TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH I SRAGEN TAHUN 2013
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Akhir Pendidikan D III Kebidanan
Disusun Oleh : MELANI PUJI ASTUTI NIM. B10.033
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013 1
2
HALAMAN PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH I SRAGEN TAHUN 2013
Disusun oleh : MELANI PUJI ASTUTI NIM. B10.033
Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal :
Pembimbing
(HUTARI PUJI ASTUTI, S.SiT.,M.Kes) NIK. 200580012
3
HALAMAN PENGESAHAN
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH I SRAGEN TAHUN 2013
Karya Tulis Ilmiah
Disusun oleh : MELANI PUJI ASTUTI NIM. B10.033
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Stikes Kusuma Husada Surakarta Pada tanggal : Penguji I
Penguji II
(ERNAWATI, SST) NIK. 200886033
(HUTARI PUJI ASTUTI, S.SiT.,M.Kes) NIK. 200580012
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan Mengetahui Ka. Prodi DIII Kebidanan
(DHENY ROHMATIKA, S.SiT) NIK. 200582015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Anemia pada Siswi kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Sragen”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa ada bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. 3. Bapak Mustofa, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 1 Sragen, yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data. 4. Ibu Hutari Puji Astuti, S.SiT,M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis. 5. Seluruh Dosen dan Staff Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan
iv
6. Adek-adek Siswi kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Sragen, yang telah bersedia menjadi responden 7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta,
Juni 2013
Penulis
v
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2013 Melani Puji Astuti B10.033 TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 SRAGEN TAHUN 2013 xiv + 42 halaman + 16 lampiran + 4 tabel+ 2 gambar ABSTRAK Latar Belakang :Anemia merupakan suatu keadaan di mana kadar hemoglobin dan eritrosit lebih rendah dari normal. Anemia pada Remaja dapat berdampak pada menurunnya produktivitas kerja ataupun kemampuan akademis di sekolah. Anemia juga dapat mengganggu pertumbuhan di mana tinggi dan berat badan menjadi tidak sempurna. Anemia juga dapat menyebabkan menurunnya produksi energi dan akumulasi lakat dalam otot. Tujuan : adalah untuk mengetahui bagaimana Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Anemia pada siswi kelas XI di SMA Muhammadiyah 1 Sragen pada tingkat baik, cukup dan kurang. Metode penelitian : Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif, lokasi dan waktu penelitian di SMA Muhammadiyah 1 Sragen, tanggal 11 April 2013, populasi 134 responden, pengambilan sampel dengan sampel random sederhana sehingga diperoleh 33 responden. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner, pengolahan data dengan bantuan SPSS for windows. Tekhnik analisa univariat dengan distribusi frekuensi. Hasil penelitian : Dari hasil penelitian terhadap 33 siswi kelas XI di SMA Muhammadiyah 1 Sragen tentang Anemia, yang berpengetahuan baik 5 siswi (15,15%), berpengetahuan cukup 22 siswi (66,67%) dan berpengetahuan kurang 6 siswi (18,18%). Kesimpulan : Berdasarkan dari penelitian menujukkan bahwa tingkat pengetahuan Remaja putri tentang anemia terbanyak pada kategori cukup yaitu 22 mahasiswi (66,67%) pencapaian ini kemungkinan dipengaruhi oleh pengalaman dan sosial ekonomi responden. Kata kunci : Pengetahuan, Remaja Putri, Anemia. Kepustakaan : 24 literatur (Tahun 2003-2011).
vi
MOTOO Wahai orang-orang yang beriman ! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar (Q.S Al Baqarah : 153) Sesungguhnya setiap kesulitan pasti disertai dengan kemudahan (Q.S Al Insyiroh : 6) Jadikanlah ilmu sebagai lentera dalam menempuh hidupmu, karena dengan ilmu itu manusia dapat menghargai dan dihargai orang lain , dan dengan ilmu itu pula manusia laksana seorang raja (penulis Awali semuanya dengan do’a dan senyum
PERSEMBAHAN : Karya Tulis ini aku persembahkan : 1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan Hidayah- Nya sehingga terwujud Karya kecil ini. 2. Ayah dan ibu tercinta terima kasih atas do’a dan restunya dan cinta kasihnya selama ini 3. Buat dosen-dosen KH khususnya bu hutari ……suwun sanget ggih bu’ 4. Adikku (Lina) tercinta terima kasih atas dukungannya. 5. Some one yang selalu memberidukungan dan semangat demi keberhasilanku 6. Teman-temanku
kos
panca
putri
(ambar,henna,tika,dyah ) , kalau ada ucapan yg lebih tinggi dari makasih, itulah yg akan ku ucapkan buat kalian. 7. Teman-teman angkatan 2010 makasiih yaaaa….
vii
CURICULUM VITAE
Nama
: Melani Puji Astuti
Tempat / Tanggal Lahir
: Sragen / 25 mei1991
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Sragen dok RT 20 RW 07 , Sragen Wetan
Riwayat Pendidikan 1. SD N XV Sragen
LULUS TAHUN 2004
2. SMP N 5 Sragen
LULUS TAHUN 2007
3. SMA N 2 Sragen
LULUS TAHUN 2010
4. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Angkatan Tahun 2010
viii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL .....................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................
iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................
iv
ABSTRAK ....................................................................................................
vi
MOTOO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vii CURRICULUM VITAE ............................................................................... viii DAFTAR ISI .................................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv BAB
BAB
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ....................................................................
1
B. Rumusan Masalah ...............................................................
4
C. Tujuan Penelitian .................................................................
4
D. Manfaat Penelitian ...............................................................
4
E. Keaslian Penelitian .............................................................
5
F. Sistematika Penulisan ..........................................................
5
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori .....................................................................
7
1. Pengetahuan .................................................................
7
a.
Pengertian ............................................................. ix
7
b.
Tingkat Pengetahuan .............................................
7
c.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi .......................
9
d.
Pengukuran ........................................................... 10
e.
Sumber .................................................................. 10
f.
Cara Memperoleh .................................................. 12
2. Remaja ......................................................................... 14 a.
Pengertian ............................................................. 14
b.
Perubahan Masa Remaja ....................................... 14
3. Anemia ......................................................................... 16 a.
Pengertian ............................................................. 16
b.
Tanda ..................................................................... 17
c.
Penyebab ............................................................... 18
d.
Dampak ................................................................. 19
e.
Pencegahan ........................................................... 20
B. Kerangka Teori .................................................................... 22 C. Kerangka Konsep ................................................................ 23 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ........................................... 24 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................ 24 C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ........... 25 D. Instrumen Penelitian ............................................................. 27 E. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 31 F. Variabel Penelitian ............................................................... 31 G. Definisi Operasional ............................................................ 32 H. Metode Pengolahan dan Analisa Data .................................. 32 x
I. Etika Penelitian ..................................................................... 35 J. Jadwal Penelitian .................................................................. 36 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum……………………………………..
37
B. Hasil Penelitian………………………………………..
37
C. Pembahasan…………………………………………..
38
D. Keterbatasan…………………………………………...
40
BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan…………………………………………….
41
B. Saran …………………………………………………..
42
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Teori ......................................................................... 22 Gambar 2.2. Kerangka Konsep ..................................................................... 23
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Kisi-Kisi Kuesioner ...................................................................... 28 Tabel 3.2. Definisi Operasional .................................................................... 32 Tabel 4.1. Mean dan Standar Deviasi ........................................................... 38 Tabel 4.2. Tingkat pengetahuan ..................................................................... 38
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.Jadwal Penelitian Lampiran 2.Surat Permohonan Studi Pendahuluan Lampiran 3.Surat Balasan Dari Lahan Lampiran 4.Surat Permohonan Ijin Uji Validitas Lampiran 5.Surat Balasan Dari Lahan Lampiran 6.Surat Permohonan Ijn Penggunaan Lahan Lampiran 7.Surat Balasan Dari Lahan Lampiran 8.Lembar Permohonan Menjadi Responden Lampiran 9.Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 10. Kuesioner Penelitian Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner Lampiran 12. Tabulasi Kuesioner Lampiran 13. Hasil Uji Validitas Lampiran 14. Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 15. Tabulasi Hasil Penelitian Lampiran 16. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang Remaja merupakan tahap di mana seseorang mengalami sebuah masa transisi menuju dewasa. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak kanak berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik yang cepat. Remaja dalam masyarakat dikenal dengan berbagai istilah yang menunjukkan kelompok umur yang tidak termasuk kanak-kanak tetapi bukan pula dewasa Pada umumnya, anemia lebih sering terjadi pada wanita dan remaja putri dibandingkan dengan pria. Yang sangat disayangkan adalah kebanyakan penderita tidak tahu atau tidak menyadarinya. Bahkan ketika tahu pun masih menganggap anemia sebagai masalah sepele (Yusuf, 2011). Anemia adalah suatu keadaan di mana kadar hemoglobin dan eritrosit lebih rendah dari normal, Almatsier (2001) yang dikutip oleh Tarwoto, dkk (2009). Remaja putri menderita anemia, hal ini disebabkan oleh berbagai faktor antara lain karena masa remaja adalah masa pertumbuhan yang membutuhkan zat gizi lebih tinggi termasuk zat besi. Disamping itu remaja putri mengalami menstruasi setiap bulannya sehingga membutuhkan zat besi lebih tinggi, sementara jumlah makanan yang dikonsumsi lebih rendah dari pada pria, karena faktor takut gemuk (Depkes RI, 2003). Menurut Moore (1997) yang dikutip oleh Tarwoto, dkk (2009) anemia pada remaja dapat berdampak pada menurunnya produktivitas kerja ataupun
1
2
kemampuan akademis di sekolah karena tidak adanya gairah belajar dan konsentrasi. Anemia juga dapat menggangu pertumbuhan di mana tinggi dan berat badan menjadi tidak sempurna. Selain itu, daya tahan tubuh akan menurun
sehingga
mudah
terserang
penyakit.
Anemia
juga
dapat
menyebabkan menurunnya produksi energi dan akumulasi laktat dalam otot. Anemia merupakan kelainan yang sangat sering dijumpai baik di klinik maupun di lapangan. Diperkirakan lebih dari 30% penduduk dunia atau 1500 juta orang menderita anemia dan sebagian besar tinggal di daerah tropik. Prevalensi anemia di Indonesia menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2006 pada wanita tidak hamil/produktif adalah 33,1%. Sedangkan menurut Herman (2006) dalam Dyah (2011) prevalensi anemia di Indonesia sebesar 57,1% diderita oleh remaja putri. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) (2010), Penduduk Indonesia sebanyak 233 juta jiwa dan 26,8% atau 63 juta jiwa adalah remaja berusia 10 sampai 24 tahun. Sedangkan Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2009, jumlah penduduk di Jawa Tengah adalah 33.561.468 jiwa dengan jumlah remaja usia 12-17 tahun 3.878.474 jiwa. Di Indonesia prevalensi anemia pada remaja putri tahun 2006, yaitu 28% (Depkes RI, 2007). Data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004 menyatakan bahwa prevalensi anemia defisiensi pada balita 40,5%, ibu hamil 50,5%, ibu nifas 45,1%, remaja putri usia 10-18 tahun 57,1% dan usia 19-45 tahun 39,5%. Dari semua kelompok umur tersebut, wanita mempunyai resiko paling tinggi untuk menderita anemia terutama remaja putri. Berbagai gejala anemia
3
defisiensi besi ditimbulkan akibat menurunnya kapasitas pengangkutan oksigen oleh darah yaitu seperti mudah lelah, lemah, lesu, muka pucat, kuku mudah pecah, kurang selera makan, napas pendek, hingga menurunkan ketahanan serta kinerja fisik, sehingga menurunkan kapasitas kerja, juga dapat mempengaruhi fungsi kognitif seperti konsentrasi belajar rendah dan memperlambat daya tangkap pada anak usia sekolah, remaja putri dan kelompok usia lainnya (Isniati, 2007). Data dari Depkes (2009) di mana didapatkan penderita anemia pada remaja putri berjumlah 33,7%. Sedangkan menurut Inayati (2007) angka kejadian anemia di Jawa Tengah masih sebesar 30,4% dan di Semarang sebanyak 26% remaja menderita anemia (SKRT, 2006). Berdasarkan hasil studi pendahulan yang dilakukan pada tanggal 18 Oktober 2012 di SMA Muhammadiyah 1 Sragen dari 134 siswi, penulis berhasil mewancarai 10 siswi dengan hasil 2 siswi berpengetahuan baik, 3 siswi berpengetahuan cukup dan 5 siswi berpengetahuan kurang tentang anemia. Berdasarkan studi pendahuluan tersebut masih terdapat siswi yang belum memahami tentang anemia. Dalam hal ini penulis ingin siswi lebih memahami tentang anemia agar apabila mereka mengalami anemia tersebut dapat segera mengatasi atau segera pergi ke tenaga kesehatan untuk penanganan lebih lanjut. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai “Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Anemia pada Siswi Kelas XI di SMA Muhammadiyah 1 Sragen”.
4
B. Rumusan masalah Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang, maka peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut ”Bagaimanakah Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Anemia pada siswi kelas XI di SMA Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013?”.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang Anemia pada siswi kelas XI di SMA Muhammadiyah 1 Sragen. 2. Tujuan Khusus a.
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi kelas XI di SMA Muhammadiyah 1 Sragen pada tingkat baik
b.
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi kelas XI di SMA Muhammadiyah 1 Sragen pada tingkat cukup
c.
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi kelas XI di SMA Muhammadiyah 1 Sragen pada tingkat kurang.
5
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi ilmu pengetahuan Menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan tentang anemia pada remaja putri. 2. Bagi institusi Pendidikan SMA Muhammadiyah 1 Sragen Sebagai bahan bacaan untuk menambah pengetahuan dan sebagai masukan informasi bagi pihak sekolah tentang anemia terhadap remaja (Peserta didik) saat ini sehingga pihak sekolah dapat membantu kualitas dan kuantitas pendidikan dalam bidang kesehatan. 3. Bagi Peneliti Untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari perkuliahan dan pengalaman nyata dalam penelitian. E. Keaslian Penelitian Berdasarkan survei yang telah dilakukan, tidak ditemukan adanya penelitian
mengenai
Tingkat
Pengetahuan
Remaja
Putri
tentang
Anemia. F. Sistematika Penulisan Untuk mengetahui secara menyeluruh karya tulis ilmiah ini penulis menguraikan sistematika penulisan BAB I sampai BAB V yang saling berhubungan. Adapun gambaran sistematikanya adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Dalam Bab ini terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, dan sistematika
6
penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam Bab ini berisi tentang pengetahuan (pengertian, tingkat pengetahuan, cara memperoleh pengetahuan), anemia (pengertian, gejala-gejala anemia, dampak-dampek anemia, pencegahan dan penanggulangan anemia) kerangka teori dan kerangka kosep. BAB III METODE PENELITIAN Dalam Bab ini terdiri dari jenis dan rancangan penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, metode pengambilan data, jalannya penelitian, definisi operasional variable, metode pengolahan data, analisa data dan jadwal penelitian. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam Bab ini terdiri dari gambaran umum, hasil penelitian, pembahasan, dan keterbatasan BAB V PENUTUP Dalam bab terakhir ini berisi kesimpulan dan saran-saran yang ditujukan bagi tenaga kesehatan, bagi institusi dan peneliti selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010), Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya. Pengetahuan itu adalah kesatuan subyek yang mngetahui dan obyek yang diketahui. Satu kesatuan dalam mana obyek itu dipandang oleh subyek sebagai diketahui. Pengetahuan manusia itu adalah hasil dari berkontaknya dua macam besaran, yaitu benda atau yang diperiksa, diselidiki, dan akhirnya diketahui (obyek), manusia yang melakukan berbagai
pemeriksaan,
penyelidikan
dan
akhirnya
mengetahui
(mengenal) benda (Jalal, 2010). b. Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2007), Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu : 1) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkatan ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
7
8
oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang
dipelajari
antara
lain
menyebutkan,
menguraikan,
mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. 2) Memahami (comprehension) Memahami
diartikan
sebagai
suatu
kemampuan
untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. 3) Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartiakan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 4) Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
9
5) Sintesis (synthesis) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasiformulasi yang ada. 6) Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap sutu materi atau objek. Penilaianpenilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang di tentukan sendiri, atau menggunakan kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2007) c. Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pengetahuan
menurut
Notoatmodjo (2007) yaitu : 1) Sosial ekonomi Lingkungan sosial akan mendukung tingginya pengetahuan seseorang, sedang ekonomi dikaitkan dengan pendidikan, ekonomi baik tingkat pendidikan akan tinggi sehingga tingkat pengetahuan akan tinggi juga. 2) Kultur (budaya, agama) Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang, karena informasi yang baru akan disaring kira-kira sesuai tidak dengan budaya yang ada dan agama yang dianut. 3) Pendidikan Semakin tinggi pendidikan maka ia akan mudah menerima halhal baru dan mudah menyesuaikan dengan hal yang baru tersebut.
10
4) Pengalaman Berkaitan dengan umur dan pendidikan individu, bahwa pendidikan yang tinggi maka pengalaman akan luas, sedangkan semakin tua umur seseorang maka pengalaman akan semakin banyak. d. Pengukuran pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau rosponden ke dalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan diataa (Notoatmodjo, 2010). Dari data tentang hasil pengukuran tingkat pengetahuan tersebut dapat dikategorikan dalam beberapa kategori, seperti baik, cukup dan kurang. Ketentuan tersebut menggunakan aturan normative yang menggunakan rata-rata (mean) dan simpangan baku (standard deviation). 1) Baik, bila nilai yang diproleh (x) > mean +1 SD 2) Cukup, bila nilai mean – 1 SD < x < mean + 1 SD 3) Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD (Riwidikdo, 2009) e. Sumber Pengetahuan Menurut Notoadmojo (2010), sumber-sumber pengetahuan sebagai berikut : 1) Kepercayaan berdasarkan tradisi, adat, dan agama Berbentuk norma dan kaidah baku yang berlaku di dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam norma dan kaidah itu terkandung
11
pengetahua yang kebenarannya tidak dapat dibuktikan secara rasional dan empiris, tetaoi sulit dikritik untuk diubah begitu saja. Jadi, harus diikuti dengan tanpa keraguan dan percaya secara bulat. Pengetahuan yang bersumber dari kepercayaan cenderung bersifat tetap (mapan) tetapi subjektif. 2) Pengetahuan yang berdasarkan pada otoritas kesaksian orang lain Pihak pemegang otoritas kebenaran pengetahuan yang dapat dipercayai adalah orang tua, guru, ulama, orang yang dituakan, dan sebagainya. Apa pun mereka katakana, benar, dan indah atau jelek, pada umumnya diikuti dan dijalankan dengan patuh tanpa kritik. Karena kebanyakan orang telah mempercayai mereka sebagai orangorang yang cukup berpengalaman dan berpengetahuan lebih luas. Sumber pengetahuan ini mengandung kebenaran, tetapi persoalannya terletak pada sejauh mana orang-orang itu bisa dipercaya. Lebih dari itu, sejauh mana kesaksian pengetahuannya itu merupakan hasil pemikiran dan pengalaman yang telah teruji kebenarannya. Jika kesaksiannya adalah kebohongan, hal ini akan membahayakan kehidupan manusia dan masyarakat itu sendiri. 3) Pengalamam Bagi manusia, pengalaman adalah vital penyelenggaraan kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit, orang bias menyaksikan secara langsung dan bisa pula melakukan kegiatan hidup.
12
4) Akal pikiran Berbeda dengan panca indera, akal pikiran memiliki sifat lebih rohani. Akal pikiran mampu menangkap hal-hal yang metafisis, spiritual, abstrak, universal, yang seragam dan yang bersifat tetap. Akal pikiran cenderung memberikan pengetahuan yang lebih umum, objektif dan pasti. 5) Intuisi Berupa gerak hati yang paling dalam. Jadi, sangat bersifat spiritual, melampaui ambang batas ketinggian akal pikiran dan kedalaman pengalaman. Pengetahuan yang bersumber dari intuisi merupakan pengalaman batin yang bersifat langsung. Artinya, tanpa melalui sentuhan indera maupun olahan pikiran. Ketika dengan serta-merta seseorang memutuskan untuk berbuat atau tidak berbuat dengan tanpa alasan yang jelas, maka ia berada di dalam pengetahuan yang intuitif. Dengan demikian, pengetahuan intuitif ini kebenarannya tidak dapat diuji dan bersifat personal. f. Cara memperoleh pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan dapat diperoleh dengan beberapa cara,diantaranya : 1) Cara tradisional Cara kuno atau tradisional ini dipakai untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum diketemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematik dan logis. Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain :
13
a) Cara coba-salah (Trial and error) Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan
dalam
memecahkan
masalah,
dan
apabila
kemungkinan tersebut tidak berhasil dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba kembali dengan kemunkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan yang keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut terpecahkan. b) Cara kekuasaan atau otoritas Para pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintahan, tokoh agama, maupun ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya mempunyai
mekanisme
yang
sama
didalam
penemuan
pengetahuan. Prinsip ini adalah orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunya otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa apa yang dikemukakannya adalah sudah benar. c) Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman
merupakan
sumber
pengetahuan,
atau
pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan.
14
d) Melalui jalan pikiran Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. 2) Cara modern Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah.
2. Remaja a. Pengertian Remaja Remaja putri adalah tahapan antara masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang menunjukkan masa dari awal pubertas sampai tercapainya
kematangan
pada
usia
12
tahun
(Proverawati & Misaroh, 2009). b. Perubahan Masa Remaja Widyastuti et al (2009), menyatakan pada remaja itu,terjadilah suatu pertumbuhan fisik yang cepat di sertai
banyak perubahan
termasuk 1) Rambut Rambut kemaluan pada wanita juga tumbuh seprti halnya remaja laki-laki. Tumbuhnya rambut kemsaluan ini terjadi setelah pinggul dan payudara mulai berkembang. Bulu ketiak dan bulu pada kulit wajah mulai tampak setelah haid. Semua rambut kecuali rambut wajah mula mula lurus dan terang warnanya, kemudian menjadi lebih subur, lebih kasar, lebih gelap dan lebih keriting.
15
2) Pinggul Pinggul pun menjadi berkembang, membesar dan membulat. Hal
ini
sebagai
akibat
membesarnya
tulang
pinggul
dan
berkembangnya lemak di bawah kulit. 3) Payudara Seiring pinggul membesar, maka payudara juga membesar dan putting susu menonjol. Hal ini secara harmonis sesuai pula dengan berkembang dan makin besarnya susu sehingga payudara menjadi lebih besar dan bula . 4) Kulit Kulit seperti halnya laki-laki juga menjadi lebih kasar, lebih tebal, pori-pori membesar. Akan tetapi berbeda dengan laki-laki kulit pada wanita tetap lebih lembut. 5) Kelenjar Lemak dan Kelenjar Keringat Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif. Sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat. Kelenjar keringat dan baunya menusuk sebelum dan masa haid. 6) Otot Menjelang akhir masa puber, otot semakin membesar dan kuat. Akibatnya akan mmbentuk bahu, lengan, dan tungkai kaki. 7) Suara Suara berubah semakin merdu. Suara serak jarang terjadi pada wanita.
16
c. Perkembangan Psikologi Ciri-ciri psikologi Remaja putri menurut Asrinah dkk (2011), yaitu : 1) Pemekaran diri sendiri (extension of the self), yang ditandai dengan kemampuan seseorang untuk menganggap orang atau hal lain sebagai dari dirinya sendiri juga. Perasaan egoism (mementingkan diri sendiri) berkurang, sebaliknya tumbuh perasaan ingin memiliki. Salah satu cirri khas adalah tumbuhnya kemampuan untuk mencintai orang lain dan alam sekitarnya. 2) Kemampuan diri untuk melihat diri sendiri secara obyektif (self obyektivication) ditandai dengan kemampuan untuk mempunyai wawasan tentang diri sendiri (self insight) dan kemampuan untuk menangkap humor (sense of humor) termasuk yang menjadikan dirinya sendiri sebagai sasaran. 3) Memiliki falsafah hidup tertentu (unifying philosophy of life). Hal ini dapat dilakukan tanpa, merumuskannya dan mengucapkannya dalam kata-kata orang yang sudah dewasa tahu dengan tepat tempatnya dalam rangka susunan obyek-obyek lain di dunia.
3. Anemia a. Pengertian Anemia Anemia adalah kekurangan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah yang disebabkan kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin. Kadar Hb normal pada remaja perempuan adalah 12 gr/dl. Remaja dikatakan anemia jika kadar Hb < 12 gr/dl (Proverawati & Asfuah, 2009).
17
Anemia merupakan keadaan di mana masa eritrosit dan atau masa hemoglobin
yang
menyediakan
beredar
tidak
oksigen
memenuhi
bagi
fungsinya
jaringan
untuk tubuh
(Handayani & Haribowo, 2008) b. Tanda-tanda Anemia Menurut Proverawati & Asfuah (2009), tanda-tanda anemia pada remaja putri adalah : 1) Lesu, lemah, letih, lelah dan lunglai (5L) 2) Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang 3) Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi pucat. Menurut Aulia (2012) tanda-tanda anemia pada remaja putri adalah : 1. Mudah lelah 2. Kulit pucat 3. Sering gemetar 4. Lesu, lemah, letih, lelah, dan lalai (5L) 5. Sering pusing dan mata berkunang-kunang 6. Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit, dan telapak tangan tampak pucat, serta 7. Anemia yang parah (kurang dari 6 gr/desiliter darah) dapat menyebabkan nyeri.
18
c. Penyebab Anemia Anemia gizi disebabkan oleh kekurangan zat gizi yang berperan dalam pembentukan hemoglobin, baik karena kekurangan konsumsi atau karena gangguan absorpsi. Zat gizi yang bersangkutan adalah besi, protein, piridoksin (vitamin B6) yang berperan sebagai katalisator dalam sintesis hem didalam molekul hemoglobin, vitamin C yang mempengaruhi absorpsi dan pelepasan besi dari transferin ke dalam jaringan tubuh, dan vitamin E yang mempengaruhi membran sel darah merah (Almatsier, 2009). Salah satu penyebab kurangnya asupan zat besi adalah karena pola konsumsi masyarakat Indonesia yang masih didominasi sayuran sebagai sumber zat besi (non heme iron). Sedangkan daging dan protein hewani lain (ayam dan ikan) yang diketahui sebagai sumber zat besi yang baik (heme iron), jarang dikonsumsi terutama oleh masyarakat di pedesaan sehingga hal ini menyebabkan rendahnya penggunaan dan penyerapan zat besi (Sediaoetama, 2003). Selain itu penyebab anemia defisiensi besi dipengaruhi oleh kebutuhan tubuh yang meningkat, akibat mengidap penyakit kronis, kehilangan darah karena menstruasi dan infeksi parasit (cacing). Di Indonesia penyakit kecacingan masih merupakan masalah yang besar untuk kasus anemia defisiensi besi, karena diperkirakan cacing menghisap darah 2-100 cc setiap harinya (Proverawati & Asfuah, 2009).
19
Penyebab Anemia menurut Tarwoto, dkk (2010) adalah : 1) Pada umumnya masyarakat Indonesia (termasuk remaja putri) lebih banyak mengkonsumsi makanan nabati yang kandungan zat besinya sedikit, dibandingkan dengan makanan hewani, sehingga kebutuhan tubuh akan zat besi tidak terpenuhi. 2) Remaja putri biasanya ingin tampil langsing, sehingga membatasi asupan makanan. 3) Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang diekskresi, khusunya melalui feses (tinja). 4) Remaja putri mengalami haid setiap bulan, di mana kehilangan zat besi ±1,3 mg per hari, sehingga kebutuhan zat besi lebih banyak dari pada pria. d. Dampak Anemia Bagi Remaja Putri Anemia pada remaja putri akan berdampak menurunnya kemampuan dan konsentrasi belajar, mengganggu pertumbuhan baik sel tubuh maupun sel otak sehingga menimbulkan gejala muka tampak pucat, letih, lesu dan cepat lelah akibatnya dapat menurunkan kebugaran dan presatasi belajar (Depkes, 2003). Menurut Sediaoetama (2003), dampak anemia bagi remaja putri adalah : 1) Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar. 2) Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak mencapai optimal. 3) Menurunkan kemampuan fisik 4) Mengakibatkan muka pucat.
20
e. Pencegahan Anemia Menurut Almatzier (2009), cara mencegah dan mengobati anemia adalah : 1) Meningkatkan Konsumsi Makanan Bergizi. a) Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan makanan hewani (daging, ikan, ayam, hati, telur) dan bahan makanan nabati (sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan, tempe). b) Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C (daun katuk, daun singkong, bayam, jambu, tomat, jeruk dan nanas) sangat bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus. 2) Menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan minum Tablet Tambah Darah (TTD). Tablet tambah darah adalah tablet besi folat yang setiap tablet mengandung 200 mg Ferro Sulfat atau 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat. Wanita dan remaja putri perlu minum tablet tambah darah karena wanita mengalami haid sehingga memerlukan zat besi untuk mengganti darah yang hilang. Wanita mengalami hamil, menyusui, sehingga kebutuhan zat besinya sangat tinggi yang perlu dipersiapkan sedini mungkin semenjak remaja. Tablet tambah darah mampu mengobati wanita dan remaja putri yang menderita anemia, meningkatkan kemampuan belajar, kemampuan kerja dan
21
kualitas sumber daya manusia serta generasi penerus. Meningkatkan status gizi dan kesehatan remaja putri dan wanita. Anjuran minum yaitu minumlah 1 (satu) tablet tambah darah seminggu sekali dan dianjurkan minum 1 tablet setiap hari selama haid. Minumlah tablet tambah darah dengan air putih, jangan minum dengan teh, susu atau kopi karena dapat menurunkan penyerapan zat besi dalam tubuh sehingga manfaatnya menjadi berkurang. 3) Mengobati penyakit yang menyebabkan atau memperberat anemia seperti : kecacingan, malaria dan penyakit TBC.
22
B. KERANGKA TEORI
Sumber pengetahuan : 1. Kepercayaan berdasarkan tradisi, adat dan agama. 2. Pengetahuan berdasarkan otoritas kesaksian orang lain. 3. Pengalaman 4. Akal pikiran 5. Intuisi Remaja putri 1. Pengertian 2. Ciri perkembangan fisik 3. Ciri perkembangan psikologi
Pengetahuan
Anemia 1. Pengertian 2. Tanda-tanda 3. Penyebab 4. Dampak 5. Pencegahan
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan : 1. Sosial ekonomi 2. Kultur (budaya dan agama) 3. Pendidikan 4. Pengalaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori Modifikasi Notoatmodjo (2010), Almatzier (2009), Tarwoto, dkk (2010)
23
C. KERANGKA KONSEP
Baik Tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia
Cukup Kurang
Faktor pendukung : 1. Sosial ekonomi 2. Kultur (budaya dan agama) 3. Pendidikan 4. Pengalaman
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Keterangan : : Variabel yang diteliti : Variabel yang tidak diteliti
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian Ditinjau dari tujuan penelitian yang akan dicapai, penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau diskripsi suatu keadaan secara objektif. Metode ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang (Notoatmodjo, 2010). Kuantitatif adalah metode yang lebih menekankan pada aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena sosial.Untuk dapat melakukan pengukuran, setiap fenomena sosial di jabarkan kedalam beberapa komponen masalah, variable dan indikator.Setiap variable yang di tentukan di ukur dengan memberikan simbol-simbol angka yang berbeda-beda sesuai dengan kategori informasi
yang berkaitan dengan variable tersebut.Dengan
menggunakan simbol-simbol angka tersebut, teknik perhitungan secara kuantitatif matematik dapat di lakukan sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang berlaku umum di dalam suatu parameter (Setiyawan, 2011). Dalam penelitian ini menggambarkan tentang tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi kelas XI di SMA Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013.
24
25
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat atau lokasi penelitian tersebut akan dilakukan. Lokasi ini sekaligus membatasi ruang lingkup penelitan tersebut (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 1 Sragen. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah waktu penelitian tersebut akan dilakukan (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 11 April 2013. C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh
peneliti
dan
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya (Hidayat, 2007). Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah siswi kelas XI SMA MUHAMMADIYAH 1 SRAGEN yang berjumlah 134 siswi 2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana yang akan diteliti atau sebagian jumlah, tenaga dan
26
waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono, 2008). Apabila subyek penelitian kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subyeknya besar, dapat diambil antara 10 – 15 % atau 20 – 25 % atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari : a) Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana. b) Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data. c) Besar kecilnya resiko yang ditangung oleh peneliti. Untuk penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih baik (Arikunto, 2006). Dalam penelitian yang dilakukan, peneliti mengambil sampel siswi kelas XI SMA MUHAMMADIYAH 1 SRAGEN yaitu sebanyak 33 siswi diambil dari 25% dari populasi yang berjumlah 134. Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri - ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel. Kriteria eksklusi adalah ciri - ciri anggota populasi yang tidak diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2010) a. Kriteria inklusi 1) Siswi kelas XI SMA Muhammadiyah I Sragen 2) Bersedia menjadi responden b. Kriteria eksklusi 1) Siswi kelas XI SMA Muhammadiyah I Sragen yang tidak masuk
27
2) Tidak bersedia menjadi responden 3. Teknik Pengambilan Sampel Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh, atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya (Arikunto, 2006). Dalam pengambilan
penelitian sampel
ini
teknik
random
penentuan
sederhana
sampel (simple
dengan random
sampling).Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Pengambilan sampel acak sederhana dapat dilakukan dengan cara undian, memilih bilangan dari daftar secara acak (Sugiyono, 2010). D. Instrumen Penelitian Alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah kuesioner yaitu daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, matang, dimana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu (Nototmodjo, 2005). Untuk mengetahui pengetahuan remaja, kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup dimana sudah terdapat jawabannya, sehingga mereka tinggal memilih.Jenis pernyataan dalam kuensioner tersebut ialah favourable (+) yaitu pernyataan yang jawabannya benar, jika dijawab benar mendapatkan skor 1, jika dijawab salah mendapatkan skor 0 dan pernyataan
28
un-favourable (-) yaitu pernyataan yang jawabannya salah, jika dijawab salah maka mendapatkan skor 1, jika dijawab benar mendapatkan skor 0.Pengisian kuisioner tersebut dengan member tanda (¥) pada jawaban yang dianggap benar. Tabel 3.1. Kisi-Kisi Kuesioner No
Aspek
No. Kuesioner Favorable
Jumlah
Unfavorable
1
Pengertian anemia
1,2,3,4
4
2
Tanda tanda anemia
5,6,8,9,10
3
Penyebab anemia
11,12,13,14,15,16
4
Dampak anemia
17,19,21,22
18,20
6
5
Pencegahan anemia
23,24,25,28,29,30
26,27
8
7
6
Jumlah total soal
Untuk mengetahui kuesioner untuk penelitian ini berkualitas, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap karakteristik sejenis di luar lokasi penelitian yang dilakukan pada siswi kelas XI di SMA PGRI 1 KARANGMALANG SRAGEN dengan 30 siswi. 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument (Arikunto, 2006). Sebuah instrument dilakatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya hendak diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus product moment. Instrument dikatakan valid jika nilai rhitung> rtabel (Riwidikdo, 2009).
6
30
29
Uji validitas dapat menggunakan rumus pearson product moment (Hidayat, 2007). Dengan menggunakan oleh data SPSS (Rumus Pearson Product Moment) adalah : rxy = Keterangan : N
: Jumlah responden
rxy
: Koefisien skorelasi product moment
x
: Skor pertanyaan
y
: Skor total
xy
: Skor pertanyaan dikalikan skor total Berdasarkan hasil validitas kuesioner terhadap 30 siswi kelas XI di
SMA
PGRI
1
KARANGMALANG
SRAGEN
dengan
tingkat
pengetahuan Remaja putri tentang anemia diperoleh 30 item pernyataan dinyatakan valid (rhitung> rtabel). Berdasrkan hasil pengolahan data dengan bantuan computer Program SPSS Versi 16.00 For Windows XP diperoleh koefisian item pernyataan nomor 4, 11, 12, 16, 21 kurang dari 0, 361 sehingga kelima item pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid dan tidak digunakan untuk penelitian selanjutnya. Jadi kuesioner untuk penelitian selanjutnya hanya terdiri dari 25 item pernyataan. Dan dinyatakan valid ini dibuktikan bahwa rhitung (0,373-0,648)> rtabel (0,361).
30
2. Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan bahwa kuesioner tersebut konsisten apabila digunakan untuk mengukur gejala yang sama. Pengujian reliabilitas instrument dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrument dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrument dengan teknik tertentu. Kuesioner atau angket dikatakan reliable jika memiliki nilai alpha (Į) minimal 0,7 (Riwidikdo, 2009). Untuk menguji reliabilitas instrument peneliti menggunakan Alpha Chronbach dengan bantuan Komputer SPSSfor windows. Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut : r11 = Keterangan : r11
= Reliabilitas Instrument
k
= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
Si2 = Jumlah varian butir Si2
= Varians Total Berdasarkan hasil pengolahan data dengan metode Alpha
Cronbach diperoleh nilai koefisian alpha sebesar 0,868 hasil ini lebih besar dari 0,7. Sehingga kuesioner penelitian dinyatakan realibel dan selanjutnya dapat dipergunakan sebagai penelitian.
31
E. Teknik Pengumpulan Data Data adalah pencatatan peneliti baik yang berupa fakta ataupun angka (Arikunto, 2006). Berdasarkan cara memperolehnya data dibagi menjadi 2 yaitu data primer dan data sekunder (Riwidikdo, 2009). 1. Data Primer Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari subjek/objek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi (Riwidikdo, 2009). Data Primer diperoleh secara langsung dari sumbernya dan diperoleh jawaban dari pertanyaan yang disediakan melalui kuesioner. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian (Riwidikdo, 2009).Cara mendapat data sekunder ini adalah studi dokumentasi. Studi dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, dan surat kabar (Arikunto, 2006). Data sekunder diperoleh dari jumlah siswa putri kelas XI SMA MUHAMMADIYAH 1 SRAGEN berdasarkan buku induk siswa (Nama, Nim siswi). F. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010).
32
Dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan remaja putri tentang Anemia. G. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan definisi yang batasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti (Notoatmodjo, 2010). Tabel 3.2. Definisi Operasional Variabel
Definisi Operasional
Skala Ukur
Hasil
Tingkat pengetahuan Remaja putri tentang anemia
Kemampuan/pengetahuan Remaja putri dalam menjawab kuesioner tentang anemia
Ordinal
a. Baik, bila nilai yang diproleh (x) > mean +1 SD b. Cukup, bila nilai mean – 1 SD < x < mean + 1 SD c. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
Modifikasi Notoatmodjo (2010), Riwidikdo (2009)
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan Data Menurut Arikunto (2006), setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Proses pengolahan data ada 4 yaitu :
33
a.
Editing Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak sesuai dapat segera dilengkapi.
b.
Coding Kegiatan ini member kode angka pada kuesioner terhadap tahap-tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data selanjutnya.
c.
Data Entry (Memasukkan Data) Mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode atau kartu kode sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan.
d.
Tabulating Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke dalam tabel.
2. Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2005).
34
Dari data tentang hasil pengukuran tingkat pengetahuan tersebut dapat dikategorikan dalam beberapa kategori, seperti baik, cukup, dan kurang.Ketentuan
tersebut
menggunakan
aturan
normative
yang
menggunakan rata-rata (mean) dan simpangan buku (standard deviation). Menurut Riwidikdo (2009), maka digunakan perhitungan sebagai berikut: Baik
: Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD
Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD x mean + 1 SD Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD Menurut Riwidikdo (2009), rumus mean yaitu: Rumus : X =
¦x n
Keterangan : X
: rata-rata ( mean )
¦x
: Jumlah seluruh jawaban responden
n
: Jumlah responden Menurut Riwidikdo (2009), Simpangan baku (standard deviation)
adalah ukuran yang dapat dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap rata-ratanya. Rumus : n
¦ (x SD =
1
− x)2
i =1
n −1
35
Keterangan: x
: Nilai responden
n
: Jumlah responden
Menurut Riwikdikdo (2009) , Rumus untuk memperoleh skor prosentase adalah:
I.
Etika Penelitian Menurut Notoatmodjo (2010), Etika Penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti,pihak yang diteliti (subyek penelitian) dan masyarakat yang akan memperoleh dampak hasil penelitian tersebut. Etika penelitian ini mencakup juga perilaku peneliti atau perlakuan peneliti terhadap subyek penelitian serta sesuatu yang dihasilkan oleh peneliti bagi masyarakat. Menurut Hidayat (2010), masalah etika penelitian yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut : 1. Informed Consent Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden
penelitian
dengan
memberikan
lembar
persetujuan.Informed Consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan Informed Consent adalah agar subjek mengerti makdus dan tujuan
36
penelitian, mengetahui dampaknya. Apabila responden bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut. 2. Anonimity (Tanpa Nama) Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan. 3. Kerahasiaan (Confidentiality) Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik ionformasi maupun masalahmasalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset. J.
Jadwal Penelitian Dalam jadwal kegiatan iuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun proposal penelitian sampai dengan penulian laporan penelitian beserta
waktu berjalan
atau berlangsungnya tiap
(Notoatmodjo, 2010). Jadwal penelitian ( Tabel terlampir ).
kegiatan
tersebut
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Penelitian ini dilakukan di SMA Muhammadiyah 1 Sragen yang terletak di Jl. Raya Sukowati dengan Kotak Pos 108 Sragen dan Kode Pos 57213 Telp (0271) 891946. SMA Muhammadiyah 1 Sragen ini sebelah barat dan timur dibatasi oleh pemukiman penduduk, sebelah utara dibatasi oleh persawahan, dan sebelah selatan dibatasi oleh SMK Muhammadiyah 4 Sragen. SMA Muhammadiyah 1 Sragen ini terbagi menjadi 3 tingkat kelas yaitu kelas X, XI dan XII, yang dibagi dalam 2 jurusan, yaitu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Dimana jumlah siswa kelas X sebanyak 205 siswa yaitu 137 putri dan 68 putra, kelas XI sebanyak 219 siswa yaitu 134 putri dan 85 putra, dan kelas XII sebanyak 265 siswa yaitu 179 putri dan 86 putra. Jadi jumlah seluruh siswa SMA Muhammadiyah 1 Sragen tahun ajaran 2012/2013 sebanyak 689 siswa. Fasilitas SMA Muhammadiyah 1 Sragen yaitu UKS, Laboratorium, Koperasi. B. Hasil Penelitian Setelah dilakukan analisa data terhadap tingkat pengetahuan Remaja putri tentang anemia pada Siswi kelas XI di SMA Muhammadiyah 1 Sragen mendapatkan hasil mean 19,45 dan standart deviasi 2,84.
37
38
Tabel 4.1 Mean dan Standar Deviasi Variable Pengetahuan remaja putri tentang anemia
Mean 19,45
Standar deviasi 2,84
Berdasarkan tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Anemia pada Siswi kelas XI di SMA Muhammadiyah 1 Sragen dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.2 Distribusi frekuensi tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Anemia pada Siswi kelas XI di SMA Muhammadiyah 1 Sragen No. 1. 2. 3.
Gambaran Pengetahuan Baik Cukup Kurang Jumlah Sumber: Data primer
Frekuensi 5 22 6 33
Prosentase % 15,15 66,67 18,18 100
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Anemia pada Siswi kelas XI di SMA Muhammadiyah 1 Sragen, yang berpengetahuan baik 5 siswi (15,15%), berpengetahuan cukup 22 siswi (66,67%) dan berpengetahuan kurang 6 siswi (18,18%). Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang anemia pada Siswi kelas XI di SMA Muhammadiyah 1 Sragen terbanyak pada kategori cukup yaitu 22 siswi (66,67%). C. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Anemia pada Siswi kelas XI di SMA
39
Muhammadiyah 1 Sragen yang berpengetahuan baik 5 siswi (15,15%), berpengtahuan cukup 22 siswi (66,67%), berpengetahuan kurang 6 siswi (18,18%). Hasil penelitian yang telah dilakukan di SMA Muhammadiyah 1 Sragen didapatkan hasil bahwa tingkat pengetahuan Remaja putri tentang anemia pada Siswi kelas XI yang berpengetahuan baik 5 siswi (15,15%) ini kemungkinan dipengaruhi oleh pengalaman karena semakin banyak mendapatkan inovasi baru melalui berkembangnya teknologi dan media massa maka pengalaman juga akan semakin banyak (Notoatmodjo, 2007). Berpengetahuan cukup 22 siswi (66,67%) ini kemungkinan dipengaruhi oleh sosial ekonomi dan pengalaman karena status ekonomi seseorang juga akan menentukan fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, adanya interaksi timbal balik individu terhadap lingkungan juga mempengaruhi tingkat pengetahuan, selain itu juga semakin banyak mendapatkan inovasi baru melalui berkembangnya teknologi dan media massa maka pengalaman juga akan semakin banyak (Notoatmodjo, 2007). Berpengetahuan kurang 6 siswi (18,18%) ini kemungkinan dipengaruhi oleh kultur budaya (adat, agama). Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan karena informasi yang baru akan disaring kirakira sesuai tidak dengan budaya yang ada dan agama yang dianut (Notoatmodjo, 2007).
40
Dari
pembahasan
diatas
dapat
disimpulkan
bahwa
tingkat
Pengetahuan Remaja Putri tentang Anemia pada Siswi kelas XI di SMA Muhammadiyah 1 Sragen terbanyak pada kategori cukup yaitu 22 siswi ( 66,67% ). Pengetahuan siswi kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Sragen dalam kategori cukup ini dipengaruhi oleh pengalaman, semakin banyak pengalaman tentang anemia diperoleh dari orang tua maupun lingkungan sekitar tempat tinggalnya maka pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pendidikan karena baru kelas XI maka pengetahuan yang mereka peroleh hanya sebatas yang mereka tahu. Kepercayaan juga berpengaruh terhadap masuknya pengetahuan yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku siswi. Selain itu informasi yang diperoleh dari internet maupun media elektronik dapat memberikan pengaruh terhadap pengetahuan siswi. Demikian juga dengan sosial budaya, kebiasaan dan tradisi serta status ekonomi (kemampuan untuk mendapatkan fasilitas yang mendukung dalam mendapatkan pengetahuan) juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan siswi. D. Keterbatasan Dalam penelitian ini pun mempunyai keterbatasan, yaitu: 1. Kendala Penelitian Kendala dari penelitian ini adalah waktu yang kurang diperhitungkan oleh peneliti sehingga penelitian hampir bertepatan dengan jadwal ujian akhir semester para responden.
41
2. Kelemahan/keterbatasan a. Kelemahan dari penelitian ini adalah dalam penyusunan alat (kuisioner) yang menggunakan jawaban tertutup sehingga responden tidak dapat menguraikan jawaban selain dari jawaban yang tersedia. b.
Variabel pada penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga penelitian terbatas pada tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Anemia tanpa ada penelitian lanjutan mengenai hubungan yang mempengaruhi.
BAB V PENUTUP
Sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh peneliti yaitu untuk mengetahui tingkat pengetahuan Remaja putri tentang Anemia pada Siswi kelas XI di SMA Muhammadiyah 1 Sragen, maka peneliti mengambil sampel 33 responden, dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :
A. Kesimpulan Dari hasil penelitian Remaja putri tentang Anemia pada Siswi kelas XI di SMA Muhammadiyah 1 Sragen dapat disimpulkan bahwa: 1. Tingkat pengetahuan Remaja putri tentang Anemia pada Siswi kelas XI di SMA Muhammadiyah 1 Sragen pada kategori baik sebanyak 5 siswi (15,15%). 2. Tingkat pengetahuan Remaja putri tentang Anemia pada Siswi kelas XI di SMA Muhammadiyah 1 Sragen pada kategori cukup sebanyak 22 siswi (66,67%). 3. Tingkat pengetahuan Remaja putri tentang Anemia pada Siswi kelas XI di SMA Muhammadiyah 1 Sragen pada kategori kurang sebanyak 6 siswi (18,18%) .
42
43
B. Saran Bertdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan Remaja putri tentang Anemia pada Siswi kelas XI di SMA Muhammadiyah 1 Sragen, maka saran yang dapat peneliti sampaikan adalah : 1. Bagi institusi Sekolah Menengah Atas Diharapkan
tenaga
pendidik
(
guru
)
untuk
memberikan
bimbingan,informasi ( media ) kesehatan mengenai anemia yang lebih agar para siswi mempunyai pengetahuannya lebih baik dari sebelumnya dan memberikan pengertian tentang Anemia. 2. Bagi STIKES Kusuma Husada Surakarta Diharapkan dapat menambah referensi dalam sarana pembuatan karya tulis ilmiah agar dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya. 3. Bagi tenaga kesehatan Diharapkan dapat memberikan penyuluhan tentang Anemia di Seko;ah terutama SMA Muhammadiyah 1 Sragen. 4. Bagi peneliti selanjutnya Diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pentingnya Anemia.
DAFTAR PUSTAKA
Almaitzer, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka cipta. Asrinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa kehamilan. Graha Ilmu : Yogyakarta Aulia .2012. Serangan Penyakit-Penyakit Khas Wanita Paling Sering Terjadi. Buku biru: Yogyakarta Depkes R.I. 2003. Anemia gizi Dan Tablet Tambah Darah (TTD) untuk Wanita Usia Subur. Jakarta : Departemen Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Perilaku Hidup Bersih Sehat. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16933/4/Chapter%20I.pdf. Diunduh 20 september 2012 Handayani & Hariwibowo. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan gangguan sistem Hematologi. Salemba Medika : Jakarta Hidayat, A.A. 2010. Metode Penelitian Kebidanan Tehnik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika. Isniati. 2007. Wanita Lebih Beresiko Terkena Anemia. 20 Oktober 2012. http://www.pemkomedan.go.id/wanita-lebih-beresiko-terkena-anemia.htm. Jalal, abd. 2010. Pengertian pengetahuan (knowledge). http://G/pengertianPENGETAHUAN(KNOWLEDGE). Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta ________________ . 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta. _________________ . 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Proverawati, A, Asfuah, S. 2009. Gizi untuk Kebidanan. Nuha Medika : Yogyakarta.
Proverawati, A. & Misaroh, S. 2009. Menarche (Menstruasi Pertama Penuh Makna).Yogyakarta : Muha Medika. Riwidikdo, H. 2009. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cindikia. Sugiono. 2008. Statistika Untuk penelitian. Bandung : Alfabeta. ____________. Metode Penelitian kuantitatif dan kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta Sediaoetama, A.D. 2003. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa Dan Profesi Di Indonesia Jilid I, II, III. Penerbit Dian Rakyat : Jakarta. Setiawan, A, Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kebidanan DIII, DIV, SI dan S2. Yogyakarta: Nuha Medika. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Pedoman Penanggulangan Anemia Gizi Untuk Remaja Putri dan Wanita Usia Subur. Tarwoto, Ns . Dkk .2009. Kesehatan Remaja problem dan solusinya. Jakarta: Salemba Medika. Widyastuti, et, al . 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya. Yusuf, Syamsu . 2011 . Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja rosdakarya.