HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA MEROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMP NEGERI 1 BULAWA
SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti Ujian Sarjana Keperawatan
Oleh SISKA PAKAYA NIM. 841 409 039
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN & KEOLAHRAGAAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
2013
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA MEROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMP NEGERI 1 BULAWA
SKRIPSI Sebagai syarat memperoleh gelar sarjana
Oleh SISKA PAKAYA NIM. 841 409 039
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN & KEOLAHRAGAAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
2013
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menempuh ujian akhir di Universitas Negeri Gorontalo, merupakan hasil karya saya sendiri. Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya dengan jelas sesuai dengan norma, kaidah, etika, penulisan ilmiah dan buku pedoman penulisan karya ilmiah Universitas Negeri Gorontalo. Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi ini bukan hasil karya saya sendiri atau terdapat plagiat dalam bagian-bagian tertentu, maka saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan sanksi lainnya sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
Gorontalo, Juli 2013
Siska Pakaya 841409039
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
Siska Pakaya. 2013. Hubungan Pengetahuan Tentang Bahaya Merokok dengan Perilaku Merokok Pada Siswa SMP Negeri 1 Bulawa. Skripsi. Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. (Pembimbing I) Rini Fahriani Zees dan (Pembimbing II) Vivien Novarina A. Kasim. Perilaku merokok merupakan perilaku yang berbahaya bagi kesehatan. Sejumlah studi menegaskan bahwa kebanyakan perokok mulai merokok antara umur 11 dan 13 tahun dan 85% sampai 95% sebelum umur 18 tahun. Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi perilaku merokok; diantaranya adalah pengetahuan. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok pada siswa SMP Negeri 1 Bulawa. Penelitian ini menggunakan desain penelitian metode survey analitik dengan pendekatan cross sectional study. Populasi penelitian ini adalah semua siswa lakilaki yang sekolah di SMP Negeri 1 Bulawa. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 96 orang dengan tehnik pengambilan Sampel menggunakan metode tekhnik sampling berupa Total Sampling. Data dianalisis menggunakan Uji chi square dengan tingkat signifikan p>0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 42 siswa (43,75%) memiliki pengetahuan baik tentang bahaya merokok, sebanyak 65 siswa (67,71%) memiliki perilaku merokok termasuk kategori perokok ringan. Nilai probabilitas (p value) hubungan pengetahuan tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok sebesar p=0,003 atau p <0,05. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok pada siswa SMP Negeri 1 Bulawa. Hendaknya siswa mencari alternatif lain pengganti rokok.
Kata kunci : Pengetahuan, Perilaku, Merokok.
ABSTRACT
Siska Pakaya. 2013. The Relationship of the Knowledge about the Smoking Risk with the Smoking Behavior towards the Students at SMP Negeri 1 Bulawa. Skripsi. Nursing Department,Faculty of Health and Sports Sciences, Universitas Negeri Gorontalo. Principal Supervisor was RiniFahriani Zees and co supervisor was Vivien Novarina A. Kasim. The smoking behavior is a dangerous behavior that effect to our health. A number of studies explain some smokers started to smoke on the age of eleven and thirteen, and 85% to 95 % started to smoke before the age of eighteen. There are some factors influence smoking behavior, one of them is the knowledge of smoking risk. The aim of this research is to know the relationship of the knowledge about the smoking risk with the smoking behavior towards the students at SMP Negeri 1 Bulawa. This research appliedanalytic survey method with the cross sectional study approach. The population in this research was all male students at SMP Negeri 1 Bulawa. The number of the population was 96 students, and the technique of the collecting sample applied total sampling method. The data analysis used ChiSquare test with the significant level was p <0.05. The result of this research showed that 42 students or 43.75% had good category of the knowledge about the smoking risk, the students who had minor category of smoking behavior about 65 students or 67.71%. The probability value(p value)of the relationship of the knowledge about the smoking risk with the smoking behavior about p=0.003 or p<0.05. The conclusion of this research showed that there was a meaningful relationship on the knowledge about the smoking risk with the smoking behavior towards the students at SMP Negeri 1 Bulawa. On the other hand, it is suggested that students should find other alternatives of smoking. Key word : Knowledge, Behaviour, Smoking.
MOTTO DAN PERSEMBAHAN Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil ( Mario Teguh ) Tinggalkanlah kesenangan yang menghalangi pencapaian kecemerlangan hidup yang di idamkan. Dan berhati-hatilah, karena beberapa kesenangan adalah cara gembira menuju kegagalan (Mario Teguh) Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT, karya kecil yang sederhana ini ku persembahkan untuk : Papa dan Mama, sebagai wujud tanda baktiku, rasa hormat dan sayang. Serta terima kasih telah membesarkan, merawat, mendidik dan selalu mendoakan, memberikan cinta dan kasih sayang, semangat dan dorongan yang tiada henti-hentinya kepadaku. Keluarga Besar Pakaya dan Botutihe, Terutama buat Arman Pakaya & Herlina Pakaya (Kakak), Abd. Rahmat Pakaya, Abd. Rahim Pakaya & Nazwinda Pakaya ( Adik). Suparlan Hiola, terima kasih atas bantuan, doa, dukungan serta motivasi dalam penyelesaian studi ini. Teman-teman seperjuangan Jurusan Keperawatan Angkatan 2009, Terimakasih atas kebersamaannya selama ini. Almamaterku Tercinta
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2013
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah S.W.T, karena dengan rahmat, karunia serta hidayah dan kuasa-Nyalah penulis telah memperoleh kekuatan lahir dan batin, serta kepercayaan dan keteguhan hati sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Tentang Bahaya Merokok Dengan Perilaku Merokok Pada Siswa SMP Negeri 1 Bulawa”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan studi
pada
Fakultas
Ilmu-Ilmu
Kesehatan
dan
Keolahragaan,
Jurusan
Keperawatan, Universitas Negeri Gorontalo. Skripsi ini dapat diselesaikan karena bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan dan ketulusan hati peneliti mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada : 1.
Dr. H. Syamsu Qamar Badu, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Gorontalo dan Pembantu Rektor I, II, III, dan IV Universitas Negeri Gorontalo;
2. Dra Hj. Rany Hiola, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo; 3. Ibu Risna Podungge, S.Pd, M.Pd, Ibu Dian Saraswati, S.Pd, M.Kes, Bapak Ruslan, S.Pd, M.Pd yang masing-masing selaku Pembantu Dekan I, II, dan III Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo.
4. Ibu dr. Zuhriana K.Yusuf, M.Kes selaku Ketua Jurusan Keperawatan sekaligus sebagai Penguji II yang telah memberikan saran dalam menyelesaikan skripsi ini.. 5. Ibu Rini Fahriani Zees, S.Kep,Ns, M.Kep selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Ibu dr. Vivien Novarina A. Kasim, M.Kes selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini. 7. Bapak Vik Salamaja, S.Kep,Ns, M.Kes Selaku penguji I yang telah memberikan saran dalam menyelesaikan skripsi ini. 8. Seluruh Staf Dosen/Asisten Dosen dan Staf Tata Usaha yang ada di Jurusan Keperawatan Universitas Negeri Gorontalo yang banyak membantu dalam penyelesaian studi. 9. Kepala Kesbang Pol Kabupaten Bone Bolango, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di Kabupatan Bone Bolango Khususnya di Kecamatan Bulawa. 10. Kepala Dinas Pendidikan Bone Bolango , yang telah memberikan izin kepada penulis untuk meneliti di SMP Negeri 1 Bulawa. 11. Papa dan Mama tercinta, terima kasih telah membesarkan, merawat, mendidik dan selalu mendoakan, memberikan cinta dan kasih sayang, semangat dan dorongan yang tiada henti-hentinya kepadaku.
12. Keluarga Besar Pakaya dan Botutihe, terutama buat Arman Pakaya dan Herlina Pakaya (Kakak), Abd. Rahmat Pakaya, Abd. Rahim Pakaya dan Nazwinda Pakaya (Adik). 13. Suparlan Hiola terima kasih atas bantuan, doa, dukungan serta motivasi dalam penyelesaian studi ini. 14. Teman-teman
seperjuangan
Jurusan
Keperawatan
Universitas
Negeri
Gorontalo angkatan 2009 : Lia, Ina dan Atika yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada peneliti. 15. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan serta motivasi demi keberhasilan studi peneliti. Semoga Allah SWT membalas budi dan jasa dengan kebaikan kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, Amin. Harapan penulis, semoga karya sederhana ini dapat memberikan manfaat ilmu khususnya bagi pengembangan dunia Kesehatan.
Gorontalo,
Juli 2013
Peneliti Siska Pakaya
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i LOGO................................................................................................................. ii HALAMAN JUDUL ......................................................................................... iii SURAT PERNYATAAN .................................................................................. iv PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... v LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. vi ABSTRAK ......................................................................................................... vii ABSTRACT ...................................................................................................... viii MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... ix KATA PENGANTAR ...................................................................................... x DAFTAR ISI ..................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii BAB I
PENDAHULUAN .............................................................................. 1 1.1 Latar Belakang Penelitian ............................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 5 1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 5 1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 8 2.1 Tinjauan Tentang Perilaku Merokok ............................................ 8 2.1.1 Pengertian Perilaku .............................................................. 8 2.1.2 Pengertian Perilaku Merokok .............................................. 8 2.1.3 Pola Perilaku Merokok ........................................................ 9 2.1.4 Tipe Perilaku Merokok ........................................................ 11 2.1.5 Penyebab Perilaku Merokok ................................................ 14 2.1.6 Tahap-Tahap Perilaku Merokok .......................................... 15 2.1.7 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi .................................... 16 2.2 Tinjauan Tentang Pengetahuan ..................................................... 17
2.3 Tinjauan Tentang Merokok ........................................................... 20 2.3.1 Definisi Merokok ................................................................. 20 2.3.2 Faktor-Faktor Penyebab ....................................................... 20 2.3.3 Bahaya Merokok .................................................................. 21 2.4 Kerangka Berpikir ......................................................................... 24 2.4.1 Kerangka Teori .................................................................... 24 2.4.2 Kerangka Konsep ................................................................. 27 2.5 Hipotesis Penelitian ....................................................................... 27 BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 28 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 28 3.1.1 Lokasi Penelitian .................................................................. 28 3.1.2 Waktu Penelitian .................................................................. 28 3.2 Desain Penelitian .......................................................................... 28 3.3 Variabel Penelitian ........................................................................ 28 3.3.1 Variabel Independent ........................................................... 29 3.3.2 Variabel Dependent .............................................................. 29 3.3.3 Definisi Operasional ............................................................ 29 3.4 Populasi dan Sampel ..................................................................... 30 3.4.1 Populasi ................................................................................ 30 3.4.2 Sampel .................................................................................. 31 3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 31 3.5.1 Cara Pengumpulan Data ...................................................... 31 3.5.2 Instrument Penelitian ........................................................... 32 3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data .................................. 32 3.6.1 Tekhnik Pengolahan Data .................................................... 32 3.6.2 Analisa Data ......................................................................... 32 3.7 Etika Penelitian ............................................................................. 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 37 4.1 Hasil Penelitian ............................................................................. 37 4.2 Pembahasan ................................................................................... 44
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 48 5.1 Simpulan ....................................................................................... 48 5.2 Saran ............................................................................................. 48 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 50 Lampiran-Lampiran Curriculum Vitae
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Hubungan Pengetahuan Tentang Bahaya Merokok dengan Perilaku Merokok Pada Siswa SMP Negeri I Bulawa.......................................................... 33 Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan Umur Responden ...................................................................................... 41
Tabel 4.2
Distribusi frekuensi pengetahuan siswa SMP Negeri 1 Bulawa tentang bahaya merokok .................................................. 42
Tabel 4.3
Distribusi Pengetahuan Tentang Bahaya Merokok Berdasarkan Umur Responden ...................................................... 43
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Kategori perilaku merokok siswa SMP Negeri 1 Bulawa .................................................................. 44
Tabel 4.5
Distribusi Perilaku Merokok Berdasarkan Umur Responden ...................................................................................... 45
Tabel 4.6
Hubungan Pengetahuan Tentang Bahaya Merokok Dengan Perilaku Merokok Pada Siswa SMP Negeri 1 Bulawa ................. 46
.
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Summary Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 3 Kuesioner Pengumpulan Data Lampiran 4 Master Tabel Lampiran 5 Output Lampiran 6 Surat Keterangan Pembimbingan Lampiran 7 Surat Ijin Penelitian Dari Fakultas FIKK Lampiran 8 Surat Rekomendasi dari Kesbang Pol Kab. Bone Bolango Lampiran 9 Surat Selesai Meneliti Dari SMP Negeri 1 Bulawa Lampiran 10 Dokumentasi Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang World Health Organization (WHO) pada tahun 2003 menyatakan bahwa rokok adalah penyebab kematian tiga juta penduduk dunia setiap tahunnya. WHO menetapkan tanggal 31 Mei sebagai ―Hari Tanpa Tembakau Sedunia‖ (World No Tabacco Day) (Bangun, 2003). Perkiraan jumlah korban meninggal bisa mencapai lebih dari delapan juta pada tahun 2030 (WHO, 2012). Indonesia menduduki posisi ke tiga dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah Cina dan India (WHO, 2008). Rokok telah menjadi faktor risiko utama pada 6 dari 8 penyebab kematian di dunia yang mengancam miliyaran pria, wanita dan anak-anak dalam abad ini. Sekitar 80% kematian terkait rokok terjadi di Negara-negara sedang berkembang. Di Indonesia, merokok meningkatkan resiko kematian 1,3- 8,2 kali diantara penderita penyakit kronik. Merokok juga dapat menimbulkan dampak negatif bagi orang yang berbeda di sekeliling perokok. Resiko yang akan ditanggung perokok pasif lebih berbahaya dari pada perokok aktif karena daya tahan terhadap zat-zat yang berbahaya sangat rendah (WHO, 2008). Konsumsi rokok dan tembakau merupakan salah satu faktor risiko utama terjadinya berbagai penyakit tidak menular seperti kardiovaskuler, stroke, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), kanker paru, kanker mulut, dan kelainan kehamilan. Penyakit-penyakit tidak menular tersebut saat ini merupakan penyebab kematian utama di dunia, termasuk di negara kita
Indonesia. Konsumsi tembakau/rokok membunuh satu orang setiap detik. Global Youth Survey (GYTS) Indonesia tahun 2006 melaporkan lebih dari 1/3 (37,3%) pelajar biasa merokok, anak laki-laki lebih tinggi dari perempuan, yaitu pada anak laki-laki sebesar 61,3% responden sedangkan pada anak perempuan sebesar 15,5% responden. (Kemenkes, 2010). Data riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2007 memperlihatkan tingginya penduduk yang merokok. Jumlah perokok aktif penduduk umur > 15 tahun adalah 35.4% (65.3% lakilaki dan 5.6% wanita), berarti 2 diantara 3 laki-laki adalah perokok aktif. Bahaya merokok dan dampaknya bagi kesehatan memang sudah dicantumkan di pembungkus rokok yang dijual di pasaran. Peringatan tersebut berbunyi, ―Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan‖. Peringatan tersebut bukan tidak disadari oleh para perokok. Mereka menyadarinya tapi tidak begitu mempedulikannya. Saat ini perilaku merokok merupakan suatu gejala yang dapat kita lihat setiap hari di segala tempat seperti di jalanan, tempat keramaian, bus kota, Rumah Sakit, sekolah dan lain sebagainya. Semua orang mengetahui akan bahaya yang dapat ditimbulkan dari merokok, tetapi perilaku merokok tidak pernah surut dan tampaknya merupakan perilaku yang masih dapat ditolerir oleh masyarakat (Mu’tadin, 2007). Perilaku merokok merupakan perilaku yang berbahaya bagi kesehatan, tetapi masih banyak orang yang melakukannya. Bahkan orang mulai
merokok ketika mereka masih remaja. Sejumlah studi menegaskan bahwa kebanyakan perokok mulai merokok antara umur 11 dan 13 tahun dan 85% sampai 95% sebelum umur 18 tahun. Hal yang lebih memprihatinkan lagi, usia mulai merokok setiap tahun semakin muda. Bila Dulu orang mulai berani merokok di usia SMP, sekarang dapat dijumpai anak-anak SD kelas 5 mulai merokok secara diam-diam (Trim, 2006). Hal lain yang mendukung bahwa remaja dengan tingkat pendidikan sekolah menengah sangat rentan terhadap rokok karena remaja khususnya remaja laki-laki, pada saat ini masih dalam tahap perkembangan mental atau pencarian jati diri dimana salah satunya ialah pengaruh teman sebaya. Akibat dari rokok tersebut dapat mempengaruhi perilaku siswa di sekolah baik secara langsung seperti malas belajar dan tidak langsung seperti prestasi menurun dan jarang masuk (bolos). Tentunya hal ini sangat disayangkan jika terjadi pada generasi muda saat ini khususnya siswa. Perilaku merokok yang terjadi pada seseorang dapat dibedakan menjadi perokok ringan, perokok sedang, dan perokok berat. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok seseorang, Menurut Mu’tadin (2002) perilaku merokok pada individu juga dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain yaitu lingkungan sosial, variabel demografi, sosio kultural, dan variabel politik. Selain faktor-faktor di atas, pengetahuan juga bisa mempengaruhi perilaku merokok. Pengetahuan tentang bahaya merokok merupakan
sejauhmana seseorang mampu mengetahui dan memahami tentang bahaya yang dapat diakibatkan dari merokok. Pengetahuan yang baik tentang bahaya merokok
terhadap
kesehatan
akan
berbeda
perilaku
merokoknya
dibandingkan mereka yang berpengetahuan kurang. Beberapa
penelitian
yang
dilakukan
terhadap
para
remaja
menghubungkan perilaku merokok ini dengan etnis (Scragg dkk, 2002), usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan orang tua, perilaku merokok orang tua, jumlah uang saku (Rachiotis dkk, 2008; Paavola dkk, 2004), perilaku merokok teman (Siziya dkk, 2007), dan intensitas melihat iklan rokok (Siziya dkk, 2008; López dkk, 2004). Hasil survey awal yang dilakukan peneliti di SMP Negeri 1 Bulawa pada minggu ketiga bulan Maret 2013 didapatkan bahwa jumlah siswa laki-laki sebanyak 96 Orang, diketahui pula bahwa semua siswa laki-laki tersebut sudah merokok. Pada saat dilakukan wawancara, didapatkan siswa kelas VII dan VIII dan yang benar-benar perokok itu berjumlah 64 orang (66,66%) dan sisanya 10 orang (10,41%) siswa itu pernah mencoba rokok. Sedangkan siswa laki-laki
kelas IX yang berjumlah 22 orang (22,91%) menurut
keterangan dari masyarakat dan para guru bahwa mereka semua sudah merokok. Secara keseluruhan didapatkan siswa yang benar-benar perokok sebanyak 86 orang (89,58%). Pengetahuan para siswa tentang bahaya rokok pun masih minim. Karena mereka tidak terpapar dengan sumber informasi dan belum mendapat informasi yang jelas tentang bahaya merokok.
Dari latar belakang tersebut di atas, saya tertarik untuk melakukan penelitian mengenai ―Hubungan pengetahuan tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok pada siswa SMP Negeri 1 Bulawa‖. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah ―Apakah ada hubungan pengetahuan tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok pada siswa SMP Negeri 1 Bulawa? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk diketahuinya hubungan pengetahuan tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok pada siswa SMP Negeri 1 Bulawa. 1.3.2 Tujuan Khusus Tujuan khusus dalam penelitian ini antara lain : 1.Untuk diketahuinya pengetahuan siswa tentang bahaya merokok di SMP Negeri 1 Bulawa. 2.Untuk diketahuinya perilaku merokok siswa SMP Negeri 1 Bulawa. 3.Untuk diketahuinya hubungan pengetahuan tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok pada siswa SMP Negeri 1 Bulawa. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Pihak Sekolah 1.Memberikan informasi dan masukan kepada SMP Negeri 1 Bulawa mengenai perilaku merokok pada siswa.
2.Sebagai landasan dalam pembuatan kebijakan yang mengatur tentang pengendalian perilaku merokok siswa di SMP Negeri 1 Bulawa. 3.Menambah wawasan bagi siswa SMP Negeri 1 Bulawa dalam hal pemahaman tentang bahaya merokok. 1.4.2 Bagi Program Studi Keperawatan Dapat memberikan masukan bagi institusi Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo khususnya Program Studi Ilmu Keperawatan sebagai data awal melakukan penelitian selanjutnya. 1.4.3 Bagi Peneliti Merupakan pengalaman yang sangat berharga dalam menambah pengetahuan tentang bahaya merokok dan memperluas wawasan mengenai perilaku merokok pada siswa. 1.4.4 Bagi Peneliti Selanjutnya Dapat menjadi bahan acuan dalam melakukan penelitian selanjutnya dengan mengacu pada faktor-faktor yang belum diteliti oleh peneliti sebelumnya. 1.4.5 Bagi Masyarakat Dapat memberikan penjelasan terhadap masyarakat apakah ada hubungan pengetahuan tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok dikalangan siswa SMP sehingga dapat melakukan pencegahan terhadap bahaya dari perilaku merokok siswa tersebut.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Tentang Perilaku Merokok 2.1.1 Pengertian Perilaku Dalam pengertian paling luas, perilaku ini mencakup segala sesuatu yang dilakukan atau dialami seseorang. Ide-ide, impian-impian, reaksireaksi kelenjar, lari, menggerakkan sesuatu, semuanya itu adalah perilaku. Dengan kata lain, perilaku adalah sebarang respon (reaksi, tanggapan, jawaban, balasan) yang dilakukan oleh suatu organisme. Sedangkan menurut pengertian yang lebih sempit, perilaku hanya mencakup reaksi yang dapat diamati secara umum atau objektif (Chaplin, 2005). Hampir sama dengan definisi tersebut, Atkinson dkk (tanpa tahun) menyatakan bahwa perilaku adalah aktivitas suatu organisme yang dapat dideteksi. Munculnya perilaku dari organisme ini dipengaruhi oleh faktor stimulus yang diterima, baik stimulus internal maupun stimulus eksternal. Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian perilaku di atas, dapat disimpulkan bahwa perilaku adalah semua hal yang dilakukan individu yang melibatkan aspek kognitif, afektif dan motorik, yang bisa diobservasi (dilihat secara nyata) sehingga bisa dipelajari. 2.1.2 Pengertian Perilaku Merokok Manusia adalah makhluk yang sangat dinamis. Ada banyak perilaku manusia yang bisa diamati, diobservasi dan diprediksi. Salah satunya yaitu perilaku merokok.
Seperti halnya perilaku lain, perilaku merokok pun muncul karena adanya faktor internal (faktor biologis dan faktor psikologis, seperti perilaku merokok dilakukan untuk mengurangi stres) dan faktor eksternal (faktor lingkungan sosial, seperti terpengaruh oleh teman sebaya). Berikut ini beberapa pendapat tentang pengertian perilaku merokok dari beberapa tokoh : Sari dkk (2003) menyebutkan bahwa perilaku merokok adalah aktivitas menghisap atau menghirup asap rokok dengan menggunakan pipa atau rokok. Perilaku merokok dapat juga didefinisikan sebagai aktivitas subjek yang berhubungan dengan perilaku merokoknya, yang diukur melalui intensitas merokok, waktu merokok, dan fungsi merokok dalam kehidupan sehari-hari (Komalasari & Helmi, 2000). Sementara Leventhal & Cleary (2000) menyatakan bahwa perilaku merokok terbentuk melalui empat tahap, yaitu: tahap preparation, initiation, becoming a smoker, dan maintenance of smoking. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku merokok adalah
aktivitas
menghisap
atau
menghirup
asap
rokok
dengan
menggunakan pipa atau rokok yang dilakukan secara menetap dan terbentuk melalui empat tahap, yaitu: tahap preparation, initiation, becoming a smoker, dan maintenance of smoking. 2.1.3 Pola Perilaku Merokok Perilaku merokok dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu perokok (smoker) dan bukan perokok (non_smoker) (Molarius dkk, tanpa tahun).
1.Perokok (smoker) adalah seseorang yang merokok produk tembakau baik setiap hari maupun tidak setiap hari. Perokok dapat dibagi lagi menjadi dua kategori : a) Daily Smoker (perokok harian), adalah seseorang yang merokok produk tembakau minimal satu batang setiap hari. Perokok yang merokok setiap hari namun tidak merokok pada saat-saat tertentu misalnya pada waktu puasa (ritual keagamaan) masih di klasifikasikan sebagai perokok harian. b) Occasionally Smoker (perokok kadang-kadang), adalaha seseorang yang merokok namun tidak setiap hari. Occasionally Smoker meliputi : (1) Reducers (perokok yang mengurangi jumlah rokok), yaitu perokok yang pernah merokok setiap hari namun sekarang tidak merokok setiap hari. (2) Continuing occasional, yaitu perokok yang tidak pernah merokok setiap hari dan telah merokok 100 batang atau lebih rokok (atau tembakau dalam jumlah setara), dan sekarang kadang-kadang merokok. (3) Eksperimenters, yaitu perokok yang telah merokok kurang dari 100 batang rokok (atau tembakau dalam jumlah setara), dan sekarang kadang-kadang merokok.
2.Bukan perokok (non-smoker) adalah seseorang pada saat penelitian dilakukan, tidak merokok sama sekali. Bukan perokok dapat dibagi menjadi 3 kategori : a) Ex-smoker (mantan perokok), adalah seseorang yang tidak pernah merokok sama sekali. b) Never smoker (tidak pernah merokok), adalah seseorang yang tidak pernah merokok sama sekali atau pernah merokok dan kurang dari 100 batang rokok (atau tembakau dalam jumlah yang setara) namun sekarang tidak merokok. c) Ex-occasional smoker (mantan perokok kadang-kadang), adalah seseorang yang dahulu perokok kadang-kadang dan telah merokok 100 batang rokok atau lebih namun sekarang tidak merokok. 2.1.4 Tipe Perilaku Merokok Mu’tadin (2002) membagi tipe merokok menjadi empat golongan sebagai berikut ; a. Perokok sangat berat adalah bila mengkonsumsi rokok lebih dari 31 batang perhari dengan selang merokok lima menit setelah bangun tidur di pagi hari. b.Perokok berat merokok sekitar 21-30 batang sehari dengan selang waktu merokok berkisar 6-30 menit setelah bangun tidur pagi hari. c. Perokok sedang menghabiskan rokok 11-21 batang dengan selang waktu 31-60 menit setelah bangun pagi.
d.Perokok ringan menghabiskan rokok sekitar 10 batang dengan selang waktu 60 menit dari bangun pagi. Tempat
merokok
juga
mencerminkan
pola
perilaku
perokok.
Berdasarkan tempat-tempat dimana seseorang menghisap rokok, maka Mu’tadin menggolongkan tipe perilaku merokok menjadi : 1.Merokok di tempat-tempat umum atau ruang publik : a. Kelompok homogen (sama-sama perokok). Secara bergerombol mereka menikmati kebiasaannya. Umumnya mereka masih menghargai orang lain, karena itu mereka menempatkan diri di area yang boleh merokok (smoking area). b.Kelompok yang heterogen (merokok ditengah orang-orang lain yang tidak merokok, anak kecil, orang jompo, orang sakit, dan lain-lain). Mereka yang berani merokok di tempat tersebut, tergolong sebagai orang yang tidak berperasaan, kurang etis dan tidak mempunyai tata karma. Bertindak kurang terpuji dan kurang sopan, serta secara tersamar mereka telah tega menyebar ―racun‖ kepada orang lain yang tidak bersalah. 2.Merokok di tempat-tempat yang bersifat pribadi : a. Di kantor atau di kamar tidur pribadi. Mereka yang memilih tempattempat seperti ini sebagai tempat merokok digolongkan kepada individu yang kurang menjaga kebersihan diri dan penuh dengan rasa gelisah yang mencekam. b.Di toilet. Perokok jenis ini dapat digolongkan sebagai orang yang suka berfantasi.
Menurut Mu’tadin (2002) perilaku merokok ada 4 tipe berdasarkan Management of affect theory. Keempat tipe tersebut adalah : 1.Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif. Dengan merokok akan merasakan penambahan rasa positif. Tipe perokok ini dibagi lagi menjadi 3 sub tipe yaitu: a. Pleasure relaxation, perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok setelah minum kopi atau makan. b.Stimulation to pick them up. Perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya untuk menyenangkan perasaan. c. Pleasure of hanling the cigarette. Kenikmatan yang diperoleh dengan memegang rokok. Sangat spesifik pada perokok pipa. Perokok pipa akan menghabiskan waktu untuk mengisi pipa dengan tembakau sedangkan untuk mengisapnya hanya dibutuhkan waktu beberapa menit saja. Atau perokok lebih senang berlama-lama untuk memainkan rokoknya dengan jari-jarinya lama sebelum menyalakan dengan api. 2. Perilaku merokok yang dipengaruhi perasaan negatif. Banyak orang yang menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negatif. Misalnya, jika ia marah, cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat. Mereka menggunakan rokok jika perasaan tidak enak terjadi sehingga terhindar dari perasaan yang lebih tidak enak.
3.Perilaku merokok karena kecanduan psikologis (psychological addiction). Mereka yang sudah kecanduan, akan menambah dosis rokok yang digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang diisapnya berkurang. Mereka umumnya akan pergi keluar rumah membeli rokok, walau tengah malam sekalipun, karena khawatir kalau rokok tidak tersedia setiap saat menginginkannya. 4.Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan. Mereka menggunakan rokok sama sekali bukan karena untuk mengendalikan perasaan mereka, tetapi karena benar-benar sudah menjadi kebiasaannya rutin. Dapat dikatakan pada orang-orang tipe ini merokok sudah merupakan suatu perilaku yang bersifat otomatis seringkali tanpa dipikirkan dan tanpa disadari. Menghidupkan api rokok jika rokok yang terdahulu telah benar-benar habis. 2.1.5 Penyebab Perilaku Merokok Dalam
membahas
ketergantungan zat
penyebab
gangguan
penyalahgunaan
dan
termasuk perilaku merokok, harus dipahami bahwa
seorang individu menjadi tergantung pada zat umumnya melalui suatu proses. Pertama, orang yang bersangkutan harus mempunyai sikap positif terhadap
zat
tersebut,
kemudian
mulai
bereksperimen
dengan
menggunakannya, mulai menggunakannya secara teratur, menggunakannya secara berlebihan, dan terakhir menyalahgunakannya atau menjadi tergantung secara fisik padanya. Setelah menggunakannya secara berlebihan
dalam waktu lama, orang yang bersangkutan akan terikat oleh proses-proses biologis toleransi dan putus zat (Davison dkk, 2006). 2.1.6 Tahap-Tahap Perilaku Merokok Pada dasarnya perilaku merokok merupakan sebuah perilaku yang kompleks yang melibatkan beberapa tahap. Perilaku merokok pada remaja umumnya melalui serangkaian tahapan yang ditandai oleh frekuensi dan intensitas merokok yang berbeda pada setiap tahapnya (Richardson dkk, 2002), dan seringkali puncaknya adalah menjadi tergantung pada nikotin. Leventhal dan Cleary (2000) mengatakan ada 4 tahap dalam perilaku merokok sehingga seseorang menjadi perokok, yaitu: 1.Tahap Prepatory Seseorang mendapatkan gambaran yang menyenangkan mengenai rokok dengan cara mendengar, melihat atau hasil dari bacaan. Hal-hal ini menimbulkan minat untuk merokok. 2.Tahap initiation Tahap perintisan merokok yaitu tahap apakah seseorang akan meneruskan atau tidak perilaku merokoknya. 3.Tahap becoming a smoker Apabila seseorang telah mengkonsumsi rokok sebanyak empat batang per hari maka mempunyai kecenderungan menjadi perokok.
4.Tahap maintenance a smoking Tahap ini merokok sudah menjadi salah satu bagian dari cara pengaturan diri (self regulating). Merokok dilakukan untuk memperoleh efek psikologis yang menyenangkan. Dengan
diketahuinya
tahap-tahap
perilaku
merokok
ini
maka
diharapkan dapat dikembangkan strategi untuk mengendalikan perilaku merokok terutama pada siswa. 2.1.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Menurut Mu’tadin (2002) perilaku merokok pada individu juga dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain yaitu: a. Lingkungan sosial, yaitu : segala aktivitas kehidupan yang paling dekat dengan individu seperti teman-teman, kawan-kawan sebaya, orang tua, saudara-saudara dan media masa. b.Variabel demografi, yaitu : bagian-bagian dari masyarakat seperti umur dan jenis kelamin. c. Sosio kultural, yaitu : norma-norma dalam masyarakat yang terdiri dari kebiasaan budaya, kelas sosial, tingkat pendidikan, penghasilan dan gengsi pekerjaan. d.Variabel politik, yaitu : berupa usaha memperlancar kampanye-kampanye promosi kesehatan untuk mengurangi perilaku merokok. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kebiasaan merokok dengan jalan membakar dan menghisap asapnya yang dilakukan oleh siswa yang
mendapat kenikmatan sendiri dan menimbulkan kontaminasi dalam tubuh oleh zat yang ada dalam rokok dan asap serta terjadinya polusi udara. 2.2 Tinjauan Tentang Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2005), pengetahuan adalah merupakan hasil ―tahu‖ dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan tentang bahaya merokok merupakan sejauhmana seseorang mampu mengetahui dan memahami tentang bahaya yang dapat diakibatkan dari merokok. Pengetahuan tentang bahaya merokok juga dapat diartikan sebagai sejauhmana seseorang mampu memahami bahaya yang dapat diakibatkan oleh rokok yang dihasilkan oleh tumbuhan tembakau yang didalamnya mengandung bahan-bahan yang berbahaya seperti zat Tar, CO dan Nikotin yang berbahaya bagi tubuh manusia. Menurut Bloom (2005) pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat yakni : 1.Tahu (know), diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali atau recall terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Pengetahuan tentang rokok berupa kandungan racun dan bahayanya bagi kesehatan khususnya bagi
siswa perlu untuk selalu diingat dan disadari sehingga memunculkan sikap dan perilaku yang terhindar dari rokok. 2.Memahami
(comprehension),
diartikan
sebagai
suatu
kemampuan
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. Seseorang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh dan menyimpulkannya. Manfaat yang tidak sebanding dengan bahaya merokok harus di pahami oleh siswa agar memiliki prinsip dan keinginan yang kuat untuk menghindari kebiasaan merokok dalam pergaulannya dengan teman sebaya. Siswa biasanya hanya mencoba-coba kemudian menjadi ketagihan akibat adanya nikotin di dalam rokok. 3.Aplikasi (application), diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya) serta menggunakan metode, rumus dan prinsip dalam konteks atau situasi lain. Siswa yang memilih untuk tidak merokok dalam pergaulannya dengan teman sebaya mendapatkan tantangan yang cukup berat karena pada masa siswa ada sesuatu yang lain yang sama pentingnya dengan kedewasaan, yakni solidaritas kelompok dan melakukan apa yang dilakukan oleh kelompok. Apabila dalam suatu kelompok siswa telah melakukan kegiatan merokok maka individu siswa merasa harus melakukannya juga. Individu siswa tersebut mulai merokok karena individu dalam kelompok siswa tersebut tidak ingin dianggap sebagai orang asing, bukan karena individu tersebut menyukai rokok.
4.Analisis (analysis), diartikan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Pengetahuan akan rokok dan bahayanya bagi kesehatan dapat dijadikan bahan analisis dan renungan khususnya bagi siswa sekolah. Setelah mengerti dan memahami diharapkan mereka memiliki pendirian yang kuat dan prinsip yang teguh untuk menghindari konsumsi rokok walaupun mereka meski kehilangan lambang kejantanan dalam pergaulan dengan teman sebayanya. 5.Sintesis (synthesis), menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Kebiasaan perilaku hidup sehat pada siswa SMP dengan tidak merokok merupakan investasi jangka pendek yakni kesehatan yang dirasakan sendiri oleh tubuh dan terhindar dari pemborosan karena tidak harus mengeluarkan biaya untuk membeli rokok serta investasi jangka panjang yakni kesadaran tentang bahaya rokok dan keputusan untuk tidak mengkonsumsinya tentu juga akan membawa dampak jangka panjang bagi kesehatan sampai usia tua. 6.Evaluasi (evaluation), berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Penilaian siswa tentang manfaat rokok dan bahayanya bagi kesehatan merupakan tahap akhir dari pengetahuan sehingga
individu siswa memiliki keputusan dan kemantapan diri untuk tidak merokok dan bahkan diharapkan mereka bisa mengarahkan dan memberikan penyuluhan tentang hidup sehat bebas rokok di tengah-tengah pergaulan dengan teman sebayanya. Menurut Nursalam (2008) kriteria untuk menilai dari tingkatan pengetahuan menggunakan nilai : a. Tingkat pengetahun baik bila skor atau nilai 76-100% b.Tingkat pengetahuan cukup bila skor atau nilai 56-75% c. Tingkat pengetahuan kurang bila skor atau nilai ≤ 56% 2.3 Tinjauan Tentang Merokok 2.3.1 Definisi Merokok Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang sekitar 120 milimeter dengan diameter sekitar 10 milimeter yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain (Trim, 2006). Pada umumnya bungkusan rokok disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru, impoten atau serangan jantung. 2.3.2 Faktor-Faktor Penyebab Menurut Mu’tadin (2007), faktor penyebab seorang remaja merokok adalah pengaruh orang tua, pengaruh teman sebaya, faktor kepribadian dan pengaruh iklan.
a. Pengaruh orang tua. Remaja yang berasal dari keluarga konservatif yang menekankan nilai-nilai sosial dan agama dengan baik dengan tujuan jangka panjang lebih sulit untuk terlibat dengan rokok/tembakau/obatobatan dibandingkan dengan keluarga yang permisif. Orang tua yang merokok bisa menjadi contoh yang paling kuat bagi anak dalam memutuskan merokok. b.Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Fakta tersebut menunjukkan dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tersebut terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman-teman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. c. Faktor kepribadian. Orang mencoba merokok adalah karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit, membebaskan diri dari kebosanan. d.Pengaruh iklan. Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut. 2.3.3 Bahaya Merokok Laporan WHO (2003) juga menyebutkan beberapa penyakit yang berhubungan dengan kebiasaan merokok, yaitu kanker paru, bronchitis kronik, penyakit jantung iskemik, penyakit jantung kardiovaskuler, kanker
mulut, kanker tenggorok, penyakit pembuluh darah otak dan gangguan janin dalam kandungan. Akibat bahaya merokok yang menyebabkan berbagai penyakit di atas tedapat sebanyak 1.172 orang di Indonesia meninggal setiap hari karena tembakau (Astuti, 2009). Bahaya asap rokok yang paling utama adalah bahaya bagi ibu hamil, yaitu : adanya ancaman persalinan prematur, ketuban pecah sebelum waktunya,
ancaman
lepasnya
plasenta
sebelum
janin
dilahirkan
(solusio placentae) dengan risiko kematian ibu dan janin. Placenta previa yaitu letak plasenta yang menutupi jalan lahir berisiko mengalami perdarahan selama hamil dan saat persalinan meningkat dan risiko meningkatnya kematian ibu dan janin akibat perdarahan. Dampak negatif rokok terhadap janin juga sangat banyak, antara lain: Berat badan janin lebih rendah dari normal (pertumbuhan janin terhambat) dan kondisi ini sangat mempengaruhi tumbuh kembang janin/bayi selanjutnya karena dengan berat badan yang tidak normal, maka akan mudah sekali terjadi hambatan tumbuh-kembang, Kematian janin di dalam rahim, Meningkatkan risiko kematian
janin
mendadak
(Sudden
Infant
Death
Syndrome/SIDS)
(Valleria, 2009). Resiko merokok berkaitan dengan jumlah rokok yang dihisap perhari, dan bukan pada lama merokok. Seseorang yang merokok lebih dari satu pak rokok perhari menjadi dua kali lebih rentan terhadap penyakit aterosklerotik koroner dari pada mereka yang tidak merokok. Yang diduga menjadi
penyebab adalah pengaruh nikotin terhadap pelepasan katekolamin oleh sistem saraf otonom (Sylvia,2006). Riset memperlihatkan bahwa merokok pencetus arterosclerosis dan atherosclerosis (salah satu tipe arterosclerosis yang disebabkan oleh timbunan lemak pada dinding arteri), juga meningkatkan resiko penyakit jantung, stroke, dan penyakit pembuluh darah perifer (Zahler, 2007). Umumnya perokok memiliki resiko lebih besar terkena penyakit cardiovaskuler dan sebagian serangan jantung daripada non perokok. Rokok mencetuskan atherosclerosis dengan mekanisme yang bervariasi. Merokok meningkatkan tingkat karbon monoksida, gas racun yang dihirup perokok. Rokok meningkatkan level jelas dari karbon monoksida dari asap yang dihirup oleh perokok itu sendiri hal tersebut mengkontribusi penumpukan di dinding pembuluh darah dan pencetus proses atherosclerosis. Merokok juga mempengaruhi cholesterol serum. Perokok cenderung memiliki HDL level yang rendah (HDL / cholesterol yang baik) juga level yang tinggi (kolesterol yang jahat), juga triglycerid (lemak dalam darah) yang tinggi. Triligserid (lemak dalam darah) yang tinggi. Semua itu mencetuskan resiko dari athrosclerosis (Zahler, 2007). Tingkat fibrinogen dalam darah, adalah komponen darah yang penting dalam pembekuan, hal tersebut meningkat pada perokok. Semua itu memungkinkan proses pembekuan darah meningkat dan menyumbat aliran arteri, memungkinkan terjadi serangan jantung atau stroke. Bilamana bekuan lebih banyak terjadi di area endothelium (dinding pembuluh darah) akan
menimbulkan plak di atherosklerotic dan menjadi faktor prioritas masalah utama (Zahler, 2007). Merokok juga menyebabkan trombosit darah tumbuh abnormal, hal itu juga meningkatkan resiko pembekuan. Berhenti merokok menghasilkan peningkatan rasio dari HDL dan LDL yang menurun pada tingkat fibrinogen dalam darah. Semua itu membantu mengurangi resiko serangan jantung. Lemak darah yang tercemar oksidan (asap rokok) akan menyebabkan partikel lemak mengendap dan masuk ke dalam dinding pembuluh darah (Zahler, 2007). 2.4 Kerangka Berpikir 2.4.1 Kerangka Teori Adapun factor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok seseorang, Menurut Mu’tadin (2002) perilaku merokok pada individu juga dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain yaitu : a. Lingkungan sosial b.Variabel demografi c. Sosio kultural d.Variabel politik Selain faktor-faktor di atas, pengetahuan juga bisa mempengaruhi perilaku merokok. Pengetahuan tentang bahaya merokok merupakan sejauhmana seseorang mampu mengetahui dan memahami tentang bahaya yang dapat diakibatkan dari merokok. Pengetahuan tentang bahaya merokok juga dapat diartikan sebagai sejauhmana seseorang mampu
memahami bahaya yang dapat diakibatkan oleh rokok yang dihasilkan oleh tumbuhan tembakau yang didalamnya mengandung bahan-bahan yang berbahaya seperti zat Tar, CO dan Nikotin yang berbahaya bagi tubuh manusia. Pada dasarnya perilaku merokok merupakan sebuah perilaku yang kompleks yang melibatkan beberapa tahap. Perilaku merokok pada remaja umumnya melalui serangkaian tahapan yang ditandai oleh frekuensi dan intensitas merokok yang berbeda pada setiap tahapnya (Mathew dkk, 2002), dan seringkali puncaknya adalah menjadi tergantung pada nikotin. Leventhal dan Cleary (2000) mengatakan ada 4 tahap dalam perilaku merokok sehingga seseorang menjadi perokok, yaitu: 1.Tahap Prepatory 2.Tahap initiation 3.Tahap becoming a smoker 4.Tahap maintenance a smoking Mu’tadin (2002) membagi tipe merokok menjadi empat golongan sebagai berikut ; a. Perokok sangat berat b.Perokok berat c. Perokok sedang d.Perokok ringan
Kerangka Teori
Faktor-Faktor yang mempengaruhi perilaku merokok : Lingkungan Sosial Demografi Sosio Kultural Politik
Pengetahuan tentang bahaya rokok
4 tahap dalam perilaku merokok : - Tahap prepatory - Tahap Initiation - Tahap becoming a smoker - Tahap maintenance a smoking
Perilaku Merokok
Tipe perilaku merokok : - Perokok sangat berat - Perokok berat - Perokok sedang - Perokok ringan Sumber : Modifikasi Mu’tadin (2002)
2.4.2 Kerangka Konsep Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka, maka kerangka konsep dari penelitian ini adalah :
Pengetahuan tentang bahaya merokok
Perilaku merokok - Perokok Berat - Perokok Sedang - Perokok Ringan
2.5 Hipotesis Penelitian Hipotesis yang diangkat dalam penelitian ini adalah : Ada Hubungan pengetahuan tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok pada siswa SMP Negeri 1 Bulawa.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian di SMP Negeri 1 Bulawa yang terletak di desa Mopuya, Kecamatan Bulawa, Kabupaten Bone Bolango. 3.1.2 Waktu Penelitian Waktu penelitian ini dilaksanakan selama 1 minggu pada bulan mei dari tanggal 23 - 30 mei tahun 2013. 3.2 Desain Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian dengan metode
survey
analitik.
Penelitian
dirancang
dengan
pendekatan
cross sectional, yaitu suatu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena, baik antara faktor resiko dengan faktor efek. (Notoatmodjo, 2005). 3.3 Variabel Penelitian Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu, misalnya umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010).
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan yaitu : 3.3.1 Variabel Independent Variabel independent (variabel bebas) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (variabel terikat) ( Sugiyono, 2010). Variabel independent dalam penelitian ini adalah pengetahuan tentang bahaya merokok. 3.3.2 Varriabel Dependent Variabel dependent (variabel terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010). Variabel dependent dalam penelitian ini adalah perilaku merokok. 3.3.3 Definisi Operasional Definisi operasional pada penelitian ini mencakup dua variabel yakni, pengetahuan tentang bahaya merokok dan perilaku merokok.
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Hubungan Pengetahuan Tentang Bahaya Merokok dengan Perilaku Merokok Pada Siswa SMP Negeri I Bulawa. N Variabel Definisi Parameter Alat Kategori skala o Penelitian Operasional Ukur 1 Variabel Bebas :
Pengetahuan - Pengetahu Kuisioner a. Baik bila Ordinal siswa tentang an siswa skor atau bahaya yang tentang nilai 76Pengetahuan dapat bahaya 100% tentang diakibatkan merokok. b.Cukup bahaya dari bila skor merokok merokok. atau nilai 5675% c. Kurang bila skor atau nilai ≤ 56% 2 Variabel Perilaku - Perilaku Kuisioner a. Perokok Liker Terikat : merokok merokok berat adalah siswa di (41-60) Perilaku aktivitas SMP b.Perokok Merokok siswa Negeri I sedang menghisap Bulawa (21-40) rokok. c. Perokok ringan (≤ 20) 3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk
(Sugiyono,
dipelajari
2010).
(Arikunto, 2010).
Populasi
dan
kemudian
adalah
ditarik
keseluruhan
kesimpulannya
subjek
penelitian
Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah semua siswa lakilaki yang sekolah di SMP Negeri 1 Bulawa. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 96 orang. 3.4.2 Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2007). Tekhnik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode tekhnik sampling berupa Total Sampling, yaitu pengambilan sampel secara seluruhnya dari populasi yang ada. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa laki-laki yang berjumlah 96 orang. 3.5 Tekhnik Pengumpulan Data 3.5.1 Cara pengumpulan data Cara pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu : 1.Data primer Data primer diperoleh langsung dari hasil wawancara menggunakan kuesioner dan observasi oleh peneliti secara langsung kepada responden. 2.Data sekunder Data sekunder diperoleh dari instansi terkait berupa data jumlah siswa-siswi SMP Negeri 1 Bulawa.
3.5.2 Instrument penelitian Instrumen pada penelitian ini adalah kuisioner. Kuisioner adalah daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang, dimana responden (dalam hal angket) dan interview (dalam hal wawancara) tinggal memberikan
jawaban
atau
dengan
memberikan
data-data
tertentu
(Notoatmodjo, 2005). 3.6 Tekhnik Pengolahan Data dan Analisa Data 3.6.1 Tekhnik Pengolahan Data Data yang telah terkumpul kemudian akan diolah (editing, coding, entry, dan tabulating data). 1.Editing, yaitu memeriksa kelengkapan, kejelasan makna jawaban, konsistensi maupun kesalahan antar jawaban pada kuesioner. 2.Coding, yaitu memberikan kode-kode untuk memudahkan proses pengolahan data dengan memberikan angka nol atau satu. 3.Entry, yaitu memasukkan data untuk diolah menggunakan komputer. 4.Tabulating, yaitu mengelompokkan data sesuai variabel yang akan diteliti guna memudahkan analisis data. 3.6.2 Analisa Data Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1.Analisis univariat Analisis univariat adalah analisis untuk memperoleh gambaran secara apa adanya tentang tingkat pengetahuan tentang bahaya merokok dan perilaku merokok. Analisis ini disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi yang disertai bentuk persentase. Penilaian perilaku terhadap masing-masing responden diperoleh dari persentase skor/ perolehan dari jawaban setiap responden yang diperoleh dengan rumus :
Kemudian dikategorikan sebagai berikut : a. Baik bila skor atau nilai 76-100% b.Cukup bila skor atau nilai 56-75% c. Kurang bila skor atau nilai ≤ 56% 2.Analisis bivariat Dilakukan untuk menguji hubungan variabel bebas dan variabel terikat dengan uji statistik chi square (χ2) untuk mengetahi hubungan yang signifikan antara masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat. Uji chi square dilakukan dengan mengunakan bantuan perangkat lunak
berbentuk
komputer
dengan
tingkat
signifikan
p>0,05
(taraf kepercayaan 95%). Dasar pengambilan keputusan dengan tingkat kepercayaan 95% : a. Jika nilai sig p>0,05 maka hipotesis penelitian ditolak. b.Jika nilai sig p ≤ 0,05 maka hipotesis penelitian diterima. 3.7 Etika Penelitian Sebelum
melakukan
pengumpulan
data,
peneliti
mendekati,
memperkenalkan diri, dan menjelaskan identitas peneliti terlebih dahulu terhadap responden yang terpilih, kemudian menjelaskan tujuan penelitian sehingga responden dapat mengambil keputusan bersedia atau tidak menjadi
responden (ANA, 2001) Untuk mencegah timbulnya
masalah etik maka
dilakukan penekanan masalah yang meliputi : 1.Right to self determinator Individu mempunyai otonomi untuk membuat keputusan secara sadar dan bebas dari paksaan untuk berpartisipasi atau tidak dalam penelitian, atau menarik diri sebelum penelitian selesai. Untuk itu sebelum kuesioner diberikan pada subyek penelitian, peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Untuk memenuhi hak tersebut maka peneliti mengunakan informed consent atau lembar persetujuan. Lembar persetujuan diberikan kepada responden yang memenuhi kriteria. Tujuannya adalah subyek mengetahui judul penelitian, tujuan peneitian, manfaat penelitian dan dampak yang diteliti selama ppengumpulan data. Subyek bersedia di teliti, maka mereka menandatangini lembar persetujuan tersebut, namun subyek penelitian menolak untuk diteliti, maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati hak-hak mereka yaitu untuk menerima atau menolak menjadi responden. 2.Right to privacy dan dignity Individu mempunyai hak untuk dihargai terhadap apa yang mereka kerjakan dan merahasiakan informasi yang didapatkan. Peneliti tidak ikut campur dengan memberikan penilaian atas informasi yang didapat dari responden yang menghargai apapun jawaban yang diberikan oleh responden dengan jalan tidak menyebarluaskan ke orang lain. Sudah diperoleh oleh
peneliti disimpan dan dipergunakan hanya untuk pelaporan penelitian dan selanjutnya dimusnahkan. 3.Right to Anonymity and Confidentiality Untuk
menjaga
kerahasiaan
subyek
penelitian,
peneliti
tidak
mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, cukup dengan memberikan nomor kode pada masing-masing lembar tesebut .kerahasiaan semua informasi yang diperoleh dari subyek penelitian dijamin oleh peneliti dengan jalan tidak menyebarluaskan informasi yang didapat dari responden kepada orang lain yang tidak berhak. Data yang sudah diperoleh oleh peneliti disimpan dan dipergunakan hanya untuk pelaporan penelitian dan selanjutnya dimusnahkan. 4.Right to fair treatmen Setiap individu mempunyai hak yang sama untuk dipilih dalam penelitian dengan menghormati persetujuan yang telah disepakati. Dalam penelitian ini peneliti memperlakukan semua subyek yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi di ruangan serta tidak membeda-bedakan baik dari jenis kelamin dan golongan kepegawaian. 5.Right to protection from discomfort and harm Responden berhak mendapatkan perlindungan dari ketidaknyamanan dan bahaya atau kerugian selama penelitian. Resiko yang mungkin timbul akibat dari penelitian ini adalah timbulnya ketidaknyamanan perawat karena terganggu pada saat mereka bekerja. Oleh karena itu, peneliti memberikan
kuesioner kepada responden hanya diwaktu luang/istirahat atau pada saat responden tidak sedang menjalani tindakan perawatan.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian SMP Negeri 1 Bulawa merupakan satu-satunya Sekolah Menengah Pertama yang berada di Jln. Simpang Tiga desa Mopuya Kecamatan Bulawa Kab. Bone Bolango. SMP Negeri 1 Bulawa ini didirikan pada tahun 2003. Nama sekolah dulunya SMP Negeri 5 Bonepantai sebelum menjadi SMP Negeri 1 Bulawa. SMP ini Terdiri dari 3 kelas, kelas VII, kelas VIII, dan kelas IX. Kelas VII terdiri atas 4 kelas yakni VIIA VIIB VIIC VIID, kelas VIII terdiri atas 3 kelas yakni VIIIA VIIIB VIIIC, dan kelas IX hanya terdiri dari 2 kelas yakni kelas IXA dan IXB. Jumlah seluruh siswa-siswi di SMP Negeri 1 Bulawa ini yaitu sebanyak 206 orang. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah keseluruhan siswa yaitu sebanyak 96 orang dan siswi 110 orang. Berdasarkan kelas Jumlah siswa-siswi Kelas VII 86 orang, Kelas VIII berjumlah 71 orang dan kelas IX berjumlah 49 orang. Berdasarkan jenis kelamin untuk kelas VII jumlah siswa sebanyak 42 orang dan siswi 44 orang, untuk kelas VIII jumlah siswa sebanyak 32 orang dan siswi sebanyak 39 orang, untuk kelas IX jumlah siswa sebanyak 22 orang dan siswi sebanyak 27 orang. Sebagian besar siswa SMP Negeri 1 Bulawa berasal dari Kecamatan Bulawa itu sendiri yang terdiri dari beberapa desa diantaranya Desa Bukit
Hijau,
Kaidundu
Barat,
Kaidundu,
Mopuya,
Dunggilata,
Pato’a,
Mamunga’a dan Mamunga’a Timur. 4.1.2 Karakteristik Berdasarkan Umur Responden Berdasarkan hasil penelitian, karakteristik responden berdasarkan umur siswa SMP Negeri 1 Bulawa dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini : Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan Umur Responden. Jumlah Karakteristik n % 13-15 thn 68 70,83% Umur 16-18 thn 28 29,17% Total 96 100% Sumber : Data primer Juni 2013 Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa jumlah responden paling banyak berdasarkan karakteristik umur adalah umur 13-15 tahun sebanyak 68 responden (70,83%), sedangkan umur 16-18 tahun sebanyak 28 responden (29,17%). 4.1.3 Pengetahuan Responden Tentang Bahaya Merokok Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan kategori pengetahuan siswa tentang bahaya merokok dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini : Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Siswa SMP Negeri 1 Bulawa Tahun 2013 Tentang Bahaya Merokok. JUMLAH PENGETAHUAN n % BAIK 42 43,75% CUKUP 30 31,25% KURANG 24 25% TOTAL 96 100% Sumber : Data primer Juni 2013
Tabel 4.2 menunjukkan gambaran umum pengetahuan responden tentang bahaya merokok. Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa 42 responden (43,75%) memiliki kategori pengetahuan baik, sedangkan 30 responden (31,25%) memiliki kategori pengetahuan cukup, dan untuk kategori pengetahuan kurang berjumlah 24 responden (25%). 4.1.4 Pengetahuan Responden Berdasarkan umur Tabel 4.3 Distribusi Pengetahuan Tentang Bahaya Merokok Berdasarkan Umur Responden. Pengetahuan Tentang Bahaya Merokok Jumlah Umur Baik % Cukup % Kurang % n % 13-15 32 33,33 22 22,92 14 14,58 68 70,83 thn 16-18 10 10,42 8 8,33 10 10, 42 28 29,17 thn Total 42 43,75 30 31,25 24 25 96 100 Sumber : Data Primer Juni 2013 Tabel 4.3 menunjukkan pengetahuan responden tentang bahaya merokok berdasarkan umur responden. Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa responden yang berumur 13-15 tahun, 32 responden (33,33%) memiliki kategori pengetahuan baik, 22 responden (22,92%) memiliki kategori pengetahuan cukup, dan untuk kategori pengetahuan kurang berjumlah 14 responden (14,58%). Sedangkan yang berumur 16-18 tahun, 10 responden (10,42%) memiliki kategori pengetahuan baik, 8 responden (8,33%) memiliki kategori pengetahuan cukup, dan untuk kategori pengetahuan kurang berjumlah 10 responden (10,42%).
4.1.5 Perilaku Merokok Responden Perilaku merokok di kategorikan menjadi 3 kategori yaitu perokok, perokok berat, perokok sedang dan perokok ringan. Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kategori perilaku merokok siswa SMP Negeri 1 Bulawa JUMLAH PERILAKU MEROKOK N % PEROKOK RINGAN 65 67,71% PEROKOK SEDANG 30 31,25% PEROKOK BERAT 1 1,04% TOTAL 96 100% Sumber : Data primer Juni 2013 Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa responden yang mempunyai perilaku dengan kategori perokok berat sebanyak 1 responden (1,04%), perokok sedang sebanyak 30 responden (31,25%), dan untuk perokok ringan lebih banyak yakni sebanyak 65 responden (67,71%). 4.1.6 Perilaku Merokok Berdasarkan Umur Responden Tabel 4.5 Distribusi Perilaku Merokok Berdasarkan Umur Responden. Perilaku Merokok Jumlah Umur Perokok Perokok Perokok % % % n % Berat Sedang Ringan 13-15 1 1,04 18 18,75 49 51,04 68 70,83 thn 16-18 0 0 12 12,5 16 16,67 28 29,17 thn Total 1 1,04 30 31,25 65 67,71 96 100% Sumber : Data Primer Juni 2013 Tabel 4.5 menunjukkan perilaku merokok responden berdasarkan umur responden. Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa responden yang berumur 13-15 tahun, 1 responden (1,04%) memiliki kategori perokok Berat, 18
responden (18,75%) memiliki kategori perokok sedang, dan untuk kategori perokok ringan berjumlah 49 responden (51,04%). Sedangkan yang berumur 16-18 tahun, tidak ada responden memiliki kategori perokok berat, 12 responden (12,5%) memiliki kategori perokok sedang, dan untuk kategori perokok ringan berjumlah 16 responden (16,67%). 4.1.7 Hubungan Pengetahuan tentang Bahaya Merokok dengan Perilaku Merokok Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui hubungan pengetahuan tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok pada siswa SMP Negeri 1 Bulawa pada tabel 4.5 berikut : Tabel 4.6 hubungan pengetahuan tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok pada siswa SMP Negeri 1 Bulawa. Perilaku Merokok Pengetahuan Tentang Perokok Perokok Perokok P Jumlah Bahaya Berat Sedang Ringan Value Merokok n % n % n % n % Baik 1 1.04 8 8,33 33 34,38 42 43,75 Cukup 0 0 7 7,29 23 23,96 30 31,25 0,003 Kurang 0 0 15 15,63 9 9,37 24 25 Total 1 1,04 30 31,25 65 67,71 96 100 Sumber : Data primer Juni 2013 Chi Square Test p = 0,003 (p < 0,05) Berdasarkan hasil analisa data didapatkan bahwa nilai p=0,003 atau p<0,05. Hal ini menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok pada siswa SMP Negeri 1 Bulawa.
4.2 Pembahasan 4.2.1 Pengetahuan Responden tentang Bahaya Merokok Pengetahuan siswa SMP Negeri 1 Bulawa tentang bahaya merokok sudah cukup baik (43,75%). Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Sabri FP (2007) pada 293 orang siswa SMA laki-laki di Kecamatan Bangkinang Kabupaten Kampar dimana didapatkan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 46,1%. Hal ini dikarenakan saat ini sudah banyak informasi tentang bahaya merokok yang bisa didapatkan melalui media cetak dan media elektronik. Terlebih lagi pada setiap pembungkus rokok terdapat pesan kesehatan yang bertuliskan bahwa Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan. Menurut Notoatmodjo (2005), pengetahuan adalah merupakan hasil ―tahu‖ dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. 4.2.2 Perilaku Merokok Responden Perilaku Merokok siswa SMP Negeri 1 Bulawa dapat dikategorikan perokok ringan 65 responden (67,71%). Hal ini dikarenakan pengetahuan yang cukup baik tentang bahaya merokok, sehingga mempengaruhi perilaku merokok responden. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Septhin E. Mukuan (2012) pada 223 pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kristen Kawangkoan dimana didapatkan responden terbanyak adalah
perokok ringan sebesar 78,4%. Gambaran yang jelas dari perilaku seseorang adalah suatu tindakan, tindakan merupakan suatu yang dilakukan berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya. Pengetahuan yang didapat bisa berdasarkan informasi dari media komunikasi atau pun dari sumber-sumber yang lain. Pada usia ini dapat dikategorikan pada tahap belajar atau pada tahap ini sudah bisa membaca, menulis, dan menghitung. Dapat dikatakan sudah bisa memahami informasi-informasi yang diberikan. 4.2.3 Hubungan Pengetahuan tentang Bahaya Merokok dengan Perilaku Merokok Responden Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan pengetahuan tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok dimana (p=0,003 atau p <0,05). Penelitian ini sama dengan Septhin E. Mukuan (2012) yang menyatakan terdapat hubungan antara pengetahuan tentang bahaya merokok bagi kesehatan dengan tindakan merokok pelajar SMK Kristen Kawangkoan. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Afdol Rahmadi; Yuniar Lestari dan Yenita (2012) yang menyatakan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap terhadap rokok dengan kebiasaan merokok pada siswa SMP di Kota Padang. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan siswa SMP Negeri 1 Bulawa tentang bahaya merokok berada pada kategori baik dan perilaku merokok siswa
masih tergolong perokok ringan. Artinya, Meski
pengetahuan siswa tentang bahaya merokok dikategorikan baik tetapi para siswa masih saja merokok. Hal ini dikarenakan para siswa hanya sekedar
tahu saja tentang bahaya merokok, tetapi tidak memahami betul bahaya merokok. Menurut Bloom (2005) pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat yakni : Tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Menurut Notoatmodjo (2005) ―pengetahuan adalah merupakan hasil ―tahu‖ dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga‖. Saat ini sudah banyak informasi tentang bahaya merokok yang bisa didapatkan melalui media cetak dan media elektronik. Terlebih lagi pada setiap pembungkus rokok terdapat pesan kesehatan yang bertuliskan bahwa Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan. Peringatan tersebut bukan tidak disadari oleh para siswa. Mereka menyadarinya tapi tidak begitu mempedulikannya. Karena memang dampak bahaya merokok tersebut tidak dapat dirasakan sekarang, jadi seakan-akan peringatan tentang bahaya merokok hanya sebagai cerita fiktif (bohong) yang belum tentu kebenarannya. Seperti yang dikatakan oleh Mu’tadin (2007) ―Saat ini perilaku merokok merupakan suatu gejala yang dapat kita lihat setiap hari di segala tempat seperti di jalanan, tempat keramaian, bus kota, Rumah Sakit, sekolah dan lain sebagainya. Semua orang mengetahui akan bahaya yang dapat ditimbulkan dari merokok, tetapi perilaku merokok tidak pernah surut
dan tampaknya merupakan perilaku yang masih dapat ditolerir oleh masyarakat‖. Selain itu, dilihat dari segi umur siswa SMP paling banyak 13–15 tahun, yang dalam masa ini masih dalam tahap pencarian jati diri khususnya laki-laki dimana pengaruh teman sebaya bisa mempengaruhi pola pikir mereka yang dalam hal ini tidak peduli dengan bahaya yang dapat ditimbulkan dari perilaku merokok.
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil dari penelitian dan penjelasan pada pembahasan maka dapat ditarik simpulan bahwa :
5.1.1
Pengetahuan siswa SMP Negeri 1 Bulawa tentang bahaya merokok sudah cukup baik (43,75%).
5.1.2
Perilaku merokok siswa SMP Negeri 1 Bulawa masuk kategori perokok ringan (67,71%).
5.1.3
Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok (p=0,003 atau p<0,05).
5.2 Saran 5.2.1
Bagi Siswa Hendaknya siswa mencari alternatif lain pengganti rokok.Diharapkanjuga agar siswa mau menjaga kesehatan dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya dengan tidak merokok lagi.
5.2.2
Bagi Institusi SMP Negeri 1 Bulawa Diharapkan agar institusi SMP Negeri 1 Bulawa dapat mengadakan penyuluhan kepada para siswa atau dapat juga mengadakan kegiatan extrakulikuler yang membahas tentang bahaya merokok. Agar siswa dapat menambah pengetahuannya dan lebih memahami tentang bahaya merokok dan dapat menghindari perilaku merokok. Diharapkan juga pihak sekolah
dapat memperbanyak literatur di perpustakaan terutama yang berhubungan dengan bahaya merokok. 5.2.3
Bagi orang Tua Agar lebih memperhatikan perilaku anaknya, terutama dalam hal merokok. Beritahukan bahwa perilaku merokok tidak baik untuk kesehatan.
5.2.4
Bagi Ilmu Pengetahuan dan penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya terutama untuk meneliti lebih dalam tentang penelitian hubungan pengetahuan tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok.
DAFTAR PUSTAKA Aditama, TY, 2006. Global Youth Tobacco Survey (Repeat) Indonesia. —————, 2006. Tubrkulosis, Rokok, Dan Perempuan. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Afdol Rahmadi ; Yuniar Lestari dan Yenita, 2012. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Terhadap Rokok Dengan Kebiasaan Merokok Siswa SMP di Kota Padang. Padang : FK UNAND. Arikunto, S, (2010), Prosedur Penelitian,Jakarta: Bina Aksara. Atkinson, Rita L; Atkinson, Richard C.; Smith, Edward E. dan Bem, Darly J, Tanpa tahun. Pengantar Psikologi. Batam: Interaksara. Bangun, A.P, 2003. Panduan Untuk Perokok : Solusi Tuntas Untuk Mengurangi Rokok dan Berhenti Merokok. Jakarta : Milenia Populer. Chaplin, J.P,2005. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta :Rajawali Pers. Davison, Gerald C.; Neale, John M. and Kring, Ann M, 2006. Psikologi Abnormal (Edisi ke-9). Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar, 2007. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. 2010. Kemala, Indri Nasution, 2007. Jurnal Perilaku merokok pada remaja. Fak. Kedokteran Univ. Sumatera Utara. Hal 5 ——————————, 2007. Makalah Perilaku merokok pada remaja. Fak. Kedokteran Univ. Sumatera Utara. Hal 6 ——————————, 2007. Makalah Perilaku merokok pada remaja. Fak. Kedokteran Univ. Sumatera Utara. Hal 12 Komalasari, D & Helmi AF, 2000. Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Merokok Pada Remaja. Jurnal Psikologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta UniversitasGadjah Mada Press. Leventhal, Howard & Cleary, Paul D,2000. The Smoking Problem: A Review of the Research and Theory in Behavioral Risk Modification. Psychological Bulletin, 80(2): 370-405. Marsel V. Anto, Jootje.M.L. Umboh , Woodford Baren S. Joseph , Budi Ratag, 2012. Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap TentangBahaya Merokok Dengan Tindakan Merokok Remaja di Pasar Bersehati Kota
Manado. Bidang Minat Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Molarius, A. Kuulasmaa, K. Evan, A. Qualiti Assesment of Datas on Smoking Behaviour in the WHO. Monica Project. Mu'tadin, 2002. Remaja dan Rokok. Jakarta. ————, 2007. Remaja dan Rokok. Jakarta. Notoadmodjo, 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rhineka Cipta. ——————, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rhineka Cipta. ——————, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rhineka Cipta. ——————, 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rhineka Cipta. Nursalam,2008. Konsep dan Prinsip Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Paavola, Meri; Vartiainen, Erkki and Haukkala, Ari, 2004. Smoking From Adolescence to Adulthood, the Effects of Parental and Own Socioeconomic Status. European Journal of Public Health, 14(4): 417420. Rachiotis, George; Muula, Adamson S; Rudatsikira, Emmanuel; Siziya, Seter; Kyrlesi, Athina; Gourgouliani, Konstantinos and Hadjichristodoulou, Christos, 2008. Factors Associated With Adolescent Cigarette Smoking in Greece: Results From A Cross Sectional Study (GYTS Study). BMC Public Health, 8: 313. Richardson, Elizabeth E. Lloyd; Papandonatos, George; Kazura, Alessandra; Stanton, Cassandra and Niaura, Raymond, 2002. Differentiating Stages of Smoking Intensity Among Adolescents: Stage-Specific Psychological and Social Influences. Journal of Consulting and Clinical Psychology, 70(4): 998-1009. Sabri, FP, 2007. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Tentang Merokok Dengan Kebiasaan Merokok Siswa SMA Laki-Laki Di Kecamatan Bangkinang Kabupaten Kampar. Padang : FK UNAND. Sari, Ari Tris Ochtia; Ramdhani, Neila dan Eliza, Mira, 2003. Empati dan Perilaku Merokok di Tempat Umum. Jurnal Psikologi, 30: 81-90. Scragg, Robert; Laugesen, Murray and Robinson, Elizabeth, 2002. Cigarette Smoking, Pocket Money and Socioeconomic Status: Results From A National Survey of 4th Form Students in 2000. The New Zealand Medical Journal, 115.
Septhin E. Mukuan, 2012. Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Tentang Bahaya Merokok Bagi Kesehatan Dengan Tindakan Merokok Pelajar Smk Kristen Kawangkoan.Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Siziya, Seter; Rudatsikira, Emmanuel; and Muula, Adamson S, 2007. Cigarette Smoking Among School-Going Adolescents in Kafue, Zambia. Malawi Medical Journal, 19(2): 75-78. —————————————————————————, 2008. Prevalence and Correlates of Current Cigarette Smoking Among Adolescents in East Timor-Leste. Indian Pediatric, 45 : 963-968. Sugiyono, 2007. Statistika Untuk Penelitian. Jawa Barat : CV Alfabeta. ————, 2008. Statistika Untuk Penelitian. Jawa Barat : CV Alfabeta. ————, 2010. Statistika Untuk Penelitian. Jawa Barat : CV Alfabeta. Trim, Bambang, 2006. Merokok itu Konyol. Jakarta : Ganeca Exact. WHO, 2008. Upaya Pengandalian Konsumsi Tembakau. Jakarta. ———, 2012. Tobacco.
SUMMARY HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA MEROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMP NEGERI 1 BULAWA Siska Pakaya Abstrak Siska Pakaya. 2013. Hubungan Pengetahuan Tentang Bahaya Merokok dengan Perilaku Merokok Pada Siswa SMP Negeri 1 Bulawa. Skripsi. Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. (Pembimbing I) Rinny Fahriani Zees dan (Pembimbing II) Vivien Novarina A. Kasim. Perilaku merokok merupakan perilaku yang berbahaya bagi kesehatan. Sejumlah studi menegaskan bahwa kebanyakan perokok mulai merokok antara umur 11 dan 13 tahun dan 85% sampai 95% sebelum umur 18 tahun. Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi perilaku merokok; diantaranya adalah pengetahuan. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok pada siswa SMP Negeri 1 Bulawa. Penelitian ini menggunakan desain penelitian metode survey analitik dengan pendekatan cross sectional study. Populasi penelitian ini adalah semua siswa lakilaki yang sekolah di SMP Negeri 1 Bulawa. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 96 orang dengan tehnik pengambilan Sampel menggunakan metode tekhnik sampling berupa Total Sampling. Data di analisis menggunakan Uji chi square dengan tingkat signifikan p>0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 42 siswa (43,75%) memiliki pengetahuan baik tentang bahaya merokok, sebanyak 65 siswa (67,71%) memiliki perilaku merokok termasuk kategori perokok ringan. Nilai probabilitas (p value) hubungan pengetahuan tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok sebesar p=0,003 atau p <0,05. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok pada siswa SMP Negeri 1 Bulawa. Hendaknya siswa mencari alternatif lain pengganti rokok.
Kata kunci : Pengetahuan, Perilaku, Merokok.
PENDAHULUAN World Health
kita lihat setiap hari di segala tempat Organization
(WHO) pada tahun 2003 menyatakan bahwa
rokok
adalah
penyebab
kematian tiga juta penduduk dunia setiap tahunnya. Perkiraan jumlah korban meninggal bisa mencapai lebih dari delapan juta pada tahun 2030
(WHO,
2012).
Indonesia
menduduki posisi ke tiga dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah Cina dan India (WHO, 2008). Global Youth Survey (GYTS) Indonesia tahun 2006 melaporkan lebih dari 1/3 (37,3%) pelajar biasa merokok, anak laki-laki lebih tinggi dari perempuan, yaitu pada anak laki-laki sebesar 61,3% responden sedangkan pada anak perempuan sebesar
15,5%
responden.
(Kemenkes, 2010). Data
riset
kesehatan
dasar
tingginya penduduk yang merokok. perokok
aktif
penduduk
umur > 15 tahun adalah 35.4% (65.3% lakilaki dan 5.6% wanita), berarti 2 diantara 3 laki-laki adalah perokok aktif. Saat
ini
bus kota, Rumah Sakit, sekolah dan lain
sebagainya.
Semua
orang
mengetahui akan bahaya yang dapat ditimbulkan dari merokok, tetapi perilaku merokok tidak pernah surut dn tampaknya merupakan perilaku yang masih dapat ditolerir oleh masyarakat (Mu’tadin, 2007). Perilaku merokok merupakan perilaku
yang
berbahaya
bagi
kesehatan, tetapi masih banyak orang yang melakukannya. Bahkan orang mulai merokok ketika mereka masih remaja. Sejumlah studi menegaskan bahwa kebanyakan perokok mulai merokok antara umur 11 dan 13 tahun dan 85% sampai 95% sebelum umur 18 tahun. Hal lain yang mendukung bahwa
(Riskesdas) 2007 memperlihatkan
Jumlah
seperti di jalanan, tempat keramaian,
remaja dengan tingkat pendidikan sekolah menengah sangat rentan terhadap
rokok
karena
remaja
khususnya remaja laki-laki, pada saat ini masih dalam tahap perkembangan mental
atau
pencarian
jati
diri
dimana salah satunya ialah pengaruh teman sebaya.
perilaku
merokok
merupakan suatu gejala yang dapat
Adapun mempengaruhi
faktor-faktor perilaku
yang
merokok
seseorang, Menurut Mu’tadin (2002)
analitik,
perilaku merokok pada individu juga
pendekatan cross sectional. Lokasi
dipengaruhi oleh beberapa hal antara
penelitian di SMP Negeri 1 Bulawa
lain yaitu lingkungan sosial, variabel
yang terletak di desa Mopuya,
demografi,
Kecamatan Bulawa, Kabupaten Bone
sosio
kultural,
dan
variabel politik. Selain
dengan
Bolango, yang dilaksanakan selama
faktor-faktor
pengetahuan
di
juga
atas,
1 minggu pada bulan mei dari
bisa
tanggal 23 - 30 mei tahun 2013.
mempengaruhi perilaku merokok. Hasil
dirancang
survey
awal
yang
Sampel
dalam
penelitian
ini
adalah seluruh siswa laki-laki yang
dilakukan peneliti di SMP Negeri 1
berjumlah
Bulawa pada minggu ketiga bulan
pengambilan sampel pada penelitian
Maret
bahwa
ini menggunakan metode tekhnik
jumlah siswa laki-laki sebanyak 96
sampling berupa Total Sampling,
Orang.
yaitu pengambilan sampel secara
2013
didapatkan
Secara
keseluruhan
96
orang.
Tekhnik
didapatkan siswa yang benar-benar
seluruhnya dari populasi yang ada.
perokok
HASIL DAN PEMBAHASAN
sebanyak
86
orang
(89,58%). Pengetahuan para siswa tentang bahaya rokok pun masih minim. Karena mereka tidak terpapar dengan sumber informasi dan belum mendapat
informasi
yang
Jumlah
Karakteristik Umur
Tujuan dari penelitian ini untuk diketahuinya hubungan pengetahuan tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok pada siswa SMP
n
%
13-15 thn
68
70,83%
16-18 thn
28
29,17%
96
100%
Total
Sumber : Data primer Juni 2013 Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa jumlah responden paling
Negeri 1 Bulawa.
banyak
karakteristik
METODOLOGI penelitian
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan Umur Responden.
jelas
tentang bahaya merokok.
Desain
Hasil Penelitian
yang
digunakan adalah metode survey
umur
berdasarkan adalah
umur
13-15 tahun sebanyak 68 responden (70,83%), sedangkan umur 16-18
tahun
sebanyak
28
responden
menunjukkan
pengetahuan
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Siswa SMP Negeri 1 Bulawa Tahun 2013 Tentang Bahaya Merokok.
bahaya merokok berdasarkan umur
JUMLAH
responden
tentang
responden. Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa responden yang berumur 13-15 tahun, 32 responden
n
%
(33,33%)
BAIK
42
43,75%
pengetahuan baik, 22 responden
CUKUP
30
31,25%
KURANG
24
25%
TOTAL
96
100%
Sumber : Data primer Juni 2013 Tabel gambaran
(22,92%)
memiliki
pengetahuan
cukup,
kategori
4.2
menunjukkan
umum
pengetahuan
memiliki
kategori
kategori dan
pengetahuan
untuk kurang
berjumlah 14 responden (14,58%). Sedangkan
yang berumur 16-18
responden tentang bahaya merokok.
tahun,
Berdasarkan
tabel
4.2
diketahui
memiliki kategori pengetahuan baik,
bahwa
responden
(43,75%)
8
42
10
responden
responden
(8,33%)
(10,42%)
memiliki
memiliki kategori pengetahuan baik,
kategori pengetahuan cukup, dan
sedangkan 30 responden (31,25%)
untuk kategori pengetahuan kurang
memiliki
berjumlah 10 responden (10,42%).
cukup,
kategori dan
pengetahuan
untuk
kategori
pengetahuan kurang berjumlah 24 responden (25%). Tabel 4.3 Distribusi Pengetahuan Tentang Bahaya Merokok Berdasarkan Umur Responden. Pengetahuan Tentang Bahaya Merokok
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kategori perilaku merokok siswa SMP Negeri 1 Bulawa PERILAKU MEROKOK
JUMLAH n
%
PEROKOK RINGAN
65
67,71%
PEROKOK SEDANG
30
31,25%
Jumlah
PEROKOK BERAT
1
1,04%
TOTAL
96
100%
Umur
Total
4.3
(29,17%).
PENGETAHUAN
13-15 thn 16-18 thn
Tabel
Baik
%
Cukup
%
Kurang
%
N
%
32
33,33
22
22,92
14
14,58
68
70,83
10
10,42
8
8,33
10
10, 42
28
29,17
Sumber : Data primer Juni 2013 Berdasarkan tabel 4.4 diketahui
42
43,75
30
31,25
24
25
96
100
bahwa responden yang mempunyai
Sumber : Data Primer Juni 2013
perilaku dengan kategori perokok berat sebanyak 1 responden (1,04%),
perokok
sedang
responden
sebanyak
(31,25%),
dan
30 untuk
perokok ringan lebih banyak yakni sebanyak 65 responden (67,71%).
Perilaku Merokok
Tabel 4.5 Distribusi Perilaku Merokok Berdasarkan Umur Responden. Perilaku Merokok Umur
13-15 thn 16-18 thn Total
Tabel 4.6 hubungan pengetahuan tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok pada siswa SMP Negeri 1 Bulawa. Pengetahuan Tentang Bahaya Merokok
Perokok Berat
Perokok Sedang
Perokok Ringan
Jumlah
N
%
n
%
n
%
n
%
Baik
1
1.04
8
8,33
33
34,38
42
43,75
Cukup
0
0
7
7,29
23
23,96
30
31,25
Kurang
0
0
15
15,63
9
9,37
24
25
Total
1
1,04
30
31,25
65
67,71
96
100
Jumlah
Perokok Berat
%
Perokok Sedang
%
Perokok Ringan
%
n
%
1
1,04
18
18,75
49
51,04
68
70,83
0
0
12
12,5
16
16,67
28
29,17
1
1,04
30
31,25
65
67,71
96
100%
Berdasarkan hasil analisa data didapatkan bahwa nilai p=0,003 atau
merokok
berdasarkan
p<0,05. Hal ini menunjukan bahwa
umur responden. Berdasarkan tabel
ada hubungan yang bermakna antara
4.5 diketahui bahwa responden yang
pengetahuan
berumur 13-15 tahun, 1 responden
merokok dengan perilaku merokok
(1,04%) memiliki kategori perokok
pada siswa SMP Negeri 1 Bulawa.
Berat,
18
responden
tentang
bahaya
(18,75%)
memiliki kategori perokok sedang,
Pembahasan
dan untuk kategori perokok ringan
Pengetahuan Reponden Tentang
berjumlah 49 responden (51,04%).
Bahaya Merokok
yang berumur 16-18
Pengetahuan siswa SMP Negeri
tahun, tidak ada responden memiliki
1 Bulawa tentang bahaya merokok
kategori perokok berat, 12 responden
sudah cukup baik (43,75%). Hasil
(12,5%) memiliki kategori perokok
penelitian ini sama dengan hasil
sedang, dan untuk kategori perokok
penelitian Sabri FP (2007) pada 293
ringan
orang
Sedangkan
berjumlah
(16,67%).
16
responden
0,003
Sumber : Data primer Juni 2013 Chi Square Test p = 0,003 (p < 0,05)
Sumber : Data Primer Juni 2013 Tabel 4.5 menunjukkan perilaku responden
P Value
siswa
SMA
laki-laki
di
Kecamatan Bangkinang Kabupaten Kampar dimana didapatkan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 46,1%.
Hal ini dikarenakan saat ini sudah
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
banyak informasi tentang bahaya
Kristen
merokok
didapatkan
yang
bisa
didapatkan
Kawangkoan
dimana
responden
melalui media cetak dan media
adalah
elektronik. Terlebih lagi pada setiap
78,4%. Gambaran yang jelas dari
pembungkus rokok terdapat pesan
perilaku
kesehatan yang bertuliskan bahwa
tindakan, tindakan merupakan suatu
Merokok
yang
dapat
menyebabkan
perokok
terbanyak
ringan
seseorang
sebesar
adalah
dilakukan
suatu
berdasarkan
kanker, serangan jantung, impotensi,
pengetahuan
dan gangguan kehamilan. Menurut
Pengetahuan
Notoatmodjo (2005), pengetahuan
berdasarkan informasi dari media
adalah merupakan hasil ―tahu‖ dan
komunikasi
ini terjadi setelah orang melakukan
sumber-sumber yang lain. Pada usia
pengindraan terhadap suatu objek
ini dapat dikategorikan pada tahap
tertentu. Pengindraan terjadi melalui
belajar atau pada tahap ini sudah bisa
pancaindra manusia,
membaca, menulis, dan menghitung.
yaitu indra
yang yang
dimilikinya. didapat
atau
Dapat
rasa, dan raba. Sebagian besar
memahami informasi-informasi yang
pengetahuan
diberikan.
diperoleh
sudah
dari
penglihatan,pendengaran,penciuman,
manusia
dikatakan
pun
bisa
bisa
melalui mata dan telinga.
Hubungan Pengetahuan Tentang
Perilaku Merokok Responden
Bahaya Merokok dengan Perilaku
Perilaku Merokok siswa SMP
Merokok
Negeri 1 Bulawa dapat dikategorikan
Hasil
perokok
ringan
(67,71%).
Hal
pengetahuan
65 ini
yang
menunjukan
responden
bahwa ada hubungan pengetahuan
dikarenakan
tentang bahaya merokok dengan
cukup
baik
tentang bahaya merokok, sehingga mempengaruhi
penelitian
perilaku
perilaku merokok dimana (p=0,003 atau p <0,05).
merokok
Hasil penelitian menunjukkan
responden. Hasil penelitian ini sama
pengetahuan siswa SMP Negeri 1
dengan hasil penelitian Septhin E.
Bulawa tentang bahaya merokok
Mukuan (2012) pada 223 pelajar
berada
pada
kategori
baik
dan
perilaku merokok siswa
masih
kesehatan yang bertuliskan bahwa
tergolong perokok ringan. Artinya,
Merokok
Meski pengetahuan siswa tentang
kanker, serangan jantung, impotensi,
bahaya merokok dikategorikan baik
dan gangguan kehamilan. Peringatan
tetapi
saja
tersebut bukan tidak disadari oleh
merokok. Hal ini dikarenakan para
para siswa. Mereka menyadarinya
siswa
saja
tapi tidak begitu mempedulikannya.
tentang bahaya merokok, tetapi tidak
Karena memang dampak bahaya
memahami betul bahaya merokok.
merokok
Menurut Bloom (2005) pengetahuan
dirasakan sekarang, jadi seakan-akan
yang dicakup di dalam domain
peringatan tentang bahaya merokok
kognitif mempunyai 6 tingkat yakni :
hanya sebagai cerita fiktif (bohong)
Tahu, memahami, aplikasi, analisis,
yang belum tentu kebenarannya.
sintesis dan evaluasi.
Seperti
para
siswa
hanya
masih
sekedar
tahu
Menurut Notoatmodjo (2005) ―pengetahuan
adalah
dapat
menyebabkan
tersebut
yang
tidak
dapat
dikatakan
oleh
Mu’tadin (2007) ―Saat ini perilaku
merupakan
merokok merupakan suatu gejala
hasil ―tahu‖ dan ini terjadi setelah
yang dapat kita lihat setiap hari di
orang
segala tempat seperti di jalanan,
melakukan
terhadap
suatu
Pengindraan
pengindraan
objek
tertentu.
tempat keramaian, bus kota, Rumah
melalui
Sakit, sekolah dan lain sebagainya.
terjadi
pancaindra
manusia,
yaitu
indra
Semua
orang
mengetahui
akan
penglihatan,pendengaran,penciuman,
bahaya yang dapat ditimbulkan dari
rasa, dan
merokok, tetapi perilaku merokok
raba. Sebagian besar
pengetahuan
manusia
diperoleh
tidak pernah surut dan tampaknya
melalui mata dan telinga‖. Saat ini
merupakan perilaku
sudah
dapat ditolerir oleh masyarakat‖.
bahaya
banyak
informasi
merokok
bisa
Selain itu, dilihat dari segi umur
didapatkan melalui media cetak dan
siswa SMP paling banyak 13–15
media elektronik.
tahun, yang dalam masa ini masih
Terlebih
lagi
yang
tentang
yang masih
pada
setiap
dalam tahap pencarian jati diri
pembungkus rokok terdapat pesan
khususnya laki-laki dimana pengaruh
teman sebaya bisa mempengaruhi pola pikir mereka yang dalam hal ini tidak peduli dengan bahaya yang dapat ditimbulkan
dari perilaku
merokok. PENUTUP Simpulan 1.Pengetahuan siswa SMP Negeri 1 Bulawa tentang bahaya merokok sudah cukup baik (43,75%). 2.Perilaku
merokok
siswa
SMP
Negeri 1 Bulawa masuk kategori perokok ringan (67,71%). 3.Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok
Saran
alternatif
lain
siswa pengganti
Arikunto, S, (2010), Prosedur Penelitian, Jakarta: Bina Aksara. Atkinson, Rita L; Atkinson, Richard C.; Smith, Edward E. dan Bem, Darly J, Tanpa tahun. Pengantar Psikologi. Batam: Interaksara. Bangun, A.P, 2003. Panduan Untuk Perokok : Solusi Tuntas Untuk Mengurangi Rokok dan Berhenti Merokok. Jakarta : Milenia Populer. Chaplin, J.P, 2005. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : Rajawali Pers.
(p=0,003 atau p <0,05).
Hendaknya
Afdol Rahmadi ; Yuniar Lestari dan Yenita, 2012. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Terhadap Rokok Dengan Kebiasaan Merokok Siswa SMP di Kota Padang. Padang : FK UNAND.
mencari rokok.
Diharapkan juga agar siswa mau menjaga kesehatan dirinya sendiri
Davison, Gerald C.; Neale, John M. and Kring, Ann M, 2006. Psikologi Abnormal (Edisi ke-9). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
dan lingkungan sekitarnya dengan tidak merokok lagi. DAFTAR PUSTAKA Aditama, TY, 2006. Global Youth Tobacco Survey (Repeat) Indonesia. —————, 2006. Tubrkulosis, Rokok, Dan Perempuan. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar, 2007. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. 2010. Kemala, Indri Nasution, 2007. Jurnal Perilaku merokok pada remaja. Fak.
Kedokteran Univ. Sumatera Utara. Hal 5 ——————————, 2007. Makalah Perilaku merokok pada remaja. Fak. Kedokteran Univ. Sumatera Utara. Hal 6 ——————————, 2007. Makalah Perilaku merokok pada remaja. Fak. Kedokteran Univ. Sumatera Utara. Hal 12 Komalasari, D & Helmi AF, 2000. Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Merokok Pada Remaja. Jurnal Psikologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Universitas Gadjah Mada Press. Leventhal, Howard & Cleary, Paul D, 2000. The Smoking Problem: A Review of the Research and Theory in Behavioral Risk Modification. Psychological Bulletin, 80(2): 370-405. Marsel V. Anto, Jootje.M.L. Umboh , Woodford Baren S. Joseph , Budi Ratag, 2012. Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Tentang Bahaya Merokok Dengan Tindakan Merokok Remaja di Pasar Bersehati Kota Manado. Bidang Minat Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado.
Molarius, A. Kuulasmaa, K. Evan, A. Qualiti Assesment of Datas on Smoking Behaviour in the WHO. Monica Project. Mu'tadin, 2002. Remaja dan Rokok. Jakarta. ————, 2007. Remaja dan Rokok. Jakarta. Notoadmodjo, 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rhineka Cipta. ——————, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rhineka Cipta. ——————, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rhineka Cipta. ——————, 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rhineka Cipta. Nursalam, 2008. Konsep dan Prinsip Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Paavola, Meri; Vartiainen, Erkki and Haukkala, Ari, 2004. Smoking From Adolescence to Adulthood, the Effects of Parental and Own Socioeconomic Status. European Journal of Public Health, 14(4): 417-420. Rachiotis, George; Muula, Adamson S; Rudatsikira, Emmanuel; Siziya, Seter; Kyrlesi, Athina; Gourgouliani, Konstantinos and Hadjichristodoulou,
Christos, 2008. Factors Associated With Adolescent Cigarette Smoking in Greece: Results From A Cross Sectional Study (GYTS Study). BMC Public Health, 8: 313. Richardson, Elizabeth E. Lloyd; Papandonatos, George; Kazura, Alessandra; Stanton, Cassandra and Niaura, Raymond, 2002. Differentiating Stages of Smoking Intensity Among Adolescents: Stage-Specific Psychological and Social Influences. Journal of Consulting and Clinical Psychology, 70(4): 998-1009. Sabri, FP, 2007. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Tentang Merokok Dengan Kebiasaan Merokok Siswa SMA Laki-Laki Di Kecamatan Bangkinang Kabupaten Kampar. Padang : FK UNAND. Sari, Ari Tris Ochtia; Ramdhani, Neila dan Eliza, Mira, 2003. Empati dan Perilaku Merokok di Tempat Umum. Jurnal Psikologi, 30: 81-90. Scragg, Robert; Laugesen, Murray and Robinson, Elizabeth, 2002. Cigarette Smoking, Pocket Money and Socioeconomic Status: Results From A National Survey of 4th Form Students in 2000. The New Zealand Medical Journal, 115.
Septhin E. Mukuan, 2012. Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Tentang Bahaya Merokok Bagi Kesehatan Dengan Tindakan Merokok Pelajar Smk Kristen Kawangkoan. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Siziya,
Seter; Rudatsikira, Emmanuel; and Muula, Adamson S, 2007. Cigarette Smoking Among SchoolGoing Adolescents in Kafue, Zambia. Malawi Medical Journal, 19(2): 75-78.
——————————————— ———————————— ————, 2008. Prevalence and Correlates of Current Cigarette Smoking Among Adolescents in East TimorLeste. Indian Pediatric, 45 : 963-968. Sugiyono, 2007. Statistika Untuk Penelitian. Jawa Barat : CV Alfabeta. ————, 2008. Statistika Untuk Penelitian. Jawa Barat : CV Alfabeta. ————, 2010. Statistika Untuk Penelitian. Jawa Barat : CV Alfabeta Trim, Bambang, 2006. Merokok itu Konyol. Jakarta : Ganeca Exact. WHO, 2008. Upaya Pengandalian Konsumsi Tembakau. Jakarta. ———, 2012. Tobacco.
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
:
Umur
:
Kelas
:
Setelah mendapat penjelasan dari peneliti, saya bersedia untuk berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian yang berjudul "Hubungan Pengetahuan Tentang Bahaya Merokok Dengan Perilaku Merokok Pada Siswa SMP Negeri 1 Bulawa". Yang akan dilakukan oleh : Nama
: Siska Pakaya
NIM
: 841409039
Pendidikan
: Mahasiswa semester VIII, Jurusan Keperawatan, UNG
Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak akan berakibat negatif terhadap saya dan keluarga, dan segala informasi yang saya berikan dijaga kerahasiaannya. Dengan sukarela dan tanpa unsur paksaan dari siapapun, saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. Gorontalo, Mey 2013 Responden
(….................................)
KUESIONER Hubungan Pengetahuan Tentang Bahaya Merokok Dengan Perilaku Merokok Pada Siswa SMP Negeri 1 Bulawa No. Responden
:
Nama (inisial)
:
Kelas
:
I. Pengetahuan tentang bahaya merokok PETUNJUK PENGISIAN
: Jawablah pertanyaan yang ada
dalam kuesioner ini dengan cara memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang Anda pilih! No Pertanyaan 1. Bila anda merokok asap rokok yang anda hembuskan itu merupakan polusi udara bagi orang yang ada disekitar anda. 2. Bila seseorang yang ada didekatmu bukan seorang perokok tetapi dia ikut menghisap asap rokok yang kamu hembuskan disebut dengan perokok pasif. 3. Bahan-bahan yang terdapat di dalam rokok seperti tar, nikotin, dan lain-lain tidak berbahaya bagi kesehatan. 4. Salah satu kandungan rokok yaitu karbon monoksida dapat mengikat diri dengan sel darah merah dan mengakibatkan penyempitan pembuluh darah. 5. Nikotin dalam rokok tidak menyebabkan ketagihan pada si perokok. 6. Rokok banyak mengandung bahan-bahan yang berbahaya bagi kesehatan. 7. Bila anda merokok, asap rokok yang anda hembuskan tidak mencemari udara orangorang yang ada di sekitar anda.
Jawaban B/S
B/S
B/S
B/S
B/S B/S B/S
8.
9. 10. 11. 12. 13. 14.
15. 16.
17.
18.
19.
20.
Nikotin dalam rokok berbahaya untuk kesehatan dan dapat menyebabkan rasa ketagihan. Penyakit yang timbul dari akibat merokok salah satunya kanker paru. Merokok tidak begitu berbahaya bagi kesehatan. Rokok dapat menyebabkan penyakit jantung dan kanker paru. Tidak ada hubungan yang berarti antara merokok dengan kesehatan si perokok. Rokok tidak mengandung racun yang tidak membahayakan tubuh. Rokok dapat mempengaruhi penyempitan pembuluh darah yang dapat menyebabkan gangguan sirkulasi darah. Tidak ada penyakit yang disebabkan oleh rokok. Bahaya rokok terhadap kesehatan salah satunya adalah pengaruh rokok terhadap kesehatan gigi dan mulut. Merokok dapat menyebabkan impotensi (lemah syahwat), menurunnya kekebalan individu dan kanker. Penyumbatan pembuluh darah ke otak yang bersifat mendadak atau stroke pada seorang perokok tidak ada kaitannya dengan rokok. Seorang yang tidak merokok, kecil kemungkinan terkena kanker paru- paru di bandingkan dengan yang merokok. Rokok tidak berpengaruh terhadap kesehatan gigi dan mulut.
B/S
B/S B/S B/S B/S B/S B/S
B/S B/S
B/S
B/S
B/S
B/S
II. Perilaku Merokok Cara pengisisan : Berikan tanda cek ( ) pada kotak di samping yang anda anggap tepat. No
Pertanyaan
1.
Apakah Anda pernah mengkonsumsi rokok lebih dari 31 batang perhari? Apakah Anda pernah merokok dengan selang waktu lima menit setelah bangun tidur dipagi hari? Apakah Anda pernah mengkonsumsi rokok sekitar 21-30 batang dalam sehari? Apakah Anda pernah merokok dengan selang waktu merokok sekitar 6-30 menit setelah bangun tidur dipagi hari? Apakah Anda pernah menghabiskan rokok 11-21 batang dengan selang waktu 31-60 menit setelah bangun pagi? Apakah Anda pernah menghabiskan rokok sekitar 10 batang dengan selang waktu 60 menit dari bangu pagi? Apakah Anda pernah merokok di tempat umum? Apakah Anda pernah merokok di tempat yang bersifat pribadi seperti kamar tidur atau di toilet?
2.
3.
4.
5.
6.
7. 8.
TP
Jawaban KK Sering
Selalu
9.
10.
11.
12. 13. 14.
15.
Apakah Anda pernah merokok hanya untuk kesenangan saja? Apakah Anda pernah merokok untuk meningkatkan kepuasan? Apakah Anda pernah merokok pada saat marah, cemas atau gelisah? Apakah Anda sudah pernah kecanduan merokok? Apakah merokok sudah menjadi kebiasaan anda? Apakah Anda pernah memperoleh kenikmatan hanya dengan memegang rokok? Apakah Anda pernah merokok ditengah orangorang yang tidak merokok?
Keterangan : TP : Tidak Pernah KK : Kadang-Kadang
OUTPUT HASIL ANALISIS UNIVARIAT Umur Frequency Percent Valid
Valid Percent
Cumulative Percent
13 thn
11
11.5
11.5
11.5
14 thn
30
31.2
31.2
42.7
15 thn
27
28.1
28.1
70.8
16 thn
18
18.8
18.8
89.6
17 thn
8
8.3
8.3
97.9
18 thn
2
2.1
2.1
100.0
Total
96
100.0
100.0
Pengetahuan Frequency Percent Valid
Valid Percent
Cumulative Percent
Baik
42
43.8
43.8
43.8
Cukup
30
31.2
31.2
75.0
Kurang
24
25.0
25.0
100.0
Total
96
100.0
100.0
Perilaku Frequency Percent Valid Berat
Valid Percent
Cumulative Percent
1
1.0
1.0
1.0
Ringan
65
67.7
67.7
68.8
Sedang
30
31.2
31.2
100.0
Total
96
100.0
100.0
HASIL ANALISIS BIVARIAT HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA MEROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK Crosstabulation Perilaku Berat Pengetahuan Baik
Count
1
33
% within pengetahuan 2.4% % within perilaku
78.6%
100.0% 50.8%
% of Total
Total
8
42
19.0% 100.0% 26.7%
43.8%
1.0%
34.4%
8.3%
43.8%
0
23
7
30
% within pengetahuan
.0%
76.7%
23.3% 100.0%
% within perilaku
.0%
35.4%
23.3%
31.2%
% of Total
.0%
24.0%
7.3%
31.2%
0
9
15
24
% within pengetahuan
.0%
37.5%
62.5% 100.0%
% within perilaku
.0%
13.8%
50.0%
25.0%
% of Total
.0%
9.4%
15.6%
25.0%
1
65
30
96
Cukup Count
Kurang Count
Total
Ringan Sedang
Count
% within pengetahuan 1.0% % within perilaku
67.7%
31.2% 100.0%
100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total
1.0%
67.7%
31.2% 100.0%
Chi-Square Tests Value
df
Asymp. Sig. Exact Sig. (2(2-sided) sided)
Pearson Chi-Square 15.711a
4
.003
.001
Likelihood Ratio
15.338
4
.004
.002
Fisher's Exact Test
14.690
N of Valid Cases
.002
96
a. 3 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .25.
DOKUMENTASI PENELITIAN
Proses pengisian kuisioner oleh responden
CURRICULUM VITAE Siska Pakaya, di lahirkan pada tanggal 03 Maret 1991 di Desa Lemito, Kecamatan Lemito, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo. Penulis merupakan anak ketiga dari enam bersaudara oleh pasangan ayah Abdul Latif Pakaya dan ibu Nining Botutihe. Penulis memulai pendidikan formal di Taman Kanak-kanak Mekar Lemito Tahun 1996, SDN 1 Lemito Tahun 1997-2003, SLTP Negeri 1 Lemito Tahun 2003-2006, SMA Negeri 1 Lemito Tahun 2006-2009, kemudian di tahun 2009 penulis juga di terima di Perguruan Tinggi Negeri melalui jalur SEMARAK pada program studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan (FIKK) Universitas Negeri Gorontalo. Pendidikan non formal yang pernah di ikuti penulis selama menjadi mahasiswi pada jurusan S1 Keperawatan di Universitas Negeri Gorontalo, yaitu : 1. Mengikuti Masa Integritas Mahasiswa Baru (MIMBAR) Tahun Akademik 2009-2010 yang dilaksanakan sejak 15-17 Agustus 2009 di Universitas Negeri Gorontalo. 2. Mengikuti Aplikasi Ilmu Keperawatan (AIK) dasar, AIK 1, AIK 2 dan AIK 3 di RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe dan RSUD M.M Dunda, pada tahun 2010, 2011 dan 2012 3. Mengikuti studi banding di Rumah Sakit Jiwa Cisarua Provinsi Jawa Barat pada tahun 2012. 4. Mengikuti PKL Keperawatan Komunitas di Puskesmas Suwawa Tahun 2013. 5. Mengikuti PKL Keperawatan Komunitas di Puskesmas Kabila Tahun 2013. 6. Mengikuti PKL Keperawatan Gerontik di Panti Werda Tresna Gorontalo Tahun 2013. 7. Mengikuti Seminar Penerapan NANDA NIC NOC Dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan dan Perawatan Luka Moderen pada tahun 2012 8. Peserta Kuliah Kerja Sibermas (KKS) di Desa Mopuya Kecamatan Bulawa Periode Februari-April Tahun Akademik 2012-2013.