TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA USIA 15-19 TAHUN TENTANG BAHAYA MEROKOK TERHADAP KESEHATAN DI DESA PENTUR SIMO BOYOLALI
KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Diploma III Kebidanan
Di Susun Oleh: DENNY ERMAWATI NIM B12066
PROGAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015
ii
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah kepada hamba-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul“Tingkat Pengetahuan Remaja usia 15-19 tahun Tentang Bahaya Merokok terhadap Kesehatan di Desa Pentur, Simo, Boyolali”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Progam Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta 2. Ibu RetnoWulandari, S.ST selaku Ketua Progam Studi DIII Kebidanan Kusuma Husada Surakarta. 3. Ibu Riadini Wahyu Utami,S.ST, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis. 4. Bapak Wiryawan, S.T selaku Kepala Desa Pentur, Simo, Boyolali, yang telah meluangkan waktu untuk memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data. 5. Pada seluruh remaja usia 15-19 tahun yang bersedia menjadi responden. 6. Ibu, bapak, dan kakak yang telah memberikan dukungan, doa, nasihat, kasih sayang, dan semangat bagi penulis. 7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah. Penulis menyadari dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Surakarta,
Juni 2015
Penulis
iv
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015 Denny Ermawati 12.066 TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA USIA 15-19 TAHUN TENTANG BAHAYA MEROKOK TERHADAP KESEHATAN DI DESA PENTUR SIMO BOYOLALI xii + 49 Halaman + 20 Lampiran + 6 Tabel + 2 Gambar ABSTRAK Latar Belakang: Bahaya merokok bagi remaja diantaranya dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru dan penyakit jantung diusia yang masih muda. Selain itu kesehatan kulit tiga kali lipat lebih berisiko terdapat disekitar mata dan mulut. Kulit akan menua sebelum waktunya atau biasa disebut penuaan dini. Merokok diusia dini menyebabkan impotensi dan mengurangi jumlah sperma pada pria dan mengurangi tingkat kesuburan pada wanita. Remaja mulai merokok karena berbagai alasan, seperti: meniru kebiasaan orang dewasa, tekanan dari teman sebaya, faktor kepribadian karena alasan ingin tahu, pengaruh iklan, dan meniru sifat orang yang terkenal yang biasanya merokok. Namun sangat disayangkan karena tidak hanya kebiasaan yang baik saja yang ditiru, melainkan juga kebiasaan buruk termasuk kebiasaan merokok. Dari 10 orang remaja didapatkan hasil 3 orang bisa menjawab tentang bahaya rokok dengan benar dan 7 orang tidak bisa menjawab dengan benar tentang bahaya rokok. Tujuan: Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja usia 15-19 tahun tentang bahaya merokok terhadap kesehatan di Desa Pentur, Simo, Boyolali dalam kategori baik, cukup, kurang. Metode penelitian: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian di Desa Pentur, Simo, Boyolali dengan jumlah sampel sebanyak 35 responden pada bulan Maret tahun 2015. Teknik sampling dengan menggunakan simple random sampling. Tingkat pengetahuan remaja usia 15-19 tahun tentang bahaya merokok terhadap kesehatan diukur dengan kuesioner yang sebelumnya dilakukan uji coba instrumen. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis univariat. Hasil penelitian: Tingkat pengetahuan remaja usia 15-19 tahun tentang bahaya rokok dengan kategori pengetahuan baik sebanyak 5 responden (14,28%), dengan kategori pengetahuan cukup 23 responden (65,72%), dengan kategori pengetahuan kurang 7 responden (20%). Kesimpulan: Tingkat pengetahuan remaja usia 15-19 tahun tentang bahaya rokok sebagian besar dengan kategori cukup. Kata Kunci : Pengetahuan, rokok, remaja, bahaya rokok. Kepustakaan : 20 literatur (tahun 2006 s/d 2013)
v
MOTTO
1. Jangan melihat masa lampau dengan penyesalan, jangan melihat masa kini dengan ketakutan tetapi hadapi semua dengan kesadaran ( Kahlil Gibran). 2. Ad-Dunya matangu wa ghairu matanguha mar’atus sholikhah Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholikhah (Penulis). 3. Ilmu itu lebih baik dari pada harta. Ilmu akan menjaga engkau dan engkau menjaga harta. Ilmu itu penghukum (hakim) sedangkan harta terhukum. Kalau harta itu akan berkurang apabila dibelanjakan, tetapi ilmu akan bertambah apabila dibelanjakan (Sayidina Ali bin Abi Thalib).
PERSEMBAHAN Dengan segala rendah hati, karya tulis ilmiah ini penulis persembahkan : 1. Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga terwujud karya tulis ini. 2. Ayah dan Ibu tercinta terimakasih atas doa restunya dan cinta kasihnya selama ini. 3. Kakak-kakakku tercinta yang selalu memberikan support dan doa setiap langkahku. 4. Terimakasih Erna Fitrianingsih, Hesty Handayani, Nusaibah, Ike Nurjanah, Yayuk Dwi Haryanti, Dinda Novitasari, Anasari, dan teman-temanku yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu yang telah memberikan semangat dan berpartisipasi dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini. 5. Ibu Riadini Wahyu Utami S.ST, terimakasih telah memberikan bimbingan selama ini. 6. Semua
dosen
STIKes
Kusuma
bimbingannya. 7. Almamater tercinta.
vi
Husada,
terimakasih
atas
semua
CURICULUM VITAE
Nama
: Denny Ermawati
Temapat/Tanggal Lahir
: Boyolali, 13 Januari 1994
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Tegal rejo, Rt.12/03 Pentur, Simo, Boyolali.
Riwayat Pendidikan 1. SD N 1 Pentur, Simo, Boyolali
LULUS TAHUN 2006
2. SMP N 1 Simo, Boyolali
LULUS TAHUN 2009
3. MAN 2 Boyolali
LULUS TAHUN 2012
4. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Angkatan tahun 2012-2013
vii
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................
iii
KATA PENGANTAR .................................................................................
iv
ABSTRAK ...................................................................................................
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..............................................................
vi
CURICULUM VITAE ................................................................................
vii
DAFTAR ISI .................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................
xii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang........................................................................
1
B. Perumusan Masalah ................................................................
2
C. Tujuan Penelitian ...................................................................
3
D. Manfaat Penelitian ..................................................................
3
E. Keaslian Penelitian ................................................................
4
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ........................................................................
6
1. Pengetahuan ....................................................................
6
a. Pengertian Pengetahuan ...........................................
6
b. Tingkat Pengetahuan ................................................
6
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ......
8
d. Cara memperoleh pengetahuan ................................
10
2. Remaja .............................................................................
14
a. Pengertian .................................................................
14
b. Tahap-tahap Remaja .................................................
14
c. Perubahan Fisik dan Psikologi Remaja ....................
17
viii
3. Bahaya Rokok .................................................................
18
a. Pengertian ................................................................
18
b. Komponen dalam rokok ...........................................
19
c. Mekanisme mrokok ..................................................
21
d. Bahaya Rokok ..........................................................
21
e. Perokok pasif ............................................................
27
B. Kerangka Teori .......................................................................
28
C. Kerangka Konsep ..................................................................
29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian..............................................
30
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................
30
C. Populasi,Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ...............
31
D. Variabel Penelitian .................................................................
32
E. Definisi operasional ................................................................
32
F. Instrumen Penelitian ...............................................................
33
G. Teknik pengumpulan data ......................................................
36
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ...................................
37
I. Etika Penelitian .......................................................................
39
J. Jadwal Kegiatan......................................................................
40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian .....................................
41
B. Hasil Penelitian ......................................................................
41
C. Pembahasan ............................................................................
43
D. Keterbatasan ...........................................................................
46
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................
48
B. Saran ........................................................................................
49
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1 Definisi operasional............................................................................
33
Tabel 3.2 Kisi-kisi kuesioner..............................................................................
34
Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan umur ........................................
42
Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan .............................
42
Tabel 4.3 Mean dan Std.Deviation ....................................................................
43
Tabel 4.4 Tingkat Pengetahuan Remaja Usia 15-19 tahun tentang Bahaya Merokok terhadap Kesehatan di Desa Pentur, Simo, Boyolal ...........
x
43
DAFTAR GAMBAR Halaman
Gambar 2.1
Kerangka Teori .............................................................................. 28
Gambar 2.2
Kerangka Konsep ........................................................................... 29
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Jadwal penelitian
Lampiran 2.
Surat permohonan ijin studi pendahuluan
Lampiran 3.
Surat balasan ijin studi pendahuluan
Lampiran 4.
Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reabilitas
Lampiran 5.
Surat Balasan Ijin Validitas dan Reabilitas
Lampiran 6.
Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 7.
Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 8.
Surat permohonan menjadi responden
Lampiran 9.
Lembar persetujuan responden
Lampiran 10. Kuesioner Uji Coba Instrumen Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner Uji Coba Instrumen Lampiran 12. Kuesioner Penelitian Lampiran 13. Kunci Jawaban Kuesioner Lampiran 14. Kuesioner yang diisi Responden Lampiran 15. Data Tabulasi Uji Validitas dan Reabilitas Lampiran 16. Data Hasil Uji Validitas Lampiran 17. Data Hasil Uji Reabilitas Lampiran 18. Data Tabulasi Hasil Penelitian Lampiran 19. Dokumentasi Penelitian Lampiran 20. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Merokok merupakan masalah yang belum dapat terselesaikan hingga saat ini.Merokoksudah melanda berbagai kalangan masyarakat Indonesia, baik anak-anak sampai orang tua,laki-laki maupun perempuan.Indonesia menduduki posisi ketiga dengan jumlah perokok terbesar didunia setelah Cina dan India (WHO,2008).Dalam Survei Sosial Ekonomi Badan Pusat Statistik tahun 2001 dan 2004 menunjukkan terjadi peningkatan prevalensi anak-anak usia 15-19 tahun yang merokok.Tahun 2001 sebesar 12,7%,tahun 2004 meningkat menjadi 17,3%. Bahaya merokok bagi remaja diantaranya dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru dan penyakit jantung diusia yang masih muda.Selain itu kesehatan kulit tiga kali lipat lebih berisiko terdapat disekitar mata dan mulut. Kulit akan menua sebelum waktunya atau biasa disebut dengan penuaan dini. Merokok diusia dini menyebabkan impotensi dan mengurangi jumlah sperma pada pria dan mengurangi tingkat kesuburan pada wanita (Ellizabet, 2010). Data riset kesehatan dasar (Riskesdas, 2007) memperlihatkan jumlah perokok aktif penduduk Indonesia umur > 15 tahun adalah 35,4% ( 65,3% laki-laki dan 5,6% wanita). Menurut Sekjen Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait, menyebutkan usiaperokok mulai merokok di tanah air yang tertinggi ada di kelompok remaja yaitu usia 15-19 tahun jumlahnya
1
2
mencapai 63,7%. Remaja mulai merokok karena berbagai alasan, seperti meniru perilaku orang dewasa, tekanan dari teman sebaya, faktor kepribadian karena alasan ingin tahu, pengaruh iklan, dan meniru sifat orang yang terkenal yang biasanya merokok. Namun sangat disayangkan karena tidak hanya kebiasaan-kebiasaan yang baik saja yang ditiru, melainkan juga kebiasaan buruk termasuk kebiasaan merokok (Bambang, 2006). Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada tanggal 25 Oktober 2014 yang dilakukan peneliti di Desa Pentur, Simo, Boyolali didapatkan data jumlah remaja pada tahun 2013 sampai tahun 2014 remaja usia 15-19 tahun sebanyak 120 remaja. Hasil wawancara yang dilakukan peneliti tentang bahaya rokok terhadap 10 orang remaja didapatkan hasil 3 orang bisa menjawab tentang bahaya rokok dengan benar dan 7 orang tidak bisa menjawab dengan benar tentang bahaya rokok. Berdasarkan data diatas, pengetahuan tentang bahaya rokok perlu diketahui oleh remaja karena dapat membahayakan kesehatan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Remaja Usia 15-19 tahun Tentang Bahaya Merokok terhadap Kesehatan di Desa Pentur,Simo,Boyolali”.
B. Perumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ”Bagaimanakah tingkat pengetahuan remaja usia 15-19 tahun tentang bahaya merokok terhadap kesehatan di Desa Pentur, Simo, Boyolali?”
2
3
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja usia 15-19 tahun tentang bahaya merokok terhadap kesehatan di Desa Pentur, Simo, Boyolali. 2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui pengetahuan remaja usia 15-19 tahun tentang bahaya merokok terhadap kesehatan di Desa Pentur, Simo, Boyolali pada tingkat baik. b. Untuk mengetahui pengetahuan remaja usia 15-19 tahun tentang bahaya merokok terhadap kesehatan di Desa Pentur, Simo, Boyolalipada tingkat cukup. c. Untuk mengetahui pengetahuan remaja usia 15-19 tahun tentang bahaya merokok terhadap kesehatan di Desa Pentur, Simo, Boyolali pada tingkat kurang. d. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendorong tingkat pengetahuan remaja usia 15-19 tahun tentang bahaya merokok terhadap kesehatan di Desa Pentur, Simo, Boyolali.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Dapat dijadikan bahan masukan untuk menambah teori atau ilmu pengetahuan dibidang kesehatan khususnya tentang bahaya merokok terhadap kesehatan.
3
4
2. Bagi Penulis Penelitian ini untuk mengaplikasikan teori yang diperoleh dalam bangku kuliah dan merupakan pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian. 3. Bagi Institusi a. Kelurahan Desa Pentur Memberi data bagi lembaga kelurahan mengenai aspek tingkat pengetahuan remaja usia 15-19 tahun tentang bahaya merokok bagi kesehatan
sekaligus
sebagai
bahan
masukan
dalam
upaya
menyukseskan progam kampanye anti rokok (Hari Bebas Tembakau Sedunia). b. Pendidikan Hasil penelitian dapat memberikan informasi dan pengetahuan yang lebih luas tentang bahaya merokok terhadap kesehatan.
E. Keaslian Penelitian Penelitian yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan remaja tentang bahaya rokok terhadap kesehatan pernah dilakukan sebelumnya oleh : 1. Wiwik (2012), dengan judul Tingkat Pengetahuan Siswa SMP Kelas VIII Tentang Bahaya Merokok Bagi Kesehatan di SMP Negeri 7 Wonogiri. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian diambil di SMP Negeri 7 Wonogiri pada tanggal 12 Juli 2012. Jumlah sampel sebanyak 76 siswa laki-laki dengan teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Instrumen penelitian yang
4
5
digunakan adalah kuesioner tertutup. Hasil penelitian didapatkan pada kategori baik sebanyak 15 responden (19,7%), kategori cukup sebanyak 48 responden (63,2%), dan kategori kurang sebanyak 13 responden (17,1%) dari 76 sampel yang diteliti. 2. Setianingrum (2009), Universitas Riau, dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Bahaya Merokok dengan Perilaku Merokok pada Remaja di Desa Boro, Wetan, Banyu urip, Purworejo”. Metode penelitian yang digunakan yaitu survei analitik dengan rancangan penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian ini adalah remaja usia 13-17 tahun, analisis data menggunakan korelasi product moment, hasil penelitian diperoleh ada hubungan antara tingkat pengetahuan bahaya merokok dengan perilaku merokok pada remaja. Persamaan dalam penelitian ini terdapat pada jenis dan instrumen penelitian.Sedangkan perbedaan dalam penelitian ini terdapat pada judul, lokasi dan waktu penelitian, jumlah responden, dan teknik pengambilan sampel.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1.
Pengetahuan a.
Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2011).
b.
Tingkatan Pengetahuan Notoatmodjo
(2011),
berpendapat
bahwa
tingkat
pengetahuan ada enam tingkat yaitu : 1) Tahu (know) diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ‘tahu’ ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mempelajari antara
lain
menyebutkan,
menguraikan,
mendefinisikan,
menyatakan, dan sebagainya. Contoh : dapat menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori dan protein pada anak balita.
6
7
2) Memahami
(comprehension)
diartikan
sebagai
suatu
kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan
contoh,
menyimpulkan,
meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan yang bergizi. 3) Aplikasi (Application) diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). 4) Analisis (analysis) adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5) Sintesis (synthesis) menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. 6) Evaluasi (evaluation) berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau objek. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi
8
yang diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas. c.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan Mubarak (2012), berpendapat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang antara lain : 1) Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain agar dapat memahami sesuatu hal. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya pengetahuan yang dimilikinya akan semakin banyak. Sebaliknya, jika seseorang memeliki tingkat pendidikan rendah, maka akan menghambat perkembangan sikap orang tersebut terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan. 2) Pekerjaan Lingkungan
pekerjaan
dapat
membuat
seseorang
memperoleh pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung maupun tidak langsung. 3) Umur Dengan bertambahnya umur seseorang akan mengalami perubahan aspek fisik dan psikologis (mental). Secara garis besar, pertumbuhan fisik terdiri atas empat kategori perubahan yaitu
9
perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru. Perubahan ini terjadi karena pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental, taraf berpikir seseorang menjadi semakin matang dan dewasa. 4) Minat Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba
dan
menekuni
suatu
hal,
sehingga
seseorang
memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam. 5) Pengalaman Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Orang cenderung berusaha melupakan pengalaman yang kurang baik. Sebaliknya, jika pengalaman tersebut menyenangkan, maka secara psikologis mampu menimbulkan kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaan seseorang. Pengalaman baik ini akhirnya dapat membentuk sikap positif dalam kehidupannya. 6) Kebudayaan lingkungan sekitar Lingkunggan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang. Kebudayaan lingkungan tempat kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan siakap kita. Apabila dalam suatu wilayah
10
mempunyai sikap menjaga kebersihan lingkungan, maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap selalu menjaga kebersihan lingkungan. 7) Informasi Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru. d.
Cara Memperoleh Pengetahuan Notoatmodjo (2012), berpendapat bahwa untuk memperoleh pengetahuan ada 2 macam cara, yaitu: 1) Cara Memperoleh Kebenaran Non ilmiah a) Cara coba salah (trial and error) Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan beberapa kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba lagi dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) dan error (gagal atau salah) atau metode coba salah (coba-coba).
11
b) Secara kebetulan Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan. c) Cara kekuasaan atau otoritas Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun-temurun dari generasi ke generasi berikutnya. Pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintah, tokoh agama, maupun ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya mempunyai mekanisme yang sama dalam penemuan pengetahuan. Prinsip inilah orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa apa yang dikemukakannya adalah sudah benar. d) Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman adalah guru yang baik, pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan.
12
e) Cara akal sehat (comman sense) Akal sehat atau (comman sense) kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan
berkembang,
orang
tua
jaman
dahulu
menggunakan cara hukuman fisik agar anaknya menuruti keinginan orang tuanya. Ternyata cara ini berkembang menjadi teori, bahwa hukuman adalah metode bagi pendidikan anak. f)
Kebenaran melalui wahyu Ajaran adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melalui para nabi. Kebenaran ini harus di terima dan diyakini oleh pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak.
g) Kebenaran secara intuitif Kebenaran ini secara intitutif diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses diluar kesadaran tanpa melalui proses penalaran atau berfikir. h) Melalui jalan pikiran Dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara manusia ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh kebenaran pengetahuannya.
13
i)
Induksi Induksi adalah proses penariakan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan umum. Kemudian disimpulkan kedalam konsep yang memungkinkan seseorang untuk memahami suatu gejala.
j)
Deduksi Deduksi
adalah
pembuatan
kesimpulan
dari
pernyataan-pernyataan yang khusus. Di dalam proses berfikir deduksi beerlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada kelas tertent, berlaku juga kebenarannya pada peristiwa yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu. 2) Cara Modern atau Cara Ilmiah Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular atau disebut metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-1626), kemudian dikembangkan oleh Deobold Van Daven. Akhirnya lahir suatu cara untuk melakukan penelitian yang dewasa ini kita kenal dengan penlitian ilmiah.
14
2.
Remaja a.
Pengertian Remaja adalah anak usia 10-24 tahun yang merupakan usia antara masa kanak-kanak dan masa dewasa dan sebagai titik awal proses reproduksi, sehingga perlu dipersiapkan sejak dini (Romauli, 2011). Secara psikologis masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama (Romauli, 2011).
b.
Klasifikasi Remaja Depkes RI (2007), mengatakan bahwa masa remaja dibedakan menjadi 3 yaitu 1) Masa remaja awal Masa remaja awal yaitu umur 10-13 tahun. Psikososial merupakan manifestasi perubahan faktor-faktor emosi, sosial dan intelektual. Maka akibat perubahan tersebut yaitu a) Cemas terhadap penampilan badannya yang berdampak pada meningkatnya kesadaran diri (Self Consciousness). b) Perubahan hormonal berdampak sebagai individu yang mudah berubah-ubah emosinya seperti mudah marah, mudah tersinggung atau menjadi agresif. c) Menyatakan kebebasan berdampak bereksperimen dalam berpakaian, berdandan trendi dan lain-lain.
15
d) Perilaku memberontak membuat remaja sering konflik dengan lingkungannya. e) Kawan
lebih
penting
sehingga
remaja
berusaha
menyesuaikan dengan mode teman sebayanya. f)
Perasaan
memiliki
terhadap
berdampak
punya
geng/kelompok sahabat, remaja tidak mau berbeda dengan teman sebayanya. g) Sangat menuntut keadilan dari sisi pandangnya sendiri dengan membandingkan segala sesuatunya sebagai buruk hitam atau baik/putih berdampak sulit bertoleransi dan sulit berkompromi. 2) Masa remaja tengah Masa remaja tengah adalah umur 14-16 tahun yang ciri-cirinya sebagai berikut: a)
Lebih mampu untuk berkompromi, berdampak tenang,sabar dan lebih toleran untuk menerima pendapat orang lain.
b)
Belajar berfikir independen dan memutuskan sendiri berdampak
menolak
mencampur
tangan
orang lain
termasuk orang tua. c)
Bereksperimen untuk mendapatkan citra diri yang dirasa nyaman berdampak baju, gaya rambut, sikap dan pendapat berubah-ubah.
16
d)
Merasa perlu mengumpulkan pengalaman baru walaupun berisiko berdampak mulai bereksperimen dengan merokok, alkohol, seks bebas dan mungkin NAPZA.
e)
Tidak lagi berfokus pada diri-sendiri berdampak lebih bersosialisasi dan tidak lagi pemalu.
f)
Membangun nilai, norma dan moralitas berdampak mempertanyakan kebenaran ide, norma yang dianut keluarga.
g)
Mulai membutuhkan lebih banyak teman dan solidaritas berdampak ingin banyak menghabiskan waktu untuk berkumpul dengan teman-teman.
h)
Mulai membina hubungan dengan lawan jenis berdampak berpacaran tetapi tidak menjurus serius.
i)
Mampu
berfikir
secara
abstrak
mulai
berhipotesa
berdampak mulai peduli yang sebelumnya tidak terkesan dan ingin mendiskusikan atau berdebat. 3) Masa remaja akhir Masa remaja akhir yaitu umur 17-19 tahun yang ciricirinya sebagai berikut: a) Ideal berdampak cenderung menggeluti masalah sosial politik termasuk agama.
17
b) Terlibat dalam kehidupan, pekerjaan dan hubungan di luar keluarga berdampak mulai belajar mengatasi stress yang dihadapi dan sulit diajak berkumpul dengan keluarga. c) Belajar mencapai kemandirian secara finansial maupun emosional berdampak kecemasan dan ketidakpastian masa depan yang dapat merusak keyakinan diri. d) Lebih mampu membuat hubungan stabil dengan lawan jenis berdampak mempunyai pasangan yang lebih serius dan banyak menyita waktu. e) Merasa sebagai orang dewasa berdampak cenderung mengemukakan pengalaman yang berbeda dengan orang tuanya. f) Hampir siap menjadi orang dewasa
yang mandiri
berdampak mulai nampak ingin meninggalkan rumah atau hidup sendiri. c.
Perubahan pada Fisik dan Psikologi pada Remaja 1) Pada Pria Tinggi badan, berat badan, suara membesar, testis membesar, mimpi basah, ereksi/ejakulasi, kulit berminyak, tumbuh bulu pada alat kelamin dan ketiak, tumbuh jerawat (Romauli, 2011). Perubahan psikologi, tertarik pada lawan jenis, kecemasan, menonjolkan diri, sulit bersepakat, kurang pertimbangan, ingin mencoba-coba, mudah terpengaruh, susah dikendalikan.
18
2) Pada wanita Tinggi badan, berat badan, payudara membesar, panggul membesar, menstruasi, kulit berminyak, tumbuh bulu pada alat kelamin dan ketiak (Romauli, 2011). Perubahan psikologi, tertarik pada lawan jenis, cemas, mudah sedih, lebih perasa, menarik diri, pemalu, pemarah. d.
Keadaan emosi Emosi remaja belum stabil dan belum mencapai kematangan pribadi secara dewasa. Perasaan yang stabil ini sering membuat mereka gelisah, karena disatu sisi remaja ingin mencari pengalaman atau melakukan semua kegiatan yang ada, tetapi disisi lain remaja terbentur akan ketidak mampuan melakukannya (Romauli, 2011).
e.
Perubahan sosial Pergaulan remaja tidak lagi sebatas keluarga dan teman sekolah saja melainkan mulai meluas sehingga sering meninggalkan rumah. Tingkatan remajapun bermacam-macam dipengaruhi oleh watak dasarnya (Soekanto, 2013).
3.
Bahaya rokok a.
Pengertian Rokok Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang sekitar 70-120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm
19
yang beisi daun-daun tembakau yang telah dicacah (Bambang, 2006). Rokok adalah lintingan kertas berbentuk pipa dengan api disatu ujungnya dan orang bodoh diujung lain (Bangun, 2008). b.
Komponen dalam rokok Caldwell (2009), berpendapat bahwa asap rokok mengandung sekitar 4000 bahan kimia. Secara umum komponen rokok dibagi menjadi dua yaitu: 1) Komponen gas mponen gas adalah bagian yang dapat melewati filter yang terdapat didalam asap rokok antara lain: lutidin, rubidin, formalin, asam karbolik, metalimin, akreolin, colidin, viridin, arsen,
asam
formik,
nikotin,
hidrogen
sulfida,
pirel,
furfurol,benzopiren, metil alkohol, asam hidrosianik, korodin, amonia, metana, karbonmonoksida, dan piridin. Benzopiren dan lutidin berasal dari tar tembakau yang dapat menyebabkan kanker. Colidin menyebabkan kelumpuhan dan lambat laun mengakibatkan kematian. Asam karbolik dan asam hidrosianik, keduanya merupakan racun yang berbahaya. Asam hidrosianik sangat populer digunakan para penulis cerita detektif. Racun tersebut mampu membunuh dalam hitungan menit. Metil alkohol menimbulkan kebutaan, sementara karbon monoksida mengikat oksigen didalam darah, sehingga darah tidak bisa menyuplai oksigen keseluruh jaringan tubuh.
20
Formalin sering digunakan untuk membalsem mayat. Sementara arsenik adalah sejenis racun yang digunakan untuk membunuh tikus. Kandungan arsenik didalam tembakau ternyata 50 kali lebih besar dari jumlah yang diizinkan secara legal. 2) Komponen padat Komponen padat adalah bagian yang tertinggal pada filter berupa nikotin dan tar. Nikotin merupakan bahan adiktif yang menimbulkan ketergantungan atau kecanduan. Perokok yang kecanduan nikotin tidak dapat beradaptasi dengan semakin meningkatnya konsumsi perokok.Tar adalah kumpulan beriburibu bahan kimia yang terdapat dalam rokok.Tar bersifat karsinogen penyebab kanker. Ellisabet (2010), berpendapat bahwa nikotin merupakan senyawa kimia yang secara alami ditemukan pada tembakau, merupakan senyawa yang sangat adiktif bahkan sama adiktifnya dengan heroin dan kokain. Nikotin memproduksi perasaan senang yang membuat para perokok ingin terus menerus merokok. Tar merupakan bahan kimia yang menjadi penyebab noda kuning kecoklatan pada kuku dan gigi para perokok. Selain itu tar juga dapat membuat flek pada paru-paru. Tar akan menyelimuti cillia (rambut getar pada trakea) yang bertugas melindungi dan membersihkan paru-paru sehingga cillia tidak dapat berfungsi optimal bahkan lumpuh sama sekali.
21
c.
Mekanisme merokok Asap yang dihembuskan pada saat merokok dibedakan atas : asap utama (main stream smoke) dan asap samping (side stream smoke). Asapa utama merupakan bagian asap tembakau yang dihirup langsung oleh perokok, sedangkan asap samping merupakan asap tembakau yang disebar ke udara bebas dan dapat dihirup oleh orang lain yang berada diruang yang sama yang dikenal perokok pasif (Bambang, 2009)
d.
Bahaya rokok Banyak
penelitian
membuktikan
bahwa
kebiasaan
merokok
meningkatkan risiko timbulnya berbagai penyakit seperti : 1) Stroke Penyumbatan pembuluh darah otak yang bersifat mendadak atau stroke banyak di kaitkan dengan merokok. Risiko stroke dan risiko kematian lebih tinggi pada perokok di bandingkan bukan perokok (Ellizabet, 2010) 2) Impotensi Nikotin yang beredar melalui darah akan dibawa keseluruh tubuh, termasuk organ-organ reproduksi. Zat ini dapat mengganggu proses spermatogenesis sehingga kualitas seperma menjadi buruk. Selain merusak kualitas seperma, rokok juga menjadi faktor risiko ganguan fungsi seksual, khususnya gangguan difungsi ereksi (Ellizabet, 2010)
22
3) Kanker Merokok dapat menyebabkan kanker, kematian akibat kanker yang disebabkan oleh merokokpun semakin meningkat. Kematian karena kanker (terutama kanker paru-paru) meningkat 20 kali lebih besar di bandingkan orang yang tidak merokok. Berbagai jenis kanker yang risikonya meningkat akibat merokok antara lain, kanker trakea, bronkus, paru-paru, kanker mulut dan orofaring, kanker lambung, kanker kandung kemih, kanker esophagus, kanker ginjal, dan urether (Ellisabet, 2010) 4) Jantung Nikotin yang terkandung dalam rokok menyebabkan efinefrin dan norepinefri dalam darah meningkat, yang menyebabkan jantung berdebar lebih cepat dan pembuluh darah berkontraksi atau menyempit. Debar jantung yang lebih cepat akan meningkatkan kebutuhan akan oksigen pada otot jantung. Sementara itu, persendian oksigen menjadi menurun karena oksigen yang ada akan diikat oleh karbon monoksida (Co) yang dihasilkan rokok. Dalam hal ini nikotin yang berperan membuat irama jantung tidak teratur, menimbulkan kerusakan lapisan dalam
pembuluh
darah,
mengikutinya (Bangun, 2008)
sehingga
serangan
jantung
23
5) Kanker paru Kanker adalah semacam penyakit sel. Tubuh terdiri atas jutaan sel yang terbagi dalam kelompok-kelompok yang menjalankan berbagai fungsi. Seperangkat sel membentuk
jaringan otot,
yang lain membentuk jaringan saraf, paru-paru atau liver. Ketika kanker menyerang sekelompok sel, maka sel-sel yang tadinya normal akan tumbuh tanpa dapat dikontrol oleh tubuh. Akibatnya, sel-sel ini akan berkembang menjadi tumor. Dari tumor, sel-sel kanker yang mematikan menyebar dengan cepat kebagian tubuh yang lain. Perkembangan sel kanker dapat terjadi dibagian tubuh manapun yang telah mengalami iritasi dalam waktu lama. Pada kasus dapat berakibat fatal dan menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran nafas dan jaringan paru-paru. Pada saluran nafas besar, sel mukosa membesar (hypertrofi) dan kelenjar mucus bertambah banyak (hyperplasia). Pada saluran nafas kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli (Caldwell, 2009) 6) Kelainan sperma Berbagai racun rokok dapat merusak DNA yang mengubah bentuk sperma, yang akhirnya menyebabkan keguguran atau kelahiran cacat (Ellizabet, 2010)
24
7) Pengaruh rokok pada telinga, hidung, tenggorokan Asap rokok menimbulkan iritasi pada saluran eustachius, yaitu saluran yang menghubungkan telinga tengah dan tenggorokan. Iritasi menyebabkan selaput lendir yang melindungi saluran ini mengeluarkan ledir diluar batas yang wajar, ini memicu munculnya radang dan ini pada akhirnya akan menimbulkan ketulian (Caldwell, 2009). Merokok akan mengakibatkan rangsangan
pada tenggorokan,
karena zat-zat
tar
akan
menyerang selaput-selaput halus pada saluran pernapasan. Zat ini akan dipindahkan kedalam cabang-cabang tenggorokan dan paru-paru dengan perantara asap, sesudah itu disimpan pada selaput lendir pembuluh-pembuluh ini, sehingga menyebabkan banyaknya rangsangan setempat. Ini mengakibatkan hambatan pada saluran paru-paru menyebabkan orang lebih sukar bernafas. Karena itu seorang perokok akan lebih sering terserang penyakit saluran pernafasan (Bangun, 2008). 8) Pengaruh rokok pada gigi Jumlah karang gigi pada perokok cenderung lebih banyak dari pada yang bukan perokok. Rokok meningkatkan risiko penyakit yang berhubungan dengan gigi dan gusi, yakni menimbulkan gusi berdarah, gusi bengkak, bau mulut, gigi tanggal hingga kanker oral. Gigi dapat berubah warna karena efek tembakau. Asam
lambung
juga
turut
meningkat
seiring
dengan
25
meningkatnya keasaman mulut sehingga para perokok sering terserang penyakit mag (Ellisabet, 2009). 9) Pengaruh rokok pada otak Rokok dapat mempengaruhi dan melemahkan saraf pada otak. Otak tersusun dari jenis jaringan saraf yang sama dengan saraf mata. Saraf optik merupakan sambungan dari saraf otak, dengan demikian jika nikotin dapat melumpuhkan penglihatan, ia dapat pula
berpengaruh
mempengaruhi
terhadap
efisiensi
otak.
mental.
Rokok
Sebuah
dapat
pula
penelitian
oleh
Dr.W.E.Dixon yang melibatkan 2000 orang untuk menguji dampak merokok pada respons mental menunjukkan bahwa efisiensi mental menurun 10% hingga 20%, selain itu daya ingat juga ikut berpengaruh (Bangun, 2008). 10) Pengaruh rokok pada kulit Dampak merokok terhadap kulit yaitu memudarkan warna kulit dan menyebabkan keriput, darah,
termasuk
di
nikotin mengerutkan pembuluh
bagian
wajah
dan
leher.
Dengan
mengerutnya pembuluh darah, berarti jaringan kulit mengalami kekurangan zat makanan sehingga warnanya akan pucat. Biasanya keadaan ini akan diikuti oleh keriput disekitar wajah. Kulit tampak sehat dan segar bila dibawahnya terdapat jaringan lemak. Tatkala jaringan lemak ini digunakan untuk menyerap nikotin, kulitpun menjadi kendor. Semua krim dan pelembab
26
yang ada didunia ini tidak mampu mengembalikan kemudaan diwajah, sekali ia pergi. Selain berdampak terhadap warna kulit, Menurut Dr.E.B Hollis, merokok menyebabkan penyakit kulit, eksim dan ruam pada perokok yang peka pada nikotin. Eksim adalah iritasi berat pada kulit, daerah kulit yang terkena eksim menjadi bersisik dan menimbulkan rasa gatal. Eksim dapat pula ditimbulkan oleh arsenik yang terdapat dalam tembakau. (Caldwell, 2009) 11) Pengaruh rokok terhadap sistem pencernaan Dari seluruh organ pencernaan, lambung adalah organ yang paling sensitif. Lambung adalah organ yang paling sensitif, Berdasarkan penelitian bahwa rokok dapat mengganggu sistem pencernaan. Gangguan yang terjadi dapat mengarah pada tukak lambung. Tukak lambung adalah penyakit dimana lambung berada dalam posisi kelebihan asam (hyperacidity). Ketika merokok, nikotin mengerutkan dan melukai pembuluh darah pada
dinding
lambung.
Iritasi
ini
memicu
lambung
memproduksi asam lebih banyak dan lebih sering dari biasanya. Nikotin juga memperlambat mekanisme kerja sel pelindung dalam mengeluarkan (sekresi) getah yang berguna untuk melindungi dinding dari serangan asam lambung. Sel pelindung tidak mampu lagi menjalankan fungsinya dengan baik. Hal
27
inilah
yang
menyebabkan
penyakit
tukak
lambung
(Caldwell, 2009). 12) Pengaruh rokok pada rambut Merokok dapat menurunkan sistem kekebalan sehingga perokok lebih mudah terserang penyakit seperti lupus erimatosis yang bisa menyebabkan kerontokan rambut (Ellizabet, 2010). e. Perokok pasif Perokok pasif adalah seseorang yang tidak memiliki kebiasaan merokok, namun terpaksa harus menghisap asap rokok yang dihembuskan oleh orang lain yang kebetulan ada di dekatnya. Meskipun perokok pasif tidak merokok, tetapi perokok pasif memiliki resiko yang sama dengan perokok aktifdalam hal terkena penyakit yang disebabkan oleh rokok (Ellizabet, 2010). Perokok pasif menyerap asap melalui selaput lendir yang melapisi mulut, tenggorokan, dan hidung. Ludah yang terdapat di dalam mulut membantu melarutkan nikotin dengan cepat. Nikotin yang berada di dalam ludah terus berjalan melewati batang tenggorokan dan akhirnya tertimbun dilambung. Kemampuan serap selaput lendir yang berada dimulut, tenggorokan dan hidung, hampir sama kapasitasnya dengan selaput lendir yang melapisi paru-paru (Caldwell, 2009).
28
B. Kerangka teori
Tingkat
Rokok :
Pengetahuan : a. Tahu
Pengetahuan Remaja Tentang
a. Pengertian rokok
Bahaya Merokok Terhadap
b. Komponen rokok
Kesehatan
b. Memahami c. Aplikasi
c. Mekanisme merokok d. Bahaya rokok
d. Analisis
Faktor-Faktor yang mempengaruhi
e. Sintesis
Pengetahuan :
f. Evaluasi
a.
Pendidikan
b.
Pekerjaan
c.
Umur
d.
Minat
e.
Pengalaman
f.
Kebudayaan lingkungan sekitar
g.
Informasi
e. Perokok pasif
Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber : Modifikasi Notoatmodjo (2011) dan Cadwell (2009)
29
C. Kerangka Konsep Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan: a. Pekerjaan b. Umur
Baik Pengetahuan Remaja tentang Cukup
Bahaya Merokok
Kurang Faktor - Faktor yang mempengaruhi pengetahuan : a. Pekerjaan b. Minat c. Pengalaman d. Kebudayaan lingkungan sekitar Keterangan : : Variabel yang diteliti : Variabel yang tidak diteliti
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
30
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Rancangan penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan penulis dalam membuat penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Diskriptif kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat gambaran atau deskripsi suatu keadaan secara objektif. Metode ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang atau yang sedang terjadi (Notoatmodjo, 2010). Kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data yang diangkakan (Sugiyono, 2012). Penelitian ini menggambarkan tentang bahaya merokok terhadap kesehatan di Desa Pentur, Simo, Boyolali.
B. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian 1.
Lokasi Lokasi adalah tempat atau lokasi yang digunakan untuk pengambilan kasus atau observasi (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini dilakukan di Desa Pentur, Simo, Boyolali.
2.
Waktu Waktu adalah waktu atau saat yang digunakan untuk pelaksanaan penelitian
atau
observasi
(Notoatmojdo,
dilaksanakan pada bulan Maret 2015.
30
2012).
Penelitian
ini
31
C. Populasi, Sampel, danTeknik Pengambilan Sampel 1.
Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Hidayat, 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah remaja yang berumur 15-19 tahun yang bertempat tinggal di Desa Pentur, Simo Boyolali, yang berjumlah 120 orang.
2.
Sampel Sampel adalah sebagian populasi yang diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2011). Menurut Pangesti, dkk (2012) yang dikutip dari buku Arikunto (2006), jumlah sampel yang diambil jika populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10%15% atau 20%-30% atau lebih. Jumlah responden yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 25% dari jumlah populasi, jadi responden yang akan digunakan sebagai sampel adalah 30 responden.
3.
Teknik pengambilan sampel Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik Simple Random Sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2012).
32
D. Variabel Penelitian Variabel adalah segala sesuatu sifat yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya. Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau obyek, yang mempunyai “variasi” antara satu dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain (Sugiyono, 2012). Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu pengetahuan remaja usia 15-19 tahun tentang bahaya merokok terhadap kesehatan di Desa Pentur, Simo, Boyolali.
E. Definisi Operasional Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena. Definisi operasional ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian. Sedangkan cara pengukuran merupakan cara dimana variabel dapat diukur dan ditentukan karakteristiknya (Hidayat, 2011).
33
Tabel 3.1 Definisi operasional Nama Variabel Pengetahuan Remaja tentangBahaya Merokok
Pengertian
Skala
Kategori
Segala sesuatu yang diketahui remaja tentang bahaya merokokyaitu : a. Pengertian rokok b. Komponen rokok c. Mekanisme merokok d. Bahaya merokok e. Perokok pasif
Ordinal
1. Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD 2. Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD ≤ x ≤mean + 1 SD 3. Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
Sumber: Riwidikdo (2013).
F. Instrumen Penelitian Alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner. Menurut Notoatmodjo (2010), kuesioner adalah daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, matang, dimana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner tertutup sehingga responden hanya menjawab “benar” atau “salah”. Untuk pernyataan positif jawaban benar mendapatkan nilai 1 dan jawaban salah mendapatkan nilai 0. Untuk pernyataan negatif jawaban benar mendapat nilai 0 dan jawaban salah mendapat nilai 1. Pengisian kuesioner tersebut dengan memberikan tanda centang (√) pada jawaban yang dianggap benar.
34
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Pernyataan
Variabel
Indikator
Pengetahuan Remaja tentangBahaya Merokok
1. Pengertian rokok 2. Komponen rokok 3. Mekanisme merokok 4. Bahaya merokok
5. Perokok pasif
Pernyataan Favourable Unfavourab le 1 2
Jumlah item 2
3,4,6 8 12,13*,15,18 20,22,25,27, 28 30
5 7* 9,10,11,14, 16,17,19,21, 23*,24,26 29
4 2 20
15
15
30
Total Keterangan : * = Item yang tidak valid
2
Alat ukur atau instrumen penelitian yang dapat diterima sesuai standar adalah alat ukur yang telah melalui uji validitas dan reabilitas data. 1.
Uji Validitas Uji validitas adalah untuk mengetahui apakah alat ukur tersebut valid, valid artinya ketepatan mengukur atau alat tersebut tepat untuk mengukur sebuah variabel yang akan diukur (Riwidikdo, 2013). Uji validitas dengan menggunakan teknik korelasi pearson product moment dengan bantuan komputer menggunakan SPSS. Rumus product moment sebagai berikut : rxy =
NSXY - (SX )(SY ) {NSX 2 - (SX ) 2 {NSY 2 - (SY ) 2 }
Keterangan : N
: Jumlah Responden
rxy
: Koefisien korelasi pearson product momen
x
: Skor pertanyaan
35
y
: Skor total
xy
: Skor pertanyaan dikalikan skor total
Instrumen dikatakan valid jika nilai r hitung > r tabel (0,361) karena menyatakan adanya korelasi antar skor item dengan jumlah skor total. Setelah diperoleh harga rxy maka hasilnya dikonsultasikan dengan harga kritik r product moment. Jika harga rxy lebih besar atau sama dengan r tabel maka dapat dikatakan butir soal tersebut valid. Dari 30 pernyataan, 3 pernyataan dinyatakan tidak valid karena nilai r hitung dibawah dari harga r tabel dan 27 item dinyatakan valid. Adapun nomor pernyataan yang tidak valid adalah nomor 7, 13, 23. Selanjutnya item yang tidak valid tersebut dihilangkan dari kuesioner yang akan digunakan untuk penelitian. Data hasil uji validiitas dapat dilihat di lampiran 14. 2.
Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah hal yang dapat dipercaya. Hasil pengukuran yang reliabel dalam artian harus memiliki tingkat konsistensi dan kemantapan (Riwidikdo,
2013).
Uji
Reabilitas
dilakukan
dengan
computer
menggunakan SPSS. Rumus yang digunakan menggunakan Alpha Cronbach sebagai berikut : ri = ቂ
ቃ ቂͳ െ ିଵ
Keterangan :
σௌ మ ௌ௧ మ
ቃ
ri
: Reliabilitas Instrumen
k
: Banyak butir pertanyaan atau banyaknya soal
36
∑ si2
: Jumlah varian butir
st 2
: Varians total
Riwidikdo (2013), berpendapat bahwa instrumen dikatakan reliabel bila nilai Alpha Chonbach > r kriteria (0.7). Hasil uji reabilitas didapatkan nilai koefisien alpha sebesar 0,910. Data hasil uji reabilitas dapat dilihat dilampiran 15.
G. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan kuesioner tertutup kepada responden. Data yang diperoleh terdiri dari: 1.
Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian oleh peneliti, sehingga diperoleh jawaban atas pertanyaan yang disediakan (Ariani, 2014). Data primer diperoleh melalui pengisian kuesioner oleh responden tentang bahaya merokok bagi kesehatan.
2.
Data Sekunder Data sekunder didapat tidak secara langsung dari obyek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun non komersial (Ariani, 2014). Data sekunder dari penelitian ini diperoleh dari data yang dimiliki kepala desa mengenai jumlah seluruh remaja usia 1519 tahun di Desa Pentur, Simo, Boyolali.
37
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data 1.
Hidayat (2011), berpendapat bahwa dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh diantaranya : a. Editing Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran pada datayang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul. b. Coding Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer. c. Entry data Entri
data
adalah
kegiatan
memasukkan
data
yang
telah
dikumpulkan keadaan master computer, Kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel kontigensi. d. Melakukan teknik analisis Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data penelitian angka menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dianalisis. Apabila penelitiannya deskriptif, maka akan menggunakan statistik deskriptif. Sedangkan analisis analitik akan menggunakan statistika inferensial.
38
2.
Analisis data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat. Analisis univariat yaitu menganalisa tiap variabel penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010). Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja usia 15-19 tahun tentang bahaya merokok terhadap kesehatan, menurut Riwidikdo (2013) dibuat tiga kategori yaitu : a. Baik, bila nilai responden yang diperoleh (x) >mean + 1 SD b. Cukup, bila nilai mean – 1 SD ≤x≤mean + 1 SD c. Kurang, bilai nilai repsonden yang diperoleh (x) <mean – 1 SD Rumus mean yaitu : X=
σ௫
Keterangan : X
: Rata-rata (mean)
∑x
: Jumlah seluruh jawaban responden
n
: Jumlah responden
Untuk menghitung Standar Devitation (SD) atau simpangan baku menurut Riwidikdo (2013), menggunakan rumus :
s=
మ
ඨσ௫ ି
൫σೣ ൯
ିଵ
మ
Keterangan : x
: Nilai responden
n
: Jumlah responden
39
Untuk mendapatkan distribusi persentase Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Bahaya Rokok terhadap Kesehatan di Desa Pentur, Simo, Boyolali digunakan rumus persentase. Menurut Riwidikdo (2013), rumus persentase yaitu: Persentase = Keterangan :
x 100%
fi
: Frekuensi
n
: Total kasus
I. Etika Penelitian Menurut Hidayat (2011) masalah etika penelitian atau pengumpulan data dalam penelitian ini yang harus diperhatikan antara lain sebagai berikut : 1.
Informed consent Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Pemberian informed consent ini bertujuan agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika responden bersedia, maka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghorrmati keputusan tersebut.
2.
Anonymity (tanpa nama) Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur
40
dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitiaan yang akan disajikan. 3.
Kerahasiaan (Confidentiality) Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya.
Semua
informasi
yang
telah
dikumpulkan
dijamin
kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil riset.
J.
Jadwal Penelitian Dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta waktu
berjalan dan
(Notoatmodjo,
2010).
Jadwal
berlangsungnya tiap kegiatan tersebut penelitian
dapat
dilihat
dilampiran.
41
BAB IV PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Penelitian ini dilakukan di Desa Pentur Simo Boyolali yang terletak dijalan Singoprono Barat, dengan kepala desa bernama Bapak Wiryawan,S.T. Lokasi wilayah berbatasan dengan desa Tawang. Desa Pentur memiliki batas wilayah sebagai berikut : 1.
Sebelah Utara
: Desa Gunung
2.
Sebelah Selatan
: Desa Kaliwungu Kab. Semarang
3.
Sebelah Timur
: Desa Walen
4.
Sebelah Barat
: Desa Tawang Kab. Semarang
Desa Pentur merupakan pedesaan yang potensial pada Sektor Pertanian dan Industri kecil antara lain : Industri Rengginang, Industri Krupuk, Industri Anyam-Anyaman Bambu dan lain-lain. Dilihat dari status ekonomi keluarga pada tahun 2013 sesuai kriteria yang ditetapkan BKKBN masih banyak berada pada keluarga miskin (Pra sejahtera dan sejahera II dengan alasan Ekonomi). Masih banyak tenaga kerja pada usia sekolah (1019 tahun) yang sepatutnya mereka masih mengenyam pendidikan sekolah.
B. Hasil Penelitian Penelitian dilakukan pada tanggal 21 sampai 22 Maret 2015. Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja usia
41
42
15-19 tahun tentang bahaya merokok terhadap kesehatan di Desa Pentur, Simo, Boyolali. Sampel dalam penelitian sebanyak 35 responden. 1. Analisis Deskriptif a. Karakteristik responden berdasarkan umur Karateristik responden berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan umur No. 1. 2. 3.
Responden 15-16 tahun 17-18 tahun 19 tahun Total Sumber: Data primer
Frekuensi 10 20 5 35
Prosentase (%) 29 57 14 100%
Berdasarkan tabel 4. 1 di atas, dapat disimpulkan bahwa umur responden yang paling banyak yaitu dari kelompok umur 17 – 18 tahun sebanyak 20 responden (57%). b. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan Karateristik responden berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan No. 1. 2. 3.
Responden SD SMP SMA
Total Sumber: Data primer
Frekuensi 2 23 10
Prosentase(%) 6 66 28
35
100%
43
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan terakhir responden yang paling banyak adalah SMP yaitu sebanyak 23 responden (66%). 2. Analisis Data Hasil Penelitian a. Tabel 4.3 Mean dan Std. Deviation Variabel Tingkat pengetahuan remaja usia 1519 tahun tentang bahaya merokok Sumber: SPSS (2015)
Mean 17,9
Std. Deviation 5,22
b. Tabel 4.4 Tingkat pengetahuan remaja usia 15-19 tahun tentang bahaya merokok terhadap kesehatan di Desa Pentur, Simo, Boyolali No. 1. 2. 3.
Pengetahuan Baik Cukup Kurang Total Sumber: Data primer
Frekuensi 5 23 7 35
Prosentase (%) 14 66 20 100%
Berdasarkan tabel diatas tingkat pengetahuan remaja usia 15-19 tahun tentang bahaya merokok terhadap kesehatan di Desa Pentur yang paling banyak dikategorikan dalam pengetahuan cukup, yaitu sebanyak 23 responden (66%).
C. Pembahasan Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
44
melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2011). Salah satu pengetahuan yang harus dimiliki oleh remaja adalah bahaya merokok terhadap kesehatan. Menurut Mubarak (2012), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain: pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman, kebudayaan lingkungan sekitar dan informasi. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Wiwik (2012), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Siswa SMP Kelas VIII Tentang Bahaya Merokok Bagi Kesehatan di SMP Negeri 7 Wonogiri”, dengan jumlah sampel sebanyak 76 siswa laki-laki. Diperoleh hasil kategori baik sebanyak 15 responden (19,7%), kategori cukup 48 responden (63,2%), dan kategori kurang 13 responden (17,1%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 5 responden mempunyai pengetahuan baik. Berdasarkan kuesioner yang diberikan responden tersebut mempunyai tingkat pendidikan lanjut. Pendidikan menurut Mubarak (2012), pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu hal. Sehingga tingkat pendidikan berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang karena semakin tinggi pendidikan
seseorang, semakin mudah pula mereka menerima
informasi, pada akhirnya pengetahuan yang dimilikinya akan semakin banyak. Sebaliknya, jika seseorang memeliki tingkat pendidikan rendah, maka akan
menghambat perkembangan sikap orang tersebut terhadap
penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Selain itu umur mempengaruhi pengetahuan responden tersebut tentang bahaya
45
rokok karena dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental). Berdasarkan penelitian ini, pendidikan responden yang paling besar adalah SMP yaitu sebanyak 23 responden (66%). Dari
hasil
penelitian
ini
rata-rata
responden
mempunyai
pengetahuan cukup yaitu sebanyak 23 responden. Hal ini dilihat dari jawaban yang salah dalam mengisi kuesioner mengenai bahaya rokok pada kulit dan rambut. Menurut Caldwell (2009), merokok dapat menyebabkan penyakit kulit, eksim, dan ruam pada perokok yang peka terhadap nikotin. Eksim adalah iritasi berat pada kulit, daerah kulit yang terkena eksim dapat pula ditimbulkan oleh arsenik yang terdapat dalam tembakau. Pengaruh rokok pada rambut yaitu merokok dapat menurunkan sistem kekebalan sehingga perokok lebih mudah terserang penyakit seperti lupus erimatosis yang bisa menyebabkan kerontokan rambut (Elizabet, 2010). Responden yang mempunyai pengetahuan kurang tentang bahaya rokok yaitu sebanyak 7 responden. Berdasarkan kuesioner yang dibagikan responden tersebut mempunyai tingkat pendidikan dasar, juga berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang karena seseorang yang memiliki tingkat pendidikan rendah, akan menghambat sikap orang tersebut terhadap penerimaan nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Selain itu kebudayaan lingkungan sekitar mempengaruhi pengetahuan responden tersebut tentang bahaya rokok. Di lingkungan sekitar tempat tinggal responden tersebut kurang menjaga kebersihan lingkungan, terutama polusi asap rokok
46
sehingga dapat dijadikan alasan remaja mulai merokok karena meniru perilaku orang dewasa maupun teman sebaya. Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden memiliki rentang umur 17-18 tahun sebanyak 20 responden (57%). Menurut Bambang (2006), budaya merokok dapat tumbuh karena faktor kepribadian karena alasan ingin tahu, pengaruh iklan, dan meniru sifat orang yang terkenal yang biasanya merokok. Namun sangat disayangkan karena tidak hanya kebiasaan-kebiasaan yang baik saja yang ditiru, melainkan juga kebiasaan buruk termasuk kebiasaan merokok. Faktor-faktor yang mempengaruhi reponden kurang mengetahui tentang bahaya merokok yaitu: pendidikan, kebudayaan lingkungan sekitar, kepribadian, dan pengaruh iklan. Berdasarkan
hasil
penelitian
diatas,
sebagian
responden
berpengetahuan cukup tentang bahaya merokok, hal ini faktor-faktor pendorong dan penghambat adalah pendidikan, umur, dan kebudayaan lingkungan sekitar. Pengetahuan tentang bahaya merokok sangat penting bagi remaja, hal ini dikarenakan tingkat pengetahuan bahaya merokok dapat mempengaruhi kesehatan.
D. Keterbatasan Penelitian 1.
Kendala Penelitian Peneliti sulit menemui responden, banyak responden yang bekerja dan sekolah sehingga memerlukan waktu untuk menemui responden. Ketika
47
ditemui peneliti juga menemukan kesulitan responden kurang respon terhadap kuesioner yang dibagikan. 2.
Kelemahan Penelitian a.
Variabel ini merupakan variabel tunggal, sehingga hasil penelitian ini terbatas hanya pada tingkat pengetahuan remaja usia 15-19 tahun tentang
bahaya
merokok
saja
tetapi
faktor-faktor
yang
mempengaruhi pengetahuan tentang bahaya rokok tidak diteliti. Penelitian ini hasilnya akan berbeda, jika faktor yang mempengaruhi pengetahuan tentang bahaya rokok juga diteliti. b.
Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner tertutup. Responden hanya bisa menjawab “benar” dan “salah”, sehingga tidak bisa digunakan untuk menggali pengetahuan responden tentang bahaya rokok secara mendalam.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian ini mengambil judul “Tingkat Pengetahuan Remaja Usia 15-19 tahun tentang Bahaya Merokok terhadap Kesehatan di Desa Pentur, Simo, Boyolali” dengan jumlah 35 responden, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
Tingkat pengetahuan remaja usia 15-19 tahun tentang bahaya merokok terhadap kesehatan dengan kategori pengetahuan baik sebanyak 5 responden (14,28%).
2.
Tingkat pengetahuan remaja usia 15-19 tahun tentang bahaya merokok terhadap kesehatan dengan kategori pengetahuan cukup sebanyak 23 responden (65,72%).
3.
Tingkat pengetahuan remaja usia 15-19 tahun tentang bahaya merokok terhadap kesehatan dengan kategori pengetahuan kurang sebanyak 7 responden (20%).
4.
Faktor penghambat dan pendorong tingkat pengetahuan remaja usia 1519 tahun tentang bahaya merokok terhadap kesehatan di Desa Pentur, Simo, Boyolali dipengaruhi oleh faktor umur dan faktor pendidikan.
48
49
B. Saran 1.
Bagi Ilmu Pengetahuan Diharapkan hasil penelitian dapat dijadikan bahan masukan untuk menambah teori atau ilmu pengetahuan dibidang kesehatan khususnya tentang bahaya merokok terhadap kesehatan.
2.
Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan dapat mengembangkan penelitian yang sejenis dengan menambah variabel dan jumlah sampel penelitian sehingga didapatkan hasil penelitian yang lebih spesifik.
3.
Bagi Institusi Kelurahan Desa Pentur Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberi data bagi lembaga kelurahan mengenai aspek tingkat pengetahuan remaja usia 15-19 tahun tentang bahaya merokok bagi kesehatan sekaligus sebagai bahan masukan dalam upaya menyukseskan
progam kampanye anti rokok
(Hari Bebas Tembakau Sedunia). 4.
Bagi Responden Diharapkan bagi responden mencari informasi khususnya tentang bahaya rokok serta tetap menjaga kesehatan dengan tidak merokok, bahwa kebiasaan merokok meningkatkan risiko timbulnya berbagai penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, A.P. 2014. Aplikasi Metodologi Penelitian Kebidanan dan Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika Bambang, T.2006. Merokok itu Konyol. Jakarta: Ganeca Exact Bangun, A.P. 2008. Sikap Bijak Bagi Perokok. Jakarta: Bentera Cipta Caldwell. 2009. Berhenti Merokok. Yogyakarta: Pustaka Populer Depkes RI.2007. Modul Pelatihan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja(PKPR). Jakarta: Depkes RI. Ellizabet, L.A. 2010. Stop Merokok. Jakarta: Swadaya Hidayat, A. 2011. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknikk Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika Jordan, M. 2011. Gaya Hidup tanpa Rokok. Yogyakart: lahar publiser kementrian kesehatan republik Indonesia. (online).Avalaible : http : // www.depkes.go.id/Index.php/component/search/?seaechword=bahaya+mero kok & ordering=&searchphrase=all. Diakses tanggal 27 Maret 2012 Mubarak, W. 2012. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan.Jakarta: Salemba Medika. Notoatmodjo, S . 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan . Jakarta: Rineka Cipta. . 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta . 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Riwidikdo, H. 2013. Statistik Untuk Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka Rihama Ratri, S. 2009. Pengetahuan Remaja Merokok dengan Perilaku Merokok pada Remaja di Desa Boro, Wetan, Banyu urip, Purworejo. Universitas Riau Romauli, S, Vindari, A.V. 2009. Kesehatan Reproduksi Buat Mahasiwi Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika Soekanto, S. 2013. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali.
Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. World Health Organization, 2008. Upaya Pengendalian Konsumsi Tembakau . (Online). Available : http : // who.int/mediacentre/factsheets/fs339/en/index. html. 12 Agustus 2012 Wiwik, W. 2012. Pengetahuan Tentang Bahaya Merokok Pada Siswa diSMP Wonogiri. Stikes Kusuma Husada Surakarta Wirakusuma, Y. 2011. Indonesia Juara 3 Dunia untuk Jumlah Perokok . (online). Available : http : file:///d:ttg%20rokok/menkes-indonesia-juara-3-dunia jumlah-perokok.htm. Diakses tanggal 9 Maret 2011