HUBUNGAN PAPARAN IKLAN ROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA
Soffa Soffiyani1) Andik Setiyono, S.KM., M.Kes2) dan H. Kamiel Roesman Bachtiar, dr, M.Si2) Peminatan Promosi Kesehatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi Jl. Siliwangi No. 24 PO box 164 Tlp (0265) 330 634 Tasikmalaya 46115 (http://unsil.ac. Email :
[email protected]) 1. 2.
Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi. Staf Pengajar Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi
ABSTRAK Paparan iklan rokok yang sering ditayangkan dan dilihat oleh anak dapat meningkatkan kecenderungan anak untuk merokok. Hal ini dikarenakan alam pikiran bawah sadar manusia, khususnya anak-anak sangat mudah dipengaruhi iming-iming iklan rokok. Iklan, promosi atau pun sponsor merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh produsen rokok dalam mempengaruhi remaja. Pengaruh iklan sangat mempengaruhi dalam kehidupan remaja juga. Terkadang remaja yang menjadi perokok pemula tersebut akibat iklan rokok di lingkungan mereka. Tujuan penelitian yaitu untuk Mengetahui hubungan paparan iklan rokok dengan perilaku merokok pada siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Kota Tasikmalaya. metode yang digunakan adalah deskriptif analitis dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa laki-laki kelas VIII SMP Negeri 8 Kota Tasikmalaya sebanyak 133 orang dari 10 kelas dengan teknik sampling adalah purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 57 responden. Analisis univariat bahwa paparan iklan yang dilihat siswa adalah sebanyak 9 siswa (15.79%) mengatakan sering, 48 siswa (84.21%) mengatakan kadang-kadang, Pengetahuan siswa sebagian besar adalah baik sebanyak 44 orang (77.19%), cukup sebanyak 13 orang (22.8%) dan perilaku siswa merokok sebanyak 31 orang (54.4%) mengatakan sering, dan sebanyak 26 orang (45.61%) mengatakan tidak pernah. Hasil analisa bivariat diperoleh bahwa ada hubungan pengetahuan dengan perilaku merokok pada siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Kota Tasikmalaya dengan value 0.024
Kata kunci Pustaka
: Paparan Iklan, Pengetahuan, Perilaku Merokok : 29 (2002 – 2013)
1
Abstract
Exposure to cigarette advertisements are often displayed and seen by children can increase the tendency of children to smoke . This is because the subconscious mind of man, especially children are especially susceptible to the lure of cigarette advertising . Advertisement , promotion or sponsor an activity undertaken by a cigarette manufacturer in influencing adolescents . The influence of advertising is affecting the lives of teens as well . Sometimes teens who become new smokers are due to cigarette advertising in their environment . The purpose of this study was to determine the relationship of exposure to cigarette advertising and smoking behavior in the eighth grade students of SMP Negeri 8 Tasikmalaya . method used is descriptive cross sectional analytical approach . The population in this study were all male students Junior High School eighth grade 8 Tasikmalaya many as 133 people from 10 classes with purposive sampling is a sampling technique with a total sample of 57 respondents . Univariate analysis of ad exposure seen that students are as many as 9 students ( 15.79 % ) said often , 48 students ( 84.21 % ) said sometimes, Knowledge is good most of the students were 44 people ( 77.19 % ) , quite as many as 13 people ( 22.8 % ) and the behavior of students smoking as many as 31 people ( 54.4 % ) said that often , and as many as 26 people ( 45.61 % ) say never . Bivariate analysis results obtained with the knowledge that there is a relationship of smoking behavior in eighth grade students of SMP Negeri 8 value 0.024Tasikmalaya with value 0,024
Key word : Advertising Exposure, Knowledge, Smoking Behavior
2
1.
PENDAHULUAN Masalah merokok dewasa ini telah menjadi masalah kesehatan masyarakat, karena sebagian besar masyarakat terkena dampak negatif akibat konsumsi tembakau. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menganggap perilaku merokok telah menjadi masalah yang penting bagi seluruh dunia sejak satu dekade yang lalu (Mayasari, 2007). Salah satu bentuk nyatanya adalah WHO (World Health Organization) menetapkan tanggal 31 Mei 1988 sebagai hari tanpa tembakau sedunia dan untuk seterusnya diperingati setiap tahun ditanggal 31 Mei (Rochadi, 2004). Menurut Tarigan (2007), saat ini diperkirakan jumlah perokok di dunia sebesar 1,3 milyar orang dan kematian yang diakibatkan olehnya mencapai 4, 9 juta orang per tahun. Kebiasaan merokok mempunyai berbagai permasalahan kesehatan bahkan sampai kematian. Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI, 2008) melaporkan bahwa adanya hubungan kausal antara penggunaan rokok dengan terjadinya berbagai penyakit kanker, penyakit jantung, penyakit sistem saluran pernapasan, penyakit gangguan reproduksi dan kehamilan. Risiko berbagai penyakit tersebut disebabkan pada setiap batang rokok mengandung lebih dari 4000 bahan kimia toksik dan 43 bahan penyebab kanker (karsinogenik) (Depkes RI, 2008). Kebiasaan merokok bukan lagi merupakan hal yang tabu untuk dilakukan, karena banyak yang merokok dan mereka merokok di tempat-tempat umum. Larangan merokok di tempat umum sudah dicanangkan oleh Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2003 menyatakan perlunya tercipta kawasan bebas rokok pada tempat-tempat yang menjadi akses umum. Kawasan yang dimaksud adalah tempat umum, sarana kesehatan, tempat kerja, tempat belajar mengajar, tempat ibadah dan angkutan umum. Penelitian yang dilakukan oleh American Journal of Public Health tentang Bahaya Merokok menyatakan bahwa ada 42.000 perokok pasif yang meninggal setiap tahunnya, dari korban tersebut 900 diantaranya adalah bayi. Angka kemungkinan 600.000 orang lainnya akibat merokok berpotensi meninggal. Kerugian materi pun meningkat sekitar 6,6 miliar USD akibat berkurangnya produktivitas SDM yang merokok (Dien, 2012). Berdasarkan hasil riset yang dilakukan Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat tahun 2007 menyatakan bahwa, jumlah perokok aktif di Propinsi Jawa Barat mencapai 26,7%. Hasil riset yang dilakukan Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat tersebut menyatakan bahwa, kebiasaan merokok didominasi oleh usia 15 sampai dengan 19 tahun, dimana prosentasenya mencapai 50,4% disusul kelompok usia 20 sampai dengan 24 tahun sekitar 24,7%, usia kelompok umur 10 sampai dengan 14 tahun 11,9%, usia 25 sampai dengan 29 tahun 7,1% dan kelompok usia diatas 30 tahun 5,8% (Profil Kesehatan Indonesia, 2008). Pemerintah telah mengupayakan untuk membatasi konsumsi rokok sudah dijalankan dimulai dari peringatan besar yang ada di label rokok tersebut hingga promosi kesehatan dengan adanya zat terkandung dalam rokok, akibat dari rokok terhadap tubuh dan lain sebagainya, akan tetapi masih saja tidak pernah dilihat atau diimplementasikan mengenai peraturan tersebut sehingga perilaku merokok tetap dilakukan. Karakteristik umum perkembangan remaja salah satunya adalah memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (high curiosity). Rasa ingin tahu yang tinggi dapat mendorong remaja yang cenderung ingin bertualang, menjelajah segala sesuatu, dan mencoba segala sesuatu yang belum pernah dialaminya. Keinginan seperti orang dewasa menyebabkan remaja ingin mencoba melakukan apa yang sering dilakukan oleh orang dewasa. Akibatnya, tidak jarang secara sembunyi-sembunyi,
3
remaja pria mencoba merokok karena sering melihat orang dewasa melakukannya. Seolah-olah dalam hati kecilnya berkata bahwa remaja ingin membuktikan kalau sebenarnya dirinya mampu berbuat seperti yang dilakukan orang dewasa (Ali.M, 2010). Remaja memerlukan bimbingan agar rasa ingin tahunya yang tinggi dapat terarah kepada kegiatan- kegiatan yang positif, kreatif dan produktif. Kenyataannya yang terjadi adalah para remaja melakukan kegiatan yang mengarah ke arah negatif seperti kebiasaan merokok. Dampak negatif dari rokok sangatlah besar bagi kehidupan manusia dilihat dari kesehatan banyaknya efek samping yang ditimbulkan rokok yang mengakibatkan kematian, dilihat dari sisi sosial mengakibatkan pencemaran udara di sekitar perokok yang juga akan mengakibatkan perokok pasif memiliki dampak yang sama dengan si perokok, dilihat dari sisi ekonomi bahwa masyarakat mengkonsumsi rokok tidaklah sedikit untuk mengeluarkan uang baik dari tingkat ekonomi rendah maupun tinggi. Studi penelitian di DKI Jakarta (2009) menunjukkan bahwa 99,7 persen remaja melihat ikan rokok di televisi, 86,7 persen remaja melihat iklan rokok di media luar ruang, 76,2 persen remaja melihat iklan rokok di majalah dan koran, 81 persen remaja pernah mengikuti kegiatan yang disponsori oleh industri rokok (Maru, 2013). Hasil dari kegiatan periklanan menyimpulkan bahwa iklan, promosi dan sponsor rokok bisa merangsang anak untuk inisiasi merokok, mendorong perokok anak untuk tetap terus merokok, dan mendorong perokok anak yang sudah berhenti merokok untuk kembali merokok (Maru, 2013). Paparan iklan rokok yang sering ditayangkan dan dilihat oleh anak dapat meningkatkan kecenderungan anak untuk merokok. Hal ini dikarenakan alam pikiran bawah sadar manusia, khususnya anak-anak sangat mudah dipengaruhi iming-iming iklan rokok. Paparan iklan rokok yang begitu sering dilihat anak akan terekam begitu jelas dan nyata dalam alam pikiran bawah sadar anak mengakibatkan anak menjadi begitu akrab dengan rokok akibat paparan berulangulang (Liza, 2013). Salah satu iklan rokok yang digemari remaja adalah iklan rokok A Mild dengan label “A”, diproduksi oleh PT HM Sampoerna Tbk, selalu melakukan perubahan dan pembaharuan sesuai dengan keinginan para remaja yang ingin mencoba hal yang baru. Rokok tersebut menawarkan keamanan dan kenyamanan merokok dengan rendah kadar tar dan nikotin, serta adanya slogan yang selalu segar bagi para remaja misalnya tema “Bukan Basa Basi” (BBB), versi “Kalau benda bisa ngomong”, “Silahkan Bicara” yang diikuti dengan gambar mulut yang tertutup plester. Slogan tersebut sangat efektif dalam mempengaruhi remaja bahwa remaja senang dengan keterbukaan, dan berhak melakukan sesuatu seperti yang dilakukan orang dewasa (Purwaningwulan, 2007). Iklan, promosi atau pun sponsor merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh produsen rokok dalam mempengaruhi remaja. Pengaruh iklan sangat mempengaruhi dalam kehidupan remaja juga. Terkadang remaja yang menjadi perokok pemula tersebut akibat iklan rokok di lingkungan mereka. Hasil penelitian dari Sargent dkk (2009), Fatimah (2010) dan Dewi (2007) menyatakan bahwa paparan iklan rokok sangat berpengaruh signifikan terhadap perilaku remaja. Paparan iklan merupakan sebuah keadaan dimana seseorang dapat mengetahui adanya suatu iklan yang disebarluaskan melalui berbagai media. SMP Negeri 8 Kota Tasikmalaya merupakan salah satu sekolah favorit berdasarkan survei awal diperoleh informasi bahwa belum pernah dilakukan penelitian tentang merokok kepada siswa kelas VIII. Kelas VII SMP Negeri 8 Kota Tasikmalaya diperoleh dari 20 orang sebanyak 7 orang (35%) merokok, siswa kelas VIII diperoleh dari 20 orang bahwa sebanyak 16 siswa (80%) dan siswa kelas IX dari 20 orang sebanyak 13 orang (65%) merokok. 4
Pertimbangan pengambilan sampel penelitian di kelas VIII karena memiliki kebiasaan merokok yang paling banyak. Penelitian di SMP Negeri 8 Kota Tasikmalaya kelas VIII karena merupakan kelas pertengahan juga kelas 2 menuju kepada usia remaja yang mencari jati diri remaja sehingga segala hal yang baru ingin dicobanya. Masa remaja merupakan masa yang sangat penting dan krisis sehingga memerlukan dukungan serta pengarahan yang positif dari keluarga ataupun lingkungan sekolah. Berdasarkan uraian tersebut di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan paparan iklan rokok dengan perilaku merokok pada remaja laki-laki siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Kota Tasikmalaya. 2. Tujuan Penelitian Mengetahui hubungan paparan iklan rokok dengan perilaku merokok pada siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Kota Tasikmalaya 3. Metode Penelitian Penelitian yang digunakan adalah survey dengan metode deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang berdasarkan data yang dikumpulkan selama penelitian secara sistematis mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat dari obyek yang diteliti dengan menggabungkan hubungan antar variabel yang terlibat didalamnya, kemudian diinterpretasikan berdasarkan teori-teori dan literatur-literatur yang berhubungan penelitian (Notoatmodjo, 2007) dengan pendekatan cross sectional. Data-data yang diteliti dan diolah merupakan data temuan di lapangan yang diperoleh dari pengisian kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa laki-laki kelas VIII SMP Negeri 8 Kota Tasikmalaya sebanyak 133 orang dari 10 kelas. Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2002) teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan tiap kelas atau strata. Jumlah sampel 57 orang. 4.
Hasil Penelitian a. Umur Siswa Berdasarkan penelitian di SMP Negeri 8 Kota Tasikmalaya diperoleh bahwa umur siswa rata-rata adalah 13.94. untuk lebih jelasnya dilihat pada tabel di bawah ini : Distribusi Frekuensi Umur Remaja Laki-laki Siswa Kelas VIII SMPN 8 Kota Tasikmalaya Umur Siswa
f
%
13 Tahun
16
28.07
14 Tahun
28
49.12
15 Tahun
13
22.81
Jumlah
57
100
Berdasarkan tabel diatas diperoleh bahwa umur Siswa SMP Negeri 8 Kota Tasikmalaya sebagian besar adalah 14 tahun sebanyak 28 Orang (49.12%), 13 tahun sebanyak 16 orang (28.07%) dan 15 tahun sebanyak 13 orang (22.81%)
5
b. Uang Saku Berdasarkan penelitian di SMP Negeri 8 Kota Tasikmalaya diperoleh bahwa uang saku siswa rata-rata adalah Rp. 6816. untuk lebih jelasnya dilihat pada tabel di bawah ini : Distribusi Frekuensi Uang Saku Remaja Laki-laki Siswa Kelas VIII SMPN 8 Kota Tasikmalaya Uang Saku
f
%
4.000 -14.500
53
92.98
> 14.500 – 25.000
4
7.02
Jumlah
57
100
Berdasarkan tabel diatas uang saku siswa SMPN 8 Kota Tasikmalaya dengan rata-rata 6816 yaitu lebih besar dari rata-rata tersebut, uang saku siswa 4.000 – 14.500 sebanyak 53 orang (92.98% dan >14.500 – 25.000 sebanyak 4 orang (7.02%). c. Merokok Siswa Berdasarkan penelitian di SMP Negeri 8 Kota Tasikmalaya diperoleh bahwa siswa yang merokok dan siswa yang tidak merokok dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Distribusi Frekuensi Merokok Remaja Laki-laki Siswa Kelas VIII SMPN 8 Kota Tasikmalaya Merokok Siswa
f
%
Merokok
31
54.39
Tidak Merokok
26
43.86
Jumlah
57
100
Berdasarkan tabel diatas diperoleh bahwa sebanyak 31 siswa merokok (54.39%) dan tidak merokok sebanyak 26 orang (43.86%). d. Anggota Keluarga yang Merokok Berdasarkan penelitian di SMP Negeri 8 Kota Tasikmalaya diperoleh bahwa anggota keluarga siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Distribusi Frekuensi Anggota Keluarga Remaja Laki-laki Siswa Kelas VIII SMPN 8 Kota Tasikmalaya yang Merokok Anggota Keluarga yang merokok
f
%
Merokok
55
96.49
Tidak Merokok
2
3.51
Jumlah
57
100
6
Berdasarkan tabel diatas diperoleh bahwa sebanyak 55 siswa (54.39%) mengatakan anggota keluarganya merokok dan sebanyak 2 orang (3.51%) mengatakan anggota keluarganya tidak merokok. e. Banyaknya Anggota Keluarga yang Merokok Berdasarkan penelitian di SMP Negeri 8 Kota Tasikmalaya diperoleh bahwa banyaknya anggota keluarga siswa yang merokok dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Distribusi Frekuensi Anggota Keluarga yang Merokok Pada Remaja Lakilaki Siswa Kelas VIII SMPN 8 Kota Tasikmalaya Banyaknya Anggota Keluarga yang merokok
f
%
1 orang
50
87.72
2 orang
5
8.77
Tidak Ada
2
3.51
Jumlah
57
100
Berdasarkan tabel diatas diperoleh bahwa sebanyak 50 orang siswa (87.72%) mengatakan 1 orang anggota keluarga yang merokok dan 5 orang siswa (8.77%) mengatakan 2 orang anggota keluarga yang merokok dan sebanyak 2 orang (3.51%) mengatakan tidak ada anggota keluarga yang merokok. f. Iklan Rokok yang Paling Menarik Berdasarkan penelitian di SMP Negeri 8 Kota Tasikmalaya diperoleh bahwa iklan rokok yang paling menarik adalah dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Distribusi Frekuensi Iklan Rokok yang Paling Menarik Pada Remaja Laki-laki Siswa Kelas VIII SMPN 8 Kota Tasikmalaya Iklan Rokok Tidak ada LA Mild Sampoerna Mild Djarum Dunhill Class mild
Jumlah
f
%
18 18 8 10 1 2
31.58 31.58 14.04 17.54 1.75 3.51
57
100
Berdasarkan tabel diatas diperoleh bahwa iklan rokok yang paling menarik adalah LA Mild sebanyak 18 orang (31.58%) dan terendah adalah Dunhill sebanyak 1 orang (1.75%) dan yang tidak menyukai iklan rokok sebanyak 18 orang (31.58%). g. Bentuk Pembelian Rokok Berdasarkan penelitian di SMP Negeri 8 Kota Tasikmalaya diperoleh bahwa bentuk pembelian rokok dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
7
Distribusi Frekuensi Bentuk Pembelian Rokok oleh Remaja Laki-laki Siswa Kelas VIII SMPN 8 Kota Tasikmalaya Bentuk pembelian rokok Eceran Bungkus
Jumlah
f
%
14 17
45.16 54.84
31
100
Berdasarkan tabel diatas diperoleh bahwa bentuk pembelian adakah eceran sebanyak 14 orang (45.16%) dan bungkus sebanyak 17 orang (54.84%). h. Paparan Iklan Berdasarkan penelitian di SMP Negeri 8 Kota Tasikmalaya diperoleh bahwa paparan iklan dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Distribusi Frekuensi Paparan Iklan Paparan Iklan
f
Sering Kadang-kadang
9 48
Jumlah
57
% 15.79 84.21
100
Berdasarkan tabel diatas diperoleh bahwa paparan iklan yang dilihat siswa adalah sebanyak 9 siswa (15.79%) mengatakan sering, 48 siswa (84.21%) mengatakan kadang-kadang. i. Perilaku Berdasarkan penelitian di SMP Negeri 8 Kota Tasikmalaya diperoleh bahwa perilaku merokok siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Distribusi Frekuensi Perilaku Merokok Remaja Laki-laki Siswa Kelas VIII SMPN 8 Kota Tasikmalaya Perilaku merokok Sering Tidak Pernah
Jumlah
f
%
31 26
54.4 45.6
57
100
Berdasarkan tabel diatas diperoleh bahwa perilaku siswa merokok sebanyak 31 orang (54.4%) mengatakan sering, sebanyak dan sebanyak 26 orang (45.61%) mengatakan tidak pernah. j. Pengetahuan Berdasarkan penelitian di SMP Negeri 8 Kota Tasikmalaya diperoleh bahwa pengetahuan siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
8
Hasil Jawaban Pengetahuan Remaja Laki-laki Siswa Kelas VIII SMPN 8 Kota Tasikmalaya No 1 2 3 4 5 6 7 8
9
Benar
Soal Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah Rokok adalah salah satu zat adiktif yang didalamnya mengandung nikotin dan tar Perokok pasif adalah orang yang tidak merokok tetapi orang yang menghisap asap rokok dari orang yang merokok Kebiasaan merokok dapat menyebabkan timbulnya kecacatan pada janin Perokok pasif dapat terkena serangan jantung Bahan dari rokok adalah kertas tembakau dan cengkeh Efek yang ditimbulkan bagi kesehatan dari merokok Rasa tidak enak di mulut Efek samping merokok adalah adanya gangguan kesuburan, kemandulan, kanker payudara, keguguran Zat yang terkandung dalam rokok adalah Heroin dan amfetamin yang bersifat merangsang otak yang mempunyai efek ketagihan
Salah
f
%
f
%
48
84.21
9
15.79
50
87.72
7
12.28
53
92.98
4
7.02
49
85.96
8
14.04
39
68.42
18
31.58
42
73.68
15
26.32
44
77.19
13
22.81
51
89.47
6
10.53
44
77.19
13
22.81
Berdasarkan tabel di atas diperoleh bahwa tertinggi jawaban siswa yang dijawab dengan benar adalah tentang Perokok pasif adalah orang yang tidak merokok tetapi orang yang menghisap asap rokok dari orang yang merokok yaitu sebanyak 53 orang (92.98%). Lebih jelasnya tingkat pengetahuan siswa dapat dilihat pada tabel 4.11 di bawah ini : Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Laki-laki Siswa Kelas VIII SMPN 8 Kota Tasikmalaya Pengetahuan Baik Cukup
Jumlah
f
%
44 13
77.2 22.8
57
100
Berdasarkan tabel diatas pengetahuan siswa sebagian besar adalah baik sebanyak 44 orang (77.19%), cukup sebanyak 13 orang (22.8%). k. Sikap Berdasarkan penelitian di SMP Negeri 8 Kota Tasikmalaya diperoleh bahwa sikap siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
9
Hasil Isian Jawaban Sikap Remaja Laki-laki Siswa Kelas VIII SMPN 8 Kota Tasikmalaya No 1
2
3
4 5 6 7 8 9
10
11
12
13
14
Pernyataan Merokok dapat merusak organ pencernaan Kandungan zat dalam rokok dapat memberikan kerugian pada diri Saat menghisap asap rokok, kepulan asap yang anda keluarkan sangat merugikan bagi orang di sekeliling anda Anda merokok karena kebiasaan keluarga Saat merokok tidak mempedulikan orang di sekitar anda Merasa tenang saat merokok Merasa takut saat merokok Rokok bias didapat dengan mudah Manfaat merokok memberikan ketenangan pada diri perokok Zat yang terkandung dalam rokok dapat menyebabkan ketergantungan terhadap merokok Kepercayaan diri meningkat saat merokok Dengan dibarengi merokok anda merasa yakin dapat melakukan aktivitas yang anda kerjakan Merokok dapat menghasilkan ide yang cemerlang Merokok bisa menghilangkan kejenuhan dan dapat menjadi teman dalam sepi
SS
S
R
TS
STS %
f
%
f
%
f
%
f
%
f
10
14.29
18
25.71
13
18.57
15
21.43
1
1.43
13
18.57
12
17.14
2
2.86
26
37.14
4
5.71
14
20.00
9
12.86
7
10.00
27
38.57
0
-
0
-
6
8.57
7
10.00
31
44.29 13 18.57
0
-
3
4.29
22
31.43
25
35.71
7 10.00
0
-
15
21.43
23
32.86
17
24.29
2
2.86
2
2.86
24
34.29
15
21.43
14
20.00
2
2.86
1
1.43
19
27.14
22
31.43
15
21.43
0
-
0
-
12
17.14
14
20.00
30
42.86
1
1.43
7
10.00
17
24.29
22
31.43
7
10.00
4
5.71
0
-
14
20.00
15
21.43
25
35.71
3
4.29
0
-
9
12.86
14
20.00
24
34.29 10 14.29
3
4.29
3
4.29
18
25.71
23
32.86 10 14.29
5
7.14
9
12.86
5
7.14
35
50.00
10
3
4.29
Berdasarkan tabel di atas yang paling sering menyatakan sangat setuju adalah mengenai pernyataan saat menghisap asap rokok, kepulan asap yang anda keluarkan sangat merugikan bagi orang di sekeliling anda yaitu sebanyak 14 orang (20%). Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi sikap dengan kategori positif dan negatifnya. Distribusi Frekuensi Sikap Remaja Laki-laki Siswa Kelas VIII SMPN 8 Kota Tasikmalaya Sikap
f
Positif Negatif
26 31
Jumlah
57
% 45.61 54.39
100
Berdasarkan tabel di atas siswa yang memiliki pengetahuan sebanyak 26 orang (45.61%) dan negatif sebanyak 31 orang (54.39%).
positif
l. Hubungan Paparan Iklan dengan Perilaku Merokok Remaja Laki-laki Siswa Kelas VIII SMPN 8 Kota Tasikmalaya Berdasarkan hasil penelitian tentang paparan iklan dengan perilaku siswa merokok dapat dilihat pada tabulasi silang di bawah ini : Hubungan Paparan Iklan Dengan Perilaku Merokok Remaja Laki-laki Siswa Kelas VIII SMPN 8 Kota Tasikmalaya Paparan Iklan Kadang Sering Total
Perilaku Siswa Merokok Tidak pernah Sering F % F % 25 52.1 23 47.9 1 11.1 8 88.9 26 45.6 31 54.4
Jumlah F 48 9 57
% 100 100 100
Berdasarkan tabel di atas diperoleh sebagian besar paparan iklan yang dilihat siswa adalah kadang-kadang dengan perilaku merokok tidak pernah sebanyak 25 orang (52.1%) dan sering sebanyak 23 orang (47.9%), sedangkan dengan melihat paparan iklan sering, sebanyak 1 orang (11.1%) tidak pernah merokok dan 8 orang (88.9%) sering melihat iklan dan merokok. m. Hubungan pengetahuan dengan perilaku merokok Remaja Laki-laki Siswa Kelas VIII SMPN 8 Kota Tasikmalaya Berdasarkan hasil penelitian tentang pengetahuan dengan perilaku siswa merokok dapat dilihat pada tabulasi silang di bawah ini :
11
Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Merokok Remaja Laki-laki Siswa Kelas VIII SMPN 8 Kota Tasikmalaya Pengetahuan Baik Cukup Total
Perilaku Siswa Merokok Tidak pernah Sering F % F % 16 36.4 28 63.6 10 76.9 3 23.1 26 45.6 31 54.4
Jumlah F 44 13 57
% 100 100 100
p Value
0.024
Berdasarkan tabel di atas diperoleh sebagian besar pengetahuan siswa adalah baik yaitu sebanyak 28 orang (63.6%) mempunyai perilaku sering merokok dan sebanyak 16 orang (36.4%) mempunyai perilaku tidak pernah merokok. Berdasarkan uji hipotesis dapat disimpulkan bahwa Ada hubungan pengetahuan dengan perilaku merokok pada siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Kota Tasikmalaya dengan value 0.024 karena lebih kecil dari nilai =0.05. 5.
Simpulan Adapun kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Paparan iklan yang dilihat siswa adalah sebanyak 9 siswa (15.79%) mengatakan sering, 48 siswa (84.21%) mengatakan kadang-kadang b. Pengetahuan siswa sebagian besar adalah baik sebanyak 44 orang (77.19%), cukup sebanyak 13 orang (22.8%) c. Perilaku siswa merokok sebanyak 31 orang (54.4%) mengatakan sering, dan sebanyak 26 orang (45.61%) mengatakan tidak pernah d. Ada hubungan pengetahuan dengan perilaku merokok pada siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Kota Tasikmalaya dengan value 0.024.
6.
Saran a. Diharapkan sekolah mampu untuk menerapkan kebijakan untuk tidak merokok baik di kelas maupun di luar kelas sehingga dapat mencegah anak usia remaja untuk tidak merokok dan diharapkan sekolah juga dapat mengadakan kegiatan sekolah di luar sekolah seperti adanya seminar kesehatan, mengadakan bakti sosial dari sekolah, sehingga siswa mampu mengikuti kegiatan-kegiatan positif untuk mengisi waktu luang siswa. b. Diharapkan keluarga dapat dengan tegas untuk anaknya jangan merokok sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan anaknya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Aby. 2012. Rokok Pengaruhi Kualitas Sperma. Terdapat di http://www.poskotanews. com/2012/09/06/rokok-pengaruhi-kualitas-sperma/ diakses tanggal 16 September 2013. Ali, 2010, Psikologi Remaja, Perkembangan peserta didik,Bumi Aksara,Jakarta Alimul H, Aziz. (2003). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medica. Azwar, Azrul. 2005, Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Bina rupa aksara. Azwar, S.2010. Sikap Manusia teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Azwar, S.2010.Sikap Manusia teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Barbara. 2005. Perilaku Agresif. Yogyakarta.Pustaka Pelajar Depkes RI, 2008. Profil. Kesehatan indonesia. 2008. Departemen Kesehatan R.I. Dien, 2012. Bahaya Rokok Bagi Kesehatan Yang Harus Anda Ketahui. Terdapat di http://www.sahabatsehat.info/2012/12/bahaya-rokok.html diakses tanggal 15 September 2013. Ferdinand, 2005. Rokok. Terdapat di http://kesehatan.kompasiana.com/ medis/2013/08/15/rokok-581165.html diakses tanggal 13 September 2013 Gondodiputro, 2007. Bahaya Tembakau Dan Bentuk-Bentuk Sediaan Tembakau. Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung. Hans Tendra. 2003. Merokok dan Kesehatan. Surabaya. http://yahoo.com Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005. KBBI. Kasali, Rhenald, 1995. Manajemen Periklanan. Pustaka Utama Grafiti, Jakarta. Kismantoro, 2009. Merokok Meningkatkan Resiko PMS (Pra Menstruasi Syndrom) http://hismadinda.blogspot.com/2010_12_01_archive.html Liliweri, Alo. 2008. Dasar- Dasar Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta.
Pustaka Pelajar Offset,
Liza, 2013. Iklan tingkatkan kecenderungan anak merokok. http://www.antara news.com/berita/355752/iklan-tingkatkan-kecenderungan-anak-merokok
13
Maru, 2013. Jangan Ada Lagi Iklan Rokok . Terdapat di http://warungkopi.okezone .com/showthread.php?4980-Jangan-Ada-Lagi-Iklan-Rokok&p=9963 Ningkelle, 2009. Ada apa dengan Rokok. Terdapat di http://kesehatan.kompasiana. com /medis/2013/08/13/ada-apa-dengan-rokok-584057.html diakses tanggal 16 September 2013 Notoatmodjo, S. (2003). Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Prastowo Mardjikoen 2005. Rokok dan Kehamilan, Majalah Obstetri dan Ginekologi Indonesia. Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia: Yogyakarta. Purwaningwulan, 2007, Fenomena Iklan Rokok Sampoerna A Mild Dalam Persfektif Semiotika Komunikasi, Majalah Ilmiah UNIKOM. Bandung. Rakhmat, Jalaludin. 2002. Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. PT.Remaja Rosdakarya. Bandung Rika Mayasari.2007..Pengaruh Kebiasaan Merokok Terhadap. Keparahan Penyakit Periodental Remaja SMA di Kota Medan. Rochadi,K.2004.Hubungan Konformitas dengan perilaku Merokok pada Remaja sekolah SMUN di 5 wilayah DKI Jakarta. Disertasi Program Pasca Sarjana Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Sobur, 2003. Periklanan; komunikasi Pamasaran Terpadu, Jakarta, Ramdina rakasa Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang. Remaja dan Permasalahannya. Sagung Seto, Jakarta Tarigan, 2007. Factor-faktor yang Mempengaruhi Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Untuk Merokok di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan Sidqi,
2012. Ternyata Ini “Manfaat” Rokok terdapat di http://sidqiridho.blogspot.com/2012/10/ternyata-ini-manfaat-rokok.html diakses tanggal 24 September 2013.
14