TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERUBAHAN SEKUNDER MASA PUBERTAS PADA SISWI KELAS VII DI SMPN 4 KARANGANYAR TAHUN 2014
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh : Retno Windari NIM B11 163
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014
i
HALAMAN PERSETUJUAN
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERUBAHAN SEKUNDER MASA PUBERTAS PADA SISWI KELAS VII DI SMPN 4 KARANGANYAR TAHUN 2014
Karya Tulis Ilmiah Diajukan Oleh :
Retno Windari NIM B11 163
Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal
Pembimbing
Ernawati, S.ST.,M.Kes NIK. 200886033
ii
HALAMAN PENGESAHAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERUBAHAN SEKUNDER MASA PUBERTAS PADA SISWI KELAS VII DI SMPN 4 KARANGANYAR TAHUN 2014
Karya Tulis Ilmiah Disusun oleh: Retno Windari NIM B11 163
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Akhir Program DIII Kebidanan Pada Tanggal ..............
PENGUJI I
PENGUJI II
Hutari Puji Astuti, S.SiT., M.Kes
Ernawati, S.ST.,M.Kes
NIK. 200580012
NIK. 200886033
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan Mengetahui, Ka.Prodi DIII Kebidanan
Retno Wulandari, S.ST NIK 200985034
iii
KATA PENGANTAR
Segala Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan
rahmat
dan
Hidayah-Nya,
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perubahan Sekunder Masa Pubertas Pada Siswi Kelas VII di SMPN 4 Karanganyar Tahun 2014”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari keberhasilan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini berkat bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Retno Wulandari, S.ST, selaku Ketua Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. 3. Ibu Ernawati, S.ST.,M.kes selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis. 4. Bapak Larno, S.PD, MM., selaku Kepala Sekolah SMPN 4 Karanganyar , yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data. 5. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala batuan yang telah diberikan.
iv
6. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh referensi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini. 7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah. Penulis menyadari bahawa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, juli 2014
Penulis
v
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta Prodi DIII Kebidanan Karya Tulis Ilmah, Juli 2014 Retno Windari B11 163 TINGAKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERUBAHAN SEKUNDER MASA PUBERTAS PADA SISWI KELAS VII DI SMP N 4 KARANGANYAR TAHUN 2014 43 halaman + 2 tabel + 2 gambar + 16 Lampiran INTISARI Latar Belakang : Masa remaja merupakan masa yang begitu penting dalam hidup manusia, karena pada masa tersebut terjadi proses awal kematangan organ reproduksi manusia yang disebut sebagai masa pubertas. Masih banyak remaja yang belum paham tentang perubahan sekunder masa pubertas. Di SMP N 4 karanganyar terdapat remaja 107 remaja. Dari 10 remaja yang penulis wawancari hanya 4 remaja yang mengerti tentang perubahan sekunder pada masa pubertas, sedangkan 6 remaja yang lain belum paham tentang perubahan sekunder pada masa pubertas, dikarenakan informasi yang mereka dapat yaitu sebatas dari media tentang perubahan sekunder pada masa puberas. Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang perubahan sekunder masa pubertas pada siswi kelas VII di SMP N 4 Karanganyar. Metode Penelitian: Jenis penelelitin deskriftif kuantitatif ini menggunakan pendekatan cross secsional. Penelitian ini dilakukan di SMPN 4 Karanganyar pada 18 Juni 2014. Populasi yang akan di teliti adalah seluruh siswi kelas VII di SMPN 4 Karnganyar yang berjumlah 107 siswi, sampel yang digunakan yaitu 32 siswi, teknik sampling dengan menggunakan Sample Random Sampling. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner tertutup, analisa data menggunakan analisa univariat dengan rumus prosentase. Hasil Penelitian : Berdasarkan tabel pengetahuan remaja putri 8 responden (25%) tingkat pengetahaun baik, 16 responden (50%) tingkat pengetahuan cukup, 8 responden (25%) tingakat pengetahuan kurang. Kesimpul : Pengetahuan remaja putri 8 responden (25%) tingkat pengetahaun baik, 16 responden (50%) tingkat pengetahuan cukup, 8 responden (25%) tingakat pengetahuan kurang. Kata kunci : Pengetahuan, Remaja, Perubahan Sekunder, Pubertas Kepustakaan : 23 literatur (tahun 2002 – 2011)
vi
vii
CURICULUM VITAE
Nama
: Retno Windari
Temapat/Tanggal Lahir
: Jakarta, 31 Maret 1993
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Ketigo RT 01/RW 12 Jumapolo,Karanganyar
Riwayat Pendidikan 1.
SD N 03 Jumapolo
LULUS TAHUN 2005
2.
SMP N 01 Jumapolo
LULUS TAHUN 2008
3.
SMK WIKARYA Karanganyar
LULUS TAHUN 2011
4.
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan Tahun 2014
viii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv INTISARI ........................................................................................................ vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. vii CURICULUM VITAE .................................................................................... viii DAFTAR ISI .................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1 B. Perumusan Masalah .................................................................. 3 C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 3 D. Manfaat penelitian .................................................................... 4 E. Keaslian Penelitian ................................................................... 5 F. Sistematika Penulisan ............................................................... 6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Teori ............................................................................ 8 1. Pengetahuan ........................................................................ 8 2. Remaja ................................................................................ 13 3. Pubertas .............................................................................. 17 4. Perubuhan fisik pubertas .................................................... 20 B. Kerangka Teori ......................................................................... 24 C. Kerangka Konsep ..................................................................... 25
ix
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian................................................ 26 B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 26 C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengumpulan Sampel ............... 27 D. Variabel Penelitian ................................................................... 28 E. Definisi Operasional ................................................................. 28 F. Instrumen Penelitian ................................................................. 29 G. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 32 H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ..................................... 33 I. Etika Penelitian ......................................................................... 35 J. Jadwal Penelitian . .................................................................... 37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Peneitian.......................................... 38 B. Hasil Penelitian ......................................................................... 38 C. Pembahasan .............................................................................. 39 D. Keterbatasan ............................................................................. 42 BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................... 43 B. Saran ......................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian ...................................................... 29 Table 3.2 Kisi – Kisi kuesioner ....................................................................... 30
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Kerangka Teori ............................................................................. 24 Gambar 2.2 Kerangka Konsep ....................................................................... 25
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Jadwal Penelitian Lampiran 2 : Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3 : Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 4 : Surat Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 5 : Surat Balasan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 6 : Surat Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 7 : Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 8 : Surat Permohonan Responden Lampiran 9 : Surat Persetujuan (Informen Consent) Lampiran 10 : Kuesioner Penelitian Lampiran 11 : Kunci Jawaban Kuesioner Lampiran 12 : Data Hasil Uji Validitas Lampiran 13 : Data Hasil Program SPSS Lampiran 14 : Data Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 15 : Data hasil Penelitian Lampiran 16 : Lemar Konsultasi
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang Di Indonesia saat ini 62 juta remaja sedang tumbuh di tanah Air. Artinya satu dan lima orang Indonesia berada dalam rentang usia remaja. Mereka adalah calon generasi penerus dan akan menjadi orang tua bagi generasi berikutnya. (Jameela,2010) Masa remaja merupakan masa yang begitu penting dalam hidup manusia, karena pada masa tersebut terjadi proses awal kematangan organ reproduksi manusia yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari kata pubercere yang berarti menjadi matang, sedangkan remaja atau adolescence berasal dari kata adolescere yang berarti dewasa. Masa remaja juga merupakan masa peralhan dari masa kanak- kanak ke dewasa bukan hanya dalam artian psikologi tetapi juga fisik. Bahkan perubahan – perubahan fisik yang terjadi itulah yang merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja (Sarlito, 2010 ) Pentingnya pengetahuan remaja tentang perubahan fisik karena masa remaja merupakan masa stress full karena ada perubahan fisik dan bioligis serta perubahan dari lingkungan, sehingga diperlukan suatu proes penyesuaian diri dari remaja. Ketidakketahuan remaja mengenai perubahan yang terjadi pada dirinya dan mengapa hal itu terjadi dan dapat menimbulkan rasa cemas dan malu. Mereka akan bertanya – tanya apakah perubahan itu
1
2
suatu hal yang normal, apakah semua orang mengalainya dan apa yang harus mereka
lakukan
dengan
perubahan
itu
(BKKBN,
2010).
Karena
meningkatnya minat remaja pada masalah perunah yang terjadi pada dirinya, maka remaja berusaha mencari berbagai informasi mengenai perubahan yang di alami. Hal tersebut akan menimbulkan sikap dan perilaku yang beresiko bila remaja mendapatkan infotmasi tentang kesehatan reproduksi yang tidak tepat (Depkes RI, 2010) Peran ibu disini sangatlah penting untuk mengatasi masalah – masalah yang akan timbul pada anaknya, hal ini dikarenakan ibu merupakan orang yang paling mengerti akan kondisi dari anak – anaknya. Orang tua, utamanya ibu, sebaiknya sudah membekali anak dengan pengetahuan tentang masalah dan bagaimana untuk menghadapi fase remaja ini. Cara menyampaikannya tentu harus dengan penjelasan yang sederahana dan sesuai dengan pemahaman anak – anak. Penyampaian yang baik kepada anak – anak, akan memberikan dampak langsung dan tidak langsung, sehingga secara alami anak – anak akan mengerti setiap perubahan yang terjadi didalam dirinya. Hal yang penting supaya anak tidak meras kaget, malu, gelisah, cemas dan tertekan. Sehingga anak memahami apa yang sedang terjadi pada dirinya. Seorang ibu memegang peran dan posisi yang penting dan sentral bagi tumbuh kembang anak – anaknya. Baik buruknya seorang anak pada perkembangannya, terutama pada masa perunahan dari masa anak – anak ke masa remaja terlebih di masa era saat ini, adalah karena peran ibu (Yusi, 2007)
3
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan penulis tahun 2013 di SMPN 4 Karanganyar terdapat remaja 107 siswi dari 6 kelas. Dilakukan wawancara terhadap 10 siswi remaja putri, 4 remaja yang mengerti tentang perubahan sekunder pada masa pubertas ,sedangkan 6 remaja yang lain belum paham tentang perubahan sekunder pada masa pubertas. Dikarenakan pengetahuan remaja putri tentang perubahan sekunder masa pubertas yang sangat penting bagi remaja dan masih banyak remaja putri di SMP N 4 Karanganyar yang belum paham tentang pengetahuan remaja putri tentang perubahan sekunder masa pubertas dan kurangnya pengetahuan remaja putri di SMPN 4 Karanganyar maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang perubahan sekunder pada masa pubertas pada siswi kelas VII di SMP N 4 Karanganyar”. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas penulis dapat merumuskan masalah “Bagaimanakah Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang perubahan sekunder masa pubertas pada siswi kelas VII di SMP N 4 Karanganyar?”. C. Tujuan Penelitian 1.
Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang perubahan sekunder
masa pubertas pada siswi kelas VII di SMP N 4
Karanganyar?”.
4
2.
Tujuan Khusus a.
Mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang perubahan sekunder masa pubertas pada siswi kelas VII di SMP N 4 Karanganyar pada tingkat baik
b.
Mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang perubahan sekunder masa pubertas pada siswi kelas VII di SMP N 4 Karanganyar pada tingkat cukup
c.
Mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang perubahan sekunder masa pubertas pada siswi kelas VII di SMP N 4 Karanganyar pada tingkat kurang
D. Manfaat penelitian 1.
Bagi Ilmu Pengetahuan Sebagai bahan pertimbangan untuk dasar penelitian serupa di kemudian hari dalam hal perubahan sekunder pada masa pubertas.
2.
Bagi peneliti Menambah wawasan dan mempunyai pengalaman nyata dalam melakukan penelitian tenatang perubahan sekunder pada masa pubertas.
3.
Bagi institusi a.
Pendidikan Dapat digunakan sebagai sumber bacaan untuk peneliti selanjutnya atau dijadikan sebagai referensi untuk peningkatan kualitas
5
pendidikan kebidanan khususnya tentang perubahan sekunder pada masa pubertas. b.
SMP N 4 Karanganyar Dari peneliti ini dapat menambah pengetahuan bagi remaja putri tentang perubahan sekunder pada masa pubertas di SMP N 4 Karanganyar.
E. Keaslian Penelitian Penelitian yang serupa dengan penelitian yang akan di lakukan : 1.
Erning Tri Widyawati (2010), dengan judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Siswi Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja pada siswi Kelas VIII SMP 1 Karangpandan”. Jenis penelitian ini adalah desktiptif kuantitatif teknik pengambilan sampel menggunakan random sampling, instrumen yang digunakan adalah kueisoner. Analisa data distribusi frekuensi dan presentasi dari variabel. Hasil penelitian tingkat pengetahuan siswi kelas VIII di SMP 1 Karangpandan Karanganyar tentang pengertian kesehatan reproduksi remaja adalah dalam kategori baik yaitu sebanyak 60 orang (64,5%), Tingkat pengetahuan siswi kelas VIII di SMPN 4 Karangpandan Karanganyar tentang pertumbuhan dan perkembangan seksual remaja adalah dalam kategori cukup yaitu sebanyak 79 orang (85,0%).
2.
Danis Wulandari (2007), Pengetahuan remaja putri perubahan pada masa pubertas di kelas XI SMA 1 Boyolali. Penelitian ini merupakan peneletian deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian didapatkan tingkat
6
pengetahuan perubahan pada masa pubertas, dalam kategori baik 7 responden (17,5%), dalam kategori cukup baik 31 (77,5%), dan kategori kurang baik 2 responden (5%). 3.
Dwi Setiyaningrum wulandari (2011), dalam penelitian yang berjudul “ Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perubahan Sekunder Pada Masa Pubertas Di Desa Sine Kabupaten Ngawi.Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Teknik pengmbilan sampel menggunakan sampel jenuh dimana semua populasi dijadikan sampel. Hasil penelitian didapatkan tingkat pengetahuan remaja putri tentang perubahan sekunder pada masa pubertas, dalam kategori baik 8 responden (25,8%), tingkat pengetahuan cukup 13 responden (41,9%), tingkat pengetahuan kurang 8 responden (25,8%), tingkat pengetahuan kategori kurang 2 responden (6,5%). Persamaan penelitian ini sekarang dengan penelitian sebelumnya yaitu sama-sama meneliti tingkat pengetahuan remaja. Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian sebelumnya adalah variabel, tempat, waktu dan sampel yang digunakan.
F. Sistematika Penelitian Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dibagi atas 5 (lima) BAB, yaitu: BAB I
PENDAHULUAN Dalam bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penelitian.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini menjelaskan teori – teori dari masalah yang akan diteliti yaitu pengetahuan (pengertian, tingkat pengetahuan, faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan, pengukuran pengetahuan) remaja (pengertian pubertas, penyebab pubertas, ciri- ciri pubertas, akibat), perubahan primer dan perubahan sekunder (pada remaja putri), kerangka teori dan kerangka konsep.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi tentang rancangan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi sampel dan teknik pengambilan sampel, alat penelitian, teknik pengumpulan data, variabel penelitian, definisi operasional, pengolahan dan analisa data, etika penelitian serta jadwal penelitian.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini membahas hasil penelitin dan dibandingkan dengan teori yang ada pada tinjauan pustaka untuk menyelesaikan masalah penelitian serta keterbatasan penelitian.
BAB V
PENUTUP Dalam bab ini dijelaskan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian dan saran.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori 1.
Pengetahuan a.
Pengertian Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap obyek melalui indera yang dimilikinya (mata,hidung,telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap obyek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera penglihatan (mata) (Notoatmodjo,2010).
b.
Tingkat pengetahuan Menurut
Notoatmodjo
(2010),
pengetahuan
seseorang
terhadap obyek mempunyai intensitas atau tingkat berbeda–beda. Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan, yaitu: 1) Tahu (Knowledge) Tahu hanya diartikan sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Untuk mengetahui atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan pertanyaan–pertanyaan.
8
9
2) Memahami (Comprehension) Memahami suatu obyek bukan sekedar tahu terhadap obyek
tersebut,
menyebutkan,
tetapi tetapi
orang
tersebut,
orang
tersebut
tidak
sekedar
harus
bisa
menginterpretasikan secara benar tentang obyek yang diketahu tersebut. 3) Aplikasi (application) Aplikasi diartika apabila orang telah memahami obyek yang dimaksud dapat menggunakan dan mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain. 4) Analisa (Analysis) Analisa
adalah
kemampuan
seseorang
untuk
menjabarkan dan memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen–kompenen yang terdapat dalam suatu masalah atau obyek yang diketahui. Indikai bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis adalah apbila orang tersebut telah dapat membedakan, atau memisahkan, mengelompokkan,
membuat
diagram
(bagan)
terhadap
pengetahuan atas obyek tersebut. 5) Sintesis (Syntesis) Syntesisi menunjukan suatu kemampuan seseorang utnuk merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan
10
kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada. 6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu obyek tertentu. Penilain ini dengan sendirinya atau norma-norma yang berlaku di masyarakat. c.
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2005), faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah: 1) Pendidikan Semakin pendidikan maka ia akan mudah menerima halhal yang baru dan mudah menyesuaikan dengan hal yang baru tersebut. 2) Informasi Informasi yang diperoleh baik melalui pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menhasilakan perubahan atau peningkatan pengetahuan. 3) Sosial, budaya dan ekonomi Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahauannya
11
walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan terjadinya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan memepengaruhi pengetahuan seseorang. 4) Lingkungan Lingkungan adalah segala seseuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan
berpengaruh
terhadap
proses
masuknya
pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu. 5) Pengalaman Di sini dikaitkan dengan umur dan pendidikan individu, maksudnya adalah pendidikan yang tinggi maka pengalaman akan luas, sedangkan semakin tua umur seseorang maka pengalaman akan semakin banyak. 6) Usia Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya,sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik (Notoatmodjo, 2010)
12
d.
Pengukuran Pengetahuan Menurut Arikunto (2010), pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subyek penelitian atau responden ke dalam pengetahuan yang ingin kita ukur atau kita ketahui dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingakatnnya. Adapun pertanyaan yang dapat digunakan untuk pengukuran pengetahuan secara umum dapat dikelompokan menjadi dua jenis yaitu: 1) Pertanyaan subyektif,misalnya pertanyaan essay Pertanyaan essay disebut pertanyaan subyektif karena penilaian untuk pertanyaan ini melibatkan faktor subyektif dari penilai, sehingga nilainya akan berbeda dari seseorang penilai satu dibandingkan dengan yang lain dari satu waktu ke waktu yang lainya. 2) Pertanyan obyektif,misalnya pertanyaan jenis pilihan ganda (muliple choise), misalnya betul salah, dan pertanyann menjodohkan.
Pertanyaan
pilihan
ganda,
betul
salah,
menjodohkan disebut pertanyaan obyektif karena pertanyaanpertanyaan itu dapat dinilai secara pasti oleh penilai. Dari kedua jenis pertanyaan tersebut, pertanyaan obyektif khususnya pertanyaan pilihan ganda lebih disukai untuk dijadikan sebagai alat ukur dalam pengukuran karena lebih mudah disesuaikan
13
dengan pengetahuan akan diukur dan penilaiannya akan lebih cepat (Arikunto,2010). 2.
Remaja a.
Pengertian Remaja Masa remaja adalah masa transisi massa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik emosi dan psikis. Masa remaja yakni antara usia 10 – 19 tahun adalah suatu periode masa pemtangan organ reproduksi manusia dan sering disebut masa pubertas (Widyastuti, 2009). Menurut Depkes RI (2007), Masa remaja dibedakan dalam: 1) Masa remaja awal : 10 – 13 tahun Psikologi merupakan manifestasi perubahan faktor –faktor emosi, sosial dan intelektual. Depkes RI (2007), menyatakan bahwa akibat perubahan tersebut, yaitu : a)
Remaja Awal (10 – 13 tahun) (1) Cemas
terhadap
berdampak
pada
penampilan meningkatan
badannya kesadaran
yang diri
(self consciousness) (2) Perubahan hormonalnya berdampak sebagai individu yang mudah berubah – ubah emosinya seperti mudah marah, mudah tersinggung atau menjadi agresif (3) Menyatakan kebebasan berdampak bereksperimen dalam berpakaian, berdandan trendi dan lain – lain.
14
(4) Perilaku
memberontak
membuat
remaja
sering
konflik dengan lingkungannya. (5) Kawan lebih penting sehingga remaja berusaha menyesuaikan dengan mode teman sebayanya. (6) Perasaan
memiliki
terhadap
teman
sebaya
berdamapak punya gang/ kelompok sahabat, remaja tidak mau berbeda dengan teman sebanyanya. (7) Sangat menuntut keadilan dari sisi pandangannya sendiri dengan membandingkan segala sesuatunya sebagai buruk/hitam atau baik/putih berdampak sulit bertoleransi dan sulit berkompromi. 2) Masa remaja tengah : 14 – 16 tahun a)
Lebih mampu untuk berkompromi, berdampak tenang, sabar dan lebih toleransi untuk menerima pendapat orang lain.
b) Belajar berfikir independen dan memutuskan sendiri berdampak
menolak
mencampur
tangan
orang
lain
termasuk orang tua. c)
Bereksperimen untuk mendapatkan citra diri yang dirasa nyaman berdampak baju, gaya rambut sikap dan pendapat berubah – ubah.
15
d) Merasa perlu mengumpulkan pengalaman baru walaupun beresiko berdampak mulai bereksperimen dengan merokok, alkohol, seks bebas dan mungkin NAPZA. e)
Tidak lagi terfokus pada diri sendiri
berdampak lebih
bersosialisasi dan tidak lagi pemalu. f)
Membangun nilai, norma dan moralisasi berdampak mempertanyakan kebenaran ide, norma yang dianut keluarga.
g) Mulai membutuhkan lebih banyak teman dan solidaritas berdamapak ingin banyak menghabiskan waktu untuk berkumpul dengan teman – teman. h) Mulai membina hubungan dengan lawan jenis berdampak berpacaran tetapi tidak menjurus serius. i)
Mampu
berfikir
secara
abstrak
mulai
berhipotesa
berdampak mulai peduli yang sebelumnya tidak terkesan dan ingin mendiskusikan atau berdebat. 3) Masa remaja akhir : 17 -19 tahun a)
Ideal berdampak cenderung menggeluti masalah sosial politik termasuk agama.
b) Terlibat dalam kehidupan, pekerjaan dan hubungan diluar kelurga berdamapak mulai belajar mengatasi stress yang dihadapi dan sulit diajak berkumpul dengan keluarga.
16
c)
Belajar mencapai kemandirian secara finansial maupun emosional berdampak kecemasan dan ketidak pastian masa depan yang dapat merusak keyakinan diri.
d) Lebih mampu membuat hubungan yang stabil dengan lawan jenis berdampak mempunyai pasangan yang lebih serius dan banyak menyita waktu. e)
Merassa sebagai orang dewasa berdampak cenderung mengemukakan pengalaman yang berbeda dengan orang tuanya.
f)
Hampir siap menjadi
orang dewasa
yang mandiri
berdampak mulai nampak ingin meninggalkan rumah atau hidup sendiri. Masa remaja merupakan masa yang begitu penting dalam hidup manusia, karena pada masa tersebut terjadi proses awal kematangan organ reproduksi manusia yang disebut sebagai masa pubertas (Depkes RI, 2007). Masa remaja juga merupakan massa peralihan dari anak – anak ke dewasa bukan hanya dalam artian psikologi tetapi juga fisik. Bahkan perubahan-perubahan fisik yang terjadi itulah yang merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja (Sarlito, 2010). b.
Perkembangan Jiwa Pada Remaja Pencarian identitas diri mulai dirintis seseorang pada sangat usia sangat muda, yaitu sekitar usia remaja muda. Pencarian identitas
17
diri berarti pencarian jati diri, di mana remaja ingin tahu juga tentang dirinya sendiri yang meenyangkut soal apandan siapa dia,semua hubungan
dengan
“aku”
ingin
diselidiki
dan
dikenalnya
(Erickson dalam Depkes RI, 2007). Pada usia 12-15 tahun pencarian identitas diri masih berada pada tahap permulaan. Dimulai pada pengukuhan kemampuan yang sering diungkapakan dalam bentuk kemauan yang tidak dapat dikompromikan sehingga mungkin berlawanan dengan kemauan orang lain. Bila kemauan itu ditentang, mereka akan memaksa agar kemauannya dipenuhi (Depkes RI, 2007). 3.
Pubertas a.
Pengertian Pubertas Pubertas adalah periode dalam rentang perkembangan ketika anak – anak berubah dari makhluk aseksual menjadi makhluk seksual. Puberty berasal dari istilah latin pubertas yang berarti kelakian – lakian, kedewasaan yang dilandasi oleh sifat dan tanda kelaki – lakian. Pubescense dari kata pubis (pubic hair) yang berarti rambut (bulu) pada daerah kemaluan (genetal) maka pubescence berarti perubahan yang disertai dengan tumbuhnya rambut pada daerah kemaluan (Adsense, 2009)
b.
Penyebab Pubertas Penyebab
munculnya
pubertas
adalah
hormon
yang
dipengaruhi oleh hipofisis (pusat dari seluruh sistem kelenjar
18
penghasil hormon tubuh) Akibat kerja hormon ini, remaja memasuki masa pubertas sehingga mulai muncul ciri – ciri kelamin sekunder yang dapat membedakan antara perempuan dan laki – laki. Dengan kata lain, pubertas terjadi karena tubuh mulai memproduksi horman – hormon seks sehingga alat reproduksi telah berfungsi dan tubuh mengalamin perubahan (Adsensa, 2009). Hormon seks yang mempengaruhi perempuan adalah estrogen dan progesteron yang diproduksi di indung telur (ovarium), sedangkan pada laki-laki diproduksi oleh testis dan dinamakan testosteron. Hormon – hormon tersebut ada di dalam darah dan mempengaruhi alat – alat dalam tubuh sehingga terjadilah beberapa pertumbuhan (Adsensa, 2009). c.
Ciri – ciri Pubertas Menurut Sarlito (2010), ciri – ciri pubertas,yaitu: 1) Masa puber adalah periode tumpang tindih Masa puber harus dianggap sebagai periode tumpung tindih karena mencakup tahun – tahun akhir masa kanak – kanak dan tahun – tahun masa remaja. 2) Masa puber adalah periode yang singkat Masa puber relatif merupakan
periode yang sigkat, yakni
sekitar dua sampai empat tahun, dibandingkan dengan banyaknya perubahan yang terjadi di dalam maupun di luar
19
tubuh. Sebagai kelompok, anak perempuan lebih cepat matang daripada kelompok anak laki – laki. d.
Aspek Perubahan pada Remaja Menurut Notoatmodjo (2007), dan aspek pokok dalam perubahan remaja, yaitu : 1) Perubahan fisik Masa remaja diawali dengan pertumbuhan yang sangat cepat dan biasanya disebut pubertas. Dengan adanya perubahan yang cepat itu terjadilah perubahan fisik yang dapat diamati seperti pertumbuhan tinggi dan berat badan pada remaja atu biasanya disebut pertumbuhan dan kematangan seksual sebagai hasil dari perubahan hormonal. 2) Perubahan Psikologis Masa transisi antara masa kanak – kanak dan masa dewasa seringkali menghadapkan individu yang bersangkutan pada situasi yang membingungkan. Pada masa remaja labilnya emosi berat kaitannya dengan perubahan hormon dalam tubuh. Sering terjadi letusan emosi dalam bentuk amarah. Sensitive, bahkan perbuatan nekad. Ketidakstabilan emosi menyebabkan mereka mempunyai rasa ingin tahu dan dorongan untuk mencari tahu. Pertumbuhan kemampuan intelektual pada cenderung membuat mereka kritis.
remaja
20
4.
Perubahan Fisik Pubertas a.
Pengertian Perubahan fisik pubertas yaitu terjadinya perubahan secara biologis yang ditandai dengan kematangan organ seks primer dan sekunder, di mana kondisi tersebut di pengaruhi oleh kematangan hormon seksual (Nirnawana, 2011)
b.
Perubahan Fisik pada Massa Remaja Menurut Desmita (2010), selama pertumbuhan pesat masa pubertas, terjadi empat perubahan fisik penting antara lain : 1) Perubahan ukuran tubuh Tinggi rata-rata anak laki-laki dan perubahan pada usia 12 tahun adalah sekitar 59 atau 60 inci, sedangkan tinggi ratarata remaja lelaki adalah 69 inci. Tingkat pertumbuhan terjadi pada usia sekitar 11 atau 12 tahun pada anak perempuan dan 2 tahun kemudian untuk anak laki-laki. Dalam tahun ini, tinggi kebanyakan anak perubahan bertambah sekitar 3 inci dan tinggi kebanyakan anak laki-laki betambah dari 4 inci. Adapun faktor penyebab laki-laki rata-rata lebih tinggi daripada perempuan adalah karena laki-laki memulai percepatan pertumbuhan mereka dua tahun lebih lambat ddibandingkan anak perempuan. Dengan demikian, mereka mengalami pertumbuhan selama dua tahun pada masa anak-anak. Tinggi rata-rata anak perempuan pada ssat ini memulai percepatan
21
pertumbuhan adalah sekitar 54 atau 55 inci, sedangkan tinggi rata-rata anak laki-laki adalah sekitar 59 atau 60 inci. Karena penambahan tinggi anak laki-laki dan perempuan relatif lebih sedikit,
maka
perempuan
pada
akhirnya
lebih
pendek
dibandingkan dengan rata-rata pria. Percepatan pertumbuhan badan juga terjadi dalam penambahan berat badan, yakni sekitar 13 kg bagi anak laki-laki dan 10 kg bagi anak perempuan.. Meskipun berat badan juga mengalami peningkatan selama masa remaja, namun ia lebih mudah dipengaruhi seperti melalui diet, latihan dan gaya hidup umumnya. Oleh karena itu, perubahan berat lebih sedikit dapat diramalkan dibandingkan dengan tinggi . 2) Perubahan Proporsi Tubuh Seiring dengan pertambahan tinggi dan berat badan, percepatan pertumbuhan selama masa remaja terjadi pada proporsi tubuh. Bagian-bagian tubuh tertentu yang sebelumnya terlalu kecil, pada masa remaja menjadi terlalu besar. Hal ini terlihat jelas pada pertumbuhan tangan dan kaki, yang sering terjadi tidak proporsional. Perubahan proporsi tubuh yang tidak seimbang ini menyebabkan remaja merasa kaku dan canggung, serta khawatir bahwa badannya tidak akan peranah serassi dengan tangan dan kakinya.
22
Perubahan-perubahan dalam proporsi tubuh selama masa remaja, juga terlihat pada perubahan ciri-cir wajah, di mana wajah anak-anak mulai menghilang. Seperti dahi yang semula sempit sekarang menjadi luas, mulut melebar dan bibir menjadi lebih penuh. Dalam perubahan struktur kerangka, terjadi percepatan
pertumbuhan
otot,
terjadunya
pengurangan
jumlah
sehingga lemak
mengakibatkan dalam
tubuh.
Perkembangan otot dari dua jenis kelamin terjadi dengan cepat ketika tinggi meningkat. Akan tetapi, perkembangan otot anak laki-laki lebih cepat dan mereka memiliki lebih banyak jaringan otot, sehingga anak laki-laki lebih kuat dari anak perempuan. 3) Perubahan ciri seks primer Pada masa remaja putri, kematangan organ-organ seksnya dindahi dengan tumbunya rahim, vagina dan ovarium (indung telur) secara cepat. Ovarium menghasilakn ova (telur) dan mengelurkan hormon-hormon yang diperlukan untuk kehamilan, menstruasi dan perkembangan seks sekunder. Pada masa inilah (sekitar usia 11-15 tahun), untuk pertama kalinya remaja putri “menarche” (menstruasi pertama). Peristiwa “menarche” ini diikuti oleh menstruasi yang terjadi dalam interval yang tidak beraturan. Untuk jangka waktu enam bulan sampai satu tahun atau lebih, ovulasi mungkin tidak selalu terjadi. Menstruasi awal sering terjadi dengan sakit kepala,sakit
23
punggung dan kadang-kadang
kejang, serta merasa lelah,
depresi atau mudah tersinggung (Yusuf, 2005). 4) Perubahan ciri seks sekunder Menurt Yusuf (2005) perkembangan ciri seks sekunder memunculkan tanda-tanda yang membedakan antara laki-laki dan perempuan. Pada saat ciri-ciri sekunder muncul, timbul daya tarik dengan lawan jenis dan gairah seksual. Ciri seks sekunder pada remaja putri : a)
Pinggul membesar dan membulat sebagai akibat besarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak dibawah kulit.
b) Payudara membesar dan puting susu semakin menonjol. c)
Tumbuh rambut pada kemaluan, ketiak, lengan dan kaki.
d) Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal dan lubang pori-pori bertambah besar. e)
Suara menjadi lebih penuh dan merdu.
f)
Kelenjar keringat menjadi aktif dan tumbuh jerawat.
24
B. Kerangka Teori
Tingkat pengetahuan : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Tahu Memahami Aplikasi Analisa Sintesis Evaluasi
Tingkat Pengetahuan remaja putri tentang perubahan sekunder pada masa pubertas
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Perubahan sekunder masa pubertas: a) Pinggul membesar dan membulat sebagai akibat besarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak dibawah kulit. b) Payudara membesar dan putinf susu semakin menonjol. c) Tumbuh rambut pada kemaluan, ketiak, lengan dan kaki. d) Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal dan lubang pori-pori bertambah besar. e) Suara menjadi lebih penuh dan merdu. f) Kelenjar keringan menjadi aktif dan tumbuh jerawat.
Pendidikan Informasi Sosial, budaya dan ekonomi Lingkungan Pengalaman Usia
Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber : Modifikasi Notoatmodjo (2010) dan Desmita (2010)
25
C. Kerangka Konsep Penelitian
Pengetahuan remaja putri tentang perubahan sekunder pada masa pubertas
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan : Keterangan :
1. Pendidikan 2. Informasi = diteliti 3. Sosial. Budaya dan ekonomi 4. Lingkungan 5. Pengalaman 6. Usia
: Di teliti : Tidak di Teliti
Tingkat pengetahuan remaja : 1. Baik 2. Cukup 3. Kurang
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis dari segi tujuan penelitian yang hendak dicapai, penelitian ini menggunakan penelitian deskritif kuantitatif yaitu penelitian yang dengan tujuan utama membuat gambaran atau deskripsi suatu keadaan secara objektif. Sedangkan kuantitatif adalah data yang dipaparkan dalam bentuk angka. Metode
ini
digunakan untuk memecahkan atau menjawab
permasalahan
yang
sedang
(Notoatmodjo,
2010).
Pada
dihadapi penulisan
ini
pada
situasi
menggambarkan
sekarang Tingkat
Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perubahan Sekunder Masa Pubertas Pada Siswi Kelas VII Di SMP N 4 Karanganyar Tahun 2014. B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1.
Lokasi Penelitian Lokasi merupakan tempat atau lokasi pengambilan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah SMP N 4 Karanganyar.
2.
Waktu penelitian Waktu penelitian adalah rentang waktu yang digunakan untuk pelaksanaan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Penelitian dilaksanakan 18 juni 2014.
26
27
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1.
Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Hidayat, 2010). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswi kelas VII di SMP N 4 Karanganyar yang berjumlah 107 siswi. Terdapat 6 kelas
2.
Sampel Sampel adalah sebagain populsi yang akan diteliti atau sebagai jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh dipopulasi (Hidayat, 2010). Menurut Arikunto (2010), jika populasi sampel kurang dari 100, lebih baik diambil semua, tapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10% -15% atau 20% - 25% atau lebih. Karena jumlah populasi dalam penelitian ini 107 siswi, maka penulis mengambil sampel 30% dari jumlah populasi. Maka dalam penelitian diambil 32 siswi dari 107 siswi kelas VII di SMP N 4 Karanganyar.
3.
Teknik Pengambilan sampel Teknik pengambilan sampel adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili kesuluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2010).
28
Dalam penelitian ini digunakan teknik pengambilan sampel dengan cara Simple Random Sampling (sampel acak sederhana) yaitu setiap anggota atau unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel. Pengambilan sampel secara acak sederahana ini dilakukan dengan cara mengundi anggota populasi yang ada dan diambil sampel sebanyak 30 responden.
D. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Variabel penelitian hanya menggunakan variabel tunggal yaitu penngetahuan remaja putri tentang perubahan sekunder pada masa pubertas.
E. Definisi Operasional Definisi opersional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup atau
pengertian
(Notoatmodjo, 2012).
variabel-variabel
yang
diamati
atau
diteliti
29
Tabel 3.1 Nama Variabel Pengetahuan remaja putri tentang perubahan sekunder pada masa pubertas
Pengertian
Indikator
Alat ukur
Kemampuan a. Pengetahuan baik: Kuesioner remaja (X) > mean + ISD menjawab kuesioner b. Pengetahuan cukup: tentang Mean – ISD perubahan sekunder pada masa c. Pengetahuan kurang: pubertas (x) < mean – ISD (Arikunto, 2006)
Skala oridinal
F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian ini adalah kuesioner tertutup yang diisi oleh responden. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang halhal yang ia ketahui dan sudah disediakan jawabannya (Arikunto, 2006). Kuesioner diambil dari sumber teori tentang perubahan sekunder pada masa pubertas. Dalam penelitian ini menggunakan alternatif jawaban “benar” dan “salah”, kriteria pernyataan positif dan negatif. Dimana pernyataan dengan kriteria positif skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0 bila jawaban tidak.Untuk pertanyaan negatif jawaban benar mendapat nilai 0 dan jawaban salah mendapat nilai 1. Pengisian kuesioner tersebut dengan memberi tanda centang (√ ) pada jawaban yang dianggap benar. Sebelum membuat kuesioner, peneliti terlebuh dahulu membuat kisi – kisi kuesioner.
30
Tabel 3.2 Kisi Kuesioner remaja perempuan Sub Pernyataan Variabel Positif (+) Negatif(-)
Variabel
Tingkat Pengetahauan Remaja Putri tentang perubahan sekunder pada masa pubertas
Pengertian pubertas Penyebab pubertas Ciri-ciri pubertas Tanda pubertas
1,3
2
Juml ah Soal 3
4,5,6,7,9
8,10
7
11,12,13,14,15,16,17 ,19,21,22,23,24,25,2 6 27,28,29,30,33,34
18,20
16
31,32,35
9
27
8
35
Jumlah
Untuk mengetahui apakah kuesioner penelitian ini berkualitas, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reabilitas terhadap populasi dengan karakteristik sejenis diluar lokasi penelitian yaitu pada siswi kelas VII di SMP N 1 Ngemplak Boyolali sebanyak 30 siswi. 1.
Uji Validitas Menurut Riwidikdo (2010),
validitas adalah ukuran yang
menujukkan sejauh mana instrument pengukur mampu mengukur apa yang ingin diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus korelasi product moment dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Rumus Produk Moment adalah : ݕݔݎൌ
ܰᎂܻܺ െ ሺᎂܺሻሺᎂܻሻ
ටቄܰᎂܻʹ െ ሺᎂܻሻʹ ቅቄܰᎂܻʹ െ ሺᎂܻሻʹ ቅ
31
Keterangan : N
: Jumlah Responden
ݕݔݎ
: Koefisien korelasi product moment
ݔ
: Skor pernyataan
ݕݔ
: Skor pernyataan dikalikan skor total
ݕ
: Skor total
Instrumen dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel (0,361). Pada
taraf signifikan 5% (Arikunto, 2012). 2.
Uji Reliabitas Reliabitas menunjukkan pada suatu penegrtian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga (Arikunto, 2010). Untuk menguji reliabilitas instrumen digunakan rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:
σ ܵ݅ ଶ ݇ ൨ ቈͳ െ ݅ݎൌ ܵ ݐଶ ݇െͳ
݅ݎ
: Reliabilitas Instrumen
ܵ݅ ଶ
: Jumlah varian butir
݇
ܵ ݐଶ
: Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
: Varians total
32
Instrumen dikatakan reliabel bila nilai reliabilitas seluruh insrtrumen minimal 0,7 (Riwidikdo, 2010).
G. Teknik Pengumpulan Data Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner pada remaja pubertas di SMPN 4 Karanganyar, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden dipersilahakan untuk mengisi kuesioner dengan selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh penlitian. Data yang diperoleh terdiri dari: 1.
Data primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari obyek atau subyek penelitian oleh peneliti (Riwidikdo, 2009). Dalam pnelitian ini data primer didapatkan dari pengisian kuesioner pengetahuan tentang perubahan sekunder pada masa pubertas yang diperoleh dari kuesioner.
2.
Data sekunder Data sekunder merupakan data yang didapatkan tidak secara langsung dari subyek penelitian (Riwidikdo, 2009). Data sekunder dalam penelitian ini yaitu jumlah siswi kelas VII di SMPN 4 Karanganyar yang diperoleh dari data atau catatan bagian kesiswaan.
33
H. Metode Pengolahan dan Analisa data 1.
Pengolahan Data Menurut Notoatmodjo (2010), lamgkah-langkah yang digunakan dalam pengolahan data secara manual, antara lain : a.
Editing (pengumpulan data) Angket yang diperoleh atau dikumpulkan melalui kuesioner perlu disuntuing (edit) terlebih dahulu. Kalau ternyata masih ada data atau informasi yang ditak lengkap dan tidak mungkin dilakukan wawancara ulang, maka kuesioner tersebut dikeluarkan.
b.
Coding sheet (membuat lembaran kode) Lembaran kode adalah instrumen berupa kolom-kolom merekam data secara manual.Merupakan pengklasifikasikan jawaban responden dengan menandai dan memberikan kode angka sehingga bisa diolah dan dimasukan dalam lembar kerja untuk bisa dilakukan pengolahan serta analisa data (Arikunto, 2006).
c.
Data entri (memasukkan data) Kegiatan memasukkan data yang telah dkumpulkan ke dalam master tabel atau database computer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau dengan membuat tabel kontigensi
d.
Tabulating (tabulasi) Kegiatan membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelelitian. Pengolahan data dengan komputer.
e.
Cleanning (Pembersihan data)
34
Apabila ssemua data dari setiap sumber semua data atau responden selesai dimassukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan
adanya
kesalahan
kode,
ketidak
lengkapan dan sebagaimya, kemudian dilakukan pembetulan atau korelasi. 2.
Analisa Data Analisa univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel dari hassil
tiap
penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan
presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010). Menurut (Riwikdo, 2009) hasil untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden ditunjukan pada skala berikut: a.
Pengetahuan baik
: (X) > mean + ISD
b.
Pengetahuan cukup
c.
Pengetahuan kurang
: Mean – ISD : (x) < mean – ISD
Adapun rumus yang diperoleh skor prosentase menurut Riwidikdo (2010): ܵ݇݊݁݀݊ݏ݁ݎ݄݈݁ݎ݁݅݀݃݊ܽݕݎ
Skor prosentase = ܶͲͲͳݔ ݄݈݁ݎ݁݅݀ܽݕ݊ݏݑݎ݄ܽ݃݊ܽݕ݈ܽ݉݅ݏ݇ܽ݉ݎ݇ݏ݈ܽݐΨ
Sebelum menentukan tingkat pengetahuan siswi terlbih daulu
peneliti menghitung nilai mean dan Standard Deviation. Menurut Riwidikdo(2009), rumus untuk menghitung nilai mean dan Standard Deviation yaitu: a. Mean
35
x
: Mean
n
: Jumlah responden
xi
: Nilai responden
SD =
σ ௫ మ
ሺσ ೣሻమ
ିଵ
Keterangan :
I.
SD
: Standart Deviation
xi
: Nilai responden
n
: Jumlah responden
Etika Penelitian Sebelum peneliti membuat informed Consent atau persetujuan kepada responden dengan menuliskan jati diri, identitas peneleti, tujuan peneliti, serta permohonan menjadi responden untuk berpartisipasi dalam penelitian. Dalam melaksanakan penelitian ini, peneleliti mendapatkan ijin dari STIKES Kusuma Husada Surakarta, Kepala Sekolah SMPN 4 Karanganyar dan dari responden sendiri melalui informed consen tyang terjamin kerahasiaannya.
36
Masalah etika penelitian yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut: 1.
Informed Consent (lembar persetujuan menjadi responden) Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden
penelitian
dengan
memberikan
lembar
persetujuan. Informed consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan Informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Apabila responden bersedia, maka mereka harus menadatangani lembar persetujuan tersebut 2.
Anonimity (tanpa nama) Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembarpengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
3.
Confidentiality (Kerahasiaan) Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah – masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan
dijamin
kerahasiaannya
oleh
peneliti,
hanya
37
kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset. (Hidayat, 2010).
J.
Jadwal Penelitian Dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun proposal penelitian sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut. (Notoatmodjo, 2010).Jadwal penelitian terlampir
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian SMP Negeri 4 Karanganyar Jl. Yos Sudarso No.27 Bejen Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar. Diatas tanah berukuran 8400 m2 dan luas bangunan 3900 m2 status tanah milik pemerintah Kota Karanganayar. Jumlah siswi sebanyak 2053. Terbagi dari kelas VII sebanyak 688 siswa, kelas VII sebanyak 686 siswa dan kelas IX sebanyak 679 siswa. Fasilitas yang terdapat pada sekolah ini antara lain Perpustakaan jumlah 1, Lab komputer jumlah 1, Lab bahasa jumlah 1,Lab IPA jumlah 1 UKS jumlah 1, dan mushola jumlah 1. Responden dan penelitian ini adalah siswi kelas VII sebanyak 30 siswi.
B. Hasil Penelitian Setelah dilakukan pengolahan data dilakukan dengan bantuan program SPSS berdasarkan pehitungan diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.1. Mean dan Standar Deviasi Variabel Tingakat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perubahan Sekunder Masa Pubertas Pada Siswi Kelas VII di SMP N 4 Karanganyar Sumber : Data Primer
38
Mean
Standar Deviasi
20,1
5,9
39
Dari data yang diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk tabel kuantitas responden berdasarkan 3 kategori yaitu baik, cukup dan kurang yang disajikan dat taabel sebagai berikut : Tabel 4.2 Kuantitas responden berdasarkan Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perubahan Sekunder Masa Pubertas Pada Siswi Kelas VII di SMP N 4 Karanganyar No. 1. 2 3
Kategori Baik Cukup Kurang Jumlah Sumber : Data Primer
Jumlah 8 16 8 32
Prosentase (%) 25 50 25 100
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukan bahwa tingkat pengetahuan remaja putri tentang perubahan sekunder masa pubertas pada siswi kelas VII di SMP N 4 Karanganyar dengan kategori baik ada 8 responden (25 %), kategori cukup ada 16 responden (50 %), dan kategori kurang ada 8 responden (25 %).
C. Pembahasan Berdasarkan
hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
tingkat
pengetahuan pengetahuan remaja putri tentang perubahan sekunder masa pubertas pada siswi kelas VII di SMP N 4 Karanganyar dengan kategori baik ada 8 responden (25 %), kategori cukup ada 16 responden (50 %), dan kategori kurang ada 8 responden (25 %). Pengetahuan menurut Notoatmodjo (2010) yaitu pendidikan, informasi, sosial, budaya dan ekonomi, lingkungan, pengalaman dan usia.
40
Dikatakan baik sejumlah 8 responden (25%) yang mempengaruhi adalah Faktor pertama pendidikan, pendidikan dalam arti semakin tinggi pendidikan maka ia akan mudah menerima hal-hal baru dan mudah menyesuaikan dengan hal yang baru tersebut. Pada penelitian ini pendidikan responden dapat diketahui karena tingkat pendidikan responden yaitu tingkat VII Sekolah Menengah Pertama. Pendidikan tidak mempengaruhi hasil penelitian karena meski tingkat pendidikan sama tapi hasil tingkat pengetahuan berbeda antara siswi satu dengan yang lain. Dikatakan cukup sejumlah 16 responden (50%) yang mempengaruhi adalah Faktor berikutnya yaitu informasi, informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga
menghasilkan perubahan atau
peningkatan pengetahuan. Faktor selanjutnya sosial, budan dan ekonomi, kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang – orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik
atau
buruk.
Dengan
demikian
seseorang
akan
bertambah
pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Sedangkan ekonomi dikaitkan dengan pendidikan, semakin baik kondisi ekonomi, tingkat pendidikan cendrung lebih tinggi. Dikatakan kuarang sejumlah 8 responen (25%) yang mempengaruhi adalah Faktor berikutnya yaitu pengalaman,pengalaman dikaitkan dengan umur dan pendidikan individu, maksudnya adalah pendidikan yang tinggi
41
maka pengalaman akan luas, sedangkan semakin tua umur seseorang maka pengalaman akan semakin banyak. Faktor terakhir yaitu usia, semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirmya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada penelitian ini usia responden dapat diketahui karena usia responden relatf sama, tetapi hal tersebut tidak dapat mempengeruhi hasil penelitian karena meski usia responden relatif sama tapi hasil tingkat pengetahuan berbeda antara siswi satu dengan yang lain. Berdasarkan hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden berpengatahuan cukup. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu pengalaman, infomasi, lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi.
D. Keterbatasan 1.
Kendala Penelitian Kendala dalam penelitian ini adalah mencari waktu penelitian yang susah.Karena pada saat melakukan penelitian bersamaan dengan jadwal saat SMPN 4 Karanganyar sedang ada ujian semester genap.
2.
Kelemahan / keterbatasan a.
Kuesioner
yang digunakan adalah kuesioner tertutup yang
jawabannya sudah disediakan oleh peneliti untuk dipilih. Sehingga
42
responden tidak dapat memberikan jawaban sesuai keinginan responden b.
Peneliti hanya menggunakan satu variabel saja sehingga hanya dapat meneliti tentang pengetahuan remaja putri tentang perubahan sekunder masa pubertas saja.
43
BAB V PENUTUPAN
A. Kesimpulan Hasil penelitian yang telah dilakukan tentang tingkat pengetahuan remaja putri tentang perubahan sekunder masa pubertas pada siswi kelas VII di SMPN 4 Karanganyar dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1.
Tingkat pengetahuan remaja putri tenteng perubahan sekunder masa pubertas pada siswi kelas VII di SMPN 4 karanganyar dengan kriteria pengetahuan baik sebanyak 8 remaja (25 %).
2.
Tingkat pengetahuan remaja putri tenteng perubahan sekunder masa pubertas pada siswi kelas VII di SMPN 4 karanganyar dengan kriteria pengetahuan cukup sebanyak 16 remaja (50 %)
3.
Tingkat pengetahuan remaja putri tenteng perubahan sekunder masa pubertas pada siswi kelas VII di SMPN 4 karanganyar dengan kriteria pengetahuan kurang sebanyak 8 remaja (25 %).
B. Saran Melihat dari hasil tingkat pengetahuan remaja putri tentang perubahan sekunder masa pubertas pada siswi VII di SMPN 4 Karanganyar, maka peneliti mengajukansaran :
43
44
1.
Bagi Responden Diharapkan untuk banyak mencari informasi tentang perubahan sekunder masa pubertas baik melalui media elektronik maupun non elektronik agar dapat mempersiapkan diri terhadap perubahan yang terjadi.
2.
Bagi SMPN 4 Karangnayar Sebaikanya intitusi pendidikan bekerjasama dengan pihak tenaga kesehatan untuk meningkatkan pendidikan kesehatan khususnya mengenai perubahan sekunder masa pubertas dan diharapakan agar bekerja sama dengan orang tua siswi untuk lebih memperhatian dan mengarahakan para remaja dalam perkembangnnya agar tidak salah mengartikan informasi yang diterima.
3.
Bagi DIII Kebidanan Kusuma Husada Diharapkan untuk buku referensi khusunya tentang perubahan sekunder masa pubertas mungkin lebih dilengkapi atau buku referensi yang dikeluarkan seharusnya edisi baru.
4.
Bagi Penelitian Selanjutnya Diharapkan peneliti selanjutnya mengadakan peneltian yang berkaitan dengan pubertas dengan mengembangkan variabel penelitian sehingga dapat mengkaji hal – hal yang belum dapat dimunculkan atau belum dibahas dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Adsensa. 2009. Pubertas. http://www.adsensacamp.puberity.com. Diaskes tanggal 3 Maret 2011 Alimul, Aziz, Hidayat. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medik Arikunto, S. 2006. Prosedur Penenelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta Depkes RI, 2007. Modul Pelatihan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). Jakarta : Depkes RI Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdaakarya. Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS/ Semarang : Badan Penerbit Universitass Dipenegoro. Jameela. 2010. Remaja Indonesia Sangat Membutuhkan Informasi Kesehatan Reproduksi. http://www.kespro.info?q=node/407/2010. Diaskes pada tanggal 11 februari 2011 Narendra, Moresintowati, B, 2002. Buku Ajar Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta : Sagung Seto Nirwana, A B. 2011. Psikologi Kesehatan Wanita. Yogyakarta : Nuha Medika Notoatmojo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta , 2007. Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni, Jakarta : Rineka Cipta , 2010. Metodologi Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta Punsalan, 2010, Remaja Sedang Pubertas. http://www.remaja-sedangpubertas.wordpress.com. Diakses tanggal 14 Maret 2011 Riwidikdo, Handoko, 2006. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cindekia , 2007. 2009. Statistik Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi Program R dan SPSSS. Yogyakarta : Pustaka Rihana
Sarlito, Wirawan Sarwono, 2010. Psikologi Remaja. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Sugiyono. 2007. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Widyastuti, Yani, 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya Widyastuti, Erning Tri, 2010. Gambaran Tingkat Pengetahuan Siswi Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja pada siswi Kelas VII SMP I Karangpandan. Karya Tulis Ilmiah. Wulandari, Danis. 2007. Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perubahan Pada Masa Pubertas di kelas XI SMA I Boyolali. Karya Tulis Ilmiah. Estu Utomo. Boyolali Wulandari, Dwi Setiyaningrum. 2011. Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Perubahan Sekunder Di Desa Sine Kabupaten Sragen. Karya Tulis Ilmiah STIkes Kusuma Husada Surakarta. Yusuf, S. 2005. Kesehatan Reproduksi Remaja. Yogyakrta : Siklus Yuyun Wahyu Indah Indriyani, 2009. Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi pasa Remaja Putri SMK Gajah Mungkur 2 Giritontro. Karya Tulis Ilmiah. STIKES Aisyiyah Surakarta.