TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DISMENOREA PADA KELAS VIII DI SMP N 1 SAMBI BOYOLALI TAHUN 2013
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh : NOTIA DWI INNAKA B10 095
PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DISMENOREA PADA KELAS VIII DI SMP N 1 SAMBI BOYOLALI TAHUN 2013
Diajukan Oeh :
NOTIA DWI INNAKA NIM : B10. 095
Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal : 13 Juli 2013
Pembimbing
(DHENY ROHMATIKA, S.SiT) NIK. 200582015
ii
HALAMAN PENGESAHAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DISMENOREA PADA KELAS VIII DI SMP N 1 SAMBI BOYOLALI TAHUN 2013
Karya Tulis Ilmiah Disusun Oleh : NOTIA DWI INNAKA NIM : B10. 095 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Akhir Program Studi D III Kebidanan Pada tanggal : 29 Juli 2013 PENGUJI I
PENGUJI II
(ENI RUMIYATI, SST)
(DHENY ROHMATIKA, S.SiT)
NIK. 200682019
NIK. 200582015
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan Mengetahui, KaProdi D III Kebidanan
(DHENY ROHMATIKA, S.SiT) NIK. 20 iii
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Dismenorea Pada Kelas VIII di SMP N 1 Sambi Boyolali”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKES Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKES Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta dan selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu, memberikan pengarahan, masukan dan motivasi kepada penulis. 3. Bapak Kepala Sekolah Marsum, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SMP N 1 Sambi Boyolali yang telah memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data. 4. Seluruh Dosen dan Staff
STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala
bantuan yang telah diberikan. 5. Siswi kelas VIII SMP N 1 Sambi Boyolali yang telah bersedia memberikan informasi tentang pengetahuan mereka untuk penelitian.
iv
6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan peneliti selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, 20 Juni 2013
Penulis
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013 NOTIA DWI INNAKA B10 095 TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DISMENOREA PADA KELAS VIII DI SMP N 1 SAMBI BOYOLALI TAHUN 2013 xi + 50 halaman+ 16 lampiran + 4 tabel + 2 gambar ABSTRAK Latar Belakang : Angka kejadian nyeri menstruasi didunia sangat besar rata-rata lebih dari 50% perempuan disetiap Negara mengalami nyeri menstruasi. Angka kejadian nyeri menstruasi berkisar 45-49% dikalangan wanita usia produktif. Walaupun umumnya tidak berbahaya, namun sering kali dirasa mengganggu bagi wanita yang mengalaminya. Derajat nyeri dan kadar gangguan tentu tidak sama untuk setiap wanita. Ada yang masih bisa beraktifitas, ada pula yang tidak bisa beraktifitas karena nyeri. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah penulis lakukan di SMP N 1 Sambi Boyolali tanggal 22 Oktober 2012. Berdasarkan hasil wawancara terhadap 10 siswi didapatkan hasil 1 siswi (10%) dalam tingkat pengetahuan baik, 2 siswi (20%) dalam tingkat pengetahuan cukup, dan 7 siswi (70%) dalam tingkat pengetahuan kurang. Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang dismenorea pada kelas VIII di SMP N 1 Sambi Boyolali tahun 2013 dalam tingkat pengetahuan baik, cukup dan kurang. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian dilaksanakan di SMP N 1 Sambi Boyolalia patanggal 4-18 Mei 2013.Populasi penelitian ini adalah 122 siswi dengan jumlah sampel 3siswi. Teknik sampel yang digunakan adalah random sampling. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tertutup, variabel yang digunakan adalah variabel tunggal dan analisa yang digunakan adalah analisa univariat. Hasil penelitian : Berdasarkan perhitungan dengan SPSS hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan remaja putri kelas VIII tentang dismenorea di SMP N 1 Sambi Boyolali 12,90% (4 siswi) adalah berpengetahuan baik, 24 siswi (77,42%) berpengetahuan cukup dan berpengetahuan kurang 3 siswi (9,68%). Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di SMP N 1 Sambi Boyolali didapatkan hasil bahwa tingkat pengetahuan remaja putri kelas VIII tentang dismenorea adalah cukup (77,42%). Dipengaruhi oleh faktor pengalaman dan informasi. Kata kunci : Pengetahuan, Remaja putri, Dismenorea Kepustakaan : 27 literatur (Tahun 2004 - 2012 ) v
vi
CURICULUM VITAE
Nama
: Notia Dwi Innaka
Tempat / TanggalLahir
: Jakarta, 21 November 1992
Agama
: Islam
JenisKelamin
: Perempuan
Alamat
: Tegalsari 01/01, Tempursari, Sambi, Boyolali
RiwayatPendidikan 1. SD N Tempursari 2
Lulus tahun 2004
2. SMP N 1 Sambi Boyolali
Lulus tahun 2007
3. SMA N 1 Simo Boyolali
Lulus tahun 2010
4. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Angkatan 2010
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................
iii
KATA PENGANTAR ...............................................................................
iv
DAFTAR ISI ..............................................................................................
v
DAFTAR TABEL .....................................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
vii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang............................................................................
1
B. Perumusan Masalah ....................................................................
3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................
3
D. Manfaat Penelitian ......................................................................
4
E. Keaslian Penelitian .....................................................................
5
F. Sistematika Penelitian ................................................................
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ...........................................................................
7
1. Pengetahuan ........................................................................
7
2. Remaja.................................................................................
13
3. Menstruasi ...........................................................................
15
4. Dismenorea .........................................................................
16
B. Kerangka Teori..........................................................................
25
C. Kerangka Konsep ......................................................................
26
viii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ..........................................
27
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..............................................
27
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ...........
28
D. Instrumen Penelitian............................................................
30
E. Teknik Pengambilan Data ...................................................
34
F. Variabel Penelitian ..............................................................
34
G. Definisi Operasional............................................................
35
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ...............................
35
I. Etika Penelitian ...................................................................
38
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Kisi-kisi kuesioner ......................................................................
31
Tabel 3.2 Definisi Operasional ...................................................................
35
ix
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Teori ........................................................................
25
Gambar 2.2 Kerangka Konsep ....................................................................
26
x
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Lampiran 2. Surat
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masa remaja adalah suatu tahapan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Istilah ini menunjukkan masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan organ-organ reproduksinya. Organ-organ reproduksi pada masa pubertas telah mulai berfungsi. Salah satu ciri masa pubertas adalah mulai terjadinya menstruasi / menarche. Menarche merupakan salah satu tanda pubertas primer, kata menarche secara spesifik mengacu pada menstruasi pertama kali dialami kaum perempuan (Proverawati, 2009). Haid atau menstruasi merupakan proses keluarnya darah yang terjadi secara periodic atau siklis endometrium. Pada saat haid, sering muncul keluhan atau gangguan, khususnya pada wanita produktif terutama pada remaja yaitu sering terjadinya nyeri haid / Dismenorea (Kasdu, 2005). Nyeri haid ada yang ringan dan ada yang samar samar, ada pula yang berat bahkan beberapa wanita telah pingsan dan ada yang harus ke dokter karena
menstruasi
yang
dialaminya
mengganggu
aktivitasnya
(Asrinah, 2011). Ternyata di Indonesia, lebih banyak perempuan yang mengalami dismenorea tidak melaporkan atau berkunjung ke dokter. Rasa malu ke dokter dan kecenderungan meremehkan penyakit sering membuat data penderita tidak dapat dipastikan secara mutlak. Boleh dikatakan 90% perempuan pernah mengalami dismenorea (Anurogo, 2011).
1
2
Angka kejadian nyeri menstruasi didunia sangat besar rata-rata lebih dari 50% perempuan disetiap Negara mengalami nyeri menstruasi. Angka kejadian (prevalensi) nyeri menstruasi berkisar 45-49% dikalangan wanita usia produktif. Walaupun umumnya tidak berbahaya, namun sering kali dirasa mengganggu bagi wanita yang mengalaminya. Derajat nyeri dan kadar gangguan tentu tidak sama untuk setiap wanita. Ada yang masih bisa beraktifitas (sesekali sambil menahan sakit), ada pula yang tidak bisa beraktifitas karena nyeri (Proverawati, 2009). Hampir semua wanita mengalami rasa tidak nyaman diperut bawah sebelum dan selama haid dan sering kali rasa mual maka istilah dismenorea hanya dipakai jika nyeri haid demikian hebatnya, sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara hidupnya sehari-hari, untuk beberapa jam atau beberapa hari (Prawiroharjo, 2007). Berdasarkan studi pendahuluan yang telah penulis lakukan di SMP N 1 Sambi Boyolali tanggal 22 Oktober 2012 data siswi kelas VIII sebanyak 122. Setelah dilakukan wawancara terhadap 10 siswi yang sudah mengalami menstruasi, ternyata pengetahuan mereka tentang dismenorea berbeda-beda. Penulis dapat menyimpulkan bahwa tingkat pengetahuan siswi tentang dismenorea pada kelas VIII di SMP N 1 Sambi Boyolali 1 diantaranya dalam tingkat pengetahuan baik, 2 diantaranya dalam tingkat pengetahuan cukup, dan 7 diantaranya dalam tingkat pengetahuan kurang.
3
Berdasarkan dari kurangnya penyuluhan dan pentingnya pengetahuan tentang dismenorea, maka penulis tertarik melakukan penelitian guna mengetahui “Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Dismenorea pada Kelas VIII di SMP N 1 Sambi Boyolali”.
B. Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka penulis merumuskan sebagai berikut “Bagaimanakah Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Dismenorea pada kelas VIII di SMP N 1 Sambi Boyolali Tahun 2013?”.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang dismenorea pada kelas VIII di SMP N 1 Sambi Boyolali tahun 2013. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang dismenorea pada kelas VIII di SMP N 1 Sambi Boyolali dalam tingkat pengetahuan baik. b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang dismenorea pada kelas VIII di SMP N 1 Sambi Boyolali dalam tingkat pengetahuan cukup.
4
c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang dismenorea pada kelas VIII di SMP N 1 Sambi Boyolali dalam tingkat pengetahuan kurang.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Ilmu pengetahuan Menambah wawasan dan pengetahuan bagi ilmu pengetahuan dibidang kesehatan khususnya tentang dismenorea. 2. Bagi Peneliti a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang dismenorea di SMP N 1 Sambi Boyolali. b. Memperdalam pengetahuan tentang dismenorea. 3. Bagi Institusi a. Bagi STIKes Kusuma Husada Surakarta Sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut dan sebagai referensi pengetahuan tentang dismenorea. b. Bagi SMP N 1 Sambi Boyolali Sebagai masukan informasi bagi sekolah mengenai pengetahuan remaja putri tentang dismenorea.
5
E. Keaslian Penulisan Penelitian pengetahuan siswi tentang dismenorhoe pernah dilakukan oleh : 1. Sri Mulyani (2012), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Dismenorea Kelas VIII di SMP N 1 Kedawung Sragen”. Metode penelitian yang digunakan adalah diskriptif anailtik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah populasi pada penelitian tersebut adalah 107 siswi, diambil 52 siswi sebagai responden. Instrument yang digunakan berupa kuesioner. Hasil penelitian yang diperoleh adalah siswi yang mengetahui dismenorea dalam kategori baik sebanyak 7 responden (13%), kategori cukup sebanyak 28 responden (54%) dan kategori kurang sebanyak 17 responden (33%). 2. Ekawati Saputri (2012), dengan judul “ Gambaran pengetahuan remaja putri tentang dismenorea kelas VII di MTS AL-Islam Mraggen Polokarto Sukoharjo”. Metode penelitian yang digunakan adalah diskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah populasi dalam penelitian ini 42 siswi, dan diambil semua responden. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner. Hasil penelitian yang diperoleh adalah siswi yang mengetahui tentang dismenorea dalam kategori baik sebanyak 10 siswi (23,81%), cukup 28 siswi (66,67%) dan kategori kurang 4 siswi (9,52%). Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan metode deskriptif kuantitatif, variabel tunggal, kuesioner, sedangkan perbedaannya adalah yaitu waktu, lokasi dan responden.
6
F. Sistematika Penelitian Untuk mengetahui secara menyeluruh karya tulis ilmiah ini penulis dapat menguraikan sistematika penulisan Bab 1 sampai Bab V yang saling berhubungan. Adapun gambaran sistematikanya adalah sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Dalam bab ini berkaitan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini menjelaskan teori yang terdiri dari pengertian pengetahuan,
tingkat
pengetahuan,
faktor-faktor
yang
mempengaruhi pengetahuan, remaja, menstruasi, dismenorea, tanda dan gejala, macam, penyebab, pencegahan dan pengobatan, kerangka teori, kerangka konsep. BAB III
METODOLOGI PENELITIAN Berisi tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel, instrument
penelitian,
teknik
pengumpulan
data,
variable
penelitian, definisi operasional, metode pengolahan dan analisa data serta etika penelitian.
7
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas tentang gambaran umum tempat penelitian, hasil penelitian, pembahasan dan keterbatasan.
BAB V
PENUTUP Dalam bab terakhir ini berisi kesimpulan dan saran-saran yang ditujukan bagi ilmu pengetahuan, bagi diri sendiri dan bagi institusi yaitu pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI 1. Pengetahuan a. Pengertian 1) Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa air, apa manusia, apa alam dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010). 2) Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemuidan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang mrnggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa dan aroma masakan tersebut (Notoatmodjo, 2010). 3) Pengetahuan itu ialah kesatuan subyek yang mengetahui dan obyek yang diketahui. Satu kesatuan dalam obyek itu dipandang oleh obyek sebagai diketahui. Pengetahuan manusia itu adalah hasil dari berkontaknya dua macam bersaran, yaitu benda atau yang diperiksa, diselidiki dan akhirnya diketahui (obyek),
8
9
manusia yang melakukan berbagai pemeriksaan, penyelidikan dan akhirnya mengetahui (mengenal) benda (Jalal, 2010). b. Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010), ada 6 tingkatan pengetahuan, antara lain : 1) Tahu (know) Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. 2) Memahami (comprehension) Memahami suatu obyek bukan sekedar tahu terhadap obyek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang obyek yang diketahui tersebut. 3) Aplikasi (application) Aplikasi diartikan apabila seseorang yang telah memahami obyek
yang
dimaksud
dapat
menggunakan
atau
mengaplikasikan prinsip yang telah diketahui tersebut pada situasi yang lain. 4) Analisis (analysis) Analisi adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan memisahkan,
dan
mencari
hubungan
antara
komponen-
komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau obyek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang telah sampai
10
pada tingakat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan
atau
mengelompokkan,
membuat
diagram
terhadap pengetahuan atas obyek tersebut. 5) Siamosis (syamosis) Siamosis menunjukkan kepada suatu kemampuan seseorang untuk merangkum dalam suatu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain, siamosis adalah suatu kemampuan seseorang untuk menyusun komunikasi baru dari komunikasi-komunikasi yang telah ada. 6) Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu obyek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri. c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan menurut Nursalam (2004), antara lain : 1) Usia Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.
11
2) Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap orang lain menuju kearah suatu cita-cita tertentu. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin mudah menerima
informasi
sehingga
semakin
banyak
pula
pengetahuan yang dimilikinya. 3) Pekerjaan Pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupan dan kehidupan keluarganya. Pekerjaan berhubungan dengan ekonomi. Semakin ekonomi meningkat maka semakin mendukung tingginya tingkat pendidikan seseorang dan bertambahnya tingkat pengetahuan. 4) Sosial Ekonomi Sosial ekonomi adalah tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya. Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang akan menambah tingkat pengetahuan. Lingkungan sosial akan mendukung tingginya pengetahuan seseorang, sedangkan ekonomi berkaitan dengan pendidikan. Apabila sosial ekonomi baik maka tingkat pendidikan juga tinggi dan diiringi oleh peningkatan pengetahuan.
12
5) Informasi Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang, meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. 6) Pengalaman Pengalaman adalah sesuatu yang tidak selalu berwujud suatu hal yang pernah dialami seseorang, bisa berasal dari mendengar atau melihat.
d. Cara Memperoleh Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010), untuk menegetahui rasa ingin tahunya, manusia menggunakan berbagai macam cara untuk memperoleh kebenaran yang dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu : 1) Cara Tradisional a) Cara coba salah (trial and error) Cara digunakan
yang oleh
paling manusia
tradisional, dalam
yang
memperoleh
pernah ilmu
pengetahuan adalah melalui cara coba salah atau dengan kata lain “trial and error”. Cara ini merupakan cara yang paling tradisional, yaitu upaya pemecahannya dilakukan
13
dengan cara coba-coba, bila satu cara tidak berhasil dicoba cara yang lain. b) Cara kekuasaan (otoritas) Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya. Pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama maupun ahli ilmu pengetahuan. c) Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman adalah guru yang paling baik, maksud pepatah ini bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.
14
d) Melalui Jalan pikiran (induksi dan deduksi) Kebenaran pengetahuan dapat diperoleh manusia dengan menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi yang merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pertanyaanpertanyaan yang dikemukakan dan dicari hubungnnya, sehingga dapat dibuat kesimpulan. 2) Cara modern Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut penelitian ilmiah atau metodologi penelitian. Selanjutnya diadakan penggabungan antara proses berpikir deduktif, induktif, verifikatif, maka lahirlah suatu cara penelitian yang dikenal dengan metode penelitian ilmiah. e. Pengukuran Tingkat Pengetahuan Pengukuran
pengetahuan
dapat
dilakukan
dengan
wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden.Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui dapat kita sesuaikan dengan tingkatan pengetahuan (Notoatmodjo, 2007).
15
Pengukuran menurut Riwidikdo (2009), yaitu : a) Baik, bila nilai responden yang diperoleh adalah ( x ) > mean + 1 SD b) Cukup, bila nilai mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD c) Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD 2. Remaja a. Pengertian Remaja merupakan suatu masa kehidupan individu dimana terjadi eksplorasi psikologis untuk menemukan identitas diri (Kusmiran, 2011). Masa remaja merupakan peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.Masa ini sering disebut dengan masa pubertas. Para ahli
merumuskan
bahwa
istilah
pubertas
digunakan
untuk
menyatakan perubahan biologis baik bentuk maupun fisiologis yang terjadi dengan cepat dari masa anak-anak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi (Depkes, 2010). Remaja merupakan suatu tahap perkembangan fisik dimana alat-alat kelamin mencapai kematangannya.Secara anatomis alat-alat kelamin khususnya dan keadaan tubuh umumnya memperoleh bentuknya yang sempurna dan secara faal alat-alat kelamin tersebut sudah berfungsi secara sempurna pula. Pada akhir dari peran perkembangan fisik ini wanita akan berpayudara dan berpinggul besar dan setiap bulannya mengeluarkan sebuah sel telur dari indung
16
telurnya. Sebagai makhluk yang lambat perkembangannya, masa pematangan fisik ini berjalan lebih kurang 2 tahun dan biasanya dihitung haid yang pertama yang disebut menarche (Sarlito, dkk., 2004). b. Ciri perkembangan masa remaja Menurut cirri perkembangannya, masa remaja dibagi 3 tahap (Widyastuti, Dkk., 2009), yaitu; 1) Masa Remaja Awal (10-12 tahun), Ciri khasnya adalah : a) Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya. b) Tampak dan ingin merasa bebas. c) Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berfikir yang khayal (abstrak). 2) Masa Remaja Tengah (13-15 tahun), Ciri khasnya adalah : a) Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri. b) Ada keinginan ingin berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis. c) Timbul rasa cinta yang mendalam. d) Kemampuan
berfikir
abstrak
(berkhayal)
makin
berkembang. e) Berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual.
17
3) Masa Remaja Akhir (16-19 tahun), Ciri khasnya adalah : a) Dalam mencari teman sebaya lebih selektif. b) Mengungkapkan kebebasan diri. c) Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya. d) Dapat mewujudkan perasaan cinta. e) Memiliki kemampuan berfikir khayal (abstrak). 3. Menstruasi Menstruasi adalah masa perdarahan yang terjadi pada perempuan secara rutin setiap bulan salam masa suburnya kecuali apabila terjadi kehamilan. Menstruasi biasanya dimulai pada wanita berumur 12-15 tahun (menarche) yang terus berlanjut sampai umur 45-50 tahun atau menopause (Sejati, 2009). Haid atau menstruasi merupakan proses keluarnya darah yang terjadi secara periodik atau siklis endometrium. Pada saat haid, sering muncul keluhan atau gangguan, khususnya pada wanita produktif terutama pada remaja yang sering terjadi nyeri / dismenorea (Kasdu, 2005). Menurut Proverawati (2009), masalah-masalah dan gangguan pada saat menstruasi, yaitu : 1. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid : Hipermenorea atau Menoragia dan Hipomenoria 2. Kelainan siklus : Polimenorea, Oligomenorea, Amenorea 3. Perdarahan diluar haid (Metroragia)
18
4. Gangguan lain yang ada hubungan dengan haid : Premenstrual tension (ketegangan prahaid), Mittelschmerz (rasa nyeri pada ovulasi) dan Dismenorea. 4. Dismenorea a. Pengertian 1) Dismenorea adalah aliran bulanan yang menyakitkan atau tidak normal. Nyeri yang dirasakan tidak hanya terjadi pada bagian perut bawah saja melainkan pada punggung bagian bawah. Pinggang, pinggul, otot, paha atas, hingga betis (Laila, 2011). 2) Dismenorea adalah nyeri menstruasi yang merupakan suatu gejala yang bukan suatu penyakit (Asrinah, 2011). 3) Dismenorea adalah nyeri didaerah panggul akibat menstruasi dan produktif zat prostaglandin (Proverawati, 2009). b. Tanda dan gejala Rasa nyeri ini dapat disebabkan karena kontraksi otot perut yang terjadi secara terus menerus saat mengeluarkan darah. Kontraksi yang sangat sering ini menyebabkan otot menegang. Ketegangan otot tidak hanya terjadi pada otot perut yang terdapat dibagian punggung bawah, pinggang, panggul, dan paha hingga betis (Asrinah, 2011).
19
Gejala-gejala fisik nyeri menstruari adalah sakit perut, sakit kepala, mual, payudara bengkak, nyeri otot, dan punggung. Serta pembengkakan di tungkai kaki. Sementara itu, gejala psikologinya antara lain cepat tersinggung, mudah marah, depresi, tiba-tiba sering menangis, cepat berubah dari gembira menjadi marah, cepat lupa, merasa sendirian di tengah keramaian, tidak berkonsentrasi, malas, tegang, rendah diri, dan bingung. Gejala lain adalah sulit tidur, lelah, pusing, sering merasa haus, banyak makan, gairah seksual berubah, dan menurunnya minat dalam kehidupan sehari-hari ( Laila, 2011). Gejala dismenorea yaitu gejala nyeri pada perut bagian bawah, yang bisa menjalar kepunggung bagian bawah dan tungkai, sakit kepala, pegal-pegal di kaki dan pinggang untuk beberapa jam, kram perut dan sakit perut (Proverawati, 2009). Dari beberapa sumber yang penulis peroleh maka dapat disimpulkan bahwa gejala dan keluhan dismenorea adalah : 1) Stress yang berlebihan 2) Mual muntah 3) Rasa letih, cemas, bingung dan tegang 4) Sakit daerah bawah pinggang dan bawah perut 5) Rasa kram yang hilang timbul atau sebagai nyeri tumpul yang terus menerus ada.
20
c. Macam Dismenorea Menurut Anurogo (2011), macam dismenorea dibagi menjadi dua, yaitu : 1) Dismenorea Primer Dismenorea primer adalah nyeri haid yang di jumpai tanpa kelainan alat-alat genital yang nyata. Dismenorea primer biasanya terjadi dalam 6-12 bulan pertama setelah haid pertama, segera setelah siklus ovulasi teratur ditentukan. Selama menstruasi, sel-sel endometrium yang terkelupas melepaskan prostaglandin (sekelompok persenyawaan mirip hormon kuat yang terdiri
dari
asam
lemak esensidan
mempengaruhi
pembuluh). Prostaglandin merangsang otot uterus (rahim) dan memengaruhi
pembuluh
darah
biasa
digunakan
untuk
menginduksi aborsi atau kelahiran yang menyebabkan iskemia uterus (penurunan suplai darah ke rahim) melalui kontraksi myometrium
(otot
dinding
rahim)
dan
vasoconstriction
(penyempitan pembuluh darah). Peningkatan kadar prostaglandin telah terbukti ditemukan pada cairan haid pada perempuan dengan dismenorea berat. Kadar ini memang meningkat terutama selama dua hari pertama haid.
21
Kadar prostaglandin yang meningkat ditentukan dicairan endometrium perempuan dengan dismenorea dan berhubungan baik dengan derajat nyeri. Peningkatan endometrial prostaglandin sebanyak tiga kali lipat terjadi dari fase folikuler menuju fase luteal, dengan peningkatan lebih lanjut yang terjadi selama haid. Peningkatan prostaglandin di endometrium yang mengikuti penurunan progesterone pada akhir fase luteal menimbulkan peningkatan tonus miometrium dan kontraksi uterus yang berlebihan. a) Faktor resiko dismenorea primer (1) Usia saat menstruasi yang pertama kurang dari 12 tahun (2) Belum pernah melahirkan anak (3) Haid memanjang atau dalam waktu yang lama (4) Merokok (5) Riwayat keluarga terkena penyakit (6) Kegemukan b) Gejala-gejala dismenorea primer 1) Malaise (rasa tidak enak badan) 2) Fatigue (lelah) 3) Nausea (Mual) dan vomiting (muntah) 4) Diare 5) Nyeri punggung bawah 6) Sakit kepala
22
Menurut Laila (2011), ada beberapa faktor yang memegang peranan penting sebagai penyebab terjadinya dismenorea primer : 1) Faktor kejiwaan Para remaja yang secara emosional tidak stabil, dan apabila tidak mendapat penerangan yang baik tentang proses menstruasi mudah timbul disminorea. 2) Faktor konstitusi Faktor yang menurunkan ketahanan terhadap nyeri, seperti : anemia, penyakit menahun dan sebagainya yang dapat mempengaruhi kejadian disminorea. 3) Faktor Endokrin atau Hormon Faktor
ini
dikarenakan
endometrium
memproduksi
hormone prostaglandin yang menyebabkan pergerakan otot-otot polos. Sehingga hormone prostaglandin yang berlebihan dilepaskan ke dalam peredaran darah, maka akan menimbulkan nyeri saat menstruasi. 4) Faktor alergi Faktor ini merupakan teori yang dikemukakan setelah dilakukan penelitian tentang adanya hubungan antara dismenorea dan migraine atau asma. Melalui penelitian tersebut, diduga bahwa penyebab alergi ini adalah karna adanya toksin haid.
23
2) Dismenorea Sekunder Dismenorea sekunder adalah nyeri menstruasi yang dirasakan karena penyakit atau kelainan alat reproduksi (Laila, 2011). Penyebab dismenorea sekunder menurut Anurogo (2011), antara lain : (1) Alat kontrasepsi dalam rahim (2) Adanya endometrium selain dirahim (3) Tumor jinak yang terdiri dari jaringan otot (4) Perlekatan (5) Kista ovarium (6) Sel telur terpeluntir (7) Penyakit radang panggul kronis (8) Kelainan letak uterus seperti retrofleksi (9) Faktor psikis takut tidak punya anak Faktor resiko dismenorea sekunder menurut Anurogo (2011), antara lain: (1) Endrometriosis (2) Aenomiosis (3) IUD (4) Penyakit radang panggul (5) Kanker endometrium (6) Kista ovarium
24
Gejala Dismenorea sekunder menurut Anurogo (2011), yaitu : (1) Dismenorea terjadi selama siklus pertama atau kedua setelah haid pertama. (2) Dismenorea dimulai setelah usia 25 tahun. (3) Terdapat ketidaknormalan pelvis dengan pemeriksanan fisik. (4) Nyeri yang tidak berkurang dengan terapi NSAID (nonsteroidal anti-inflammatory drug). (5) Rasa nyeri saatberhubungan seks. (6) Infertilitas. d. Pencegahan dan pengobatan dismenorea Pencegahan dismenoria menurut Anurogo (2011), yaitu : 1) Hindari stress. 2) Pola makan yang teratur dengan asupan gizi mencakup 4 sehat 5 sempurna. 3) Saat menjelang haid, hindari makanan yang cenderung asam dan pedas. 4) Istirahat yang cukup. 5) Olahraga secara teratur. 6) Selama haid, jangan melakukan olahraga berat atau bekerja berlebihan. 7) Hindari mengkonsumsi alkohol, rokok, kopi, maupun coklat.
25
Pengobatan dismenorea menurut Laila (2011), antara lain : 1) Obat analgesic Obat analgesic diberikan sebagai terapi simtomatik. Obat analgesic yang diberikan misalnya kombinasi aspirin, fenasetin, dan kafein. Selain itu yang beredar dipasaran, seperti novalgin, ponstan, acetaminophen. 2) Melakukan terapi hormonal Yaitu dengan cara memberikan pil kontrasepsi kombinasi. Tujuan dari pemberian pil kombinasi ini yaitu menekan ovulasi, namun tindakan ini hanya bersifat sementara. 3) Obat Nonsteoroid anti prostaglandin Dengan pemakaian obat ini, 70% perempuan yang merasa sakit saat menstruasi dapat disembuhkan atau banyak mengalami perbaikan yang dirasa.Sebaiknya, pengobatan ini diberikan dimulai 1 sampai 3 sebelum menstruasi. Obat steroid yang termasuk disini adalah ibuprofen, dan naproksen. Selain dengan obat-obatan rasa nyeri juga bisa dikurangi dengan istirahat yang cukup (Laila, 2011), yaitu ada : 1) Mengompres dengan suhu yang panas Pengompresan bisa dengan menggunakan kompres handuk, atau botol berisi air panas (hangat) tepat pada bagian yang terasa kram (bisa perut atau pinggang abgian belakang). Suhu
26
panas dapat meminimalkan ketegangan otot. Setelah otot rileks, rasa nyeri pun akan berlangsung hilang. 2) Berolahraga secara teratur Berolahraga teratur tidak hanya mengurangi stress yang biasanya timbul saat PMS dan menstruasi, tetapi juga bisa meningkatkan produksi endorphin otak dan penawar sakit alami tubuh. 3) Melakukan pemijatan Pemijatan dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri. Pemijatan yang dilakukan secara ringan dan melingkar dengan telunjuk pada perut bagian bawahakan membantu mengurangi nyeri haid. Aktivitas sehari-hari bisa membuat otot menegang dan rasa lelah yang menggangu, sehingga pikiran semakin stress dan nyeri haid akan semakin parah.
27
B. Kerangka Teori Tingkat Pengetahuan : 1. 2. 3. 4. 5.
Tahu Memahami Analisis Siamosis Evaluasi
Pengetahuan
Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan : 1. Usia 2. Pendidikan 3. Pekerjaan 4. Sosial Ekonomi 5. Informasi 6. Pengalaman
Disminorea : 1. Pengertian Disminorea 2. Tanda dan gejala Disminorea 3. Macam Disminorea 4. Pencegahan dan pengobatan Disminorea
Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber : Notoatmodjo 2010 (modifikasi)
28
C. Kerangka Konsep
Baik Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Disminorea
Cukup Kurang
Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan : 1. Usia 2. Pendidikan 3. Pekerjaan 4. Sosial Ekonomi 5. Informasi 6. Pengalaman
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Keterangan : : Variable yang diteliti : Variable yang tidak diteliti
29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian Ditinjau dari tujuan penelitian yang akan dicapai, penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu suatu penelitian yang dilakukan terhadap sekelompok objek yang bertujuan untuk melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi di dalam suatu populasi tertentu (Notoatmodjo, 2010). Kuantitatif
yaitu data yang
dipaparkan dalam bentuk angka-angka (Riwidikdo, 2009). Pada penelitian ini menggambarkan tentang “Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Dismenorea pada Kelas VIII di SMPN 1 Sambi Boyolali”.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi penelitian Lokasi penelitian adalah tempat yang akan dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian (Hidayat, 2007). Penelitian ini dilakukan di SMP N 1 Sambi Boyolali.
29
30
2. Waktu penelitian Waktu penelitian adalah rencana tentang jadwal yang akan dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya (Hidayat, 2007). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4-18 Mei 2013.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Jumlah populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah Remaja Putri kelas VIII di SMP N 1 Sambi Boyolali yang berjumlah 122 siswi yang terbagi dalam 7 kelas. 2. Sampel Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil dari keseluruhan obyek penelitian yang dijadikan bahan penelitian dimana bagian tersebut mewakili dari seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Menurut Arikunto (2006) jika populasi sampel kurang dari 100 lebih baik diambil semua, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10%-15% dan 20-25% atau lebih, jadi jumlah sampel yang diambil peneliti adalah 25% dari 122 siswi adalah 31 siswi.
31
3. Teknik pengambilan sampling Teknik pengambilan sampel merupakan suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehinga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2009). Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah random sampling, yaitu pengambilan sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Pengambilan sampel acak dapat dilakukan dengan undian, memilih bilangan dari daftar bilangan secara acak (Sugiyono, 2007). Sebelum dilakukan pengambilan sampel perlu ditentukan kriteria pengambilan sampel. Menurut Hidayat (2007), kriteria pengambilan sampel dibedakan menjadi 2 yaitu kriteria inklusi dan eksklusi. a. Kriteria inklusi Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subyek penelitian dapat mewakili sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel (Hidayat, 2007). Adapun kriteria inklusi dari subyek penelitian adalah sebagai berikut : 1) Remaja putri yang bersedia menjadi responden. 2) Remaja putri yang sudah menstruasi.
32
b. Kriteria eksklusi Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subyek penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel (Hidayat, 2007). Kriteria eksklusi dari subyek penelitian adalah sebagai berikut: 1) Remaja putri sudah menstruasi tetapi tidak bersedia untuk menjadi responden. 2) Remaja putri yang tidak masuk pada waktu diadakan penelitian. 3) Remaja putri yang mengundurkan diri menjadi responden.
D. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini instrumen penelitian atau alat yang digunakan untuk pengambilan data adalah kuesioner. 1.
Kuesioner Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data atau suatu penelitian mengenai suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum atau banyak orang (Notoatmodjo, 2010). Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner yang bersifat langsung dan pertanyaan tertutup artinya pernyataan yang membutuhkan jawaban atau isian telah dibatasi atau ditentukan jawabannya yaitu benar dan salah (Arikunto, 2010).
33
2. Kriteria penilaian Kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup, yang berbentuk pernyatan dimana dalam pernyatan tersebut disediakan pilihan jawaban “benar” atau “salah” dan responden diminta memilih salah satu jawaban tersebut. Kuesioner ini ada dua pernyataan yaitu pernyataan positif (favorabel) bila responden menjawab benar nilainya 1 dan menjawab salah nilainya 0. Pernyataan negatif (unfavorabel) bila responden menjawab benar nilainya 0 dan menjawab salah nilainya 1. Pemberian jawaban ditunjukkan dengan menggunakan tanda centang (√) pada lembar kuesioner yang sudah disediakan. Untuk mengetahui kuesioner untuk penelitian ini berkualitas, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan karakteristik seperti sejenis di luar lokasi penelitian yaitu di SMP N 1 Ngemplak Boyolali. Instrumen penelitian sebelumnya diuji validitas dan uji reliabilitas kemudian diolah dan dianalisa dengan dibantu program SPSS (Statistical Product and Service Solution).
34
3. Kisi-kisi kuesioner Tabel 3.1 Kisi-kisi kuesioner Variabel
Indikator
Pernyataan Favourable
Tingkat
a. Pengertian
Pengetahuan Remaja
Dismenorea b. Tanda dan
Putri
gejala
Tentang
Dismenorea
Dismenorea
2 3,5,6,10,11
9
c. Penyebab Dismenorea d. Penanganan Dismenorea Jumlah
a.
Unfavourable
1,2 4,7,8,9
Total
12,13,15,18,19 14,16,17
8
20,21,22,23,24 25,26,27
8 27
Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat kevalidan sesuatu instrumen (Arikunto, 2006). Uji validitas ini dilakukan di SMP N 1 Ngemplak Boyolali tanggal 16 Februari 2013, dengan sampel yang di ambil untuk validitas sebanyak 30 siswi. Berdasarkan hasil uji validitas terhadap 30 responden dengan pengolahan data menggunakan progam SPSS (Statistical Product and Service Solution) diperoleh hasil 30 pernyataan dengan taraf signifikan 0,05 memiliki rhitung > rtabel ( 0,361) sebanyak 27 pernyataan dan 3 pernyataan memiliki rhitung < rtabel ( 0,361) yaitu item pernyataan
35
nomor 8, 20, dan 22. Sehingga ketiga item pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid dan dihilangkan sehingga tidak digunakan untuk penelitian selanjutnya karena 27 pernyataan sudah dapat mewakili untuk penelitian. Instrumen
dikatakan
valid
apabila
mampu mengukur apa yang seharusnya hendak diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus product moment. Instrumen dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel ( 0,361) → sign 0,05 Menurut Riwidikdo (2009), rumus product moment adalah:
rxy =
N . SX.Y - SX.SY {N SX 2 - (SX ) }{N SY 2 - (SY ) } 2
2
Keterangan: N : Jumlah responden rxy : Koefisien skorelasi product moment X : Skor pertanyaan Y : Skor total XY
b.
: Skor pertanyaan dikalikan skor total
Uji Reliabilitas Uji reliabilitas merupakan suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu instrument penelitian atau alat ukur dalam mengumpulkan
data
untuk
bisa
diandalkan
dan
dipercaya
keabsahannya serta uji reliabilitas untuk mengetahui tingkat data yang bisa dinyatakan reliabel dalam data yang dikumpulkan dalam waktu
36
yang berbeda (Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach. Menurut Riwidikdo (2009), rumus dari Alpha Cronbach adalah sebagai berikut : 2 é k ù é Ssb ù 1- 2 ú r11 = ê ê ú s t û ë k - 1û ë
Keterangan: r11 = Reliabilitas Instrument k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal ∑σb2= Jumlah varian butir σt2 = Varians total Dinyatakan reliabel bila nilai alpha cronbach’s > rkriteria (0,75) (Riwidikdo, 2009). Berdasarkan hasil uji reliabilitas untuk pengetahuan responden didapat r Cronbach’s Alpha sebesar 0,923. Maka dapat disimpulkan bahwa kuesioner untuk pengetahuan responden terbukti reliabilitasnya.
37
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara peneliti untuk mengumpulkan data yang akan dilakukan dalam penelitian (Riwidikdo, 2009). Data yang diperoleh terdiri dari: 1. Data Primer Data primer adalah data dikumpulkan sendiri oleh peneliti dari yang sebelumnya tidak ada dan tujuannya disesuaikan dengan keperluan penelitian (Hidayat, 2007). Pengumpulan data primer didapat dari pengisian kuesioner. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data telah dikumpulkan oleh pihak lain dan data sudah ada (Hidayat, 2007). Cara mendapat data sekunder ini adalah dari studi dokumentasi. Studi dokumentasi adalah data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku dan surat kabar (Arikunto, 2010). Data sekunder diperoleh dari bagian Tata Usaha (TU), yaitu data jumlah remaja putri kelas VIII di SMP N1 Sambi Boyolali.
F. Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan ukuran yang dimiliki dalam anggota dari kelompok yang berbeda (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan remaja putri tentang dismenorea.
38
G. Definisi Operasional Definisi operasional adalah suatu definisi yang membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel – variabel diamati atau diteliti (Nursalam, 2008).
Tabel 3.2. Definisi Operasional Variabel Tingkat
Definisi Operasional Kemampuan
Alat ukur
Skala
Kategori
Data
Kuesioner a. Baik : Bila nilai Ordinal
Pengetahuan menjawab
responden
Remaja
diperoleh ( x ) >
pertanyaan
Putri tentang yang diberikan dismenorea
yang berkaitan dengan dismenorea pada
lembar
kuesioner
yang
mean + 1 SD b. Cukup : Bila nilai mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD c. Kurang : Bila nilai responden
yang
diperoleh ( x ) < mean – 1 SD (Riwidikdo, 2010)
39
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data Setelah data terkumpul,
langkah yang dilakukan berikutnya
adalah pengolahan data. Menurut Notoatmodjo (2010), proses pengolahan data ada 4 yaitu: a. Editing Editing adalah suatu kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner. b. Coding Coding adalah kegiatan mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. c. Data entry (Tabulasi) Data entry adalah kegiatan memasukkan data ke dalam program atau “software” komputer. d. Pembersihan data (cleaning) Pembersihan data merupakan kegiatan pengecekan kembali untuk
melihat
kemungkinan
adanya
kesalahan
kode,
ketidaklengkapan dan sebagainya kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.
40
2. Analisa Data Analisa data yang akan digunakan dalam penelitian adalah Analisa Univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari variabel (Notoatmodjo, 2010). Untuk mengetahui tingkat pengetahuan menurut Riwidikdo (2010), adalah sebagai berikut: a. Baik
: Bila responden (x) > mean + 1 SD
b. Cukup
: Bila nilai mean – 1SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
c. Kurang
: Bila nilai responden (x) < mean – 1 SD
Untuk mencari simpangan baku dengan menggunakan rumus menurut Riwidikdo (2010), yaitu:
ܵ ܦൌ
݊ ʹ ඩσ݅ൌͳ ͳݔെ
Keterangan: SD
: Simpangan baku
xi
: Nilai dari data
n
: Banyaknya data
൫σ݊݅ൌͳ ͳ ݔ൯
ሺ݊ െ ͳሻ
݊
ʹ
41
Untuk menghitung mean menggunakan rumus menurut Riwidikdo (2010), yaitu:
Rumus : X =
åx n
Keterangan : X
: Rata-rata ( mean )
åx
: Jumlah seluruh jawaban responden
n
: Jumlah maksimal yang harus diperoleh responden Untuk memperoleh skor prosentase menurut Riwidikdo (2010), yaitu
sebagai berikut: Skor tingkat pengetahuan rerponden Skor prosentase =
x100% Total responden
Sedangkan rumus prosentase untuk jumlah pengetahuan remaja putri tentang dismenorea menurut tingkat pengetahuan adalah : Jumlah remaja putrid menurut tingkat pengetahuan Skor prosentase =
x100% Total responden
42
I. Etika Penelitian Pada penelitian ini, tetap menjunjung tinggi kebebasan dan hak dari setiap orang dalam memberikan masukan, pendapat serta jawaban dari kuesioner yang ada. Sehingga nilai untuk tetap menjunjung tinggi etika penelitian menjadi salah satu wujud akan tidak adanya intervensi dari pihak manapun. Dan standar etika dalam melakukan penelitian, menurut (Hidayat, 2009) antara lain: 1. Anonimity Jaminan untuk tidak menyebutkan nama dan serta menerangkan sumber data atau responden yang menjadi sumber data dalam penelitian. 2. Informed Consent Pernyataan persetujuan antara peneliti dengan responden yang ditandai dengan pemberian tanda tangan pada surat persetujuan. 3.
Confidentiality ( Kerahasiaan ) Kerahasiaan merupakan salah satu bentuk jaminan kepada responden, apabila yang bersangkutan tidak bersedia untuk diberitahukan segala informasi tentang responden yang bersangkutan.
J. Jadwal Penelitian Bagian ini menguraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun proposal penelitian sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta waktu
berjalan
atau
berlangsungnya
tiap
kegiatan
(Notoadmodjo, 2010). Tabel jadwal penelitian (terlampir).
tersebut
43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian SMP N 1 Sambi terletak di Dukuh Gumukrejo, Kelurahan Sambi, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali. SMP N 1 Sambi sebelah selatan berbatasan RT 03 Dusun Mutihan, timur berbatasan dengan RT 04 Dusun Mutihan, utara berbatasan dengan RT 07 Dusun Gumukrejo dan barat berbatasan dengan desa Canden. SMP N 1 Sambi dikepalai oleh Bapak Marsum S.Pd yang membawahi 46 guru dan 57 karyawan. Luas SMP N 1 Sambi sekitar 3 hektar terdiri dari 21 kelas, ruang guru, ruang perpustakaan, ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Sarana olah raga, mushola, ruang komputer, ruang laboratorium, ruang kesenian, kantin. Jumlah murid kelas VII yaitu 240 murid, kelas VIII yaitu 122 murid putri dan 116 murid putra dan kelas IX 243 murid.
B. Hasil Penelitian Dari hasil pengumpulan data melalui kuesioner yang telah dilaksanakan pada tanggal 4-18 Mei 2013 dengan subyek penelitian sebanyak 31 siswi diperoleh hasil sebagai berikut :
43
44
1. Hasil Perhitungan Mean dan Standar Deviation Tabel 4.1 Mean dan Standar Deviation N Tingkat 31 pengetahuan remaja putri kelas VIII tentang dismenorea di SMP N 1 Sambi Boyolali Sumber : Data Primer
Minimum Maximum
Mean
18
21,6
25
Standar Deviation 1,3
2. Hasil Penelitian Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Dismenorea pada Kelas VIII di SMP N 1 Sambi Boyolali Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Dismenorea pada Kelas VIII di SMP N 1 Sambi Boyolali No
Pengetahuan
Frekuensi
Prosentase (%)
1
Baik
4
12,90%
2
Cukup
24
77,42 %
3
Kurang
3
9,68 %
Jumlah
31
100%
Sumber : Data Primer bulan Mei 2013 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pengetahuan remaja putri kelas VIII tentang dismenorea di SMP N 1 Sambi Boyolali dalam kategori baik yaitu sebanyak 4 responden (12,90%) sedangkan untuk kategori cukup sebanyak 24 responden (77,42%), dan untuk kategori kurang sebanyak responden 3 (9,68%). Jadi tingkat pengetahuan remaja putri kelas VIII tentang dismenorea di SMP N 1 Sambi Boyolali dapat dikategorikan berpengetahuan cukup yaitu 24 responden (77,42%).
45
C. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan remaja putri kelas VIII tentang dismenorea di SMP N 1 Sambi Boyolali 12,90% (4 siswi) adalah berpengetahuan baik, 24 siswi (77,42%) berpengetahuan cukup dan berpengetahuan kurang 3 siswi (9,68%). Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melalukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebangian besar pengetahuan manusia diperoleh mulai dari mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting akan terbentuknya tindakan seseorang. Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan ( Notoadmodjo, 2010). Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan adalah pendidikan, informasi atau media massa, sosial budaya dan ekonomi, lingkungan, pengalaman dan usia. Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Masyarakat mendapatkan inovasi baru melalui berkembangnya teknologi dan media massa. Status ekonomi seseorang juka akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu. Adanya interaksi timbal
46
balik
individu
terhadap
lingkungan
juga
mempengaruhi
(Notoadmodjo, 2010). Dismenorea adalah aliran bulanan yang menyakitkan atau tidak normal. Nyeri yang dirasakan tidak hanya terjadi pada bagian perut bawah saja melainkan pada punggung bagian bawah. Pinggang, pinggul, otot, paha atas, hingga betis (Laila, 2011). Nyeri haid ada yang ringan dan ada yang samar-samar, ada pula yang berat bahkan beberapa wanita telah pingsan dan ada yang harus ke dokter karena menstruasi yang dialaminya mengganggu aktifitasnya (Asrinah, 2011). Pencegahan dan penanganan dismenorea dapat dilakukan dengan cara menghindari stress, pola makan yang teratur dengan asupan gizi mencakup 4 sehat 5 sempurna, saat menjelang haid, hindari makanan yang cenderung asam dan pedas, istirahat yang cukup, olahraga secara teratur, selama haid, jangan melakukan olahraga berat atau bekerja berlebihan dan hindari mengkonsumsi alkohol, rokok, kopi, maupun coklat (Anurogo, 2011). Dengan baiknya tingkat pengetahuan remaja putri tentang dismenorea diharapkan remaja siap dalam menghadapi nyeri saat datang bulan. Walaupun tidak berbahaya, namun rasa ini dapat mengganggu bagi wanita yang mengalaminya. Derajat nyeri dan kadar gangguan tentu tidak sama untuk setiap wanita, dan yang masih bisa bekerja sambil meringis (Proverawati, 2009).
47
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di SMP N 1 Sambi Boyolali didapatkan hasil bahwa tingkat pengetahuan remaja putri kelas VIII tentang dismenorea adalah cukup (77,42%). Hal ini dipengaruhi karena masih banyak siswi yang tidak mengerti tentang pengertian dan cara penanganan dismenorea. Kemungkinan dipengaruhi pengalaman siswi saat haid yang lalu atau pernah mengalami dismenorea sebelumnya. Kurangnya memanfaatkan media massa, radio, dan TV. Kurangnya informasi yang diberikan baik dari orangtua maupun kurangnya penyuluhan dari tenaga kesehatan tentang pengertian dan cara penanganan dismenorea atau kurangnya kesadaran terhadap tenaga kesehatan terdekat untuk mendapatkan informasi tentang pengertian dismenorea dan cara penanganannya, sehingga responden cukup tahu tentang pengertian dan cara penanganan dismenorea, hal ini mempengaruhi pengetahuan responden menjadi cukup.
D. Keterbatasan 1. Kendala penelitian Kendala dari penelitian adalah waktu dalam mengumpulkan responden dikarenakan sedang ada kegiatan di tempat penelitian serta pada saat mengerjakan kuesioner ada beberapa responden yang belum bisa memahami istilah-istilah dalam kuesioner.
48
2. Kelemahan/keterbatasan a. Variabel Penelitian Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal sehingga hasil peneitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja. b. Kuesioner Dalam penelitian ini ada kelemahan dalam penyusunan (kuesioner) yang menggunakan jawab tertutup sehingga responden tidak dapat menguraikan jawaban selain jawaban yang tersedia. c. Sampel Penelitian ini hanya mengambil sampel dari siswi kelas VIII saja, sehingga tidak dapat mewakili semua siswi SMP N 1 Sambi Boyolali.
49
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari hasil penelitian tingkat pengetahuan remaja putri kelas VIII di SMP N 1 Sambi Boyolali dapat di simpulkan bahwa : 1. Tingkat pengetahuan remaja putri kelas VIII tentang dismenorea di SMP N 1 Sambi Boyolali termasuk dalam kategori baik yaitu sebanyak 4 responden (12,90%). 2. Tingkat pengetahuan remaja putri kelas VIII tentang dismenorea di SMP N 1 Sambi Boyolali termasuk dalam kategori cukup sebanyak 24 responden (77,42%). 3. Tingkat pengetahuan remaja putri kelas VIII tentang dismenorea di SMP N 1 Sambi Boyolali termasuk dalam kategori kurang sebanyak 3 responden (9,68%). B. Saran Berdasarkan hasil penenlitian mengenai tingkat pengetahuan remaja putri tentang dismenorea, maka saran yang dapat penulis sampaikan adalah : 1. Responden Diharapkan untuk lebih banyak menambah pengetahuan atau wawasan yaitu dengan menanyakan pada sumber-sumber yang dapat dipercaya seperti tenaga kesehatan, guru, atau membaca buku-buku tentang kesehatan reproduksi untuk mengetahui cara penanganan dismenorea
49
50
yang
benar,
maka
diharapkan
siswi
dapat
mengatasi
bila
mengalaminya. 2. Bagi institusi a. SMP N 1 Sambi Boyolali Diharapkan dapat memberikan informasi atau penyuluhan yang menjalin kerjasama dengan tenaga kesehatan (bidan wilayah kerja setempat / puskesmas) untuk memberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi khususnya dismenorea. b. STIKes Kusuma Husada Surakarta Diharapkan akan menambah literatur tentang kesehatan reproduksi khususnya dismenorea. 3. Bagi peneliti selanjutnya Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk dapat mengembangkan variable penelitian dan sampel peneliti lebih bervariasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anurogo, D. 2011. Cara jitu Mengatasi Nyeri Haid. Yogyakarta. Andi Offset. Arikunto, S. 2011. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Asrinah. 2011. Menstruasi dan permasalahannya. Yogyakarta : Pustaka Panasea. Atikah. 2009. Menarche. Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yogyakarta : Nuha Medika. Depkes. 2010. Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Jakarta : Salemba Medika. Hidayat, A. A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknis Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika. Ekasari, D. 2011. Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas VIII Tentang Dismenorea, SMP N 1 Plupuh, AKBID YAPPY. Karya Tulis Ilmiah. Saputri, E. 2011. Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Dismenorea, MTS AL-Islam Mraggen Polokarto Sukoharjo, AKBID Kusuma Husada Surakarta. Karya Tulis Ilmiah. Jalal,
A. 2010. Pengertian http://www.pengertian_pengetahuan November 2012.
Pengetahuan (Knowledge). (knowledge).htm. Diakses 28
Kasdu, D. 2005. Solusi Problem Wanita Dewasa. Jakarta : Puspa Swara. Kusmiran. 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta : Salemba Medika Laila, N. N. 2011. Buku Pintar Menstruasi + Solusi Atasi Segala Keluhannya. Yogyakarta : Bukubiru. Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. ___________ . 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta. ___________ . 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
51
52
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Mysaroh. 2009. Menarche. Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yogyakarta : Nuha Medika. Prawirohardjo. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroardjo. Proverawati, A. 2009. Menarche. Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yogyakarta : Nuha Medika. Riwidikdo, H. 2009. Statistik Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi Progam R dan SPSS. Yogyakarta : Pustaka Rihama. Sarlito, dkk. 2004. Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Salemba Medika. Saryono. 2010. Sindrom Premenstruasi. Yogyakarta : Nuha Medika. Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Sejati. 2009. Sindrom Premenstruasi. Yogyakarta : Nuha Medika. Widyastuti, Y., Rahmawati, A., Purnamaningrum, Y. E. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya. Hidayat, A. 2008. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika. Mahfoedz. 2007. Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan, Keperwatan dan Kebidanan. Yogyakarta : Fitramaya.