TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MASA PUBERTAS PADA SISWA KELAS VII DI SMP N 1 KEBAKKRAMAT KARANGANYAR KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh : LISA NURYANI NIM B12 085
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015
ii
iii
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ”Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Masa Pubertas Pada Siswa Kelas VII di SMP N I Kebakkramat”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan
pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta 2. Ibu Retno Wulandari SST, selaku Ka Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta. 3. Ibu Arista Apriani, SST. M.Kes selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam membuat Karya Tulis Ilmiah. 4. Dosen dan Staf Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan dorongan dan bantuan kepada penulis. 5. Bapak Drs. Bambang Dwi Tantyo Selaku Kepala Sekolah SMPN 1 Kebakkramat yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan pengambilan data awal dan penelitian. 6. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh referensi dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Proposal Karya Tulis Imiah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak. Surakarta,
Juli 2015 Penulis
iv
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juli 2015 Lisa Nuryani B12 085 TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MASA PUBERTAS PADA SISWA KELAS VII DI SMP N 1 KECAMATAN KEBAKKRAMAT KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2015 xii + 51 halaman+ 21 lampiran + 5 tabel + 2 gambar ABSTRAK Latar Belakang: Di sebagian besar masyarakat dan budaya, masa remaja pada umumnya dimulai pada usia 10-13 tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun (Notoatmodjo, 2011). Dilihat dari sudut pandang kesehatan, tindakan menyimpang yang akan mengkhawatirkan adalah masalah yang berkaitan dengan seks bebas (unprotected sexuality), penyebaran penyakit kelamin, kehamilan di luar nikah atau kehamilan yang tidak diinginkan (adolecent unwanted pregnancy) di kalangan remaja. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan penulis di SMP N 1 Kebakkramat terhadap 10 siswa dari 2 pertanyaan yang diajukan hanya 4 (40%) siswa yang bisa menjawab pertanyaan tentang masa pubertas, sedangkan 6 siswa (60%) siswa yang lain belum bisa menjawab tentang masa pubertas dengan tepat. Tujuan: Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang masa pubertas pada siswa kelas VII pada kategori baik, cukup dan kurang. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian dilaksanakan di SMP N 1 Kebakkramat pada tanggal 28 Mei 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII yang berjumlah sebanyak 192 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Simple Random Sampling(Sampel Acak Sederhana) Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, sedangkan untuk analisis data dilakukan dengan analisis univariat dengan bantuan SPSS. Hasil penelitian: Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh hasil tingkat pengetahuan remaja tentang masa pubertas pada siswa kelas VII di SMP N 1 Kebakkramat menunjukkan 4 siswa (11%) berpengetahuan baik, 28 siswa (74%) berpengetahuan cukup dan 6 siswa (15%) berpengetahuan kurang. Kesimpulan: Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Masa Pubertas Pada Siswa Kelas VII Di SMP N 1 Kebakkramat Karanganyar sebagian besar dalam kategori cukup yaitu sebanyak 28 responden (74%). Hal ini disebabkan oleh faktor pendorong dan faktor penghambat yaitu informasi dan lingkungan. Kata kunci :Pengetahuan, remaja, masa pubertas Kepustakaan : 20 literatur (Tahun 2005-2015 )
v
MOTTO
1. Awali semuanya dengan doa dan senyuman. 2. Beri satu kunci untuk mengenal hidup, jadikan setiap langkah kita sebagai ibadah insya allah kita akan tahu tujuan hidup yang sesungguhnya. 3. Kesehatan merupakan mahkota di atas kepala orang-orang yang sehat, tidak dapat dilihat oleh siapapun kecuali mereka orang yang sakit. 4. Hidup itu berawal dari Nol.....Jika angka tersebut tetap kamu pertahankan, maka hidupmu akan tetap Nol. Dan jika itu tak kau rubah menjadi 10, maka kesuksesan akan kian semakin jauh dari hidupmu
PERSEMBAHAN Dengan segala rendah hati, karya tulis ilmiah ini persembahkan : 1. Allah SWT yang memberikan petunjuk kelancaran dan kemudahan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini. 2. Bapak dan Ibu tercinta, terimakasih atas doa restunya dan cinta kasihnya selama ini. 3. Adikku tercinta (Afgan, Nofi Dan Mela) yang telah memberi support setiap langkahku. 4. Teman – temanku (Linda Wahyu, Linda Dewi, Yayuk, Delima, Anna dan Widy yang telah berpartisipasi dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini. 5. Teman-teman seperjuangan angkatan 2012 6. Almamater tercinta STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA PRODI D III KEBIDANAN. 7. Bu Nayla selaku pembimbing akademik yang telah membimbingku, Bu Arista Apriani dan Bu Kartika Dian L terimakasih selama ini telah sabar membimbing dan berbagi pengalaman.
vi
vii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ....................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................
iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................
iv
ABSTRAK........................................................................................................ v MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi CURICULUM VITAE ................................................................................... vii DAFTAR ISI .................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
xii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang........................................................................
1
B. Rumusan Masalah ..................................................................
3
C. Tujuan Penelitian ...................................................................
3
D. Manfaat Penelitian .................................................................
4
E. Keaslian Penelitian ................................................................
5
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori .......................................................................
7
1. Pengetahuan.....................................................................
7
2. Remaja ............................................................................
13
3. Masa Pubertas..................................................................
16
B. Kerangka Teori .......................................................................
26
C. Kerangka Konsep ..................................................................
27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian .............................................
28
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................
28
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ..............
29
viii
D. Variabel penelitian .................................................................
30
E. Definisi Operasional ...............................................................
30
F. Instrumen Penelitian ..............................................................
31
G. Teknik Pungumpulan Data ....................................................
35
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ...................................
35
I. Etika Penelitian .......................................................................
38
J. Jadwal Penelitian ...................................................................
39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambara Umum Tempat Penelitian .......................................... 40 B. Hasil Penelitian .......................................................................... 40 C. Pembahasan ............................................................................... 44 D. Keterbatasan ............................................................................... 48
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ............................................................................... 50 B. Saran ......................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Kerangka Teori ......................................................................
26
Gambar 2.2
Kerangka Konsep ..................................................................
27
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian ..................................................... 31 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner ....................................................................... 32 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sumber Informasi ................... 42 Tabel 4.2 Hasil Pengolahan Data .................................................................. 43 Tabel 4.3 Kuantitas Responden Berdasarkan KategoriPengetahuan ......... 43
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Jadwal Penelitian Lampiran 2 : Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3 : Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 4 : Surat Permohonan Ijin Uji Validitas Dan Reliabilitas Lampiran 5 : Surat Keterangan Uji Validitas Dan Reliabilitas Lampiran 6 : Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 7 : Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 8 : Surat Permohonan Menjadi Responden Lampiran 9 : Surat Persetujuan Responden Lampiran 10: Kuesioner Penelitian Lampiran 11 : Pedoman Penskoran Kuesioner Lampiran 12: Tabulasi Kuesioner Uji Validitas Tingkat Pengetahuan Lampiran 13: Hasil Uji Validitas Lampiran 14: Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 15: Tabulasi Hasil Penelitian Lampiran 16: Hasil Perhitungan Manual Lampiran 17: Perhitungan Persentase Tingkat Pengetahuan Lampiran 18: Hasil Penelitian Lampiran 19 : Tabel Kategori Tingkat Pengetahuan Lampiran 20: Dokumentasi Lampiran 21: Lembar Konsultasi
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau masa peralihan dari masa kanakkanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, perubahan psikologis dan perubahan sosial. Di sebagian besar masyarakat dan budaya, masa remaja pada umumnya dimulai pada usia 10-13 tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun (Notoatmodjo, 2011). Saat remaja pertumbuhan fisik baik laki-laki maupun perempuan sangatlah cepat tumbuhnya (growth spurt). Pada saat ini pertumbuhan tinggi badan (linier) terjadi amat cepat. Perbedaan pertumbuhan fisik laki-laki dan perempuan adalah pada organ reproduksinya, dimana akan diproduksi hormon yang berbeda, penampilan yang berbeda, serta bentuk tubuh yang berbeda akibat berkembangnya tanda seks sekunder (Depkes RI, 2007). Untuk mengetahui berbagai tuntutan psikologis perkembangan remaja dan ciri-ciri usia remaja diharapkan para orang tua dan remaja itu sendiri memahami hal-hal yang harus dilalui pada masa remaja ini sehingga bila remaja itu diarahkan dan dapat melalui masa remaja dengan baik maka pada masa selanjutnya remaja akan tumbuh sehat kepribadian dan jiwanya. Permasalahan yang sering muncul biasanya disebabkan karena ketidaktahuan orang tua tentang tuntutan psikologis ini, sehingga perilaku mereka sering kali
1
2
tidak mampu mengarahkan remaja menuju kepada pemahaman perkembangan mereka (Dewi, 2012) Dilihat dari sudut pandang kesehatan, tindakan menyimpang yang akan mengkhawatirkan adalah masalah yang berkaitan dengan seks bebas (unprotected sexuality), penyebaran penyakit kelamin, kehamilan di luar nikah atau kehamilan yang tidak diinginkan (adolecent unwanted pregnancy) di kalangan remaja. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan Hanifah (2002) mengenai pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi, menemukan bahwa pengetahuan dasar remaja tentang kesehatan reproduksi yang tidak memadai (Sarwono, 2013). Selain masalah kehamilan pada remaja masalah yang juga sangat menggelisahkan berbagai kalangan dan juga banyak terjadi pada remaja adalah banyaknya remaja yang mengidap HIV/AIDS. Dilihat dari jumlah pengidap dan peningkatan jumlahnya dari waktu ke waktu, maka dewasa ini HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) sudah dapat dianggap sebagai ancaman hidup bagi masyarakat Indonesia. Berdasarkan laporan Departemen Kesehatan bulan
Juni 2010
jumlah pengidap HIV/AIDS atau ODHA (Orang Yang Hidup Dengan HIV/AIDS) di Indonesia adalah 3.647 orang terdiri dari pengidap HIV 2.559 dan penderita AIDS 1.088 orang. Dari jumlah tersebut, kelompok usia 15-19 berjumlah 151 orang (4, 14%); 19-24 berjumlah 930 orang (25,50%). Ini berarti bahwa jumlah terbanyak penderita HIV/AIDS adalah remaja dan orang
3
muda. Dari data tersebut, dilaporkan yang sudah meninggal karena AIDS secara umum adalah 394 orang (Depkes R.I, 2010 ). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan penulis pada tanggal 19 Oktober 2014 di SMP N 1 Kebakkramat terdapat 192 siswa dari 6 kelas. Setelah penulis melakukan wawancara tidak terstruktur terhadap 10 siswa dari 2 pertanyaan yang diajukan yaitu pengertian masa pubertas dan tanda-tanda pada masa pubertas hanya 4 siswa yang bisa menjawab pertanyaan tentang masa pubertas sedangkan 6 siswa yang lain belum bisa menjawab pertanyaan tentang masa pubertas. Dikarenakan pengetahuan remaja tentang masa pubertas yang sangat penting bagi siswa dan masih banyak siswa di SMP N 1 Kebakkramat yang belum paham tentang masa pubertas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Masa Pubertas Pada Siswa Kelas VII di SMP N 1 Kebakkramat“.
B. Rumusan Masalah “Bagaimana tingkat pengetahuan remaja tentang masa pubertas pada siswa kelas VII di SMP N 1 Kebakkramat?”
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang masa pubertas pada siswa kelas VII di SMP N 1 Kebakkramat.
4
2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang masa pubertas pada siswa kelas VII di SMP N 1 Kebakkramat dalam kategori baik. b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang masa pubertas pada siswa kelas VII di SMP N 1 Kebakkramat dalam kategori cukup. c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang masa pubertas pada siswa kelas VII di SMP N 1 Kebakkramat dalam kategori kurang. d. Untuk mengetahui faktor pendorong dan faktor penghambat tingkat pengetahuan remaja tentang masa pubertas pada siswa kelas VII di SMPN 1 Kebakkramat.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi ilmu pengetahuan Untuk menambah informasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas khususnya mengenai masa pubertas pada remaja. 2. Bagi peneliti Melatih kemampuan peneliti untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari institusi pendidikan yaitu metodologi penelitian, statistik kesehatan, masa pubertas pada remaja serta melatih keterampilan berfikir secara kritis dan analisis.
5
3. Bagi Institusi a. Pendidikan Dapat digunakan sebagai sumber bacaan untuk penelitian selanjutnya atau dijadikan referensi untuk peningkatan kualitas pendidikan kesehatan khususnya tentang masa pubertas pada remaja. b. SMP N 1 Kebakkramat Dapat digunakan sebagai masukan pada SMP N 1 Kebakkramat mengenai pengetahuan siswa tentang masa pubertas dan upaya meningkatkan pengetahuan tentang masa pubertas dan dapat digunakan sebagai acuan pembelajaran.
E. Keaslian penelitian Penelitian ini pernah dilakukan yang serupa dengan penelitian yang dilakukan 1.
Danis Wulandari (2007), dari STIKES AISYIYAH Surakarta, ”Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perubahan Pada Masa Pubertas Di Kelas XI SMA 1 Boyolali”. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Cara pengambilan sampel dengan simple random sampling (α= 0,05) menggunakan instrumen kuesioner tertutup. Dengan jumlah sampel sebanyak 40 responden. Hasil penelitian didapatkan tingkat pengetahuan pada masa pubertas, dalam kategori baik 7 responden (17,5%), dalam kategori cukup baik 31 responden (77,5%) dan kategori kurang baik 2 responden (5 %).
6
2. Selly Susan Marlina (2011), dari STIKes Kusuma Husada Surakarta, dalam penelitian yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perubahan Fisik Pubertas Di SMP N 1 Sambi Boyolali“. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif teknik pengambilan sampel menggunakan random sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Analisa data dilakukan dengan analisa univariat dengan bantuan SPSS. Dengan jumlah sampel sebanyak 33 responden. Hasil penelitian tingkat pengetahuan remaja putri tentang perubahan fisik pubertas di SMP N 1 Sambi Boyolali adalah dalam kategori baik yaitu sebanyak 5 orang (15,2%), berpengetahuan cukup sebanyak 20 orang (60,6%) dan berpengetahuan kurang sebanyak 8 orang (24,2%). Perbedaan penelitian yang terdahulu dengan sekarang adalah lokasi penelitian, waktu penelitian dan hasil penelitian. Sedangkan persamaannya adalah jenis penelitian, teknik pengambilan sampel, instrumen penelitian dengan jenis kuesioner tertutup.
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan Teoritis 1. Pengetahuan (Knowledge) a. Pengertian Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2011). b. Tingkat pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan yaitu: 1) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.
7
8
Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. 2) Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara
benar
tentang
objek
yang
diketahui
dan
dapat
menginterprestasi materi tersebut dengan benar. 3) Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi rill (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan
hukum-hukum,
rumus,
metode,
prinsip
dan
sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 4) Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5) Sintesis (Synthesis) Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan
bagian-bagian
dalam
suatu
bentuk
9
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi- formulasi yang ada. 6) Evaluasi (Evaluation). Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan jastifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut Wawan (2010) faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu : 1) Faktor internal a) Pendidikan Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan, pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi. b) Pekerjaan Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan
banyak
tantangan.
Sedangkan
bekerja
umumnya
10
merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga. c) Umur Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa. 2) Faktor Eksternal a) Lingkungan Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia
dan
pengaruhnya
yang
dapat
mempengaruhi
perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. b) Sosial Budaya Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi. c) Informasi Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu
mempercepat
seseorang
untuk
memperoleh
pengetahuan yang baru (Mubarak, 2007). d. Cara Memperoleh Pengetahuan Cara memperoleh pengetahuan yang dikutip dari Notoatmojo (2010) adalah sebagai berikut :
11
1) Cara coba salah (Trial and Error) Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan beberapa kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba lagi dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya sampai masalah tersebut dapat terpecahkan. 2) Secara Kebetulan Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak sengaja oleh orang yang bersangkutan. 3) Cara Kekuasaan atau Otoritas Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun-menurun dari generasi ke generasi berikutnya. Prinsip inilah, orang lain menerima pendapat
yang dikemukakan oleh orang yang
mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa apa yang dikemukakannya adalah sudah benar.
12
4) Pengalaman Pribadi Pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. 5) Cara Akal Sehat (Common Sense) Akal sehat kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran. Sebelum itu pendidikan ini berkembang para orang tua zaman dulu agar anaknya mau menuruti nasehat orang tuanya, atau agar anak disiplin menggunakan cara hukuman fisik bila anaknya berbuat salah. Ternyata cara menghukum anak ini sampai sekarang berkembang menjadi teori atau kebenaran, bahwa hukuman adalah merupakan metode meskipun bukan yang paling baik bagi pendidikan anak. Pemberian hadiah dan hukuman merupakan cara yang masih dianut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan. 6)
Kebenaran melalui wahyu Ajaran dan dogma agama adalah sesuatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak. Sebab kebenaran ini diterima oleh para Nabi adalah sebagai wahyu dan bukan karena usaha penalaran atau penyelidikan manusia.
13
7) Kebenara secara intuitif Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat, melalui proses diluar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berfikir. Kebenaran yang diperoleh seseorang yang berdasarkan suara hati saja. 8) Melalui jalan pikiran Sejalan
dengan
perkembangan
kebudayaan
umat
manusia, cara berfikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan. Dengan kata lain memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya. 9) Cara ilmiah dalam memperoleh pengetahuan Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian.
2.
Remaja a. Pengertian Remaja Masa remaja merupakan masa yang begitu penting dalam hidup manusia, karena pada masa tersebut terjadi proses awal kematangan organ reproduksi manusia yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari kata pubercere yang berarti menjadi matang,
14
sedangkan remaja atau adolescence berasal dari kata adolescere yang berarti dewasa. Masa remaja juga merupakan masa peralihan dari anakanak ke dewasa. Pada masa ini banyak terjadi perubahan baik dalam hal fisik maupun psikis (DepKes RI, 2007). b. Klasifikasi Remaja Menurut Depkes RI (2007), masa remaja dibedakan menjadi 3 yaitu 1) Masa remaja awal Masa remaja awal yaitu umur 10-13 tahun. Psikososial merupakan manifestasi perubahan faktor-faktor emosi, sosial dan intelektual. Maka akibat perubahan tersebut yaitu a) Cemas terhadap penampilan badannya yang berdampak pada meningkatnya kesadaran diri (Self Consciousness). b) Perubahan hormonal berdampak sebagai individu yang mudah berubah-ubah
emosinya
seperti
mudah
marah,
mudah
tersinggung atau menjadi agresif. c) Menyatakan kebebasan berdampak bereksperimen dalam berpakaian, berdandan trendi dan lain-lain. d) Perilaku memberontak membuat remaja sering konflik dengan lingkungannya. e) Kawan lebih penting sehingga remaja berusaha menyesuaikan dengan mode teman sebayanya. f) Perasaan memiliki terhadap berdampak punya geng/kelompok sahabat, remaja tidak mau berbeda dengan teman sebayanya.
15
g) Sangat menuntut keadilan dari sisi pandangnya sendiri dengan membandingkan segala sesuatunya sebagai buruk hitam atau baik/putih berdampak sulit bertoleransi dan sulit berkompromi. 2) Masa remaja tengah Masa remaja tengah adalah umur 14-16 tahun yang ciri-cirinya sebagai berikut: a) Lebih mampu untuk berkompromi, berdampak tenang,sabar dan lebih toleran untuk menerima pendapat orang lain. b) Belajar berfikir independen dan memutuskan sendiri berdampak menolak mencampur tangan orang lain termasuk orang tua. c) Bereksperimen untuk mendapatkan citra diri yang dirasa nyaman berdampak baju, gaya rambut, sikap dan pendapat berubah-ubah. d) Merasa perlu mengumpulkan pengalaman baru walaupun beresiko berdampak mulai bereksperimen dengan merokok, alkohol, seks bebas dan mungkin NAPZA. e) Tidak lagi berfokus pada diri-sendiri berdampak lebih bersosialisasi dan tidak lagi pemalu. f) Membangun
nilai,
norma
dan
moralitas
berdampak
mempertanyakan kebenaran ide, norma yang dianut keluarga. g) Mulai membutuhkan lebih banyak teman dan solidaritas berdampak ingin banyak menghabiskan waktu untuk berkumpul dengan teman-teman.
16
h) Mulai membina hubungan dengan lawan jenis berdampak berpacaran tetapi tidak menjurus serius. i) Mampu berfikir secara abstrak mulai berhipotesa berdampak mulai peduli yang sebelumnya tidak terkesan dan ingin mendiskusikan atau berdebat 3) Masa remaja akhir Masa remaja akhir yaitu umur 17-19 tahun yang ciri-cirinya sebagai berikut a) Ideal berdampak cenderung menggeluti masalah sosial politik termasuk agama. b) Terlibat dalam kehidupan, pekerjaan dan hubungan di luar keluarga berdampak mulai belajar mengatasi stress yang dihadapi dan sulit diajak berkumpul dengan keluarga. c) Belajar mencapai kemandirian secara finansial maupun emosional berdampak kecemasan dan ketidakpastian masa depan yang dapat merusak keyakinan diri. d) Lebih mampu membuat hubungan stabil dengan lawan jenis berdampak mempunyai pasangan yang lebih serius dan banyak menyita waktu. e) Merasa
sebagai
orang
dewasa
berdampak
cenderung
mengemukakan pengalaman yang berbeda dengan orang tuanya.
17
f) Hampir siap menjadi orang dewasa yang mandiri berdampak mulai nampak ingin meninggalkan rumah atau hidup sendiri.
3. Pubertas a. Pengertian Pubertas atau Puberty ialah suatu periode di mana kematangan kerangka dan seksual terjadi dengan pesat terutama pada awal masa remaja. Kematangan seksual merupakan suatu rangkaian dari perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja, yang ditandai dengan perubahan pada seks primer (Primary Sex Characteristics) dan perubahan pada seks sekunder (Secondary Sex Characteristics). Meskipun perkembangan ini biasanya mengikuti suatu urutan tertentu, namun urutan dari kematangan seksual tidak sama pada setiap anak, dan terdapat perbedaan individual dalam umur dari perubahan-perubahan (Desmita, 2012). Pubertas biasanya berlangsung pada umur 13-20 tahun dan fase yang lebih matang dimana dari impuls yang tenang menjadi menonjol sehingga dinamis (Rahajeng, 2012). b. Penyebab terjadinya pubertas Penyebab terjadinya pubertas yaitu tubuh (hipofisis) telah memproduksi hormon-hormon seks sehingga alat reproduksi mengalami perubahan-perubahan baik fisik maupun psikologis (Rahajeng, 2012).
18
c. Karakteristik Pubertas 1) Kematangan dalam organ seks 2) Pertumbuhan sangat cepat, sehingga tampak kurang proporsional dan anak menjadi cepat lelah, sehingga menjadi emosional. 3) Fase negatif (perilakunya), sehingga tampak kurang minat dengan teman, menarik diri, lebih banyak menyendiri. 4) Prestasi di sekolah menurun, menjadi malas. 5) Mudah
bosan
terhadap
waktu
maupun
situasi
dan
mengekspresikannya dengan kata-kata kasar. 6) Sering terjadi pertentangan baik dengan orang tua, saudara dan lingkungan (Rahajeng, 2012). d. Perkembangan Fisik Dan Psikologis Pada Masa Pubertas 1) Perubahan Fisik pada Masa Remaja Menurut Desmita (2012), selama pertumbuhan pesat masa pubertas terjadi perubahan fisik penting antara lain a) Perubahan ukuran tubuh Tinggi rata-rata anak laki-laki dan anak perempuan pada usia 12 tahun adalah sekitar 59 atau 60 inci. Tetapi, pada usia 18 tahun, tinggi rata-rata remaja lelaki adalah 69 inci, sedangkan tinggi rata-rata remaja perempuan adalah hanya 64 inci. Tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi pasa usia sekitar 11 atau 12 tahun untuk anak perempuan dan 2 tahun kemudian untuk anak laki-laki.
19
Dalam tahun itu, tinggi kebanyakan anak perempuan bertambah sekitar 3 inci dan tinggi kebanyakan anak lelaki bertambah lebih dari 4 inci. Adapun faktor penyebab laki-laki rata-rata lebih tinggi daripada perempuan adalah karena laki-laki memulai percepatan pertumbuhan mereka 2 tahun lebih lambat dibandingkan dengan anak-anak perempuan. Dengan demikian, mereka mengalami penambahan pertumbuhan selama 2 tahun pada masa anak-anak. Tinggi rata-rata anak perempuan pada saat ia memulai percepatan pertumbuhan adalah sekitar 54 atau 55 inci, sedangkan tinggi rata-rata anak laki-laki adalah sekitar 59 atau 60 inci. Karena penambahan tinggi anak laki-laki dan perempuan selama remaja sekitar 9 atau 10 inci dan setelah itu pertumbuhan relatif lebih sedikit, maka perempuan pada akhirnya lebih pendek dibandingkan dengan rata-rata pria. Percepatan pertumbuhan badan juga terjadi dalam penambahan berat badan yakni sekitar 13 kg bagi anak laki-laki dan 10 kg bagi anak perempuan. Meskipun berat badan juga mengalami peningkatan selama masa remaja, namun ia lebih mudah dipengaruhi seperti diet, latihan dan gaya hidup umumnya. Oleh karena itu,
20
perubahan berat lebih
sedikit dapat diramalkan
dibandingkan dengan tinggi. b) Perubahan dalam proporsi tubuh Seiring dengan pertambahan tinggi dan berat badan, percepatan pertumbuhan selama masa remaja juga terjadi pada proporsi tubuh. Bagian-bagian tubuh tertentu sebelumnya terlalu kecil, pada masa remaja menjadi terlalu besar. Hal ini terlihat jelas pada pertumbuhan kaki dan tangan, yang sering terjadi tidak proposional. Perubahan proposional tubuh yang tidak seimbang ini menyebabkan remaja menjadi kaku dan canggung serta khawatir bahwa badannya tidak akan pernah serasi dengan tangan dan kakinya. Perubahan-perubahan dalam proposi tubuh selama masa remaja juga terlihat pada perubahan ciri-ciri wajah, di mana wajah anak-anak menghilang seperti dahi yang semula sempit sekarang menjadi lebih luas, mulut melebar, dan bibir menjadi lebih penuh. Di samping itu, dalam perubahan struktur kerangka, terjadi percepatan pertumbuhan otot sehingga mengakibatkan terjadinya pengurangan jumlah lemak dalam tubuh. Perkembangan otot dari kedua jenis kelamin terjadi dengan cepat ketika tinggi meningkat. Akan tetapi, perkembangan otot anak
21
laki-laki lebih cepat dan mereka memiliki lebih banyak jaringan otot, sehingga anak laki-laki lebih kuat dari anak perempuan. c) Perubahan Ciri Seks Primer Ciri-ciri seks primer menunjuk pada organ tubuh yang secara langsung berhubungan dengan proses reproduksi. Ciri-ciri seks primer ini berbeda antara anak laki-laki dan anak perempuan. Bagi anak laki-laki, ciri seks primer yang sangat penting ditunjukkan dengan pertumbuhan yang cepat dari batang kemaluan/penis dan kantung kemaluan/skrotum, yang mulai terjadi pada usia sekitar 12 tahun dan berlangsung sekitar 5 tahun untuk penis dan 7 tahun untuk skrotum. Pada skrotum, terdapat dua buah testis/buah pelir yang tergantung di bawah penis. Testis ini sebenarnya telah ada sejak kelahiran, namun baru sekitar 10 % dari ukuran matang. Testis mencapai kematangan penuh pada usia 20-21 tahun, yang mula-mula terlihat pada peningkatan panjang penis, yang secara berangsur-angsur bertambah besar. Perubahan-perubahan pada ciri-ciri seks primer pada pria ini sangat dipengaruhi oleh hormon, terutama hormon perangsang yang diproduksi oleh kelenjar
22
bawah otak (pituitary glands). Hormon perangsang pria ini merangsang testis, sehingga testis menghasilkan hormon testosteron dan hormon androgen serta spermatozoa. Sperma yang dihasilkan dalam testis masa remaja
ini,
memungkinkan
untuk
mengadakan
reproduksi untuk pertama kalinya. Karena itu, kadangkadang
sekitar
usia
12
tahun,
anak
laki-laki
kemungkinan untuk mengalami penyemburan air mani / ejakulation of semen. Mereka yang pertama atau yng dikenal dengan istilah mimpi basah. Sementara itu, pada anak perempuan perubahan ciriciri seks primer ditandai dengan munculnya periode menstruasi, yang disebut dengan menarche, yaitu menstruasi yang pertama kali dialami oleh seorang gadis. Terjadinya menstruasi pertama ini memberi petunjuk bahwa mekanisme reproduksi anak perempuan telah matang, sehingga memungkinkan mereka untuk mengandung dan melahirkan. Munculnya menstuasi pada
perempuan
ini
sangat
dipengaruhi
oleh
perkembangan indung telur. Ovarium berfungsi untuk memproduksi sel-sel telur dan hormon-hormon estrogen dan progesteron. Hormon estrogen adalah hormon yang mempengaruhi pertumbuhan sifat-sifat kewanitaan pada
23
tubuh seseorang (pembesaran payudara dan pinggul, suara halus, dan lain-lain). Hormon ini juga mengatur siklus haid. Sedangkan hormon progesteron untuk mematangkan dan mempersiapkan sel telur (ovum) sehingga siap untuk dibuahi. Oleh sebab itu, menstruasi pertama pada gadis didahului oleh sejumlah perubahan lain yang meliputi pembesaran payudara, kemunculan rambut di sekitar daerah kelamin, pembesaran pinggul dan bahu. Selanjutnya, ketika percepatan pertumbuhan mencapai puncaknya, maka ovarium, uterus, vagina. Labia dan klitoris berkembang pesat (Desmita, 2012). d) Perubahan ciri-ciri seks sekunder Ciri-ciri seks sekunder adalah tanda-tanda jasmaniah yang tidak langsung berhubungan dengan proses reproduksi,
namun
merupakan
tanda-tanda
yang
membedakan antara laki-laki dan perempuan. Tandatanda jasmaniah ini muncul sebagai konsekuensi dari berfungsinya hormon-hormon yang disebutkan diatas. Di antara tanda-tanda jasmaniah pada anak laki-laki adalah tumbuh kumis dan janggut, jakun, bahu dan dada melebar, suara berat, tumbuh bulu di ketiak, di dada, di kaki dan di lengan, di sekitar kemaluan serta otot-otot
24
menjadi kuat. Sedangkan pada perempuan terlihat payudara dan pinggul membesar, suara menjadi halus dan tumbuh bulu di ketiak dan di sekitar kemaluan. 2) Perubahan Psikologis Pada Remaja Secara psikologis kedewasaan adalah keadaan dimana sudah ada ciri-ciri psikologis tertentu pada seseorang, ciri-ciri psikologis remaja menurut G.W. Allport dalam Sarwono (2005) adalah a) Pemekaran diri-sendiri (extension of the self), yang ditandai
dengan
kemampuan
seorang
untuk
menganggap orang atau hal lain sebagai bagian dari dirinya sendiri juga. Perasaan egoisme (mementingkan diri-sendiri) berkurang, sebaliknya tumbuh perasaan ikut memiliki. Salah satu tanda yang khas adalah tumbuhnya kemampuan untuk mencintai orang lain dan alam sekitarnya. Kemampuan untuk bertenggang rasa dengan orang yang dicintainya, untuk ikut merasakan penderitaan yang dialami oleh orang yang dicintainya, menunjukkan adanya tanda-tanda kepribadian dewasa (mature personality). Ciri lain adalah berkembangnya ego ideal berupa cita-cita, idola dan sebagainya. b) Kemampuan untuk melihat diri sendiri secara objektif (self objectification) yang ditandai dengan kemampuan
25
untuk mempunyai wawasan tentang diri sendiri dan kemampuan untuk menerima kritik dari orang lain. c) Memiliki falsafah hidup tertentu (unifying philosophy of life), tanpa perlu merumuskan dan mengucapkan dalam kata-kata.
26
B. Kerangka Teori Pengetahuan
1. 2. 3.
4.
Pengertian Pengetahuan Tingkat Pengetahuan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Cara Memperoleh Pengetahuan
Remaja
1. Pengertian Remaja 2. Klasifikasi Remaja
Pubertas
1. Pengertian Pubertas 2. Penyebab Terjadinya Pubertas 3. Karakteristik Pubertas 4. Perkembangan Fisik Dan Psikologis Pada Masa Pubertas
Gambar 2.1 KerangkaTeori Sumber : Notoatmodjo 2010 (modifikasi)
27
C. Kerangka Konsep
Baik Tingkat Pengetahuan Remaja tentang masa pubertas
Cukup
Kurang
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Pendidikan Pengalaman Pekerjaan Umur Sosial budaya Lingkungan
Keterangan : = Diteliti
= Tidak Diteliti
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian Desain penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kuantitatif. Menurut Ayu (2014), penelitian deskritptif bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi dalam masyarakat tanpa mencari hubungan antar variabel. Deskripsi peristiwa dilakukan secara sistematis dan lebih menekankan pada data faktual daripada penyimpulan. Penelitian kuantitatif adalah teknik yang digunakan untuk mengolah data yang berbentuk angka, baik sebagai hasil pengukuran maupun hasil konvensi (Notoatmodjo, 2010) Pada penelitian ini meneliti Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Masa Pubertas Di SMP N 1 Kebakkramat Tahun 2015.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Lokasi
adalah
tempat
atau
lokasi
pengambilan
sampel
(Notoatmodjo, 2012). Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah SMP N 1 Kebakkramat.
28
29
2. Waktu penelitian Waktu penelitian adalah rentang waktu yang digunakan untuk pelaksanaan penelitian (Notoatmodjo, 2012). Penelitian dilakukan September 2014 – Juni 2015.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Hidayat, 2010). Populasi penelitian yaitu siswa kelas VII di SMP N 1 Kebakkramat yang berjumlah 192 siswa. 2. Sampel Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2010). Menurut Arikunto (2006), jika populasi kurang dari 100, lebih baik diambil semua, tapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10%-15% atau 20%-25% atau lebih. Sehingga sampel dalam penelitian dengan perhitungan (192 x 20% = 38). Jadi sampel dalam penelitian ini diambil 38 siswa dari 192 siswa kelas VII di SMP N 1 Kebakkramat.
30
3. Teknik sampling Teknik pengambilan sampel merupakan suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2010) Dalam penelitian ini digunakan teknik pengambilan sampel dengan cara Simple Random Sampling (Sampel Acak Sederhana) yaitu setiap anggota atau unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel. Pengambilan sampel untuk masing-masing kelas menggunakan rumus: n = F/ N x n Keterangan: n = sampel dari masing-masing N = jumlah popuasi F = jumlah reponden masing-masing kelas (Arikunto, 2012). Maka didapatkan hasil = 32/ 192 x 38 = 6 Sehingga dalam penelitian ini dari 6 kelas dengan jumlah siswa per kelas sebanyak 32 siswa tersebut diambil untuk perwakilan sampel sebanyak 6 orang.
D. Variabel penelitian Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2010). Dalam penelitian ini hanya
31
menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan remaja tentang masa pubertas di SMP N 1 Kebakkramat. E. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel - variabel yang diamati atau diteliti (Notoatmodjo, 2010). Tabel 3.2 Definisi Operasional Nama Variabel Tingkat pengetahuan Remaja tentang masa pubertas pada siswa kelas VII
Pengertian
Kemampuan Remaja menjawab pernyataan tentang masa pubertas meliputi pengertian pubertas, penyebab pubertas, karakteristik pubertas, perkembangan fisik dan psikologis pada remaja. (Sumber Riwidikdo, 2014)
Indikator 1. Baik :
Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD 2. Cukup : Bila nilai responden mean 1 SD < x < mean + 1 SD 3. Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
Alat Ukur Kuesioner
F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang hal-hal yang ketahui (Arikunto, 2010)
Skala Ordinal
32
Kuesioner yang digunakan untuk mengetahui pengetahuan siswa-siswi adalah kuesioner tertutup di mana sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih (Arikunto, 2010). Pernyataan disusun berdasarkan kisi-kisi yang diambil dari sumber teori tentang masa pubertas. Penyataan terdiri pernyataan positif (favorable) dan pernyataan negatif (unfavorable) dengan pilihan jawaban benar dan salah.
Penilaian pernyataan positif
(favorable) jika benar dengan skor 1 dan jika salah dengan skor 0. Pernyataan negatif (unfavorable) jika benar dengan skor 0 dan jika salah dengan skor 1. Pengisian kuisioner tersebut dengan memberi tanda centang (√) pada jawaban yang dianggap benar. Tabel 3.1 Kisi-Kisi Pertanyaan Variabel Tingkat pengetahuan Remaja tentang masa pubertas
Sub Variabel 1. Pengertian pubertas 2. Penyebab pubertas 3. Karakteristik pubertas 4. Perkembangan fisik dan psikologis pada masa remaja
Jumlah
Favourable
Pertanyaan Unfavourable
1,3
2
Jumlah Soal 3
14,16
7 6
17,18,19.21 ,22,24*,25, 26,28,29,30 ,31,32*,33* 35*
20*,23,27,34
19
26
9
35
4,5,6,7,9 11,12,13,15
8,10
Ket : * item yang tidak valid
Kuesioner untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan karakteristik seperti sejenis di luar lokasi penelitian. 1. Uji Validitas
33
Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2010). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya hendak diukur. Untuk melakukan uji validitas, metode yang kita lakukan adalah dengan mengukur korelasi antara butir-butir pertanyaan dengan skor pertanyaan secara keseluruhan. Tahap-tahap yang harus dilakukan untuk melakukan pengujian validitas adalah: a. Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan diukur. Jadi untuk menguji validitas suatu konsep, tahap awal yang harus dilakukan adalah menjabarkan konsep dalam suatu definisi operasional. b. Melakukan uji coba pada beberapa responden. Uji coba minimal dilakukan terhadap 30 responden. c. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban. d. Menghitung nilai korelasi antara masing-masing skor butir jawaban dengan skor total dan butir jawaban (Riwidikdo, 2012) Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus product moment, yaitu:
rxy =
Keterangan:
N . SXY - SX.SY {N SX 2 - (SX ) }{N SY 2 - (SY ) } 2
2
34
N
: Jumlah responden
rxy
: Koefisien korelasi product moment
x
: Skor pertanyaan
y
: Skor total
xy
: Skor pertanyaan dikalikan skor total
Pengujian validitas dilakukan di SMP N 1 Kebakkramat. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus product moment. Instrument dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel (0,361). Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan di SMP N 1 Kebakkramat didapatkan soal yang tidak valid 5 buah dari 35 soal kuesioner yaitu pada nomor 20, 24, 32, 33 dan 35. Soal yang tidak valid tersebut tidak digunakan karena sudah ada yang mewakili (Riwikdikdo, 2012). 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2010). Dalam penelitian uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach, yaitu :
si2 ö k æç å ri = 1 - 2 ÷÷ k - 1 çè si ø
35
Keterangan :
ri
: reliabilitas instrumen
k
: Banyaknya butir pertanyaan
si2
: Variant total
Instrumen dikatakan reliabel bila nilai reabilitas seluruh instrumen minimal 0,7 (Arikunto, 2010). Dari hasil penelitian didapatkan nilai alpha cronbach 0,860 maka kuesioner penelitian ini dikatakan reliabel. G. Teknik Pengumpulan Data Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner pada siswa siswi di SMP N 1 Kebakkramat, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden disuruh mengisi kuesioner dengan selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri dari: 1. Data Primer Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya atau objek penelitian oleh peneliti perorangan atau organisasi (Riwidikdo, 2012). Data primer dalam penelitian ini adalah identitas responden dan data pengetahuan tentang masa pubertas yang diperoleh dari kuesioner. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian (Riwidikdo, 2012). Data sekunder dalam penelitian ini yaitu jumlah siswa kelas VII di SMP N 1 Kebakkramat yang diperoleh dari data atau catatan bagian kesiswaan.
36
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan Data Menurut Notoatmodjo (2010), Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Sebelum melaksanakan analisa data beberapa tahapan harus dilakukan terlebih dahulu guna mendapatkan data yang valid sehingga saat menganalisa data tidak mendapat kendala. Menurut pada umumnya langkah-langkah pengolahan yaitu: a. Editing (penyuntingan Data) Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu. Secara umum editing adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner b. Coding Sheet (Lembaran kode) Setelah semua kuesioner diedit atau disunting selanjutnya dilakukan pengkodean atau coding yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau atau huruf menjadi data angka atau bilangan. c. Memasukkan Data (Data Entri) atau processing Memasukkan data yaitu jawaban dari masing-masing responden dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau software komputer. d. Pembersihan data (Cleaning)
37
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan
kode,
ketidaklengkapan
dan
sebagainya,
kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. Proses ini disebut pembersihan data (data cleaning).
2. Analisis Data Menurut Notoatmodjo (2010), analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendiskripsikan karakteristik setiap variabel. Untuk mendeskripsikan gambaran tingkat pengetahuan dengan perhitungan sebagai berikut: a. Baik Bila nilai responden
: (x) > mean + 1 SD (x) > 18,78 + 1 (4,56) (x) > 23,34
b. Cukup Bila nilai responden
: mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD 18,78 – 1 (4,56) ≤ x ≤ 18,78 + 1 (4,56) 14,22 ≤ x ≤ 23,34
c. Kurang Bila nilai responden
: (x) < mean – 1 SD (x) < 18,78 – 1 (4,56) (x) < 14,22
38
Menurut Riwidikdo (2012), rumus mean yaitu: Rumus : X =
=
åx n
714 = 18,78 38
Menurut Riwidikdo (2012), Simpangan baku (standard deviation) adalah ukuran yang dapat dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap rata-ratanya. Rumus : (Sxi ) 2 n n -1
Sxi2 -
SD
=
=
14186 - 714 / 38 38 - 1 509796 38 37
14186 = =
14186 - 13415,6842 37
=
770,3158 37
= 20,8193459 SD = 4,56 Dalam penelitian ini menggunakan SPSS for Windows versi 17. Untuk mendapatkan distribusi prosentase pengetahuan siswi tentang masa pubertas digunakan rumus prosentase. Menurut Silalahi (2012), rumus prosentase yaitu :
39
fi P = ––– x 100 n P = Presentase fi = frekuensi n = total kasus I. Etika Penelitian Setelah mendapat persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian dengan memperhatikan masalah etika menurut Hidayat (2010), meliputi : 1. Informed Consent ( lembar persetujuan menjadi responden) Sebelum lembar persetujuan diberikan pada subjek penelitian, peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta manfaat yang dilakukannya penelitian. Setelah diberikan penjelasan, lembar persetujuan diberikan kepada subjek penelitian. Jika subjek penelitian bersedia diteliti
maka
harus menandatangani
lembar
persetujuan, namun jika subjek penelitian menolak untuk diteliti maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan, namun jika subyek penelitian menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak subjek penelitian. 2. Anonimity (tanpa nama) Untuk
menjaga
kerahasiaan
subjek
penelitian,
peneliti
tidak
mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, cukup dengan inisial dan memberi nomor pada masing–masing lembar tersebut.
40
3. Confidentiality (kerahasiaan) Kerahasiaan semua informasi yang diperoleh dari subjek penelitian dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan pada hasil penelitian.
J. Jadwal Penelitian Dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun proposal penelitian sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut (Notoatmodjo, 2010). Jadwal penelitian terlampir.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian SMP N 1 Kebakkramat beralamatkan jl. Solo-Sragen 11 km. Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar. Di atas tanah berukuran 4799 m2 dan status tanah milik pemerintah Kota Karanganyar. Jumlah siswa sebanyak 595 siswa. Terbagi dari kelas VII sebanyak 192 siswa, kelas VIII sebanyak 202 siswa dan kelas XI sebanyak 201 siswa. Fasilitas yang terdapat pada sekolah ini antara lain laboratorium komputer, bahasa, biologi, uks, mushola dan perpustakaan. SMP N 1 Kebakkramat adalah salah satu sekolah menengah pertama (SMP) favorit di Kecamatan Kebakkramat dan merupakan sekolah menengah pertama (SMP) terbaik dan unggulan nomer 3 setelah SMP N 1 Karanganyar dan SMP N 2 Karanganyar. Untuk penerimaan siswa baru biasanya menggunakan sistem reguer dan online dimana siswa yang tidak diterima di SMP N 1 Kebakkramat bisa langsung dipindahkan untuk mendaftar di Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang lainnya.
B. Hasil Penelitian Penelitian tingkat pengetahuan remaja tentang masa pubertas pada siswa kelas VII di SMP N 1 Kebakkramat Karanganyar dengan jumlah responden
41
42
sebanyak 38. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan analisis sebagai berikut: 1. Analisis Deskriptif a. Karakteristik Responden 1) Informasi Karakteristik responden berdasarkan sumber informasi diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sumber Informasi Sumber Informasi Guru Orang Tua Media Massa Buku Teman Tenakes Total
Jumlah
Persentase (%)
18 5 4 6 3 2 38
47 13 11 16 8 5 100
Sumber : data primer, Mei 2015 Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa siswa yang mendapatkan informasi mengenai masa pubertas yang diperoleh dari guru sebanyak 18 orang (47%), siswa yang mendapatkan informasi mengenai masa pubertas yang diperoleh dari orang tua sebanyak 5 orang (13%), siswa yang mendapatkan informasi yang diperoleh dari media massa sebanyak 4 orang (11%), siswa yang mendapatkan informasi yang diperoleh dari buku sebanyak 6 orang (16%), siswa yang mendapatkan informasi yang diperoleh dari teman sebanyak 3 orang (8%) dan siswa yang mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan sebanyak 2 orang (5%), sehingga mayoritas siswa
43
mendapatkan informasi yang diperoleh dari guru sebanyak 18 orang (47%). 2. Analisis Data Penelitian Hasil penelitian tingkat pengetahuan remaja tentang masa pubertas pada siswa kelas VII di SMP N 1 Kebakkramat Karanganyar menggunakan program SPSS versi 17.0 untuk mencari nilai mean dan standar deviasi. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.2 Mean dan Standar Deviasi Variabel
Mean
Simpangan Deviasi
Tingkat Pengetahuan Remaja 18,8 4,6 Tentang Masa Pubertas Pada Siswa Kelas VII Dari data yang diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk tabel kuantitas responden berdasarkan 3 kategori yaitu baik, cukup dan kurang yang disajikan data tabel sebagai berikut: Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Masa Pubertas Pada Siswa Kelas VII
No.
Tingkat Pengetahuan
Frekuensi
Prosentase (%)
1.
Baik
4
11
2.
Cukup
28
74
3.
Kurang
6
15
Jumlah
38
100
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan remajaentang masa pubertas pada siswa kelas VII di SMP N 1 Kebakkramat dengan kategori baik sebanyak 4 siswa (11%), kategori berpengetahuan cukup sebanyak 28 siswa (73%) dan kategori berpengetahuan kurang
44
sebanyak 6 siswa (15%). Jadi tingkat pengetahuan remaja tentang masa pubertas pada siswa kelas VII di SMP N 1 Kebakkramat Karanganyar yang paling banyak dikategorikan dalam pengetahuan cukup yaitu sebanyak 28 siswa (73%).
C. Pembahasan Pengetahuan adalah hasil dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2011). Salah satu pengetahuan yang harus dimiliki oleh remaja awal adalah pengetahuan tentang pubertas. Pentingnya pengetahuan remaja tentang pubertas karena masa remaja merupakan masa strees full karena ada perubahan fisik dan biologis serta perubahan tuntutan dari lingkungan, sehingga diperlukan suatu proses penyesuaian diri dari remaja. Ketidaktahuan remaja mengenai perubahan yang terjadi pada dirinya dan mengapa hal itu terjadi dapat menimbulkan rasa cemas dan malu. Remaja akan bertanya-tanya apakah perubahan ini merupakan suatu hal yang normal, apakah semua orang mengalaminya dan apa yang harus lakukan dengan perubahan itu (Retno, 2014). Masa pubertas adalah periode dalam rentang perkembangan ketika anakanak berubah dari makhuk aseksual menjadi makhuk seksual. Puberty berasal
45
dari istilah latin pubertas yang berarti kelaki-lakian, kedewasaan yang dilandasi oleh sifat dan tanda kelaki-lakian. Pubescense berasal dari kata pubis (pubic hair) yang berarti rambut (bulu) pada daerah kemaluan (genetal), maka Pubescence berarti perubahan yang disertai dengan tumbuhnya rambut pada daerah kemaluan (Adsense, 2009). Menurut Desmita (2012), selama pertumbuhan pesat masa pubertas terjadi perubahan fisik dan perubahan psikis antara lain perubahan fisik (perubahan ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh, perubahan ciri seks primer dan perubahan ciri seks sekunder) dan perubahan psikis antara lain (keinginan untuk menyendiri, keseganan untuk bekerja, kurang percaya diri pada diri-sendiri, rasa malu yang berlebihan, senang melamun, emosionalitas bersikap tidak tenang, merasa bosan dan antagonisme sosial) Berdasarkan hasil penelitian yang tingkat pengetahuan remaja tentang masa pubertas pada siswa kelas VII di SMP N 1 Kebakkramat Karanganyar Tahun 2015 pada kategori pengetahuan baik sebanyak 4 reponden (11%), pengetahuan cukup sebanyak 28 responden (74%) dan pengetahuan kurang sebanyak 6 responden (15%). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Retno Windari (2014), dengan judul Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perubahan Sekunder Masa Pubertas Pada Siswi Kelas VII di SMP N 4 Karanganyar Tahun 2014, berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden berpengetahuan cukup yaitu 16 responden (50%). Menurut Mubarak (2012), faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan antara lain pendidikan. Pendidikan adalah suatu usaha untuk
46
mngembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Berdasarkan karakteristik responden yang tingkat pendidikannya sama tetapi hasil tingkat pengetahuan antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya berbeda. Semakin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun. Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa mayoritas responden pernah mendapatkan informasi tentang masa pubertas dan sumber informasi yang diperoleh mayoritas berasal dari guru sebanyak 18 orang (47%). Menurut Mubarak (2007), bahwa kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru. Menurut Notoatmodjo (2010), informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi,
47
radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut. Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat disimpukan bahwa mayoritas responden berpengetahuan cukup. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor pendorong dan faktor penghambat yaitu informasi.
D. Keterbatasan Dalam melakukan penelitian ini, peneliti memiliki beberapa kendala dan keterbatasan yaitu : 1. Kendala penelitian Kendala penelitian adalah ketersediaan waktu responden untuk menjawab kuesioner yang sangat sulit dan singkat, karena pada saat melakukan penelitian bersamaan dengan jadwal saat SMP N 1 Kebakkramat Karanganyar sedang ujian kenaikan kelas (UKK). 2. Kelemahan/ keterbatasan a. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yang jawabannya sudah disediakan oleh peneliti untuk dipilih, sehingga responden tidak dapat memberikan jawaban sesuai keinginan responden.
48
b. Penelitian hanya menggunakan satu variabel saja sehingga hanya dapat meneliti tentang pengetahuan remaja tentang masa pubertas pada siswa kelas VII saja.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Penelitian ini mengambil judul “Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Masa Pubertas Pada Siswa Kelas VII Di SMP N 1 Kebakkramat Karanganyar dengan responden penelitian sejumlah 38, sehingga hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Masa Pubertas Pada Siswa Kelas VII Di SMP N 1 Kebakkramat Karanganyar kategori pengetahuan baik sebanyak 4 responden (11%). 2. Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Masa Pubertas Pada Siswa Kelas VII Di SMP N 1 Kebakkramat Karanganyar kategori pengetahuan cukup sebanyak 28 responden (74%). 3. Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Masa Pubertas Pada Siswa Kelas VII Di SMP N 1 Kebakkramat Karanganyar kategori pengetahuan kurang sebanyak 6 responden (16%). 4. Faktor pendorong dan faktor penghambat tingkat pengetahuan yaitu informasi. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian mengenai Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Masa Pubertas Pada Siswa Kelas VII Di SMP N 1 Kebakkramat Karanganyar maka saran yang dapat peneliti sampaikan adalah:
49
50
1.
Bagi siswa Diharapkan untuk banyak mencari informasi tentang masa pubertas baik melalui
media
elektronik
maupun
non
elektronik
agar
dapat
mempersiapkan diri terhadap perubahan yang terjadi. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan peneliti selanjutnya mengadakan penelitian yang berkaitan dengan pubertas dengan mengembangkan variabel penelitian sehingga dapat mengkaji hal-hal yang belum dimunculkan atau belum dibahas dalam penelitian ini. 3. Bagi institusi a. SMP N 1 Kebakkramat Sebaiknya institusi pendidikan bekerjasama dengan pihak tenaga kesehatan untuk meningkatkan pendidikan kesehatan khususnya mengenai masa pubertas dan diharapkan agar bekerjasama dengan orang tua siswa untuk lebih memperhatikan dan mengarahkan para remaja dalam perkembangannya agar tidak salah mengartikan informasi yang diterima. b. Bagi D III Kebidanan Kusuma Husada Diharapkan dapat digunakan sebagai sumber bacaan untuk penelitian seanjutnya atau dijadikan referensi untuk peningkatan kualitas pendidikan kebidanan khususnya mengenai masa pubertas pada remaja.
DAFTAR PUSTAKA
Adsensa. 2009. Pubertas. http://www.adsensacamp.puberity.com. Diakses tanggal 22 November 2014. Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Depkes RI.2007. Modul Pelatihan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja(PKPR). Jakarta: Depkes RI. Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Erdita.2013. Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perubahan Fisik Pubertas Di SMPN 1 Sambi Boyolali, Surakarta. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada. Karya Tulis Ilmiah. Hidayat.2010. Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika. Mubarak. 2012. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika. Notoadmojo, S. 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta. Notoadmojo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoadmojo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Punsalam. 2010. Remaja Sedang Pubertas. http://www.remaja-sedangpubertas.wordpress.com. Diakses tanggal 22 november 2014. Putri, A. 2012. Aplikasi Metodologi Penelitian Kebidanan Dan Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika. Retno. 2014. Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perubahan Sekunder Masa Pubertas Pada Siswi Kelas VII Di SMPN 4 Karanganyar. Surakarta. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada. Karya Tulis Ilmiah. Ririn. 2012. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kesehatan Reproduksi Untuk Mempersiapkan Masa Pubertas Anaknya Di Dusun Lemahbang Plosokerep Karangmalang Sragen. Surakarta. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada. Surakarta. Karya Tulis Ilmiah. Riwikdikdo, H. 2012. Statistik Kesehatan.Yogyakarta: Mitra Cendikia.
Riwikdikdo, H. 2013. Statistik Untuk Penelitian Kesehatan Dengan Aplikasi Program R Dan SPSS. Yogyakarta: Pustaka Rihama. Sarlito, S. 2005. Psikologi Remaja. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Wulandari, Danis. 2007. Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perubahan Pada Masa Pubertas di kelas XI SMA I Boyolali. Karya Tulis Ilmiah. Estu Utomo. Boyolali