TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE DALAM MENCEGAH KEPUTIHAN DI SMA MUHAMMADIYAH 1 SRAGEN TAHUN 2013
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh : SRI WAHYUNI NIM : B10 050
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas XI Tentang Personal Hygiene Dalam Mencegah Keputihan Kelas XI Tentang Personal Hygiene Dalam Mencegah Keputihan Di SMA Muhammadiyah 1 Sragen ”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik.Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Ibu dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku ketua Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Dheny Rohmatika, S. SiT, selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. 3. Ibu Ernawati, SST, selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis. 4. Bapak Mustofa,S.Pd, selaku Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 1 Sragen yang telah bersedia memberikan ijin kepada penulis dalam pengambilan data dan melaksanakan penelitian di SMA Muhammadiyah 1 Sragen.
iv
5. Seluruh Dosen dan staff Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang diberikan. 6. Mahasiswi STIKes Kusuma Husada Surakarta angkatan 2010 yang telah mendukung dan memberi inspirasi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah. 7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta,
Penulis
v
Juni 2013
Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2013 Sri Wahyuni B10.050
TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE DALAM MENCEGAH KEPUTIHAN DI SMA MUHAMMADIYAH 1 SRAGEN TAHUN 2013 xiv + 45 halaman + 13 lampiran + 4 tabel+ 2 gambar ABSTRAK Latar Belakang : Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanakkanak dan masa dewasa. Personal hygiene merupakan pengetahuan, sikap, dan tindakan proaktif untuk memelihara dan mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit. Data penelitian tentang kesehatan reproduksi wanita menunjukan 75% wanita indonesia pernah mengalami keputihan minimal 1 kali dalam hidupnya. Pengetahuan siswi kelas XI di SMA Muhammadiyah 1 Sragen dari 10 responden didapatkan 7 siswi (70%) berpengetahuan kurang dan 3 siswi (30%) berpengetahuan cukup tentang personal hygiene dalam mencegah keputihan. Tujuan Penelitian: Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswi kelas XI tentang personal hygiene dalam mencegah keputihan di SMA Muhammadiyah 1 Sragen pada tingkat baik, cukup dan kurang. Metode Penelitian :Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif, pengambilan sampel dengan random sampling dengan jumlah responden 33 orang, populasi penelitian ini sebanyak 134 orang. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya teknik analisa data dengan analisa univariat menggunakan distribusi frekuensi. Hasil Penelitian : Dari hasil penelitian terhadap 33 siswi kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Sragen diperoleh hasil 5 responden (15%) berpengetahuan baik, 23 responden (70%) berpengetahuan cukup, dan 5 responden (15%) berpengetahuan kurang. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswi kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Sragen mempunyai pengetahuan cukup (70%) tentang personal hygiene dalam mencegah keputihan, karena dipengaruhi oleh umur dan informasi yang diperoleh. Kata kunci :Pengetahuan, Remaja Putri, Personal Hygiene, Keputihan Kepustakaan :17 literatur (Tahun 2003-2011).
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.(Q.S Al-Baqarah : 153) Ujian bagi orang sukses bukan kemampuan untuk mencegah munculnya masalah, melainkan bagaimana ia menghadapi dan menyelesaikan masalah yang muncul. (David J. Schwarth) Bahagia dalam hidup sesungguhnya adalah ketika kita dapat menjalani kehidupan dengan restu ibu. (Penulis) PERSEMBAHAN Dengan mengucap puji syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan kelancaran dan kemudahan, sehingga penulis mampu menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik. Bapak dan Ibu Setiap detak nadi kehidupanku akan kuusahakan untuk membahagiakan kalian yang telah memberi doa disetiap langkahku, kasih sayang, dukungan yang tak henti-hentinya, dan yang telah bersusah payah tak kenal waktu demi keberhasilanku. Adikku “Pancas dan Siti” yang kusayangi, canda tawa dan dukungan kalian yang menyemangatiku disetiap waktu. Gembel Glamour “ dek Inang, kak Susi, Siti, Putri, Riyanti, Natalia” jangan lupakan kebersamaan kita selama tiga tahun ini yaaa. . . Dan semua teman-teman Kelas 3 A,B,C makasih atas perhatian dan dukungannya selama ini. Almamaterku Tercinta
vii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL.................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii KATA PENGANTAR ............................................................................ iv ABSTRAK ............................................................................................... vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................... vii CURICULUM VITAE ........................................................................... viii DAFTAR ISI ........................................................................................... ix DAFTAR TABEL .................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xiii DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xiv BAB
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................ 1 B. Perumusan Masalah ......................................................... 3 C. Tujuan Penelitian .............................................................. 3 D. ManfaatPenelitian ............................................................. 4 E. KeaslianPenelitian ............................................................ 4 F. SistematikaPenulisan ........................................................ 4
ix
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. TinjauanTeori ................................................................... 6 1. Pengetahuan ................................................................. 6 2. Remaja ....................................................................... 12 3. Personal Hygiene ...................................................... .17 4. Keputihan ................................................................. 21 B. KerangkaTeori................................................................ 24 C. KerangkaKonsep ............................................................ 25 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. JenisdanRancanganPenelitian ........................................ 26 B. LokasidanWaktuPenelitian ............................................. 26 C. Populasi, Sampel, danTeknikPengambilanSampel ........ 27 D. InstrumenPenelitian ........................................................ 28 E. TehnikPengumpulan Data ............................................. 32 F. VariabelPenelitian .......................................................... 32 G. DefinisiOperasional ........................................................ 33 H. MetodePengolahandanAnalisis Data ............................. 34 I. EtikaPenelitian................................................................ 36 J. Jadwal Penelitian ............................................................ 37
x
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum……………………………………..38 B. HasilPenelitian………………………………………...39 C. Pembahasan………………………………………….. 41 D. Keterbatasan…………………………………………...43 BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan……………………………………………. 44 B. Saran ………………………………………………….. 45 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Kisi-KisiKuesioner ............. ....................................................40 Tabel 3.2 Definisi Operasional ...................................... ........................44 Tabel 4.1 Mean Dan StandarDeviasi ...................................................... 51 Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan ............................................................................................ 52
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 KerangkaTeori..................................................................... 34 Gambar 2.2 KerangkaKonsep ................................................................. 35
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.Jadwal Penelitian Lampiran 2.Surat Permohonan Ijin StudiPendahuluan Lampiran 3.Surat Balasan Dari Lahan Lampiran 4.Surat PermohonanIjinUjiValiditas Lampiran 5.Surat Balasan Dari Lahan Lampiran 6.Surat PermohonanIjinPenggunaanLahan Lampiran 7.Surat Balasan Dari Lahan Lampiran8.Surat PermohonanMenjadiResponden Lampiran 9.SuratPersetujuanMenjadiResponden Lampiran 10.Kuesioner Lampiran 11.HasilUjiValiditas dan Reliabilitas Lampiran 12.Hasil Tabulasi Penelitian Lampiran 13.Lembar Konsul
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan tentang kesehatan reproduksi merupakan masalah penting yang perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak. Remaja yang kelak akan menikah dan menjadi orang tua sebaiknya mempunyai kesehatan reproduksi yang prima, sehingga menghasilkan generasi yang sehat (Proverawati, 2009). Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Remaja pada wanita mulai kira-kira pada umur 8-14 tahun dan berlangsung kurang lebih 4 tahun. Kejadian yang penting dalam remaja ialah pertumbuhan badan yang cepat, timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, menstruasi, dan perubahan psikis (Prawirohardjo, 2007) Data penelitian tentang kesehatan reproduksi wanita menunjukkan bahwa 75% wanita didunia pernah menderita keputihan, minimal sekali seumur hidup dan 45% diantaranyabisa mengalami keputihan sebanyak 2 kali atau lebih. Di Indonesia, 75% wanita pernah mengalami keputihan minimal 1 kali dalam hidupnya (Shadine, 2012). Dari berbagai penelitian 30 tahun tarakhir menunjukan bahwa Infeksi Saluran Kemih (ISK), Human Papilloma Virus (HPV), disebabkan karena kurangnya pengetahuan seorang wanita dalam menjaga kebersihan terutama kebersihan wanita pada saat keputihan sehingga virus tersebut akan berkembangbiak dalam organ kelamin wanita dalam kondisi lembab 1
2
(Proverawati 2009). Masalah fisik yang timbul dari kurangnya pengetahuan tentang personal hygiene beresiko untuk terjadi Infeksi Saluran Kemih (ISK) (Proverawati, 2009). Pada kondisi yang normal, vagina dapat mengeluarkan cairan yang berasal dari rahim. Umumnya cairan yang keluar sedikit, jernih, dan tidak berbahui. Jika cairan (bukan darah) yang keluar dari vagina yang berlebih keadaan tersebut disebut keputihan. Keputihan patologis, merupakan keputihan yang tidak normal yang terjadi infeksi pada vagina, adanya benda asing pada vagina atau karena keganasan. Infeksi bisa sebagai akibat dari virus, bakter, jamur dan parasit ber sel satu Tricomonas Vaginalis. Dapat pula disebabkan oleh iritasi karena berbagai sebab seperti iritasi akibat dari bahan pembersih vagina, iritasi saat berhubungan sek, penggunaan tampon, dan alat kontrasepti (Pratiwi, 2012). Personal Hygiene merupakan pengetahuan, sikap, dan tindakan proaktif untuk memelihara dan mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit (Proverawati, 2009). Personal higyene saat keputihan dapat dilakukan dengan cara ganti celana dalam setelah mandi dan mengeringkan vagina dengan handuk agar tidak lembab dan memakai pakaian dalam yang terbuat dari bahan yang menyerap keringat (Solita, 2003). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 18 Oktober 2012 didapatkan 219 siswa kelas X1 di SMA Muhammadiyah 1 Sragen dengan jumlah siswa 85 dan jumlah siswi 134, telah dilakukan
3
wawancara kepada 10 siswa didapatkan hasil 7 siswa yang berpengetahuan kurang dan 3 orang yang telah berpengetahuan cukup. Berdasarkan masalah diatas, maka penulisan tertarik melakukan penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Siswa Kelas XI Tentang Personal Hygiene Dalam Mencegah Keputihan Di SMA Muhammadiyah 1 Sragen Tahun 2013”. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas XI Tentang
Personal
Hygiene
Dalam Mencegah
Keputihan
Di
SMA
Muhammadiyah 1 Sragen Tahun 2013?”.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswi kelas XI tentang personal hygiene dalam mencegah keputihan di SMA Muhammadiyah 1 Sragen. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswi kelas XI tentang personal
hygiene
dalam
mencegah
keputihan
di
SMA
Muhammadiyah 1 Sragen pada tingkat baik. b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswi kelas XI tentang personal
hygiene
dalam
mencegah
keputihan
Muhammadiyah 1 Sragen pada tingkat cukup.
di
SMA
4
c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswi kelas XI tentang personal
hygiene
dalam
mencegah
keputihan
di
SMA
Muhammadiyah 1 Sragen pada tingkat kurang.
D. MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi ilmu pengetahuan Memberikan sumbangan informasi untuk lebih mengembangkan ilmu pengetahuan terutama dibidang ilmu pengeahuan dan kandungan khususnya mengenai personal hygiene dalam mencegah keputihan. 2. Bagi Peneliti Dengan penelitian ini penulis mendapat pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian dan dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh dibangku kuliah. 3. Bagi institusi Bagi Siswi SMA hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan siswi mengenai personal hygiene dalam mencegah keputihan. E. KEASLIAN PENELITIAN Penelitian ini belum pernah diteliti sebelumnya . F. SISTEMATIKA PENULISAN Untuk sistematika penelitian dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yang terdiri dari lima BAB yaitu :
5
BAB I
PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang teori dari masalah yang diteliti, yaitu pengetahuan, remaja, personal hygiene dan keputihan, kerangka teori dan kerangka konsep.
BAB III METODE PENELITIAN Berisi tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi, sampel, teknik pengambilan sampel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, variabel penelitian, definisi operasional, metode pengolahan dan analisis data, etika penelitian dan jadwal penelitian. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini terdiri dari gambaran umum, hasil penelitian, pembahasan, dan keterbatasan. BAB V PENUTUP Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. TinjauanTeori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni: indra penglihatan,
pendengaran,
penciuman,
rasa
dan
raba
(Notoatmodjo, 2010). b. Cara Memperoleh Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010), cara untuk memperoleh pengetahuan, yaitu: 1) Cara Coba-Salah (Trial and Eror) Cara
coba-coba
kemungkinan
ini
dalam
dilakukan memecahkan
dengan
menggunakan
masalah
dan
apabila
kemungkinan itu tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut
6
7
metode trial (coba) and trial eror (gagal atau salah) atau metode coba salah coba-coba. 2) Cara kekuasaan atau otoritas Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaankebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari generasi kegenerasi berikutnya, dengan kata lain pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan,
baik
tradisi,
otoritas
pemerintahan,
otoritas
pemimpin agama, maupun ahli-ahli ilmu pengetahuan. Prinsip ini adalah, orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenaranya, baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa yang dikemukakannya adalah benar. 3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi Pengalaman adalah guru yang terbaik, demikian bunyi pepatah, pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan
sumber
pengetahuan,
atau
pengalaman
merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan.
itu
8
4) Melalui Jalan Pikiran Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berfikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini teleh mampu menggunakan
penalarannya
pengetahuannya.
Dengan
kata
dalam lain,
memperoleh
dalam
memperoleh
kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi 5) Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah”, atau lebih populer disebut metodelogi penelitian (research methodology). c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut
Notoatmodjo
(2007),faktor
yang
mempengaruhi
pengetahuan adalah 1) Pengalaman Merupakan
suatu
cara
untuk
memperolrh
kebenaran
pengetahuan, baik dari pengalaman sendiri maupun orang lain. Hal tersebut dilakukan dengan cara pengulangan kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi. Bila berhasil maka orang akan menggunakan cara tersebut dan bila gagal tidak akan mengulangi cara itu.
9
2) Pendidikan Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik pula pengetahuannya. 3) Kepercayaan Kepercayaan adalah sikap untuk menerima suatu pernyataan atau pendirian tanpa menunjukkan sikap pro atau anti kepercayaan. Sering diperoleh dari orang tua, kakek atau nenek. Seseorang menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. Kepercayaan berkembang dalam masyarakat yang mempunyai tujuan dan kepentingan yang sama. Kepercayaan dapat tumbuh bila berulang kali mendapatkan informasi yang sama. 4) Dukungan Keluarga Dukungan atau suport dari orang lain apalagi orang terdekat sangat berperan dalam sukses tidaknya penerapan dalam keseharian remaja putri untuk melakukan kebersihan diri.
10
5) Informasi/Media Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia macam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugaspokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mngenai sesuatu
hal
memberikan
landasan
kognitif
baru
bagi
terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut. 6) Sosial budaya Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.
11
d. Tingkat Pengetahuan di dalam Domain Kognitif Menurut Notoatmodjo (2005), tingkat pengetahuan dalam domain kognitif berkaitan dengan pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berfikir, berinteraksi, analisis, memecahkan masalah dan lain-lain) yang berjenjang sebagai berikut : 1) Tahu (knowledge) Menunjukkan keberhasilan mengumpulkan keterangan apa adanya. Termasuk dalam kategori ini adalah kemampuan mengenali atau mengingat kembali hal-hal atau keterangan yang pernah berhasil dihimpun atau dikenali (recall of facts). 2) Memahami (comprehension) Pemahaman diartikan dicapainya (understanding) tentang hal yang sudah kita kenali. Karena sudah memahami hal yang bersangkutan maka juga sudah mampu mengenali hal tadi meskipun diberi bentuk lain. Termasuk dalam jenjang kognitif ini misalnya kemampuan menerjemahkan, menginterprestaikan, menafsirkan, meramalkan dan mengeksplorasikan. 3) Menerapkan (application) Penerapan diartikan sebagai kemampuan menerapkan hal yang sudah dipahami kedalam situasi dan kondisi yang sesuai. 4) Analisa (analysis) Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan hal tadi menjadi rincian yang terdiri dari unsur-unsur atau komponen-komponen
12
yang berhubungan antara yang satu dengan lainnya dalam suatu bentuk susunan berarti. 5) Sintesis (syntesis) Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun kembali bagian-bagian atau unsur-unsur tadi menjadi sustu keseluruhan yang mengandung arti tertentu. 6) Evaluasi (evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk membandingkan hal yang bersangkutan dengan hal-hal serupa atau setara lainnya, sehingga diperoleh kesan yang lengkap dan menyeluruh tentang hal yang sedang dinilainya. e. Cara mengukur pengetahuan Menurut
Riwidikdo
(2010),
untuk
mengukur
pengetahuan
menggunakan parameter : 1) Baik, bilanilairesponden (x) >mean + 1 SD 2) Cukup, bilanilai meanņ 1 SDx mean + 1 SD 3) Kurang, bilanilairesponden(x) < mean ņ 1 SD 2. Remaja a. Pengertian Remaja atau asolescene berasal dari bahasa latin “adolescere” yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa” , mempunyai arti yang cukup luas mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik (proverawati, 2009).
13
b. Tumbuh kembang remaja putri 1) Pertumbuhan Pertumbuhan adalah perubahan yang menyangkut segi kuantitatif yang ditandai dengan peningkatan dalam ukuran fisik dan dapat diukur. Fungsi fisiologis dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan gizi. Pertumbuhan dipengaruhi oleh dua organ penting, yaitu: kelenjar gondok, kelenjar anak ginjal, kelenjar organ reproduksi (Kusmiran, 2011) 2) Perkembangan Perkembangan adalah perubahan yang menyangkut aspek kulitatif. Terdapat dua konsep perkembangan remaja yaitu nature dan nurture. Konsep nature mengatakan bahwa masa remaja
adalah
masa
badai
dan
tekanan.
Periode
perkembangan ini individu benyak mengalami gejolak dan tekanan karena perubahan yang terjadi dalam dirinya. Sedangkan konsep nurture mengatakan tidak semua remaja mengalami masa badai dan tekanan, hal tersebut tergantung pada pola asuhan dan lingkungan dimana remaja itu tinggal (Kusmiran,2011). Perkembangan pada hakikatnya adalah usaha penyesuaian diri, yaitu secara aktif mengatasi stress dan mencari jalan keluar baru dari berbagai masalah. Dalam penyesuaian remaja terdiri dari tiga tahap perkembangan remaja:
14
a) Masa Remaja Awal (10-12 tahun), ciri khasnya: (1) Lebih dekat dengan teman sebaya (2) Ingin bebas (3) Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuh dan mulai berfikir abstrak b) Masa Remaja Tengah (13-15 tahun), ciri khasnya: (1) Mencari identitas diri (2) Timbulnya keinginan untuk kencan (3) Punya rasa cinta yang mendalam (4) Mengembangkan kemampuan berfikir abstrak (5) Berkhayal tentang aktifitas seks c) Masa Remaja Akhir (16-19 tahun), ciri khasnya: (1) Pengungkapan kebebasan diri (2) Lebih selektif dalam mencari teman sebaya (3) Punya citra jasmani diri (4) Dapat mewujudkan rasa cinta (5) Mampu berfikir abstrak c. Perubahan fisik pada remaja 1) Tanda seks primer Tanda
seks
primer
adalah
organ
seks.
Pada
laki-
lakigonade/tetes. Organ itu terletak didalam skrotum. Pada usia 14 tahun baru sekitar 10% dari ukuran matang. Setelah itu terjadilah pertumbuhan yang pesat selama 1 atau 2 tahun,
15
kemudian pertumbuhan menurun.testes berkembang penuh pada usia 20 tahun atau 21 tahun. Sebagai tanda bahwa fungsi organ-organ reproduksi pria matang, lazimnya terjadi mimpi basah, artinya bermimpi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan hubungan seksual, sehingga mengeluarkan sperma. Semua organ reproduksi wanita tumbuh selama masa puber. Namun tingkat kecepatan antara organ satu dan lainnya berbeda. Berat uterus pada anak usia 11 atau 12 tahun kira-kira 5,3 gram, pada usia 16 tahun rata-rata beratnya 43 gram. Sebagai tanda kematangan organ reproduksi pada perempuan adalah datangnya haid. Ini adalah permulaan dari serangkaian pengeluaran darah, lendir, dan jaringan sel yang hancur dari uterus secara berkala, yang akan terjadi kira-kira setiap 28 hari. Hal ini berlangsung terus sampai menjelang masa menopause. Menopause biasa terjadi pada usia sekitar 50an (Widyastuti, 2009) 2) Tanda-tanda seks sekunder Menurut Widyastuti (2009), tanda-tanda seks sekunder adalah: a) Pada laki-laki (1) Rambut yang mencolok tumbuh pada masa remaja adalah rambut kemaluan, terjadi sekitar satu tahun setelah testes dan penis mulai membesar.
16
(2) Kulit menjadi lebih kasar, tidak jernih, pori-pori membesar. (3) Kelenjar lemak dibawah kulit menjadi lebih aktif, seringkali menyebabkan jerawat karena produksi minyak yang meningkat. (4) Otot-otot pada tubuh remaja bertambah besar dan kuat. (5) Terjadi prubahan suara yang mula-mula agak serak, kemudian volumeny juga meningkat. (6) Pada usia remaja sekitar 12-14 tahun muncul benjolan kecil-kecil sekitar kelenjar susu. Setelah beberapa minggu besar dan jumlahnya menurun. b) Pada wanita : (1) Rambut kemaluan pada wanita tumbuh setelah pinggul dan payudara mulai berkembang. (2) Pinggul menjadi berkembang, membesar, dn membulat. (3) Payudara membesar dan puting susu menonjol. (4) Kulit
menjadi kasar, lebih
tebal dan
pori-pori
membesar. (5) Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif, kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat, kelenjar keringat baunya menusuk sebelum dan sesudah masa haid. Suara berubah menjadi merdu, suara serak jarang terjadi pada wanita (Widyastuti dkk, 2009).
17
3. Personal hygiene a. Pengertian Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseorang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Laksamana, 2003). Personal hygiene adalah tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan pada daerah kewanitaan untuk mencegah keputihan (Laksamana, 2003). b. Tujuan personal hygiene Menurut (Laksamana, 2003) Personal hygiene mempunyai tujuan antara lain: 1) Meningkatkan derajat kesehatan seseorang 2) Memelihara kebersihan diri 3) Memperbaiki personal hygiene yang kurang 4) Mencegah penyakit 5) Menciptakan keindahan 6) Meningkatkan rasa percaya diri c. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam personal hygiene Menurut Sibagariang dkk (2010), selalu menjaga kebersihan daerah intim merupakan tindakan pencegahan keputihan, selain itu untuk mencegah berulangnya keputihan dengan :
18
1) Perawatan kulit dan wajah Wajah merupakan bagian yang paling sensitive bagi seorang remaja terutama remaja putri. Masalah jerawat pada remaja terkait dengan penampilan mereka. Sangat dianjurkan untuk membersihkan muka dua sampai tiga kali sehari guna membantu mencegah timbulnya jerawat. 2) Kebersihan rambut Menjaga kebersihan rambut sangatlah penting karena kulit kepala lebih berminyak dan berkeringat sehingga akan
memudahkan
timbulnya
ketombe
dan
mikroorganisme lain. 3) Kebersihan tubuh Kebersihan tubuh sangatlah penting diperhatikan, dan sebaiknya mandi 2X sehari, dengan sabun mandi biasa, pada saat mandiorgan reproduksi luar perlu cermat dibersihkan. 4) Kebersihan genetalia a) Mencuci bagian luar organ seksual setiap buang air kecil atau air besar, membasuh dari arah depan kebelakang. b) Menggunakan air yang bersih untuk membasuh organ reproduksi.
19
c) Mengganti celana dalam sehari 2 kali, memakai pakaian
dalam
berbahan
katun
untuk
mempermudah penyerapan keringat. d) Membiasakan diri mencukur rambut disekitar daerah kemaluan untuk menghindari tumbuhnya bakteri yang menyebabkan gatal pada daerah genetalia. e) Pemakaian pantyliner setiap hari secara terus menerus tidak dianjurkan. Pantyliner sebaiknya hanya digunakan pada saat keputihan banyak saja dan jangan memilih pantyliner yang berparfum karena dapat menimbulkan iritasi kulit. Pada saat membersihkan alat kelamin,tidak perlu dibersihkan dengan cairan pembersih atau cairan lain dan douche karena cairan tersebut akan
semakin
merangsang
bakteri
yang
menyebabkan infeksi. Apabila menggunakan sabun, sebaiknya gunakan sabun yang lunak (dengan pH 3,5), misalnya sabun bayi yang biasanya ber-pH netral.setelah memakai sabun, hendaklah dibasuh dengan air sampai bersih (sampai tidak ada lagi sisa sabun yang
20
tertinggal), sebab bila masih ada sisa sabun yang tertinggal dapat menimbulkan penyakit. Setelah dibasuh, harus dikeringkan dengan handuk atau tisue, tetapi jangan digosok-gosok. Dengan menjaga kebersihan genetalia dapat memberikan kesegaran
pada
tubuh
dan
memperlancar
peredaran darah. 5) Kebersihan pakaian sehari-hari Mengganti pakaian setiap hari sangatlah penting terutama pakaian dalam,gunakan pakaian dalam yang kering dan menyerap keringat karena pakaian dalam yang basah akan mempermudah tumbuhnya jamur. Pemakaian celana dalam yang terlalu ketat sebaiknya dihindari, karena hal ini menyebabkan kulit susah bernafas dan akhirnya bisa menyebabkan daerah kewanitaan menjadi lembab dan iritasi. Untuk pemilihan bahan, sebaiknya gunakan bahan yang nyaman dan menyerap keringat, seperti misalnya katun. 4. Keputihan a. Pengertian Keputihan (flour albus) adalah cairan yang keluar berlebihan dari vagina bukan merupakan darah (Sibagariang dkk, 2010).
21
Pengertian lain dari keputihan (Flour Albus) yaitu merupakan sekresi vagina tidak normal pada wanita (Joseph &Nugroho, 2010). Menurut Kusmiran (2011), keputihan adalah keluarnya cairan selain darah dari liang vagina di luar kebiasaan, baik berbau maupun tidak berbau dan disertai rasa gatal setempat. b. Penyebab keputihan Menurut Kusmiran (2012), penyebab keputihan secara umum adalah : 1) Kurangnya pengetahuan tentang personal hygiene 2) Memakai celana dalam yang ketat dari bahan sintesis 3) Memakai pentyliner (pembalut mini) dan jarang menggantinya 4) Membilas vagina yang salah yaitu dari belakang kedepan 5) Sering bertukar celana dalam atau handuk dengan orang lain 6) Kelelahan yang amat sangat 7) Mengalami stress 8) Memakai sembarang sabun untuk membasuh vagina 9) Tidak menjalani pola hidup sehat (makan tidak teratur, tidak pernah olahraga, kurang tidur) 10) Lingkungan sanitasi yang kotor 11) Sering berganti pasangan dalam hubungan seksual
22
12) Hormon yang tidak seimbang Menurut Camoki (2007), hal lain yang juga dapat menyebabkan
keputihan
yaitu
alat
kontrasepsi,
rambut yang tidak sengaja masuk kedalam vagina dan pakaian antibiotik yang terlalu lama. c. Pencegahan keputihan Menurut Sibagariang dkk (2010), selalu menjaga kebersihan daerah intim merupkan tindakan pencegahan terjadinya keputihan,selain itu untuk mencegah berulangnya keputihan dengan : 1) Pola hidup sehat yaitu diet seimbang, olah raga rutin, istirahat cukup, hindari rokok dan alkohol serta stress berkepanjangan. 2) Kebersihan diri (Personal hygiene) yang benar, yaitu : a) Membersihkan muka dua sampai tiga kali sehari. b) Menjaga kebersihan rambut (keramas 2-3 kali seminggu). c) Mandi 2 kali sehari. d) Membersihkan genetalia (1) Mencuci bagian luar organ seksual setiap buang air kecil atau besar, membasuh dari arah dapan ke belakang.
23
(2) Menggunakan air bersih untuk membasuh organ reproduksi. (3) Mengganti celana dalam sehari 2 kali, memakai pakaian dalam berbahan katun untuk mempermudah penyerapan keringat. (4) Membiasakan disekitar
diri
daerah
menghindari
mencukur
rambut
kemaluan
untuk
timbulnya
bakteri
yang
menyebabkan gatal pada daerah genetalia. (5) Pemakaian pantyliner setiap hari secara terus menerus
tidak
sebaiknya
hanya
dianjurkan. digunakan
Pantyliner pada
saat
keputihan banyak saja, dan jangan memilih pantyliner yang berparfum karena dapat menyebabkan iritasi kulit. e) Mengganti pakaian setiap hari.
24
B. kerangkaTeori Konsep personal
Tingkat Pengetahuan
hygiene dalam 1. Tahu (know)
mencegah
2. Memahami (comprehension)
Teori personal hygiene
3. Menerapkan
1. Pengertian
(application)
2. Tujuan
4. Analisa (analysis)
3. Hal-hal yang perlu
5. Sintesis (syntesis)
diperhatikan dalam
6. Evaluasi
personal hygiene
(evaluation)
Pengetahuan
Faktor yang
remaja
Teori Remaja
mempengaruhipengetah
1. Pengertian
uan ;
2. Tumbuh
1. Pengakuan
Kembang remaja
2. pendidikan
putri
3. kepercayaan 4. Dukungan Keluarga
keputihan
TeoriKeputihan
1. Pengertian 2. Penyebab keputihan 3. Pencegahan keputihan
3. Perubahan fisik pada remaja
5. Informasi/Media 6. Sosial Budaya
Gambar 2.1KerangkaTeori ModifikasiNotoatmodjo (2010) dan Daili (2007)
25
C. KerangkaKonsep Baik Tingkat pengetahuan siswi kelas XI tentang personal hygiene dalam mencegah keputihan di SMA Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013
Cukup Kurang
Faktoryang mempengaruhi pengetahuan 1. Pengalaman 2. Pendidikan 3. Kepercayaan 4. Dukungan Keluarga 5. Informasi/media 6. Sosial budaya
Keterangan :
Variabel yang diteliti
Variabel yang tidakditeliti
Gambar 2.2KerangkaKonsep
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. JenisPenelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian diskriptif kuantitatif
yaitu suatu penelitian yang dilakukan
dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi suatu keadaan secara objektif. Metode ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang (Notoatmodjo, 2010). Kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data
yang
diangkakan
(Sugiyono,
2007).
Dalam
penelitian
ini
menggambarkan tentang tingkat pengetahuan siswi tentang personal hygiene dalam mencegah keputihan di SMA Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013. B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Lokasipenelitianadalahtempatataulokasipenelitiantersebutdilakuka n
dan
Lokasiinisekaligusmembatasiruanglingkuppenelitiantersebut
(Notoatmodjo, 2010).Penelitian ini dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 1 Sragen.
26
27
2. Waktu Waktupenelitianmerupakanwaktupenelitiantersebutakandilakukan (Notoatmodjo,2007).Penelitianini
dilaksanakanpadatanggal12
April
2013.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi adalah setiap subyek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Riwidikdo, 2010). Populasi yang diteliti dari penelitian ini adalah seluruh siswi kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Sragen yang berjumlah 134 siswi. 2. Sampel Sampeladalahbagiandari
populasi
terjangkau
yang
dapat
dipergunakan sebagai subyek penelitian melalui sampling. Sedangkan sampling adalah proses menyeleksi populasi yang dapat mewakili populasi yang ada (Riwidikdo, 2010). Jika besarnya subjek populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya lebih dari 100 maka dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih (Arikunto, 2006). Sampel yang peneliti ambil untuk penelitian ini adalah 25% dari jumlah populasi, didapatkan hasil yaitu 33 siswi. Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel.
28
Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2010). a. Kriteria inklusi 1) Siswi kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Sragen 2) Bersedia menjadi reponden b. Kriteria eksklusi 1) Siswi kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Sragen yang tidak masuk 2) Siswi kelas X1SMA Muhammadiyah 1 Sragen yang tidak bersedia menjadi responden 3. Teknik pengambilan sampel Teknik pengambilan sampel adalah suatu penelitian akan dilakukan dengan pengambilan sampel, agar sampel penelitian tersebut dapat mewakili populasi dan menghasilkan penelitian yang valid perlu dilakukan cara atau teknik tertentu (Suyanto, 2008). Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan pada penelitian ini adalah simple random sampling, yaitu pengambilan sampel secara acak sederhana dengan cara mengundi sampel (Suyanto, 2008). D. InstrumenPenelitian Instrumen
penelitian
adalah
alat-alat
yang
digunakan
untuk
pengumpulan data (Notoatmodjo, 2010). Instrumen yang peneliti gunakan adalah kuesioner dengan jumlah 35 soal. Kuesioner merupakan alat ukur berupa angket atau kuesioner dengan beberapa pertanyaan. Jenis kuesioner
29
yang peneliti gunakan adalah kuesioner tertutup , dimana responden hanya memilih jawaban “benar” atau “salah”. Kuesioner ini menggunakan pernyataan
favorable
(pernyataan
positif)
jika
menjawab
“benar”
mendapatkan nilai 1 dan menjawab “salah” mendapatkan nilai 0, dan pernyataan unfavorable (pernyataan negatif) jika menjawab “salah” mendaptakan nilai 1 dam menjawab “benar” mendapatkan nilai 0. Pengisian kuisioner tersebut dengan memberitanda centang (¥ ) pada jawaban yang dianggap benar (Hidayat, 2007). Tabel. 3.1 Kisi – kisiKuesioner
No
Aspek
No. Kuesioner
Jumlah
Favorable 1
Pengertiangangguanmenstruasi
1, 2, 3
3
2
Macm-macamgangguanmenstruasi
4, 5, 6, 7, 8, 9, 10,
15
11, 12, 13, 14, 15, 16, 17,18 3
Penyebabgangguanmenstruasi
19, 20, 21, 22, 23,
9
24, 25, 26, 27 4
Penanganangangguanmenstruasi
28, 29, 30, 31, 32,
8
33, 34, 35 Jumlah Total Soal
35
30
Alat ukur atau instrumen penelitian yang dapat diterima sesuai standar adalah alat ukur yang telah melalui uji validitas dan rehabilitas (Hidayah, 2007). 1. UjiValiditas Uji validitasini dilakukan di SMA PGRI 1 Sragen, untuk mengetahui apakah alat ukur tersebut valid, valid artinya ketepatan mengukur, atau alat ukur tersebut tepat untuk mengukur sebuah variabel yang akan diukur. Uji validitas dapat menggunakan rumus personproduct moment, dengan menggunakan perhitungan komputer dengan SPSS. Berdasarkan uji validitas yang telah dilakukan di SMA PGRI 1 Karangmalang Sragen pada 30 siswi kelas XI dengan jumlah soal 35 pernyataan dikatakan valid karena rhitung> 0,361, didapatkan hasil 3 soal yang tidak valid yaitu soal nomor 11, 24, dan 29, karena rhitung< 0,361. Dengan
adanya
soal
yang
tidak
valid
tersebut
maka
peneliti
menghilangkan 3 soal tersebut. Sehingga soal yang digunakan penelitian sejumlah 32 soal. Rumuspearsonproduct moment adalah:
rxy
N. 6XY- 6X.6Y {N 6X2 6X }{N6Y2 - 6Y } 2
Keterangan: N
: Jumlahresponden
rxy
: Koefisienskorelasiproduct moment
x
: Skorpertanyaan
2
31
y
: Skor total
xy
: Skor pertanyaan dikalikan skor total Instrumendikatakan valid jikanilairhitung>rtabel(Riwidikdo, 2010) .
2. UjiReliabilitas Uji reliabilitas adalah alat ukur yang mempunyai prinsip keajegan, dimana dipakai pada waktu dan tempat yang berbeda mempunyai kemampuan mengukur yang sama. Untuk menguji reliabilitas instrumen menggunakan Alpha Cronbach dengan bantuan komputer SPSS for windows. RumusAlphaChronbachadalahsebagaiberikut:
r11
2 ª k ºª 6Si º «¬ k 1»¼«1 Si2 » ¬ ¼
Keterangan: r11
= Reliabilitas Instrument
k
= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
Si2
= Jumlah varian butir
Si2
= Varians total
Kuesioner atau angket dikatakan reliabel jika memiliki nilai alpha minimal 0,7 (Riwidikdo, 2009). Dari hasil uji realibitas yang telah peneliti lakukan, didapatkan nilai alpha 0,744 yang berarti 0,744 > 0,7. sehingga kuesioner ini dapat dikatakan reliabel untuk dijadikan sebagai instrument penelitian.
32
E. TeknikPengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan cara peneliti untuk mengumpulkan data yang akan dilakukan dalam penelitian (Hidayat, 2007). Menurut Riwidikdo (2009), ada 2 metode untuk memperoleh data, yaitu : 1. Data Primer Data
Primer
adalah
data
yang
secaralangsungdiambildariobjekpenelitianolehpenelitiperoranganmaupuno rganisasi.Data
primer
diperolehsecaralangsungdarisumbernyadandiperolehjawabandaripernyataa n yang disediakanmelaluikuesioner. Dalam Penelitian ini data primer didapatkan dari pengisian kuisioner langsung oleh responden kelas XI tentang
personal
higiene
dalam
mencegah
keputihan
di
SMA
Muhammadiyah 1 Sragen Tahun 2013. 2. Data sekunder Data
sekunderadalah
data
yang
didapattidaksecaralangsungdariobjekpenelitian. Peneliti mendapat data yang sudah jadi yang dapat dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun non komersial. Data sekunder diperoleh dari Guru Kesiswaan SMA Muhammadiyah 1 Sragen yang berupa jumlah siswi kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Sragen.
F. VariabelPenelitian
33
Variabelpenelitianadalahsesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu, misalnya umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010). Data penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu hanya ada satu ciri, sifat atau ukuran yang didapatkan oleh satuan konsep (Notoatmodjo 2010). Variabel penelitian ini adalah pengetahuan siswi kelas XI tentang personal hygiene dalam mencegah keputihan di SMA Muhammadiyah 1 Sragen. G. DefinisiOperasional Merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2010). Table 3.2 DefinisiOperasional Tingkat Pengetahuan Personal Hygiene Dalam Mencegah Keputihan
Variabel
DefinisiOperasional
Skala
Hasil
Ukur Tingkat
Segala sesuatu yang
Ordinal
a. Baik,
bilanilai
pengetahuan
diketahui siswi tentang
yang (x) >mean
siswi kelas XI
pengertian personal
+ 1 SD
tentang
hygiene, tujuan personal
personal
hygiene, hal-hal yang
mean ņ 1 SD
hygiene dalam
diperlukan dalam
x mean + 1 SD
mencegah
personal hygiene untuk
keputihan di
mencegah keputihan,
b. Cukup, bilanilai
c. Kurang, bilanilairespond
34
SMA
pengertian keputihan,
Muhammadiyah penyebab keputihan, 1 Sragen
en (x) <mean ņ 1 SD
pencegahan keputihan
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan Data MenurutHidayat (2007), dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh, diantaranya : a.Editing Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul. b.Coding Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terdapat data yang terdiri atas beberapa kategori. c.Data Entry (Memasukkan Data) Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam master tabel atau database computer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau dengan membuat table kontigensi. d. Melakukan teknik analisis Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data penelitian akan menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dianalisis. Penelitian deskriptif menggunakan
35
statistik deskriptif
yaitu statistika yang membahas cara-cara
meringkas, menyajikan dan mendiskripsikan suatu data dengan tujuan agar mudah dimengerti dan lebih mempunyai makna. Kegiataninidilakukandengancaramenghitung darijawabankuesionerresponden
yang
data sudahdiberikode,
kemudiandimasukkankedalamtabel. 2. Analisis Data Menurut Notoatmodjo (2010), ada 3 jenis analisis data yaitu univariate, bevariate dan multivariate. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis univariate, yaitu pengolahan hasil data yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendiskripsikan karakteristik setiap variable penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan analisis univariate yaitu distribusi pengetahuan kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Sragen tentang personal hygiene dalam mencegah keputihan. Menurut Riwidikdo (2010), untuk membuat 3 kategori yaitu baik, cukup, kurang maka menggunakan parameter : a) Baik, bilanilai yang diperoleh (x) >mean + 1 SD b) Cukup, bilanilai mean ņ 1 SD x mean + 1 SD c) Kurang, bilanilairesponden yang diperoleh (x) <mean ņ 1 SD Untukmencarinilai rata-rata (mean) diperolehdenganrumus :
36
n
¦ x
xi
i :1
n
Keterangan : x1 : Nilaidari data n:Jumlah Data Sedangkanuntukmencari SD (standardeviasi) yaitudenganrumus : n
n
¦x SD
2 i
¦ x1 2 i 1
n
i 1
n 1
Adapun rumus untuk memperoleh score prosentase adalah : Skor prosentase = skor yang diperoleh responden x 100% Total skor maksimal yang seharusnya diperoleh I. Etika Penelitian Menurut Hidayat (2007), etika penelitian merupakan masalah yang sangat
penting
dalam
penelitian,
mengingat
penelitian
kebidanan
berhubungan langsung dengan manusia, maka segi eteika penelitian harus diperhatikan. Yang perlu diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut : 1. Informed consent Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian
dengan
memberikan
lembar
persetujuan.
Informed
consenttersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan. Tujuan informed
37
consentadalah subjek mengerti maksud, dan tujuan penelitian mengetahui dampaknya.
38
2. Anonimity (tanpa nama) Merupakan pemberian jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan. 3.
Kerahasiaan (confidentiality) Merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
J. Jadwal Penelitian Dalam jadwal kegiatan iuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun proposal penelitian sampai dengan penulian laporan penelitian beserta
waktu
berjalan
atau
berlangsungnya
tiap
(Notoatmodjo, 2010). Jadwal penelitian ( Tabel terlampir ).
kegiatan
tersebut
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum 1. Gambaran Umum Penelitian ini dilakukan di SMA Muhammadiyah 1 Sragen yang terletak di Jl. Raya Sukowati Kotak Pos 108 Sragen Kode Pos 57213 Telp (0271) 891946. SMA Muhammadiyah 1 Sragen ini sebelah barat dan timur dibatasi oleh pemukiman penduduk, sebelah utara dibatasi oleh persawahan, dan sebelah selatan dibatasi oleh SMK Muhammadiyah 4 Sragen. SMA Muhammadiyah 1 Sragen ini terbagi menjadi tingkat kelas yaitu kelas X, XI dan XII, yang dibagi dalam 2 jurusan, yaitu Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) dan Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ). Dimana jumlah siswa kelas X sebanyak 205 siswa, kelas XI sebanyak 219 siswa, dan kelas XII sebanyak 265 siswa. Jadi jumlah seluruh siswa SMA Muhammadiyah 1 Sragen tahun ajaran 2012/2013 sebanyak 689 siswa.
38
39
B. Hasil Penelitian Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti mendapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 4.1 Nilai Mean dan Simpangan Deviasi Variabel
Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas XI tentang personal hygiene dalam mencegah keputihan di SMA Muhammadiyah I Sragen Sumber : Riwidikdo, 2010
Mean
Standar Deviasi
26
3,23
1. Baik, bila nilai responden yang diperoleh adalah ( x ) > mean + 1 SD ( x ) > Mean + 1 SD ( x ) > 26,00 + 3,23 ( x ) > 29,23 2. Cukup, bila nilai responden yang diperoleh adalah mean – 1 SD ( x ) mean + 1 SD Mean – 1 SD ( x ) Mean + 1 SD 26,00 – 3,23 ( x ) 26,00 + 3,23 22,67 ( x ) 29,23 3. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh adalah ( x ) < mean – 1 SD ( x ) < Mean – 1 SD ( x ) < 26,00 – 3,23 ( x ) < 22,67
40
Berikut tabel hasil distribusi frekuensi dari hasil penelitian yang telah dilakukan : Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas XI Tentang Personal Hygiene Dalam Mencegah Keputihan Di SMA Muhammadiyah 1 Sragen No.
Pengetahuan
Responden
Prosentase
1
Baik
5
15%
2
Cukup
23
70%
3
Kurang
5
15%
Jumlah
33
100%
Sumber : Data primer Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan tingkat pengetahuan siswi kelas XI tentang personal hygiene dalam mencegah keputihan di SMA Muhammadiyah 1 Sragen yaitu pada tingkat baik sebanyak 5 siswi ( 15% ), cukup sebanyak 23 siswi ( 70% ) dan kurang sebanyak 5 siswi ( 15% ). Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas tingkat pengetahuan siswi kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Sragen tentang personal hygiene dalam mencegah keputihan terbanyak pada kategori cukup yaitu 23 siswi ( 70% ).
41
C. Pembahasan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan mayoritas tingkat pengetahuan siswi kelas XI tentang personal hygiene dalam mencegah keputihan di SMA Muhammadiyah 1 Sragen yaitu cukup sebanyak 23 siswi ( 70% ). Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo, 2010). Menurut Notoatmodjo (2007), faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah pengalaman, pendidikan, kepercayaan, dukungan keluarga, informasi/media, sosial budaya. Pengalaman merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, baik dari pengalaman sendiri maupun orang lain. Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran
untuk
meningkatkan
kemampuan
tertentu,
tingkat
pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin
tinggi
pendidikan
seseorang
maka
semakin
baik
pula
pengetahuannya. Kepercayaan adalah sikap untuk menerima suatu pernyataan percaya berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu.Kepercayaan dapat tumbuh bila berulang kali mendapatkan informasi yang sama. Dukungan keluarga adalah Dukungan atau suport dari orang lain apalagi orang terdekat sangat berperan dalam sukses
42
tidaknya penerapan dalam keseharian remaja putri untuk melakukan kebersihan diri. Informasi/Media adalah sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lainlain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan siswi. Sosial budaya adalah kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik
atau
buruk.
Dengan
demikian
seseorang
akan
bertambah
pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang. Keputihan adalah keluarnya cairan selain darah dari liang vagina di luar kebiasaan, baik berbau maupun tidak berbau maupun tidak berbau dan disertai rasa gatal setempat yang dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang kebersihan daerah kewanitaan. Personal hygiene adalah tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan pada daerah kewanitaan untuk mencegah keputihan. Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan siswi kelas XI tentang personal hygiene dalam mencegah keputihan di SMA Muhammadiyah 1 Sragen terbanyak pada kategori cukup yaitu 23 siswi ( 70% ). Pengetahuan siswi kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Sragen dalam kategori cukup ini dipengaruhi kemungkinan oleh pengalaman, semakin banyak pengalaman tentang
43
kebersihan saat keputihan yang diperoleh dari orang tua maupun lingkungan
sekitar
tempat
tinggalnya
maka
pengetahuan
yang
diperolehnya semakin membaik. Pendidikan karena baru kelas XI maka pengetahuan yang mereka peroleh hanya sebatas yang mereka tahu. Kepercayaan juga berpengaruh terhadap masuknya pengetahuan yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku siswi. Dukungan atau suport dari orang lain apalagi orang terdekat sangat berperan dalam sukses tidaknya penerapan dalam keseharian siswi untuk melakukan kebersihan diri. Selain itu informasi yang diperoleh dari internet maupun media elektronik dapat memberikan pengaruh terhadap pengetahuan siswi. Demikian juga dengan sosial budaya, kebiasaan dan tradisi serta status ekonomi (kemampuan untuk mendapatkan fasilitas yang mendukung dalam mendapatkan pengetahuan) juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan siswi. D. Keterbatasan Dalam penelitian ini pun mempunyai keterbatasan yaitu : 1. Kendala Terbatasnya waktu yang disediakan oleh lembaga terkait sehingga penelitian hanya dilaksanakan dalam waktu yang singkat. 2. Keterbatasan a. Penelitian ini menggunakan satu variabel saja yaitu tingkat pengetahuan siswi kelas XI tentang personal hygiene dalam
44
mencegah keputihan di SMA Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013. b. Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup sehingga responden tidak dapat menjabarkan alasan dari jawabannya dan hanya terpaku pada jawaban yang ada.
BAB V PENUTUP
Sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh peneliti yaitu untuk mengetahuitingkat pengetahuan Remaja putri tentang personal hygiene pada Siswi kelas XI di SMA Muhammadiyah 1 Sragen, maka dengan mengambil sampel sebanyak 33 responden, serta berdasarkan penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Tingkat pengetahuan Remaja putri tentang anemia pada Siswi kelas XI di SMA Muhammadiyah 1 Sragen dalam kategori pengetahuan baik 5 siswi ( 15% ). 2. Tingkat pengetahuan Remaja putri tentang anemia pada Siswi kelas XI di SMA Muhammadiyah 1 Sragen dalam kategori pengetahuan cukup 22siswi ( 70% ). 3. Tingkat pengetahuan Remaja putri tentang anemia pada Siswi kelas XI di SMA Muhammadiyah 1 Sragen dalam kategori pengetahuan kurang 6 siswi (15% ).
45
46
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian mengenaitingkat pengetahuan Remaja putri tentang anemia pada Siswi kelas XI di SMA Muhammadiyah 1 Sragen, maka saran yang dapat peneliti sampaikan adalah : 1. Bagi Ilmu pengetahuan Diharapkan dapat menambah referensi dalam sarana pembuatan karya tulis ilmiah agar dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya khususnya mengenai personal hygiene dalam mencegah keputihan. 2. Bagi Siswi Diharapkan dapat menambah pengetahuan siswi tentang personal hygiene dalam mencegah keputihan di SMA Muhammadiyah 1 Sragen melalui media cetak maupun elektronik. 3. Bagi Peneliti Diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai personal hygiene dalam mencegah keputihan. 4. Bagi Institusi Diharapkan tenaga pendidik ( guru ) untuk memberikan bimbingan yang lebih agar para siswi mempunyai pengetahuan yang lebih baik dari sebelumnya dan memberikan pengertian tentang pentingnya personal hygiene dalam mencegah keputihan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2010. Prosedur Pendekatan Suatu Praktek, Edisi II, Jakarta : Rineka Cipta Camoki. 2007. Keputihan Ih Risih. (online). Available http://camoki86.com. March, 8, 2012 Hidayat, A. A A. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika Josep dan Nugroho, 2010. Kusmiran, 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakara: Salemba Medika Laksmana, 2003. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Gramedia Pustaka Pratiwi, 2012. Buku Pintar Kesehatan Wanita. Yogyakarta: Imperium Nototatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta ––––––––––––––––––.
2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka
Cipta. ––––––––––––––––––,
2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta
Proverawati, Atika 2009. Menarche, Menstruasi Penuh Makna. Yogyakarta: Nuha Medika Prawirohardjo, 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Riwidikdo, H. 2010. Statistik Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi Program R dan SPSS. Yoyakarta: Pustaka Rihana Sadhine, M. 2009. Penyakit Wanita Pencegahan, deteksi dini dan Pengobatannya. Jakarta : Keen Book. Sibagariang, E.E et.al. 2010. Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Trans Info Sugiyono. 2007. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suyanto, 2008. Riset Kebidanan. Yogyakarta: Mitra Cendikia Widyastuti, 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitra Maya