolali Tahun 2009 sejumlah 47 responden dengan menggunakan tehnik accidental sampling. Alat pengumpulan data menggunakan format kuesioner. Hasil penelitian yaitu gambaran pengetahuan kader tentang posyandu mayoritas mempunyai pengetahuan baik yaitu sebanyak 31 responden (65,96%). 10 responden (21,09%) mempunyai pengetahuan cukup dan 6 responden (12,95%) mempunyai pengetahuan kurang.
6
Perbedaan peneliti dengan keaslian terletak pada tempat penelitian di Desa Kadilangu Sukoharjo, jenis penelitian adalah deskriptif kuantitaf. Populasi penelitian ini adalah kader posyandu di Desa Kadilangu Sukoharjo yang berjumlah 30 orangdan tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan tehnik sampling jenuh. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner tertutup. Hasil penelitian ini menggambarkan pengetahuan kader tentang posyandu di Desa Kadilangu Sukoharjo, dimana pengetahuan kader yang dikategorikan baik adalah 56,67%, cukup 33,33% dan kategori kurang adalah 10%. F. Sistematika Penulisan BAB I.
PENDAHULUAN Dalam bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, keaslian penelitian, dan sistematika penelitian.
BAB II.
TUJUAN PUSTAKA Dalam bab ini menjelaskan teori-teori dari masalah yang akan diteliti, kerangka teoritis dan kerangka konsep.
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini tentang jenis dan rancangan penelitian lokasi penelitian, populasi dan sampel, alat penelitian, pngumpulan data, jalannya penelitian, variable penelitian, definisi operasional, teknik pengolahan data, analisa data.
7
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini berisikan tentang gambaran umum dan tempat penelitian,
hasil
penelitian,
pembahasan
dan
penelitian. BAB V. PENUTUP Dalam bab ini berisikan tentang simpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
keterbatasan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan adalah kesan didalam fikiran manusia sebagai hasil penggunaan
panca
inderanya
(Soekanto,
2001).
Pengetahuan
(knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pernyataan ‘what’, misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2002). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan,
pendengaran,
penciuman,
perasaan
dan
peraba.
Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003). b. Tingkatan Pengetahuan Tingkatan pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan (Notoatmojo, 2003) yaitu : 1) Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Tahu merupakan tingkatan pengetahuan
8
9
yang paling rendah karena tingkatan ini hanya mengingat kembali (recall) terhadap suatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. 2) Memahami (Comprehension) Memahami
diartikan
sebagai
suatu
kemampuan
untuk
menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. 3) Aplikasi (Aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menerapkan atau menggunakan materi yang sudah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). 4) Analisis (Analysis) Analisis diartikan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5) Sintesis (Synthesis) Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. 6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau suatu obyek
10
berdasarkan kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. c.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut
Soekanto
(2000)
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pengetahuan antara lain : 1) Tingkat pendidikan Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perilaku positif yang meningkat. 2) Informasi Seseorang yang mempunyai sumber informasi lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas. 3) Budaya Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan. 4) Pengalaman Sesuatu yang pernah dialami seseorang untuk memilih kebutuhan tentang sesuatu yang bersifat informal. 5) Sosial Ekonomi Tingkatan kemampuan seseorang untuk memilih kebutuhan hidup. Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi akan menambah tingkat pengetahuan. 6) Umur Jumlah tahun yang dihabiskan sejak kelahirannya
11
7) Pekerjaan Kegiatan yang dilakukan sehari – hari secara lengkap d.
Cara Memperoleh Pengetahuan Menurut Notoatmodjo ( 2002) dalam memperoleh pengetahuan dibagi dalam 2 kelompok : 1) Cara Tradisional Cara
ini
dipakai
orang
untuk
memperoleh
kebenaran
pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematik dan logis. Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain, meliputi a)
Cara Coba-Salah (Trial and error) Cara ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Pengalaman yang diperoleh melalui penggunaan metode ini banyak membantu perkembangan berfikir dan kebudayaan manusia kearah yang lebih sempurna.
b) Cara Kekuasaan atau Otoritas Pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemuka agama, maupun ahli ilmu pengetahuan. Para pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintahan, tokoh agama maupun
12
ahli
ilmu
pengetahuan
pada
prinsipnya
mempunyai
mekanisme yang sama didalam penemuan pengetahuan. c)
Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman
pribadi
dapat
memperoleh
pengetahuan.
digunakan Hal
ini
sebagai
dilakukan
upaya dengan
mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu. d) Melalui Jalan Pikiran Kebenaran pengetahuan dapat diperoleh manusia dengan menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi yang merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak
langsung
melalui
pernyatan-pernyataan
yang
dikemukakan dan dicari hubungannya sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan. 2) Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan dewasa ini lebih sistematis, logis dan murah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer (research methodology). Setelah diadakan penggabungan antara proses berpikir deduktif induktif maka lahirlah suatu penelitian yang dikenal dengan metode penelitian ilmiah.
13
e.
Tingkat Pengetahuan Menurut Nursalam (2003), tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang dapat dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu : 1) Baik 2) Cukup 3) Kurang
2. Kader a. Pengertian Kader Kader adalah seorang atau tim sebagai tenaga Posyandu yang berasal dari dan dipilih oleh masyarakat setempat yang memenuhi ketentuan dan diberi tugas serta tanggung jawab untuk melaksanakan pemantauan,
pertumbuhan
dan
perkembangan
Balita
dan
memfasilitasi kegiatan lain. Menurut Wiku (2007) Keriteria kader Posyandu adalah sebagai berikut: 1) Di utamakan berasal dari anggota masyarakat setempat. 2) Dapat membaca dan menulis huruf latin. 3) Mempunyai
jiwa
pelopor,
pembaharuan
dan
penggerak
masyarakat. 4) Bersedia bekerja secara sukarela, memiliki kemampuan dan waktu luang.
14
b. Tugas kader Menurut Wiku.A (2007) tugas kader adalah sebagai berikut : 1)
Pada hari buka Posyandu : a)
Menyiapkan tempat pelaksanaan, peralatan, sarana dan prasarana Posyandu termasuk menyiapkan dan memberikan makana tambahan.
b) Melaksanakan pendaftaran pengunjung Posyandu. c)
Melaksanakan penimbangan balita dan ibu hamil yag berkunjung ke Posyandu.
d) Mencatat hasil penimbangan di KMS atau buku KIA dan mengisi buku register Posyandu. e)
Memberikan pelayanan kesehatan dan KB sesuai dengan kewenangannya. Misalnya memberikan Vitamin A, pemberian tabelt zat besi, oralit, pil KB, Kondom. Apabila pada hari buka tenaga
kesehatan
Puskesmas
datang
berkunjung,
penyelenggaraan pelayanan dan KB ini dilakukan bersama petugas kesehatan. f)
Setelah pelayanan Posyandu selesai, kader bersama petugas melengkapi
pencatatan
dan
membahas
hasil
kegiatan
tindaklanjut. 2)
Diluar hari buka Posyandu antara lain : a)
Mengadakan pemutakhiran data sasaran Posyandu : bayi, anak balita, ibu hamil, ibu menyusui.
15
b) Membuat grafik SKDN, yaitu S : Seluruh balita yang bertempat tingal diwilayah kerja Posyandu, K : Jumlah balita yang mempunya Kartu MenujuSehat atau buku KIA, D : Jumlah balita yang datang dan ditimbang pada hari buka Posyandu, N : Jumlah balita yang ditimbang berat badannya dan berat badannya naik. c) Melakukan tindak lanjut terhadap : sasaran yang tidak datang, sasaran
yang
memerlukan
penyuluhan
lebih
lanjut,
memberitahukan kepada kelompok sasaran agar berkunjung ke Posyandu pada hari buka, melakukan kunjungan tatap muka ketokoh masyarakat, dan menghadiri pertemuan rutin kelompok masyarakat atau organisasi keagamaan. Salah satu permasalahan yang berkaitan dengan kader dewasa ini adalah tingginya angka drop out kader. Persentase kader aktif secara nasional adalah 69,2%, sehingga angka drop out kader sekitar 30,8%.
3. Posyandu a. Pengertian Posyandu Pengertian Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan di suatu wilayah kerja Puskesmas, dimana program
16
ini dapat dilaksanakan di balai dusun, balai kelurahan maupun tempattempat lain yang muda didatangi oleh masyarakat (Ismawati, 2010). b. Pembinaan dalam posyandu ada 3 intervensi yaitu : 1) Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang ditujukan untuk menjaga kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan ibu sampai usia balita. 2) Pembinaan perkembangan anak (Child Development) yang ditujukan untuk membina tumbuh kembang anak secara sempurna, baik fisik maupun mental sehingga siap menjadi tenaga kerja tangguh. 3) Pembinaan kemampuan kerja (Employment) yang dimaksud untuk memberikan
kesempatan
berkarya
dan
berkreasi
dalam
pembangunan bangsa dan negara. Intervensi 1 dan 2 dapat dilaksanakan sendiri oleh masyarakat dengan sedikit bantuan dan pengarahan dari petugas penyelenggara dan pengembangan posyandu merupakan strategi yang tepat untuk intervensi
ini.Intervensi
memperhatikan
ke
aspek-aspek
3
perlu
Politik
dipersiapkan
ekonomi
sosial
dengan budaya
(Sembiring, 2004). c. Tujuan penyelenggara Posyandu (Sembiring, 2004) : 1) Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (ibu Hamil, melahirkan dan nifas)
17
2) Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB (Keluarga Berencana) serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera. 3) Berfungsi
sebagai
Wahana
Gerakan
Reproduksi
Keluarga
Sejahtera, Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera. d. Kegiatan Pokok Posyandu (Sembiring, 2004) : 1) KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) 2) KB (Keluarga Berencana) 3) Pemberian lmunisasi. 4) Penyuluhan Gizi. 5) Penanggulangan Diare. e. Sasaran Menurut Intanghina (2009) sasaran dalam pelayanan kesehatan di posyandu adalah : 1) Bayi berusia kurang dari 1 tahun 2) Anak balita berusia 1 -5 tahun 3) Ibu hamil, ibu menyusui dan ibu nifas. 4) WUS (Wanita Usia Subur) 5) PUS (Pasangan Usia Subur) f. Sistem Lima Meja di Posyandu Menurut Aprilia (2009) system lima meja di posyandu antara lain:
18
1) Meja I (Pendaftaran) a)
Balita didaftar dalam formulir pencatatan balita.
b) Bila anak sudah punya KMS, berarti bulan lalu, anak sudah ditimbang. Maka KMS-nya diminta. Namanya dicatat pada secarik kertas. Secarik kertas ini diselipkan di KMS. Kemudian, ibu balita diminta membawa anaknya menuju ke tempat penimbangan. c)
Bila anak belum punya KMS, berarti ia baru bulan ini ikut penimbangan. Maka, ambil KMS baru. Kolomnya diisi secara lengkap. Nama anak dicatat pada secarik kertas.
d) Dalam pendaftaran diusahakan semua warga dalam cakupan posyandu tersebut terdaftar, baik pendaftar lama maupun pendaftar baru. e)
KMS yang diterima harus diteliti terlebih dahulu oleh kader agar KMS yang dibawa ibu adalah KMS yang benar dan bukan KMS milik balita lain.
f)
KMS harus diberikan kembali kepada ibu setelah pelaksanaan posyandu selesai dan berpesan kepada ibu agar menyimpan dan membawanya kembali pada posyandu berikutnya.
2) Meja II (Penimbangan balita) a)
Dacin disiapkan oleh kader sebelum posyandu dimulai sehingga ketika posyandu dimulai dacin sudah siap digunakan. Kemudian anak ditimbang oleh kader yang bertugas. Kader
19
harus mengetahui cara penimbangan yang benar dan aman. Penimbangan dibaca hingga tingkat ketelitian 0,1 kg. Perhatikan bandul dacin agar tidak mengenai balita yang ditimbang dan balita disekitar dacin. b) Hasil penimbangan berat anak dicatat pada secarik kertas yang telah diselipkan oleh kader pada meja pendaftaran tepatnya dibawah nama yang tertera pada secarik kertas tersebut. Selipkan kembali kertas yang telah tertera nama dan berat badanini ke dalam KMS. Pastikan kertas ini tidak jatuh atau hilang. Cara pemasangan dacin yang benar menurut DKK Surakarta adalah: a)
Pilih pelana rumah atau dahan penggantung yang kuat.
b) Tali penggantung yang kuat. c)
Gantungkan dacin dengan posisi batang dacin sejajar dengan mata penimbang.
d) Sarung atau celana timbang tempat anak diletakkan. e)
Bandul geser di angka nol.
f)
Bandul penyeimbang dapat berupa kantong/plastik berisi pasir.
g) Posisi kedua paku timbangang harus lurus. h) Selesai menimbang, ibu dan anaknya dipersilahkan menuju ke meja 3, meja pencatatan.
20
3) Meja III (Pencatatan) a)
Buka KMS balita yang bersangkutan dengan hati – hati pastikan secarik kertas yang telah tertera nama dan berat badan balita terdapat di dalamnya.
b) Pastikan nama yang tertera dalam secarik kertas tersebut sesuai dengan KMSnya kemudian pindahkan hasil penimbangan anak dari secarik kertas ke KMS-nya. c)
Pada penimbangan pertama, isilah semua kolom yang tersedia pada KMS dengan lengkap sesuai dengan keadaan balita tersebut.
d) Bila ada kartu kelahiran, catatlah bulan lahir anak dari kartu tersebut. e)
Bila tidak ada kartu kelahiran, tetapi ibu ingat, catatlah bulan lahir anak sesuai ingatan ibunya.
f)
Bila ibu tidak ingat semua, dan hanya tahu umur anaknya yang sekarang, perkirakan bulan lahir anak dan catat.
g) Cantumkan bulan lahir anak pada kolom. h) Kemudian, isilah semua kolom bulan secara berurutan. i)
Setelah anak ditimbang, tuliskan TITIK (.) berat badanya pada TITIK TEMU garis tegak (sesuai dengan bulan penimbangan) dengan garis datar (sesuai dengan hasil penimbangan dalam kilogram). Pada penimbangan selanjutnya, kedua TITIK dihubungkan dengan garis. Pada bulan berikutnya tidak
21
ditimbang, dan bulan berikutnya ditimbang maka kedua TITIK tidak dihubungkan. j)
Selain titik berat badan dan garis hubung, catat juga semua kejadian yang diderita anak. Kejadian itu dicatat dalam garis tegak, sesuai dengan bulan yang bersangkutan.
4) Meja IV (Penyuluhan) Mintalah KMS anak.Perhatikan umur dan hasil penimbangan pada bulan ini. Ibu balita diberi penyuluhan : a)
Pentingnya menimbang balita setiap bulan untuk mengetahui pertumbuhan balita. Balita BGM harus dirujuk ke tenaga kesehatan.
b) Pentingnya ASI saja (ASI Eksklusif) sampai anak berumur 6 bulan. c)
Pentingnya pemberian makanan pendamping ASI bagi anak berumur diatas 4 bulan.
d) Pentingnya ibu memberikan ASI sampai anak berumur 2 tahun. e)
Pentingnya imunisasi lengkap untuk pencegahan penyakit pada balita (lihat kolom imunisasi anak pada KMS-nya).
f)
Pentingnya pemberian vitamin A untuk pencegahan kebutaan dan daya tahan tubuh anak. Setiap bulan Februari dan Agustus, bayi 6-12 bulan dan anak balita 1-5 tahun diberi 1 kapsul vitamin A.
22
g) Pentingnya latihan atau stimulasi perkembangan anak balita di rumah. h) Tentang bahaya diare bagi balita. ASI terus diberikan seperti biasa, walaupun anak sedang diare. i)
Tentang bahaya infeksi saluran pernafasan akut, balita batuk pilek dengan napas sesak atau sukar bernapas harus dirujuk ke tenaga kesehatan.
j)
Tentang demam pada balita sering merupakan tanda-tanda malaria, campak, demam berdarah dapat membahayakan jiwa anak. Anak demam, rujuk ke tenaga kesehatan.
k) Tentang pentingnya memelihara gigi dan mulut. 5) Meja V (Pelayanan KB dan Kesehatan) a)
Imunisasi Imunisasi dilakukan oleh tenaga kesehatan yang hadir dalam posyandu tersebut, kader tidak diperbolehkan melakukan imunisasi kepada balita.Penyuntikan imunisasi dilakukan pada balita dalam kondisi sehat, apabila terdapat balita sakit, imunisasi ditunda hingga balita tersebut sembuh.
b) Pemberian vitamin A Pemberian vitamin A dosis tinggi berupa obat tetes ke mulut tiap bulan Februari dan Agustus. Vitamin A harus diberikan oleh tenaga kesehatan di posyandu, vitamin A tidak diperbolehkan diberikan kepada ibu dibawa pulang untuk memastikan cara memberikan obat tetes dengan benar.
23
c)
Pembagian pil atau kondom Pil atau kondom diberikan pada Pasangan Usia Subur yang ingin menunda kehamilan ataupun tidak ingin mempunyai anak lagi, sebelum dibagikan Pasangan Usia Subur diberitahu cara penggunaannya agar dapat digunakan secara tepat.
d) Pengobatan ringan. Pengobatan yang diadakan pada posyandu sebatas obat yang ringan seperti: batuk, pilek, panas dan lain – lain. Apabila dijumpai penyakit yang agak serius segera dirujuk ke pelayanan kesehatan yang lebih tinggi. e)
Kosultasi KB-Kesehatan Konseling KB diberikan pada Pasangan Usia Subur yang ingin menjadi akseptor KB, konsultasi KB yang diberikan dimulai dari kontrasepsi sederhana, kontrasepsi pil, suntik, susuk, IUD, kontrasepsi darurat hingga kontrasepsi mantap. Diberikan pula cara penggunaan, efek samping, indikasi serta kontra indikasinya.
f)
Pemeriksaan kehamilan Pemeriksaan kehamilan dilakukan oleh bidan dalam runag periksa yang telah disediakan.Pemeriksaan di posyandu tetap mengikuti standar minimal 5T (Timbang, Tensi, TFU, TT, Tablet Besi).
24
B. Kerangka Teori
Posyandu Meliputi : Tingkat Pengetahuan 1. Tahu 2. Memahami 3. Menerapkan 4. Analisa 5. Sintesis 6. Evaluasi
Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Posyandu
1. Pengertian Posyandu 2. Pembinaan dalam Posyandu 3. Tujuan Penyelenggaraan Posyandu 4. Kader 5. Sasaran Posyandu 6. Sistem 5 Meja
Gambar 2.1 Kerangka Teori (Sumber Notoatmojo (2005) dan Aprilia (2009))
C. Kerangka Konsep
Baik
Pengetahuan kader tentang posyandu
Cukup
Kurang
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif Notoadmodjo
tentang suatu (2005)
keadaan secara
obyektif.
Menurut
metode penelitian deskriptif digunakan untuk
memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat atau lokasi yang digunakan untuk pengambilan kasus atau observasi. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kadilangu Sukoharjo (Notoadmodjo, 2010). 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah waktu atau saat yang digunakan untuk pelaksanaan penelitian atau observasi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2012 (Notoadmodjo, 2010)
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terjadi atas objek atau subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
25
26
diterapkan
oleh
peneliti
yang
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2005). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh Kader di Posyandu Desa Kadilangu Sukoharjopada bulan Juni 2012 sebanyak 30 orang responden. 2. Sampel Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoadmojo, 2005).Tehnik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah Sampling Jenuh.Menurut Sugiyono (2007) yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Jadi sampel yang digunakan adalah seluruh Kader di Desa Kadilangu Sukoharjo.
D. Instrumen Penelitian Alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah kuesioner yaitu daftar pernyataan yang sudah tersusun dengan baik, matang, dimana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda – tanda tertentu (Nototmodjo, 2005) Untuk mengetahui pengetahuan kader tentang posyandu, kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup dimana sudah terdapat jawabanya, sehingga mereka tinggal memilih. Untuk pernyataan positif (favorable) jawaban benar mendapat nilai 1 dan jawaban yang salah mendapatkan nilai 0 sedangkan pernyataan negatif (unfavorable) jawaban benar mendapat nilai 0 dan jawaban yang salah mendapatkan nilai 1. Pengisian kuesioner tersebut dengan memberi tanda centang (√) pada jawaban yang dianggap benar.
27
Kisi-kisi kuesioner dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Indikator
Tabel.3.1 .Kisi – kisi kuesioner Item FavorableUnfavorable
Pengertian Posyandu
1,2
Pembinaan Posyandu
4,5,6
3
Jumlah 3 3
Tujuan Posyandu
7
1
Kegiatan Posyandu
9,10,11
8
4
Sasaran Posyandu
12,13
14
3
15,17,18,19, 21,22,24,25
16, 20,23
11
Sistem 5 meja Total
25
Untuk mengetahui kuesioner untuk penelitian ini berkualitas, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan karakteristik seperti sejenis di luar lokasi penelitian.Uji validitas dilakukan pada kader di Desa Kudu Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo dengan jumlah responden 30 orang. 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006).Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya hendak diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus product moment dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Instrumen dikatakan valid jika nilai rhitung> rtabel. Rumus product moment adalah:
rxy =
N . ΣXY - ΣX.ΣY { N ΣX − (ΣX ) } {N ΣY 2 - (ΣY ) } 2
2
2
28
Keterangan: N
: Jumlah responden
rxy
: Koefisien korelasi product moment
x
: Skor pertanyaan
y
: Skor total
xy
: Skor pernyataan dikalikan skor total Untuk mengetahui apakah korelasi tiap-tiap pernyataan tersebut
signifikan, maka harus dilihat pada tabel nilai product moment. Melakukan uji coba pada beberapa responden. Uji coba minimal dilakukan terhadap 30 orang ( Riwidikdo, 2007). Untuk jumlah responden 30 orang dengan tingkat kepercayaan 95%, maka taraf signifikansinya adalah 0,361 dengan taraf kesalahan 5%. Penghitungan
uji
validitas
menggunakan
sistem
komputerisasi
menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution) for Windows Release 17.0. Uji validitas dilaksanakan di Posyandu Desa Kudu Sukoharjo dengan menyebarkan kuesioner sebanyak 30 butir pertanyaan.Responden yang diuji 30 responden. Dari 30 pernyataan yang telah dilakukan uji validitas didapatkan hanya 25 butir pernyataan yang dinyatakan valid sedangkan untuk nomor 8, 9, 21, 27 dan 29 tidak valid sehingga untuk 5 pernyataan tersebut tidak digunakan. 2. Uji Reliabilitas
29
Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2006).Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya hendak diukur. Uji reliabilitas instrumen ini peneliti menggunakan Alpha Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut: 2 k Σσb 1 ri = − σ 2t k − 1
Keterangan: ri
= Reliabilitas Instrument
k
= Banyaknya butir pernyataan atau banyaknya soal
∑σb2 = Jumlah varian butir σt2
= Varians total Berdasarkan rumus tersebut akan diketahui tingkat reliabilitas
instrumen yang digunakan dengan kategori variabel >0,7 dinyatakan reliabel dan <0,7 maka dinyatakan tidak reliabel (Notoatmodjo, 2005). Uji reliabilitas dalam penelitian ini diolah secara komputerisasi menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution) for Windows Release 17.0 dengan taraf kesalahan 5%.
Dari 25 butir pernyataan dinyatakan reliabel ini didapatkan harga riil sebesar 0,835> (0,7) sehingga instrumen penelitian ini dikatakan reliabel dan dapat dipergunakan sebagai alat pengumpulan data.
30
E. Teknik Pengumpulan Data Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar pernyataan persetujuan dan membagikan kuesioner di Posyandu Desa Kadilangu Sukoharjo, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden disuruh mengisi kuesioner hingga selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh dari data primer dan data sekunder yaitu: 1. Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya dan diperoleh dari jawaban atas pernyataan yang disediakan melalui pengisian kuesioner oleh responden tentang posyandu. 2. Data sekunder diperoleh dengan bertanya kepada ketua posyandu dengan acuan data dari ketua posyandu.
F. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan kader tentang posyandu. G. Definisi Operasional Definisi operasional adalah ruang lingkup atau pengertian variabelvariabel diamati atau diteliti, perlu sekali variabel-variabel tersebut diberi
31
batasan atau ”Definisi Operasional”. Definisi Operasional juga bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabelvariabel yang bersangkutan serta pengembangan instrumen (alat ukur) (Notoatmodjo, 2005). Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional
Alat Ukur
Pengetahu an kader tentang posyandu
Hasil dari tahu yang terjadi setelah kader melakukan penginderaan terhadap kegiatan posyandu.
Kuesioner
Skala
Kategori
Ordinal Baik (76% - 100%) Cukup (56% - 75%) Kurang (< 56%) (Nursalam, 2003)
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan Data Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Proses pengolahan data menurut Arikunto (2006) adalah: a. Editing Setelah data dikumpulkan, dievaluasi kelengkapannya. Editing data dilakukan di lapangan, sehingga bila terjadi kekurangan dan ketidaksesuaian dapat segera dilengkapi.
32
b. Coding Pemberian tanda kode bagi, tiap-tiap data yang termasuk dalam kategori yang sama. c. Tabulating Merupakan pengolahan data yang telah didapatkan. Dalam pengolahan data ini disusun dan ditampilkan ke dalam bentuk tabel. d. Entry data Memindahkan data ke dalam file komputer dengan bantuan program komputer. 2. Analisa Data Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisa univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2005). Selanjutnya hasil untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang posyandu maka, ditunjukan dengan prosentase dengan keterangan sebagai berikut : a. Baik (76% - 100%) b. Cukup (56% - 75%) c. Kurang (< 56%) (Nursalam, 2003)
33
Menurut Riwidikdo (2009), rumus untuk mengetahui skor presentase adalah sebagai berikut: Skor Prosentase Skor yang diperoleh responden = Total skor maksimal yang seharusnya diperoleh
x 100%
Sedangkan rumus presentase untuk jumlah kader tentang pengetahuan posyandu menurut tingkat pengetahuan. Skor Prosentase Jumlah ibu menurut tingkat pengetahuan = Jumlah responden
x 100%
I. Etika Penelitian Peneliti
membuat
informent
consent
atau
persetujuan
kepada
respondenterlebih dahulu dengan menuliskan jati diri, identitas peneliti, tujuan penelitian, serta permohonan kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam penelitian. Pelaksanaan penelitian ini peneliti mendapat ijin dari STIKes Kusuma Husada Surakarta, kepala posyandu Desa Kadilangu Sukoharjo, dan dari responden sendiri melalui informent consent yang terjamin kerahasiaannya. Menurut Hidayat (2008), masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan.
34
Setiap penelitian yang menggunakan obyek manusia tidak boleh bertentangan dengan etika agar hak responden dapat terlindungi, kemudian kuisioner dikirim ke subyek yang diteliti dengan menekankan pada masalah etika penelitian. Penelitian ini menekankan pada masalah etika yang meliputi: 1.
Informent Consent Informent consent diberikan sebelum melakukan penelitian. Informent consent ini berupa lembar persetujuan untuk menjadi responden. Pemberian informent consent ini bertujuan agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika subyek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati keputusan tersebut (Hidayat, 2008). Pada penelitian ini semua responden akan diberi lembar persetujuan.
2.
Anonimity (Kerahasiaan nama/identitas) Anonimity, berarti tidak perlu mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data(kuisioner). Peneliti hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data tersebut (Hidayat, 2008). Peneliti tidak akan mencantumkan nama subyek pada lembar pengumpulan data dalam penelitian ini.
3.
Confidentiality (Kerahasiaan hasil) Subbab ini menjelaskan masalah-masalah responden yang harus dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti,hanya kelompok data
35
tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian (Hidayat, 2008). Penelitian ini kerahasiaan hasil/ informasi yang telah dikumpulkan dari setiap subyek akan di jamin oleh peneliti.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Dan Tempat Penelitian Desa Kadilangu Sukoharjo dengan luas tanah sekitar 7.563 hektar dengan jumlah penduduk 2.632 jiwa. Posyandu Desa Kadilangu Sukoharjo terdiri dari lima Posyandu yang pertama Posyandu Ekasari terletak di rumah ketua Posyandu RT 2 RW 2 dengan strata purnama, Posyandu Dwisari terletak di rumah warga RT 2 RW 4 dengan strata purnama, Posyandu Trisari terletak di rumah warga RT 1 RW 3 dengan strata purnama, Posyandu Catursari terletak di rumah warga RT 3 RW 1 dengan strata purnama dan Posyandu Pancasari terletak di rumah warga RT 11 RW 2 dengan strata madya.
B. Hasil Penelitian Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Posyandu di Desa Kadilangu Sukoharjo, disajikan dalam tabel berikut : Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Posyandu di Desa Kadilangu Sukoharjo. No 1 2 3
Pengetahuan Baik Cukup Kurang Jumlah
Sumber : Data primer bulan Juni 2012
36
Frekuensi
Prosentase
17 10 3 30
56,67 33,33 10 100
37
Dari tabel diatas menunjukan tingkat pengetahuan kader tentang posyandu di Desa Kadilangu Sukoharjo dengan 17 responden (56,67%) mempunyai pengetahuan baik,
10 responden (33,33%)
mempunyai
pengetahuan cukup dan 3 responden (10%) mempunyai pengetahuan kurang.
C. Pembahasan Penelitian mengenai tingkat pengetahuan kader tentang posyandu di Desa Kadilangu Sukoharjo ini, dilakukan terhadap 30 responden. Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini menunjukan tingkat pengetahuan kader tentang posyandu di Desa Kadilangu Sukoharjo sejumlah 17 responden (56,67%) mempunyai pengetahuan baik, 10 responden (33,33%) mempunyai pengetahuan cukup dan 3 responden (10%) mempunyai pengetahuan kurang. Dari hasil penelitian bahwa responden berpengetahuan baik sudah sangat memahami tentang posyandu karena kader banyak mendapat informasi tentang posyandu baik dari media cetak maupun media informasi, diperoleh dari pengarahan bidan desa, pengalaman kader dalam melaksanakan kegiatan posyandu. Sedangkan responden dengan kategori cukup secara umum sudah memahami tentang posyandu meliputi pengertian posyandu, pembinaan posyandu, kegiatan posyandu dan sistem 5 meja dan kekurangan responden tentang posyandu meliputi tujuan dan sasaran posyandu. Responden dengan kategori kurang menunjukkan bahwa kader dengan pengetahuan kurang memahami posyandu.
38
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Soekanto (2000) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain pendidikan, informasi, budaya, pengalaman, sosial ekonomi, umur dan pekerjaan. Mayoritas kader yang berpengetahuan baik sudah sangat memahami tentang posyandu, dimana yang dimaksud dengan posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan di suatu wilayah kerja Puskesmas, dimana program ini dapat dilaksanakan di balai dusun, balai kelurahan maupun tempat-tempat lain yang muda didatangi oleh masyarakat (Ismawati, 2010). Berdasarkan dari hasil penelitian dan kaitannya dengan teori yang ada, dapat disimpulkan peran dari kader tidak hanya dituntut tindakan tetapi teori atau wawasannya. Kader Posyandu yang berkualitas akan meningkatkan kualitas posyandu sehingga minat masyarakat untuk keposyandu semakin meningkat.
D. Keterbatasan Penelitian 1. Kendala Penelitian Kendala dalam penelitian ini waktu untuk bertemu dengan responden sulit, karena sebagian besar responden bekerja, sehingga penelitian tidak bisa diselesaikan dalam 1 hari. 2. Kelemahan/keterbatasan penelitian Kelemahan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang tertutup, sehingga responden tidak dapat menguraikan jawaban selain jawaban yang tersedia.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari hasil penelitian tingkat pengetahuan kader tentang posyandu didesa kadilangu sukoharjo dapat disimpulkan, dalam kategori yaitu : 1. Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Posyandu di Desa Kadilangu Sukoharjo dalam kategori baik sebanyak 17 responden (56,67%) 2. Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Posyandu di Desa Kadilangu Sukoharjo dalam kategori cukup 10 responden (33,33%) 3. Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Posyandu di Desa Kadilangu Sukoharjo dalam kategori kurang 3 responden (10%)
B. Saran 1. Ilmu pengetahuan Bagi ilmu pengetahuan sebaiknya lebih mempublikasikan melalui media cetak, media elektronik dan internet agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat banyak khususnya tentang posyandu. 2. Peneliti berikutnya Untuk peneliti berikutnya sebaiknya menggunakan metode dan instrumen yang baik seperti metode wawancara sehingga hasil penelitian tentang posyandu akan lebih akurat.
39
40
3. Institusi a. Posyandu Sebaiknya posyandu lebih meningkatkan kegiatannya dan mampu menarik minat masyarakat agar datang keposyandu. b. Pendidikan Sebaiknya institusi lebih banyak mempublikasikan hasil penelitian sehingga memperluas wawasan mahasiswa
khususnya tentang
posyandu. c. Kader Sebaiknya kader lebih meningkatkan kehadiran dalam posyandu, menambah informasi dan pengetahuan tentang posyandu sehingga dapat mewujudkan posyandu yang berkualitas dan meningkatkan minat masyarakat untuk datang ke posyandu.