perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERILAKU MEROKOK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SELOGIRI WONOGIRI : STUDI KASUS
SKRIPSI
Oleh :
Indradi Dhany Sutopo K3105007
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
commiti to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Pembimbing II
Dra. Sri Wiyanti, M.Si
Drs. Edy Legowo, M.Pd
NIP. 195208141984032001
NIP. 195703241983031002
commitii to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan di terima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari
:
Tanggal
:
Tim Penguji Skripsi Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Drs. R. Indianto, M.Pd.
Sekretaris
: Dra. Siti Mardiyati, M.Si.
Anggota I
: Dra. Sri Wiyanti, M.Si.
Anggota II
: Drs. Edy Legowo, M.Pd.
Disahkan oleh : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Dekan
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP.196007271987021001
commitiiito user
.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Indradi Dhany Sutopo, Perilaku Merokok Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Selogiri Wonogiri : Studi Kasus. Skripsi, Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Desember 2011. Fokus Penelitian ini adalah 1) Bagaimana bentuk perilaku merokok di sekolah pada dua siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Selogiri, 2) Apakah yang menjadi faktor penyebab dua siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Selogiri melakukan merokok di sekolah, 3) Bagaimana akibat perilaku merokok di sekolah bagi dua siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Selogiri. Tujuan penelitian yang akan dicapai adalah 1) Mendeskripsikan perilaku merokok kepada dua siswa kelas VIII di sekolah, 2) Mendeskripsikan faktor penyebab dua siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Selogiri merokok di sekolah, 3) Menjelaskan akibat perilaku merokok di sekolah bagi dua siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Selogiri Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang mengambil lokasi di SMP Negeri 2 Selogiri Wonogiri. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi dan wawancara. Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif fenomenologis yaitu memberi gambaran tentang pelanggaran tata tertib disekolah yaitu kebiasaan merokok berdasarkan temuan-temuan dilapangan. Melalui analisis data dapat disimpulkan bentuk perilaku merokok di sekolah yaitu merokok dilakukan pada saat jam istirahat, jam kosong, membolos dan pada saat pulang sekolah atau diluar sekolah bersama teman-temannya. Rokok didapatkan dengan cara membeli di warung atau toko dekat sekolah dengan uang jajannya. Tempat biasa merokok yaitu di kantin, aula sekolah, warnet dan rumah teman yang sepi yang dilakukan bersama teman-temannya. Faktor-faktor yang menyebabkan merokok adalah perilaku merokok dipengaruhi dari teman-temannya yang suka merokok, kurangnya memahami pendidikan dan kesehatan serta bahaya merokok dan kurangnya perhatian serta pengawasan orang tua. Akibat yang ditimbulkan dari perilaku merokok yaitu rasa malas untuk belajar sehingga tidak memperhatikan pada saat guru menyampaikan materi pelajaran, mendapatkan sanksi berupa skor sesuai dengan pelanggaran, mendapatkan teguran dari guru BK dan guru kelas, malas mengerjakan tugastugas yang diberikan oleh guru dan orang tua mendapat panggilan ke sekolah.
commitivto user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
tetapi membuat dirinya berkualitas,sehingga Allah akan memilihnya daripada
Sesungguhnya, sesudah kesulitan ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain dan hanya kepada
(QS. Al-Insyirah: 6-8)
Belajarlah dari pengalaman masa lalu, karena pengalaman mengajarkan arti keburukan, kebaikan dan keberhasilan ( Indradi D.S )
commitv to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan Kepada: 1. Orang tuaku tercinta. 2. Adikku yang tersayang. 3. Seseorang
yang
selalu
memberiku semangat
4. Teman-teman prodi BK yang selalu mendukungku. 5. Orang-orang yang menyayangiku dan selalu mendukungku.
commitvito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta hanya kepada-Nya manusia memohon pertolongan atas segala urusan dunia, akherat dan agama. Semoga keselamatan dan kesejahteraan selalu di limpahkan kepada Rasulullah SAW, keluarganya, dan para pengikut semua. Berkat petunjuk dan pertolongan-Nya serta bimbingan dari Bapak dan Ibu pembimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi pendidikan dan akan menjadikan bahan pemikiran dalam rangka perbaikan mutu pengajaran di sekolah. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak pihakpihak yang memberikan bantuan, arahan, dan bimbingan sehingga pada kesempatan ini diucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat : 1. Bapak Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian dalam rangka menyusun skripsi. 2. Bapak Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui dan mengesahkan judul skripsi yang telah diajukan.
commitviito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Ibu Dra. Siti Mardiyati, M.Si selaku Ketua Program Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan arahan dalam penulisan skripsi. 4. Ibu Dra. Sri Wiyanti, M.Si dan Bapak Drs. Edy Legowo, M.Pd selaku Dosen pembimbing I dan II yang dengan kesungguhan dan penuh keikhlasan membimbing, mengarahkan, dan memberikan petunjuk dalam menyusun skripsi ini. 5. Bapak Drs. Suroso Selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Selogiri Wonogiri yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 2 Selogiri Wonogiri. 6. Seluruh warga SMP Negeri 2 Selogiri Wonogiri yang telah memberikan bantuan dan menjadi tempat penelitian dilaksanakan. 7. Bapak, Ibu dan Adikku tersayang yang telah memberikan dorongan dan doanya. 8. Teman-temanku yang telah memberi motivasi. semoga amal dan kebaikan Bapak, Ibu dan teman-teman semua mendapat imbalan yang berlimpah dari Allah SWT.
commit viiito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi perkembangan BK disekolah dan sebagai pembelajaran bagi siswa-siswa SMP untuk berperilaku sesuai tata tertib sekolah.
Surakarta, Desember 2011
Penulis
commitixto user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL
i
HALAMAN PERSETUJUAN
ii
HALAMAN PENGESAHAN
iii
ABSTRAK
iv
HALAMAN MOTTO
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
vi
KATA PENGANTAR
vii
DAFTAR ISI
ix
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1
B. Fokus Penelitian
6
C. Tujuan Penelitian
7
D. Manfaat Penelitian
8
BAB II. LANDASAN TEORI 1. Tinjauan Pustaka
9
A. Pengertian
9
commitx to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Perilaku Merokok Sebagai Pelanggaran Tata Tertib C.
..
D. Faktor-Fakt
..
1. Faktor alasan remaja merokok
15 17 17
2. Lingkungan yang mempengaruhi remaja merokok
18
BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian
20
B. Metode Penelitian
20
C. Sumber Data
21
D. Teknik Pengumpulan Data
22
E. Validitas Data
23
F. Analisis Data
23
BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Paparan Data Penelitian
26
1. Lokasi SMP Negeri 2 Selogiri 2. Tempat
26 ...
3. Analisis Data Perilaku Merokok
26 30
a. Bentuk Perilaku Merokok Di Sekolah
31
b. Faktor Penyebab Merokok Di Sekolah
33
c. Akibat Perilaku Merokok Di Sekolah
34
commitxito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Pandangan Pihak Terkait Tentang Perilaku Merokok Sebagai Bentuk Pelanggaran Tata Tertib Di Sekolah Oleh Subjek Penelitian Yaitu Dona dan Arif di SMP
37
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan
42
B. Saran
43
DAFTAR PUSTAKA
44
LAMPIRAN
commitxiito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Pedoman Wawancara Bagi Subjek Lampiran 2. Pedoman Wawancara Bagi Guru BK Lampiran 3. Pedoman Wawancara Bagi Wali Kelas Lampiran 4. Pedoman Wawancara Bagi Ketua Kelas Lampiran 5 Pedoman Wawancara Bagi Orang Tua Lampiran 6 Jawaban Pertanyaan Pedoman Wawancara Bagi Subjek 1 Lampiran 7 Jawaban Pertanyaan Pedoman Wawancara Bagi Subjek 2 Lampiran 8 Jawaban Pertanyaan Pedoman Wawancara Bagi Guru BK Lampiran 9 Jawaban Pertanyaan Pedoman Wawancara Bagi Wali Kelas Subjek 1 Lampiran 10 Jawaban Pertanyaan Pedoman Wawancara Bagi Wali Kelas Subjek2 Lampiran 11 Jawaban Pertanyaan Pedoman Wawancara Bagi Ketua KelasSubjek1 Lampiran 12 Jawaban Pertanyaan Pedoman Wawancara Bagi Ketua KelasSubjek2 Lampiran 13 Jawaban Pertanyaan Pedoman Wawancara Bagi Orang Tua Subjek 1 Lampiran 14 Jawaban Pertanyaan Pedoman Wawancara Bagi Orang Tua Subjek 2
commit xiiito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan teknologi
di
bidang informasi
yang
sangat pesat
menimbulkan berbagai pengaruh, baik yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif. Pengaruh yang bersifat positif antara lain terbukanya jendela informasi di berbagai ilmu pengetahuan dari dalam maupun luar negeri, munculnya bermacam-macam media masa dan film yang sifatnya menambah pengetahuan. Pengaruh yang bersifat negatif antara lain munculnya tayangan di media cetak maupun elektronika yang tidak sesuai dengan perkembangan anak dan budaya bangsa Indonesia contohnya segi negatif di internet anak dapat dengan mudah bisa melihat gambar dan film porno, di jejaring sosial anak dengan mudah berkenalan dengan orang lain dan tayangan televisi yang sebagian tidak tidak mendidik dan tidak sesuai perkembangan anak. Anak-anak remaja sangat rentan terhadap pengaruh dari luar misalnya lingkungan bermain, lingkungan masyarakat yang terkadang membawa pengaruh buruk bagi perkembangan anak yakni lingkungan dengan adanya
dewasa yang suka merokok, berjudi bahkan minum-minuman keras, selain itu juga pengaruh dari berbagai macam media cetak maupun elektronika, khususnya televisi.
commit1 to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
Anak sangat mengharapkan peranan positif dan kewibawaan orang tua, guru serta lingkungan yang dibanggakan, karena anak masih bersikap mencari-cari atau seringkali ragu-ragu dan kurang pengalaman. Penilaian anak tentang masalah kebaikan, kesucian, keindahan, dan kebenaran masih belum lengkap dan mantap. Penilaian itu sangat dipengaruhi oleh sikap yang belum dewasa yang ditandai sifatnya yang berpusat pada kepentingan diri sendiri. Di samping itu adanya kecenderungan untuk menentang atau trotzalter ke dua (Atkinson, 1999: 55). Pada masa ini bercirikan ekspresi-ekspresi khas seperti: suka mogok, tidak patuh, keras kepala, suka memprotes, melancarkan banyak kritik, sombong, merasa sudah dewasa, acuh tak acuh, suka berlagak, agresif, cepat marah dan suka besar mulut. Pada umumnya anak remaja memiliki kecenderungan suka melanggar tata aturan di rumah dan suka menentang peraturan-peraturan, meremehkan arti pendidikan, melanggar disiplin dan ketertiban di rumah maupun di sekolah serta meremehkan lingkungan (Kartini Kartono, 1999:162). Peraturan
sekolah
oleh
anak
dianggap
tidak
sesuai
dengan
keinginannya, sehingga muncul niat untuk melanggar peraturan tersebut seperti tidak ikut pelajaran sekolah malah nongkrong di kantin sekolah dan sering bolos sekolah karena tidak suka dengan guru dan mata pelajarannya. Hal ini didukung adanya tindakan guru yang kurang tegas menghadapi anak yang berperilaku nakal sehingga guru dituntut memberikan prioritas lebih agar siswa mengikuti tata tertib di sekolah maupun tata tertib lingkungan pergaulan mereka
sendiri.
Pengalaman
pendidikan
commit to user
dirumah
ikut
menentukan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
pembentukan pribadi anak, bahkan memberi ciri pola tingkah laku dalam pergaulan yang menunjukkan adanya sikap sopan santun atau kurang santun dalam pergaulan sehari-hari. Hasil penelitian Pusat Studi Wanita (PSW) Universitas Gajah Mada Yogyakarta ( Sastriyani, dalam Suaramedia.com: 2008) menyatakan bahwa sebanyak 29,1% remaja usia sekolah merupakan perokok aktif. Di antara sejumlah perokok, 93% pada umumnya adalah pria dan 7% lainnya perempuan. Perilaku merokok telah menjadi suatu hal yang biasa dilakukan diberbagai tempat bahkan tempat umum. Perilaku merokok di kalangan remaja hingga kini masih menjadi masalah yang cukup serius, dimulai dari usia yang sangat relatif muda yaitu tingkat SMP. Pengamatan di lapangan terdapat dua siswa SMP yang sering melanggar tata tertib yaitu khususnya kebiasaan merokok bagi siswa SMP disekolah. Menurut warga sekitar sekolah dan pemilik warung kebiasaan merokok dilakukan pada saat jam istirahat dan pulang sekolah, kebiasaan merokok dilakukan pada saat berkumpul dengan teman-temannya di warung. Kebiasaan merokok yang dilakukan oleh siswa SMP adalah kebiasaan berperilaku yang tidak sehat yaitu bahaya merokok dapat menimbulkan berbagai berbagai macam jenis penyakit, merugikan siswa karena merokok adalah salah satu larangan disekolah dan kebiasaan merokok dapat mempengaruhi siswa yang lain untuk merokok. Menurut Terry dan Horn (dalam Nainggolan, 2006: 27) bahwa di dalam sebatang rokok yang di hisap terdapat kurang lebih sebanyak 3000
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
macam bahan kimia. Sebanyak 3000 macam bahan kimia, baru 700 macam yang di kenal diantaranya hanya 20 macam bahan kimia yaitu acrolein, carbon monoxide, nicotine, amonia, formic acid, hydrogen cyanide,nitrous oxide, formaldehyde, phenal, acetaldehyde,hydrogen disulfide, pyridine, methyl chloride, acetronitrile,propionaldethyde, methanoi, tar, polonium, arsenic trioxide, nickel carbonyl. Merokok sangat erat hubungannya dengan jenis-jenis penyakit tertentu yang di derita seseorang. Nainggolan (2006: 43) menerangkan bahwa jenisjenis penyakit yang sering membawa maut akibat merokok adalah : penyakit kanker, penyakit jantung, bronchitis yang kronis, emphysema, penyakit pencernaan, radang lambung, serta kelumpuhan otak. Kematian karena penyakit tersebut dua kali lebih banyak pada seorang perokok di bandingkan dengan seseorang yang tidak merokok. Karbon monoksida pada rokok menghambat masuknya oksigen pada jantung sedangkan nikotin dari rokok dapat menyebabkan denyut jantung tidak teratur sehingga dalam keadaan kesehatan menurun bisa menyebabkan serangan jantung dengan tiba-tiba yang bisa menyebabkan kematian. Bahaya merokok dalam bidang kesehatan dan pendidikan sangat merugikan dan merokok tidak ada manfaatnya. Apabila sejak usia dini atau usia sekolah anak tidak diberikan pengarahan dan pendidikan dikhawatirkan akan berdampak yang buruk lagi seperti pergaulan yang menyesatkan, anak terjerumus narkoba dan perbuatan kriminal. Pendidikan selain mengemban misi intruksional sebenarnya juga mengemban misi normatif. Misi normatif
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
ini adalah peraturan tata tertib yang ada di sekolah, yang mengharuskan peserta didik untuk mengikutinya. Pelanggaran tata tertib sekolah oleh peserta didik umumnya didorong atau dimotivasi oleh pengaruh pergaulan, lingkungan pergaulan dan film-film kekerasan.
Para pendidik diharapkan
dapat menjadi contoh terdepan dalam hal ketaatan terhadap tata tertib yang dikembangkan di sekolah. Guru sebagai pendidik yang menyelenggarakan pendidikan formal, bertugas untuk menyelenggarakan pendidikan kepada anak peserta didik. Semua mata pelajaran dalam penyelenggaraan pendidikan itu sudah ditetapkan dalam kurikulum pembelajaran. Materi pembelajaran secara keseluruhan termuat di dalam kurikulum, sedangkan tata tertib sekolah termuat didalam peraturan sekolah. Berbagai bentuk pelanggaran tata tertib dapat terjadi dan berbagai sangsipun telah direncanakan. Salah satu bentuk pelanggaran terhadap tata tertib di sekolah yang dilakukan oleh anak sekolah tingkat SMP adalah merokok di sekolah. Meskipun pihak sekolah sudah melakukan tindakan preventif, berupa informasi dan pemberian pengarahan yang mendidik, namun kenyatannya merokok yang dilakukan anak sekolah tetap berlangsung dan dengan cara sembunyi-sembunyi.
Pihak
sekolah
nampaknya
tidak
henti-hentinya
melakukan pembinaan, meskipun disadari bahwa di luar sekolah faktor pengaruh merokok sudah menjadi kebiasaan bagi anak yang merokok. Jika tidak ada pendekatan yang tepat, maka diduga kebiasaan merokok di kalangan siswa SMPN 2 Selogiri akan meningkat. Kondisi demikian akan berdampak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
negatif bagi sekolah, bagi penyelenggaraan pendidikan dan berdampak buruk bagi kesehatan anak dan memberi pengaruh terhadap anak-anak lain yang tidak merokok. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembinaan siswa pada jenjang sekolah menengah pertama (SMP) perlu ditingkatkan melalui kewajiban belajar
siswa mengikuti seluruh kegiatan di sekolah meliputi proses
mengajar, kegiatan sekolah non kurikuler dan kegiatan ekstra
kurikuler. Jika siswa SMP lepas dari pengawasan guru dalam mengikuti kegiatan sekolah, maka pelanggaran tata tertib akan terjadi di setiap kegiatan dan pergaulan. Dapat dipahami bahwa merupakan salah satu tata tertib di sekolah adalah larangan merokok bagi siswanya, apalagi dilakukan dilingkungan sekolah. Melihat hal yang demikian berarti perlu adanya upaya menegakkan tata tertib sekolah mengingat siswa SMP merupakan masa praremaja yang mudah terpengaruh oleh perilaku dan situasi yang negatif . Merokok pada siswa SMP memang perlu mendapat perhatian khusus baik dari guru maupun orang tua, karena dapat menjadikan kebiasaan merokok yang berdampak negatif pada kebiasaan pelanggaran tata tertib yang lain yang akan menyebabkan menurunnya prestasi belajar siswa. Untuk itu perlu diadakan tindakan penelitian yang akan mempelajari secara mendalam tentang gejala-gejala merokok, sebab-sebab siswa melakukan pelanggaran tata tertib dengan merokok, bahaya merokok dan akibat dari merokok terhadap prestasi belajar siswa. Kebiasaan merokok pada saat berkumpul dengan temantemannya dikhawatirkan juga akan mempengaruhi siswa yang lain,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
berperilaku yang tidak sehat dan bisa berdampak ke tingkat kriminal. Penelitian tersebut adalah studi kasus yang mempelajari kasus merokok sebagai pelanggaran tata tertib di sekolah yang difokuskan kepada dua siswa kelas VIII yang sudah mendapatkan sanksi skor 50, karena apabila sudah mendapat sanksi skor 100 siswa akan dikembalikan ke orang tua. Penelitian
B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diajukan fokus penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana bentuk-bentuk perilaku merokok di sekolah pada dua siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Selogiri. 2. Apakah yang menjadi faktor penyebab dua siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Selogiri melakukan merokok di sekolah. 3. Bagaimana akibat perilaku merokok di sekolah bagi dua siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Selogiri.
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari secara mendalam tentang : 1. Mendeskripsikan perilaku merokok kepada dua siswa kelas VIII di sekolah 2. Mendeskripsikan faktor penyebab dua siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Selogiri merokok di sekolah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
3. Menjelaskan akibat perilaku merokok di sekolah bagi dua siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Selogiri.
D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang diharapkan yaitu : 1. Manfaat Teoritis a. Kajian studi ini diharapkan memberi kontribusi akademik pada pengembangan ilmu pengetahuan dibidang penanganan kasus tentang kebiasaan merokok disekolah. b. Sebagai kajian perkembangan teori-teori tentang perilaku merokok di sekolah. c. Menjadi reflektor terhadap penemuan/kajian terdahulu terhadap masalah sejenis sekaligus memperkaya khasanah keilmuan Bimbingan dan Konseling. 2. Manfaat Praktis a. Sebagai masukan kepada sekolah tentang cara-cara menjelaskan bahaya merokok bagi siswa SMP b. Dapat dijadikan sebagai umpan balik bagi para guru SMP dalam pembinaan perilaku siswa SMP. c. Sebagai referensi bagi guru dan guru
BK upaya pembimbingan dan
pengawasan terhadap siswa yang melanggar tata tertib sekolah khususnya merokok di sekolah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI 1. Tinjauan Pustaka A. Pengertian Merokok Perilaku lebih dikenal oleh kalangan awam sebagai suatu kecenderungan memberikan respon terhadap objek tertentu. Sebenarnya perilaku lebih tepat diartikan sebagai realisasi dari sikap seseorang untuk melakukan tindakan sebagai bentuk respon terhadap objek tertentu. Memperjelas mengenai pengertian perilaku dapat di paparkan beberapa pengertian mengenai perilaku. Saifuddin azwar (1995 : 11) menjelaskan bahwa
sikap mempengaruhi perilaku lewat suatu proses
pengambilan keputusan yang teliti dan beralasan, dampaknya terbatas pada tiga hal. Pertama, perilaku tidak banyak ditentukan oleh sikap umum tapi oleh sikap yang spesifik terhadap sesuatu. Kedua, perilaku dipengaruhi tidak hanya oleh sikap tapi juga oleh norma-norma subjektif. Ketiga, sikap terhadap suatu perilaku bersama
norma-norma subjektif membentuk suatu intensi atau niat untuk
berperilaku tertentu. Pengertian diatas menunjukkan bahwa perilaku memiliki unsur penilaian terhadap objek tertentu. Misalnya perilaku merokok, dalam hal ini individu menilai merokok baik atau tidak sehingga dapat memunculkan perilaku yang menunjukkan setuju atau tidak setuju. Sugeng Hariyadi (1997:77) menambahkan bahwa perilaku merupakan kesiapan (predisposisi) individu untuk merespon/bertindak terhadap objek sebagai manifestasi dari sistem nilai dan moral yang ada di dalamnya. Pengertian perilaku
commit9 to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
lebih memandang perilaku pada sistem penilaian yang bersifat dapat berubah bergantung pada pengaruh dari luar atau sistem norma yang dapat membentuk moral yang dimiliki. Perilaku dapat juga diartikan sebagai landasan untuk bersikap terhadap objek atau kesiapan merespon terhadap objek yang disebabkan dari adanya sistem nilai tersebut. Beberapa definisi tersebut dapat terlihat bahwa terdapat beberapa hal yang sama dari beberapa pengertian mengenai perilaku. Pada umumnya para ahli berpendapat bahwa perilaku itu tidak terlepas dari adanya penilaian, perasaan, dan predisposisi. Berdasarkan pengertian-pengertaian diatas,
dapat
ditarik
kesimpulan
bahwa
perilaku
merupakan
kesiapan
(predisposisi) untuk merespon terhadap objek baik dalam bentuk respon positif maupun negatif. Perilaku merupakan suatu bentuk kepercayaan, keyakinan, perasaan, dan kecenderungan bertindak yang ditunjukan pada objek tertentu yang sedang dihadapi. Selanjutnya perilaku juga bergantung pada penilaian, yaitu diterima atau ditolaknya oleh objek tertentu. Jika seseorang menilai baik terhadap suatu objek, maka akan berperilaku menyetujuinya terhadap objek tersebut, sedangkan bila suatu objek tersebut dinilai negatif menurut dirinya, maka seseorang berperilaku tidak menyetujuinya. Jika individu menerima suatu objek yang positif berarti memiliki suatu perilaku yang positif dan jika individu tidak menerima suatu hal yang negatif berarti seseorang akan berperilaku positif. Begitu pula sebaliknya, jika individu berperilaku menerima terhadap suatu hal yang negatif maka seseorang akan dikatakan memiliki perilaku yang negatif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
Perilaku negatif dalam hal ini adalah perilaku kebiasaan merokok. Kebiasaaan merokok dapat dijumpai di mana-mana, peringatan bahaya merokok serta akibat-akibatnya telah disosialisasikan oleh pemerintah maupun tokoh-tokoh agama di Indonesia. Meskipun demikian selalu saja ada mekanisme mental yang mengevaluasi, membentuk pandangan, mewarnai perasaan, dan akan ikut menentukan kecenderungan perilaku kebiasaan merokok. Menurut penyelidikan Charles Gilbert Wernn dan Shirley Schwarzrock (dalam Nainggolan, 2006 : 17) menjelaskan bahwa di kalangan remaja mulai merokok karena ikut-ikutan dengan teman, untuk iseng, agar lebih tenang pada waktu berpacaran, berani ambil resiko, karena bosan tidak ada yang dilakukan, dan supaya kelihatan seperti orang dewasa. Kebanyakan perokok mulai mengisap rokok waktu umur belasan tahun dan seseorang jarang dapat menikmati rokoknya yang pertama, pada umumnya rokok pertama membuat seseorang merasa mual dan pening. Perilaku yang dimiliki oleh para remaja disebabkan oleh hasil evaluasinya terhadap orang yang merokok akibat selanjutnya diduga membentuk sebuah pengalaman baru yang mewarnai perasaan
yang menyebabkan ikut menentukan kecenderungan
berperilaku bahwa remaja akan ikut merokok atau menghindarinya. Fenomena perilaku itulah yang timbulnya tidak saja ditentukan oleh keadaan objek yang sedang dihadapi, melainkan juga oleh kaitannya dengan pengalaman-pengalaman masa lalu, oleh situasi di saat sekarang, dan harapan untuk masa yang akan datang. Perilaku merokok tidak pernah surut dan tampaknya merupakan perilaku yang masih dapat ditolerir oleh masyarakat. Hal ini dapat dirasakan dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
kehidupan sehari-hari di lingkungan rumah, kantor, angkutan umum maupun di jalan-jalan. Hampir setiap saat dapat disaksikan dan di jumpai orang yang sedang merokok. Sitepoe (2000:20) mengemukakan bahwa merokok adalah membakar tembakau yang kemudian dihisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa. Merokok merupakan suatu aktivitas yang sudah tidak lagi terlihat dan terdengar asing. Disetiap tempat banyak sekali ditemui orang-orang yang melakukan akitivitas merokok yang disebut sebagai perokok. Seseorang dikatakan sebagai perokok sangat berat atau biasa saja dapat diketahui dari banyaknya batang rokok yang dihabiskan setiap harinya. Dikatakan perokok sangat berat adalah bila mengkonsumsi rokok lebih dari 31 batang perhari dan selang merokoknya lima menit setelah bangun pagi. Perokok berat merokok sekitar 21-30 batang sehari dengan selang waktu sejak bangun pagi berkisar antara 6 - 30 menit. Perokok sedang menghabiskan rokok 11
21 batang dengan selang
waktu 31-60 menit setelah bangun pagi. Perokok ringan menghabiskan rokok sekitar 10 batang dengan selang waktu 60 menit dari bangun pagi. Conrad dan Miller (dalam Sitepoe, 2000: 17) menyatakan bahwa seseorang akan menjadi perokok melalui dorongan psikologis dan dorongan fisiologis. Dorongan psikologis biasanya pada anak remaja adalah untuk menunjukkan
kejantanan
(bangga
diri),
mengalihkan
kecemasan
dan
menunjukkan kedewasaan. Dorongan fisiologis adalah nikotin yang dapat menyebabkan ketagihan sehingga seseorang ingin terus merokok. Di Indonesia anak-anak remaja mulai merokok kebanyakan karena kemauan sendiri, melihat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
teman-temannya merokok, dan diajari atau dipaksa merokok oleh temantemannya. Merokok pada remaja karena kemauan sendiri disebabkan oleh keinginan agar menunjukkan bahwa dirinya telah dewasa. Pada umumnya mereka bermulai dari perokok pasif (menghisap asap rokok orang lain yang merokok) selanjutnya menjadi perokok aktif. Pada awalnya hanya mencoba-coba kemudian menjadi ketagihan akibat adanya nikotin di dalam rokok. Hampir disetiap tempat berkumpul remaja atau usia anak sekolah menengah sedang menikmati rokok. Sitepoe (2000: 20), menduga bahwa rokok tetap menjadi pilihan bebas dari setiap individu dalam menentukan perilaku menjadi perokok atau tidak. Apabila dilihat dari semua unsur yang dihasilkan oleh rokok dari segi kesehatan tidak ada yang bermanfaat tetapi sampai saat ini jumlah perokok tidak semakin berkurang melainkan selalu bertambah. Asap adalah hasil yang diperoleh dari membakar rokok, ada dua jenis asap rokok yaitu : Asap rokok yang dihisap melalui mulut disebut main stream smoke, sedangkan asap rokok yang terbentuk pada ujung rokok yang terbakar serta asap rokok yang dihembuskan keudara oleh perokok disebut sidestream smoke yang mengakibatkan seseorang menjadi perokok pasif. Berdasarkan uraian diatas perilaku merokok yaitu kebiasaan merokok yang dilakukan oleh suatu individu karena merokok menjadi suatu kebutuhan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
B. Perilaku Merokok sebagai Pelanggaran Tata Tertib Sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang di dalamnya terdiri dari berbagai unsur yaitu siswa, guru, kepala sekolah dan staf tata usaha sarana prasarana sekolah. Suharsimi Arikunto (1990:122) menjelaskan bahwa peraturan dan tata tertib adalah sesuatu untuk mengatur perilaku yang diharapkan terjadi pada siswa dan tata tertib menunjuk pada patokan atau standar yang harus dipenuhi oleh siswa. Perilaku merokok merupakan tingkah laku yang melanggar tata tertib sekolah, karena semua sekolah menengah menjadikan larangan merokok di lingkungan sekolah. Merokok sebagai tindakan pelanggaran tata tertib sepantasnya mendapat sanksi bagi siswa yang melakukannya. Banyak para ahli berpendapat bahwa anak sekolah yang merokok memiliki kecenderungan melakukan tindakan yang bersifat tidak baik seperti, kurang menghargai guru, teman dan orang-orang yang lebih tua (pantas dihormati), bahkan ada kecenderungan terlibat dalam penggunaan narkoba, dan minum-minuman keras. Tindakan-tindakan itu umumnya mengandung risiko yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain, atau bahkan dapat menghilangkan nyawa baik diri sendiri maupun orang lain. Anak remaja sebagai tunas harapan bangsa dan negara pada masa akhirakhir ini menarik perhatian sebagai orang tua atau pendidik. Di media cetak dan informasi seperti televisi sering membaca, mendengar, dan melihat tentang perkelahian pelajar antar sekolah, pelecehan seksual, dan masalah remaja morfinis yang berakibat negatif bagi masa depan. Masalah anak remaja yang cukup serius
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
adalah anak yang sering meninggalkan bangku sekolah dan berperilaku santai merokok bersama temannya, dan minum-minuman keras. Di sekolah apabila tidak ingin penuh dengan siswa yang berperilaku merokok dan berperilaku melanggar tata tertib sekolah dan menjadi terkenal karena memiliki siswa yang berperilaku melanggar norma atau hukum diluar sekolah maupun berbuat asusila di lingkungan masyarakat, maka perlu diadakan tindakan untuk menanganinya. Tindakan penanganannya perlu dilakukan dengan banyak tindakan edukatif, yakni memfungsikan bimbingan konseling di sekolah, mengaktifkan kegiatan ekstra kurikuler, seperti pramuka, UKS, pecinta alam dan kegiatan lain yang mendidik rasa tanggung jawab anak. Peraturan tata tertib di SMP Negeri 2 Selogiri antara lain : 1. Setiap pelanggaran yang dilakukan siswa yang bersangkutan mendapatkan angka hukuman. 2. Bila siswa melakukan pelanggaran akan ditangani sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 3. Jenis pelanggaran dan angka hukuman diatur sebagai berikut : a. Jenis pelanggaran ringan. Datang terlambat, membuang sampah disembarang tempat, berkuku panjang, makan didalam kelas, merusak tanaman dan meninggalkan pelajaran. b. Jenis pelanggaran sedang. Meninggalkan sekolah tanpa ijin, mengenakan pakaian diluar ketentuan sekolah, merusak sarana dan prasarana disekolah, berambut gondrong, mewarnai rambut dan membuat gaduh dikelas. c. Jenis pelanggaran berat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
Berpacaran disekolah, membawa HP ke sekolah, mengancam sesama teman, berkelahi di sekolah, bertingkah laku tidak sopan, mengompas disekolah, membawa senjata tajam, berjudi, membawa buku atau kaset porno dan membawa, mengedarkan atau mengkonsumsi rokok, miras dan narkoba.
C. Bahaya Merokok Menurut Terry dan Horn (dalam Nainggolan, 2006: 27) bahwa di dalam sebatang rokok yang di hisap terdapat kurang lebih sebanyak 3000 macam bahan kimia. Sebanyak 3000 macam bahan kimia, baru 700 macam yang di kenal diantaranya hanya 20 macam bahan kimia yaitu acrolein, carbon monoxide, nicotine, amonia, formic acid, hydrogen cyanide,nitrous oxide, formaldehyde, phenal, acetaldehyde,hydrogen disulfide, pyridine, methyl chloride, acetronitrile,propionaldethyde, methanoi, tar, polonium, arsenic trioxide, nickel carbonyl. Merokok sangat erat hubungannya dengan jenis-jenis penyakit tertentu yang di derita seseorang. Nainggolan (2006: 43) menerangkan bahwa jenis-jenis penyakit yang sering membawa maut akibat merokok adalah : penyakit kanker, penyakit jantung, bronchitis yang kronis, emphysema, penyakit pencernaan, radang lambung, serta kelumpuhan otak. Kematian karena penyakit tersebut dua kali lebih banyak pada seorang perokok di bandingkan dengan seseorang yang tidak merokok. Karbon monoksida pada rokok menghambat masuknya oksigen pada jantung sedangkan nikotin dari rokok dapat menyebabkan denyut jantung tidak teratur sehingga dalam keadaan kesehatan menurun bisa menyebabkan serangan jantung dengan tiba-tiba yang bisa menyebabkan kematian Perokok tidak terlalu banyak mengetahui bahwa rokok juga sangat membahayakan urat-urat nadi pada tubuh, lengan, dan kaki. Urat-urat nadi ini di persempit oleh zat-zat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
kimia dari tembakau dengan cara yang sama seperti urat nadi jantung dan apabila terjadi penyempitan pada pembuluh darah atau urat nadi maka dapat menyebabkan kelumpuhan. Merokok juga mempengaruhi otak seseorang yang menyebabkan kurang efisiensinya mental seseorang. Menurut perhitungan Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi Royal College di Inggris menyatakan bahwa rata-rata perokok kehilangan 5,5 menit umurnya dengan setiap kali menghisap sebatang rokok dan sebenarnya merokok itu memendekkan umur seseorang. Seorang ibu yang merokok pada waktu hamil akan melahirkan bayi 8 ons (200 gr) lebih ringan dari bayi ibu-ibu yang bukan perokok, yang disebabkan terputusnya perbekalan kebutuhan darah bagi bayi sewaktu di dalam kandungan (Nainggolan, 2006:41). Sitepoe (2000:17) menambahkan bahwa di Indonesia anak-anak berusia muda mulai merokok disebabkan beberapa faktor di antaranya yaitu karena kemauan sendiri, melihat teman-temannya, dan diajari atau dipaksa merokok oleh temantemannya. Merokok juga merupakan salah satu yang dilakukan oleh para remaja untuk menyatakan bahwa dirinya diterima dan teridentifikasi menjadi suatu kelompok tertentu. Bahaya merokok bagi siswa SMP yaitu dapat menjadikan suatu kebiasaan berperilaku yang tidak sehat sehingga menjadikan ketergantungan terhadap rokok, dapat mempengaruhi siswa-siswa yang lain untuk merokok dan mendapatkan sanksi angka skor dari guru karena merokok merupakan salah satu pelanggaran tata tertib sekolah.
D. Faktor-Faktor Penyebab Merokok Abu Al-Ghifari (2003: 113) menanggapi perilaku merokok pada remaja, yaitu bagi remaja modern merokok merupakan satu jenis pilihan aktifitas yang populer dilakukan untuk memanfaatkan waktu senggang. Merokok bukanlah suatu hal yang tabu tetapi sudah menjadi suatu hal yang biasa dilakukan di lingkungan sosial.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
Untuk kebiasaan merokok pada remaja sendiri akan ditinjau beberapa hal mengapa remaja memiliki kebiasaan merokok, di antaranya: 1) Faktor alasan remaja merokok. Begitu banyak sebab atau alasan yang disampaikan para remaja mengapa melakukan aktivitas merokok. Sebagian besar remaja melakukan aktivitas merokok dikarenakan ingin terkesan dewasa, atau gagah. Faktor pendorong menurut PMI (1996: 41) bahwa remaja mulai melakukan aktivitas merokok antara lain : rasa ingin tahu sampai menjadi ketergantungan, untuk meningkatkan kesan kejagoan, hasrat berkelompok dengan kawan senasib dan sebaya, adanya stress atau konflik batin atau masalah yang sulit diselesaikan, dorongan sosial dari lingkungan yang mendesak remaja untuk merokok kalau tidak merokok dianggap tidak solider dengan lingkungan sosialnya, ketidak tahuan akibat bahaya merokok Menurut Sitepoe (2000: 17) bahwa merokok pada anak-anak karena kemauan sendiri disebabkan ingin menunjukkan bahwa dirinya dewasa. Alasanalasan yang menyebabkan seseorang merokok dan membuat merokok menjadi sesuatu yang menggairahkan bisa bermacam-macam dan bersifat pribadi. Alasan remaja laki-laki merokok adalah membayangkan bahwa dengan merokok maka dianggap sudah dewasa, tidak lagi anak kecil, dan bisa memasuki kelompok teman sebaya sekaligus kelompok yang mempunyai ciri gaya tertentu yaitu merokok. Alasan utama lainnya remaja merokok adalah karena ajakan atau paksaan teman atau pengaruh lingkungan yang sulit ditolak. Bergabung dengan suatu kelompok tertentu bagi remaja masa kini merupakan hal yang penting. 2) Lingkungan yang mempengaruhi remaja merokok.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
Merokok pada remaja tidak begitu saja disebabkan oleh faktor remaja itu sendiri, selain itu juga disebabkan oleh faktor lingkungan yang mempengaruhi. Hal ini, ada dua lingkungan yang dapat mempengaruhi remaja merokok adalah : a). Lingkungan keluarga. Tidak sedikit remaja yang merokok dikarenakan di dalam lingkungan keluarganya ada yang merokok. Misalnya saja seorang remaja laki-laki merokok dikarenakan melihat ayahnya suka merokok. Remaja laki-laki mengidolakan ayahnya sehingga ingin seperti ayahnya dan remaja tersebut suka memperhatikan tingkah ayahnya sampai pada kebiasaan buruk ayahnya yaitu merokok. Selain hal tersebut, ada juga orang tua yang tidak keberatan anak remaja laki-lakinya merokok. b). Lingkungan pergaulan remaja. Lingkungan pergaulan remaja ini adalah lingkungan yang sangat menentukan pada remaja. Remaja cenderung mendengarkan atau melakukan yang dibenarkan dalam kelompoknya dan remaja cenderung melawan pada orang dewasa dan orang tua. Meskipun orang tua melarang remaja tersebut merokok, tetapi bila dirinya bergaul dengan sekelompok remaja yang merokok, maka kemungkinan besar remaja itu akan merokok.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
Hal-hal yang berhubungan dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) tempat penelitian, (2) metode penelitian, (3) sumber data, (4) teknik pengumpulan data, (5) validitas data, (6) teknik analisis data. A. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Selogiri Wonogiri. Sekolah ini dipilih sebagai tempat penelitian dengan alasan: (1) di SMP Negeri 2 Selogiri Wonogiri banyak siswa yang memiliki kebiasaan merokok disekolah, (2) Warga sekitar sekolah menilai banyak siswa berperilaku merokok yang dilakukan di sekitar sekolah. B. Metode Penelitian Masalah yang diajukan dalam penelitian ini menekankan pada usaha pengumpulan informasi secara kualitatif tentang siswa yang mempunyai kebiasaan merokok pada kelas VIII di SMP Negeri 2 Selogiri Wonogiri. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif, karena data yang terkumpul berupa bukti-bukti atau penjelasan-penjelasan. Pendekatan yang di pakai dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif yaitu bertujuan untuk mendapatkan gambaran dari fakta yang nyata di lapangan tentang gejala merokok, sebab-sebab melakukan merokok di sekolah
commit20to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
dan akibat melakukan merokok disekolah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Penelitian studi kasus merupakan penelitian yang mendalam dan mendetail tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan subjek penelitian. Melalui penelitian studi kasus di harapkan akan dapat di ketahui mengenai karakteristik siswa yang melakukan pelanggaran berperilaku merokok di SMP Negeri 2 Selogiri Wonogiri, selain itu penelitian studi kasus ini adalah untuk dapat mengetahui faktor-faktor penyebab perilaku merokok di sekolah, serta akibat pelanggaran perilaku merokok di SMP Negeri 2 Selogiri Wonogiri. C. Sumber Data Sumber data utama dalam penelitian ini adalah subjek penelitian kedua siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Selogiri yang dapat memberikan informasi. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah siswa yang menjadi subjek penelitian yaitu Deri dan Anton yang melakukan pelanggaran tata tertib yaitu perilaku merokok di sekolah. Sumber data sekunder adalah teman-teman dekat subjek penelitian, wali kelas, guru BK dan orang tua subjek. Sumber data sekunder di gunakan karena guru merupakan orang yang mengetahui segala perilaku subjek selama mengikuti pelajaran dalam kelas, teman dekat subjek merupakan sumber data untuk mengetahui keadaan subjek saat berada di luar kelas dan orang tua adalah sumber data yang dapat memberikan informasi tentang perilaku subjek di rumah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
D. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi Maman Rahman (1993: 71) observasi adalah mengamati klien secara sistematik terhadap gejala yang tampak disaat berlangsungnya peristiwa sehingga observasi berada bersama objek yang diteliti. Observasi dilakukan dengan pencatatan data yang di temukan di lapangan. Penggunaan teknik observasi dalam penelitian ini di maksudkan untuk mengetahui perilaku merokok di sekolah dengan cara di buat pedoman observasi. Observasi di lakukan untuk mengamati perilaku subjek di tempat yang biasa merokok. Penelitian ini untuk mengetahui secara langsung mengenai perilaku siswa yang melanggar tata tertib merokok di lingkungan sekolah. Observasi dibantu oleh guru dan guru BK. 2. Wawancara/Interview Marjuki (1982: 163) interview adalah cara pengumpulan data dengan cara tanya jawab yang dikerjakan dengan sistematika dan berlandaskan pada tujuan penelitian. Penelitian ini menggunakan teknik wawancara langsung karena peneliti ingin mendapatkan data yang akurat dan objektif, Tujuan penggunaan teknik wawancara adalah untuk memperoleh data tentang perilaku dua siswa merokok di sekolah berdasarkan pedoman wawancara yang di gunakan. Teknik wawancara dilakukan di luar jam pelajaran, yaitu pada saat istirahat atau setelah usai sekolah. Wawancara dilakukan pada subjek penelitian, ketua kelas, wali kelas, guru BK dan orang tua.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
E. Validitas Data Validitas data berguna untuk menetapkan keabsahan data yang diperlukan dalam teknik pemeriksaan data didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Validitas data
diperoleh dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik
trianggulasi. Trianggulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan sumber atau teknik untuk mengecek keakuratan data yang diperoleh. Penelitian ini menggunakan teknik Trianggulasi Sumber dan Trianggulasi Metode. Trianggulasi Sumber yaitu dengan membandingkan dan mengecek derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda yaitu ketua kelas, guru BK, wali kelas dan orang tua subjek penelitian. Trianggulasi Metode yaitu penelitian yang dilakukan dengan metode yang berbeda guna memperoleh data yang sama dari satu subjek, apabila data yang diperoleh antara hasil wawancara dengan hasil observasi, maka data yang diperoleh dinyatakan valid. F. Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif fenomenologis yaitu memberi gambaran tentang pelanggaran tata tertib disekolah yaitu kebiasaan merokok berdasarkan temuan-temuan dilapangan. Penelitian dengan pendekatan fenomenologis dilakukan dengan cara mendapatkan informasi perilaku merokok yang diperoleh dari observasi, wawancara dan sumber data dari ketua kelas, wali kelas, guru BK dan orang tua berdasarkan temuan dilapangan. Analisis deskriptif fenomenologis terdiri tiga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
jalur kegiatan, yaitu mereduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
1. Reduksi Data Reduksi data sebagai proses penelitian, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data dasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikannya, sehingga data siap disajikan sehingga dapat ditarik kesimpulan finalnya dan selanjutnya diverifikasi.
2. Penyajian data Setelah data yang terkumpul direduksi yakni dipilih yang dipentingkan, dibuang yang tidak diperlukan dan digolongkan sesuai dengan kebutuhan selanjutnya data disajikan dalam bentuk sekumpulan informasi dari berbagai sumber dan metode. Data yang tersusun dimungkinkan untuk di analisis dan ditarik kesimpulan sebagai langkah verifikasi.
3.Penarikan kesimpulan atau verifikasi Di dalam menarik kesimpulan harus juga diverifikasi makna-makna yang muncul dari data yang di uji kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya agar dapat diperoleh data yang valid.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Paparan Data Penelitian 1. Lokasi SMP Negeri 2 Selogiri Lokasi SMP Negeri 2 Selogiri berada di desa Pule, Selogiri, Wonogiri. SMP Negeri 2 Selogiri terletak di posisi yang cukup strategis, yaitu dekat dengan kantor balai desa Pule kecamatan Selogiri dan di kelilingi oleh sarana umum lainnya, seperti pasar Pule, pertokoan, mini market dan warnet. Selain itu SMP Negeri 2 Selogiri juga berdekatan dengan sekolah-sekolah lainnya yaitu SD Negeri 1 Pule dan TK Pertiwi 1 Pule. SMP Negeri 2 Selogiri berada dipinggir jalan utama yang di lalui angkutan umum sehingga memudahkan akses untuk menuju ke tempat sekolah.
2. Subjek Penelitian Guru selalu dihadapkan pada siswa-siswa yang masing-masing memiliki karakter, sifat dan perilaku yang berbeda-beda. Perilaku siswa tersebut tidak jarang yang menyimpang dari aturan dan tata tertib sekolah. Sekolah merupakan tempat bagi siswa-siswa menuntut ilmu dan tempat pembentukan pribadi siswa. Munculnya perilaku siswa yang sering melanggar tata tertib sekolah dapat mempengaruhi kelancaran proses belajar mengajar dan kegiatan sekolah. Perilaku siswa tidak disiplin ditandai dengan ketidaksesuaian perilaku siswa dengan tata
commit25to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
tertib sekolah, misalnya merokok, berpakaian seragam tidak sesuai dengan peraturan, sering terlambat sekolah ataupun masuk kelas, membolos, tidak mengerjakan
tugas
sekolah,
dan
tanpa
ijin
mengikuti
kegiatan
yang
diselenggarakan oleh sekolah. Sesuai dengan fokus penelitian, maka subjek penelitian ini yang dipilih adalah perilaku siswa yang melanggar tata tertib larangan merokok di SMP Negeri 2 Selogiri. Siswa yang menjadi subjek penelitian berdasarkan laporan wali kelas. guru BK dan teman subjek. Laporan tersebut peneliti ingin mengungkap sebab perilaku siswa melakukan pelanggaran terhadap tata tertib larangan merokok dalam lingkungan sekolah dan akibat dari perilaku tersebut. Data yang diperoleh dari observasi, wawancara dan home visit dapat memberikan gambaran yang jelas dan rinci mengungkap faktor penyebab perilaku siswa melakukan pelanggaran terhadap tata tertib larangan merokok di SMP Negeri 2 Selogiri. Adapun subjek penelitian sebagai berikut : a. Subjek 1 1) Berdasarkan data dokumentasi yaitu buku pribadi siswa dapat diketahui data pribadi subjek 1 sebagai berikut : Nama
: Deri
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Tempat, Tanggal Lahir
: Wonogiri, 31 Januari 1998
Anak ke
: 2 dari 2 bersaudara
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
Agama
: Islam
Kelas
: VIII F
Bahasa Sehari-hari
: Bahasa Jawa
Jarak Sekolah
: 1 km
Alamat
: Kargan, Nglaroh RT 01 RW 02 Pule, Selogiri,
Wonogiri
Data Orang Tua Nama Ayah
: Suyono
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Pedagang
Nama Ibu
: Suratmi
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Pedagang
Deri adalah anak ke dua dari dua bersaudara, yang berada dikelas VIIIF, Deri memiliki perilaku merokok didalam dan diluar sekolah. Deri mempunyai hobi olah raga sepak bola, berenang, bermain musik, berkumpul dengan temantemannya dan menonton TV. Keluarga Deri tinggal dalam rumah yang sederhana berdinding tembok kondisinya tidak terlalu bagus. Pengaturan ruangan tidak teratur dan tidak rapi. Rumah itu terdiri dari 4 ruang yaitu ruang tamu, 3 kamar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
tidur dan dapur, sedangkan kamar mandi terletak di belakang rumah. Fasilitas yang dimiliki keluarga Deri juga terbatas. Alat transportasi untuk sehari-hari tersedia 1 buah sepeda motor tua yang sering dipakai Deri. Keluarga Deri memiliki sebuah televisi yang berukuran kecil yang diletakkan di ruang tamu. Menurut neneknya Deri sering berkumpul bersama teman-temannya diluar rumah, apalagi orang tuanya yang bekerja di Jakarta sebagai pedagang jamu yang tidak setiap hari ada dirumah. Orang tua Deri terkadang pulang 3 bulan sekali bahkan lebih tergantung dari cukup tidaknya pendapatan orang tuanya.
b. Subjek 2 1) Berdasarkan data dokumentasi yaitu buku pribadi siswa dapat diketahui data pribadi subjek 2 sebagai berikut: Nama
: Anton
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Tempat Tanggal Lahir
: 13 Maret 1998
Anak ke
: 3 dari 3 bersaudara
Agama
: Islam
Alamat
: Nglaroh, Selogiri, Wonogiri.
Jarak Sekolah
: 800 Meter
Kelas
: VIII C
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
Bahasa Sehari-hari
: Jawa
Orang Tua Nama Ayah
: Sukamto
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: TNI
Nama Ibu
: Ratih
Pendidikan
: S1
Anton adalah anak ketiga dari tiga bersaudara, kedua kakaknya sekolah di Perguruan Tinggi. Anton berada dikelas VIII C dan memiliki kebiasaan merokok baik didalam dan luar sekolah. Anton mempunyai hoby bermain musik, sepak bola, suka berkumpul dengan teman-temannya, bermain PS dan menonton TV hingga larut malam. Secara ekonomi Anton dari keluarga yang cukup mampu, ayahnya bekerja sebagai TNI sedangkan ibunya sebagai guru. Keadaan rumah juga sudah cukup baik berdinding tembok bercat dan lantai sudah keramik. Fasilitas dalam rumahnya sudah lengkap dan Anton pergi ke sekolah dengan sepeda motor. Orang tua yaitu ibu Anton biasanya pulang ke rumah pada sore hari sekitar jam setengah tiga karena sebagi guru SD di Nguntoronadi Wonogiri dan ayahnya bekerja TNI sesuai jadwal piketnya siang dan malam yaitu di Bulu Sukoharjo.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
3. Analisis Data Perilaku Merokok Perilaku merokok dari subjek 1 dan 2 dipengaruhi oleh banyak hal. Peneliti melakukan observasi pada tanggal 13-14 Juli 2011 dan wawancara 17-26 Juli 2011 terhadap subjek maupun informan-informan sebagai sumber data. Data yang diperoleh dari hasil wawancara tersebut dapat digunakan untuk mengungkap perilaku merokok yaitu : a. Bentuk perilaku merokok di sekolah. Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 13-14 Juli 2011 subjek 1 (Deri) dan subjek 2 (Anton) diketahui perilaku merokok dilakukan saat berkumpul dengan teman-temannya di kantin dan aula sekolah sambil bercanda tawa dengan sembunyi-sembunyi. Kedua subjek mendapatkan rokok dengan cara membeli di toko atau warung terdekat lokasi sekolah. Berdasarkan home visit kepada subjek 1 dan 2 diketahui subjek 1 di rumah tinggal bersama nenek dan kakaknya, menurut neneknya orang tua bekerja di Jakarta sebagai pedagang dan terkadang pulang setiap 3 bulan sekali bahkan lebih tergantung dari hasil pekerjaannya sebagai pedagang. Subjek 1 lebih memilih berkumpul dengan teman-temannya sambil membawa sepeda motor. Subjek 2 tinggal bersama kedua orang tuanya yang bekerja sebagai guru SD dan TNI. Dirumah subjek 2 merasa dirinya kesepian karena kedua kakaknya sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi, sehingga lebih memilih berkumpul dengan teman-temannya dengan membawa sepeda motor. Ibu biasanya pulang kerumah pada sore hari karena tugasnya jauh yaitu di SD Nguntoronadi Wonogiri dan Bapak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
bekerja TNI sesuai jadwal piketnya siang atau malam yaitu di Bulu Sukoharjo. Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek 1 pada tanggal 17 Juli 2011 dan subjek 2 tanggal 18 Juli 2011 diketahui bahwa merokok dilakukan pada saat jam istirahat dan jam kosong di kantin dan aula sekolah bersama teman-temannya. Di samping itu merokok juga dilakukan pada saat membolos kerumah teman yang sepi dan warnet. Kedua subjek dalam satu hari menghabiskan rokok 7 batang sampai satu bungkus rokok bahkan lebih. Rokok yang dikonsumsi kedua subjek bermacam-macam yaitu berjenis filter dan kretek dengan merk rokok yang berbeda. Berdasarkan wawancara dengan guru BK dan wali kelas yaitu kedua subjek memang sering merokok bahkan membolos, terlambat masuk sekolah dan berpakaian seragam sekolah tidak rapi. Berdasarkan wawancara dengan ketua kelas yaitu kedua subjek merupakan anak yang mudah bergaul dengan teman-temannya baik dalam lingkungan sekolah maupun diluar sekolah yang rata-rata memiliki perilaku dan kebiasaan kurang baik seperti merokok, membolos, berpakaian tidak rapi dan minum-minuman keras. Berdasarkan hasil wawancara dengan orang tua subjek yaitu orang tua sebelumnya tidak mengetahui tentang perilaku anaknya yang sering melanggar tata tertib sekolah terutama merokok. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dapat diketahui yaitu subjek 1 (Deri) dan subjek 2 (Anton) merokok dilakukan pada saat jam istirahat, jam kosong dan pada saat membolos atau diluar sekolah bersama
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
teman-temannya, rokok didapatkan dengan cara membeli dengan uang jajannya di warung atau toko dekat sekolah. Subjek merokok bersama teman-temannya di kantin, aula sekolah dan pada saat membolos yaitu rumah temannya yang sepi dan warnet. Diluar sekolah subjek lebih memilih berkumpul dengan teman-temannya. b. Faktor penyebab merokok di sekolah. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan subjek 1 dan 2 yaitu keinginan untuk merokok di sekolah dan rasa malas ketika memperhatikan guru pada saat memberikan materi pelajaran. Kedua subjek juga merasa kalau orang tua tidak memberikan perhatian dan kasih sayang, di samping itu merokok karena bujukan teman-temannya yang merokok baik lingkungan sekolah maupun diluar sekolah. Berdasarkan home visit kepada subjek 1 dan 2 diketahui subjek 1 di rumah tinggal bersama nenek dan kakaknya, menurut neneknya orang tua bekerja di Jakarta sebagai pedagang dan terkadang pulang setiap 3 bulan sekali bahkan lebih tergantung dari hasil pekerjaannya sebagai pedagang. Subjek 1 lebih memilih berkumpul dengan teman-temannya sambil membawa sepeda motor. Subjek 2 tinggal bersama kedua orang tuanya yang bekerja sebagai guru SD dan TNI. Subjek 2 merasa dirinya kesepian dirumah karena kedua kakaknya sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi, sehingga lebih memilih berkumpul dengan teman-temannya dengan membawa sepeda motor. Ibu biasanya pulang kerumah pada sore hari karena tugasnya yang jauh yaitu di SD Nguntoronadi Wonogiri dan bapak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
bekerja TNI sesuai jadwal piketnya siang atau malam yaitu di Bulu Sukoharjo. Berdasarkan wawancara dengan guru BK dan wali kelas yaitu Orang tua subjek yang sibuk dengan pekerjaannya sehingga anak kurang mendapatkan perhatian, pengarahan dan pengawasan yang menyebabkan anak banyak bergaul di luar rumah. Pergaulan yang buruk akan mempengaruhi
perkembangan
yang
buruk
juga
terhadap
anak.
Berdasarkan wawancara dengan teman subjek atau ketua kelas yaitu subjek merokok karena terpengaruh pergaulan yang kurang baik dari teman-temannya. Berdasarkan wawancara dengan orang tua subjek yaitu orang tua sebelumnya tidak mengetahui kalau kedua subjek sering melanggar tata tertib sekolah terutama merokok. Orang tua menyadari yaitu kurangnya perhatian dan pengawasan untuk perkembangan anaknya sehingga anak banyak bergaul keluar rumah. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dari berbagai sumber atau informan bahwa subjek 1 (Deri) dan subjek 2 (Anton) di ketahui penyebab perilaku merokok dipengaruhi dari teman-temannya yang suka merokok, kurangnya mengerti dan memahami arti dari pendidikan dan kesehatan, dan kurangnya perhatian serta pengawasan dari orang tua. Dilingkungan luar sekolah subjek lebih memilih berkumpul dengan temantemannya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
c. Akibat perilaku merokok di sekolah. Berdasarkan hasil observasi pada subjek 1 dan 2 yaitu kedua subjek banyak mendapat teguran dari bapak ibu guru karena tidak tertib sekolah diantaranya berpakaian tidak rapi, tidak memperhatikan pelajaran pada saat guru mengajar dan terlambat masuk kelas karena merokok bersama temannya. Berdasarkan home visit kepada subjek 1 dan 2 diketahui di rumah subjek 1 tinggal bersama nenek dan kakaknya, menurut neneknya orang tua bekerja di Jakarta sebagai pedagang dan terkadang pulang setiap 3 bulan sekali bahkan lebih tergantung dari hasil pekerjaannya sebagai pedagang. Subjek 1 lebih memilih berkumpul dengan teman-temannya sambil membawa sepeda motor. Dirumah subjek 2 tinggal bersama kedua orang tuanya yang bekerja sebagai guru SD dan TNI. Subjek 2 merasa dirinya kesepian dirumah karena kedua kakaknya sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi, sehingga lebih memilih berkumpul dengan teman-temanya dengan membawa sepeda motor. Ibu biasanya pulang pada sore hari karena tugasnya jauh yaitu di SD Nguntoronadi Wonogiri dan Bapak bekerja TNI sesuai jadwal piketnya siang atau malam yaitu di Bulu Sukoharjo. Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek 1 dan 2 di ketahui bahwa kedua subjek malas ketika harus membaca buku dan belajar disamping itu juga banyaknya aturan sekolah dan tugas yang diberikan guru membuat malas untuk mengerjakan tugas sehingga lebih memilih menonton TV hingga larut malam atau nongkrong bersama temannya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
sambil merokok. Berdasarkan wawancara dengan guru BK diketahui bahwa subjek 1 dan 2 mendapatkan sanksi dan teguran. Sanksi untuk Deri dan Anton yaitu berupa skor yang sudah mencapai angka 50 karena merokok didalam sekolah dan tidak menaati peraturan sekolah sehingga guru BK mendatangkan orang tua ke sekolah untuk memberikan pemberitahuan dan pengarahan untuk perkembangan anak. Perilaku merokok dalam lingkungan sekolah mendapatkan sanksi skor 10, membolos dan berpakaian tidak tertib mendapatkan sanksi skor 5. Pemanggilan orang tua/wali ada 4 tahap yaitu tahap 1 pemanggilan orang tua/wali apabila angka skor siswa mencapai 25, tahap 2 apabila mencapai angka skor 50, tahap 3 apabila mencapai angka skor 75 dan tahap 4 apabila mencapai angka skor 100 siswa dikembalikan kepada orang tua. Berdasarkan wawancara dengan teman kelas atau ketua kelas yaitu kedua subjek tidak memperhatikan pelajaran, malas mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan mencontek pada saat ulangan. Berdasarkan wawancara dengan orang tua subjek 1 dan 2 yaitu orang tua tidak mengetahui kalau anaknya sering melanggar tata tertib sekolah terutama merokok. Orang tua subjek baru mengetahui setelah mendapat surat panggilan dari sekolah karena pelanggaran tata tertib oleh anaknya. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dari berbagai sumber atau informan bahwa subjek 1 (Deri) dan subjek 2 (Anton) diketahui akibat perilaku merokok yaitu rasa malas untuk belajar dalam pendidikannya sehingga tidak memperhatikan pada saat guru memberikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
materi pelajaran, mendapatkan sanksi berupa skor yang mencapai angka 50 yaitu bagi siswa yang merokok mendapatkan sanksi skor 10, teguran dari guru BK dan pemanggilan orang tua ke sekolah untuk diberikan pengarahan
supaya
anak-anaknya
tidak
mengulangi
perbuatannya
disekolah, apabila kedua subjek mendapatkan sanksi skor 100, maka akan dikembalikan orang tua, Kedua subjek malas mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru dan tidak menaati peraturan tata tertib sekolah.
B. Pandangan Pihak Terkait Tentang Perilaku Merokok sebagai Bentuk Pelanggaran Tata Tertib Disekolah oleh Subjek Penelitian yaitu Deri dan Anton di SMP Negeri 2 Selogiri.
Pandangan pihak terkait tentang perilaku merokok sebagai bentuk pelanggaran tata tertib sekolah yang dilakukan oleh Deri dan Anton merupakan bentuk pernyataan atau ungkapan penilaian terhadap kasus yang terjadi dalam hal ini adalah bentuk pelanggaran perilaku merokok yang dilakukan oleh Deri dan Anton di SMP Negeri 2 Selogiri. Pihak terkait tersebut adalah pihak yang secara langsung mengetahui perilaku merokok sebagai bentuk pelanggaran yang dilakukan siswa terhadap tata tertib yang berlaku di SMP Negeri 2 Selogiri. Pihak terkait tersebut meliputi guru BK, wali kelas, orang tua siswa dan warga sekitar sekolah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
1. Guru bimbingan dan konseling (BK) Guru bimbingan dan konseling sebagai pihak sekolah yang secara langsung menangani suatu permasalahan dalam lingkungan sekolah, termasuk siswa yang melanggar peraturan tata tertib sekolah yaitu merokok dalam lingkungan sekolah. Pelanggaran perilaku merokok yang dilakukan oleh Deri dan Anton tidak bisa dibiarkan berlarut-larut karena dapat mengganggu proses belajar mengajar siswa yang terlambat masuk kelas, membolos untuk merokok bersama dengan siswa yang lain dapat mengakibatkan citra sekolah kurang baik. Pandangan guru bimbingan dan konseling terhadap Deri dan Anton tentang perilaku merokok yaitu merokok ditinjau dari bidang kesehatan dapat mengakibatkan berbagai macam jenis penyakit dan membuat ketergantungan berperilaku merokok. Apabila sejak usia SMP anak sudah terbiasa berperilaku merokok dapat mengakibatkan suatu kebiasaan buruk yang bisa mempengaruhi siswa yang lain untuk berperilaku merokok. Disekolah Khususnya kasus pelanggaran merokok memiliki banyak faktor yang menyebabkan yaitu dari diri sendiri dan lingkungan luar yang mempengaruhinya serta kesempatan yang ada pada diri siswa tersebut untuk melakukan suatu pelanggaran dari peraturan yang ada disekolah. Guru BK mengadakan pembimbingan secara rutin kepada siswa yang melanggar tata tertib sekolah termasuk merokok. Hal tersebut sebagai pola penanganan yang tepat baik secara preventif maupun kuratif agar tidak berpengaruh kepada siswa yang lain yang akhirnya merugikan diri sendiri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
2. Wali kelas Wali kelas menjadi salah satu pihak yang mengerti secara langsung perilaku siswa ketika di dalam kelas. Wali kelas bekerja sama dengan guru BK untuk menangani permasalahan yang terjadi pada anak didiknya. Perilaku merokok yang dilakukan siswa SMP dapat menjadikan suatu kebiasaan yang kurang baik. Apabila sejak SMP kebiasaan berperilaku merokok tidak diberikan penanganan yang tepat, siswa bisa terjerumus ketingkat kriminal seperti narkoba, minum-minuman keras bahkan pelecehan seksual karena pengaruh pergaulan dan kebiasaan perilaku merokok yang dilakukan bersama dengan teman-teman bermainnya baik di dalam maupun di luar sekolah. Wali kelas merasa kewalahan memberikan pengarahan kepada siswa yang melanggar tata tertib sekolah, sehingga sanksi diberikannya sebagai peringatan keras kepada anak-anak tersebut. 3. Orang tua siswa Peran orang tua menjadi faktor yang penting dalam perkembangan mental anak-anaknya termasuk dalam proses pembelajaran yang dilakukan dalam lingkungan sekolah. Perhatian, pendidikan dan kasih sayang yang diberikan orang tua kepada anak-anaknya sangatlah diperlukan karena mempengaruhi perkembangan perilaku anak-anaknya. Orang tua tidak melihat atau mengawasi secara langsung perilaku yang dilakukan oleh anak-anaknya. Khusus masalah perilaku kebiasaan merokok, pada umumnya karena orang tua yang kurang memahami tentang pendidikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
anak-anaknya, seperti orang tua kurang dalam memberikan perhatian, anak terlalu di manja dan kurangnya kepedulian orang tua terhadap pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya. Perilaku anak yang sering melanggar tata tertib di sekolah perlu mendapatkan perhatian lebih dari orang tua untuk menanganinya dengan memberikan teguran, pengarahan, pengawasan dan hukuman yang sesuai diharapkan dapat mengubah perilaku anak menjadi lebih disiplin. 4. Warga sekitar sekolah Warga sekitar sekolah menjadi pihak yang secara langsung melihat perilaku para siswa khususnya pada saat berada di luar sekolah. Perilaku pelanggaran yang di lakukan siswa tidak hanya terjadi dalam sekolah akan tetapi juga terjadi pada saat diluar sekolah bahkan bentuk pelanggarannya dapat lebih banyak diluar sekolah. Pelanggaran perilaku kebiasaan merokok banyak terjadi pada saat pulang sekolah. Bentuk pelanggaran lainya yaitu seperti berpakaian sekolah tidak rapi, berkelahi, menonton film porno, membolos dan minum-minuman keras. Warga menilai bahwa perilaku tersebut termasuk perilaku yang tidak pantas dicontoh oleh siswa yang lain termasuk remaja sekitar sekolah, karena sangat merugikan bagi diri sendiri maupun lingkungan sekitar. Pernyataan salah seorang warga sekitar sekolah tersebut yang memiliki usaha warung yang tempatnya sering di jadikan tempat berkumpul para siswa sehingga warga sekitar sekolah sering kali melihat pelanggaran yang di lakukan siswa tersebut. Sebagian dari para siswa pada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
saat pulang sekolah tidak langsung pulang melainkan nongkrong di warung bercanda dengan teman-teman yang lainnya, begitu juga dengan siswa yang membolos pada umumnya siswa tersebut nongkrong sambil merokok diwarung atau bermain di tempat persewaan Play Station ( PS). Kurangnya kepedulian pemilik warung atau persewaan PS ketika melihat pelanggaran yang dilakukan oleh siswa berakibat siswa makin leluasa dan bebas dalam berperilaku. Pandangan pemilik warung terhadap siswa tersebut yaitu membiarkannya karena pemilik warung merasa senang dagangannya dapat laku terjual. Pemilik warung menilai anak-anak yang nongkrong sudah menjadikan hal yang sudah biasa di kalangan anak remaja karena masa remaja adalah masa untuk mencari jati dirinya dengan cara berkumpul dan bergaul dengan orang lain.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Pada bab IV telah dipaparkan temuan hasil penelitian di SMP Negeri 2 Selogiri Wonogiri. Pada bab V ini akan disampaikan kesimpulan dari penelitian. Penelitian ini adalah penelitian yang di fokuskan kepada pelanggaran perilaku merokok oleh kedua orang siswa. Perilaku merokok siswa dapat berdampak negatif yaitu berperilaku pola hidup tidak sehat dan bisa berpengaruh kepada siswa yang lain. Penelitian ini mengkaji secara mendalam tentang bentuk perilaku merokok, faktor penyebab perilaku merokok dan akibat dari perilaku merokok siswa di sekolah. Hasil penelitian ini dapat diperoleh suatu simpulan kedua subjek, Deri dan Anton adalah siswa yang berperilaku merokok dalam lingkungan sekolah. Latar belakang penyebab munculnya perilaku merokok yaitu ada dua faktor yaitu faktor internal yang merupakan faktor dalam diri individu/siswa yang berupa kurangnya rasa tanggung jawab, rasa malas dan kemauan untuk berperilaku merokok. Faktor yang kedua yaitu faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar individu/siswa yaitu lingkungan keluarga khususnya orang tua yang berupa pola asuh orang tua, kebiasaan dan keteladanan dalam keluarga, perhatian dan kontrol dari orang tua. Lingkungan masyarakat mempengaruhi subjek dalam berperilaku.
commit41to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
Akibat dari perilaku merokok dapat dilihat subjek menjadi malas dalam mengikuti pelajaran, malas dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru, mendapatkan sanksi berupa skor sesuai dengan pelanggarannya dan sering mendapat teguran oleh guru dan guru BK. B. Saran Berdasarkan simpulan di atas penulis perlu diberikan beberapa saran sebagai tindak lanjut dari penelitian ini sebagai berikut : 1. Kepada siswa kelas VIII SMP N 2 Selogiri, disarankan untuk mengatur pola berteman yang baik sehingga siswa tidak mudah melakukan pelanggaran tata tertib sekolah khususnya perilaku merokok yang muncul akibat salah bergaul atau melakukan kegiatan pertemanan yang salah pilih. 2. Kepada guru, agar lebih memberikan pengertian tentang pentingnya pola hidup sehat misalnya mengundang dokter narkoba, perhatian serta tanggung jawab dalam melaksanakan tata tertib sekolah, sehingga siswa tidak mudah melakukan pelanggaran tata tertib sekolah khususnya merokok. 3. Kepada orang tua atau wali murid, agar berusaha untuk mengarahkan kepada anak tentang cara berperilaku yang sehat, serta orang tua diharapkan dapat menjadi contoh yang dapat ditiru anak khususnya dalam berperilaku sehat dan bertanggung jawab.
commit to user