TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 SAMBI BOYOLALI TAHUN 2014 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
DisusunOleh:
CANDRA SUCI UTAMI NIM. B11 007
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayat-Nya serta kesehatan, kekuatan serta kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Tingkat Pengentahuan Remaja Putra Tetang Bahaya Merokok pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Sambi Boyolali Tahun 2014” Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi ketentuan sebagai salah satu syarat menyelesaikan program studi DIII Kebidanan
STIKes Kusuma
Husada Surakarta. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2.
Retno Wulandari, S.ST, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3.
Ibu Hutari Puji Astuti, S.SiT.,M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan masukan, bantuan dan dorongan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini terselesaikan.
4.
Drs Dra Nuzulia Selaku kepala sekolah SMP Negeri 2 Sambi Boyolali yang telah bersedia memberikan ijin untuk melakukan penelitian.
5.
Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
6.
Semua pihak yang terkait dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surakarta, Penulis
iv
2014
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami B11 007 TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 SAMBI BOYOLALI TAHUN 2014 ( xii + 51 halaman + 18 lampiran + 5 tabel + 2 gambar ) ABSTRAK Latar belakang:Bahaya merokok bagi remaja diantaranya dapat meningkatkan resiko kangker paru-paru dan penyakit jantung di usia yang masih muda.swlain itu kesehatan kulit tiga kali lipat lebih beresiko terdapat keriput di sekitar mata dan mulut .kulit akan menaun sebelum, waktunya atau disebut dengan penuaan dini.Merokok di usia dini menyebabkan impotensi dan mengurangin jumlah sperma pada pria dan mengurangi tingkat kesuburan pada wanita.faktor terbesar pada anak usia remaja yang mempunyai kebiasaan merokok adalah dari kebiasaan orang tuanya sendiri sebai figur.anak pada usia remaja akan lebih cepat berperilaku merokok pada ayah atau ibunya yang juga seorang perokok Tujuan Penelitian:Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan remaja putra tentang bahaya merokok pada siswa kelas IX di SMP Negeri 2 Sambi Boyolali. Metode Penelitian : Jenis penelitian ini diskriptif kuantitatif, teknik pengambilan sampel dengan Sampling Jenuh dengan jumlah responden 34 orang. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner tertutup yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya, teknik analisis data dengan analisis univariat. Hasil Penelitian : Berdasarkan hasil penelitian diperoleh pengetahuan remaja putra tetang bahaya rokok adalah baik sejumlah 7 responden (20,6%), cukup sejumlah 21 responden (61,8%), kurang sejumlah 6 responden (17,6%). Kesimpulan : Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pengetahuan remaja tentang bahaya merokok adalah cukup sebanyak 21 responden (61,8%) dari 34 responden,sebagian besar responden kurang mengetaui tentang bahaya merokok pada kulit dan rambut. Kata Kunci : pengetahuan, remaja,rokok,bahaya rokok. Kepustakaan :25 literatur ( 2004 s/d 2012)
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO 1.
Always be yourself and never be anyone else even if they look better than you
2.
“Manfaatkanlah oleh kalian 5 kesepatan sebelum datangnya 5 perkara lainnya, yaitu masa mudamu sebelum masa tuamu, masa sehatmu sebelum masa sakitmu, masa luangmu sebelum masa sempitmu, masa kayamu sebelum
masa
miskinmu,
masa
hidupu
sebelum
kematianmu”
.
(HR. Bukhari-Muslim) 3.
Man Jadda Wajada
PERSEMBAHAN Dengan segala rendah hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan : 1. Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini 2. Ibu dan Bapak tercinta yang selalu memberikan doa, semangat, dukungan, kasihsayang dan perhatiannya kepadaku 3. Kakak dan adek ku tercinta yang selalu memberikan semangat 4. Singgih kurniawan, seseorang yang selalu memberikan doa, kasih sayang, kesabarannya kepadaku 5. Sahabat-sahabatku Ayuk, ana, desi, fajar, dwi, meme yang memberikan motivasi bahwa aku bisa menyelesaikannya tepat waktu, terimakasih atas waktu suka duka bersama 6. Teman-teman Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta 7. Almamater tercinta
vi
DAFTAR ISI halaman HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................
iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................
iv
ABSTRAK/INTISARI ...................................................................................
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................
vi
CURRICULUM VITAE ................................................................................
vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL...........................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...................................................................
1
B. Perumusan Masalah ...........................................................
3
C. Tujuan Penelitian ...............................................................
3
D. Manfaat Penelitian .............................................................
4
E. Keaslian Penelitian .............................................................
5
F. Sistematika Penelitian ........................................................
6
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ....................................................................
8
1. Pengetahuan..................................................................
8
a. Pengertian Pengetahuan .........................................
8
b. Tingkat Pengetahuan ..............................................
8
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ....
9
d. Cara Memperoleh Pengetahuan..............................
11
2. Remaja ..........................................................................
15
a. Pengertian Remaja .................................................
15
b. Tahap-tahap perkembangan Remaja .....................
15
c. Perubahan fisik ......................................................
17
viii
BAB III
BAB IV
BAB V
3. Rokok ...........................................................................
19
a. Pengertian Rokok ...................................................
19
b. Jenis Rokok ............................................................
19
c. Komponen dalam Rokok ........................................
21
B. Kerangka Teori ...................................................................
30
C. Kerangka Konsep ..............................................................
31
METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian .........................................
32
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..............................................
32
C. Populasi, Sampel, Teknik Pengambilan Sampel ................
33
D. Variabel Penelitian .............................................................
34
E. Definisi Operasional ...........................................................
38
F. Instrumen Penelitian ...........................................................
38
G. Teknik Pengumpulan Data .................................................
39
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data................................
39
I. Etika Penelitian...................................................................
42
J. Jadwal Penelitian ................................................................
43
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..................................
44
B. Analisa Data .......................................................................
44
C. Pembahasan ........................................................................
46
D. Keterbatasan Penelitian ......................................................
48
PENUTUP A. Kesimpulan .........................................................................
50
B. Saran ...................................................................................
51
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL halaman Tabel 3.1. Populasi Siswa .................................................................................
34
Tabel 3.2. Kisi-kisi Kuesioner ..........................................................................
35
Tabel 3.3. Definisi Operasiol penelitian ...........................................................
39
Tabel 4.1. Jumlah Data, Mean, Standar Deviasi, Nilai mininum dan Nilai masimum .........................................................................................
45
Tabel 4.2. Tingkat Pengatahuan Remaja Putra Tentang Bahaya Merokok Pada siswa kelas IX Di SMP Negeri 2 Sambi Boyolali ..................
46
x
DAFTAR GAMBAR
halaman Gambar 2.1 Kerangka Teori ...........................................................................
30
Gambar 2.2 Kerangka Konsep ........................................................................
31
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Jadwal Penyusunan KTI
Lampiran 2
Permohonan Ijin Pengambilan Data Awal
Lampiran 3
Surat Balasan Ijin Pengambilan Data Awal
Lampiran 4
Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 5
Surat Balasan Melaksanakan Validitas
Lampiran 6
Permohonan Ijin Penggunaan Lahan dan Pembuatan KTI
Lampiran 7
Surat Balasan Permohonan Ijin
Lampiran 8
Surat Permohonan Pesponden
Lampiran 9
Lembar Persetujuan Responden
Lampiran 10 Kuisioner Penelitian Lampiran 11 Jawaban Kuisioner Lampiran 12 Data Tabulasi uisioner Lampiran 13 Hasil Uji Validitas Lampiran 14 Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 15 Data Tabulasi Penelitian dan Skor Prosentase Lampiran 16 Hasil Uji Frekuensi Lampiran 17 Tabel Nilai r Product Moment Lampiran 18 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang Data WHO (2007) menyebutkan bahwa di negara berkembang jumlah perokoknya 800 juta orang, hamper tiga kali lipat dari Negara maju.Setiap harinya sekitar 80 -100 ribu remaja di dunia menjadi pecandu atau ketagihan rokok.Bila pola ini terus menetap maka sekitar 250 juta anak-anak yang hidup sekarang ini akan meninggal akibat kebiasaan merokok (Araujo, 2009). Berdasarkan data WHO jumlah perokok di dunia sebesar 1,3 M orang sementara kematian yang diakibatkan olehnya mencapai 4,9 juta orang per tahun. Berdasarkan data WHO kebiasaan merokok masyarakat terus berlanjut, maka pada tahun 2020 angka kematian akibat merokok diperkirakan akan meningkat menjadi 10 juta pertahun dimana 70 persennya terjadi di negaranegara berkembang (Araujo, 2009). Menurut Sekjen Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait, menyebutkan usia perokok mulai merokok di tanah air yang tertinggi ada di kelompok remaja yaitu usia 15-19 tahun. Jumlahnya mencapai 63,7%. Ironisnya ada anak yang mulai merokok di kelompok usia 5-9 tahun yang jumlahnya mencapai 1,8% (Jaya, 2009). Dirilis pada tanggal 11 September 2012 di Indonesia ada 61,4 juta penduduk yang merokok, dan perokok pada usia 15 – 24 tahun mencapai 51,7 % (Admin, 2012).
1
2
Bahaya merokok bagi remaja diantaranya dapat meningkatkan resiko kanker paru-paru dan penyakit jantung di usia yang masih muda. Selain ituk esehatan kuli ttiga kali lipat lebih beresiko terdapat keriput di sekitar mata dan mulut.Kulit akan menua sebelum waktunya atau bisa disebut dengan penuaan dini. Merokok di usia dini menyebabkan impotensi dan mengurangi jumlah sperma pada pria dan mengurangi tingkat kesuburan pada wanita (Karyo, 2012). Faktor terbesar pada anak usia remaja yang mempunyai kebiasaan merokok adalah dari kebiasaan orang tuanya sendiri sebagai figur. Anak pada usia remaja akan lebih cepat berperilaku merokok pada ayah atau ibunya yang juga seorang perokok (Triswanto, 2007). Kompleksnya permasalahan rokok di dunia termasuk Indonesia, akiba tkurangnya pengetahuan dan kesadaran seseorang terhadap zat-zat yang terkandung dalam rokok dan dampak dari bahaya rokok.Pengetahuan yang kurang baik akan cenderung membuat seseorang berperilaku merokok. Ataupun sebaliknya jika pengetahuan dan kesadaran seseorang terhadap zatzat yang terkandung dalam rokok serta dampak dari bahaya merokok baik, makaakanmencegahtimbulnyaperilakumerokok (Araujo, 2009). Berdasarkan studi pendahuluan dengan metode wawancara di SMP Negeri 2 Sambi pada kelas IX sebanyak 7 siswa didapatkan hasil bahwa siswa yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 2 siswa, siswa yang mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 3 siswa, dan siswa yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 2 siswa.
3
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa masih banyak siswa yang mempunyai pengetahuan kurang tentang bahaya merokok, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Remaja Putra tentang Bahaya Merokok pada Siswa kelas IX SMP Negeri 2 Sambi BoyolaliTahun 2014”.
B. PerumusanMasalah Berdasarkan pernyataan di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Remaja Putra tentang Bahaya Merokok pada Siswa kelas IX SMP Negeri 2 Sambi Boyolali Tahun 2014”.
C. TujuanPenelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui Tingkat Pengetahuan Remaja Putra tentang Bahaya Merokok pada Siswa kelas IX SMP Negeri 2 Sambi BoyolaliTahun 2014 2. TujuanKhusus a. Mengetahui Tingkat Pengetahuan Remaja Putra tentang Bahaya Merokok pada siswa kelas IX di SMP Negeri 2 Sambi dalam kategori baik. b. Mengetahui Tingkat Pengetahuan Remaja Putra tentang Bahaya Merokok pada siswa kelas IX di SMP Negeri 2 Sambi dalam kategori cukup.
4
c. Mengetahui Tingkat Pengetahuan Remaja Putra tentang Bahaya Merokok pada siswa kelas IX di SMP Negeri 2 Sambi dalam kategori kurang.
D. ManfaatPenelitian 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Dapat dijadikan bahan masukan untuk menambah teori atau ilmu pengetahuan dibidang kesehatan khususnya tentang bahaya rokok bagi kesehatan. 2. Bagi Peneliti Mendapatkan pengalaman nyata dan meningkatkan pengetahuan kegiatan penelitian dan dalam membuat Karya Tulis Ilmiah. 3. Bagi Institusi a. SMP Negeri 2 Sambi memberi data bagi lembaga pendidikan mengenai aspek tingkat pengetahuan siswa tentang bahaya rokok bagi kesehatan
sekaligus
sebagai
bahan
masukan
dalam
upaya
menyukseskan program kampanye anti rokok. b. Pendidikan Hasil penelitian ini di harapkan dapat dijadikan bahan masukan dalam memperkaya bahan pustaka yang berguna bagi pembaca secara keseluruhan.
5
E. Keaslian Penelitian Dalam penelitian ini penulis mengambil keaslian dari: 1. Febriana dwi cahyani (2011), dengan judul Tingkat “Pengatahuan Tentang Bahaya Rokok pada Remaja di Desa Pule,Jatisrono Wonogiri”.Penelitian ini menggunakan metode deskritif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggkat pengetahuaan remaja tetang bahaya merokok denagn pengetahuan baik yaitu sebanyak 25 orang (50,0%), tingkat pengatahuan cukup sebanyak 24 orang (48,0%) dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 1 orang (2,0%).Secara umum hasil penelitian ini dalam kategori baik. 2. Wiwik Wadya Wati (2012) dengan judul “Tingkat Pengetahuan Siswa SMP Kelas VIII tentang Bahaya Merokok Bagi Kesehatan di SMP Negeri 7 Wonogiri”.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Lokasipenelitian di ambil di SMP Negeri 7 Wonogiri. Jumlah sempel sebanyak 76 Siswa laki-laki, dengan tehnik pengambilan sempel menggunakan total sampling. Alat pengumpulan data yang digunakana dalam kuesioner tertutup.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan remaja tentang bahaya merokok dengan pengetahuan baik yaitu 15 siswa (19,7%),tingkat pengetahuan cukup 48 siswa (63,2%),dan tingkat pengetahuan kurang 13 siswa (17,1%) Secara umum hasil penelitian ini dalam kategori cukup. 3. Prisha Jagadish Udani (2010) Dengan judul ”pengetahuan masyarakat umum
dan
mahasiswa
terhadap
bahaya
merokok
dan
kanker
paru.”Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian deskriptif,
6
pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah Cross Sectional Study. Dengan jumlah sampel sebanyak 82 orang, diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sebanyak 50 responden (61,0%) mempunyai tingkat pengetahuan baik, 22 responden (26,8%) mempunyai tingkat pengetahuan sedang, dan sebanyak 10 responden (12,2%) secara umum hasil penelitian ini dapat di kategorikan baik. Persama keaslian dengan penelitian yang penulis ambil adalah ada jenis penelitian,alat pengumpul data dan hasil penelitian, sedangkan perbedaan keaslian dengan penelitian yang penulis ambil adalah pada judul, lokasi dan waku penelitian, jumlah responden ,dan tehnik pengambilan sempel.
F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah terdiri dari 5 (lima) BAB dengan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN Dalam bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, manfaat penelitian, tujuan penelitian, keaslian penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini menjelaskan dari teori-teori dari masalah yang akan diteliti meliputi pengetahuan, remaja, rokok, kerangkateori, dan kerangka konsep .
BAB III
METODE PENELITIAN Dalam bab ini berisikan tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, alat penelitian, metode
7
pengambilan data, jalannya penelitian, variable penelitian, definisi operasional, metode pengolahan data, dan analisa data.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini berisikan tentang gambaran umum tempat penelitian, hasil penelitian, serta pembahasan hasil penelitian
BAB V
PENUTUP Dalam bab ini membahas tetang kesimpulan dan saran umtuk menjawab tujuan penulisan dan menyatakan inti dari pembahasan, sedangkan saran di rumuskan untuk menanggapi kesenjangan dan merumuskan aternatif pemecahan masalah.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI 1.
Pengetahuan a. Pengertian 1) Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. 2) Menurut Mahmud (2011), pengetahuan juga merupakan sesuatu yang tertinggal dari hasil pengindraan manusia terhadap dunia luar. Selain itu, pengetahuan merupakan deskripsi arsip informasi konsep dan kenyataan tentang alam semesta, baik yang ada dalam memori perseorangan maupun tertulis. b. Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan atau kognitif merupakan domain penting bagi terbentuknya perilaku seseorang. Pengetahuan yang mencakup domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yakni: 1) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
7
8
dipelajari
sebelumnya.Termasuk
dalam
tingkatan
ini
adalahmengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.Oleh sebab itu, “tahu” ini
merupakan
tingkat
pengetahuan yangpaling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. 2) Memahami (Comprehension) Memahami
diartikan
sebagai
suatu
kemampuan
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. 3) Aplikasi (application) Aplikasi
diartikan
sebagai
kemampuan
untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 4) Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi
9
masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja: dapat menggambarkan (membuat
bagan),
membedakan,
memisahkan,
mengelompokkan dan sebagainya. 5) Sintesis (synthesis) Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi- formulasi yang ada. 6) Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau
penilaian
terhadap
suatu
materi
atau
objek.Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan Menurut
Dewi
dan
Wawan
(2010),faktor-faktor
yang
mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut: 1) Faktor internal a) Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi
10
kehidupan
untuk
mencapai
keselamatan
diperlukan
untuk
kebahagiaan.Pendidikan
dan
mendapatkan
informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan. Pada umumnya makin tinggi
pendidikan
seseorang
makin
mudah
menerima
informasi. b) Pekerjaan Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan. c) Umur Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. d) Informasi Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Bila seseorang banyak
memperoleh
informasi
maka
akan
cenderung
11
mempunyai pengetahuan yang lebih luas. 2) Faktor eksternal a) Faktor lingkungan Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia
dan
pengaruhnya
yang
dapat
mempengaruhi
perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. b) Sosial budaya Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi. d. Cara memperoleh pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010), cara memperoleh kebenaran pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 1) Cara memperoleh kebenaran nonilmiah a) Cara coba salah (Trial and Error) Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan beberapa kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba lagi dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat terpecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) and error (gagal atau salah) atau metode coba salah (coba-coba).
12
b) Secara kebetulan Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan. Salah satu contoh adalah penemuan enzim urease oleh Summers pada tahun 1926. c) Cara kekuasaan atau otoritas Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpinpemimpin masyarakat baik formal atau informal, para pemuka agama, pemegang pemerintah, dan sebagainya. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada pemegang otoritas, yakni orang yang mempunyai wibawa atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan atau ilmuwan. d) Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman
pribadi
dapat
digunakan
sebagai
upaya
memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. e) Cara akal sehat (common sense) Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran. Misalnya cara menghukum
13
anak dengan dijewer telinganya atau dicubit sampai sekarang berkembang menjadi teori atau kebenaran, bahwa hukuman adalah merupakan metode (meskipun bukan yang paling baik) bagi pendidikan anak. Pemberian hadiah dan hukuman merupakakan cara yang masih dianut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan. f) Kebenaran melalui wahyu Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan
melalui para Nabi. Kebenaran ini
harus diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak. g) Kebenaran secara intuitif Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif
sukar
menggunakan
dipercaya
karena
kebenaran
cara-cara
yang
rasional
sistematis.Kebenaran
ini
diperoleh
ini dan
seseorang
tidak yang hanya
berdasarkan intuisi atau suara hati atau bisikan hati saja. h) Melalui jalan pikiran Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah
14
mampu
menggunakan penalarannya
dalam memperoleh
pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi. i) Induksi Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Karena proses berpikir induksi itu beranjak dari hasil pengamatan indra atau hal-hal yang nyata, maka dapat dikatakan bahwa induksi beranjak dari hal-hal yang konkret kepada hal-hal yang abstrak. j) Deduksi Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataanpernyataan umum ke khusus. Aristoteles (384-322 SM) mengembangkan cara berpikir deduksi ini ke dalam suatu cara yang disebut “silogisme”. Silogisme ini merupakan suatu bentuk deduksi yang memungkinkan seseorang untuk dapat mencapai kesimpulan yang lebih baik. 2) Cara ilmiah dalam memperoleh pengetahuan Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah.Cara ini disebut metode penelitian ilmiah, atau lebih popular disebut metodologi penelitian (research methodology).
15
e. Kriteria tingkat pengetahuan Menurut Riwidikdo (2010), pengetahuan seseorang dapat diketahui dalam 3 (tiga) kriteria, yaitu: 1) Baik: bila nilai (x) > mean + 1 SD 2) Cukup: bila nilai mean – 1 SD < x < mean +1 SD 3) Kurang: bila nilai (x) < mean - 1 SD
2. Remaja a. Pengertian Remaja Menurut Widyastuti (2009), masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi, dan psikis. Masa ini antara usia 10-19 tahun, merupakan suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa pubertas. Masa remaja adalah periode peralihan dari masa anak ke masa dewasa. Menurut Soetjiningih (2010), remaja adalah masa transisi antara masa anak dan dewasa, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas, dan terjadi perubahan-perubahan psikologi serta kognitif. b. Tahap-tahap perkembangan remaja Menurut
Sarwono
(2010),
mengatakan
bahwa
dalam
proses
penyesuaian diri menuju kedewasaan ada 3 tahap perkembangan remaja, yaitu: 1) Remaja awal (early adolescent) Seorang remaja pada tahap ini masih terheran-heran akan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan
16
dorongan- dorongan yang menyertai perubahan-perubahan itu. Pada umumnya dimulai pada usia 10-13 tahun. Remaja mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis.Dengan dipegang bahunya saja oleh lawan jenis remaja sudah berfantasi erotik. Kepekaan
yang
berlebih-lebihan
berkurangnya kendali
ini
ditambah
dengan
terhadap ego menyebabkan para remaja
awal ini sulit di mengerti dan di mengerti orang dewasa. 2) Remaja madya (middle adolescent) Dimulai pada usia sekitar 13-15 tahun, pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan, senang jika banyak teman yang mengakuinya. Ada kecenderungan narsistis yaitu mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman-teman yang sama dengan dirinya. Selain itu, remaja berada dalam kondisi kebingungan karena tidak tahu memilih yang mana peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimistis atau pesimistis, idealis atau materialis, dan sebagainya. Remaja pria harus membebaskan diri dari oedipus complex (perasaan cinta pada ibu sendiri pada masa anak-anak) dengan mempererat hubungan dengan kawan-kawan. 3) Remaja akhir (late adolescent) Dalam tahap remaja akhir biasanya dimulai pada usia 16-19 tahun, tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal yaitu:
17
a) Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek. b) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orangorang lain dan dalam pengalaman- pengalaman baru. c) Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi. d) Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain. e) Tumbuh ”dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan masyarakat umum. c. Perubahan Fisik 1) Tanda seks primer Tanda
seks
primer
adalah
organ
seks.Pada
laki-
lakigonade/testes.Organ itu terletak di dalam skrotum. Pada usia 14 tahun baru sekitar 10% dari ukuran matang. Setelah itu terjadilah pertumbuhan yang pesat selama 1 atau 2 tahun, kemudian pertumbuhan menurun. Testes berkembang penuh pada usia 20 atau 21 tahun. Sebagai tanda bahwa fungsi organ-organ reproduksi pria matang, lazimnya terjadi mimpi basah, artinya bermimpi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan hubungan seksual, sehingga mengeluarkan sperma.Semua organ reproduksi wanita tumbuh selama masa puber.Namun tingkat kecepatan antara organ satu dan lainya berbeda. Berat uterus pada anak usia 11 atau 12 tahun kira-kira 5,3 gram, pada usia 16 tahun rata-rata beratnya 43 gram. Sebagai tanda kematangan organ reproduksi
18
pada perempuan adalah datangnya haid. Ini adalah permulaan dari serangkaian pengeluaran darah , lendir, dan jaringan sel yang hancur dari uterus secara berkala, yang akan terjadi kira-kira setiap 28 hari. Hal ini berlangsung terus sampai menjelang masa menopause. Menopause biasa terjadi pada usia sekitar 50an (Widyastuti, 2009). 2) Tanda-tanda seks sekunder Menurut Widyastuti (2009), tanda- tanda seks sekunder adalah: a) Pada laki-laki : (1) Rambut yang mencolok tumbuh pada masa remaja adalah rambut kemaluan, terjadi sekitar satu tahun setelah testes dan penis mulai membesar. (2) Kulit menjadi lebih kasar, tidak jernih, pori-pori membesar. (3) Kelenjar lemak di bawah kulit menjadi lebih aktif, seringkali menyebabkan jerawat karena produksi minyak yang meningkat. (4) Otot – otot pada tubuh remaja makin bertambah besar dan kuat. (5) Terjadi perubahan suara yang mula-mula agak serak, kemudian volumenya juga meningkat. (6) Pada usia remaja sekitar 12-14 tahun muncul benjolan kecil-kecil di sekitar kelenjar susu. Setelah beberapa minggu besar dan jumlahnya menurun.
19
b) Pada wanita : (1) Rambut kemaluan pada wanita tumbuh setelah pinggul dan payudara mulai berkembang. (2) Pinggul menjadi berkembang, membesar, dan membulat. (3) Payudara membesar dan puting susu menonjol. (4) Kulit menjadi kasar, lebih tebal dan pori-pori membesar. Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif, kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat, kelenjar keringat baunya menusuk sebelum dan sesudah masa haid.Suara berubah menjadi merdu, suara serak jarang terjadi pada wanita. 3. Rokok a. Pengertian Rokok Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah (Jaya, 2009). b. Jenis Rokok Menurut Jaya (2009), di Indonesia rokok dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain : 1) Rokok Berdasarkan Bahan Pembungkus a) Klobot Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung.
20
b) Kawung Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren. c) Sigaret Rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas. d) Cerutu Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau. 2) Rokok Berdasarkan Bahan Baku a) Rokok Putih Rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. b) Rokok Kretek Rokok yang bahan baku atau isinya daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. c) Rokok Klembak Rokok yang bahan baku atau isinya daun tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. 3) Rokok Berdasarkan Bahan Pembuatannya a) Sigaret Kretek Tangan (SKT) Rokok yang proses pembuatannya dengan cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan dan atau alat bantu sederhana.
21
b) Sigaret Kretek Mesin (SKM) Rokok yang proses pembuatannya menggunakan mesin. Sederhananya, material rokok dimasukkan ke dalam pembuat rokok. Keluaran yang dihasilkan mesin pembuat rokok berupa rokok batangan. Saat ini mesin pembuat rokok telah mampu menghasilkan keluaran sekitar enam ribu sampai delapan ribu batang rokok per menit. Biasanya mesin pembuat rokok dihubungkan dengan mesin pembungkus rokok sehingga keluaran yang dihasilkan bukan lagi berupa rokok batangan melainkan rokok yang sudah dalam bentuk pak. Adapula mesinpembungkus rokok yang mampu menghasilkan keluaran rokok dalam bentuk pres, satu pres berisi 10 pak. 4) Rokok Berdasarkan Penggunaan Filter a) Rokok Filter b) Rokok yang bagian pangkalnya terdapat gabus. c) Rokok Non Filter d) Rokok yang bagian pangkalnya tidak terdapat gabus. c. Komponen dalam Rokok Menurut Aditama (2006), asap rokok mengandung sekitar 4000 bahan kimia. Secara umum komponen rokok dibagi menjadi dua yaitu : 1) Komponen Gas Komponen gasadalah yang dapat melewati filter yang terdapat di dalam asap rokok, antara lain :carbon monoksida (CO), amonia
22
acrolin, benzopiren, lutidin, colidin, metil alcohol, formalin, arsenic dan lain-lain. Menurut Jaya (2009), gas carbon monoksida (CO) lebih mudah terikat pada hemoglobin daripada oksigen, karena itu darah orang yang banyak kemasukan carbon monoksida (CO) akan berkurang daya angkut bagi oksigen dan orang tersebut dapat meninggal
dunia
karena
keracunan
carbon
monoksida
(CO).Menurut Wati (2012), Benzopiren dan lutidin berasal dari tar tembakau yang dapat menyebabkan kanker. Colidin menyebabkan kelumpuhan dan lambat laun mengakibatkan kematian.Metil Alkohol
menimbulkan
kebutaan.Formalin
sering
digunakan
untukmembalsem mayat.Arsenik merupakan sejenis racun yang dipakai untuk membunuh tikus. 2) Komponen Padat Komponen padat adalah bagian yang tertinggal pada filter, yaitu berupa nikotin dan tar. Nikotin adalah bahan adiktif yang menimbulkan ketergantungan atau kecanduan.Zat ini meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi. Tar adalah kumpulan beribu- ribu bahan kimia yang terdapat dalam rokok. Tar bersifat karsinogen/penyebab kanker. b. Bahaya Rokok Senyawa-senyawa kimia yang terkandung di dalam rokok terbukti membahayakan
kesehatan
para
perokok
aktif
dan
perokok
23
pasif.Penyakit yang diakibatkan rokok antara lain yaitu : 1) Paru-paru Merokok dapat menyebabkan perubahan dan struktur fungsi salurang nafas dan jaringan paru-paru.Pada saluran nafas besar, sel mukosa memberas (hypertrofi) dan kelenjar mukus bertambah banyak (hyperplasia).Pada saluran nafas kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir.Pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli (Triswanto, 2007). 2) Penyakit Kardiovaskuler Menurut Jaya (2009), senyawa kimia yang terkandung di dalam rokok akan meningkatkan detak jantung, tekanan darah, resiko hipertensi dan penyumbatan arteri. Di samping itu rokok juga menurunkan kadar HDL (kolesterol baik dalam darah) dan menurunkan tingkat elatisitas aorta (pembuluh darah terbesar pada tubuh manusia) yang dapat meningkatkan terjadinya penggumpalan darah sehingga memicu berbagai penyakit seperti : a) Serangan Jantung (Trombosis Koroner) Terjadi penggumpalan darah pada arteri yang menyumbat suplai darah pada jantung sehingga dapat mengakibatkan serangan jantung. b) Serangan Otak (Trombosis Cerebral) Terjadi pemblokiran pada pembuluh darah yang menuju ke otak
24
sehingga dapat menyebabkan pingsan, stroke dan kelumpuhan. c) Gagal Ginjal Terjadi penggumpalan darah pada arteri yang menyumbat suplai darah pada ginjal sehingga mengakibatkan peningkatan tekanan darah, bahkan gagal ginjal. d) Penyakit Sistem Sirkulasi Terjadi penyumbatan pada pembuluh darah kaki dan tangan sehingga mengakibatkan pembusukan jaringan. Pecandu rokok rawan terkena penyakit langka Buerger, yaitu artritis pada pembuluh peripheral yang dapat menimbulkan gangrene (kematian jaringan) sehingga harus diamputasi. 3) Impotensi Merokok menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh darah pada sistem vaskular yang mengarah ke penyumbatan arteri.Penis tidak bisa mendapatkan darah yang cukup dari arteri yang tersumbat dan akibatnya penis tidak bisa ereksi. Nikotin dapat mengganggu proses spermatogenesis sehingga kualitas sperma menjadi buruk (Admin, 2011) . 4) Gangguan Saraf Sistem saraf simpatik adalah cabang dari sistem saraf otonomik (Autonomic Nervous System/ANS) yang merupakan bagian dari sistem
saraf
peripheral
yang
bertugas
mengontrol
dan
mempengaruhi detak jantung, pencernaan, pernafasan, respirasi,
25
diameter pupil, pembuangan urin dan ereksi. Senyawa kimia pada rokok akan memicu peningkatan aktivitas sistem saraf tersebut sehingga menambah beban pada sistem yang bertugas untuk mengatur pembuluh darah dan jantung (Satiti, 2009). 5) Gangguan Indra Penglihatan Asap rokok dapat merusak pembuluh darah mata, sehingga menyebabkan mata merah dan gatal serta meningkatkan resiko terkena katarak. Katarak yaitu memutihnya lensa mata yang menghalangi masuknya cahaya yang dapat menyebabkan kebutaan (Promkes RI, 2012) 6) Gangguan Indra Pendengaran Tembakau
menyebabkan
timbulnya
endapan
pada
dinding
pembuluh darah sehingga menghambat laju aliran darah ke dalam telinga bagian dalam, perokok dapat kehilangan pendengaran lebih awal daripada orang yang tidak merokok (Admin, 2012). 7) Gangguan Indra Penciuman Racun-racun yang terkandung di dalam rokok, terutama nikotin lambat laun akan merusak saraf-saraf penciuman sehingga dapat mengganggu fungsi indera penciuman. Pecandu rokok menjadi kurang sensitif terhadap jenis bau, bahkan ada kalanya tidak mampu membeda-bedakan bau secara benar (Satiti, 2009). 8) Gangguan Pernafasan Menurut Satiti (2009), Racun tar yang terkandung di dalam rokok
26
mempengaruhi dan memproduksi dan memproduksi lendir yang berlebihan di dalam paru-paru. Lendir tersebut menyebabkan borok dan mengakibatkan perdarahan. Gangguan pernafasan yang biasa dialami oleh perokok berat adalah : a) Bronchitis Gangguan serius pada dinding pipa-pipa udara yang lebih kecil yang melebar dan lemah yang disebabkan oleh paru-paru dan alat-alat pernafasan yang telah lama sakit.Tanda pengidap bronchitis adalah batuk-batuk yang semakin parah. b) Emphysema Penyakit bengkak pada paru-paru karena pembuluh darahnya kemasukan udara.Akibatnya, kecepatan dan frekuensi bernafas meningkat disertai rasa nyeri. Tanda-tanda pengidap emphysema adalah bernafas terengah-engah, dengan bunyi nafas yang nyaring, disertai batuk-batuk dengan frekuensi tinggi c) Radang Saluran Udara Penderita asma yang tetap merokok akan mengalami peradangan saluran udara yang sulit disembuhkan dengan obat-obatan. d) Gangguan Indera Pengecap Racun-racun yang terkandung dalam rokok terutama nikotin secara bertahap akan merusak saraf-saraf pengecap sehingga mengganggu fungsi indera pengecap. Perokok berat kurang bisa menikmati cita rasa makanan dan minuman, sehingga nafsu
27
makan cenderung menurun, padahal tubuh membutuhkan asupan gizi yang cukup.Akibatnya, berat badan perokok terus menurun (Satiti, 2009). 9) Gangguan Pencernaan Tembakau merupakan salah satu bahan perangsang yang dapat menyulitkan alat-alat pencernaan.Itulah sebabnya seorang perokok berat cenderung mengalami gangguan pencernaan yang ditandai dengan berbagai gejala penyakit, yaitu mual, nyeri ulu hati, sakit perut bagian atas dan kembung. Pada tahap selanjutnya, berat badan perokok berat akan turun drastis karena mengalami peradangan selaput lendir lambung (gastritis) sehingga nafsu makan hilang, sakit kepala, muntah-muntah, bahkan perdarahan lambung. Perdarahan berat akan ditandai dengan tinja yang berwarna kehitam-hitaman (Satiti, 2009). 10) Gangguan Hati Senyawa kimia di dalam rokok akan mengganggu fungsi hati, padahal hati merupakan organ yang bertugas untuk memproses pembuangan obat-obatan, alkohol dan racun-racun lainnya di dalam tubuh (Satiti, 2009). 11) Gangguan pada Gigi Jumlah karang pada gigi perokok cenderung lebih banyak daripada yang bukan perokok. Karang gigi yang tidak dibersihkan akan menimbulkan keluhan seperti gusi berdarah. Gigi dapat
28
berubah warna akibat efek dari tembakau (Mulyawati, 2012). 12) Gangguan pada Kulit Merokok dapat menyebabkan penyakit kulit, eksim dan ruam pada perokok yang peka terhadap nikotin.Eksim adalah iritasi berat pada kulit, daerah kulit yang terkena eksim menjadi bersisik dan timbul rasa gatal.Eksim bisa juga ditimbulkan dari arsenik yang berasal dari tembakau (Promkes RI, 2012). 13) Gangguan pada Rambut Merokok bisa menyebabkan menurunnya sistem kekebalan sehingga perokok lebih mudah terserang penyakit seperti lupus erimatosis
yang
menyebabkan
kerontokkan
pada
rambut
(Promkes RI, 2012). 14) Polisitenia Racun-racun di dalam rokok dapat menimbulkan penyakit polisitenia, yaitu penyakit kelainan pertumbuhan sumsum tulang, yakni kelebihan kadar Hemoglobin (Hb) dalam sel darah merah. Kebiasaan menghisap rokok akan meningkatkan kadar Hb menjadi lebih dari 20 gram per desiliter. Penyakit yang lebih banyak menimpa pada laki-laki dan sulit diatasi ini, mengancam para perokok berat dan orang yang bermukim pada ketinggian 300 meter di atas permukaan laut (Satiti, 2009).
29
c. Perokok Pasif Perokok pasif atau yang dikenal dengan namaInvoluntary Smoking adalah orang yang tidak merokok tetapi terpapar langsung oleh asap tembakau dari orang yang sedang merokok di sekitarnya. Perokok pasif ini lebih banyak resikonya karena terpapar asap rokok lebih banyak daripada perokok itu sendiri (Araujo, 2009). Perokok pasif memiliki resiko yang cukup tinggi atas kanker paru-paru dan jantung koroner, serta gangguan pernafasan. Kadar nikotin, carbon monoksida (CO) serta zat-zat lain lebih tinggi dalam darah perokok pasif yang bisa menyebabkan penyakit yang diderita semakin parah.Anak-anak yang orangtuanya merokok akan mengalami batuk, pilek, dan radang tenggorokan dan kemungkinan mendapat serangan jantung lebih tinggi bagi mereka. Bagi anak di bawah umur, terdapat resiko kematian mendadak akibat terpapar asap rokok (Jaya, 2009).
30
B. Kerangka Teori
Tingkat pengetahuan: a. Tahu b.Memahami c.Aplikasi d.Analisis e.Sintesis f.Evaluasi
Rokok: a. Pengertian Rokok b. Jenis Rokok
Pengetahuan Remaja Putra tentang Bahaya Rokok
c.Komponen Dalam Rokok d. Bahaya Rokok e. Perokok Pasif
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan: a.Pendidikan b.Pekerjaan c.Umur d.Informasi e.Lingkungan f.Sosial budaya
Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber: Modifikasi oleh Notoatmodjo (2007), Jaya (2009)
31
C. Kerangka Konsep BAIK
Pengetahuan Remaja Putra tentang Bahaya Rokok
CUKUP
KURANG
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan: a.Pendidikan b.Pekerjaan c.Umur d.Informasi e.Lingkungan f.Sosial budaya
Keterangan: = Variabel yang diteliti = Variabel yang tidak diteliti Gambar 2.2 Kerangka Konsep
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan rancangan penelitian Ditinjau dari tujuan penelitian yang akan dicapai, penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian (Arikunto, 2010). Kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2007). Penelitian ini di lakukan untuk mendeskripsikan tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok pada siswa kelas IX di SMP Negeri 2 Sambi tahun 2014. B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Menurut Hidayat (2011), Lokasi penelitian adalah rancangan tentang tempat yang dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Sambi Boyolali 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian merupakan rencana tentang waktu yang akan dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya (Hidayat, 2011). Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 Februari 2014.
32
33
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh siswa laki-laki kelas IX di SMP Negeri 2 Sambi sebanyak 136 siswa. 2. Sampel Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2011). Besar sampel menurut Arikunto (2006), apabila populasi subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya besar atau lebih dari 100, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Karena jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 136 siswa laki-laki, maka peneliti mengambil sampel 25% yaitu sebanyak 34 siswa. 3. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel merupakan suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi, sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2011). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara random sampling dengan teknik pengambilan sampel acak sederhana (simple random sampling) yaitu pengambilan sampel sedemikian rupa sehingga setiap unit dasar (individu) mempunyai kesempatan yang sama untuk
34
diambil sebagai sampel. Dengan cara diundi, karena ada 5 kelas maka tiap kelas diambil 6-8 siswa untuk dijadikan sampel dan kelas yang mempunyai siswa laki-laki lebih banyak diambil 8 siswa. Tabel 3.1 Populasi Siswa Laki-laki tiap kelas dan jumlah sampel yang diambil pada kelas IX di SMP Negeri 2 Sambi Kelas Kelas IXA Kelas IX B Kelas IX C Kelas IX D Kelas IX E Jumlah D. Instrumen Penelitian
Jumlah Siswa Laki - Laki 27 23 38 27 21 136
Sample 8 6 8 6 6 34
Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data.Alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah daftar pertanyaan atau pernyataan yang
sudah
tersusun dengan baik, sudah matang, dimana
responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini kuesioner yang digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang bahaya rokok adalah kuesioner tertutup atau berstruktur dengan jawaban benar dan salah di mana kuesioner tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga responden hanya tinggal memilih atau menjawab pada jawaban yang sudah ada (Hidayat, 2011). Skala pengukuran yang digunakan dalam pengukuran instrumen ini adalah skala Guttman yaitu skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban yang
35
tegas seperti jawaban dari pernyataan : benar dan salah (Hidayat, 2011). Cara penilaian untuk pernyataan positif (favorable) bila responden menjawab benar nilainya 1 dan menjawab salah nilainya 0.Pernyataan negatif (unfavorable) bila responden menjawab benar nilainya 0 dan menjawab salah nilainya 1.Untuk memudahkan dalam menyusun instrumen, maka diperlukan kisi-kisi. Tabel. 3.2 Kisi – kisi Kuesioner Variabel Tingkat Pengetahuan remaja putra tentang Bahaya Rokok
Indikator 1. Pengertian rokok 2. Jenis Rokok 3. Komponen dalam Rokok 4. Bahaya rokok
No Kuesioner Favorebel Unfavorebel 1, 11 2.3 4.5 6.8.9 12.13.14.15 17.18.20.22 23.26.27
7 10.16.19.21 24.25.28
Jumlah 1 4 4 19
5. Perokok pasif 29.30 Total Jumlah Soal Sumber : Jaya (2009)
20
2 10
30
Untuk mengetahui kuesioner dalam penelitian ini berkualitas, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. 1.
Uji Validitas Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benarbenar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2010). Suatu instrumen penelitian dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan atau dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2010). Uji validitas minimal dilakukan dengan 30 responden (Riwidikdo, 2012). Untuk mengetahui apakah harga korelasi valid,maka
36
angka
korelasi
harus
dibandingkan
dengan
angka
kritik
tabel
(Arikunto,2006). Dinyatakan valid apabila angka hitung > angka kritik tabel maka dikatakan butir soal itu valid dengan ܽ = 5%. Validitas dalam
penelitian ini telah di lakukan pada 30 siswa dengan jumlah kuesioner 30
pernyataan di SMP Negeri 1 Sambi Boyolali berdasarkan hasil Ujivaliditas dengan taraf Signifikan 5% dimana N = 30 didapatkan rtabel sebesar 0,361. Teknik yang dipakai untuk mengetahui validitas kuesioner dengan rumus product moment. Instrumen dikatakan valid jika tabel(Riwidikdo,
rxy =
nilai r
hitung
> r
2010). Rumus Pearson Product Moment
N . SXY - SX.SY {N SX - (SX ) }{N SY 2 - (SY ) } 2
2
2
Keterangan : rxy
: Koefisien korelasi setiap item dengan skor total
N
: Jumlah responden
X
: Skor pertanyaan
Y
: Skor total
XY
: Skor pertanyaan dikalikan skor total Pernyataan dikatakan valid apabila nilai rhitung> rtabel(Riwidikdo,
2012). Untuk mengetahui suatu pernyataan valid, uji coba instrument diperoleh hasil bahwa sebanyak 30 item pernyataan dinyatakan valid karena ( r hitung > 0,361)sedangkan sebanyak 3 pernyataan yaitu item pernyataan nomor 2,8 dan 20 dinyatakan tidak valid karena (r hitung
37
<0,361)sehingga ketiga item ini selanjutnya dikeluarkan dan tidak digunakan dalam angket penelitian. 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten atau tetap asas (ajeg) bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang
sama,
dengan
menggunakan
alat
ukur
yang
sama
(Notoatmodjo, 2010). Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan bantuan komputer SPSS for windows. Rumus Alpha Cronbach adalah sebagi berikut :
Ssb 2 ù é k ùé r11 = ê ú ê1 - s 2 t ú ë k - 1û ë û Keterangan: r11
= Reliabilitas Instrument
k
= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σb2 = Jumlah varian butir σt2
= Varians total Angket atau kuesioner dikatakan reliabel jika memiliki nilai alpha
minimal 0,7(Riwidikdo, 2010). Setelah dilakukan uji reliabilitas didapatkan nilai Alpha Cronbach sebesar 0,912 > 0,7 sehingga instrument dikatakan reliabel.
38
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar pernyataan persetujuan untuk menjadi responden dan membagikan kuesioner atau angket kepada siswa di SMP Negeri 2 Sambi Boyolali, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden disuruh mengisi kuesioner sampai dengan selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data berdasarkan cara memperolehnya menurut Riwidikdo (2012), terdiri dari : 1. Data Primer Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari objek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari jawaban atas pernyataan yang disediakan melalui pengisisan kuesioner oleh responden tentang Bahaya Merokok 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang didapatkan tidak secara langsung dari objek penelitian. Data sekunder dalam penelitian ini didapatkan dari kantor administrasi SMP Negeri 2 Sambi yang dapat menunjang pelaksanaan penelitian ini, berupa jumlah siswa laki-laki kelas IX tahun ajaran 2011 – 2012. F. Variabel Penelitian Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2010).Variabel dalam penelitian ini
39
menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya Merokok.
G. Definisi Operasional Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel yang diteliti, maka variabel perlu diberi batasan-batasan atau definisi operasional.Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat, 2011). Tabel 3.3 Definisi Operasional Definisi Skala Variabel Alat ukur Kategori Operasional Ukur Tingkat 1. Baik : Bila nilai segala sesuatu Pengetahuan responden yang yang diketahui Remaja diperoleh (x) > remaja putra mean + 1 SD putra tentang 2. Cukup : Bila nilai tentang pengertian responden mean bahaya merokok , kuesioner ordinal 1 SD ≤ x ≤ mean merokok jenis rokok, + 1 SD komponen 3. Kurang : Bila dalam rokok, nilai responden bahaya rokok yang diperoleh dan perokok (x) < mean – 1 pasif SD Sumber : Riwidikdo ( 2010 )
40
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data Langkah-langkah pengolahan data menurut Hidayat (2011), adalah sebagai berikut : a. Editing Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing
dapat dilakukan pada tahap
pengumpulan data atau setelah data terkumpul. b. Coding Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri dari beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer. c. Data Entry Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau dengan membuat tabel kontingensi. d. Melakukan Teknik Analisis Dalam melakukan teknik analisis khususnya terhadap data penelitan akan menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dianalisis. 2. Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis univariat (analisis deskriptif) yaitu analisis yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteritik setiap
41
variabel penelitian.Analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010).Selanjutnya menurut Riwidikdo (2010), Hasil tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok dengan persentase dengan keterangan sebagai berikut : a.
Pengetahuan Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD
b.
Pengetahuan Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
c.
Pengetahuan Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
Keterangan : X
: Responden
Mean
: Rata-rata
SD
:Simpangan Baku
Untuk mencari nilai rata-rata ( mean ) diperoleh dengan rumus : Rumus : X =
åx n
Keterangan : X
: rata-rata ( mean )
åx
: Jumlah seluruh jawaban responden
n
: Jumlah responden
Sedangkan untuk mencari SD (standar deviasi) yaitu dengan rumus :
42
Rumus :
å xi 2 SD =
(å xi ) 2 n
n -1
Keterangan: x
: nilai responden
n
: jumlah responden
Rumus yang digunakan untuk memperoleh skor prosentase
menurut
Riwidikdo (2010), adalah: Jumlah siswa menurut tingkat pengetahuan Skor Prosentase :–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––X 100% Jumlah Responden
I. Etika Penulisan Menurut Hidayat (2011), masalah etika penelitian yan harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut: 1. Informed Concent Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, makamereka harus menandatangani lembar persetujuan.Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien.
43
2. Anonymity (tanpa nama) Masalah etika kebidanan adalah merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan. 3. Kerahasiaan (confidentiality) Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
J. Jadwal Penelitian Jadwal penelitian adalah Pengertian uraian langkah-langkah kegiatan dari menyusun
proposal
penelitian
sampai
dengan
penulisan
laporan
penelitian,besearta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut. (Notoatmodjo 2010).Jadwal penelitian ini terlampir
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran umum lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Sambi Boyolali. Jumlah seluruh siswa SMP Negeri 2 Sambi tahun pelajaran 2013/2014 sebanyak 600 siswa.Kelas VII sebanyak 200 siswa yang terdiri dari 5 kelas dengan jumlah siswa laki-laki 110 dan siswa perempuan 90 dan kelas VIII sebayak 200 siswa yang terdiri dari 5 Kelas laki-laki 125 siswa dan perempuan 75 siswa Kelas IX sebanyak 200 siswa yang terdiri dari 5 kelas, dengan jumlah siswa laki-laki 136 serta siswa perempuan 64 fasilitas yang ada disekolah ini antara lain Perpustakaan, Laboratorium Komputer, Bahasa, Biologi, Kimia, Fisika, koperasi, UKS dan Masjid. Responden dalam penelitian ini adalah siswa lakilaki kelas IX sebanyak 34 siswa.
B. Analisa data Setelah dilakukan analisa data terhadap tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya merokok pada siswa kelas IX di SMP Negeri 2 Sambi Boyolali didapatkan hasil nilai jumlah data, mean, standar deviasi, nilai minimum dan nilai maksimum yang disajikan dalam tabel berikut ini.
44
45
Table 4.1 Jumlah Data, Mean, Standar Deviasi, Nilai Minimum, Dan Nilai Maksimum Variabel Jumlah data Tingkat pengetahuan remaja putra tentang 34 bahaya rokok pada siswa kelas IX di SMP Negeri 2 Sambi Boyolali Sumber : data Primer teroleh (2014) Baik
Mean
Standar deviasi
20,7
5,1
= ( X ) > mean + 1 SD = ( X ) > 20,7 + 5,1 = ( X ) > 25,8 Jadi Pengetahuan baik jika nilai responden x > 25,8
Cukup
= mean - 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD = 20,7 – 1 x 5,1 ≤ x ≤ 20,7 + 5,1 = ( x ) 15,6 ≤ x ≤ 25,8 Jadi Pengetahuan cukup jika nilai responden 15,6 < x < 25,8
Kurang
= ( X ) < mean - 1 SD = ( X ) ≤ 20,7 – 1 x 5,1 = ( X ) ≤ 15,6 Jadi Pengetahuan kurang jika nilai responden < 15,6
46
Setelah dilakukan analisa data terhadap tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya merokok pada siswa kelas IX di SMP Negeri 2 Sambi Boyolali didapatkan hasil kategori pengetahuan yang disajikan dalam table berikut ini : Table 4.2 tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok pada siswa kelas IX di SMP Negeri 2 Sambi Boyolali No 1. 2. 3.
Pengetahuan Baik cukup kurang Total Sumber : data primer (2014)
Jumlah 7 21 6 34
Persentase (%) 20,6 % 61,8 % 17,6 % 100
Berdasarkan penelitian, tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok pada siswa kelas IX di SMP Negeri 2 Sambi Boyolali dapat dikategorikan menjadi siswa yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 7 responden (20,6%), siswa yang mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 21 responden (61,8%) dan siswa yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 6 responden (17,6%). Jadi tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya merokok pada siswa kelas IX di SMP Negeri 2 Sambi Boyolali adalah ratarata mempunyai pengetahuan cukup, yaitu sebanyak 21 responden (61,8%).
C. Pembahasan Hasil penelitian tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya merokok pada siswa kelas IX di SMP Negeri 2 Sambi Boyolali dapat dikategorikan menjadi siswa yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 7
47
responden (20,6%), siswa yang mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 21 responden (61,8%) dan siswa yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 6 responden (17,6%). Sehingga didapatkan hasil tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya merokok pada siswa kelas IX SMP Negeri 2 Sambi Boyolali rata-rata mempunyai pengetahuan cukup tentang bahaya rokok yaitu sebanyak 21 responden (61,8%). Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia yakni indra pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pada penelitian Wiwik Widyawati tahun 2012 yang berjudul “tingkat pengetahuan siswa smp kelas VIII tentang bahaya merokok bagi kesehatan di smp Negeri 7 wonogiri”. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa tingkat pengetahuan siswa SMP kelas VIII tentang bahaya merokok bagi kesehatan tergolong dalam kategori cukup (63,2%) menurut teori faktorfaktor yang mempengaruhi pengetahuan atara lain pendidikan, pekerjaan, umur, dan informasi. Dari hasil penelitian ini di dapatkan hasil bahwa siswa yang pengetahuannya baik ada 7 responden (20,6%), siswa yang pengetahuannya cukup ada 21 responden (61,8%) dan siswa yang pengetahuannya kurang ada 6 responden (17,6%). Menurut promkes RI (2012), merokok dapat menyebabkan penyakit kulit, eksim dan ruam pada perokok yang peka terhadap Nikotin. Eksim adalah iritasi berat pada kulit, daerah kulit yang
48
terkena eksim menjadi bersisik dan timbul rasa gatal. Eksim juga bisa ditimbulkan dari Arsenic yang berasal dari tembakau. Merokok bisa menyebabkan menurunnya system kekebalan sehingga perokok lebih mudah terserang penyakit seperti lupus erimatosis yang menyebabkan kerontokkan pada rambut. Pengetahuan remaja tentang bahaya rokok kemungkinan dipengaruhi oleh informasi dan pendidikan. Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber
akan
mempengaruhi
tingkat
pengetahuan
seseorang.
Bila
seseorang memperoleh banyak informasi maka ia cenderung mempunyai pengetahuan yang lebih luas. Pendidikan yang tinggi akan berpengaruh pada penerimaan hal-hal baru dan dapat menyesuaikan diri dengan hal baru tersebut (Dewi dan Wawan,2010), dikatakan baik karena dari kisi-kisi 5 indikator tersebut bisa menjawab dengan benar dan di katakan cukup karena dari 5 indikator tersebut bisa menjawab 3 soal yang benar dan di katakan kurang karena dari 5 indikator cuma bisa menjawab 1 soal yang benar.
D. Keterbatasan penelitian 1.
Kendala penelitian Waktu pelaksanaan penelitian ini bersamaan dengan kegiatankegiatan belajar mengajar di SMP Negeri 2 Sambi Boyolali sehingga peneliti harus mencari waktu lain diluar jam pembelajaran.
49
2.
Kelemahan penelitian a.
Variable peneliti ini merupakan variable tunggal, sehingga hasil penelitian ini terbatas hanya pada tingkat pengetahuan remaja putra kelas IX tentang bahaya rokok saja tapi faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan tentang bahaya merokok tidak diteliti. Penelitian ini hasilnya akan berbeda jika faktor yang mempengaruhi pengetahuan tentang bahaya rokok juga diteliti.
b.
Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner tertutup. Responden hanya bisa menjawab “ benar” dan “salah”, sehingga tidak bisa digunakan untuk menggali pengetahuan responden tentang bahaya rokok secara mendalam.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Hasil penelitian tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya merokok pada siswa kelas IX di SMP Negeri 2 Sambi Boyolali dapat dikategorikan sebagai berikut : 1. Tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya merokok pada siswa kelas IX di SMP Negeri 2 Sambi Boyolali yang mmepunyai pengetahuan baik sebanyak 7 responden (20,6%). 2. Tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya merokok pada siswa kelas IX di SMP Negeri 2 Sambi Boyolali yang mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 21 responden (61,8%). 3. Tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya merokok pada siswa kelas IX di SMP Negeri 2 Sambi Boyolali yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 6 responden (17,6%).
B. Saran 1.
Bagi peneliti selanjutnya Diharapkan ada penelitian tentang faktor-faktor lain dan menambah variable-variabel penelitian yang berhubungan dengan bahaya rokok serta menggunakan instrument pengumpulan data yang berbeda sehingga didapatkan hasil penelitian yang lebih baik.
50
51
2.
Bagi institusi pendidikan a.
SMP Negeri 2 Sambi Boyolali Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberi data bagi lembaga pendidikan mengenai aspek tingkat pengetahuan siswa tentang bahaya merokok bagi kesehatan sekaligus sebagai bahan masukan dalam upaya menyukseskan program kampanye anti rokok serta memberikan informasi kepada institusi untuk memberikan penyuluhan kepada siswa tentang bahaya merokok.
b.
Stikes Kusuma Husada Surakarta Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dalam memperkaya bahan pustaka yang berguna bagi pembaca secara keseluruhan dan penelitian selanjutnya.
3.
Bagi responden Diharapkan bagi responden mencari informasi khusunya tentang bahaya merokok dan tetap menjaga kesehatan dengan tidak merokok, karena merokok dapat meningkatkan resiko timbulnya penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Aditama, T.Y. 2006. Tuberkolosis Rokok dan Perempuan. Jakarta:Balai Penerbit FKUI. Admin. 2011. Merokok Menyebabkan Impotensi. (online). Available: http://www.seksualitas.net/merokok-sebabkan-impotensi.htm. Diakses tanggal 30 November 2012. Admin. 2012. Merokok. (online). Available: http://www.persahabatan.co.id /index.php?option=com content&view=article&id=115&itemid=536. Diakses tanggal 30 November 2012. Admin. 2012. Perokok Anak dan Remaia 51,7 Persen di Indonesia. http://kardopa.co.id/perokok-anak-dan-remaja-517 -persendi-indonesia/. Diakses tanggal 21 November 2012 Araujo, D. 2009. Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Merokok dengan Perilaku Merokok Mahasiswa Timor Leste di Yogyakarta. STIKes Wira Husada Yogyakarta. SkriPsi Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta _______, S.2010.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,Jakarta: Rineka Cipta Dewi,M,A'Wawan.2010.Teori&PengukuranPengetahuan,Sikap,Dan Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika
Perilaku
Hidayat, A.2011. Metode Penelitian Kebidanan & Tehnik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika Jaya, Muhamm ad.2009. Pembunuh Berbahaya Itu Bernama Rokok. Yogyakarta: Riz'ma. Karvo.T.2012.Bahaya Merokok Bagi Pelaiar.(online).Available: http://pabelanonline.com/varia/2012/02/bahaya-merokok-bagi-pelajar/ Diakses
tanggal 21 November 2012. Pendidikan.Bandung:PustakaSetia
Mahmud.2011.Metode
Penelitian
Mulyawati ,Y.2012. Pengaruh Rokok terhadap Gigi dan Mulut.(online). Available :http: //www. smallcrab.com,/kesehatan/4 1 8 –pengaruh-rokok - terhadap-gigi-mulut/. Diakses tanggal 30 November 2012. Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat llmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta _______, S.2010.Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta:RinekaCipta PromkesRI.2012.15Masalah Kesehatan Karena Rokok yang Jarang Dipublikasikan.(online).Available:http//www.promkes.depkes.goid/index .php/program/pengendalian-rokok/28-15-masalah-kesehatan-karena rokok- yang-jarang-dipublikasikan. Diakses tanggal 30 November 2012. Riwidikdo, H. 2010. Statistik Untuk Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi Program R dan SPSS. Yosvakarta: Pustaka Rihama H.2012.Statistik Kesehatan Belajar Mudah Tehnik Analisis Data Dalam Penelitian Kesehatan (PIus Aplikasi software SPSS) Yogyakarta: Nuha Medika Sarwono, S. 2010. Psikologi Remaja.Jakarta : Rajawali Pers. Satiti. A. 2009. Strategi Rahasia Terhenti Merokok. Yogyakarta: Data Media. Soetjiningsih. 2004.Tumbuh Kembang Remaja Dan Permasalahanya. Jakarta: SagungSeto.Sugiyono.20l0.StatistikaUntukPenelitian. Bandung: Alfabeta Wati, W.W. 2012. Tingkat pengetahuan siswa SMP kelas VIII tentang bahaya merokok bagi kesehatan di SMP Negeri 7 Wonogiri. Karya Tulis Ilmiah. Dwicahyani. F. 2011. Tingkat pengetahuan tentang bahaya rokok pada remaja di Desa Pule, Jatisrono, Wonogiri. Udani. P.J. 2010. Tingkat pengetahuan masyarakat umum dan mahasiswa terhadap bahaya merokok. Karya Tulis Ilmiah.