TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU LANSIA DI DESA SAWAHAN KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh : Titik Endang Lestari NIM B12 049
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015
TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU LANSIA DI DESA SAWAHAN KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh :
Titik Endang Lestari NIM B12 049
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015
i
HALAMAN PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU LANSIA DI DESA SAWAHAN KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI
Diajukan oleh : Titik Endang Lestari B12.049
Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal :
Pembimbing
Arista Apriani SST, M.Kes NIK 201188069
ii
HALAMAN PENGESAHAN
TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU LANSIA DI DESA SAWAHAN KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI
Karya Tulis Ilmiah Disusun oleh:
Titik Endang Lestari NIM B12049
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian akhir program DIII Kebidanan Pada tanggal :
Penguji I
Penguji II
Kartika Dian L, S.ST. M.Sc
Arista Apriani, S.ST. M.Kes
NIK 200884032
NIK 201188069
Tugas akhir ini diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan Mengetahui, Ka. Prodi D III Kebidanan
Retno Wulandari, SST NIK 200985034 iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ”Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Posyandu Lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali”.
Karya
Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta 2. Ibu Retno Wulandari SST, selaku Ka Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta. 3. Ibu Arista Apriani, SST. M.Kes selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam membuat Karya Tulis Ilmiah. 4. Ririn Yunianti amd.Keb, selaku pengelola Posyandu Lansia Ngemplak Boyolali yang telah bersedia memberi ijin kepada penulis dalam pengambilan data dan penelitian. 5. Seluruh dosen dan staff Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan. 6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
iv
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Proposal Karya Tulis Imiah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak. Surakarta,
Juni 2015
Penulis
v
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015 Titik Endang Lestari B12 049 TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU LANSIA DI DESA SAWAHAN KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI xiii + 44 halaman+ 18 lampiran + 8 tabel + 2 gambar ABSTRAK Latar Belakang: Mengacu pada UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan dan perlu adanya peningkatan mutu pelayanan kesehatan serta ketrampilan dan kemampuan yang memadai bagi para kader (Maryam dkk, 2010). Kader adalah anggota masyarakat yang dipilih dari dan oleh masyarakat, mau dan mampu bekerja bersama dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan secara sukarela (Maryam dkk, 2010). Berdasarkan studi pendahuluan di Desa Ngemplak, Sawahan, Boyolali terdapat 30 kader. Berdasarkan hasil wawancara tidak terstruktur pada 10 kader didapatkan hasil 3 orang kader bisa menjawab pertanyaan tentang posyandu lansia, sedangkan 7 orang kader tidak bisa menjawab tentang pengertian posyandu lansia, tujuan posyandu lansia, sasaran posyandu lansia, kegiatan posyandu lansia, peran serta lansia. Tujuan: Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali pada tingkat baik, cukup dan kurang. Serta faktor pendorong dan penghambat tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian dilaksanakan di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kader di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali dengan jumlah 30 kader. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sampling Jenuh. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, sedangkan untuk analisis data dilakukan dengan analisis univariat. Hasil penelitian: Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh hasil tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali menunjukkan 5 siswa (17%) berpengetahuan baik, 18 siswa (60%) berpengetahuan cukup dan 7 siswa (23%) berpengetahuan kurang. Faktor pendorong dan penghambat yaitu pendidikan, pekerjaan, umur, lingkungan dan sosial budaya. Kesimpulan: Tingkat Pengetahuan kader tentang posyandu lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali dapat dikategorikan dalam pengetahuan cukup. Faktor pendorong dan penghambat yaitu pendidikan, pekerjaan, umur, lingkungan dan sosial budaya. Kata kunci : Pengetahuan, kader, posyandu lansia Kepustakaan : 16 literatur (Tahun 2005-2015 )
vi
MOTTO v Jangan pernah malu untuk maju karena malu menjadikan kita takkan pernah mengetahui dan memahami segala sesuatu hal akan hidup ini. v Kerjakan pekerjaanmu dengan niat tulus dan penuh keikhlasan, maka akan kamu terima hasil yang memuaskan. Jika kamu mengerjakan dengan keterpaksaan maka hasilnya pun akan berantakan. PERSEMBAHAN Dengan segala rendah hati, karya tulis ilmiah ini persembahkan : 1. Allah SWT yang memberikan petunjuk kelancaran dan kemudahan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini. 2. Bapak dan Ibu tercinta, terimakasih atas doa, kasih sayang yang tak terhingga dan selalu memberikan yang terbaik. 3. Sahabatku tercinta laseh, yuli, atik terimakasih atas semangat yang kalian berikan. 4. Teman – teman seperjuangan DIII KEBIDANAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA . 5. Almamater tercinta STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA PRODI D III KEBIDANAN. 6. Bu Arista Apriani terimakasih selama ini telah sabar membimbing dan berbagi pengalaman.
vii
CURICULUM VITAE
Nama
: Titik Endang Lestari
Tempat / Tanggal Lahir
: Ngawi, 10 September 1992
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Cepak RT 001 RW 004 Sekarjati Karanganyar Ngawi
Riwayat Pendidikan 1.
SD N BANGUNREJO 01
Lulus tahun 2006
2.
SMP N 01 KARANGANYAR
Lulus tahun 2009
3.
SMAN 01 WIDODAREN
Lulus tahun 2012
4.
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Angkatan 2012
viii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL .........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv ABSTRAK ......................................................................................................... vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... vii CURICULUM VITAE ...................................................................................... viii DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang.............................................................................
1
B. Rumusan Masalah .......................................................................
3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................
3
D. Manfaat Penelitian ......................................................................
4
E. Keaslian Penelitian .....................................................................
5
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ............................................................................
7
B. Kerangka Teori ............................................................................ 20 C. Kerangka Konsep ....................................................................... 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................. 22 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 22 C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ................... 23 D. Variabel penelitian ...................................................................... 24 E. Definisi Operasional .................................................................... 24 F. Instrumen Penelitian ................................................................... 25
ix
G. Teknik Pungumpulan Data ......................................................... 29 H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ........................................ 30 I.
Etika Penelitian ............................................................................ 32
J.
Jadwal Penelitian ........................................................................ 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambara Umum Tempat Penelitian ........................................... 34 B. Hasil Penelitian ........................................................................... 34 C. Pembahasan ................................................................................ 39 D. Keterbatasan ............................................................................... 42 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .................................................................................. 43 B. Saran ............................................................................................ 44
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian ........................................................ 25 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner .......................................................................... 26 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur ............................................ 35 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan ................................... 36 Tabel 4. 3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan. .................................... 36 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan informasi. ..................................... 37 Tabel 4.5 Hasil Pengolahan Data. ...................................................................... 38 Tabel 4.6 Kuantitas Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan ................ 38
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Kerangka Teori ........................................................................... 20
Gambar 2.2
Kerangka Konsep ....................................................................... 21
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Jadwal Penelitian Lampiran 2 : Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3 : Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 4 : Surat Permohonan Ijin Uji Validitas Dan Reliabilitas Lampiran 5 : Surat Keterangan Uji Validitas Dan Reliabilitas Lampiran 6 : Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 7 : Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 8 : Surat Permohonan Menjadi Responden Lampiran 9 : Surat Persetujuan Responden Lampiran 10 : Kuesioner Penelitian Lampiran 11 : Pedoman Penskoran Kuesioner Lampiran 12 : Tabulasi Kuesioner Uji Validitas Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Posyandu Lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali Lampiran 13 : Hasil Uji Validitas Lampiran 14 : Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 15 : Tabulasi Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Posyandu Lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali Lampiran 16: Hasil Uji Statistik Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Posyandu Lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali Lampiran 17: Dokumentasi penelitian Lampiran 18: Lembar Konsultasi
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan telah berhasil menurunkan angka kematian bayi, ibu dan angka kesakitan serta menghasilkan perbaikan gizi masyarakat. Dampak positif yang dihasilkan adalah meningkatnya angka harapan hidup yang pada akhirnya akan mengakibatkan peningkatan jumlah dan proporsi usia lanjut (Maryam dkk, 2010). Datastatistik Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) menunjukkan bahwa penduduk yang berusia muda (0-14 tahun) sebesar 27,23%, yang berusia produktif (15-64 tahun) sebesar 67,67%, dan yang berusia angka
tua
atau
prevalensi
lansia lansia
(>65
tahun)
menimbulkan
sebesar Angka
5,10%. Beban
Tingginya Tanggungan
(Dependency Ratio) penduduk Indonesia pada tahun 2007 sebesar 47,77% (Depkes RI, 2009). Di Depok Usia Harap Hidup (UHH) Tahun 2007 sebesar 73,03 dan diharapkan akan terus meningkat pada Tahun 2009. Jumlah populasi penduduk usia lanjut Tahun 2007 adalah 6,3% dari 1,470,002 jiwa. Tahun 2008 adalah 6,6 % dari 1,503,677 jiwa. Tahun 2009 adalah 6,9% dari 1,536,980 jiwa dan tahun 2010 adalah 7,3% dari 1,570,949 jiwa (Maryam dkk, 2010).
1
2
Peningkatan jumlah usia lanjut tersebut akan berpengaruh pada beberapa aspek kehidupan baik fisik, mental, psikososial dan ekonomi. Menghadapai kondisi demikian perlu pengkajian masalah-masalah usia lanjut yang lebih mendasar dan sesuai dengan kebutuhan, agar tercapai tujuan pembinaan kesehatan usia lajut yaitu mewujudkan derajat kesehatan yang tinggi dan meningatkan mutu kehidupan usia lanjut untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdayaguna dalam kehidupan, keluarga, dan masyarakat (Maryam dkk, 2010). Berkenaan dengan hal tersebut diatas serta mengacu pada UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan dan perlu adanya peningkatan mutu pelayanan kesehatan serta ketrampilan dan kemampuan yang memadai bagi para kader (Maryam dkk, 2010). Kader adalah anggota masyarakat yang dipilih dari dan oleh masyarakat, mau dan mampu bekerja bersama dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan secara sukarela (Maryam dkk, 2010). Kader merupakan tenaga masyarakat yang dianggap paling dekat dengan masyarakat baik laki-laki maupun wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-masalah kesehatan perseorangan maupun masyarakat serta untuk bekerja dalam hubungan yang amat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan (Meilani dkk, 2009). Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 07 november 2014, di Desa Ngemplak, Sawahan, Boyolali terdapat 30 kader. Berdasarkan hasil wawancara tidak terstruktur pada 10 kader didapatkan hasil 3 orang kader
3
bisa menjawab pertanyaan tentang posyandu lansia, sedangkan 7 orang kader tidak bisa menjawab tentang pengertian posyandu lansia, tujuan posyandu lansia, sasaran posyandu lansia, kegiatan posyandu lansia, peran serta lansia.Dari latar belakang di atas maka peneliti ingin meneliti tentang “tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak KabupatenBoyolali”.
B. Rumusan Masalah “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Posyandu Lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali?”.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali. 2. Tujuan Khusus a.
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali dengan kategori baik.
b.
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali dengan kategori cukup.
4
c.
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali dengan kategori kurang.
d.
Untuk mengetahui faktor pendorong dan penghambat tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Dapat memperluas atau memperkaya wawasan bagi dunia ilmu pengetahuan di bidang kesehatan khususnya tentang posyandu lansia. 2. Bagi Peneliti Sebagai pengalaman langsung dalam melaksanakan penelitian dan sebagai data dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut. 3. Bagi Institusi a. Bagi Pendidikan Hasil penelitian ini menambah bahan bacaan, referensi, masukan bagi mahasiswa lain untuk melakukan penelitian selanjutnya dan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan kesehatan terutama tentang kader dan posyandu lansia. b. Bagi Desa Ngemplak Sawahan Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan kader tentang posyandu lansia.
5
E. Keaslian Penelitian 1. Efi Wulan Sari ( 2013 ) dengan judul “Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia (Posyandu Lansia) Di Desa Karangjati Kalijambe Sragen Tahun 2013”. Jenis penelitian adalah Deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh kader di Desa Karangjati Kalijambe dengan teknik pengambilan sampel di lakukan dengan sampling jenuh. Alat pengukuran data menggunakan format kuesioner. Hasil penelitian yaitu tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lanjut usia di Desa Karangjati Sragen dengan 3 responden (10%) mempunyai pengetahuan baik, 22 responden (73,3%) mempunyai pengetahuan cukup dan 5 responden (16,7%) mempunyai pengetahuan kurang. Jadi tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia yang paling banyak pada kategori cukup. 2. Yusran Nasution Fatmah (2012) dengan judul “ Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Kader Posbindu dalam Pengukuran Tinggi Badan Prediksi Lansia, Penyuluhan Gizi Seimbang dan Hipertensi Studi di Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat”. Disain penelitian menggunakan metode quasi eksperimental dengan rancangan one group pretest-posttestdesign serta pengambilan sampel penelitian menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel
41 responden (36 kader
Posbindu dan 5 petugas puskesmas) di Kecamatan Grogol Petamburan. Peningkatan pengetahuan diukur dengan angket pre-post test dan keterampilan kader diamati selama 3 bulan pasca pelatihan menggunakan
6
form checklist. Rerata skor pre dan post-test pengetahuan pengukuran antropometri lansia berbeda makna dan meningkat sebesar 22 butir. Perbedaan rerata keterampilan kader sebelum dan setelah pelatihan pada antropometri tinggi badan prediksi dan penyuluhan gizi seimbang lansia. Ada perbedaan keterampilan responden dengan tingkat cukup dan baik bila dibandingkan sebelum dan setelah pelatihan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sebelumnya terletak pada lokasi penelitian, waktu penelitian dan hasil penelitian sedangkan persamaannya terletak pada jenis penelitian dan tehnik penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan adalah hasil dari kata tahu yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Objek dalam pengetahuan adalah benda atau hal yang diselidiki oleh pengetahuan itu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera peraba, perasa, penglihatan, pendengaran dan
penciuman.
Pengetahuan
seseorang
tentang
suatu
objek
mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek inilah yang akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui maka menimbulkan sikap makin positif terhadap aspek tersebut. b. Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo
(2010), pengetahuan
dibagi
enam
tingkatan, yaitu: 1) Tahu (Know) Tahu adalah tingkat pengetahuan yang paling rendah. Tahu diartikan sebagai mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
7
8
Untuk mengukur tingkat kognitif ini digunakan kata kerja menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan dan sebagainya. 2) Memahami (Comprehention) Memahami adalah kemampuan untuk menjelaskan dan menginterpretasikan secara benar tentang obyek yang diketahuinya. Pada tingkatan ini, individu yang bersangkutan harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap materi atau substansi yang dipelajari. 3) Aplikasi (Application) Aplikasi adalah kemampuan menggunakan materi yang dipelajari berupa hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya pada kondisi nyata. 4) Analisis (analysis) Analisis adalah kemampuan menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen dalam struktur organisasi tersebut, yang terkait satu sama lain. 5) Sintesis (Synthesis) Sintesis atau formulasi menunjukkan kepada kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian ke dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. 6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi adalah kemampuan melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek atau materi. Evaluasi ini dilandaskan
9
pada kriteria yang telah ada atau kriteria yang disusun yang bersangkutan. c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut Wawan dan Dewi (2010), faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu : 1) Faktor Internal a) Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. b) Pekerjaan Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang dan kehidupan keluarga. c) Umur Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. 2) Faktor Eksternal a) Faktor lingkungan Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia
dan
pengaruhnya
yang
dapat
perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.
mempengaruhi
10
b) Sosial budaya Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi. d. Cara memperoleh pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010), dalam memperoleh pengetahuan dibagi dalam 2 kelompok : 1) Cara Tradisional Cara ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukan metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematik dan logis. Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain, meliputi : a) Cara Coba Salah (Trial and Eror) Cara ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Pengalaman yang diperoleh melalui penggunaan metode ini banyak membantu perkembangan berfikir dan kebudayaan manusia kearah yang lebih sempurna. b) Cara Kekuasaan atau Otoritas Pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemuka agama, maupun ahli ilmu pengetahuan. Para pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintah, tokoh agama maupun ahli ilmu
11
pengetahuan pada prinsipnya mempunyai mekanisme yang sama didalam penemuan pengetahuan. c) Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan mengulang kembali
pengalaman
yang
diperoleh
dalam
memecahkan
permasalahan yang dihadapi pada masa lalu. d) Melalui Jalan Pikiran Kebenaran pengetahuan dapat diporeh manusia dengan menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi yang merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan-pernyatan yang dikemukakan dan dicari hubunganya sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan. 2) Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan dewasa ini lebih sistematis, logis dan murah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer (research methodology). 2. Kader a. Pengertian Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk masyarakat, yang bertugas membantu kelancaran pelayanan kesehatan keberadaan kader sering dikaitkan dengan pelayanan rutin di posyandu. Sehingga seorang kader posyandu harus mau bekerja secara
12
sukarela dan ikhlas, mau dan sanggup melaksanakan kegiatan posyandu, serta mau dan sanggup menggerakkan masyarakat untuk melaksanakan dan mengikuti kegiatan posyandu (Ismawati dkk, 2010). b. Syarat Kader Seorang warga masyarakat dapat diangkat menjadi seorang kader posyandu apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1) Dipilih dari dan oleh masyarakat setempat. 2) Mau dan mampu bekerja bersama masyarakat secara sukarela. 3) Dapat membaca dan menulis. 4) Berjiwa sosial dan mau bekerja secara relawan 5) Mempunyai waktu yang cukup. 6) Bertempat tinggal diwilayah posyandu (Maryam dkk, 2010) c. Tugas Kader Menurut Depkes (2007), tugas kader Posyandu lansia adalah sebagai berikut : 1) Tugas kader secara langsung Tugas kader secara langsung adalah tugas yang dilakukan pada saat kegiatan posyandu berlangsung, antara lain : a) Menyiapkan pelaksanaan kegiatan di Posyandu. b) Menyampaikan pemberitahuan kepada lansia tentang jadwal kegiatan hari buka Posyandu c) Menyiapkan sarana kegiatan (buku registrasi, lembar balik menuju keluarga sehat mengatur pembagian tenaga pelaksana)
13
d) Melaksanakan kegiatan di Posyandu yaitu melakukan pendaftaran peserta, mengukur tensi, mencatat dalam buku register dan memasukkan dalam KMS, menilai hasil penimbangan, melakukan penyuluhan sesuai hasil penimbangan. 2) Tugas kader secara tidak langsung Tugas kader secara tidak langsung adalah tugas yang dilakukan di luar kegiatan Posyandu lansia, antara lain : a) Melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk bersedia membantu dalam kegiatan posyandu, khususnya di bidang penyuluhan. b) Mengajak masyarakat untuk meningkatkan gizi keluarga. c) Melakukan penyuluhan pada acara – acara lain seperti arisan dan pengajian. d. Pelatihan Kader Kader harus menguasai teknik ketrampilan dan pengetahuan yaitu : 1) Ketrampilan komunikasi interpesonal Ketrampilan ini penting karena dalam melaksanakan tugasnya seorang kader perlu memahami kebutuhan masyarakat, serta perlu menguasai teknik-teknik komunikasi yang efektif agar informasi dan pesan yang disampaikan kepada masyarakat dapat dimengerti dengan baik dan dilaksanakan.
14
2) Ketrampilan yang berhubungan dengan kegiatan di posyandu (pencatatan, pelaporan, penimbangan, dll). Kader perlu memahami pencatatan dan pelaporan yang benar, agar dapat
memperoleh
data
yang
mampu
membantu
kader
mengidentifikasi masyarakat yang perlu dikunjungi dan memperoleh perhatian khusus. 3) Pengetahuan kesehatan dasar dan gizi Pemahaman kader yang baik mengenai kesehatan dasar dan gizi dapat membantu kader untuk lebih efektif dalam memberikan informasi yang benar. Calon kader wajib mengikuti pelatihanpelatihan sebelum menjadi dan melaksanakan kewajiban sebagai kader posyandu (Ismawati dkk, 2010). 3. Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia (Posyandu Lansia) a. Pengertian Posyandu Lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan (Ismawati dkk, 2010). b. Tujuan Posyandu Lansia Tujuan pembentukan posyandu lansia ini adalah :
15
1)
Tujuan Umum : a) Meningkatkan derajat kesehatan dan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut di masyarakat, untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna bagi keluarga. b) Mendekatkan
pelayanan
dan
meningkatkan
peran
serta
masyarakat dan swasta dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjut. 2) Tujuan Khusus : a) Meningkatkan kesadaran pada lansia b) Membina kesehatan dirinya sendiri c) Meningkatkan mutu kesehatan lansia d) Meningkatkan pelayanan kesehatan lansia (Ismawati dkk, 2010). c. Sasaran Posyandu Lansia Adapun sasaran posyandu lansia adalah : 1) Sasaran Langsung Sasaran langsung adalah sasaran yang hanya di tujukan kepada kelompok usia lanjut, antara lain : kelompok prausia lanjut (45-59 tahun), kelompok usia lanjut (60 tahun ke atas), dan kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun ke atas). 2) Sasaran tidak Langsung Sasaran tidak langsung adalah sasaran yang ditujukan kepada seluruh bagian yang mendukung kegiatan posyandu lansia, antara
16
lain : keluarga dimana usia lanjut berada, organisasi sosial yang bergerak
dalam
pembinaan
usia
lanjut,
masyarakat
luas
(Ismawati dkk, 2010). d. Penyelenggaraan Posyandu Lansia 1) Pelaksanaan Kegiatan Anggota masyarakat yang telah dilatih menjadi kader kesehatan dibawah bimbingan Puskesmas. 2) Pengelola Pengurus yang berasal dari kader PKK, tokoh masyarakat formal atau nonformal (Ismawati dkk, 2010). e. Kegiatan Posyandu Lansia Kegiatan Posyandu lansia ini mencangkup upaya-upaya perbaikan dan peningkatan kesehatan masyarakat, meliputi : 1) Promotif Yaitu upaya peningkatan kesehatan, misalnya:penyuluhan perilaku hidup sehat, gizi usia lanjut dalam upaya meningkatkan kesegaran jasmani. 2) Preventif Yaitu upaya pencegahan penyakit, mendeteksi dini adanya penyakit dengan menggunakan KMS lansia. 3) Kuratif Yaitu Upaya pengobatan penyakit yang sedang diderita lansia
17
4) Rehabilitatif Yaitu upaya untuk mengembalikan kepercayaan diri pada lansia (Ismawati dkk, 2010). f. Peran serta lansia Para lansia diharapkan dapat bersama-sama mewujudkan kesehatan dengan cara: 1) Berperan aktif dalam kegiatan penyuluhan 2) Olahraga secara teratur sesuai kemampuan 3) Menjalani pemeriksaan kesehatan secara berkala 4) Menjalani pengobatan 5) Meningkatkan upaya kemandirian dan pemenuhan kebutuhan pribadi (Ismawati dkk, 2010). g. Mekanisme Pelayanan Posyandu Lansia Menurut Ismawati dkk (2010), Mekanisme pelayanan Posyandu Lansia dibagi menjadi 3 yaitu : 1) Pelayanan Posyandu Lansia dengan sistem 7 meja. a) Meja 1 Pendaftaran b) Meja 2 Pemeriksaan Kesehatan c) Meja 3 Pengukuran tekkanan darah, Tinggi badan dan Berat badan, serta di catat di KMS
18
d) Meja 4 Penyuluhan e) Meja 5 Pengobatan f) Meja 6 Pemeriksaan gigi g) Meja 7 PMT (Pemberian Makanan Tambahan) 2) Posyandu Lansia dengan sistem 5 meja a) Meja 1 Pendaftaran. b) Meja 2 Pengukuran dan penimbangan berat badan. c) Meja 3 Pencatatan tentang pengukuran tinggi badan dan berat badan , Indeks Massa Tubuh (IMT), dan mengisi KMS. d) Meja 4 Penyuluhan, konseling dan pelayanan pojok gizi, serta pemberian PMT. e) Meja 5 Pemeriksaan kesehatandan pengobatan, mengisi data-data hasil pemeriksaan kesehatan pada KMS. Dan diharapkan setiap
19
kunjungan para lansia dianjurkan untuk selalu membawa KMS lansia guna memantau status kesehatannya. 3) Posyandu Lansia dengan sistem 3 meja a) Meja 1 Pendaftaran lansia, pengukuran tinggi badan, penimbangan berat badan. b) Meja 2 Melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh (IMT). Pelayanan kesehatan seperti pengobatan sederhana dan rujukan kasus juga dilakukan di meja 2 ini. c) Meja 3 Melakukan kegiatan penyuluhan atau konseling, disini juga bisa dilakukan pelayanan pojok gizi.
20
B. Kerangka Teori Posyandu Pengetahuan
Kader
Lansia
1. Pengertian
1. Pengertian
1. Pengertian
2. Tingkat Pengetahuan
2. Syarat Kader
2. Tujuan
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
3. Tugas Kader
Lansia
Pengetahuan
4. Pelatihan Kader
4. Cara Memperoleh Pengetahuan
Posyandu
3. Sasaran Posyandu Lansia 4. Penyelenggaraan Posyandu Lansia 5. Kegiatan Posyandu Lansia
6. Peran Serta Lansia 7. Mekanisme
Gambar 2.1 KerangkaTeori Sumber: Notoatmodjo (2010), Wawan dan Dewi (2010), Maryam dkk, (2010), Ismawati dkk, (2010)
21
C. Kerangka Konsep Baik Tingkat Pengetahuan Kader
Sedang Kurang
1. Faktor Internal a. Pendidikan b. Pekerjaan c. Umur 2. Faktor Eksternal a. Faktor Lingkungan b. Faktor Sosial Budaya
Keterangan:
=Diteliti =TidakDiteliti
= Mempengaruhi
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian Deskriptif kuantitatif. Deskriptif yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi didalam masyarakat. Metode ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang (Notoatmodjo, 2012). Kuantitatif adalah data penelitian berupa angka-angka dan analisis berupa statistik (Sugiyono, 2012). Penelitian ini meneliti tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat atau lokasi dilakukan penelitian dan sekaligus membatasi ruang lingkup penelitian (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali.
22
23
2. Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah rencana tentang jadwal yang akan dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya (Hidayat, 2007). Penelitian ini dilakukan pada bulan April – Mei 2015.
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulan
(Sugiyono, 2012). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh kader di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali dengan jumlah 30 kader. 2. Sampel Sampel adalah Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2010). Jika populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10% - 15% atau 10% - 25% atau lebih (Arikunto, 2006). Sampel yang digunakan adalah seluruh kader di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali dengan jumlah 30 kader.
24
3. Tehnik Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini pengambilan sampel di lakukan dengan sampling jenuh hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil kurang dari 30 orang atau peneliti yang membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Sampling jenuh yaitu tehnik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2012). Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh kader di Desa Sawahan Ngemplak Boyolali dengan jumlah 30 kader.
D. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga memperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia di desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali.
E. Definisi Operasional Definisi
operasional
adalah
mendefinisikan
variabel
secara
operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu obyek atau fenomena (Hidayat, 2010).
25
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Posyandu Lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali Variabel
Devinisi Operasional
Skala
Alat Ukur
Pengetahuan
Kemampuan
Ordinal
Kuesioner 1. Baik bila nilai
Kader
responden untuk
responden yang
Tentang
menjawab :
diperoleh(x) ≥
Posyandu
a.
mean + 1 SD
Lansia
b. c. d. e. f. g.
Pengertian Posyandu Lansia Tujuan Posyandu Lansia Sasaran Posyandu Lansia Penyelenggaraan Posyandu Lansia Kegiatan Posyandu Lansia Peran serta lansia Mekanisme
Kategori
2. Cukup bila nilai responden yang diperoleh mean – 1 SD≤ x≤ mean + 1 SD 3. Kurang bila nilai yang diperoleh(x) < mean – 1 SD (Riwidikdo, 2010)
F. Instrumen Penelitian Instrument penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan data. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup yaitu memberikan suatu serangkaian pertanyaan yang telah ditulis dan responden tinggal memilih jawaban benar atau salah (Notoatmodjo, 2012). Instrumen ini ada 40 soal, dengan menggunakan Skala Guttman. Skala ini merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari pertanyaan atau pernyataan: ya dan
26
tidak, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, benar dan salah.Dimana permasalahan soal tersebut mengenai tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia. Skala Guttman ini umumnya dibuat seperti checklist dengan interpretasi penilaian pertanyaan dengan kriteria positif (favorable) yaitu bila menjawab benar nilainya 1 jika menjawab salah nilainya 0 dan kriteria negatif (unfavorable) bila menjawab salah nilainya 1 dan jika menjawab benar nilainya 0. Pengisian kuisioner tersebut dengan memberi tanda cetang (√) pada jawaban yang dianggap benar (Hidayat, 2007). Isi kuesioner terdiri dari pengetahuan kader tentang posyandu lansia. Untuk mengetahui kuesioner penelitian ini berkualitas, terlebih dahulu dilakukan uji validasi dan reliabilitas. Untuk mempermudah dalam menyusun instrumen, maka diperlukan kisi-kisi dari instrumen penelitian ini : Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Posyandu Lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali No. Pertanyaan Variabel Indikator Jumlah Favorable Unfavorable Tingkat Pengertian 1*,3* 2 3 Pengetahuan Tujuan 4,6*,7*,8 5 5 Kader tentang Posyandu Sasaran 9,11*,12,14 10,13,15* 7 Lansia Penyelenggaraan 16 17 2 Kegiatan Peran Serta Lansia Mekanisme
Jumlah Keterangan * : Item yang tidak valid
18,20,21,24
19,22,23
7
25,26,28
27,29
5
30,31,34,35,36 ,39
32,33,37,38*, 40
11
24
16
40
27
1.
Uji Validitas Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benarbenar mengukur apa yang diukur. Sebuah instrumen dikatakan valid sejauh
mana
mampu
mengukur
instrumen
ini.
Penelitian
ini
menggunakan uji validitas dengan rumus product moment dengan bantuan program komputer SPSS for Windows, dikatakan valid jika nilai rxy hitung > rxy tabel atau dengan nilai p-value < 0,05. r tabel dalam penelitian ini adalah 0,361 (Riwidikdo, 2013). Menurut Riwidikdo (2012), Untuk melakukan uji validitas minimal dilakukan terhadap 30 orang. Menurut Riwidikdo 2013, Rumas product moment:
ݎ௫௬ Keterangan:
ேǤσିσǤσ ୀ మ ඥሼேσ ିሺσሻమ ሼேσ మ ିሺσ௬ሻమ ሽ
rxy
: Koefisien korelasi setiap item dengan skor total.
N
: Jumlah responden
X
: Skor pertanyaan
Y
: Skor total
XY
: Skor pertanyaan dikalikan skor total
Uji validitas dilaksanakan di Desa Kismoyoso Ngemplak Boyolali dengan menyebar kuesioner sebanyak 40 butir pernyataan kepada 30 responden. Dari 40 pernyataan yang telah dilakukan uji validitas didapatkan hanya 33 butir pernyataan yang dinyatakan valid
28
sehingga untuk pernyataan nomer 1,3,6,7,11,15,38 tidak valid sehingga untuk 7 pernyataan tersebut tidak digunakan karena sudah ada item yang mewakili kisi-kisi kuesioner.
2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2012). Kuesioner atau angket dikatakan reliabel jika memiliki nilai alpha (α) minimal 0,7 (Riwidikdo, 2013). Untuk menguji realibilitas instrument peneliti menggunakan Alpha Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Rumus Alpha Chonbach adalah sebagai berikut:
ݎ
ୀቂ
ೖ σ್మ ቃଵି మ ൨ ೖషభ
Keterangan : r
: Rehabilitas Instrument
k
: Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑ϭb2
: Jumlah varians butir
Ϭt2
: Varians total Dari uji coba reabilitas terhadap 30 responden dan 33 soal yang
dilakukan di Desa Kismoyoso Ngemplak Boyolali didapatkan nilai alpha
cronbach,
0,914
hal
ini
menunjukkan
bahwa
alphacronbach diatas 0,7 sehingga kuesinoer dinyatakan reliabel.
nilai
29
G. Tehnik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data akan dilakukan dengan cara memberikan lembar pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner atau angket pada kader yang ada di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali, kemudian menjelaskan tentang cara mengisinya. Responden diminta untuk mengisi kuesioner sampai selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Menurut Riwidikdo (2013), cara memperoleh data dibagi menjadi 2 yaitu data primer dan data sekunder : 1. Data Primer Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari subjek atau objek oleh peneliti. Dalam penelitian ini data primer di dapatkan dari hasil jawaban kuesioner tentang posyandu lansia yang diisi oleh kader di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali. 2. Data Sekunder Data
sekunder
adalah
data
yang
diperoleh
dari
hasil
pendokumentasian. Data sekunder di dapatkan dari Bidan Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali tentang jumlah kader.
30
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data 1.
Pengolahan Data Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah
pengolahan
data.
Menurut
Notoatmodjo
(2012),
proses
pengolahan data yaitu : a.
Editing Hasil wawancara, angket, atau pengamatan dari lapangan harus dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Secara umum editing adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner.
b.
Coding Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan peng”kodean” atau “coding”, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.
c.
Memasukkan Data (Data Entry) atau Procesing Data, yakni jawaban–jawaban dari masing–masing responden yang dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau “software” komputer.
d.
Pembersihan Data (Cleaning) Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
dimasukkan,
perlu
dicek
kembali
untuk
melihat
kemungkinan– kemungkinan adanya kesalahan–kesalahan kode,
31
ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. 2.
Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisa univariat yaitu menganalisis terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan rentang nilai dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2012). Menurut Riwididikdo (2013), untuk mendapat tiga jawaban kategori yaitu baik cukup kurang maka menggunakan parameter : a.
Baik, bila nilai responden (x) > mean + 1 (x) > 27,6
b.
Cukup, bila nilai mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD 9,86 ≤ x ≤ 27,6
c.
Kurang, bila nilai responden (x) < mean - 1 SD (x) < 9,86
Menurut Riwidikdo (2013), untuk mencari nilai rata-rata diperoleh dengan rumus : σ௫ Rumus : X =
Keterangan : X
: Rata-rata (mean)
σݔ
: Jumlah seluruh jawaban responden
N
: Jumlah maksimal yang harus diperoleh responden
32
Menurut Riwidikdo (2013), simpangan baku (standard deviation) adalah ukuran yang dapat dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap rata-ratanya.
Rumus : మ
ሺσೣభ ሻ
σ௫భ ି SD = ඨ
ିଵ
Keterangan: SD
: Simpangan baku (standard deviation).
X1
: Nilai responden
n
: Jumlah responden Menurut Riwidikdo (2013), skor prosentase digunakan untuk
mengkategorikan data interval dalm beberapa kategori. Rumus : Skor prosentase =
I.
௦௬ௗ௦ௗ
௧௧௦௦௨௬௦௨௦௬ௗ
ܺͳͲͲΨ
Etika Penelitian Menurut Hidayat (2007), dalam melaksanakan penelitian ini peneliti memperhatikan etika, yaitu; 1.
Persetujuan (Informed consent) Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Imformed consent
33
diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan Imformed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien. 2.
Tanpa Nama (Anonymity) Merupakan jaminan dalam menggunakan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang disajikan.
3.
Kerahasiaan (Confidentiality) Masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
J. Jadwal Penelitian Dalam jadwal kegiatandiuraikan langkah-langkah kegiatan ini dari mulai menyusun proposal penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsung tiap kegiatan tersebut (Notoatmodjo, 2012). Jadwal kegiatan penelitian terlampir.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian Desa Sawahan Boyolali dengan luas tanah sekitar 38,5270 km2 dengan jumlah penduduk 81.138 jiwa. Desa Sawahan Boyolali terdiri dari 3 dusun yaitu dusun padokan meletan dan sawahan dengan jumlah RT sebanyak 05 RT. Batas desa Sawahan Boyolali
bagian barat berbatasan
dengan kecamatan sambi sebelah timur berbatasan dengan kota surakarta sebelah utara dengan kecamatan nogosari dan sebelah selatan dengan colomadu, kabupaten karanganyar Sawahan Boyolali terdapat 2 posyandu lansia. Posyandu lanjut usia adalah posyandu gabungan dari posyandu desa meletan dan desa padokan pelaksanaannya dilakukan di
posyandu
masing-masing dusun setiap jumat minggu ketiga. Jumlah kader posyandu lansia sebanyak 30 kader.
B. Hasil Penelitian 1.
Karakteristik Responden Pada penelitian ini karakteristik responden kader posyandu lansia di desa Sawahan Boyolali yang meliputi umur dan pendidikan. Karakteristik responden diuraikan sebagai berikut yaitu
34
35
a.
Umur Berdasarkan umur responden dibagi menjadi 3 kategori yaitu : umur 20-30 tahun, umur 30-35 tahun umur > 35 tahun. Berikut ini tabel distribusi responden berdasarkan umur di posyandu lansia di desa Sawahan Ngemplak Boyolali Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di Posyandu Lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali No
Umur (Tahun)
1. 2. 3.
Frekuansi
20-30 30-35 >35 Total Sumber : Data Primer, 2015
Presentasi (%)
12 13 5 30
40 43 17 100
Berdasarkan tabel 4.1 dari 30 responden yang berumur 20-30 tahun sebanyak 12 responden (40%), responden yang berumur 30-35 tahun sebanyak 13 responden (43%) dan yang berumur >35 tahun sebanyak 5 responden (17%). Sehingga mayoritas responden berumur 30-35 tahun sebanyak 13 responden (43%). b.
Pendidikan Pendidikan responden dibagi menjadi 3 kategori, yaitu SMP, SMA, Perguruan Tinggi (PT). Berikut tabel distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan sebagai berikut :
36
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan pendidikan di Posyandu Lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali No Pendidikan Jumlah Prosentase(%) 1. Tidak Sekolah 0 0 2. SD 0 0 3. SMP 6 20 4. SMA 20 67 5. Perguruan Tinggi 4 13 Total 30 100 Sumber: DataPrimer, 2015 Berdasarkan
tabel
4.2
sebagian
besar
responden
berpendidikan SMP sebanyak 6 responden (20%), berpendidikan SMA sebanyak 20 responden (67%), dan berpendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 4 responden (13%). Sehingga mayoritas tingkat pendidikan responden adalah SMA sebanyak 20 responden (67%). c.
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan Pekerjaan responden dibagi menjadi 7 kategori, yaitu IRT, Swasta, Guru, Pedagang, PNS, TNI/POLRI dan lain-lain. Berikut tabel distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan sebagai berikut : Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan pekerjaan di Posyandu Lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali No 1. 2. 3. 4.
Pekerjaan IRT Swasta Guru Pedagang PNS TNI/POLRI Lain-lain
5. 6. 7. Total Sumber: Data Primer, 2015
Jumlah 12 16 0 0 2 0 0 30
Presentase (%) 40 53 0 0 7 0 0 100
37
Berdasarkan tabel 4.3 karakteristik responden berdasarkan pekerjaan sebanyak 12 responden (40%) sebagai IRT, sebanyak 16 responden (53%) bekerja di swasta dan sebanyak 2 responden (7%) sebagai PNS. d. Karakteristik responden berdasarkan sumber informasi yang pernah di dapat Sumber informasi yang pernah didapat oleh responden dibagi menjadi 5 yaitu Guru, teman, tenaga kesehatan, media massa (majalah, koran, televisi, radio, internet, dll). Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan sumber informasi yang pernah di dapat di Posyandu Lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali No Sumber Informasi Jumlah Prosentase (%) 1. Guru 0 0 2. Teman 2 7 3. Tenaga Kesehatan 28 93 4. Majalah, koran, televisi, 0 0 radio, internet 5 Lain-lain 0 0 30 100 Sumber : Data Primer, 2015 2.
Analisis Data Skor Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Posyandu Lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali Setelah dilakukan analisis data terhadap tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali didapatkan mean 18,73 dan standar deviasi 8,87.
38
Tabel 4.5 Mean dan Standar Deviasi Variabel
Mean
Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia (posyandu lansia) di Desa Sawahan Ngemplak Boyolali Tahun 2015
18,73
Standar Deviasi 8,87
Sumber :Data Primer, 2015 Dari data yang diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk tabel kuantitas responden berdasarkan 3 kategori yaitu baik, cukup dan kurang yang disajikan data tabel sebagai berikut:
Tabel 4.6 Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Posyandu Lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali No
Pengetahuan
Frekuensi
Prosentase(%)
1. 2.
Baik Cukup
5 18
17 60
3.
Kurang
7
23
Total Sumber :Data Primer, 2015
30
100
Dari tabel 4.6 diatas menunjukan tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lanjut usia di Desa Sawahan Boyolali dengan 5 responden (17%) mempunyai pengetahuan baik, 18 responden
(60%)
mempunyai pengetahuan cukup dan 7 responden (23%) mempunyai pengetahuan kurang. Jadi tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia yang paling banyak pada kategori cukup.
39
C. Pembahasan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
mengadakan
penginderaan
terhadap
suatu
objek
tertentu.
Penginderaan terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, raba dengan sendiri. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2010). Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari,oleh dan untuk masyarakat, yang bertugas membantu kelancaran pelayanan kesehatan keberadaan kader sering dikaitkan dengan pelayanan rutin di posyandu. Sehingga seorang kader posyandu harus mau bekerja secara sukarela dan ikhlas, mau dan sanggup melaksanakan kegiatan posyandu, serta mau dan sanggup menggerakkan masyarakat untuk melaksanakan dan mengikuti kegiatan posyandu (Ismawati dkk, 2010). Posyandu Lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat
dimana
mereka
bisa
mendapatkan
pelayanan
(Ismawati dkk, 2010). Berdasarkan hasil penelitian yang tingkat pengetahuan kader tentang pos pelayanan terpadu lanjut usia (posyandu lansia) di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali Tahun 2015 pada kategori pengetahuan baik sebanyak 5 reponden (17%), pengetahuan cukup
40
sebanyak 18 responden (60%) dan pengetahuan kurang sebanyak 7 responden (23%). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Efi Wulan Sari (2013) dengan judul “Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia (Posyandu Lansia) Di Desa Karangjati Kalijambe Sragen Tahun 2013” . Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden berpengetahuan cukup yaitu 22 responden
(73%)
mempunyai pengetahuan cukup. Menurut
Wawan
dan
Dewi
(2010),
faktor-faktor
yang
mempengaruhi tingkat pengetahuan antara lain faktor interna ( pendidikan, pekerjaan, umur) dan faktor eksterna (lingkungan dan sosial bidaya). Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Berdasarkan penelitian diketahui mayoritas pendidikan responden adalah SMA sebanyak 20 orang (67%). Menurut Wawan dan Dewi (2010), pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang dan kehidupan keluarga. Berdasarkan penelitian diketahui mayoritas pekerjaan responden adalah swasta sebanyak 16 orang (53%).
41
Menurut Wawan dan Dewi (2010), semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Berdasarkan penelitian diketahui mayoritas umur responden 30-35 tahun sebanyak 13 orang (43%). Faktor selanjutnya adalah lingkungan dan sosial budaya, lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa mayoritas responden pernah mendapatkan informasi tentang posyandu lansia dan sumber informasi yang diperoleh mayoritas berasal dari tenaga kesehatan sebanyak 28 orang (93%). Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat disimpukan bahwa mayoritas responden berpengetahuan cukup sebanyak 18 orang (60%). Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor pendorong dan faktor penghambat yaitu pendidikan, pengalaman, informasi, lingkungan, sosial budaya dan umur.
D. Keterbatasan Dalam melakukan penelitian ini, peneliti memiliki beberapa kendala dan keterbatasan yaitu :
42
1. Kendala penelitian Kendala penelitian adalah ketersediaan waktu responden untuk menjawab kuesioner yang sangat sulit dan singkat, karena pada saat melakukan penelitian bersamaan dengan jadwal saat posyandu lansia. 2. Kelemahan/ keterbatasan a. Kuesioner
yang digunakan adalah kuesioner tertutup
yang
jawabannya sudah disediakan oleh peneliti untuk dipilih, sehingga responden tidak dapat memberikan jawaban sesuai keinginan responden. b. Penelitian hanya menggunakan satu variabel saja sehingga hanya dapat meneliti tentang pengetahuan kader tentang posyandu lansia saja. Sedangkan faktor pendorong dan penghambat penelitian hanya di deskripsikan berdasarkan kesimpulan dari teori dan karakteristik responden tanpa menguji secara statistic.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari hasil penelitian tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lanjut usia di Desa Sawahan Boyolali dapat disimpulkan sebagai berikut : 1.
Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Posyandu Lanjut Usia di Desa Sawahan Boyolali tahun 2015 dalam kategori baik sebanyak 5 responden (17%).
2.
Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Posyandu Lanjut Usia di Desa Sawahan Boyolali tahun 2015 dalam kategori cukup sebanyak 18 responden (60%).
3.
Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Posyandu Lanjut Usia di Desa Sawahan Boyolali tahun 2015 dalam kategori kurang sebanyak 7 responden (23%).
4.
Faktor pendorong dan faktor penghambat tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten
Boyolali
yaitu
pendidikan,
lingkungan, sosial budaya dan umur.
43
pengalaman,
informasi,
44
B. Saran 1.
Institusi Pendidikan Diharapkan
agar
institusi
pendidikan
lebih
meningkatkan
atau
menambah referensi di perpustakaan agar dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa. 2.
Peneliti selanjutnya Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya menggunakan jenis penelitian dengan dua variabel serta menggunakan metode dan instrumen lain sehingga hasil penelitian tentang posyandu lanjut usia lebih baik.
3.
Bagi Posyandu Lansia Sebaiknya posyandu lebih meningkatkan kegiatannya dan mampu menarik minat masyarakat agar datang ke posyandu lansia
4.
Bagi Kader Posyandu Lansia Untuk lebih meningkatkan kehadiran dalam posyandu, menambah informasi dan pengetahuan tentang posyandu lansia sehingga dapat mewujudkan posyandu lanjut usia yang berkualitas dan meningkatkan minat masyarakat untuk datang ke posyandu.
5.
Bagi Diri Sendiri Untuk dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dalam pendidikan dan menambah wawasan serta pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian, khususnya tentang tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. ________. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Asdi Mahasatya. Depkes RI. 2009. Profil Kesehatan Indonesia 2008.depkes.go.id. diakses pada tanggal 25 Oktober 2014 Pukul 12.42 WIB Efi. 2013. Tingkat Pengetahuan Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia (Posyandu Lansia) di Desa Karangjati Kalijambe Sragen, Surakarta, Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada. Karya Tulis Ilmiah Hidayat, A. 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika _________. 2010. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika Ismawati, dkk. 2010. Posyandu dan Desa Siaga. Yogyakarta: Nuha Medika Maryam, dkk. 2010. Buku Panduan Bagi Kader POSBINDU Lansia. Jakarta: Salemba Medika Meilani, dkk. 2009. Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Citramaya Notoadmojo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta __________. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Riwikdikdo, H. 2012. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia.
Riwikdikdo, H. 2013. Statistik Untuk Penelitian Kesehatan Dengan Aplikasi Program R Dan SPSS. Yogyakarta: Pustaka Rihama. Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kuantitatif. Bandung ALFABETA _______. 2012. Memahami Penelitian Kuantitatif. Bandung: ALFABETA Wawan dan Dewi. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan perilaku Manusia Dilengkapi Contoh Kuesioner. Yogyakarta: Nuha Medika