HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG BAHAYA MEROKOK DENGAN TINDAKAN MEROKOK REMAJA DI PASAR BERSEHATI KOTA MANADO Marsel V. Anto1, Jootje.M.L. Umboh 2, Woodford Baren S. Joseph 3, Budi Ratag 4 Bidang Minat Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
ABSTRAK Tembakau atau rokok dengan tingkat konsumsi yang tinggi di Negara Indonesia memiliki dampak terhadap kesehatan dan sosial ekonomi,yang sangat mempengaruhi pembangunan kesejahteraan penduduk. Dalam Survei Sosial Ekonomi Badan Pusat Statistik tahun 2001 dan 2004 menunjukkan terjadi peningkatan prevalensi anak-anak usia 15-19 tahun yang merokok. Tahun 2001 sebesar 12,7 %, tahun 2004 meningkat menjadi 17,3 %. Remaja adalah suatu tahap dalam kehidupan perkembangan manusia, dan pada saat ini merokok adalah suatu gaya hidup oleh banyak remaja. Asap tembakau atau rokok berbahaya terhadap perokok dan orang di sekitarnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang bahaya merokok dengan tindakan merokok Remaja di Pasar Bersehati Kota Manado. Penelitian ini bersifat survei analitik dengan rancangan cross sectional study. Populasi penelitian ini adalah remaja yang berada di areal Pasar Bersehati Kota Manado, sampel yang diambil secara purposive sampling sebanyak 35 orang remaja. Pengambilan data menggunakan kuesioner baru yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap dengan tindakan merokok remaja melalui uji statistik fisher’s exact test (CI=95%, α=0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 32 remaja (91,4%) memiliki pengetahuan baik dan 3 remaja (8,6%) memiliki pengetahuan kurang baik. Sebanyak 12 remaja (34,3%) memiliki sikap baik, sedangkan 23 lainnya(65,7) memiliki sikap kurang baik. Sebanyak 12 remaja (34,3%) bukan perokok dan 23 remaja (65,7%) adalah perokok. Nilai probabilitas (p value) hubungan antara pengetahuan dan tindakan sebesar 0,266, sedangkan hubungan antara sikap dan tindakan sebesar 0,007. Sebagian besar remaja memiliki pengetahuan tentang bahaya merokok yang baik (91,4%), namun sikap dan tindakan remaja sebagian besar dikategorikan kurang baik (65,7%). Hasil dari penelitian ini menunjukan tidak ada hubungan antara pengetahuan tentang bahaya merokok dengan tindakan merokok dan ada hubungan antara sikap dengan tindakan merokok remaja di Pasar Bersehati Kota Manado. Saran yang dapat diberikan antara lain perlu diciptakan lingkungan yang mendukung perubahan sikap dan tindakan remaja misalnya adanya perhatian dari orang tua agar dapat melarang anak mereka untuk merokok. Selain itu mengingat peraturan pemerintah Republik Indonesia No 19 Tahun 2003 tentang pengamanan rokok bagi kesehatan maka kawasan pasar Bersehati Kota Manado dapat menjadi kawasan bebas asap rokok. Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Remaja, Merokok
1. PENDAHULUAN Tembakau atau rokok
Indonesia menduduki posisi ke tiga dengan dengan
tingkat
konsumsi yang tinggi di Negara Indonesia memiliki dampak terhadap kesehatan dan sosial ekonomi, yang sangat mempengaruhi pembangunan
kesejahteraan
penduduk.
jumlah perokok terbesar di dunia setelah Cina dan India (WHO, 2008). Dalam Survei Sosial Ekonomi Badan Pusat Statistik tahun 2001
dan
2004
menunjukkan
terjadi
peningkatan prevalensi anak-anak usia 15-
19 tahun yang merokok. Tahun 2001 sebesar
lagi 85,4 % perokok aktif merokok dalam
12,7 %, tahun 2004 meningkat menjadi 17,3
rumah bersama anggota keluarga sehingga
%. Tembakau membunuh hampir enam juta
mengancam
orang setiap tahun, di antaranya lebih dari 5
lingkungan. Masa remaja adalah masa
juta pengguna rokok dan bekas perokok dan
peralihan dari usia kanak-kanak ke usia
juga lebih dari 600.000 yang tidak merokok
dewasa. Penggunaan rokok merupakan salah
terkena dampak akibat rokok. Perkiraan
satu faktor risiko terbesar pada penyakit
jumlah korban meninggal bisa mencapai
tidak
lebih dari delapan juta pada tahun 2030
menerapkan kawasan tanpa rokok (KTR)
(WHO, 2012).
telah
Rokok telah menjadi faktor risiko utama
intervensi utama pengendalian penyakit
pada 6 dari 8 penyebab kematian di dunia
tidak menular. Undang-Undang Nomor 36
yang mengancam miliyaran pria, wanita dan
Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 115
anak-anak dalam abad ini. Sekitar 80%
menyatakan
kematian terkait rokok terjadi di negara-
menerapkan Kawasan Tanpa Rokok di
negara sedang berkembang. Di Indonesia,
wilayahnya.
merokok meningkatkan resiko kematian 1,3-
sudah
8,2 kali diantara penderita penyakit kronik.
tersebut, walaupun program ini belum
Merokok juga dapat menimbulkan dampak
seragam di seluruh kabupaten/kota. Untuk
negatif
itu diperlukan komitmen para pemegang
bagi
orang
yang
sekeliling perokok. Resiko
berbeda
di
yang akan
ditanggung perokok pasif lebih berbahaya
keselamatan
menular,
karena
diidentifikasi
mulai
kebijakan
di
kebijakan
sebagai
Pemerintah
Sekitar
itu
kesehatan
22
Daerah
wajib
kabupaten/kota
melaksanakan
tingkat
strategi
kebijakan
Daerah
untuk
menerapkannya (DepKes, 2011).
dari pada perokok aktif karena daya tahan terhadap zat-zat yang berbahaya sangat
2. METODOLOGI PENGETAHUAN
rendah (WHO, 2008).
Penelitian ini bersifat survei analitik
Data riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2007
dengan rancangan cross sectional study
memperlihatkan tingginya penduduk yang
(studi potong lintang). Populasi adalah
merokok. Jumlah perokok aktif penduduk
remaja yang berada di areal Pasar
umur > 15 tahun adalah 35.4% (65.3% laki-
Bersehati Kota Manado, Sampel diambil
laki dan 5.6% wanita), berarti 2 diantara 3
secara purposive sampling. Karakteristik
laki-laki adalah perokok aktif. Lebih bahaya
populasi
diidentifikasi
dengan
mengadakan studi pendahuluan atau
menjadi sampel penelitian. Sampel yang
dengan mempelajari berbagai hal yang
diambil sebanyak 35 orang remaja.
berhubungan dengan populasi, kemudian
Kriteria inklusi: Berusia 10 – 20 tahun,
peneliti
minimal telah tinggal di Pasar Bersehati
menetapkan
berdasarkan
pertimbangan sebagian anggota populasi
selama 1 tahun.
3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian tentang bahaya merokok remaja di Pasar Bersehati memiliki karakteristik responden antara lain umur dan jenis kelamin. Karakteristik responden tersebut dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Karakteristik Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Umur 10-14 thn 15-20 thn Tabel
1
menunjukan
n % 29 82,9 6 17,1 16 45,7 19 54,3 ini dapat dikategorikan pada tahap belajar
karakteristik
responden. Berdasarkan tabel ini dapat kita ketahui bahwa jumlah responden paling banyak berdasarkan jenis kelamin
adalah
responden laki-laki yaitu sebesar 82,9% dan paling sedikit adalah responden perempuan yaitu sebesar 17,1%. Jumlah responden berdasarkan umur yang paling banyak adalah umur 15-20 tahun yaitu sebesar 54,3%, sedangkan yang umur 10-14 tahun sebesar 45,7. Dalam mengukur perilaku merokok
seseorang
harus
mengukur
pengetahuan orang tersebut. Pengetahuan yang didapat bisa berdasarkan informasi dari media komunikasi ataupun dari sumbersumber yang lain. Pengetahuan merokok remaja sudah cukup baik karena pada usia
atau pada tahap ini sudah bisa membaca, menulis, dan menghitung. Dapat dikatakan sudah bisa memahami informasi-informasi yang
diberikan,
selain
itu
kondisi
lingkungan yang mendukung mereka banyak mendapatkan informasi karena interaksi dengan banyak orang di pasar. Pada
tabel
pertanyaan
dibawah yang
ini
diberikan
merupakan kepada
responden untuk mengukur pengetahuan tentang bahaya merokok, pertanyaan ini berkaitan dengan bahaya merokok bagi kesehatan, bahaya merokok bagi wanita hamil, perokok pasif dan bahaya rokok bagi lingkungan.
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan No. 1. 2. 3.
Pertanyaan
Tentang Bahaya Merokok Jawaban Benar n % 34 97,1 29 82,9 31 88,6
Jawaban Salah n % 1 2,9 6 17,1 4 11,4
Merokok dapat merusak paru-paru Merokok dapat merusak gigi dan mulut Merokok dapat menyebabkan nafas bau dan batuk berdahak 4. Merokok dapat menyebabkan kuku tangan 21 60,0 14 40,0 menjadi kuning 5. Zat-zat berbahaya dan beracun dapat masuk ke 33 94,3 2 5,7 dalam tubuh perokok 6. Wanita yang merokok dapat mengakibatkan 28 80,0 7 20,0 gangguan kesuburan sehingga tidak mendapatkan anak (keturunan) 7. Ibu hamil yang merokok dapat menyebabkan 26 74,3 9 25,7 bayi yang dikandungnya menjadi cacat 8. Orang yang tidak merokok tetapi sering 31 88,6 4 11,4 menghirup asap rokok dapat Mengidap penyakit 9. Penyakit jantung dapat diakibatkan oleh 29 82,9 6 17,1 kebiasaan merokok 10. Rokok dapat menyebabkan orang menjadi 17 48,6 18 51,4 pelupa 11. Rokok dapat menyebabkan kebakaran yang 31 88,6 4 11,4 disebabkan oleh api pada rokok 12. Merokok dapat mengakibatkan seorang 29 82,9 6 17,1 terjerumus untuk menggunakan obat-obat terlarang pertanyaan merokok dapat menyebabkan Berdasarkan tabel 2 menunjukan kuku tangan menjadi kuning adalah sebesar pengetahuan responden mengenai merokok 60,0% sedangkan yang menjawab salah ada dapat merusak gigi dan mulut dan yang 40,0%. Diketahui bahwa responden yang menjawab benar sebesar 82,9% responden menjawab benar untuk pertanyaan zat-zat dan yang menjawab salah ada 17,1%. berbahaya dan beracun dapat masuk Pengetahuan responden bahwa merokok kedalam tubuh perokok adalah 94,3% dan dapat menyebabkan nafas bau dan batuk yang menjawab salah 5,7%. Responden berdahak ada 88,6% yang menjawab benar yang menjawab benar mengenai pertanyaan sedangkan 11,4% menjawab salah. wanita yang merokok dapat mengakibatkan Responden yang menjawab benar untuk gangguan kesuburan sehingga tidak
mendapatkan
anak
Responden
yang
80,0% dan yang menjawab salah ada 20,0%.
menjawab benar untuk pertanyaan
rokok
Responden yang menjawab benar
untuk
dapat menyebabkan orang menjadi pelupa
pertanyaan ibu hamil yang merokok dapat
adalah 48,6% dan yang menjawab salah ada
menyebabkan
dikandungnya
51,4%. Responden yang menjawab benar
74,3% dan yang
untuk pertanyaan rokok dapat menyebabkan
menjawab salah ada 25,7%. Responden
kebakaran yang disebabkan oleh api pada
yang menjawab benar untuk pertanyaan
rokok adalah 88,6%, dan yang menjawab
orang yang tidak merokok tetapi sering
salah
menghirup asap rokok dapat mengidap
menjawab benar pada pertanyaan merokok
penyakit adalah 88,6% sedangkan yang
dapat mengakibatkan seseorang terjerumus
menjawab salah 11,4%. Responden yang
untuk menggunakan obat-obat terlarang
menjawab benar untuk pertanyaan penyakit
adalah 82,9% dan yang menjawab salah ada
jantung dapat diakibatkan oleh kebiasaan
17,1%.
bayi
(keturunan)
yang
menjadi cacat adalah
adalah
salah
ada
ada
17,1%.
11,4%.
Responden
yang
merokok adalah 82,9% dan yang menjawab Tabel 3. Distribusi Gambaran Umum Pengetahuan Responden Tentang Bahaya Merokok Pengetahuan Tentang Bahaya Merokok Baik Kurang Baik Jumlah
n 32 3 35
% 91,4 8,6 100
Tabel 3 menunjukan gambaran umum pengetahuan responden tentang bahaya merokok. Berdasarkan tabel diatas bahwa sebesar 91,4% atau sebanyak 32 responden memiliki pengetahuan baik dan 8,6% responden atau sebanyak 3 responden memiliki pengetahuan kurang baik. Tabel 4. Distribusi Pengetahuan Tentang Bahaya Merokok Berdasarkan Karakteristik Responden
Karakteristik Jenis Kelamin Umur
Laki-laki Perempuan 10-14 thn 15-20 thn
Baik
%
27 5 15 17
77,1 14,3 42,9 48,6
Pengetahuan Kurang % baik 2 5,7 1 2,9 1 2,9 2 5,7
n
%
29 6 16 19
82,9 17,1 45,7 54,3
sebanyak 1 responden. Responden yang Tabel 4 menunjukan pengetahuan tentang
berumur 15-20 tahun memiliki pengetahuan
bahaya merokok berdasarkan karakteristik responden.
Berdasarkan
responden
laki-laki
jenis yang
baik sebesar 48,6% atau sebanyak 17
kelamin
responden dan yang memiliki pengetahuan
memiliki
yang kurang baik sebesar 5,7% atau
pengetahuan baik sebesar 77,1 % atau
sebanyak 2 responden. Sikap merupakan
sebanyak 27 responden dan yang memiliki
reaksi atau respon yang masih tertutup
pengetahuan kurang baik sebesar 5,7% atau sebanyak
2
responden.
terhadap suatu stimulus atau objek tertentu.
Responden
Sikap merupakan kesiapan bertindak dan
perempuan yang memiliki pengetahuan baik
belum terlaksana karena bisa saja berubah
sebesar 14,3% atau sebanyak 5 responden.
sewaktu-waktu atau dapat dikatakan sikap
Berdasarkan umur dapat responden yang
adalah kesiapan untuk bereaksi terhadap
berumur 10-14 tahun memiliki pengetahuan
objek lingkungan tertentu sebagai suatu
baik sebesar 42,9% atau sebanyak 15
penghayatan terhadap objek. Pengetahuan
responden dan yang memiliki pengetahuan
yang baik belum tentu sikap juga baik, dapat
yang kurang baik sebesar 2,9% atau
kita lihat tabel 5 .
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Sikap Responden Terhadap Bahaya Merokok
No. 1.
2.
3. 4.
5.
6.
Pertanyaan Apabila kita berkumpul dengan teman yang merokok maka kita juga harus merokok Menghisap rokok adalah hal yang biasa,karena penyakit hanya akan timbul kemudian dalam waktu yang sangat lama Merokok tidak berbahaya jika hanya dilakukan sekali sehari Seorang laki-laki yang sudah dewasa wajar jika diperbolehkan merokok Bukan hal yang merugikan kalau kita menyisihkan uang untuk membeli rokok Untuk menghindari penyakitpenyakit akibat rokok maka kita
n 21
% 60,0
Tidak setuju n % 14 40,0
28
80,0
7
20,0
23
65,7
12
34,3
27
77,1
8
22,9
18
51,4
17
48,6
7
20,0
28
80,0
Setuju
7.
8. 9.
10.
11.
harus menghindari perilaku merokok Tidak ada salahnya seorang remaja merokok apabila orang tuanya perokok Merokok adalah salah satu hal yang baik untuk menghilangkan stres Merokok tidak berbahaya karena yang berbahaya adalah obat-obat terlarang atau narkoba Agar kita diterima dilingkungan kita, maka kita harus merokok Apabila kita menjual rokok maka kita harus merokok
18
51,4
17
48,6
26
74,3
9
25,7
21
60,0
14
40,0
14
40,0
21
60,0
14
40,0
21
60,0
34,3% Tabel 5 diatas menunjukan sikap responden terhadap bahaya merokok. Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa responden yang menjawab setuju untuk pertanyaan apabila kita berkumpul dengan teman yang merokok maka kita juga harus merokok adalah sebesar 60,0% atau sebanyak 21 responden dan yang menjawab tidak setuju sebesar 40,0% atau sebanyak 14 responden. Responden yang setuju bahwa menghisap rokok adalah hal
yang biasa, karena
penyakit hanya akan timbul kemudian dalam waktu yang sangat lama ada 28 responden atau sebanyak 80% dan yang menjawab tidak setuju ada 7 responden atau sebanyak 20,0%. Responden yang menjawab setuju untuk pertanyaan merokok tidak berbahaya jika hanya dilakukan sekali sehari adalah sebesar 65,7%atau sebanyak 23 responden dan yang menjawab tidak setuju sebesar
atau
sebanyak
12
responden.
Responden yang setuju untuk pertanyaan seorang laki-laki yang sudah dewasa wajar jika diperbolehkan merokok ada sebesar 77,1%
atau
sebanyak
27
responden.
Responden yang menjawab setuju untuk pertanyaan bukan hal yang merugikan kalau kita menyisihkan uang membeli rokok adalah sebesar 51,4% atau sebanyak 18 responden dan yang menjawab tidak setuju sebanyak 17 responden. Responden yang menjawab setuju pada pertanyaan untuk menghindari penyakit-penyakit akibat rokok maka kita harus menghindari perilaku merokok adalah 7 responden atau sebesar 20,0% dan yang menjawab tidak setuju sebesar
80,0%
atau
28
responden.
Responden yang menjawab setuju pada pertanyaan tidak ada salahnya seorang remaja merokok apabila orang tuanya
merokok adalah 51,4% atau 18 responden
menjawab tidak setuju ada 40,0% atau 14
sedangkan yang menjawab tidak setuju ada
responden.
48,6% atau 17 responden. Diketahui bahwa
setuju pada pertanyaan merokok tidak
responden yang menjawab setuju pada
berbahaya karena yang berbahaya adalah
pertanyaan merokok adalah salah satu hal
obat-obat terlarang atau narkoba adalah
yang baik untuk menghilangkan stres adalah
60,0% atau 21 responden sedangkan yang
74,3% atau 26 responden sedangkan yang
menjawab tidak setuju ada 40,0% atau 14
menjawab tidak setuju ada 25,7% atau 9
responden. Diketahui bahwa responden yang
responden.
menjawab
menjawab setuju pada pertanyaan apabila
setuju pada pertanyaan merokok tidak
kita menjual rokok maka kita harus merokok
berbahaya karena yang berbahaya adalah
adalah 40,0% atau 14 responden sedangkan
obat-obat terlarang atau narkoba adalah
yang menjawab tidak setuju ada 60,0% atau
60,0% atau 21 responden sedangkan yang
21.
Responden
yang
Responden
yang
menjawab
Tabel 6 Distribusi Sikap Tentang Bahaya Merokok Berdasarkan Karakteristik Responden. Karakteristik Jenis Kelamin Umur
%
Baik Laki-laki Perempuan 10-14 thn 15-20 thn
9 3 3 9
25,7 8,6 8,6 25,7
Sikap Kurang Baik 20 3 13 10
%
n
%
57,1 8,6 37,1 28,6
29 6 16 19
82,9 17,1 45,7 54,3
Tabel 6 menunjukan sikap tentang bahaya
yang memiliki sikap kurang baik sebesar
merokok
8,6% atau sebanyak 3 orang.
responden.
berdasarkan Berdasarkan
karakteristik jenis
kelamin
Berdasarkan
umur
diketahui
bahwa
diketahui bahwa responden laki-laki yang
responden yang berumur 10-14 tahun yang
memiliki sikap baik sebesar 25,7% atau
memiliki sikap baik sebesar 8,6% atau
sebanyak 9 responden, sedangkan yang
sebanyak 3 orang dan yang memiliki sikap
memiliki sikap kurang baik sebesar 57,1%
kurang baik sebanyak 13 responden atau
atau
sebesar 37,1%. Responden yang berumur
sebanyak
perempuan
yang
20
orang.
memiliki
Responden sikap
sebesar 8,6% atau sebanyak 3 orang dan
baik
15-20 tahun memiliki sikap baik ada 9 responden atau sebesar 25,7% dan yang
memiliki sikap kurang baik 10 responden atau sebesar 28,6%. Tabel 7 Distribusi Gambaran Umum Sikap Responden Tentang Bahaya Merokok Sikap tentang bahaya merokok Baik Kurang Baik Jumlah
n 12 23 35
Tabel 7 merupakan gambaran umum sikap responden
tentang
bahaya
merokok.
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebesar 34,3% atau sebanyak 12 responden yang memiliki sikap baik dan sebesar 65,7% atau sebanyak 23 responden memiliki sikap tidak baik. Gambaran yang jelas dari perilaku seseorang adalah suatu tindakan, tindakan merupakan suatu yang dilakukan Tindakan Merokok Perokok berat Perokok sedang Perokok ringan Bukan perokok Jumlah Tabel 8. Menunjukkan frekuensi tindakan merokok remaja di Pasar Bersehati Kota Manado. Dapat dilihat di tabel di atas yang dikategorikan perokok berat sebesar 25,7% atau sebanyak 9 responden. Remaja yang dikategorikan perokok sedang sebesar 8,6% atau sebanyak 3 responden. Remaja yang dikategorikan perokok ringan sebesar 31,4% atau sebanyak 11 responden, dan remaja yang dikategorikan bukan perokok sebesar 34,3% atau sebanyak 12 responden.
% 34,3 65,7 100 berdasarkan pengetahuan dan sikap yang dimilikinya. Suatu tindakan dapat terjadi apabila ada faktor-faktor pendukung seperti sarana prasarana atau lain sebagainya. Tindakan
responden
tentang
merokok
remaja di Pasar Bersehati Kota Manado dapat dilihat di tabel dibawah ini Tabel 8. Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Tentang Merokok Remaja Di Pasar Bersehati Kota Manado. n 9 3 11 12 35
% 25,7 8,6 31,4 34,3 100
Tabel
9.
Distribusi
Tindakan
Merokok
Berdasarkan
Karakteristik
Responden
Tindakan Merokok Karakteristik
Perokok Berat
%
Perokok Sedang
%
Perokok Ringan
%
Bukan Perok ok
%
Jenis Kelamin
Pria Wanita
9 0
25,7 0
3 0
8,6 0
9 2
25,7 5,7
8 4
22,9 11,4
Umur
1014thn 1520thn
4 5
11,4 14,3
2 1
5,7 2,9
3 8
8,6 22,9
7 5
20,0 14,3
perokok berat sebesar 11,4% atau sebanyak Tabel 9. Menunjukan tindakan merokok remaja di Pasar Bersehati berdasarkan karakteristik responden. Berdasarkan jenis kelamin
diketahui bahwa responden laki-
laki yang dikategorikan perokok berat sebesar 25,7% atau sebanyak 9 responden, dikategorikan perokok sedang sebesar 8,6% atau sebanyak 3 responden, dikategorikan perokok ringan sebesar 25,7% atau sebanyak 9 responden, dikategorikan bukan perokok 22,9%
atau
sebanyak
8
responden.
Responden perempuan yang dikategorikan perokok berat dan perokok sedang tidak ada atau
sebesar
0%,
yang
dikategorikan
perokok ringan ada sebesar 5,7% atau sebanyak
2
responden
dan
yang
dikategorikan bukan perokok sebesar 11,4% atau sebanyak 8 responden. Berdasarkan umur
diketahui bahwa responden yang
berumur 10-14 tahun yang dikategorikan
4 responden, yang dikategorikan perokok sedang sebesar 5,7% atau sebanyak 2 responden, yang dikategorikan perokok ringan sebesar 8,6% atau sebanyak 3 responden dan yang dikategorikan bukan perokok 20,0% atau sebanyak 7 responden. Responden yang berumur 15-20 tahun yang dikategorikan perokok berat sebesar 14,3% atau
sebanyak
5
responden,
yang
dikategorikan perokok sedang sebesar 2,9% atau ada 1 responden, yang dikategorikan perokok ringan sebesar 22,9% atau sebanyak 8 responden dan yang dikategorikan bukan perokok sebesar 14,3% atau sebanyak 5 responden.
Tabel 10. Gambaran umum Tindakan Merokok remaja di Pasar Bersehati Kota Manado Tindakan merokok Bukan Perokok Perokok Jumlah
n 12 23 35
Pada tabel 10 dapat kita lihat remaja
% 34,3 65,7 100 remaja untuk merokok dan untuk mencoba merokok sangat besar, dengan hasil ini dapat
perokok di Pasar Bersehati Kota Manado
kita lihat bahwa pengetahuan belum tentu
sangat tinggi yaitu sebesar 65,7% atau
bisa merubah sikap dan tindakan. Setelah
sebanyak 23 responden dan yang bukan
diuji menggunakan SPSS maka kita melihat
perokok hanya sebesar 34,3% atau 12
hasil dari hubungan antara pengetahuan dan
responden. Hal ini terjadi karena sikap
tindakan merokok pada tabel dibawah ini.
Tabel 11. Tabel Silang Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Bahaya Merokok Dengan Tindakan Merokok Remaja Di Pasar Bersehati Kota Manado. Pengetahuan tentang bahaya merokok Baik Kurang baik Total
Tindakan merokok Bukan perokok n % 10 28,6 2 5,7 12 34,3
Perokok n 22 1 23
% 62,9 2,9 65,7
n
%
p Value
32 3 35
91,4 8,6 100
0,266
Tabel di atas menunjukkan hasil nilai
kesalahan) maka H0 diterima dan dapat
probabilitas (p value) antara pengetahuan
dinyatakan bahwa tidak terdapat hubungan
dengan
antara pengetahuan tentang bahaya merokok
tindakan sebesar 0,266. Nilai
probabilitas (p value) 0,266 > 0,05 (tingkat
dengan tindakan merokok remaja di Pasar Bersehati
kota
Manado
Tabel 12. Tabel Silang Hubungan Antara Sikap tentang bahaya merokok dengan tindakan merokok remaja di Pasar Bersehati Kota Manado. Sikap tentang bahaya merokok Baik Kurang baik Total
Tindakan merokok Bukan Perokok n % 8 22,9 4 11,4 12 34,3
Perokok n 4 19 23
% 11,4 54,3 65,7
n
%
p Value
12 23 35
34,3 65,7 100
0,007
Tabel di atas menunjukkan hasil nilai
maka H0 ditolak dan dapat dinyatakan
probabilitas (p value) antara sikap dengan
bahwa terdapat hubungan antara sikap
tindakan sebesar 0,007. Nilai probabilitas (p
dengan tindakan merokok remaja di Pasar
value) 0,007 < 0,05 (tingkat kesalahan)
Bersahati
Kota
Manado
.
4. KESIMPULAN DAN SARAN Sebagian
memiliki
lain perlu diciptakan lingkungan yang
pengetahuan tentang bahaya merokok yang
mendukung perubahan sikap dan tindakan
baik (91,4%), namun sikap dan tindakan
remaja misalnya adanya perhatian dari
remaja sebagian besar dikategorikan kurang
orang tua agar dapat melarang anak mereka
baik (65,7%). Hasil dari penelitian ini
untuk merokok. Selain itu mengingat
menunjukan tidak ada hubungan antara
peraturan pemerintah Republik Indonesia
pengetahuan
No 19 Tahun 2003 tentang pengamanan
dengan
besar
remaja
tentang
tindakan
bahaya
merokok
merokok dan
ada
rokok bagi kesehatan maka kawasan pasar
hubungan antara sikap dengan tindakan
Bersehati Kota Manado dapat menjadi
merokok remaja di Pasar Bersehati Kota
kawasan
bebas
asap
rokok
Manado. Saran yang dapat diberikan antara .
DAFTAR PUSTAKA Ameli, A. 2009. Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki. Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara Medan. Anonimous. 2011. Profil PD Pasar Kota Manado. Kota Manado. Anonimous,2009.http://www.tobaccojournal.com/Vientiane_to_become_smokefree.49661.0.html Assa, B. 2009. Gambaran Perilaku Merokok Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Unsrat. Istiqomah, U. 2003. Upaya menuju generasi tanpa rokok, Surakarta, CV SETI-AJI Jordan, M. 2011. Gaya Hidup Tanpa Rokok. Yogyakarta: Lahar Publisher. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, (online), http://www.depkes.go.id/index.php/component/search/?searchword=bahaya+me rokok&ordering=&searchphrase=all, diakses 27 maret 2012) Komasari, D & Helmi AF. 2000. Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Merokok Pada Remaja. Jurnal Psikologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Universitas Gadjah Mada Press.
Mangku, S. 2000. Kekhususan Rokok Di Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana. Mc Gee. (2005). Is cigarette smoking associated with suicidal ideation among young people? : the American journal of psychology. Washington. http://www.proquest.com (online). diakses tanggal 1 juli 2012. McKenzie.J, Pinger.R, Kotecki.J, 2002. Kesehatan Masyarakat edisi 4. Penerbit buku kedokteran EGC. Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan Dan Perilaku :PT Rineka Cipta. Purwoko, Y. 2001. Memecahkan Masalah Remaja. Bandung: Penerbit Nuansa. Rif’an, A. 2010. Merokok Haram. Jakarta: PT Gramedia. Sarwono, S, 2008. Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta: CV. Rajawali Sirait, M A Dk. 2001. Perilaku Merokok Di Indonesia. Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat. Medan: Universitas Sumatera Utara. Sitepoe, M (2000). Kekhususan rokok Indonesia. Jakarta : P.T Gramedia widiasarana. Singgih. 2004. Dari Anak Sampai Usia Lanjut. Jakarta: PT Bpk Gunung Mulia. Smet, B. 1994. Psikologi kesehatan. Semarang: PT. Gramedia. Tobacco Control Support Center (TCSC). 2010. Fakta Tembakau Permasalahannya di Indonesia . Iakmi Kelompok Peneliti Seminat Pengaruh Dampak Keburukan Tembakau. WHO. 2008. Mpower Upaya Pengandalian Konsumsi Tembakau. Jakarta. WHO, 2012. Tobacco. (online) http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs339/en/index.html. (diakses tanggal 12 agustus 2012)